ornamen dayak kenyah desa pampang pada ...digilib.isi.ac.id/3921/7/jurnal ta reza pradinata.pdfpada...

15
ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA TAS KULIT WANITA JURNAL PENCIPTAAN Reza Pradinata NIM 1310019422 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI JURUSAN KRIYA SENI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2018 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: others

Post on 30-Dec-2019

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA

TAS KULIT WANITA

JURNAL PENCIPTAAN

Reza Pradinata

NIM 1310019422

TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 KRIYA SENI

JURUSAN KRIYA SENI FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2018

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

2

Naskah Jurnal ini telah diterima oleh Tim Pembimbing Tugas Akhir Jurusan Kriya,

Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, pada tanggal 22 Januari

2018.

Pembimbing I/Anggota

Toyibah Kusumawati, M. Sn

NIP 19710103 199702 2 001

Pembimbing II/Anggota

Nurhadi Siswanto, M. Phil

NIP 19770103 200604 1 001

Ketua Jurusan/Ketua Program Studi

S-1 Kriya Seni/Anggota

Dr. Ir. Yulriawan Dafri, M.Hum

NIP 19620729 199002 1 001

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

3

ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA TAS KULIT

WANITA

Oleh: Reza Pradinata

INTISARI

Tugas Akhir ini berangkat dari ketertarikan untuk melestarikan dan

mempublikasikan ornamen Dayak Kenyah yang indah dengan kerumitan dan

keunikan bentuknya, serta bertujuan untuk mengekspresikan ornamen Dayak

Kenyah sebagai sumber ide inspirasi penciptaan karya seni kulit. Karya seni kulit

yang diciptakan oleh penulis memvisualisasikan ornamen Dayak Kenyah ke dalam

bentuk tas wanita. Pendekatan yang diterapkan dalam karya seni kulit ini adalah

pendekatan estetika dan ergonomi. Kedua pendekatan tersebut digunakan untuk

memperindah dan mewujudkan konsep kenyamanan dalam menyampaikan makna

karya maupun unsur fungsi karya kepada penikmat seni.

Penciptaan karya ini menggunakan media kulit nabati yang telah

divisualisasikan dalam bentuk tas wanita. Teknik dalam pembuatan karya kulit

melalui beberapa tahapan proses. Proses tersebut diawali dengan menggunakan

teknik jahit tangan, jahit mesin, jahit silang, tatah timbul dan teknik pewarnaan

usap, semprot, serta kuas.Tahap selanjutnya finishing serta pembersihan kulit dari

lem dan sisa-sisa benang.

Hasil yang dicapai dari proses penciptaan karya seni kulit ini menghasilkan

tujuh karya kulit. Karya tas kulit wanita yang diciptakan oleh penulis mengarah

pada bentuk-bentuk tas wanita dengan berbagai bentuk dasar bangun ruang, serta

pewarnaan yang mengacu pada warna-warna ornamen Dayak Kenyah itu sendiri

yang bersifat kontras, namun lebih dimainkan dengan nuansa vintage klasik.

Kata kunci: desa pampang, ornamen dayak kenyah, tas kulit wanita

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

4

THE ORNAMENTS OF DAYAK KENYAH PAMPANG VILLAGE

ON WOMEN LEATHER BAG

By: Reza Pradinata

ABSTRACT

Dayak Kenyah ornament was selected as the source of idea creation of the

leather artwork. The Dayak Kenyah ornament posseses unique and complexity

characteristic to be visualized in the form of woman leather bag. The leather

artwork created applied aesthetic and ergonomic approach. The approaches were

applied to enhance the aesthetic of artwork visualization and to pleasure of artwork

meaning or function to the art lovers.

The leather works used phyto leather to be visualized in the form of woman

leather bag. The process of leather artwork was done through some stages. The

process began with forming process using following techniques: hand sewing,

sewing machines, crosslinking, embossing, stain, spray, and brush. The following

processes were cleansing the leather.

The leather work exposed expressions from various characteristics of the

Dayak Kenyah ornament in the form of woman leather bag. The characterictics of

Dayak Kenyah ornament were also visualized in basic form of geometry. The

woman leather bag staining refers to Dayak Kenyah ornament with bright colors

to expose classic feel impression.

Keywords: pampang village, dayak kenyah ornament, leather bag of women

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

5

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Penciptaan

Nusantara yang membentang luas dari Sabang sampai Merauke

memiliki keanekaragaman budaya, serta citra keunikan yang ada dalam

setiap daerahnya. Salah satunya adalah ragam hias atau sering disebut

dengan ornamen. Ragam hias atau ornamen tradisional merupakan kesatuan

berbagai macam pola ragam hias dari suku-suku yang telah membudaya dan

melekat sehingga menjadi identitas di daerah tersebut. Hal tersebut dapat

diamati salah satunya melalui corak maupun gaya ornamen yang

dipengaruhi oleh wilyah dan kebudayaan internal maupun eksternal. Secara

umum dapat diketahui, bahwa hampir setiap suku yang mendiami daerah

tertentu akan mewariskan berbagai hasil karya seni ornamen yang menjadi

ciri khasnya yang masih lestari hingga kini. Sejauh ini karya seni ornamen

yang menjadi warisan masa lampau, seringkali dikembangkan dan

dimanfaatkan oleh seniman tertentu. Salah satunya untuk membuktikan

kemampuan, kreativitas, dan keterampilan seorang seniman dalam

menciptakan karya seni.

Keunikan ragam hias pada masing-masing daerah menarik untuk

dieksplorasi. Karya ini dibuat dengan sumber ide dari ornamen Dayak

Kenyah yang berada di wilayah Kalimantan Timur, dengan karakter rumit

sekaligus kaya warna. Suku Dayak Kenyah merupakan rumpun Kenyah-

Kayan-Bahau yang berasal dari dataran tinggi Usun Apau, daerah Baram,

Sarawak. Pergerakan suku ini menuju ke hilir sampai ke daerah Mahakam

dan akhirnya sebagian menetap di Desa Pampang, Kota Samarinda Utara,

Kalimantan Timur. Keberadaan ragam hias atau ornamen suku Dayak

Kenyah yang khas akan bentuk sulurnya, dapat dijadikan media untuk

mengangkat citra ornamen asal Kalimantan Timur sekaligus menjadi titik

penting pada penciptaan karya seni ini.

Kebudayaan merupakan aset terbesar Nusantara dan warisan dari

peninggalan nenek moyang yang harus dijaga kelestariannya, sampai

bergulir pada generasi seterusnya. Hal tersebut menggiring timbulnya

gagasan untuk ikut andil dalam melestarikan ornamen suku Dayak Kenyah

yang ada di Kalimantan Timur. Hal tersebut menjadi bentuk kepedulian

terhadap ornamen asal daerah sendiri dan identitas sebagai seseorang yang

memiliki kebudayaan asal Kalimantan Timur.

Karya yang diciptakan adalah benda fungsional berupa tas wanita,

benda penting yang secara umum di era fashionable ini hampir seluruh

wanita memilikinya untuk dijadikan aksesoris favorit, pelengkap

penampilan saat bepergian, maupun sebagai benda koleksi. Alasan lain ialah

tas wanita sebagai objek karya seni terwujud dengan harapan karya seni ini

dapat menjadi suatu karya yang tidak hanya dinikmati sesaat akan unsur-

unsur keindahannya saja, namun karya seni yang terlahir sesuai dengan

kaidah fungsinya. Tas memiliki berbagai macam jenis menurut fungsinya

antara lain tas kerja, tas sekolah, tas olahraga, tas pesta, tas santai, dan tas

untuk bepergian dengan penyesuaian kebutuhannya masing-masing. Selain

itu, berbagai model tas memiliki variasi mulai dari bentuk, warna, hingga

tas yang memilik kaidah unsur seni. Bentuk-bentuk tas saat ini bukan hanya

ditujukan pada aspek fungsional saja, melainkan ditambah dengan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

6

penonjolan aspek desain. Begitupun dalam penciptaan karya ini, aspek

desain tas dan ornamen Dayak Kenyah sebagai unsur estetis karya,

dihadirkan sebagai daya tarik penciptaan karya seni tersendiri.

Penciptaan karya yang diwujudkan adalah jenis tas santai seperti

Satchel Bag, Crossbody, Field Bag, dan Bucket atau Pouch Bag yang pada

umumnya memiliki ukuran sedang dan bentuknya bermacam-macam, mulai

dari persegi, lingkaran, setengah lingkaran, tabung dan lainnya. Tali yang

diterapkan pada tas memiliki satu macam tipe yaitu tali berukuran panjang

dengan penggunaan dislempangkan. Penciptaan karya seni ini di dalamnya

menegaskan berbagai bentuk pengembangan desain tas wanita yang

dikolaborasikan dengan stilisasi ornamen Dayak Kenyah dan teknik tatah

timbul sebagai teknik dasarnya. Teknik dan konsep pada karya ini pun

merupakan titik perbedaan dengan karya-karya sebelumnya. Hal ini

mendorong penulis untuk menerapkan ornamen Dayak Kenyah sebagai

point of interest dalam karya tas kulit wanita.

2. Rumusan/ Tinjauan Penciptaan

a. Rumusan Penciptaan

1) Bagaimana proses kreatif dan hasil penciptaan tas kulit wanita

dengan sumber ide ornamen Dayak Kenyah?

2) Tas wanita jenis apa saja yang dapat diciptakan dengan

menggunakan ornamen Dayak Kenyah?

b. Tujuan Penciptaan

1) Menciptakan karya seni tas kulit wanita dengan sumber ide ornamen

Dayak Kenyah.

