obesitas pada anak
TRANSCRIPT
RIZKY KUMARA
OBESITAS PADA ANAK
PENDAHULUAN
Menurut WHO, obesitas sudah merupakan epidemi
global dan menjadi problem kesehatan yang harus
segera diatasi. Di Indonesia, perubahan gaya
hidup yang menjurus ke westernisasi dan
sedentary mengakibatkan perubahan pola makan
masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi
kalori, lemak dan kolesterol, sehingga berdampak
meningkatkan risiko obesitas.
pengertian
Obesitas merupakan keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
(Mayer, 1973)
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan
atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
(Hartono, 2004)
Penyebab obesitas
Meskipun masalah genetik dan hormonal juga dapat menjadi penyebab terjadinya obesitas
pada anak-anak, kebanyakan kasus kelebihan berat badan disebabkan karena anak-anak
makan terlalu banyak dan terlalu sedikit bergerak. Bila anak-anak mengkonsumsi lebih
banyak kalori daripada kalori yang mereka buang melalui olah gerak dan perkembangan
fisik yang normal, mereka akan mendapatkan kelebihan berat.
Penyebab lain selain gaya hidup adalah penyakit genetik yang dapat menyebabkan seorang
anak mengalami obesitas. Penyakit-penyakit seperti ini, misalnya sindrom Prader-Willi
dan sindrom Bardel-Biedl hanya terjadi pada sebagian kecil anak-anak. Pada populasi
umum, pola makan dan kebiasaan berolahraga memainkan peran yang lebih besar atas
terjadinya obesitas.
Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan,
sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak
hanya berbagi gen, tetapi juga
makanan dan kebiasaan gaya hidup,
yang bisa mendorong terjadinya
obesitas. Seringkali sulit untuk
memisahkan faktor gaya hidup dengan
faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor
genetik memberikan pengaruh sebesar
33% terhadap berat badan seseorang.
Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting
dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang
peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola
gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang
makan serta bagaimana aktivitasnya).
Seseorang tentu saja tidak dapat
mengubah pola genetiknya, tetapi dia
dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
Faktor Status sosial ekonomi
Berkaitan dengan gaya
hidup, sikap, dan
perilaku. Di Indonesia,
orang cenderung salah
kaprah mengasosiasikan
gemuk adalah baik.
Anak harus gemuk,
montok, baru dibilang
anak yang sehat.
Faktor penurnan aktifitas fisik
Apa yang ada di
dalam pikiran
seseorang bisa
memengaruhi
kebiasaan makannya.
Banyak orang yang
memberikan reaksi
terhadap emosinya
dengan makan.
Gejala klinis penderita obesitas
Anak terlihat sangat gemuk Wajah membulat Pipi tembem Leher relatif pendek Dada membusung, dengan payudara yang
membesar karena mengandung jaringan lemak Sering terlihat dagu yang berganda (double
chin) Perut membuncit disertai dinding perut yang
berlipat-lipat Pada umumnya anak demikian lebih tinggi
daripada anak normal seumur Perut menggantung ke bawah Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh
karena sebagian organ tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak pubis (burried penis)
Komplikasi pada anak obesitas
Diabetes tipe 2Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi.Asma dan masalah saluran pernapasan lainnya
(misalnya, napas pendek yang dapat membuat olah raga, senam atau aktivitas fisik lainnya sulit untuk dilakukan)
Masalah tidurPenyakit liver dan kantong empeduPubertas atau menarche diniMasalah makanInfeksi kulitMasalah pada tulang dan persendian
pengobatan obesitas
Makan dengan Pola Makan yang SehatMeningkatkan Aktivitas FisikBuat sebagai Komitmen KeluargaPembedahan dan Penggunaan ObatMemilih program penurunan berat badan
yang aman dan berhasil
Pencegahan obesitas
Makanan sehat yang seimbangBiasakan anak mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah-buahan.
Ubah kebiasaan makanBatasi kebiasaan makan diluar rumah, terutama bila yang dikonsumsi makanan jenis cepat saji. Beri porsi yang kecil untuk anak saat mengkonsumsi makanan cepat saji. Hindari asupan kalori tambahan dalam jumlah besar dengan mengonsumsi es krim atau minuman ringan setelah makan.
Lakukan kegiatan fisikBiasakan anak melakukan kegiatan fisik diluar sekolah selama 20-30 menit per hari.
Kesimpulan dan saran
Obesitas pada anak telah menjadi masalah yang serius di Indonesia. Susahnya, perubahan yang dilakukan harus secara sosial dan besar-besaran. Literatur kedokteran yang ada pun tidak ada yang dengan tepat mencantumkan bagaimana cara terbaik untuk melakukan perubahan di bidang ini.
Orangtua yang memiliki pola makan yang baik dan berolahraga secara rutin dan dapat memasukkan kebiasaan yang sehat dalam kegiatan keluarga sehari-hari, berarti telah membentuk gaya hidup yang sehat bagi anak yang dapat berlangsung terus hingga ia beranjak dewasa. Bicarakan pada anak mengenai pentingnya pola makan yang baik, dan pentingnya kegiatan fisik, tapi buatlah kedua hal tersebut sebagai kegiatan keluarga sehingga menjadi kebiasaan yang baik bagi orangtua dan anak-anak. Terakhir, biarkan anak-anak mengetahui bahwa keluarga mencintai mereka, tidak peduli berapapun berat badan mereka, dan ingin membantu mereka menjadi sehat dan bahagia.
Saran Orangtua dapat membantu mendietkan anak, misalnya dengan tidak memberinya
makanan yang manis-manis. Jangan menyediakan kue-kue kering, coklat, permen di rumah. Sajikan makanan yang tidak berlemak. Sediakan buah-buahan, sehingga jika ia kelaparan ia bisa makan buah-buahan ini untuk menghilangkan rasa laparnya. Jika anak ingin diet, bawalah ia ke dokter, sehingga kedaannya lebih terkontrol. Jangan memberi anak obat-obat penurun berat badan di luar pengetahuan dokter.
Terimakasih