pancasila sebagai ideologi nasional _ ismail shalih

Upload: faisal-akhmad

Post on 08-Jul-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    1/16

    Ismail ShalihLive is an adventure..!!

    RSS Feed Twitter Facebook

    7 Mei 2013

    PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

    10 Komentar

    PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

    A. Pengertian Ideologi

    Istilah ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,ide‑ide dasar, cita‑cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, eidos  yang berarti bentuk atauidein  yang berarti melihat. Idea  dapat diartikan sebagai cita‑cita, yaitu cita‑cita yang bersifattetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, cita‑cita ini padahakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau faham yang diyakini kebenarannya.Sedangkan logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide‑ide(the sciene of ideas), atau ajaran tentang pengertian‑pengertian dasar.

    Istilah “ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf Perancis, Antoine Destutt de Tracypada tahun 1796 sewaktu Revolusi Perancis tengah menggelora (Christenson, et.al., 1971: 3).Tracy  menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula, hakikat,dan perkembangan ide‑ide manusia, atau yang sudah dikenal sebagai “Science of Ideas”.Gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.

    Namun, Napoleon mencemoohnya sebagai suatu khayalan yang tidak memiliki nilai praktis.Pemikiran Tracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz yang disebut one great systemtruth (Pranarka, 1987).

    Pokok‑pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah sebagai berikut:

    https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/https://ismail403.wordpress.com/feed/https://twitter.com/ismailshalihhttps://facebook.com/ismail.shalihhttps://ismail403.wordpress.com/https://ismail403.wordpress.com/feed/https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/https://twitter.com/ismailshalihhttps://ismail403.wordpress.com/https://facebook.com/ismail.shalih

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    2/16

    1. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilakumanusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang berkaitan dengantertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau mempertahankantertib sosial dan politik yang bersangkutan.

    2. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi gunamerealisasikannya.

    3. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat

    mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat, yang selanjutnya diarahkan padaterwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.

    4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran itudalam berbagai lembaga politik dan kemasya‑rakatan.

    B. Karakteristik dan Makna Ideologi bagi Negara

    Dalam memahami ideologi dan ideologi politik tidaklah cukup hanya melihat dari sosokpengertiannya, atau hanya berangkat dari definisi‑definisi yang telah dikemukakan oleh paraahlinya. Oleh karena itu, meskipun secara elementer akan dipaparkan beberapa karakteristikideologi sehingga upaya memahami makna suatu ideologi dapat dilakukan lebih mudah.Makna suatu ideologi dapat ditemukan dari karakteristiknya. Beberapa karakteristik suatuideologi, antara lain:

     1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis

    Situasi krisis, di mana cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak yang sebelumnyadianggap umum dan wajar dalam suatu masyarakat telah dianggap sebagai suatu yang sudahtidak dapat diterima lagi. Keadaan semacam ini biasanya akan mendorong munculnya suatu

    ideologi. Jika manusia, kelompok, ataupun masyarakat mulai merasakan bahwa berbagaikebutuhan dan tujuan hidupnya tidak dapat direalisasikan, maka kesalahan pertamaseringkali ditimpakan kepada ideologi yang ada atau sedang dikembangkan. Biasanyaideologi yang ada dianggap tidak mampu lagi berbuat, baik dalam menjelaskan eksistennyaatau justifikasi terhadap situasi yang sedang terjadi, ataupun dalam melaksanakan aturanmain yang dicanangkan sebelumnya. Pendek kata, mereka tidak dapat menerima batasan‑

     batasan mengenai apa yang harus dijunjung tinggi dan dikembangkan dalam kehidupansehari‑hari. Berangkat dari kondisi yang serba kalut, yang dicirikan oleh menghebatnyaketegangan sosial, maka ketidakpuasan terhadap masa lampau dan ketakutan menghadapimasa depan menjadi pendorong muncul dan bangkitnya suatu ideologi yang mampumenjanjikan kehidupan yang lebih baik.

    2. Ideologi merupakan pola pemikiran yang sistematis

    Ideologi pada dasarnya merupakan ide atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan ketengah‑tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematisagar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendakmengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi biasanya menyajikan penjelasan danvisi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan. Di samping itu, ideologi sering

    menampakkan sifat “self‑contained” dan “self‑sufficient”. Ini mengandung pengertian bahwaideologi merupakan suatu pola pemikiran yang terintegrasi antara beberapa premis dasaryang memuat aturan‑aturan perubahan dan pembaharuan. Meskipun ideologi dikatakansebagai suatu pola pemikiran yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologimerupakan konsep yang abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan deologi yang kurang

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    3/16

    mampu menggambarkan tentang realitas dan lebih menggambarkantentang model atas dasarpersepsi tentang realitas yang ideal. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ideologicenderung menjadi reduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan penjelasan danrekomendasi yang sederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.

    3. Ideologi mempunyai ruang lingkup jangkauan yang luas, namun beragam

    Dilihat dari dimensi horisontal, ideologi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, mulaidari penjelasan‑penjelasan yang parsial sifatnya sampai pada gagasan‑gagasan atau panangan‑pandangan yang komperehensif (misalnya: weltanschauung). Sebenarnya, sifat serbamencakup dari suatu ideologi sangat tergantung pada ruang lingkup kekuasaan yang dapatdicakupnya. Ideologi‑ideologi yang totaliter dapat dikatakan lebih komprehensifdibandingkan dengan ideologi‑ideologi yang demokratis karena senantiasa mendambakankekuasaan mutlak untuk mengatur semua aspek kehidupan. Dengan demikian, ideologi dapatmemberikan gambaran tentang masyarakat bangsa yang akan direalisasikan dengan berbagaipola perilakunya. Ideologi dapat menjadi indikator dalam menentukan keberhasilan suatunegara dalam membangun masyarakatnya.dengan demikian, ideologi dapat menjadiparameter dalam mengukur keber‑hasilan suatu bangsa.

