naskah skripsi selesai

105
Jihad Dalam Pandangan Kaum Teroris Islam Dan Penerapannya Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam ilmu sejarah dan kebudayaan islam pada fakultas adab IAIN Sunan Ampel Surabaya Oleh: Nama : Ragil Rachmad J NIM : A72210060 Dosen pembimbing: Drs.H.Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I 0

Upload: neos-ayubianto

Post on 15-Jun-2015

1.232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Naskah skripsi selesai

Jihad Dalam Pandangan Kaum Teroris Islam Dan Penerapannya

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam ilmu sejarah dan kebudayaan islam pada fakultas adab

IAIN Sunan Ampel Surabaya

Oleh:Nama : Ragil Rachmad J

NIM : A72210060

Dosen pembimbing:Drs.H.Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I

Fakultas AdabJurusan Sejarah Peradaban Islam

Universitas Islam Negeri Sunan AmpelSurabaya

2014

0

Page 2: Naskah skripsi selesai

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji bagi Allah yang telah memudahkan dan

memberi kemudahan dalam pengerjaan skripsi ini, tidak akan selesai cepat waktu

bila tidak ada yang membantu dalam pengerjaanya.

Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan

makalah dengan judul “Jihad Dalam Pandangan Kaum Teroris Islam Dan

Penerapannya” ini sebagai tugas dari mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam tepat

pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Bapak

Drs.H.Achmad Zuhdi DH, M.Fil.I. selaku dosen selaku dosen pembimbing skripsi

ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan.

Akhirnya penulis mohon kritik dan saran untuk lebih sempurnanya

makalah ini. Selanjutnya penulis berharap makalah yang sederhana ini

bermanfaat, terutama bagi yang membutuhkannya.

Mojokerto, 02 januari 2014

Ragil Rachmad Januar

1

Page 3: Naskah skripsi selesai

DAFTAR ISI

Halaman judul ................................................................................................. 0

Kata pengantar.................................................................................................. 1

Daftar isi........................................................................................................... 2

Bab I : Pendahuluan........................................................................................

A. Latar belakang............................................................................. 3

B. Rumusan masalah........................................................................ 11

C. Tujuan masalah............................................................................ 11

D. Kegunaan penelitian.................................................................... 11

E. Pendekatan dan kerangka teori.................................................... 12

F. Penelitian terdahulu..................................................................... 14

G. Metode penelitian........................................................................ 15

H. Sistematika pembahasan.............................................................. 17

Bab II : Jihad dalam pandangan ulama............................................................

A. Pengertian jihad menurut para ulama.......................................... 18

B. Aplikasi Jihad yang di lakukan ulama di Indonesia.................... 26

Bab III : Jihad dalam pandangan terorisme islam di Indonesia........................

A. Konsep jihad yang di lakukan oleh para teroris islam di

Indonesiea.................................................................................... 38

B. Aplikasi jihad yang di lakukan terorisme islam ......................... 50

Bab IV : Perbandingan jihad yang dilakukan ulama dengan terorisme islam

Indonesia........................................................................................... 59

Bab V : Penutup...............................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................. 61

B. Saran............................................................................................ 61

Daftar pustaka................................................................................................... 63

Lampiran...........................................................................................................

2

Page 4: Naskah skripsi selesai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara bahasa jihad berasal dari kata Jahada-yujahidu-mujahabatan yang

berarti berjuang atau berusaha dengan sunguh-sunguh. Sedangkan dalam istilah

islam, baik yang terdapat di dalam al-Quran maupun hadits nabi, kata ini memiliki

arti yang sangat luas.1Sebagai seorang yang beragama islam tentu sangat

mengenal akan istilah jihad fi sabilillah yang bertujuan membela agama islam

dengan mengorbankan nyawa dengan imbalan surga, jihad fi sabililah adalah

amalan untuk membela agama islam dari serangan orang-orang kafir yang

menentang akan berkembangnya agama islam. Tujuan utama dari berperang di

dalam Islam adalah menghilangkan kekafiran dan kesyirikan, mengeluarkan

manusia dari gelapnya kebodohan, membawa mereka kepada cahaya iman dan

ilmu, menumpas orang-orang yang memusuhi Islam, menghilangkan fitnah,

meninggikan kalimat Allah, menyebarkan agamaNya, serta menyingkirkan setiap

orang yang menghalangi tersebarnya dakwah Islam. Jika tujuan ini dapat dicapai

dengan tanpa peperangan, maka tidak diperlukan peperangan. Tidak boleh

memerangi orang yang belum pernah mendengar dakwah kecuali setelah

mendakwah mereka kepada Islam. (Namun jika dakwah telah disampaikan) dan

mereka menolak maka pemimpin Islam harus memerintahkan mereka untuk

membayar jizyah, dan jika mereka tetap menolak, maka barulah memerangi

mereka dengan memohon pertolongan Allah. Jika sebelumnya dakwah Islam telah

1 Zen fathurin, Radikalisme retoris; studi radikalisme islam,(Jakarta: Bumen pustaka emas, 2012) hal 22

3

Page 5: Naskah skripsi selesai

sampai kaum tersebut (dan mereka tetap menolaknya) maka boleh memerangi

mereka dari sejak semula, karena Allah menciptakan manusia untuk beribadah

kepadaNya. Tidak diizinkan memerangi mereka kecuali bagi mereka yang

bersikeras mempertahankan kekafiran, atau berbuat zalim, memusuhi Islam, serta

menghalangi manusia untuk memeluk agama ini atau bagi mereka yang menyakiti

kaum muslimin. Rasulullah r tidak pernah memerangi satu kaumpun kecuali

setelah mengajak mereka kepada agama Islam.2

Sedangkan jihad yang dilakukan oleh para teroris islam yang mengaku

melaksanakan jihad, merupakan tata cara dalam jihad mengedepankan pada

eksekusi atau pelaksanaan dari pada pemahaman akan jihad dan penerapan islam

kepada orang-orang yang diangap menyebarkan pengaruh buruk terhadap

keislaman di wilayah tersebut.

Hadits akan jihad

a) Diriwayatkan dari msaruq ia berkata, “Kami bertanya kepada Abdullah

bin Mas’ud tentang ayat ini ‘janganlah kamu mengira bahwa orang-orang

yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi

tuhannya dengan mendapat rezeki’. (Ali Imran [3]: 169) Abdullah bin

Mas’ud menjawab, ‘kami dahulu pernah menanyakannya, maka Rasululah

menjawab, ‘arwah mereka berada di dalam rongga burung hijau yang

mempunyai banyak pelita-pelita itu, kemudian Rabb mereka menengok

mereka seraya berfirman, ‘apakah kalian menginginkan sesuatu?’ mereka

menjawab, ‘apalagi yang kami inginkan kalau kami sudah dapat keluar

masuk ke surga sesuka hati kami? ‘lalu Allah terus mengulangi pertanyaan

2 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry,jihad fi sabililah, jihad fi sabililah, islam house.com hal 2

4

Page 6: Naskah skripsi selesai

itu hingga tiga kali. Ketika mereka melihat bahwa mereka tidak akan

ditinggalkan sebelum menjawab pertanyaan itu, maka mereka menjawab,

‘Duhai Rabb, kami menginginkan ruh kami dikembalikan lagi ke jasad

kami hingga kami dapat berperang lagi di jalan-mu untuk kesekian

kalinya. ‘ketika Allah melihat kalau mereka tidak lagi membutuhkan

sesuatu, akhirnya mereka di tinggal’”. (HR. Muslim 1887. An-Nawawi

13/28-31)3

b) Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah bersabda,’Allah

menjamin bagi orang yang berperang di jalan-nya, tidak ada yang

mendorongnya keluar kecuali kerena keinginan jihad di jalan-ku, ia iman

dengan Aku dan membenarkan para Rasul-ku, maka Aku menjamin akan

memasukannya ke dalam surga atau mengembalikannya pulang ke

rumahnya dengan membawa kemenangan berupa pahala dan ghanimah.

Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tanggan-nya, tidak ada seorang pun

yang terluka dalam perang fi sabillah, melainkan kelak di hari kiamat ia

akan datang dalam keadaan luka seperti semula, warna darah dan baunya

bau minyak kesturi. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-

nya, sekitarnya tidak memberatkan kaum Muslimin, sungguh selamanya

aku tidak ingin tertinggal di belakang ekspedisi berperang menegakkan

agama Allah, namun saya tidak mampu menangung biaya mereka,

sedangkan mereka juga tidak memiliki kelapangan, padahal mereka

merasa kecewa tidak ikut berperang bersamaku. Demi Dzat yang jiwa

Muhammad berada di tangan-nya, sesunguhnya saya ingin sekali

3 Al-Hafidz Dzaqiyuddin Abdul Adzim bin Abdul Qawi Al-Mundziri, Mukhtashar shahih Muslim.(solo: insane kamil solo,2012), hal 536

5

Page 7: Naskah skripsi selesai

berperang fi sabilillah, kemudian saya terbunuh, lalu saya berperang lagi

lalu saya terbunuh setelah itu saya berperang lagi dan terbunuh’.”

(HR.Muslim 1876. An-Nawawi 13-23)4

Hukum jihad dalam islam

Berjihad di jalan Allah hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian kaum

muslimin telah melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian yang

lain.

Jihad diwajibkan kepada setiap orang yang mampu berperang dalam beberapa

keadaan, seperti:

a. Apabila dirinya telah masuk dalam barisan peperangan

b. Jika pemimpin memobilisasi masyarakat secara umum.

c. Jika suatu negeri/ daerah telah dikepung oleh musuh

d. Jika dirinya adalah orang yang sangat dibutuhkan dalam peperangan,

seperti dokter, pilot, dan yang semisalnya. Allah berfirman, "Berperanglah kalian

dengan sendiri-sendiri atau berkelompok-kelompok, dan berjuanglah di jalan

Allah dengan harta dan jiwa kalian. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika

kalian mengetahui." (QS. At-Taubah: 41).

Jihad di jalan Allah adakalanya wajib dengan jiwa dan harta sekaligus,

yaitu bagi setiap orang yang mampu dari segi harta dan jiwa; terkadang jihad itu

wajib dengan jiwa semata, (hal ini berlaku) bagi orang yang tidak mempunyai

harta; dan adakalanya wajib hanya dengan harta tidak dengan jiwanya, yaitu bagi

orang yang tidak mampu untuk berjihad dengan badannya namun dia termasuk

orang yang mempunyai harta.

4 Ibid hal 537

6

Page 8: Naskah skripsi selesai

- Allah berfirman, "Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah dan agama itu

hanyalah milik Allah dan jika mereka berhenti (berperang) maka tidak boleh

memusuhi kecuali atas orang-orang yang zalim." (QS.Al-Baqarah: 193)

- Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Perangilah kaum musyrik

dengan harta, jiwa, dan lisan kalian." (HR. Abu Dawud dan Nasa'i).5

Jihad terbagi menjadi empat:

1. Jihad melawan jiwa dan hawa nafsu (Jihad an-nafs): yaitu berjihad

melawan hawa nafsu untuk belajar agama, mengamalkan, berdakwah

terhadapnya dan bersabar terhadap cobaan yang dihadapinya.

2. Jihad melawan setan (jihad asy-syaitan): yaitu berjihad untuk melawan

apa yang disebarkan oleh syetan berupa keraguan dan syahwat kepada

seorang hamba.

3. Jihad melawan orang-orang yang dzalim dan pelaku bid'ah dan

kemungkaran, yaitu: berjihad melawan mereka dengan menggunakan

tangan (kekuatan) jika mampu, dan jika tidak maka menggunakan lisan

atau hati, sesuai dengan kondisi dan maslahat yang terbaik bagi Islam dan

kaum muslimin.

4. Jihad melawan orang kafir dan munafik: yaitu berjihad melawan mereka

dengan menggunakan hati, lisan, harta atau jiwa–dan inilah yang dimaksud

disini- (perang melawan orang-orang kafir dan munafik).

5 Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry,jihad fi sabililah, jihad fi sabililah, islam house.com hal 2

7

Page 9: Naskah skripsi selesai

1) Derajat Dan Kedudukan Para Mujahidin Di Sorga:

-Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: " … sesungguhnya di

dalam surga terdapat seratus tingkat yang disediakan bagi orang-orang yang

berjihad di jalan Allah, jarak antara tingkat yang satu dengan yang lain sama

seperti jarak antara langit dan bumi, jikalau kalian meminta surga maka

mintalah surga al firdaus karena dia marupakan surga yang berada di tengah

dan yang paling tinggi, di atasnya terdapat 'arsy Allah dan darinya mengalir

sungai-sungai surga" (HR. Bukhari).

2) Jihad di jalan Allah terbagi dalam beberapa kategori:

a. Jihad melawan orang-orang kafir dan musyrik: hukumnya wajib, hal ini

untuk menjaga kaum muslimin dari kejahatan mereka dan untuk

menyebarkan Islam. Namun, sebelum melangkah untuk berperang mereka

ditawarkan untuk memilih antara; masuk Islam, membayar jizyah (upeti),

atau perang.

b. Jihad melawan orang-orang murtad (keluar dari agama Islam): mereka

juga tawarkan untuk memilih antara kembali kepada Islam atau perang.

c. Jihad melawan para pembangkang dan pemberontak: yaitu orang-orang

yang melawan pemimpin kaum muslimin serta menyebarkan fitnah di

antara mereka, jika mereka kembali maka hal itu baik bagi mereka, akan

tetapi jika menolak maka mereka boleh dibunuh.

d. Jihad melawan para perampok: dalam hal ini, seorang pemimpin kaum

muslimin boleh memberikan hukuman yang layak untuk mereka, antara;

membunuh atau menyalib mereka, atau mencincang tangan dan kaki

mereka secara silang, atau mengasingkan mereka ke luar daerah. Hukuman

8

Page 10: Naskah skripsi selesai

bagi mereka, sesuai dengan besar dan kecilnya kejahatan yang mereka

lakukan.

