nim: 109053100001 -...

128
EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) Oleh Sri Rezeki NIM: 109053100001 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M./1435 H.

Upload: trandiep

Post on 10-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI

PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh

Sri Rezeki

NIM: 109053100001

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014 M./1435 H.

Page 2: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan
Page 3: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan
Page 4: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan
Page 5: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

v

Motto dan Persembahan

Singkirkan segala aral rintangan yang menjadi penghalang perjalanan hidup

dengan ucapan “A’udzu billahi minasyaitani rajim”

Setelah itu, bukalah cakrawala kehidupan dengan ucapan “Bismillahirrahmanirrahim”

Lalu bersihkan noda-noda maksiat yang ada dan melekat ditubuh

dengan ucapan “Astaghfirullahal azhim”

Kemudian awali langkah perjalanan hidup dengan ucapan “La haula wala quwwata illa billah”

Selanjutnya hadapi segala musibah yang menimpa perjalanan hidup

dengan ucapan “Innalillahi wa innailaihi raji’un”

Dan yang terakhir, akhiri segala hal yang telah diperbuat dengan ucapan “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin”

Dengan sepenuh hati, kupersembahkan skripsi dan gelar sarjana ini teruntuk Bapak dan Mama tersayang

Page 6: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

vi

ABSTRAK SRI REZEKI. NIM 109053100001. Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012. Program Studi Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014 M./1435 H. Isi: xvi + 65 halaman + 10 lampiran, 32 literatur (1982-2010). Penelitian ini dilakukan di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur karena KUA Kecamatan merupakan salah satu tempat pelayanan informasi haji dan bimbingan manasik haji yang telah diberdayakan pemerintah sebagai aparatur Kementerian Agama yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk turut serta membantu menjelaskan kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan ibadah haji. Selain itu, KUA Kecamatan Cipayung merupakan KUA teladan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dan kesesuaiannya dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Penelitian ini berfokus pada evaluasi program bimbingan manasik haji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif analitis.

Penelitian dilaksanakan di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur pada bulan April hingga Juli 2013. Pengumpulan data menggunakan pedoman observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Informan kunci (key informan) adalah Kepala KUA dan untuk memperkaya data yang diperoleh, dilakukan penggalian data dari para karyawan KUA dan jamaah haji tahun 2012 secara snowball sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian diperoleh gambaran mengenai mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA dan hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur yang mencakup materi, sarana, biaya, kompetensi pembimbing serta kompetensi dan indikator jamaah haji. Keseluruhan kegiatan tersebut memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan mutu pelayanan bimbingan manasik haji di KUA di masa mendatang. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA tersebut telah sesuai dengan SOP bidang PHU karena sesuai dengan tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji yaitu tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji. Bentuk dari optimalisasi tersebut adalah dengan penyiapan calon jamaah haji yang memahami tatalaksana ibadah haji sehingga dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan tuntunan manasik haji. Hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA telah berjalan dengan baik karena adanya pengevaluasian di awal, proses dan akhir pelaksanaan bimbingan manasik haji sehingga selalu ada perbaikan di setiap pertemuan. Saran dari hasil penelitian ini adalah pihak Kementrian Agama agar membenahi dan meningkatan peran KUA yang mempunyai tugas pokoknya sebagai penyelenggara haji di tingkat Kecamatan. Kata Kunci: Evaluasi Program dan Bimbingan Manasik Haji

Page 7: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

tidak lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penyusunan skripsi ini yang berjudul:

“Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan

Agama Islam (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan

Manajemen Dakwah konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat

bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan secara

khusus kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (Alm. Ade Sukendar, A.Md) dan

Mama (Siti Ratna, S.Pd.I) atas support, bimbingan dan kasih sayangnya serta

kedua abangku (Eka Setiawan, S.Kom) beserta istrinya, (Suci Fitriani, S.Pd)

dan (Dwi Sentosa) beserta istrinya, (Supriyati) yang selalu memberikan

dukungan dan semangat serta saudari kembarku (Sri Rahayu, SE.Sy) yang selalu

memberikan bantuannya dan tidak lupa keponakanku yang lucu-lucu dan

mengemaskan (Qodama Zhafran Shalahuddin), (Qonita Zahwa Sayyidah) dan

(Namira Kaureen Assyauqiah) yang selalu memberikan keceriaan.

Page 8: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

viii

Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. H.Wahidin Saputra, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto. M.Ed, Ph.D, selaku Pembantu Dekan Bidang

Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan

Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. H. Mulkannasir, B.A, S.Pd, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa memberikan dorongan, masukan dan kritikan yang membangun

kepada penulis serta dengan kesabaran membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan

pengarahan perbaikan terhadap skripsi penulis.

7. Muis Sunarya, S.Ag, selaku Kepala KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

atas izin yang telah diberikan untuk mengadakan penelitian dan segala bentuk

bantuan yang telah diberikan selama penelitian berlangsung.

Page 9: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

ix

8. Seluruh karyawan dan keluarga besar KUA Kecamatan Cipayung Jakarta

Timur atas bantuan dan kerja samanya sehingga memudahkan penulis dalam

melakukan pengumpulan data.

9. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber

pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.

10. Keluarga besar H. Romli dan (Alm) Ahmad Syuhada.

11. Keluarga besar SDN 012 Pagi Lubang Buaya dan MA Yusufiyah Bekasi.

12. Keluarga besar Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Qur’an (LBIQ) Jakarta Timur.

13. Keluarga besar Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an (PPIQ) Ciomas Bogor,

Pondok Pesantren Daarul ‘Uluum (PPDU) Bantar Kemang Bogor dan Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Miftahul Falah (PPTQMF) Dampit Bogor.

14. My best friend: Ahmad Ridwan, Muhammad Tubagus Muntaha, Rahmat

Hidayat, Bahrudin, Nur Afita Amalia, Eka Anastasya dan Eki Inastasya.

15. Rekan-rekan Manajemen Dakwah dan Manajemen Haji dan Umrah.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, menyebabkan

banyaknya kekurangan dalam berbagai hal, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat tidak

hanya bagi penulis sendiri, melainkan juga bagi kepala KUA pada khususnya dan

Penyelenggara Bimbingan Manasik Haji pada umumnya.

Jakarta, 02 Juli 2014

Sri Rezeki

Page 10: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

ABSTRAK ..........……….....…….…..…...........………………..........……….. vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........…..…….........................…... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

C. Fokus Penelitian ......................................................................... 5

D. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..........………..……….. 5

F. Metodologi Penelitian ………………………………..……… 7

G. Tinjauan Pustaka …………………………....………………… 10

H. Sistematika Penulisan ………………………....………………. 11

Page 11: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

xi

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi Program ………………………………………....…. 13

1. Pengetian Evaluasi Program ……………..…….......…… 13

2. Model Evaluasi Program ……….......................................... 16

3. Karakteristik Evaluasi Program .…………….…......…….. 20

4. Tujuan Evaluasi Program …………………..........……… 20

5. Tahapan Evaluasi Program …………………..........…..… 21

B. Bimbingan Manasik Haji ……………….………...…….…… 22

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ……........……...…. 22

2. Fungsi Bimbingan Manasik Haji ………….......…...….... 25

3. Tujuan Bimbingan Manasik Haji …………......….…....…. 26

BAB III DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI DI

KUA KECAMATAN CIPAYUNG

A. Tujuan Manasik Haji ………………………..….......…………. 27

B. Materi Manasik Haji ………………..…..………….....……... 28

C. Struktur Kurikulum .................................................................... 30

D. Jadwal Pelaksanaan Manasik Haji ………………....……….… 31

E. Biaya Manasik Haji ……………………….….....…….…….. 32

F. Sarana Manasik Haji ……………………….…....……………. 33

G. Pembimbing Manasik Haji ……………………….....………… 34

H. Kompetensi Pembimbing Manasik Haji …………....………… 36

I. Kompetensi dan Indikator Jamaah Haji ..................................... 38

Page 12: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

xii

BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN

MANASIK HAJI PADA KUA KECAMATAN CIPAYUNG

TAHUN 2012

A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan

Haji dan Umrah ..........................................................................

39

B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ……….………………….

46

C. Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012 .…………………………

52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 61

B. Saran-Saran …………………………………………………… 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63

Page 13: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Metode Bimbingan Manasik Haji ...............…................……….. 29

Tabel 3.2 Struktur Kurikulum Bimbingan Manasik Haji .............................. 31

Tabel 3.3 Jadwal Bimbingan Manasik Haji ................................................... 32

Tabel 3.4 Pembimbing Manasik Haji ............................................................ 36

Tabel 4.1 Struktur Kurikulum Pada Standar Operasional Prosedur (SOP)

Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) .........................

40

Tabel 4.2 Jadwal Materi Bimbingan Manasik Haji Pada Standar

Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan Haji dan

Umrah (PHU) .................................................................................

44

Page 14: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji di Kantor

Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur .....

52

Page 15: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara ......…....................................................................... 66

a. Pedoman Wawancara untuk Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik

Haji .........................................................................................................

68

b. Pedoman Wawancara untuk Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik

Haji .........................................................................................................

70

c. Pedoman Wawancara untuk Jamaah Haji Tahun 2012 .......................... 72

2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 75

3. Jadwal Kegiatan Penulis ............................................................................. 76

4. Catatan Lapangan ........................................................................................ 77

5. Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 100

6. Studi Dokumen ............................................................................................ 109

7. Surat Izin Penelitian .................................................................................... 110

8. Surat Bukti Penelitian dari KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ...... 111

9. Denah Lokasi KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur .......................... 112

10. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. 113

Page 16: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

Nomor 13 Tahun 2008, sebagai penyempurna Undang-Undang Nomor 17

Tahun 1999, tercantum bahwa pembinaan ibadah haji adalah serangkaian

kegiatan yang meliputi penyuluhan dan pembimbingan bagi jamaah haji.1

Pembinaan ini meliputi dua hal yakni penyuluhan dan bimbingan ibadah.

Penyuluhan memberikan penjelasan mengenai prosedur pendaftaran haji.

Sedangkan pembinaan membahas mengenai bimbingan penyelenggaraan

ibadah haji. Bimbingan ini meliputi pedoman pembinaan, tuntunan manasik

haji dan panduan perjalanan ibadah haji.

Salah satu permasalahan klasik dalam pembinaan jamaah haji adalah

masalah bimbingan manasik haji.2 Bimbingan tersebut belum dapat

mengantarkan jamaah haji secara maksimal dalam kemandirian sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Penyelenggaraan Haji. Hal ini

dikarenakan waktu pembimbingan yang sangat terbatas.

Oleh karena itu, dalam rangka mensosialisasikan kebijakan dan

memberikan informasi yang tepat mengenai sistem penyelenggaraan ibadah

haji khususnya kepada calon jamaah haji, maka pemerintah telah

memberdayakan Kantor Urusan Agama (KUA) tingkat Kecamatan sebagai

1 Kementerian Agama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Jakarta: Dirjen PHU, 2009), h. 3.

2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen PHU, 2010), h. 97.

Page 17: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

2

aparatur Kementerian Agama yang langsung berhubungan dengan masyarakat

untuk turut serta membantu menjelaskan kebijakan pemerintah tentang

penyelenggaraan ibadah haji.3

Pemerintah memberikan kebijakan kepada KUA Kecamatan untuk

berperan aktif dalam pembimbingan manasik haji bagi calon jamaah haji. Hal

ini tercantum pada Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2006 tentang

tatacara pendaftaran haji, bahwa KUA Kecamatan ditambah tugasnya sebagai

salah satu tempat pelayan dan informasi haji dan bimbingan manasik haji.

Namun bimbingan manasik haji di Kecamatan yang dilakukan oleh

aparat KUA maupun Kyai atau pemuka agama setempat ternyata juga

dirasakan masih belum optimal. Hal ini disebabkan oleh adanya hambatan

yakni waktu bimbingan yang terlambat dilakukan karena informasi jumlah

jamaah yang diterima oleh Kepala KUA juga terlambat. Dalam menjalankan

peran tersebut, KUA sering mendapat sorotan tajam dari banyak kalangan.

Menyikapi permasalahan di atas, pemerintah telah melakukan

pembenahan terhadap peran dan fungsi KUA sebagai wadah penyampaian

informasi haji dan bimbingan jamaah haji. Bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan sangatlah strategis, mengingat calon jamaah haji langsung secara

berkelompok dibimbing oleh pembimbing yang dekat dengan lokasi tempat

tinggalnya maupun dengan sesama calon jamaah haji.

Kesempurnaan ibadah calon jamaah haji akan terwujud apabila calon

jamaah haji memperoleh bekal ilmu pengetahuan tatacara melaksanakan

3 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Dinamika dan Perspektif Haji

Indonesia (Jakarta: Dirjen PHU, 2010), h. 258.

Page 18: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

3

ibadah haji secara intensif di daerah asalnya.4 Peran para pembimbing haji

dalam hal ini sangatlah penting. Pembimbing haji hendaknya memiliki

kompetensi yaitu kompetensi pembinaan manasik haji yang diarahkan kepada

kemandirian jamaah dan mendahulukan sahnya ibadah. Memperhatikan hal

tersebut, maka para pembimbing merupakan kunci keberhasilan jamaah haji

menunaikan ibadah sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

Jumlah jamaah haji yang besar dengan keragaman latar belakang

pendidikan, pekerjaan, budaya, suku bangsa dan adat istiadat serta

pemahaman dalam pelaksanaan manasik haji merupakan tantangan besar

yang harus dihadapi oleh pembimbing haji. Era keterbukaan dan kebebasan

saat ini menjadikan jamaah makin kritis dan sensitif. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah agar para pembimbing haji

dapat bekerja secara profesional dan memiliki keahlian dibidang manasik

haji.

Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan mengamati sejauh mana

pelaksanaan program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan terlaksana.

Dan hasil dari evaluasi tersebut diharapkan menjadi feedback yang kuat,

sehingga segala perencanaan yang dilakukan memang betul-betul matang.5

Untuk mengukur apakah evaluasi program bimbingan manasik haji berhasil

atau tidaknya maka diperlukan evaluasi terhadap program bimbingan manasik

haji tersebut. Namun masalah yang sering terjadi dalam mengevaluasi

keefektifan bimbingan manasik haji adalah hasil dari suatu kegiatan program

4 Direktur Pembinaan Haji, Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen

PHU, 2007), h. 3. 5 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah (Jakarta: Gema, 2005), h. 55.

Page 19: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

4

bimbingan tidak dapat dilihat dalam waktu seketika pada tingkat kemandiran

jamaah haji. Oleh karena itu, perlu adanya suatu proses evaluasi terhadap

kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan penyelenggaraan ibadah haji

yang lebih baik lagi khususnya pada bimbingan manasik haji.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK

HAJI PADA KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN

CIPAYUNG JAKARTA TIMUR TAHUN 2012” dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang,

dapat diidentifikasikan beberapa masalah terkait, antara lain:

1. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah

memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang Penyelenggaraan

Haji dan Umrah (PHU)?

2. Bagaimana mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur?

3. Bagaimana manajemen pelayanan pembinaan bimbingan manasik haji di

KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2012?

4. Bagaimana peran Kepala KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dalam

pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun 2012?

5. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur tahun 2012?

Page 20: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

5

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini

difokuskan pada: (1) mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di

KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dan kesesuainya dengan SOP

bidang PHU, dan (2) hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012.

D. Pertanyaan Penelitian

Secara operasional, fokus penelitian yang akan dilaksanakan di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur ini dapat dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan penelitian (research question), sebagai berikut:

1. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah

memenuhi SOP bidang PHU?

2. Bagaimana mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur?

3. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012?

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa

tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:

Page 21: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

6

a. Meningkatkan pengetahuan bimbingan manasik haji dan dapat

melaksanakan mekanisme ibadah haji dengan benar sesuai dengan SOP

bidang PHU.

b. Untuk mengetahui hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di

KUA Kecamatan.

c. Sebagai prasyarat akhir untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu

(S1) dalam bidang Manajemen Haji dan Umrah.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki nilai manfaat teoris, akademis dan praktis di

antaranya:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi khazanah keilmuan

manajemen dakwah dalam lingkup manajemen haji dan umrah oleh

KUA Kecamatan dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam berbagai

penulisan karya ilmiah.

b. Manfaat Akademis

Merupakan suatu penelitian yang hasilnya dapat dijadikan

sebagai pelengkap referensi dan pembanding untuk studi-studi

selanjutnya.

c. Manfaat Praktis

1) KUA Kecamatan

Sebagai sumber evaluasi bimbingan manasik haji untuk

dapat lebih baik dalam peningkatan pembinaan bagi jamaah haji. Di

Page 22: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

7

samping itu, sebagai referensi untuk menjalankan bimbingan

manasik haji yang lebih efektif dan efisien agar tidak terjadi

penyimpangan dalam proses bimbingan manasik haji kepada para

jamaah haji.

