paper politik hukum-dayu
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
1/17
PAPER
POLITIK HUKUM
Dosen :
I Wayan Dateng,S.Ag
Nama : Ida Ayu Widnyani
NIM : 12.0123.0.02.100
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
2/17
i
KATA PENGANTAR
Astungkara, segala puji bagi Tuhan/Ida Sanghyang Widhi Wasa yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada akhir kepada manusia. Dan atas izin Ida
Sanghyang Widhi Wasa, akhirnya Paper Mata Kuliah Politik Hukum tentang
Hukum Sebagai Produk Politik ini bisa selesai dikerjakan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas paper ini, terutama kepada orang tua kami yang
telah mendidik kami. Harapan kami adalah paper ini bisa bermanfaat bagi
semua orang yang membacanya, terutama kami pribadi. Selain itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena kami tahu Paper Mata
Kuliah Politik Hukum tentang Hukum Sebagai Produk Politik ini masih
sangat jauh dari sempurna.
Atas segala kekurangan dan kesalahan penyusun di dalam menyelesaikan
makalah ini, penyusun mohon maaf. Dan atas segala kelebihan dan kebenaran
penyusun di dalam menyelesaikan makalah ini, sesungguhnya itu semua hanya
dari Tuhan.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang
diberikan terhadap makalah ini.
Amlapura, 16 Mei 2013
Penyusun
Ida Ayu Widnyani
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
3/17
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 2
C. TUJUAN ....................................................................................... 2
D. METODE ...................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. KONSEP DASAR........................................................................ 3
1) Hukum.................................................................................. 3
2) Po li ti k .................................................................................... 53) Po li ti k Hu kum ....................................................................... 5
B. HUKUM SEBAGAI PRODUK POLITIK....................................... 7
BAB III ........................................................................................................... 12
PENUTUP ...................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN .................................................................................... 12
B. SARAN ............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
4/17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dengan suatu proses
yang dinamakan interaksi sosial. Sebagai makhluk sosial manusia juga akan
cenderung membentuk kelompok-kelompok tertentu demi mencapai tujuan yang
diinginkan. Dalam mencapai tujuannya ini manusia melalui beberapa kejadian
hingga akhirnya membentuk negara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum yang
mempunyai tujuan menjunjung tinggi supremasi hukum. Dan hal ini telah
dijelaskan dalam konstitusi bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan rechtstate bukan machtstate. Oleh karena itu, hukum dijunjung tinggi
di negara ini. Akan tetapi, timbul suatu permasalahan ketika aplikasi dari
supremasi hukum di Indonesia secara realita ternyata dipengaruhi oleh politik
dari pemerintahan yang berkuasa, sehingga polltik hukum yang terjadi diIndonesia saat ini menjadi suatu hal yang menarik untuk kami bahas dalam
makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan diatas,
maka kami merumuskan masalah makalah ini tentang : Bagaimanakah maksud
dari hukum sebagai produk politik dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia?
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari hukum?
2. Apa pengertian dari politik?
3. Apa pengertian dari politik hukum?
4. Bagaimanakah politik hukum di Indonesia?
5. Bagaimana pelaksanaan politik hukum di Indonesia?
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
5/17
2
6. Bagaimanakah baik dan buruknya politik hukum di Indonesia?
7. Bagaimanakah solusi untuk mengatasinya?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari saya dalam pembuatan paper yang sangat singkat ini,
yaitu:
1. Kita bisa mengetahui apa maksud dari politik hukum dan hukum sebagai
produk politik.
2. Kita bisa mengambil pelajaran dari contoh kasus pelanggaran hukum,
politik hukum, dan hukum sebagai produk politik.
3. Sebagai evaluasi terhadap pribadi dan sekitar (lingkungan).
4. Menambah wawasan mengenai politik hukum.
D. METODE
Metode yang saya gunakan dalam penulisan paper singkat ini adalah
melalui searching internet / penelusuran-penelusuran lewat internet, koran dan
buku-buku pustaka yang kami ringkas, juga dari opini-opini yang kami miliki
sendiri.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
6/17
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan mengenai hukum sebagai produk poltik, untuk
pemahaman konsepnya kami membagi ke dalam pembahasan secara ringkas
mengenai hukum, poltik, dan politik hukum. Hal ini kami lakukan supaya ada
pemahaman konsep dari pembaca mengenai pembahasan hukum sebagai
produk politik dari sudut pandang kami. Selain itu, dalam bab ini kami juga
membahas serta memberikan suatu bukti nyata bahwa hukum sebagai produk
politik di Indonesia yang disertai analisis berdasarkan sudut pandang penyusun.
Pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
A. KONSEP DASAR
1) Hukum
Supremasi hukum bisa diartikan sebagai penegakan hukum yang
tidak pandang bulu. Maksud dari kalimat ini adalah bahwa penegakan
hukum ini benar-benar berdasarkan asas keadilan yang tidak bisa ditawar
oleh apapun. Jadi, supremasi hukum ini merupakan suatu tindakan nyata
dari aparat penegak hukum dalam menegakkan keadilan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara hukum
yang tentunya sangat menjungjung tinggi supremasi hukum sehingga
keadilan merupakan cita-cita yang luhur seperti yang tertuang di dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
serta kemanusiaan yang adil dan beradab.
Hukum berdasarkan sumber yang kami temukan merupakan gejala
sosial yang selalu berubah mengikuti perkembangan yang ada di dalam
masyarakatnya yang dipengaruhi oleh zamannya. Dan sistem hukum
yang digunakan di Indonesia ini merupakan sistem hukum yang lebih
condong kepada campuran dari eropa continental dan anglo saxon. Akan
tetapi, sistem hukum eropa continental ini justru lebih condong dalam
prakteknya. Jadi, dalam rangka penegakkan hukum di Indonesia sesuai
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
7/17
4
sistem hukum yang dianut sumber hukum di Indonesia digolongkan ke
dalam hukum kedalam hukum publik dan privat.
Langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam rangka
penegakkan hukum atau yang lebih kita kenal dengan sebutan
supremasi hukum adalah dengan mengkodifikasikan hukum tersebut
dan tentunya dengan pengangkatan aparat penegak hukum. Akan tetapi,
dalam realita saat ini upaya yang dilakukan untuk menegakkan hukum di
atas segalanya tampaknya masih bisa dikatakan hanya sebuah angan-
angan. Contoh nyata dari supremasi hukum yang masih angan-angan
saat ini adalah penyelesaian masalah korupsi yang dilakukan oleh
pejabat pemerintah terutama Soeharto. Selain itu, ada juga kasus yang
sekarang juga hangat diperbincangkan yaitu kasus korupsi di kemenpora
dan kemenakertrans. Apakah supremasi hukum di Indonesia itu memang
seperti ini.
Seperti apa yang telah diungkapkan di atas tentang beberapa
contoh kasus dan tujuan negara Indonesia untuk menjadi negara hukum
yang menjunjung tinggi hukum di atas segalanya, seharusnya aparat
penegak hukum beserta pemerintah tidak boleh takut dalam rangka
mencapai supremasi hukum yang telah dicita-citakan. Tujuan dari suatu
negara salah satunya adalah menyelenggarakan ketertiban hukum dan
mencapai kesejahteraan umum. Hal ini membuktikan bahwa perlu untuk
kita sadari sesunguhnya negara hukum ini merupakan salah satu tujuan
semua negara terutama negara Indonesia dalam rangka melindungi
segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia sesuai yang tercantum di
dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, seluruh warga negara
Indonesia terutama pemerintah dan aparat penegak hukum perlu
berperan serta dan berpartisipasi dalam rangka supremasi hukum.
Kita tentunya perlu tahu dan mengingat kembali tentang apa tujuan
negara Indonesia. Tujuan negara Indonesia sebenarnya telah sangat
jelas tertulis di dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, sekarang
tinggal bagaimana kita mewujudkannya. Tujuan negara ini bukan hanya
tujuan dan juga cita-cita pemerintah Indonesia, melainkan warga negara
Indonesia.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
8/17
5
2) Politik
Politik secara bahasa berasal dari kata polis yang artinya kota atau
negara kota. Kemudian berkembang menjadi politeia yang berarti semua
yang berhubungan dengan negara atau politika yang berarti
pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Aristoteles (384-322 SM) dapat dianggap sebagai orang pertama
yang memperkenalkan kata politik melalui pengamatannya tentang
manusia yang dia sebut zoon politikon. Dengan istilah itu dia ingin
menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi
antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan
politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak
dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan
posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan
pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima
pandangannya.
Namun, beberapa ahli mempunyai pendapat atau definisi
beragam mengenai politik. Miriam Budiarjo berpendapat bahwa politik
adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau
negara) yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari sistem
tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Politik menyangkut
who gets what, when, and how (Harold Laswell). Sedangkan Ramlan
Surbakti mendefinisikan politik sebagai interaksi antara pemerintah dan
masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masayarakat yang
tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
3) Politik Hukum
Politik hukum adalah legal policy atau garis (kebijakan) resmi
tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan pembuatan hukum
baru maupun dengan penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai
tujuan negara. Dengan demikian, yang menjadi fokus dalam politik hukum
ini adalah mengenai hukum yang digunakan sebagai alat untuk mencapai
cita-cita bangsa dan tujuan negara seperti yang diungkapkan oleh
Sunaryati Hartono. Teuku Mohammad Radhie mendefinisikan politik
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
9/17
6
hukum sebagai suatu pernyataan kehendak penguasa negara mengenai
hukum yang berlaku di wilayahnya dan mengenai arah perkembangan
hukum yang dibangun.
Dalam buku politik hukum di Indonesia karangan Moh. Mahfud MD,
politik hukum diungkapkan bisa bersifat permanen dan bersifat periodik.
Politik hukum yang bersifat permanen atau jangka panjang misalnya
pemberlakuan prinsip pengujian yudisial, ekonomi kerakyatan,
keseimbangan antara kepastian hukum, penggantian hukum-hukum
peninggalan kolonial dengan hukum-hukum nasional, penguasaan
sumber daya alam oleh negara, dan sebagainya. Di sini terlihat bahwa
beberapa prinsip yang dimuat dalam UUD sekaligus berlaku sebagai
politik hukum. Sedangkan yang bersifat periodik adalah politik hukum
yang dibuat sesuai dengan perkembangan situasi yang dihadapi pada
setiap periode tertentu baik yang akan memberlakukan maupun yang
akan mencabut, misalnya pada periode1973-1978 ada politik hukum
untuk melakukan kodifikasi dan unifikasi dalam bidang-bidang hukum
tertentu, pada periode 1983-1988 ada politik hukum untuk membentuk
Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam politik hukum, terdapat kurang lebih 3 pendapat yang
sesungguhnya ketiga pendapat ini sama-sama benar dengan situasi yang
berbeda. Pendapat yang dimaksudkan adalah mengenai letak dari
pengaruh hukum dan politik dalam politik hukum. Jadi, ada pendapat
yang mengemukakan bahwa hukum ini dipengaruhi oleh politik karena
berkaca dari sudut pandang kenyataan bahwa hukum ini dibuat oleh
pihak yang berwenang(berkuasa). Dan ada pula yang berpendapat
bahwa politik dipengaruhi oleh hukum karena berkaca pada harapan akan
hukum yang menjadi alat untuk mencapai tujuan negara bukan tujuan
penguasa. Sedangkan pendapat yang terakhir adalah bahwa hukum dan
politik ini saling mempengaruhi atau tidak ada yang lebih unggul jika
berkaca pada konsep das sollen-sein, seperti yang diungkapkan oleh
Mochtar Kusumaatmadja bahwa politik dan hukum itu interdeterminan
sebab politik .tanpa hukum itu zalim, sedangkan hukum tanpa politik itu
lumpuh.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
10/17
7
B. HUKUM SEBAGAI PRODUK POLITIK
Dalam pembahasan di atas, telah diungkapkan mengenai 3 pendapat
dalam politik hukum. Dengan demikian, penyusun melakukan pembahasan
mengenai hukum sebagai produk politik ini menggunakan konsep bahwa hukum
dipengaruhi oleh politik. Hal ini penyusun lakukan karena dalam melakukan
pembahasan hukum sebagai produk politik ini penyusun berkaca pada
kenyataan yang terjadi di Indonesia. Dalam kenyataannya (das sein), hukum di
Indonesia ini dibuat oleh suatu badan yang berwenang (legislatif) yang dimana
penguasa negeri ini mempunyai anggota yang cukup banyak dii badan yang
berwenang tersebut.