- Boleh seorang wanita untuk ikut berperang bersama kaum pria dalam

keadaan darurat:

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ia berkata: "Dulu Rasulullah ketika

berperang, beliau disertai oleh Ummu Sulaim dan beberapa wanita anshar,

tugas mereka memberi minum dan mengobati sahabat yang terluka"

(Muttafaq 'alaih).

- Kita disunnahkan untuk mengiringi keberangkatan para mujahidin dan

medo'akan mereka, serta menjemput mereka ketika pulang dari medan jihad.6

Ciri terorisme, harus di bedakan antara teroris yang mengerikan (horrific

terrorism) yang membunuh manusia tak berdosa tanpa pandang bulu dengan

bentuk terorisme yang dilakukan oleh pejuang kemerdekaan (heroic terrorism)

dalam menghadapi kekuatan penindas, atau bahkan Negara adidaya penindas.

Ada tiga cirri perbuatan terorisme (1) menyebarkan rasa takut kepada

masyarakat, (2) menghancurkan insfrastruktur public, (3) menimbulkan korban

tak berdosa dalam jumlah besar. Dari segi pelaku, ada empat kelompok terorime,

(1) Negara, yakni terorisme yang dilakukan oleh Negara, lounching by state,

(2) kelompok oposisi politik terhadap pemerintahan, (3) penganut ideology fanatic

dari agama atau aliran pemikiran, dan (4) mereka yang sunguh mengidap sakit

mental.7

Praktek terorisme dapat dilihat akar sejarahnya dai tokoh syi’ah ekstrim

Hasan bin sabah dari sekte Hassyasyin (1057 M) yang di beri gelar The Old man

6 Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-tuwajri, ringkasan fiqih (9), jihad di jalan Allah (islam .com) hal 6-117 Achmad Mubarok, Radikalisme Retoris,(Jakarta: Bumen Pustaka Emas, 2012), hal vii

9

Page 11: Naskah skripsi selesai

of the Mountain in Alamut. Nama Hassyasyin kemudian di “barat”kan menjadi

Assasination, kerena kelompok ini selalu membunuh lawan-lawan politiknya

secara tiba-tiba. Sedangkan ideology terorisme modern pada umumnya

dinisbahkan kepada teori evolusi Darwin Strunggel for survival between the the

races and teori natural selection. Selanjutnya Maximilien Robespierr, tokoh

revolusi prancis dianggap sebagai peletak dasar terorisme modern, kemudian

disusul oleh Vladimir lenin dan yosep stalin dari rusia yang diberi predikat

Masterexecutive terror (1924), Mao Tse Tung dari cina yang dalam melakukan

terror untuk menjamin kesetiaan rakyat terhadap Negara menghancurkan institusi

keluarga dan agama.8

Mereka bertujuan untuk mendirikan Negara islam dengan dasar islam

sesuai dengan Al-Quran dan Hadits9, Dari sini penulis ingin mengali lebih dalam

seperti apa jihad yang dilakukan oleh para teroris muslim yang mengaku dirinya

mujahidin. Karena seringnya aksi pengeboman yang dilakukan oleh para teroris

dan membuat islam itu identik dengan kekerasan bukan dengan perdamaian. Dari

sini penulis ingin mengali dan memahami dasar jihad sesuai dengan anjuran nabi

Muhammad SAW dan Al-Quran.

8 Ibid hal viii9 Wawancara Ali ghufron dengan Tv one pada bulan agustus

10

Page 12: Naskah skripsi selesai

B. Rumusan masalah

i) Bagaimana jihad menurut para ulama Islam?

ii) Bagaimana jihad fi sabiliah menurut pemikiran teroris Indonesia?

iii) Seperti apa perbandingan jihad antara para ulama dengan para teroris

di Indonesia?

C. Tujuan penelitian

(1) Memahami jihad yang sebenarnya menurut Al-Quran dan hadits

(2) Memahami jihad yang dilakukan oleh para kelompok terorisme

Islam di Indonesia

(3) Membedakan pelaksanaan jihad yang menurut Al-Quran dan para

teroris

D. Kegunaan penelitian

Pembahasan ini berguna untuk menjelaskan akan jihad fi sabililah yang di

anjurkan oleh Al-Quran dan hadis, karena jihad dewasa ini telah mengalami

pergeseran makna, yang pada awalnya di gunakan untuk membela agama islam

dan menyebarkan agama islam namun sekarang digunakan untuk menyerang dan

membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Penulis menekankan bagaimana jihad itu di laksanakan dan bagaimana

pelaksanaan jihad yang sesuai dengan syariat agama islam dan sesuai dengan

jihad yang dilaksanakan oleh nabi Muhammad SAW dan anjuran akan jihad.

Dengan bayaknya hadits yang membahas tentang jihad di harapkan kepada

pembaca nantinaya akan lebih berwaspada akan kawan atau saudara yang

11

Page 13: Naskah skripsi selesai

mengajak untuk berjihad dengan landasan atau praktek yang tidak sesuai dengan

ajaran islam dan anjuran dari nabi Muhammad. Kegunaan yang lainnya adalah

i) Meningkatkan pengetahuan akan jihad dan anjurannya

ii) Mewaspadai akan pengaruh terorisme yang mengatakan bahwa yang

dilakukan adalah atas dasar jihad

iii) Mengetahui dan memahami seperti apa jihad pada masa nabi

Muhammad, para sahabat dan pada masa perang salib.

iv) Mengetahui pemahaman akan jihad dari pandangan para teroris

v) Mengetahui tujuan para teroris melakukan pengeboman di Indonesia

E. Pendekatan dan kerangka Teoritik

Penulis skripsi ini berjudul “jihad dalam islam dengan jihad yang

dilakukan oleh terorisme islam di Indonesia”. Penulis mengunakan pendekatan

antropologi agama dan sosiologi. Kajian agama meneggaskan timbulnya

kepercayaan manusia pada suatu kekuatan yang di angap lebih tinggi darinya,

serta bagaimana cara mencari kekuatan tersebut.10Berdasarkan antropologi agama

pemikiran akan jihad menjadi lebih jelas sebagai sarana mencari surga atau ridho

dari yang maha kuasa karena jihad sendiri hukumnya fardu kifayah. Jika sebagian

kaum muslimin telah melakukannya maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian

yang lain. Tata cara dalam berjihad jiga harus dilihat agar tidak sembarang orang

atau kelompok dibinasahkan dan mengatasnamakan jihad akan yang dilakukan.

Tindakan yang seprti itulah yang akan menjadi angapan bahwa islam identik

dengan kekerasan.

10 Koentjaraningrat, beberapa pokok antropologi social, (Jakarta : Dian Rakyat, 1992) hal 229

12

Page 14: Naskah skripsi selesai

Pendekatan sosiologi mengkhususkan pada reaksi masyarakat terhadap

terorisme yang mengatasnamakan jihad dan bagaimana dampak pada pemahaman

islam oleh masyarakat luas bahkan dari mancanegara akan tindakan terorisme

yang mengatas namakan jihad.

Adapun teori yang digunakan adalah teori continuity and change karena

terdapat perubahan akan pemahaman jihad dan pelaksanaan jihad pada masa Nabi

Muhammad dengan masa sekarang. Apabila pada masa Nabi Muhammad jihad

dilaksanakan untuk mengibarkan atau menyebarkan agama islam, lalu pada masa

sahabat juga untuk menyebarkan agama islam dan pada masa salahudin al ayubi

untuk mempertahankan kota suci yerusalem dari tentara salib. Di masa sekarang

jihad di lakukan dengan melancarkan serangan ke gereja, diskotik, kantor

kepolisian bahkan di dalam masjid juga ikut menjadi serangan kelompok yang

mengaku jihad.

Fenemoneologi didefinisikan sebagai ilmu tentang esensi-esensi kesadaran

dan esensi ideal dari obyek-obyek sebagai korelat kesadaran11 sedang hermeneutik

merupakan seni pemahaman dan penginterpretasian tentang teks-teks historis12

Dari dasar teori tersebut penulis mencoba membuka garis yang menghubungkan

bagaimana jihad bisa memiliki perbedaan pemahaman antara pada awal islam

dengan pada masa sekarang. Tujuan dan pelaksanaan jihad juga mengalami

sebuah perubahan namun memiliki kesamaan yaitu islam sebagai dasar dari

semua tindakan tersebut.

11 Donny Gahral Adian, Percik Pemikiran Kontemporer: Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2005, hlm. 15112 Richard E. Palmer. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, Terj. Masnur Heri Damanhuri Muhammad, hal 14-36

13

Page 15: Naskah skripsi selesai

F. Penelitian terdahulu

Belum adanya penelitian yang membahas akan terorisme dan islam dengan

dasar dari seluruh pemikiran, yang keduanya berangkat dari satu pemikiran yaitu

jihad. Dan penulis juga memasukkan beberapa hadits yang membahas akan jihad

dan juga bagaimana jihad pada masa Nabi Muhammad dan para sahabat,

kemudian sedikit sejarah akan perjuangan salahudin al ayubi dalam merebut

kembali yerusalem yang juga termasuk jihad karena tujuan perangnya

mempertahankan kembali kota islam dan menengakkan kembali islam di

yerusalem. Selain itu perang yang di lakukan oleh salahudin merupakan ciri

perang jihad yang telah di anjurkan oleh nabi dan para sahabat.

Sedangkan jihad yang dilakukan oleh para teroris islam Indonesia

merupakan jihad melawan orang kafir dan penulis merasa mereka berdasarkan

akan hadits berikut

(1) Di riwayatkan dai Abu hurairah, dia berkata, “Rasulullah bersabda, “tidaklah

berkumpul di neraka dua orang yang salah satunya mencelakai orang lain.’

Ditanyakan kepada Rasulullah,’ siapa dia wahai Rasulullah?’ beliau

menjawab, seorang mukmin yang telah membunuh orang kafir, lalu konsisten

dalam kebaikan. (HR. Muslim 1891. An-Nawawi 13/33-34)13.

Selain itu para teroris islam ini mengaku apa yang mereka lakukan

merupakan jihad dan jihad akan membawa mereka ke surga.

13 Al-Hafidz Dzaqiyuddin Abdul Adzim bin Abdul Qawi Al-Mundziri, Mukhtashar shahih Muslim.(solo: insane kamil solo,2012), hal 552

14

Page 16: Naskah skripsi selesai

G. Metode penelitian

Mengunakan metode penelitian kulitatif adalah penelitian tentang riset

yang bersifat deskriptif dan cenderung mengunakan analisis dengan pendekatan

induktig. Proses dan makna lebih di tonjolkan dalam penelitian kualitatif.

Disamping itu penelitian ini lebih menekankan akan proses dari pada hasil karena

mengenai sesuatu sangat ditentukan oleh proses bagaimana ketentuan itu terjadi14

Penelitian ini juga lebih merujuk pada kejadian atau peristiwa yang telah

terjadi di masyarakat akan jihad dan teroris. Dan merubah pandangan masyarakat

non muslim bahwa jihad dan jalan islam itu cenderung kepada kekerasan.

Banyak peristiwa yang menujukan islam itu adalah teroris, diantaranya

adalah bom bali 1-2 lalu bom di JW meriot dan di kalangan internasional adalah

pembajakan pesawat yang digunakan untuk meruntuhkan WTC di New York, AS.

Kejadian itu membuat islam di angap sebagai teroris namun dari serangan tersebut

juga ada dampak positif kepada Islam meski Cuma kecil namun sudah cukup

berarti yaitu banyaknya orang ingin mempelajari islam dan akhirnya masuk ke

dalam agama islam. Kejadian itu terjadi di Negara-negara non muslim atau

muslim minoritas bagaimana dengan di Indonesia yang agama Islam menjadi

mayoritas? Banyak warga yang merasa cuek bahka tidak peduli akan adanya hal

yang semacam teroris bahkan pemahaman warga kota besar akan jihad tidak

terlalu banyak, hanya mereka yang pernah memahami atau mempelajari

pendidikan agama islam akan memahami lebih baik akan jihad dan menekan

pengaruh akan terorisme.

Metode dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, interpretasi,

penarikan kesimpulan lalu historiografi

14 H.B Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS,1996) hal 54

15

Page 17: Naskah skripsi selesai

Pengumpulan data adalah kegiatan atau proses pencarian data dan

menunjukan data yang di butuhkan15, jenis sumber data adalah mengenai dari

mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer)

atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder)16., sumber data

primer adalah ucapan serta tindakan orang yang di wawancarai dan diamati17, dan

juga sumber buku berupa hadis. Sumber data primer diantaranya adalah

(1) Wawancara Ali Ghufron dengan Tv one akan terorisme

(2) Buku ringkasan Shahih Muslim, kumpulan hadits-hadits shahih

Interpretasi pada tahap ini penulis mencari hubungan antara data-data yang

ditemukan kemudian menafsirkannya18, Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher

(1768-1834), tokoh hermeneutika romantisis, ia yang memperluas pemahaman

hermeneutika dari sekedar kajian teologi (teks bible) menjadi metode memahami

dalam pengertian filsafat. Menurut perspektif tokoh ini, dalam upaya memahami

wacana ada unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks

kultural19.melihat hubungan antara pemikiran teroris dengan yang terdapat pada

hadits dan yang dilakukan oleh nabi Muhammad dan sahabat. Menarik

kesimpulan dari kedua hubungan tersebut kemudian menjelaskannya hasil

penafsiran interpretasi fakta sejarah dalam bentuk tulisan menjadi kisah20.

