panduan rajut-moekarto moeliono for pddc- 25-07-2012
TRANSCRIPT
BUKU PANDUAN SELAYANG PANDANGPENGEMBANGAN PRODUK PERAJUTAN
Arranged by Yusniar SiregarEdited by Moekarto Moeliono
BALAI BESAR TEKSTIL - PDDCKEMENTRIAN PERINDUSTRIAN
BANDUNG
2012
BAB IPENDAHULUAN
A. SEJARAH PERAJUTAN
Pada teknologi pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang
teknologi tersendiri yang berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya,
dan secara umum klasifikasi jenis kain dapat dibagi sebagai berikut :
1. Kain tenun (woven fabric) yang dibentuk oleh anyaman-anyaman benang
2. Kain rajut (knitted fabric) yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang dan
3. Kain yang tidak termasuk kedua jenis kain di atas yaitu kain non woven (non
woven fabric). Kain ini pada dasarnya dibentuk oleh suatu lapisan serat-serat
tekstil yang dikempa.
Sejarah perajutan telah dimulai sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Merajut pertama kali dilakukan oleh kaum pria di Jazirah Arab, Timur Tengah.
Adapun tujuannya adalah untuk membuat permadani yang diperdagangkan oleh
para pedagang Arab. Keterampilan merajut berikut hasil akhirnya yaitu permadani
kemudian disebar ke berbagai belahan dunia. Di Asia pada awalnya dikenal di
daerah Tibet, sedangkan untuk Eropa mulai dikenal di Spanyol kemudian ke daerah
pelabuhan di wilayah Mediterania. Selanjutnya oleh bangsa Spanyol, keterampilan
merajut tersebut disebar ke wilayah Eropa lainnya. Lambat laun karena ada
kolonisasi Eropa di berbagai wilayah dunia, keterampilan ini menyebar hingga ke
Amerika, Afrika, dan Asia.
Merajut dan merenda disebarluaskan di Indonesia oleh bangsa Belanda,
sehingga lebih sering dikenal dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut).
Saat ini kegiatan merajut, yang tadinya pekerjaan kaum pria, banyak diminati kaum
wanita, dimana pekerjaan merajut pada umumnya dilakukan dengan cara membuat
jeratan-jeratan benang yang terangkai satu sama lain, hingga membentuk kain.
Peralatan yang digunakanpun masih sangat sederhana. Pada mulanya
pekerjaan ini dilakukan cukup dengan bantuan dua batang kayu, bambu atau besi
yang bentuknya bulat kecil sepanjang kira-kira 40 cm (breien). Perkembangan
selanjutnya ialah menggunakan sepotong batang bulat kecil yang pada salah satu
ujungnya mempunyai kain sedang bagian tengahnya berbentuk pipih (hakken).
Dengan gerakan-gerakan tertentu yang cukup sederhana, alat-alat ini digerakkan
dengan tangan, mengambil benang dan selanjutnya membentuknya menjadi jeratan.
1
Gambar 1. Merajut dengan TanganRajut Tangan.flv Hand Knitting by Hands on Learning 4 All.com.flv
Gambar 2. Merajut dengan Alat Bantu (Breien)
Mesin rajut pertama diciptakan pada abad ke 16 di Inggris oleh William Lee.
Sebagai pembentuk jeratan, mesin ini menggunakan jarum yang bergerak naik turun
mengambil benang dan membentuknya menjadi lengkung jeratan (stitch/loop). Alat
ini kemudian berkembang ke negara lain dan semakin mendapatkan
perbaikan/penyempurnaan hingga saat ini kita kenal ada berbagai jenis mesin rajut.
B. ISTILAH DAN PENGERTIAN
Baik kain tenun maupun kain rajut, keduanya terbuat dari benang yang
masing-masing diproses dengan cara yang berbeda sehingga membentuk kain.
Sebagai pembanding dengan kain rajut, maka kain tenun merupakan pembanding
yang paling tepat mengingat bahwa keduanya dibuat dari bahan yang sama yaitu
benang.
Kain tenun merupakan kain yang terbentuk dari benang-benang yang berasal
dari dua arah yaitu, dari arah panjang kain, disebut benang lusi (warp yarn) dan arah
lebar kain yang disebut benang pakan (weft yarn). Benang-benang ini saling
menganyam satu sama lain dan letak benang-benang relatif lurus, sehingga secara
teori benang lusi dan pakan saling tegak lurus. Anyaman pada kain tenun dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Anyaman Pada Kain Tenun
Sedangkan kain rajut, adalah kain yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang
yang bersambung satu sama lain yang dapat terdiri dari satu macam benang atau
2
lebih dan dapat searah dengan lebar kain atau searah dengan panjang kain. Letak
jeratan-jeratan ini selalu teratur dan merupakan suatu deretan, yang dapat dilihat
pada Gambar 4 berikut ini.
Course dan Wale
Gambar 4. Jeratan Pada Kain Rajut
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam perajutan diantaranya adalah :
- Course (Deret Jeratan) adalah suatu deret jeratan rajut ke arah lebar kain
- Wale (Baris Jeratan) adalah suatu deret jeratan ke arah panjang kain
- Knit adalah jeratan yang terjadi apabila sebuah jarum dalam satu periode
gerakan akan mengambil benang baru dan melepaskan benang lama
- Tuck adalah jeratan yang terjadi apabila sebuah jarum dapat mengambil benang
baru tetapi tidak dapat melepaskan jeratan lama yang telah terbentuk
sebelumnya
- Welt/Float/Miss adalah jeratan yang terjadi apabila suatu jarum menahan jeratan
lama, tetapi tidak naik mengambil benang baru
Gambar 5. Jenis Jeratan Pada Kain Rajut03. Knit Tuck Float.flv - MOEK.flv
- Jeratan kanan (face loop) adalah jeratan yang posisinya berada di atas atau di
depan jeratan sebelumnya
- Jeratan kiri (back loop) adalah jeratan yang posisinya berada di bawah atau di
belakang jeratan sebelumnya (pada wale yang sama) yang dapat dilihat pada
Gambar 6 berikut ini.