2) Jamaah Haji

Sebagai salah satu gambaran dan informasi kepada

masyarakat umum khususnya pada mahasiswa Manajemen Dakwah

konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah mengenai bimbingan

manasik haji di KUA Kecamatan.

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif analitis dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bertujuan

untuk menemukan data yang berhubungan dengan evaluasi program

bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

memdefinisikan bahwa, metodologi penelitian kualitatif adalah sebagai

suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.6

Penelitian ini berusaha mengangkat kondisi nyata mengenai

evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini lebih

6 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rodakarya,

2007), h. 3.

Page 23: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

8

banyak berbentuk kata atau gambar dibandingkan angka. Data itu meliputi

transkip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, memo dan

catatan-catatan resmi lainnya. Selanjutnya untuk memperoleh pemahaman

terhadap data-data tersebut, penulis melakukan analisis data.

2. Informan Kunci Penelitian

Informan kunci penelitian ini yaitu Kepala KUA, Muis Sunarya,

S.Ag selaku Ketua pelaksana bimbingan manasik dan pegawai di bidang

pelayanan dan bimbingan manasik haji, Alvian Syehabudin, SH.I selaku

Sekretaris pelaksana bimbingan manasik serta empat orang jamaah haji

tahun 2012 yaitu Hj. Hadiyati, H. Daslimar, Hj. Nurmi dan H. Saiman.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari informan

kunci yaitu pihak KUA dan jamaah haji tahun 2012 melalui instrument

wawancara yang secara terstruktur.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari berbagai literatur dan referensi

lain seperti catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang berkaitan,

brosur dan diktat KUA serta sumber lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

Page 24: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

9

4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam

penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti

dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab

dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden

merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara tidak

terstruktur yakni wawancara yang tidak tertuju pada satu pedoman

wawancara atau wawancara yang dilakukan bebas dimana penulis

hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.7

Untuk mendapatkan data-data yang valid dan sah, penulis

melakukan wawancara langsung dengan Kepala KUA dan pegawai

KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur serta jamaah haji tahun 2012.

b. Dokumentasi

Dengan mendapatkan data dan informasi dari buku atau majalah

serta rujukan lain yang berkaitan dengan masalah penelitian guna

menunjang penelitian yang akan dilakukan.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: ALFABETA,

2008), h.140.

Page 25: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

10

5. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di KUA Kecamatan Cipayung, yang

beralamat di Jalan Binamarga No. 3 Cipayung Jakarta Timur Telp.

(021) 8446808.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan April

sampai dengan bulan Juni 2013.

G. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan

untuk meyakinkan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil plagiat

dari skripsi sebelumnya. Selain itu, dalam penelitian ini pun keabsahan teori

yang tercantum dapat penulis pertanggung jawabkan dan dapat dijadikan

sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Berikut ini judul-judul

skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka:

1. Pengawasan Program Bimbingan Manasik Haji pada PT. Naila Syafaah

Wisata Mandiri, oleh Sofi Sofiah mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah dengan NIM

108053000047.

Dalam laporan penelitian Sofi Sofiah menggambarkan tentang

pengawasan program bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh PT.

Naila Syafaah Wisata Mandiri, sedangkan penelitian penulis lebih

menekankan pada hasil evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA.

Page 26: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

11

2. Evaluasi Program Pemasaran Umrah PT Bimalyndo Hajar Aswad Tour

dan Travel Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, oleh Mar’atus Soleha

mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan

Manajemen Dakwah dengan NIM 108053000039.

Dalam laporan penelitian Mar’atus Soleha lebih menekankan kepada

evaluasi program pemasaran yang digunakan oleh PT. Bimalyndo Hajar

Aswad Tour dan Travel, sedangkan penelitian penulis berfokus pada

evaluasi program bimbingan manasik haji di KUA.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat diketahui bahwa judul dan

bahasan penelitian yang digunakan penulis belum pernah ada sebelumnya.

Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi

Program Bimbingan Manasik Haji Pada Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012”.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini,

penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari 5 bab yang masing-

masing memiliki sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, fokus

penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 27: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

12

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Yang terdiri dari pengertian evaluasi program, model evaluasi

program, karakteristik evaluasi program, tujuan evaluasi program dan tahapan

evaluasi program. Juga terdiri dari pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan

manasik haji.

BAB III : DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI

Yang terdiri dari tujuan, materi, struktur kurikulum, jadwal

pelaksanaan, biaya, sarana, pembimbing dan kompetensi pembimbing

manasik haji serta kompetensi dan indikator jamaah haji.

BAB IV : PEMBAHASAN

Yaitu pembahasan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), mekanisme dan prosedur bimbingan

manasik haji serta hasil evaluasi program bimbingan manasik haji pada KUA

Kecamatan Cipayung Jakarta Timur Tahun 2012.

BAB V : PENUTUP

Yang terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai sumbangan penulis

untuk melengkapi kekurangan yang ada disertai dengan harapan-harapan.

Page 28: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

13

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program merupakan salah satu fungsi manajemen yang

dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta

terhadap pelaksanaan suatu program. Evaluasi program dapat

diselenggarakan secara terus menerus, berkala maupun sewaktu-waktu.

Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi adalah “proses bersistem dan

objektif yang menganalisa sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan

dan organisasi”.1

Muchtarom menyebutkan “evaluasi sebagai suatu fungsi manajemen berusaha untuk mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana sekalipun mengukur subyektif hasil-hasil pelaksanaan itu dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima dengan pihak-pihak yang mendukung suatu perencanaan”.2

Sedangkan secara etimologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

kata evaluasi artinya “penilaian atau hasil”.3 Edwind Wandt dan Gerald

W. Brown mengartikan evaluasi sebagai “the act or process to

determining the value to something”.4 Artinya, evaluasi adalah suatu

1 Aji B. Firman dan Sirait Martin S, Perencanaan dan Evaluasi: Suatu sistem Untuk

Proyek Pembangunan (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 30. 2 Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Yogyakarta: Al-Amin Press dan

IKFA, 1996), h. 53. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-2, h. 238.

4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 1.

Page 29: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

14

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Pendapat

ini sejalan dengan Viji Srivinasari yang menyebutkan evaluasi adalah

“menguji dan menentukan suatu nilai, kualitas, kadar kepentingan, jumlah,

derajat atau keadaan”.5 Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa

evaluasi merupakan suatu proses penentuan nilai.

Pada bagian lain, Arikunto mendefinisikan “evaluasi sebagai suatu

kegiatan yang bertujuan untuk tingkat keberhasilan suatu kegiatan”.6

Sementara itu, menurut Djudju Sudjana, evaluasi merupakan “kegiatan

penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan telah

tercapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan atau

dampak apa yang terjadi setelah program ditentukan”.7 Rahpl Taylor yang

dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnapis dalam bukunya Evaluasi Program

mengemukakan bahwa, evaluasi adalah “proses yang menentukan sejauh

mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai”.8

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan

untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan dalam setiap program.

5 Viji Srivinasari, Metode Evaluasi Partipatoris, dalam Walter Fernandes dan Rajesh

Tandan (Editor), Riset Partisipatoris-Riset Pembebasan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 68.

6 Suharsimi Arikunto, Penelitian Program Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), h. 8.

7 Djudju Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: Falah Production, 2000), h. 283.

8 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta: Rineke Cipta, 2000), h. 2.

Page 30: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

15

Lebih lanjut, evaluasi menurut Eisner adalah “memutuskan suatu

program secara kritis dengan menggunakan jasa keahlian”.9 Pendapat

berbeda diungkapkan Toha dengan menyebutkan evaluasi sebagai

“kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan

menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur

untuk memperoleh kesimpulan”.10 Pendapat kedua senada dengan

Srivinasari yang mengartikan evaluasi sebagai “suatu cara atau kegiatan

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sebuah program serta suatu

cara untuk menentukan ukuran-ukuran perbaikan bagi para pengambil

keputusan”.11

Setelah memahami berbagai definisi mengenai evaluasi di atas,

terdapat istilah evaluasi program yang juga memiliki beberapa pengertian.

Evaluasi program bukan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

mencari kesalahan orang lain atau lembaga, mengetes dan mengukur atau

memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan program.

Wilbur Harris (1968) dalam “The Nature and Functions of Educational Evaluation”, yang dikutip Sudjana, menjelaskan bahwa “evaluation is the systematic process of judging the worth, desirability, effectiveness, or adequacy of something according to definitive criteria and purposes. The judgement is based upon a careful comparison of observation data with criteria standards” (Sudjana, 2006: 18).12

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa evaluasi program adalah

proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas, atau

9 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung: PT. Remaja

Rosakarya, 2006), h. 19. 10 M. Chatib Toha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 1991), h. 1. 11 Srivinasari, Metode Evaluasi Partipatoris, h. 68. 12 Djuju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan, h. 18.

Page 31: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

16

kecocokan seseuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas

perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasikan dengan

menggunakan standar tertentu yang telah dibakukan.

Di samping itu, Sudjana mendefinisikan evaluasi program sebagai

“kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan

menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan”.13

Dalam pengertian ini, data adalah fakta, keterangan, atau informasi yang

darinya dapat ditarik generalisasi. Batasan evaluasi program ini

mengandung tiga unsur penting yaitu kegiatan sistematis, data dan

pengambilan keputusan.

2. Model Evaluasi Program

Model evaluasi program merupakan desain evaluasi yang

dikembangkan oleh para ahli evaluasi, yang biasanya dinamakan sama

dengan pembuatnya atau tahap evaluasinya. Ada banyak model evaluasi

yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam mengevaluasi

program. Berikut akan diuraikan beberapa model evaluasi program yang

banyak dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan

evaluasi program yaitu:

a. Evaluasi Model Kirkpatrick

Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick telah

mengalami beberapa penyempurnaan, terakhir diperbaharui dan

13 Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, h. 21-22.

Page 32: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

17

redefinisikan pada 1998 dalam bukunya Kirkpatrick yang disebut

dengan Evaluating Trainig Programs: The Four Levels. Evaluasi ini

mencakup empat level evaluasi, yaitu:

1) Evaluasi reaksi (Reaction Evaluation) Evaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur

kepuasan peserta (customer satisfaction). 2) Evaluasi belajar (Learning Evaluation) Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan sikap,

perbaikan pengetahuan dan kenaikan keterampilan peserta setelah mengikuti program.

3) Evaluasi perilaku (Behavior Evaluation) Evaluasi perilaku merupakan penilaian sikap yang

difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatan training dilakukan sehingga lebih bersifat internal.

4) Evaluasi hasil (Result Evaluation) Evaluasi ini difokuskan pada hasil akhir yang terjadi karena

peserta telah mengikuti suatu program.14

Kirkpatrick four levels evaluation model di atas, sekarang

menjadi salah satu rujukan dan standar bagi berbagai perusahaan besar

dalam program training bagi pengembangan sumber daya manusia.

Kelebihan evaluasi model Kirkpatrick antara lain: (1) lebih

kompherensif, karena mencakup hard skills dan soft skills, (2) objek

evaluasi tidak hanya hasil belajar semata, tetapi juga mencakup proses,

dan (3) lebih mudah diterapkan. Sedangkan kekurangannya antara lain:

(1) kurang memperhatikan input, dan (2) sulit mengukur tolak

ukurnya.15

14 S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. ke-1, h. 173. 15 Ibid., Evaluasi Program Pembelajaran, h. 49.

Page 33: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

18

b. Evaluasi Model CIPP

Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam dan

kawan-kawannya (1967) di Ohio State Uniersity. Model evaluasi CIPP

yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield (1985) adalah

“sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada pengambil

keputusan untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader

pengambil keputusan”.16 Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil

evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para

pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen

yang diuraikan sebagai berikut:

1) Penilaian Konteks, meliputi analisis masalah yang berhubungan dengan program yang sedang berjalan.

2) Penilaian Input, meliputi pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus suatu program.

3) Penilaian Proses, meliputi koleksi data yang telah ditentukan, dirancang dan diterapkan di dalam praktek (oprasional).

4) Penelitian Hasil, meliputi tujuan-tujuan yang diterapkan, rincian proses dengan pencapaian tujuan, kebutuhan yang sudah dapat dipenuhi selama program berlangsung, serta dampak atau manfaat yang diperoleh setelah pelaksanaan program tersebut.17

c. Evaluasi Model UCLA

Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja evaluasi yang

hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan evaluasi

sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih informasi yang

tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,1990),

h. 38. 17 Ibid., h. 40-41.

Page 34: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

19

melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dan

memilih beberapa alternative. Ia mengemukakan lima macam evaluasi,

yaitu:

1) Sistem Assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.

2) Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

3) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan.

4) Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja atau berjalan. Apakah menuju pencapaian tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga.

5) Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program. 18

d. Evaluasi Model Provus (Discrepancy Model)

Model ini dikembangkan oleh Malcolm Provus yang merupakan

model evaluasi yang berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui

kelayakan suatu program, evaluator dapat membandingkanantara apa

yang seharusnya dan diharapkan terjadi dengan apa yang sebenarnya

terjadi sehingga dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan anatara

keduanya yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja sesungguhnya.

e. Evaluasi Model Stake (Coutenance Model)

Stake menekankan hal yang penting dalam model ini adalah

bahwa evaluator yang membuat penialain tentang program yang

dievaluasi. Menurut Farida Yusuf Tayibnapis, “evaluasi model ini tidak

hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan antara tujuan dengan

18 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta: IKIP, 1989), h. 20.

Page 35: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

20

keadaan yang sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar

yang absolut untuk menilai manfaat program”.19

3. Karakteristik Evaluasi Program

Menurut pendapat Steele (1977) evaluasi program memiliki

beberapa karakteristik, antara lain:

a. Evaluasi program lebih mengutamakan proses kegiatan yang bersifat umum, bukan kegitan yang bersifat khusus.

b. Evaluasi program lebih luas daripada pemeriksaan terhadap pencapaian tujuan program.

c. Evaluasi program lebih luas dibandingkan dengan evaluasi hasil program.

d. Evaluasi peogram lebih luas daripada evaluasi proses pembelajaran.

e. Evaluasi program berbeda dengan penelitian evaluatif terhadap program (evaluative research) dan penelitian program (program research).

f. Evalusi program merupakan alat dalam manajemen program. g. Evaluasi program lebih berpusat pada manuasia (people

centered) yang terlibat dalam dan terkait dengan program. 20

4. Tujuan Evaluasi Program

Tujuan adalah unsur yang sangat penting dalam evaluasi program.

Tujuan evaluasi berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi program dan

sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan evaluasi

program. Menurut Sudjana, evaluasi program memiliki enam tujuan antara

lain yaitu:

a. Memberi masukan untuk perencanaan program. b. Memberi masukan untuk kelanjutan, perluasan dan penghentian

program. c. Memberi masukan untuk modifikasi program.

19 Ibid., Evaluasi Program, h. 22. 20 Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan, h. 28.

Page 36: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

21

d. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat program.

e. Memberi masukan untuk motivasi dan pembinaan pengelola dan pelaksana program.

f. Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi evaluasi program.21

Sedangkan menurut Suharto, evalausi program memiliki tiga

tujuan antara lain yaitu: (1) mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan, (2)

mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran, dan (3)

mengetahui dan menganalisa konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin

terjadi di luar rencana (externalities).22

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi

program adalah sebagai alat manajemen yang berorientasi pada tindakan

dan proses. Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga

relevansi dan efek serat koensikuensinya ditentukan sistematis dan

seobjektif mungkin. Dengan data-data yang sudah ada dapat digunakan

untuk memperbaiki kegiatan sekarang dan yang akan datang menuju

peningkatan yang lebih baik.

5. Tahapan Evaluasi Program

Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam evaluasi program antara

lain yaitu:

a. Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja perusahaan dan membuat batas toleransi yang dapat diterima untuk tujuan, sasaran dan strategi.

b. Menghubungkan dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai.