H. Sistematika pembahasan

15 Nugroho Noto Susanto, Pengantar metode penelitian,(jakarta: UI-press,1993), hal 3216 Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat17 Lexi Moeloeng, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: remaja Rosdakarya,1998) hal 112 18 Nugroho Noto Susanto, masalah penelitian Peradaban sejarah kontemporer,(Jakarta: yayasan Indayu,1997) hal 1119 Richard E. Palmer, Hermeneutika, Teori Mengenai Interpretasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005) 39-4220 Ibid hal 43

16

Page 18: Naskah skripsi selesai

Bab I. Pendahuluan merupakan landasan awal penelitian, meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pendekatan

dan kerangka teori, penelitian terdahulu, metode penelitian, sistematika

pembahasan, tinjauan pustaka.

Bab II. Deskripsi akan jihad yang dilakukan oleh nabi Muhammad, perang yang

dilakukan oelh nabi Muhammad, perang yang di lakukan oleh para sahabat, dan

perang yang di lakukan oelh salahudin al Ayubi. Hadits-hadit yang membahas

akan jihad dan perang.

Bab III Deskripsi akan awal berkembangnya terorisme islam di Indonesia,

gagasan akan jihad yang menyebabkan terjadinya terorisme, tata cara dalam

pelaksanaan jihad yang sesuai dengan anjuran islam dan beberapa hadits tentang

perang yang telah di langar oleh para terorisme islam, gerakan dan kejadian yang

mengatas namakan jihad pada setiap operasinya.

Bab IV perbedaan antara jihad para ulama dengan jihadnya para Teroris Islam di

Indonesia

Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran

17

Page 19: Naskah skripsi selesai

BAB II

JIHAD DALAM PANDANGAN ULAMA

A. Konsep jihad menurut para ulama dan prakteknya

Kenyataan umat Islam pada awal millennium ke-3 ini adalah sebagai umat

terpinggirkan, tertindas dan terjajah hak-haknya. Hal ini menyebabkan sebagian

anggota dari umat yang mempunyai ghirah agama yang tinggi berbekal dengan

ilmu yang diperolehnya mencari cara yang tercepat untuk mengembalikan izzah

umat, dengan niat berjihad mereka melancarkan serangan-serangan terhadap

seluruh kepentingan kekuatan kufur dan syirik dalam bentuk pemboman titik-titik

penting simbol kekuatan durjana.

Ijtihad fardi yang diikuti dengan praktik dari sebagian anggota umat ini

menambah coreng hitam dikening umat sebagai "umat teroris", andai gelar ini di

berikan karena keiltizaman (komitmen) kita dengan Kitabullah dan sunnah

Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dapat dipastikan tidak seorang muslim

sejatipun yang menolaknya bahkan diperintahkan meneror kekuatan syirik dan

kufur dalam bentuk I`dadul quwwah. Tetapi jika gelar ini dianugerahkan lantaran

ijtihad fardi dari sebagian umat yang perlu dikaji ulang, maka disini setiap

individu umat harus memberikan nasehat sesuai dengan kemampuan masing-

masing.

Konsep Jihad dalam Islam

Makna Jihad Menurut Bahasa: Kata jihad di dalam bahasa arab, adalah mashdar

dari kata:

وجهادا مجاهدة العدو Yang جاهدت merupakan turunan dari kata yang الجهد

18

Page 20: Naskah skripsi selesai

berarti: kesulitan atau kelelahan karena melakukan perlawanan yang optimal

terhadap musuh.

Makna Jihad Menurut Istilah: Dalam terminologi syar`i kata jihad

mempunyai beberapa makna: Suatu usaha optimal untuk memerangi orang-orang

kafir.

Jika diteliti dari akar katanya dalam bahasa Arab, kata jihad berasal dari

akar kata jahada, jahdan atau juhdan yang diartikan sebagai ath-thalaqah, al-

musyaqah dan mubalaghah.

Adapun jihad berkedudukan sebagai masdar ( kata benda ) dan pada

( jahada, yaitu bab fa’ala yang diartikan sebagai “ berusaha menghabiskan segala

daya kekuatan, baik berupa perkataan maupun perbuatan.21

Sedangkan menurut para ulama bagaimana makna akan jihad adalah :

Madzhab Hanafi

Menurut mazhab Hanafi, sebagaimana yang dinyatakan dalam

kitab Badaa’i’ as-Shanaa’i’, “Secara literal, jihad adalah ungkapan tentang

pengerahan seluruh kemampuan… sedangkan menurut pengertian syariat, jihad

bermakna pengerahan seluruh kemampuan dan tenaga dalam berperang di jalan

Allah, baik dengan jiwa, harta, lisan ataupun yang lain.22

Madzhab Maliki

Adapun definisi jihad menurut mazhab Maaliki, seperti yang termaktub di

dalam kitab Munah al-Jaliil, adalah perangnya seorang Muslim melawan orang

Kafir yang tidak mempunyai perjanjian, dalam rangka menjunjung tinggi kalimat

Allah Swt. atau kehadirannya di sana (yaitu berperang), atau dia memasuki

21 Ibnu Munzir, Lisan al-arab, Ad-Dar al- Mishriyy, kairo, t.t , jil 3 hlm 10922 Al-Kasaani, Op. Cit., juz VII, hal. 97.

19

Page 21: Naskah skripsi selesai

wilayahnya (yaitu, tanah kaum Kafir) untuk berperang. Demikian yang dikatakan

oleh Ibn ‘Arafah.23

Madzhab as Syaafi’i

Madzhab as-Syaafi’i, sebagaimana yang dinyatakan dalam kitab al-Iqnaa’,

mendefinisikan jihad dengan “berperang di jalan Allah”.24 Al-Siraazi juga

menegaskan dalam kitab al-Muhadzdzab;sesungguhnya jihad itu adalah perang.

Madzhab Hanbali

Sedangkan madzhab Hanbali, seperti yang dituturkan di dalam kitab al-

Mughniy, karya Ibn Qudaamah, menyatakan, bahwa jihad yang dibahas

dalam kitaab al-Jihaad tidak memiliki makna lain selain yang berhubungan

dengan peperangan, atau berperang melawan kaum Kafir, baik fardlu kifayah

maupun fardlu ain, ataupun dalam bentuk sikap berjaga-jaga kaum Mukmin

terhadap musuh, menjaga perbatasan dan celah-celah wilayah Islam.

Dalam masalah ini, Ibnu Qudamah berkata: Ribaath (menjaga perbatasan)

merupakan pangkal dan cabang jihad.25 Beliau juga mengatakan: Jika musuh

datang, maka jihad menjadi fardlu ‘ain bagi mereka… jika hal ini memang benar-

benar telah ditetapkan, maka mereka tidak boleh meninggalkan (wilayah mereka)

kecuali atas seizin pemimpin (mereka). Sebab, urusan peperangan telah

diserahkan kepadanya.26

Lalu bagaimana dengan pendapat ulama kontemporer? Pendapat mereka adalah

sebagai berikut :

23 Muhammad ‘Ilyasy, Munah al-Jaliil, Muhktashar Sayyidi Khaliil, juz III, hal. 135.24 Al-Khathiib, Haasyiyah al-Bujayrimi ‘alaa Syarh al-Khathiib, juz IV, hal. 225.25 Ibn Qudaamah, al-Mughniy, juz X, hal. 375.26 Ibid, juz X, hal. 30-38.

20

Page 22: Naskah skripsi selesai

Menurut syayid Quthb, perang dalam islam bukanlah defensive melainkan

ofensif. Sasaran penyerangan bukan memaksa lawan untuk meninggalkan

perinsipnya melainkan membasmi pemerintahan yang menyuburkannya.27

Menurut Muhammad Rasyid Ridha menafsirkan jihad yakni jihad tidak

semata-mata melakukan peperangan, melainkan jihad bermakna harfiah upaya

jerih payah seseorang bisa di transfer perjuangan dakwah, pendidikan,

pengentasan kemiskinan dan perbaikan pemerintahan28

Pemikiran di atas sebenarnya menuju pada satu hal yaitu berusaha untuk

menegakkan agama islam dengan berbagai cara mulai dari berdakwah, sampai

berperang. jihad tidak harus di identikkan dengan kekerasan namun jihad juga

bisa dengan cara damai. Tata caranya telah di contohkan oleh nabi Muhammad

SAW dalam setiap peperangan, nabi selalu mengirim utusan untuk mengajak

pemimpin di daerah tersebut untuk masuk islam dan bila ajakan itu tak di

hiraukan dan lebih memilih untuk berperang melawan nabi maka jihad di

laksanakan.

1) Fase-FaseDiSyari`atkannyaJihad Jihad salah satu diantara ibadah yang

dalam proses tasyri`nya mengikuti sunnah tadarruj (bertahap), yang dapat

kita bagi menjadi 4 fase:

i) Periode Mekah.Dalam periode ini jihad dengan mengangkat senjata tidak

disyari`atkan, yang diperintahkan pada periode ini adalah jihad dengan

menggunakan hujjah dan argumen yang bersumber dari Al qur`an dalam

menyampaikan risalah Islam kepada manusia pada umumnya dan

khususnya masyarakat Quraisy, Allah berfirman, (Q.S. Al Furqan: 51-52)

27 Muhammad chirzin, Kontroversi jihad Di Indonesia moderenis VS Fundamentalis, hal 20828 Skripsi “konsep jihad (studi komperatif pemikiran Muhammad Rasyid Ridha dan Sayid Qutbh)” UIN sunan kali jaga 2009.

21

Page 23: Naskah skripsi selesai

ا﴿ . كبير فالتطعالكافرينوجاهدهمبهجهادا لبعثنافيكلقريةنذيرا ولوشئنا

Dan andai Kami menghendaki, niscaya Kami utus di tiap-tiap negeri seorang

Rasul. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah

terhadap mereka dengan jihad yang besar

Ibnu qayyim berkata, "Allah telah memerintahkan berjihad sejak

periode Mekah dengan firman-Nya (Q.S. Al Furqan: 52) yang tentunya surat

Makkiyah, menghadapi orang-orang kafir dengan Hujjah, penjelasan dan

menyampaikan Al qur`an …" [8]

Bahkan ketika beberapa orang sahabat yang dipimpin oleh

Abdurrahman bin `Auf datang kepada Nabi mengeluhkan keadaan mereka

sambil berkata,"Kami dahulu berada dalam kemuliaan disaat kami masih

musyrik, apakah kami menjadi hina setelah kami beriman?!", Nabi

menjawab,

تقاتلوا فال بالعفو أمرت إني

Aku diperintahkan untuk mema`afkan, maka janganlah kalian mengangkat

senjata! [9]

Juga setelah selesai pembai`atan `Aqabah yang ke dua sebagian para

peserta yang datang dari Yastrib meminta izin dari Nabi untuk menyerang

penduduk `Aqabah dengan pedang, beliau menjawab, "" بهذا أؤمر لم aku إني

tidak diperintahkan untuk melakukan hal ini [10]

Dalam (Q.S. An Nisaa` :77) Allah mempertegas larangan mengangkat senjata

di periode Mekah, firman-Nya:

﴿ الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا أيديكم كفوا لهم قيل الذين إلى تر ﴾ ألم

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka,

22

Page 24: Naskah skripsi selesai

"tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah shalat dan tunaikanlah

zakat!

Nushus diatas sangat jelas bahwa selama periode Mekah jihad

mengangkat senjata dilarang (hal ini telah menjadi kesepakatan para ulama

yang dinukil oleh Qurthubi 2/347). Yang ada hanya jihadun nafsi

menanamkan aqidah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, sabar dan

istiqamah menghadapi segala bentuk penindasan dari kaum kafir serta yakin

dengan janji Allah dan Rasul-Nya. Tidak-disyaria`tkannya jihad mengangkat

senjata dalam periode ini -yang dalam pandangan kasat mata kebanyakan

manusia juga termasuk sebagian sahabat hal itu telah patut karena penindasan

kaum Quraisy sampai pada titik diluar batas kewajaran- tentulah mempunyai

hikmah yang sangat dalam untuk keberlangsungan dakwah islamiyah

keseluruh penjuru bumi.

2) Fase dibolehkan Jihad Qital dan belum difardhukan.

Setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam dan para sahabatnya

hijrah ke Madinah, menetap di sana membangun sebuah negeri Islam yang

berdaulat dan memiliki kekuatan, persiapan dan peralatan yang dirasa cukup

untuk menghadapi setiap gangguan, yang dilain pihak kaum kafir Quraisy

selalu melancarkan berbagai bentuk tekanan, maka Allah membolehkan

(bukan difardhukan) kaum muslim mengangkat senjata, membela dan

mempertahankan jiwa dan dakwah Islam dari segala bentuk penindasan,

dengan firman-Nya: (Q.S. Al Hajj: 39)

﴾ لقدير نصرهم على الله إان و ظلموا أ�نهم ب يق�تلون للذين أاذن ﴿

23

Page 25: Naskah skripsi selesai

Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena

sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa

menolong mereka

3) Fase difardhukan jihad qital atas kaum muslim terhadap orang yang memulai

memerangi mereka.

Fase ini juga bisa dinamakan dengan jihad difa` (berperang karena

membela diri), yakni kaum muslim diwajibkan mengangkat senjata memasuki

medan pertempuran melawan setiap kekuatan yang memulai menabuh

genderang perang terhadap mereka, Allah berfirman, (Q.S. Al Baqarah: 190-

191)

﴾ المعتدين يحب لا الله إان تعتدوا ولا يق�تلونكم الذين الله سبيل في وقتلوا ﴿

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi

janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang melampaui batas

﴾ الكفرين جزاء كذلك ف�قتلوهم قتلوكم إ�ن ف ﴿

Maka jika mereka memerangi kamu, maka bunuhlah mereka! Demikianlah

balasan bagi orang-orang yang kafir

Pada periode ini sekalipun kaum muslim telah mempunyai kekuatan

tetapi belum sanggup memulai pertempuran menghadapi seluruh kekuatan

kafir dan musyrikin, maka dengan hikmah Allah, Dia tidak mewajibkan

kepada hambanya untuk melakukan penyerangan karena mereka belum

mampu melaksanakannya.

