paleontologi umum

10
3 BAB II PALEONTOLOGI UMUM II.1 Dasar Teori Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang artinya kehidupan dan l ogos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau. Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil makh untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman purba. Secara sempit , Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil. Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut.

Upload: dejublack

Post on 08-Apr-2016

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengertian paleontologi umum

TRANSCRIPT

Page 1: Paleontologi Umum

3

BAB II

PALEONTOLOGI UMUM

II.1 Dasar Teori

Paleontologi berasal dari kata paleo yang artinya masa

lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan “logos” yang artinya adalah ilmu. Jadi

secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.

Paleontologi adalah ilmu yangluk hidup purba yang biasanya adalah

dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil

makh untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang zaman

purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil sebab

jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.

Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan

terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa

cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau

penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan teratur di

mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen yang menandai

berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil

ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut.

Ada bermacam-macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain :

1. Bagian keras yang terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya

semula. Misalnya: tulang,gigi, cangkang.

2. Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada, terlarut

oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti semula.

3. Hasil pembatuan

4. Awetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu amber

5. Jejak, lubang, tempat tinggal, kotoran.

Menurut Shrock &Twenhofel (1952), Paleontologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang kehidupan masa lampau dalam skala umur geologi.

3

Page 2: Paleontologi Umum

4

Gambar 1. Skala waktu geologi (museum.wa.gov.au)

II.2 Taksonomi dan Cara Penamaan

A. Taksonomi

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan

ciri fisik tertentu. Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa

apabila tingkatan taksonominya belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi

adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom. Diantara unit-unit baku

dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom,

merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di

bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.

Page 3: Paleontologi Umum

5

Tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang paling umum

sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan urutan tingkatan sebagai

berikut:

1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan)

2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan)

3. Classis (Kelas)

4. Ordo (Bangsa)

5. Familia (Suku)

6. Genus (Marga)

7. Species (Jenis)

Spesifikasi nama berupa :

Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:

a. Bentuk tubuh: Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh turreted

(meninggi) dan menyudut pada kamarnya.

b. Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa (tube)

dan terangkai seperti alat musik (musica).

Geografis, Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil tersebu

tpertama kali diketemukan. Contoh: Fussulina sumatrensis, Fussulina yang

diketemukan di sumatera.

Personal, Mencantumkan nama penemunya. Contoh : Discoatermartinii, Martini

adalah penemu fosil tersebut.

B. Cara Penamaan

Banyak makhluk hidup mempunyai nama local. Nama ini bisa

berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk memudahkan komunikasi,

makhluk hidup diberikan nama ilmiah digunakan yang menggunakan bahasa

latin/yang dilatinkan. Selain itu, penamaan tersebut bertujuan untuk:

a. Membedakan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain

b. Menyusun hubungan kekerabatan antarkelompok 

Page 4: Paleontologi Umum

6

c. Me mudahka n da l am menge na l c i r i - c i r i ke l ompok

d. Menunjukkan tingkatan takson dalam taksonomi

1. Cara Pemberian Nama Jenis

Berdasarkan kesepakatan internasional cara pemberian nama

jenis digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal

nomenclature, merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama

dan klasifikasi makhluk hidup. Metode binominal nomenclature disebut tata nama

ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata

(nama genus dan species).

Aturan pemberian nama jenis adalah sebagai berikut :

a. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus,

sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)

b. Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama

penunjuk jenis digunakan huruf kecil

c. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan

d. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa

miring, garis bawah, atau lainnya)

e. Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan

berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.

f. Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama

species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di

bawah species.

g. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya

jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.

2. Cara Pemberian Nama Kelas, Bangsa dan Famili

a. Nama kelas

Beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan dalam

satu kelas. Ordo Carnivora bersama-sama ordo Rodentia (binatang

pengerat, misalnya tikus), ordo Chiroptera (bangsa kelelawar), ordo

Primata (bangsa kera), ordo Insectivora (bangsa trenggiling), memiliki

ciri-ciri yang sama, yaitu adalanya kelenjar susu dan menyusui anaknya,

Page 5: Paleontologi Umum

7

sehingga dimasukkan dalam satu kelas, yaitu Mamalia. Nama kelas adalah

nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.

b. Nama ordo

Ordo adalah tingkatan takson yang menghimpun beberapa

famili. Famili Canidae (kelompok anjing) bersama-sama dengan famili

Felidae (kelompok kucing) dan famili Ursidae (kelompok beruang)

membentuk ordo Carnivora (bangsa pemakan daging).Nama ordo adalah

nama genus + ales, contohnya zingiber + ales, menjadi ordo Zingiberales.

c. Nama famili

Famili adalah singkatan takson yang anggotanya terdiri dari

beberapa marga atau genus. Nama famili adalah nama genus + aceae.

contoh: Canna + aceae, menjadi famili Cannacea.

Peraturan dalam penamaan dalam taksonomi berupa :

1. Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital(huruf besar, upper case) dan

nama spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).

2. Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya,

suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya

pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi

huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut

a. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan

huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo

muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi

yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang

dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali

dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.

b. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah

untuk nama genus dan nama spesies.

3. Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan)

dari autoritas boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan

huruf tegak (latin)atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu

spesies digolongkan dalamgenus yang berbeda dari yang berlaku sekarang,

Page 6: Paleontologi Umum

8

nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine maxMerr., Passer

domesticus (Linnaeus, 1978) yang terakhir semula dimasukkan dalam genus

Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).

4. Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies

tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan

botani)merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari

genus Canis;Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.h. Sering

dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi)

atau"subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum

diidentifikasi.Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp."

atau "subspp."

5. Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti.

Contoh : Corvus cf. splendens berarti sejenis burung mirip dengan gagak

(Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini.