paper 03(2)

23
FINANCIAL MANAGEMENT BEST FIT Fatimah Meidian W.G. Marheni Dwi Sandra MYS Andika Putra Uswatun Hasanah

Upload: fatimah-meidian-gayatri

Post on 08-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: paper 03(2)

FINANCIAL MANAGEMENT

BEST FITFatimah Meidian W.G. Marheni Dwi Sandra

MYS Andika Putra Uswatun Hasanah

Page 2: paper 03(2)

Latar Belakang

Perusahaan Best-Fit adalah perusahaan yang bergerak di bidang garment dengan produksi utama baju dan celana panjang dengan berbagai merek. Produk-produknya dijual melalui toko terutama department stores. Pasar yang dituju adalah kelas menengah ke bawah oleh karena itu penentuan harga merupakan hal yang sangat sensitif. Akibatnya margin keuntungan juga relative kecil, dan untuk memperoleh laba yang cukup besar harus ditempuh dengan penjualan yang cukup besar pula. Oleh karena itu toko dan department store sebagai outletnya harus disesuaikan dengan target pasarnya.

Pada akhir Maret 2011, Direktur Utama Best-Fit, Bapak Amanto, menerima laporan keuangan dari akuntan publik yang disewa perusahaan untuk mengamati kondisi keuangan pada tahun 2009 dan 2010. Laporan keuangan tersebut disajikan dengan cara membandingkan antara tahun 2009 dan 2010, Bapak Amanto merasa kecewa saat membaca laporan tersebut, karena beberapa hal yang terjadi pada perusahaan sangat di luar dugaan. Tertera bahwa penjualan meningkat lebih dari 45% dari Rp 30 miliar menjadi Rp 43,7 miliar, tetapi laba operasi hanya meningkat 23%. Bahkan laba setelah pajak hanyak meningkat 10%. Bapak Amanto juga mengetahui perusahaan telah melakukan ekspansi dengan menambah mesin-mesin baru pada awal tahun 2010. Padahal yang ia ketahui tidak ada masalah dalam pengoperasian mesin-mesin tersebut. Selain itu, ia melihat adanya beberapa indokator yang mencemaskannya yaitu:

i. Piutang dagang telah meningkat jauh lebih tinggi dari peningkatan penjualan,ii. Operating profit margin telah menurun,

iii. Likuiditas memburuk.

Indicator terakhir mencemaskan Bapak Amanto karena mengingat bahwa perusahaan harus menjaga current ratio tidak lebih rendah dari 200% sebagaimana yang dipersyaratkan oleh bank, atau bank akan membebani bunga yang lebih tinggi. Oleh karena itu ia memutuskan untuk memanggil para direksi untuk membahas masalah yang dihadapi perusahaan, untuk mengenali sumber masalahnya dan mencari solusi yang tepat untuk penyelesaiannya.

Berikut ini ringkasan rapat para direksi perusahaan Best-Fit yang dihadiri oleh Direktur Utama (PD), Direktur Keuangan (DF), Direktur Produksi (DP) dan Direktur Pemasaran (DM) untuk membahas kondisi keuangan perusahaan.

PD: Adanya program ekspansi pada awal tahun 2010 tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, jumlah laba memang meningkat tetapi dilihat dari indikator profitabilitas seperti operating profit margin dan basic earning power yang menurun. Apakah terjadi karena ada pemborosan dalam proses produksi atau kenaikan harga bahan baku? Laporan keuangan juga menunjukkan bahwa current ratio menurun padahal perusahaan harus mempertahankan minimal sebesar 200%.

DP: Tidak ada masalah yang cukup berarti dalam proses produksi. Apabila meneliti biaya produksi, maka masalahnya terletak pada biaya bahan baku yang lebih tinggi yaitu proporsi biaya bahan baku kira-kira 50% dari harga jual.

Page 3: paper 03(2)

DF: Penjelasan mengenai meningkatnya bahan baku yaitu pemasok bahan baku menawarkan term of sales 4/60 net 120 pada tahun 2009. Tetapi pada tahun 2010 perusahaan memutuskan untuk membayar pada hari ke 120 sehingga menimbulkan pendanaan yang awalnya 2.55 miliar pada tahun 2009 menjadi 7.30 miliar pada tahun 2010.

PD: Hutang dagang meningkat yang berakibat menurunkan current ratio dari 202% pada tahun 2009 menjadi 174% tahun 2010.

