panduan program pemantauan pemanfaatan sumberdaya …
TRANSCRIPT
Panduan Program Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara
© 2014
Disusun oleh: DKP Kab. Maluku Tenggara : Simon P. Silubun, Rita Lakesubun, L. Lermatan, Soleman Rery,
Mufti Ali Ingratubun BP4K Kab. Maluku Tenggara : Bernardina Rettob, Untung Slamet Rahakbauw, Agustina Reyaan, Maria M. Warayaan, Rosmawati Beruatwarin, dan Mey Lynn Efruan WWF-Indonesia
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan................................................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang .. ................................................................................................ 4
1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................ 5
1.3 Ruang
Lingkup...................................................................................................5
1.4 Landasan Hukum ................................................................................................ 6
1.5 Batasan dan Pengertian ...................................................................................... 7
2. Metodologi....................................................................................................................................................... 9
2.1 Pengumpulan Data ................................................................................................................................ 9
2.2 Tim Monitoring ........................................................................................................................................ 9
2.3 Kelengkapan Survei .............................................................................................................................. 9
2.4 Estimasi luas area yang dicakup dalam survei lapang ......................................................... 10
2.5 Data yang Dikumpulkan ................................................................................................................... 11
3. Pemetaan...................................................................................................................................................... 12
4. Analisis Data ................................................................................................................................................ 12
5. Biaya ............................................................................................................................................................... 13
6. Pelaporan ...................................................................................................................................................... 13
7. Penutup ......................................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................................................. 16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar istilah yang digunakan dalam teks.........................................................................
Lampiran 2. Formulir isian lapang yang digunakan dalam program monitoring
pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Maluku Tenggara............................................................ 22
Lampiran 3. Format data entry yang digunakan dalam program monitoring
pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Maluku Tenggara............................................................ 27
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Efektifitas pengelolaan Kawasan Konservasi Laut (KKL) dapat diukur melalui kegiatan pemantauan (monitoring). Kegiatan pemantauan sumberdaya alam
termasuk kegiatan koleksi dan analisis terhadap hasil pengamatan atau pengukuran yang diambil secara berulang-ulang untuk mengevaluasi perubahan kondisi dan kemajuan ke arah pencapaian tujuan (Elzinga et al., 1998:1). Untuk menjamin bahwa
perubahan-perubahan yang dideteksi oleh kegiatan pemantauan benar-benar terjadi di alam dan bukan karena akibat pengukuran yang diambil oleh orang-orang yang berbeda dengan cara yang sedikit berbeda, maka dibuatlah protokol pemantauan dan diimplementasikan pada tingkat lapangan serta menjadi bagian dari program pemantauan jangka panjang (Oakley, Thomas & Fancy 2003).
Protokol pemantauan merupakan (1) komponen kunci yang menjamin kualitas program pemantauan untuk memastikan bahwa data memenuhi standar kualitas
dengan selang kepercayaan tertentu, (2) sebuah kebutuhan bagi program yang transparan sehingga data bisa dikaji ulang oleh pihak eksternal, (3) kebutuhan untuk mendeteksi perubahan secara temporal maupun perubahan personil yang melakukan
pemantauan, dan (4) sebuah kebutuhan untuk bisa membandingkan data dari berbagai tempat maupun diambil oleh berbagai institusi yang berbeda.
Protokol pemantauan harus menjelaskan seluruh detail yang dilakukan dalam program kegiatan pemantauan. Pada intinya, protokol harus memberikan informasi yang lengkap kepada teknisi lapang yang trampil untuk melaksanakan program pemantauan tanpa penjelasan lebih lanjut, dan protokol pemantauan harus berfungsi sebagai petunjuk acuan selama kegiatan dilakuakn di lapangan. Protokol biasanya secara teratur direvisi dan oleh karena itu protokol harus bertanggal atau nomer versi
untuk melacak revisi. Protokol harus mencakup spesimen formulir-formulir di lapangan.
Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Maluku
yang terletak di bagian tenggara Pulau Seram. Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari 68 pulau, .... diantaranya merupakan pulau berpenghuni sedangkan .... lainnya tidak
dihuni. Pulau yang berpenghuni adalah Kei Kecil, Kei Besar, Tanimbar Kei, Warbal, Ur Pulau. Maluku Tenggra memiliki luas .... Km2 terdiri dari 6 kecamatan dan 191 ohoi / ohoi soa.
Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara telah dideklarasikan untuk dicadangkan sebagai kawasan konservasi perairan pada tanggal 5 Juli 2012 dengan SK Bupati Nomor 62 Tahun 2012. Luas kawasan yang dicadangkan adalah 150.000 hektar di pesisir Kei Kecil Bagian Barat. Pencadangan ini adalah momentum dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara yang memandang
Comment [CH2]: Lengkapi ya
perlunya suatu pengelolaan kawasan laut dan pesisir yang lebih baik dan lebih mensejahterahkan masyarakat pesisir kabupaten Maluku Tenggara.
Untuk dapat memaksimalkan peranan pengelola kawasan konservasi perairan
(KKP) Maluku Tenggara, maka pemantauan yang efektif harus didasarkan suatu panduan (protocol) yang baik dan benar. Panduan merupakan instrumen kunci dalam
kegiatan pemantauan sumberdaya yang menjamin bahwa perubahan-perubahan yang dideteksi benar-benar terjadi di alam dan bukan karena akibat hasil pengukuran yang salah atau oleh orang-orang atau metode yang agak berbeda (Oakley, Thomas & Fancy
2003). Oleh karena itu, sebuah panduan sangatlah diperlukan untuk melakukan kegiatan pemanantauan pemanfaatan sumberdaya alam hayati di kawasan konservasi.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Secara keseluruhan, tujuan utama dari monitoring pemanfaatan sumberdaya adalah
untuk:
- Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penyusunan rencana pengelolaan
KKP Kabupaten Maluku Tenggara agar pengelolaan Kawasan Konservasi dapat
dilakukan secara adaptif.
