panduan program pemantauan pemanfaatan sumberdaya …

34
Panduan Program Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara © 2014 Disusun oleh: DKP Kab. Maluku Tenggara : Simon P. Silubun, Rita Lakesubun, L. Lermatan, Soleman Rery, Mufti Ali Ingratubun BP4K Kab. Maluku Tenggara : Bernardina Rettob, Untung Slamet Rahakbauw, Agustina Reyaan, Maria M. Warayaan, Rosmawati Beruatwarin, dan Mey Lynn Efruan WWF-Indonesia

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Panduan Program Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara

© 2014

Disusun oleh: DKP Kab. Maluku Tenggara : Simon P. Silubun, Rita Lakesubun, L. Lermatan, Soleman Rery,

Mufti Ali Ingratubun BP4K Kab. Maluku Tenggara : Bernardina Rettob, Untung Slamet Rahakbauw, Agustina Reyaan, Maria M. Warayaan, Rosmawati Beruatwarin, dan Mey Lynn Efruan WWF-Indonesia

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan................................................................................................................................................... 4

1.1 Latar belakang .. ................................................................................................ 4

1.2 Tujuan dan Sasaran ............................................................................................ 5

1.3 Ruang

Lingkup...................................................................................................5

1.4 Landasan Hukum ................................................................................................ 6

1.5 Batasan dan Pengertian ...................................................................................... 7

2. Metodologi....................................................................................................................................................... 9

2.1 Pengumpulan Data ................................................................................................................................ 9

2.2 Tim Monitoring ........................................................................................................................................ 9

2.3 Kelengkapan Survei .............................................................................................................................. 9

2.4 Estimasi luas area yang dicakup dalam survei lapang ......................................................... 10

2.5 Data yang Dikumpulkan ................................................................................................................... 11

3. Pemetaan...................................................................................................................................................... 12

4. Analisis Data ................................................................................................................................................ 12

5. Biaya ............................................................................................................................................................... 13

6. Pelaporan ...................................................................................................................................................... 13

7. Penutup ......................................................................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ................................................................................................................................................. 16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar istilah yang digunakan dalam teks.........................................................................

Lampiran 2. Formulir isian lapang yang digunakan dalam program monitoring

pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Maluku Tenggara............................................................ 22

Lampiran 3. Format data entry yang digunakan dalam program monitoring

pemanfaatan sumberdaya di Kabupaten Maluku Tenggara............................................................ 27

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Efektifitas pengelolaan Kawasan Konservasi Laut (KKL) dapat diukur melalui kegiatan pemantauan (monitoring). Kegiatan pemantauan sumberdaya alam

termasuk kegiatan koleksi dan analisis terhadap hasil pengamatan atau pengukuran yang diambil secara berulang-ulang untuk mengevaluasi perubahan kondisi dan kemajuan ke arah pencapaian tujuan (Elzinga et al., 1998:1). Untuk menjamin bahwa

perubahan-perubahan yang dideteksi oleh kegiatan pemantauan benar-benar terjadi di alam dan bukan karena akibat pengukuran yang diambil oleh orang-orang yang berbeda dengan cara yang sedikit berbeda, maka dibuatlah protokol pemantauan dan diimplementasikan pada tingkat lapangan serta menjadi bagian dari program pemantauan jangka panjang (Oakley, Thomas & Fancy 2003).

Protokol pemantauan merupakan (1) komponen kunci yang menjamin kualitas program pemantauan untuk memastikan bahwa data memenuhi standar kualitas

dengan selang kepercayaan tertentu, (2) sebuah kebutuhan bagi program yang transparan sehingga data bisa dikaji ulang oleh pihak eksternal, (3) kebutuhan untuk mendeteksi perubahan secara temporal maupun perubahan personil yang melakukan

pemantauan, dan (4) sebuah kebutuhan untuk bisa membandingkan data dari berbagai tempat maupun diambil oleh berbagai institusi yang berbeda.

Protokol pemantauan harus menjelaskan seluruh detail yang dilakukan dalam program kegiatan pemantauan. Pada intinya, protokol harus memberikan informasi yang lengkap kepada teknisi lapang yang trampil untuk melaksanakan program pemantauan tanpa penjelasan lebih lanjut, dan protokol pemantauan harus berfungsi sebagai petunjuk acuan selama kegiatan dilakuakn di lapangan. Protokol biasanya secara teratur direvisi dan oleh karena itu protokol harus bertanggal atau nomer versi

untuk melacak revisi. Protokol harus mencakup spesimen formulir-formulir di lapangan.

Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Maluku

yang terletak di bagian tenggara Pulau Seram. Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari 68 pulau, .... diantaranya merupakan pulau berpenghuni sedangkan .... lainnya tidak

dihuni. Pulau yang berpenghuni adalah Kei Kecil, Kei Besar, Tanimbar Kei, Warbal, Ur Pulau. Maluku Tenggra memiliki luas .... Km2 terdiri dari 6 kecamatan dan 191 ohoi / ohoi soa.

Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara telah dideklarasikan untuk dicadangkan sebagai kawasan konservasi perairan pada tanggal 5 Juli 2012 dengan SK Bupati Nomor 62 Tahun 2012. Luas kawasan yang dicadangkan adalah 150.000 hektar di pesisir Kei Kecil Bagian Barat. Pencadangan ini adalah momentum dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara yang memandang

Comment [CH2]: Lengkapi ya

perlunya suatu pengelolaan kawasan laut dan pesisir yang lebih baik dan lebih mensejahterahkan masyarakat pesisir kabupaten Maluku Tenggara.

