naskah publikasi uji aktivitas antibakteri infusa biji …

20
NASKAH PUBLIKASI DEY SHIE NIM I11108083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI PINANG (Areca catechu Lin.) TERHADAP Streptococcus mutans brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

NASKAH PUBLIKASI

DEY SHIE

NIM I11108083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI PINANG

(Areca catechu Lin.) TERHADAP Streptococcus mutans

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura

Page 2: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

LEMBAR PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI PINANG

(Areca catechu Lin.) TERHADAP Streprococcus mutans

Tanggung Jawab Yuridis Material Pada

DEY SHIE

I11108083

Disetujui Oleh

Pembimbing Utama

Hj. Sri Wahdaningsih, MSc, Apt

NIP. 19811101 200801 2 001

Pembimbing Kedua

dr. Didiek Pangestu Hadi

NIP. 19821224 200912 1 003

Penguji Pertama

dr. Ita Armyanti

NIP. 19811004 200801 2 011

Penguji Kedua

dr. Mitra Handini, M. Biomed

NIP. 19850908 200912 2 005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura

dr. Bambang Sri Nugroho, Sp. PD

NIP. 19511218 197811 1 001

Page 3: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI PINANG (Areca catechu Lin.) TERHADAP

Streptococcus mutans

Dey Shie1; Sri Wahdaningsih2; Didiek Pangestu Hadi3

Intisari

Latar Belakang: Karies gigi adalah penyakit yang menyerang dan

merusak email gigi. Streptococcus mutans merupakan bakteri patogen pada mulut yang merupakan agen peyebab utama karies gigi. Data empiris menunjukkan bahwa air rebusan biji pinang sering digunakan dalam pengobatan tradisional. Air rebusannya digunakan sebagai obat kumur yang diyakini berkhasiat untuk menguatkan gigi. Penelitian sebelumnya menunjukkan ekstrak etanol biji pinang memiliki sifat antibakteri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri infusa biji pinang terhadap Streptococcus mutans dengan menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM). Metodologi: Skrining fitokimia infusa biji

pinang dilakukan dengan uji tabung. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi agar terhadap Streptococcus mutans untuk mendapatkan KHM. Data yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji Post-Hoc LSD, dan uji korelasi Pearson. Hasil: Berdasarkan skrining fitokimia infusa biji pinang mengandung flavonoid, tanin, dan saponin. Analisa statistik menunjukkan konsentrasi infusa biji pinang yang menurunkan jumlah koloni secara bermakna adalah konsentrasi 30%. Uji korelasi menunjukkan variabel pertumbuhan koloni bakteri memiliki korelasi berlawanan arah yang sangat kuat (r= -0,976) dengan konsentrasi infusa. Kesimpulan: Infusa biji buah pinang memiliki aktivitas

antibakteri terhadap Streptococcus mutans.

Kata Kunci: Antibakteri, Infusa, Biji Pinang, Streptococcus mutans

1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

2) Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

3) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat

Page 4: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

ANTIBACTERIAL EFECT OF ARECA SEED (Areca catechu Lin.)

LEAVE INFUSION ON Streptococcus mutans

Dey Shie1; Sri Wahdaningsih2; Didiek Pangestu Hadi3

Abstract

Background: Dental caries is a disease that attacks and damage tooth enamel. Streptococcus mutans is a pathogenic bacteria in the mouth which is primary causative agent of dental caries. The empirical data shows that boiled water of areca seed leaves is used by local people as herbal medicine. Previous research shows of ethanol extract from areca seed has antibacterial property. Objective: The objective of this research was to know antibacterial property of areca seed leaves infusion againts Streptococcus mutans by determining minimum inhibitory concentration (MIC). Methods: Phytochemical screening of areca seed leaves infusion was performed by test tube method. Test of antibacterial activity was done by using dilution method againts Streptococcus mutans. Data was analized with One Way Anova Test, then continued with Post-Hoc LSD Test and Pearson Correlation Test. Result: Secondary metabolite contents of kesum leaves infusion are flavonoid, tannin, and saponin. Statistical analysis show that areca seed leaves infusion concentrations that can reduce colony count with a significant number are 30% infusion concentration. Spearman correlation test show that bacterial colony growth variabel has a very strong inverse correlation (r= -0,976) with infusion concentration. Conclusion: Areca seed leaves infusion has antibacterial activity againts Streptococcus mutans. Keyword: Antibacterial, Infusion, Areca seed, Streptococcus mutans