2) Menciptakan tas kulit wanita dengan berbagai bentuk jenis tas.

3. Teori dan Metode Penciptaan

a. Sumber Penciptaan

Objek yang dipilih sebagai sumber ide adalah ornamen Dayak

Kenyah yang ada di desa Pampang, Kalimantan Timur. Motif yang dipilih

ialah motif selawit dan motif burung enggang. Dibandingkan dengan suku

Dayak lainnya, Dayak Kenyah terkenal karena memiliki ukiran ornamen

dengan warna-warna yang terang dan kontras, sehingga membuat ukirannya

sangat menonjol dan mudah diingat. Ukiran ornamen Dayak Kenyah

memiliki berbagai macam bentuk, antara lain motif binatang seperti naga,

macan, anjing, dan burung enggang yang dilengkapi dengan motif sulur

menyerupai bentuk daun, dan bunga atau biasa disebut dengan motif

selawit. Selain itu ada juga motif berbentuk manusia yang digambarkan

sebagai nenek moyang mereka (Alfais, 2006: 36).

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

7

Ornamen suku Dayak Kenyah memiliki berbagai macam bentuk,

namun bentuk ornamen yang akan digunakan sebagai sumber penciptaan

karya seni adalah motif yang menjadi ciri khas pada ornamen suku Dayak

Kenyah. Motif tersebut adalah motif burung enggang dan motif selawit.

Motif selawit merupakan motif yang bentuknya menyerupai daun maupun

bunga. Memiliki ciri bulatan putih dan dihubungkan dengan garis lengkung

yang saling menyambung dan saling terikat. Ukiran selawit sering terlihat

pada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini

menjadi ciri khas dari ukiran motif Dayak Kenyah. Keberadaan motif

selawit yang saling di hubungkan dalam masyarakat Dayak Kenyah,

menjadi simbol keturunan masyarakat Dayak yang tiada putus-putusnya

dapat mempersatukan masyarakat suku Dayak. Ornamen bunga berbentuk

lingkaran berwarna putih dan garis lengkung yang saling berhubungan

melambangkan tiap-tiap kepala suku dan sub suku yang ada di Kalimantan

saling terikat. Keberadaan motif ini mengajarkan tentang persaudaraan

(Tulistiantoro et al., 2014: 292).

Burung Enggang merupakan salah satu burung langka yang berasal

dari Kalimantan, dan tersebar di kawasan Asia maupun Afrika dengan

jumlah kurang lebih 57 spesies. Salah satu jenis burung yang terkenal dari

suku Dayak Kalimantan adalah sejenis Enggang Gading. Burung yang lebih

dikenal dengan Rangkong Gading oleh masyarakat Kalimantan. Burung

Enggang Gading ini memiliki ukuran yang besar, sayapnya lebar dan kuat,

ekornya panjang hingga melebihi ukuran tubuhnya serta warna putih dan

garis hitam yang khas di ekornya. Ciri-ciri yang paling menonjol dan khas

dari burung ini adalah paruhnya yang besar dan bertanduk seperti tanduk

sapi bewarna kuning kemerahan. Selain itu burung ini juga dianggap burung

yang setia terhadap pasangannya.

Burung Enggang pun menjadi lambang dan simbol bagi suku Dayak.

Pemilihan burung Enggang sebagai lambang dan simbol oleh masyarakat

suku Dayak disebabkan karena burung tersebut indah dengan paruh

bertanduk atau cula ini memiliki karakter istimewa. Bagi orang Dayak,

Enggang menjadi simbol seorang pemimpin yang ideal, yakni bijaksana

karena burung Enggang terbang dan hinggap di gunung-gunung dan

pepohonan yang tinggi. Sayapnya yang tebal dan indah menggambarkan

pemimpin yang melindungi rakyatnya. Suaranya yang keras hingga

terdengar kemana-mana menyimbolkan perintah pemimpin yang selalu

didengar oleh rakyatnya. Ekornya yang panjang menjadi tanda kemakmuran

rakyatnya. Burung besar ini juga menjadi lambang kesetiaan dan kerukunan,

hal ini dikarenakan sifat burung Enggang yang cara hidupnya unik. Burung

Enggang hidup berpasang-pasangan dan tidak dapat hidup tanpa

pasangannya. Secara keseluruhan, burung Enggang menyimbolkan watak

seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya dan juga burung Enggang

dianggap sebagai lambang perdamainan dan persatuan (Janah, 2016: 45).

b. Teori Penciptaan

Penciptaan karya-karya ini, menggunakan beberapa teori dasar

sebagai pendekatan penciptaan karya. Untuk mencapai adanya nilai-nilai

estetis di dalam karya, digunakan pendekatan estetika formalis di dalam

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

8

penciptaan karya-karya ini. Hal ini mengacu pada pendapat Djelantik yang

menyebutkan bahwa ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari

segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek

dari apa yang kita sebut keindahan. Istilah estetika berasal dari kata Yunani,

yaitu “Aethanomai” yang berarti menikmati (Djelantik, 1999: 7).

Berbicara estetika dengan seni, diungkapkan oleh Nyoman Kutha

Ratna dalam bukunya Junaedi yang berjudul Estetika: Jalinan Subyek,

Objek, dan Nilai. Bahwa seni dapat dibahas dari persoalan bentuk, fungsi,

maupun makna (Ratna via Junaedi, 2013: 38). Marcia Muelder Eaton dalam

bukunya Junaedi tersebut menyebutkan pula bahwa bentuk merupakan hal

yang dapat ditampilkan secara langsung serta dipersepsi, sedangkan fungsi

terkait dengan kegunaannya dalam kehidupan manusia. Makna merupakan

hal abstrak yang dijabarkan atau disampaikan oleh bentuk. Melalui ketiga

hal tersebut, bentuk merupakan bagian yang paling terkait dengan persoalan

estetis; fungsi merupakan bagian yang tidak terlalu banyak bersentuhan

secara langsung dengan estetika; dan makna begitu kerap membayang-

bayangi persoalan estetika (Eaton via Junaedi, 2013: 38-39).

Untuk mewujudkan karya seni yang sesuai dengan kaidah fungsinya,

digunakan pendekatan ergonomi di dalam penciptaan karya-karya ini. Hal

ini berhubungan dengan berbagai macam produk pakai yang dirancang

untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai pengguna untuk memaksimalkan

fungsi dari produk tersebut, produk yang dihasilkan harus memenuhi

keselamatan dan kenyamanan terhadap produk dengan penggunanya sesuai

dengan fungsi produk tersebut, sehingga dibutuhkan produk dengan

ergonomi yang memiliki tingkat kenyamanan sesuai kegiatan manusia.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat,

kemampuan, dan keterbatasan manusia (Sutalaksana, 2006: 72), dimana

secara hakiki akan berhubungan dengan segala aktifitas manusia yang

dilakukan untuk menunjang kebutuhannya. Tas-tas yang dihasilkan pada

dasarnya merupakan perwujudan terhadap pemenuhan keinginan manusia

sebagai pengguna tas tersebut. Penggunaan tas tersebut akan melahirkan

keinginan manusia yang secara alamiah dapat memunculkan keinginan dan

harapan terhadap tasnya yang dipakai selaras dengan konsep ergonomi.

Konsep ergonomi harus dijadikan sebagai kerangka dasar dalam penciptaan

karya seni fungsional sehingga diharapkan hasil karya seni tersebut

memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan manfaat bagi

penggunanya.

Penerapan ergonomi pada karya seni tas wanita yang diciptakan

berupa ukuran karya tas yang tidak terlalu besar. Ukuran tas akan

disesuaikan dengan jenis tas yaitu tas santai bertali slempang. Tas yang tidak

terlalu besar akan lebih nyaman ketika dibawa bepergian, sehingga

pengguna tidak terlalu terbebani saat tas tersebut digunakan. Pemilihan

bahan untuk kenyamanan sebuah karya seni yang diciptakan juga penting,

mulai dari pemilihan bahan dasar kulit dan penjahitan yang kuat, sehingga

karya seni yang diciptakan tahan lama dan aman untuk menyimpan barang

bawaan yang berharga.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

9

Untuk melihat penggunaan karya ini ketika diterapkan pada tubuh

manusia, digunakan teori anthropometri (anthropometry), ialah ilmu yang

mempelajari seluk-beluk ukuran anggota tubuh manusia yang secara umum

memuat hasil perhitungan terhadap sejumlah orang yang telah dijadikan

contoh atau sample yang kemudian dinyatakan dalam bentuk data statistik

(Palgunadi: 2008, 61-62).

Hasil antropometri, secara umum akan menghasilkan suatu batasan

desain atau disebut juga sebagai design constrain yang berkaitan erat dengan

ukuran atau dimensi produk yang biasanya berhubungan secara langsung

dengan tubuh manusia, khususnya dalam pengoperasian maupun

penggunaannya (Palgunadi, 2008: 70). Teori ini membantu penulis dalam

menentukan kesesuaian ukuran antara tas dengan anggota tubuh manusia,

sehingga proporsi antara ukuran tas dan tubuh manusia seimbang.

Antropometri disini juga dikaitkan dengan ergonomi dalam kenyamaan

produk pada bentuk ukuran atau dimensi produk secara keseluruhan.

Tujuan awal yang ingin menonjolkan pada bagian desain, meminjam

istilah Sumadi bahwa desain merupakan pola perancangan yang dijadikan

dasar pembuatan suatu benda yang akan diciptakan (Sumadi, 1991: 9). Desain

dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia adalah kata lain dari designare, yang

menggambarkan secara umum pengertian proses pembuatan sketsa atau

rancangan pada suatu karya seni (Setiawan, 2004: 309). Diungkapkan oleh

Beta, bahwa desain merupakan proses kreatif ketika memecahkan masalah

suatu dalam suatu persoalan yang menyangkut perancangan suatu objek yang

bersifat fungsional atau estetis serta melihat aspek teknis, fungsi, material,

tanpa melepaskan unsur warna, garis, tekstur, keseimbangan komposisi, dan

bentuk” (Beta, 2008: 5). Menciptakan suatu karya seni hendaknya

memperhatikan pertimbangan komposisi yang terdiri dari: harmoni, kontras,

unity, balance, simplicity, aksentuasi dan proporsi” (Sachari, 2004: 68).

Untuk melihat dan memahami bentuk ornamen Dayak Kenyah,

dilakukan peninjauan tentang ornamen. Ornamen berasal dari kata

“ORNARE” (bahasa latin) yang berarti menghias. Ornamen juga berarti

“dekorasi” atau hiasan, sehingga ornamen sering disebut sebagai disain

dekoratif atau disain ragam hias. Ornamen dalam Ensiklopedia Indonesia

adalah setiap hiasan bergaya geometrik atau bergaya lain, ornamen dibuat

pada suatu bentuk dasar dari hasil kerajinan tangan (perabot, pakaian dan

sebagainya) dan arsitektur (Gustami, 2008: 3).

Ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau

sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Disamping tugasnya menghiasi

yang implisit menyangkut segi-segi keindahan, misalnya untuk menambah

indahnya sesuatu barang sehingga lebih bagus dan menarik, akibatnya

mempengaruhi pula dalam segi penghargaannya, baik dari segi spiritual

maupun segi material / finansialnya. Tugas atau fungsi seni ornamen ialah

menghiasi suatu objek, sehingga apabila seni ornamen itu dilekatkan,

diletakkan, atau diterapkan pada benda lain, akan menambah nilai benda yang

dikenainya (Gustami, 2008: 4).

Konsep pembuatan ornamen Dayak Kenyah yang ada pada karya ini

dilakukan dengan menggunakan konsep stilirisasi. Stilirisasi atau gubahan

ialah pembuatan motif ornamen dengan cara melakukan gubahan atau

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

10

merubah bentuk tertentu, dengan tidak meninggalkan identitas atau ciri khas

dari bentuk yang digubah/distilirisasi, atau dengan menggayakan bentuk

tertentu menjadi karya seni ornamen. Bentuk-bentuk yang dijadikan inspirasi

adalah binatang dan tumbuhan. Stilisasi yang diterapkan pada karya ini

dengan menggubah bentuk tumbuhan maupun hewan yang sedikit bergeser

dari bentuk pakemnya, namun tidak menghilangkan sifat geometris yang ada

pada ornamen itu sendiri.

Dilakukan pula tinjauan terhadap tas untuk memahami berbagai jenis

tas yang ingin dibuat khususnya dengan bentuk dasar bangun ruang. Tas

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga (2001: 1146),

yaitu kemasan atau wadah berbentuk persegi dan sebagainya. Biasanya

bertali, di pakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa sesuatu. Tas

merupakan semua hal yang digunakan seperti kemasan untuk menyimpan dan

membawa barang bawaan.

Tas mulai dikenal setelah Perang Dunia Kedua, dimana pada zaman

itu banyak iklan di majalah yang mengenalkan tas dengan berbagai model dan

gaya. Lambat laun tas menjadi semakin terkenal dan banyak orang yang suka

memakainya. Walaupun begitu dari masa ke masa, tas mengalami

perkembangan dari segi banyak hal mulai dari bentuk, fungsi dan sebagainya.

Tas masa kini dapat dikatakan jauh berbeda dengan tas pada masa - masa

sebelumnya. Apabila dulu tas secara umum dikenal dengan fungsinya sebagai

wadah, akan tetapi kini tas mengalami pergeseran fungsi. Masa kini tas dapat

berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan status sosial. Misalnya dengan

mengenakan tas yang bermerek terkenal, pemilik tas akan merasa bahwa

status sosialnya telah naik. Bahkan demi tampil stylish, pada masa kini

banyak orang yang membeli tas branded dengan harga puluhan sampai

ratusan juta rupiah.

Gambar 1. Macam-macam Tas Kulit Wanita

(Sumber: https://id.pinterest.com/pin/528187862522941953/,

diakses 24 April 2017, pukul 22:44 WIB)

Arti tas bagi wanita adalah sebuah fashion. Tas merupakan benda yang

selalu dibawa kemanapun mereka pergi, namun walaupun begitu, pria pun

saat ini tidak kalah fashion dengan wanita. Bagi mereka (penggemar koleksi

tas), tas merupakan penunjang penampilan dan juga sudah menjadi barang

wajib di bawa setiap saat. Beberapa jenis tas menurut fungsinya yang

disesuaikan dengan kebutuhan, diantaranya tas kerja, tas sekolah, tas olahraga

(sport), tas pesta, tas santai, tas untuk bepergian (travel bag), serta ada

berbagai macam tas wanita menurut modelnya, diantaranya Backpack,

Baguette, Barrel Bag, Bucket/Pouch, Clutch, Crossbody, Envelope, Field

Bag, Hobo, Kelly Bag, Jelly Kelly Bag, Massenger, Minaudiere, Mini Bag,

Satchel, Shoulder, Flap, Frame, Tote Bag dan Wristlet.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

11

c. Metode Penciptaan

Metode dasar penciptaan yang digunakan adalah metode “3 tahap 6

langkah” milik Gustami. Dasar dari metode ini adalah eksplorasi, Tahapan

eksplorasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data referensi ornamen

Dayak Kenyah dan desain tas wanita. Proses eksplorasi dilakukan dengan

pencarian berbagai macam referensi ornamen Dayak Kenyah dan berbagai

macam bentuk tas wanita melalui buku, internet, majalah, tugas-tugas

terdahulu dan literatur lainnya. Proses ini juga dilakukan dengan menentukan

teori yang akan digunakan dan menganalisa referensi tema yang terkait

sebagai data acuan untuk memberikan ide atau gambaran melalui imajinasi

terhadap konsep karya yang akan diciptakan. Tahapan kedua adalah

perancangan karya yang meliputi memvisualisasikan hasil dari deskripsi data

ke dalam bentuk alternatif desain dua dimensi (sketsa) dan langkah

memvisualisasikan gagasan dari rancangan sketsa terpilih ke dalam gambar

desain sehingga memberikan acuan gambaran yang akurat dalam

perwujudannya. Proses ini pun memuat langkah stilisasi ornamen Dayak

Kenyah baik yang berbentuk hewan maupun tumbuhan. Ketiga ialah proses

perwujudan, ialah mewujudkan desain atau rancangan yang terpilih menjadi

karya sebenarnya. Berawal dari mempersiapkan bahan, membuat prototipe,

membuat pola, memindah pola ke kulit, memotong kulit, pewarnaan, merakit,

hingga finishing dan langkah penilaian/evaluasi hasil perwujudan perihal

kesesuaian ide dan wujud karya seni ditinjau dari segi tekstual maupun

kontekstual (Gustami, 2007: 329).

B. Hasil dan Pembahasan

1. Data Acuan dan Rancangan

Proses penciptaan karya ini menggunakan data-data acuan visual

yang telah disesuaikan dengan landasan tekstual yang telah ditentukan

sebelumnya. Data acuan ini diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya dari

buku dan internet. Bentuk visual data acuan yang digunakan oleh penulis

diantaranya ornamen suku Dayak Kenyah, desain dari berbagai jenis tas, dan

warna yang ada pada acuan tersebut.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

12

Data-data visual yang telah dipilih tersebut kemudian dikumpulkan

dan dianalisis secara visual dan struktur rangkaiannya sehingga menjadi

desain rancangan.

2. Proses

Proses pembentukkan karya ini menggunakan teknik tatah timbul,

jahit mesin, jahit tangan (manual), jahit hias yang menjadi nilai orisinalitas

dan ekslusif pada karya ini, serta penerapan warna. Bahan dan alat yang

digunakan ialah kulit nabati, pewarna kulit, benang jahit, ritsleting, gesper,

ring kotak, ring bulat, lem, kain suet, dan alat-alat lain yang diperlukan dalam

proses pembuatan karya. Sebelum mewujudkan karya yang sesungguhnya,

terlebih dahulu dibuat prototipe yang hanya diterapkan pada karya I dan IV,

karena karya tersebut berbentuk dasar tabung yang sifatnya lebih rumit.

Untuk pembuatan pola, disesuaikan dengan desain tas. Pola terlebih dahulu

dibuat dikertas, kemudian dipindah ke kulit menggunakan tinta perak/uncek.

Pola yang sudah dipindahkan ke kulit, selanjutnya dipotong dan digosok

dengan tujuan memadatkan pori-pori sehingga kulit terlihat halus.

Kulit yang sudah dipotong, diberi gambar ornamen dengan

menggunakan teknik jiplak (blat). Untuk memunculkan bentuk gambar

ornamen pada kulit, dilakukan proses penatahan dengan teknik tatah timbul,

sedangkan proses pewarnaan dan finishing warna menggunakan teknik

semprot, teknik kuas, dan teknik tapping (usap). Bersamaan dengan hal

tersebut, dilakukan proses penyesetan kulit, untuk menjaga lipatan kulit agar

tidak terlalu menonjol dan memudahkan proses pelubangan kulit untuk

dijahit. Potongan pola yang sudah diwarna maupun dijahit, dirakit untuk

dijadikan karya, kemudian karya di finishing dengan cara dibersihkan dari

goresan, lem, maupun kotoran debu sebagai tujuan penyempurnaan karya.

3. Hasil

Gambar 2. Data Acuan

Gambar 3. Sketsa Rancangan

Gambar 4. Hasil Karya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

13

Penciptaan karya tugas akhir bertemakan ornamen Dayak Kenyah

ini merupakan karya-karya kulit yang diciptakan dengan mewujudkan sebuah

karya seni tas kulit wanita berbasis fungsi dengan bentuk dasar bangun-

bangun ruang yang menonjolkan desain dan ornamen. Penggabungan desain

tas modern dengan ornament yang bersifat klasik dengan tujuan untuk

memunculkan kesan simple dan unik. Penciptaan karya tas kulit wanita ini

mempertimbangkan segi kenyamanan dan keindahan ornamen yang

diterapkan pada tas tersebut. Oleh karena itu diterapkan pendekatan

ergonomi, estetika, dan anthropometri. Pendekatan ini digunakan untuk

beberapa tujuan, diantaranya untuk mencapai kesesuaian fungsi tas ketika

diterapkan pada manusia dan kaidah elemen seni rupa untuk menghadirkan

nilai keindahan terhadap karya.

Setiap karya berbicara dengan bentuk, warna, teknik, hiasan serta

ragam bahasa visual yang bisa jadi menandakan karakter senimannya sebagai

media untuk berekspresi. Hal ini tergambar melalui bentuk tas kulit wanita

yang cenderung bersifat kontemporer, dengan menggunakan bahan kulit

nabati yang lebih menonjolkan ornamennya dan diterapkan sebagai point of

interest pada setiap body tas. Setiap karya terwujud dari penglihatan seniman

terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam lingkup suku Dayak Kenyah.

Warna yang diterapkan dalam setiap karya, menggunakan warna-warna

pakem dari ornamen suku Dayak Kenyah yang bersifat kontras, yang

dimainkan dengan value nuansa klasik. Sehingga lebih terlihat sebuah produk

karya seni yang memiliki nilai maupun unsur-unsur estetika.

Karya I memiliki judul “Flower of Kenyah”. Ditinjau dari

pendekatan estetika dan ergonomi, karya ini memiliki dominasi warna coklat

dan berbentuk silindris dengan hiasan motif selawit yang distilisasi

menyerupai bunga. Motif ini berasal dari bentuk dasar tumbuhan pakis yang

daunnya masih muda dan bentuknya melingkar. Tas ini khusus untuk

dislempangkan, dan cocok untuk bersantai. Ornamen yang diterapkan

sebagian direpetisi dan memiliki point of interest pada bagian penutupnya.

Tas ini memiliki dimensi yang cocok dikenakan bagi wanita yang memiliki

postur tubuh yang cukup tinggi. Kancing yang digunakan pada bagian

penutup menggunakan magnet yang fleksibel ketika dibuka atau ditutup dan

tas cukup aman untuk menyimpan barang-barang berharga.

Karya II memiliki judul “Flower From Borneo” merupakan karya

dengan bentuk dasar lingkaran sekaligus memiliki susunan (unity) cukup

sempurna, dengan penerapan tali anyam untuk menonjolkan salah satu

Gambar 5. Karya I Gambar 6. Karya II Gambar 7. Karya III

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

14

identitas suku Dayak yang familiar dengan kegiatan anyam menganyam.

Ornamen yang diterapkan merupakan stilisasi dari motif selawit berupa

lengkungan-lengkungan berbentuk seperti bunga serta memiliki complexity

pada bagian penatahan dan penjahitan. Stilisasi berbentuk bunga pada tas ini

untuk menyelaraskan desain tas wanita, sehingga kombinasi desain tas, warna

dan ornamen tersebut terlihat feminim dan berkesan klasik. Cocok dikenakan

bagi wanita yang memiliki postur sedang, maupun tinggi.

Karya III memiliki judul “The Beautiful Hornbill Wings” karya ini

terinspirasi ketika penulis melihat fenomena burung Enggang yang selalu

diburu dan dipenggal kepalanya untuk kepentingan golongan tertentu. Bentuk

dari karya ini merupakan stilisasi bentuk badan burung Enggang tanpa kepala.

Warna yang ingin ditonjolkan lebih mengarah pada warna natural, dalam arti

murni dari warna kulit itu sendiri. Burung Enggang tanpa kepala

divisualisasikan pada bagian penutup tas. Tas ini cocok dikenakan bagi wanita

yang memiliki postur yang cukup tinggi maupun sedang, sekaligus bagian

talinya bisa dipanjangkan maupun dipendekkan serta penerapan kain suet

sebagai lapisan, agar tekstur terasa lembut ketika dislempangkan.