Sebelum membahas pada contoh kasus dari hukum sebagai produk
politik di Indonesia, politik yang dianut oleh suatu negara ternyata menentukan
dari hukum negara tersebut. Di bawah ini terdapat kolom yang menunjukkan
konfigurasi politik dan produk hukum yang dianut oleh suatu negara sebagai
berikut:
Indikator Sistem Politik
Konf igu rasi Pol i t ik Demokrat is Konf igu rasi Pol i t ik Otori ter
Parpol dan parlemen kuat,
menentukan haluan atau kebijakan
negara.
Parpol dan parlemen lemah, di
bawah kendali eksekutif.
Lembaga eksekutif (pemerintah)
netral.
Lembaga eksekutif (pemerintah)
intervensionis.
Pers bebas, tanpa sensor dan
pemberedelan.
Pers terpasung, diancam sensor
dan pemberdelan.
Indikator Karakter Produk Hukum
Karakter Produk Hukum
Responsif
Karakter Produk Hukum
Ortodoks
Pembuatannya partisipatif. Pembuatannya sentralistik-
dominatif.
Muatannya aspiratif. Muatannya positivist-
instrumentalistik.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
11/17
8
Rincian isian limitatif. Rincian isinya open interpretative.
Produk hukum responsif adalah produk hukum yang mencerminkan rasa
keadilan dan memenuhi harapan masyarakat. Dalam proses pembuatannyamemberikan peranan besar dan partisipasi penuh kelompok-kelompok sosial
atau individu dalam masyarakat. Hasilnya akan bersifat respon terhadap
kepentingan seluruh elemen, baik dari segi masyarakat ataupun dari segi
penegak hukum. Hasil dari produk hukum tersebut mengakomodir kepentingan
rakyat dan penguasanya. Prinsip check and balance akan selalu tumbuh
terhadap dinamika kehidupan masyarakat.
Lawan dari hukum responsif adalah produk hukum konservatif atau
hukum refresif yang merupakan produk hukum yang isinya mencerminkan visi
sosial elit politik, lebih mencerminkan keinginan pemerintah, bersifat positif
instrumentalis, yakni menjadi alat pelaksana idiologi dari program negara.
Berlawanan dengan hukum responsif, hukum konservatif lebih tertutup terhadap
tuntutan-tuntutan kelompok maupun individu-individu dalam masyarakat. Dalam
pembuatannya peranan dan partisipasi masyarakat relatif kecil (Moh Mahfud
Md, Politik hukum di Indonesia). Dalam realita masyarakat Indonesia
pembentukan produk hukum konservatif ralatif lebih mudah dan lebih gampang
dilakukan. Walaupun dalam pensahannya mendapat pertentangan ataupun
melalui perdebatan panjang yang akhirnya lahir produk hukum dalam bentuk
konsertvatif. Kenyataan ini akan menimbulkan reaksi dari mereka yang merasa
diskriminasi terhadap kelahiran sebuah produk hukum tersebut. Atau ada juga
produk hukum yang bertentangan dengan produk hukum yang ada diatasanya.
Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia, kasus-kasus judicial review
merupakan bukti nyata terhadap adanya sebuah aturan yang dianggap
diskriminasi atau peraturan tersebut bertentangan dengan peraturan yang ada
diatasnya., pengajuan judicial review terhadap peraturan yang lebih rendah
apabila bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi merupakan salah satu
bukti lahirnya produk hukum yang konservatif. Polemik bahwa produk hukum
tersebut merupakan produk hukum konservatif terlihat bahwa hukum itu
berpihak pada kelompok tertentu atau kepada kepentingan tertentu, artinya
terjadinya aturan yang berlaku dalam masyarakat bukan atas kehendak atau
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
12/17
9
keinginan dari masyarakat namun lebih tertuju terhadap kepentingan politik dari
para pembuat aturan tersebut maka lahirlah apa yang dinamakan produk hukum
konservatif. .Salah satu produk hukum yang juga dianggap konservatif adalah
Undang-undang terorisme dimana lahirnya undang-undang ini mengalami
banyak perdebatan, kemudian Undang-undang terorisme ini
mengenyampingkan azas-azas hukum yang lain serta mengenyampingkan Hak
Asasi Manusia.
Untuk mengkalkulasikan apakah produk hukum tersebut responsif atau
konservatif, ada indikator yang bisa dipakai dalam penilaian sebuah produk
hukum tersebut. Penilaian yang dipakai adalah proses pembuatannya, sifat
hukumnya, fungsi hukum dan kemungkinan penafsiran terhadap pasal-pasal dari
produk hukum tersebut. Produk hukum yang berkarakter responsif proses
pembuatannya bersifat pertisipasif, yakni mengundang sebanyak-banyaknya
partisipasi semua elemen masyarakat, baik dari segi individu, ataupun kelompok
masyarakat. Kemudian dilihat dari fungsi hukum yang berkarakter responsif
tersebut harus bersifat aspiratif yang bersumber dari keinginan atau kehendak
dari masyarakat, produk hukum tersebut bukan kehendak dari penguasa untuk
melegitimasikan kekuasaannya. Sehingga fungsi hukum bisa menjadi nilai yang
telah terkristal dalam masyarakat.
Kemudian dilihat dari segi penafsiran produk hukum yang berkarakter
responsif tersebut biasanya memberikan sedikit peluang bagi pemerintah untuk
membuat penafsiran sendiri melalui berbagai peraturan pelaksana, dan peluang
yang sempit itupun hanyak berlaku untuk hal yang bersifat teknis, bukan dalam
sifat pengaturan yang bertentangan dengan aturan yang ada diatasnya.
Pembangunan hukum responsif ini harus disertakan dengan masyarakat
yang responsif pula. Karena pilar utama dari penegakan hukum ada dalam diri
masyarakat. Masyarakat responsif adalah masyarakat atau komonitas yang
lebih tanggap terhadap tuntutan warganya dan mau mendengarkan keluhan
serta keinginan-keingian warganya. Masyarakat jenis responsif ini adalah
masyarakat yang dalam mengungkapkan dan menegakan nilai-nilai sosialnya,
tujuan-tujuannya, kepentingan-kepentingannya tidak dilakukan dengan melalui
cara paksaan akan tetapi cendrung dilakukan dengan cara penyebarluasan
informasi, pengetahuan dan komonikasi. Konsekuensinya, dalam memecahkan
masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, dan hankamnya terutama
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
13/17
10
dilakukan dengan cara-cara persuasif dan dengan memberikan dorongan,
bukannya unjuk kekuasaan atau bahkan melembagakan budaya kekerasan.
Kenyataan ini menunjukan betapa pentingan pembangunan hukum responsif
harus diiringi dengan masyarakat responsif.
Tuntutan untuk mengagendakan urgensi pembangan hukum responsif
tersebut secara teoritis juga dilandasi oleh suatu asumsi bahwa hukum, selain
dapat dipergunakan sebagai tool of social control juga seharusnya dipergunakan
pula sebagai tool of social engineering yang akan menuntun perubahan-
perubahan sosial dan cita hukum masyarakat bersangkutan. (M.Abdul kholiq,
Jurnal hukum dan Keadilan ) Dalam perspektif konstitusional misalnya, hukum
responsif yang aspiratif dalam arti mengakomodir segala kepentingan
masyarakat banyak dan dengan demikian juga berarti bahwa hukum tersebut
bersifat melindungi (social defence), menemukan legitimasinya dalam UUD
tahun 1945.
Praktisi Hukum Pada Pusat Advokasi Hukum dan HAM (PAHAM),
Sumbardalam hubungan ini, bahwa sesungguhnya pada pembukaan UUD 1945
dalam konteksnya dengan hukum mengandung empat nilai dasar yang
merupakan law frame yang harus diperhatikan dalam pembangunan hukum di
Indonesia. Pertama, hukum itu berwatak melindungi (mengayomi) dan bukan
sekedar berisi muatan norma imperatif (memerintah) begitu saja. Kedua, hukum
itu mewujudkan kadilan sosial bagi seluruh rakyat. Keadilan sosial disini bukan
semata-mata sebagai tujuan, akan tetapi sekaligus sebagai pegangan yang
konkrit dalam membuat peraturan hukum. Ketiga, hukum itu adalah dari rakyat
dan mengandung sifat kerakyatan. Keempat, hukum adalah pernyataan
kesusilaan dan moralitas yang tinggi baik dalam peraturan maupun dalam
pelaksanaanya sebagaimana diajarkan didalam ajaran agama dan adat rakyat
kita (M. Abdul Kholik). Keseiringan antara nilai hukum dengan keadaan
masyarakat menjadikan hukum tersebut berpihak serta melindungi masyar akat.
