paper politik hukum-dayu

Upload: kadecx-gobel

Post on 03-Apr-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    1/17

    PAPER

    POLITIK HUKUM

    Dosen :

    I Wayan Dateng,S.Ag

    Nama : Ida Ayu Widnyani

    NIM : 12.0123.0.02.100

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    2/17

    i

    KATA PENGANTAR

    Astungkara, segala puji bagi Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa yang telah

    memberikan kasih sayang yang tiada akhir kepada manusia. Dan atas izin Ida

    Sanghyang Widhi Wasa, akhirnya Paper Mata Kuliah Politik Hukum tentang

    Hukum Sebagai Produk Politik ini bisa selesai dikerjakan.

    Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu

    dalam menyelesaikan tugas paper ini, terutama kepada orang tua kami yang

    telah mendidik kami. Harapan kami adalah paper ini bisa bermanfaat bagi

    semua orang yang membacanya, terutama kami pribadi. Selain itu, kami

    mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena kami tahu Paper Mata

    Kuliah Politik Hukum tentang Hukum Sebagai Produk Politik ini masih

    sangat jauh dari sempurna.

    Atas segala kekurangan dan kesalahan penyusun di dalam menyelesaikan

    makalah ini, penyusun mohon maaf. Dan atas segala kelebihan dan kebenaran

    penyusun di dalam menyelesaikan makalah ini, sesungguhnya itu semua hanya

    dari Tuhan.

    Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang

    diberikan terhadap makalah ini.

    Amlapura, 16 Mei 2013

    Penyusun

    Ida Ayu Widnyani

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    3/17

    ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

    BAB I ............................................................................................................. 1

    PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

    A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1

    B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 2

    C. TUJUAN ....................................................................................... 2

    D. METODE ...................................................................................... 2

    BAB II ............................................................................................................ 3

    PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

    A. KONSEP DASAR........................................................................ 3

    1) Hukum.................................................................................. 3

    2) Po li ti k .................................................................................... 53) Po li ti k Hu kum ....................................................................... 5

    B. HUKUM SEBAGAI PRODUK POLITIK....................................... 7

    BAB III ........................................................................................................... 12

    PENUTUP ...................................................................................................... 12

    A. KESIMPULAN .................................................................................... 12

    B. SARAN ............................................................................................... 13

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    4/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses

    yang dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan

    cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang

    diinginkan. Dalam mencapai tujuannya ini manusia melalui beberapa kejadian

    hingga akhirnya membentuk negara.

    Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum yang

    mempunyai tujuan menjunjung tinggi supremasi hukum. Dan hal ini telah

    dijelaskan dalam konstitusi bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

    merupakan rechtstate bukan machtstate. Oleh karena itu, hukum dijunjung tinggi

    di negara ini. Akan tetapi, timbul suatu permasalahan ketika aplikasi dari

    supremasi hukum di Indonesia secara realita ternyata dipengaruhi oleh politik

    dari pemerintahan yang berkuasa, sehingga polltik hukum yang terjadi diIndonesia saat ini menjadi suatu hal yang menarik untuk kami bahas dalam

    makalah ini.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan diatas,

    maka kami merumuskan masalah makalah ini tentang : Bagaimanakah maksud

    dari hukum sebagai produk politik dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia?

    adalah sebagai berikut :

    1. Apa pengertian dari hukum?

    2. Apa pengertian dari politik?

    3. Apa pengertian dari politik hukum?

    4. Bagaimanakah politik hukum di Indonesia?

    5. Bagaimana pelaksanaan politik hukum di Indonesia?

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    5/17

    2

    6. Bagaimanakah baik dan buruknya politik hukum di Indonesia?

    7. Bagaimanakah solusi untuk mengatasinya?

    C. TUJUAN

    Adapun tujuan dari saya dalam pembuatan paper yang sangat singkat ini,

    yaitu:

    1. Kita bisa mengetahui apa maksud dari politik hukum dan hukum sebagai

    produk politik.

    2. Kita bisa mengambil pelajaran dari contoh kasus pelanggaran hukum,

    politik hukum, dan hukum sebagai produk politik.

    3. Sebagai evaluasi terhadap pribadi dan sekitar (lingkungan).

    4. Menambah wawasan mengenai politik hukum.

    D. METODE

    Metode yang saya gunakan dalam penulisan paper singkat ini adalah

    melalui searching internet / penelusuran-penelusuran lewat internet, koran dan

    buku-buku pustaka yang kami ringkas, juga dari opini-opini yang kami miliki

    sendiri.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    6/17

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Dalam pembahasan mengenai hukum sebagai produk poltik, untuk

    pemahaman konsepnya kami membagi ke dalam pembahasan secara ringkas

    mengenai hukum, poltik, dan politik hukum. Hal ini kami lakukan supaya ada

    pemahaman konsep dari pembaca mengenai pembahasan hukum sebagai

    produk politik dari sudut pandang kami. Selain itu, dalam bab ini kami juga

    membahas serta memberikan suatu bukti nyata bahwa hukum sebagai produk

    politik di Indonesia yang disertai analisis berdasarkan sudut pandang penyusun.

    Pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

    A. KONSEP DASAR

    1) Hukum

    Supremasi hukum bisa diartikan sebagai penegakan hukum yang

    tidak pandang bulu. Maksud dari kalimat ini adalah bahwa penegakan

    hukum ini benar-benar berdasarkan asas keadilan yang tidak bisa ditawar

    oleh apapun. Jadi, supremasi hukum ini merupakan suatu tindakan nyata

    dari aparat penegak hukum dalam menegakkan keadilan.

    Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum

    yang tentunya sangat menjungjung tinggi supremasi hukum sehingga

    keadilan merupakan cita-cita yang luhur seperti yang tertuang di dalam

    pembukaan UUD 1945 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

    serta kemanusiaan yang adil dan beradab.

    Hukum berdasarkan sumber yang kami temukan merupakan gejala

    sosial yang selalu berubah mengikuti perkembangan yang ada di dalam

    masyarakatnya yang dipengaruhi oleh zamannya. Dan sistem hukum

    yang digunakan di Indonesia ini merupakan sistem hukum yang lebih

    condong kepada campuran dari eropa continental dan anglo saxon. Akan

    tetapi, sistem hukum eropa continental ini justru lebih condong dalam

    prakteknya. Jadi, dalam rangka penegakkan hukum di Indonesia sesuai

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    7/17

    4

    sistem hukum yang dianut sumber hukum di Indonesia digolongkan ke

    dalam hukum kedalam hukum publik dan privat.

    Langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka

    penegakkan hukum atau yang lebih kita kenal dengan sebutan

    supremasi hukum adalah dengan mengkodifikasikan hukum tersebut

    dan tentunya dengan pengangkatan aparat penegak hukum. Akan tetapi,

    dalam realita saat ini upaya yang dilakukan untuk menegakkan hukum di

    atas segalanya tampaknya masih bisa dikatakan hanya sebuah angan-

    angan. Contoh nyata dari supremasi hukum yang masih angan-angan

    saat ini adalah penyelesaian masalah korupsi yang dilakukan oleh

    pejabat pemerintah terutama Soeharto. Selain itu, ada juga kasus yang

    sekarang juga hangat diperbincangkan yaitu kasus korupsi di kemenpora

    dan kemenakertrans. Apakah supremasi hukum di Indonesia itu memang

    seperti ini.

    Seperti apa yang telah diungkapkan di atas tentang beberapa

    contoh kasus dan tujuan negara Indonesia untuk menjadi negara hukum

    yang menjunjung tinggi hukum di atas segalanya, seharusnya aparat

    penegak hukum beserta pemerintah tidak boleh takut dalam rangka

    mencapai supremasi hukum yang telah dicita-citakan. Tujuan dari suatu

    negara salah satunya adalah menyelenggarakan ketertiban hukum dan

    mencapai kesejahteraan umum. Hal ini membuktikan bahwa perlu untuk

    kita sadari sesunguhnya negara hukum ini merupakan salah satu tujuan

    semua negara terutama negara Indonesia dalam rangka melindungi

    segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia sesuai yang tercantum di

    dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, seluruh warga negara

    Indonesia terutama pemerintah dan aparat penegak hukum perlu

    berperan serta dan berpartisipasi dalam rangka supremasi hukum.

    Kita tentunya perlu tahu dan mengingat kembali tentang apa tujuan

    negara Indonesia. Tujuan negara Indonesia sebenarnya telah sangat

    jelas tertulis di dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, sekarang

    tinggal bagaimana kita mewujudkannya. Tujuan negara ini bukan hanya

    tujuan dan juga cita-cita pemerintah Indonesia, melainkan warga negara

    Indonesia.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    8/17

    5

    2) Politik

    Politik secara bahasa berasal dari kata polis yang artinya kota atau

    negara kota. Kemudian berkembang menjadi politeia yang berarti semua

    yang berhubungan dengan negara atau politika yang berarti

    pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.

    Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama

    yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang

    manusia yang dia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu dia ingin

    menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi

    antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan

    politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak

    dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan

    posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan

    pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima

    pandangannya.

    Namun, beberapa ahli mempunyai pendapat atau definisi

    beragam mengenai politik. Miriam Budiarjo berpendapat bahwa politik

    adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau

    negara) yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari sistem

    tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Politik menyangkut

    who gets what, when, and how (Harold Laswell). Sedangkan Ramlan

    Surbakti mendefinisikan politik sebagai interaksi antara pemerintah dan

    masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan

    keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masayarakat yang

    tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

    3) Politik Hukum

    Politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi

    tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum

    baru maupun dengan penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai

    tujuan negara. Dengan demikian, yang menjadi fokus dalam politik hukum

    ini adalah mengenai hukum yang digunakan sebagai alat untuk mencapai

    cita-cita bangsa dan tujuan negara seperti yang diungkapkan oleh

    Sunaryati Hartono. Teuku Mohammad Radhie mendefinisikan politik

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    9/17

    6

    hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa negara mengenai

    hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan

    hukum yang dibangun.

    Dalam buku politik hukum di Indonesia karangan Moh. Mahfud MD,

    politik hukum diungkapkan bisa bersifat permanen dan bersifat periodik.

    Politik hukum yang bersifat permanen atau jangka panjang misalnya

    pemberlakuan prinsip pengujian yudisial, ekonomi kerakyatan,

    keseimbangan antara kepastian hukum, penggantian hukum-hukum

    peninggalan kolonial dengan hukum-hukum nasional, penguasaan

    sumber daya alam oleh negara, dan sebagainya. Di sini terlihat bahwa

    beberapa prinsip yang dimuat dalam UUD sekaligus berlaku sebagai

    politik hukum. Sedangkan yang bersifat periodik adalah politik hukum

    yang dibuat sesuai dengan perkembangan situasi yang dihadapi pada

    setiap periode tertentu baik yang akan memberlakukan maupun yang

    akan mencabut, misalnya pada periode1973-1978 ada politik hukum

    untuk melakukan kodifikasi dan unifikasi dalam bidang-bidang hukum

    tertentu, pada periode 1983-1988 ada politik hukum untuk membentuk

    Peradilan Tata Usaha Negara.

    Dalam politik hukum, terdapat kurang lebih 3 pendapat yang

    sesungguhnya ketiga pendapat ini sama-sama benar dengan situasi yang

    berbeda. Pendapat yang dimaksudkan adalah mengenai letak dari

    pengaruh hukum dan politik dalam politik hukum. Jadi, ada pendapat

    yang mengemukakan bahwa hukum ini dipengaruhi oleh politik karena

    berkaca dari sudut pandang kenyataan bahwa hukum ini dibuat oleh

    pihak yang berwenang(berkuasa). Dan ada pula yang berpendapat

    bahwa politik dipengaruhi oleh hukum karena berkaca pada harapan akan

    hukum yang menjadi alat untuk mencapai tujuan negara bukan tujuan

    penguasa. Sedangkan pendapat yang terakhir adalah bahwa hukum dan

    politik ini saling mempengaruhi atau tidak ada yang lebih unggul jika

    berkaca pada konsep das sollen-sein, seperti yang diungkapkan oleh

    Mochtar Kusumaatmadja bahwa politik dan hukum itu interdeterminan

    sebab politik .tanpa hukum itu zalim, sedangkan hukum tanpa politik itu

    lumpuh.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    10/17

    7

    B. HUKUM SEBAGAI PRODUK POLITIK

    Dalam pembahasan di atas, telah diungkapkan mengenai 3 pendapat

    dalam politik hukum. Dengan demikian, penyusun melakukan pembahasan

    mengenai hukum sebagai produk politik ini menggunakan konsep bahwa hukum

    dipengaruhi oleh politik. Hal ini penyusun lakukan karena dalam melakukan

    pembahasan hukum sebagai produk politik ini penyusun berkaca pada

    kenyataan yang terjadi di Indonesia. Dalam kenyataannya (das sein), hukum di

    Indonesia ini dibuat oleh suatu badan yang berwenang (legislatif) yang dimana

    penguasa negeri ini mempunyai anggota yang cukup banyak dii badan yang

    berwenang tersebut.

    Sebelum membahas pada contoh kasus dari hukum sebagai produk

    politik di Indonesia, politik yang dianut oleh suatu negara ternyata menentukan

    dari hukum negara tersebut. Di bawah ini terdapat kolom yang menunjukkan

    konfigurasi politik dan produk hukum yang dianut oleh suatu negara sebagai

    berikut:

    Indikator Sistem Politik

    Konf igu rasi Pol i t ik Demokrat is Konf igu rasi Pol i t ik Otori ter

    Parpol dan parlemen kuat,

    menentukan haluan atau kebijakan

    negara.

    Parpol dan parlemen lemah, di

    bawah kendali eksekutif.

    Lembaga eksekutif (pemerintah)

    netral.

    Lembaga eksekutif (pemerintah)

    intervensionis.

    Pers bebas, tanpa sensor dan

    pemberedelan.

    Pers terpasung, diancam sensor

    dan pemberdelan.

    Indikator Karakter Produk Hukum

    Karakter Produk Hukum

    Responsif

    Karakter Produk Hukum

    Ortodoks

    Pembuatannya partisipatif. Pembuatannya sentralistik-

    dominatif.

    Muatannya aspiratif. Muatannya positivist-

    instrumentalistik.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    11/17

    8

    Rincian isian limitatif. Rincian isinya open interpretative.

    Produk hukum responsif adalah produk hukum yang mencerminkan rasa

    keadilan dan memenuhi harapan masyarakat. Dalam proses pembuatannyamemberikan peranan besar dan partisipasi penuh kelompok-kelompok sosial

    atau individu dalam masyarakat. Hasilnya akan bersifat respon terhadap

    kepentingan seluruh elemen, baik dari segi masyarakat ataupun dari segi

    penegak hukum. Hasil dari produk hukum tersebut mengakomodir kepentingan

    rakyat dan penguasanya. Prinsip check and balance akan selalu tumbuh

    terhadap dinamika kehidupan masyarakat.

    Lawan dari hukum responsif adalah produk hukum konservatif atau

    hukum refresif yang merupakan produk hukum yang isinya mencerminkan visi

    sosial elit politik, lebih mencerminkan keinginan pemerintah, bersifat positif

    instrumentalis, yakni menjadi alat pelaksana idiologi dari program negara.

    Berlawanan dengan hukum responsif, hukum konservatif lebih tertutup terhadap

    tuntutan-tuntutan kelompok maupun individu-individu dalam masyarakat. Dalam

    pembuatannya peranan dan partisipasi masyarakat relatif kecil (Moh Mahfud

    Md, Politik hukum di Indonesia). Dalam realita masyarakat Indonesia

    pembentukan produk hukum konservatif ralatif lebih mudah dan lebih gampang

    dilakukan. Walaupun dalam pensahannya mendapat pertentangan ataupun

    melalui perdebatan panjang yang akhirnya lahir produk hukum dalam bentuk

    konsertvatif. Kenyataan ini akan menimbulkan reaksi dari mereka yang merasa

    diskriminasi terhadap kelahiran sebuah produk hukum tersebut. Atau ada juga

    produk hukum yang bertentangan dengan produk hukum yang ada diatasanya.

    Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia, kasus-kasus judicial review

    merupakan bukti nyata terhadap adanya sebuah aturan yang dianggap

    diskriminasi atau peraturan tersebut bertentangan dengan peraturan yang ada

    diatasnya., pengajuan judicial review terhadap peraturan yang lebih rendah

    apabila bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi merupakan salah satu

    bukti lahirnya produk hukum yang konservatif. Polemik bahwa produk hukum

    tersebut merupakan produk hukum konservatif terlihat bahwa hukum itu

    berpihak pada kelompok tertentu atau kepada kepentingan tertentu, artinya

    terjadinya aturan yang berlaku dalam masyarakat bukan atas kehendak atau

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    12/17

    9

    keinginan dari masyarakat namun lebih tertuju terhadap kepentingan politik dari

    para pembuat aturan tersebut maka lahirlah apa yang dinamakan produk hukum

    konservatif. .Salah satu produk hukum yang juga dianggap konservatif adalah

    Undang-undang terorisme dimana lahirnya undang-undang ini mengalami

    banyak perdebatan, kemudian Undang-undang terorisme ini

    mengenyampingkan azas-azas hukum yang lain serta mengenyampingkan Hak

    Asasi Manusia.

    Untuk mengkalkulasikan apakah produk hukum tersebut responsif atau

    konservatif, ada indikator yang bisa dipakai dalam penilaian sebuah produk

    hukum tersebut. Penilaian yang dipakai adalah proses pembuatannya, sifat

    hukumnya, fungsi hukum dan kemungkinan penafsiran terhadap pasal-pasal dari

    produk hukum tersebut. Produk hukum yang berkarakter responsif proses

    pembuatannya bersifat pertisipasif, yakni mengundang sebanyak-banyaknya

    partisipasi semua elemen masyarakat, baik dari segi individu, ataupun kelompok

    masyarakat. Kemudian dilihat dari fungsi hukum yang berkarakter responsif

    tersebut harus bersifat aspiratif yang bersumber dari keinginan atau kehendak

    dari masyarakat, produk hukum tersebut bukan kehendak dari penguasa untuk

    melegitimasikan kekuasaannya. Sehingga fungsi hukum bisa menjadi nilai yang

    telah terkristal dalam masyarakat.

    Kemudian dilihat dari segi penafsiran produk hukum yang berkarakter

    responsif tersebut biasanya memberikan sedikit peluang bagi pemerintah untuk

    membuat penafsiran sendiri melalui berbagai peraturan pelaksana, dan peluang

    yang sempit itupun hanyak berlaku untuk hal yang bersifat teknis, bukan dalam

    sifat pengaturan yang bertentangan dengan aturan yang ada diatasnya.

    Pembangunan hukum responsif ini harus disertakan dengan masyarakat

    yang responsif pula. Karena pilar utama dari penegakan hukum ada dalam diri

    masyarakat. Masyarakat responsif adalah masyarakat atau komonitas yang

    lebih tanggap terhadap tuntutan warganya dan mau mendengarkan keluhan

    serta keinginan-keingian warganya. Masyarakat jenis responsif ini adalah

    masyarakat yang dalam mengungkapkan dan menegakan nilai-nilai sosialnya,

    tujuan-tujuannya, kepentingan-kepentingannya tidak dilakukan dengan melalui

    cara paksaan akan tetapi cendrung dilakukan dengan cara penyebarluasan

    informasi, pengetahuan dan komonikasi. Konsekuensinya, dalam memecahkan

    masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, dan hankamnya terutama

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    13/17

    10

    dilakukan dengan cara-cara persuasif dan dengan memberikan dorongan,

    bukannya unjuk kekuasaan atau bahkan melembagakan budaya kekerasan.

    Kenyataan ini menunjukan betapa pentingan pembangunan hukum responsif

    harus diiringi dengan masyarakat responsif.

    Tuntutan untuk mengagendakan urgensi pembangan hukum responsif

    tersebut secara teoritis juga dilandasi oleh suatu asumsi bahwa hukum, selain

    dapat dipergunakan sebagai tool of social control juga seharusnya dipergunakan

    pula sebagai tool of social engineering yang akan menuntun perubahan-

    perubahan sosial dan cita hukum masyarakat bersangkutan. (M.Abdul kholiq,

    Jurnal hukum dan Keadilan ) Dalam perspektif konstitusional misalnya, hukum

    responsif yang aspiratif dalam arti mengakomodir segala kepentingan

    masyarakat banyak dan dengan demikian juga berarti bahwa hukum tersebut

    bersifat melindungi (social defence), menemukan legitimasinya dalam UUD

    tahun 1945.

    Praktisi Hukum Pada Pusat Advokasi Hukum dan HAM (PAHAM),

    Sumbardalam hubungan ini, bahwa sesungguhnya pada pembukaan UUD 1945

    dalam konteksnya dengan hukum mengandung empat nilai dasar yang

    merupakan law frame yang harus diperhatikan dalam pembangunan hukum di

    Indonesia. Pertama, hukum itu berwatak melindungi (mengayomi) dan bukan

    sekedar berisi muatan norma imperatif (memerintah) begitu saja. Kedua, hukum

    itu mewujudkan kadilan sosial bagi seluruh rakyat. Keadilan sosial disini bukan

    semata-mata sebagai tujuan, akan tetapi sekaligus sebagai pegangan yang

    konkrit dalam membuat peraturan hukum. Ketiga, hukum itu adalah dari rakyat

    dan mengandung sifat kerakyatan. Keempat, hukum adalah pernyataan

    kesusilaan dan moralitas yang tinggi baik dalam peraturan maupun dalam

    pelaksanaanya sebagaimana diajarkan didalam ajaran agama dan adat rakyat

    kita (M. Abdul Kholik). Keseiringan antara nilai hukum dengan keadaan

    masyarakat menjadikan hukum tersebut berpihak serta melindungi masyar akat.

    Maka untuk tercapainya sebuah keadilan akan lebih mudah.

    Dalam mencapai tatanan hukum responsif ini paradigma politik kita juga

    harus diobah. Tujuannya adalah agar kepentingan politik sesaat tidak selallu

    ditonjolkan, yang terjadi dalam era reformasi sekarang ini adalah bahwa

    pembuatan sebuah produk hukum akan selalu ditonjolkan kepentingan politik.

    Makanya untuk membangun sebuah produk hukum yang responsif arah

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    14/17

    11

    perpolitikan Indonesia harus disertai dengan politik bermoral dengan tujuan

    kebersamaan untuk masyarakat. Kalau selama ini banyak partai politik yang

    menonjolkan kepentingan partainya maka untuk masa yang akan datang arah

    politik tersebut lebih menjurus terhadap kepentingan rakyat. Karena kita sadari

    bersama bahwa hukum merupakan produk dari politik, kalau politiknya baik

    maka akan menghasilkan produk hukum yang baik, kalau politiknya buruk akan

    melahirkan produk hukum yang menyengsarakan rakyat.

    Untuk masa yang akan datang dalam proses perubahan, peran

    masyarakat akan sangat dibutuhkan untuk menegakkan hukum, apalagi saat ini

    banyak para elit politik yang mengatasnamakan rakyat namun untungnya adalah

    untuk elit politik sendiri, mudah-mudahan kita membangun hukum responsif

    demi kepentingan bersama. Apabila pembanguna hukum responsif terwujud

    maka budaya hukum masyarakat akan datang dengan sendirinya. Karena

    dengan produk hukum yang dihasilkan secara responsif maka lahirnya aturan itu

    adalah kehendak bersama masyarakat bukan kehendak dari para pembuat

    kebijakan.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    15/17

    12

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan pembahasan yang cukup panjang mengenai politik hukum

    dan hukum sebagai produk politik, maka kami berkesimpulan sebagai berikut:

    1. Pelaksanan supremasi hukum ini membutuhkan partisipasi aktif dari

    seluruh warga negara Indonesia.

    2. Aparat penegak hukum harus tegas dan tidak pandang bulu dalam

    rangka penegakkan hukum.

    3. Pemerintah harus serius dalam menyelesailkan semua kasus hukum,

    dan bila perlu mengeluarkan suatu kebijakan yang ekstrim untuk

    menegakkan supremasi hukum.

    4. Kita harus menyadari bahwa untuk menegakkan hukum dan

    menjadikan negeri ini supremasi hukum, maka harus kita mulai dari

    diri sendiri.

    5. Hukum merupakan alat untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara,

    bukan untuk meraih kepentingan suatu penguasa atau kelompok

    semata.

    6. Rakyat harus berperan aktif(responsif) dalam pembuatan hukum di

    Indonesia supaya terjadi keselarasan antara hukum dan politik di

    negeri ini.

    7. Politik di Indonesia masih mempunyai peran(pengaruh) yangsignifikan dalam pembuatan hukum.

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    16/17

    13

    B. SARAN

    Dalam paper ini saya berkeinginan memberikan saran kepada pembaca

    bahwa dalam pembuatan paper ini saya menyadari bahwa masih banyak

    terdapat kekurangan

    kekurangan baik dari bentuk maupun isinya. Semoga

    dengan paper yang singkat ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu

    pengetahuan

  • 7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Penerbit PT

    Gramedia Pustaka Utama. 2004.

    Djamali, Abdoel. Pengantar Hukum Indonesia edisi revisi. Jakarta: PT

    Raja Grafindo Persada. 2009.

    Hidayat, Komarudin dan Azyumardi Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia,

    dan Masyarakat Madani edisi ketiga. Jakarta: ICCE. 2008.

    Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.

    Cet. IV, 2011.

    R. Soeroso. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2006.

    Soehino. Ilmu Negara.Yogyakarta: Liberty. 2005.