new oleh cici novia putridigilib.unila.ac.id/57746/4/skripsi tanpa bab pembahasan.pdf · 2019. 7....
TRANSCRIPT
PENGARUH BERMAIN KARTU SCRAPBOOK TERHADAP
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERBAHASA ANAK
USIA 5-6 TAHUN
(Skripsi)
Oleh
Cici Novia Putri
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH BERMAIN KARTU SCRAPBOOK TERHADAP
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERBAHASA
ANAK USIA 5-6 TAHUN
Oleh
CICI NOVIA PUTRI
Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan keterampilan berbahasa anak
usia 5-6 tahun belum sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh bermain kartu scrapbook terhadap pengembangan
keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode quasi eksperimen dengan desain one group pretest-postest design.
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun yang berjumlah 30
anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
dokumentasi, sedangkan analisisis data digunakan uji paired sample t-test .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam
bermain kartu scrapbook terhadap pengembangan keterampilan berbahasa anak
usia 5-6 tahun.
Kata Kunci : anak usia dini, kartu scrapbook, keterampilan berbahasa
ABSTRACT
THE EFFECT OF PLAYING SCRAPBOOK CARDS ON DEVELOPING
LANGUAGE SKILLS OF CHILDREN AGED 5-6 YEARS
BY
CICI NOVIA PUTRI
The problem in this research is the ability of language skills of children aged 5-6
years not as expected. This reserach aims to determine the effect of playing
scrapbook cards on the development of language skills of children aged 5-6 years.
The research method used was a quasi experimental method with a design of one
group pretest-posttest design. The sample in this research were children aged 5-6
years with the 30 children total. Data collection techniques used are observation
and documentation, while data analysis is used paired sample test. The results
showed that there was a significant influence on the effect of playing scrapbook
cards on developing the language skills of children aged 5-6 years.
Keywords: early childhood, language skills , scrapbook,
PENGARUH BERMAIN KARTU SCRAPBOOK TERHADAP
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERBAHASA ANAK
USIA 5-6 TAHUN
Oleh
Cici Novia Putri
Skripsi
Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Anak
Pendidikan Anak Usia Dini
2019
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Cici Novia Putri dilahirkan di Kabupaten
Pringsewu pada tanggal 04 November 1996. Penulis
sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak
Petrus Purnomo dan Ibu Sustiyani .
Peneliti mengawali pendidikan formal di TK Dharma Wanita Persatuan Gumuk
Mas yang selesai pada tahun 2003, peneliti melanjutkan ke SD Negeri 1 Gumuk
Mas hingga tahun 2009, kemudian peneliti melanjutkan ke SMP Xaverius
Pagelaran hingga tahun 2012, dan pada tahun 2015, peneliti menyelesaikan
pendidikan formal di SMA Xaverius Pringsewu. Selanjutnya pada tahun 2015,
peneliti diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Tahun 2018 (semester VII), peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Pekon Kedaloman Kabupaten Tanggamus dan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) di TK Dharma Wanita Kedalaoman Kabupaten Tanggamus.
MOTTO
“Tak Ada Yang Mustahil Bagi Mu”
(Matius 17:20)
“Setiap orang memiliki parameter kesuksesan yang berbeda,sehingga tidak patut
memandang rendah terhadap segala urusan orang lain yang tidaklah sama dengan
berbagai usaha yang sedang kita tempuh.”
(Firma Lusia)
“setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing, tetap jalani hidupmu
dengan baik di jalan Allah,jangan takut dan ragu selama itu baik.”
(Reni Evionika)
“Orang hidup harus punya semangat”
(Cici Novia Putri)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati terucap rasa syukur kepada Tuhan Yang
MahaKuasa untuk segala nikmat, karunia, rahmat serta pertolongan yang telah
diberikan, sehingga atas izin-Nya selesai sudah karya kecil penuh kekurangan ini
dari kekuatan yang begitu banyak Engkau berikan kepada ku. Tulisan ini penulis
persembahkan dengan tulus teruntuk :
Kedua Orang Tuaku Bapak Petrus Purnomo Dan Ibu Sustiyani
Yang dengan tulus, ikhlas dan sabar mendidik, membesarkan, mendukung, dan
selalu mendoakanku.Tak pernah berhenti menasehati,mendukung,memenuhi
segala kebutuhanku dan memberikan kebebasan memilih jalan hidupku.
Adikku Tersayang Kristin Anggun Puspitasari
Terimakasih selalu mendukung keberhasilanku dan selalu mendoakan
keberhasilanku.
Yan Paskahadi
Terimakasih untuk selalu ada dan tak pernah lelah menemaniku dalam segala
prosesku.
Sahabat Tersayang Mery Elisabeth
Terimakasih untuk semua warna yang pernah terlukis, tak mampu ku hitung
berapa banyak tawa dan tangis antara kita, semoga kita bersua di surga-Nya.
Semua Guru, Dosen, Pendidik Dan Almamater Tercinta
Terimaksih Pak Bu sudah mengajarkan banyak hal kepadaku, aku takkan
sanggup membalas jasamu tapi doaku tak pernah padam, semoga Tuhan selalu
memberkati mu.
SANWACANA
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat,
kasih sayang, dan kemurahan yang tiada pernah putus, hingga pada akhirnya
penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini dengan segala kekurangan dan
kelebihannya. Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Bermain Kartu
Scrapbook Terhadap Pengembangan Keterampilan Berbahasa Anak Usia
5-6 Tahun” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidk Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Riswandi M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
iii
3. Ibu Ari Sofia, S.Psi.,M.A. Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru- Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. dan sebagai pembimbing I yang telah memberikan pengarahan
dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Ibu Rizky Drupadi M.Pd., selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan, dan nasehat
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
dan sebagai pembahas. Terimakasih untuk bantuannya dalam
menyempurnakan skripsi ini.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua angkatku tercinta bapak Suyatin dan ibu
Tineke Lestari yang paling perhatian dan mendidik dengan cara terbaik
sehingga menjadikan saya seperti saat ini. Tanpa do’a dan dukungan kalian
saya tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
7. Untuk partner kerja keluarga besar sekolah ECC Mutiara Bangsa
Pringsewu Mr. Alex, Ms. Wulan, Ms. Aisyah, Ms. Nita, Ms. Tiwi, Ms.
Ewi, Ms. Jihan, Ms. Nurul, Ms. Desi, Mr. Nasrul, Mr. Cahyadi, Bude
Darsinem, dan Mba Lina selalu memberikan motivasi untuk semangat
dalam menyelesaikan skripsi..
8. Untuk keluarga Kaum Muda Gereja Kerasulan Bandar Lampung tercinta
Febi Damaiyanti, Fenti, Lut Wili, Yan Paskahadi, Dedi Febryono,Kiki,
Villi, Ester, Meike, Yesi, Tia, Tika, Dini, Ika, Ayu Olga yang selalu
iv
mendukung dan mendoakan segala keberhasilan saya. Semoga saya bisa
menjadi panutan bagi kalian.
9. Seluruh keluarga besar koordinator guru-guru Sekolah Minggu se-Distrik
Lampung Cecilia, Tino, Dwi yang selalu setia mendoakan agar
dipermudah dalam penyelesaian skripsi.
10. Seluruh keluarga besar guru - guru Sekolah Minggu Se-Distrik Pringsewu
Yudi, Hari, Very, Luvi, Tari, Kasih, Agis terima kasih atas dukungan dan
doa selama ini.
11. Sahabat-sahabatku Getri Novianti Pasaribu, Maria Sinaga, dan Aprilia
Tinus, yang banyak membatu dan selalu mendukung ku. Terimakasih
untuk semua warna yang pernah terlukis, tak mampu ku hitung berapa
banyak tawa dan tangis antara kita, semoga kita bersua di surga-Nya.
12. Sahabatku keluarga kost Melati, Nur, Ica, Iis, Desi, Eva, Chintya, Dina,
Yana terimakasih untuk do’a dan dukungan kalian.
13. Sahabat-sahabatku seperjuangan Luluk, Alifa, Chairany, Nadia, Novita,
Nabila terimakasih atas warna warni kisah perjalanan kuliah selama ini serta
dukungan dan semangatnya semoga silaturahmi tetap terjaga sampai tua.
14. Keluarga KKN-KT ku Heru Saputera, Nosya , Intan Arbain, Akda Fadilah,
Siti Marinda, Dina Puspita Sari terimaksih atas kebersamaannya selama ini
serta dukungan dan semangatnya.
15. Teman-teman KKN-KT ku sekecamatan Gunung Alip, Reni, Riski, Mail,
terimakasih untuk doa dan dukungannya.
16. Teman-teman Karang Tarunaku, Andi, Nita, Rudi Terimakasih untuk doa
dan dukungannya, begitu banyak canda tawa yang kita lewati bersama.
v
17. Teman-teman kelas PG-PAUD dan teman-teman angkatan 2015 yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas doa dan
dukungannya.
18. Seluruh kakak dan adik tingkat 2014, 2016, 2017 dan 2018 PG-PAUD yang
sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga sukses
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat ridho dari Tuhan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Aamin.
Bandar Lampung, Juni 2019
Penulis,
Cici Novia Putri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10
F. Manfaat Peneltian .................................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 12
A. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini ...................................................... 12
B. Hakekat Perkembangan Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini ............. 14
1. Pengertian Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini .............................. 14
2. Jenis Keterampilan Bahasa pada Anak ............................................... 16
3. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak ......................................... 17
4. Tahapan Mengungkapkan Bahasa Anak ............................................. 18
5. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bahasa Anak ................... 20
C. Media Pembelajara .................................................................................. 22
1. Pengertian Media Pembelajaran .......................................................... 22
2. Prinsip Media Pembelajaran Anak Usia Dini .................................... 23
3. Manfaat Media Pembelajaran ............................................................. 25
4. Jenis – jenis Media Pembelajaran ..................................................... 26
D. Teori Belajar Behavioristik ..................................................................... 27
E. Bermain bagi Anak Usia Dini ................................................................. 30
1. Pengertian Bermain bagi Anak Usia Dini ........................................... 31
2. Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini ............................................... 32
vii
3. Jenis - Jenis Bermain ........................................................................... 33
F. Kartu Scrapbook ...................................................................................... 34
1. Pengertian Scrapbook .......................................................................... 34
2. Manfaat Kartu Scrapbook ................................................................... 36
3. Langkah- langkah Bermain Kartu Scrapbook .................................... 38
G. Penelitian Relevan................................................................................... 39
H. Kerangka Pikir ........................................................................................ 41
I. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 43
III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 44
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 45
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 46
1. Populasi ............................................................................................... 46
2. Sampel ................................................................................................. 46
D. Variabel Penelitian .................................................................................. 46
E. Definisi Konseptual dan Operasional ...................................................... 48
1. Definisi Konseptual ............................................................................. 48
2. Definisi Operasional ............................................................................ 48
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 50
1. Observasi ............................................................................................. 51
2. Dokumentasi........................................................................................ 51
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 52
H. Uji Instrumen .......................................................................................... 53
1. Uji Validitas ........................................................................................ 53
2. Uji Reliabilitas..................................................................................... 56
I. Teknis Analisis Data ................................................................................ 58
1. Analisis Tabel ...................................................................................... 58
2. Uji Prasyarat ........................................................................................ 59
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 60
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 62
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 62
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 65
C. Pengambilan Data Penelitian .................................................................. 66
D. Hasil Analisis Data.................................................................................. 67
E. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data ........................................................ 76
F. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................... 78
G. Pembahasan Penelitian ............................................................................ 79
H. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 86
viii
V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 87
A. Simpulan ................................................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89
LAMPIRAN.................................................................................................... 95
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data keterlambatan berbicara anak usia dini ............................................. 5
3.1 Kategori Pedoman Observasi ................................................................... 51
3.2 Kisi- Kisi Instrumen X ............................................................................ 52
3.3 Kisi- Kisi Instrumen Y ........................................................................... . 53
3.4 Kriteria Reliabilitas ................................................................................. 57
4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 66
4.2 Hasil Analisis Data Variabel X ................................................................ 67
4.3 Distribusi Frekuensi Bermain Kartu Scrapbook ...................................... 68
4.4 Kategorisasi Aspek Aktivitas Bermain Kartu Scrapbook ......................... 69
4.5 Hasil Analisis Data Variabel Y ................................................................ 72
4.6 Distribusi Frekuensi Aspek Keterampilan Bahasa .................................. 73
4.7 Kategorisasi Aspek Perkembangan Keterampilan Bahasa ....................... 74
4.8 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 77
4.9 Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 77
4.10 Hasil Uji t ............................................................................................... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Bagan kerangka pikir ................................................................. 43
Gambar 3.1. One Group Pre test-Post test Design ......................................... 44
Gambar 3.2 Alur Penelitian............................................................................. 45
Gambar 3.3 Rumus Korelasi Product Moment ............................................... 54
Gambar 3.4 Rumus Cronbach’s Alpha ........................................................... 56
Gambar 3.5 Rumus Interval ............................................................................. 59
Gambar 3.6 Rumus Uji Normalitas .................................................................. 59
Gambar 3.7 Rumus Beda Varians .................................................................... 60
Gambar 3.8 Rumus Paired sample t-tes ........................................................ 61
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Bermain Kartu Scrapbook ........... 69
Gambar 4.2 Kategorisasi Aktivitas Bermain Kartu Scrapbook ...................... 70
Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Keterampilan Berbahasa .............. 73
Gambar 4.4 Diagram Kategorisasi Keterampilan Berbahasa .......................... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Bermain Kartu Scrapbook ........................................ 95
2. Kisi- Kisi Instrumen Keterampilan Berbahasa .......................................... 98
3. Data Uji Coba Validasi Instrumen Bermain Kertu Scrapbook ................. 117
4. Data Uji Realibilitas Bermain Kertu Scrapbook ....................................... 118
5. Data Uji Coba Instrumen Pengembangan Keterampilan Berbahasa......... 119
6. Data Uji Realibilitas Pengembangan Keterampilan Berbahasa ................ 121
7. Rekaptulasi Hasil Validasi Instrumen ....................................................... 123
8. Instrumen Penelitian Bermain Kartu Scrapbook ...................................... 124
9. Instrumen Penelitian Keterampilan Berbahasa ........................................ 126
10. Rekapitulasi Data Mentah Postest Bermain Kartu Scrapbook ................. 131
11. Rekapitulasi Data Mentah Pretest Keterampilan Berbahasa .................... 132
12. Rekapitulasi Data Mentah Postest Keterampilan Berbahasa ................... 134
13. Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 136
14. Hasil Uji Homogenitas ............................................................................. 139
15. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................... 141
16. Skenario Pembelajaran ............................................................................. 143
17. RPP ........................................................................................................... 151
18. Dokumentasi ............................................................................................ 176
19. Surat Izin Penelitian ................................................................................. 177
20.Surat Balasan Penelitian ............................................................................ 178
21. Surat Validasi Instrumen ......................................................................... 179
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana bagi anak untuk dapat memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi yang akan sangat berguna bagi kehidupan anak
kelak. Melalui kemampuan berbahasa yang memadai, seorang anak akan dapat
mengikuti pelajaran dengan baik. Anak akan menjadi pembicara yang baik
(saat menjawab pertanyaan) dan juga akan menjadi pendengar yang baik (saat
mendengarkan penjelasan guru). Keterampilan berbahasa anak juga akan
berkaitan dengan pendidikan di sekolah nantinya.
Salah satu aspek penting dalam perkembangan anak adalah aspek bahasa.
Menurut pendapat (Gu, 2015:35) menyatakan bahwa kemampuan berbahasa
disebutkan sebagai serangkaian keterampilan atau komponen pengetahuan.
Sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gallagher,2012:7)
menyatakan bahwa kemampuan keterampilan berbahasa penting untuk
kompetensi sosial anak. Karena anak-anak harus memahami orang lain dan
berkomunikasi secara efektif untuk menunjukkan keterampilan sosial mereka.
Keterampilan berbahasa anak sangat mempengaruhi penyesuaian sosial dan
pribadi anak kelak. Sejalan dengan penelitian (Kaseng, 2016:87) yang
2
menyatakan bahwa kemampuan keterampilan berbahasa anak dapat dijadikan
modal dasar anak dalam mempelajari hal-hal di sekitarnya.
Menurut pendapat (Dhieni,2006 : 1.14) menyatakan bahwa bahasa berfungsi
sebagai salah satu alat komunikasi dan sarana penting dalam kehidupan anak.
Lebih lanjut (Dhieni, 2006 : 1.14) menyatakan bahwa bahasa adalah alat
penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari
individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya.
Lebih lanjut Badudu menyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya adalah ucapan
pikiran dan perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi
sebagai alatnya Artinya, melalui bahasa, orang dapat saling bertegur-sapa,
saling bertukar pikiran untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini juga yang
terjadi pada anak- anak. Anak juga membutuhkan orang lain untuk berinteraksi
mengungkapkan isi hati, pikirannya, serta keinginannya melalui bahasa baik
yang berlangsung di rumah, di lingkungan sekitar anak, ataupun di sekolah.
Bahasa memegang peranan penting bagi perkembangan anak. Hal ini sejalan
dengan pendapat (Tarigan 2014:24) menyatakan bahwa perkembangan bahasa
anak usia dini berperan penting karena dengan bahasa dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan keterampilan
dalam melakukan kegiatan bersama, juga meningkatkan keterampilan
menyatakan perasaan, serta menyatakan gagasan atau pendapat secara verbal.
Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap
perkembangan dan pertumbuhan, baik secara fisik maupun mental. Menurut
pendapat (Solehuddin, 2016 : 62) menyatakan bahwa anak usia dini merupakan
3
sosok individu yang mengalami suatu proses perkembangan dengan begitu
cepat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini memiliki
karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Sujiono, 2013 : 7) menyatakan bahwa Anak usia dini
memiliki ciri-ciri unik dan berbeda dengan orang dewasa, diantaranya yaitu
selalu aktif serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang dilihat
dan didengarnya, bersifat egosentris, unik dan kaya akan fantasi. Masa ini
adalah masa yang paling potensial untuk belajar.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan awal dari perkembangan seorang
manusia yang menempati fase utama. Menurut pendapat (Santrock, 2011: 9)
menyatakan bahwa masa usia emas anak disebut sebagai golden age. Periode
ini hampir seluruh potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan
berkembang secara cepat. Anak sangat membutuhkan stimulasi dan rangsangan
dari lingkungannya. Apabila anak mendapatkan stimulasi yang baik, maka
seluruh aspek perkembangan anak akan berkembang secara optimal. Golden
age juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan
kognitif, motorik, sosial emosional, agama, moral dan bahasa.
Didukung dengan (Kemendikbud 2014 :37) yang menyatakan bahwa
pengembangan kemampuan berbahasa di TK bertujuan agar anak didik mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya Lingkungan yang dimaksud
adalah lingkungan di sekitar anak antara lain lingkungan teman sebaya, teman
bermain, orang dewasa, baik yang ada di rumah, di sekolah, maupun dengan
tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
4
Konsep kemampuan berbahasa dibagi menjadi empat pendekatan keterampilan
yaitu mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Hal ini sejalan dengan
Permendikbud nomor 137 kelompok usia 5 sampai 6 tahun (2014 : 27) tentang
perkembangan bahasa yang meliputi tiga lingkup perkembangan bahasa yaitu
1) Menerima Bahasa, 2) Mengungkapkan Bahasa dan 3) Keaksaraan. Beberapa
tingkat pencapaian perkembangan (TPP) pada lingkup mengungkapkan bahasa
yaitu menjawab pertanyaan sederhana (apa, mengapa, kapan, bagaimana,
dimana dan siapa) mengungkapkan ide/gagasan atau mengungkapkan pendapat
kepada orang lain, mengulang kalimat sederhana, menyebutkan kata-kata yang
dikenal, menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan dan dapat
menceritakan pengalaman yang pernah dialami.
Jika perkembangan bahasa anak tidak berkembang dengan baik maka
mengakibatkan gangguan perkembangan bahasa. Menurut ( Depdikbud, 2009:
36) Gangguan perkembangan bahasa biasanya akan menimbulkan dampak
psikososial bagi anak, seperti kemampuan kognitif, sosialisasi atau emosinya
yang terbatas. Jika gangguan tersebut tidak ditangani dengan segera maka
dapat menghambat dan mengancam masa perkembangan anak di masa depan
Tidak hanya itu kemampuan berbahasa juga merupakan indikator seluruh
perkembangan anak karena sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan
pada sistem yang lainnya. Menurut pendapat ( Latifah, 2017 : 15) menyatakan
bahwa prevalensi gangguan bicara dan bahasa anak antara 1%-32%. Anak
yang mengalami kelainan berbahasa pada masa pra-sekolah, akan mengalami
kesulitan dalam bahasa tulisan dan mata pelajaran akademik sekitar 40% -
75%.
5
Berdasarkan data dari Departemen IKTHT–KL RSUP Dr. Moh Hoesin
Palembang (Bawono, 2012 : 77) menunjukkan bahwa anak - anak penderita
keterlambatan bicara terbanyak adalah laki- laki, pada penelitian ini jumlah
anak laki-laki sebanyak 65,9% (298). Prevalensi pada Maret 2012 adalah
88,4%. Distribusi jenis kelamin laki-laki 343 pasien (66,9%) dan perempuan
170 pasien (33,1%). Persentasenya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Data Keterlambatan Berbicara anak usia dini
Usia Jumlah Persentase
0-1 36 7
>1-2 142 27,7
>2-3 128 24,9
>3-4 71 13,8
>4-5 43 8,4
>5-6 36 7
>6 57 11,1
Sumber : Bawono,2012:7)
Data yang diperoleh dari Jakarta, (Sihaloho, 2017:43) ditemukan keluhan
utama terbesar pasien saat memeriksakan anaknya adalah gangguan bicara
sebesar 46,8% (Dewanti et al, 2012 : 35) dan di Surakarta terdapat 595 anak
mengalami keterlambatan berbicara selama tahun 2016 di RSUD Moewardi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan di TK
Dharma Wanita Gumuk Mas, Pringsewu, pada tanggal 1-5 Oktober 2018,
ditemukan berberapa masalah. Data dari seluruh siswa usia 5-6 tahun yang
berjumlah 30 anak ditemukan ada 7 anak yang perkembangan bahasanya baik
terbukti dengan di tandai selalu aktif dalam menjawab pertanyaan guru dan
6
bercerita tentang pengalamannya, menyebutkan apa saja yang dilihatnya, dan
bertanya mengenai benda dan apapun yang telah di lihatnya, mengulang
kalimat yang di ucapkan guru, menyatakan idenya kepada guru tanpa diminta
oleh guru selama observasi.
Beberapa anak terlihat dengan perkembangan bahasanya kurang, seperti ketika
diminta maju kedepan untuk menceritakan pengalamannya di depan kelas anak
masih memerlukan bantuan guru, anak berani menjawab pertanyaan guru tetapi
dengan suara yang kecil. Saat anak menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru, anak masih menjawab dengan terbata-bata, anak masih ragu-ragu pada
saat bertanya, maupun mengungkapkan ige/gagasannya, dan ketika anak
diminta untuk bercerita berdasarkan pengalaman yang pernah dialami sebagian
anak hanya diam bahkan ada yang sampai menangis.
Berdasarkan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru
kelas B di TK Dharma Wanita Gumuk Mas, ditemukan bahwa banyak anak
didik yang masih malu, ragu - ragu, tidak mau menjawab pertanyaan, tidak
mau bertanya kepada guru dan cenderung diam atau menangis. Guru
menegaskan bahwa sudah menggunakan media dalam pembelajaran yang
mengembangkan aspek ketrampilan bahasa tetapi jarang digunakan karena
tidak ada perubahan respon dari anak - anak di kelas. Beberapa data yang
diperoleh membuktikan bahwa disekolah tersebut terdapat beberapa
permasalahan anak dalam perkembangan keterampilan bahasanya.
Rendahnya perkembangan keterampilan bahasa yang terjadi disebabkan karena
pembelajaran pada anak usia dini belum ditekankan pada belajar melalui
7
bermain. Bermain bukan sebagai wahana untuk belajar tetapi hanya apresiasi
yang diberikan guru setelah belajar pada saat anak istirahat. Media yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaranpun belum membuat anak tertarik,
sehingga anak lebih cepat bosan. Akibat lain yang muncul dari pembelajaran
kurang menarik ini adalah anak memilih untuk bermain sendiri, anak ramai di
kelas, dan asik berbicara sendiri dengan teman, daripada mendengarkan guru di
kelas. Pendidik juga kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk bebas
mengungkapkan pendapatnya, maupun menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan permasalahan di atas perlu strategi, metode, media yang
menyenangkan. Salah satunya melalui media pembelajaran kartu scrapbook.
Menurut pendapat (Solehuddin, 2016: 81) menyatakan bahwa media
pembelajaran itu sendiri sangat penting karena media merupakan suatu alat
perantara pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran
yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan
dan menguasai bahan pelajaran tertentu.
Apalagi dunia anak usia dini adalah bermain dan belajar dilakukan dengan atau
sambil bermain yang melibatkan semua indra anak. Menurut (Sujiono,2013:14)
menyatakan bahwa salah satu metode yang dapat mendukung keterampilan
bahasa anak yaitu melalui bermain. Alat permainan yang diterapkan dalam
penelitian ini adalah media bermain kartu scrapbook yang berisikan gambar-
gambar timbul binatang yang menarik. Bermain kartu scrapbook diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk menstimulus keterampilan
berbahasa pada anak.
8
Menurut (Solehudin 2016:54) menyatkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan secara voluntir, spontan, terfokus pada proses, didorong oleh
motivasi instrinsik, menyenangkan,aktif, dan fleksibel. Melalui scrapbook ini
anak diajak untuk belajar sambil bermain. Memperlihatkan gambar timbul dan
kata pada media scrapbook yang akan membuat anak tertarik untuk belajar,
serta melatih anak untuk terampil dalam berbahasa. Permainan ini dapat
memberikan suatu situasi belajar yang santai, bebas dari ketegangan dan
kecemasan.
Anak dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan
membuat keputusan. Melalui permainan ini anak-anak dapat melihat sejumlah
kata berkali-kali namun tidak dalam cara yang membosankan dan monoton.
Penerapannya, kartu scrapbook dikemas semenarik mungkin sehingga anak
tidak sekedar bermain tetapi juga belajar sehingga dapat diamati
pengembangan keterampilan berbahasa yang terjadi pada anak. Berdasarkan
latar belakang yang telah di sampaikan, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Bermain Kartu Scrapbook terhadap Pengembangan
Keterampilan Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah
yang terjadi yaitu :
a. Belum optimalnya pembelajaran keterampilan berbahasa pada anak
9
b. Belum optimalnya pembelajaran keterampilan bahasa ditunjukkan
dengan jarangnya penggunaan media di sekolah
c. Anak belum diberikan kebebasan untuk bertanya dan mengungkapkan
pendapatnya
d. Anak masih terbata-bata ketika mengungkapkan ide atau gagasan
e. Anak masih ragu-ragu ketika bertanya dan menjawab pertanyaan
f. Anak belum berani bercerita berdasarkan pengalaman yang pernah
dialami
g. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran, karena pengembangan
keterampilan berbahasa melalui pembelajaran konvensional
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti
membatasi penelitian ini yaitu variabel bermain kartu scrapbook dan variabel
pengembangan keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian
yaitu apakah terdapat pengaruh bermain kartu scrapbook terhadap
pengembangan keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun ?
10
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
bermain kartu scrapbook terhadap pengembangan keterampilan berbahasa
anak usia 5-6 tahun.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara
praktis :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan data dan
referensi bagi peneliti lain terkait wawasan dibidang pendidikan anak,
khususnya keterampilan dalam berbahasa pada anak usia dini.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis ini ditujukan bagi :
a. Para pendidik agar lebih kreatif dalam menerapkan pembelajaran
berbahasa dan menyediakan media pembelajaran atau alat
permainan edukatif (APE) sehingga anak akan lebih tertarik.
b. Kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolah melalui
program-program kegiatan pembelajaran yang tepat dan menarik
baik bagi peserta didiknya.
11
c. Peneliti lain dalam melakukan penelitian tentang perkembangan
keterampilan berbahasa anak usia dini dengan permainan kartu
scrapbook.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini
Anak usia dini sangatlah penting mendapatkan pendidikan awal untuk
mendapatkan pengetahuan dalam perkembangan untuk merespon dan
menstimulus. Pendidikan anak usia dini merupakan dasar awal dan utama
dalam perkembangan pribadi anak. Menurut Sujiono (2013:27)
mengungkapkan bahwa
Pendidikan anak usia dini adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan
pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan
keterampilan anak yang dilakukan pada anak baru lahir sampai
dengan usia delapan tahun.
Pendidikan bagi anak dapat dimulai sejak usia dini. Pendidikan untuk anak
dalam periode ini akan mudah menyerap setiap pelajaran yang diberikan
oleh orangtua maupun guru. Hal ini merupakan awal untuk menyiapkan
generasi bangsa yang berkualitas dalam memasuki era globalisasi.
Pendidikan anak usia dini mengacu pada pendidikan yang diberikan
kepada anak usia 0 sampai 6 tahun atau sampai dengan 8 tahun. Anak usia
dini sangatlah penting untuk mendapatkan pendidikan agar anak menjadi
lebih berkembang dalam mendapatkan pengetahuan.
13
Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi
“Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai
dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti
pendidikan dasar”.
Selanjutnya pada Bab 1 pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa :
“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.”
Depdiknas USPN (2014 : 4 ) mengungkapkan bahwa :
“Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir dan daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap
dan perilaku serta beragama).“
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk awal pendidikan
dasar menuju ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik,
agama, sosial emosional, kognitif, dan bahasa untuk mencapai tahapan
perkembangan anak usia dini. Pendidikan dimasa dini akan sangat
berpengaruh dimasa nantinya, karena pendidikan merupakan suatu upaya
untuk membantu perkembangan anak secara menyeluruh.
Secara keseluruhan pendidikan anak usia dini berfokus pada aspek
perkembangan, kecerdasan dan kehidupan sosial anak. Jadi pendidikan
anak usia dini adalah upaya pembinaan kepada anak usia 0 ampai 6 tahun
14
dengan cara memberikan stimulus bagi anak untuk pertumbuhan,
pekembangan jasmani dan rohani sebelum memasuki pendidikan lebih
lanjut atau formal. Pendidikan yang diberikan pada anak usia disesuaikan
dengan kebutuhan anak karena sifat dan karakter anak yang berbeda
mengharuskan pendidik melakukan pemilihan cara yang berbeda yang di
sesuaikan dengan kebutuhan pendidikan anak usia dini yang dapat
meningkatkan kecerdasan, membentuk karakter dan perkembangan yang
optimal.
Berdasarkan definisi diatas dapat di simpulkan bahwa pendidikan anak
usia dini sangatlah penting diberikan pada anak karena awal dari
perkembangan anak usia dini . Pendidikan anak usia dini merupakan
pendidikan anak usia 0-6 tahun yang bertujuan untuk mempersiapkan anak
masuk kejenjang pendidikan selanjutnya, yang dapat mengembangan
aspek fisik motorik, agama, sosial emosional, kognitif, dan bahasa untuk
mencapai tahapan perkembangan anak usia dini.
B. Hakekat Perkembangan Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini
1. Pengertian Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini
Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto (2015:7)
“Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai
aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan
afektif (nilai-nilai moral)”.Berdasarkan Kamus besar Bahasa
15
Indonesia (2001: 1180) keterampilan adalah kecakapan untuk
menyelesaikan tugas. Dapat disimpulkan keterampilan adalah
kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas dalam
usahanya untuk menyelesaikan tugas.
Depdikbud dalam Zubaedah (2013 : 8) menjelaskan bahwa “Bahasa
anak usia dini adalah ucapan pikiran dan perasaan secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya dengan demikian, melalui
bahasa, anak dapat saling bertegur-sapa, saling bertukar pikiran untuk
memenuhi kebutuhannya”
Sejalan dengan pendapat Suhartono (2015 : 8) menjelaskan bahwa
“Bahasa anak usia dini adalah rangkaian bunyi yang
melambangkan pikiran, perasaan serta sikap manusia yang
digunakan untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan,
permintaan, dan kepentingan pribadi lainnya. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, maka bahasa adalah ucapan pikiran dan
perasaan secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai
alatnya untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan,
permintaan, dan kepentingan pribadi lainnya”
Disimpulkan bahwa keterampilan bahasa adalah kemampuan dan
kecekatan anak dalam menggunakan ucapan pikiran dan perasaan
secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya untuk
menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan
kepentingan pribadi lainnya.
16
2. Jenis Keterampilan Bahasa Anak Usia Dini
Keterampilan berbahasa anak usia dini merupakan kemampuan yang perlu
dikembangkan pada kehidupan anak, terutama untuk kehidupan masa
depannya kelak. Hal ini sependapat dengan Milestones (2008 : 33)
menjelaskan bahwa :
“Keterampilan berbahasa terbagi menjadi dua yaitu produktif dan
reseptif. Keterampilan berbahasa ini mempunyai empat aspek, yaitu 1)
keterampilan berbicara (speaking skills), 2) keterampilan menulis
(writing skills) 3) keterampilan menyimak (listening skills); 4)
keterampilan membaca (reading skills); Setiap keterampilan
berhubungan erat dalam memperoleh keterampilan berbahasa. Pada
masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah
itu kita belajar membaca dan menulis yang akan berpengaruh bagi
kehidupan anak di masa yang akan datang.”
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tahun
2014 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini kelompok usia 5-6
tahun terdapat tiga lingkup perkembangan bahasa yaitu 1) Menerima
bahasa, 2) Mengungkapkan bahasa, dan 3) Keaksaraan.
Menurut Susanto (2011 : 77) menjelaskan bahwa :
“Anak usia dini berada dalam fase perkembangan bahasa secara
ekspresif, pada fase ini anak telah dapat mengungkapkan
keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya serta dapat
mengembangkan bahasanya dan memperoleh kosakata dari
lingkungan disekitarnya.”
Berdasarkan beberapa pendapat jadi dapat disimpulkan bahwa jenis
keterampilan bahasa anak usia dini ini dibagi menjadi dua yaitu ekspresif
dan reseptif. Dikelompokkan menjadi 4 aspek yaitu, menyimak, membaca,
menulis dan berbicara. Dibagi menjadi 3 ruang lingkup yaitu menerima
bahasa mengungkapkan bahasa dan keaksaraan.
17
3. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Karakteristik perkembangan bahasa merupakan kualitas atau ciri khas dalam
perkembangan bahasa. Menurut Jamaris (2013 : 29) mengungkapkan bahwa
karakteristik perkembangan bahasa anak yaitu sebagai berikut :
a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam perkembangan bahasa
anak.
b. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
c. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata
d. Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna,
ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan,
perbandingan, jarak, dan permukaan (kasar-halus)
e. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai
pendengar yang baik
f. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan
tersebut.
g. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah
menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang dilakukan
oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak
pada usia 5-6 tahun ini sudah dapat melakukan ekspresi diri,
menulis, membaca dan bahkan berpuisi.
Adapun menurut Vygotsky dalam Susanto (2011 : 75) mengatakan bahwa pada
anak usia dini, perkembangan bahasa anak ditandai sebagai berikut :
a. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
b. Memiliki berbagai perbendaharaaan kata kerja, kata sifat, kata
keadaan, kata tanya, dan kata sambung.
c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan
menggunakan kalimat sederhana.
e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Menurut Depdiknas (2007:05) mengungkapkan berdasarkan dimensi
perkembangan bahasa anak usia 5 sampai 6 tahun memiliki karakteristik
perkembangan bahasa, antara lain :
18
1. Dapat mengulang kalimat sederhana
2. Mampu menjawab pertanyaan dari guru
3. Mampu menyebutkan kata-kata yang dikenal
4. Dapat mengutarakan pendapat kepada teman
5. Dapat mengutarakan pendapat terhadap keinginannya kepada guru
6. Berani mengutarakan ketidaksetujuan terhadap teman
7. Senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana
dengan urut dan mudah dipahami
8. Mampu menulis namanya sendiri
9. Dapat menulis susunan huruf
10. Mampu mendengarkan penjelasan guru
11. Senang mendengarkan teman berbicara
12. Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan
benar.
13. Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan kata tanya (apa,
mengapa, siapa, kapan, dan bagaimana
14. Mampu membaca kata
15. Mampu membaca namanya sendiri
.
Karakteristik perkembangan bahasa ini dapat disimpulkan merupakan ciri-ciri
bidang pengembangan kemampuan bahasa yang dipersiapkan untuk
meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Pengembangan keterampilan bahasa ini bertujuan agar anak
mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat,
mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat
berbahasa.
4. Tahapan Keterampilan Berbahasa Anak
Tahapan keterampilan anak dalam berbahasa yaitu tingkatan dalam
menggunakan bahasa lisannya seperti mengungkapkan pendapat dan berbicara.
Mengungkapkan bahasa pada anak usia dini berhubungan erat dengan
perkembangan berfikir anak. Menurut Suhartono (2015 : 41) ada lima tahapan
anak dalam keterampilan berbahasa anak yaitu :
19
a. Mengucapkan satu kata
b. Mengucapkan dua kata
c. Anak dapat mengucapkan satu kalimat
d. Dapat membuat kalimat-kalimat pendek dan jenis berbeda-beda, dan
e. Dapat membuat kalimat panjang dengan berbagai formasi.
Selain itu Vygostky dalam Dimayati (2016 : 41) menjelaskan ada 3 tahapan
dalam keterampilan berbahasa pada anak yang berhubungan erat dengan
perkembangan berpikir anak yaitu :
a. Tahap eksternal yaitu terjadi ketika anak mengungkapkan bahasa
secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak
yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu
tanggung jawab dengan anak.
b. Tahap ego sentris yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan
pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
c. Tahap Internal yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah
memiliki suatu penghayatan kemampuan berbahasa sepenuhnya
d. Tahapan mengungkapkan bahasa pada anak meliputi pemahaman
sebagai keterampilan memahami makna, perkembangan
perbendaharaan kata, penyusunan kata agar dapat mengucapkan
kalimat, dan dapat mengucapkan kalimat pendek.
Sependapat dengan Pateda dalam Suhartono (2015 : 49) menjelaskan bahwa
ada tiga tahapan dalam keterampilan berbahasa yaitu :
1. Tahap Penamaan
Pada tahap penamaan, anak baru mulai mampu mengujar urutan
bunyi kata tertentu dan anak belum mampu memaknainya.
2. Tahap Telegrafis
Pada tahap telegrafis ini anak sudah mulai bisa menyampaikan pesan
yang diinginkanya dalam bentuk urutan bunyi yang berwujud dua
atau tiga kata.
3. Tahap Transformasional
Pengetahuan dan penguasan kata-kata tertentu yang dimiliki anak
dapat dimanfaatkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang lebih
rumit.
. Pencapaian perkembangan berbahasa anak taman kanak-kanak rentang usia 5
– 6 tahun dalam Permendiknas no. 58 tahun 2009 yaitu: 1) mengulang kalimat
20
sederhana; 2) menjawab pertanyaan sederhana; 3) mengungkapkan perasaan
dengan kata sifat (baik, senang, nakal, pelit, baik hati, berani, baik, jelek, dsb.);
4) menyebutkan kata-kata yang dikenal; 5) mengutarakan pendapat kepada
orang lain; 6) menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan atau
ketidaksetujuan; 7) menceritakan kembali cerita/ dongeng yang pernah
didengar (Depdiknas, 2009: 10-11).
Berdasarkan penjelasan di atas maka pada penelitian ini anak termasuk pada
tahap transformasional. Karena dalam meningkatkan keterampilan anak dalam
berbahasa akan terlihat saat anak mulai memberanikan diri untuk bertanya,
menyuruh, menyanggah, dan menginformasikan sesuatu. Berbagai kegiatan
anak dan aktivitasnya dikomunikasikan atau dibicarakan melalui kalimat-
kalimat.
5. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Bahasa Anak
Bahasa merupakan ekspresi seseorang yang menunjukkan keterampilannya
dalam mengungkapkan sesuatu. Hal tersebut diperoleh melalui proses belajar
yang cukup unik karena bahasa digunakan sehari-hari melalui proses informal.
Itulah yang disebut dengan pemerolehan bahasa. Seseorang dapat dan mampu
berbahasa dan berbicara bukan saja diperoleh secara menurun dari orang
tuanya namun melalui proses belajar yangalami dan melalui konteks yang
wajar. Menurut Tarmansyah dalam Zubaedah (2013 : 16) :
1. Kondisi Jasmani dan Kemampuan Motorik
Seorang anak yang mempunyai kondisi fisik sehat, tentunya
mempunyai kemampuan gerakan yang lincah, dan penuh energi.
21
2. Kesehataan Umum
Anak yang sehat jasamani maupun rohani/ tidak berpenyakitan akan
mengenal lingkungannya secara utuh sehingga anak mampu
mengekspresikannya dalam bentuk bahasa dan bicaranya, namun anak
yang memiliki gangguan kesehatan secara umum tentunya tidak akan
mampu mengekspresikan.
3. Kecerdasan
Faktor kecerdasan sangat mempengaruhi perkembangan bahasa dan
bicara anak.
4. Sikap Lingkungan
Proses pemerolehan bahasa anak diawali dengan kemampuan
mendengar, kemudian meniru suara yang didengar dari lingkungannya.
5. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan
bicara.
6. Jenis Kelamin
Secara biologis anak perempuan lebih cepat mencapai masa
kematangannya.
7. Kedwibahasaan
Kedwibahasaan atau bilingualism adalah kondisi di mana seseorang
berada di lingkungan orang yang menggunakan dua bahasa atau lebih.
8. Neurologi
Neuro adalah syaraf, dengan demikian neurologis merupakan suatu
keadaan dimana syaraf dipelajari sebagai suatu ilmu yang dapat
digunakan untuk mendukung dalam hal tertentu.
Selanjutnya Yamin (2010 : 144) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi keterampilan bahasa pada anak usia diniyaitu :
a. Anak berada di dalam lingkungan yang bebas dari tekanan.
b. Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.
c. Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan nonverbal.
d. Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu
menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya.
e. Melibatkan anak dalam berkomunikasi.
Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi ketrampilan bahasa anak usia dini baik dari internal maupun
eksternal. Faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan anak untuk lebih
maju atau untuk menjadi jauh dari yang diharapkan.
22
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media adalah suatu perantara yang biasa digunakan oleh guru untuk
memudahkan penyaluran informasi kepada anak didik dalam suatu proses
pembelajaran. Menurut Khadijah (2016:124) menyatakan bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian anak usia dini sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Sejalan dengan Dhine (2012:205)
menyatakan bahwa media adalah berasal dari kata jamak medium, yang
berarti perantara. Media juga diartikan sebagai sesuatu yang terletak
ditengah-tengah. Maksudnya disini adalah suatu perantara yang
menghubungkan semua pihak yang membutuhkan terjadiya suatu hubungan,
dan membedakan antara media komunikasi dan alat bantuk komunikasi.
Sejalan dengan association for education and communication technology
(AECT) dalam Dheni (2007 : 89-91) media didefinisikan sebagai segala
bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Education association (NEA) mengartikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar dibaca dan dibicarakan beserta instrumen
yang digunakan baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat
mempengaruhi efektivitas program instruksional. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat
23
merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya
tujuan pendidikan.
Sepemikiran dengan Harjonto (2010:43) Media pengajaran dibagi dua
bagian yaitu media dalam arti sempit dan media dalam arti luas. Dalam arti
sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan
secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam
arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang
kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide,
fotogarfi, diagram dan bagan buatan guru. Media yang biasa digunakan pada
pendidikan anak usia dini adalah media yang dibuat sendiri oleh guru atau
media imitasi yang dibeli namun harus sesuai dengan tema yang ada pada
rancangan kegitan mingguan (RKM) dan rancangan kegiatan harian (RKH)
hari itu.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
media pembelajaran itu adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian
anak usia dini sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar.
2. Prinsip Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini
Setiap media pembelajaran memiliki acuan-acuan dalam pembuatannya
sehingga media tersebut memiliki tujuan untuk suatu pengembanagn
tertentu. Menurut Asnawir (2012:19-25) media pengajaran digunakan dalam
24
rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-
mengajar yang akan dillakukan disekolah. Oleh karena itu harus
diperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam penggunaanya antara lain:
1) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai
bagian penting yang harus ada dari suatu sistem pengajaran.
2) Media pengajaran harus dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam proses belajar-mengajar karena dalam proses belajar
mengajar guru benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu
media pengajaran yang digunakan.
3) Dalam penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara
sistematis bukan sembarang mengunakannya.
4) Guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan
memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang
anak aktif dalam belajar jika sekiranya suatu pokok bahasan
memerlukan lebih dari satu macam media pembelajaran.
Pembuatan media pembelajaran ini menurut Mansyur (2008:53) ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu :
1. Media pembelajaran yang dibuat hendaknya dapat digunakan
untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak dan
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran secara berulang
dengan tema dan sub tema yang berbeda.
2. Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan
murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa.
3. Dapat menimbulkan kreativitas.
4. Dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak
menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat
digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana.
6. Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal.
7. Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan
media pembelajaran ada 7 prinsip yang harus diperhatikan yaitu media
pembelajaran yang dibuat hendaknya dapat digunakan untuk mengembangkan
6 aspek perkembangan anak dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
25
secara berulang dengan tema dan sub tema yang berbeda, bahan mudah didapat
di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan
bekas/sisa, tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak, dapat
menimbulkan kreativitas, sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Sehingga
dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Serta dibuat sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
3. Manfaat Media Pembelajaran AUD
Media pembelajaran digunakan untuk mempermudah penyaluran informasi
yang akan disampaikan oleh seseorang kepada targetnya secara mudah dan
praktis. Manfaat media pembelajaran menurut Hamalik (2015:26) adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan anak sehingga kegiatan
pembelajaran lebih afektif dan efisien. Khusus manfaat media pembelajaran
adalah dalam penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi
lebih interaktif karena dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara
aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah, dengan media
tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin, meningkatkan kualitas hasil belajar anak, media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja,
media dapat menumbuhkan sikap positif anak terhadap materi dan proses
belajar, serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
26
Peran guru dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang tepat
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak usia dini. Kesalahan dalam
memilih media mampu membuat anak tidak konsentrasi, tidak tertarik bahkan
merasa bosan dengan kegitan pembelajaran yang diberikan oleh karen itu
dalam memilih media pembelajaran anak usia dini hal yang utama perlu dikaji
dan diketahui adalah tahapan perkembangan anak karena anak dengan tahap
perkembangan yang berbeda harus menerima pembelajaran dengan
menggunakan media yang berbeda pula. Memilih media pembelajaran
memerlukan beberapa perencanaan dan pertimbangan, antara lain: guru merasa
sudah akrab dengan media pembelajaran sehingga memilih media tersebut,
guru merasa media pembelajaranya dapat menggambarkan dengan lebih baik
daripada dirinya, media dapat menarik minat dan perhatian siswa. Menurut
pendapat di atas maka dapat disimpulkan media memiliki banyak manfaat yang
dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara umum daan manfaat secara khusus
dalam penggunaannya.
4. Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media atau alat yang menjadi perantara dalam
menyampaikan pembelajaran pada anak usia dini karena anak usia dini tidak
bisa lepas dari media pembelajaran namun perinsipnya alat yang digunakan
sebagai media pembelajaran tersebut harus mampu menstimulasi semua aspek
perkembangan anak dan mampu mengatasi rasa bosan pada anak sehingga
pembelajaran berjalan dengan efektif. Berikut ini adalah jenis media dalam
27
kegiatan bermain sambil belajar pada anak Taman Kanak-kanak, menurut
(Thoiruf, 2008:20) antara lain:
a. Media audio biasa disebut dengan media dengar yang dapat
menyampaikan pesan melalui suaradan bunyi seperti suara bahasa
musik, dan sound effect dapat dikombinasikan untuk menguatkan
isi pesan.
b. Media visual yaitu media yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan/informasi melalui penglihatan yang
berbentuk simbol-simbol visual.
c. Media audio visual adalah media yang dapat menyampaikan
pesan melalui suara, gambar, dan tulisan. Media audio visual di
bagi menjadi dua macam, yaitu media televisi dan film.
d. Media lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan)
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
usia dini.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada 4 jenis media
pembelajaran yaitu jenis media dalam kegiatan bermain sambil belajar pada
anak Taman Kanak-kanak antara lain: media audio, media visual, media audio
visual dan media lingkungan.
D. Teori Belajar Behavioristik
Anak usia dini mempunyai kapasitas keterampilan berbahasa yang berbeda -
beda. Pada saat anak usia dini mulai memperoleh bahasa hal ini sangat penting
untuk diketahui sebagai tolak ukur untuk mengetahui perkembangan
bahasanya. Menurut pandangan kaum behavioristik atau kaum empiris bahwa
anak sejak lahir tidak membawa struktur linguistik. Artinya, anak lahir tidak
ada struktur linguistik yang dibawanya. Menurut Brown dalam Suhartono
(2015 : 72) menyatakan bahwa :
28
“The extreme behavioristic position would be that the child comes into
the world with a tabularasa, a clean slate bearing no preconceived
notions about the world or about language, and this child is then ship
by his environment slowly conditioned through various chedule of
reinforcement.”
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa anak lahir ke dunia ini seperti kain
putih tanpa catatan-catatan, lingkungannya yang akan membentuknya
perlahan-lahan. Pengetahuan dan keterampilan berbahasa diperoleh melalui
pengalaman dan proses belajar. Pengalaman dan proses belajar yang akan
membentuk akuisisi bahasanya. Sepemikiran dengan Ivan Pavlov dalam
Djuanda (2016 : 23) “Teori behaviorisme berangkat dari pemahaman bahwa
stimulus yang dapat dilihat juga dapat menyebabkan adanya respon yang dapat
dilihat”. Stimulus yang bermakna dapat menghasilkan respon yang bermakna
pula. Memperoleh respon yang bermakna dibutuhkan kondisi tertentu.
Pemberian kondisi tersebut perlu memperhitungan kesesuaian antara stimulus
dengan gambaran pembiasan yang dihasilkan.
Gleason (2014:381) “Behavioristic theory is a habits emphasizes teory, where
the theory empharized that childrens language development is influenced by
the envirotment”. Menurut Skinner teori behavioristik yang pertama kali
dimunculkan oleh John B Watson kemudian diperkenalkan oleh Ivan P Pavlov
menyatakan bahwa teori perkembangan bahasa yang menekankan bahwa
proses perkembangan bahasa karena adanya rangsangan yang diberikan
melalui lingkungan.
29
Mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk
oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari
interaksi dengan lingkungannya melalui pengondisian stimulus yang
menimbulkan respons. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat
memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara bertahap. Perilaku
positif pada anak cenderung akan diulang ketika mendapat dorongan yang
sesuai dengan kemampuan anak dari lingkungannya. Latihan untuk anak harus
menggunakan bentuk-bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respons)
yang dikenalkan secara bertahap, mulai dari yang sederhana sampai pada yang
lebih rumit.
Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori behavioristik, teori ini
menekankan pada konsep pembiasaan. Pembiasaan yang diterapkan berupa
aktivitas belajar seraya bermain menggunakan alat permainan edukatif yaitu
bermain kartu Scrapbook sehingga proses pembelajaran dapat menarik dan
menyenangkan. Pembiasaan pertama dibangun melalui lingkungan, mengingat
bahwa lingkungan adalah awal pembentukkan anak untuk belajar dan berlatih
dalam berbahasa, selanjutnya dengan adanya awal pembentukkan melalui
lingkungan yang mendukung dapat dijadikan anak belajar dan berlatih sebagai
pembiasaan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Pavlov dalam Sugiyono (2013 : 55) yang
menyatakan bahwa terkait dengan kegiatan belajar mengajar, agar anak belajar
dengan baik maka maka harus dibiaskkan. Melalui lingkungan dapat
membentuk pembiasaan anak untuk belajar. Pemberian rangsangan dapat
kepada anak dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak itu sendiri. Melalui
30
rangsangan atau stimulasi belajar sambil bermain menggunakan kartu
Scrapbook anak dapat menciptakan suatu proses interaksi terhadap
lingkungannya serta dapat mendukung keterampilan berbahasanya karena
adanya interaksi ketika anak seperti mengungkapan dengan bahasa anak
masing-masing seperti bertanya, menjawab pertanyaan, mengungkapkan ide
atau gagasan dan bercerita tentang apa yang telah dilihat ataupun yang telah
didengar berdasarkan pengalamannya.
Kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan dengan menggunakan alat
permainan edukatif (APE) juga akan mengembangkan keterampilan
berbahasanya Mengingat bahwa dunia anak berada pada masa bermain
sebaiknya pembelajaran menggunakan kegiatan bermain sambil belajar.
Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi anak,
melalui kegiatan bermain anak dapat bereksplorasi dan mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan
yang esensial bagi anak, dengan bermain anak akan mengembangkan
kebutuhan fisik motorik, bahasa, sosial emosional, kognitif dan seni kreatifitas.
E. Bermain bagi Anak Usia Dini
Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk menstimulasi keterampilan
bahasa anak. Melalui bermain anak dapat memperluas mengembangkan daya
penerimaan bahasa serta pengekspresian bahasa mereka melalui interaksi
dengan teman sebayanya maupun orang dewasa pada situasi yang spontan
dalam bermain.
31
1. Pengertian Bermain bagi Anak Usia Dini
Bermain merupakan aktivitas yang sangat penting bagi tumbuh kembang
anak, bermain juga harus ada atas kemauan anak itu sendiri dan tanpa
adanya rasa paksaan dalam diri anak, agar anak senang dalam melakukan
kegiatan bermain. Sujiono (2013: 34) berpendapat bahwa :
“Bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan, dan
kenikmatan itulah yang akan menjadi perangsang bagi perilaku
lainnya. Misalnya ketika anak mulai mampu berbicara dan
berfantasi, fungsi kenikmatan meluas menjadi kenikmatan
berkreasi. Kegiatan aktivitas bermain diantaranya adalah
mengelompokkan, memilih, mengambil, menulis, atau bahkan anak
mengikuti aturan dalam bermain ”
Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young
Children, 1997) bermain merupakan alat utama belajar anak. Demikian juga
pemerintah yang telah mencanangkan prinsip, bermain sambil belajar atau
belajar seraya bermain. Menurut Piaget dalam Madyawati (2016 : 144)
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi
kesenangan untuk membantu individu untuk mencapai perkembangan yang
utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moraldan emosional. Triharso (2013 : 11)
mengungkapkan bahwa “Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
tanpa mempergunakan alat, memberikan informasi, dan memberikan
kesenangan serta mengembangkan imajinasi”.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bermain bagi anak
merupakan kegiatan untuk memilih segala kegiatan yang disukainya,
bereksperimen dengan bermacam-macam bahan dan alat, berimajinasi,
memecahkan masalah, bercakap-cakap secara bebas, bekerja sama dalam
32
kelompok dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Jadi, bermain
bagi anak mampu membawa anak keperubahan yang baik dalam berbagai
aspek kehidupannya dan dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan
anak karena dengan bermain anak akan memajukan kecepatan rangsangan
stimulasi baik dari luar maupun dari dalam.
2. Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini
Bermain merupakan kegiatan yang memiliki manfaat terhadap
perkembangannya, sehingga dapat diidentifikasi menurut Mustafa (2010
:36) bahwa manfaat bermain yaitu memperkuat dan mengembangkan
ototdan koordinasinya melalui gerak, mengembangkan keterampilan
emosinya, rasa percaya diri, kemandirian, dan keberanian untuk berinisiatif,
mengembangkan kemampuan intelektualnya.
Menurut Yuliani (2014 : 33) mengungkapkan bahwa manfaat bermain bagi
anak yaitu :
a) menirukan apa yang dilakukan orang dewasa
b) melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata
c) mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman
hidupyang nyata
d) menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul
kaleng, menepuk-nepuk air dan sebagainya
e) melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima
seperti berperan sebagi pencuri
f) kilas balik peran-peran yang bisa dilakukan seperti gosok gigi,
cuci tangan dsb
g) Mencerminkan pertumbuhan
h) memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian
masalah.
33
Coughlin (2014 : 34) juga mengungkapkan bahwa :
“Bermain memiliki beberapa manfaat, yaitu mempertahankan
keseimbangan, membantu anak menghayati berbagai pengalaman yang
diperoleh dari kehidupan sehari-hari, mengantisipasi peran yang akan
dijalani di masa yang akan datang, menyempurnakan keterampilan-
keterampilan yang dipelajari, termasuk pula keterampilan memecahkan
masalah, meningkatkan keterampilan sosial anak.”
Manfaat yang telah diungkapkan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa aktivitas bermain memiliki berbagai manfaat untuk seluruh aspek
perkembangan anak, terkait dengan perkembangan fisik motorik halus atau
kasar anak yaitu anak dapat mempertahankan keseimbangan,
mengembangkan aspek sosial-emosional, aspek kognitif dan meningkatkan
keterampilan berbahasanya yang digunakan untuk mengkomunikasikan
pendapatnya kepada lingkungannya.
3. Jenis-Jenis Bermain
Jenis-jenis bermain dilihat dari aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak.
Menurut Hurlock dalam Tedjasaputra (2015 : 52) ada bermain aktif dan
bermain pasif atau dikenal sebagai hiburan (amusement) :
a. Bermain Aktif
Bermain aktif adalah kegiatan yang memberi kesenangan dan
kepuasan kepada anak yang dilakukan melalui aktivitas langsung
oleh diri anak itu sendiri yang biasanya melibatkan lebih dari satu
orang. Dengan demikian, kegiatan bermain aktif akan banyak
melibatkan aktivitas tubuh. Terdapat berbagai faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kondisi anak, seperti kesehatan, teman
bermain, tingkat kecerdasan, jenis kelamin, alat permainan yang
dimiliki, dan lingkungan bermain anak.
34
b. Bermain Pasif
Disamping bermain aktif dimana anak secara langsung terlibat
dalam permainan tersebut, anak juga dapat bermain secara pasif.
Dalam bermain pasif, aktivitas fisik anak tidak banyak
dimanfaatkan, tetapi aspek lainnya seperti penglihatan dan
pendengaran yang dikembangkan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bermain
dilihat dari aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak yaitu ada dua
bermain aktif dan bermain pasif. Dalam kegiatan bermain aktif akan
banyak melibatkan aktivitas tubuh sedangkan dalam bermain pasif,
aktivitas fisik anak tidak banyak dimanfaatkan, tetapi aspek lainnya seperti
penglihatan dan pendengaran yang dikembangkan.
F. Kartu Scrapbook
1. Pengertian Scrapbook
Scrapbook adalah album yang berisikan gambar dan cerita yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang dihias dengan kreatif.
Ariyani (2014:3) juga menyatakan bahwa scrapbook adalah
sekumpulan memorabilia, narasi, puisi, quote, cerita, kliping, catatan,
foto, tiket, bon pembayaran dll yang disusun dan dirangkai dalam
sebuah album atau hand-made book. Salah satu kelebihan dari
scrapbook adalah sifatnya konkrit dan lebih realistis menunjukkan
pokok permasalahan yang dibahas.
Hal ini tentu akan sangat membantu anak dalam memahami konsep
materi pelajaran yang diajarkan guru (Nurdiana, 2017:278). Bagian
35
yang menarik dari scrapbook adalah kita dapat menambahkan
sentuhan dan pemikiran pribadi dalam scrapbook. Penelitian ini
memasukkan materi yang cocok untuk keterampilan mengungkapkan
bahasa anak yang disesuaikan dengan target yang ingin dicapai.
Kartu scrapbook termasuk kedalam jenis bermain aktif karena dengan
kartu scrapbook anak dapat menggunakan koordinasi otot halus dan
otot kasarnya dalam aktivitas bermain. Bermain kartu scrapbook yaitu
aktivitas bermain yang menggunakan media kartu berisikan gambar-
gambar timbul binatang dan di sertai tulisan di mana setiap gambar
memiliki variasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Pendapat Djuanda (2016 : 104) menyatakan bahwa
“suatu alat permainan yang digunakan untuk bermain dengan
menggunakan media kartu gambar dapat mengalihkan pengalaman
belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang
lebih konkret”.
Suyadi (2013 : 13) berpendapat bahwa :
Media kartu bergambar adalah penyajian visual dua dimensi yang
di buat berdasarkan unsur dan prinsip rancangan gambar yang
berisi tentang unsur-unsur kehidupan sehari-hari
misalnya:manusia, benda-benda, binatang, tumbuhan, perasaan,
peristiwadan tempat.
Berdasarkan pendapat diatas maka kartu gambar scrapbook ini
merupakan salah satu jenis permainan aktif yang berbentuk media
pembelajaran visual, yaitu media yang dapat dilihat dan diraba,
dengan menggunakan suatu media pembelajaran yang digunakan
36
dalam kegiatan belajar dapat menjadi suatu alat bantu dalam suatu
proses belajar mengajar.
2. Manfaat Bermain Scrapbook
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai kegunaan
scrapbook, antara lain menurut Ariayani (2014) pembelajaran
menggunakan media scrapbook membuat siswa lebih berpartisipasi,
berantusias, berani menyatakan pendapat dalam proses pembelajaran
dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Burnley (2014:45)
“That using scrapbook in learning can help evaluate the effectiviness
of learning.”
Pembuatan scrapbook sebagai media dalam belajar menunjukkan
banyak hal yang didapat sebagai pebelajar dan pengetahuan-
pengetahuan yang belum dipelajari sebelumya. Media pembelajaran
pop-up, yang sejenis dengan scrapbook dapat meningkatkan
perhatian, hubungan, kepercayaan, dan kepuasan terhadap hasil
pembelajaran. Media pop-up dapat dijadikan alternatif pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan spasial dan minat siswa dalam
belajar. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa
penggunaan scrapbook berdampak positif bagi pembelajaran, salah
satunya mampu meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar.
Permainan ini digunakan untuk menstimulus keterampilan bahasa
pada anak, pada masa ini anak masih berada pada tahap pra
37
operasional yaitu anak belajar melalui benda konkret, dalam hal ini
kartu sebagai media/benda konkret yang dapat dilihat oleh anak,
sehingga kartu ini dapat multifungsi yang bertujuan untuk membantu
anak dalam mengenalkan berbagai gambar timbul binatang,
mengenalkan berbagai bentuk warna, mengenalkan berbagai bentuk
huruf alfabet a-z, mengenalkan berbagai kata, dan mengenalkan
gambar binatang.
Media ini memiliki berbagai jenis macam warna dan bentuk oleh
karena itu, dalam upaya mengembangkan keterampilan bahasa pada
anak media ini dipilih karena merupakan media atau benda konkret
yang dapat dilihat oleh anak, sehingga membantu anak dalam
mengungkapkan pendapatnya, mencoba menyusunnya dengan tepat
pada permainan yang telah dimainkan sesuai dengan aturannya.
Manfaat media dalam permainan ini yaitu sesuai dengan tahap usia
anak yaitu anak belajar menggunakan sesuatu yang dapat ia lihat agar
mudah diingat, dan dapat divariasikan warnanya serta diberikan
bentuk atau simbol huruf yang dapat digunakan dalam pembelajaran
terutama dalam mengembangkan keterampilan bahasanya.
38
3. Langkah-langkah Bermain Kartu Scrapbook
Permainan dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu tahap pra permainan
dan inti permainan. Berikut ini akan diuraikan mengenai tahapan
perlakuan permainan kartu scrapbook yang dilaksanakan yang
meliputi:
a. Kegiatan Pra Permainan
Pada kegiatan pra permainan guru melakukan tanya jawab
tentang binatang darat dan udara , mengenalkan gambar timbul
binatang dengan memperlihatkan kartu scrapbook pada anak-
anak. Guru memberi pengertian tentang tujuan bermain
scrapbook
b. langkah-langkah dan memberi contoh dalam permainan kartu
scrapbook sebagai berikut ini:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu scrapbook dengan gambar
binatang
2. Guru meminta anak untuk menebak apa yang dibawa guru.
3. Kemudian anak dibagi menjadi kelompok kecil 5-6 kelompok,
setiap kelompok ditentukan salah satu sebagai ketua kelompok.
c. Kegiatan Inti Permainan
1. Guru menunjukkan salah satu gambar kepada anak, setiap
ketua kelompok yang tercepat menjawab pertanyaan guru
(nama binatang sesuai gambar), anak diberikan kesempatan
untuk maju kedepan untuk memilih tumpukkan kartu di depan
39
kelas yang sudah disediakan guru dan dibagikan ke teman-
temannya.
2. Anak diberikan kesempatan memilih kartu dan mengambilnya
sesuai dengan keinginannya
3. Anak diberikan pertanyaan sederhana tentang kartu yang telah
diambilnya sambil mengamati gambar kartu.
4. Ketika anak menjawab pertanyaan dengan benar anak diminta
untuk menuliskan kata yang tertera pada kartu.
5. Lalu guru mengintruksikan anak untuk mengelompokkan kartu
sesuai dengan huruf awalan yang sama.
G. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang yang dilakukan oleh Nurcahyani, (2016) di TK Astiti
Dharma Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
ketuntasan kemampuan keaksaraan anak meningkat dari siklus 1
sebesar 42 %, pada siklus II terjadi peningkatan kemampuan
keaksaraan sebesar 50 %. Dengan kategori sedang 92 %, kategori
rendah 8%, dan tidak seorangpun anak dalam kategori rendah.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan metode permainan
menjepit kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa anak, khususnya aspek keaksaraan anak kelompok B ajaran
2014/2015.
40
2. Penelitian yang yang dilakukan oleh Tyas (2016) di TK Mutiara Insani
Langkapura Bandar Lampung. Hasil penelitian dianalisis dengan
Spearman Rank sebesar 0,817. Menunjukkan bahwa ariable bebasnya
menggunakan media kartu gambar berpengaruh dengan variable
terikatnya yaitu penguasaan kosakata anak.
3. Penelitian yang yang dilakukan oleh Damayanti (2017) di SD
Fransiskus. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dari pemberian perlakuan yang berupa penggunaan
media scrapbook terhadap hasil belajar siswa pada meteri keragaman
rumah adat Indonesia.
4. Penelitian yang yang dilakukan oleh Hanifah (2014) di TK Dharma
Wanita, Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dalam penerapan media pop-up book
berbasis tematik terhadap kecerdasan verbal-linguistik anak.
5. Penelitian yang yang dilakukan oleh Wulandari (2013) di TK
Shandy Putra Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui
metode bernyanyi dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak
kelompok B TK Sandhy Putra Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.
Peneliti menggunakan penelitian relevan diatas karena memiliki
persamaannya yaitu pada variabel bebasnya menggunakan kartu kata
bergambar, media Scrapbook, serta menggunakan media Pop-Up Book.
Persamaannya lainya yaitu penelitian pada variable terikatnya
kemampuan berbahasa.
41
H. Kerangka Pikir
Salah satu bidang perkembangan dalam kemampuan dasar di taman kanak-
kanak adalah perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa merupakan
pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan masalah pada anak.
Melalui perkembangan bahasa anak dapat memahami komunikasi dan
perasaan orang lain. Bahasa bagi anak usia dini adalah untuk
mengembangkan ekspresi atau perasaan, imajinasi dan pikiran, selain itu
sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan intelektual dan
berekspresi. Bahasa juga memberikan pengaruh yang besar dalam
perkembangan anak karena dengan menggunakan bahasa yang baik anak
akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang mampu
beradaptasi di tengah- tengah masyarakat.
Setiap anak memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lainnya, terutama pada perkembangan bahasanya.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia anak, maka perkembangan
bahasanya juga semakin berkembang, untuk mengoptimalkan
perkembangan bahasa anak diperlukan pemberian stimulasi berupa
pembelajaran bahasa bagi anak usia dini.
Perkembangan bahasa pada anak usia dini menekankan pada keterampilan
bahasa. Keterampilan bahasa anak usia dini ini mempunyai beberapa
tingkat pencapaian perkembangan yaitu dari menjawab pertanyaan
sederhana, mengulang kalimat sederhana, menyebutkan kata-kata yang
dikenal, mengutarakan pendapat kepada orang lain, menyatakan alasan
42
terhadap sesuatu yang diinginkan, mengungkapkan perasaan, dan
menceritakan kembali cerita yang pernah dialami atau didengar. Standar
ini dapat menjadi acuan untuk mengukur keberhasilan keterampilan
bahasa anak. Pemberian stimulus yang baik dan sesuai dengan tahap
perkembangan anak maka pengembangan keterampilan berbahasa anak
akan berkembang secara optimal.
Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk menstimulasi
keterampilan bahasa anak. Melalui bermain anak dapat memperluas
mengembangkan daya pengekspresian bahasa mereka melalui interaksi
dengan teman sebayanya maupun orang dewasa pada situasi yang spontan
dalam bermain. Perkembangan keterampilan bahasa dapat dikembangkan
melalui bermain Scrapbook. Dimana kartu scrapbook ini merupakan salah
satu jenis permainan aktif yang berbentuk media pembelajaran visual,
yaitu media yang dapat dilihat dan diraba, sehingga kartu ini dapat
membantu anak dalam mengenalkan berbagai jenis gambar timbul
binatang, mengenalkan berbagai bentuk warna,mengenalkan berbagai
bentuk huruf alfabet a-z, dan mengenalkan berbagai kata.
Hubungan antara bermain kartu scrapbook dengan pengembangan
keterampilan mengungkapkan bahasa adalah saat anak bermain kartu
scrapbook anak melakukan komunikasi verbal atau berbahasa lisan antara
anak dengan teman sebanyanya maupun dengan guru. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak melakukan kegiatan bertanya kepada guru,
menjawab pertanyaan, mengungkapkan ide atau gagasan, bercerita tentang
apa yang dilihat dan bercerita tentang apa yang didengar tinggi, sehingga
43
dengan menggunakan media pembelajaran sangat berkaitan dengan
perkembangan keterampilan bahasa pada anak.
Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mencoba melakukan sebuah
penelitian untuk meningkatkan kemampuan keterampilan bahasa terutama
dalam permainan kartu scrapbook, penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu
variabel bebas X (bermain kartu scrapbook) diduga berpengaruh terhadap
variabel terikat Y (pengembangan keterampilan berbahasa).
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan secara sederhana
sebagai berikut :
Gambar 2.1. Bagan kerangka pikir
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh dalam bermain
kartu scrapbook terhadap pengembangan keterampilan berbahasa anak
usia 5-6 tahun”
Bermain Kartu
Scrapbook (X)
Pengembangan
keterampilan berbahasa
(Y)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen atau percobaan
semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang
timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu, dengan menggunakan
analisis data kuantitatif. Menurut Consuelo (2015:93) penelitian eksperimen
adalah satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji hipotesis
mengenai hubungan sebab akibat. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah “One Groups Pretest-Posttest Design”, yaitu desain
penelitian yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest
setelah diberi perlakuan, dengan demikian dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan diadakan sebelum diberi perlakuan
(Sugiyono, 2013: 64). Design ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. One Group Pre test-Post test Design
O1 X O2
45
Desain menurut Santoso (2010:102) dapat dijabarkan menjadi gambar 3.2
berikut:
Gambar 3.2 Alur Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian beralamat di Jalan Ampera Gumuk Mas Desa/Kelurahan
Gumuk Mas, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini
rencana akan dilaksanakan selama 6 kali pertemuan di TK Dharma Wanita
Gumuk Mas Pringsewu 2019 setelah disetujui. Peneliti memilih di TK ini
karena data yang diperlukan untuk penelitian tersedia di TK tersebut.
Pretest
Eksperimen 6X
Pertemuan
Postest
Analisis data
Hasil
46
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.
Penelitian ini mengambil populasi seluruh siswa yang berusia 5-6 tahun
di di TK Dharma Wanita Gumuk Mas Pringsewu 2018 yang berjumlah
30 anak.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2013:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sukardi (2010:64)
total sampling adalah “Teknik penentuan sampel dengan menggunakan
seluruh populasi”. Berdasarkan pengertian di atas sampel dalam
penelitian ini yaitu berjumlah 30 anak dengan tujuan meningkatkan
kemampuan keterampilan berbahasa berdasarkan usia anak yaitu anak
yang berusia 5-6 tahun.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel
47
adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan.
Penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel independen
(bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel Independen (bebas)
Bermain Kartu Scrapbook (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini yaitu Bermain Kartu Scrapbook sebagai
variabel (X) merupakan aktivitas bermain menggunakan media
scrapbook yang dapat membantu dalam proses meningkatkan
kemampuan keterampilan berbahasa anak.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Kemampuan Keterampilan Berbahasa (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini yaitu Kemampuan Keterampilan Berbahasa sebagai variabel (Y).
Keterampilan berbahasa anak usia dini sebagai variable Y merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki seorang anak, jika anak telah mampu
mengungkapkan ide, keinginan, serta berkomunikasi melalui bahasa yang
sederhana dan membangkitkan minat untuk berkomunkasi dengan
lingkungannya.
48
E. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual
a. Variabel (X) Bermain Kartu Scrapbook
Bermain kartu Scrapbook merupakan aktivitas bermain yang
menggunakan kartu dimana alat permainan ini digunakan oleh anak
dalam suatu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu
untuk mengenalkan berbagai gambar timbul binatang yang dapat
dikreasikan dengan berbagai warna, huruf-huruf abjad, kata-kata
sederhana, ataupun kata secara utuh yang dapat memperluas
keterampilan berbahasa pada anak.
b. Variabel (Y) Pengembangan Keterampilan Berbahasa Anak
Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan anak
dalam menggunakan ucapan pikiran dan perasaan secara teratur untuk
menyampaikan keinginan, harapan, dan permintaan yang dapat
diperoleh secara produktif ( berbicara dan menulis) maupun secara
ekspresif (menyimak dan membaca).
2. Definisi Operasional
a. Variabel (X) Bermain Kartu Scrapbook
Bermain kartu scrapbook adalah salah satu media bermain yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu
yang berisikan gambar timbul binatang yang digunakan untuk
49
mengenalkan gambar timbul binatang yang dapat menstimulus
keterampilan berbahasa anak.
Permainan ini dipandu oleh guru dan anak dibagi menjadi beberapa
kelompok yang nantinya akan menstimulasi perkembangan
keterampilan berbahasa. Aktivitas bermain kartu scrapbook ini dilihat
dari :
1. mengikuti peraturan permainan
2. memilih kartu,
3. mengambil kartu,
4. menuliskan kata yang tertera pada kartu
5. mengelompokkan kartu sesuai huruf awal.
b. Variabel (Y) Pengembangan Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa anak usia dini merupakan kemampuan dan
kecekatan anak dalam menggunakan ucapan pikiran dan perasaan
secara teratur untuk menyampaikan keinginan, harapan, dan
permintaan. Keterampilan berbahasa dapat diperoleh secara reseptif
dan ekspresif.
1. Dimensi produktif terdiri dari dua aspek yaitu berbicara dan
menulis . Dengan indikator sebagai berikut :
a. Berbicara
1. Mengulang kalimat yang diucapkan guru
2. Menjawab pertanyaan dari guru
3. Menyebutkan kata-kata yang dikenal
4. Mengutarakan pendapat kepada teman
50
5. Mengutarakan alasan terhadap keinginan kepada guru
6. Mengutarakan ketidaksetujuan kepada teman
7. Menceritakan kembali dongeng scrapbook yang telah
didengar
b. Menulis
1. Menulis namanya sendiri
2. Menulis susunan huruf
2. Dimensi reseptif terdiri dari dua aspek yaitu aspek menyimak dan
aspek membaca, dengan indikator sebagai berikut :
a. Menyimak
1. Mendengarkan penjelasan guru
2. Mendengarkan teman yang berbicara
3. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
4. Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan kata
tanya
b. Membaca
1. Membaca kata
2. Membaca namanya sendiri
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam suatu penelitian dan akan mendukung suatu penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
51
1. Observasi
Menurut Noor (2015:140) Metode observasi adalah metode
pengumpulan data penelitian yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung melaluipengamatan terhadap objek yang diteliti.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas
B di TK Dharma Wanita Gumuk Mas Pringsewu Lampung pada Tahun
2018. Observasi ini merupakan participant observation karena
dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas bermain yang dilakukan dalam penelitian ini
yakni bermain kartu scrapbook dan untuk mengamati perkembangan
keterampilan berbahasa anak usia dini.
Pedoman observasi yang dibuat dalam penelitian ini yaitu pedoman
yang disusun dalam bentuk rating scale. Ada 4 kategori pedoman
observasi penilaian) yaitu :
Tabel 3.1 Kategori Pedoman Observasi Variabel Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
X Sangat Aktif
(SA)
Aktif
(A)
Kurang Aktif
(KA)
Tidak Aktif
(TA)
Y Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
Berkembang
Sesuai
Harapan
(BSH)
Mulai
Berkembang
(MB)
Belum
Berkembang
(BB)
Hasil skor dari variabel X dan Y dapat dianalisisis secara kuantitatif
menggunakan analisis statistik.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa
52
laporan gambar, foto ataupun video yang diambil pada setiap pertemuan
saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat
penelitian dan proses pembelajaran yaitu di TK Dharma Wanita Gumuk
Mas Pringsewu Tahun 2019.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa lembar observasi dalam bentuk checklist (√).
Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Rating Scale.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel (X) Bermain Kartu
Scrapbook
Variabel X Dimensi Indikator No Item
Bermain Kartu Scrapbook Aktivitas
Bermain
Kartu
1.Aktivitas anak mengikuti
peraturan permainan
1
2. Aktivitas Memilih Kartu 2
3. Aktivitas Mengambil Kartu 3
4. Aktivitas menuliskan kata yang
tertera pada kartu
4
5. Aktivitas mengelompokkan kartu
sesuai huruf awal
5
53
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel (Y)
Pengembangan Keterampilan Berbahasa
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur, valid berarti intstrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut
Arikunto (2014:136) bahwa: “sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat diukur, apabila dapat diungkapkan data dari variabel yang hendak
diteliti dengan tepat.”
Variabel Y Dimensi Aspek Indikator No
Item
Pengembangan
keterampilan
berbahasa
Produktif Berbicara Mengulang kalimat yang
diucapkan guru
1,2,
Menjawab pertanyaan dari guru 3,4
Menyebutkan kata-kata yang
dikenal
5,6
Mengutarakan pendapat kepada
teman
7
Mengutarakan alasan terhadap
keinginan kepada guru
8,9
Mengutarakan ketidak setujuan
kepada teman
10
Menceritakan kembali dongeng
scrapbook yang telah didengar
11
Menulis Menuliskan nama sendiri 12
Menuliskan susunan huruf 13,14
Reseptif Menyimak Mendengarkan penjelasan guru 15,16
Mendengarkan teman yang
berbicara
17,18
Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan
19,20
Mengerti bentuk pertanyaan dengan
menggunakan kata Tanya
21,22,2
3,24,25,
26
Membaca Membaca kata 27,28
Membaca namanya sendiri 29,30
54
Penelitian ini menggunakan validitas isi dimana dalam pengujiannya
menggunakan alat ukur berupa kisi-kisi instrumen atau lembar observasi
yang telah diuji oleh para dosen ahli. Pedoman observasi yang digunakan
dalam penelitian ini berbentuk check list yang bersifat terstruktur dan
pengisiannya cukup dengan memberikan tanda ceklis (√) pada
pernyataan yang menunjukan perilaku anak. Lembar observasi yang
digunakan tersebut ditujukan pada anak kelompok B di TK Dharma
Wanita Gumuk Mas, Pringsewu yang sedang melakukan pembelajaran di
kelas menggunakan kartu scrapbook. Untuk mengetahui nilai validasi
menggunakan rumus Product Moment seperti yang dikatakan (Sugiyono,
2010).
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Gambar 3.3 Rumus Korelasi Product Moment
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara variable X dan Y
N : jumlah subyek
X : skor dari tiap-tiap item
Y : jumlah dari skor item
Menurut pendapat Sugiyono suatu instrumen dikatakan valid apabila
koefesien kolerasi diatas 0,30. Jika korelasi dibawah 0,30 maka
instrumen tersebut tidak valid.
55
a. Hasil Uji Validitas Bermain Kartu Scrapbook (X)
Sebelum melakukan penelitian instrumen diuji cobakan kepada 18
anak di luar sampel penelitian yaitu di TK Mutiara Bangsa Pringsewu.
Validitas observasi diolah menggunakan program Microsoft Excel
2010. Uji validitas ini menggunakan rumus product moment. Dengan
taraf signifikansi 5% dan jumlah anak 18 orang, maka = 0,878
(Muncarno, 2016). Setiap butir soal dikatakan valid apabila
, jika nilainya 0,878 maka item dinyatakan valid, tetapi jika
nilai kurang dari 0,878 maka item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan data perhitungan validitas instrumen dapat disimpulkan
bahwa dari setiap item variabel yang berjumlah 5, variabel bermain
kartu scrapbook yang diuji cobakan 5 valid dan dapat digunakan
dalam penelitian dapat dilihat pada (lampiran 3, hal 119).
b. Hasil Uji Validitas Observasi Pengembangan Keterampilan
Berbahasa (Y)
Sebelum melakukan penelitian instrumen diuji cobakan kepada 18
anak di luar sampel penelitian yaitu di TK Mutiara Bangsa Pringsewu
Validitas observasi diolah menggunakan program Microsoft Excel
2010 Uji validitas ini menggunakan rumus product moment. Dengan
taraf signifikansi 5% dan jumlah anak 18 orang, maka = 0,361
(Muncarno, 2016). Setiap butir soal dikatakan valid apabila
, jika nilainya 0,361 maka item dinyatakan valid, tetapi jika
nilai kurang dari 0,361 maka item dinyatakan tidak valid.
56
Berdasarkan data perhitungan validitas instrument dapat disimpulkan
bahwa 30 butir pernyataan observasi pengembangan keterampilan
berbahasa yang telah diuji cobakan 20 valid dan dapat digunakan
dalam penelitian serta 10 tidak valid yang tidak dapat digunakan,
dapat dilihat pada (Lampiran 5, hal 121)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan dalam penelitian mempunyai keandalan sebagai alat ukur,
diantaranya diukur melalui konsistensi hasil pengukuran yang telah
divalidasi oleh ahlinya. Menurut Arikunto (2014:151) menyatakan
“bahwa untuk menumbuhkan kemantapan alat pengumpulan data maka
akan digunakan uji coba instrumen, reliabilitas menunjukkan bahwa
suatu instrumen tersebut sudah baik.”
Setelah melakukan uji validitas instrumen, peneliti melakukan uji
reliabilitas terhadap butir-butir soal yang sudah valid. Dalam penelitian
ini uji reliabilitasnya menggunakan rumus Alfa Cronbach. Adapun rumus
yang dipakai dalam uji reliabilitas seperti yang dikatakan Arikunto
(2006) adalah :
[[
] [
∑
]
Gambar 3.4 Rumus Alpha Cronbach
Keterangan :
= Reliabilitas yang dicari
Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
57
∑ Jumlah varians skor tiap-tiap item
Varians total
Setelah diperoleh koefisien reliabilitas instrumen kemudian
diinterpretasi menggunakan kriteria seperti pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas
a. Hasil Uji Reliabilitas Observasi Bermain Kartu Scrapbook
Uji reliabilitas observasi yang dilakukan diambil dari 18 responden
dari luar sampel penelitian yaitu di TK Mutiara Bangsa Pringsewu
dengan jumlah pernyataan sebanyak 5 butir. Reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan rumus alpha cronbach’s pada program
Microsoft Excel 2010. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh
bahwa nilai alpha cronbach’s sebesar 0,934. Kemudian harga
tersebut dibandingkan dengan kriteria menurut Suharsimi Arikunto
dan diperoleh kesimpulan bahwa item-item observasi tersebut
mempunyai kriteria reliabilitas sangat kuat sehingga instrumen
tersebut reliable dapat dipergunakan dalam penelitian ini. dapat
dilihat pada (lampiran 4, hal 120).
b. Hasil Uji Reliabilitas Observasi Pengembangan Keterampilan
Berbahasa
Uji reliabilitas soal yang dilakukan diambil dari 18 responden
penelitian yaitu di TK Mutiara Bangsa Pringsewu dengan jumlah
butir pernyataan sebanyak 30. Reliabilitas dilakukan dengan
Rentang Koefisien
(r11)
Kriteria
0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 ≤ r11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
58
menggunakan rumus alpha cronbach’s pada program Microsoft
Excel 2010. Berdasarkan analisis di atas dapat dilihat bahwa nilai
alpha cronbach’s sebesar 0,645. Kemudian harga tersebut
dibandingkan dengan kriteria menurut Suharsimi Arikunto dan
diperoleh kesimpulan bahwa item-item tersebut mempunyai kriteria
reliabilitas kuat sehingga instrumen tersebut reliable dapat
dipergunakan dalam penelitian ini. dapat dilihat pada (lampiran 6,
hal 123).
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu mengolah hasil data yang
diperoleh untuk mengetahui pengaruh penggunaan kartu scrapbook
terhadap perkembangan keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun di
TK Dharma Wanita Gumuk Mas, Pringsewu. Data yang diperoleh
digunakan sebagai landasan dalam menguji hipotesis penelitian. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis tabel.
1. Analisis Tabel
Analisis tabel digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas bermain
kartu scrapbook dan keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun yang
diperoleh dari hasil penelitian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis,
maka dilakukan perhitungan rentang nilai interval menggunakan rumus
seperti yang dikatakan oleh Hadi (2006) adalah
59
Gambar 3.5 Rumus Interval
Keterangan:
i = interval
NT = Nilai Tertinggi
NR = Nilai Terendah
K = Kategori
2. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Menurut Arikunto (2017 :41) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau
tidak. Untuk mengetahui seberapa tiap variable normal atau tidak
menggunkan rumus Kolmogorov-Smirnov.
Kriterianya apabila l berarti data berdistribusi normal, sebaliknya
apabila apabila Dmax > Dtabel berarti data tidak berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas menggunakan rumus seperti yang
dikatakan oleh Arikunto adalah :
D =|Fs(ᵡ) – Ft(ᵡ)| max
Gambar. 3.6 Rumus Uji Normalitas
Keterangan
Fs(ᵡ) = Distribusi frekuensi komulatif sampel
Ft(ᵡ) = Distribusi frekuensi komulatif teoritis
Max = nilai maximal
60
b. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi
sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan rumus Beda
Varian. Kriteria pengujian apabila > dengan α = 0,05
maka homogen, dan sebaliknya apabila < maka tidak
homogen/heterogen. Hasil perhitungan uji menggunakan rumus
varians seperti yang dikatakan oleh Arikunto yaitu :
Gambar 3.7 Rumus uji homogenitas
Keterangan
F = Nilai Fhitung `
=
varians terbesar
= varians terkecil
2. Pengujian Hipotesis
a. Paired T Test
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tidak pada
kelompok eksperimen sebelum dan setelah dilaksanakannya perlakuan
terhadap kelompok eksperimen ini. Adapun uji hipotesis ini
menggunakan paired sample t-test. Adapun hasil uji hipotesis dengan
menggunakan rumus seperti yang dikatakan oleh Arikunto yaitu:
61
√ ⁄
Gambar 3.8 Rumus paired sample t-test
Keterangan
: selisih dari rata-rata data kemampuan awal bahasa dan
kemampuan bahasa setelah perlakuan
: standar deviasi dari selisih data antara kemampuan awal bahasa
dan kemampuan bahasa setelah perlakuan
n : banyaknya anak
87
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TK Dharma Wanita
Gumuk Mas, Pringsewu bermain kartu scrapbook dapat mempengaruhi
perkembangan keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun. Hal ini terlihat
pada anak usia 5-6 tahun didominasi kategori terbanyak yaitu pada aspek
menulis hal ini berdasarkan data dan pengamatan peneliti karena anak lebih
suka dan aktif serta antusias ketika ada intruksi dari peneliti untuk menulis
nama sendiri dengan lengkap, nama hewan yang tertera di kartu scrapbook
serta dalam menulis yang telah dicontohkan oleh guru kepada siswa saat
pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh dalam bermain kartu scrapbook terhadap pengembangan
keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas yang menunjukan terdapat pengaruh
dalam kegiatan bermain kartu scrapbook terhadap pengembangan
keterampilan berbahasa anak usia 5-6 tahun, peneliti mengemukakan saran
yang ditujukan kepada :
88
1. Pendidik
Diharapkan pendidik di sekolah dapat menggunakan kartu scrapbook
dalam mengembangkan keterampilan berbahasa anak usia dini.
Melalui bentuk yang menarik dan unik maka akan membuat anak
lebih tertarik dalam kegiatan belajar, dan anak tidak akan merasa
bosan datang ke sekolah jika pembelajaran yang dilakukan melalui
kegiatan bermain yang menggunakan media kartu scrapbook.
2. Kepala Sekolah
Diharapkan dapat membuka wawasan bagi kepala sekolah untuk
menggunakan kartu scrapbook dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah, karena dengan menggunakan kartu scrapbook anak dapat
mengembangkan berbagai macam aspek perkembangannya.
3. Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini
sebagai acuan agar dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi
dan dapat mencoba menggunakan media scrapbook dalam
meningkatkan aspek perkembangan anak lainnya secara lebih
mendalam.
89
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Ariyani. 2014. Pengaruh Media Scrapbook (Buku Tempel) Terhadap Hasil
Belajar Siswa Materi Keragaman Rumah Adat di Indonesia di
Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal Koripan Poncosari
Srandakan Bantul. Jurnal Media Pembelajaran PAUD. 2:59-71.
Asnawir. 2012. Media Pengajaran AUD. Erlangga, Jakarta.
Ayuningtyas, D. 2016. Pengaruh Aktivitas Bermain Menggunakan
Media Kartu Kata Bergambar terhadap Penguasaan Kosakkata
Anak Usia 5-6 tahun di TK Mutiara Insani Langkapura Bandar
Lampung. Jurnal Ilmu Pendidikan. 2 : 1 - 25.
Ayiza, Y. 2010. Bermain dan Permainan AUD. Erlangga, Jakarta.
Azmi, S. 2014. Metodologi Penelitian. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Burnley. 2014. The Theatrical Scarpbook. Journals Camridge Early
Childhood Education Papers.3 : 93 – 98.
Consuelo. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Coughlin. 2014. Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak.
Wangshington, DC : Childrens Resources International, Inc.
90
Dale. 2016. Development a Language of Childhood Education. The
Child Development Institute. 72 : 75 - 86.
Dheni. 2007. Mengajar Dengan Metode Kecerdasan Majemuk
Implementasi Multiple Intelegences. NUANSA, Bandung.
Dhine. 2012. Metode Pengembangan Bahasa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Depdiknas, Jakarta.
Bawono. 2012. Studi Pendahuluan Disflasia. Palembang. Jurnal
Perkembangan Anak. 3 : 25 - 31.
Dewanti et al. (2012). Perkembangan Bicara Pada Anak. Refensi
Disflasia, Jakarta.
Damayanti. 2017. Pengaruh Media Scrapbook terhadap Hasil Belajar
Siswa materi Keragaman Rumah Adat Indonesia. Jurnal PAUD
Agapedia. 25 : 17- 45 hlm.
Djuanda, D. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif
dan Menyenangkan. Depdiknas , Jakarta.
Gallagher. 2012. College Student Employment, Academic Progress, and Postcollege Labor Market Succes. Journal of Student Financial Aid. 23 : 105 - 212.
Gu. 2015. Language Ability of Young English Language Learners :
Definition, configuration, and implications. Language Testing. 32 : 21-
38.
Hamalik. 2015. Media Pembelajaran Bahasa Untuk Usia 5-6 Tahun.
Rineka, Jakarta.
Hanifah, Trisna. 2014. Pemanfaatan Media Pop - Up Book Berbasis
Tematik. Jurnal Media Pendidikan. 3 : 67-72.
Harjonto. 2010. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT
Indeks, Jakarta.
91
Jamaris. 2013. Perkembangan Bahasa AUD Usia 5-6 Tahun. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kaseng, A. 2016. Efektivitas Stimulus terhadap Bahasa
Akuisisi Anak Usia Dini. Jurnal Pengajaran dan Penelitian Bahasa.
5 : 71-76.
Khadijah. 2016. Media Pembelajaran AUD. Erlangga, Jakarta.
Latifah. 2017. Penerapan Media Kartu Kata Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan Kelompok B Di TK Yalista
Surabaya. Jurnal Pengembangan Media Pembelajaran. 7 : 88 - 91. .
Madyawanti. 2016. Psikologi Pengajaran. Media Abadi,
Yogyakarta.
Mansyur. 2018. Prinsip-Prinsip Pembuatan Media AUD. Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.
Milestones. 2018. Metode Pengajaran Bahasa Di Taman Kanak Kanak. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Mustafa. 2010. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Noor. 2015. Metodologi Penelitian. PT Indeks, Jakarta.
Nurdiana. 2017. Pengembangan keterampilan bicara anak usia dini.
Depdiknas, Jakarta.
Nurcahyani, N. 2016. Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia
Dini Melalui Permainan Menjepit Kartu Kata Bergambar Pada Anak
kelompok B TK Astiti Dharma. Lampung. Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini. 3 : 67 - 88.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
92
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 146 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Santrock. 2011. Perkembangan Anak.: Erlangga, Jakarta.
Santoso. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. : PT Indeks, Jakarta.
Sofia, A. 2018. Interaksi Sosial Antara Guru dan Anak dalam
pengembangan Berbicara Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1 : 7-18.
Solehuddin, Ahmad. 2016. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Suhartono. 2015. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini.
Depdiknas, Jakarta.
Sugiyono. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara, Jakarta.
Sumijati,S. 2016. Aktivitas Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Referensial Anak-anak Prasekolah. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sujiono. 2013. Deteksi Minat, Bakat Anak. Media Pressindo, Jakarta.
Suyadi. 2013. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tarigan. 2008. Perkembangan Belajar pada Anak Usia Dini. PT Indeks,
Jakarta.
Thoiruf. 2008. Media Instruksional Edukatif. PT Rineka Cipta, Jakarta
Triharsono. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif
Dan Menyenagkan. Departemen Pendidikan, Jakarta.
93
Tedjasaputra. 2015. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Prenada.
Media Group, Jakarta.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wulandari, N. 2013. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Verbal-
Linguistik Melalui Metode Bernyanyi Pada Anak Kelompok A
TK Sandhy Putra Sukarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Forum Pendidikan. 24: 84-90.
Yamin. 2010. Perkembangan Bahasa AUD. Erlangga, Jakarta.
Yudha. 2015. Keterampilan Bahasa AUD. PT Gelora Aksara Pratama,
Jakarta.
Yuliani. 2014. Strategi Pembelajaran. Pusat Penerbitan, Universitas
Terbuka.
Zubaedah, E. 2013. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini.
FIP UNY, Yogyakarta.