1) Medical School, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan

2) Pharmacy School, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan

3) Medical School, Faculty of Medicine, University of Tanjungpura Pontianak, West Kalimantan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

LATAR BELAKANG

Karies gigi adalah penyakit yang menyerang dan merusak jaringan keras

gigi yaitu pada email gigi, disebabkan oleh aktivitas bakteri yang dapat

memfermentasikan karbohidrat. Proses karies diawali dengan

demineralisasi lapisan email. Sehingga email gigi menjadi keropos dan

berakhir dengan berlubang.1

International Dental Journal menyatakan bahwa banyak negara

mengalami penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut yang sering

dihadapi adalah karies. Karies gigi termasuk dalam 10 besar penyakit

yang diderita oleh masyarakat Indonesia dan merupakan penyakit ke-4

yang paling mahal biaya penyembuhannya.2 Menurut data dari Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, karies gigi merupakan

masalah dalam kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi

90,05%.3,5

Proses karies gigi terjadi diawali dengan demineralisasi pada email.

Email adalah bagian terkeras gigi. Sisa makanan yang mengandung

glukosa dan sukrosa termasuk karbohidrat atau susu menempel pada

permukaan email gigi, bertumpuk menjadi plak. Plak terdiri atas bakteri

bercampur musin, sisa-sisa makanan dan bahan-bahan lain yang

melekat erat di permukaan gigi. Bakteri yang menempel pada permukaan

gigi menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email sehingga

terjadi demineralisasi, yang menyebabkan pengeroposan gigi atau

disebut karies gigi. Karies gigi di sebabkan oleh bakteri Streptococcus

mutans. Bakteri ini merupakan patogen pada mulut yang merupakan

agen penyebab utama karies.6

Ada banyak cara untuk mencegah terjadinya karies gigi, salah

satunya dengan berkumur memakai obat kumur.7 Penggunaan obat

kumur yang tersedia di pasaran saat ini memiliki keunggulan dan

Page 6: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

kekurangan, misalnya memberikan dampak negatif yaitu, diskolorasi gigi

dan lidah, gangguan pengecapan setiap kali setelah kumur, harga yang

relatif mahal dan keterbatasan akses untuk mendapatkan obat kumur

tersebut terutama bagi masyarakat di daerah terpencil. Oleh karena itu

bahan tradisional yang murah, mudah didapat dan lebih minim efek

sampingnya merupakan salah satu pilihan yang menarik untuk dijadikan

alternatif.7,8

Indonesia adalah negara yang sangat potensial untuk

mengembangkan tanaman obat.8 Biji buah pinang merupakan salah satu

tanaman obat yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dan

jamur. Data empiris menunjukan pinang telah banyak di manfaatkan oleh

masyarakat Indonesia sejak dulu, khususnya buah digunakan untuk

campuran makan sirih, air rebusannya juga digunakan sebagai obat

kumur yang diyakini berkhasiat untuk menguatkan gigi. Namun belum

banyak diteliti sifat antibakterinya terhadap bakteri Streptococcus

mutans.9

Hasil skrining fitokimia menunjukkan biji buah pinang (Areca catechu

Lin.) mengandung senyawa golongan alkaloid seperti arecoline,

arecolidine, arecaine, guvacoline, guvacine, homoarecoline dan

isoguvacine serta golongan tanin yaitu proantosianidin. Kandungan aktif

tanin tidak hanya berefek untuk pengelat tapi juga digunakan untuk

perlindungan karena mempunyai daya antiseptik dan aktivitas antibakteri

yang dapat menguatkan gigi.10

Hasil penelitian oleh Santoso (2013) dalam bentuk ekstrak etanol biji

pinang secara dilusi tabung memiliki efektivitas sebagai antibakteri

terhadap Streptococcus mutans, hasil uji didapatkan kadar hambat

minimum (KHM) pada bakteri sebesar 1,5%. Pada penelitian oleh

Yulineri et al., (2005) Selenium dari ekstrak biji dan akar pinang yang

difermenasikan dengan konsorium Acetobacter Saccharomyces terhadap

Page 7: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

pertumbuhan Streptococcus mutans didapatkan diameter zona hambat

pada ekstrak biji sebesar 0,18 cm dan ekstrak akar sebesar 0,36 cm.

Dari kedua jenis ekstrak ini berpotensi sebagai antiseptik obat kumur.

Sedangkan aktivitas antibakteri biji buah pinang dalam bentuk sediaan

infusa belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini bermaksud

menguji aktivitas antibakteri infusa biji buah pinang, yang secara empirik

digunakan masyarakat sebagai obat kumur, terhadap bakteri penyebab

karies gigi yaitu Streptoccocus mutans.

ALAT DAN BAHAN

Bahan

Bahan yang digunakan adalah biji buah pinang, aquadest steril, Mueller

Hinton Agar cair, kasein, starch, NaCl 0,9%, alcohol 96%, FeCl3 5%,

CH3COOH glasial, serbuk magnesium, HCl pekat, H2SO4 pekat, FeCl3

1%, pereaksi Mayer, Dragendroff, kloroform, agar nutrisi, biakan murni

Streptococcus mutans dan larutan standar (Mc. Farland 0,5).

Alat

Instrumen yang digunakan adalah pisau, blender, wadah, kain flannel,

kasa, timbangan analitik digital, rak tabung, ose, penjepit, sarung tangan,

masker, oven listrik, autoklaf, laminary airflow cabinet, sentrifuge, water

bath, aluminium foil, kertas label dan karet gelang, thermometer, busen,

colony counter.

Bakteri Uji

Bakteri yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta yang diuji lagi dengan pewarnaan

gram.

Page 8: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

METODE

Bagian tanaman yang diperlukan untuk kepentingan determinasi

tanaman yaitu buah, bunga, dan anakan tanaman pinang. Determinasi

dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam UNTAN Pontianak. Buah yang diambil adalah buah

yang sehat dari pohon yang berusia sekitar 6-8 bulan dan buah yang

diambil berwarna kuning orange. Setelah dipanen, dilakukan sorotasi

basah terhadap kotoran, sampah, daun-daun dan kotoran yang masih

menempel pada buah. Kemudian dicuci dengan air, kemudian dikupas

untuk memisahkan bagian kulit dengan bijinya. Kemudian biji buah

pinang diiris tipis lalu dilanjutkan dengan pengeringan dengan

menggunakan oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari. Tahap

selanjutnya adalah pengecilan ukuran simplisia. Pengecilan ukuran

dilakukan dengan menggunakan blender. Kemudian diayak dengan

saringan berukuran 60 mesh. Dalam penelitian ini penegeringan dalam

oven untuk mencapai kadar air simplisia < 10 % agar memenuhi kriteria

simplisia yang baik.4 Simplisia kemudiaan disimpan dalam wadah yang

bersih dan tertutup.

Pembuatan Infusa

Infusa dibuat dengan cara mencampurkan 10 g simplisia ditambahkan

100 ml aquadest. Campuran ini dimasukkan kedalam Erlenmeyer yang

berada di atas penangas air untuk dipanaskan selama 15 menit terhitung

sejak suhunya telah mencapai suhu 90oC. Hasil infusa kemudian disaring

menggunakan kain flannel steril.

Skrining Fitokimia

Pemeriksaan fitokimia dilakukan terhadap golongan alkaloid, flavonoid,

tanin dan saponin dengan menggunakan uji tabung. Setiap uji dilakukan

triplo.

Page 9: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Penyiapan Bakteri Uji

Dalam pembuatan suspensi koloni bakteri Streptococcus mutans dibuat

dengan memasukkan koloni bakteri menggunakan ose kedalam 5 mL

NaCl steril 0,9% kemudian disetarakan dengan standar Mc. Farland 0,5

sehingga diperoleh konsentrasi suspensi 1-5x108 CFU/mL. suspensi

kemudian dibiarkan selama 15 menit.11

Setelah itu dilakukan pengenceran dengan mengambil suspensi bakteri

dengan pipet tetes sebanyak 0,1 ml dan dimasukkan dalam tabung steril.

Kemudian ditambahkan dengan Mueller-Hinton cair sebanyak 14,9 ml

dan dikocok homogen sehingga diperoleh suspensi bakteri dengan

konsentrasi 1x106 CFU/ml. Suspensi ini dibiarkan selama 15 menit lagi

sebelum diujikan pada senyawa antibakteri.11,12

Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi. Untuk pengujian

KHM disiapkan 20 tabung yang akan digunakan untuk 4 seri replikasi

percobaan (masing-masing 5 tabung). Konsentrasi infusa biji pinang

yang dibuat pada masing-masing tabung adalah 10%, 20% dan 30%,

serta kontrol yang dibuat adalah kontrol positif dan negatif. Pengenceran

infusa menggunakan pelarut aquadest. Semua tabung uji yang diberi

infusa tersebut diberikan lauratan dengan suspensi bakteri 106 CFU/mL.

Kontrol positif berisis media dan suspensi bakteri 106 CFU/mL Kontrol

negatif berisi media Mueller-Hinton cair steril dan infusa. Setiap tabung

disenfugasikan lalu dituang pada plate lalu diinkubasi selama 24-48 jam

pada suhu 37oC untuk kemudian dilihat dan dihitung jumlah koloni yang

tumbuh pada media agar tersebut.

Page 10: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Analisis Hasil

Analisis yang digunakan adalah uji statistik one way Anova. Uji one way

Anova digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian

berbagai konsentrasi infusa biji pinang terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus mutans. Kemudian dianalisis lanjut dengan Post Hoc yaitu

uji LSD. Selain itu dilakukan uji korelasi Pearson untuk mengetahui

hubungan antara peningkatan konsentrasi infusa biji pinang dengan

jumlah koloni bakteri Streptococcus mutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Skrining Fitokimia

Golongan metabolit sekunder yang terdapat didalam infusa biji pinang

(Areca catechu Lin.) antara lain flavonoid, tanin dan saponin. Hasil

skrining fitokimia dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Skrining Fitokimia

Pemeriksaan Pereaksi Perubahan Hasil Positif Hasil

Skrining

Alkaloid Kloroform,

Mayer,

Dergendroff

Endapan putih

(-),Jingga

kemerahan (-)

Endapan puti,

Endapan

jingga-merah

Negatif (-)

Flavonoid Serbuk Mg,

HCl pekat

Warna kuning Warna kuning Positif (+)

Saponin Akuades, HCl Adanya busa Adanya busa Positif (+)

Tanin FeCl3 5% Warna hijau

kehitaman

Warna hijau

kehitaman

Positif (+)

( Sumber: Data primer, 2013 )

Page 11: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Sifat kelarutan yang cenderung nonpolar, sukar larut dalam air dapat

menjadi alasan mengapa golongan alkaloid tidak terdeteksi pada sediaan

infusa yang bersifat polar. Flavonoid merupakan senyawa yang larut

dalam air.13 Adanya gula yang terikat pada flavonoid menyebabkan

senyawa ini mudah larut dalam air sehingga dapat tersari dengan metode

penyarian infusa.14 Buih yang ditimbulkan pada reaksi saponin dan air

disebabkan saponin mengandung senyawa yang sebagian larut dalam

air dan senyawa yang larut dalam pelarut nonpolar sebagai surfaktan

yang dapat menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan tanin

merupakan senyawa polifenol yang memiliki banyak gugus hidroksil (-

OH) sehingga tanin bersifat polar. Sifat tanin yang polar menyebabkan

senyawa ini dapat tersari.

Uji Aktivitas Antibakteri

Pengujian antibakteri yang digunakan adalah metode dilusi agar. Metode

ini digunakan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) yang tidak

dapat menggunakan metode dilusi tabung. Hal ini disebabkan infusa biji

pinang berwarna keruh sehingga mengganggu visualisasi untuk

menentukan KHM. Prosedur untuk mengetahui sensitivitas dengan

metode dilusi agar yaitu dengan menyiapkan media biakan yang telah

dicampur dengan infusa biji pinang dengan berbagai konsentrasi.

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan infusa biji pinang juga memiliki

efek dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans. Konsentrasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 10%, 20% dan 30%. Yang dinilai

adalah jumlah pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar yang telah

dicampurkan bakteri Streptococcus mutans, disentrifus lalu diinkubasi

pada temperature 37 oC selama 18-24 jam. Koloni yang tumbuh berupa

spot atau titik tetesan kecil.

Page 12: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Nilai KHM dari infusa biji pinang pada penelitian ini didefenisikan sebagai

konsentrasi terendah dimana jumlah bakteri Streptococcus mutans

berkurang dari 10. Perhitungan dilakukan dengan bantuan colony counter

untuk mendapatkan angka pertumbuhan bakteri yang kemudian dapat

diolah dan dianalisa. Adapun hasil perhitungan dari koloni bakteri yang

telah di subkultur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Gambar 4.5 Pertumbuhan bakteri di plate agar pada konsentrasi 10% (Data primer,2014)

Keterangan Panah Hitam( ): menunjukkan bakteri

Gambar 4.6 Pertumbuhan bakteri di plate agar pada konsentrasi 20% (Data primer,2014)

Keterangan Panah Hitam( ): menunjukkan bakteri

Gambar 4.7 Subkultur bakteri di plate agar pada konsentrasi 30% (Data primer,2014)

Keterangan Panah Hitam( ): menunjukkan bakteri

Page 13: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koloni (Data Primer, 2014).

Kontrol sterilitas terbukti dapat terjaga dengan baik. Hal ini terlihat dari

hasil yang terlihat pada kontrol negatif pada media cair Mueller-Hinton

yang terlihat jernih. Hasil ini artinya tidak terdapat bakteri yang tumbuh

pada kontrol sterilitas akibat kontaminasi mikroorganisme selama

pengerjaan. Dari tabel terlihat bahwa semakin besar konsentrasi infusa

biji pinang maka jumlah bakteri yang tumbuh semakin sedikit.

Konsentrasi

Infusa Biji Pinang

Pengulangan Ke

I II III IV

10 % 271 268 269 267

20 % 87 86 89 85

30 % 5 6 7 6

Kontrol (+) 368 367 360 365

Kontrol (-) 0 0 0 0

Page 14: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Gambar 4.5 Diagram Rerata Jumlah Koloni pada Berbagai Konsentrasi

Infusa Biji Pinang (Data primer, 2014)

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara kualitatif terhadap

pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus mutans pada agar plate dalam

beberapa konsentrasi infusa biji pinang dan dibandingkan kelompok

kontrol positif pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.8 menunjukkan hasil yang

bervariasi. Adanya pengaruh pemberian infusa biji pinang terhadap

pertumbuhan bakteri tampak bahwa semakin besar konsentrasi infusa

terlihat semakin sedikit pertumbuhan bakterinya. Hasil penelitian sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012) yang menyatakan

bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin menurun jumlah

koloni bakteri yang tumbuh.

Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah bakteri terlihat pengurangan

secara signifikan pada konsentrasi kelompok perlakuan. Hasil ini diperkuat

dan didukung dengan uji statistik Anova. Dan didapatkan hasil didapatkan

hasil p= 0,00 (Lampiran 12.) Hasil analisis Post-Hoc LSD didapatkan hasil

(p<0,005). Menurut Sabri dan Hastono (2008) nilai p≤ 0,05 artinya

terdapat perbedaan rerata yang bermakna dari jumlah koloni antar

kelompok konsentrasi (Lampiran 13.). Pernyataan ini diperkuat dengan

0

200

400

600

800

1000

1200

K. Positif 10% 20% 30% K. Negatif

Ju

mla

hK

olo

ni

Perlakuan / Konsentrasi Infusa

Page 15: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

adanya hasil uji kolerasi Pearson yang bernilai negatif r= -0,976 (Lampiran

13.). Menurut Santoso (2012) kekuatan korelasi lebih dari 0,7 hingga 1

memiliki interpretasi bahwa hubungan antara variabel sangat kuat. Hasil

ini menunjukkan bahwa adanya hubungan negatif antar konsentrasi infusa

biji pinang dengan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Hubungan

negatif ini artinya, jika semakin tinggi konsentrasi infusa biji pinang, maka

pertumbuhan koloni bakteri Streptococcus mutans akan semakin rendah.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa infusa biji pinang memiliki

kemampuan sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Streptococcus mutans. Sifat antibakteri yang dimiliki infusa biji

pinang dapat disebabkan oleh karena senyawa yang dikandungnya.

Hasil pengujian skrining fitokimia yang dilakukan infusa biji pinang

mengandung senyawa metabolit sekunder berupa tanin yang bekerja

dengan merusak komponen membran sel, dinding sel, enzim, materi

genetik, flavonoid menganggu integritas permeabilitas membran sel,

menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat enzim metabolik

bakteri dan saponin yang bersifat hidrofilik dan lipofilik mengubah struktur

dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran

sehingga membran sel akan rusak dan lisis.

Hasil penelitian ini. konsentrasi infusa 30% adalah konsentrasi yang

menurunkan jumlah koloni secara bermakna. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin menurun jumlah koloni

bakteri yang tumbuh. Dan diperkuat dengan hasil analisis statistik non

parametrik yang mempunyai nilai kemaknaan yang tinggi, maka dapat

disimpulkan bahwa infusa biji pinang terbukti mempunyai daya antibakteri

dan hipotesis yang telah disusun sebelumnya dapat diterima dan sejalan

dengan hasil penelitian yang pernah ada. Pada penelitian oleh Santoso

(2012) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol biji

Page 16: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

pinang terhadap Streptococcus mutans. Penelitian Yulineri et al. (2006)

pada uji selenium dari ekstrak biji dan akar pinang yang difermentasikan

dengan kosorsium Acetobacter-Saccharomyces memenunjukkan adanya

aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans.

Penelitian lanjutan untuk menggali potensi yang dimiliki tanaman pinang

sebagai antibakteri perlu dilakukan, misalnya dengan menguji efek

toksisitas dan farmakologis tanaman biji pinang. Serta pengujian

menggunakan bagian daun, batang dan akar dari tanaman pinang.

Penelitian lanjutan untuk membuktikan data empiris biji pinang dengan

mengolahnya menjadikan larutan obat kumur dan diuji secara langsung

pada masyarakat dalam pengembangan obat kumur herbal yang

terstandar dan agar tanaman ini kemudian dapat dikembangkan menjadi

obat herbal terstandar.

KESIMPULAN

Golongan metabolit sekunder yang terdapat di dalam infusa biji pinang

(Areca catechu Lin.) antara lain flavonoid, tannin dan saponin. Infusa biji

buah pinang (Areca catechu Lin.) memiliki aktivitas bakteriostatik terhadap

Streptococcus mutans dengan konsentrasi hambat minimal sebesar 30%.

Analisis statistik menunjukkan konsentrasi infusa biji pinang yang

menurunkan jumlah koloni secara bermakna adalah konstrasi 30%.

Semakin meningkatnya onsentrasi infusa biji pinang akan menurunkan

jumlah koloni Streptococcus mutans yang tumbuh.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

DAFTAR PUSTAKA

1. Kidd EAM, Joyston S. Pencegaha Karies dengan Pengendalian Plak.

Dalam: Naslam Sumavinata, Safrida Frank. Dasar-Dasar Karies dan

Penanggulannya. Jakarta: EGC; 2000.

2. Downer MC, Drugan CS, Blinkhom AS. Salaried Service In The

Delivery Of Dental Care in Western Industrialised Countries.

Implications For The National Health Service in Englan. Int Dent J:

2006; page7-16.

3. Sugito SF. Peranan The dalam Mencegah terjadinya Karies Gigi.

Dalam Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Vol. 7. Edisi

Khusus. Jakarta: FKG Universitas Indonesia; 2000.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sediaan Galenika.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999

5. Zatnika I. 2010, 89% Anak Derita penyakit Gigi dan Mulut, Available

from: http://www.pdgi-online.com [Senin,tgl2o-July-2013]

6. Samaranayake LP. Essential Microbiology for Dentistry. 2th edition.

London: Churcill Livingstone. 2002; 218-20.

7. Ford TRP. Restorasi Gigi (The Restioration of Teeth). Penerjemah:

Sumawinata. Edisi Ke-2. Jakarta: EGC; 199.

8. Korompis GEC, Vennita RD, Oksfriani JS. Uji Invitro Aktivitas

Antibakteri dari Lansium domesticum Correa (Langsat). Universitas

Sam Ratulangi. Fakultas Kedokteran. Manado. (Skripsi); 2010.

9. Yulineri T, Ernawati K, Novik N. Pemanfaatan Se dari ektrak biji dan

akar pinang (Areca catechu Lin.) yang difermentasi dengan Konsorium

Acetobacter-Saccharomyces sebagai Antiseptik Obat Kumur. Bogor:

LIP. Bidang Mikrobiologi. (Skripsi); 2005.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

10. Meiyanto E, Ratna ASA, Firi R. Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang

(Areca catechu L.) Mampu Menghambat Proliferasi dan Memacu

Apoptosis Sel MCF-7. Majalah Farmasi Indonesia. 2008; 19(1)12-19.

11. CLSI. Methods for Dilussion Antimicrobial Susceptibility Test For

Bacteria That Grow Aerobically; Approved Standads-Document M07-

A9. 9th Ed Wayne: Clinical and Laboratory Standards Institute; 2012

12. Cavalieri SJ, Haberck RJ, McCarter YS, Ortez JH, Rankin ID, Sautter

RL, et al. Manual of Antimicrobial Suspectibility Testing, Washington:

American Society for Microbiology; 2005.

13. Harborne JB. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB; 1987.

14. Markham KR. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit

ITB; 1988.

15. Dahlan M, Sopiyudin. Statistik Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-5.

Jakarta: Salemba Medika; 2011.

16. Santoso S. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Elex

Media Komputindo; 2012.

17. Cushnie TPT, Andrew JL. Antimicrobial Activity of Flavonoids,

International Journal of Antimicrobial Agents. 2005; 26: 343-356.

18. Rachmawaty FJ, Citra DA,Nirwani B, Nurmasitoh T, Wibowo ET.,

Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Bakterial

terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. JKKI. 2009.

19. Sabir A. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap

Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi.

2005; 38(3);135-41.

20. Cowan MM. Plant Products as Antimicrobial Agent. Clinical

Microbiology Review. 1999; 12(4): 564-582.

Page 19: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

21. Lalitha MK. Manual on Antimicrobial Suspetibility Testing. Tamil

Nadu: Indian Association of Medical Microbiologists; 2004.

22. Fitrial Y, Astawan M, Soekarto SS, Wiryawan KG, Wresdiyati T,

Khairina R. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Teratai (Nymphaea

pubescens Willd) Terhadap Bakteri Patogen Penyebab Diare.

J.Teknol Industri Pangan. 2008; 29(2);158-64.

23. Juliantina F, Citra DW, Nirwan B, Nurmasitoh T, Bowo ET. Manfaat

Sirih Merah (piper crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial terhadap

Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. JKKI. 2009;1-10.

24. Santoso KRA, Hirzi A., Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca

catechu Lin.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans

Secara In Vitro. Universitas Brawijaya. Program Studi Pendidikan

Dokter Gigi. Fakultas Kedokteran. Malang. (Skripsi); 2013.

25. Sabir A. Aktivitas Antibakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap

Bakteri Streptococcus mutans (in vitro). Majalah Kedokteran Gigi.

2005; 38(3);135-41.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI INFUSA BIJI …

Lampiran Surat Kaji Etik Penelitian