    4. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan

    Dilihat dari dimensi vertikal, ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan,mulai dari konsep yang kompleks dan sophisticated sampai dengan slogan‑slogan atausimbol‑simbol sederhana yang mengekspresikan gagasan‑gagasan tertentu sesuai dengantingkat pemahaman dan perkembangan masyarakatnya. berangkat dari tataran pemikiransemacam ini, dapat dikatakan bahwaideologi berada pada keragaman landasan yang akhirnya

    akan membuahan berbagai pemahaman dan penerimaan dari para pengikutnya.ketertarikanseseorang pada suatu ideologi bisa didasarkan pada rangsangan intelektual, emosional, atauyang paling sering adalah kepentingan pribadi. Disamping itu, unsur pengikat dapatdidasarkan pada daya tarik pemimpin yang kharismatik. Dengan demikian, tidakmengherankan apabila para “ ideolog” cenderung menunjukkan militansi dan fanatismeterhadap doktrin ideologi sehingga menjadi sumber dukungan yang aktif dan sangat loyaldengan pasif menerima ideologi apa adanya.

    C. Fungsi ideologi

    Tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan terhadap ideologi tertentu, barangkali bukan satusatunya cara, melalui mana manusia bisa memformulasikan dan mengisi kehidupannya.Ideologi juga bisa memainkan fungsinya dalam mengatur hubungan antara manusia danmasyarakat. Setiap kehidupan masyarakat pasti mengharapkan setiap anggotanya dapatterlibat dan tercakup di dalamnya. Untuk itu, ideologi dapat membantu anggota masyarakatdalam upaya melibatkan ciri dalam berbagai sektor kehidupan di samping fungsinya yangsangat umum, ideologi juga memiliki fungsi yang khusus sifstnya, seperti:

    1. Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia

    Sebagai sistem panutan, ideologi pada dasarnya merupakan formulasi ide atau gagasanmelalui mana manusia dapat menerima, memahami, dan sekaligus menginterpretasikanhakikat kehidupan ini. Realitas kehidupan yang sangat kompleks dapat dibuat lebih jelas,lebih memenuhi harapan, dan lebih berarti oleh sebuah ideologi. Orientasi kognitif dari suatu

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    4/16

    ideologi dapat membantu untuk menghindarkan diri dari sikap ambiguitas, sekaligusmemberikan kepastian dan rasa aman dalam mengarungi kehidupannya. Jika manusia melihatada kekuasaan atau kekuatan yang sulit diprediksikan, maka ideologilah ide satu‑satunyatempat berlindung.

     2. Ideologi berfungsi sebagai panduan

    Sebagai suatu panduan, ideologi mencanangkan seperangkat patokan tentang bagaimanamanusia seharusnya bertingkah laku, di samping tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Seiringdengan fungsinya, ideologi menyajikan saluran‑saluran yang dapat dipakai untukmewujudkan ambisi pribadi atau kelompok, hak dan kewajiban, dan parameter yangmenyangkut harapan pribadi dan anggota masyarakat. Ideologi juga dapat memberikan

     batasan tentang kekuasaan, tujuan, dan organisasi yang berkaitan dengan masalah‑masalahpolitik. Dengan demikian fungsi ideologi bagi suatu negara bukan sekedar sebagai standarpertimbangan dalam memilih berbagai alternatif,melainkan menyertakan “a sense of self‑ustification”, cara‑cara mengevaluasi tingkah laku para anggotanya, dan memberikan

    kerangka landasan bagi legitimasi politik (kekuasaan).

    3. Ideologi berfungsi sebagai lensa, melalui mana seseoran dapat melihat dunianya;sebagai cermin, melalui mana seseorang dapat melihat dirinya; dan sebagai jendela, melalui

    ana orang lain bisa melihat diri kita.

    Ideologi merupakan salah satu alat bagi seseorang atau bangsa untuk mengenal dan melihatdirinya sendiri, dan mengharapkan orang lain untuk bisa melihat dan menginterpretasikantindakanna yang didasarkan atas ideologinya. Dengan demikian, ideologi merupakan potretdiri pribadi, kelompok atau masyarakat yang sangat impresio‑nistis. Ideologi dapat

    memberikan gambaran tentang manusia dan masyarakat yang diharapkan. Inilah fungsipenting ideologi bagi suatu bangsa dan negara.

    4. Ideologi berfungsi sebagai kekuatan pengendali konflik, sekaligus fungsi integratif 

    Dalam level personal, ideologi dapat membantu setiap individu dalam mengatasi konflik yangterjadi dalam dirinya sendiri ataupun dalam hubungannya dengan orang lain. Di sisi lain,ideologi dapat mengikat kebersamaan dengan cara mengintegrasikan berbagai aspekkehidupan individu. Dalam kehidupan masyarakat, ideologi juga dapat berfungsi membatasiterjadinya konflik. Guna menjaga kontiunitas dan usaha‑usaha bersama, suatu masyarakt

    tidak saja memerlukan pengendalian konflik, tetapi juga memerlukan adanya integrasi secarapolitis dari para anggotanya. Melalui ideologi setiap anggota masyarakat mampu mengetahuiide, cita‑cita, tujuan atau harapan‑harapan dari masyarakat.

    D. Perbandingan Ideologi

    Kajian ideologi terasa kurang lengkap tanpa mengkaji ideologi‑ideologi besar yang berpengaruh di dunia. Oleh karena itu pada bagian ini akan disajikan uraian singkat tentang beberapa ideologi tersebut.

     1. Liberalisme

    Dalam rangka mempertajam persepsi terhadap beberapa aliran filsafat politik yangrevolusioner, ada baiknya dikemukakan dua teori pokok garakan revolusioner di AmerikaSerikat. Pertama, teori yang dikembangkan oleh The Founding of America yang didasarkan

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    5/16

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    6/16

    pemerintahan yang demokratis, dan (4) penolakan terhadap pemerintahan totaliter.