DF: Masalahnya hanya karena trade-off antara likuiditas dan profitabilitas. Perusahaan dapat mengurangi hutang dagang menjadi Rp 5.6 miliar agar current ratio bisa mencapai 200%. Tetapi perusahaa harus mencari tambahan hutang jangka panjang sebesar selisihnya yaitu Rp 1.7 miliar karena suku bunga pinjaman 12%, maka perusahaan harus membayar biaya bunga 12% x Rp 1,7 miliar = Rp 204 juta. Hal ini bisa menyebabkan biaya bunga menjadi Rp 1.884 juta dan laba sebelum pajak tinggal Rp 2.616 juta. Ini berarti laba setelah pajak tinggal Rp 1.831 juta atau hamper Rp 140 juta lebih rendah.

DP: Perusahaan harus membayar bunga pinjaman jangka pendek yang lebih tinggi.

DF: Tetapi dendanya hanyalah membayar bunga 1% lebih tinggi. Mungkin dapat dinegosiasikan ulang agar dendanya hanya 0,5%. Kalau pinjaman jangka pendek Rp.4,8 miliar, maka denda tersebut hanya Rp.24 juta. Lebih baik membayar Rp.24 juta dan menghemat Rp.204 juta. Seandainya tidak memperoleh keringanan, tambahan bunga hanya sebesar Rp.48 juta, lebih rendah dari Rp.204 juta. Karena itu biarlah hutang dagang meningkat daripada menambah hutang jangka panjang.

PD: Tetapi profitabilitas akan turun.

DF: Harus meningkatkan efisiensi operasi karena masalahnya pada keputusan operasi bukan pada keputusan pendanaannya.

DM: Cara untuk meningkatkan profitabilitas adalah dengan menigkatkan efisiensi perusahaan. Strategi pemasaran lebih agresif bisa meningkatkan penjualan bukan melakukan promosi besar-besaran. Memperpanjang persyaratan penjualan kredit menjadi 3 bulan maka akan meningkatkan penjualan menjadi Rp 52 miliar pada tahun 2011 atau meningkat 19% dari tahun 2010.

DF Strategi tersebut memerlukan tambahan dana untuk membiayai modal kerja.

DM Strategi harus dilakukan karena pesaing telah melakukan juga supaya tidak terjadi masalah dalam penjualan. Apabila memerlukan pendanaan yang lebih banyak, bisa meminjam lebih banyak karena bunga kredit jangka panjang hanya 12%.

DF: Sesuai dengan matching principle, maka kebutuhan jangka pendek sebaiknya

Page 4: paper 03(2)

dibiayai dengan sumber dana jangka pendek.

DM Lebih baik memilih bunga yang lebih rendah

DP Diperkirakan operating profit margin bisa meningkat 1-2%. Apabila pada tahun 2010 sekitar 10%, maka tahun 2011 menjadi 11-12%.

DM: Kira-kira akan memperoleh laba operasi Rp 6,2 miliar pada tahun 2011, apabila tidak melakukan strategi pemasaran agresif, penjualan hanya akan naik 10% pada tahun 2011. Artinya hanya Rp 48 miliar dengan laba operasi hanya sebesar Rp 4,8 miliar.

Pertanyaan:

1. Apakah keputusan untuk tidak memanfaatkan diskon yang ditawarkan pemasok pada tahun 2010 benar? Dengan kata lain, apakah argument yang disampaikan oleh direktur keuangan untuk tidak mengambil diskon dapat dibenarkan? Apa dampak keputusan tersebut pada laba operasi dan modal kerja operasional neto (net operating working capital)? Tunjukkan perhitungannya.

2. Haruskah perusahaan menggunakan strategi kebijakan harga yang agresif (menawarkan kredit jangka waktu 3 bulan), ataukah lebih baik tetap menggunakan strategi yang sekarang (kredit jangka waktu 2 bulan)? Tunjukkan perhitungannya.

3. Direktur utama berpendapat bahwa dengan demikian terdapat 4 (empat) opsi pilihan strategi, yaitu: a. Tidak mengambil diskon yang ditawarkan pemasok dan tetap menggunakan

kebijakan harga seperti saat ini.b. Mengambil diskon yang ditawarkan pemasok dan tetap menggunakan kebijakan

harga seperti saat ini.c. Tidak mengambil diskon yang ditawarkan pemasok dan menggunakan kebijakan

harga yang agresif.d. Mengambil diskon yang ditawarkan pemasok dan menggunakan kebijakan harga

yang agresif.

Analisislah keempat alternative tersebut dengan menunjukkan dampaknya pada kebutuhan pendanaan dan laba operasi. Alternatif mana yang terbaik?

4. Apakah pendapat DM yang mengatakan bahwa “penambahan modal kerja lebih baik dibiayai dengan penambahan hutang jangka panjang”, benar? Jelaskan pendapat saudara.

5. Dengan menggunakan alternative yang saudara/ri pilih pada pertanyaan 3, buatlah pro-forma (projected) financial reports untuk tahun 2011 dengan menggunakan asumsi-asumsi tambahan sebagai berikut:a. Kas, persediaan dan “other payable” akan meningkat secara proporsional dengan

penjualan.b. Tidak ada pembelian tambahan asset tetap pada tahun 2011.c. Beban penyusutan pada tahun 2011 sama dengan tahun 2010.

Page 5: paper 03(2)

d. Tidak ada penambahan ekuitas baru pada tahun 2011.e. Kalau perusahaan memerlukan tambahan dana dari luar perusahaan, maka hutang

jangka panjang akan ditambah untuk mempertahankan current ratio.f. Bunga hutang bank (jangka pendek) sebesar 13% per tahun.g. Bunga hutang jangka panjang12% per tahun.h. Tarif pajak penghasilan sekitar 30%.i. Perusahaan tidak membagikan dividen pada tahun 2011.

Apa kesimpulan saudara/ri terutama menyangkut aspek profitabilitas dan leverage? Apakah perusahaan akan mampu mempertahankan persyaratan bank (covenant) yaitu current ratio sebesar 200%?

Nomor 1

Page 6: paper 03(2)

Rumus perhitungan :

Biaya bahan baku sebesar 50% dari sales. Biaya bahan baku dianggap sebagai COGM karena tidak ada keterangan mengenai biaya tenaga kerja dan overhead. Berikut beberapa perhitungan untuk neraca 2010 dengan diskon 4 %:

Trade Payable : (Sales / 6) x 50%

: (Rp 43.700 / 6) x 50%

: Rp 3.642

Angka 6 muncul karena jangka waktu pembayaran piutang dari pelanggan adalah 2 bulan, sehingga 12 bulan/ 2 bulan adalah 6

Total Current Liabilities : Trade Payable + Other Payable + Bank Loans

: Rp 3.462 + Rp 700 + Rp 4.800

: Rp 9.142

Long Term Debt : Long term debt 2010+(trade payable 2010 -trade payable dengan diskon)

: Rp 8.800 + (Rp 7.300-Rp 3.642)

: Rp 12.458

Berikut perhitungan untuk laba rugi 2010 (tanpa diskon)

Biaya bahan baku : Sales x 50%

: Rp 43.700 x 50%

: Rp 21.850

COGS : Inventory 2009 + Biaya bahan baku – Inventory 2010

: Rp 12.200 + Rp 21.850 – Rp 14.700

: Rp 19.350

Biaya lain-lain : Sales – COGS

: Rp 43.700 – Rp 19.350

: Rp 19.850

Page 7: paper 03(2)

Berikut perhitungan untuk laba rugi dengan diskon 4%

Biaya bahan baku : Sales x 50% x 96%

: Rp 43.700 x 50% x 96%

: Rp 20.976

COGS : Inventory 2009 + Biaya bahan baku – Inventory 2010

: Rp 12.200 + Rp 20.976– Rp 14.700

: Rp 18.476

Biaya lain-lain : Sales – COGS

: Rp 43.700 – Rp 18.476

: Rp 19.850

NOWC

2010 : Total Current Assets – ( Trade Payable+Other Payable)

: Rp 22.260 – ( Rp 7.300+Rp 700)

: Rp 14.260

2010 Diskon : Total Current Assets – ( Trade Payable+Other Payable)

: Rp 22.260 – (Rp 3.642+Rp700)

: Rp 17.918

Current Ratio

2010 : (Current Asset / Current Liability) x100%

: (Rp 22.260/Rp 12.800) x 100%

: 174 %

2010 Diskon : (Current Asset / Current Liability) x100%

: (Rp 22.260/Rp 9.142) x 100%

: 244%

Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

Page 8: paper 03(2)

- Laba operasi ketika memanfaatkan diskon 4% akan lebih tinggi daripada ketika tidak memanfaatkan diskon

- NOWC ketika memanfaatkan diskon 4% akan lebih tinggi daripada ketika tidak memanfaatkan diskon. Hal ini disebabkan Best Fit harus membayar utang ke pemasok dalam waktu yang lebih pendek (60 hari) namun kebijakan pembayaran utang menggunakan long term debt sehingga current liabilitiesnya berkurang.