Untuk dapat memaksimalkan peranan pengelola kawasan konservasi perairan

(KKP) Maluku Tenggara, maka pemantauan yang efektif harus didasarkan suatu panduan (protocol) yang baik dan benar. Panduan merupakan instrumen kunci dalam

kegiatan pemantauan sumberdaya yang menjamin bahwa perubahan-perubahan yang dideteksi benar-benar terjadi di alam dan bukan karena akibat hasil pengukuran yang salah atau oleh orang-orang atau metode yang agak berbeda (Oakley, Thomas & Fancy

2003). Oleh karena itu, sebuah panduan sangatlah diperlukan untuk melakukan kegiatan pemanantauan pemanfaatan sumberdaya alam hayati di kawasan konservasi.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Secara keseluruhan, tujuan utama dari monitoring pemanfaatan sumberdaya adalah

untuk:

- Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penyusunan rencana pengelolaan

KKP Kabupaten Maluku Tenggara agar pengelolaan Kawasan Konservasi dapat

dilakukan secara adaptif.

- Mengukur kinerja pengelolaan kawasan konservasi Perairan Kabupaten Maluku

Tenggara.

- Meningkatkan kehadiran pengelola dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

kabupaten Maluku Tenggara.

Adapun tujuan khusus Kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya ini adalah :

- mengumpulkan data pemanfaatan sumberdaya laut, terutama perikanan

(pemanfaatan ekstraktif) dan pariwisata (pemanfaatan non-ekstraktif).

- menyampaikan tipe-tipe dan pola spasial dan temporal pemanfatan sumberdaya laut

kepada pengguna sumberdaya, melalui pemerintah lokal

- meningkatkan interaksi dengan pengguna sumberdaya laut di Kabupaten Maluku

Tenggara.

- sebagai informasi bagi pengelola nantinya dalam menyusun perencanaan dan

pengeloaan konservasi sumberdaya kelautan perairan Kabupaten Maluku Tenggara.

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan ini meliputi pemantauan semua kegiatan pemanfaatan

sumberdaya termasuk tipe-tipe pemanfaatan, waktu pemanfaatan, lokasi pemanfaatan,

tujuan pemanfaatan, dan pengguna sumberdaya tersebut. Selanjutnya, pemanfaatan

sumberdaya yang dimaksudkan dalam pedoman ini meliputi pemanfaatan sumberdaya

laut yang dapat diperbarui (alam hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif

(penangkapan ikan, pengambilan batu karang, dan sebagainya) dan pemanfaatan non-

ekstraktif (pariwisata, pendidikan, dan sebagainya). Pengguna sumberdaya dapat

dibedakan berdasarkan kategori bergerak dan pengguna yang tetap. Yang tergolong

pengguna bergerak adalah pemancing dan alat tangkap sejenisnya, sedangkan

pengguna sumberdaya yang tetap seperti budidaya rumput laut, nelayan dengan alat

tangkap sero, nelayan dengan rumah berlabuh (rumpon, karamba, budidaya mutiara)

dan sejenisnya.

1.4. Landasan Hukum

Pelaksanaan pengamatan monitoring sumberdaya di dalam kawasan KKPD merupakan

usaha yang berdasarkan pada asas pembangun nasional Indonesia yang berlandaskan:

1. Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati

dan Ekosistemnya;

2. Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;

3. Undang-undang No. 31 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.

4. Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah

5. Undang-Undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang nomor

27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;

7. Undang-undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

8. Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan

Lingkungan Hidup;

9. Undang-undang Perikanan Nomor 45 tahun 2009 tentang perubahan UU Perikanan

Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan;

10. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka

Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

11. Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan

Satwa Liar;

12. Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan dan

Satwa Liar;

13. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 tentang Konservasi sumberdaya Ikan;

14. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2011 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di

Suaka Marga satwa, Taman Wisata Alam;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.16/MEN/2008 tentang

perencanaan pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau kecil;

16. SK Bupati Nomor...... Tahun.... tentang pelarangan penangkapan penyu;

17. SK Bupati Nomor..... Tahun ... tentang pelarangan penebangan bakau;

18. Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Ratschap dan Ohoi.

1.5. Batasan dan Pengertian

1. Kawasan konservasi perairan adalah perairan yang dilindungi dikelola dengan

sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan secara

berkelanjutan.

2. Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa tehnik pemanfaatan ruang melalui penetapan

batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumberdaya dan daya dukung serta

proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem

pesisir.

3. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuhan,hewan,organisme dan non

organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk

keseimbangan,stabilitas dan produktifitas.

4. Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya didefinisikan sebagai suatu kegiatan

dimana suatu tim melakukan survei lapangan pada suatu daerah tertentu untuk

mengetahui apa tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada, kapan, dimana, dan

oleh siapa.

5. Pemanfaatan Sumberdaya diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya laut yang

dapat diperbarui (alam hayati), termasuk pemanfaatan ekstraktif (penangkapan

ikan, pengambilan batu karang, dan sebagainya) dan pemanfaatan non-ekstraktif

(pariwisata, pendidikan, dan sebagainya).

6. Pemanfaatan Sumberdaya Ekstraktif adalah semua jenis pemanfaatan sumberdaya

dimana obyek hidup maupun mati diambil dari daerah yang dipilih. Tipe

pemanfaatan sumberdaya ekstraktif yang paling penting adalah penangkapan ikan;

contoh lain adalah bio-prospecting, dan pengambilan terumbu karang.

7. Pemanfaatan Sumberdaya Non-Ekstraktif adalah semua jenis pemanfaatan

sumberdaya yang tidak melibatkan pengambilan dari obyek hidup maupun mati,

misalnya pariwisata. Budidaya ikan mempunyai dua aspek pemanfaatan

sumberdaya ekstraktif dan yang non-ekstraktif.

8. Pengguna sumberdaya bisa dibedakan berdasarkan kategori bergerak dan

pengguna yang tetap. Yang tergolong pengguna bergerak adalah pemancing dan

alat tangkap sejenisnya, sedangkan pengguna yang tetap seperti budidaya rumput

laut, nelayan dengan alat tangkap sero dan sejenisnya.

9. Lokasi Target adalah lokasi yang mejadi target pemantauan yakni wilayah pantai

sampai kedalaman 20 meter ditambah 500 meter ke arah laut, termasuk perairan

diluarnya yang bisa dijangkau.