    Prinsip‑prinsip tersebut kemudian diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan.Dalam bidang politik, ideologi liberal sangat menekankan pada peranan masing‑masingindividu. Karena pentingnya kedudukan individu, pernah berkembang negara hukum yang

     bertujuan melindungi individu dari gangguan individu lain. Perkembangan bidang ekoomiuga ditandai dengan persaingan yang kuat karena masing‑masing individu merasa memilki

    hak untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kekuatannya. Namun, dalamperkembangan selanjutnya kebebasan ini telah melahirkan sikap imperealistis dan membawadampak yang kurang menguntungkan bagi kelompok masyarakat lain. Pendek kata, yangkuat semakin kuat dan yang lemah semakin terpuruk. Akhirnya, lahirlah kelas‑kelas sosialyang pada dasarnya tidak sesuai dengan prinsip liberalisme.

    2. Komunisme

    Menurut teori aslinya, yaitu teori marx, sosialisme dan komunisme tidak akan mungkin bisamuncul di negara‑negara yang tingkat perkembangan ekonominya belum begitu maju. Selain

    itu, Marx mengatakan bahwa sistem feodal harus digantikan oleh sistem kapitalis yangditimbulkan oleh industrialisasi. Dalam pandangan Marx, sistem kapitalis tersebut bisamempersiapkan kerangka landasan untuk datangnya sosialisme dengan melalui dua cara: (1)kapitalisme memberikan kemungkinan menigkatnya produksi melalui industrialisasi,dan (2)kapitalisme dapat melahirkan kelas baru, yaitu kelas proletar atau buruh.

    Sistem kapitalis itu sendiri, bisa saja dipimpin oleh kelas borjuis dengan satu catatan bahwakelas proletar semakin besar jumlahnya. Akhir dari kondisi ini akan melahirkan kekuatankelas proletar guna menjatuhkan atau menggantikan kelas borjuis. Dengan demikian, kelas

    proletar bisa mewarisi ekonomi yang maju dari praktek kapitalisme. Dengan asumsi bahwakelas proletar tersebut akan menggunakan produksi yang tinggi untuk kepentingan mayoritaskelas proletar dan bukan demi kepentingan minoritas kelas borjuis.

    Berangkat dari teori marx tersebut kita memperoleh satu kesan bahwa negara praindustriharus diindustrilisasikan melalui kapitalis sebelum lahir atau tumbuhnya sosialis. Kondisisemacam inilah yang memungkinkan kaum proletar menjadi kuat dan dapat merebutkekuasaan dan menciptakan sosialisme.

    Gambaran pada awal abad ke 20 menunjukkan, bahwa negara‑negara sosialis adalah negara‑

    negara kapitalis yang paling maju, khususnya jerman dan inggris. Di pihak lain, rusia masihfeodal dengan ekonomi pertaniannya. Di rusia proses industrialisasi baru mulai dan kaum

     borjuis masih lemah dibandingkan dengan kaum ningrat yang ada. Meskipun demikian, partaikomunis berhasil merebut kekuasaan di rusia. Sementara di inggris dan jerman, hal yangdemikian tidak terjadi. Satu pertanyaan yang segera mengganggu adalah bagaimanakenyataan berhasilnya partai komunis di suatu negara yang belum maju dapat disesuaikandengan teori Marx?

    Menurut Marx, datangnya sosialis dapat diibaratkan dengan jatuhnya buah yang matang dari

    pohon. Kalau buah sudah matang barulah bisa jatuh. Sementara itu lenin berkeyakinan bahwa buah itu harus dan dapat direbut. Apabila dikaitkan dengan perkembangan di Rusia belumcukup matang. Untuk itu sebuah organisasi harus dibentuk dalam upaya merebut kekuasaan.Organisasi yang dimaksudkan tidak lain dan tidak bukan ialah: Partai Bolshevic atauKomunis.

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    7/16

    Partai komunis terdiri dari segolongan kecil orang yang revolusioner dan sangat berdisiplin.Sehubungan dengan ini, lenin mengatakan bahwa kualitas lebih penting ketimbang kuatintas.Bahkan, untuk ini partai komunis disebutnya sebagai “ vanguard” atau pelopor kelas proletar.Menurut Lenin pula orang bisa sering menginsyafi kepentingannya sendiri. Mereka miriptubuh tanpa kepala. Untuk ini partai komunis sebagai kepala dari tubuh kelas proletar. Dalampandangannya, anggota‑anggota Partai Komunis cukup memahami hukum kesejarahan.Dengan kata lain, mereka cukup memahami bagaimana kelas proletar merupakan kelas yang

    semestinya akan berkuasa. Jadi, walaupun banyak anggota partai yang berasal daricendikiawan daripada proletar itu sendiri, namun golongan cendikiawan tersebut dapatmewakili kepentingan proletar.

    Lenin juga melihat bahwa kelas proletar merupakan kelas yang kecil di Rusia. Oleh karena itukelas proletar harus bersatu dengan petani. Persekutuan ini haruslah dipimpin oleh kelasproletar ( dalam hal ini partai komunis). Tugas pertama mereka adalah menjatuhkan rezimfeodal, kendatipun rezim feodal itu sendiri tidak akan diganti oleh rezim borjuis. Menurutlenin, justru persekutuan yang dipimpin oleh proletar itulah yang harus menunaikan tugas

    kelas borjuis, yaitu industrialisasi. Sesudah itu mereka baru dapat menunaikan tugasnyasendiri, yaitu membangun sosialisme. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa lenin bermaksud menyatukan dua tahapan yaitu kapitalis dan sosialis.

    Dari ulasan yang terakhir, nampak bahwa lenin membuat beberapa revisi yang penting dalamteori Marxisme. Pertama ia menerima prinsip bahwa arah sejarah bisa dipercepat. Kedua, alatyang dapat mempercepat sejarah adalah partai komunis yang mewakili kaum proletar,kendatipun diantara anggotanya terdapat orang‑orang yang bukan proletar. Ketiga, leninmenginsyafi bahwa dalam suatu negara agraris, kelas proletar harus bersekutu dengan kelaspetani. Akhirnya lenin berkesimpulan bahwa partai komunis dapat menjalankan

    industrialisasi kendati menurur Marx industrialisasi merupakan tugas kaum borjuis dengansistem kapitalismenya.

    Revisi‑revisi lenin dikembangkan pula oleh Mao Tze Tung. Diatas telah dikatakan bahwa leninmenciptakan gagasan Vanguard of the Proletariat atau pelopor proletar yang mewakili kelasproletar, kendatipun ada di antara pemimpin‑pemimpinnya yang bukan dari kelas proletar. Disamping itu, peranan para politisi tidak dapat diabaikan.

    Pada mulanya partai komunis cina mengikuti contoh rusia tersebut. Dengan kata lain, semuapartai ini mendasarkan kekuatannya pada kelas proletar dan kelompok cendikiawan di kota‑kota besar. Namun kenyataan yang ada, pada tahun 1927, Chiang Kai‑Shek menghancurkanpartai komunis di kota‑kota besar. Untuk itu Mao mengembangkan satu pemikiran, bahwarevolusi cina harus mendasarkan diri pada kelas petani. Atas dasar pertimbangan tersebutMao membentuk suatu tentara petani. Satu pertanyaan yang timbul sekarang adalah,

     bagaimana revolusi yang diperjuangkan oleh tentara petani itu dapat dikatakan komunis?

    Memang lenin membedakan antara pelopor proletar dan kelas proletar itu sendiri. Akan tetapi bagaimanapun juga keduanya saling bersangkutan sangat erat. Ada orang‑orang proletaryang menjadi anggota partai komunis, dan partai komunis berpusat di kota‑kota besar

    sehingga pemimpin‑pemimpin dapat berhubungan secara kontinyu dengan kelas proletar.

    Sebelumnya Mao hanya membawa gagasan lenin sampai logical conclution saja. Kalau peloprproletar memahami kepentingan proletar dengan lebih jelas dari orang proletar itu sendiri,apakah pelopor tersebut tersangkut‑paut secara fisik dengan proletar atau tidak, bukanlah

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    8/16

    persoalan yang penting. Pokoknya pelopor itu, tidak lain adalah partai komunis yangdianggap mewakili kelas proletar. Jadi walaupun tentara Mao terdiri dari petani dan bukanproletar, akan tetapi ia mewakili proletar. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa revolusicina dipimpin juga oleh kelas proletar.

    Revolusi Mao adalah bertujuan menjangkau “demokrasi rakyat”. Jika demokrasi rakyat sudahdapat dicapai, maka sudah tidak perlu memasuki tahap kapitalisme. Jadi perkembangan

    masyarakat harus melewati tahap feodalisme menuju demokrasi rakyat, kemudian memasukisosialisme, dan akhirnya terwujudlah komunisme.

    Demokrasi rakyat diperjuangkan oleh suatu aliansi yang terdiri dari kelas –kelas proletar,petani, borjuis kecil, dan borjuis nasional (kaum kapitalis yang menentang atau tidak bekerjasama dengan imperealis) aliansi tersebut dipimpin oleh kaum proletar. Untuk ini Maomengatakan bahwa revolusi ala cina cocok dengan kondisi negara‑negara baru.

    Sejak tahun 1961, uni sovyet menganjurkan sebuah jalan yang sedikit berbeda untuk negara‑negara baru. Menurut Uni sovyet negara‑negara baru harus mencapai apa yang disebut

    “demokrasi nasional”. Aliansi yang memperjuangkan demokrasi nasional terdiri dari keempatkelas yang juga memasuki aliansi untuk demokrasi rakyat. Tetapi aliansi demokrasi nasionaltidak dipimpin oleh kelas proletar, yaitu partai komunis. Partai komunis dianjurkan untuk

     bekerjasama dengan pemimpin nasional lain dan berusaha menguasai golongan lain.

    Dengan demikian, jelas bahwa teori komunis tentang berkembangnya gerakan komunis dinegara‑negara baru agar berbeda dengan teori aslinya yang dikemukakan Marx. Teorikomunis sudah disesuaikan dengan realita di negara‑negara baru, yaitu bahwa sebagian besarrakyat bukan kaum proletar tetapi petani. Tetapi kaum petani tersebut tidak dapat memimpin

    suatu revolusi. Pemimpin‑pemimpinnya yang tergabung dalam partai komunis, sebenarnya berasal dari kelas cendikiawan, dan bukan proletar. Jadi di negara‑negara baru gerakankomunis yang berhasil terdiri dari cendikiawan dan petani. Peranan proletar boleh dikatakantidak begitu menonjol.

    Kelihatan teori tersebut terlalu dibuat‑buat. Oleh karena itu kita perlu melihat faktor‑faktorlain yang mempengaruhi berkembangnya gerakan komunis. Salah satu pendapat yang seringdiutarakan tentang berkembangnya gerakan komunis di negara‑negara baru adalah bahwakomunisme merupakan akibat kemiskinan. Kalau rakyat hidup dalam kemiskinan dankesengsaraan, maka hal ini merupakan keadaan yang subur bagi komunisme. Secara logis

    pendapat ini masuk akal. Semestinya yang paling miskin menjadi yang paling kurang puassehingga tidak mungkin mengikuti gerakan komunis yang ingin merombak masyarakat secarakeseluruhan.

    Akan tetapi, dalam prakteknya tidak selalu demikian. Misalnya, di india tidak semua daerahyang paling terbelakang mendukung komunis. Justru di daerah‑daerah yang palingterbelakang, petani‑petani berpikiran paling tradisional. Kalau kita melihat negara‑negarayang paling tradisional seperti saudi arabia, meskipun rakyat miskin sekali tetapi tidak adagerakan komunis. Seringkali sikap narimo (menerima dengan pasrah) sangat kuat diantara

    orang yang miskin sekali. Jadi bukanlah kemiskinan sendiri yang menimbulkan gerakankomunis.

     

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    9/16

    Ada sebuah teori tentang timbulnya gerakan komunis yang berdasarkan pada prosesdetradisional. Komunisme tidak dipandang sebagai reaksi terhadap kemiskinan melainkansebagai reaksi terhadap perubahan yang terlalu pesat dan kurang teratur. Dalam masyarakattradisional semua orang merasa sebagai bagian dari masyarakat. Mereka mempunyai suatukedudukan yang tidak dapat dirubah sehingga merasa aman. Secara ekonomis orangmenderita, tetapi penderitaannya diterima sebagai nasib. Tetapi sesudah masyarakatdipengaruhi modernisasi, masyarakat tradisional seringkali dikacaukan melalui meluasnya

    komunikasi, penjajahan, pendidikan modern, industri modern, dan lain‑lain. Setelahdipengaruhi oleh modernisasi mereka dapat melihat cara‑cara kehidupan lain yangmerupakan alternatif yang kelihatan bagus. Orang‑orang menjadi kurang puas dan frustasi.Ketidakpuasan dan frustasi ini dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, orang‑orang berfrustasisecara materiil. Mereka ingin menjadi kaya seperti orang lain. Kedua, mereka frustasi dengannilai‑nilai baru. Pada zaman yang kacau, orang perlu ideologi yang dapat menerangkantentang dunia modern yang kelihatan kacau. Sering kepercayaan agama tidak cukupmeyakinkan, sehingga orang tidak saja memberi jalan untuk menjadi kaya tetapi juga sebagaipegangan yang dapat meredakan ketakutan akan kekacauan di dunia modern.

    3. Fasisme

    Istilah fasisme dikembangkan dari istilah latin “fasces” yang merupakan simbol kekuasaanpada jaman romawi kuno. Di italia dikenal pula istilah “fascio” dengan arti dan konotasi yangsama. Fasisme sebagai gerakan politik muncul di italia setelah perang dunia I dan sempatmenguasai negara itu dari tahun 1922 sampai dengan tahun 1943. Tetapi sebelum itu, telahdikenal istilah “fasci” yang sering diartikan sebagai kelompok politik yang memperjuangkantujuan‑tujuan tertentu. Fasisme sebagai gerakan politik lebih eksklusif sifatnya setelahdikaitkan dengan gerakan‑gerakan yang diorganisir oleh benito mussolini pada tahun 1919.

    Dalam banyak hal, fasisme yang dikembangkan Mussolini dan Nazisme oleh Hitler sangatdipengaruhi oleh pemikiran Fichte dan Hegel. Dalam hubungan ini bisa dikatakan bahwafasisme tidak lain merupakan perkembangan radikal dari teori negara Hegel. Dalam suatukesempatan, Hegel pernah mengemukakan bahwa pengorbanan yang diberikan individukepada negaranya merupakan ikatan substansial antara negara dengan seluruh anggotanya.Dengan demikian, pengorbanan tersebut dapat dipandang sebagai manifestasi dari tugasindividu kepada bangsa dan negaranya. Fasisme juga cenderung menganut moralisme idealyang selalu didengungkan Hegel dan diperjuangkan pula oleh kant, Fichte, Green, Calyle,

    ataupun Mazzini. Sesuai dengan ajaran tersebut orang seyogyanya lebih menuntut kebajikandaripada memenuhi kesenangan pribadi. Ia harus lebih mementingkan tugas dankewajibannya daripada menuntut hak semata‑mata, dan pengorbanan diri atas namamasyarakat tidak harus dilaksanakan atas dasar kepentingan diri sendiri (selfinterest).

    Bertitik tolak dari pemikiran‑pemikiran itulah, fasisme dan nazisme memandang liberalismesebagai satu ajaran dan gerakan yang lebih berorientasi kepada pemuasan kebutuhan materieldengan mengabaikan soal‑soal moral dan spiritual. Sebaliknya, fasisme menganggap ideologimereka lebih mendasarkan diri pada nilai‑nilai spiritual dan loyalitas daripada sekedarpemenuhan kebutuhan perseorangan. Selain itu fasisme bukanlah ideologi yang bersifat

    dogmatis dan kaku, akan tetapi merupakan ideologi yang luwes dimana ajaran‑ajarannyaditerima sebagai suatu kenyataan darurat sesuai dengan suasana yang ada dalam masyarakatdan negara yang ada. Hakikat fasisme adalah kepercayaan dan instink, dan bukannya akalatau ajaran.

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    10/16

    Fasisme menolak dengan tegas gerakan Pasifisme, akan tetapi lebih menyukai bentuk‑bentukkekerasan. Mereka juga menolak demokrasi dan liberalisme dengan segala macam pranatapendukungnya. Sebaliknya fasisme cenderung mendekati nasionalisme dan imperealime, sertalebih tertarik kepada tradisi‑tradisi jaman romawi.

    Negara dalam pandangan fasis dianggap terlepas dan ada diatas setia perintah moral. Negara berdiri diatas semua individu dan mempunyai nilai yang lebih tinggi dibanding individu.

    Kebebasan individu dibatasi untuk memberikan perhatian sepenuhnya terhadap negara.Negara adalah diatas segala‑galanya. Negara mempunyai peranan sangat penting dalammembentuk individu‑individu yang tercakup didalamnya. Untuk itu negara harus melakukanpengawasan mutlak kepada setiap aspek kehidupan individu, yang meliputi pendidikan,kehidupan ekonomi, dan memaksakan tercapainya keselarasan antara kerja dan modal. Darisegi inilah nampak bahwa fasisme menolah sosialisme‑Maxist maupun kapitalisme. Dibawahfasisme hak milik perseorangan dipertahankan sepanjang pemakainya diletakkan dibawahkekuasaan negara.

