oxidation ditch

5
Oxidation Ditch (Parit Oksidasi) Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan. Cara Kerja 1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan. 2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya. 3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke parit oksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran yang searah (unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.

Upload: nafisa-meisa

Post on 18-Jan-2016

551 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

pengolahan biologi

TRANSCRIPT

Page 1: Oxidation Ditch

Oxidation Ditch (Parit Oksidasi)

Oxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah

dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk

proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya

adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan.

Cara Kerja

1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor

agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan.

2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya.

3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel

yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke parit

oksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi)

otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa

mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya

mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran

yang searah (unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah

yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini

berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi.

 

Removal Ability Oxidation :

1.Rasio BOD dan BOD removal = 85 % -90%

2. Rasio removal SS = 80% -90%

3.Rasio removal Nitrogen = 70%

4.Rasio sludge generated sekitar 75 % dari BOD atau SS removal

Page 2: Oxidation Ditch

Pertimbangan Desain Oxidation Ditch

1.Letak aerator = pada kedalaman 1,0– 1,3 m

2.Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw

3.Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m/detik untuk menjaga terjadinya

 pengebndapan dalam aerasi

4.Dilakukan resirkulasi u/ menjaga kons.MLSS dalam bak aerasi

5.Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000– 6000 mg/L

6. Rasio F/M = 0,03– 0,15 kg BOD / hr / Kg VSS

Kelebihan :

Biaya rendah karena maintenance sederhana

Effluent stabil

Efisiensi removal BOD/COD tinggi ( 9-95%)

Efisiensi removal BOD / COD tinggi (90 –95%)

Operasional sederhana

Pengolahan sludge lebih sederhana karena sludge yangdihasilkan relatif sedikit &

stabil

Maintenance sederhana

Memungkinkan terjadinya proses Nitrifikasi & denitrifikasi

Kekurangan :

Umumnya digunakan untuk pengolahan limbah skala kecil

Memerlukan area luas ( dimensi saluran besar, kedalaman kecil )

Rotor sebagai penyuplai Oksigen harus dibersihkan secara periodik

Masih mengandung zat padat tersuspensi yang tinggi dari adanya algae

(100 –  200mg/l).

Efisiensi tidak stabil (menurun pada malam hari) karena proses photosyntesa terhenti.

Kriteria Desain Oxidation Ditch :

Letak aerator = pada kedalaman 1,0 –1,3 m

Udara dari atmosfer menggunakan tekanan negatif dalam air untuk memutar screw

Kecepatan rata-rata dalam saluran minimum = 0,3 m / detik untuk menjaga terjadinya

pengebndapan dalam aerasi

Dilakukan resirkulasi untuk menjaga kons.MLSS dalam bak aerasi

Konsentrasi lumpur dalam bak aerasi = 3000 –6000 mg/L

Rasio F/M = 0,03 –0,15 kg BOD / hr / Kg VSS

Page 3: Oxidation Ditch

Perencanaan rotor meliputi ; diameter rotor, panjang rotor, jumlah & tenaga

penggerak / motor

Kebutuhan Oksigen = Kapasitas Oksigen X beban BOD

Panjang rotor yang diperlukan = Kebutuhan O2 dalam bak dibagi dengan kapasitas

oksigenasi rotor

 

 

Figure 1 http://www.staffs.ac.uk/schools/sciences/consultancy/dladmin/zCIWEMWWT/Activity5/Docs/Design_guide_ox_ditch_ex_aeration.jpg

Page 4: Oxidation Ditch