10. GPS (Global Positioning System) adalah suatu sistem penentu posisi atau letak

global. Caranya dengan menggunakan konstelasi kurang lebih 24 satelit kelas

menengah yang dapat memantulkan gelombang mikro, penerima GPS dapat

menentukan lokasi mereka, kecepatan, arah dan waktu.

11. GIS (Geographic Information System) adalah suatu sistem untuk mengolah,

menyimpan, menganalisa dan menampilkan data dan atribut – atribut

kebumiannya.

12. Keberadaan Selektif atau Selective Availability (SA) maksudnya adalah GPS dapat

memberikan data yang tepat dalam jangkauan beberapa meter. Terkait dengan

masalah keamanan, signal suara ditambahkan yang mana hal ini bertujuan untuk

mengurangi ketepatan GPS hingga sekitar 100 m.

13. Database adalah sistem digital atau analog untuk menyimpan dan mengambil data.

Database dapat terdiri dari satu tabel data, atau dua maupun lebih tabel data yang

berhubungan antara satu dengan lainnya (database relational). Database yang

relational atau berhubungan biasanya dianggap merupakan cara paling efisien

untuk menyimpan data.

14. Tabel Data adalah tabel dengan data dimana setiap lajur mewakili data dan setiap

kolom mewakili variabel. Setiap ‘record’ mengandung satu subyek data, misalnya,

satu record mengandung data satu armada penangkapan yang diobservasi di

lapangan (ukuran, kekuatan mesin, hasil tangkap, dsb.). Variabel mewakili data

yang sama dari berbagai subyek, misalnya kekuatan mesin dari perahu nelayan

yang diobservasi di lapangan. Satu datum (misalnya kekuatan mesin dari satu

perahu nelayan yang diobservasi di lapangan) disimpan didalam sel, yang

merupakan interaksi antara lajur dan kolom.

15. Penangkapan ikan merusak adalah cara penangkapan ikan yang merusak habitat,

yang berdampak pada menurunnya jumlah dan keanekaragaman spesies yang

menjadi target penangkapan dan merusak habitatnya. Contoh dari penangkapan

ikan merusak adalah pengangkapan dengan bom dan kebanyakan pukat harimau

(trawl) tipe dasar.

16. Pemanfaatan berlebihan (Over-exploitation) adalah kejadian pemanfaatan sumber

daya laut yang lebih tinggi daripada yang diinginkan dari sudut pandang ekologi

dan/atau ekonomi melebihi kapasitas daya dukung suatu wilayah laut.

17. Database relational adalah suatu tipe database dimana tabel yang berisi data

dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui beberapa kunci referensi. Tipe

database ini lebih disukai karena dapat menyimpan data dengan replikasi minimum.

18. Program spreadsheet adalah suatu program seperti Microsoft Excel dimana data

dimasukkan kedalam sel-sel dari worksheet dan dimana sel-sel ini mungkin berisi

formula yang mengacu kepada sel-sel lainnya.

19. Sortie adalah satu periode perjalanan atau waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan satu pemantauan pemanfaatan sumberdaya, dihitung mulai dari

meninggalkan hingga kembalinya. Satu sortie memakan waktu 1-3 hari.

2. METODOLOGI

2.1. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data ini adalah pemantauan secara

visual dan wawancara. Proses pengumpulan data diawali dengan membuat rencana

rute perjalanan (sortie) yang akan dilalui (Contoh rute standar disajikan pada Lampiran

2 Formulir 4). Sebelum memulai perjalanan pemantauan anggota tim harus memenuhi

keperluan peralatan dan kesiapan demi efisiensi dan keselamatan perjalanan (lihat

Lampiran 1). Selanjutnya tim pemantau mengelilingi lokasi target sesuai rencana awal

dengan menggunakan sebuah perahu kecil, speed boat, kapal kayu/kapal penumpang

minimal kapasitas >20 GT (pertimbangan keamanan dan keselamatan)

2.2. Tim Monitoring

Tim monitoring pemanfaatan sumberdaya laut di Kabupaten Maluku Tenggara,

dalam menyelesaikan satu Sortie_ID, paling tidak, terdiri dari 6 (enam) orang:

- Kapten kapal – bertanggung jawab dalam membawa kapal, mengikuti rute survei,

bertanggungjawab dalam keselamatan penumpang selama survei di laut, mengambil

tindakan yang diperlukan sehubungan dengan rute perjalanan (jika cuaca di laut

tidak memungkinkan untuk dilalui) dan menentukan lokasi bermalam. Kapten kapal

harus mempunyai kemampuan/kecakapan dalam kepalautan dalam pelayaran dan

bersertifikat, kecakapan yang diharuskan untuk mengemudikan kapal. Dokumen

kapal dan dokumen kepalautan yang asli harus selalu berada di atas kapal, setiap

kali kapal dibawa oleh kapten yang bersangkutan.

- Dua orang dari DKP dan dua orang dari BP4K – salah satu bertindak sebagai ketua

tim dan bertugas untuk memimpin seluruh kegiatan survey di lapangan, mengecek

dan memastikan semua peralatan yang diperlukan, menentukan jalur perjalanan/trip

melalui konsultasi dengan kapten kapal, memastikan anggota tim yang akan ikut

dalam survei, mempersiapkan surat tugas (jika dibutuhkan), membagi tugas untuk

masing-masing anggota tim, (mencatat posisi GPS, mengambil gambar, mengisi

seluruh formulir survei) dan melakukan kontak radio dengan Kantor WWF di

Langgur, maupun ke kantor Kepolisian Resort Maluku Tenggara di Langgur.

- Satu orang staff WWF-Indonesia Project Kei - Maluku Tenggara – sebagai

anggota tim dan bertugas menyiapkan seluruh formulir lapang (P1, P2, P3, P4, P5),

membantu menyiapkan semua peralatan survei (GPS tangan dengan batteri ekstra,

kamera digital, teropong, dan sebagainya) serta mengatur dan menyiapkan logistik

selama survei.

