nindya lbm 4 skn
DESCRIPTION
sknTRANSCRIPT
LBM 4 : AYO KITA BERANTAS FILARIASIS BERSAMA-SAMA
STEP 1
- Advokasi : tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang yang berkaitan dengan kebijakan publik yang seperti regulasi dan kebijakan pemerintah.
- Promosi kesehatan : upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari oleh untuk dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat , sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
- Partisipasi masyarakat : proses aktif dan inisiatif yang muncul dr masyarakat serta akan terwujud sebagai kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh 3 faktor pendukungnya yaitu kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk berpartisipasi.
- Bina suasana : upaya untuk menciptakan lingkungan sosial bagi individu dan kelompok untuk melakukan suatu kegiatan kesehatan masyarakat.
- Pemberdayaan masyarakat : upaya peningkatan kemampuan masyarakat terutama masyarakat miskin untuk berpartisipasi, negosiasi mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya
-
STEP 2
Promosi kesehatan
1. Apa tujuan serta visi dan misi promosi kesehatan?2. Apakah strategi promkes?3. Apa ruang lingkup promkes?4. Apa saja prinsip-prinsip dan sasaran dari promkes?5. Bagaimana langkah-langkah membuat program promkes?6. Apa saja bentuk kegiatan dan kendala promkes?
Pemberdayaan masyarakat
1. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat?2. Apa tujuan, fungsi dan manfaat pemberdayaan masyarakat?3. Apa saja unsur-unsur yang diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat?4. Apa prinsip-prinsip dan sasaran pemberdayaan masyarakat?
Partisipasi masyarakat
1. Apa prinsip-prinsip partisipasi masyarakat?2. Apa tujuan partisipasi masyarakat?3. Apa saja jenis partisipasi masyarakat?
STEP 3
Promosi kesehatan
1. Apa tujuan serta visi dan misi promosi kesehatan?
TujuanDalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.
Visi dan misi
VISI
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun social.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta)
MISI
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program dan
sector yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya
agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini
bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan
atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sekotr yang terkait
dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama
dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupuns ekotr lain yang terkait. oelh sebab
itu, dalam mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran pendidikan / promosi kesehatan
diperlukan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau ketrampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
masyarakat diberikan kemampuan atau ketrampilan agar mereka mandiri di bidang
kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta)
Strategi
a) Strategi global menurut WHO 1984
1. Advokasi (Advocacy)
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik
dibidang kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh
terhadap public. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan
kebijakan-kebijakan, atara lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi, dan
sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.
2. Dukungan social (Social Suport)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (Guru, Lurah,
Camat, Petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (Tokoh agama dan
sebagainya ) yang mempunyai pengaruh dimasyarakt. Tujuan kegiatan ini adalah agar
kegiatan dan program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari tokoh masyarakat
dan agama. Selanjutnya Toma dan Toga ini dapat menjembatani antara pengelola
program kesehatan dengan masyarakat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer
promosi kesehatan. Tujuaannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat
ini dapat diwujutkan dalam berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan,
pengorganisasian, dan pembangunan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi dan
pelatihan ketrampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan
menjahit, pertukangan, peternakan dan sebagainnya). Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in health).
b) Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter)
Dikelompokkan menjadi 5 butir yaitu :
o Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap
kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatannya bagi masyarakat.
o Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
Kegiatan untuk mengembangkan ajringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi
masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum (public places). kegiatan
mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik
lingkunagn fisik maupun lingkunagn non fisik yang mendukung atau
kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
o Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan
(provider), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah
masyarakat sendiri (consumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi
pelayanan (provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer). Dewasa ini
titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada pihak pemerintah dan
swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai penerima pelayanan.
Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan berarti memberdayakan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.
o Ketrampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok,
keluarga an individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila
kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan
individu terwujud. Oleh sebab itu meningkatkan ketrampilan setiap anggota
masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri adalah sangat penting.
o Gerakan masyarakat (community action)
Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan
individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan
efektif apabila unsure-unsur yg ada dimasyrakat dalam mengupayakan
peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat
(community action)
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta)
2. Apakah strategi promkes?
3. Apa ruang lingkup promkes?
Ruang lingkup
Terdiri dari 2 dimensi yaitu :
Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan
Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni : promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni : a) Aspek promotif dengan
sasaran kelompok orang sehat, b) Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan)
dengan sasaran kelompok orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang
sakit. Sejalan dengan uraian ini, maka ruang lingkup pendidikan / promosi kesehatan juga
dikelompokkan menjadi dua.