24

Page 26: Naskah skripsi selesai

4) Fase difardhukan jihad qital terhadap setiap kekuatan kufur apapun agama

dan ras mereka, sekalipun mereka tidak memulai berperang hingga mereka

masuk Islam atau membayar jizyah.

Setelah kekuatan kufur di kota Mekah runtuh di tangan 10.000 orang

sahabat yang dipimpin langsung oleh Nabi shallallahu `alaihi wa sallam,

dengan ini berarti berakhirlah permusuhan kaum Quraisy terhadap kaum

muslimin dan manusia berbondong-bondong memeluk agama Allah sehingga

dakwah islam menjadi memiliki banyak pasukan dan peralatan serta

kekuatan, maka pada tahun ke-9 H Allah mewajibkan kaum muslim

memerangi setiap bentuk kekufuran dengan firman-Nya, (Q.S. At Taubah: 5

dan 36)

وجدتموهم ﴿ حيث المشركين فاقتلوا الحرم األشهر انسلخ ﴾ فإذا

Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-

orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka

﴾ ك�فة يق�تلونكم كم� ك�فة المشركين وقتلوا ﴿

Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka

memerangi kamu semuanya. Dan nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,

رسول محمدا وأن الله إال إله ال أن يشهدوا الناسحتى أقاتل أن أمرت

الله

Aku diperintahkan memerangi seluruh manusia hingga mereka

bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadati selain Allah dan

Muhammad adalah Rasulullah HR.Muslim.

Demikianlah jihad thalab (jihad memerangi setiap aral yang

merintangi arus dakwah islam) akhirnya difardhukan dan setelah Rasulullah

25

Page 27: Naskah skripsi selesai

shallallahu `alaihi wa sallam wafat kewajiban ini tidak berubah. Kemudian

kewajiban jihad thalab ini diteruskan oleh para khulafaur rasyidin dan para

khalifah serta para penguasa setelah mereka. Hingga akhirnya khilafah

Utsmaniyah runtuh kurang dari satu abad yang lalu dan kewajiban inipun

terhenti sementara sampai kaum muslim memiliki kembali kekuatan untuk

menumpas segala bentuk kesyirikan dan kekufuran.

B. Aplikasi Jihad yang dilakukan oleh para ulama Indonesia adalah sebagai

berikut :

Tuanku Imam Bonjol yang bernama asli Muhammad Shahab muncul

sebagai pemimpin dalam Perang Padri setelah sebelumnya ditunjuk oleh Tuanku

Nan Renceh sebagai Imam di Bonjol.29 Kemudian menjadi pemimpin sekaligus

panglima perang setelah Tuanku Nan Renceh meninggal dunia.

Pada masa kepemimpinannya, ia mulai menyesali beberapa tindakan

kekerasan yang dilakukan oleh Kaum Padri terhadap saudara-saudaranya,

sebagaimana yang terdapat dalam memorinya. Walau di sisi lain fanatisme

tersebut juga melahirkan sikap kepahlawanan dan cinta tanah air. Lamanya

penyelesaian peperangan ini, memaksa Gubernur Jenderal Hindia-Belanda

Johannes van den Bosch pada tanggal 23 Agustus 1833 pergi ke Padang untuk

melihat dari dekat proses operasi militer yang dilakukan oleh pasukan Belanda.

Sesampainya di Padang, ia melakukan perundingan dengan Komisaris Pesisir

Barat Sumatera, Mayor Jenderal Riesz dan Letnan Kolonel Elout untuk segera

menaklukkan Benteng Bonjol, pusat komando pasukan Padri. Riesz dan Elout

menerangkan bahwa belum datang saatnya yang baik untuk mengadakan serangan

29 Munasifah (2007). Ayo Mengenal Indonesia: Sumatra 1. Jakarta: CV. Pamularsih. hlm. 51.

26

Page 28: Naskah skripsi selesai

umum terhadap Benteng Bonjol, karena kesetiaan penduduk Luhak Agam masih

disangsikan dan mereka sangat mungkin akan menyerang pasukan Belanda dari

belakang. Tetapi Van den Bosch bersikeras untuk segera menaklukkan Benteng

Bonjol paling lambat tanggal 10 September 1833, kedua opsir tersebut meminta

tangguh enam hari sehingga jatuhnya Bonjol diharapkan pada tanggal 16

September 1833.

Taktik serangan gerilya yang diterapkan Kaum Padri kemudian berhasil

memperlambat gerak laju serangan Belanda ke Benteng Bonjol, bahkan dalam

beberapa perlawanan hampir semua perlengkapan perang pasukan Belanda seperti

meriam beserta perbekalannya dapat dirampas. Pasukan Belanda hanya dapat

membawa senjata dan pakaian yang melekat di tangan dan badannya. Sehingga

pada tanggal 21 September 1833, sebelum Gubernur Jenderal Hindia-Belanda

digantikan oleh Jean Chrétien Baud, Van den Bosch membuat laporan bahwa

penyerangan ke Bonjol gagal dan sedang diusahakan untuk konsolidasi guna

penyerangan selanjutnya.

Kemudian selama tahun 1834 Belanda hanya fokus pada pembuatan jalan

dan jembatan yang mengarah ke Bonjol dengan mengerahkan ribuan tenaga kerja

paksa. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mobilitas pasukannya dalam

menaklukkan Bonjol. Selain itu pihak Belanda juga terus berusaha menanamkan

pengaruhnya pada beberapa kawasan yang dekat dengan kubu pertahanannya.

Pada tanggal 16 April 1835, Belanda memutuskan untuk kembali

mengadakan serangan besar-besaran untuk menaklukkan Bonjol dan sekitarnya.

Operasi militer dimulai pada tanggal 21 April 1835, pasukan Belanda dipimpin

oleh Letnan Kolonel Bauer, memecah pasukannya menuju Masang menjadi dua

27

Page 29: Naskah skripsi selesai

bagian yang bergerak masing-masing dari Matur dan Bamban. Pasukan ini mesti

menyeberangi sungai yang saat itu tengah dilanda banjir, dan terus masuk

menyelusup ke dalam hutan rimba; mendaki gunung dan menuruni lembah; guna

membuka jalur baru menuju Bonjol.

Pada tanggal 23 April 1835 gerakan pasukan Belanda ini telah berhasil

mencapai tepi Batang Gantiang, kemudian menyeberanginya dan berkumpul di

Batusari. Dari sini hanya ada satu jalan sempit menuju Sipisang, daerah yang

masih dikuasai oleh Kaum Padri. Sesampainya di Sipisang, pecah pertempuran

sengit antara pasukan Belanda dengan Kaum Padri. Pertempuran berlangsung

selama tiga hari tiga malam tanpa henti, sampai banyak korban di kedua belah

pihak. Akhirnya dengan kekuatan yang jauh tak sebanding, pasukan Kaum Padri

terpaksa mengundurkan diri ke hutan-hutan rimba sekitarnya. Jatuhnya daerah

Sipisang ini meningkatkan moralitas pasukan Belanda, kemudian daerah ini

dijadikan sebagai kubu pertahanan sambil menunggu pembuatan jembatan menuju

Bonjol.30

Walau pergerakan laju pasukan Belanda menuju Bonjol masih sangat

lamban, hampir sebulan waktu yang diperlukan untuk dapat mendekati daerah

Alahan Panjang. Sebagai front terdepan dari Alahan Panjang adalah daerah

Padang Lawas yang secara penuh masih dikuasai oleh Kaum Padri. Namun pada

tanggal 8 Juni 1835 pasukan Belanda berhasil menguasai daerah ini.31

Selanjutnya pada tanggal 11 Juni 1835 pasukan Belanda kembali bergerak

menuju sebelah timur Batang Alahan Panjang dan membuat kubu pertahanan di

30 .C. van Rijnveld (1841). De Merkwaardige Terugtocht van Pisang op Agam. Militaire Spectator. Bladzijde 1-7 en 24-32.31 Abdul Qadir Djaelani, (1999), Perang sabil versus perang salib: umat Islam melawan penjajah Kristen Portugis dan Belanda, Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwarah.

28

Page 30: Naskah skripsi selesai

sana, sementara pasukan Kaum Padri tetap bersiaga di seberangnya. Pasukan

Belanda berhasil mendekati Bonjol dalam jarak kira-kira hanya 250 langkah pada

tengah malam tanggal 16 Juni 1835, kemudian mereka mencoba membuat kubu

pertahanan. Selanjutnya dengan menggunakan houwitser, mortir dan meriam,

pasukan Belanda menembaki Benteng Bonjol. Namun Kaum Padri tidak tinggal

diam dengan menembakkan meriam pula dari Bukit Tajadi. Sehingga dengan

posisi yang kurang menguntungkan, pasukan Belanda banyak menjadi korban.

Pada tanggal 17 Juni 1835 kembali datang bantuan tambahan pasukan

sebanyak 2000 orang yang dikirim oleh Residen Francis di Padang dan pada

tanggal 21 Juni 1835, dengan kekuatan yang besar pasukan Belanda memulai

gerakan maju menuju sasaran akhir yaitu Benteng Bonjol di Bukit Tajadi.

Melihat kokohnya Benteng Bonjol, pasukan Belanda mencoba melakukan

blokade terhadap Bonjol dengan tujuan untuk melumpuhkan suplai bahan

makanan dan senjata pasukan Padri. Blokade yang dilakukan ini ternyata tidak

efektif, karena justru kubu-kubu pertahanan pasukan Belanda dan bahan

perbekalannya yang banyak diserang oleh pasukan Kaum Padri secara gerilya. Di

saat bersamaan seluruh pasukan Kaum Padri mulai berdatangan dari daerah-

daerah yang telah ditaklukkan pasukan Belanda, yaitu dari berbagai negeri di

Minangkabau dan sekitarnya. Semua bertekad bulat untuk mempertahankan

markas besar Bonjol sampai titik darah penghabisan, hidup mulia atau mati

syahid.

Usaha untuk melakukan serangan ofensif terhadap Bonjol baru dilakukan

kembali setelah bala bantuan tentara yang terdiri dari pasukan Bugis datang, maka

pada pertengahan Agustus 1835 penyerangan mulai dilakukan terhadap kubu-

29

Page 31: Naskah skripsi selesai

kubu pertahanan Kaum Padri yang berada di Bukit Tajadi, dan pasukan Bugis ini

berada pada bagian depan pasukan Belanda dalam merebut satu persatu kubu-

kubu pertahanan strategis Kaum Padri yang berada disekitar Bukit Tajadi. Namun

sampai awal September 1835, pasukan Belanda belum berhasil menguasai Bukit

Tajadi, malah pada tanggal 5 September 1835, Kaum Padri keluar dari kubu

pertahanannya menyerbu ke luar benteng menghancurkan kubu-kubu pertahahan

Belanda yang dibuat sekitar Bukit Tajadi. Setelah serangan tersebut, pasukan

Kaum Padri segera kembali masuk ke dalam Benteng Bonjol.

Pada tanggal 9 September 1835, pasukan Belanda mencoba menyerang

dari arah Luhak Limo Puluah dan Padang Bubus, namun hasilnya gagal, bahkan

banyak menyebabkan kerugian pada pasukan Belanda. Letnan Kolonel Bauer,

salah seorang komandan pasukan Belanda menderita sakit dan terpaksa dikirim ke

Bukittinggi kemudian posisinya digantikan oleh Mayor Prager.

Blokade yang berlarut-larut dan keberanian Kaum Padri, membangkitkan

semangat keberanian rakyat sekitarnya untuk memberontak dan menyerang

pasukan Belanda, sehingga pada tanggal 11 Desember 1835 rakyat Simpang dan

Alahan Mati mengangkat senjata dan menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda.

Pasukan Belanda kewalahan mengatasi perlawanan ini. Namun setelah datang

bantuan dari serdadu-serdadu Madura yang berdinas pada pasukan Belanda,

perlawanan ini dapat diatasi.

Hampir setahun mengepung Bonjol, pada tanggal 3 Desember 1836,

pasukan Belanda kembali melakukan serangan besar-besaran terhadap Benteng

Bonjol, sebagai usaha terakhir untuk penaklukan Bonjol. Serangan dahsyat ini

mampu menjebol sebagian Benteng Bonjol, sehingga pasukan Belanda dapat

30

Page 32: Naskah skripsi selesai

masuk menyerbu dan berhasil membunuh beberapa keluarga Tuanku Imam

Bonjol. Tetapi dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi Kaum Padri

kembali berhasil memporak-porandakan musuh sehingga Belanda terusir dan

terpaksa kembali keluar dari benteng dengan meninggalkan banyak sekali korban

jiwa di masing-masing pihak.

Kegagalan penaklukan ini benar-benar memukul kebijaksanaan Gubernur

Jenderal Hindia-Belanda di Jakarta yang waktu itu telah dipegang oleh Dominique

Jacques de Eerens, kemudian pada awal tahun 1837 mengirimkan seorang

panglima perangnya yang bernama Mayor Jenderal Cochius untuk memimpin

langsung serangan besar-besaran ke Benteng Bonjol untuk kesekian kalinya.

Cochius merupakan seorang perwira tinggi Belanda yang memiliki keahlian

dalam strategi perang Benteng Stelsel.

Selanjutnya Belanda dengan intensif mengepung Bonjol dari segala

jurusan selama sekitar enam bulan (16 Maret–17 Agustus 1837) dipimpin oleh

jenderal dan beberapa perwira. Pasukan gabungan ini sebagian besar terdiri dari

berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis dan Ambon. Terdapat 148 perwira

Eropa, 36 perwira pribumi, 1.103 tentara Eropa, 4.130 tentara pribumi, termasuk

di dalamnya Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen (pasukan pembantu

Sumenap alias Madura). Dalam daftar nama para perwira pasukan Belanda

tersebut di antaranya adalah Mayor Jendral Cochius, Letnan Kolonel Bauer,

Mayor Sous, Mayor Prager, Kapten MacLean, Letnan Satu van der Tak,

Pembantu Letnan Satu Steinmetz, dan seterusnya. Kemudian ada juga nama

Inlandsche (pribumi) seperti Kapitein Noto Prawiro, Indlandsche Luitenant

31

Page 33: Naskah skripsi selesai

Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto,

Merto Poero dan lainnya.

Dari Jakarta didatangkan terus tambahan kekuatan tentara Belanda,

dimana pada tanggal 20 Juli 1837 tiba dengan Kapal Perle di Padang, sejumlah

orang Eropa dan Sepoys, serdadu dari Afrika yang berdinas dalam tentara

Belanda, direkrut dari Ghana dan Mali, terdiri dari 1 sergeant, 4 korporaals dan

112 flankeurs, serta dipimpin oleh Kapitein Sinninghe.

Serangan yang bergelombang serta bertubi-tubi dan hujan peluru dari

pasukan artileri yang bersenjatakan meriam-meriam besar, selama kurang lebih 6

bulan lamanya, serta pasukan infantri dan kavaleri yang terus berdatangan. Pada

tanggal 3 Agustus 1837 dipimpin oleh Letnan Kolonel Michiels sebagai

komandan lapangan terdepan mulai sedikit demi sedikit menguasai keadaan, dan

akhirnya pada tanggal tanggal 15 Agustus 1837, Bukit Tajadi jatuh, dan pada

tanggal 16 Agustus 1837 Benteng Bonjol secara keseluruhan dapat ditaklukkan.

Namun Tuanku Imam Bonjol dapat mengundurkan diri keluar dari benteng

dengan didampingi oleh beberapa pengikutnya terus menuju daerah Marapak.

Dalam pelarian dan persembunyiannya, Tuanku Imam Bonjol terus

mencoba mengadakan konsolidasi terhadap seluruh pasukannya yang telah

bercerai-berai dan lemah, namun karena telah lebih 3 tahun bertempur melawan

Belanda secara terus menerus, ternyata hanya sedikit saja yang tinggal dan masih

siap untuk bertempur kembali.

Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba datang surat tawaran dari Residen

Francis di Padang untuk mengajak berunding. Kemudian Tuanku Imam Bonjol

menyatakan kesediaannya melakukan perundingan. Perundingan itu dikatakan

32

Page 34: Naskah skripsi selesai

tidak boleh lebih dari 14 hari lamanya. Selama 14 hari berkibar bendera putih dan

gencatan senjata berlaku. Tuanku Imam Bonjol diminta untuk datang ke Palupuh,

tempat perundingan, tanpa membawa senjata. Tapi hal itu cuma jebakan Belanda

untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol, peristiwa itu terjadi di bulan Oktober

1837 dan kemudian Tuanku Imam Bonjol dalam kondisi sakit langsung dibawa ke

Bukittinggi kemudian terus dibawa ke Padang, untuk selanjutnya diasingkan.

Namun pada tanggal 23 Januari 1838, ia dipindahkan ke Cianjur, dan pada akhir

tahun 1838, ia kembali dipindahkan ke Ambon. Kemudian pada tanggal 19

Januari 1839, Tuanku Imam Bonjol kembali dipindahkan ke Menado, dan di

daerah inilah setelah menjalani masa pembuangan selama 27 tahun lamanya, pada

tanggal 8 November 1864, Tuanku Imam Bonjol menghembuskan nafas

terakhirnya.

33

Page 35: Naskah skripsi selesai

BAB III

JIHAD DALAM PANDANGAN PARA TERORIS ISLAM DI INDONESIA

Pengertian teroris

Teroris : orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut,

biasanya untuk tujuan politik: gerombolan -- telah mengganas dng membakar

rumah penduduk dan merampas hasil panen32, Mengenai pengertian yang baku

dan definitive dari apa yang disebut dengan Tindak Pidana Terorisme itu, sampai

saat ini belum ada keseragaman. Menurut Prof. M. Cherif Bassiouni, ahli Hukum

Pidana Internasional, bahwa tidak mudah untuk mengadakan suatu pengertian

yang identik yang dapat diterima secara universal sehingga sulit mengadakan

pengawasan atas makna Terorisme tersebut. Oleh karena itu menurut Prof. Brian

Jenkins, Phd., Terorisme merupakan pandangan yang subjektif33.

Tidak mudahnya merumuskan definisi Terorisme, tampak dari usaha

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan membentuk Ad Hoc Committee on

Terrorism tahun 1972 yang bersidang selama tujuh tahun tanpa menghasilkan

rumusan definisi34. Pengertian paling otentik adalah pengertian yang diambil

secara etimologis dari kamus dan ensiklopedia. Dari pengertian etimologis itu

dapat diintepretasikan pengembangannya yang biasanya tidak jauh dari pengertian

dasar tersebut35.

32 http://kamusbahasaindonesia.org/teroris#ixzz2p27aHBAe33 Indriyanto Seno Adji, “Terorisme, Perpu No.1 tahun 2002 dalam Perspektif Hukum Pidana” dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia (Jakarta: O.C. Kaligis & Associates, 2001), hal. 35.34 Muhammad Mustofa, Memahami Terorisme: Suatu Perspektif Kriminologi, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III (Desember 2002): 35.35 Kunarto, Intelijen Pengertian dan Pemahamannya, (Jakarta: Cipta Manunggal, 1999), hal.19.

34

Page 36: Naskah skripsi selesai

Menurut MUI, fatwa mui no 03 tahun 2004 “teroris adalah tindakan

kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradapan yang menimbulkan ancaman

serius terhadap kedaulatan Negara bahaya terhadap keamanan dan perdamaian

dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat, teroris adalah suatu bentuk

kejahatan yang diorganisir secara baik bersifat trans nasional dan digolongkan

kejahatan luar biasa, yang tidak membedakan sasaran”36

Menurut Black’s Law Dictionary, Terorisme adalah kegiatan yang

melibatkan unsur kekerasan atau yang menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan

manusia yang melanggar hukum pidana (Amerika atau negara bagian Amerika),

yang jelas dimaksudkan untuk: a. mengintimidasi penduduk sipil. b. memengaruhi

kebijakan pemerintah. c. memengaruhi penyelenggaraan negara dengan cara

penculikan atau pembunuhan .

Muladi memberi catatan atas definisi ini, bahwa hakekat perbuatan

Terorisme mengandung perbuatan kekerasan atau ancaman kekerasan yang

berkarakter politik. Bentuk perbuatan bisa berupa perompakan, pembajakan

maupun penyanderaan. Pelaku dapat merupakan individu, kelompok, atau negara.

Sedangkan hasil yang diharapkan adalah munculnya rasa takut,

pemerasan, perubahan radikal politik, tuntutan Hak Asasi Manusia, dan kebebasan

dasar untuk pihak yang tidak bersalah serta kepuasan tuntutan politik lain37.

Menurut US Central Intelligence Agency (CIA)38. Terorisme

Internasional adalah Terorisme yang dilakukan dengan dukungan pemerintah atau

36 Tv one, debat “tahun baru datang, teroris menghadang” tanggal 6 januari 2014, amirsyah Tambunan wasekjen MUI.37 Muladi, Hakekat Terorisme dan Beberapa Prinsip Pengaturan dalam Kriminalisasi, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III (Desember 2002): 1.38 Muladi, Demokrasi, HAM dan Reformasi Hukum di Indonesia, Op. cit., hal. 171.

35

Page 37: Naskah skripsi selesai

organisasi asing dan atau diarahkan untuk melawan negara, lembaga atau

pemerintahan asing .

Menurut US Federal Bureau of Investigation (FBI)39. Terorisme adalah

penggunaan kekuasaan tidak sah atau kekerasan atas seseorang atau harta untuk

mengintimidasi sebuah pemerintahan, penduduk sipil dan elemen-elemennya

untuk mencapai tujuan-tujuan sosial atau politik .

Menurut US Departements of State and Defense40. Terorisme adalah

kekerasan yang bermotif politik dan dilakukan oleh agen negara atau kelompok

subnasional terhadap sasaran kelompok non kombatan. Biasanya dengan maksud

untuk memengaruhi audien. Terorisme internasional adalah terorisme yang

melibatkan warga negara atau wilayah lebih dari satu negara .

Menurut Muhammad Mustofa41. Terorisme adalah tindakan kekerasan

atau ancaman kekerasan yang ditujukan kepada sasaran secara acak (tidak ada

hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada kerusakan, kematian,

ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massal .

Menurut Charles Kegley dan Eugene Witkoff (The Global Agendas

Issues and Perspectives), mengemukakan sebanyak 109 definisi tentang

terorisme, namun para ahli setuju bahwa Terorisme adalah suatu cara untuk

mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan ancaman kekerasan guna

menimbulkan rasa takut dan korban sebanyak-banyaknya secara tidak beraturan.

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1

39 Ibid, hal 17240 Ibid, hal 17241 Muhammad Mustofa, Memahami Terorisme: Suatu Perspektif Kriminologi, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III (Desember 2002): 30.

36

Page 38: Naskah skripsi selesai

ayat 1, Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-

unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Mengenai perbuatan apa saja yang dikategorikan ke dalam Tindak Pidana

Terorisme, diatur dalam ketentuan pada Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal

6, 7, bahwa setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme,

jika:

1. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan

menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau

menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas

kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau

mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang

strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional

(Pasal 6)42.

2. Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud

untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara

meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara

merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang

lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek

vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas

internasional (Pasal 7)43.

Dan seseorang juga dianggap melakukan Tindak Pidana Terorisme, berdasarkan

ketentuan pasal 8, 9, 10, 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang

42 Indonesia, Undang-Undang Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Op. cit., pasal 6.43 Ibid, pasal 7

37

Page 39: Naskah skripsi selesai

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dari banyak definisi yang dikemukakan

oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu Tindak Pidana Terorisme adalah:

1. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.

2. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.

3. Menggunakan kekerasan.

4. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi

pemerintah.

5. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang

dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.

A. Konsep jihad teroris Islam di Indonesia

Pengertian jihad menurut imam samudra

1. Dari segi bahasa, secara simple jihad berarti bersunguh-sunguh, mencurahkan

tenaga untuk mencapai satu tujuan. Dalam hal ini, seorang yang bersunguh-

sunguh dalam mencari jejak bisa dikategotikan jihad.

2. Dari segi istilah, jihad berarti bersunguh-sunguh memperjuangkan hukum

Allah, mendakwahnya serta menegakkannya.

3. Dari segi syar’I, jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi

Islam dan kaum muslimin. Pengertian syar’I ini lebih terkenal dengan sebutan

“jihad fi sabililah”. Ketiga definisi di atas telah menjadi consensus para ulama

salafus-Shalih, terutama dari kalangan empat mazhab (syafi’i, Hambali,

Maliki, Hanafi). Jadi tidak ada perselisihan pendapat dalam hal

mendefinisikan jihad.

Mereka yang ingin mengaji lebih dalam tentang hal ini, dapat membaca buku

yang berjudul Al-jihadu Sabiluna karya Syaikh Abdul Baqi Ramdun. Atau bisa

38

Page 40: Naskah skripsi selesai

juga buku-buku lain yang berhubungan dengan jihad serta yang ditulis oleh

ulama-ulama yang berkompeten dan terlibat aktif dalam dunia jihad.44

Dari pengertian akan jihad tersebut, membuat semua umat islam berusaha

untuk dapat berjihad dalam menegakkan agama islam dan berjuang membela

agama Islam, seperti yang di lakukan nabi Muhammad SAW pada masa

penyebaran agama islam dengan melakukan perundingan dan peperangan

melawan kaun kafir dengan tujuan menyebarkan agama islam, sedangkan pada

masa khulafa urasidin juga sama yaitu berusaha menyebarkan agama Islam, pada

masa Daulah Islamiyah terdapat peperangan yang menutut saya sangat menarik

yaitu pengambil alihan kontantinopel dan yerusalem oleh Muhammad al Fatih dan

Salahudin al ayubi. Di masa sekarang ada jihad yang di lakukan saudara muslim

kita di Palestina yang berusaha mempertahankan negaranya dan agama yang di

jajah oleh Israel atau yahudi, mereka (masyarakat palestina) tidak hanya

mempertahankan Negara mereka tapi juga agama mereka karena “orang-orang

Yahudi dan Nasrani sama sekali tidak akan pernah senang kepada kamu hingga

kamu mengikuti Millah (agama) mereka” (Al-Baqarah : 120).

Keinginan untuk memperjuangkan agama Islam di laksanakan di sana

tidak hanya oleh para pemuda bahkan anak kecil beserta ayahnya ikut serta dalam

mengangkat senjata, tidak lagi lelaki sendirian yang berjuang melainkan

wanitanya juga berjuang mengangkat senjata. Keinginan yang kuat telah tertanam

dalam hati mereka untuk berjuang menegakkan agama, hal yang seperti itu adalah

jihad fi sabililah dan Allah menjamin akan masuk surge, tidak hanya itu beredar

foto dari suriah seorang anak kecil membawa senjata

44 Aziz, Abdul. Imam samudra : aku melawan teroris, solo : jazera, 2004. Hal 109

39

Page 41: Naskah skripsi selesai

Suriah - Sebuah foto berisi seorang anak

pejuang FSA (Komandan Pasukan Pembebasan

Suriah) yang masih berusia 7 tahun sungguh

mengejutkan. Dalam gambar, bocah itu ikut

mengangkat senjata di barisan oposisi Suriah melawan rezim Bashar Assad.

