nasionalisme dikalangan pelajar
DESCRIPTION
PKNTRANSCRIPT
NASIONALISME DIKALANGAN PELAJAR
PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah Negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.
Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak
beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka
untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup, dan menggantungkan diri.
Di zaman modern, nasionalisme merujuk pada amalan politik dan ketentaraan yang
berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan.
Nasionalisme merupakan hal yang esensial saat ini. Hal ini dikarenakan nasionalime
bisa membentuk karakter bangsa untuk lebih mencintai dan menghargai bangsanya. Sepatutnya
memang nasionalisme dimiliki oleh semua kalangan, baik itu kalangan tua atau kalangan muda.
Namun setidaknya, kalangan muda-lah yang harus memiliki rasa nasionalisme. Mengapa? Hal
ini dikarenakan para remaja akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Jika mereka
tidak memiliki rasa nasionalisme, lantas bagaimana nasib bangsa ini.
Remaja saat ini hampir seluruhnya jarang berpikiran bagaimana caranya
mengharumkan nama bangsa. Remaja saat ini cenderung berpikiran bagaimana caranya agar dia
bisa makan, bisa hidup dengan layak, dan bisa bersenang-senang. Pola pikir seperti itu memang
tidak disalahkan, karena memang para remaja sebagai manusia memiliki hak untuk memikirkan
kehidupannya sendiri. Namun, apakah tidak tersisa sedikit ruang dalam otak mereka untuk
memikirkan nasib bangsa saat ini?
Ir. Soekarno pernah berkata, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu pemuda
dapat mengubah dunia.” Perkataan lain dari Bung Karno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya
akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Dari dua kalimat Bung Karno ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa keberadaan pemuda sangatlah
penting. Hal itu dicontohkan dengan satu pemuda dapat mengubah dan mengguncangkan dunia.
Maka dari itu, alangkah pentingnya keberadaan remaja, namun ketika keberadaan remaja
tersebut menjadi penting dan mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, apa yang akan terjadi?
Barrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
Sampai kapan pun perayaan peringatan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia harus tetap ada. Karena ini untuk mengingatkan kembali pada kaum muda akan jasa-jasa para pahlawan mencapai kemerdekaan. Ini juga sebagai upaya agar remaja sekarang bersatu menjaga apa yang dulu telah diraih dengan susah payah oleh para pahlawan negara.Hal tersebut dikarenakan minimnya jiwa nasionalisme pada remaja masa kini. Jadi dengan peringatan tersebut dapat menumbuhkan kembali semangat kaum muda untuk menjaga apa yang diterima dan melakukan apa yang akan diberikan.Apa yang dilakukan remaja? Apa saja yang bermanfaat, selagi tidak merugikan. Minimal dengan mau mengenang jasa dan sejarah para pahlawan itu akan menjadikan bangsa besar. Juga dapat dengan mengadakan peringatan dalam event-event tertentu, perlombaan, pameran dan kegiatan lain yang bermanfaat.Semua itu dilakukan untuk memupuk rasa nasionalisme dikalangan remaja. Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup, dan menggantungkan diri.Di zaman modern, nasionalisme merujuk pada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan.Nasionalisme merupakan hal yang esensial saat ini. Hal ini dikarenakan nasionalime bisa membentuk karakter bangsa untuk lebih mencintai dan menghargai bangsanya. Sepatutnya memang nasionalisme dimiliki oleh semua kalangan, baik itu kalangan tua atau kalangan muda. Namun setidaknya, kalangan muda-lah yang harus memiliki rasa nasionalisme. Mengapa? Hal ini dikarenakan para remaja akan memimpin bangsa ini di masa yang akan datang. Jika mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, lantas bagaimana nasib bangsa ini.Remaja saat ini hampir seluruhnya jarang berpikiran bagaimana caranya mengharumkan nama bangsa. Remaja saat ini cenderung berpikiran bagaimana caranya agar dia bisa makan, bisa hidup dengan layak, dan bisa bersenang-senang. Pola pikir seperti itu memang tidak disalahkan, karena memang para remaja sebagai manusia memiliki hak untuk memikirkan kehidupannya sendiri. Namun, apakah tidak tersisa sedikit ruang dalam otak mereka untuk memikirkan nasib bangsa saat ini?Ir. Soekarno pernah berkata, “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu pemuda dapat mengubah dunia.” Perkataan lain dari Bung Karno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Dari dua kalimat Bung Karno ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa keberadaan pemuda sangatlah penting. Hal itu dicontohkan dengan satu pemuda dapat mengubah dan mengguncangkan dunia.
Pengaruh Globalisasi InternetisasiMaka dari itu, alangkah pentingnya keberadaan remaja, namun ketika keberadaan remaja tersebut menjadi penting dan mereka tidak memiliki rasa nasionalisme, apa yang akan terjadi?Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.Adanya globalisasi dan internetisasi seharusnya dijadikan alat untuk meningkatkan rasa nasionalisme dikalangan remaja. Bukan malah menjerumuskan diri dan menjauh dari nasionalisme.
Hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
GARUT, (Tubas) – Sekalipun mata pelajaran PSPB sudah hilang namun, pelajaran untuk menumbuhkembangkan nasionalisme di kalangan siswa harus ditingkatkan. Salah satunya adalah dalam segi moralitas yang harus dimiliki siswa, dan guru atau pendidik harus mengajarkannya pada pelajaran PPKn.
Pendidikan yang merupakan investasi terbesar oleh pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan warga negaranya. Melalui pendidikan, kita sebagai pendidik harus berupaya semaksimal mungkin mempersiapkan generasi penerus agar dapat melanjutkan tongkat estafet pemerintahan di masa depan.
Melalui pendidikan, suatu negara dapat membekali masyarakatnya, khususnya para pelajar dengan paham-paham kenegaraan yang dianut, sistem pemerintahan, sistem politik, sistem keagamaan, sistem budaya dan sebagainya. Dalam konteks inilah pendidikan mempunyai peran strategis dalam menanamkan nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.
Demikian dikatakan Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut Mamad, BA,S.Pd kepada tubasmedia.com baru-baru ini di kantornya. Pada dasarnya, anak didik merupakan sosok yang penuh energi, semangat, tidak kenal menyerah, rajin belajar, dan kreatif untuk menciptakan semangat pembaruan.
Dengan demikian, kata Mamad, pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam usia remaja (SD) maka masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang rawan karena merupakan masa transisi antara dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa atau masa kedewasaan. Sebab itu, dalam konteks ini, pelajar dapat juga dikatakan sebagai masa remaja yang juga memiliki tingkat kerawanan bergaul di lingkungan masyarakat.
Mamad mengatakan, pada masa remaja atau usia sekolah dasar (SD/SMP), masa-masa perubahan sosial. Sebab itu meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan, dan perubahan sosial baru dapat niali-nilai dalam pemilihan teman dan pemimpin, serta dalam dukungan sosial.
Yang penting, kata Mamad, untuk membimbing dan mengarahkan dalam segi moralitas itu perlu ditanamkan sejak usia dini. Ketika menginjak masa remaja, mereka dapat mengerti konsep-konsep moral tentang benar dan salah yang bersifat umum, membangun kode moral berdasarkan prinsip-prinsip moral secara individual dan mengendalikan perilaku melalui perkembangan hati nurani.
Mamad menambahkan, kalau secara psikologis, tingkat-tingkat perkembangan dalam masa remaja, ada beberapa metode. Yaitu, masa pra-puber di mana satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan terhambat untuk sementara, masa puber atau masa remaja, yang masa perubahannya sangat nyata dan cepat. (sighar)
Nasionalisme rendah di kalangan remaja
BERITAJAKARTA.COM — 11-03-2011 14:50Pengaruh globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang membuat mereka yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan. Akibatnya, banyak di antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme itu membuat di antara pelajar saling tawuran.
Ketua Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Ponco Sutowo, mengatakan sangat prihatian melihat kondisi bangsa khususnya generasi muda dalam memahami konsep kebangsaan yang cenderung ikut-ikutan hingga sangat banyak yang tidak memahami dan
mendalami secara benar konsep tersebut.
Untuk itu demi membangun masa depan bersama, Ponco berharap agar semangat kebangsaan dirumuskan dengan sadar, disosialisasikan secara luas kepada masyarakat, dan penyelenggara negara harus memberi contoh positif kepada rakyatnya hingga semangat dan jiwa nasionalisme bangsa khususnya remaja sebagai generasi penerus tetap terpatri di dalam jiwa.
“Berbicara tentang bangsa berarti berbicara sebuah konsep tentang masa depan. Bangsa dan negara tidak mungkin dibentuk secara mendadak. Tapi dibentuk untuk mencapai tujuan dan terwujudnya kesejahteraan serta terjaminnya keamanan. Tapi saat ini yang ada negara bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan hingga yang saat ini terjadi negara layaknya tidak punya aturan,” ujarnya saat menjadi pembicara seminar, Menyegarkan Kembali Paham Kebangsaan dan Membumikan Rasa Bela Negara di hadapan 300 pelajar se-Jakarta Barat, Jumat (11/3).
Pengaruh globalisasi
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya
adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
NASIONALISME BUDAYA
Nasionalisme sebagai paham kebangsaan seharusnya membawa dampak positif terhadap suatu bangsa, namun kerap kali justru menimbulkan satu kesalahpahaman dalam mengartikannya. Dalam konteks kebudayaan, nasionalisme cenderung diartikan sempit. Nasionalisme budaya sering diartikan hanya sebatas produk hasil dari budaya itu sendiri seperti tarian, makanan, pakaian dan lainnya. Padahal ada nilai yang lebih penting dari nasionalisme budaya tadi, bukan sekedar kecintaan terhadap produk hasil budaya melainkan esensi dari nilai budaya itu sendiri, yakni saling menghargai dan meghormati Pemahaman yang sempit tadi, dapat menimbulkan masalah yang lebih kompleks, lebih dari konteks pemahaman. Yakni munculnya nasionalisme yang kondisional dan situasional apabila ada
musuh bersama. Selebihnya, nasionalisme terkadang sekedar jargon belaka. Yang terkadang disuarakan demi kepentingan semata.