obat

35
Spironolakton / Spironolactone Sediaan: Tablet 25 mg, 100 mg Cara Kerja Obat: Spironolakton adalah diuretik penghemat Kalium. Menghambat aldosteron, yang menstimulasi penyerapan kembali Na dan pengeluaran K. Indikasi: Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati (dengan atau tanpa asites/penggumpulan cairan dalan rongga perut) & sindroma nefrotik, diagnosis & pengobatan aldosteronisme primer, sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas, pencegahan hipokalemia pada pasien yang menggunakan Digitalis ketika langkah lainnya dianggap tidak cukup memadai atau tidak tepat. Kontraindikasi: Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, anuria (tidak dibentuknya kemih oleh ginjal), hiperkalemia (kadar Kalium dalam darah di atas normal). Dosis: - Hipertensi esensial : 50-100 mg sehari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. Terapi dilanjutkan minimal selama 2 minggu. - Kelainan edematosa : Diberikan tiap hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. - Gagal jantung kongestif : 100 mg sehari. - Sirosis : 200-400 mg/hari. - Anak-anak : 3 mg/kg berat badan/hari sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. Peringatan dan Perhatian: - Hamil / menyusui - Gangguan fungsi hati / ginjal

Upload: feliciaabe

Post on 28-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: OBAT

Spironolakton / Spironolactone

Sediaan:Tablet 25 mg, 100 mg

Cara Kerja Obat:Spironolakton adalah diuretik penghemat Kalium. Menghambat aldosteron, yang menstimulasi penyerapan kembali Na dan pengeluaran K.  Indikasi:Hipertensi esensial, keadaan edematosa termasuk gagal jantung kongestif (CHF), sirosis hati (dengan atau tanpa asites/penggumpulan cairan dalan rongga perut) & sindroma nefrotik, diagnosis & pengobatan aldosteronisme primer, sebagai terapi penunjang pada hipertensi ganas, pencegahan hipokalemia pada pasien yang menggunakan Digitalis ketika langkah lainnya dianggap tidak cukup memadai atau tidak tepat.

Kontraindikasi:Insufisiensi ginjal akut, kerusakan ginjal, anuria (tidak dibentuknya kemih oleh ginjal), hiperkalemia (kadar Kalium dalam darah di atas normal).

Dosis: -     Hipertensi esensial :

50-100 mg sehari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. Terapi dilanjutkan minimal selama 2 minggu.

-     Kelainan edematosa : Diberikan tiap hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi.

-     Gagal jantung kongestif :100 mg sehari.

-     Sirosis :200-400 mg/hari.

-     Anak-anak :3 mg/kg berat badan/hari sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.

Peringatan dan Perhatian:-     Hamil / menyusui -     Gangguan fungsi hati / ginjal-     DM-     Asidosis

Efek Samping :                     Gynekomastia (pembesaran payudara pria), gejala-gejala saluran pencernaan termasuk kram, diare, ngantuk, letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali), urtikaria (biduran/kaligata), kekacauan mental, demam karena obat, ataksia (gangguan koordinasi gerakan), sakit kepala, menstruasi tidak teratur atau amenore (tidak haid), perdarahan setelah menopause, agranulositosis.

Page 2: OBAT

Propanolol

nama dagang

- Inderal- Farmadral

dosis

Akathisia: Dosis Oral Dewasa 30-120 mg/hari dalam 2-3 kali dosis terbagi.

Angina: Dosis Oral Dewasa 80-320 mg/hari dalam 2-4 kali dosis terbagi,sediaan aksi panjang 80 mg sekali sehari, maksimal 320 mg sehari.

Essensial tremor: Dosis Oral Dewasa : 20-40 mg 2x sehari, dosis pemeliharaan 120-320 mg/hari.

Hipertensi:

Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/hari dibagi dalam 6-12 jam, dinaikan tiap 5-7 hari maksimal 16 mg/kg/hari.

Dosis Oral Dewasa 40 mg 2x sehari, dinaikkan dosisnya tiap 3-7 hari biasanya dosis 320 mg dibagi dalam 2-3 dosis/hari makimal 640 mg, biasanya rentang dosis 40-160 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.

Sediaan aksi panjang : 80 mg/hari. Pemeliharaan : 120-160 mg/hari, maksimal 640 mg.

Hipertropi C sub aortis stenosit: oral  dewasa 20-40 mg 3-4x sehari.

Migrain profilaksis

oral Anak : 2-4 mg/kg/hari atau <=35 kg : 10-20 mg 3x sehari; > 35 kg : 20-40 mg 3x sehari.

Dewasa : 80 mg/kg dibagi tiap 6-8 jam, dinaikkan menjadi 20-40 mg/dosis setiap 3-4 minggu, maksimal 160-240 mg/hari dibagi dalam 6-8 jam. Jika respon memuaskan tidak mencapai dalam 6 minggu terapi,obat dihentikan perlahan dalam beberapa minggu.

Sediaan aksi panjang : 80 mg setiap hari sekali sehari, dosis

Page 3: OBAT

efektif 160-240 mg tiap hari.

Infak miokard profilaksis : oral dewasa 180-240 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis.

Pheochromocytoma oral dewasa 30-60 mg/hari.

Tachyarhytmia :

Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/kg/hari dosis dibagi tiap 6-8 jam dosis titrasi tiap 3-7 hari, dosis 2-6 mg/kg/hari dosis tertinggi mungkin dibutuhkan, tidak dapat melebihi 16 mg/kg/hari atau 60 mg/hari.

Dosis Oral Dewasa 10-30 mg/dosis tiap 6-8 jam, dosis dinaikan tiap 3-7 hari, biasanya range dosis 10-320 mg diberikan dalam 2 dosis.

Dosis I.V. (intravena) Anak 0,01-0,1 mg/kg/dosis redah IV P lebih 10 menit, dosis maksimal 1 mg untuk infants,3 mg untuk anak.

Dosis Dewasa I.V. 1 mg/dosis, diulang tiap 5 menit sampai total 5 mg, jika dosis titrasi tidak menghasilkan respon.

Tetralogy:

Dosis Oral Anak Awal 1 mg/kg/hari tiap 6 jam, jika tidak dosis dapat dinaikan sampai 1 minggu dengan dosis 1 mg/kg/hari,maksimal 5 mg/kg/hari. Jika pasien sukar disembuhkan dinaikkan pelan-pelan mencapai maksimal 10-15 mg/kg/hari.

Dosis  I.V. 0,01-0,2 mg/kg maksimal 1 mg. Thyrotoxicosis: Dosis Oral Anak 2mg/kg/hari, dibagi tiap 6-8 jam.

Dosis Oral Dewasa 10-40 mg /dosis tiap 6 jam. Dosis I.V. Dewasa 1-3 mg dosis.

indikasi

Hipertensi, angina pektoris, pheochromocytoma, essensial tremor, tetrallogy of fallot, aritmia, cyanotic spell, pencegahan infak myocard, migraine, pengobatan gejala hypertropi C sub aortic stenosis.

Page 4: OBAT

kontraindikasi

Hipersensitif terhadap propranolol, ß bloker atau beberapa komponen lain dalam sediaan, tidak boleh digunakan untuk gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, bradikardi, udem pulmoner, penyakit hiperaktif pernafasan (asma atau COPD),  raynaud’s disease, kehamilan (trimester 2 dan 3).

efek samping

Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope. SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique. Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson , fuxil epiderma necrolysis. Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia. Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease. Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura. Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy. Mata:  Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan. Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus,udem pulmonary, laryngospasmus.

interaksi

Dengan Obat Lain :  Efek sitokrom P450 : CYP1A2 (Mayor), 2C19

(Minor), 2D6 (Mayor), 344(Minor),inhibitor CYP1A2 2D6.

Menaikkan efek/toksik: CYP1A2 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol.Contoh inhibitor:amiodaron,ketokenazol, fluroxamine, norfloksasin, ofloksasin dan rofekoksib. CYP2D6 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol.

Contoh inhibitor: klorpromazin, delavirdin, fluoksetin, mikonazol,kuinidin,kuinin,rifonavir,pergoide.Propranolol menurunkan denyut jantung dan bersifat adisi dengan obat lain yaitu konduktor AV rendah (digoksin, verapamil, diltiazem).

Reserpin menaikkan efek dari propranolol. Penggunaan bersama propranolol dapat menaikkan

Page 5: OBAT

efek alfa bloker (prazosin,terazosin),stimulan alfa adrenergik (epinefrin, penilefrin) dan efek vaksokontriksi dari alkaloid ergot.

Propranolol dapat menutupi takikardia dan hipoglikemi karena insulin dan oral hipoglikemi. Pasien yang mendapatkan terapi bersamaan, risiko krisis hipertensi meningkatkan ketika salah satu dari klonidin atau beta bloker dihentikan.

Beta bloker dapat menaikkan tingkat aksi etanol,disopiramide,relaksan otot non depolarisasi dan teofilin walaupun efeknya masih sulit untuk diprediksi.

Propranolol dapat menaikkan bioavalibilitas dari serotonin agonis reseptor  5-HT1D, propranolol dapat menurunkan metabolisme dari lidokain.

Beta bloker dapat menaikkan efek dari kontrasepsi oral, flekainida, haloperidol (efek hipotensi),simetidin,hidralazin, fenotiazin, hormon tiroid (ketika pasien hipotiroid masuk dalam keadaan euthyroid).

Beta bloker dapat menaikkan efek toksik dari flekainid, haloperidol (efek hipotensi) hidralazin, fenotiazin, asetaminofen, antikoagulan (warfarin) dan benzodiazepin.

Menurunkan efek: induktor CYP1A2 dapat menurunkan efek dari propranolol. Contoh induktor : aminoglutethimide, karbamazepin, fenobarbital dan rifampisin.

Garam Aluminium, kalsium, kolestiramin, kolestipol, anti inflamasi non steroid, penisilin (ampisilin), salisilat dan sulfinpirazon menurunkan efek dari ß bloker dan juga menurunkan bioavalibilitas dan level plasma.

ß bloker dapat menurunkan efek dari sulfonilurea.

Asam askorbat menurunkan konsentrasi plasma maksimum propranolol dan AUC dan menaikkan T max, hasil  penurunan signifikan terjadi pada kecepatan denyut jantung. kemungkinan karena ada penurunan absorbsi dan first past metabolisme (n:5).

Nefazodone menurunkan kadar plasma maksimal dan AUC dari propranolol dan menaikkan waktu mencapai steady state.

Page 6: OBAT

Monitoring respon klinik sangat dianjurkan ß bloker tidak selektif.

- Dengan Makanan :  -

mekanisme kerja

Beta bloker adrenergik non selektif (antiaritmia kelas II), memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi alfa bloker dan beta bloker adrenergik  yang akan menghasilkan penurunan denyut jantung, kontraktilitas jantung, tekanan darah dan kebutuhan oksigen pada jantung

bentuk sediaan

Kapsul, Injeksi, Larutan Oral, Tablet

parameter monitoring

Akathisia: Dosis Oral Dewasa 30-120 mg/hari dalam 2-3 kali dosis terbagi.

Angina: Dosis Oral Dewasa 80-320 mg/hari dalam 2-4 kali dosis terbagi,sediaan aksi panjang 80 mg sekali sehari, maksimal 320 mg sehari.

Essensial tremor: Dosis Oral Dewasa : 20-40 mg 2x sehari, dosis pemeliharaan 120-320 mg/hari.

Hipertensi:

Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/hari dibagi dalam 6-12 jam, dinaikan tiap 5-7 hari maksimal 16 mg/kg/hari.

Dosis Oral Dewasa 40 mg 2x sehari, dinaikkan dosisnya tiap 3-7 hari biasanya dosis 320 mg dibagi dalam 2-3 dosis/hari makimal 640 mg, biasanya rentang dosis 40-160 mg/hari dibagi dalam 2 dosis.

Sediaan aksi panjang : 80 mg/hari. Pemeliharaan : 120-160 mg/hari, maksimal 640 mg.

Hipertropi C sub aortis stenosit: oral  dewasa 20-40 mg 3-4x sehari.

Migrain profilaksis

Page 7: OBAT

oral Anak : 2-4 mg/kg/hari atau <=35 kg : 10-20 mg 3x sehari; > 35 kg : 20-40 mg 3x sehari.

Dewasa : 80 mg/kg dibagi tiap 6-8 jam, dinaikkan menjadi 20-40 mg/dosis setiap 3-4 minggu, maksimal 160-240 mg/hari dibagi dalam 6-8 jam. Jika respon memuaskan tidak mencapai dalam 6 minggu terapi,obat dihentikan perlahan dalam beberapa minggu.

Sediaan aksi panjang : 80 mg setiap hari sekali sehari, dosis efektif 160-240 mg tiap hari.

Infak miokard profilaksis : oral dewasa 180-240 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis.

Pheochromocytoma oral dewasa 30-60 mg/hari.

Tachyarhytmia :

Dosis Oral Anak 0,5-1 mg/kg/hari dosis dibagi tiap 6-8 jam dosis titrasi tiap 3-7 hari, dosis 2-6 mg/kg/hari dosis tertinggi mungkin dibutuhkan, tidak dapat melebihi 16 mg/kg/hari atau 60 mg/hari.

Dosis Oral Dewasa 10-30 mg/dosis tiap 6-8 jam, dosis dinaikan tiap 3-7 hari, biasanya range dosis 10-320 mg diberikan dalam 2 dosis.

Dosis I.V. (intravena) Anak 0,01-0,1 mg/kg/dosis redah IV P lebih 10 menit, dosis maksimal 1 mg untuk infants,3 mg untuk anak.

Dosis Dewasa I.V. 1 mg/dosis, diulang tiap 5 menit sampai total 5 mg, jika dosis titrasi tidak menghasilkan respon.

Tetralogy:

Dosis Oral Anak Awal 1 mg/kg/hari tiap 6 jam, jika tidak dosis dapat dinaikan sampai 1 minggu dengan dosis 1 mg/kg/hari,maksimal 5 mg/kg/hari. Jika pasien sukar disembuhkan dinaikkan pelan-pelan mencapai maksimal 10-15 mg/kg/hari.

Dosis  I.V. 0,01-0,2 mg/kg maksimal 1 mg. Thyrotoxicosis: Dosis Oral Anak 2mg/kg/hari, dibagi tiap 6-8 jam.

Dosis Oral Dewasa 10-40 mg /dosis tiap 6 jam. Dosis I.V. Dewasa 1-3 mg dosis.

Page 8: OBAT

stabilitas penyimpanan

informasi pasien

     © Medicatherapy.com 2013

Sediaan: Tablet 10 mg, 40 mg, 80 mg, 160 mg Injeksi propanolol HCl 1 mg/ml Cara Kerja Obat: Propranolol adalah tipe beta-blocker non-selektif yang umumnya digunakan dalam pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini adalah beta-blocker pertama yang sukses dikembangkan. Indikasi: Hipertensi, pencegahan perdarahan varises pada hipertensi portal, angina, aritmia, krisis tiroroksikosis, pembesaran jantung, takikardi akibat cemas. Kontraindikasi: Asma, ...

Page 9: OBAT

Memperlihatkan dan memahami konsep aktivitas spesifik enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) dan Glutamate-Oksaloasetat Transaminase (GOT)

 

Teori singkat

SGOT singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, Sebuah enzim yangbiasanya hadir dalam dan jantung sel-sel hati. SGOT dilepaskan ke dalam darah ketika hati ataujantung rusak. Tingkat darah SGOT ini adalah demikian tinggi dengan kerusakan hati (misalnya,dari hepatitis virus ) atau dengan penghinaan terhadap jantung (misalnya, dari serangan jantung).Beberapa obat juga dapat meningkatkan kadar SGOT. SGOT juga disebut aspartateaminotransferase (AST).

Sedangkan SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvic Transaminase, SGPTatau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukanpada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlahyang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tesSGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkanpada proses kronis didapat sebaliknya.

SGPT/ALT serum umumnya diperiksa secara fotometri atau spektrofotometri, secarasemi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT adalah :

Laki-laki : 0 – 50 U/L

Perempuan : 0 – 35 U/L

 

Dalam uji SGOT dan SGPT, hati dapat dikatakan rusak bila jumlah enzim tersebutdalam plasma lebih besar dari kadar normalnya.Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitasobat atau kimia)

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatanempedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosisbiliaris

Page 10: OBAT

 

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapatmeningkatkan

kadar

Hemolisis sampel

Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparatdigitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar

 

Alat:

Spekrtrofotometer Tabung reasi + rak

Jarum suntik

Alcohol pads

Mikropipet

Tipp

 

Bahan:

Plasma darah (hindarkan hemolisis) Reagen 1 (R1/reagen enzim):-.

o Tris Buffer pH7,5 100 mmol/L

o L-Alanin 500 mmol/L-. LDH 1200 U/L

o Reagen 2 (R2/reagen pemulai): -.

2-oxoketoglutarat 15 mmol/L-. NADH0,18 mmol/L

 

Cara kerja:

Page 11: OBAT

1. Lakukan pengambilan darah sebanyak 3ml (hindari hemolisis), masukkan kedalamtabung vacutest kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan plasmanya

2. Hangatkan reagen dan cuvet pada temperature yang diinginkan dan temperature haruskonstan (±0,5ÛC)

3. Campurkan sampel 200L dengan reagen 1 1000L lalu diinkubasi pada temperature25/30ÛC, sampel 100L dengan reagen 1 1000L lalu diinkubasi selama 5 menit padatemperatur 37ÛC

4. Tambahkan reagen 2, masing-masing sebanyak 250

5. Campurkan reagen dengan sampel, baca absorbansi pada panjang gelombang 365nm,setelah 1 menit dan pada saat yang sama, hitung waktu dengan stopwatch

6. Baca lagi absorbansi dengan pasti setelah 1 menit, 2 menit dan 3 menit

 

About these ads

Share this:

Twitter 1 Facebook 20

Like this:

Tinggalkan Balasan

TEST / UJI WIDAL

UJI TPHA ( Uji Treponemal )

it’s me

Follow Blog via Email

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Bergabunglah dengan 1 pengikut lainnya.

Page 12: OBAT

Top Posts & Pageso Pemeriksaan SGPT dan SGOT

o Escherichia coli

o TEST / UJI WIDAL

o STROKE HEMORAGIK

o STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN (STANDAR 10 –12)

o UJI TPHA ( Uji Treponemal )

o ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM JPS-BK

o Pemeriksaan Potensi Antibiotika Terhadap Bakteri

Top Rate

Posts | Pages | Comments

All | Today | This Week | This Month

o There are no rated items for this period.

Blog pada WordPress.com. | Tema: Greyzed oleh The Forge Web Creations. Ikuti

Follow “nillaaprianinaim”

Get every new post delivered to your Inbox.

Powered by WordPress.com

Protein adalah suatu makromolekul yang tersusun atas molekul-molekul asam amino yang berhubungan satu dengan yang lain melalui suatu ikatan yang dinamakan ikatan peptida. Sejumlah besar asam amino dapat membentuk suatu senyawa protein yang memiliki banyak ikatan peptida, karena itu dinamakan polipeptida. Secara umum protein berfungsi dalam sistem komplemen, sumber nutrisi, bagian sistem buffer plasma, dan mempertahankan keseimbangan cairan intra dan ekstraseluler. Berbagai protein plasma terdapat sebagai antibodi, hormon, enzim, faktor koagulasi, dan transport substansi khusus.

Protein-protein kebanyakan disintesis di hati. Hepatosit-hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin, dan 60 – 80 % dari bermacam-macam protein yang memiliki ciri globulin.

Page 13: OBAT

Globulin-globulin yang tersisa adalah imunoglobulin (antibodi) yang dibuat oleh sistem limforetikuler.

Penetapan kadar protein dalam serum biasanya mengukur protein total, dan albumin atau globulin. Ada satu cara mudah untuk menetapkan kadar protein total, yaitu berdasarkan pembiasan cahaya oleh protein yang larut dalam serum. Penetapan ini sebenarnya mengukur nitrogen karena protein berisi asam amino dan asam amino berisi nitrogen.

Total protein terdiri atas albumin (60%) dan globulin (40%). Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan total protein adalah serum. Bila menggunakan bahan pemeriksaan plasma, kadar total protein akan menjadi lebih tinggi 3 – 5 % karena pengaruh fibrinogen dalam plasma.

Cara yang paling sederhana dalam penetapan protein adalah dengan refraktometer (dipegang dengan tangan) yang menghitung protein dalam larutan berdasarkan perubahan indeks refraksi yang disebabkan oleh molekul-molekul protein dalam larutan. Indeks refraksi mudah dilakukan dan tidak memerlukan reagen lain, tetapi dapat terganggu oleh adanya hiperlipidemia, peningkatan bilirubin, atau hemolisis.

Saat ini, pengukuran protein telah banyak menggunakan analyzer kimiawi otomatis. Pengukuran kadar menggunakan prinsip penyerapan (absorbance) molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen Biuret dan tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau secara spektrofotometri pada λ 545 nm. Albumin sering dikuantifikasi sendiri. Sedangkan globulin dihitung dari selisih kadar antara protein total dan albumin yang diukur.

Albumin dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan cairan vaskular. Penurunan albumin serum dapat menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah menuju jaringan sehingga terjadi edema.

Rasio A/g merupakan perhitungan terhadap distribusi fraksi dua protein yang penting, yaitu albumin dan globulin. Nilai rujukan A/G adalah > 1.0. Nilai rasio yang tinggi dinyatakan tidak signifikan, sedangkan rasio yang rendah ditemukan pada penyakit hati dan ginjal. Perhitungan elektroforesis merupakan perhitungan yang lebih akurat dan sudah menggantikan cara perhitungan rasio A/G.

Nilai Rujukan DEWASA : protein total : 6.0 - 8.0 g/dl; albumin : 3.5 - 5.0 g/dl

ANAK : protein total : 6.2 - 8.0 g/dl; albumin : 4.0 - 5.8 g/dl

BAYI : protein total : 6.0 - 6.7 g/dl; albumin : 4.4 - 5.4 g/dl

NEONATUS : protein total : 4.6 - 7.4 g/dl; albumin : 2.9 - 5.4 g/dl

Masalah Klinis Protein total

Page 14: OBAT

o PENURUNAN KADAR : malnutrisi berkepanjangan, kelaparan, diet rendah protein, sindrom malabsorbsi, kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal ginjal kronis, luka bakar yang parah, intoksikasi air.

o PENINGKATAN KADAR : dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare, mieloma multipel, sindrom gawat pernapasan, sarkoidosis.

Albumin

o PENURUNAN KADAR : sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif, enteropati kehilangan protein, malabsorbsi. Pengaruh obat : penisilin, sulfonamid, aspirin, asam askorbat.

o PENINGKATAN KADAR : dehidrasi, muntah yang parah, diare berat. Pengaruh obat : heparin.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium : Diet tinggi lemak sebelum dilakukan pemeriksaan. Sampel darah hemolisis.

PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH

PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAHOleh: I Putu Gede Widhiadnyana

Pemeriksaan darah terbagi atas beberapa bagian, yakni pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan fungsi hati, ginjal, jantung, pemeriksaan kolesterol, dan gula darah.

1.      PEMERIKSAAN DARAH RUTINa.       Hemoglobin

Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari sekian banyak tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Jadi, oksigen yang telah dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam darah untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan seluruh organ tubuh.

Page 15: OBAT

Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral, ibu hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis atau penyakit kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan lainnya, bias saja terjadi penurunan kadar Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga dan mudah lelah.

b.      EritrositEritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi

terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.

MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata. Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah. MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin concentration untuk mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.

Sekali lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang diderita seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau wajah sel darah merah. Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sel darah merah.

c.       LeukositLeukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias bening.

Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.

Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada darah setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan lain-lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.

Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bias mencapai 10 kali lipat dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.

Ada juga yang disebut leukopeni. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang dari normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam tertentu, infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan tubuh. Tubuh akanlebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi.

d.      HematokritHematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi volume

sampel darah Anda dengan sel darah merah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jading pengukuran ini bias dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang diderita.

e.       TrombositTrombosit sering dikaitkan dengan penyakit demam berdarah atau DBD. Pada penderita

DBD, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara signifikan. Trombosit yang

Page 16: OBAT

menurun menyebabkan terjadinya pendarahan pada kulit karena trombosit berfungsi sebagai salah satu pembeku darah.

Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya trombosit juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi trombosit seseorang memang sangat rendah.

Trombosit yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan darah. Oleh karena itu, pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah akan mempermudah munculnya titik-titik pendarahan pada kulit, hidung bahkan otak.

Trombosit yang meninggi sering terjadi pada leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia vera (kadar sel darah merah yang sangat meninggi), penyebaran tumor ganas, penyakit-penyakit vaskuler seperti lupus (gangguan system imun atau kekebalan tubuh), setelah operasi pembedahan, perdarahan, dan pada orang yang baru berhenti mengkonsumsi alkohol.

f.       Laju Endap Darah (LED)Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan.

Sekian cc darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada berapa millimeter pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai berapa kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung pengukuran yang diukur selama satu jam.

Laju endap darah mungkin akan meninggi dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan. Laju endap darah juga akan meningkat jika menderita infeksi kronis atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik. Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.

Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.

Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.

g.      Hitung JenisDarah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan

leukosit. Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas neutrofil batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat penyusun leukosit tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi ada pada neutrofil segmen dan limfosit, sementara persentase terendah ada pada eosinofil, basofil, dan monosit. Kadangkala persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan monosit lebih tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.

h.      Golongan DarahPengujian golongan darah penting dilakukan terutama apabila dalam keadaan terdesak yang mengharuskan mendapat tranfusi darah.

2.      PEMERIKSAAN FUNGSI HATISebagai organ tubuh yang memiliki banyak fungsi penting, seperti menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan merombak nutrisi menjadi energi. Dalam pemeriksaan fungsi hati, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan, antara lain:

a.       SGOT

Page 17: OBAT

SGOT merupakan singkatan dari serum glutamic oxaloacetic transaminase. Beberapa laboratorium sering juga memakai istilah AST (aspartate aminotransferase). SGOT merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal, dan otot-otot rangka.

Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal dan rangka bisa dideteksi dengan mengukur kadar SGOT. Pada kasus seperti alkoholik, radang pancreas, malaria, infeksi lever stadium akhir, adanya penyumbatan pada saluran empedu, kerusakan otot jantung, orang-orang yang selalu mengkonsumsi obat-obatan seperti antibiotik dan obat TBC, kadar SGOT bisa meninggi, bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita hepatitis.

Kadar SGOT dianggap abnormal jika nilai yang didapat 2-3 kali lebih besar dari nilai normalnya.

b.      SGPTSGPT adalah singkatan dari serum glutamic pyruvic transaminase, sering juga disebut

dengan istilah ALT (alanin aminotansferase). SGPT dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai kerusakan hati dibandingkan SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan lever kronis dan hepatitis. Sama halnya dengan SGOT, nilai SGPT dianggap abnormal jika nilai hasil pemeriksaan anda 2-3 kali lebih besar dari nilai normal.

c.       BilirubinPada pemeriksaan rutin, biasanya yang diperiksa adalah bilirubin total dan bilirubin direk.

Adajuga istilah bilirubin indirek yaitu selisih bilirubin total dengan bilirubin direk. Bilirubin merupakan suatu pigmen atau zat warna yang berwarna kuning, hasil metabolisme dari penguraian hemoglobin (Hb) di dalam darah.

Pada penyakit hati yang menahun (kronis), dapat terjadi peningkatan kadar bilirubin total yang tentunya juga diiringi peningkatan bilirubin indirek atau bilirubin direk. Peningkatan ini berhubungan dengan peningkatan produksi bilirubin atau akibat adanya penyumbatan pada kandung empedu sebagai orgam tubuh yang menyalurkan bilirubin ke dalam usus. Akibat penumpukan bilirubin ini, wajah, badan dan urin akan berwarna kuning.

d.      Gamma GTGamma GT (glutamil tranferase) merupakan enzim hati yang sangat peka terhadap

penyakit hepatitis dan alkoholik. Kadarnya yang tinggi bisa bertahan beberapa lama pasca penyembuhan hepatitis.

e.       Alkali FosfataseFosfatase alkali merupakan enzim hati yang dapat masuk ke saluran empedu. Kandung

empedu terletak persis di bawah hati atau lever. Meningkatnya kadar fosfatase alkali terjadi apabila ada hambatan pada saluran empedu. Hambatan pada saluran empedu dapat disebabkan adanya batu empedu atau penyempitan pada saluran empedu.

f.       CholinesteraseUmunya kadar cholinesterase menurun pada kerusakan parenkim hati seperti hepatitis

kronis dan adanya lemak dalam hati. Pemeriksaan ini sering dipakai sebagai pemeriksaan tunggal pada pasien yang mengalami keracunan hati akibat obat-obatan (termasuk keracunan insektisida).

g.      Protein Total (rasio albumin/globulin)Protein dalam darah yang penting terdiri dari protein albumin dan globulin. Albumin

sepenuhnya diproduksi di hati, sedangkan globulin hanya sebagian yang diproduksi di hati, sisanya diproduksi oleh system kekebalan dalam tubuh. Albumin dan globulin merupakan suatu zat yang sangat berguna dalam sistem kekebalan tubuh. Perubahan kadar keduanya bisa menunjukkan adanya gangguan pada organ hati atau juga bisa pada organ tubuh lainnya misalnya ginjal.

Pada pemeriksaan laboratorium, penting untuk menilai kadar protein total, kadar globulin dan kadar albumin. Pada penyakit-penyakit hati, kadar protein bisa meninggi dan bisa juga

Page 18: OBAT

menurun. Begitu pula kadar albumin dan globulin. Sebagai contoh, jika terjadi infeksi pada hati yang baru diketahui kira-kira dalam tiga bulan terakhir, dapat terjadi peningkatan kadar globulin dan penurunan kadar albumin.

3.      PEMERIKSAAN FUNGSI GINJALGinjal memiliki banyak fungsi, misalnya untuk membersihkan darah dan mengatur

keseimbangan cairan. Oleh karen itu, pemeriksaan ginjal terutama pada klien yang mengalami nyeri pinggang dan sakit saat buang air kecil, wajib dilakukan. Pemeriksaan fungsi ginjal mencakup beberapa parameter sebagai berikut:

a.       UreumUreum merupakan produk sisa metabolisme (pembakaran) protein. Dalam keadaan

normal, kadar ureum darah selalu konstan. Jika terjadi produksi yang berlebihan, misalnya makanan yang kita konsumsi terlalu tinggi kadar proteinnya maka ginjal akan berupaya keras mengeluarkannya dari dalam tubuh. Namun, apabila terjadi kerusakan pada ginjal maka akan terjadi penumpukan ureum di dalam darah. Ginjal lantas tidak mampu membuang ureum tersebut sehingga kadarnya semakin tinggi. Keadaan lain seperti terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan tubuh akibat diare, keringat berlebih, dan kurang minum) juga akan menyebabkan tingginya kadar ureum dalam darah. Jika kadar ureum sangat tinggi dalam darah maka akan dapat menyebabkan koma.

b.      CreatininCreatinin juga merupakan zat sisa metabolisme protein. Jika kadar kreatinin dalam darah

berada dalam keadaan berlebih maka kelebihan tersebut akan selalu dibuang melalui ginjal. Namun, apabila terjadi kerusakan pada saringan ginjal maka akan beresiko terjadinya penumpukan kadar creatinin dalam darah yang tidak bisa dibuang di dalam darah oleh ginjal. Seperti halnya ureum, kemampuan ginjal mengeluarkan creatinin juga merupakan penilaian terhadap fungsi ginjal. Pada beberapa penyakit seperti batu ginjal atau infeksi ginjal, bisa ditemui peninggian kadar creatini darah.

c.       Asam UratAsam urat juga merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi ginjal. Orang

banyak berasumsi bahwa asam urat dikaitkan dengan lutut atau tumit yang sakit dan badan terasa pegal-pegal.

Asam urat yang meninggi bisa terdapat pada anda yang terlalu banyak mengkonsumsi jeroan, kepiting, melinjo, kacang tanah, bayam, kol, dan lain-lain. Faktor keturunan, mengkonsumsi alkohol berlebihan, kegemukan, dan penyakit darah tinggi yang berat juga meningkatkan resiko terjadinya peningkatan kadar asam urat.

4.      PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNGPemeriksaan jantung biasanya dilakukan untuk mengukur LDH dan CPK (CK).

a.       LDHLDH atau lactate dehydrogenase adalah suatu enzim yang terdapat di jantung, berfungsi untuk mengubah zat makanan yang disuplai dari darah menjadi energi.

b.      CPK atau CKCPK (creatin phosphokinase) atau CK (creatin kinase) adalah enzim yang sebenarnya tidak hanya terdapat dalam otot-otot jantung, melainkan juga terdapat dalam otak, otot-otot polos seperti usus, dan otot-otot rangka. Enzi mini akan meningkat dalam keadaan tertentu, misalnya jika terjadi penyumbatan pembuluh darah jantung, dan adanya kelainan pada otot jantung. Namun, enzim ini juga akan meningkat dalam kapasitas ringan maupun sedang setelah melakukan olahraga berat, setelah operasi, pasca-kecelakaan, adanya kelainan pada paru (seperti penimbunan cairan dalam paru), dan hipotiroidisme (rendahnya kadar hormone yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid).

Page 19: OBAT

5.      PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAHPemeriksaan kadar kolesterol mutlak dilakukan terutama pada orang yang gemar menyantap makanan siap saji, memiliki berat badan berlebih, dan seorang perokok. Dalam pemeriksaan kolesterol, ada 4 jenis yang sering diperiksa, yakni kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida.

a.       Kolesterol Total dan HDLHDL merupakan jenis kolesterol yang berfungsi membawa seluruh kolesterol ke pabrik pengolahannya yaitu hati. HDL juga berfungsi membawa kolesterol yang telah diolah untuk didistribusikan ke otak, jantung, dan seluruh organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, HDL dikatakan sebagai kolesterol baik. Jika kadar HDL rendah maka akan banyak kolesterol yang menempel pada pembuluh darah. Kejadian ini adalah cikal bakal terjadinya tekanan darah tinggi karena banyak penyumbatan pada pembuluh darah.

b.      Kolesterol HDLLDL merupakan kolesterol yang dapat menyebabkan terjadinya penimbunan plak di dalam saluran pembuluh darah. LDL mempunyai tugas yang berlawanan dengan HDL. Jika kadar LDL meningkat maka diperkirakan banyak kolesterol yang berasal dari makanan yang tidak terangkut ke hati. Hal ini disebabkan ulah LDL yang menahan kolesterol.

c.       Kolesterol TrigliseridaIni adalah kolesterol yang mengikat trigliserida. Kadarnya yang tinggi menunjukkan banyak kolesterol jenis trigliserida di dalam darah.

Ketiga kolesterol ini sering dinyatakan sebagai Kolesterol Total.

6.      PEMERIKSAAN GULA DARAHPemeriksaan gula darah rutin dilakukan pada setiap medical check-up.

a.       Gula Darah PuasaSeperti namanya, pemeriksaan ini memang untuk mengukur berapa kadar gula darah sewaktu berpuasa. Biasanya klien harus puasa selama ±10 jam sebelum pemeriksaan. Dimulai pada pukul 10 malam dan dilakukan pemeriksaan pada pukul 8 pagi keesokan harinya. Gula darah yang rendah atau sangat tinggi akan membuat tubuh menjadi lemas, keluar keringat dingin, dan kesemutan.

b.      Gula Darah 2 Jam Post PradialPemeriksaan ini dilakukan untuk mengecek kadar gula darah 2 jam setelah makan. Jadi sewaktu klien diperiksa gula darah puasa pada pukul 8 pagi maka klien diharuskan mengkonsumsi makanan secara biasa. Tepat dua jam sesudahnya yakni pukul 10 pagi, gula darah klien kembali diperiksa. Hasilnya akan menunjukkan berapa kenaikan gula darah klien yang sebenarnya ketika selesai makan.

c.       Gula Darah SewaktuPemeriksaan ini biasanya hanya diperiksa sewaktu-waktu. Tidak ada pemeriksaan khusus.

d.      HbA1cPemeriksaan ini digunakan untuk menilai pengendalian metabolisme (pengolahan) gula darah pada penderita penyakit gula darah. HbA1c termasuk jenis hemoglobin yang jumlahnya mencapai 4-6% dari semua jenis hemoglobin yang ada.

Pemeriksaan HbA1c lebih menggambarkan berapa pengendalian kadar gula darah klien dalam 3-4 bulan terakhir. Seperti pada umumnya hemoglobin, HbA1c ini terikat di dalam sel darah merah (eritrosit) selama umur eritrosit itu, yakni sekitar 120 hari.

7.      PEMERIKSAAN ELEKTROLIT DARAHPemeriksaan elektrolit darah pada dasarnya merupakan pemeriksaan kadar kandungan garam dan mineral dalam darah, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan klorida. Fungsi

Page 20: OBAT

pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui adanya gangguan pada salah satu organ tubuh, seperti ginjal dan jantung, tulang, serta sebagai penanda kanker.

a.       NatriumNatrium sering dijadikan salah satu indicator gangguan pada jantung, ginjal, dan penyakit gondok. Beberapa diagnosis penyakit seperti gangguan ginjal disertai pembengkakan pada kaki dan atau seluruh badan, pembengkakan jantung, pembengkakan pada perut yang berisi cairan, diare yang berkepanjangan, olahraga dengan keringat berlebihan, dan luka bakar biasanya menunjukkan adanya penurunan natrium. Penurunan natrium juga sering menyebabkan menjadi mual dan muntah, sakit kepala, dan bahkan kejang dan koma. Adapun peningkatan kadar natrium bisa mengakibatkan lemah otot, kejang, dan juga bisa mengakibatkan koma.

b.      KaliumSeperti halnya natrium, kalium juga merupakan indikator adanya gangguan pada metabolisme cairan tubuh, terutama melibatkan jantung dan ginjal. Kadar kalium bisa menurun pada orang-orang yang menderita diabetes mellitus (kencing manis), diare yang berkepanjangan, muntah-muntah, dan pada penyakit ginjal. Kadar kalium dapat meninggi pada klien dengan luka bakar, setelah tranfusi darah, dan setelah operasi pembedahan.

c.       KalsiumKadar kalsium tidak hanya identik dengan pemeriksaan kekuatan tulang. Kalsium juga terdapat dalam darah sehingga pemeriksaan kadar kalsium juga berfungsi untuk menilai kemampuan fungsi ginjal, kelenjar paratiroid, dan lain-lain. Pada beberapa kasus, seperti adanya kanker serta penggunaan vitamin A dan D secara berlebihan, dapat ditemukan adanya kadar kalsium darah. Sebaliknya penurunan kadar kalsium bisa dijumpai pada kasus-kasus seperti nyeri otot kronis.

d.      MagnesiumMagnesium terdapat di dalam tulang dan otot. Kadarnya bisa meninggi pada pasien dengan kelainan irama jantung atau gagal ginjal. Orang yang sering mengkonsumsi alcohol biasanya mengalami penurunan kadar magnesium. Begitu pula halnya pada kasus-kasus malnutrisi atau kekurangan gizi.

e.       KloridaWalaupun jarang diperhitungkan, kadar klorida tetaplah penting untuk diperiksa. Klorida lebih dikaitkan dengan mineral yang menjaga keseimbangan cairan tubuh.Kadarnya bisa meninggi jika klien mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh berlebihan. Namun, pada kehamilan, usia lanjut, dan adanya defisiensi vitamin serta zat besi, sering ditemukan adanya penurunan kadar klorida.

PEMERIKSAAN FUNGSI LIVER ( LIVER FUNCTION TEST = LFT )

PEMERIKSAAN FUNGSI LIVER( LIVER FUNCTION TEST = LFT )

Definisi : Prosedur untuk mendeteksi / mengukur derajat gangguan fungsi hati, berdasarkan perubahan kwantitatif / kwalitatif suatu bahan dalam darah, urine dan tinja.Kelemahan dari LFT :1. Cadangan fungsi liver cukup besar

Page 21: OBAT

2. Setiap macam LFT tidak spesifik3. Fungsi liver yang beraneka macam, sehingga harus dilakukan kombinasi beberapa test.Pembagian LFT :I. LFT berdasarkan fungsi detoksifikasi dan eksresi :1. Serum Bilirubin2. Bilirubin Urine3. Urobilinogen Urine4. Urobilinogen TinjaII. LFT berdasarkan fungsi metabolisme :1. Metabolisme Karbohidrat : Galaktose Tolerance Test ( GTT)2. Metabolisme Lipid : Cholesterol Total didarah3. Metabolisme Protein : Albumin, Globulin dan faktor pembekuanIII. LFT berdasarkan perubahan aktivitas ensim :1. SGOT/SGPT (transaminase)2. LDH (Laktat Dehadrogenase)3. ALP (Alkali Phosphatase)4. Gamma GT ( GGT)5. Cholinesterase6. DsbIV. LFT berdasarkan reaksi Immunologi :1. AFP (Alfa Feto Protein )2. CEA (Careino Embriogenic Antigen)

I. LFT berdasarkan fungsi detoksifikasi dan eksresi :Fungsi detoksifikasi dan eksresi liver dapat digambarkan seperti skema berikut ini :

Bukan merupakan indikator yang peka dari gangguan fungsi hati. (kapasitas cadangan fungsi hati untuk metabolisme bilirubin adalah 3 kali)Harga normal :Bilirubin direct : 0,352 mg%Bilirubin indirect : 0,662 mg%Bilirubin Total : < 1mg% Bilirubin dalam serum > 1,5 mg% akan memberikan gejala icterus (kuning) Unconyugated bilirubin tidak dapat larut dalam airConyugated bilirubin dapat larut dalam airDalam laboratorium dikenal istilah : Bilirubin Direkt dan Bilirubin Indirect (total)Peningkatan bilirubin dalam serum terjadi pada : (kelainan hati selalu +)1. Terjadi cholestasis (bendungan pada saluran empedu) Regurgitasi 2. Gangguan eksresi sel hepar3. Keradangan sel heparPeningkatan bilirubin indirect terjadi pada :1. Produksi bilirubin yang meningkat (mis hemolitik)2. Cholestasis UROBILIN URINE :Peningkatan urobilin urine terjadi pada :1. Pembentukan bilirubin yang meningkat dalam darah (mis hemolitik)

Page 22: OBAT

2. Gangguan faal hati3. Peningkatan bakteri ususPenurunan kadar urobilin dalam urine terjadi pada :1. Obstruksi saluran empedu intra / ekstra hepatic2. Penurunan bakteri usus3. Diarrhen4. Gangguan fungsi ginjalPemeriksaan urobilin dalam urin dilakukan secara kwalitatif (SCHLESINGER)BILIRUBIN URINE :Dalam keadaan normal : urine tidak mengandung bilirubin. Bila urine mengandung bilirubin akan berwarna seperti teh. Hal ini terjadi bila ada regurgitasi, sehingga conyugated bilirubin masuk kembali kedarah dan akhirnya keluar lewat urine.Sampel yang mengandung bilirubin harus disimpan dalam botol / wadah yang berwarna gelap dan disimpan dalam lemari es bila tidak langsung diperiksa, sebab sinar matahari dapat mengoksidasi bilirubin sehingga kadarnya menurun atau hilang sama sekali.Pemeriksaan bilirubin ini biasanya dilakukan secara kwalitatif (Harrison, Diazo, Methyleen blue). Penentuan secara kwantitatif agak sulit karena pengaruh pigment yang lain.Pemeriksaan bilirubin dalam urine berguna untuk :1. Diagnosa dini viral hepatitis (meningkat lebih daripada di darah)2. Indeks penyenbuhan viral hepatitis3. Diagnosa anemia hemolitikUROBILINOGEN TINJA :Jarang dilakukan pemeriksaan. Bila faeces tidak mengandung urobilinogen, maka akan berwarna putih (acholis). Ini terjadi pada obstruksi total saluran empedu yang biasanya disebabkan oleh carcinoma pancreas.Kadarnya meningkat pada : anemia hemolitik, dan menurun pada : obdtruksi saluran empedu .Nilai normal berkisar antara 75-350 mg/gram faecesPemberian antibiotic yang membunuh kuman penghasil urobilinogen akan mengganggu hasil.GALAKTOSA TOLERANCE TEST (GTT)Prinsip : galaktosa tubuh liver, diubah jadi glukosa, disimpan sebagai glikogenApabila terjadi kerusakan dalam liver, fungsi tersebut menurun , sehingga galaktosa akan dibuang lewat urine, dan hal ini dapat dideteksi.SERUM CHOLESTEROL :Cholesterol dibentuk dalam liverNormal : 165 – 265 mg%Bila kadarnya menurun berarti terjadi gangguan fungsi liverALBUMIN, GLOBULIN DAN FAKTOR PEMBEKUAN DARAHKesemuanya itu diproduksi di dalam liverBila terjadi gangguan fungsi liver maka : kadar Albumin akan menurunKadar faktor pembekuan darah akan menurunKadar Globulin meningkat. !!!!Hal tersebut karena : Globulin terdiri dari alfa, beta dan gamma globulin.Alfa dan Beta globulin kadarnya kecil dan disintesa oleh liver. Sedangkan Gamma globulin kadarnya banyak dan sintesanya di jaringan RES.Nilai normal :Albumin : 3,8-4,4 gr/dlGlobulin : 0,7-1,3 gr/dlProtein total : 6,6-8,8 gr/dlII. LFT berdasarkan perubahan aktivitas ENZYM :

Page 23: OBAT

Pemeriksaan dalam kelompo ini dibagi 2 golongan yaitu :1. Pemeriksaan enzyme yang menentukan adanya kerusakan pada liver :- SGOT/SGPT- Cholinesterase- Isocitric dehidrogenase- Ornithyn Carbanoil Transaminase (ORT)2. Pemeriksaan enzyme yang menentukan adanya Cholestasis:- Alkali Phosphatase (ALP)- Gamma Glutamin Traspeptidase (Gamma GT)- Leucine Amino Peptidase- 5 NucleotidaseSGOT/SGPT :SGOT : Serum Glutamate Oxaloacetat TransaminaseSGPT : Serum Glutamate Pyruvate TransaminaseNama lain :SGOT = AST (aspartat transaminase)SGPT = ALT (alanine transaminase)Kedua enzyme ini berfungsi untuk mengkatalisa pemindahan group alfa dari asam amino ke ketoacid.Kadarnya dalam darah akan meningkat bila terjadi kerusakan dan iritasi sel.SGOT lebih banyak terdapat di : Jantung,liver, ototskelet, gijal, dan sel darah merahSGPT lebih banyak terdapat di : Lliver, (paling banyak), dan sedikit di jantung, otot skelet, ginjal.Kerusakan liver ringan, maka peningkatan SGPT menonjol, sedangkan pada kerusakan yang lebih berat, peningkatan SGOT yang lebih menonjolNilai normal :SGOT : <25 U/L SGPT : <29 U/LKedua enzyme ini akan cepat meningkat pada kerusakan sel liver dan kemudian menurun dengan cepat pada proses penyembuhan.Biasanya menigkat pada : viral hepatitis, nekrosis sel hati oleh karena : racun, jamur, obatLAKTAT DEHIDROGENASE (LDH)Terdapat dalam jumlah yang besar pada : otot jantung, otot skelet, liver dan ginjal.Lebih sering dipakai untuk mendeteksi adanya infact myocard.Terdapat 5 isoenzym : LDH 1&2 pada otot jantung dan sel darah merah, sedangkan LDH5 terdapat pada liver dan otot skelet.Kadarnya dapat pula menigkat pada : keganasan dan leukemiaCHOLIN ESTERASETerdapat 2 macam jenis :1. Acethyl cholin esterase : terdapat pada jaringan syaraf dan sel darah merah2. Pseudo esterase : terdapat pada darah, liver, usus, dan pancreasMerupakan indicator terjadinya penyembuhan dan prognosa viral hepatitis. Bila terjadi sirrhosis hepatic dengan penurunan kadar CHE (cholinesterase) memberikan prognosa yang jelek. Dapat pula digunakan untuk mendeteksi keracunan organophosphate pada pestisida misalnya : malathionNilai normal : 4300-10.500 U/L

ALKALI PHOSPHATASE (ALP)Enzym ini terdapat di : Liver, tulang, mucosa usus, ginjal dan plasenta (kehamilan trimester 3)Dalam keadaan normal dapat dijumpai peningkatan pada : anak yang tumbuh dan kehamilan

Page 24: OBAT

trimester 3.Peningkatan terjadi pada : Obstruksi saluran empeduPeningkatan aktivitas saluran empeduHepatomaPenyakit liver seperti absesPenyakit tulang (rikets, osteomalasia)Penurunan dapat terjadi pada : Hypothyroid, malnutrisi, defisiensi vit C, hypophosphatemia.Merupakan indikator yang peka adanya CLOLESTASIS, tetapi tidak spesifikNilai normal : anak 4-10 unit Bodansky : Dewasa : 2-4 Unit Bodansky

GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE (GGT) :Dapat dijumpai pada : Hepatobiliar dan endothel jarinan. Tidak terdapat di Tulang dan Plasenta, sehingga pada anak yang tumbuh dan kehamilan kadar dalam darah tidak meningkat.Nilai normal : 6-24 U/L pada pria, sedangkan wanita : 4-18 U/LPaningkatan dalam darah dapat dijumpai pada : Cholestasis (sensitive)Penyakit liver alkoholikPenyakit syarafPost mycard infarefMinum obat anti konvulsantPada alkoholisme : gamma GT lebih peka dibanding SGOT/SGPT

LEUCINE AMINO PEPTIDASE :Dapat dijumpai pada traktus billiar dan dalam jumlah yang kecil pada jaringan yang lain.Nilai normal : 11-35 U/LPada penyakit tulang dan anak dalam pertumbuhan kadar dalam darah normal.Pada kehamilan trimester 3 kadar dalam darah sedikit meningkat.Merupakan indicator yang peka untuk mendeteksi adanya metastase carcinoma ke liver Kurang peka pada cholestasis dibandingkan dengan Gamma GT dan ALP

5 NUCLEOTIDASEMeningkat jika terjadi kelainan liver, sedangkan pada kelainan tulang kaadr dalam darah tetap normal atau kadang – kadang sedikit menurun.

III LFT berdasarkan reaksi IMMUNOLOGIALFA FETO PROTEIN (APP)Merupakan suatu fetal globulin yang dibuat di liver dan yolk sac kemudian masak aliran darah. Pada usia 6 minggu kadar AFP akan menghilang di darahBila terdapat HEPATOMA PRIMER maka AFP akan timbul lagi dalam darahSedangkan pada orang normal/sehat kadar AFP tidak dijumpai dalam darah.Guna pemeriksaan AFP :1. Diagnosa : penderita sirrosis hepatis dengan kadar AFP yang meningkat HEPATOMA ?2. Evaluasi teraphy : Hepatoma di teraphy, kadar AFP turun baik, bila AFP meningkat jelek.3. Meningkat pada regenerasi sel hati, misalnya : post hepaktomi partial.CARCINO EMBRIOGENIC ANTIGEN (CEA)Kadar dalam darah meningkat pada : Hepatitis, hepatoma, alcohol sirrhosis, Ca Colon dan Ca PankreasDapat digunakan untuk mendiagnosa dan evaluasi teaphy Ca Colon.Pembagian LFT yang lain adalah sesuai dengan kegunaanya :1. LFT untuk diagnosa : Pemeriksaan Transaminase , ALP, Bilirubin direct/indirect,

Page 25: OBAT

bilirubin urine dan urobilin urine2. LFT untuk prognosa : Pemeriksaan Albumin, PPT (Plasma Protrombin Time), dan AFP 3. LFT untuk evaluasi teraphy : Pemeriksaan Transaminase, ALP