21 Ibid., Evaluasi Program Pendidikan, h. 36. 22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2005), h. 119.

Page 37: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

22

c. Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan jika melampaui batas toleransi, maka harus ditoleransi penyebab-penyebabnya

d. Mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.23

B. Bimbingan Manasik Haji

1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

guidance berasal dari kata kerja to guide yang mempunyai arti

menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Kata

bimbingan bila dilihat dari segi bahasa berarti “menunjukkan, memberi

jalan atau menuntun orang lain kearah yang bermanfaat atau yang lebih

bermanfaat bagi dirinya, baik di hari ini, esok atau yang akan datang”.24

Bimbingan dalam bahasa Indonesia diartikan “memberi informasi

yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil

suatu keputusan atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat,

pengetahuan serta menuntun kesuatu tujuan”.25 Para ahli bahasa

mendeskripsikan pengertian bimbingan mempunyai pendapat yang

berbeda-beda, namun pada intinya mengandung arti dan tujuan yang sama,

hal ini dimaksudkan agar dapat memunculkan satu pemahaman yang

23 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir Strategik (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet. ke-1, h. 140-141. 24 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998), Cet. ke-6, h. 1.

25 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 64.

Page 38: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

23

sempurna. Menurut Bernard dan Fullmer bimbingan merupakan “segala

kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu”.26

Dewa Ketut Sukardi, menyatakan bahwa bimbingan adalah “proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengembangkan potensi-potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa bergantung pada orang lain”.27 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan adaalah menuntun orang lain kearah yang bermanfaat sehingga

dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki. Lebih lanjut,

berkaitan dengan bimbingan manasik haji, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), pengertian manasik antara lain: “hal-hal yang

berhubungan dengan ibadah haji seperti ihram, thawaf, sa’i, wukuf dan

peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya (biasanya

menggunakan ka’bah tiruan dan sebagainya)”.28 Sementara itu,

Kementerian Agama Republik Indonesia merumuskan bahwa manasik haji

adalah “sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun, dan wajib haji

yang harus diketahui oleh setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah

haji”.29

Menurut Hamka manasik haji adalah “tata cara beribadah haji”.30

Pendapat ini sejalan dengan Zuhdi dan Arifin yang mengartikan manasik

26 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), Cet. ke-1, h. 94. 27 Sukardi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, h. 19. 28 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia “Manasik”

(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 553-554. 29 Kementrian Agama, Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji

(Jakarta: Dirjen PHU, 2006), h. 5. 30 Hamka, Tafsir al Azhar, Juz I (Jakarta: Panjimas, 1982), h. 390.

Page 39: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

24

haji sebagai “rentetan ibadah yang harus dikerjakan oleh jamaah haji”.31

Jadi, dapat disimpulkan bahwa manasik haji adalah petunjuk atau

penjelasan cara mengerjakan dan sebagai tuntunan hal-hal yang

berhubungan dengan rukun, wajib dan sunnah haji dengan menggunakan

ka’bah dan dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci.

Pada bagian lain, menurut Nidjam dan Hanan manasik adalah

“pemberian bantuan dari seseorang kepada orang lain melalui proses

tertentu dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dalam

melaksanakan ibadah haji agar tercapai kemampuan untuk menerima diri,

menyerahkan diri dan merealisasikannya pada lingkungan sesuai dengan

potensi yang dimiliki untuk dapat menjadi muslim yang baik”.32

Pendapat senada diungkapkan Yunus mengenai pengertian

“bimbingan manasik haji yakni memberikan informasi atau

memberitahukan sesuatu sambil memberi nasihat, pengarahan dan

menuntun kesuatu tujuan dunia dan akhirat dalam melaksanakan ibadah

haji, seperti bimbingan manasik haji.33

Bimbingan manasik haji sangat penting diberikan oleh para calon

jamaah, karena penyampaian informasi dan pembinaan bimbingan tentang

haji kepada masyarakat sangat berguna bagi para calon jamaah haji,

supaya pembinaan bimbingan dan informasi bisa membantu calon jamaah

31 M. Najmuddin Zuhdi dan M. Lukman Arifin, 125 Masalah Haji (Solo: PT. Tiga

Serangkai, 2008), h. 217. 32 Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),

h. 17. 33 Muzni Muhammad Yunus, Bimbingan Haji dan Umrah (Jakarta: Dewan Dakwah

Islamiyah Indonesia, 2000), Cet. ke-1, h. 5.

Page 40: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

25

dalam melaksanakan ibadah haji dan jamaah mendapatkan haji yang

mabrur.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas,

penulis dapat menarik kesimpulan mengenai arti bimbingan manasik haji

yaitu merupakan suatu proses pemberian bantuan yang berkesinambungan

kepada calon jamaah haji yang membutuhkan dalam memecahkan

masalah dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal dengan

harapan individu tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya,

sehingga dapat mengecap kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, serta

menjadi haji yang mabrur.

2. Fungsi Bimbingan Manasik Haji

Menurut Mazni Muhammad Yunus bila ditinjau dari sifatnya,

layanan bimbingan manasik haji dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Prevensif, layanan bimbingan ini berfungsi sebagai pencegahan, yang artinya mengharapkan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah dari pelaksanaan haji.

b. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan pemahaman tentang kegiatan ibadah haji oleh para pihak-pihak tertentu.

c. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghentikan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami individu (jamaah).

d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam meemelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap, terarah dan berkelanjutan. 34

34 Ibid., Manajemen Haji, h. 5.

Page 41: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

26

3. Tujuan Manasik

Tujuan bimbingan menurut Ainur Rahmi Faqih dalam bukunya

Bimbingan dan Konseling dalam Islam, dibagi menjadi dua yaitu tujuan

secara umum dan tujuan secara khusus, sebagai berikut:

a. Tujuan Umum Membantu para calon jamaah haji guna mewujudkan dirinya

menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

b. Tujuan Khusus Membantu dalam mengatasi masalah dalam pelaksanaan ibadah

haji, seperti bimbingan manasik haji dan membantu memelihara serta mengembangkan situasi dan kondisi yang baik dalam pelaksanaan ibadah haji.35

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan diadakannya bimbingan

manasik haji adalah untuk mempermudah calon jamaah haji dalam

memahami ibadah haji baik secara teoritis maupun praktis sehingga

diharapkan menjadi calon jamaah haji yang mandiri dan dapat

melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar.

35 Ainur Rahmi Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2001), Cet. ke-2, h. 36-37.

Page 42: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

27

BAB III

DESKRIPSI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI

A. Tujuan Manasik Haji

Persiapan individu (jamaah) dilaksanakan dalam bentuk

penyelenggaraan pembinaan manasik haji secara struktural yang telah

ditetapkan sebagai bagian tugas yang dilakukan oleh KUA Kecamatan.

Sebagai bagian tugas KUA, penyelenggaraan pembinaan manasik haji harus

dipersiapkan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin agar dapat tercapai tujuan

peribadatan secara sempurna dalam aspek ritualnya dan aspek sosiomoral

para jamaah dengan tercapainya haji yang mabrur.

Tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur adalah tercapainya optimalisasi penyelenggaraan

ibadah haji di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.

Bentuk optimalisasi tersebut adalah dengan penyiapan calon jamaah yang

memahami tatalaksana ibadah haji sehingga secara individual maupun

kolektif seluruh calon jamaah dapat melaksanakan ibadahnya sesuai

dengan tuntunan. Sementara itu, harapan dari pelaksanaan bimbingan

manasik haji adalah agar para jamaah haji dapat mencapai haji yang mabrur

baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta kebaikan dan

kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan keluarga,

masyarakat dan bangsa.1

1 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung Tahun

2012, h. 3.

Page 43: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

28

Di samping itu, manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta

Timur juga bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para calon

jamaah haji agar mampu melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuan

yang terdapat dalam syariat maupun fiqih sehingga cita-cita untuk menjadi

haji yang mabrur dapat diraih.

B. Materi Manasik Haji

Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji oleh KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur merupakan kegiatan untuk mempersiapkan calon

jamaah haji pada aspek keilmuan dan praktek ibadah haji dan hal-hal yang

terkait dengannya. Kegiatan ini meliputi “penyampaian materi tentang

kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan urusan haji; fiqih haji,

etika, wawasan sosiokultural Saudi Arabia, kesehatan haji serta kaitan-kaitan

lokasi ibadah haji yang dirangkai dengan simulasi haji”.2

Kesiapan kognitif dan aplikatif baik secara ritual, mental dan

kesehatan mutlak diperlakukan oleh jamaah haji. Wawasan tatalaksana haji

haruslah mumpuni karena menyangkut keabsahan ibadah, juga kesiapan

kesehatan juga harus dimiliki agar dapat mendukung pelaksanaan ibadah

yang melibatkan seluruh aspek pribadi jamaah.

Penyampaian materi Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua

metode penyampaian yakni secara klasikal dan praktek. Penyampaian

klasikal dilaksanakan di aula KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.

Guna untuk mempermudah penyampaian materi digunakan berbagai

2 Ibid., h. 9.

Page 44: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

29

perangkat sebagai media penyampaian materi seperti infokus, slide, alat

peraga, gambar dan video.

Sementara itu, praktek manasik haji sebagai penguatan dan bentuk

real pengalaman manasik haji dilakukan di asrama haji Pondok Gede dengan

pembimbing dan narasumber yang telah menyampaikan materi teritis sesuai

jadwal yang telah disusun.

Pendekatan pembelajaran dalam pelatihan ini adalah cara belajar

orang dewasa (andragogi). Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang

harus dicapai oleh calon jamaah haji, maka metode pembelajaran harus

variatif disesuaikan dengan materi yang tersedia dapat dilihat pada tabel 3.1.3

Tabel 3.1. Metode Bimbingan Manasik Haji

3 Direktur Pembinaan Haji. Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen

PHU, 2007). h. 29-30.

NO KEGIATAN/MATERI METODE ALAT BANTU

1. Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji

Ceramah, Tanya jawab

Buku Bimbingan Manasik Haji, sound system dan microfon

2. Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa Arab

Ceramah, Tanya jawab

LCD, laptop, booklet, white board dan

spidol

3. Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umroh b. Thawaf, Sa’i, Wukuf dan peragaan

Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi

Poster perjalanan ibadah haji dan

4.

Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah dan Mina b. Lontar Jumrah dan thawaf c. Peragaan

Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi

Alat pengeras suara, maket mini

perjalanan haji dan kain ihram

5. Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf)

Bermain peran dan Simulasi

Maket mini perjalanan haji dan

kain ihram

6.

Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan Pelestarian Haji Mabrur

Ceramah, Tanya jawab dan Simulasi

Buku Bimbingan Manasik Haji, kertas flipchart dan spidol

Page 45: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

30

Materi-materi yang digunakan dalam manasik haji ini berpedoman

pada buku-buku yang diterbitkan oleh Kementrian Agama Republik

Indonesia dan buku-buku tersebut akan diberikan kepada para calon jamaah

haji sebagai buku pegangan manasik haji. Adapun ruang lingkup materi yang

diberikan dalam bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur adalah sebagai berikut:

a. Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji.

b. Bimbingan manasik haji meliputi; Akhlakul karimah dan adat istiadat serta

budaya bangsa Arab.

c. Bimbingan manasik haji meliputi; Niat haji dan umrah, thawaf, sa’i, wukuf

dan peragaan.

d. Bimbingan manasik haji meliputi; Mabit di Muzdalifah dan Mina,

melontar jumrah, thawaf dan peragaan.

e. Peragaan manasik haji (Thawaf, sa’i dan wukuf).

f. Pemantapan pemahaman manasik haji, informasi kegiatan di pesawat,

shalat shafar, hikmah dan pelestarian haji mabrur.

C. Struktur Kurikulum

Sesuai dengan waktu pelatihan atau pertemuan bimbingan manasik

haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, dibagi menjadi enam kali

pertemuan, dengan struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel 3.2.4

4 Ibid., h. 28-29.

Page 46: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

31

Tabel 3.2. Struktur Kurikulum Bimbingan Manasik Haji

NO SESI MATA PELATIHAN JUMLAH JAMPEL TEORI PRAKTIK TEMPAT

1. I Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji

4 Kelompok

2. II

Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa

Arab

4 Kelompok

3. III

Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umrah b. Thawaf, Sa’i dan

Wukuf

2 2 Kelompok

4. IV

Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah

dan Mina b. Lontar Jumrah dan

thawaf c. Peragaan

2 2 Kelompok

5. V Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf) 2 3 Massal

6. VI

Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di

pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan d. Pelestarian Haji Mabrur

4 2 Massal

JUMLAH JAM PELAJARAN: 27 18 9

D. Jadwal Materi Manasik Haji

Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji diselenggarakan oleh Panitia

Pelaksana Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur, pada dasarnya berjalan dengan lancar. Hal ini

terkondisikan dengan adanya persiapan yang baik yang didasarkan atas

pengalaman penyelenggaraan bimbingan pada tahun-tahun sebelumnya. Di

samping itu, tingginya antusias peserta dalam mengikuti kegiatan bimbingan

Page 47: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

32

tersebut merupakan faktor yang juga sangat mendukung terselenggaranya

kegiatan tahunan ini terlaksana dengan baik.

Pada pelaksanaannya, bimbingan manasik haji meliputi penyampaian

rangkaian pembahasan manasik haji secara teoritis yang kemudian didukung

dengan pelaksanaan simulasi atau praktek manasik. Materi-materi tersebut

telah disusun dengan struktur kurikulum dapat dilihat pada tabel 3.3.5

Tabel 3.3. Jadwal Bimbingan Manasik Haji

NO. HARI / TANGGAL MATERI

1. Sabtu, 23 Juni 2012

Panduan Perjalanan Haji dan Kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji

2. Minggu, 24 Juni 2012

Bimbingan Manasik Haji a. Akhlakul karimah b. Adat Istiadat Bangsa Arab

3. Sabtu, 30 Juni 2012

Bimbingan Manasik Haji a. Niat Haji dan Umrah b. Thawaf, Sa’i c. Wukuf dan peragaan

4. Minggu, 1 Juli 2012

Bimbingan Manasik Haji a. Mabit di Muzdalifah dan Mina b. Lontar Jumrah dan thawaf c. Peragaan

5. Sabtu, 7 Juli 2012

Peragaan Manasik Haji (Thawaf, Sa’i dan Wukuf)

6. Minggu, 8 Juli 2012

Peragaan Manasik Haji a. Informasi kegiatan di pesawat b. Shalat shafar c. Hikmah dan Pelestarian Haji Mabrur

E. Biaya Manasik Haji

Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji di Kecamatan

bersumber dari Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Direktorat

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.6

5 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung Tahun

2012, h. 4. 6 Kementrian Agama RI, Desain Pola Bimbingan Calon Jamaah Haji, h. 32.

Page 48: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

33

Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji ini diperoleh sesuai

dengan penjelasan pada Petunjuk Operasional Bimbingan Haji Tahun 2012.

Sementara itu, Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji di

KUA Kecamatan Cipayung hanya mencakup perihal pengadaan konsumsi

yang bekerjasama dengan CV. Amini Musda Catering dan alat-alat

pendukung pelaksanaan bimbingan yang bekerjasama dengan CV. Arifa

Prima.7

F. Sarana dan Prasarana Manasik Haji

Jangka waktu bimbingan dan pelatihan yang dijadwalkan sangat

menentukan keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran, lebih lama waktu

latihan diselenggarakan, lebih banyak kemungkinan bahwa pelatih akan

mempraktekkan dan peragaan yang dikehendaki. Sehingga memungkinkan

peserta bimbingan manasik dapat mengetahui secara teori-teori dan juga

diharapkan dapat mempraktekkan setiap yang sudah dipelajari.

Begitu pula kelengkapan sarana dan prasarana yang tersedia

mempunyai arti penting dalam kegiatan pembelajaran manasik, seperti ruang

lokal atau aula sebagai tempat pembelajaran berlangsung, tempat melakukan

praktek manasik haji dan ada alat peraga yang dapat menggairahkan peserta.

Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai tersebut akan

membuat peserta bimbingan ibadah haji akan lebih terfokus dan bersemangat

mengikuti kegiatan manasik ini. Tentunya akan sangat menarik bagi peserta

7 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur Tahun 2012, h. 8.

Page 49: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

34

bimbingan mansik haji manakala tersedianya sarana dan prasarana yang

cukup dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun alat bantu yang digunakan dalam pelatihan bimbingan

manasik haji yaitu: LCD dan laptop, white board dan spidol, sound system,

kertas flipchart, booklet dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini

perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.8

G. Pembimbing Manasik Haji

Pemberi materi atau pembimbing mempunyai tugas membimbing,

menyampaikan materi dan pengajaran sekitar pelaksanaan bimbingan

manasik haji. KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur membutuhkan orang-

orang yang mempunyai pengetahuan mengenai pelaksanaan manasik haji.

Pembimbing manasik haji yang handal dan professional tentunya harus

diupayakan dengam membentuk dan menciptakan satu sistem yang baik dan

akuntebel. Adapun yang memberi bimbingan adalah Kepala KUA maupun

pegawai KUA kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di Kecamatan,

sehingga tidak sulit untuk memberikan bimbingan karena para pembimbing

tersebut sudah memahami sepenuhnya tentang tata cara ibadah haji dan

mempunyai pengalaman yang cukup banyak tentang ibadah haji. Pembimbing

manasik haji harus yang telah mengikuti pelatihan pembimbing calon haji,

menguasai materi manasik haji, mampu mempraktikan atau memperagakan

tata cara ibadah haji dan memiliki kemampuan memotivasi peserta.

8 Kementrian Agama RI, Desain Pola Bimbingan, h. 31.

Page 50: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

35

Untuk mewujudkan fungsi, peran dan tugas pembimbing ibadah haji

secara optimal, berbagai strategi perlu dilakukan. Di antaranya:

a. Penyelenggaraan pembinaan, baik untuk peningkatan kualifikasi akademik, kompetensi, maupun profesionalitas.

b. Pemenuhan hak dan kewajiban pembimbing ibadah haji sebagai profesional sesuai dengan prinsip dan kelaziman dalam dunia profesional.

c. Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pembimbing ibadah haji sesuai dengan kebutuhan, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun kompetensi, maupun sertifikasi, dan dilakukan secara adil, merata, objektif, transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif untuk menjamin keberlangsungan bimbingan.

d. Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir pembimbing ibadah haji untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional.

e. Pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap pembimbing ibadah haji dalam pelaksanaan tugas professional

f. Perlakuan yang tidak diskriminatif dan pengakuan yang sama terhadap pembimbing ibadah haji yang bertugas pada satuan lembaga bimbingan yang diselenggarakan masyarakat dengan yang bertugas pada satuan kerja yang diselenggarakan Kementerian Kabupaten/Kota atau KUA di tingkat kecamatan.

g. Pengakuan terhadap kedudukan pembimbing ibadah haji sebagai pembimbing profesional merupakan bagian dari keseluruhan upaya pembaharuan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang pelaksanaannya membutuhkan koordinasi antar instansi.9

Pembimbing merupakan unsur penting dalam penyampaian materi

bimbingan manasik haji. Untuk itu, telah ditunjuk para pembimbing yang

memiliki kompetensi berkaitan dengan materi-materi yang telah dipersiapkan.

Pembimbing atau narasumber tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.10

9 http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955362 10 Buku Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur Tahun 2012, h. 5.

Page 51: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

36

Tabel 3.4. Pembimbing Manasik Haji

H. Kompetensi Pembimbing Manasik Haji

Kompetensi pembimbing akan sangat menentukan keberhasilan

bimbingan. Adapun kompetensi pembimbing yang diharapkan adalah

kemampuan memahami proses pelaksanaan ibadah haji dan penerapan

metode yang sesuai dengan materi dalam proses bimbingan. Adapun

indikatornya adalah:

a. Dapat mengidentifikasi jenis materi bimbingan yang sesuai dengan bentuk bimbingan perorangan, kelompok dan massal.

b. Dapat menentukan penerapan metode yang sesuai dengan materi dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa.

c. Dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan bentuk bimbingan.

d. Dapat melakukan evaluasi pembelajaran.11

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pembimbing

calon jamaah haji merupakan keniscahyaan yang tidak bisa ditawar dalam

rangka mengemban amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008, bahwa

tujuan penyelenggaraan ibadah haji adalah memberikan pembinaan,

pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji sehingga

dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

11 Ibid.

NAMA JABATAN

H. Aswad HS, S.Ag Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag Kota Jakarta Timur

drg. Sholihah Darmawie Kepala Puskesmas Kec. Cipayung

H.Anasti Abdul Jalil, S.Ag Guru Mts. Jakarta Timur

Page 52: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

37

Dalam pelaksanaannya, penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas

keadilan, professional dan akuntabiliatas dengan prinsip nirlaba.

Apabila dicermati secara mendalam, maka azas dan tujuan

penyelenggaraan ibadah haji tersebut memiliki makna bahwa

penyelenggaraan ibadah haji harus dilaksanakan oleh orang-orang yang

professional yaitu memiliki keahlian dan keterampilan teknik dibidangnya,

mengejar hasil berkualitas yang dilandasi kejujuran, keikhlasan, dedikasi dan

rasa tanggung jawab.

Oleh karena itu, para fasilitator pembimbing haji hendaknya

memiliki kompetensi sebagai berikut:

a. Pengetahuan yang mendalam mengenai pelaksanaan bimbingan manasik haji.

b. Berwawasan luas, yaitu pengetahuan berupa wawasan umum seperti pelayanan umum, pelayanan kesehatan dan pelayanan ibadah.

c. Kompetensi dalam perlindungan, dapat dimaknai sebagai upaya memberikan rasa aman, nyaman, ketenangan dan kelancaran dalam beribadah.

d. Mengusai bahasa Arab yaitu penguaisaan bahasa Arab ini sangat diperlukan sekali karena bahasa yang digunakan di tanah suci menggunakan bahasa Arab sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di tanah suci.

e. Dedikasi yang tinggi, yaitu kesungguhan dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada calon jamaah haji yang bermacam-macam dari segi karakteristik sifat, tingkat sosial, usia dan pendidikan.12

Memperhatikan hal tersebut di atas, maka para pembimbing

merupakan kunci keberhasilan jamaah haji dalam menunaikan ibadah haji

yang sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

12 Ibid.

Page 53: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

38

1. Kompetensi dan Indikator Jamaah Haji

Jamaah haji mandiri adalah jamaah haji yang memiliki kompetensi

atau kemampuan memahami manasik haji dan ibadah lainnya, serta dapat

menunaikan ibadah haji dengan benar sesuai tuntunan ajaran agama Islam.

Bila dirinci kompetensi tersebut ke dalam indikator adalah sebagai berikut:

a. Dapat menyebutkan syarat rukun, wajib, sunah dan larangan ibadah haji.

b. Dapat melakukan manasik haji dengan benar sesuai tuntunan agama Islam.

c. Dapat menyebutkan proses perjalanan ibadah haji. d. Dapat menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri. e. Dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri.13

13 Ibid.

Page 54: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

39

BAB IV

ANALISA EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN MANASIK HAJI

A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU)

Pembinaan jamaah haji yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal

ini Kementerian Agama, bertujuan agar masyarakat umumnya dapat

memahami manasik haji dan berkeinginan untuk melaksanakan ibadah haji.

Di samping itu, diharapkan pula jamaah haji memahami tentang proses

pelaksanaan dan dapat mempraktekkan manasik haji secara benar sesuai

dengan syari’at Islam. Untuk lebih efisien dan efektif, kegiatan pembinaan

melalui bimbingan manasik haji itu telah dilaksanakan oleh Kantor Urusan

Agama Kecamatan se-Indonesia umumnya dan di Kota Jakarta khususnya.

Akan tetapi, karena di dalam penyelenggarannya terdapat banyak keluhan

dari berbagai pihak, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk

mengoptimalkan kinerja KUA Kecamatan. Berikut adalah tabel-tabel SOP

Bidang PHU:1

1Kanwil Kamentrian Agama RI, Pola Pembinaan Jamaah Haji Bagi Calon Jamaah Haji Provinsi DKI Jakarta. 2010.

Page 55: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

40

Tabel 4.1. Struktur Kurikulum pada SOP Bidang PHU

NO SESI MATA PELATIHAN JUMLAH JAMPEL

TEORI PRAKTIK TEMPAT 1. I

1. Kegiatan di tanah air a. Persiapan dan

kegiatan individual b. Persiapan dan

kegiatan kelompok c. Kegiatan di Bandara

kedatangan 2. Kegiatan di tanah suci

a. Kegiatan di Madinah b. Kegiatan di Makkah c. Kegiatan Armina

1

1

1

1 2 2

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kelompok Kelompok Kelompok

2. II Hukum haji dan umrah a. Dalil-dalil tentang

kewajiban haji dan umrah

b. Syarat-syarat kewajiban haji/umrah

c. Rukun-rukun haji/umrah

d. Wajib-wajib haji/umrah e. Sunat-sunat haji/umrah

2

2

2

1 1

Kelompok

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

3. III 1. Ihram haji/umrah a. Miqat b. Sunat-sunat ihram c. Cara berpakaian

ihram d. Niat ihram

haji/umrah e. Talbiyah f. Larangan-larangan

ihram 2. Tata cara pelaksanaan

Umrah a. Gelombang I b. Gelombang II

3. Tata cara pelaksanaan ibadah haji a. Haji Tamattu b. Haji Ifrad c. Haji Qiran

4

2

2

Kelompok

Kelompok

Kelompok

4. IV 1. Tawaf a. Pengertian Tawaf b. Macam-macam

Tawaf c. Syarat-syarat Tawaf d. Bacaan Tawaf

2. Wukuf a. Pengertian wukuf

2

2

Kelompok

Kelompok

Page 56: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

41

b. Waktu wukuf c. Amalan saat Wukuf d. Zikir dan doa Wukuf

3. Sa’i a. Pengertian sa’i b. Tata cara sa’i c. Do’a Sa’i

4. Tahallul a. Pengertian Tahallul b. Macam-macam

Tahallul

2

2

Kelompok

Kelompok

5. V 1. Mabit di Muzdalifah a. Pengertian Mabit di

Muzdalifah b. Amalan saat mabit di

Muzdalifah 2. Melontar

a. Melontar di hari Nahar

b. Melontar di hari-hari tasyrik

c. Waktu melontar 3. Mabit di Mina

a. Pengertian Mabit di Mina

b. Kawasan Mina (Qodim dan Jadid)

4. Nafar a. Pengertian Nafar b. Nafar Awal dan

Nafar Tsani

2

2

2

2

Kelompok

Kelompok

Kelompok

Kelompok

6. VI 1. Pembayaran Dam a. Macam-macam dam b. Waktu pembayaran

dam c. Cara pembayaran

dam 2. Tawaf Wadha

a. Tawaf Wadha bagi wanita haid

b. Bacaan Tawaf Wadha

3. Bimbingan Ziarah a. Ziarah di Madinah b. Ziarah di Makkah c. Adab ziarah makam

Rasulullah SAW

4

2

2

Kelompok

Kelompok

Kelompok

7. VII 1. Tata cara bertayamum;

tayamum di pesawat 2. Shalat Qosor dan

Jamak; Shalat Qosor dan Jama di Arafah

2

2

Kelompok Kelompok

Page 57: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

42

3. Ibadah di Masjidil Haram a. Tawaf Sunah b. Shalat berjamaah di

Masjidil Haram c. Shalat Sunah di

Masjidil Haram d. Membaca Al Qur’an

di Masjidil Haram

4 Kelompok

8. VIII 1. Mengenal budaya dan adat istiadat bangsa Arab a. Cara bicara dan

bergaul b. Watak dan

kepribadian bangsa Arab

c. Tata karma pergaulan antar bangsa selama di tanah suci

2. Ahlaqul Karimah bagi jamaah haji selama di tanah suci a. Cara berpakaian b. Adab di dalam

Masjid c. Adab di

pemondokan dan kendaraan

d. Sifat-sifat yang terpuji yang diajarkan dalam Islam

4

4

Kelompok

Kelompok

9. IX 1. Bimbingan Kesehatan a. Mengenal kondisi

alam dan cuaca di Arab Saudi

b. Tip sehat bagi jamaah haji

c. Pelayanan kesehatan bagi jamaah haji

2. Keselamatan Penerbangan a. Barang bawaan b. Tata cara

menggunakan fasilitas pesawat

c. Alat-alat keselamatan yang tersedia dalam pesawat

4

4

Kelompok

Kelompok

Page 58: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

43

10 X 1. Pelestarian haji mabrur a. Ciri-ciri haji mabrur b. Amal saleh yang

dapat melestarikan haji mabrur

2. Hikmah ibadah haji a. Hikmah Tawaf b. Hikmah Sa’i c. Hikmah Mabit d. Hikmah Melontar

2 2

4

Kelompok Kelompok Kelompok

11. XI Simulasi dan Praktek Manasik Haji a. Simulasi dan praktek

Tawaf b. Simulasi dan praktek

Sa’i c. Simulasi dan praktek

Tawaf d. Simulasi dan praktek

Melontar

2

2

2

2

Massal

JUMLAH JAM PELAJARAN: 88 80 8

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.2. Jadwal Materi Bimbingan Manasik Haji pada SOP

Bidang PHU

NO. HARI MATERI 1. I 1. Kegiatan di tanah air

a. Persiapan dan kegiatan individual b. Persiapan dan kegiatan kelompok c. Kegiatan di Bandara kedatangan

2. Kegiatan di tanah suci a. Kegiatan di Madinah b. Kegiatan di Makkah c. Kegiatan di Armina

2. II Hukum haji dan umrah a. Dalil-dalil tentang kewajiban haji/umrah b. Syarat-syarat kewajiban haji/umrah c. Rukun-rukun haji/umrah d. Wajib-wajib haji/umrah e. Sunat-sunat haji/umrah

3. III 1. Ihram haji/umrah a. Miqat b. Sunat-sunat ihram c. Cara berpakaian ihram d. Niat ihram haji/umrah

Page 59: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

44

e. Talbiyah f. Larangan-larangan ihram

2. Tata cara pelaksanaan Umrah a. Gelombang I b. Gelombang II

3. Tata cara pelaksanaan ibadah haji a. Haji Tamattu b. Haji Ifran c. Haji Qiran

4. IV 1. Tawaf a. Pengertian Tawaf b. Macam-macam Tawaf c. Syarat-syarat Tawaf d. Bacaan Tawaf

2. Wukuf a. Pengertian wukuf b. Waktu wukuf c. Amalan saat Wukuf d. Zikir dan doa Wukuf

3. Sa’i a. Pengertian sa’i b. Tata cara sa’i c. Do’a Sa’i

4. Tahallul a. Pengertian Tahallul b. Macam-macam Tahallul

5. V 1. Mabit di Muzdalifah a. Pengertian Mabit di Muzdalifah b. Amalan saat mabit di Muzdalifah

2. Melontar a. Melontar di hari Nahar b. Melontar di hari-hari tasyrik c. Waktu melontar

3. Mabit di Mina a. Pengertian Mabit di Mina b. Kawasan Mina (Qodim dan Jadid)

4. Nafar a. Pengertian Nafar b. Nafar Awal dan Nafar Tsani

6. VI

1. Pembayaran Dam a. Macam-macam dam b. Waktu pembayaran dam c. Cara pembayaran dam

2. Tawaf Wadha a. Tawaf Wadha bagi wanita haid b. Bacaan Tawaf Wadha

3. Bimbingan Ziarah a. Ziarah di Madinah

Page 60: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

45

b. Ziarah di Makkah c. Adab ziarah makam Rasulullah SAW

7. VII 1. Tata cara bertayamum; tayamum di pesawat

2. Shalat Qosor dan Jamak; Shalat Qosor dan Jama di Arafah

3. Ibadah di Masjidil Haram a. Tawaf Sunah b. Shalat berjamaah di Masjidil Haram c. Shalat Sunah di Masjidil Haram d. Membaca Al Qur’an di Masjidil

Haram 8. VIII 1. Mengenal budaya dan adat istiadat bangsa

Arab a. Watak dan kepribadian bangsa Arab b. Tata karma pergaulan antar bangsa

selama di tanah suci 2. Ahlaqul Karimah bagi jamaah haji selama

di tanah suci a. Adab di dalam Masjid b. Adab di pemondokan dan kendaraan c. Sifat-sifat yang terpuji yang diajarkan

dalam Islam 9. IX 1. Bimbingan Kesehatan

a. Mengenal kondisi alam dan cuaca di Arab Saudi

b. Tip sehat bagi jamaah haji c. Pelayanan kesehatan bagi jamaah haji

2. Keselamatan Penerbangan a. Barang bawaan jamaah b. Tata cara menggunakan fasilitas

dalam pesawat c. Alat-alat keselamatan yang tersedia

dalam pesawat 10. X 1. Pelestarian haji mabrur

a. Ciri-ciri haji mabrur b. Amal saleh yang dapat melestarikan

haji mabrur 2. Hikmah ibadah haji

a. Hikmah Tawaf b. Hikmah Sa’i c. Hikmah Mabit d. Hikmah Melontar

11. XI Simulasi dan Praktek Manasik Haji: a. Simulasi dan praktek Tawaf b. Simulasi dan praktek Sa’i c. Simulasi dan praktek Melontar

Sumber: Data primer yang diolah

Page 61: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

46

B. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji di KUA Cipayung

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cipayung Jakarta Timur

mulai melaksanakan bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan pada tahun

2007 yaitu setahun setelah turunnya Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor

15 Tahun 2006.2 Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji tahun 2012,

KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur melakukan 6 (enam) kali

pembinaan sesuai dengan petunjuk dari Dirjen Bimbingan Haji dan Umrah

Nomor Dt.VII.I/Hj.01/2847/2012 tanggal 15 Juni 2012.

Mekanisme bimbingan manasik haji diawali oleh calon jamaah haji

yang sudah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan

terdaftar sebagai haji mandiri mengikuti bimbingan manasik haji di tingkat

Kabupaten/Kota sebanyak 4 (empat) kali pertemuan. Setelah itu calon jamaah

haji melanjutkan bimbingan manasik haji di tingkat Kecamatan dengan enam

kali pertemuan. Bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan ini dilakukan

oleh Kantor Urusan Agama.

Di Kantor Urusan Agama inilah calon jamaah haji menjalankan

serangkaian kegiatan bimbingan manasik haji.Dalam kegiatan tersebut

mereka dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar menjadi

jamaah haji yang mandiri. Calon jamaah haji dibimbing dengan

menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan ini dipilih karena: (1)

peserta bimbingan adalah orang dewasa, (2) orang dewasa mempunyai

pengalaman dan mau belajar apabila sesuai dengan kepentingan dirinya, (3)

orang dewasa tidak suka digurui tetapi lebih suka menerima saran, (4) orang

2 Catatan lapangan no.1, h. 77.

Page 62: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

47

dewasa lebih menyukai hal-hal yang praktis, dan (5) orang dewasa suka

diberi kesempatan untuk mengambil bagian sesuai pengetahuan dan

kemampuannya.

Bimbingan manasik haji yang dilakukan calon jamaah haji di KUA

antara lain:

1. Pemberian materi panduan perjalanan haji dan kesehatan dalam

pelaksanaan ibadah haji. Pada kegiatan ini calon jamaah haji diberikan

ceramah dan diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab.

2. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 1 yang terdiri dari materi

akhlaqul karimah dan adat istiadat bangsa Arab. Materi ini disampaikan

kepada calon jamaah haji di Aula Pertemuan KUA.

3. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 2 yang terdiri dari materi

niat haji dan umrah, thawaf, sa’i dan wukuf. Pada tahap ini setelah peserta

diberikan materi, mereka diminta untuk melakukan simulasi dan praktek

thawaf dan sa’i.

4. Pemberian materi bimbingan manasik haji tahap 3 yang terdiri dari mabit

di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah dan thawaf. Pada tahap ini

setelah peserta diberikan materi, mereka diminta untuk melakukan

simulasi dan praktek melontar jumrah dan thawaf.

5. Peragaan manasik haji yang terdiri dari thawaf, sa’i dan wukuf. Pada tahap

ini calon jamaah haji melakukan simulasi dan praktek thawaf, sa’i dan

wukuf seperti di tanah suci.

6. Pemberian informasi kegiatan di pesawat, hikmah pelestarian haji mabrur

dan peragaan shalat shafar.

Page 63: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

48

Seluruh rangkaian kegiatan di atas disampaikan oleh narasumber

bimbingan manasik haji yang melibatkan tokoh-tokoh dari Kankemenag Kota

Jakarta Timur, Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung, guru MTs Jakarta

Timur dan tokoh ulama setempat. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan

Ketua pelaksana bimbinngan manasik haji “tenaga pengajar pada bimbingan

manasik haji di Kecamatan adalah Kepala KUA maupun pegawai KUA

Kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di daerah Kecamatan”.3

Lebih lanjut, dalam hasil wawancara dengan Ketua pelaksana

bimbingan manasik haji, “materi yang disampaikan pada kegiatan bimbingan

manasik haji yaitu tentang kebijakan-kebijakan pemerintah berkaitan dengan

urusan haji yang meliputi fiqih haji; etika, wawasan sosiokultural Saudi

Arabia, kesehatan haji kaitan-kaitan lokasi ibadah haji yang dirangkai dengan

simulasi haji”.4

Bimbingan yang dilakukan tersebut di Kecamatan melalui metode

simulasi dan praktek dengan hasil yangcukup baik.Bimbingan manasik haji di

KUA meliputi penyampaian rangkaian pembahasan manasik haji secara

teoritis yang kemudian didukung dengan pelaksanaan simulasi atau praktek

manasik.Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Ketua Pelaksana bimbingan

manasik haji bahwa “bimbingan manasik haji di KUA dilakukan dengan dua

metode penyampaian yaitu secara klasikal dan praktek.5

Setelah melakukan bimbingan manasik haji di KUA, calon jamaah

haji memasuki Embarkasi berdasarkan kloter setelah mendapat Surat Perintah

3 Catatan lapangan no. 2, h. 79. 4 Ibid., h.78. 5 Catatan lapangan no. 1, h. 77.

Page 64: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

49

Masuk Asrama (SPMA) untuk mengikuti pemantapan materi manasik haji

dan siap berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta menuju tanah suci.

Mekanisme dan prosedur mengikuti bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung adalah sebagai berikut:

a. Membuka rekening tabungan haji pada Bank Penerima Setoran (BPS)

BPIH dan mengecek kesehatan ke Puskesmas setempat (domisili).

b. Mendaftar ke Kemenag Kabupaten/Kota setempat (sesuai domisili). Bagi

Kemenag Kabupaten/Kota yang sudah online dengan SISKOHAT,

pemotretan untuk database siskohat dilakukan di Kankemenag.

c. Menerima dan mengecek data jamaah haji yang bersangkutan dan

menyerahkanblanko Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH).

d. Mengisi form Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH) sesuai dengan KTP

domisili yang masih berlaku.

e. Menerima isian SPPH dan menginput data ke dalam SPPH online

untuk dicetak dan ditandatangani jamaah yang bersangkutan.

f. Membayar setoran awal sebesar Rp. 25 juta ke rekening Menteri

Agama melalui BPS BPIH.

g. Menerima dan mengecek SPPH jamaah haji.

h. Pemindahbukuan setoran awal BPIH ke rekening Menteri Agama

pada kantor pusat BPS BPIH.

1) Mencetak lembar bukti setoran awal BPIH yang telah dilegalisasi

dan udah diberi foto untuk Kemenag yang sudah online.

2) Menginput nomor pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi untuk

Kemenag yang belum online.

Page 65: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

50

3) Menginput seluruh data SPPH untuk memperoleh nomor porsi.

i. Menerima Bukti Setoran Awal BPIH Aplikasi Switcing yang

didalamnya tercantum nomor porsi sebagai bukti telah sah terdaftarsebagai

jamaah haji. Jamaah haji melapor kembali ke Kemenag Kabapaten/Kota

tempat mendaftar.

j. Menerima dan mengecek bukti setor awal BPIH dari jamaah haji

dan menjelaskan:

1) Hak dan kewajiban jamaah haji (Lembar Surat Perjanjian

Pelayanan Jamaah Haji).

2) Penjelasan mengenai mekanisme pelunasan BPIH pada tahun berjalan.

k. Menunggu informasi untuk pelunasan BPIH.

l. Melakukan pelunasan kekurangan BPIH tahun berjalan sesuai dengan

besaran yang ditetapkan oleh Keputusan Presiden ke Kantor BPS BPIH

tempat menabung.

m. Menerima pelunasan dan persyaratan dari jamaah haji dan melakukan

konfirmasi data jamaah haji bersangkutan ke dalam SISKOHAT untuk

diteliti kesesuaiannya.

1) Memindahbukukan pelunasan BPIH ke rekening Menteri Agama di BI

oleh BPS Pusat.

2) Mencetak Bukti Setoran Lunas BPIH.

n. Menerima Lembar Bukti Setoran Lunas dan melaporkan diri ke Kemenag

Kabupaten/Kota tempat mendaftar.

o. Menerima dan mengecek kelengkapan Pelunasan BPIH dari jamaah haji

yaitu:

Page 66: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

51

1) Mencatat nama dan identitas calon jamaah haji ke buku agenda atau

register pelunasan haji.

2) Membuat laporan pelunasan haji ke Kanwil Kemenag Provinsi.

3) Memastikan Waiting List yang sudah berangkat agar dihapusdari

SISKOHAT.

p. Menunggu Surat Panggilan Asrama Haji (SPMA) dari Kemenag

Kabupaten/Kota domisili.

Adapun mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1. Mekanisme dan Prosedur Bimbingan Manasik Haji

Calon Haji

Bank Penerima Setoran BPIH

(Membuka Tabungan Haji)

KanKemenag Kota Domisili (Mengisi

SPPH)

Bank Penerima Setoran BPIH (Entry

Nomor SPPH dan Dapat Nomor Porsi)

KanKemenag Kota Domisili

Menunggu BPIH Diumumkan

Bank Penerima Setoran BPIH (Pelunasan)

KanKemenag Kota Domisili (Daftar

Ulang)

Pembinaan Manasik Haji di KUA 6 x dan

di Kabupaten 4 x Pertemuan

SPPA (Surat Perintah Masuk Asrama)

Berangkat ke Arab Saudi

Page 67: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

52

C. Analisa Hasil Evaluasi Program Bimbingan Manasik Haji

Pada dasarnya KUA Kecamatan Cipayung mengevaluasi program

bimbingan manasik haji dengan cara 3 tahapan, yaitu dilihat dari peserta

program, program dan pelaksana program. Evaluasi ini memfokuskan

berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program yang di

dalamnya terdapat variabel-variabel yang sama dengan pengevaluasian yang

dilakukan oleh pihak KUA Kecamatan Cipayung yaitu peserta program,

program dan pelaksana program.6 Berikut akan diuraikan 3 tahapan dalam

mengevaluasi program bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur yaitu sebagai berikut:

1. Pelaksana Program

Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk mengetahui

tingkat kelancaran bimbingan.Dilihat dari pelaksana program, apakah

mekanisme kerja pelaksana program sudah dijalankan dengan benar,

karena walau bagaimanapun keberhasilan program sangat ditentukan

oleh kualitas orang-orang yang bekerja di dalamnya.Sedangkan dilihat

dari segi hasil program, yaitu bisa dilihat dari program yang ada di KUA

yaitu bimbingan manasik haji. Dan yang paling penting adalah dilihat

dari cara pelaksanaannya, apakah peningkatan bimbingan manasik haji

calon jamaah haji di KUA terjadi ketika masa kepengusan tersebut,

maka pengurus dinilai berhasil dalam melakukan pekerjaannya dan

peningkatan calon jamaah haji sangat tergantung kepada dua hal yaitu

6 Isbandi Rukminto Adi, Pemerdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunita (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendetan Praktis) Edisi Revisi (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), h.189.

Page 68: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

53

pembimbing yang kompeten dan tempat pelaksanaan manasik haji yang

memadai dan nyaman. Evaluasi terhadap narasumber dilakukan untuk

mengetahui tingkat kinerja narasumber dalam hal pencapaian tujuan

pembelajaran, sistematika penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan

metode, sikap prilaku, pemberian motivasi, penguasaan materi dan

melakukan feed back.

Para pelaksana program yang dievaluasi untuk diteliti dalam

penulisan skripsi ini, yaitu Kepala KUA dan para karyawan KUA yang

terlibat langsung di lapangan pada saat pelaksanaan program bimbingan

manasik haji berlangsung.

2. Program

Dilihat dari program yaitu dilihat dari segi perkembangan

programnya sendiri yaitu dengan cara bagaimana agar calon jamaah haji

yang berdomisili di Kecamatan Cipayung sadar betul akan pentingnya

bimbingan manasik haji, yaitu dengan mengikuti bimbingan manasik haji

di KUA Kecamatan Cipayung dengan harapan para calon jamaah haji

menjadi haji yang mandiri dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji

lewat materi yang disampaikan oleh para pembimbing. Sesuai dengan

pernyataan yang dituangkan oleh Kepala KUA Kec. Cipayung yaitu

Bapak Muis Sunarya, S.Ag dalam wawancara pribadi sebagai berikut:

“Kami berharap melalui program bimbingan manasik haji di KUA agar para jamaah haji dapat mencapai haji yang mabrur baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta kebaikan dan kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan keluarga, masyarakat dan bangsa”.7

7 Catatan lapangan no. 1, h. 77.

Page 69: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

54

3. Peserta Program

Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui tingkat

penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah

disampaikan. Di KUA Cipayung, evaluasi terhadap peserta program

dilakukan pada waktu pelaksanaan yaitu setiap akhir pertemuan sehingga

diharapkan peserta program dapat memahami materi yang disampaikan

pada setiap pertemuan. Hal ini sesuai wawancara penulis dengan

sekretaris pelaksana bimbingan manasik haji “evaluasi dilakukan setelah

pelaksanaan bimbingan manasik haji selesai, sehingga semuanya

menyeluruh. Tetapi, jika pada saat sesi pertemuan ada kendala-kendala

maka itu merupakan catatan-catatan yang perlu diperbaikan”.8

Lebih terperinci dijelaskan oleh sekretaris pelaksana bimbingan

manasik haji, bahwa “evaluasi secara menyeluruh terhadap program

bimbingan manasik haji dilakukan melalui penilaian terhadap peserta,

kinerja penyelenggara dan terhadap pembimbing atau narasumber”.9

Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui tingkat

penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah

disampaikan. Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk

mengetahui tingkat kelancaran bimbingan. Sedangkan evaluasi terhadap

pembimbing atau narasumber dilakukan untuk mengetahui tingkat

kinerja pembimbing atau narasumber dalam hal pencapaian tujuan

pembelajaran, sistematika penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan

8 Catatan lapangan no. 3, h. 81. 9 Ibid.

Page 70: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

55

metode, sikap prilaku, pemberian motivasi, penguasaan materi dan

melakukan feed back”.10

Evaluasi juga dilakukan terhadap sarana dan prasarana bimbingan

manasik haji di KUA Cipayung. Dengan tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai tersebut membuat peserta bimbingan ibadah

haji akan lebih fokus dan bersemangat mengikuti kegiatan manasik.

Tentunya akan sangat menarik bagi peserta bimbingan manasik haji

manakala tersedia sarana dan prasarana yang cukup dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan Ketua pelaksana

bimbingan manasik haji “guna untuk mempermudah penyampaian materi

digunakan berbagai perangkat sebagai media penyampaian materi seperti

infocus, slide, alat peraga gambar dan video.11

Lebih lanjut menurut hasil wawancara dengan jamaah “alat bantu

yang digunakan dalam pelatihan bimbingan manasik haji ada LCD dan

laptop, white board dan spidol, sound system, kertas flipchart, booklet

dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini perjalanan haji, papan tulis,

microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.12

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur sudah memiliki fasilitas fisik yang relatif

lengkap dengan kondisi yang baik, sehingga dapat menunjang

keberhasilan proses manasik haji. Keberadaan sarana prasarana tersebut

sangat penting karena salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas

10 Catatan lapangan no. 3, h. 81. 11 Catatan lapangan no. 2, h. 79. 12 Catatan lapangan no. 5, h. 88.

Page 71: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

56

pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA adalah tersedianya

berbagai fasilitas yang mendukung secara kuantitatif maupun kualitatif

serta relevan dengan kebutuhan sehingga dapat dimanfaatkan secara

optimal.

Lebih lanjut, peran KUA memiliki faktor pendukung dan

penghambat sebagai lembaga pembimbing haji. Sebagai faktor

pendukung antara lain “tingginya antusiasme peserta dalam mengikuti

bimbingan manasik tersebut dan adanya persiapan yang baik”.13 Jamaah

lain mengungkapkan bahwa dengan adanya bimbingan manasik haji di

KUA para peserta tidak perlu membayar biaya bimbingan manasik haji

seperti pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).14

Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan

manasik haji di KUA yaitu sebagai berikut:

a. Peserta bimbingan yang lebih banyak telah berusia di atas 50 tahun sehingga menimbulkan hambatan dalam penyampaian materi, terutama dengan materi-materi hafalan.

b. Kapasitas ruang dan perangkat ruang seperti AC dan kursi kurang memadai dengan jumlah peserta yang mengikuti bimbingan sehingga mengurangi kenyamanan peserta dalam mengikuti materi.

c. Keterlambatan penerimaan buku bimbingan manasik haji, sehingga peserta tidak dapat melakukan pembelajaran sendiri setelah mengikuti materi klasikal.

d. Kurangnya media pendukung penyampaian materi. e. Jadwal yang relatif lebih singkat dibandingkan jadwal tahun

lalu. f. Informasi yang diterima jamaah mengenai jadwal pelaksanaan

bimbingan manasik haji tidak merata sehingga ada beberapa jamaah yang datang setelah pelaksanaan pelaksanaan bimbingan manasik di KUA Kecamatan Cipayung sudah selesai.15

13 Catatan lapangan no. 4, h. 83. 14 Catatan lapangan no. 8, h. 94. 15 Catatan lapangan no. 4, h. 8.4

Page 72: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

57

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan

bimbingan manasik haji tersebut diminimalisir dengan melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.

b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah disediakan.

c. Melakukan teknis “reminder” sebelum memasuki materi lanjutan.

d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan tradisi jamaah semenjak di rumah, asrama, bandara dan pesawat sampai kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.

e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir masukan dari peserta bimbingan.

f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.16

Berdasarkan rapat teknis bimbingan manasik haji tahun 2012

yang dilaksanakan oleh Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor

Kementerian Agama Jakarta Timur di Aula Kantor Kementerian Agama

Jakarta Timur dan dihadiri oleh seluruh Kepala KUA se-Jakarta Timur

sebagai penyelenggara bimbingan manasik haji tingkat Kecamatan.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah menyampaikan bahwa

untuk Tahun 2012 ini bimbingan manasik haji sebagaimana instruksi dari

pusat hanya dilaksanakan 6 kali pertemuan. Pada tahun-tahun yang lalu

bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan dilaksanakan 11 kali

pertemuan dan pada tahun ini 6 kali pertemuan dikarenakan adanya

16 Ibid.

Page 73: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

58

pengefisiensian dana haji namun tidak mengurangi terhadap materi

pokok yang harus disampaikan.

Dalam pengamatan penulis terhadap isi SOP bidang PHU terkait

dengan bimbingan manasik haji di KUA, terdapat beberapa temuan

antara lain:

1) Pertemuan pada SOP berjumlah 11 kali akan tetapi pada pelaksanaan

di KUA hanya sebanyak 6 kali pertemuan. Namun hal ini telah sesuai

dengan rapat teknis bimbingan manasik haji tahun 2012. Berikut ini

adalah Struktur kurikulum bimbingan manasik haji pada SOP bidang

PHU.

2) Isi materi pada SOP bidang PHU lebih terperinci daripada isi materi

bimbingan manasik haji di KUA. Perbedaan ini tidak mengurangi

materi pokok yang harus disampaikan.

Pada sisi lain kompetensi narasumber akan sangat

menentukan keberhasilan bimbingan. Adapun kompetensi narasumber

yang diharapkan adalah kemampuan memahami proses pelaksanaan

ibadah haji dan penerapan metode yang sesuai dengan materi dalam

proses bimbingan. Adapun indikatornya adalah:

a) Dapat mengidentifikasi jenis materi bimbingan yang sesuai dengan

bentuk bimbingan perorangan, kelompok dan massal.

b) Dapat menentukan penerapan metode yang sesuai dengan materi

dengan pendekatan pembelajaran orang dewasa.

c) Dapat memilih media pembelajaran yang sesuai dengan bentuk

bimbingan dan melakukan evaluasi pembelajaran.

Page 74: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

59

Berbagai faktor internal maupun eksternal juga hendaknya

mendapat perhatian, karena akan berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan bimbingan. Dengan memperhatikan faktor lingkungan serta

keterlibatan semua pihak (tokoh masyarakat, ulama, penyuluh, kelompok

bimbingan, maupun pejabat pusat dan daerah), berkontribusi dalam

mensukseskan keberhasilan bimbingan manasik haji. Apabila dirinci

faktor internal yang dapat mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan

bimbingan antara lain sebagai berikut:

1). Sangat beragamnya profil jamaah haji; pengetahuan manasik haji,

latar belakang pendidikan, tingkat sosial, budaya dan umur.

2). Kualitas dan kompetensi pembimbing jamaah haji dalam penguasaan

metode bimbingan.

3). Sarana dan alat bantu bimbingan yang perlu disediakan.

4). Kemampuan para penyelenggara bimbingan dalam penyiapan dan

proses pelaksanaan bimbingan.

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi bimbingan antara

lain:

1). Biaya yang tersedia untuk proses pelaksanaan bimbingan belum

memadai.

2). Domisili jamaah haji yang tersebar di pelosok, jauh dari lokasi tempat

bimbingan.

3). Pengaruh lingkungan sosial yang menghambat kelancaran bimbingan.

4). Pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Page 75: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

60

Langkah perbaikan dan penyempurnaan, berangkat dari berbagai

faktor tersebut di atas yang mungkin dapat menghambat kelancaran

keberhasilan bimbingan, maka langkah inovatif dan kreatif perlu

dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut:

a). Menyempurnakan pola pembinaan jamaah haji dengan desain dan

struktur kurikulum yang disesuaikan dengan tujuan membentuk

sosok seorang jamaah yang memiliki kompetensi mandiri

b). Meningkatkan kualitas seluruh pembimbing yang ada melalui

pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi.

c). Menyusun dan menyempurnakan materi bimbingan dalam bentuk

modul, leaflet, booklet, CD, poster, sebagai pegangan pembimbing

dan jamaah haji, selain buku-buku bimbingan manasik haji yang

sudah baku.

d). Membuat film instruksional bimbingan manasik haji.

e). Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi sebagai sarana

pembinaan dan bimbingan secara optimal seperti televisi, radio,

internet dan alat kemunikasi lainnya.

f). Memanfaatkan peluang jamaah haji yang telah mendaftar dengan

membentuk kelompok bimbingan dan mengintensipkan kursus

manasik haji secara berkelanjutan.

Page 76: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mencermati pemaparan hasil dan analisis yang dikemukakan

pada bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan

Cipayung Jakarta Timur sudah memenuhi SOP bidang PHU meskipun

terdapat sedikit perbedaan karena adanya pemadatan materi namun tidak

mengurangi mutu pelayanan bimbingan manasik haji di KUA. Hal ini

terlihat dari tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji sehingga

jamaah haji dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan tuntunan manasik

haji

2. Berdasarkan analisa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji,

pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta

Timur telah berjalan dengan baik karena adanya pengevaluasian di awal,

proses dan akhir pelaksanaan bimbingan manasik haji sehingga selalu ada

perbaikan di setiap pertemuan. Hal ini terlihat dari kepuasan yang dirasakan

oleh peserta bimbingan manasik haji dalam hasil wawancara dan kumpulan

dokumen-dokumen yang terkait.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, di bawah ini terdapat beberapa

saran antara lain:

Page 77: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

62

1. Diperlukan adanya sosialisasi dan pemberitahuan semenjak semula dari

pihak Kementrian Agama Kabupaten/Kota untuk menginformasikan bahwa

pelaksanaan bimbingan manasik haji dilaksanakan di KUA Kecamatan yang

mewilayahi tempat tinggal calon jamaah haji yang bersangkutan.

2. Untuk mendapatkan petugas yang profesional sebagai petugas

penyelenggara haji di tingkat KUA Kecamatan perlu diadakan pendidikan

dan pelatihan dari pihak atasan yaitu Kanwil Kemenag Provinsi yang

bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan di wilayah kerja masing-

masing.

3. Agar peserta bimbingan manasik haji mendapatkan pemahaman manasik

yang lebih komprehensif dan lebih matang, maka pelaksanaannya dimulai

semenjak awal, artinya begitu sudah mengetahui bahwa calon jamaah haji

akan berangkat maka sejak itu juga diprogramkan kegiatan bimbingan

manasik haji, tentulah tidak akan terjadi manasik secara mendadak atau

dipadatkan pada sepuluh hari secara berturut.

Page 78: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

63

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muhammad. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama.

Cet. ke-6. Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1998.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1990.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara,

1988.

B. Firman, Aji dan Sirait Martin S. Perencanaan dan Evaluasi: Suatu system

Untuk Proyek Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.

Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dinamika dan Perspektif

Haji Indonesia. Jakarta: Dirjen PHU, 2010.

Direktur Pembinaan Haji. Pola Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji. Jakarta:

Dirjen PHU, 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia

“Manasik”. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Fathurrahman, Muhammad. Jamaah Haji Mandiri.

http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955362

Hamka. Tafsir al Azhar. Juz I. Jakarta: Panjimas, 1982.

Hasan, Alatif dan Nidjam Ahmad. Manajemen Haji. Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.

Kementrian Agama. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta: Dirjen PHU, 2009.

Kementrian Agama. Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji.

Jakarta: Dirjen PHU, 2006.

Page 79: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

64

Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al-Amin

Press dan IKFA, 1996.

Muhammad Yunus, Muzni. Bimbingan Haji dan Umrah. Cet. ke-1. Jakarta:

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 2000.

Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. Manajemen Dakwah. Jakarta: Gema, 2005.

Moleong,Le xy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rodakarya, 2007.

Najmuddin Zuhdi, M. dan M. Lukman Arifin. 125 Masalah Haji. Solo: PT. Tiga

Serangkai, 2008.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisiketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Putro Widoyoko, S. Eko. Evaluasi Program Pembelajaran. Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Cet. ke-1.Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009.

Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Cet. ke-1.

Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Rahmi Faqih, Ainur. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Cet. ke-2.

Yogyakarta: UII Press, 2001.

Sudjana, Djudju. Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolahdan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production, 2000.

Sudjana, Djudju. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.

Remaja Rosakarya, 2006.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2009.

Page 80: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

65

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D. Bandung:

ALFABETA, 2008.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Trategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosialdan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005.

Srivinasari, Viji. Metode Evaluasi Partipatoris Dalam Walter Fernandesdan

Rajesh Tandan (Editor). Riset Partisipatoris-Riset Pembebasan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Sri Wahyudi, Agustinus. Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfikir

Strategik. Cet. ke-1. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet ke-2.

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Toha, M. Chatib. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 1991.

Yusuf Tayibnapis, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: IKIP, 1989.

Yusuf Tayibnapis, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: Rineke Cipta, 2000.

Page 81: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

66

PEDOMAN WAWANCARA

A. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Wawancara

1. Memperkenalkan Diri dan Menjelaskan Tujuan Survei

Pertemuan pertama dengan responden adalah hal yang tidak mudah, karena

saat itulah pertama kali pewawancara berinteraksi dengan responden.

Betapa pentingnya peran pewawancara untuk menciptakan kesan pertama

yang baik bagi responden karena hal ini dapat berpengaruh pada kemauan

responden untuk ikut serta dalam survei ini. Wawancara hendaknya dimulai

dengan sopan dan rasa hormat. Dimulai dengan perkenalan yang hendaknya

memuat informasi sebagai berikut:

a. Nama dan instansi/lembaga.

b. Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar

tentang survei yang dilakukan.

c. Pentingnya peranan responden dalam survei.

2. Membina Hubungan Baik dan Kepercayaan Responden

Sikap dan penampilan kita sangat berperan dalam membina kepercayaan.

Salah satu tugas pewawancara adalah membangun suatu perasaan yang

saling memahami antar pewawancara dan responden sehingga akan

menimbulkan rasa saling percaya.

3. Perilaku Pewawancara

Perilaku pewawancara dapat mempengaruhi respon yang diberikan

responden. Seorang pewawancara yang baik adalah seseorang yang peka

terhadap situasi wawancara, melakukan pendekatan yang baik terhadap

responden melalui sikap empati, bisa segera menyesuaikan diri dengan

responden dan bisa menerimanya sebagaimana adanya. Tugas seorang

pewawancara adalah menuliskan jawaban-jawaban yang diberikan

responden, bukan mempengaruhi responden.

LAMPIRAN 1

Page 82: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

67

B. Probing

Jawaban yang diberikan responden kadang-kadang tidak cukup sehingga

menuntut pewawancara untuk mencari informasi lebih banyak untuk

memenuhi tujuan suatu pertanyaan. Probing merupakan seni dalam mencari

informasi tambahan ini dengan cara menggali informasi lebih mendalam dari

responden. Adapun cara melakukan probing:

1. Mengulangi pertanyaan

Responden bisa jadi tidak mendengar pertanyaan secara utuh pada saat

pertama pertanyaan diajukan atau kehilangan titik penting dari pertanyaan.

2. Mengulangi jawaban responden

Mengulangi jawaban responden seringkali merangsang pemikiran lebih jauh

pada responden.

3. Minta penjelasan kepada responden

Sangat penting jika pewawancara mengungkapkan hal tersebut karena tidak

tahu daripada mencoba mempertentangkan jawaban responden.

4. Jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan yang lain

Berusahalah memperoleh jawaban yang detail dan mendekati kenyataan

atau kebenaran. Sikap ketergesa-gesaan pewawancara dalam melakukan

wawancara akan menyebabkan responden bingung dan sulit mengingat

kembali informasi yang diberikan.

C. Konfirmasi

Untuk keperluan penelitian, maka konfirmasi sering kali terjadi dalam

wawancara karena beberapa hal:

1. Jawaban yang diberikan responden tidak jelas atau menggantung. Seringkali

pewawancara harus menerka maksudnya. Jika pewawancara menerka

maksudnya, maka tanyakan apakah benar hasil terkaan pewawancara

tersebut adalah maksud atau jawaban responden.

2. Pada saat responden ditanya suatu pertanyaan, jawaban responden sering

kali panjang lebar dan telah menjawab beberapa pertanyaan yang

berikutnya.

Page 83: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

68

Lampiran 1.a

Responden: Pegawai

1. Nama : .....................................................................

2. Alamat : .....................................................................

.....................................................................

3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Golongan Kepangkatan : .....................................................................

5. Usia/Tempat/Tanggal lahir : ........th /............................./..........................

6. Pendidikan Tertinggi : ......................................................................

7. Program studi : ..........................................................................

Data Umum Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji

Page 84: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

69

No Pertanyaan

1. Kapan pertama kali KUA memberikan bimbingan manasik haji?

2. Bagaimana KUA memberikan bimbingan manasik haji dan bagaimna

pengaturan tempatnya?

3. Metode apa yang dipakai oleh KUA dalam bimbingan manasik haji?

4. Apa tujuan bimbingan manasik haji di KUA?

5. Apa saja materi yang disampaikan pada saat bimbingan manasik haji di

KUA?

6. Kapan saja waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

7. Apakah dalam bimbingan manasik haji di KUA, jamaah dimintai biaya?

8. Apa saja sarana penunjang dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji di

KUA?

9. Siapa saja pembimbing manasik haji di KUA?

10. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh pembimbing haji di KUA?

Page 85: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

70

Lampiran 1.b

Responden: Pegawai KUA

1. Nama : .....................................................................

2. Alamat : .....................................................................

.....................................................................

3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Golongan Kepangkatan : .....................................................................

5. Usia/Tempat/Tanggal lahir : ........th /............................./..........................

6. Pendidikan Tertinggi : ......................................................................

7. Program studi : .....................................................................

Data Umum Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji

Page 86: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

71

No Pertanyaan

1. Apa saja yang dievaluasi dalam program bimbingan manasik haji?

2. Apa yang dijadikan standar atau ukuran oleh KUA dalam mengukur

keberhasilan selama melakukan bimbingan manasik haji?

3. Apakah pembimbing selalu mengevaluasi kegiatan bimbingan manasik haji?

4. Kapan KUA melakukan evaluasi program bimbingan manasik haji?

5. Bagaimana sistem pengevaluasian program bimbingan manasik haji mulai

dari segi input, proses dan hasil?

6. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan oleh Kepala KUA Bimbingan

Manasik Haji kepada para pelaksana dan peserta program?

7. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan pada program bimbingan manasik

haji yang sudah berlangsung?

8. Apa saja faktor pendukung dalam bimbingan manasik haji?

9. Apa saja faktor penghambat dalam bimbingan manasik haji dan bagaimana

cara menyelsaikannya?

10. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasi yang telah dilakukan? Contoh

tindak lanjutnya seperti apa?

11. Apakah ada tindak lanjut disetiap sesi?

12. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA sudah

sesuai dengan SOP?

13. Apa saja SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA?

14. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji tahun 2012 di

KUA?

15. Kepada siapa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji dilaporkan?

Page 87: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

72

Lampiran 1.c

Responden: Jamaah Haji

1. Nama : .....................................................................

2. Alamat : .....................................................................

.....................................................................

3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

4. Usia/Tempat/Tanggal lahir : .........th /............................/..........................

Data Umum Jamaah Haji

Page 88: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

73

No Pertanyaan

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran

sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?

2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan manasik

haji?

4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Jika ada, apa saja?

Jika tidak, mengapa?

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh KUA

selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

No Pertanyaan

1. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan

bimbingan manasik haji?

2. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan manasik

haji?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?

No Pertanyaan

1. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA dimintai

biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?

2. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Page 89: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

74

No Pertanyaan

1. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan manasik haji di

KUA?

2. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan manasik

haji? Jika iya, apa saja?

3. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang diberikan oleh

KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

No Pertanyaan

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan materi

bimbigan manasik haji?

2. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan materi

bimbingan manasik haji?

3. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan materi

bimbingan manasik haji?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan

bimbingan manasik haji?

Page 90: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

75

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

Eva

luas

i Pro

gram

Bim

bing

an M

anas

ik H

aji A. Mekanisme dan

Prosedur

Bimbingan

Manasik Haji

A.1. Menyusun SOP Bimbingan Manasik Haji

A.2. Menyusun Mekanisme dan Prosedur

Bimbingan Manasik Haji di KUA

A.3. Melaksanakan Pelayanan Bimbingan

Manasik Haji sesuai dengan Mekanisme

dan Prosedur serta SOP yang berlaku

B. Evaluasi Program

Bimbingan

Manasik Haji

B.1. Melakukan Evaluasi Awal Pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji

B.2. Melakukan Evaluasi Proses Pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji

B.3. Melakukan Evaluasi Akhir Pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji

Lampiran 2

Page 91: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

76

JADWAL KEGIATAN PENULIS

No Hari/Tanggal

Responden

Kegiatan

1. Senin,

04 Maret 2013 Kepala KUA Wawancara Praskripsi

2. Rabu, 06 Maret 2013

Dosen Pembimbing Akademik

Mengajukan Proposal Skripsi

3. Rabu, 13 Maret 2013

Dosen Pembimbing Akademik

Revisi Proposal Skripsi

4. Kamis, 28 Maret 2013 Dosen Penguji Seminar Proposal

Skripsi 5. Senin,

08 April 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi

6. Rabu, 10 April 2013

Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji

(Kepala KUA) Wawancara

7. Rabu, 08 Mai 2013

Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji

(Kepala KUA) Wawancara

8. Selasa, 14 Mai 2013

Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji

Wawancara dan Dokumentasi

9. Senin, 17 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara

10. Rabu, 19 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara

11. Kamis, 20 Juni 2013 Jamaah Haji Wawancara

12. Senin, 23 September 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi

13. Rabu, 30 Oktober 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi

14. Rabu, 06 November 2013 Dosen Pembimbing Bimbingan Skripsi

Lampiran 3

Page 92: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

77

CATATAN LAPANGAN No. 1

Hasil Wawancara

1. Kapan pertama kali KUA memberikan bimbingan manasik haji?

Manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur dilakukan

pertama kali pada tahun 2007 yaitu setahun setelah turunnya PMA No. 15

tahun 2006.

2. Apa tujuan yang ingin dicapai dari bimbingan manasik haji di KUA?

Tujuan yang ingin dicapai yaitu agar para jamaah haji dapat mencapai haji

yang mabrur baik secara ritual maupun sosial sehingga menjadi duta

kebaikan dan kebajikan guna mendukung peningkatan kualitas keagamaan

keluarga, masyarakat dan bangsa.

3. Bagaimana KUA memberikan bimbingan manasik haji dan bagaimna

pengaturan tempatnya?

Penyampaian materi Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua

metode penyampaian yakni secara klasikal dan praktek. Adapun untuk

tempatnya yaitu di Aula KUA untuk pemberian materi-materi manasik haji

dan di Asrama Haji Pondok Gede untuk peragaan atau praktek manasik haji.

4. Metode apa yang dipakai oleh KUA dalam bimbingan manasik haji?

Bimbingan Manasik Haji dilakukan dengan dua metode penyampaian yakni

secara klasikal dan praktek.

Hari/Tanggal : Rabu, 10 April 2013

Waktu : 08.30 – 10.00 WIB

Responden : Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Muis Sunarya, S.Pd.I)

Tempat : Ruang Kepala KUA

Lampiran 4

Page 93: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

78

CATATAN LAPANGAN No. 2

Hasil Wawancara

1. Apa tujuan bimbingan manasik haji di KUA?

Tujuan pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur adalah tercapainya optimalisasi penyelenggaraan ibadah haji

di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur.

2. Apa saja materi yang disampaikan pada saat bimbingan manasik haji

di KUA?

Kegiatan ini meliputi penyampaian materi tentang kebijakan-kebijakan

pemerintah berkaitan dengan urusan haji yaitu fiqih haji, etika, wawasan

sosiokultural Saudi Arabia, kesehatan haji serta kaitan-kaitan lokasi ibadah

haji yang dirangkai dengan simulasi haji.

3. Kapan saja waktu pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

Adapun waktu pelaksanaan pelatihan calon jamaah haji, dilaksanakan

selama enam kali pertemuan, yang bertempat di aula Kecamatan pada hari

Sabtu dan Minggu di Asrama Haji.

4. Apakah dalam bimbingan manasik haji di KUA, jamaah dimintai

biaya?

Biaya penyelenggaraan bimbingan manasik haji di Kecamatan bersumber

dari Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Direktorat

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Hari/Tanggal : Rabu, 8 Mai 2013

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Responden : Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Muis Sunarya, S.Pd.I)

Tempat : Ruang Kepala KUA

Page 94: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

79

5. Apa saja sarana penunjang dalam pelaksanaan bimbingan manasik

haji di KUA?

Guna untuk mempermudah penyampaian materi digunakan berbagai

perangkat sebagai media penyampaian materi seperti infocus, slide, alat

peraga gambar dan video.

6. Siapa saja pembimbing manasik haji di KUA?

Tenaga pengajar pada bimbingan manasik haji di Kecamatan adalah Kepala

KUA maupun pegawai KUA kecamatan, Kyai atau Pemuka Agama Islam di

Kecamatan.

7. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh pembimbing haji di

KUA?

Fasilitator pembimbing haji hendaknya memiliki kompetensi sebagai

berikut yaitu mempunyai kompetensi dalam pembinaan manasik haji dan

ibadah lainnya, pelayanan umum, pelayanan kesehatan dan pelayanan

ibadah serta perlindungan.

Page 95: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

80

CATATAN LAPANGAN No. 3

Hasil Wawancara

1. Apa saja yang dievaluasi dalam program bimbingan manasik haji?

Mengevaluasi dari sisi catering, fasilitas, penyampaian materi, pelayanan,

kesiapan pelaksana, penjadwalan materi dan absensi peserta manasik haji

serta hal-hal yang berkaitan dengan bimbingan manasik haji di KUA

Kecamatan Cipayung ini.

2. Apa yang dijadikan standar atau ukuran oleh KUA dalam mengukur

keberhasilan selama melakukan bimbingan manasik haji?

Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam bimbingan manasik haji.

Pertama aspek Kompentensi jamaah dan Indikator Keberhasilan bimbingan

manasik haji. Aspek kompentesi pada dasarnya menyangkut kemampuan

jamaah dalam memahami manasik haji secara benar serta kemampuan

jamaah haji dalam melakukan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai

dengan tuntunan ajaran agama Islam. Selanjutnya indikator keberhasilan

adalah mampunya para jamaah menyebutkan sayarat, rukun dan wajib haji,

proses perjalanan haji,akhlakul karima jamaah haji serta budaya bangsa

setempat. Karena itu, dalam bimbingan manasik haji kita harus

memperhatikan ruang lingkup materi manasik sebagaimana yang tercantum

dalam desain program bimbingan manasik haji.

3. Apakah pembimbing selalu mengevaluasi kegiatan bimbingan manasik

haji?

Iya tentu dan setiap akhir pengevaluasi yang dirasa kurang maka akan ada

perbaikan di tahun depan.

Hari/Tanggal : Selasa, 14 Mai 2013

Waktu : 09.00 – 12.00 WIB

Responden : Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Alvian Syehabudin, SH.I)

Tempat : Ruang Koordinasi TU

Page 96: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

81

4. Kapan KUA melakukan evaluasi program bimbingan manasik haji?

Biasanya setelah pelaksanaan bimbingan manasik haji selesai, sehingga

semuanya menyeluruh. Tapi jika pada saat sesi pertemuan ada kendala-

kendala maka itu merupakan catatan-catatan yang perlu diperbaikan.

5. Bagaimana sistem pengevaluasian program bimbingan manasik haji

mulai dari segi input, proses dan hasil?

Evaluasi terhadap program bimbingan manasik haji dilakukan melalui

penilaian terhadap peserta, kinerja penyelenggara dan terhadap pembimbing

atau narasumber. Evaluasi terhadap peserta dilakukan untuk mengetahui

tingkat penyerapan dan pemahaman peserta terhadap materi yang telah

disampaikan. Evaluasi terhadap penyelenggara dilakukan untuk mengetahui

tingkat kelancaran bimbingan. Sedangkan evaluasi terhadap pembimbing

atau narasumber dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja pembimbing

atau narasumber dalam hal pencapaian tujuan pembelajaran, sistematika

penyajian, kemampuan penyajian, penggunaan metode, sikap prilaku,

pemberian motivasi, penguasaan materi dan melakukan feed back.

6. Bagaimana model evaluasi yang dilakukan oleh Kepala KUA

Bimbingan Manasik Haji kepada para pelaksana dan peserta

program?

Secara operasional, umumnya pada sektor publik, evaluasi dapat dilakukan

terhadap kegiatan, program dan kebijakan. Terkait dengan program, ada

beberapa indikator kinerja yang sering dipakai oleh Ketua Panitia, yaitu:

a. Indikator masukan (inputs) adalah suatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran, baik

berupa dana, sumberdaya alam, sumber daya manusia, teknologi, dan

informasi.

b. Indikator keluaran (outputs) adalah suatu yang diharapkan langsung

dicapai dari suatu kegiatan baik berupa fisik dan non fisik.

Page 97: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

82

c. Indikator hasil (outcomes) adalah suatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran pada jangka menengah.

d. Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan

akhir dari pelaksanaan kegiatan.

e. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik

potisif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan

asumsi yang telah ditetapkan.

Page 98: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

83

CATATAN LAPANGAN No. 4

Hasil Wawancara

1. Apa saja faktor pendukung dalam bimbingan manasik haji?

Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji diselenggarakan oleh Panitia

Pelaksana Bimbingan Manasik Calon Jamaah Haji KUA Kecamatan

Cipayung, pada dasarnya berjalan dengan lancar. Hal ini terkondisikan

dengan adanya persiapan yang baik yang didasarkan atas pengalaman

penyelenggaraan bimbingan pada tahun-tahun sebelumnya. Di samping itu

tingginya antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan bimbingan tersebut

merupakan faktor yang juga sangat mendukung terselenggaranya kegiatan

tahunan ini terlaksana dengan baik.

2. Apa saja faktor penghambat dalam bimbingan manasik haji dan

bagaimana cara menyelsaikannya?

Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji

sebagai berikut:

a. Peserta bimbingan yang lebih banyak telah berusia di atas 50 tahun

sehingga menimbulkan hambatan dalam penyampaian materi, terutama

dengan materi-materi hafalan.

b. Kapasitas ruang dan perangkat ruang seperti AC dan kurasi kurang

memadai dengan jumlah peserta yang mengikuti bimbingan sehingga

mengurangi kenyamanan peserta dalam mengikuti materi.

c. Keterlambatan penerimaan buku bimbingan manasik Haji, sehingga

peserta tidak dapat melakukan pembelajaran sendiri setelah mengikuti

materi klasikal.

d. Kurangnya media pendukung penyampaian materi.

Hari/Tanggal : Senin, 17 Juni 2013

Waktu : 09.00 – 12.00 WIB

Responden : Sekretaris Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Alvian Syehabudin, SH.I)

Tempat : Ruang Koordinasi TU

Page 99: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

84

e. Jadwal yang relatif lebih singkat dibandingkan jadwal tahun lalu.

f. Informasi yang diterima jamaah mengenai jadwal pelaksanaan

Bimbingan Manasik Haji tidak merata sehingga ada beberapa jamaah

yang datang setelah pelaksanaan pelaksanaan bimbingan di KUA

Kecamatan Cipayung sudah selesai.

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan

bimbingan manasik haji tersebut diminimalisir dengan melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh

menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana

santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.

b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas

menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah

disediakan.

c. Melakukan teknis ‘reminder’ sebelum memasuki materi lanjutan.

d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi

detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan

tradisi jamaah semenjak di rumah, asrama, bandara, pesawat sampai

kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.

e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir

masukan dari peserta bimbingan.

f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke

panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.

3. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasiyang telah dilakukan?

Contoh tindak lanjutnya seperti apa?

Iya ada, Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyelanggaraan

Bimbingan Manasik Haji tersebut diminimalisir dengan melakukan langkah-

langjkah sebagai berikut:

a. Pembatasan waktu penyampaian materi dengan sistem jeda perduapuluh

menit. Yang diikuti dengan sesi pertanyaan atau pembentukan suasana

santai dengan proses relaksasi ataupun diskusi-diskusi.

Page 100: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

85

b. Menyediakan tenaga pembantu dalam pemaparan materi yang bertugas

menampilkan gambar, video, peraga dengan media yang telah

disediakan.

c. Melakukan teknis “reminder” sebelum memasukimateri lanjutan.

d. Menyediakan video terbaru pelaksanaan ibadah haji yang memuat materi

detail dari kronologis perjalanan haji Indonesia mulai dari kegiatan

tradisi jamaah semenjak di rumah, di asrama, di bandara, di pesawat

sampai kegiatan ibadah selama di Saudi Arabia.

e. Melakukan evaluasi bersama narasumber dengan mengakomodir

masukan dari peserta bimbingan.

f. Pelaksanaan bimbingan susulan yang pelaksanaannya dikembalikan ke

panitia bimbingan Kantor Kementerian Agama Jakarta Timur.

4. Apakah ada tindak lanjut disetiap sesi?

Iya ada. Seperti dalam teknis pemaparan materi ketika jamaah ada yang

kurang faham dengan pemaparan pembimbing maka akan adanya simulasi

supaya bisa dimengerti oleh semua calon jamaah haji.

5. Apakah mekanisme dan prosedur bimbingan manasik haji di KUA

sudah sesuai dengan SOP?

Iya tentu.

6. Apa saja SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA?

Ada 8 Tahapan SOP dalam bimbingan manasik haji di KUA yaitu:

a. Penerimaan data jamaah calon jamaah haji

b. Menyusun absensi calon jamaah haji, petugas pelaksana dan narasumber

c. Penyediaan media manasik haji

d. Menyusun MoU dalam pengadaan konsumsi kegiatan bimbingan

manasik haji

e. Menandatangani kesepakatan pengadaan catering

f. Dokumentasi kegiatan; mengklasifikasi berkas-berkas, data-data dan

dokumen-dokumen kegiatan

Page 101: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

86

g. Penyusunan laporan kegiatan bimbingan manasik haji

h. Penyampaian laporan kegiatan ke Kantor Kementrian Agama Tingkat

Kota.

7. Bagaimana hasil evaluasi program bimbingan manasik haji tahun 2012

di KUA?

Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.

8. Kepada siapa hasil evaluasi program bimbingan manasik haji

dilaporkan?

KUA menyusun Surat Pertanggung Jawaban untuk diserahkan ke Kantor

Kementrian Agama Tingkat Kota dan akan disampaikan ke Kanwil provinsi

DKI Jakarta.

Page 102: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

87

CATATAN LAPANGAN No. 5

Hasil Wawancara

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran

sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Cukup bagus.

2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Supaya tahu bagaimana tatacara ibadah haji dan untuk bekal selama di tanah

suci.

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan

manasik haji?

Saya menjadi faham keadaan di tanah suci.

4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?

Alhamdulillah tidak ada, karena semua berjalan lancar sesuai dengan jadwal

pelatihan bimbingan manasik haji.

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh

KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Pelayanan yang diberikan cukup bagus dan kekurangannya jadi tertutupi

oleh pelayanan yang cukup baik tersebut.

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013

Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

Responden : Jamaah Haji (Hj. Hadiyati)

Tempat : Kediaman Jamaah Haji

Page 103: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

88

6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan

bimbingan manasik haji?

Materi yang disampaikan tentang tatacara bimbingan manasik haji seperti

wukuf, thawaf dan sa’i juga ada pratek manasik haji.

7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?

6 kali pertemuansetiap hari Sabtu dan Minggu. 5 kali pertemuan di KUA

dalam bentuk metode ceramah, tanya jawab dan simulasi serta 1 kali

pertemuan di Asrama Haji Pondok Gede dalam bentuk praktek bimbingan

manasik haji.

8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?

Sudah cukup baik.

9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA

dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?

Tidak sama sekali.

10. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Cukup baik.

11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan

manasik haji di KUA?

Ada LCD, laptop, white board, spidol, sound system, kertas flipchart,

booklet dan poster perjalanan ibadah haji, maket mini perjalanan haji, papan

tulis, microfon, alat pengeras suara dan kain ihram.

12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan

manasik haji? Jika iya, apa saja?

Saya rasa sudah cukup baik dan lengkap.

Page 104: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

89

13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

Di aula KUA dan di Asrama Haji Pondok Gede.

14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang

diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Bagus dan lengkap.

15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan

materi bimbigan manasik haji?

Sangat bagus karena mereka sudah sangat menguasai tatacara manasik haji.

16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Penyampaian materi dilakukan dengan dua metode penyampaian yaitu

secara klasikal dan praktek.Untuk klasikal diadakan di aula KUA dan

prakteknya di Asrama Haji Pondok Gede.

17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Iya sudah karena pada saat menyampaikan materi para pembimbing sangat

menguasai materi yang disampaikan.

18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan

bimbingan manasik haji?

Kelebihannya menguasai tatacara bimbingan manasik haji sehingga kami

merasa mengerti dan siap untuk menjadi haji mandiri.Dari segi kelemahan

mungkin dari masalah waktu kehadiran yang kurang ontime pada saat

pelatihan bimbingan manasik haji.

Page 105: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

90

CATATAN LAPANGAN No. 6

Hasil Wawancara

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran

sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Pelayanan yang diberikan sudah cukup bagus karena hanya di tingkat

Kecamatan jadi saya merasa lebih fokus mengikuti bimbingan manasik haji

di KUA. Kebanyakkan orang berpersepsi yang salah tentang haji mandiri,

mereka orang awam yang tidak berpengalaman naik haji biasanya

beranggapan haji mandiri itu tidak diperhatikan, padahal yang rasa tidak

demikian, saya bangga menjadi haji yang mandiri yang tidak bergantung

dengan pembimbing karena sudah cukup bekal ilmu manasik ketika

mengikuti bimbingan manasik haji di KUA.

2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Tujuannya tentu untuk mengetahui informasi, gambaran, situasi dan kondisi

yang akan dan kemungkinan terjadi, baik selama di tanah suci dan berharap

menjadi jamaah haji yang mandiri serta mengetahui tatacara ibadah haji.

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan

manasik haji?

Saya menjadi lebih tahu mengenai gambaran di tanah suci dan tatacara

ibadah haji.

4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?

Tidak ada, karena semua berjalan dengan baik.

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013

Waktu : 13.00 – 14.00 WIB

Responden : Jamaah Haji (H. Daslimar)

Tempat : Kediaman Jamaah Haji

Page 106: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

91

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh

KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Sudah cukup bagus.

6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan

bimbingan manasik haji?

Materi yang disampaikan tentang tatacara bimbingan manasik haji seperti

wukuf, thawaf dan sa’i, pratek manasik haji dan gambaran tentang kondisi

di tanah suci.

7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?

Setiap hari Sabtu dan Minggu, 6 kali pertemuan.

8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?

Sudah cukup bagus.

9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA

dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?

Tidak sama sekali.

10. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Sangat bagus.

11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan

manasik haji di KUA?

Ada maket mini perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara

dan kain ihram.

12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan

manasik haji? Jika iya, apa saja?

Saya rasa sudah cukup bagus sarana dan prasarana yang diberikan.

Page 107: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

92

13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

Di Aula KUA Kecamatan Cipayung dan di Asrama haji Pondok Gede.

14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang

diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Cukup bagus.

15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Pembimbing sangat berkompeten karena saat menyampaikan materi sangat

menguasai apa yang pembimbing sampaikan.

16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Ada ceramah, tanya jawab dan prakek.

17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Ada ceramah, tanya jawab dan praktek bimbingan manasik haji.

18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan

bimbingan manasik haji?

Sudah bagus.

Page 108: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

93

CATATAN LAPANGAN No. 7

Hasil Wawancara

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran

sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Pelayanan yang diberikan sudah cukup baik dan bagus karena sarana dan

prasarana yang ada sangat mendukung kegiatan bimbingan manasik haji.

2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Tujuannya untuk bekal selama ibadah haji di tanah suci dan mempunyai

kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji secara mandiri.

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan

manasik haji?

Manfaatnya saya bisa melaksana ibadah haji dengan baik.

4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?

Tidak ada semua berjalan dengan baik.

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh

KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Sudah cukup bagus.

Hari/Tanggal : Rabu, 19 Juni 2013

Waktu : 13.00 – 14.00 WIB

Responden : Jamaah Haji (Hj. Nurmi)

Tempat : Kediaman Jamaah Haji

Page 109: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

94

6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan

bimbingan manasik haji?

Materinya ada tentang keadaan di tanah suci dan tentang tatacara ibadah

haji.

7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?

Sabtu dan Minggu, 6 kali pertemuan.

8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?

Sudah cukup bagus.

9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA

dimintai biaya? Jika iya, berapa dan untuk apa saja?

Tidak sama sekali malah kami peserta bimbingan manasik haji mendapatkan

buku panduan manasik haji dan snak selama mengikuti bimbingan manasik

haji.

10. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Cukup bagus.

11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan

manasik haji di KUA?

Ada LCD, laptop, white board, spidol, sound system, booklet dan poster

perjalanan ibadah haji serta mendapat buku panduan manasik haji.

12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan

manasik haji? Jika iya, apa saja?

Sudah cukup.

13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

Di KUA dan Embarkasi Pondok Gede.

Page 110: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

95

14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang

diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Cukup bagus.

15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan

materi bimbigan manasik haji?

Bagus karena mempunyai kemampuan di bidangnya masing-masing.

16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Klasikal dan praktek.

17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Sudah.

18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan

bimbingan manasik haji?

Kelebihan pada kompetensi yang dimiliki narasumber, untuk kekurangan

mungkin dari waktu kehadiran yang sedikit tidak sesuai dengan jadwal

kehadiran.

Page 111: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

96

CATATAN LAPANGAN No. 8

Hasil Wawancara

1. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh KUA dari awal pendaftaran

sampai selesainya pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Pelayanannya cukup baik namun memang masih ada yang dirasa kurang

seperti informasi jadwal bimbingan manasik haji yang telat jadi dirasa

kurang maksimal.

Dari keseluruhan pelayanan yang diberikan saya rasa sudah cukup baik tapi

harus ada perbaikan dari hal-hal yang kecil mengenai keseluruhan proses

bimbingan manasik haji di KUA tersebut.

2. Apa tujuan Bapak/Ibu mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Dari tujuan sudah pasti untuk bekal kita selama menjalankan ibadah haji di

tanah suci namun mungkin juga karena faktor biaya karena bimbingan

manasik haji di KUA tidak dimintai biaya lagi, itu sudah termasuk dari

BPIH.

3. Apa manfaat yang Bapak/Ibu dapat setelah mengikuti bimbingan

manasik haji?

Tentu saja kami bisa menjadi jamaah haji yang mandiri selama di tanah

suci. Jadi sebelum berangkat ke tanah suci, kami calon jamaah haji harus

memantapkan diri dalam mempelajari segala proses dan tata cara beribadah

haji, terutama tentang pengetahuan manasik haji sehingga saat di tanah suci,

kami harus bisa mandiri dan tidak banyak menggantungkan diri kepada

pembimbing haji. Sebab, di tengah situasi orang yang ramai, sulit bagi

jamaah bila harus mengandalkan pembimbing. Karena itu, selain

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juni 2013

Waktu : 19.00 – 20.00 WIB

Responden : Jamaah Haji (H. Saiman)

Tempat : Kediaman Jamaah Haji

Page 112: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

97

pengetahuan yang sudah diberikan, kami juga mempelajari sendiri manasik

haji, sehingga saat di tanah suci, semuanya bisa dilaksanakan tanpa ada

keraguan.

4. Adakah kendala ketika mengikuti bimbingan manasik haji di KUA?

Jika ada, apa saja? Jika tidak, mengapa?

Alhamdulillah tidak ada, karena selama pelaksanaan bimbingan manasik

haji semua berjalan dengan lancar walaupun buku bimbingan manasik haji

yang diberikan agak terlambat.

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pelayanan yang diberikan oleh

KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Semua pembimbing memberikan pelayanan yang baik sehingga kami para

jamaah merasa cukup puas. Selama bimbingan manasik berlangsung saya

kira kekurangannya cuma pada waktu pelatihan bimbingan manasik yang

agak kurang tepat waktunya.

6. Apa saja materi yang disampaikan oleh narasumber ketika pelatihan

bimbingan manasik haji?

Mengenai materi yang pasti berkaitan dengan manasik haji seperti panduan

perjalanan haji dan kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji.

Bimbingan manasik haji yang meliputi akhlakul karimah dan adat istiadat

serta budaya bangsa Arab, niat haji dan umrah, thawaf, sa’i, wukuf, mabit di

Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah,thawafdan peragaan manasik haji

serta pemantapan pemahaman manasik haji, informasi kegiatan di pesawat,

shalat shafar, hikmah dan pelestarian haji mabrur.

7. Kapan dan berapa kali pertemuan bimbingan manasik haji di KUA?

6 kali pertemuansetiap hari Sabtu dan Minggu. 5 kali pertemuan di KUA

dalam bentuk metode ceramah, tanya jawab dan simulasi serta 1 kali

pertemuan di Asrama Haji Pondok Gede dalam bentuk praktik bimbingan

manasik haji.

Page 113: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

98

8. Apa saja kelebihan dan kekurangan materi bimbingan manasik haji?

Materi yang disampaikan saya rasa sudah cukup bagus dan sesuai dengan

yang dibutuhkan jamaah haji.

9. Apakah pada saat pelakanaan bimbingan manasik haji di KUA

dimintai biaya?Jika iya, berapa dan untuk apa saja?

Tidak sama sekali karena sudah ada anggarannya tersendiri dari BPIH.

10. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Tidak dikenakan biaya bimbingan manasik haji itu sudah bagus buat calon

jamaah haji namun untuk para pembimbing agar lebih optimal dalam

menyampaikan materi.

11. Sarana dan prasarana apa saja yang didapat ketika bimbingan

manasik haji di KUA?

Ada LCD, laptop, white board, booklet dan poster perjalanan ibadah haji,

maket mini perjalanan haji, papan tulis, microfon, alat pengeras suara dan

kain ihram.

12. Adakah sarana dan prasarana yang dirasa kurang ketika bimbingan

manasik haji? Jika iya, apa saja?

Saya rasa sudah cukup bagus namun untuk buku panduan manasik haji

mohon diperhatikan supaya pada saat pelaksanaan bimbingan manasik haji

jamaah sudah bisa menggunakannya.

13. Dimana saja tempat pelaksanaan bimbingan manasik haji di KUA?

Di KUA dan di Asrama Haji Pondok Gede.

14. Apa saja kelebihan dan kekurangan sarana dan prasarana yang

diberikan oleh KUA selama pelaksanaan bimbingan manasik haji?

Page 114: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

99

Pada dasarnya sarana dan prasarana yang diberikan sudah cukup baik tapi

saya harap tidak ada lagi keterlambatan diberinya buku panduan manasik

haji.

15. Bagaimana menurut Bapak/Ibu ketika narasumber menyampaikan

materi bimbigan manasik haji?

Pada pelatihan bimbingan manasik haji waktu itu, ada 3 (tiga) orang yang

menjadi nara sumber, yaitu (1) H. Aswad HS, S.Ag (Kepala Seksi

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag Kota Jakarta Timur), (2)

drg. Sholihah Darmawie (Kepala Puskesmas Kec. Cipayung) dan (3)

H.Anasti Abdul Jalil, S.Ag (Guru Mts. Jakarta Timur).

Mengenai pembimbing tersebut saya rasa sudah cukup baik karena para

pembimbing tersebut sudah pernah menunaikan ibadah haji dan faham

tentang tatacara manasik haji.

16. Apa saja metode yang digunakan narasumber ketika menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Penyampaian materi dilakukan dengan dua metode penyampaian yaitu

secara klasikal dan praktek. Untuk klasikal diadakan di aula KUA dan

prakteknya di Asrama Haji Pondok Gede.

17. Apakah narasumber sudah memiliki kompetensi dalam menyampaikan

materi bimbingan manasik haji?

Iya sudah karena pada saat menyampaikan materi para pembimbing sangat

menguasai materi yang disampaikan.

18. Apa saja kelebihan dan kekurangan narasumber ketika pelaksanaan

bimbingan manasik haji?

Kelebihannya menguasai tatacara bimbingan manasik haji sehingga kami

merasa mengerti dan siap untuk menjadi haji mandiri. Dari segi kelemahan

mungkin dari masalah waktu kehadiran yang kurang ontime pada saat

pelatihan bimbingan manasik haji.

Page 115: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

100

DOKUMENTASI PENELITIAN

Plang KUA Kecamatan Cipayung

Struktur Organisasi

Lampiran 5

Page 116: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

101

Ruang Kepala KUA

Ruang Koordinasi Tata Usaha

Aula Pertemuan (Ruang Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji)

Page 117: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

102

Ruang Tunggu

Perpustakaan

Musholla

Page 118: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

103

(Rabu, 3 April 2013, pukul 08.30 WIB)

(Selasa, 14 Mai 2013, pukul 09.00 WIB)

Wawancara dengan Ketua Pelaksana Bimbingan Manasik Haji (Kepala KUA)

Wawancara dengan Sekretaris Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji

Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji

Page 119: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

104

(Rabu, 19 Juni 2013, pukul 09.00 WIB)

(Rabu, 19 Juni 2013, pukul 13.00 WIB)

(Kamis, 20 Juni 2013, pukul 19.00 WIB)

Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012

Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012

Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012

Wawancara dengan Jamaah Haji Tahun 2012

Page 120: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

105

Kepala KUA Kecamatan Cipayung, Bapak Muis Sunarya, S.Ag selaku Ketua

Pelaksana Bimbingan Manasik Haji saat memberikan sambutan pada acara

pembukaan kegiatan bimbingan manasik haji tahun 2012

Narasumber utama bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung Jakarta

Timur, H. Anasti Abdul Jalal saat menyampaikan materi pertama di Aula KUA

(Sabtu, 23 Juni 2012)

Page 121: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

106

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kankemenag, H. Aswadi HS, S.Ag

saat menyampaikan materi seputar rukun haji

(Minggu, 1 Juli 2012)

Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung, drg. Sholihah Darmawie saat

menyampaikan materi mengenai kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji

(Sabtu, 23 Juni 2012)

Page 122: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

107

SESI SIMULASI

Miqat

Thawaf

Sa’i

Page 123: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

108

Melontar Jumroh

Foto bersama setelah selesai mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

bimbingan manasik haji di KUA Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur tahun 2012

Page 124: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

109

Studi Dokumen

1. Profil KUA Kecamatan Cipayung Jakarta Timur.

2. Laporan Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji tahun 2012.

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) KUA Kecamatan Cipayung Jakarta

Timur.

4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Penyelenggaraan Haji.

5. Pola Pembinaan jamaah haji bagi calon jamaah haji provinsi DKI Jakarta.

Page 125: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan
Page 126: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan
Page 127: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

112

DENAH LOKASI KUA KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

Lampiran 10

Page 128: NIM: 109053100001 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43301/1/SRI REZEKI-FDK.pdf · viii Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan

113

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Kemudian melanjutkan pendidikan di Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi

Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 melalui Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) jalur Mandiri.

Aktif dalam berbagai organisasi sekolah, antara lain: OSIS di PPIQ (2004)

sebagai sie Pendidikan, Himpunan Santri Daarul Uluum (HISADA) di PPDU

(2008) bagian Pengembangan Minat Bakat dan Seni (BPMBS), sie Acara pada

Gebyar Maulid Nabi di PPDU (2008) dan kegiatan-kegiatan pramuka.

Pelatihan yang pernah diikuti selama menempuh pendidikan, antara lain:

Pelantikan Siaga di SDN 012 Pagi (2001), Pelantikan Penggalang di SDN 012

Pagi (2002), Pelantikan GUDEP di PPDU (2006), Pelantikan Pencak Silat Sinar

Kencana di PPDU (2006), Pelantikan BANTARA di PPDU (2007), Training

Leadership di PPDU (2008) dan Pelatihan Dakwah Dunia Cyber di Hotel Sari Pan

Pasific (2011). Selain itu, kegiatan lain yang diikuti adalah menjadi panitia di

Seminar International Conference On Hajj and Umrah di JCC (2012), magang di

Travel Haji dan Umrah (2013) dan magang di BAZIS DKI Jakarta (2013).

SRI REZEKI, lahir di Jakarta, 16 September 1991, anak

keempat dari empat bersaudara pasangan (Alm. Ade

Sukendar, A.Md dan Siti Ratna, S.Pd.I. Pendidikan

formal yang telah ditempuh adalah SDN 012 Pagi Lubang

Buaya Jakarta (2003), MTS PPIQ Bogor (2006), MA

PPDU Bogor (2008) dan lulus di MA Yusufiyah Jakarta.