omfalokel referat

Upload: kadenza

Post on 03-Jun-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    1/27

    REFERAT/CLI NI CAL SCIENCE SESSION

    *Kepaniteraan Klinik senior/ G1A107072/ April 2014

    **Pembimbing/ dr. Amran H. Sinaga, SpB

    OMFALOKEL

    Muhammad Sulistio, S. Ked * dr. Amran H. Sinaga, SpB

    KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

    BAGIAN BEDAH RSUP RADEN MATTAHER JAMBI

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2014

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    2/27

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)

    OMFALOKEL

    Oleh:

    MUHAMMAD SULISTIO, S.Ked

    KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

    BAGIAN BEDAH

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS JAMBI/RSUD. RADEN MATTAHER PROV. JAMBI

    Jambi, April 2014

    Pembimbing

    dr. Amran H. Sinaga, SpB

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    3/27

    3

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas izin dan

    rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat (Clinical Science

    Session) yang berjudul Omfalokel ini.

    Penulisan referat ini dibuat dan disusun untuk mermenuhi dan

    melengkapi syarat menjalani kepaniteraan klinik senior di bagian Bedah RSUD

    Raden Mattaher Jambi. Dalam pembuatan dan penulisan referat ini, penulis

    banyak menerima bantuan oleh berbagai pihak, baik berupa saran, masukan,

    bimbingan, dorongan dan motivasi secara moril, serta data maupun informasi.

    Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada dr. Amran H Sinaga, Sp.B, M.Kes atas bimbingan yang diberikan

    sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini serta kepada semua pihak yang

    telah membantu.

    Sepenuhnya penulis menyadari laporan referat ini masih jauh dari

    sempurna dan masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, segala saran

    dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan

    menyempurnakan penulisan referat ini. Terlepas dari segala kekurangan yang ada,

    semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya penulis

    ucapkan terima kasih

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jambi, April 2014

    Penulis

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    4/27

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    LATAR BELAKANG

    Cacat kongenital dinding abdomen pada seluruh tebalnya memberi

    ancaman yang mematikan bagi neonatus sebagai akibat terpaparnya visera

    dan kemungkinan kontaminasi bakteri. Omfalokel merupakan defek pada

    dinding abdomen yang sering ditemui. Omfalokel terjadi bila terdapat

    kegagalan intestine kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10

    kehidupan janin dalam kandungan. Kegagalan ini mengakibatkan tingginya

    insiden malrotasi pada omfalokel.1

    Sekitar 30% bayi dengan omfalokel juga memiliki kelainan kromosom

    utama. Dalam kasus ini, kelainan kromosom menyebabkan omfalokel dan

    juga menyebabkan kelainan pada banyak system tubuh dan organ. Bayi-bayi

    dengan kelainan tersebut jarang bertahan dan jika mereka bertahan hidup,

    mereka menderita cacat parah. Sekitar 50% dari semua bayi yang lahir

    dengan omfalokel memiliki cacat lahir lainnyadi jantung, ginjal, atau organ

    lain, bahkan jika tes kromosomnormal. Sekitar 35% bayi dengan omfalokel

    akan memiliki cacat jantung.2

    Hampir 70% bayi dengan omfalokel juga memiliki cacat lahir lainnya,

    paling sering meliputi hati, tulang, usus, dan system kemih. Tiga puluh persen

    memiliki kelainan kromosom seperti trisomi 18. Omfalokel juga dapat

    merupakan bagian dari sindrom seperti Beckwith-Wiedemann (omfalokel,

    ukuran besar tubuh, lidah besar, organ usus membesar, dan hipoglikemia

    berat bayi baru lahir) atau Pentalogy of Cantrell (omfalokel, cacat pada tulangdada dan diafragma, dan lesi pada jantung).3

    Omfalokel yang berisi hanya sebagian dari usus kecil terdapat

    dalam 1 dari setiap 5.000 bayi yang baru lahir. Omfalokel raksasa jarang

    terjadi, yakni sekitar 1 dari 10.000 kelahiran. Penyebab omfalokel masih

    belum diketahui, meskipun diyakini terjadi pada 3 sampai 4 minggu

    kehamilan.3

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    5/27

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.

    DEFINISIOMFALOKEL

    Omfalokel (disebut juga Exomfalos) merupakan defek dinding

    abdomen pada garis tengah dengan berbagai derajat ukuran, disertai hernia

    visera yang ditutupi oleh membran yang di terdiri atas peritoneum di lapisan

    dalam dan amnion dilapisan luar serta Whartons Jelly di antara lapisan

    tersebut. Pembuluh darah berada di dalam membran, bukan pada dinding

    tubuh. Isi dari hernia antara lain berbagai jenis dan dan jumlah usus, sering

    sebagian dari hati dan kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan tali pusat

    terdapat pada puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas,

    tengah atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi yang

    penting dalam penanganannya.1

    Setelah kejadian omfalokel pada kelahiran anak pertama, risiko

    untuk terjadinya omfalokel pada kelahiran selanjutnya sangat bergantung

    penyebab dari omfalokel tersebut. Jika omfalokel tidak berhubungan dengan

    suatu sindrom, seperti Beckwith-Wiedermannan, dan tidak berhubungan

    dengan adanya kelainan kromosomal, tingkat rekurensinya sangat rendah,

    sekitar 1% atau kurang. Bagaimanapun, dengan kemungkinan yang lebih

    sedikit, dapat muncul predisposisi genetik, dan tingkat kekambuhannya dapat

    mencapai 50%.4

    B. EMBRIOLOGI

    Pada awal minggu ke-3 perkembangan embrio, saluran pencernaanterbagi menjadi foregut, midgut dan hindgut. Pertumbuhan ini berhubungan

    erat dengan lipatan embrio (embryonic fold) yang berperan dalam

    pembentukan dinding abdomen. Lipatan embrio tersebut terbagi menjadi:5

    a. Lipatan kepala (cephalic fold)

    Letak di depan mengandung foregut yang membentuk faring, esophagus

    dan lambung. Kegagalan perkembangan lapisan somatic lipatan kepala

    akan mengakibatkan kelainan dinding abdomen daerah epigastrial disebut

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    6/27

    6

    emfalokel epigastrial yang mungkin berhubungan dengan kelainan

    pelipatan kranial tambahan seperti hernia diafragma anterior, celah sternal,

    defek perikardial dan defek karidak. Ketika bagian-baian tersebut terjadi

    bersamaan, disebut sebagai Pentalogy of Cantrell.6

    Gambar 1. Pentalogy of Cantrell

    b. Lipatan samping (lateral fold)

    Membungkus midgut dan bersama lipatan lain membentuk cincin awal

    umbilikus. Bila terjadi kegagalan mengakibatkan abdomen tidak

    tertutup dengan sempurna pada bagian tengah. Pada kelaianan ini cincin

    umbilikus tidak terbentuk sempurna sehingga tetap terbuka lebar

    sehingga menjadi omfalokel.6

    c. Lipatan ekor (caudal fold)

    Membungkus hindgut yang akan membentuk kolon dan rectum.

    Kegagalan pertumbuhan lapisan splangnikus dan lapisan somatic

    mengakibatkan atresia ani, omfalokel hipogastrikus yang mungkin

    berhubungan dengan Extrophy cloacal atau bladder.6

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    7/27

    7

    Gambar 2. Exstrophy Cloacal7

    Awal terjadinya omfalokel masih belum jelas dan terdapat

    beberapa teori embriologi yang menjelaskan kemungkinan

    berkembangnya omfalokel. Teori yang banyak disebutkan oleh para

    ahli ialah bahwa omfalokel berkembang karena kegagalan migrasi dan

    fusi dari embrionik fold bagian kranial, caudal dan lateral saat

    membentuk cincin umbilikus pada garis tengah sebelum invasi miotom

    pada minggu ke-4 perkembangan. Teori lain menyebutkan bahwa

    omfalokel berkembang karena kegagalan midgut untuk masuk kembali

    ke kavum abdomen pada minggu ke-12 perkembangan. Sebagaimana

    diketahui pada minggu ke-4 perkembangan, dinding abdomen embrio

    berupa suatu membran tipis yang terdiri dari ektoderm dan mesoderm

    somatik yang disebut sebagai somatopleura. Somatopleuramemiliki

    embrionik foldyaitu kranial, kaudal dan lateral. Pada minggu ke-4

    tersebut secara simultan terjadi pertumbuhan kedalam mesoderm dari

    embrionik fold somatopleurabagian kranial, kaudal dan lateral yang

    mulai mengadakan fusi pada garis tengah untuk membentuk cincin

    umbilikus. Pada minggu ke-4 sampai ke-7, somatopleuradiinvasi oleh

    miotom yang terbentuk disebelah lateral dari vertebra dan bermigrasi ke

    medial. Selama itu juga midgut mengalami elongasi dan herniasi ke

    umbilical cord. Miotom merupakan segmen primitif sepanjang spinal

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    8/27

    8

    cord yang nantinya masing-masing segmen tersebut berkembang

    menjadi muskulus dan diinervasi oleh nervus spinalis. Pada minggu ke-

    8 sampai ke-12 miotom berdiferensiasi menjadi 3 lapis otot dinding

    perut dan mengadakan fusi pada garis tengah. Akhirnya pada minggu

    ke-12 rongga abdomen janin sudah cukup kuat sebagai tempat usus

    yang akan masuk kembali dan berputar yang kemudian menempati

    posisi anatomisnya.5

    C. ETIOLOGI

    Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai sekarang.

    Beberapa faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan

    terjadinya omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok

    pada ibu hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan

    genetik serta polihidramnion. Walaupun omphalokel pernah dilaporkan

    terjadi secara herediter, namun sekitar 50-70 % penderita berhubungan

    dengan sindrom kelainan kongenital yang lain Sindrom kelainan kongenital

    yang sering berhubungan dengan omphalokel diantaranya:8

    a.

    Syndrome of upper midline development atau thorako abdominal

    syndrome (pentalogyof Cantrell) berupa upper midline omphalocele,

    anterior diaphragmatic hernia, sternal cleft,cardiac anomaly berupa

    ektopic cordis danvsd

    b. Syndrome of lower midline development berupa bladder (hipogastric

    omphalocele) ataucloacal extrophy, inferforate anus, colonic atresia,

    vesicointestinal fistula, sacrovertebralanomaly dan meningomyelocele

    dan sindrom-sindrom yang lain seperti Beckwith-Wiedemann syndrome,Reiger syndrome, Prune-belly syndrome dan sindrom-sindromkelainan

    kromosom seperti yang telah disebutkan.

    Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab omfalokel, yaitu:

    a.

    Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibuhamil sakit dan

    terinfeksi, penggunaan obat-obatan, merokok dan kelainan genetik.

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    9/27

    9

    Faktor-faktor tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan

    lahir padaumur kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi

    dengan gastroschizis danomfalokel paling sering dijumpai.

    b.

    Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilatmenimbulkan defek dinding

    abdomen pada percobaan dengan tikus tetapikemaknaannya secara klinis

    masih sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP(Maternal

    Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan dengan ultrasonografi

    memberikansuatu kepastian telah terjadi kelainan struktural pada fetus.

    Bila suatu kelainan didapatibersamaan dengan adanya omfalokel, layak

    untuk dilakukan amniosintesis gunamelacak kelainan genetik.

    c.