2.3. Kelengkapan Survey

Kelengkapan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan survei monitoring

pemanfaatan sumberdaya laut di Kabupaten Maluku Tenggara adalah kapal speed boat

dan atau kapal kayu tradisional baik itu kapal transportasi umum, kapal pengangkut

barang maupun pengangkut ikan. Diharapkan dapat memiliki perlengkapan seperti:

GPS, live-jackets (10 unit), kompas, senter, lampu sorot dan peralatan P3K.

GPS yang terpasang dalam Kapal berfungsi untuk mencatat setiap perjalanan

kapal, panjang tempuh yang diselesaikan setiap melakukan perjalanan dan rata-rata

kecepatan kapal. Lampu sorot dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda lambung

ketika (dengan sangat terpaksa) kapal harus melakukan perjalanan pada malam hari.

Lampu senter digunakan untuk memberikan penerangan haluan di depan kapal dalam

melakukan perjalanan malam hari (jika ada kayu atau benda lainnya yang menghalangi

haluan kapal).

Kapal diharapkan dapat dilengkapi dengan 10 unit live-jacket (pelampung) yang

menunjukkan jumlah penumpang maksimal bisa diakomodasi oleh kapal, termasuk

kapten dan ABK. Kapal juga selalu dilengkapi dengan kotak P3K dengan beberapa obat

dan peralatan pertolongan pertama. Kompas adalah peralatan yang juga terdapat di

dalam kapal, berfungsi sebagai cadangan jika GPS tidak berfungsi.

Peralatan standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan survei adalah GPS

tangan, teropong (binokular), kamera digital, working-pad, pena, pensil dan

penghapus, buku alat tangkap, identifikasi ikan, dan peraturan-peraturan yang terkait

dengan pemanfaatan sumberdaya laut. GPS tangan berfungsi untuk mencatat posisi

koordinat pengguna sumberdaya di dalam peta, ketika melakukan wawancara dengan

mereka (formulir P3). Jika ditemukan ikan atau alat tangkap yang baru dan tidak

terdapat dalam kategori yang ada di dalam formulir, bisa dilakukan dokumentasi

dengan menggunakan kamera digital. Kamera digital dengan fasilitas audio-visual bisa

bertidak sebagai bukti di lapangan, jika pengguna sumberdaya melakukan tindakan

yang melanggar hukum, seperti menangkap ikan dengan menggunakan bom atau

potasium, dan sebagainya. Alat teropong (binocular) berfungsi untuk mengidentifikasi

pengguna sumberdaya secara lebih jelas, jika pengamatan dengan pandangan mata

biasa tidak memungkinkan. Sebagai contoh, kapal pembeli dan pengumpul ikan

sunu/kerapu hidup dari Hongkong, biasanya berlabuh sedikit di luar pantai. Teropong

membantu dalam mengidentifikasi kapal tersebut, sebelum mengambil keputusan untuk

mendekati kapal dan melakukan wawancara. Dalam kegiatan ini digunakan juga

peralatan tambahan berupa 1 unit tablet android yang digunakan untuk membantu

pencatatan pada formulir P3.

2.4. Estimasi luas area yang dicakup dalam survei lapang

Cakupan area yang utama dalam kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya

adalah garis pantai sampai kedalaman 20 m ditambah 500 m ke arah laut. Monitoring

bisa mencapai area di luar batas tersebut, kalau melihat aktifitas di tempat tersebut.

Untuk menduga area yang dicakup selama survei monitoring, area yang dibahas

dibagi berdasarkan kawasan. Estimasi kasar dari area yang dicakup dalam survei

dilakukan dengan memberikan skoring apakah kawasan tersebut dikunjungi atau tidak.

Hal ini bisa dilihat dari rute perjalanan survei yang aktual atau sebenarnya. Selanjutnya

dilakukan pendugaan yang lebih akurat terhadap persentase area pantai dari setiap

kawasan yang dicakup dalam survei, dimana wilayah pantai didefinisikan sebagai

wilayah dari garis pantai sampai 500 - 1000 m ke laut dari garis kedalaman 20 m.

Persentase area yang disurvei ditulis pada formulir P2. Luas area per kawasan untuk

perairan Kabupaten Maluku Tenggara adalah sebagai berikut:

Sektor Luas (*), ha Luas (**), ha Pantai, km

1 16.396,08 36.152,06 81,55

2 7.596,48 51.250,57 88,66

3 15.822,59 62.607,01 30,17

Keterangan:

Luas (*) = Luas suatu Sektor, meliputi area dari pantai sampai kedalaman 20 m

ditambah 1 km secara horizontal ke arah laut

Luas (**) = Luas total laut dalam satu kawasan (lihat juga Gambar 1)

Pantai = Panjang total (penjumlahan dari masing-masing pulau) garis pantai dalam

satu kawasan

2.5. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi tipe-

tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada, waktu kejadian, lokasi kejadian, dan

pengguna sumberdaya (Mous, Wiadnya dan Pasya, 2004). Berdasarkan tipe

pemanfaatan, data dapat dibedakan atas pemanfaatan ekstraktif dan pemanfaatan non-

ekstraktif. Yang tergolong pemanfaatan non-ekstraktif adalah penangkapan ikan,

pengambilan batu karang, dan sebagainya. Sedangkan yang bisa digolongkan dalam

kategori pemanfaatan extraktif adalah pariwisata, pendidikan, dan sebagainya.

Pengguna sumberdaya juga bisa dibedakan berdasarkan kategori ‘bergerak’

seperti: pemancing dan alat tangkap sejenisnya maupun pengguna yang tetap seperti

budidaya rumput laut, alat tangkap sero, karamba, rumpon, dan sejenisnya.

Pemantauan pemanfaatan sumberdaya bisa dilakukan melalui analisis statistik

(misalnya data dari tempat pelelangan ikan), akan tetapi pada pembahasan ini dapat

diartikan sebagai suatu aktivitas dimana kegiatan pemanfaatan sumberdaya itu diamati

di tempat kejadian (in situ), misalnya di laut dimana peristiwa tersebut terjadi.

3. PEMETAAN

Data yang dikumpulkan dari kegiatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya dapat

dipetakan dalam beberapa bentuk, sesuai maksudnya sebagai berikut:

Pola pemanfaatan sumberdaya musiman dan tahunan berdasarkan tipe alat

tangkap dan asal pengguna sumberdaya;

Pola pemanfaatan sumberdaya musiman dan tahunan, misalnya berdasarkan

jumlah tangkapan dan atau tingkat kunjungan turis;

Komposisi agregat tahunan dari usaha pemanfaatan sumberdaya, misalnya,

diagram lingkaran dari alat tangkap yang dipantau dan asal pengguna sumberdaya;

Komposisi agregat tahunan, misalnya dari komposisi tangkapan;

Apakah ikan yang ditangkap dalam kondisi memijah atau tidak;

Posisi dimana pemanfaatan sumberdaya dipantau, misalnya berdasarkan tipe alat

tangkap, asal nelayan, musim, dan sebagainya.

4. ANALISIS DATA

Tim monitoring bertanggung jawab untuk menyimpan data formulir monitoring

pemanfaatan sumberdaya dalam file holder. Data yang terkumpul berupa catatan

atas temuan-temuan di lapang, variabel dan pengamatan per individu

dimasukkan kedalam lembar data Excel. Analisis data melibatkan pivotable dan

penapilan hasil olahan data dalam bentuk tabel dan grafik dilakukan dengan pivotchart.

Selanjutnya data dalam table Exel bisa di olah dengan menggunakan program GIS

untuk menampilkan peta-peta seperti dijelaskan pada huruf C di atas.

Untuk mendapatkan hasil Analisis monitoring pemanfaatan sumberdaya

digunakan analisis data dengan memperkirakan total tingkat pemanfaatan sumberdaya,

jumlah pengguna sumberdaya yang diobservasi selama lintasan survei harus dikalikan

dengan satu faktor:

total usaha pemanfaatan sumberdaya setiap tahun = total jumlah

pengguna sumberdaya yang diobservasi * (365 / hari di lapangan) * (total

daerah / daerah yang disurvei)

Formula ini diterapkan juga pada sub-kelompok dari pengguna sumberdaya

(nelayan dari Kampung A, nelayan yang menggunakan alat tangkap B, operator wisata

skala kecil, dsb.) sepanjang memungkinkan.

Untuk pemanfaatan sumberdaya ekstraktif, total output (misalnya, total

tangkapan) dapat dihitung sebagai berikut:

total tangkap per tahun = total usaha pemanfaatan sumberdaya per

tahun * rata-rata hasil tangkap yang diobservasi per unit usaha * (1 / hari

yang dihabiskan untuk melaksanakan observasi tangkapan)

Tangkapan per satuan usaha didefiniskan disini sebagai tangkapan yang

dilakukan oleh satu unit usaha, biasanya dalam satu hari-perahu atau kelompok-hari

bagi kelompok yang menangkap sumberdaya di terumbu karang (reef gleaners,

bekarang, meting).

Selanjutnya, data yang dikumpulkan selama tahun survei ditampilkan dalam

tabel-tabel yang bisa diproduksi sebagai berikut:

- Karakteristik survei (berapa hari di lapangan, waktu yang dipakai di lapangan, dan

sebagainya),

- Tabel dengan asal pengguna sumberdaya dengan total usaha dan total tangkapan,

bberupa Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan dalam upaya

pemanfaatan sumberdaya, dipisahkan oleh tipe (misalnya alat tangkap, asal

pengguna sumberdaya), Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan

dalam output pengguaan sumberdaya (tangkapan, tingkat kunjungan)

- Tabel dengan tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) dengan total usaha

dan total tangkapan, berupa Komposisi agregat tahunan dari usaha pemanfaatan

sumberdaya (misalnya, diagram pie dari alat tangkap yang di observasi, asal

pengguna sumberdaya)

- Tabulasi silang dari tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) dengan asal

pengguna sumberdaya, berupa Komposisi agregat tahunan dari output pemanfaatan

sumberdaya (mis diagram pie dari komposisi tangkapan)

- Peta-peta dengan posisi dimana pemanfaatan sumberdaya diobservasi (jika cocok

dipisahkan oleh tipe alat tangkap, asal nelayan, musim, dsb.)

5. BIAYA

Total hari lapang untuk kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya laut

dalam setahun adalah 72 hari, 3 sortie per minggu (1 sortie = 1 hari), 6 hari per bulan.

Perhitungan 6 hari kerja lapangan per bulan sekitar Rp. 4.790.00 /hari,.

6. PELAPORAN

Tipe-tipe laporan yang akan disusun sebagai berikut:

Laporan kegiatan (BTOR) yang menjelaskan: siapa yang bergabung dalam

pemantauan, daerah mana yang dimonitor, detail tanggal dan jam, berapa jam di

laut, dan sebagainya. Laporan kegiatan harus mempunyai narasi singkat terhadap

hasil-hasil observasi yang penting atau kendala-kendala logistik, dan sebagainya;

Laporan insidentil jika tim mengamati sesuatu yang diluar kebiasaan, yang

memerlukan tindak lanjut langsung (misalnya pemanfaatan sumberdaya tipe baru,

pelanggaran serius peraturan pemanfaatan sumberdaya) atau sesuatu yang

menarik (misalnya penampakan hewan-hewan yang tidak biasa). Observasi

kegiatan-kegiatan illegal harus dilaporkan kepada pihak yang berwenang antara

lain Kepala Dinas DKP Kabupaten Maluku Tenggara dan Polres Kab. Maluku

Tenggara.

laporan tengah tahunan diterima paling lambat awal bulan Juni tahun berjalan,

dengan format laporan yaitu ;

a. Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuandari program pemantauan pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat dari pendekatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya)

Rate - Rp-US$ 9.200

Cost drivers (April 2014)