Anak berusia 7 tahun bernama Ahmed, sebagaimana dikutip dari Daily

News, Sabtu (30/3/2013), tampak berdiri di depan barikade di sebuah kota di

mana tampak reruntuhan bangunan. Ahmed ikut serta sebagai pejuang pasukan

pembebasan Suriah di lingkungan kelompok Shalahudin, salah satu lini depan

Aleppo.

Dalam foto tersebut, Ahmed tampak mengangkat sebuah senjata laras

panjang berwarna hitam cokelat dan strip hijau putih pada bagian genggamannya.

Tak hanya bersenjata, Ahmed yang mengenakan switer dan celana merah itu,

terlihat tengah memegang sebuah rokok di tangankirinya.

Foto ini muncul berbarengan dengan keberhasilan para pemberontak

Suriah menguasai Kota Dael, sebuah kota strategis dekat perbatasan Yordania

yang menjadi gerbang utama menuju Damaskus pada Jumat (29/3) kemarin. Para

pemberontak Suriah berhasil merebut Kota Dael setelah bentrok berdarah dengan

pasukan Bashar Asaad dan menewaskan sedikitnya 38 orang. Sebanyak 16 orang

diantara yang tewas adalah pasukan pemberontak.45

Terdapat tahapan dalam melakukan jihad, tahapan itu terbagi menjadi

empat yaitu Manahan diri, diizinkan berperang, mewajibkan memerangi secara

terbatas, kewajiban memerangi seluruh kaum kafir/musyrik. dalam permasalahan

45 Detik.com

40

Page 42: Naskah skripsi selesai

ini akan saya perjelas dalam setiap tahapan tersebut sesuai dengan pemahaman

dan konsep yang dilakukan oleh teroris di Indonesia.

1. Menahan diri

Dalam masalah ini, jihad belum diperintahkan. Kaum muslimin diperintahkan

untuk menahan diri dari segala macam ujian, celaan, serangan dan penindasan

dari kaum kafir. Kaum muslimin tetap diperintahkan melaksanakan shalat dan

zakat.

Peristiwa penyiksaan yang paling kejam dan popular yang menimpa kaum

muslimin ketika itu antara lain dialami oleh Bilal bin Rabah dan keluarga

Yasir. Di bawah matahari gurun yang panas, Bilal bin Rabah di siksa oleh

majikannya Umayah bin Khalaf. Sedangkan keluarga Yasir, disiksa oleh

kaum musyrikin Quraisy. Pada saat itu belum ada perlawanan, Rasulullah

saw. Bersabda kepada keluarga yasir, “bersabarlah wahai keluarga yasir,

sesunguhnya tempat kembali kalian adalah jannah (surga)”(H.R. Ahmad,

Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqy, dan Adz-Dzahabi)46. Masa ini di sebut

sebagai masa kafful yadd (menahan tangan, menahan diri) dari mengadakan

peperangan melawan kaum kafir. Diantara ayat yang berhubungan dengan

tahap ini ialah,

Tidakah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:

“Tahanlah tanganmu dari peperangan, dirikanlah shalat dan tunaikanlah

zakat”. (An-Nisa: 77).47

46 Dr. Najih Ibrahim, Risalatu lla Kulli Man Ya’mal lil Islam, hal 3147 Abdul aziz, Imam samudra aku melawan teroris!, hal 126

41

Page 43: Naskah skripsi selesai

2. Di izinkan berperang

Siksaan dan tekanan terhadap kaum muslimin semakin menjadi-jadi dan

merajalela. Setelah gagal mengintimidasi dan mengadakan sejenis muslim

cleansing,kini kaum kafir “mendeportasi” kaum muslim dari tanah air mereka

sendiri, dari tanah tumpah darah. Tetapi Allah tidak membiarkan kesemena-

menaan dan kebathilan berkuasa, dan dengan seenak perut mereka

merendahkan harga diri kaum muslimin, maka turunlah ayat ini, “Telah

diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesunguhnya

mereka telah dianiaya. Dan sesunguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa

menolong mereka itu. (Yaitu) orang yang telah diusir dari kampong halaman

mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata “Rabb

(Tuhan) kami hanyalah Allah” (al-Hajj:39).

Imam Mujahid dan Imam Adh-Dhahhak menyebutkan, bahwa banyak ulama

salaf seperti Ibnu Abbas ra, Urwah bin Zubair, Zaid bin Asla, Muqatil bin

Hayyanm Qatadah dan lain-lain yang mengatakan bahwa ayat di atas adalah

ayat pertama yang menyebutkan tentang Al-jihad.48

Pada tahap ini, kaum muslimin baru sebatas diizinkan, belum diperintahkan

untuk berperang. Artinya dapat difahami bahwa sifat izin adalah tidak sama

dengan surat perintah izin berperang, sebatas boleh, dibenarkan,

dipersilahkan, belum sampai pada tingkat wajib. Meski mendapat ijin

berperang namun belum merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan

oleh seorang muslimin.

48 Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adhim, juz III/225

42

Page 44: Naskah skripsi selesai

3. Diwajibkan memerangi secara terbatas

Pada tahap ketiga ini, Allah swt. Telah mewajibkan kaum muslimin untuk

berperang di jalan Allah. Tetapi peperangan terbatas kepada orang yang

menyerangi kaum muslimin saja. Sedangkan mereka yang tidak memerangi

kaum muslinin, tetap dibiarkan tidak diperangi.49 “dan perangilah di Jalan

Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu berlebihan,

sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (Al-

Baqarah: 109).

Menurut sumber dari Abu Ja’far Ar-Razi melalui jalur Abu ‘Aliyah

disebutkan bahwa, ketika turun ayat tersebut, Rasulullah saw, memerangi

orang-orang yang memeranginya dan membiarkan (tidak memerangi) orang-

orang yang tidak memeranginya.50

4. Kewajiban memerangi seluruh kaum kafir/ musyrik

Sebelum datang perintah Allah untuk berperang, selama itu pula kaum

muslimin tetap menahan diri. Kini perintah sebagaimana di sebutkan dalam

surat Al-Baqarah ayat 109 itu telah datang. Perintah Allah di maksud adalah;

“dan Bunuhlah kaum musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka” (At-

Taubah: 5).

Ali bin Abi Thalib ra. Menyebutkan Rasulullah saw. Diurus dengan “empat

pedang”.

Pedang pertama; (perintah perang) terhadap kaum musyrikin, sebagaimana

disebut dalam ayat 5 surat At-Taubah: “dan Bunuhlah kaum musyrikin itu

dimana saja kamu jumpai mereka”.

49 Abdul aziz, imam samudra aku melawan teroris, hal 12750 Ibnu Katsir, tafsir Al Qur’an Al-Adhim, juz I/226

43

Page 45: Naskah skripsi selesai

Pedang kedua ditujukan kepada ahlikitab (yahudi dan nasrani) seperti yang

telah disebut pada surat At-Taubah ayat 29: “perangilah orang-orang yang

tidak beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan tidak beragama dengan agama

yang benar (Islam), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-kitab (ahlikitab),

sampai kepada mereka membayar jizyah denganpatuh sedangkan mereka

dalam keadaan tunduk”.

Pada pedang ketiga ditujukan kepada kaum munafik, “wahai Nabi,

berjihadlah melawan orang-orang kafir dan munafik.” (At-Taubah: 73.)

Sedangkan pedang keempat di arakan untuk memerangi kaum Bughat

(pemberontak) terhadap egara Islam: “Dan jika ada dua golongan dari

mukminin berperang maka damaikanlah antara keduanya, jika salah satu dari

kedua golongan itu berbuat aniaya (bughat) maka perangilah golongan yang

berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.”(Al-

Hujarat: 9)51

Potensi Terorisme Di Indonesia

Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan perlu langkah

antisipasi yang ekstra cermat. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang tidak

dipahami oleh orang tertentu cukup dijadikan alasan untuk melakukan teror.

Berikut ini adalah potensi-potensi terorisme tersebut:

Pertama, terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan

Indonesia. Beberapa kali negara lain melakukan pelanggaran masuk ke wilayah

Indonesia dengan menggunakan alat-alat perang, sebenarnya adalah bentuk

terorisme. Lebih berbahaya lagi seandainya negara tetangga melakukan terorisme

dengan memanfaatkan warga Indonesia yang tinggal di perbatasan dan kurang

51 Ibid : hal 131

44

Page 46: Naskah skripsi selesai

diperhatikan oleh negera. Nasionalisme yang kurang dan tuntutan kebutuhan

ekonomi bisa dengan mudah orang diatur untuk melakukan teror.

Kedua, terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas

kebijakan pemerintah. Misalnya bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan

oleh OPM. Tuntutan merdeka mereka dilatar-belakangi keinginan untuk

mengelola wilayah sendiri tanpa campur tangan pemerintah pusat. Perhatian

pemerintah yang dianggap kurang menjadi alasan bahwa kemerdekaan harus

mereka capai demi kesejahteraan masyarakat. Terorisme jenis ini juga berbahaya,

dan secara khusus teror dilakukan kepada aparat keamanan.

Ketiga, terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan

ideologi tertentu. Pemikiran sempit dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang

berbeda perlu ditumpas menjadi latar belakang terorisme. Bom bunuh diri, atau

aksi kekerasan yang terjadi di Jakarta sudah membuktikan bahwa ideologi dapat

dipertentangkan secara brutal. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan orang

asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran.

Keempat, terorisme yang dilakukan oleh kaum kapitalis ketika

memaksakan bentuk atau pola bisnis dan investasi kepada masyarakat. Contoh

nyata adalah pembebasan lahan masyarakat yang digunakan untuk perkebunan

atau pertambangan tidak jarang dilakukan dengan cara yang tidak elegan.

Terorisme bentuk ini tidak selamanya dengan kekerasan tetapi kadang dengan

bentuk teror sosial, misalnya dengan pembatasan akses masyarakat.

Kelima, teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha,

beberapa demonstrasi oleh masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi

secara anarkis dan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.

45

Page 47: Naskah skripsi selesai

Terlepas dari siapa yang salah, tetapi budaya kekerasan yang dilakukan

oleh masyarakat adalah suatu bentuk teror yang mereka pelajari dari kejadian-

kejadian yang sudah terjadi.

Terorisme yang terjadi di Indonesia, disebabkan oleh faktor ekonomi, faktor

sosial, dan faktor ideologi.

Faktor ekonomi. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi

merupakan motif utama bagi para terorisme dalam menjalankan misi mereka.

Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari yang membikin

resah orang untuk melakukan apa saja. Dengan seperti ini pemerintah harus

bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi masyarakatnya. Kemiskinan

membuat orang gerah untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti:

membunuh, mengancam orang, bunuh diri, dan sebagainya.

Faktor sosial. Dalam keseharian hidup yang kita jalani terdapat pranata sosial

yang membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi ini sangat menentukan

kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem

sosial yang dibentuk oleh kelompok radikal atau garis keras membuat semua

orang yang mempunyai tujuan sama dengannya bisa mudah berkomunikasi dan

bergabung dalam garis keras atau radikal. Misalnya, orang-orang yang

mempunyai pikiran keras di mana di situ terdapat suatu kelompok garis keras

yang bersatu mendirikan Tanzim al-Qaidah Aceh.

Faktor ideologi. Faktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang

diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang

sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap kelompok

mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas dengan ideologinya.

46

Page 48: Naskah skripsi selesai

Dalam hal ini terorisme yang ada di Indonesia dengan keyakinannya yang

berdasarkan Jihad yang mereka miliki.

Dilihat dari  caranya, terorisme dibedakan menjadi dua, yaitu teror fisik

dan teror mental. Teror fisik adalah teror untuk menimbulkan ketakutan,

kegelisahan memalui sasaran fisik jasmani dalam bentuk pembunuhan,

penganiayaan, pemerkosaan, penyanderaan penyiksaan dan sebagainya, sehingga

secara nyata dapat dilihat secara fisik akibat tindakan teror.

Sedangkan teror mental merupakan teror dengan menggunakan segala

macam cara yang bisa menimbulkan ketakutan dan kegelisahan tanpa harus

menyakiti jasmani korban (psikologi korban sebagai sasaran) yang pada tingkat

tertentu dapat menimbulkan tekanan batin yang luar biasa, akibatnya bisa gila,

bunuh diri, putus asa dan sebagainya.

James H.Wolfe (1990) menyebutkan beberapa karakteristik terorisme sebagai

berikut:

1. Terorisme dapat didasarkan pada motivasi yang bersifat politis maupun

nonpolitis.

2. Sasaran yang menjadi obyek aksi terorisme bisa sasaran sipil (supermarket,

mall, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit dan fasilitas umum lainya), maupun

sasaran non-sipil.

3. Aksi terorisme dapat ditujukan untuk mengintimidasi atau mempengaruhi

kebijakan pemerintah negara.

4. Aksi terorisme dilakukan melalui tindakan yang tidak menghormati hukum

internasional atau etika internasional.

47

Page 49: Naskah skripsi selesai

5. Serangan yang dilakukan dengan sengaja untuk membinasakan penduduk

sipil seperti yang terjadi di Kuta adalah pelanggaran hukum internasional.

6. Persiapan atau perencanaan aksi teror bisa bersifat multinasional. Kejadian di

Bali, kalau memang benar sebagai teror, bisa dilakukan oleh orang Indonesia,

orang asing atau gabungan keduanya.