- Mengukur kinerja pengelolaan kawasan konservasi Perairan Kabupaten Maluku
Tenggara.
- Meningkatkan kehadiran pengelola dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
kabupaten Maluku Tenggara.
Adapun tujuan khusus Kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya ini adalah :
- mengumpulkan data pemanfaatan sumberdaya laut, terutama perikanan
(pemanfaatan ekstraktif) dan pariwisata (pemanfaatan non-ekstraktif).
- menyampaikan tipe-tipe dan pola spasial dan temporal pemanfatan sumberdaya laut
kepada pengguna sumberdaya, melalui pemerintah lokal
- meningkatkan interaksi dengan pengguna sumberdaya laut di Kabupaten Maluku
Tenggara.
- sebagai informasi bagi pengelola nantinya dalam menyusun perencanaan dan
pengeloaan konservasi sumberdaya kelautan perairan Kabupaten Maluku Tenggara.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi pemantauan semua kegiatan pemanfaatan
sumberdaya termasuk tipe-tipe pemanfaatan, waktu pemanfaatan, lokasi pemanfaatan,
tujuan pemanfaatan, dan pengguna sumberdaya tersebut. Selanjutnya, pemanfaatan
sumberdaya yang dimaksudkan dalam pedoman ini meliputi pemanfaatan sumberdaya
laut yang dapat diperbarui (alam hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif
(penangkapan ikan, pengambilan batu karang, dan sebagainya) dan pemanfaatan non-
ekstraktif (pariwisata, pendidikan, dan sebagainya). Pengguna sumberdaya dapat
dibedakan berdasarkan kategori bergerak dan pengguna yang tetap. Yang tergolong
pengguna bergerak adalah pemancing dan alat tangkap sejenisnya, sedangkan
pengguna sumberdaya yang tetap seperti budidaya rumput laut, nelayan dengan alat
tangkap sero, nelayan dengan rumah berlabuh (rumpon, karamba, budidaya mutiara)
dan sejenisnya.
1.4. Landasan Hukum
Pelaksanaan pengamatan monitoring sumberdaya di dalam kawasan KKPD merupakan
usaha yang berdasarkan pada asas pembangun nasional Indonesia yang berlandaskan:
1. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2. Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
3. Undang-undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.
4. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
5. Undang-Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang nomor
27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
7. Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
8. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan Hidup;
9. Undang-undang Perikanan Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan UU Perikanan
Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan;
10. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
11. Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan
Satwa Liar;
12. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan
Satwa Liar;
13. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 tentang Konservasi sumberdaya Ikan;
14. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2011 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Suaka Marga satwa, Taman Wisata Alam;
15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.16/MEN/2008 tentang
perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil;
16. SK Bupati Nomor...... Tahun.... tentang pelarangan penangkapan penyu;
17. SK Bupati Nomor..... Tahun ... tentang pelarangan penebangan bakau;
18. Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Ratschap dan Ohoi.
1.5. Batasan dan Pengertian
1. Kawasan konservasi perairan adalah perairan yang dilindungi dikelola dengan
sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan secara
berkelanjutan.
2. Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa tehnik pemanfaatan ruang melalui penetapan
batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumberdaya dan daya dukung serta
proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem
pesisir.
3. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuhan,hewan,organisme dan non
organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk
keseimbangan,stabilitas dan produktifitas.
4. Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya didefinisikan sebagai suatu kegiatan
dimana suatu tim melakukan survei lapangan pada suatu daerah tertentu untuk
mengetahui apa tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada, kapan, dimana, dan
oleh siapa.
5. Pemanfaatan Sumberdaya diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya laut yang
dapat diperbarui (alam hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif (penangkapan
ikan, pengambilan batu karang, dan sebagainya) dan pemanfaatan non-ekstraktif
(pariwisata, pendidikan, dan sebagainya).
6. Pemanfaatan Sumberdaya Ekstraktif adalah semua jenis pemanfaatan sumberdaya
dimana obyek hidup maupun mati diambil dari daerah yang dipilih. Tipe
pemanfaatan sumberdaya ekstraktif yang paling penting adalah penangkapan ikan;
contoh lain adalah bio-prospecting, dan pengambilan terumbu karang.
7. Pemanfaatan Sumberdaya Non-Ekstraktif adalah semua jenis pemanfaatan
sumberdaya yang tidak melibatkan pengambilan dari obyek hidup maupun mati,
misalnya pariwisata. Budidaya ikan mempunyai dua aspek pemanfaatan
sumberdaya ekstraktif dan yang non-ekstraktif.
8. Pengguna sumberdaya bisa dibedakan berdasarkan kategori bergerak dan
pengguna yang tetap. Yang tergolong pengguna bergerak adalah pemancing dan
alat tangkap sejenisnya, sedangkan pengguna yang tetap seperti budidaya rumput
laut, nelayan dengan alat tangkap sero dan sejenisnya.
9. Lokasi Target adalah lokasi yang mejadi target pemantauan yakni wilayah pantai
sampai kedalaman 20 meter ditambah 500 meter ke arah laut, termasuk perairan
diluarnya yang bisa dijangkau.
10. GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem penentu posisi atau letak
global. Caranya dengan menggunakan konstelasi kurang lebih 24 satelit kelas
menengah yang dapat memantulkan gelombang mikro, penerima GPS dapat
menentukan lokasi mereka, kecepatan, arah dan waktu.
11. GIS (Geographic Information System) adalah suatu sistem untuk mengolah,
menyimpan, menganalisa dan menampilkan data dan atribut – atribut
kebumiannya.