Boat Rent 3.000.000 Rp/trip

Fuel consumption by genset 390.000 Rp/day

Speed - 35 knots 0 km/hour

Distance (km) per field day 0 km

Fuel costs 0 Rp/day

Depreciation speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day

Maintenance speedboat (10% of US$60,000 per year) 0 Rp/day

Food and drinks for crew and monitoring staff (Rp 85,000

pp per day) 1.000.000 Rp/day

Local Transport 400.000 Rp/day

Total costs per field day 4.790.000 Rp

Field days per year 15 days

Total direct costs per year (excl. staff stime) 71.850.000 Rp

Staff time

Monitoring Coordinator (13 days field work, plus 12 days

reporting) 25 days

Monitoring Officer (13 days field work, plus 7 days data

entry) 20 days

Maksud dan Tujuan

Waktu pelaksanaan

b. Hasil Pengamatan

c. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan intisari dari isi pokok laporan

Saran merupakan alternative yang perlu diambil untuk

memecahkan masalah/persoalan yang timbul

Rekomendasi yang mengarah pada usulan tindak lanjutatau aksi (pengelolaan adaptif)

Daftar Pustaka (sumber acuan yang berasal dari buku, majalah, surat kabar, dan sebagainya. Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta penulisannya

mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perpustakaan.

Lampiran (berupa peta dan foto, serta data pendukung lainnya).

Laporan teknis tahunan disetorkan di bulan Awal Desember dan

Laporan teknis tahunan disajikan dalam bentuk buku dengan kerangka laporansebagai berikut:

Cover Kata Pengantar

Rangkuman (merupakan ringkasan pokok-pokok laporan) Daftar Isi Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuan dari

program pemantauan pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat daripendekatan pemantauanpemanfaatan sumberdaya)

- Maksud dan Tujuan

- Ruang lingkup (permasalahan yang dilaporkan) - Waktu pelaksanaan (sejak dimulai sampai selesai kegiatan) - Metode atau teknik perolehan informasi (data primer dan

sekunder) Hasil Pengamatan Kesimpulan dan Saran

- Kesimpulan merupakan intisari dari isi pokok laporan - Saran merupakan alternative yang perlu diambil untuk

memecahkan masalah/persoalan yang timbul - Rekomendasi yang mengarah pada usulan tindak lanjut atau aksi

(pengelolaan adaptif)

Daftar Pustaka (sumber acuan yang berasal dari buku, majalah, surat kabar,dan sebagainya. Daftar pustaka disusun sesuai dengan abjad serta penulisannya mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perpustakaan.

Lampiran (berupa peta dan foto, serta data pendukung lainnya).

Hasil pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut yang telah dilakukan dapat

mengkoordinasikan dan memasukkan data tersebut kepada instansi terkait seperti:

Bappeda Kabupaten Maluku Tenggara

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara;

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Maluku Tenggara;

Dewan Adat Kabupaten Maluku Tenggara

Politeknik Perikanan Negeri Tual

WWF-Indonesia

7. PENUTUP

Pedoman Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya merupakan suatu acuan yang

bersifat umum, dapat digunakan oleh semua pihak yang aktif melakukan kegiatan

pemantauan di perairan Indonesia.

Kontak person:

1. Simon Silubun – DKP Kabupaten Maluku Tenggara (....email/hp)

2. Untung Slamet Rahakbauw – BP4K Kabupaten Maluku Tenggara (085243649626)

3.

DAFTAR PUSTAKA

Allen G.R. & R. Steene 1999. Indo-Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef

Research, Singapore. 378 p.

Jolly, GM & I. Hampton 1990. A stratified random transect design for acoustic surveys

of fish stocks. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 47: 1282-1291. 1990.

McKenna S.A. , G.R. Allen and S. Suryadi (eds.) 2002. A marine rapid assessment of the

Raja Ampat Islands, Papua Province, Indonesia. RAP Bulletin of Biological Assessment

22. Conservation International, Washington, DC. 190 p.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Perlengkapan, Persiapan dan Prosedur Kerja Lapang

A. Perlengkapan survei

Hal-hal berikut adalah daftar yang harus dipersiapkan sebelum melakukan Pemantauan

pemanfaatan sumberdaya:

Formulir: P1, P2, P3, P4, dan P5 (Lampiran 2);

Kertas tulis, working-pad, pensil, penghapus, cutter untuk penajam pensil;

GPS tangan/portabel, batterai cadangan ;

Kompas;

Kamera digital, batterai ekstra;

Teropong/Binokular;

Tablet android

Material informasi tentang: UU No. 31/2004, UU No. 5/1990, dan peraturan-

peraturan lainnya;

Gambar alat tangkap dan buku identifikasi ikan;

Panduan pemantauan pemanfaatan sumberdaya;

Peralatan pribadi (topi, kacamata, sunblock);

Makanan dan air;

Termos air panas;

Formulir pengamatan insidentil – setasea, manta, duyung, karang memutih

(skala luas) (coral bleaching).

Semua daftar tersebut di atas harus ada dan tersedia sebelum melakukan Sortie atau

pemantauan pemanfaatan sumberdaya. Koordinator pemantau membuat daftar

tersebut ketika melakukan pengecekan akhir.

B. Persiapan sebelum pemantauan

Tim pemantauan harus sudah menyelesaikan seluruh persiapan sebelum melakukan

survei di lapangan. Persiapan tersebut, termasuk:

Rencana rute perjalanan yang dibuat berdasarkan peta yang tersedia untuk

menyesuaikan waktu kerja, tenaga tim pemantau, dan persediaan logistik yang

ada;

Koordinator Pemantauan menyampaikan rencana pemantauan kepada Pejabat

Kelautan dan Perikanan atau pejabat berwenang. Jika memungkinkan,

pemerintah Kecamatan memberikan semacam surat penugasan kegiatan

pemantauan kepada tim yang berasal dari masyarakat. Catatan: Pengelola

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kabupaten Maluku Tenggara sebaiknya

mempunyai kerjasama dengan Pemerintah Kecamatan dan memberikan surat

rekomendasi bagi anggota masyarakat yang terlibat dalam pengamanan. Hal ini

dimaksudkan agar memudahkan mereka melakukan antisipasi jika ada

permintaan bantuan dari tim kepada pemerintah lokal;

Formulir P1 diisi dan ditandatangani oleh seluruh peserta/petugas. Satu salinan

formulir P1 diberikan kepada petugas radio di darat. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui catatan seluruh peserta yang ada di dalam speedboat. Jika terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan di laut, petugas radio bisa mendapat kejelasan

peserta survei dan hal ini akan memudahkan petugas radio dalam membuat

laporan tindak lanjut;

Petugas radio komunikasi harus diberitahu pada pusat kontrol informasi. Sambil

mencatat jam berangkat pada formulir P2, ketua tim atau kapten speedboat

melapor kepada petugas radio di darat bahwa tim segera melakukan survei.