7. Tujuan jangka pendek aksi terorisme adalah menarik perhatian media massa

dan untuk menarik perhatian publik. Jadi pemberitaan yang gencar di seluruh

penjuru dunia tentang kejadian di Bali dapat disebut sebagai cara teroris

untuk menarik perhatian publik.

8. Aktivitas terorisme mempunyai nilai mengagetkan (shock value) yang bagi

teroris berguna untuk mendapatkan perhatian. Untuk itulah dampak aktivitas

teroris selalu terkesan kejam, sadis dan tanpa menghargai nilai-nilai

kemanusiaan. Kalau memang betul aksi terorisme, maka tragedi di Bali justru

akan mengangkat perhatian publik, yang berguna bagi kepentingan teroris.

Masih adanya ancaman terorisme di Indonesia juga disebabkan oleh belum

adanya payung hukum yang kuat bagi kegiatan intelijen untuk mendukung upaya

pencegahan dan penanggulangan terorisme. Kendala lain dalam pencegahan dan

penanggulangan terorisme adalah belum adanya pembinaan yang menjamin dapat

mengubah pemikiran radikal menjadi moderat. Sementara itu masih lemahnya

sistem pengawasan terhadap peredaran berbagai bahan pembuat bom,

menyebabkan para teroris masih leluasa melakukan perakitan bom yang jika tidak

terdeteksi dapat menimbulkan kekacauan di berbagai tempat.

48

Page 50: Naskah skripsi selesai

Berikut adalah arah kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah dalam rangka

mencegah dan menanggulangi kejahatan terorisme pada tahun 2005–2009 adalah

sebagai berikut:

1. Penguatan koordinasi dan kerja sama di antara lembaga Pemerintah;

2. Peningkatan kapasitas lembaga pemerintah dalam pencegahan dan

penanggulangan teroris, terutama satuan kewilayahan;

3. Pemantapan operasional penanggulangan terorisme dan penguatan upaya

deteksi secara dini potensi aksi terorisme;

4. Penguatan peran aktif masyarakat dan pengintensifan dialog dengan

kelompok masyarakat yang radikal;

5. Peningkatan pengamanan terhadap area publik dan daerah strategis yang

menjadi target kegiatan terorisme;

6. SSosialisasi dan upaya perlindungan masyarakat terhadap aksi terorisme;

7. Pemantapan deradikalisasi melalui upaya-upaya pembinaan (soft

approach) untuk mencegah rekrutmen kelompok teroris serta merehabilitasi

pelaku terror yang telah tertangkap.

Dalam rangka mencegah dan menanggulangi ancaman terorisme di dalam

negeri, Pemerintah telah menempuh berbagai cara, terutama dengan

mengambil tindakan-tindakan yang sesuai dengan prosedur hukum yang

berlaku. Pemerintah, melalui aparat terkait, telah melakukan pendekatan

melalui tokoh masyarakat, tokoh agama moderat dan yang cenderung radikal

guna mengubah pemikiran radikal menjadi moderat, yakni dengan

memberikan pengertian sesungguhnya tentang istilah jihad yang selama ini

“disalahartikan”.

49

Page 51: Naskah skripsi selesai

Menurut osama bin laden Jihad as an “Individual Duty” for every muslim who is

capable of going to war. As he put it, “jihad is part of religion and no muslim may

say that he does not want to do jihad in the cause of God….. These are the tenets

of our religion.” Bin laden went further: “No other priority, except faith, could be

considered before jihad.523

B. Aplikasi jihad yang dilakukan para terorisme Islam

Banyak aplikasi jihad para teroris yang cenderung menunjukan kekerasan,

kita ambil saja contoh bom bali yang dilakukan oleh imam samudra dan kawan-

kawan. Mereka tidaklah menyesal akan apa yang telah dilakukan dan mereka

mengangap itu merupakan suatu kebenaran. Berikut adalah beberapa aksi teroris

di Indonesia.

1) (Bom bali 1 dan 2) Malam itu 12 Oktober 2002, terjadi ledakan bom di

Paddy’s Cafe dan Sari Club di kawasan Legian, Kuta, Bali. 202 orang tewas,

164 orang di antaranya warga asing dari 24 negara, 38 orang lainnya warga

Indonesia 209 orang mengalami luka-luka. Dampak kerusakan hingga radius

satu kilometer dari pusat ledakan. Setelah melewati proses penyelidikan, Polri

berhasil menangkap Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra, dan Ali Gufron

pelaku aksi pengeboman. Ali Imron divonis hukuman seumur hidup,

sementara tiga tersangka lainnya divonis hukuman mati. Untuk kedua

kalinya, teror bom kembali mengguncang Bali pada 1 Oktober 2005.

Serangan bom bunuh diri di Jimbaran dan Kuta ini menelan korban jiwa

sebanyak 23 orang dan 196 orang mengalami luka-luka. Berdasarkan hasil

penyelidikan polisi, terungkap keberadaan kelompok Dr. Azhari Husin serta

52 Fawas A. gerges, ”The far Enemy why jihad went global, Cambridge university press, 2005, hal 17

50

Page 52: Naskah skripsi selesai

tujuh orang pelaku utama peledakan. Dr. Azhari Husin akhirnya tewas dalam

penyergapan di Malang, Jawa Timur pada 9 November 2005.

2) (Bom JW. Mariot) Indonesia kembali dikejutkan oleh teror bom. Sebuah bom

berkekuatan besar meledak sekitar pukul 12.45 WIB di depan lobi Hotel JW

Marriott, Kawasan Kuningan, Jakarta, pada 5 Agustus 2003. Ledakan tersebut

menewaskan 12 orang dan mencederai 150 orang. Penyelidikan bom Marriott

dilakukan melalui dua cara, yaitu pengolahan TKP dan pengumpulan

informasi dari dalam dan luar TKP. Hasil perpaduan dua cara ini dianalisis.

Modus dan pola pengeboman di Marriott mirip dengan kasus bom Bali yang

menggunakan bom mobil. Kesamaan modus itu ditunjukkan dengan

dirusaknya nomor chasis dan mesin serta digunakannya bahan peledak

campuran antara high explosive dan low explosive. Sembilan puluh persen

barang bukti yang penting dan dibutuhkan, sudah dikenali, yaitu jenis

kendaraan, jenis bom dan identitas orang atau bagian tubuh yang ditemukan

di TKP pada Selasa, 7 Agustus 2003. Mobil yang ditemukan di TKP sudah

diidentifikasi dari jenis, warna hingga ke pemiliknya. Mobil itu merek Toyota

Kijang tahun 1986 dengan nomor mesin 5K0134591. Adapun nomor rangka

digerinda, namun polisi berhasil mengetahui nomor aslinya, yaitu

KF50000478. Nomor polisi mobil adalah 7462-ZN. Dari bagian mobil yang

ditemukan di sana, dapat dikenali warnanya biru metalik. Setelah dicek di

polisi lalu lintas, dalam waktu setengah jam diperoleh jawaban bahwa nomor

polisi Kijang itu nomor asli. Pemilik Kijang itu adalah Sony, warga Cibubur,

yang mengatakan bahwa mobil itu sudah dijual kepada seseorang yang tidak

diketahui namanya. Namun Sony mengenal ciri-ciri mereka. Ciri-cirinya,

51

Page 53: Naskah skripsi selesai

lelaki yang satu memiliki tinggi 168 cm, kurus, berkulit putih, rambut ikal

pendek, hidung dan mata biasa, tidak berkumis dan berjenggot, berlogat

melayu. Ketika datang menemui Sony, dia berpakaian rapi, berjaket, tak

banyak bicara. Selain itu, dari rekonstruksi kepala yang ditemukan di Hotel

Marriott dipastikan sebagai Asmar Latin Sani. Polisi melengkapi kepastian itu

dengan tes DNA yang memiliki kesamaan dengan keluarganya. Nama Abu

Dujana muncul dalam radar polisi setelah peledakan Hotel JW Marriott,

Jakarta, 5 Agustus 2003. Dua bulan sebelum pengeboman itu, ia yang saat itu

menjadi sekretaris komando pusat Jamaah Islamiyah, dan Qotadah alias

Basyir, anggota Mantiqi II (Jawa-Bali), menemui Noor Din Mohammad Top

dan Dr Azahari. Dua nama terakhir diyakini sebagai otak berbagai

pengeboman. Azahari tewas dalam peng- gerebekan polisi di Batu, Jawa

Timur, November 2005.

3) (Bom Natal Tahun 2000) Sejumlah gereja porak poranda pada malam Natal

tahun 2000. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, terjadi enam kasus

peledakan gereja di Jakarta. Masing-masing adalah gereja Kathedral, gereja

Kanisius, gereja Anglikan, gereja Oikumene, gereja Koinonia, dan gereja

Santo Josef. Sementara, secara keseluruhan, terjadi pengeboman 15 gereja di

beberapa kota Indonesia pada malam itu. Laporan resmi menyebut sedikitnya

20 orang tewas, 35 luka berat, dan 48 cedera ringan. Polisi menangkap pelaku

Bom Natal 2000.

Tragedi malam Natal sempat berubah menjadi misteri akibat lemahnya

pengetahuan mengenai aksi terorisme. Polisi berhasil menangkap Zoefri Yoes

bin Yunus, seorang anggota Jamaah Islamiyah (JI) pada 9 Mei 2003. Zoefri

52

Page 54: Naskah skripsi selesai

terlibat dalam pengeboman gereja pada malam Natal 2000 di daerah

Pekanbaru. Zoefri anggota JI sejak 1994 dan dibaiat di Ponpes Al Mukmin

Ngruki, Sukoharjo.

Selain dijerat pasal tindak pidana terorisme, Zoefri juga menggunakan surat

keterangan palsu di antaranya KTP palsu. Polisi kemudian juga berhasil

menahan Abdul Jabar, tersangka peledakan bom malam Natal yang

mengetahui semua lokasi ledakan bom malam Natal yang terjadi tahun 2000

lalu. Dia juga tahu tentang bom yang meledak di Mataram, Nusa Tenggara

Barat. Abdul Jabar mengaku terlibat pengeboman dua gereja di Jakarta pada

malam Natal tahun 2000. Masing-masing adalah Gereja Anglikan, Menteng,

dan Koinonia, Matraman. Jabar tidak melakukan sendirian, tapi dibantu oleh

Edi Setiono alias Abas (tertangkap), Asep alias Darmin alias Abdulah

(buron), Ibrahim (buron), Musa (warga negara Malaysia, buron), dan Dani

(warga negara Malaysia, tertangkap). Selain itu, Jabar juga mengaku

mengenal Imam Samudera, tersangka bom Bali. Akan tetapi, Jabar belum

memiliki keterkaitan dengan pengeboman tersebut.

Atas tindakannya, Jabar diancam Undang- Undang Darurat No. 12/1951, dan

pasal 170 KUHP. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis

Abdul Jabar bin Ahmad Kandai 20 tahun penjara. Abdul Jabar terbukti

bersalah, melakukan tindak pidana secara bersama-sama dengan Faturrahman

Al-Ghozi dan Edi Setiono alias Usman53.

Dari kejadian diatas menunjukan intensitas organisasi yang memiliki

sebuah pemikiran akan jihad fi sabililah dan berjuang untuk menegakkan agama

islam, lalu siapa target dari operasi jihad mereka targernya adalah warga asing dan

53 http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_bom-marriot.html

53

Page 55: Naskah skripsi selesai

pemeluk agama lain selain islam, ini di buktikan dengan korban dari kejadian

diatas dan tempat terjadinya jihad tersebut, mulai dari gereja sampai Bali. Lalu

kenapa harus di Indonesia? Alasannya sederhana saja mereka berpikiran akan

surat At-Taubah ayat 5 “Dan Bunuhlah kaum musyrikin itu dimana saja kamu

jumpai mereka”. Tidak hanya itu, menurut imam samudra dalam bukunya “aku

melawan teroris” mengatakan bahwa pemilihan lokasi bali sebagai lokasi

pelaksanaan, dikarenakan bali, khususnya di sari club merupakan tempat dari

terkumpulnya masyarakat asing. Imam samudra dak kawan-kawan sebelum

melakukan jihad mereka, terlebih dahulu mereka mencari lokasi yang memiliki

daya korban yang sangat tinggi dengan sekali serangan, karena menurut mereka

melakukannya dengan sekali serangan akan lebih efisien dari pada

mengunakannya berkali-kali serangan namun memiliki jumlah korban yang

sedikit. Dari pengamatan tersebut di pilihlah sari klub dan pady pub untuk operasi

jihad mereka dengan tujuan membalas apa yang dilakukan oleh warga asing

tersebut terhadap saudara seagama mereka di palestina, afganistan dan

sebagainya.

Usai melakukan jihad mereka imam samudra merasa menyesal di

karenakan terdapatnya korban muslim dalam kejadian tersebut54, namun sangat

bangga akan korban yang menimpa Negara asing.

Berikut adalah kronologi kejadian bom bali 1

Jakarta - Dua bom berkekuatan dasyat telah mengguncang Bali pada 12

Oktober 2002. Lebih dari 200 orang tewas akibat peristiwa tragis itu. Tak cuma

itu, lebih dari 200 orang lainnya luka-luka baik ringan maupun parah.Jika

dihitung-hitung, bom yang meledak di dua tempat hiburan di Jalan Legian, Kuta,

54 www.youtube/watch?v=kcg6hokcczewawancaraimamsamudra

54

Page 56: Naskah skripsi selesai

Bali itu tepat 1 tahun, 1 bulan dan 1 hari setelah bom yang mengguncang World

Trade Center (WTC) Amerika Serikat. Tak cuma warga di Indonesia, dunia pun

bergetar mendengar kabar ini.