- Keputusan direktur keuangan untuk tidak memanfaatkan diskon kurang tepat. Seharusnya beliau memanfaatkan diskon karena Laba operasi nya lebih tinggi. NOWC semakin tinggi semakin bagus. Dari current ratio pun untuk 2010 dengan diskon berhasil mempertahankan di atas 200%. Jadi lebih baik diskon tersebut dimanfaatkan.

Nomor 2

Page 9: paper 03(2)

Kebijakan Best Fit untuk menentukan batas waktu piutang pelanggan akan berpengaruh pada Cash Conversion Cycle. Untuk itu dalam menentukan apakah mereka tetap menggunakan dua bulan atau mengganti dengan strategi agresif ( tiga bulan ) maka dilakukan penghitungan CCC. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan CCC yaitu :

- Direktur Keuangan memilih menggunakan diskon- Sales ketika strategi agresif menjadi Rp 52.000 (naik 19%)- Inventory turun 19%- Account Receivable naik 19% (asumsi semua pertambahan penjualan dalam bentuk

piutang sehingga tidak merubah kas)Beberapa perhitungan berkaitan dengan neraca 2010 dengan asumsi diskon dan menggunakan strategi agresif yaitu :Account Receivable : Account receivable 2010 diskon +(19%x account receivable 2010 diskon)

: Rp 7.300 + (19%xRp 7.300)

: Rp 8.687

Inventory : Inventory 2010 diskon –(19% x Inventory 2010 diskon)

: Rp 14.700 –(19% x Rp 14.700)

: Rp 11.907

Trade Payable : (Sales / 6) x 50%

: (Rp 52.000/6) x 50%

: Rp 4.333

Total Current Liabilities : Trade payable + Other Payable + Bank Loans

: Rp 4.333 + Rp 700 + Rp 4800

: Rp 9.833

Long term debt : Long term debt 2010 (agresif) +(trade payable 2010(agresif) -trade payable dengan diskon (agresif))

: Rp 6.027 + (Rp 8.667-Rp 4.333)

: Rp 10.361

Biaya bahan baku : Sales x 50% x 96%

: Rp 52.000 x 50% x 96%

: Rp 24.960

Page 10: paper 03(2)

COGS : Inventory 2009 + Biaya bahan baku 2010 diskon (agresif) – Inventory 2010 diskon (agresif)

: Rp 12.200 + Rp 24.960– Rp 11.907

: Rp 25.253

Operating Income : Sales – COGS – Biaya Lain-lain

: Rp 52.000 – Rp 25.253 – Rp 19.850

: Rp 6.897

Interest : (13% x utang jangka pendek)+(12% x utang jangka panjang)

: (13%xRp 9.833)+(12%xRp 10.361)

: Rp 1.867

EBT : Operating Income – Interest

: Rp 6.897 – Rp 1.867

: Rp 5.030

Income Tax : EBT x 30%

: Rp 5.030 x 30%

: Rp 1.509

EAT : EBT –Income tax

: Rp 5.030 – Rp 1.509

: Rp 3521

Beberapa perhitungan dalam mencari CCC yaitu :

Inventory Conversion Period

2 Bulan : Inventory / (COGS/3600)

: Rp 14.700 / ( Rp 18.476/360)

: 286 hari

3 Bulan : Inventory / (COGS/3600)

: Rp 11.907 / ( Rp 25.253/360)

: 170 hari

Page 11: paper 03(2)

Receivables Collection Period

2 Bulan : Account Receivable / (Annual Sales/3600)

: Rp 7.300 / ( Rp 43.700/360)

: 60 hari

3 Bulan : Account Receivable / (Annual Sales/3600)

: Rp 8.687 / ( Rp 52.000/360)

: 60 hari

Payable Defferal Period

2 Bulan : Account Payable / (COGS/3600)

: Rp 3.642 / ( Rp 18.476/360)

: 71 hari

3 Bulan : Account Payable / (COGS/3600)

: Rp 4.333 / ( Rp 25.253/360)

: 62 hari

Cash Conversion Cycle

2 Bulan : Inv. conversion period+ receivable collection period - payable deferral period

: 286 hari +60 hari+71 hari

: 276 hari

3 Bulan : Inv. conversion period+ receivable collection period - payable deferral period

: 170 hari+ 60 hari+62 hari

: 168 hari

Jika dilihat dari perhitungan CCC maka kondisi strategi agresif menghasilkan CCC lebih rendah daripada tanpa strategi agresif. Hal ini dikarenakan ada kenaikan penjualan, kenaikan piutang dan penurunan inventory. Penurunan inventory kemudian berpengaruh pada COGS. Untuk itu Best Fit bisa mengubah kebijakan pembayaran dari pelanggan menjadi 3 bulan (strategi agresif).

Page 12: paper 03(2)

Nomor 3 :

Data untuk tahun 2010, 2010 dengan diskon, dan 2010 dengan diskon (strategi agresif) ada pada nomor-nomor sebelumnya. Untuk itu berikut perhitungan terkait tahun 2010 (strategi agresif) :

Account receivable : Account receivable 2010 +(19% x account receivable 2010 )

: Rp 7.300 + (19%xRp 7.300)

: Rp 8.687

Inventory : Inventory 2010 –(19% x Inventory 2010)

: Rp 14.700 –(19% x Rp 14.700)

: Rp 11.907

Trade Payable : (Sales / 3) x 50%

: (Rp 52.000/3) x 50%

: Rp 8.667

Total Current Liabilities : Trade payable + Other Payable + Bank Loans

: Rp 8.667 + Rp 700 + Rp 4800

: Rp 14.167

Long term debt : Long term debt 2010 +(trade payable 2010 -trade payable 2010 (agresif))

: Rp 8.800 + (Rp 7.300-Rp 8.667)

: Rp 6.027

Biaya bahan baku : Sales x 50%

: Rp 52.000 x 50%

: Rp 26.000

COGS : Inventory 2009 + Biaya bahan baku 2010 (agresif) – Inventory 2010 (agresif)

: Rp 12.200 + Rp 26.000– Rp 11.907

: Rp 26.293

Operating Income : Sales – COGS – Biaya Lain-lain

: Rp 52.000 – Rp 26.000 – Rp 19.850

Page 13: paper 03(2)

: Rp 5.857

Interest : (13% x utang jangka pendek)+(12% x utang jangka panjang)

: (13%xRp 14.167)+(12%xRp 6.027)

: Rp 1.347

EBT : Operating Income – Interest

: Rp 5.857 – Rp 1.347

: Rp 4.510

Income Tax : EBT x 30%

: Rp 4.510 x 30%

: Rp 1.353

EAT : EBT – Income tax

: Rp 4.510 – Rp 1.353

: Rp 3.157

NOWC : Total Current Assets – ( Trade Payable+Other Payable)

: Rp 20.854 – (Rp 8.667 + Rp 700)

: Rp 11.847

Jika dilihat dari dampak terhadap laba operasi dan kebutuhan pendanaan maka Best Fit seharusnya memilih opsi kedua yaitu memanfaatkan diskon dan tidak menerapkan strategi agresif. Dari sisi current ratio antara opsi kedua dan keempat sama-sama bisa mempertahankan di atas 200% namun opsi kedua lebih tinggi. Selain itu NOWC dari opsi kedua memiliki angka paling tinggi. NOWC menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancarnya.Hal ini menunjukkan keamanan bagi kreditur jangka pendek dan menjamin operasi di masa depan. NOWC sifatnya lebih long term. Sedangkan operating income lebih shor term. Sehingga lebih baik memilih opsi kedua meskipun dia tidak memiliki operating income tertinggi.

Page 14: paper 03(2)

Nomor 4

Asumsi Direktur Keuangan menggunakan diskon dan term pembayaran piutang 2 bulan

Penggunaan utang jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh pada komposisi pasiva di neraca.

Utang jangka pendek

Bank Loans 2010 diskon : Bank loans 2010 +(Trade payable 2010 -Trade payable 2010 diskon)

: Rp 4.800+( Rp 7.300-Rp3.642)

: Rp 8.458

Untuk Long term debt tidak mengalami perubahan tetap Rp 8.800. Perubahan komposisi ini mempengaruhi interest payment.

Interest payment : (13% x utang jangka pendek)+(12% x utang jangka panjang)

: (13% x Rp 8.458)+(12% x Rp 8800)

: Rp 2.156

Utang jangka panjang

Long term debt : Long term debt 2010 +(trade payable 2010 -trade payable dengan diskon )

: Rp 8.800 + (Rp 7.300-Rp 3.642)

: Rp 12.458

Untuk bank loans tidak mengalami perubahan. Adanya perubahan pada long term debt akan mempengaruhi interest payment.

Interest payment : (13% x utang jangka pendek)+(12% x utang jangka panjang)

: (13%xRp 4.800)+(12%xRp 12.458)

: Rp 2.119

Page 15: paper 03(2)

Berdasarkan perhitungan, ada selisih pada dana pendanaan untuk memperoleh piutang. Jika menggunakan utang jangka pendek maka akan ada pendanaan sebesar Rp 473,42 sedangkan jika menggunakan utang jangka panjang pendanaan sebesar Rp 437. Hal ini memperlihatkan bahwa ada penghematan Rp 36,42 jika Best Fit menggunakan utang jangka panjang. Sehingga lebih baik Best Fit menggunakan utang jangka panjang.

Page 16: paper 03(2)

Nomor 5

Rasio profitabilitas digunakan untuk melihat kemampuan Best Fit dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan memberikan gambaran tentang efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.

- Gross Profit Margin Melihat kemampuan Best Fit untuk berproduksi secara efisien. Gross profit margin tahun 2011 hanya meningkat 0,1%. Namun ini menunjukkan adanya peningkatan efisiensi dalam produksi Best Fit walaupun sedikit.

- Net Profit MarginRasio yang digunakan untuk melihat kemampuan Best Fit dalam menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi NPM semakin bagus. NPM tahun 2011 diperkirakan naik 57% dibanding 2010. Peningkatan operating expenses mampu diimbangi dengan peningkatan sales.

- BEPRasio ini memperlihatkan kemampuan asset dalam menghasilkan laba. BEP tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 44,67%. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan asset Best Fit dalam menghasilkan laba.

Rasio Leverage digunakan untuk melihat seberapa besar Best Fit menggunakan utang dari luar untuk membiayai operasionalnya.

- Debt RatioRasio ini memperlihatkan seberapa banyak asset yang mereka miliki yang didanai dari utang. Debt ratio Best Fit 2011 mengalami penurunan 6%. Hal ini bisa menjadi berita baik karena penurunan debt ratio juga menandakan adanya penurunan terhadap risiko gagal bayar utang.

- Debt To Equity RatioRasio ini membandingkan utang dengan modal sendiri sehingga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya dengan modalnya sendiri. Semakin tinggi maka semakin beresiko. DER Best Fit tahun 2011 mengalami penurunan 18,4% ini berarti risiko dari Best Fit turun.

- Long Term Debt To Equity RatioMemperlihatkan bagian modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan untuk membayar utang jangka panjang. Long term debt to equity ratio tahun 2011 naik karena jumlah utang jangka panjang naik.

- Times Interest Earned RatioMengukur bagian keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga utang jangka panjangnya. Semakin tinggi TIER semakin bagus. Best Fit pada 2011 mengalami peningkatan TIER sebesar 12,9%. Ini berarti jumlah laba mereka mampu menutup bunga utang jangka panjang mereka.

Page 17: paper 03(2)

Jika dilihat dari rasio profitabilitasnya maka kondisi perusahaan Best Fit bagus karena operasinya lebih efisien dan kemampuan menghasilkan laba juga bagus.Jika dilihat dari rasio leveragenya Best Fit juga bagus. Dia memiliki kemampuan untuk menutup utang jangka panjang dan bunganya sehingga risiko gagal bayarnya tidak tinggi.

Current ratio digunakan untuk melihat kemampuan Best Fit dalam membayar utang lancarnya menggunakan asset lancar. Direktur utama menginginkan rasio ini berada di atas 200%. Pada tahun 2011 current ratio Best Fit mencapai 253% dan ini sesuai harapan direktur utama.

Kesimpulan1. Keputusan direktur keuangan untuk tidak memanfaatkan diskon tidak dapat dibenarkan.

Page 18: paper 03(2)

2. Jika dilihat dari perhitungan Cash Conversion Cycle maka Best Fit bisa menggunakan strategi agresif dalam pengumpulan piutang

3. Opsi terbaik bagi Best Fit yaitu memanfaatkan diskon tetapi tidak menggunakan strategi agresif. Opsi tersebut menawarkan NOWC dan current ratio paling tinggi

4. Penggunaan utang jangka panjang memberikan penghematan disbanding jika menggunakan utang jangka pendek untuk pendanaan

5. Jika dilihat dari rasio profitabilitas dan leverage maka tahun 2011 kondisi Best Fit mengalami peningkatan. Keinginan direktur utama untuk mencapai current ratio di atas 200% juga bisa terealisasikan