nama obat

22
A. PENDAHULUAN Salah satu langkah dalam penulisan resep yang baikdan rasional adalah pemilihan bentuk sediaan obat yang tepat untuk pasien. Terdapat berbagai macam bentuk sediaan obat dengan cara pemberiaan yang berbeda-beda dapat dipilih sehingga pengobatan kepada pasien lebih terjamin. Ada satu jenis obat yang terdiri atas berbagai bentuk sediaan, namun ada juga obat yang hanya memiliki satu bentuk sediaan. Produsen obat telah mempertimbangkan banyak hal dalam membuat bentuk sediaan. Terkadang diperlukan bentuk sediaan tertentu namun tidak ada di apotek, maka dokter dapat meminta ke apotek melalui resep untuk dibuatkan bentuk sediaan sesuai yang diharapkan. Namun demikian dalam membuat resep untuk meminta bentuk sediaan obat tertentu tersebut, dokter harus memahami sifat- sifat obat. Karena tidak semua obatdapat dibentuk seperti yang diinginkan. Pembuatan sediaan obat yang tidak tetap justru akan mengurangi efektivitas dari obat, misalnya ada obat tertentu bila dibuat dalam bentuk cair (sirup) akan mengalami kerusakan sehingga menjadi tidak manjur. Ada juga obat tertentu yang ketika dibuat dalam bentuk sirup rasanya sangat pahit sehingga meskipun ditambah pemanis pasien akan kesulitan konsumsinya karena tidak tahan dengan pahitnya. Bentuk sediaan tertentu juga di produksi dengan biaya yang mahal sehingga harga jualnya juga semakin tinggi. Pasien tertentu tidak mampu membeli obat dengan bentuk sediaan yag mahal juga harus menjadi pertimbangan dokter untuk memilih obat. B. METODE Mengamati dan mengidentifikasi bentuk-bentuk sediaan obat yang disediakan. Lakukan pencatatan nama obat, jenis obat (kandungan obat), bentuk sediaan obat, dan cara pemberiaan obatnya. Berikut langkah kerja dalam praktikum Farmakologi kali ini :

Upload: farmitalia-n-tristianti

Post on 26-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

,,

TRANSCRIPT

Page 1: Nama obat

A. PENDAHULUAN

Salah satu langkah dalam penulisan resep yang baikdan rasional adalah pemilihan bentuk

sediaan obat yang tepat untuk pasien. Terdapat berbagai macam bentuk sediaan obat dengan cara

pemberiaan yang berbeda-beda dapat dipilih sehingga pengobatan kepada pasien lebih terjamin. Ada

satu jenis obat yang terdiri atas berbagai bentuk sediaan, namun ada juga obat yang hanya memiliki

satu bentuk sediaan. Produsen obat telah mempertimbangkan banyak hal dalam membuat bentuk

sediaan. Terkadang diperlukan bentuk sediaan tertentu namun tidak ada di apotek, maka dokter dapat

meminta ke apotek melalui resep untuk dibuatkan bentuk sediaan sesuai yang diharapkan. Namun

demikian dalam membuat resep untuk meminta bentuk sediaan obat tertentu tersebut, dokter harus

memahami sifat- sifat obat. Karena tidak semua obatdapat dibentuk seperti yang diinginkan.

Pembuatan sediaan obat yang tidak tetap justru akan mengurangi efektivitas dari obat,

misalnya ada obat tertentu bila dibuat dalam bentuk cair (sirup) akan mengalami kerusakan sehingga

menjadi tidak manjur. Ada juga obat tertentu yang ketika dibuat dalam bentuk sirup rasanya sangat

pahit sehingga meskipun ditambah pemanis pasien akan kesulitan konsumsinya karena tidak tahan

dengan pahitnya. Bentuk sediaan tertentu juga di produksi dengan biaya yang mahal sehingga harga

jualnya juga semakin tinggi. Pasien tertentu tidak mampu membeli obat dengan bentuk sediaan yag

mahal juga harus menjadi pertimbangan dokter untuk memilih obat.

B. METODE

Mengamati dan mengidentifikasi bentuk-bentuk sediaan obat yang disediakan. Lakukan

pencatatan nama obat, jenis obat (kandungan obat), bentuk sediaan obat, dan cara pemberiaan

obatnya. Berikut langkah kerja dalam praktikum Farmakologi kali ini :

1. Menetapkan pemimpin kelompok sebelum memulai bekerja.

2. Pemimpin kelompok membagikan tugas dalam kelompok.

3. Amati dan identifikasi bentuk-bentuk sediaan obat yang disediakan, catat nama obat, jenis

obat (kandungan obat), bentuk sediaan, dan cara pemberian obatnya.

4. Mencari informasi, bentuk sediaan lain dari jenis obat yang ada dalam sediaan.

5. Mendiskusikan dalam kelompok apakah indikasi pemberian jenis obat tersebut dan apakah

pertimbangan dokter dalam memilih bentuk sediaan tersebut.

6. Mendiskusikan prosedur pemberian obat masing-masing.

C. HASIL PENGAMATAN

Lampiran 1 (Pertemuan saat Praktikum)

Lampiran 2 (Hasil Akhir)

Page 2: Nama obat

D. PEMBAHASAN

A. BENTUK SEDIAAN OBAT

Bentuk sediaan obat terdiri atas bentuk sediaan padat, setengah padat dan cair.

I. Sediaan padat

1) Serbuk atau powder (Pulvis dan Pulveres)

Merupakan campuran kering bahan obat yang dihaluskan untuk pemakaian

oral/pemakaian luar. Bentuk sediaan serbuk dibagi menjadi :

1. Serbuk terbagi

2. Serbuk tak terbagi

a. Serbuk oral tidak terbagi

b. Pulveres adspersorium (serbuk tabur)

c. Powder for injection (serbuk injeksi)

CARA PENGGUNAAN:

- Dilarutkan/disuspensikan dalamaquadest

- Pulvis adspersorius ditaburkan

- Serbuk injeksi, dilarutkan ataudisuspensikan dalam aqua proinjeksi pelarut

yangsesuai/tersedia

2) Granul (Granual/Drygranule)

Merupakan sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 μm

dengan atau tanpa vehikulum (zat pembawa bahan aktif). Macam bentuk granul:

- Bulk granules

- Divided granules

CARA PENGGUNAAN::

Sebelum diminum,dilarutkan/disuspensikandulu dalam air /pelarut yang sesuai

dengan volume tertentu, menurut petunjukdalam brosur yang disediakan.

3) Tablet

Merupakan sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Macam tablet antara lain :

1. Berdasar teknik pembuatan:

a. Tablet cetak

b. Tablet kempa

2. Berdasar penggunaannya:

- Bolus

- Tablet triturate

- Tablet hipodermik

Page 3: Nama obat

- Tablet bukal

- Tablet sublingual

- Tablet efervesen (tablet buih)

- Tablet kunyah (chewable tablet)

- Tablet Hisap (Lozenges)

1. Lokal

2. Sistemik

3.Berdasarbentuknya:

- Bulat pipih

- Silindris

CARA PENGGUNAAN

Secara umum obat bentuk ini adalah dengan ditelan utuh kecuali tablet dengan

penggunaan khusus seperti tablet hisap.

4) Kapsul (Capsulae)

Merupakan sediaan padat terdiri atas obat dalam cangkang keras atau lunak yang

dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari pati

atau bahan lain yang sesuai. Macam obat bentuk kapsul antara lain:

- kapsul cangkang keras (Hard Capsule)

- kapsul cangkang lunak.(Soft Capsule)

II. Sediaan setengah padat

- Keuntungan sediaan setengah padatdibandingkan sediaan cair:

1. Dapat diatur daya penetrasi denganmemodifikasi basisnya.

2. Kontak sediaan dengan kulit lebih lama.

3. Lebih sedikit mengandung air sehinggasulit tumbuh bakteri.

4. Lebih mudah digunakan tanpa alat bantu.

- Kerusakan pada sediaan setengah padat:

1. Terjadi ketengik terutama untuksediaan-sediaan dengan basis lemak takjenuh.

2. Terbentuk kristal atau keluarnya fasepadat dari basisnya.

3. Terjadinya perubahan warna.

- Macam-macam Obat sediaan setengah padat:

1) Cremores (krim)

Merupakan obat yang mengandung satu/lebih bahan obat, berbentuk emulsi minyak

dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang

dalam air. Krim mudah dibersihkan.

Page 4: Nama obat

2) Jelly (gel)

Merupakan bentuk obat yang jernih dan tembus cahaya yang mengandung zat aktif

dalam keadaan terlarut. Jelly lebih encer dari salep, mengandung sedikit/tidak ada

lilin, digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis

bahan obat, umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik

leleh rendah serta dapat dicuci karena mengandung mucilage, gum atau bahan

pensuspensi sebagai basis.

3) Pastae (pasta)

Merupakan bentuk obat yang mengandung satu / lebih bahan obat yang ditujukan

untuk pemakaian topikal. Konsistensi obat ini lebih kenyal dari unguenta, tidak

memberi rasa berminyak seperti unguenta, mengandung bahan serbuk padat antara 40-

50%. Beberapa keuntungan bentuk sediaan pasta:

a. Mengikat cairan sekret lebih baik dariunguentum

b. lebih melekat pada kulit

4) Unguenta (salep)

Obat bentuk ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.

Bahan obat terlarut/terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

III. Sediaan cair

1) Sediaan cair oral

-Potions/obat minum

-Elixir

-Sirup

-Guttae/drop)

2) Sediaan cair topikal

-Collyrium

-Guttae Opthalmicae (Tetes Mata)

-Gargarisma

-Mouthwash

-Guttae Nasals (Tetes Hidung)

-Guttae Auricularis (Tetes Telinga)

-Irigationes

-Inhalations

-Epithema

-Lotion

Page 5: Nama obat

-Linimentum

Keuntungan liniment dibandingkan dengan salep adalah:

a. Lebih mudah dicuci dari kulit

b. Penetrasi lebih baik dari sediaan salep.

3) Sediaan cair rektal/vaginal

-Lavament/Clysma/Enema

Selain untuk membersihkan, enemajuga berfungsi sebagai karminativa,emollient,

diagnostik, sedatif,antelmintik, dan lain-lain.

- Douche

4) Sediaan injeksi

Sediaan steril berupa larutan, emulsiatau suspensi atau serbuk yangharus dilarutkan

atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakansecara parenteral, disuntikkan

dengan cara menembus ataumerobek jaringan ke dalam atau melalui kulit atau selaput

lendir.

B. CARA PEMBERIAN OBAT

Ada beberapa jenis obat yang diberikan dengan cara yang berbeda, berikut adalah

beberapa macam tehnik pemberian obat diantaranya yaitu : 

I. Pemberian Obat Secara Oral.

Pemberiannya obatnya adalah melalui mulut. Mudah dan aman pemakaiannya, lazim dan

praktis dalam memberikannya.

Tidak semua obat dapat diberikan per-oral, contohnya adalah : obat yang bersifat merangsang

(emetin, aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung (benzilpenisilin, insulin dan

oksitoksin). Pemberian obat oral ini dapat terjadi inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ke tempat

kerjanya. Dapat juga untuk mencapai efek lokal yang diinginkan dan dikehendaki contohnya adalah

obat cacing, obat diagnostik untuk pemotretan lambung - usus (pemeriksaan diagnostik). Obat oral

bekerja sangat baik untuk mengobati infeksi usus. Bentuk sediaan oral diantaranya yaitu : Tablet,

Kapsul, Obat hisap, Sirup dan Tetesan.

II. Pemberian Obat Secara Oromucosal

Pemberiannya melalui mucosa di rongga mulut. Ada dua macam cara, yaitu:

a. Obat Sublingual

Obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah, tidak melalui hati sehingga

tidak diinaktif. Obat sublingual ini hanya untuk obat yang bersifat lipofilik. Tujuannya

Page 6: Nama obat

adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah

lidah merupakan pusat dari sakit.

Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa

lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan

hati dapat dihindari, misalnya pada pasien serangan jantung dan asma. Kelemahan obat

ini kurang praktis untuk digunakan terus-menerus karena dapat merangsang selaput

lendermulut. Bentuk sediaan sublingual adalah tablet kecil atau spray, contoh :

Isosorbid Tablet.

b. Bucal

Obat yang cara pemberiannya diletakkan diantara pipi dan gusi. Obat ini langsung

masuk ke dalam aliran darah .Misalnya obat untuk mempercepat kelahiran bila tidak

ada kontraksi uterus, contoh : Sandopart Tablet.

III. Pemberian Obat Secara Inhalasi.

Obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Obat diberikan untuk disedot atau

disemprotkan melalui hidung atau mulut.

Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan

homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan

langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau

uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada

saluran pernapasan.

Bentuk sediaan obat inhalasi adalah dalam bentuk gas dan zat padat. Bentuk inhalasi ini bisa

dalam wadah yang diberi tekanan dan mengandung zat pemancur (aerosol, contohnya yaitu : Alupent

Metered Aerosol ).

IV.Pemberian Obat Secara Rektal

Obat yang cara pemberiannya  melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat

kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila

dibandingkan dengan peroral, karena berhubungan langsung dengan pembuluh-pembuluh darah

pertama. Contoh : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) ; pada bayi (stesolid rectal, dalam

pengobatan kejang akut)

Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan hanya

mempunyai efek local. Bentuk sediaan obat secara rectal adalah suppositoria dan clysma(obat

pompa).