C. Prosedur pemantauan di lapang

Tim melakukan observasi terhadap semua kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang

bergerak dan tetap. Kegiatan tersebut termasuk:

Wawancara harus didahului dengan penjelasan singkat: salam, penjelasan

singkat tentang maksud wawancara dan (jika disetujui) melakukan pertanyaan

tentang: asal pengguna, jenis alat dan hasil tangkap.

Melakukan wawancara terhadap seluruh perahu nelayan dan pariwisata yang

ditemui selama survei. Berdasarkan pengujian lapang sebelumnya, wawancara

berlangsung tidak lebih dari 5 menit (menghindari nelayan merasa terganggu

dalam melakukan aktifitas). Wawancara dilakukan dalam seluruh aktifitas

nelayan dan pengguna sumberdaya bergerak lainnya, baik ketika melakukan

istirahat, melintas atau ketika sedang melakukan kegiatan. Wawancara dilakukan

untuk mengisi Formulir P3;

Rumah berlabuh, rumah kebun, karamba, atau budidaya rumput laut dicatat

dengan menggunakan Formulir P4 dan P5;

Catat rute perjalanan pada Formulir P2 (pengisian sektor dan rute pada peta);

E. Penanganan kasus aktifitas melanggar hukum

Ketika sedang melakukan kegiatan pemantauan, tim bisa saja menemukan pengguna

sumberdaya yang melanggar hukum. Jika hal itu terjadi, tim disarankan untuk

melakukan koordinasi penanganan kasus sebagai berikut (yang memungkinkan):

Selalu melapor melalui mobile phone / telpon selular dan atau radio komunikasi

lainnya ;

Mengambil gambar dengan kamera digital (audio-visual), jika ada delik yang

membutuhkan tindak lanjut penanganan hukum;

Jika kecendrungan akan terjadi kekerasan, pertahankan jarak yang aman,

gunakan radio untuk minta pertolongan kepada tim pengamanan. Pertahankan

kontak visual dengan pelaku/tersangka sampai tim penegakan hukum datang;

Selalu membuat file laporan tertulis kepada polisi setelah sampai di darat.

F. Setelah sorti pemantauan

Hal-hal yang harus diselesaikan sebagai berikut:

Ketua tim melengkapi Formulir P2 sebelum diarsip dalam file folder;

Semua Formulir di salin, satu set disimpan di DKP dan BP4K Kabupaten

Maluku Tenggara

Masukkan data dalam Excel spreadsheet, paling lambat dua hari setelah

menyelesaikan satu Sortie_ID. Jika ada kesalahan dalam mengisi formulir

lapangan, ketua tim masih bisa mengingat seluruh peristiwa sehubungan

dengan pencatatan data tersebut.

G. Catatan untuk pemanfaatan sumberdaya tetap

Pemanfaatan sumberdaya yang tetap adalah termasuk setiap tipe pemanfaatan

yang cenderung tetap selama periode 3 - 4 bulan atau lebih, tidak termasuk

struktur permanent seperti pelabuhan, resort di pantai, dan lain-lain.

Beberapa contoh pemanfaatan sumberdaya yang tetap, termasuk:

rumpon atau Fish Aggregating Devices (FADs);

karamba ikan (terutama ikan sunu yang digunakan untuk menampung

ikan hasil tangkapan kompresor);

petak-petak budidaya rumput laut;

lokasi budidaya kerang mutiara;

bagan tancap (perikanan lampu dari lokasi yang tetap dengan

menggunakan jaring);

pelampung tambatan perahu (mooring buoys) untuk armada pariwisata.

Prinsip dasar pemantauan pemanfaatan sumberdaya tetap adalah bahwa tim

pemantauan membawa peta sketsa (Formulir P4) untuk periode 3 bulan dimana

seluruh pemanfaatan sumberdaya dimasukkan pada awal mereka ditemukan. Hal

ini berarti bahwa tim harus membawa peta yang sama pada setiap sortie/trip.

Pemanfaatan sumberdaya tetap yang hilang selama dalam periode pemantauan

tiga bulan (misalkan, sebuah budidaya karamba yang sudah pindah atau tidak

ada lagi) tidak boleh dihilangkan dari peta sketsa. Asumsinya adalah bahwa

selama periode tiga bulan, seluruh area yang dibahas sudah dicakup

(dikunjungi), paling tidak satu kali. Setelah periode tiga bulan, peta sketsa di file

dan diambil lagi peta sketsa yang baru. Anggota tim survei harus mengerti

pengisian Formulir P4 dan P5.

Lampiran 2. Formulir isian lapang yang digunakan dalam program

pemantauan pemanfaatan sumberdaya di Kawasan

Konservasi Perairan (KKPD) Kab.Maluku Tenggara

Formulir P1. Pernyataan yang harus ditandatangani oleh seluruh peserta sebelum melakukan

Sortie

Tanggal Berangkat :

Tanggal Tiba :

Speedboat:

Sortie_ID.:

Nama Organisasi Fungsi Tandatangan

Tanda Tangan Ketua Tim

Formulir isian ini disimpan bersama data pemantauan

Formulir P2. Sortie ID

Tgl/Bln/Thn jam:menit jam:menit

Tanggal Berangkat Jam Berangkat Jam Tiba

Tanggal Tiba Jam Berangkat Jam Tiba

Tempat Bermalam

Persentase masing-masing seksi yang dilewati pada Sortie ini:

This is very specific to Maluku Tenggara districs

Fo

rmulir

P3

. P

eng

am

ata

n p

em

anfa

ata

n s

um

be

rda

ya b

erg

era

k (

ne

laya

n &

wis

ata

wa

n)

Sort

ie_ID

(lih

at

form

u

No

mor

Tan

gga

l

(Tgl/B

ln/T

hn

)

Waktu

(jam

:me

nit)

Lintang S . . . . o . . . ., . . . .

. . ' (derajat menit desimal)

Bujur E . . . . . o

. . . ., . . . .

. . ' (derajat menit desimal)

Na

ma lokas

i

1. Nelayan

2. Wisata selam

3. Wisata mancing

4. Kapal Pesiar / Wisata

Daratan

1. Kerja

2. Jalan

3. Istirahat

Na

ma K

apa

l

Na

ma

Ka

pte

n

Jumlah Awak Kapal

Jumlah Wisatawan /

Penumpang

1. Tanpa Kapal

2. Tanpa Mesin

3. Ketinting

4. Motor Tempel

5. Kapal Motor

Pos

isi

Pem

an

faa

tan

Ke

gia

tan

Jen

is k

apa

l

1. Ohoidertawun Bawah

2. Ohoililir

3. Ngilngof

4. Namar

5. Selayar

6. Lairngangas

7. Debut

8. Rumadian

9. Dian Darat

10. Dian Pulau

11. Tetoat

12. Ngursit

13. Wirin

14. Madwat

15. Wab Ohoibadar

16. Wab Ngufar

17. Wab Watngil

18. Wab Arso

19. Ohoira

20. Ohoiren

21. Somlain

22. Madwaer

23. Ohoidertutu

24. Ohoidertom

25. Warbal

26. Ur Pulau

27. Tanimbar Kei

28. Ohoidertawun Atas

29. Dunwahan

30. Sitniohoi

31. Letman

32. Rumaat

33. Sathean

34. Ngursoin

35. Ibra

36. Mastur

37. Pulau Ut

38. Fair

39. Kota Tual

40. Dullah Laut

41. Labetawi

42. Ngadi

43. Tamedan

1. Pancing Tonda

2. Pancing Ulur

3. Pancing Rawai

4. Jaring Hiu

5. Jaring Hanyut

6. Jaring Dasar

7. Jaring Bobo (Purse Seine)

8. Bagan Perahu

9. Panah (Speargun)

10. Tombak

11. Bubu

12. Bom

13. Potas / Bius

14. Akar Tuba

15. Sero

0. Belum ada hasil

1. Ikan Pelagis Besar

2. Ikan Pelagis Kecil

3. Ikan Dasar

4. Ikan Karang Lain

5. Hiu

6. Teripang

7. Kima

8. Penyu

9. Udang

10. Lobster

11. Ebi

12. Siput

13. Kerang

14. Gurita

14. Cumi-cumi

15. Sontong

16. Bulu Babi

17. Lat

18. Rumput Laut

19. Kepiting Rajungan

20. Kepiting Bakau

21. Lola

22. Lauor

23. Kerapu

24. Kakap

25. Morea

Berat basah (kg)

Berat kering (kg)

Aktivitas pemijahan di lokasi

45. Luar Negeri

Juml

ah

hasil

I

Jenis

alat

tang

kap

:Je

nis h

asil

Asal

Nelay

an /

Pema

nfaa

t

Dalam

Kaw

asan

KKP

Luar

Kaw

asan

KKP

dalam

Kab

. Malr

aLu

ar K

ab. M

alra

dalam

Pro

v.

44. Sulawesi

Ka

bu

pa

ten

Ma

luk

u T

en

gg

ara

K

ete

ran

ga

n :

25

Formulir P4 Contoh rute sortie

Form P3 is also specific

Sortie_ID (lihat formulir P1):

Tanggal/bulan/tahun:

26

Formulir P5. Pemanfaatan sumberdaya tetap selama periode:

Sumberdaya tetap

SortieID FeatureID FeatureType Deskrisi sumberdaya tetap

(bawa beberapa lembar formulir jika dibutuhkan)

Catatan:

Feature type: titik, garis, polygon

SortieID: SortieID pengamatan selama 3 bulan

27

La

mp

iran

3.

Co

nto

h-c

on

toh

pe

masu

kan

data

pe

man

tau

an

pe

mfa

ata

n s

um

be

rdaya

pa

da t

ab

el

data

ba

se

Conto

h 1

. Lem

bar

judul untu

k data

base

pem

anta

uan p

em

anfa

ata

n s

um

berd

aya.

28

Conto

h 2

. Tabel ‘P1’ in

form

asi

yang r

inci

tenta

ng m

asi

ng-m

asi

ng s

ort

ies.

29

Conto

h 3

. Tabel ‘P

2’ bagia

n k

iri dala

m d

ata

base

mencakup s

ebuah s

ekto

r dib

eri indeks

ya/t

idak.

30

Conto

h 4

. Bagia

n k

anan d

ari

tabel

‘P2’ dala

m d

ata

base

term

asu

k p

ers

enta

se w

ilayah p

anta

i se

tiap s

ekto

r ya

ng d

icakup

dala

m s

urv

ei

31

Conto

h 5

. Bagia

n k

anan d

ari t

able

‘P3’ dala

m d

ata

base

mengandung info

rmasi

masi

ng-m

asi

ng p

em

anfa

ata

n s

um

berd

aya

yang d

iam

ati.

32

Conto

h 6

. Tabel ‘P

4-5

’ dala

m d

ata

base

mengandung info

rmasi

deta

il m

asi

ng-m

asi

ng a

trib

ut.

33

Conto

h 7

. Luas

cakupan a

rea u

ntu

k m

asi

ng-m

asi

ng s

ekto

r

34

Conto

h 8

. D

aft

ar

variabel dala

m d

ata

base

.