    Perang dunia I, dalam mana italia baru terlibat pada tahun 1915, ternyata banyak memerlukanwaktu dan biaya yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Kendati demikian, italiasendiri boleh dikatakan tidak memperoleh keuntungan sebagaimana yang diharapkan,malahan membawa berbagai ekses dalam kehidupan masyarakat dan negaranya. Perang yang

     berkepanjaangan dan menghabiskan biaya besar tersebut, banyak menimbulkan keresahandalam berbagai kalangan.

    Sejalan dengan itu banyak pemikiran dan gagasan dilontarkan orang, dan tidak sedikit pulausaha‑usaha yang dilakukan untuk mencoba mengatasi keadaan tersebut. Namun demikian,usaha tersebut tidaklah semudah yang diperkirakan orang. Banyak tantangan berat yang harus

    dihadapi, terlebih lagi dengan melihat struktur ekonomi negara yang sudah sedemikian parah,serta tersendat‑sendatnya pelaksanaan sistem demokrasi. Tantangan‑tantangan tersebut lebihdiperberat lagi dengan belum berhasilnya parlemen melaksanakan tugas‑tugasnya denganmemuaskan.

    Konsekuensi logis dari krisis semacam itu, adalah timbulnya berbagai organisasi ataupungerakan politik yang bersifat ilegal. Dan muncul kekhawatiran baru di kalangan menengah keatas akan kemungkinan masuknya komunisme yang biasanya lebih berhasil dalam situasisemacam itu. Saat‑saat seperti itu, banyak perhatian mulai diarahkan kepada diri BenitoMussolini, yang pada masa‑masa sekitr itu boleh dianggap sebagai salah seorang tokohterkemuka dalam gerakan sosialis italia sampai dengan tahun 1914 yang membawa negaratersebut masuk dalam kancah perang dunia I.

    Dalam bulan maret 1919, Mussolini mengorganisir gerakan yang disebut “Fasci diComattimento”. Pada masa‑masa awal pendiriannya, organisasi tersebut hanya memperolehsedikit kemajuan. Bahkan dalam pemilihan bulan november 1919, misalnya, Mussolini secaratragis mengalami kekalahan di milan yang sebenarnya dianggap sebagai basisnya. Akan tetapi

     bermula pada kegagalan tersebut, masa‑masa berikutnya diisi dengan segala keberhasilan.Pada bulan oktober 1922 Mussolini dengan Fasci‑nya benar‑benar bisa menguasai jaringan

    politik di italia.

    Dengan hanya bersandar pada berbagai pernyataan Mussolini, sulit bagi kita untukmemperoleh gambaran apa sebenarnya yang dikendaki oleh fasisme di masa‑masa yang akandatang. Akan tetapi secara umum dapat ditarik satu pengertian bahwa dalam jangka pendek

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    11/16

    fasisme ingin segera memulihkan kondisi yang ada pada saat itu. Asisme bukan sekedarsistem pemikiran yang terintegrasi, akan tetapi secara gradualmenjelma sebagai responterhadap situasi dan kondisi yang sudah berlangsung. Hal yang demikian ini sangat wajarapabila kita tilik dari kelahiran fasisme itu sendiri.

    Lebih jauh dikemukakan, bahwa konflik antar kelas sosial dalam satu negara sebenarnyahanya membuang‑buang tenaga dan memperlemah energi nasional yang justru sangat

    diperlukan dalam perjuangan menghadapi negara lain. Dalam pandangan fasisme, bangsaadalah realitas politik yang hidup, dalam mana setiap individu mengembangkan dirinyasendiri. Usaha‑usaha perdamaian antar bangsa yang dilansir di masa‑masa lalu oleh LigaBangsa Bangsa hanya dipandang sebelah mata dan bahkan dianggap sebagai impian kaumutopis yang berlebihan.

    Cara pandang seperti itu mau tidak mau memberikan justifikasi terhadap upayapengembangan konsep kekuatan, kekerasan dan bahkan brutalitas. Dan memang konsep‑konsep inilah yang nampaknya cukup dominan dalam ajaran fasis. Cara pandang semacam ituuga mempunyai konsekuensi dalam hal penyikapan terhadap eksistensi negara yang ternyata

    lebih mengarahkan kepada pengembangan totalitarian anti demokrasi. Negara dipandangsebagai perwujudan tertinggi dari bangsa. Untuk itu kepentingan semua individu harusdisubordinasikan demi kekuatan dan kemulian negara. Negara mempunyai hak untukmengadakan pengawasan dan mengatur semua aktivitas anggota‑anggotanya. Hal yangterakhir berbuntut pada upaya pemberangusan segala bentuk oposisi dan dilegalisirnyanegara satu partai. Struktur partai bertumpu pada alur hierarkis, dimana otoritas langsungmengalir sari atas. Secara demikian cara‑cara diktatur adalah satu hal yang tidak bisadihindarkan dan boleh dikatakan sebagai konsekuensi logis dari struktur partai semacam itu.Fasisme juga menggunakan konsep “corporate state”, dimana setiap kelompok fungsional

    dalam masyarakat hanya boleh diwakili oleh satu organisasi yang nota bene harus direstuioleh pemerintah. Dengan demikian pemerintah lebih mudah mengendalikan segala bentukgerakan rakyat.

    4. Ideologi Pancasila

    Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga sebagai ideologi negara.Sebagai ideologi negara berarti bahwa pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaandengan kehidupan negara. Sebagaimana setiap ideologi memiliki konsep mengenai wujudmasyarakat yang di cita‑citakan, begitu juga dengan ideologi pancasila. Masyarakat yang dicita‑citakan dalam ideologi pancasila ialah masyarakat yang dijiwai dan mencerminkan nilai‑nilai dasar yang terkandung dalam pancasila, yaitu masyarakat yang beriman dan bertakwakepada Tuhan serta bertoleransi, menjunjung tiggi nilai‑nilai kemanusiaan, masyarakat yang

     bersatu dalam suasana perbedaan, berkedaulatan rakyat dengan mengutamakan musyawarah,serta masyarakat yang berkeadilan sosial. Hal itu berarti bahwa pancasila bukan hanya sesuatuyang bersifat setatis melandasi berdirinya negara Indonesia, akan tetapi pancasila jugamembawakan gambaran mengenai wujud masyarakat terteentu yang diinginkan serta prinsip‑prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkanya.

    Pancasila sebagai ideologi negara membawakan nilai‑nilai tertentuyang digali dari realitassodio budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu maka ideologi pancasila membawakankekhasan tertentu yang membedakannya dengan ideologi lain. Kekhasan itu adalah keyakinanadanya Tuhan Yang Maha Esa, yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian juga penghargaan akan harkat dan martabat

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    12/16

    kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia denganmemperhatikan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban. Kekhususan yang lainadalah bahwa ideologi pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa itu diatas kepentinganpribadi, kelompok, atau golongan. Berikutnya dalah kehidupan bermasyarakat dan bernegarayang didasarkan pada prinsip demokrasi dengan penentuan keputusan bersama yangdiupayakan sejauh mungkin melalui musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Satu hal lagiyaitu keinginan untuk mewujudkan keadilan dalam kehidupan bersama seluruh masyarakat

    Indonesia.

    Kalau setiap ideologi mendasarkan diri pada sistem filsafat tertentu yang berisi pandanganmengenai apa dan siapa manusia, kebebasan pribadi serta keselarasan hidup bermasyarakat;ideologi pancasila mendasarkan diri pada sistem pemikiran filsafat pancasila, yangdidalamnya juga mengandung pemikiran mendasar mengenai hal tersebut.

    E. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

    Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengandung nilai‑nilai dan gagasan‑gagasan

    dasar yang dapat dilihat dalam sikap, perilaku, dan kepribadian bangsa Indonesia. Pancasilasebagai ideologi bersifat khas sebagai refleksi perilaku bangsa Indonesia dan tercermin dalamsetiap segi kehidupannya. Nilai‑nilai dasar tersebut bersifat dinamis. Artinya, upayapengembangan sesuai dengan perubahan dan tuntutan masyarakat bukan sesuatu yang tabusehingga nilai‑nilai dasar itu tidak menjadi beku, kaku, dan melahirkan sikap fanatik yangtidak logis. Atas dasar pemikiran tersebut, bangsa indonesia telah menetapkan pancasilasebagai ideologi terbuka.

    Menurut alfian, suatu ideologi yang baik harus mengandung tiga dimensi agar supaya dapat

    memelihara relevansinya yang tinggi terhadap perkembangan aspirasi masyarakat dantuntutan perubahan zaman. Kehadiran tiga dimensi yang saling berkaitan, saling mengisi, dansaling memperkuat itu menjadikan suatu ideologi yang kenyal dan tahan uji dari masa kemasa. Ketiga dimensi yang harus dimiliki oleh setiap ideologi yang terbuka adalah: (1) dimensirealitas, (2) dimensi idealitas, dan (3) dimensi fleksibilitas/pengembangan (Oetojo Oesman danAlfian, 1993: 192).

    Dimensi‑dimensi diatas dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

    1. Dimensi realitas

    Ideologi merupakan nilai‑nilai dasar yang bersumber dari nilai‑nilai yang hidup didalammasyarakatnya, terutama pada waktu ideologi itu lahir. Dengan demikian, masyarakatpendukung ideologi tersebut dapat merasakan dan menghayati bahwa nilai‑nilai dasar itumerupakan milik mereka bersama. Dengan kata lain, nilai‑nilai dasar yang terkristalisasisebagai ideologi benar‑benar tertanam dan berakar dalam kehidupan masyarakatnya.

    2. Dimensi idealitas

    Ideologi harus mengandung cita‑cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan

     bermasyarakat, berbangsa, da bernegara. Dengan demikian, bangsa yang memiliki ideologiadalah bangsa yang telah mengetahui kearah mana mereka akan membangun bangsa dannegaranya.

    3. Dimensi fleksibilitas

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    13/16

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    14/16

    1. Kepentingan stabilitas nasional

    Walaupun pada dasarnya semua gagasan untuk menjabarkan nilai dasar dapat diajukan,namun jika sejak awal sudah dapat diperkirakan gagasan itu akan menimbulkan keresahanyang meluas, selayaknya dicarikan momentum, bentuk, serta metode yang tepat untukmenyampaikannya.

    2. Larangan terhadap ideologi Marxisme‑Leninisme/Komunisme

    Walaupun secara faktual bangsa indonesia dapat melihat proses kebangkrutan ideologiMarxisme‑Leninisme/ Komunisme, namun Marxisme‑Leninisme/ Komunisme tidak dapatdiabaikan begitu saja (Suprapto, 1992: 48). Keterbukaan ideologi pancasila pada tatanan nilaiinstrumental dan nilai praksisnya bukan berarti bangsa indonesia membuka diri bagi fahamkomunisme. Sebaliknya, bangsa indonesia tetap waspada terhadap kerawanan‑kerawananyang mungkin ditimbulkan oleh faham tersebut. Marxisme‑Leninisme/ Komunisme memilikiwawasan yang negatif terhadap konflik karena tidak mengenal perdamaian. Dalampandangannya konflik hanya dapat diakhiri, manakala salah satu pihak yang bertentangan

    mengalami kehancuran. Prinsip menghalalkan segala cara untuk mencapai cita‑citanyadipandang sebagai konsep yang bertentangan dengan nilai‑nilai kemanusiaan.