3
course
wale
knit welttuck
Gambar 6. Jeratan Kanan (Face Loop) dan Jeratan Kiri (Back Loop)
- Single knit , adalah kain rajut yang dihasilkan oleh satu kelompok susunan jarum.
Kain yang dihasilkan biasanya adalah kain ringan.
- Double knit , adalah kain rajut yang dihasilkan oleh dua kelompok susunan jarum
yang saling berhadapan. Kain yang dihasilkan lebih tebal dan lebih berat
dibandingkan dengan kain single knit
- Technical Face adalah bagian luar dari kain berbentuk pipa yang dihasilkan oleh
Mesin Rajut Bundar. Bagian tersebut dapat pula menjadi bagian luar dari
pakaian jadi yang dibuat dari kain tersebut
- Technical Back adalah bagian dalam dari kain berbentuk pipa yang dihasilkan
oleh Mesin Rajut Bundar. Bagian tersebut dapat pula menjadi bagian dalam dari
pakaian jadi yang dibuat dari kain tersebut
- Inlay Stitch adalah kombinasi antara jeratan welt/float dan tuck. Pada anyaman
inlay 3x1, berarti terdapat tiga jarum melakukan welt/float dan satu melakukan
jarum tuck. Biasanya digunakan pada pembuatan kain handuk.
- Jersey Fabric adalah konstruksi dasar kain single knit (kain T-shirt) dengan
tampilan huruf “V” kecil pada permukaan depan dan deret jeratan course yang
bergelombang pada permukaan belakang (permukaan kain depan dan belakang
berbeda).
- Rib Fabric adalah kain double knit yang menarik beberapa baris jeratan (wales)
ke depan dan yang lainnya ke belakang untuk memberikan kesan menonjol. Kain
rib memiliki kelenturan yang lebih tinggi dibandingkan jenis anyaman lainnya dan
kain ini biasanya digunakan untuk pinggiran pakaian, dan produk pakaian yang
ketat (permukaan kain depan dan belakang sama).
- Interlock Fabric (double rib fabric) adalah kain rajut yang dibuat dengan
persyaratan dua helai benang harus disuapkan untuk membuat satu deret jeratan
(course). Kain rajut pada permukaan depan dan belakang tampak halus. Jarum-
jarum tertentu dapat didorong keluar untuk memberi kesan jarang.
4
Jeratan kanan Jeratan kiri
- Lacoste Fabric adalah konfigurasi jeratan asli yang digunakan kaos Lacoste.
Motif tuck menghasilkan motif seperti sarang lebah madu kecil pada permukaan
belakang kain rajut (technical back), yang digunakan sebagai bagian muka pada
pakaian jadinya.
- Pique Fabric adalah kombinasi dari jeratan knit dan tuck yang memberikan
penampilan motif berlian kecil pada permukaan kain. Kain ini adalah kain yang
popular digunakan untuk kaos berkerah.
C. PENJELASAN SINGKAT
Karena konstruksi kain rajut sangat jauh berbeda dengan kain tenun, maka
sifat-sifatnyapun jelas sangat berbeda. Salah satu sifat yang paling menonjol
perbedaannya ialah elastisitas dan kestabilan dimensi kain. Kain tenun memiliki
elastisitas yang sangat rendah namun stabilitas dimensi kain yang tinggi. Hal ini
terutama disebabkan oleh karena letak benang pada kain tenun relatif lurus, dan
kerapatan benang membatasi kemungkinan bergesernya benang meskipun
mendapat beban/gaya tarikan.
Kain rajut memiliki elastisitas yang sangat tinggi, namun stabilitas dimensinya
sangat rendah, terutama pada kain rajut polos (plain). Hal ini disebabkan konstruksi
kain rajut yang berbentuk jeratan/lengkungan, adanya suatu beban/tarikan masih
memungkinkan terjadinya perubahan jeratan. Disamping itu, benang satu sama lain
tidak padat seperti pada kain tenun dan antara jeratan satu dengan lainnya sama
sekali tidak terdapat ikatan mati. Pada kain rajut polos (plain) tidak terdapat satupun
ikatan antara jeratan satu dengan berikutnya, sehingga masing-masing jeratan masih
dapat bergeser dari jeratan berikutnya atau sebelumnya.
Sehubungan dengan sifat elastisitas dan stabilitas kain rajut, maka
penggunaannya harus disesuaikan dengan sifat-sifat tersebut. Untuk penggunaan
yang memerlukan elastisitas yang tinggi maka kain rajut akan jauh lebih baik dari
pada kain tenun, misalnya untuk pakaian dalam, atau pakaian yang melekat pada
tubuh, kaos kaki dan Iain-lain. Tetapi untuk penggunaan yang memerlukan
kestabilan kain yang tinggi, maka penggunaan kain tenun akan jauh lebih baik dari
pada kain rajut, misalnya untuk kain kemeja, tirai jendela (vitrace), sarung dan lain-
lain.
Apabila dibandingkan dengan kain rajut pakan, kain rajut lusi mempunyai sifat
elastisitas yang lebih rendah namun stabilitas dimensi kain yang lebih tinggi. Sifat
kain rajut lusi sudah mendekati sifat kain tenun. Hal ini karena pada kain rajut lusi
(warp knit) letak dan arah benang-benang relatif lebih lurus dari pada kain rajut
pakan. Karena itu penggunaan kain rajut lusi lebih luas dari pada kain rajut pakan,
5
misalnya untuk sprei, kain tirai jendela, kain celana pria, jas dan sebagainya.
Perkembangan teknologi perajutan menunjukkan bahwa beberapa jenis kain rajut
pakan pun saat ini, terutama kain rajut pakan rangkap, telah dapat dipakai sebagai
bahan celana, jas dan sebagainya setelah perkembangan yang cukup pesat di
bidang serat-serat buatan dan di bidang penyempurnaan tekstil.
6
BAB II
BAHAN YANG DIPERLUKAN
A. BENANG RAJUT
1. Persyaratan Untuk Benang Rajut
Persyaratan untuk benang rajut, pada dasarnya di tentukan oleh dua faktor
yaitu mesin yang akan digunakan dan tujuan penggunaan kain.
Faktor mesin berkaitan dengan persyaratan benang tersebut harus dapat
diproses dan diolah pada mesin rajut dan memberikan hasil kain yang baik. Faktor
tujuan penggunaan kain maksudnya adalah bahwa benang yang digunakan dan kain
yang dihasilkan harus dapat digunakan dan memberikan kepuasan baik ditinjau dari
segi teknis maupun ekonomis. Dengan kemajuan teknologi yang dicapai saat ini
terlihat bahwa pada penentuan tujuan pemakaian kain makin terjadi spesialisasi. Hal
ini dapat terjadi karena adanya perkembangan di bidang serat yang mampu
menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Sebagai contohnya adalah serat-serat buatan yang daya serapnya terhadap
air sangat rendah, cukup baik untuk daerah dingin. Serat-serat tersebut banyak
digunakan di daerah-daerah dingin sebagai bahan pakaian yang dihasilkan dari
benang filamen yang diolah pada mesin rajut lusi, sedangkan untuk mendapatkan
pakaian-pakaian hangat dari serat buatan digunakan benang-benang texturizing
yang diolah pada mesin rajut pakan. Pada faktor proses dan mesin dalam
hubungannya dengan sifat-sifat benang yang diperlukan, maka sifat yang diperlukan
adalah :
1) Benang harus lembut, lentur dan tidak kaku
2) Koefisien pergeseran antara benang dan logam harus serendah mungkin
Persyaratan diperlukannya benang lembut, karena pada proses
pembentukan jeratan, benang akan mengalami tekukan secara terus menerus
sehingga apabila benangnya kaku, maka kemungkinan untuk putus akan lebih besar.
Di dalam praktiknya, untuk mendapatkan benang yang lembut pada benang pintal,
diperlukan serat yang lebih panjang dan twist (antihan /gintiran) yang kecil. Sebagai
gambaran perbandingan, yaitu : Twist per inci = k . Ne1
Dimana : K adalah nilai koefisien
Ne1 adalah nomor benang
untuk benang lusi, k = 4,00 - 4,75
untuk benang pakan, k = 3.50 - 4,00
untuk benang rajut, k = 2,75 – 3,25 STITCH DASAR.gif stitch-1.gif TINGGI STITCH.gif
7
Untuk benang-benang filament atau texturized, biasanya ditambahkan bahan
kimia khusus (anti static agent) yang akan mengurangi kekakuan dan atau muatan
listrik statis dari benang tersebut.
Koefisien pergeseran antara benang dan logam harus sekecil mungkin
karena di dalam proses pembentukan jeratan, benang secara terus menerus akan
bersentuhan dengan logam, misalnya jarum atau bagian lain dari mesin. Karena
benang dalam persentuhan tadi juga bergerak/ditarik, maka pada benang timbul
tegangan sebagai akibat pergeseran dengan logam. Makin tinggi koefisien
pergeseran antara keduanya makin tinggi pula tegangan benang. Apabila besarnya
tegangan ini melampaui kekuatan per helai benang, maka benang akan putus.
Untuk mengurangi koefisien pergeseran ini biasanya dilakukan dengan memberi lilin
pada benang.
Disamping syarat-syarat diatas maka khusus untuk serat-serat buatan,
pergeseran dengan logam dapat menimbulkan listrik statis yang akan mempersulit
proses. Karenan itu pada umumnya benang-benang yang berasal dari serat buatan
diberi pula bahan-bahan pembantu anti listrik statis.
2. Jenis Serat Untuk Benang Rajut
Saat ini benang-benang rajut dibuat dari hampir semua jenis serat, baik
sebagai benang spun, filament ataupun texturized.
Pada mesin rajut pakan umumnya menggunakan benang kapas, wool, rayon,
polyester, polypropilena, polyamida, dan polyacrylic serta menggunakan benang-
benang texturized, misalnya Agilon Orion, Ban-lom, Kelanca, Taslan dan lain-lain,
sedangkan untuk benang filamen jarang digunakan pada mesin rajut pakan. Pada
mesin rajut lusi umumnya menggunakan benang-benang filament, dan sangat jarang
benang-benang texturized.
3. Jenis Benang
Benang yang digunakan biasanya adalah benang tunggal, rangkap dan gintir
dan hal ini disesuaikan dengan kebutuhan proses akhir kain jadinya (final product).