12. Keberadaan Selektif atau Selective Availability (SA) maksudnya adalah GPS dapat
memberikan data yang tepat dalam jangkauan beberapa meter. Terkait dengan
masalah keamanan, signal suara ditambahkan yang mana hal ini bertujuan untuk
mengurangi ketepatan GPS hingga sekitar 100 m.
13. Database adalah sistem digital atau analog untuk menyimpan dan mengambil data.
Database dapat terdiri dari satu tabel data, atau dua maupun lebih tabel data yang
berhubungan antara satu dengan lainnya (database relational). Database yang
relational atau berhubungan biasanya dianggap merupakan cara paling efisien
untuk menyimpan data.
14. Tabel Data adalah tabel dengan data dimana setiap lajur mewakili data dan setiap
kolom mewakili variabel. Setiap ‘record’ mengandung satu subyek data, misalnya,
satu record mengandung data satu armada penangkapan yang diobservasi di
lapangan (ukuran, kekuatan mesin, hasil tangkap, dsb.). Variabel mewakili data
yang sama dari berbagai subyek, misalnya kekuatan mesin dari perahu nelayan
yang diobservasi di lapangan. Satu datum (misalnya kekuatan mesin dari satu
perahu nelayan yang diobservasi di lapangan) disimpan didalam sel, yang
merupakan interaksi antara lajur dan kolom.
15. Penangkapan ikan merusak adalah cara penangkapan ikan yang merusak habitat,
yang berdampak pada menurunnya jumlah dan keanekaragaman spesies yang
menjadi target penangkapan dan merusak habitatnya. Contoh dari penangkapan
ikan merusak adalah pengangkapan dengan bom dan kebanyakan pukat harimau
(trawl) tipe dasar.
16. Pemanfaatan berlebihan (Over-exploitation) adalah kejadian pemanfaatan sumber
daya laut yang lebih tinggi daripada yang diinginkan dari sudut pandang ekologi
dan/atau ekonomi melebihi kapasitas daya dukung suatu wilayah laut.
17. Database relational adalah suatu tipe database dimana tabel yang berisi data
dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui beberapa kunci referensi. Tipe
database ini lebih disukai karena dapat menyimpan data dengan replikasi minimum.
18. Program spreadsheet adalah suatu program seperti Microsoft Excel dimana data
dimasukkan kedalam sel-sel dari worksheet dan dimana sel-sel ini mungkin berisi
formula yang mengacu kepada sel-sel lainnya.
19. Sortie adalah satu periode perjalanan atau waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan satu pemantauan pemanfaatan sumberdaya, dihitung mulai dari
meninggalkan hingga kembalinya. Satu sortie memakan waktu 1-3 hari.
2. METODOLOGI
2.1. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data ini adalah pemantauan secara
visual dan wawancara. Proses pengumpulan data diawali dengan membuat rencana
rute perjalanan (sortie) yang akan dilalui (Contoh rute standar disajikan pada Lampiran
2 Formulir 4). Sebelum memulai perjalanan pemantauan anggota tim harus memenuhi
keperluan peralatan dan kesiapan demi efisiensi dan keselamatan perjalanan (lihat
Lampiran 1). Selanjutnya tim pemantau mengelilingi lokasi target sesuai rencana awal
dengan menggunakan sebuah perahu kecil, speed boat, kapal kayu/kapal penumpang
minimal kapasitas >20 GT (pertimbangan keamanan dan keselamatan)
2.2. Tim Monitoring
Tim monitoring pemanfaatan sumberdaya laut di Kabupaten Maluku Tenggara,
dalam menyelesaikan satu Sortie_ID, paling tidak, terdiri dari 6 (enam) orang:
- Kapten kapal – bertanggung jawab dalam membawa kapal, mengikuti rute survei,
bertanggungjawab dalam keselamatan penumpang selama survei di laut, mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan rute perjalanan (jika cuaca di laut
tidak memungkinkan untuk dilalui) dan menentukan lokasi bermalam. Kapten kapal
harus mempunyai kemampuan/kecakapan dalam kepalautan dalam pelayaran dan
bersertifikat, kecakapan yang diharuskan untuk mengemudikan kapal. Dokumen
kapal dan dokumen kepalautan yang asli harus selalu berada di atas kapal, setiap
kali kapal dibawa oleh kapten yang bersangkutan.
- Dua orang dari DKP dan dua orang dari BP4K – salah satu bertindak sebagai ketua
tim dan bertugas untuk memimpin seluruh kegiatan survey di lapangan, mengecek
dan memastikan semua peralatan yang diperlukan, menentukan jalur perjalanan/trip
melalui konsultasi dengan kapten kapal, memastikan anggota tim yang akan ikut
dalam survei, mempersiapkan surat tugas (jika dibutuhkan), membagi tugas untuk
masing-masing anggota tim, (mencatat posisi GPS, mengambil gambar, mengisi
seluruh formulir survei) dan melakukan kontak radio dengan Kantor WWF di
Langgur, maupun ke kantor Kepolisian Resort Maluku Tenggara di Langgur.
- Satu orang staff WWF-Indonesia Project Kei - Maluku Tenggara – sebagai
anggota tim dan bertugas menyiapkan seluruh formulir lapang (P1, P2, P3, P4, P5),
membantu menyiapkan semua peralatan survei (GPS tangan dengan batteri ekstra,
kamera digital, teropong, dan sebagainya) serta mengatur dan menyiapkan logistik
selama survei.
2.3. Kelengkapan Survey
Kelengkapan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan survei monitoring
pemanfaatan sumberdaya laut di Kabupaten Maluku Tenggara adalah kapal speed boat
dan atau kapal kayu tradisional baik itu kapal transportasi umum, kapal pengangkut
barang maupun pengangkut ikan. Diharapkan dapat memiliki perlengkapan seperti:
GPS, live-jackets (10 unit), kompas, senter, lampu sorot dan peralatan P3K.