C. Kesimpulan

Karya tas kulit wanita ini merupakan karya seni kulit yang

menerapkan ornamen Dayak Kenyah pada bagian badan tas sebagai hiasan

utama. Hal ini cukup unik, karena sangat sedikit ditemukan sebuah tas kulit

wanita yang bermotifkan ornamen Dayak Kenyah. Proses pembuatan karya ini

merupakan hasil dari proses kontemplasi seniman. Hal ini tidak lepas dari

lingkungan dan peristiwa yang terjadi disekitarnya selama ini, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Berawal dari ketertarikan penulis terhadap ornamen Dayak Kenyah

yang dirasa cukup unik dan indah dengan variasi warna-warna kontras,

mendorong penulis untuk menelaah lebih jauh tentang ornamen suku Dayak

Kenyah, sehingga penulis dapat menciptakan sebuah karya tas kulit wanita

yang memiliki nilai keindahan dengan balutan kaidah seni rupa di dalamnya.

Perjalanan proses penciptaan ini mengurai serta mengasah kreatifitas penulis

dalam memadukan bentuk, memahami bahan, melatih eksperimentasi warna

serta kepekaan lainnya dalam mengenali elemen-elemen seni rupa yang

menjadi wajah bagi setiap karya.

Penciptaan karya ini pun merupakan salah satu langkah bagi penulis

untuk melestarikan ornamen Dayak Kenyah. Selain itu sebagai bentuk

apresiasi terhadap budaya sendiri. Karya yang diciptakan sebagian besar

berbentuk tas kulit wanita dari pengembangan berbagai bentuk dasar bangun

ruang yang disesuaikan dengan imajinasi penulis. Jenis-jenis tas wanita yang

diciptakan melalui sumber ide ornamen Dayak Kenyah ini diantaranya jenis tas

Satchel Bag, Crossbody, Field Bag dan Bucket atau Pouch Bag. Warna yang

digunakan mengadopsi warna-warna kontras ornamen suku Dayak Kenyah,

yang dihadirkan dengan sifat nuansa klasik. Sedangkan mengenai bentuk,

secara keseluruhan menggambarkan watak, kultur, dan sifat orang-orang suku

Dayak kepada sesama sukunya.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: ORNAMEN DAYAK KENYAH DESA PAMPANG PADA ...digilib.isi.ac.id/3921/7/Jurnal TA Reza Pradinata.pdfpada ukiran ornamen suku Dayak Kenyah sehingga bentuk ukiran ini menjadi ciri khas dari

15

Daftar Pustaka

Alfais, Fatich. (2006), Alam Lestari & Kearifan Budaya Dayak Kenyah,

Pustaka Siar Harapan, Jakarta

Beta, L., “Penerapan Multi Image Pada Desain Alas Kaki Wanita”, Tugas

Akhir Penciptaan S1 Program Studi Desain Produk, Institut Teknologi

Bandung, 2008

Djelantik, A.M. (1999), Estetika Sebuah Pengantar, Masyarakat Seni

Pertunjukan Indonesia, Bandung

Janah, Ulum & Ennita Yusfa Nurlina. (2016), Dayak Kenyah Pampang, Seni

Budaya Kalimantan Timur, Sibuku, Yogyakarta

Junaedi, Deni. (2013), Estetika Jalinan Subjek, Objek, dan Nilai, ISI

Yogyakarta, Yogyakarta

Palgunadi, Bram. (2008), Disain Produk 3: Mengenal Aspek Disain, ITB,

Bandung

Pusat Bahasa. (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Balai

Pustaka, Jakarta

Sachari, Agus. (2004), Seni Rupa Dan Desain, Gelora Aksara Pratama

Erlangga, Jakarta

Setiawan, B. (2004), Ensiklopedia Nasional Indonesia, PT. Delta Pamungkas,

Jakarta

Sp, Gustami. (2007), Butir-Butir Mutiara Estetika Timur, Prasista, Yogyakarta

Sp, Gustami. (2008), Nukilan Seni Ornamen Indonesia, Jurusan Kriya Fakultas

Seni Rupa, Yogyakarta

Sutalaksana & Iftikar Z. (2006), Teknik Perancangan Sistem Kerja, ITB,

Bandung

Tulistyantoro, Lintu, (ed.),“Kajian Semiotik Ornamen Interior Pada Lamin

Dayak Kenyah: Studi Kasus Interior Lamin Di Desa Budaya Pampang”,

Jurnal Intra, Universitas Kristen Petra, Vol 2, No. 2, Universitas Kristen

Petra,Surabaya, 2014

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta