nur'azmi ayuningtyas i11111009 imun2

6
Kontraindikasi imunisasi Kontraindikasi merupakan keadaan yang meningkatkan kemungkinan terjadinya efek bahaya yang tidak diinginkan. Bila ditemukan, vaksin sebaiknya tidak diberikan. Kontraindikasi yang permanen untuk semua vaksin adalah reaksi alergi berat /anafilaksis terhadap vaksin atau komponennya. Kebanyakan vaksin mengandung bufer dan eksepien, bahan lain yang ditambahkan dalam manufaktur vaksin. Disamping itu berbagai kontaminasi timbul dari pengolahan; lateks asal stopper dapat masuk ke dalam tubuh penderita selama vaksin disuntikkan. Baik eksepien maupun kontaminan dapat menimbulkan reaksi alergi. Kontraindikasi umum vaksinasi dapat berupa absolut atau merupakan pertimbangan khusus yang harus diperhatikan. 1 Kontraindikasi umum vaksinasi Kontraindikasi absolut - Penyakit akut sistemik dengan demam - Reaksi saraf terhadap vaksin terdahulu terutama pertusis, baik lokal, berat, dan sistemik Pertimbangan khusus - Riwayat kerusakan serebral terdokumentasi waktu neonatus (kejang- kejang, epilepsi) - Anak dengan kelainan

Upload: doddy-novriadie

Post on 16-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

Kontraindikasi imunisasiKontraindikasi merupakan keadaan yang meningkatkan kemungkinan terjadinya efek bahaya yang tidak diinginkan. Bila ditemukan, vaksin sebaiknya tidak diberikan. Kontraindikasi yang permanen untuk semua vaksin adalah reaksi alergi berat /anafilaksis terhadap vaksin atau komponennya. Kebanyakan vaksin mengandung bufer dan eksepien, bahan lain yang ditambahkan dalam manufaktur vaksin. Disamping itu berbagai kontaminasi timbul dari pengolahan; lateks asal stopper dapat masuk ke dalam tubuh penderita selama vaksin disuntikkan. Baik eksepien maupun kontaminan dapat menimbulkan reaksi alergi. Kontraindikasi umum vaksinasi dapat berupa absolut atau merupakan pertimbangan khusus yang harus diperhatikan.1Kontraindikasi umum vaksinasi

Kontraindikasi absolut Penyakit akut sistemik dengan demam Reaksi saraf terhadap vaksin terdahulu terutama pertusis, baik lokal, berat, dan sistemik

Pertimbangan khusus Riwayat kerusakan serebral terdokumentasi waktu neonatus (kejang-kejang, epilepsi) Anak dengan kelainan saraf Penderita dengan imunosupresi-primer atau sekunder Kehamilan Alergi telur: beberapa vaksin dibuat dalam telur ayam

Secara umum, imunisasi tidak dianjurkan diberikan atau boleh ditunda adalah sakit berat dan akut, demam tinggi, reaksi alergi yang berat atau reaksi anafilaktik. Bila anak menderita gangguan sistem imun berat (sedang menjalani terapi steroid jangka lama, HIV) tidak boleh diberi vaksin hidup (Polio Oral, MMR, BCG, Cacar Air), alergi terhadap telur hindari imunisasi influenza.2,3,4a. Kontraindikasi imunisasi BCGKontraindikasi imunisasi BCG adalah kondisi imunokompromais misalnya defisiensi imun, infeksi berat dan gizi buruk, reaksi uji tuberculin lebih dari 5 mm , menderita demam tinggi, pernah sakit tuberculosis dan pada kehamilan.b. Kontraindikasi imunisasi hepatitis BSampai sekarang belum ada kontraindikasi absolute pada pemberian vaksin hepatitis B.c. Kontraindikasi imunisasi polioKontraindikasi pada pemberian vaksin polio adalah penyakit akut atau demam (suhu >380C), muntah, diare, pasien imunokompromais, dan pasien yang mendapatkan pengobatan kortikosteroid.d. Kontraindikasi imunisasi DPTDua kontraindikasi mutlak pemberian vaksin pertusis adalah riwayat anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya dan ensefalopati sesudah pemberian vaksin sebelumnya.e. Kontraindikasi imunisasi campakImunisasi campak tidak dianjurkan pada ibu hamil, pasien kanker dan transplantasi organ, mereka yang mendapatkan pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak imunokompromais yang terinfeksi HIV.f. Kontraindikasi Imunisasi variselaVaksin ini tidak dapat diberikan pada keadaan demam tinggi, hitung limfosit kurang dari 1200/ul atau adanya bukti defisiensi imun seluler seperti selama pengobatan induksi penyakit keganasan atau 3 tahun fase radioterapi, dan pasien yang mendapatkan pengobatan dosis tinggi kortikosteroid (2 mg/kg BB perhari atau lebih). Vaksin ini tidak boleh diberikan pada pasien yang alergi pada neomisin dan gelatin. Wanita hamil tidak boleh diberikan vaksin ini , dan vaksinasi diberikan setelah melahirkan. Kehamilan harus ditunda 1 bulan seteah pemberian vaksin.g. Kontraindikasi imunisasi Hepatitis ATidak boleh diberikan pada pasien yang alergi terhadap komponen vaksin seperti aluminium hydroxide dan phenoxyethanol dan pada pasien dengan keadaan imunokompromais bukan merupakan kontaindikasi.h. Kontraindikasi vaksin influenzaVaksin ini tidak boleh diberikan pada orang yang alergi telur, pasien dengan demam akut sedang atau berat, tidak boleh diberikan pada wanita hamil, karena dikuatirkan setelah vaksinasi timbul demam yang akan menyebabkan perkembangan fetus terganggu. i. Kontraindikasi imunisasi Human PapilomavirusVaksin tidak boleh diberikan pada pasien dengan reaksi anafilaksis terhadap yeast atau komponen vaksin. Vaksinasi harus ditunda pada pasien yang sakit keras.

Definisi dan Mekanisme demamDemam yang berarti suhu tubuh di atas batas normal dapat disebabkan oleh kelainan diotak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Penyebab tersebut meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan heatstroke.Sebagian besar protein, hasil pemecahan protein dan beberapa zat tertentu lainnnya, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan dari membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set-point pada termostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen.Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat di dalam jaringan atau dalam darah, keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin 1 (disebut leukosit pirogen atau pirogen endogen) ke dalam cairan tubuh. IL-1 saat mencapai hipotalamus, segera mengaktifkan proses yang menimbulkan demam, kadang-kadang meningkatkan suhu dalam jumlah yang jelas terlihat dalam waktu 8 sampai 10 menit. Sedikitnya sepersepuluh juta gram endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja dengan cara ini secara bersama-sama dengan leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh, dapat menyebabkan demam. Jumlah IL-1 yang dibentuk sebagai respon LPS untuk menyebabkan demam hanya beberapa nanogram.Beberapa percobaan menunjukkan bahwa IL-1, menyebabkan demam, pertama-tama dengan menginduksi pembentukan salah satu prostaglandin, terutama PGE2, atau zat yang mirip, dan selanjutnya bekerja dihipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. Ketika pembentukan PG dihambat oleh obat, demam sama sekali tidak terjadi atau paling tidak berkurang.5

DAFTAR PUSTAKA

1. Baratawidjaja, Karnen G dan Iris Rengganis. 2012. Imunologi Dasar ed. 10. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 557-6182. Arif, Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica Aesculpalus, FKUI, Jakarta3. Ranuh,I.G.N.2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi ketiga.Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia4. Abdoerahman MH, (2002) Demam Patogenesis dan Pengobatan. Poerwo Soedarmo SS,Garna H, Hadinegoro SRS, Editor. Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta: Ilmu Kesehatan Anak FKUI5. Guyton, Arthur C. And John E.Hall., 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11, EGC, Jakarta.