GPS yang terpasang dalam Kapal berfungsi untuk mencatat setiap perjalanan
kapal, panjang tempuh yang diselesaikan setiap melakukan perjalanan dan rata-rata
kecepatan kapal. Lampu sorot dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda lambung
ketika (dengan sangat terpaksa) kapal harus melakukan perjalanan pada malam hari.
Lampu senter digunakan untuk memberikan penerangan haluan di depan kapal dalam
melakukan perjalanan malam hari (jika ada kayu atau benda lainnya yang menghalangi
haluan kapal).
Kapal diharapkan dapat dilengkapi dengan 10 unit live-jacket (pelampung) yang
menunjukkan jumlah penumpang maksimal bisa diakomodasi oleh kapal, termasuk
kapten dan ABK. Kapal juga selalu dilengkapi dengan kotak P3K dengan beberapa obat
dan peralatan pertolongan pertama. Kompas adalah peralatan yang juga terdapat di
dalam kapal, berfungsi sebagai cadangan jika GPS tidak berfungsi.
Peralatan standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan survei adalah GPS
tangan, teropong (binokular), kamera digital, working-pad, pena, pensil dan
penghapus, buku alat tangkap, identifikasi ikan, dan peraturan-peraturan yang terkait
dengan pemanfaatan sumberdaya laut. GPS tangan berfungsi untuk mencatat posisi
koordinat pengguna sumberdaya di dalam peta, ketika melakukan wawancara dengan
mereka (formulir P3). Jika ditemukan ikan atau alat tangkap yang baru dan tidak
terdapat dalam kategori yang ada di dalam formulir, bisa dilakukan dokumentasi
dengan menggunakan kamera digital. Kamera digital dengan fasilitas audio-visual bisa
bertidak sebagai bukti di lapangan, jika pengguna sumberdaya melakukan tindakan
yang melanggar hukum, seperti menangkap ikan dengan menggunakan bom atau
potasium, dan sebagainya. Alat teropong (binocular) berfungsi untuk mengidentifikasi
pengguna sumberdaya secara lebih jelas, jika pengamatan dengan pandangan mata
biasa tidak memungkinkan. Sebagai contoh, kapal pembeli dan pengumpul ikan
sunu/kerapu hidup dari Hongkong, biasanya berlabuh sedikit di luar pantai. Teropong
membantu dalam mengidentifikasi kapal tersebut, sebelum mengambil keputusan untuk
mendekati kapal dan melakukan wawancara. Dalam kegiatan ini digunakan juga
peralatan tambahan berupa 1 unit tablet android yang digunakan untuk membantu
pencatatan pada formulir P3.
2.4. Estimasi luas area yang dicakup dalam survei lapang
Cakupan area yang utama dalam kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya
adalah garis pantai sampai kedalaman 20 m ditambah 500 m ke arah laut. Monitoring
bisa mencapai area di luar batas tersebut, kalau melihat aktifitas di tempat tersebut.
Untuk menduga area yang dicakup selama survei monitoring, area yang dibahas
dibagi berdasarkan kawasan. Estimasi kasar dari area yang dicakup dalam survei
dilakukan dengan memberikan skoring apakah kawasan tersebut dikunjungi atau tidak.
Hal ini bisa dilihat dari rute perjalanan survei yang aktual atau sebenarnya. Selanjutnya
dilakukan pendugaan yang lebih akurat terhadap persentase area pantai dari setiap
kawasan yang dicakup dalam survei, dimana wilayah pantai didefinisikan sebagai
wilayah dari garis pantai sampai 500 - 1000 m ke laut dari garis kedalaman 20 m.
Persentase area yang disurvei ditulis pada formulir P2. Luas area per kawasan untuk
perairan Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:
Sektor Luas (*), ha Luas (**), ha Pantai, km
1 16.396,08 36.152,06 81,55
2 7.596,48 51.250,57 88,66
3 15.822,59 62.607,01 30,17
Keterangan:
Luas (*) = Luas suatu Sektor, meliputi area dari pantai sampai kedalaman 20 m
ditambah 1 km secara horizontal ke arah laut
Luas (**) = Luas total laut dalam satu kawasan (lihat juga Gambar 1)
Pantai = Panjang total (penjumlahan dari masing-masing pulau) garis pantai dalam
satu kawasan
2.5. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi tipe-
tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada, waktu kejadian, lokasi kejadian, dan
pengguna sumberdaya (Mous, Wiadnya dan Pasya, 2004). Berdasarkan tipe
pemanfaatan, data dapat dibedakan atas pemanfaatan ekstraktif dan pemanfaatan non-
ekstraktif. Yang tergolong pemanfaatan non-ekstraktif adalah penangkapan ikan,
pengambilan batu karang, dan sebagainya. Sedangkan yang bisa digolongkan dalam
kategori pemanfaatan extraktif adalah pariwisata, pendidikan, dan sebagainya.
Pengguna sumberdaya juga bisa dibedakan berdasarkan kategori ‘bergerak’
seperti: pemancing dan alat tangkap sejenisnya maupun pengguna yang tetap seperti
budidaya rumput laut, alat tangkap sero, karamba, rumpon, dan sejenisnya.
Pemantauan pemanfaatan sumberdaya bisa dilakukan melalui analisis statistik
(misalnya data dari tempat pelelangan ikan), akan tetapi pada pembahasan ini dapat
diartikan sebagai suatu aktivitas dimana kegiatan pemanfaatan sumberdaya itu diamati
di tempat kejadian (in situ), misalnya di laut dimana peristiwa tersebut terjadi.