    Polihidramnion, dapat diduga adanya atresiaintestinal fetus dan

    kemungkinan tersebut harus dilacak dengan USG.

    D. DIAGNOSIS

    Diagnosis omfalokel adalah sederhana, namun perlu waktu khusus

    sebelum operasi dikerjakan, pemeriksaan fisik secara lengkap dan perlu suatu

    rontgen dada serta ekokardiogram. Pada saat lahir, omfalokel diketahui

    sebagai defek dinding abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut

    lebih dari 4 cm (bila defek kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai

    hernia umbilikalis) dan dibungkus oleh suatu kantong membran atau amnion.

    Pada 10% sampai 18%, kantong mungkin ruptur dalam rahim atau sekitar 4%

    saat proses kelahiran. Omfalokel raksasa (giant omphalocele) mempunyai

    suatu kantong yangmenempati hampir seluruh dinding abdomen, berisi

    hampir semua organ intra abdomen dan berhubungan dengan tidak

    berkembangnya rongga peritoneum serta hipoplasi pulmoner. Klasifikasimenurut Omfalokel menurut Mooreada 3,yaitu:7

    a. Tipe 1 : diameter defek < 2,5 cm

    b. Tipe 2 : diameter defek 2,55 cm

    c. Tipe 3 : diameter defek > 5 cm

    Suatu defek yang sempit dengan kantong yang kecil mungkin tak terdiagnosis

    saat lahir. Dalam kasus ini timbul bahaya tersendiri bila kantong terjepit klem

    dan sebagian isinya berupa usus, bagiannya teriris saat ligasi tali pusat. Bila

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    10/27

    10

    omfalokel dibiarkan tanpa penanganan, bungkusnya akan mengering dalam

    beberapa hari dan akan tampak retak-retak. Pada saat tersebut akan menjalar

    infeksi dibawah lapisan yang mengering dan berkrusta. Kadang dijumpai

    lapisan tersebut akan terpecah dan usus akan prolap.

    Diagnosis omphalokel ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan

    dapat ditegakkan pada waktu prenatal dan pada waktu postnatal.

    a. Diagnosis Prenatal

    Defek dinding abdomen sering terdiagnosis selama pemeriksaan prenatal

    dengan ultrasonografi (USG), yang merupakan suatu skreening rutin

    atupun kerena adanya indikasi obsetrik seperti evaluasi peningkatan serum

    alfa fetoprotein (AFP) maternal.1

    AFP analog dengan fetal albumin dan serum AFP maternal merefleksikan

    nilai AFP cairan amnion. Tes ini digunakan untuk mengevaluasi

    abnormalitas kromosomal fetus dan defek tabung neural, tetapi AFP juga

    biasanya meningkat pada defek dinding abdomen. Pada omfalokel, AFP

    biasanya meningkat rata-rata 4 kali dari nilai normal.1

    USG fetus sering dapat mengindikasikan adanya omfalokel pada trimester

    kedua atau awal trimester ketiga. Kebanyakan omfalokel sekarang dapat

    didiagnosis sebelum kelahiran. Hal ini sangat membantu dalam

    mempersiapkan perawatan bagi neonatal.9

    Pemeriksaan USG abdomen pada diagnosis omfalokel ditunjukkan dengan

    adanya kantong hernia dan letak korda umbilikalis pada apeks dari

    kantong hernia. Adanya gambaran kantong tersebut mengkonfirmasi

    diagnosis omfalokel. Bagaimanapun, kantong hernia tersebut tidak selalu

    dapat dilihat. Keadaan yang lebih jarang, yaitu terjadinya ruptur kantonghernia.9

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    11/27

    11

    Gambar 3. Gambaran omfalokel pada USG kehamilan 15 minggu

    Organ visera yang terdapat pada kantong hernia dapat berupa usus, hati,

    dan lambung. Ukuran defek dinding abdomen dapat bervariasi dari

    sederhana yang hanya mengandung usus sampai defek besar (giant

    omphalocele) yang mengandung organ hati. Ukuran defek berkorelasi

    dengan tindakan reduksi dan perbaikan pada operasi. Pada kehamilan

    dengan omfalokel yang terdeteksi awal dengan USG, diperlukan

    pemeriksaan lanjutan khususnya pada usia 20-24 minggu dengan CT-Scan

    untuk mendeteksi anomalikongenital lain.9

    Gambar 4. Potongan tranversal pada usia gestasi 22 minggu: menunjukan

    omfalokel (OM). Gambaran ekogenik mengarah kepada eviserasi hepar

    .

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    12/27

    12

    Bagaimanapun, keakuratan pemeriksaan USG prenatal untuk

    mendiagnosis kelainan dinding abdomen sangat dipengaruhi oleh waktu,

    tujuan awal dari pemeriksaan, posisi janin, serta pengalaman dan keahlian

    pemeriksa. USG memiliki spesifitas yang tinggi, lebih dari 95% namun

    sensitivitasnya hanya 6075% untuk mengidentifikasi omfalokel.

    Kesalahan diagnosis dapat terjadi karena:

    i. Kekeliruan dengan adanya defek dinding abdomen lain yang jarang.

    ii. Ruptur kantong omfalokel sehingga mengakibatkan adanya

    diagnosis gastroskisis.1

    b. Diagnosis Postnatal

    Gambaran klinis bayi baru lahir dengan omphalokel ialah terdapatnya

    defek sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi

    ukurannya, dengan diameter mulai 4 cm sampai dengan 12 cm,

    mengandung herniasi organ-organ abdomen baik solid maupaun berongga

    dan masih dilapisi oleh selaput atau kantong serta tampak tali pusat

    berinsersi pada puncak kantong. Kantong atau selaput tersusun atas 2

    lapisan yaitu lapisan luar berupa selaput amnion dan lapisan dalam berupa

    peritoneum. Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan

    Wartons jelly. Wartons jelly adalah jaringan mukosa yang merupakan

    hasil deferensiasi dari jaringan mesenkimal (mesodermal). Jelly

    mengandung kaya mukosa dengan sedikit serat dan tidak mengandung

    vasa atau nervus.7

    Pada giant omphalocele, defek biasanya berdiameter 8-12 cm atau

    meliputi seluruh dinding abdomen (kavum abdomen sangat kecil) dan

    dapat mengandung seluruh organ-organ abdomen termasuk liver. Kantongatau selaput pada omfalokel dapat mengalami ruptur. Glasser

    menyebutkan bahwa sekitar10-20 % kasus omfalokel terjadi ruptur selama

    kehamilan atau pada saat melahirkan. Disebutkan pula bahwa omfalokel

    yang mengalami ruptur tersebut bila diresorbsi akan menjadi gastroskisis.

    Apabila terjadi ruptur dari selaput atau kantong maka organ-organ

    abdomen janin/bayi dapat berubah struktur dan fungsi berupa

    pembengkakan, pemendekan atau eksudat pada permukan organ abdomen

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    13/27

    13

    tersebut Perubahan tersebut tergantung dari lamanya infeksi dan iskemik

    yang berhubungan dengan lamanya organ-organ terpapar cairan amnion

    dan urin janin. Bayi-bayi dengan omfalokel yang intak biasanya tidak

    mengalami distres respirasi, kecuali bila ada hipoplasia paru yang biasanya

    ditemukan pada giant omphalocele. Kelainan lain yang sering ditemukan

    pada omphalokel terutama pada giantomphalocele ialah malrotasi usus

    serta kelainan-kelainan kongenital lain.

    Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada saat bayi lahir untuk

    mendukung diagnosis diantaranya pemeriksaan laboratorium darah dan

    radiologi. Pemeriksaan radiologi dapat berupa rongent thoraks untuk

    melihat ada tidaknya kelainan paru-paru dan ekhocardiogram untuk

    melihat ada tidaknya kelainan jantung.7

    E. DIAGNOSIS BANDING

    Omfalokel Hernia

    Umbilikalis

    Kongenital

    Gastroskisis

    Lokasi defek Pada cincin

    umbilikus(umbilikal

    ring)

    Pada cincin

    umbilikus

    Terpisah

    (biasanyalateral dari)

    cincin

    umbilikus

    Diameter/ukura

    n defek (cm)

    4-12 cm < 4 cm < 4 cm

    Kavum

    abdomen

    Kecil

    terutama

    padagiant

    omphalocele

    normal normal

    Kantong + + -

    Kandungan

    kantong

    Seluruh

    organ

    abdomen

    Beberapa loop

    usus

    Biasanya gaster

    atau usus

    Letak tali pusat

    (umbilical cord)

    Pada puncak

    Kantong

    Pada puncak

    kantong

    Terpisah dengan

    kantong,

    biasanya di

    lateral

    Keadaan Normal normal Memendek atau

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    14/27

    14

    permukaan

    organ

    abdomen/usus

    terdapat bercak

    eksudat

    Malrotasi Sering - jarang

    Atresia dan

    strangulasi

    Jarang - sering

    Hubungan

    dengan

    kelainan

    kongenital

    Sering sering terdapat

    divertikulum

    Meckel)

    jarang

    F. PENATALAKSANAAN

    1.

    Penatalaksanaan Prenatal

    Apabila terdiagnosa omfalokel pada masa prenatal maka sebaiknya

    dilakukan informed consent pada orang tua tentang keadaan janin,

    resiko tehadap ibu, dan prognosis. Keputusan akhir dibutuhkan guna

    perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan

    kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan kehamilan

    sebaiknya dilakukan observasi melalui pemeriksaan USG berkala juga

    ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama kehamilan omfalokelmungkin berkurang ukurannya atau bahkan ruptur sehingga

    mempengaruhi prognosis.2

    Janin dengan defek dinding abdomen merupakan kehamilan resiko

    tinggi pada banyak tingkatan. Untuk kasus omfalokel, terdapat

    peningkatan resiko retardasi pertumbuhan intrauterin/Intrauterine

    growth retardation (IUGR), kematian janin dan kelahiran prematur,

    sehingga pengkajian obstetrik dengan serial USG dan tes lainnya

    menjadi indikasi.1

    Komplikasi dari partus pervaginam pada bayi dengan defek dinding

    abdomen kongenital dapat berupa distokia dengan kesulitan persalinan

    dan kerusakan organ abdomen janin termasuk liver. Walaupun

    demikian, sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum

    ditentukan sebagai metode terpilih pada janin dengan defek dinding

    abdomen. Beberapa ahli menganjurkan pengakhiran kehamilan jika

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    15/27

    15

    terdiagnosa omfalokel yang besar atau janin memiliki kelainan

    kongenitalmultipel.

    2.

    Penatalaksanaan Postnatal

    Manajemen awal bayi yang baru lahir dengan defek dinding abdomen

    diawali dengan resusitasi ABC dan setelah dinilai dan distabilisasi,

    perhatian diarahkan ke defek dinding abdomennya. Masalah yang

    penting yaitu kehilangan panas, sehingga perawatan harus dilakukan

    seperti menjaga suhu lingkungan hangat selagi melakukan proteksi

    terhadap visera yang terpapar. Kelahiran prematur umumnya

    berhubungan dengan kondisi tersebut di atas. Menilai dan menjaga

    nilai glukosa serum merupakan bagian dari resusitasi tetapi khususnya

    penting pada bayi dengan defek dinding abdomen karena

    hubungannya dengan prematuritas, IUGR dan pada omfalokel serta

    kemungkinan terjadinya sindrom Beckwith-Wiedeman. Prematuritas

    berhubungan dengan hipoplasia paru atau defek jantung signifikan

    yang terlihat pada omfalokel mungkin memerlukan intubasi awal dan

    ventilasi mekanik. Dekompresi lambung penting untuk mencegah

    distensi traktus gastrointestinal dan kemungkinan aspirasi. Akses

    vaskular diperoleh untuk memberikan cairan intravena dan antibiotilk

    spektrum luas untuk profilaksis. Kateter urin berguna untuk

    memonitor keluaran urin secara ketat dan sebagai panduan resusitasi.

    Arteri dan vena umbilicus mungkin dilakukan kanulasi jika diperlukan

    selama resusitasi, namun pada omfalokel penempatan mungkin sulit

    karena insersi abnormal pembuluh darah. Bahkan jika kanulasiberhasil, mungkin perlu dilepaskan selama pembetulan defek.1

    Setelah resusitasi berhasil dilakukan, defek dinding abdomen dapat

    dinilai dan diobati. Defek diinspeksi agar menjamin membran yang

    menutupinya tetap intak dan kain basah yang tidak menempel diletakkan

    dan distabilisasi untuk mencegah trauma terhadap kantong.1

    Penatalaksaan postnatal meliputi penatalaksanaan segera setelah lahir

    (immediate postnatal), kelanjutan penatalakasanaan awal apakah

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    16/27

    16

    berupa operasiatau nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan

    postoperasi. Penatalaksanaan segera bayi dengan omphalokel adalah:2

    a.

    Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk

    mencegah kehilangan cairan, hipotermi dan infeksi.

    b. Posisikan bayi senyaman mungkin dan lembut untuk menghindari

    bayi menagis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih

    tinggi untuk memperlancar drainase.

    c. Lakukan penilaian ada/tidaknya distress respirasi yang mungkin

    membutuhkan alat bantu ventilasi seperti intubasi endotrakeal.

    Beberapa macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak

    dianjurkan karena dapat menyebabkan masuknya udara kedalam

    traktus gastrointestinal.

    d. Pasang pipa nasogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan

    udara dan cairan dari sistem usus sehingga dapat mencegah

    muntah, mencegah aspirasi, mengurangi distensi dan tekanan

    (dekompresi) dalam sistem usus sekaligus mengurangi tekanan

    intra abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube untuk

    irigasi dan untuk dekompresi sistem usus.

    e. Pasang kateter uretra untuk mengurangi distensi kandung kencing

    dan mengurangi tekanan intra abdomen.

    f. Pasang jalur intra vena (sebaiknya padaektremitas atas) untuk

    pemberian cairan dan nutrisi parenteral sehinggadapat menjaga

    tekanan intravaskuler dan menjaga kehilangan protein

    yangmungkin terjadi karena gangguan sistem usus, dan untuk

    pemberianantibitika broad spectrum.g. Lakukan monitoring dan stabilisiasi suhu,status asam basa, cairan

    dan elektrolit

    h. Pada omphalokel, defek ditutup dengan suatu streril-saline atau

    povidone-iodine soaked gauze, lalu ditutup lagi dengan suatu

    oklusif plastic dressing wrap atauplastic bowel bag.

    Tindakan harus dilakukan ekstra hati hati diamana cara tersebut

    dilakukan dengan tujuan melindungi defek dari trauma mekanik,

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    17/27

    17

    mencegah kehilangan panas dan mencegah infeksi serta

    mencegah angulasi sistem usus yangdapat mengganggu suplai

    aliran darah.

    i.

    Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan

    hematokrit perlu dilakukan guna persiapan operasi bila

    diperlukan.

    j. Evaluasi adanya kelainan kongenital lain yang ditunjang oleh

    pemeriksaan rongent thoraks dan ekhokardiogram.

    Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu

    inkubator hangat dan ditambah oksigen. Pertolongan pertama saat

    lahir:

    a. Kantong omfalokel dibungkus kasa yang dibasahi betadin,

    selanjutnya dibungkus dengan plastik.

    b. Bayi dimasukkan inkubator dan diberi oksigen

    c.

    Pasang NGT dan rectal tube

    d. Antibiotika

    3.

    Penatalaksanaan Konservatif

    Penatalaksanaan omfalokel secara konservatif dilakukan pada kasus

    omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antara volume

    organ-organ intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi

    dengan rongga abdomen seperti padagiant omphalocele atau terdapat

    status klinis bayi yang buruksehingga ada kontra indikasi terhadap

    operasi atau pembiusan seperti pada bayi-bayi prematur yang

    memiliki hyaline membran disease atau bayi yang memiliki kelainankongenital berat yang lain seperti gagal jantung. Pada giant

    omphalocele bisa terjadi herniasi dari seluruh organ-organ

    intraabdomen dan dinding abdomen berkembang sangat buruk,

    sehingga sulit dilakukan penutupan (operasi/repair) secara primer dan

    dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli pernah mencoba melakukan

    operasi pada giant omphalocele secara primer dengan modifikasi dan

    berhasil. Tindakan nonoperatif secara sederhana dilakukan dengan

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    18/27

    18

    dasar merangsang epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat

    setelah granulasi terbentuk maka dapat dilakukan skin graft yang

    nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang akan direpair pada

    waktu kemudian dan setelah status kardiorespirasi membaik.7

    Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi

    adalah 0,25 % merbromin (mercurochrome), 0,25% silver nitrat, silver

    sulvadiazine dan povidoneiodine (betadine). Obat-obat tersebut

    merupakan agen antiseptik yang pada awalnya memacu pembentukan

    eskar bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang epitelisasi.

    Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau

    kantong dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat

    menekan dan mengurangi isi kantong.7

    Tindakan nonoperatif lain dapat berupa penekanan secara eksternal

    pada kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah ace

    wraps, velcro binder,dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit.

    Glasser menyatakan bahwa tindakan nonoperatif pada omfalokel

    memerlukan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang banyak dan

    angka metabolik yang tinggi serta omfalokel dapat ruptur sehingga

    dapat menimbulkan infeksi organ-organ intra abdomen. Beberapa

    penelitian menyebutkan bahwa dari suatu studi, bayi-bayi yang

    menjalani penatalaksanaan nonoperatif ternyata memiliki lama rawat

    inap yang lebih pendek dan waktu full enteral feeding yang lebih

    cepat dibanding dengan penatalaksanaan dengansilastic.

    Indikasi terapi non bedah adalah:2

    a.

    Bayi dengan ompalokel raksasa (giant omphalocele) dan kelainanpenyerta yang mengancam jiwa dimana penanganannya harus

    didahulukan daripada omfalokelnya.

    b. Neonatus dengan kelainan yang menimbulkan komplikasi bila

    dilakukan pembedahan.

    c. Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi

    daya tahan hidup.

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    19/27

    19

    Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ visera

    yang mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya yang

    terjadi akibat kelainan yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan

    komplikasi misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat

    adhesi antara usus halus dan kantong. Jika infeksi dan ruptur kantong

    dapat dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan

    tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk hernia

    ventralis, karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila

    dilakukan operasi. Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik

    secara berulang pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan

    terbentuk skar. Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi pembentukan

    jaringan granulasi yang secara bertahap karena terjadi epitelialisasi

    dari tepi kantong. Penggunaan antiseptik merkuri sebaiknya dihindari

    karena bisa menghasilkan blood and tissue levels of mercury well

    above minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman adalah alkohol

    65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal

    terbentuk, bubuk antiseptik dapat digunakan. Hernia ventralis

    memerlukan tindakan kemudian tetapi kadang-kadang menghilang

    secara komplet.7

    4. Penatalaksanaan Operatif

    Tujuan mengembalikan organ visera abdomen ke dalam rongga

    abdomen dan menutup defek. Dengan adanya kantong yang intak, tak

    diperlukan operasi emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan

    pelacakan kelainan lain yang mungkin ada dapat dikerjakan.

    Keberhasilan penutupan primer tergantung pada ukuran defek sertakelainan lain yangmungkin ada (misalnya kelainan paru). Tujuan

    operasi atau pembedahan ialah memperoleh lama ketahanan hidup

    yang optimal danmenutup defek dengan cara mengurangi herniasi

    organ-organ intraabomen, aproksimasi darikulit dan fascia serta

    dengan lama tinggal di RS yang pendek. Operasi dilakukan

    setelahtercapai resusitasi dan status hemodinamik stabil. Operasi dapat

    bersifat darurat bilaterdapat ruptur kantong dan obstruksi usus.Operasi

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    20/27

    20

    dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu primary closure (penutupan

    secara primeratau langsung) dan staged closure (penutupan secara

    bertahap). Standar operasi baik padaprimary ataupun staged closure

    yang banyak dilakukan pada sebagiaan besar pusat adalahdengan

    membuka dan mengeksisi kantong. Organ-organ intra abdomen

    kemudian dieksplorasi, dan jika ditemukan malrotasi dikoreksi.10

    a. Primary Closure

    Primary closure merupakan treatment of choice pada omfalokel

    kecil dan mediumatau terdapat sedikit perbedaan antara volume

    organ-organ intraabdomen yangmengalami herniasi atau eviserasi

    dengan rongga abdomen. Primary closurebiasanya dilakukan

    pada omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm.

    Operasidilakukan dengan general anestesi dengan obat-obatan

    blok neuromuskuler.

    Mula-mula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia

    diinsisi dan vasavasa umbilkus dan urakus diidentifikasi dan

    diligasi. Selaput kemudian dibuangdan organ-organ intraabdomen

    kemudian diperiksa. Sering defek diperlebaragar dapat diperoleh

    suatu insisi linier tension free dengan cara memperpanjangirisan

    23 cm ke superior dan inferior.

    Kemudian dilakukan manual strecthing pada dinding abdomen

    memutardiseluruh kuadran abdomen. Manuver tersebut dilakukan

    hati-hati agar tidak mencederai liver atau ligamen. Kulit

    kemudiaan dideseksi atau dibebaskan terhadap fascia secara

    tajam. Fascia kemudian ditutup dengan jahitan interuptus begitupula pada kulit. Untuk kulit juga dapat digunakan jahitan

    subkutikuler terutama untuk membentuk umbilikus

    (umbilikoplasti) dandigunakan material yang dapat terabsorbsi.

    Standar operasi ialah dengan mengeksisi kantong dan pada kasus

    giant omphalocele biasanya dilakukan tindakan konservatif

    dahulu, namun demikian beberapa ahli pernah mencoba

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    21/27

    21

    melakukan operasi langsung pada kasus tersebut dengan teknik

    modifikasi.10

    b.

    Staged closure

    Pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar

    antara volumeorgan-organ intraabdomen yang mengalami

    herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen seperti pada giant

    omphalocele, dapat dilakukan tindakan konservatif. Cara tersebut

    ternyata memakan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang

    banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau selaput

    sehingga dapat timbul infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama

    operasi, ternyata tidak semua pasien dapat dilakukan primary

    closure. Suatu studi melaporkan bahwa kenaikan IGP

    (intragastricpressure) > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg selama

    usaha operasi primerdapat menyebabkan kenaikan tekanan intra

    abdomen yang dapat berakibat gangguan kardiorespirasi dan

    dapat membahayakan bayi sehingga usaha operasi dirubah

    dengan metode staged closure. Beberapa ahli kemudian mencari

    solusi untuk penatalaksanaan kasus-kasus tersebut, yang akhirnya

    ditemukan suatu metode staged closure.Staged closure telah

    diperkenalkan pertama kali oleh Robert Gross pada tahun 1948

    dengan teknik skin flap yang kemudian tejadi hernia ventralis dan

    akhirnya cara tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn pada

    tahun 1969 dengan suatu teknik silo.10

    i . Teknik skin flap

    Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui caraundermining/mendeseksi/membebaskan secara tajam kulit

    dan jaringan subkutan terhadap fascia anterior muskulus

    rektus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus

    eksternus disebelah lateralnya sampai batas linea aksilaris

    anterior atau media. Kantong atau selaput dibiarkan tetap

    utuh. Skin flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada

    garis tengah untuk menutupi defek yang kemudian cara

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    22/27

    22

    tersebut menimbulkan hernia ventralis. Herniaventralis

    timbul karena kulit terus berkembang sedangkan otot-otot

    dinding abdomen tidak. Biasanya 6-12 minggu kemudian

    dapat dilakukan repair terhadap hernia ventralis. Cara

    tersebut juga dapat menimbulkan skar pada garis tengah

    yang panjang sehingga menimbulkan bentuk umbilikus

    yang relatif jauh dari normal. Beberapa ahli kemudian

    mencoba suatu usaha agar didapatkan bentuk umbilikus

    yang mendekati normal yaitu dengan cara umbilical

    preservation.

    Prosedur dilakukan dengan cara tidak memotong kantong

    pada tempat melekatnya urakus dan vasa umbilikus serta

    tidak memisahkan kutis dan subkutis dari fascia pada

    daerah tersebut. Kemudian pada tempat tersebut dibuat

    neoumbilikus dengan jahitan kontinyu.10

    i i . Teknik sil o

    Teknik silo dapat dilakukan juga bila terdapat omfalokel

    yang sangat besar sehingga tidak dapat dilakukan dengan

    teknik skin flap. Silo merupakan suatu suspensi prostetik

    yang dapat menjaga organ-organ intra abdomen tetap

    hangat dan menjaga dari trauma mekanik terutama saat

    organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam rongga

    abdomen. Operasi diawali dengan mengeksisi kantong atau

    selaput omfalokel. Kemudian cara yang samadilakukan

    seperti membuat skin flap namun dengan lebar yang sedikitsaja sehingga cukup untuk memaparkan batas fascia atau

    otot. Suatu material prostetik silo (Silastic reinforced with

    Dacron) kemudian dijahitkan dengan fascia dengan benang

    nonabsorble, sehingga terbentuk kantong prostetik ekstra

    abdomen yang akan melindungi organ-organ intra abdomen.

    Organ-organ intra abdomen dalam silo kemudian secara

    bertahap dikurangi dan kantong diperkecil. Usaha reduksi

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    23/27

    23

    dapat dilakukan tanpa anestesi umum,tetapi bayi harus tetap

    dimonitor di ruangan neonatal intensive care. Reduksi

    dapat dicapai seluruhnya dalam beberapa hari sampai

    beberapa minggu.

    Selama operasi terutama pada primary closure, haruslah

    dipantau tekanan airway dan intra abdomen. Dulu beberapa

    kriteria digunakan untuk memonitor selama operasi,

    diantaranya angka respirasi, tekanan darah, warna kulit, dan

    perfusi perifer.10

    Observasi tersebut menjadi sulit dan kurang reliabel karena

    bayi dibius dan mengalami paralisis. Dari hasil studi

    dilaporkan bahwa Intraoperatif Measurement dengan cara

    memonitor perubahan nilai CVP dan IGP(intra gastric

    pressure) dapat digunakan untuk menentukan teknik yang

    sebaiknyadilakukan dan memperkirakan hasil dari teknik

    operasi yang dilakukan. Dia menyimpulkan pula bahwa

    kenaikan IGP > 20 mmHg dan CVP > 4 mmHg selama

    usaha primary closure dapat menyebabkan kenaikan

    tekanan intra abdomen yang dapat berakibat gangguan

    kardiorespirasi bayi sehingga usaha operasi dirubah dengan

    metode staged closure dan didapatkan hasil yang

    memuaskan dari metode operasi tersebut. Perawatan

    praoperasi meliputi pemberian glukosa 10% intravena, NGT

    dan irigasi rektal untuk dekompresi usus serta antibiotik.

    Cairan infus seluruhnya diberikan melalui ektremitas atas.Pada penutupan primer omfalokel, eksisi kantong amnion,

    pengembalian organ visera yang keluar ke dalam kavum

    peritoneal dan penutupan defek dinding anterior abdomen

    pada 1 tahap merupakan metode operasi pertama untuk

    omfalokel and masihmerupakan metode yang memuaskan.

    Hal ini dikerjakan untuk omfalokel dengan ukuran defek

    yang kecil dan sedang. Pada sebagian besar kasus omfalokel

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    24/27

    24

    secara tehnik masih mungkin untuk mengembalikan organ

    visera ke dalam abdomen dan memperbaiki dinding

    abdomen. Pada kasus dengan defek yang besar, terutama

    bila sebagian besar hepar menempati kantung, rongga

    abdomen tidak cukup untuk ditempati seluruh organ

    visera,hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan intra

    abdomen karena rongga abdomen terlalu penuh.10

    5. Penatalaksanaan Pasca Operasi

    Hiperalimentasi perifer dianjurkan pada hari ke-2 atau ke-3

    pascaoperasi atau jika penutupan kulit dapat dicapai, hiperalimentasi

    sentral is inserted. Resiko sepsis meningkat saat kateter sentral

    terpasang pada bayi dengan pemasangan silastic. Konsekuensinya

    pada bayi ini tidak ada alternatif selain alimentasi perifer. Gastrostomi

    meningkatkan resiko infeksi. Konsekuensinya lambung didrainase

    dengan kateter plastik kecil. Fungsi usus pada bayi dengan omfalokel

    adalah tertunda. Disfungsi usus membutuhkan waktu lama untuk

    normal, dari 6 minggu sampai beberapa bulan. Dalam waktu kurang

    dari 2 minggu pasca penutupan primer, mereka jarang toleransi penuh

    dengan makanan oral. Pemantauan selama operasi haruslah

    dilanjutkan setelah operasi, termasuk pemberiaan antibiotik dan

    nutrisi. Pemberian antibitoik berfungsi mencegah infeksi seperti

    selulitis dan biasanya dilanjutkan sampai gejala peradangan mereda

    atau selama terpasang material prostetik. Fungsi usus biasanya akan

    kembali setelah 2-3 hari dari waktu primary closure sehingga nutrisi

    enteral awal dapat diberikan.

    7

    Padastaged repair, total perenteral nutrisi (TPN) diberikan lebih lama

    lagi sampai dengan fungsi usus kembali normal. Glasser (2003)

    menyebutkan bahwa fungsi ususakan cepat kembali normal jika

    peradangan mereda. Akibat awal operasi dapat terjadi kenaikan

    tekanan intra abdomen yang berakibat menurunnya aliran vena kava

    (venous return) ke jantung dan menurunnya kardiac output. Selain itu

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    25/27

    25

    diafragma dapat terdorong ke rongga thoraks yang menyebabkan

    naiknya tekanan udara dan beresiko terjadinya barotrauma dan

    insufisiensi paru. Keadaan itu semua dapat menimbulkan hipotensi,

    iskemia usus, gangguan respirasi (ventilasi)serta gagal ginjal.

    Termasuk dari komplikasi awal operasi adalah timbulnya

    obtruksiintestinal, NEC, infeksi yang dapat berakibat sepsis, juga

    dapat terjadi kegagalan respirasi yang menyebabkan pasien tergantung

    pada ventilator yang lama sehinggatimbul pneumonia. Eijk

    melaporkan dari kasusnya bahwa obstruksi usus dapat disebabkan

    karena adhesi usus dengan jaringan fibrous pada penutupan skin flap.

    NEC dapat disebabkan karena iskemia usus karena volvulus atau

    karena tekanan intra abdomen yang meningkat. Infeksi biasanya

    terjadi pada stagedclosure dimana terdapat pemaparan luka berulang

    dan penggunaan material prostetik. Komplikasi lanjut dari operasi

    termasuk hernia ventralis dan lambatnya pertumbuhan anak.

    G. PROGNOSIS

    Prognosis bayi dengan omfalokel lebih sulit untuk digeneralisasikan, tetapi

    kebanyakan mortalitas dan morbiditas berhubungan dengan anomaly

    daripada defek dinding abdomen itu sendiri.1 Survival rate pada bayi

    omfalokel dipengaruhi oleh beberapa hal dibawah ini2

    1. Prematuritas

    Neonatus yang lahir pada usia gestasi 36 minggu mencapai 87%2. Ukuran omfalokel

    Pada omfalokel yang mengandung organ hati, umumnya merupakan

    suatu giant omphalocele. Kebanyakan akan mengalami gangguan pada

    perkembangan paru, bayi ini akan mengalami kesulitan bernapas. Bayi

    ini memiliki survival rate 50%.

    3. Adanya anomali pada organ lain

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    26/27

    26

    Neonatus dengan defek tambahan memiliki survival rate yang rendah.

    Dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 8/11/2019 omfalokel referat

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ledbetter DJ. 2006. Gastroschisis and Omphalocele. Surg Clin N Am;

    86:249260.

    2.

    Minnesota. 2010. Question and Aswer about Omphalocele. Neonatal Facts.

    Minnesota Neonatal Physician.

    3. Carmen & John Thain. 2010. Understanding Omphalochele. Center for

    Prenatal Pediatrics. New York: Columbia University Medical Center

    4. Reksoprodjo S. 2002. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Staf Pengajar Bagian

    Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Binarupa

    Aksara.

    5. Lagay ERC, Kelleher CM, Langer JC. 2011. Neonatal Abdominal Wall

    Defects. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine; 16:164-172.

    6.

    Glasser JG. 2003. Pediatric Omphalocele and Gastroschisis. Medscpape

    Reference. Tersedia di http://emedicine.medscape.com/article/975583-

    overview. Dikunjungi tanggal 5 Juli 2013.

    7.

    Boykin K. 2010. Gastroschisis vs Omphalocele. Tersedia di

    http://www.sh.lsuhsc.edu/Pediatrics/documents/Gastroschisis%20vs%20Omp

    halocele.pdf. Dikunjungi tanggal 5 Juli 2013.

    8. Blazer S, Zimmer EZ, Gover A, Bronshtein M. 2004. Fetal Omphalocele

    Detected Early in Pregnancy: Associated Anomalies and Outcomes.

    RSNA;232:191-195.

    9. Ragarwal. 2005. Prenatal Diagnosis of Anterior Abdominal Wall Defect:

    Pictorial Essay.Ind J Radiol Imag;15:3:361-372.

    10.

    Eijk FCV. 2011. Strategies and Trends in The Treatment of (Giant)

    Omphalocele. Erasmus Universiteit Rotterdam. Optima Grafische

    Communicatie, Rotterdam, The Netherlands