Maka untuk tercapainya sebuah keadilan akan lebih mudah.
Dalam mencapai tatanan hukum responsif ini paradigma politik kita juga
harus diobah. Tujuannya adalah agar kepentingan politik sesaat tidak selallu
ditonjolkan, yang terjadi dalam era reformasi sekarang ini adalah bahwa
pembuatan sebuah produk hukum akan selalu ditonjolkan kepentingan politik.
Makanya untuk membangun sebuah produk hukum yang responsif arah
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
14/17
11
perpolitikan Indonesia harus disertai dengan politik bermoral dengan tujuan
kebersamaan untuk masyarakat. Kalau selama ini banyak partai politik yang
menonjolkan kepentingan partainya maka untuk masa yang akan datang arah
politik tersebut lebih menjurus terhadap kepentingan rakyat. Karena kita sadari
bersama bahwa hukum merupakan produk dari politik, kalau politiknya baik
maka akan menghasilkan produk hukum yang baik, kalau politiknya buruk akan
melahirkan produk hukum yang menyengsarakan rakyat.
Untuk masa yang akan datang dalam proses perubahan, peran
masyarakat akan sangat dibutuhkan untuk menegakkan hukum, apalagi saat ini
banyak para elit politik yang mengatasnamakan rakyat namun untungnya adalah
untuk elit politik sendiri, mudah-mudahan kita membangun hukum responsif
demi kepentingan bersama. Apabila pembanguna hukum responsif terwujud
maka budaya hukum masyarakat akan datang dengan sendirinya. Karena
dengan produk hukum yang dihasilkan secara responsif maka lahirnya aturan itu
adalah kehendak bersama masyarakat bukan kehendak dari para pembuat
kebijakan.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
15/17
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang cukup panjang mengenai politik hukum
dan hukum sebagai produk politik, maka kami berkesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanan supremasi hukum ini membutuhkan partisipasi aktif dari
seluruh warga negara Indonesia.
2. Aparat penegak hukum harus tegas dan tidak pandang bulu dalam
rangka penegakkan hukum.
3. Pemerintah harus serius dalam menyelesailkan semua kasus hukum,
dan bila perlu mengeluarkan suatu kebijakan yang ekstrim untuk
menegakkan supremasi hukum.
4. Kita harus menyadari bahwa untuk menegakkan hukum dan
menjadikan negeri ini supremasi hukum, maka harus kita mulai dari
diri sendiri.
5. Hukum merupakan alat untuk mencapai cita-cita dan tujuan negara,
bukan untuk meraih kepentingan suatu penguasa atau kelompok
semata.
6. Rakyat harus berperan aktif(responsif) dalam pembuatan hukum di
Indonesia supaya terjadi keselarasan antara hukum dan politik di
negeri ini.
7. Politik di Indonesia masih mempunyai peran(pengaruh) yangsignifikan dalam pembuatan hukum.
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
16/17
13
B. SARAN
Dalam paper ini saya berkeinginan memberikan saran kepada pembaca
bahwa dalam pembuatan paper ini saya menyadari bahwa masih banyak
terdapat kekurangan
kekurangan baik dari bentuk maupun isinya. Semoga
dengan paper yang singkat ini para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu
pengetahuan
-
7/28/2019 Paper Politik Hukum-DAYU
17/17
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. 2004.
Djamali, Abdoel. Pengantar Hukum Indonesia edisi revisi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. 2009.
Hidayat, Komarudin dan Azyumardi Azra. Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
dan Masyarakat Madani edisi ketiga. Jakarta: ICCE. 2008.
Mahfud MD, Moh. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press.
Cet. IV, 2011.
R. Soeroso. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2006.
Soehino. Ilmu Negara.Yogyakarta: Liberty. 2005.