3. PEMETAAN
Data yang dikumpulkan dari kegiatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya dapat
dipetakan dalam beberapa bentuk, sesuai maksudnya sebagai berikut:
Pola pemanfaatan sumberdaya musiman dan tahunan berdasarkan tipe alat
tangkap dan asal pengguna sumberdaya;
Pola pemanfaatan sumberdaya musiman dan tahunan, misalnya berdasarkan
jumlah tangkapan dan atau tingkat kunjungan turis;
Komposisi agregat tahunan dari usaha pemanfaatan sumberdaya, misalnya,
diagram lingkaran dari alat tangkap yang dipantau dan asal pengguna sumberdaya;
Komposisi agregat tahunan, misalnya dari komposisi tangkapan;
Apakah ikan yang ditangkap dalam kondisi memijah atau tidak;
Posisi dimana pemanfaatan sumberdaya dipantau, misalnya berdasarkan tipe alat
tangkap, asal nelayan, musim, dan sebagainya.
4. ANALISIS DATA
Tim monitoring bertanggung jawab untuk menyimpan data formulir monitoring
pemanfaatan sumberdaya dalam file holder. Data yang terkumpul berupa catatan
atas temuan-temuan di lapang, variabel dan pengamatan per individu
dimasukkan kedalam lembar data Excel. Analisis data melibatkan pivotable dan
penapilan hasil olahan data dalam bentuk tabel dan grafik dilakukan dengan pivotchart.
Selanjutnya data dalam table Exel bisa di olah dengan menggunakan program GIS
untuk menampilkan peta-peta seperti dijelaskan pada huruf C di atas.
Untuk mendapatkan hasil Analisis monitoring pemanfaatan sumberdaya
digunakan analisis data dengan memperkirakan total tingkat pemanfaatan sumberdaya,
jumlah pengguna sumberdaya yang diobservasi selama lintasan survei harus dikalikan
dengan satu faktor:
total usaha pemanfaatan sumberdaya setiap tahun = total jumlah
pengguna sumberdaya yang diobservasi * (365 / hari di lapangan) * (total
daerah / daerah yang disurvei)
Formula ini diterapkan juga pada sub-kelompok dari pengguna sumberdaya
(nelayan dari Kampung A, nelayan yang menggunakan alat tangkap B, operator wisata
skala kecil, dsb.) sepanjang memungkinkan.
Untuk pemanfaatan sumberdaya ekstraktif, total output (misalnya, total
tangkapan) dapat dihitung sebagai berikut:
total tangkap per tahun = total usaha pemanfaatan sumberdaya per
tahun * rata-rata hasil tangkap yang diobservasi per unit usaha * (1 / hari
yang dihabiskan untuk melaksanakan observasi tangkapan)
Tangkapan per satuan usaha didefiniskan disini sebagai tangkapan yang
dilakukan oleh satu unit usaha, biasanya dalam satu hari-perahu atau kelompok-hari
bagi kelompok yang menangkap sumberdaya di terumbu karang (reef gleaners,
bekarang, meting).
Selanjutnya, data yang dikumpulkan selama tahun survei ditampilkan dalam
tabel-tabel yang bisa diproduksi sebagai berikut:
- Karakteristik survei (berapa hari di lapangan, waktu yang dipakai di lapangan, dan
sebagainya),
- Tabel dengan asal pengguna sumberdaya dengan total usaha dan total tangkapan,
bberupa Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan dalam upaya
pemanfaatan sumberdaya, dipisahkan oleh tipe (misalnya alat tangkap, asal
pengguna sumberdaya), Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan
dalam output pengguaan sumberdaya (tangkapan, tingkat kunjungan)
- Tabel dengan tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) dengan total usaha
dan total tangkapan, berupa Komposisi agregat tahunan dari usaha pemanfaatan
sumberdaya (misalnya, diagram pie dari alat tangkap yang di observasi, asal
pengguna sumberdaya)
- Tabulasi silang dari tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) dengan asal
pengguna sumberdaya, berupa Komposisi agregat tahunan dari output pemanfaatan
sumberdaya (mis diagram pie dari komposisi tangkapan)
- Peta-peta dengan posisi dimana pemanfaatan sumberdaya diobservasi (jika cocok
dipisahkan oleh tipe alat tangkap, asal nelayan, musim, dsb.)
5. BIAYA
Total hari lapang untuk kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya laut
dalam setahun adalah 72 hari, 3 sortie per minggu (1 sortie = 1 hari), 6 hari per bulan.
Perhitungan 6 hari kerja lapangan per bulan sekitar Rp. 4.790.00 /hari,.
6. PELAPORAN
Tipe-tipe laporan yang akan disusun sebagai berikut:
Laporan kegiatan (BTOR) yang menjelaskan: siapa yang bergabung dalam
pemantauan, daerah mana yang dimonitor, detail tanggal dan jam, berapa jam di
laut, dan sebagainya. Laporan kegiatan harus mempunyai narasi singkat terhadap
hasil-hasil observasi yang penting atau kendala-kendala logistik, dan sebagainya;
Laporan insidentil jika tim mengamati sesuatu yang diluar kebiasaan, yang
memerlukan tindak lanjut langsung (misalnya pemanfaatan sumberdaya tipe baru,
pelanggaran serius peraturan pemanfaatan sumberdaya) atau sesuatu yang
menarik (misalnya penampakan hewan-hewan yang tidak biasa). Observasi
kegiatan-kegiatan illegal harus dilaporkan kepada pihak yang berwenang antara
lain Kepala Dinas DKP Kabupaten Maluku Tenggara dan Polres Kab. Maluku
Tenggara.
laporan tengah tahunan diterima paling lambat awal bulan Juni tahun berjalan,
dengan format laporan yaitu ;
a. Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuandari program pemantauan pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat dari pendekatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya)
Rate - Rp-US$ 9.200
Cost drivers (April 2014)
Boat Rent 3.000.000 Rp/trip
Fuel consumption by genset 390.000 Rp/day
Speed - 35 knots 0 km/hour
Distance (km) per field day 0 km
Fuel costs 0 Rp/day
Depreciation speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day
Maintenance speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day
Food and drinks for crew and monitoring staff (Rp 85,000
pp per day) 1.000.000 Rp/day
Local Transport 400.000 Rp/day
Total costs per field day 4.790.000 Rp
Field days per year 15 days
Total direct costs per year (excl. staff stime) 71.850.000 Rp
Staff time
Monitoring Coordinator (13 days field work, plus 12 days
reporting) 25 days
Monitoring Officer (13 days field work, plus 7 days data
entry) 20 days
Maksud dan Tujuan
Waktu pelaksanaan
b. Hasil Pengamatan
c. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan intisari dari isi pokok laporan
Saran merupakan alternative yang perlu diambil untuk
memecahkan masalah/persoalan yang timbul
Rekomendasi yang mengarah pada usulan tindak lanjutatau aksi (pengelolaan adaptif)
Daftar Pustaka (sumber acuan yang berasal dari buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta penulisannya
mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perpustakaan.
Lampiran (berupa peta dan foto, serta data pendukung lainnya).
Laporan teknis tahunan disetorkan di bulan Awal Desember dan
Laporan teknis tahunan disajikan dalam bentuk buku dengan kerangka laporansebagai berikut:
Cover Kata Pengantar
Rangkuman (merupakan ringkasan pokok-pokok laporan) Daftar Isi Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuan dari
program pemantauan pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat daripendekatan pemantauanpemanfaatan sumberdaya)
- Maksud dan Tujuan
- Ruang lingkup (permasalahan yang dilaporkan) - Waktu pelaksanaan (sejak dimulai sampai selesai kegiatan) - Metode atau teknik perolehan informasi (data primer dan
sekunder) Hasil Pengamatan Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan merupakan intisari dari isi pokok laporan - Saran merupakan alternative yang perlu diambil untuk
memecahkan masalah/persoalan yang timbul - Rekomendasi yang mengarah pada usulan tindak lanjut atau aksi
(pengelolaan adaptif)
Daftar Pustaka (sumber acuan yang berasal dari buku, majalah, surat kabar,dan sebagainya. Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta penulisannya mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perpustakaan.
Lampiran (berupa peta dan foto, serta data pendukung lainnya).
Hasil pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut yang telah dilakukan dapat
mengkoordinasikan dan memasukkan data tersebut kepada instansi terkait seperti:
Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara;
Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Maluku Tenggara;
Dewan Adat Kabupaten Maluku Tenggara
Politeknik Perikanan Negeri Tual
WWF-Indonesia
7. PENUTUP
Pedoman Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya merupakan suatu acuan yang
bersifat umum, dapat digunakan oleh semua pihak yang aktif melakukan kegiatan
pemantauan di perairan Indonesia.
Kontak person:
1. Simon Silubun – DKP Kabupaten Maluku Tenggara (....email/hp)
2. Untung Slamet Rahakbauw – BP4K Kabupaten Maluku Tenggara (085243649626)
3.
DAFTAR PUSTAKA
Allen G.R. & R. Steene 1999. Indo-Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef
Research, Singapore. 378 p.
Jolly, GM & I. Hampton 1990. A stratified random transect design for acoustic surveys
of fish stocks. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 47: 1282-1291. 1990.
McKenna S.A. , G.R. Allen and S. Suryadi (eds.) 2002. A marine rapid assessment of the
Raja Ampat Islands, Papua Province, Indonesia. RAP Bulletin of Biological Assessment
22. Conservation International, Washington, DC. 190 p.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perlengkapan, Persiapan dan Prosedur Kerja Lapang
A. Perlengkapan survei
Hal-hal berikut adalah daftar yang harus dipersiapkan sebelum melakukan Pemantauan
pemanfaatan sumberdaya:
Formulir: P1, P2, P3, P4, dan P5 (Lampiran 2);
Kertas tulis, working-pad, pensil, penghapus, cutter untuk penajam pensil;
GPS tangan/portabel, batterai cadangan ;
Kompas;
Kamera digital, batterai ekstra;
Teropong/Binokular;
Tablet android
Material informasi tentang: UU No. 31/2004, UU No. 5/1990, dan peraturan-
peraturan lainnya;
Gambar alat tangkap dan buku identifikasi ikan;
Panduan pemantauan pemanfaatan sumberdaya;
Peralatan pribadi (topi, kacamata, sunblock);
Makanan dan air;
Termos air panas;
Formulir pengamatan insidentil – setasea, manta, duyung, karang memutih
(skala luas) (coral bleaching).
Semua daftar tersebut di atas harus ada dan tersedia sebelum melakukan Sortie atau
pemantauan pemanfaatan sumberdaya. Koordinator pemantau membuat daftar
tersebut ketika melakukan pengecekan akhir.
B. Persiapan sebelum pemantauan
Tim pemantauan harus sudah menyelesaikan seluruh persiapan sebelum melakukan
survei di lapangan. Persiapan tersebut, termasuk:
Rencana rute perjalanan yang dibuat berdasarkan peta yang tersedia untuk
menyesuaikan waktu kerja, tenaga tim pemantau, dan persediaan logistik yang
ada;
Koordinator Pemantauan menyampaikan rencana pemantauan kepada Pejabat
Kelautan dan Perikanan atau pejabat berwenang. Jika memungkinkan,
pemerintah Kecamatan memberikan semacam surat penugasan kegiatan
pemantauan kepada tim yang berasal dari masyarakat. Catatan: Pengelola
Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara sebaiknya
mempunyai kerjasama dengan Pemerintah Kecamatan dan memberikan surat
rekomendasi bagi anggota masyarakat yang terlibat dalam pengamanan. Hal ini
dimaksudkan agar memudahkan mereka melakukan antisipasi jika ada
permintaan bantuan dari tim kepada pemerintah lokal;
Formulir P1 diisi dan ditandatangani oleh seluruh peserta/petugas. Satu salinan
formulir P1 diberikan kepada petugas radio di darat. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui catatan seluruh peserta yang ada di dalam speedboat. Jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan di laut, petugas radio bisa mendapat kejelasan
peserta survei dan hal ini akan memudahkan petugas radio dalam membuat
laporan tindak lanjut;
Petugas radio komunikasi harus diberitahu pada pusat kontrol informasi. Sambil
mencatat jam berangkat pada formulir P2, ketua tim atau kapten speedboat
melapor kepada petugas radio di darat bahwa tim segera melakukan survei.
C. Prosedur pemantauan di lapang
Tim melakukan observasi terhadap semua kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang
bergerak dan tetap. Kegiatan tersebut termasuk:
Wawancara harus didahului dengan penjelasan singkat: salam, penjelasan
singkat tentang maksud wawancara dan (jika disetujui) melakukan pertanyaan
tentang: asal pengguna, jenis alat dan hasil tangkap.
Melakukan wawancara terhadap seluruh perahu nelayan dan pariwisata yang
ditemui selama survei. Berdasarkan pengujian lapang sebelumnya, wawancara
berlangsung tidak lebih dari 5 menit (menghindari nelayan merasa terganggu
dalam melakukan aktifitas). Wawancara dilakukan dalam seluruh aktifitas
nelayan dan pengguna sumberdaya bergerak lainnya, baik ketika melakukan
istirahat, melintas atau ketika sedang melakukan kegiatan. Wawancara dilakukan
untuk mengisi Formulir P3;
Rumah berlabuh, rumah kebun, karamba, atau budidaya rumput laut dicatat
dengan menggunakan Formulir P4 dan P5;
Catat rute perjalanan pada Formulir P2 (pengisian sektor dan rute pada peta);
E. Penanganan kasus aktifitas melanggar hukum
Ketika sedang melakukan kegiatan pemantauan, tim bisa saja menemukan pengguna
sumberdaya yang melanggar hukum. Jika hal itu terjadi, tim disarankan untuk
melakukan koordinasi penanganan kasus sebagai berikut (yang memungkinkan):
Selalu melapor melalui mobile phone / telpon selular dan atau radio komunikasi
lainnya ;
Mengambil gambar dengan kamera digital (audio-visual), jika ada delik yang
membutuhkan tindak lanjut penanganan hukum;
Jika kecendrungan akan terjadi kekerasan, pertahankan jarak yang aman,
gunakan radio untuk minta pertolongan kepada tim pengamanan. Pertahankan
kontak visual dengan pelaku/tersangka sampai tim penegakan hukum datang;
Selalu membuat file laporan tertulis kepada polisi setelah sampai di darat.
F. Setelah sorti pemantauan
Hal-hal yang harus diselesaikan sebagai berikut:
Ketua tim melengkapi Formulir P2 sebelum diarsip dalam file folder;
Semua Formulir di salin, satu set disimpan di DKP dan BP4K Kabupaten
Maluku Tenggara
Masukkan data dalam Excel spreadsheet, paling lambat dua hari setelah
menyelesaikan satu Sortie_ID. Jika ada kesalahan dalam mengisi formulir
lapangan, ketua tim masih bisa mengingat seluruh peristiwa sehubungan
dengan pencatatan data tersebut.
G. Catatan untuk pemanfaatan sumberdaya tetap
Pemanfaatan sumberdaya yang tetap adalah termasuk setiap tipe pemanfaatan
yang cenderung tetap selama periode 3 - 4 bulan atau lebih, tidak termasuk
struktur permanent seperti pelabuhan, resort di pantai, dan lain-lain.
Beberapa contoh pemanfaatan sumberdaya yang tetap, termasuk:
rumpon atau Fish Aggregating Devices (FADs);
karamba ikan (terutama ikan sunu yang digunakan untuk menampung
ikan hasil tangkapan kompresor);
petak-petak budidaya rumput laut;
lokasi budidaya kerang mutiara;
bagan tancap (perikanan lampu dari lokasi yang tetap dengan
menggunakan jaring);
pelampung tambatan perahu (mooring buoys) untuk armada pariwisata.
Prinsip dasar pemantauan pemanfaatan sumberdaya tetap adalah bahwa tim
pemantauan membawa peta sketsa (Formulir P4) untuk periode 3 bulan dimana
seluruh pemanfaatan sumberdaya dimasukkan pada awal mereka ditemukan. Hal
ini berarti bahwa tim harus membawa peta yang sama pada setiap sortie/trip.
Pemanfaatan sumberdaya tetap yang hilang selama dalam periode pemantauan
tiga bulan (misalkan, sebuah budidaya karamba yang sudah pindah atau tidak
ada lagi) tidak boleh dihilangkan dari peta sketsa. Asumsinya adalah bahwa
selama periode tiga bulan, seluruh area yang dibahas sudah dicakup
(dikunjungi), paling tidak satu kali. Setelah periode tiga bulan, peta sketsa di file
dan diambil lagi peta sketsa yang baru. Anggota tim survei harus mengerti
pengisian Formulir P4 dan P5.
Lampiran 2. Formulir isian lapang yang digunakan dalam program
pemantauan pemanfaatan sumberdaya di Kawasan
Konservasi Perairan (KKPD) Kab.Maluku Tenggara
Formulir P1. Pernyataan yang harus ditandatangani oleh seluruh peserta sebelum melakukan
Sortie
Tanggal Berangkat :
Tanggal Tiba :
Speedboat:
Sortie_ID.:
Nama Organisasi Fungsi Tandatangan
Tanda Tangan Ketua Tim
Formulir isian ini disimpan bersama data pemantauan
Formulir P2. Sortie ID
Tgl/Bln/Thn jam:menit jam:menit
Tanggal Berangkat Jam Berangkat Jam Tiba
Tanggal Tiba Jam Berangkat Jam Tiba
Tempat Bermalam
Persentase masing-masing seksi yang dilewati pada Sortie ini:
This is very specific to Maluku Tenggara districs
Fo
rmulir
P3
. P
eng
am
ata
n p
em
anfa
ata
n s
um
be
rda
ya b
erg
era
k (
ne
laya
n &
wis
ata
wa
n)
Sort
ie_ID
(lih
at
form
u
No
mor
Tan
gga
l
(Tgl/B
ln/T
hn
)
Waktu
(jam
:me
nit)
Lintang S . . . . o . . . ., . . . .
. . ' (derajat menit desimal)
Bujur E . . . . . o
. . . ., . . . .
. . ' (derajat menit desimal)
Na
ma lokas
i
1. Nelayan
2. Wisata selam
3. Wisata mancing
4. Kapal Pesiar / Wisata
Daratan
1. Kerja
2. Jalan
3. Istirahat
Na
ma K
apa
l
Na
ma
Ka
pte
n
Jumlah Awak Kapal
Jumlah Wisatawan /
Penumpang
1. Tanpa Kapal
2. Tanpa Mesin
3. Ketinting
4. Motor Tempel
5. Kapal Motor
Pos
isi
Pem
an
faa
tan
Ke
gia
tan
Jen
is k
apa
l
1. Ohoidertawun Bawah
2. Ohoililir
3. Ngilngof
4. Namar
5. Selayar
6. Lairngangas
7. Debut
8. Rumadian
9. Dian Darat
10. Dian Pulau
11. Tetoat
12. Ngursit
13. Wirin
14. Madwat
15. Wab Ohoibadar
16. Wab Ngufar
17. Wab Watngil
18. Wab Arso
19. Ohoira
20. Ohoiren
21. Somlain
22. Madwaer
23. Ohoidertutu
24. Ohoidertom
25. Warbal
26. Ur Pulau
27. Tanimbar Kei
28. Ohoidertawun Atas
29. Dunwahan
30. Sitniohoi
31. Letman
32. Rumaat
33. Sathean
34. Ngursoin
35. Ibra
36. Mastur
37. Pulau Ut
38. Fair
39. Kota Tual
40. Dullah Laut
41. Labetawi
42. Ngadi
43. Tamedan
1. Pancing Tonda
2. Pancing Ulur
3. Pancing Rawai
4. Jaring Hiu
5. Jaring Hanyut
6. Jaring Dasar
7. Jaring Bobo (Purse Seine)
8. Bagan Perahu
9. Panah (Speargun)
10. Tombak
11. Bubu
12. Bom
13. Potas / Bius
14. Akar Tuba
15. Sero
0. Belum ada hasil
1. Ikan Pelagis Besar
2. Ikan Pelagis Kecil
3. Ikan Dasar
4. Ikan Karang Lain
5. Hiu
6. Teripang
7. Kima
8. Penyu
9. Udang
10. Lobster
11. Ebi
12. Siput
13. Kerang
14. Gurita
14. Cumi-cumi
15. Sontong
16. Bulu Babi
17. Lat
18. Rumput Laut
19. Kepiting Rajungan
20. Kepiting Bakau
21. Lola
22. Lauor
23. Kerapu
24. Kakap
25. Morea
Berat basah (kg)
Berat kering (kg)
Aktivitas pemijahan di lokasi
45. Luar Negeri
Juml
ah
hasil
I
Jenis
alat
tang
kap
:Je
nis h
asil
Asal
Nelay
an /
Pema
nfaa
t
Dalam
Kaw
asan
KKP
Luar
Kaw
asan
KKP
dalam
Kab
. Malr
aLu
ar K
ab. M
alra
dalam
Pro
v.
44. Sulawesi
Ka
bu
pa
ten
Ma
luk
u T
en
gg
ara
K
ete
ran
ga
n :
25
Formulir P4 Contoh rute sortie
Form P3 is also specific
Sortie_ID (lihat formulir P1):
Tanggal/bulan/tahun:
26
Formulir P5. Pemanfaatan sumberdaya tetap selama periode:
Sumberdaya tetap
SortieID FeatureID FeatureType Deskrisi sumberdaya tetap
(bawa beberapa lembar formulir jika dibutuhkan)
Catatan:
Feature type: titik, garis, polygon
SortieID: SortieID pengamatan selama 3 bulan
27
La
mp
iran
3.
Co
nto
h-c
on
toh
pe
masu
kan
data
pe
man
tau
an
pe
mfa
ata
n s
um
be
rdaya
pa
da t
ab
el
data
ba
se
Conto
h 1
. Lem
bar
judul untu
k data
base
pem
anta
uan p
em
anfa
ata
n s
um
berd
aya.
29
Conto
h 3
. Tabel ‘P
2’ bagia
n k
iri dala
m d
ata
base
mencakup s
ebuah s
ekto
r dib
eri indeks
ya/t
idak.
30
Conto
h 4
. Bagia
n k
anan d
ari
tabel
‘P2’ dala
m d
ata
base
term
asu
k p
ers
enta
se w
ilayah p
anta
i se
tiap s
ekto
r ya
ng d
icakup
dala
m s
urv
ei
31
Conto
h 5
. Bagia
n k
anan d
ari t
able
‘P3’ dala
m d
ata
base
mengandung info
rmasi
masi
ng-m
asi
ng p
em
anfa
ata
n s
um
berd
aya
yang d
iam
ati.
32
Conto
h 6
. Tabel ‘P
4-5
’ dala
m d
ata
base
mengandung info
rmasi
deta
il m
asi
ng-m
asi
ng a
trib
ut.