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
Sasaran pendidikan atau promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang
sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya
kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat disuatu komunitas sekitar 80-85%
dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka jumlah ini akan
meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini perlu ditingkatkan
atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat lagi.
b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan
Pada aspek ini upaya pendidikan kesehatan mencakup 3 upaya atau kegiatan, yaitu :
1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Sasaran promosi / pendidikan kesehatan pada aspek ini adalah Kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya : kelompom ibu hamil dan
menyusui, para perokok, obesitas, para pekerja seks (wanita atau pria), dan
sebagainnya. Tujuan upaya pendidikan / promosi kesehatan pada kelompok ini
adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis,
misalnya asma, DM, TBC, reumatik, tekanan darah tinggi dan sebagainnya.
Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita
mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya.
o Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan
Dapat dikelompokkan menjadi :
Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk mencapai
perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga. Di dalam keluargalah
mulai terbentuk perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama
dalam promosi kesehatan pada tatanan ini.
Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. sekolah,
terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu lingkungan
sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang sehat, akan sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehat anak-anak (murid). Kunci pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru,
oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar,
lokakarya dan sebagainya.
Pendidikan kesehatan di tempat kerja
Lingkungan kerja yang sehat (fisik dan non fisik) akan mendukung kesehatan pekerja atau
karyawannya dan akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang optimal. Sebaliknya
lingkungan kerja yang tidak sehat serta rawan kecelakaan kerja akan menurunkan derajat
kesehatan pekerjanya dan akhirnya kurang produktif. Oleh sebab itu pemilik, pemimpin atau
manajer dari institusi tempat kerja termasuk perkantoran merupakan sasaran promosi kesehatan
sehingga mereka peduli terhadap kesehatan para pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan
kesehatan di tempat kerja
Pendidikan di tempat-tempat umum
Tempat – tempat umum disini mencakup pasar, terminal bus, bandar udara, tempat-tempat
perbelanjaan, tempat-tempat olahraga, taman-taman kota dan sebagainnya. Tempat-tempat umum
yang sehat, bukan saja terjaga kebersihannya, tetapi juga harus dilengkapi dengan fasilitas
kebersihan dan sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat sampah. Para
pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka melengkapi
tempat-tempat umum dengan fasilitas yg dimaksud, disamping melakukan himbauan – himbauan
kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras suara,
poster, leaflet, dan sebagainya.
Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup RS, puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, dan
sebagainya. Kadang-kadang sangat ironis, dimana RS atau puskesmas tidak menjaga kebersihan
fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan fasilitas tersebut kotor, bau, tidak ada air, tidak ada tempat
sampah dan sebagainya. Oleh sebab itu pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
sasaran utama promosi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. Mereka inilah yang
bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan atau promosi kesehatan di institusinya tersebut.
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel and Clark
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi,
kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan sebagainya
2. Perlindungan Khusus (Spesific Protection)
Dlam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan
kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran
masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada
orang dewasa maupun pada anak-anaknya masih rendah.
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt Treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan
penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sering sulit terdeteksi.
Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.
Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Oleh sebab itu pendidikan kesehatan / promosi kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, seringkali
mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Mereka tidak
melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan
yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat
atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
5. Rehabilitas (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk
memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya
pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang
dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang merasa
malu untuk kembali ke masyarakat. sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyrakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta)
4. Apa saja prinsip-prinsip dan sasaran dari promkes?
Sasaran
1. Sasaran Primer (Primary Target)
o Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka
sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah
untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasarn primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)
a. Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya.
Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok
ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka
para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan
perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan
yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan
strategi dukungan social (Social Suport).
3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
a. Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat
maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh
masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat umum
(Sasaran Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada
sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka
Cipta)
5. Bagaimana langkah-langkah membuat program promkes?
6. Apa saja bentuk kegiatan dan kendala promkes?
Pemberdayaan masyarakat
7. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat?
a) Cara / strategi
1. Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat guna mendukung
peningkatan posisi tawar dan akses masyarakat untuk memperoleh dan
memanfaatkan input sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan peningkatan ketrampilan
dan pengetahuan, penyediaan prasarana dan sarana seperti modal, informasi
pasar dan teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan memberikan
pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga dan kelompok masyarakat
miskin.
3. Mengembangkan sistem perlindunagan sosial, terutama bagi masyarakat yang
terkena musibah bencana alam dan masyarakat yang terkena dampak krisis
ekonomi
4. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang menghambat untuk membangun
lembaga dan organisasi guna penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial
untuk membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan dengan
organisasi sosial politik
5. Membuka ruang gerak selaus-luasnya bagi masyarakat untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam proses pengembalian keputusan publik malalui
pengemabangan forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat setempat.
6. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun lembaga dan organisasi
keswadayaan masyarakat di tingkat lokal untuk memperkuat solidaritas dan
ketahanan sosial masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah
kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat miskin dan rentan
sosial.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
8. Apa tujuan, fungsi dan manfaat pemberdayaan masyarakat?
a) Tujuan
i. Menetapkan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi
yang dimilki masyarakat, baik sumber daya alam maupun sistem nilai tradisional
dalam menata kehidupan masyarakat.
ii. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat, baik potensi lokal yang telah
membudaya dalam menata kehidupan masyarakat melalui pemberian masukan
berupa bantuan dana, pembangunan sarana dan prasarana baik fisik (jalan, irigasi,
listrik) maupun sosial (pendidikan, kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.
iii. Melindungi melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi.
iv. (Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
9. Apa saja unsur-unsur yang diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat?
b) Unsur
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatiakn sedikitnya empat unsur pokok,
yaitu :
a. Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya
dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas negosiasi, dan
akuntabilitas
b. Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana
mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan
c. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan
yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat
d. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama,
mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya untuk
memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)
10. Apa prinsip-prinsip dan sasaran pemberdayaan masyarakat?
c) Prinsip1. Menumbuh-kembangkan kemampuan masyarakat
2. Menumbuhkan dan atau mengembangkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
3. Mengembangkan semangat gotong royong dalam pembangunan kesehatan
4. Bekerja bersama masyarakat
5. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan yang ada di masyarakat
6. Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat
7. Sasaran
Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan
yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai
dengan sosial budaya setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan
kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan
kebutuhan kesehatan khusus.
(Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat)
Partisipasi masyarakat
11. Apa prinsip-prinsip partisipasi masyarakat?
12.Prinsip
Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam
pembangunan dapat dilakukan dengan cara:
(1) Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan aktivitas
proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan masyarakat.
(2) Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata
sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial masyarakat
merupakan daya tamping dan daya dukung sosial.
(3) Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk
dapat menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu, 1998).14)
(Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan May 26, 2009
Filed under: Uncategorized — tutyirawaty @ 7:46 am
http://tutyirawaty.wordpress.com/2009/05/26/partisipasi-masyarakat-dalam-
pembangunan/)
13. Apa tujuan partisipasi masyarakat?
14. Apa saja jenis partisipasi masyarakat?
15.Macam/tipe
No. Tipologi Karakteristik
1. Partisipasi pasif/ manipulatif
(a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi;(b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat; (c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran.
2. Partisipasi dengan cara memberikan informasi
(a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuesioner atau sejenisnya;(b) Masyarakat tidak punya kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penyelesaian; (c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat.
3. Partisipasi melalui konsultasi
(a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi;(b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat; (c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama;(d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
4. Partisipasi untuk insentif materil
(a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi, dan sebagainya;(b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya; (c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
5. Partisipasi fungsional (a) Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek;(b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati; (c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
6. Partisipasi interaktif (a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada;(b) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode inter-disiplin yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematik; (c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggaraan kegiatan.
7. Self mobilization (a) Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki;(b) Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumberdaya yang dibutuhkan; (c) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada.
16. Bagaimana hubungan perilaku kesehatan, promkes, dan pemberdayaan kesehatan?17. Bagaimana konsep pemberdayaan sbg dasar pembangunan kesehatan?18. Bagaimana cara untuk menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dlm
pemberdayaan masyarakat?19. Bagaimana kedudukan pemberdayaan kesehatan dlm promkes?
STEP 4
STEP 5
STEP 6
STEP 7
Promosi kesehatan
1. Apa tujuan serta visi dan misi promosi kesehatan?
2. Apakah strategi promkes?
3. Apa ruang lingkup promkes?
4. Apa saja prinsip-prinsip dan sasaran dari promkes?
5. Bagaimana langkah-langkah membuat program promkes?
6. Apa saja bentuk kegiatan dan kendala promkes?
Masalah kesehatan nasional
Promosi kesehatan
Partisipasi masyarakat
Pemberdayaan masyarakat
Tercapainya program kesehatan
Bina suasana
advokasi
Pemberdayaan masyarakat
7. Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat?
8. Apa tujuan, fungsi dan manfaat pemberdayaan masyarakat?
9. Apa saja unsur-unsur yang diperhatikan dalam pemberdayaan masyarakat?
10. Apa prinsip-prinsip dan sasaran pemberdayaan masyarakat?
Partisipasi masyarakat
11. Apa prinsip-prinsip partisipasi masyarakat?
12. Apa tujuan partisipasi masyarakat?
13. Apa saja jenis partisipasi masyarakat?
14. Bagaimana hubungan perilaku kesehatan, promkes, dan pemberdayaan kesehatan?
15. Bagaimana konsep pemberdayaan sbg dasar pembangunan kesehatan?
16. Bagaimana cara untuk menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat dlm pemberdayaan masyarakat?
17. Bagaimana kedudukan pemberdayaan kesehatan dlm promkes?