    Posted by Ismail Shalih in Catatan IsmailTagged: Dimensi fleksibilitas, Dimensi idealitas, Dimensi realitas, Fasisme, Fungsi ideologi,Ideologi berfungsi melengkapi struktur kognitif manusia, Ideologi berfungsi sebagaikekuatan pengendali konflik , Ideologi berfungsi sebagai lensa , Ideologi berfungsi sebagaipanduan, Ideologi Pancasila, Karakteristik dan Makna Ideologi bagi Negara, Kepentingan

    stabilitas nasional , Komunisme, Larangan terhadap ideologi Marxisme‑Leninisme/Komunisme , Liberalisme, Maksud Pancasila sebagai Ideologi Terbuka ,PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL, Pancasila sebagai Ideologi Terbuka ,Peengertian Pancasila sebagai Ideologi Terbuka, Pengertian Ideologi, PerbandinganIdeologi , Pokok‑pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi , sekaligusfungsi integratif

    10 thoughts on “PANCASILA SEBAGAIIDEOLOGI NASIONAL”

    1. bondangayuh berkata:30 Juni 2013 pukul 2:06 amReblogged this on Bondan Gayuh Almuazam WordPress.

    Balas2. carla lupita natasha berkata:

    26 Agustus 2013 pukul 8:03 pmmakasih banget. karna ini sangat membantu gue dalam mengerjakan tugas

    https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1488#respondhttp://bondangayuh02.wordpress.com/https://ismail403.wordpress.com/tag/fungsi-ideologi/https://ismail403.wordpress.com/tag/pengertian-ideologi/https://ismail403.wordpress.com/tag/dimensi-idealitas/https://ismail403.wordpress.com/tag/ideologi-berfungsi-melengkapi-struktur-kognitif-manusia/https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1517https://ismail403.wordpress.com/author/ismail403/https://ismail403.wordpress.com/tag/dimensi-fleksibilitas/https://ismail403.wordpress.com/tag/peengertian-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/https://ismail403.wordpress.com/tag/pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/http://wordpress.com/about-these-ads/https://ismail403.wordpress.com/tag/larangan-terhadap-ideologi-marxisme-leninismekomunisme/https://ismail403.wordpress.com/tag/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/https://ismail403.wordpress.com/tag/pokok-pokok-pikiran-yang-perlu-dikemukakan-mengenai-ideologi/https://ismail403.wordpress.com/tag/ideologi-berfungsi-sebagai-panduan/http://www.winseon.cc/http://bondangayuh02.wordpress.com/2013/06/29/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/https://ismail403.wordpress.com/tag/perbandingan-ideologi/https://ismail403.wordpress.com/tag/karakteristik-dan-makna-ideologi-bagi-negara/https://ismail403.wordpress.com/tag/ideologi-berfungsi-sebagai-lensa/https://ismail403.wordpress.com/tag/maksud-pancasila-sebagai-ideologi-terbuka/https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1488https://ismail403.wordpress.com/tag/ideologi-pancasila/https://ismail403.wordpress.com/tag/liberalisme/https://ismail403.wordpress.com/tag/kepentingan-stabilitas-nasional/https://ismail403.wordpress.com/category/catatan-ismail/https://ismail403.wordpress.com/tag/fasisme/https://ismail403.wordpress.com/tag/sekaligus-fungsi-integratif/https://ismail403.wordpress.com/tag/dimensi-realitas/https://ismail403.wordpress.com/tag/ideologi-berfungsi-sebagai-kekuatan-pengendali-konflik/https://ismail403.wordpress.com/tag/komunisme/

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    15/16

    Balas3. awanarrya berkata:

    14 Oktober 2013 pukul 4:19 pmmaksihh mind. ijin kopy yahhh

    Balas4. Yulia Said (@LhiaSaid) berkata:

    4 November 2013 pukul 12:06 pmAssalamu’alaikumhm pas bnget dgn judul makalah yg mau sy buatijin copy yaa, thnkss before ^^

    Balas5. Rosa berkata:

    18 Februari 2014 pukul 9:10 amMakasih..sangat membantu ^^

    Balas6. asshofiadd berkata:

    5 April 2014 pukul 2:26 pmReblogged this on nakulashofi and commented:pancasila sebagai ideologi negara

    Balas7. Angga berkata:

    25 April 2014 pukul 5:17 pm

    Terima kasih, tulisan anda membantu saya mengerjakan makalah tanpa masalah

    Balas8. uus berkata:

    1 Oktober 2014 pukul 4:04 pm

    makasih min.. ijin copy buat tugas ya miin..

    Balas9. haryati berkata:

    22 Oktober 2014 pukul 9:01 amMakasih buat materi yang anda tuliskan ini akan sangat berguna buat tugas saya

    Balas0. charles berkata:

    15 Februari 2015 pukul 6:55 pmmakasih atas materinya, izin copy.

    Balas

    Blog di WordPress.com. | The Splendio Theme.

    Ikuti

    https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1552https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1713#respondhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1767https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1725https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1642#respondhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1767#respondhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1608https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1562#respondhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1608#respondhttps://wordpress.com/themes/splendio/https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1517#respondhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1725#respondhttp://twitter.com/LhiaSaidhttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1632#respondhttp://nakulashofi.wordpress.com/https://id.wordpress.com/?ref=footer_bloghttps://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1632https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1713https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1642http://nakulashofi.wordpress.com/2014/04/05/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/http://void%280%29/https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/comment-page-1/#comment-1562https://ismail403.wordpress.com/2013/05/07/pancasila-sebagai-ideologi-nasional/?replytocom=1552#respondhttp://www.artupas.web.id/http://uswatunhasanah/

  • 8/19/2019 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional _ Ismail Shalih

    16/16

    Follow “Ismail Shalih”

    Buat situs dengan WordPress.com

    https://id.wordpress.com/?ref=lof