B. MESIN
8
1. Klasifikasi Mesin Rajut
Secara skematis klasifikasi mesin rajut adalah sebagai berikut :
Gambar 7. Klasifikasi Mesin Rajut
Berdasarkan arah deretan jeratannya , mesin rajut pakan terbagi menjadi:
a. Mesin Rajut Pakan
Mesin Rajut Pakan adalah mesin rajut yang dalam pembentukan jeratannya
jalannya benang searah dengan lebar kain (arah horizontal). Mesin Rajut Pakan ini
dapat dikelompokkan menjadi Mesin Rajut Datar, Mesin Rajut Kaos Kaki dan Mesin
Rajut Bundar.
Berdasarkan posisi jarum-jarumnya, mesin rajut pakan terbagi menjadi :
- Mesin Rajut Datar
Mesin Rajut Datar, adalah mesin rajut yang mempunyai bak jarum (needle
bed) berbentuk datar atau horizontal. Mesin Rajut Datar ini terbagi menjadi Mesin
Rajut Datar Single Bed dan Mesin Rajut Datar Double Bed, atau lebih dikenal
dengan istilah V-Bed karena bentuknya mirip dengan huruf V terbalik. Mesin Rajut
Datar Single Bed Manual dan Mesin Rajut Datar Double Bed Manual serta contoh
produknya dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
9
GERAK JARUM SECARA INDIVIDU (PAKAN)
MESIN RAJUT
GERAK JARUM SECARA
KELOMPOKLOOP WHEEL
STRAIGHT BAR
DATAR
BUNDAR KAOS KAKI
LUSI
Mesin Rajut Datar Single Bed Contoh Kain
Gambar 8. Mesin Rajut Datar Single Bed Manual dan Contoh ProduknyaPROSES MERAJUT-MOEK.flv
Mesin Rajut Datar V-Bed Contoh Kain
Gambar 9. Mesin Rajut Datar V- Bed Manual dan Contoh Produknya 11617.mpg V-BED PINDAH JERATAN.mpg
Dalam perkembangannya, Mesin Rajut Datar Double Bed (V-Bed) mengalami
kemajuan yang sangat pesat hingga saat ini, yang ditandai dengan adanya Mesin
Rajut Datar Komputerisasi dengan desain-desain yang lebih bervariasi. Mesin Rajut
Datar Komputerisasi dan contoh produknya dapat dilihat pada Gambar 10.
Mesin Rajut Datar V-Bed Komputerisasi Contoh Produk
Gambar 10. Mesin Rajut Datar V-Bed Komputerisasi
10
Selain pakaian, produk lain yang dihasilkan oleh Mesin Rajut Datar adalah :
Syal topi tas
Gambar 11. Contoh Produk Lainnya dari Mesin Rajut Datar
- Mesin Rajut Bundar
Mesin Rajut Bundar terdiri dari Mesin Rajut Kaos Kaki dan Mesin Rajut
Bundar. Mesin Rajut Kaos Kaki adalah mesin rajut yang memiliki bak jarum (needle
bed) berbentuk bundar yang khusus digunakan untuk membuat kaos kaki. Ukuran
diameter silindernya adalah sesuai ukuran kaki, serta dilengkapi dengan peralatan-
peralatan khusus untuk membuat tumit dan Iain-lain. Mesin Rajut Kaos Kaki manual
dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer dapat
dilihat pada Gambar 13.
Mesin Rajut Kaos Kaki Manual Contoh Produk Kaos Kaki
Gambar 12. Mesin Rajut Kaos Kaki Manual dan Contoh ProduknyaMESIN KAOS KAKI MANUAL-MOEK-M6.mpg
11
Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer Contoh produk
Gambar 13 . Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer11615.mpg
Mesin Rajut Bundar adalah mesin rajut yang memiliki bak jarum (needle
cylinder) berbentuk bundar yang tersedia dalam berbagai ukuran diameter. Mesin
rajut bundar ini dapat dikelompokkan menjadi :
- Mesin Rajut Single Jersey, memiliki satu needle cylinder (Gambar 14)
- Mesin Rajut Double Jersey, memiliki dua tempat kedudukan jarum, yaitu
needle cylinder dan needle dial. Adapun mesin rajut ini dapat dibagi menjadi :
Mesin Rajut Rib (Gambar 15)
Mesin Rajut Interlock (Gambar 16)
Mesin Rajut Bundar Diagram Proses Plain Contoh Baju Jadi
Gambar 14. Mesin, Anyaman, dan Contoh Kain Rajut Single Jersey11615.mpg
12
Mesin Rajut Rib Diagram Proses Rajut
Rib
Contoh Baju Jadi
Gambar 15. Mesin, Anyaman, dan Contoh Kain Rajut Bundar Rib11614.mpg
05. Rib Gating.flv - MOEK.flv
Mesin Rajut Bundar Diagram Proses
Interlock
Contoh Baju Jadi
Gambar 16. Mesin, Anyaman dan Contoh Kain Rajut Interlock06. Interlock Gating.flv - MOEK.flv
Mesin Rajut Bundar Seamless Contoh Kain Jadi
Gambar 17 . Mesin Rajut Bundar Jacquard Seamless
13
b. Mesin Rajut Lusi
Mesin Rajut Lusi adalah mesin rajut dimana dalam pembentukan jeratannya,
jalannya benang searah dengan panjang kain. Pada mesin rajut lusi, blok-blok yang
berisi jarum (masing-masing blok berisi beberapa jarum) diletakkan pada suatu
batang yang disebut "needle bar”. Dengan perantaraan sistem tertentu maka batang
ini bergerak naik dan turun, sehingga pada mesin rajut lusi semua jarum bekerjanya
adalah bersamaan. Berbeda dengan mesin rajut pakan istilah loop yang digunakan,
sedangkan pada mesin rajut lusi istilah lap yang digunakan.Mengapa disebut lap,
karena ”guide bar” mengitari jarum sambil membawa benang agar terbentuk
lengkung jeratan (loop) dan bentuk loop ini bisa open atau closed. open closed lap.docx
Berdasarkan klasifikasi mesin secara umum, maka Mesin Rajut Lusi (MRL)
terbagi menjadi:
- Mesin Rajut Lusi Raschel (Gambar 18)
- Mesin Rajut Lusi Tricot (Gambar 19)
- Mesin Rajut Lusi Jacquard (Gambar 20)
Gambar Mesin Rajut Raschel Contoh kain
Gambar 18. Mesin Rajut Rachel dan Contoh Kainnya PRINSIP RASCHEL.mpg
Gambar Mesin Rajut Tricot Contoh kain
Gambar 19. Mesin Rajut Tricot dan Contoh Kainnya 13613.mpg
14
Gambar Mesin Rajut Lusi Jacquard Contoh Kain Jadi
Gambar 20. Mesin Rajut Lusi Jacquard dan Contoh Kainnya
ANIMATION\jacquard.rm
Adapun contoh produk Mesin Rajut Lusi yang banyak ditemukan sehari-hari
adalah sebagai berikut :
Pembungkus buah Spacer pada jok mobil Renda
Gambar 21. Contoh Pengembangan Produk Dari Mesin Rajut Lusi11621.mpg
2. Peralatan-peralatan pada mesin rajut secara umum
Sejak diketemukannya mesin rajut yang pertama oleh William Lee pada abad
ke XVI di Inggris, perkembangan mesin rajut mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Namun demikian sebagai unsur utama pembentukan jeratan tetap adalah
jarum.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pada mulanya pekerjaan merajut
dilakukan dengan alat-alat sederhana. Sekalipun sampai saat ini alat-alat tersebut
masih tetap digunakan, namun hanya untuk kerajinan tangan saja. Sejak
ditemukannya mesin rajut maka orang umumnya mempergunakan alat pembentuk
jeratan yang disebut jarum.
15
Gambar 22. Jenis Jarum Rajut
Beberapa jenis jarum yang sering digunakan yaitu diantaranya :
- Jarum janggut (beard needle)
- Jarum lidah (latch needle)
- Jarum gabung (compound needle)
- jarum kepala ganda (link-link needle)
- jarum lancip (untuk non woven)
Selain jarum, dengan sendirinya dibutuhkan pula peralatan-peralatan lain dan
pada umumnya ialah :
a. Tempat kedudukan atau meluncurnya jarum-jarum (Needle-Bed)
b. Peralatan yang menggerakkan jarum
c. Peralatan yang menyuap benang
d. Peralatan yang menarik atau mendorong jeratan yang terjadi
e. Peralatan penggulung kain
f. Tempat kedudukan benang-benang
Umumnya mesin-mesin rajut dewasa ini dilengkapi pula dengan peralatan-
peralatan otomatis misalnya peralatan otomatis untuk benang putus, tegangan
benang, pelumasan mesin dan Iain-lain, sedangkan untuk mesin-mesin yang mampu
menghasilkan kain bercorak dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan khusus
untuk membuat corak.
a. Tempat Kedudukan dan Bergeraknya Jarum (Needle-Bed)
Pada mesin rajut pakan umumnya alat ini merupakan plat logam yang
mempunyai alur. Didalam alur inilah jarum diletakkan dan dapat bergerak lurus maju
mundur atau naik turun.
Jumlah alur setiap centimeter atau setiap inchi menentukan kehalusan dari
mesin. Ini biasanya dinyatakan dalam jumlah jarum per inci atau per centimeter.
16
Pada mesin rajut pakan tertentu, misalnya mesin rajut bundar Tompkins, alur
ini tidak dikenal sebab jarum selalu diam dan jarum ini secara bersama-sama
(sejumlah beberapa batang) diletakkan pada suatu blok. Jika pada mesin rajut pakan
yang memakai alur, kehalusan mesin sudah tertentu, maka pada mesin Tompkins
kehalusan mesin selalu dapat dirubah dengan merubah jumlah jarum yang
diletakkan pada blok jarum. Bak jarum pada Mesin Rajut Datar dan bak jarum pada
Mesin Rajut Bundar dapat dilihat pada gambar 23.
Bak Jarum Pada Mesin Rajut Datar Bak Jarum Pada Mesin Rajut Bundar
Gambar 23. Bak Jarum Pada Mesin Rajut Datar dan Bundar
Pada mesin rajut lusi jarum-jarum terletak pada blok-blok dan selanjutnya
blok-blok ini diletakkan pada suatu batang yang bergerak naik dan turun secara
bersama-sama.
b. Peralatan Yang Menggerakkan Jarum
Pada mesin rajut pakan yang jarumnya bergerak naik dan turun atau maju
dan mundur dalam membentuk jeratan, gerakan jarum disebabkan oleh "cam" yang
mendorong jarum melalui kontak dengan kaki jarum. Banyak nama yang diberikan
pada cam sesuai dengan fungsinya tetapi dua macam cam yang paling perlu ialah
cam yang mendorong jarum naik/maju biasanya disebut "raising cam" dan cam yang
mendorong jarum turun/mundur, biasanya disebut “stitch cam".
Gambar 24. Diagram Raising Cam dan Stitch Cam dan Contoh Cam Track Pada Mesin Rajut Bundar
11611.mpg
17
Pada mesin rajut lusi, jarum bergerak naik secara bersama-sama dan tidak
satu per satu seperti halnya pada mesin rajut pakan, sehingga lebih mudah dalam
pengaturannya dan biasanya dengan menggunakan perantaraan cam atau
eksentrik.
c. Peralatan Penyuap Benang
Pada mesin rajut pakan peralatan ini merupakan satu logam yang
memiliki lubang, tempat yang dilewati benang sebelum dijerat oleh jarum. Letak
peralatan ini berada dekat jarum, sehingga setiap jarum yang bekerja melewatinya,
dapat mengambil benang tersebut. Jumlah penyuap benang ini antara 1 sampai
dengan 110, tergantung dari tipe mesinnya.
Pada mesin rajut lusi, penyuap benang ini berupa suatu plat logam yang
berlubang, tempat benang dilewatkan. Penyuap ini jumlahnya adalah sebanyak
jumlah jarum dan masing-masing penyuap membawa sehelai benang dan akan
bergerak mengelilingi dan menyuapkannya ke masing-masing jarum. Jadi penyuap
ini harus cukup tipis untuk lewat diantara dua buah jarum.
Penyuap Benang dengan Irotape Pada
Mesin Rajut Bundar
Penyuap Benang Pada
Mesin Rajut Lusi
Gambar 25. Peralatan Penyuap Benang Pada Mesin Rajut
d. Peralatan Yang Menarik Atau Mendorong Jeratan Yang Terbentuk
Pada mesin-mesin yang sederhana jeratan yang baru terjadi akan ditarik oleh
tegangan yang terjadi karena adanya pemberat, Cara lain ialah dengan perantaraan
roda-roda gigi yang akan menarik setiap terjadinya jeratan baru.
Cara yang paling baik ialah dengan peralatan "sinker" yang akan mendorong
setiap jeratan yang baru terjadi. Sinker ini terletak diantara dua buah jarum sehingga
jumlah sinker sama dengan jumlah jarum.
18
Gambar 26. Prinsip Kerja Sinker dan Contoh-Contoh Sinker 11615.mpg SINGLE KNIT DAN SINKER HORIZONTAL.mpg
e. Peralatan Penggulung Kain
Pada beberapa mesin rajut pakan misalnya mesin rajut kaos kaki atau mesin
rajut datar, kain yang dihasilkan tidak digulung namun dibiarkan menumpuk dibawah
mesin, yang penting ialah bahwa ada tegangan yang tetap dan cukup besar untuk
selalu menarik kain yang baru terbentuk.
Pada mesin-mesin lainnya terutama peda mesin rajut lusi kain yang telah
dihasilkan digulung pada suatu rol yang bekerja dengan perantaraan roda-roda gigi.
Penggulung Kain di M. Rajut Bundar Penggulung Kain di M. Rajut Lusi
Gambar 27. Peralatan Penggulung Kain
f. Tempat Kedudukan Benang-Benang
Pada mesin rajut pakan, benang yang akan diproses, digulung dalam kelos
yang terbuat dari kertas, kayu atau plastik. Kelosan ini umumnya diletakkan secara
vertikal pada bagian atas mesin. Pada beberapa mesin tertentu misalnya mesin rajut
kaos kaki dan mesin rajut datar, kelosan benang ini diletakkan diatas mesin namun
adapula yang kelos benangnya diletakkan di bawah mesin. Jumlah kelos benang ini
ialah sebanyak jumlah penyuap (feeder).
19
Pada mesin rajut lusi, benang yang diolah digulung pada suatu beam lusi.
Biasanya seluruh benang yang diperlukan tidak digulung pada satu beam tetapi
dibagi pada beberapa beam lusi ini diletakkan pada bagian belakang dari mesin.
3. Hubungan Antara Kehalusan Mesin dan Benang Rajut
Pada mesin rajut tidak ada pembatasan mengenai besar kecilnya (diameter)
benang yang digunakan, selama benang tersebut masih cukup kuat untuk diproses,
dan tidak ada hubungan yang mutlak antara kehalusan mesin dan ukuran benang
yang digunakan. Hal ini berbeda-beda untuk jarum yang berbeda, karakteristik
jeratan, konstruksi mesin, jenis kain dan Iain-lain. Umumnya setiap pembuat mesin
akan memberikan rekomendasi, misalnya untuk mesin rajut bundar keluaran pabrik
"Supreme" mereka menganjurkan bahwa nomor benang kapas yang digunakan
(Ne1) = kehalusan mesin (cut).
Selain itu rumus-rumus dibawah ini secara umum dapat digunakan :
mesin rajut bundar plain, Ne1 benang
mesin rajut bundar Rib, untuk Rib 1x1 Ne1 benang
untuk Rib 2x2 Ne1 benang
mesin rajut bundar kaos kaki untuk plain Ne1 benang
mesin rajut datar Ne1 benang
BAB III
PROSES
20
Karena kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan maka letak benang tidaklah
lurus seperti benang-benang pada kain tenun, tetapi merupakan lengkungan-
lengkungan yang membentuk jeratan benang (yarn loop). Pada pembentukan jeratan
dapat terjadi secara satu arah atau bolak-balik dan untuk ini sebagai contoh
pembentukan jeratan selalu searah terjadi pada rajut bundar, sedangkan yang bolak-
balik terjadi pada mesin rajut datar. Secara umum proses pembentukan jeratan ini
dapat dibedakan 2 (dua) macam, yaitu kain rajut pakan (weft knitted fabric) dan kain
rajut lusi (warp knitted fabric).
Pada kain rajut pakan seperti yang terlihat pada Gambar 3 pembentukan
jeratan terjadi berturut-turut ke arah lebar kain (sama dengan arah pakan pada kain
tenun) dan ini dimulai dengan jarum pertama dan seterusnya bertahap kearah lebar
kain, sedangkan pada pembentukan jeratan rajut lusi terjadi secara berkelompok.
Seperti pada proses pertenunan, proses perajutan juga memerlukan proses
persiapan. Untuk lebih jelasnya proses persiapan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 28 berikut ini.
Gambar 28. Gambar Diagram Proses Pembuatan Kain Rajut
1. Proses Persiapan
Proses persiapan yang pertama dilakukan yaitu proses pengelosan.
Pengelosan adalah proses penggulungan benang dari bentuk gulungan cones
menjadi bentuk gulungan bobbin silinder ataupun sebaliknya sesuai kebutuhan.
Proses perangkapan adalah proses penggabungan beberapa gulungan benang
21
menjadi satu gulungan benang. Proses penggintiran adalah proses pemberian
antihan (twist) pada benang.
Proses perangkapan dan penggintiran dapat dilihat pada gambar dan
animasi berikut ini:
ANIMATION\dt_basic.swf A NIMATION\dt_directwist1.swf
Gambar 29. Proses Perangkapan dan Penggintiran
Seperti pada proses pertenunan, proses pada Mesin Rajut Lusi ini
menggunakan gulungan benang berbentuk beam. Oleh sebab itu diperlukan proses
persiapan yaitu proses penghanian (warping process) untuk menggulung benang ke
dalam bentuk beam (Gambar 26).
Gambar 30. Mesin Hani Untuk Persiapan Beam Lusi
2. Prinsip Merajut
2.1. Rajut pakan
Pada dasarnya knit, tuck, welt dan lubang merupakan hasil gabungan antara
gerakan jarum dan penyuapan benang pada jarum tersebut. Apabila sebuah jarum
secara terus menerus bergerak naik turun mencapai posisi tertinggi dan
terendahnya, serta secara terus menerus disuapkan benang, maka akan terbentuk
jeratan yang disebut "knit". Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jeratan
knit_terjadi_apabila sebuah jarum dalam satu periode gerakan, mengambil benang
baru dan melepaskan jeratan lama.
22
Gambar 31. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Knit 03. Knit Tuck Float.flv - MOEK.flv
Tuck terjadi apabila sebuah jarum dapat mengambil benang baru tetapi tidak
dapat melepaskan jeratan lama yang telah terbentuk sebelumnya. Gambar 30
menunjukkan bagaimana terjadinya tuck tersebut.
Gambar 32. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Tuck
Welt (float) terjadi apabila suatu jarum menahan jeratan lama, tetapi tidak
naik mengambil benang baru
Gambar 33. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Welt
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kain rajut dibedakan atas kain
rajut lusi dan kain rajut pakan. Ini sesuai dengan arah pembentukan jeratan-
jeratannya. Khusus untuk kain rajut pakan dapat dibedakan atas menjadi:
23
67
8
5332
1
J
JJJ
J J
J
jl
jl
jl
jl
J
4
Gambar 34. Klasifikasi Kain Rajut Pakan
Kain rajut single knit adalah kain rajut yang dibentuk oleh sepihak jarum. Kain
rajut double knit adalah kain rajut yang dibentuk oleh sepasang (dua pihak) jarum
yang letaknya saling berhadapan dan biasa disebut kain rajut Rib.. Kain rajut
Interlock adalah kain rajut double Rib dimana pada kedua permukaannya akan
terlihat jeratan kanan. Kain rajut Rib adalah kain rajut double knit dimana pada
permukaannya terlihat berganti-ganti wales yang terdiri dari jeratan kiri dan jeratan
kanan. Apabila pergantian wale tersebut 1 kiri 1 kanan,. maka disebut rib 1x1.
Apabila 1 kiri 2 kanan disebut 1x2, apabila 2 kiri 2 kanan disebut 2x2 dan
seterusnya.
(a) ( b ) ( c )
Taken from : www.mini knitting stuff.com
Gambar 35. (a) Diagram Jeratan Kain Rajut Polos (Plain)
(b) Diagram Jeratan Kain Rajut Rib 1X1
(c) Diagram Jeratan Kain Rajut Interlock
Kain Rajut Pakan
Kain Rajut Single Knit
Kain Rajut Double Knit
Bercorak Tanpa Corak Bercorak Tanpa Corak
24
2.1. Rajut lusi
- Diagram jeratan rajut lusi
Berikut ini merupakan contoh tampilan diagram jeratan rajut lusi.
Gambar 36. Diagram Jeratan Rajut Lusi
- Proses pembentukan jeratan
Pembentukan jeratan pada proses rajut lusi secara umum dapat dibagi 4
(empat) tahap, yaitu :
- Ayun (Swing ke-1)
- Geser depan jarum (Underlap)/U
- Ayun (Swing ke-2
- Geser di belakang jarum (Overlap)/O
Gambar 37. Pembentukan Jeratan Rajut Lusi
Berikut ini merupakan 5 (lima) variasi lapping diagram yang cukup penting
untuk diketahui sebagai dasar pembuatan desain pada mesin rajut lusi (MRL).
25
- Gerak guide bar
- 5 (lima) variasi dasar lapping
26
(d)
27
Gambar 38. Lima Variasi Dasar Gerak Guide Bar
28
BAB IV
INOVASI PRODUK
Berbagai inovasi telah dilakukan dalam pengembangan produk perajutan
dewasa ini, baik menggunakan mesin sederhana maupun mesin modern. Hal ini
sangat mengedepankan kreatifitas, dan penguasaan teknologi proses dalam
pembuatannya. Beberapa contoh inovasi produk perajutan antara lain adalah :
1. Pembuatan Kain Non Sandang Dengan Metode Sisipan
Secara umum metoda pembuatan kain rajut sisipan yang digunakan
dalam teknologi perajutan adalah kain rajut dengan posisi sisipan yang terikat
dengan jeratan dasar. Namun metoda yang digunakan adalah pembuatan kain
rajut dengan sisipan yang tidak terikat dengan benang jeratan dasar. Mesin yang
digunakan adalah Mesin Rajut Datar V-Bed yang menggunakan sistem manual.
Untuk lebih jelasnya posisi sisipan pada proses merajut dapat dilihat seperti pada
Gambar 34 berikut ini.
Gambar 36. Posisi Sisipan Dalam Kain Rajut
Berikut ini ditampilkan beberapa hasil pembuatan table mat dengan
metode sisipan :
motif geser (racking) motif pindah jeratan motif rib polos
Gambar 37. Contoh Produk Menggunakan Metode Sisipan
2. Pembuatan Kain Rajut Fully Fashioned
Kain fully fashioned adalah kain rajut tanpa sambungan yang dihasilkan oleh
mesin rajut yang tidak memerlukan proses pemolaan dan penjahitan, sehingga hasil
dari Mesin Rajut Fully Fashioned ini sudah berupa pakaian jadi siap pakai. Hal ini
dapat dilakukan karena menggunakan mesin rajut yang dilengkapi dengan program
software dimana desain dan bentuk produk yang akan dibuat dapat diatur sesuai
sesuai pesanan.
29
Jeratan dasar
sisipan
Gambar 38. Contoh Produk Kain Rajut Fully
Fashioned (whole garment)
30
BAB V
PENILAIAN BAHAN BAKU DAN PRODUK
Penilaian bahan baku dalam hal ini benang, dapat dilakukan sebelum proses
perajutan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya cacat kain
karena perbedan benang.
Caranya adalah dengan mengambil beberapa contoh benang dari lot yang
sama, kemudian diproses rajut dengan menggunakan Mesin Rajut Mesdan Lab Dye
Scanner. Kain yang dihasilkan dilanjutkan ke proses pencelupan untuk kemudian
dinilai kerataannya.
Dengan adanya proses ini, maka bahan baku yang tidak sesuai dapat segera
dipisahkan, dapat menghindari terjadinya cacat seperti kain belang, dan mengurangi
waste kain karena cacat tersebut.
Gambar 37. Mesin Mesdan Lab Dye Scanner
Penilaian produk dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik pada kain rajut
yang dihasilkan. Pada industri yang berskala besar, penilaian kualitas kain dilakukan
dengan cara pemeriksaan terhadap cacat kain dengan standard penilaian tertentu
dengan menggunakan meja Inspecting yang dapat dilihat pada Gambar 38 berikut
ini.
31
Gambar 38. Pemeriksaan di Meja Inspecting
Pengujian kain rajut, dilakukan untuk menilai sifat-sifat dari kain rajut tersebut.
Hal-hal yang diuji umumnya sebagai berikut :
a. Konstruksi kain rajut (course/inci dan wale/inci), dengan menggunakan
standard SNI 08-0458-1989
b. Kekuatan jebol cara diafragma (SNI 08-0458-1989)
c. Perubahan warna karena pencucian ( SNI 08-0285-1998)
d. Perubahan warna terhadap keringat (SNI 08-0287-1996)
e. Perubahan warna terhadap gosokan (SNI 08-0288-1989)
f. Perubahan warna terhadap cahaya (SNI 08-0289-1989)
g. Perubahan dimensi dalam pencucian kain tenun dan rajut kecuali wol (SNI
08-0293-1996)
Karena sifat kain rajut yang kurang stabil, maka pengujian dan pengukuran
dapat dilakukan setelah kain rajut diproses relaksasi. Hal ini dimaksudkan agar
keadaan kain relatif lebih stabil pada waktu pengukuran/pengujian.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Alamac American Knits LLC, "Knitting Basics", 2004
2. Karl Mayer, The Karl Mayer Guide To Technical Textiles
3. Operation Manual of Santoni Seamless Circular Machine
4. Operation Manual of Brother Knitting Machine Mod 600/700
5. Marjorie A. Taylor, “Technology of Textile Propertises”, Forbes Publications
Ltd, London, 1990
6. Moeliono M., “ Pengembangan Desain Rajut dan Model Kain Renda Mesin
Rajut Datar Manual “, Laboratorium Perajutan Balai Besar Tekstil Bandung,
1988
7. Moeliono M., Yusniar Siregar, Dermawati S., “ Pembuatan Kain Non Sandang
Dengan Menggunakan Metode Sisipan Pada Mesin Rajut Datar V-Bed ”,
Arena Tekstil Vol. 25/No.2 hal. 57-64, Balai Besar Tekstil Bandung, 2010
8. Moeliono M., “Diversifikasi Produk Fully Fashioned Kain Tenun-Rajut Bahan
Rami dan Sutera”, Arena Tekstil Vol. 2/No.2 hal 52-62, Balai Besar Tekstil
Bandung, 2006
9. Moeliono M., “Terminologi Rajut Pakan”, Laboratorium Perajutan Balai Besar
Tekstil Bandung, 1998
10. Raz Samuel, “Flat Knitting Technology”, Universal Maschinenfabrik Dr Rudolf
Schieber Flachstrickmaschinen, D-73641 Westhausen Germany, 1993
11. Spencer D. , “Knitting Technology”, A Comprehensive Handbook and
Practical Guide, Woodhead Publishing Ltd., Cambridge England 3, 2001
33