Berikut kronologi peristiwa bom Bali I hingga eksekusi ketiga terpidana

mati, Amrozi, Ali Gufron, danImam Samudra yang mengguncang dunia itu: 12

Oktober 2002Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali

diguncang bom. Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu

pukul 23.05 Wita. Lebih dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu,

sedangkan 200 lebih lainnya luka berat maupun ringan. Kurang lebih 10 menit

kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom

meledak di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun

tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

16 Oktober 2002

Jakarta - Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan.

Lebih dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu

Polri, Tim Forensik Australia (asal kebanyakan turis yang menjadi korban) ikut

diterjunkan untuk identifikasi jenazah. 20 Oktober 2002 Tim Investigasi

Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani

kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di

depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg. Sementara

bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil

yakni 0,5 kg. 29 Oktober 2002 Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati

Soekarnoputri terus mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng

nama Indonesia itu. Putri Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada

55

Page 57: Naskah skripsi selesai

November 2002. 30 Oktober 2002 Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul.

Tiga sketsa wajah tersangka pengebom itu dipublikasikan.

Jakarta - 4 November 2002 Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama

dan identitas tersangka telah dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga

mengklaim telah mengetahui persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal

bersama namun masih di Indonesia. 5 November Salah satu tersangka kunci

ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun,

Lamongan, Jawa Timur. 6 November 2002 10 Orang yang diduga terkait

ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari itu juga, Amrozi diterbangkan

ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di Bandara Ngurah Rai. 7 November

2002 Jakarta - Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu

Bakar Ba'asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah.

Ba'asyir menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan

rekayasa pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika

Serikat. 8 November 2002 Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka

dalam tindak pidana terorisme. 9 November 2002 Tim forensik menemukan

residu bahan-bahan yang identik dengan unsur bahan peledak di TKP. Sementara

Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu mengatakan kesaksian Omar Al-

Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus

bom valid. 10 November 2002 Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi

tim inti peledakan. Ali Imron, Ali Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari

Club dan Paddy's. Sementara M Gufron dan Mubarok menjadi orang yang

membantu mempersiapkan peledakan. Polisi pun memburu Muhammad Gufron

(kakak Amrozi), Ali Imron (adik Amrozi), dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu

56

Page 58: Naskah skripsi selesai

kandung Amrozi). Kakak tiri Amrozi, Tafsir. Tafsir dianggap tahu seluk-beluk

mobil Mitsubishi L-300 dan meminjamkan rumahnya untuk dipakai Amrozi

sebagai bengkel.

11 November 2002 Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan

yang juga teman dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan.

Qomaruddin diduga ikut membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.

17 November 2002 Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan

perajik bom Bali I. Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek,

merekapun ditetapkan sebagai tersangka. 26 November 2002Imam Samudra, satu

lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam bus Kurnia di kapal Pelabuhan

Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke Sumatera. 1 Desember 2002 Tim

Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom Bali yang

jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI). 3

Desember 2002

Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa Tengah. 4

Desember 2002 Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa

Tengah, di antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto.

Sejumlah wanita yang diduga istri tersangka juga ditangkap. 16 Desember 2002

Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di Lamongan. Tim

juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis potassium klorat

seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati, Kecamatan

Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi. 18 Desember 2002 Tim

Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan membeberkan

Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam dokumen

57

Page 59: Naskah skripsi selesai

tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan merakit bom. Dokumen itu

juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JA) dan topografi suatu daerah

serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya. Kejadian yang lainnya

termasuk bom di kedubes Australia itu juga memiliki target yang sama yaitu

warga asing, operasi yang mereka lakukan tidak serampangan dan memilih

tempatnya dengan sangat berhati-hati dan mempertimbangkan banyak hal. Seperti

itulah jihad yang dilakukan oleh para teroris di Indonesia. Benar tidaknya jihad

mereka biarkan yang maha kuasa yang menentukan, saya pribadi berpendapat

bahwa usaha mereka dalam berjihad dan berusaha membalas apa yang menimpa

saudara seagamanya merupakan usaha yang gigih, semoga apa yang mereka

lakukan merupakan jihad fi sabililah, Amin.

58

Page 60: Naskah skripsi selesai

BAB IV

PERBANDINGAN PEMIKIRAN JIHAD PARA ULAMA

DENGAN TERORIS DI INDONESIA.

Menurut MUI jihad adalah kesunguh-sunguhan berjuang untuk

mengatasi kesulitan bahkan sekalipun dengan perang, namun perang yang

menurut aturan bukan perang yang asal-asalan. Sedangkan teroris bersifat

merusak karena itu hukumnya haram. Jihad berarti kesunguhan berjuang jadi

wajib hukumnya karena perbaikan umat sedangkan teroris bersifat merusak maka

hukumnya haram.55

Secara konsep keduanya memiliki kesamaan dalam memahami makna

jihad fi sabililah, yang mana keduanya berusaha untuk mendapat ridho dari Allah

untuk membela agama Islam atau membela saudara mereka yang tersakiti di

negeri lain. Para ulama berpendapat bahwa jihad adalah berusaha melakukan

semaksimal mungkin untuk menjunjung tinggi agama Islam dan memperjuangkan

agama Islam meski kematian didepan mata. Begitu juga yang dilakukan oleh para

teroris yang sesunguhnya berusaha mencari mati syahid dalam perjuangan

menegakkan agama Islam, mereka berusaha untuk membalas kekejian bangsa

barat seperti Amerika dan sekutunya yang telah bertindak keji terhadap saudara

mereka sesama muslim, kekejaman itu membuat para teroris berusaha membalas

dengan melakukan tindakan terror terhadap Amerika dan sekutunya tersebut

seperti, penabrakan 2 buah pesawat komersil di gedung WTC, serangkaian

pengeboman di Indonesia merupakan usaha untuk membalas apa yang telah di

rasakan oleh saudara Muslim mereka.

55 www.Youtube.com/watch?v=IGMwLgwVRNE

59

Page 61: Naskah skripsi selesai

Secara Aplikasi keduanya melakukan kesamaan dalam bagian target

serangannya yaitu orang Asing, dimana pada masa ulama di Indonesia jihadnya

berupa perjuangan melawan para penjajah atau portugis, belanda dan jepang.

Sedangkan para teroris memiliki target warga Asing yaitu Amerika dan sekutunya

yang merupakan usaha untuk membalas kekejian yang telah dialami saudara

mereka di negeri lain. Usaha membalasnya tidak seperti para ulama yang berjuang

untuk mengusir penjajah, melainkan berusaha membalasnya kepada para turis dari

Negara target mereka yang berada di Indonesia dengan melakukan serangkaian

teror bom bunuh diri, di tempat-tempat yang terdapat para warga asing

berkumpul.

Segi pembeda adalah para ulama melakukan jihadnya di wilayah tempat

mereka yang di jajah oleh bangsa asing atau bisa dibilang melakukan jihadnya

secara langsung kepada pelaku yang akan di perangi, seperti para penjajah.

Berbeda dengan para teroris yang melakukan jihadnya kepada warga Negara dari

target mereka, alasan mereka melakukannya kepada warga Negara target adalah

a. Tidak memiliki biaya untuk melakukan tindakan di Negara target seperti

amerika dan sekutunya dikarenakan akomodasi dan perencanaan jihad dan

pengeboman disana kurang dananya.

b. Menyerang target homogen adalah lebih efektif dari pada menyerang target

heterogen, dalam artian bercampur dengan bangsa yang bukan sasaran. Target

homogen (Amerika dan sekutunya adalah homogen) yang terkumpul di satu

tempat lebih efektif dan efisien untuk diserang dari pada target homogeny

yang bertebaran.56

56 Abdul aziz, imam samudra aku melawan teroris, (jazera, 2004 : solo) hal 120

60

Page 62: Naskah skripsi selesai

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perintah untuk menegakkan agama Islam dan menyebarkannya keseluruh

penjuru dunia terus dilaksanakan oleh seluruh umat Islam dan pelaksanaannya

pun dapat melalui jalur dakwah atau ceramah dan perang atau jihad. Jihad sendiri

dilakukan oleh umat islam dengan mengerahkan seluruh kemampuan untuk

menegakkan agama Islam dengan imbalan surga. Pemaknaan jihad oleh para

ulama dan para teroris memiliki makna yang sama yakni berjuang untuk agama

Islam dan memperjuangkan sampai titik darah penghabisan. Namun cara pandang

ulama dengan para teroris terdapat perbedaan, yaitu berbeda dalam pelaksanaan

yang berbeda, dimana para ulama melaksanakan jihadnya dengan

memperjuangkannya dalam pertempuran seperti yang dilakukan oleh imam bonjol

dan para pejuang kemerdekaan Indonesia, mereka berjuang demi tanah air kita

dan lawan mereka nyata atau langsung kepada pelakunya, berbeda dengan para

teroris yang melakukan serangkaian bom bunuh diri yang targetnya bukan kepada

pelakunya langsung melainkan kepada warga Negara target yang tak berdosa atau

tak mengetahui apa-apa.

B. Saran

Melakukan jihad bukanlah untuk merusak agama Islam melainkan untuk

menjunjung tinggi Agama islam, jika ingin melakukan jihad sebaiknay ikut terjun

langsung ketempat terjadinya konflik tersebut misalnya di palestina atau di

libanon. Disana dapat secara langsung mengalami jihad fi sabililah karena

61

Page 63: Naskah skripsi selesai

berjuang bersama saudara muslim untuk memepertahankan yerusalem dan

mempertahankan agama Islam.

Jihad itu tidak membunuh wanita dan anak-anak, jika di ijinkan

membunuh itu yang menghina para muslimin, sedangkan pada bom bali dan

seterusnya tidak diketahui apakah korban wanitanya menghina kaum muslimin

atau tidak.

62

Page 64: Naskah skripsi selesai

Daftar pustaka

Abdul Qadir Djaelani, (1999), Perang sabil versus perang salib: umat Islam melawan penjajah Kristen Portugis dan Belanda, Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwarah.

Achmad Mubarok, Radikalisme Retoris,(Jakarta: Bumen Pustaka Emas, 2012)

Al-Hafidz Dzaqiyuddin Abdul Adzim bin Abdul Qawi Al-Mundziri, Mukhtashar shahih Muslim.(solo: insane kamil solo,2012)

Al-Khathiib, Haasyiyah al-Bujayrimi ‘alaa Syarh al-Khathiib, juz IV

Aziz, Abdul. Imam samudra : aku melawan teroris, solo : jazera, 2004

C. van Rijnveld (1841). De Merkwaardige Terugtocht van Pisang op Agam. Militaire Spectator. Bladzijde

Detik.com

Donny Gahral Adian, Percik Pemikiran Kontemporer: Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2005

Dr. Najih Ibrahim, Risalatu lla Kulli Man Ya’mal lil Islam

Fawas A. gerges, ”The far Enemy why jihad went global, Cambridge university press, 2005

H.B Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS,1996)

http://www.museum.polri.go.id/lantai2_gakkum_bom-marriot.html

http://kamusbahasaindonesia.org/teroris#ixzz2p27aHBAe

Ibn Qudaamah, al-Mughniy, juz X

Ibnu Munzir, Lisan al-arab,  Ad-Dar al- Mishriyy, kairo, t.t , jil 3

Indriyanto Seno Adji, “Terorisme, Perpu No.1 tahun 2002 dalam Perspektif Hukum Pidana” dalam Terorisme: Tragedi Umat Manusia (Jakarta: O.C. Kaligis & Associates, 2001)

Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-Adhim, juz III

Ibnu Katsir, tafsir Al Qur’an Al-Adhim, juz I

63

Page 65: Naskah skripsi selesai

Koentjaraningrat, beberapa pokok antropologi social, (Jakarta : Dian Rakyat, 1992)

Kunarto, Intelijen Pengertian dan Pemahamannya, (Jakarta: Cipta Manunggal, 1999)

Lexi Moeloeng, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: remaja Rosdakarya,1998)

Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry,jihad fi sabililah, jihad fi sabililah, islam house.com

Muhammad ‘Ilyasy, Munah al-Jaliil, Muhktashar Sayyidi Khaliil, juz III

Muhammad chirzin, Kontroversi jihad Di Indonesia moderenis VS Fundamentalis, hal 208

Skripsi “konsep jihad (studi komperatif pemikiran Muhammad Rasyid Ridha dan Sayid Qutbh)” UIN sunan kali jaga 2009.

Munasifah (2007). Ayo Mengenal Indonesia: Sumatra 1. Jakarta: CV. Pamularsih.

Muhammad Mustofa, Memahami Terorisme: Suatu Perspektif Kriminologi, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III (Desember 2002)

Muladi, Hakekat Terorisme dan Beberapa Prinsip Pengaturan dalam Kriminalisasi, Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no III (Desember 2002)

Nugroho Noto Susanto, Pengantar metode penelitian,(jakarta: UI-press,1993)

Nugroho Noto Susanto, masalah penelitian Peradaban sejarah kontemporer,(Jakarta: yayasan Indayu,1997)

Richard E. Palmer. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi, Terj. Masnur Heri Damanhuri Muhammad,

Richard E. Palmer, Hermeneutika, Teori Mengenai Interpretasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005)

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Syaikh Muhammad bin Ibrahim at-tuwajri, ringkasan fiqih (9), jihad di jalan Allah (islam .com)

Tv one, debat “tahun baru datang, teroris menghadang” tanggal 6 januari 2014, amirsyah Tambunan wasekjen MUI.

64

Page 66: Naskah skripsi selesai

Wawancara Ali ghufron dengan Tv one pada bulan agustus

www.youtube/watch?v=kcg6hokcczewawancaraimamsamudra

www.Youtube.com/watch?v=IGMwLgwVRNE

Zen fathurin, Radikalisme retoris; studi radikalisme islam,(Jakarta: Bumen pustaka emas, 2012)

65