Page 7: Nama obat

V. Pemberian Obat Secara Pervaginam.

Pemberian Obat yang diberikan melalui selaput lendir/mukosa vagina. Diberikan pada

antifungi dan anti kehamilan. Bentuknya sediaan obat secara pravaginal adalah Tablet, Salep, Krim

dan Cairan bilasan.

VI.Pemberian Obat Secara Perenteral.

Obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi

langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar dapat

langsung menuju sasaran. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak

kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah

disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.

Jenis Injeksi lebih kurang ada 10 :

a. Subcutan/Hipodermal (sc)

Penyuntikkan dibawah kulit, Obatnya tidak mernagsang dan larut dalam air atau

minyak, Efeknya agak lambat dan dapat digunakan sendiri misalnya : penyuntikan insulin

pada penderita diabetes.

b. Intramuskular (im) 

Penyuntikan dilakukan dalam otot misalnya, penyuntikan antibiotika atau dimana

tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf, misalnya otot pantat atau lengan atas.

c. Intravena (iv) 

Penyuntikan dilakukan ke dalam pembuluh darah, Reaksinya sangat cepat yaitu waktu

satu peredaran darah, obat sudah beredar ke seluruh tubuh atau jaringan, Dapat menimbulkan

reaksi-reaksi hebat seperti turunnya tekanan darah secara mendadak, shock, dsb. Infus

intravena dengan obat sering dilakukan di rumah sakit dalam keadaan darurat atau dengan

obat yang cepat metabolismenya dan eksresinya guna mencapai kadar plasma yang tetap

tinggi.

d. Intra arteri (ia)

Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi, Dilakukan untuk membanjiri suatu organ

misalnya pada Kanker Hati.

e. Intra cutan (ic) 

Penyuntikkan dilakukan dalam kulit, Absorpsi sangat perlahan misalnya pada

tuberculin test dati Mantoux.

f. Intra lumbal 

Penyuntikan dilakukan ke dalam ruas pinggang (sumsum tulang belakang) misalnya

untuk anestesi umum.

g. Intra peritonial 

Penyuntikan ke dalam selaput perut.

Page 8: Nama obat

h. Intra cardial 

Penyuntikan ke dalam jantung.

i. Intra pleural

Penyuntikan ke dalam rongga pleura (paru-paru).

k. Intra articulair 

Penyuntikan ke dalam celah-celah sendi.

VII. Pemberian Obat Secara Topikal/lokal.

Yang perlu diperhatikan dan diketahui dalam pemberian obat secara Topikal / Lokal.

Pemberian secara topikal atau lokal maksudnya adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal,

misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.

VIII. Pemberian Obat Secara Intranasal

Obat diberikan melalui selaput lendir hidung. Digunakan untuk menciutkan selaput/mukosa

hidung yang membengkak (otrivin nasal drop).Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik

misalnya untuk melancarkan pengeluaran ASI cth : Syntocinon nasal spray. Bentuk sediaan obat

secara intranasal adalah Drop dan Spray.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Setiap obat memiliki bentuk sediaan obat (BSO) yang berbeda. Perbedaan BSO ini

disesuaikan dengan jalur pemasukan obat ke dalam tubuh dan juga dilihat dari sifat fisikokimia

obat (aktivitas/struktur kimia obat, farmokinetik, lokasi target obat) dan faktor pasien (keadaan

pasien baik kesadaran, metabolisme, fisik, dan umur pasien untuk menentukan dosis dan

pemakaian).Misalnya, ada obat yang tidak bisa diabsorbsi melalui oral, ada obat yang rusak bila

terkena getah lambung, juga ada obat yang tidak larut air/lemak. Semua hal tersebut harus

diperhatikan dan diperhitungkan oleh dokter, sehingga efek terapi yang diinginkan dapat tercapai

dengan baik.

Saran pada praktikum kali ini, lebih baik tiap kelompok diberika obat yang berbeda-beda

yang nantinya dapat dijadikan dalam satu daftar obat beserta sediaannya agar pengetahuan kami

lebih luas.

F. KEPUSTAKAAN

2012. MIMS Vol 13. Bhuana Ilmu popular.

2012/2013. ISO Indonesia Vol 47. PT. ISFI Penerbitan.

Farmakologi.file.wordpress [14 April 2013].

Modul Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Unlam Banjarmasin.

www.Apotikantar.com/berotec_larutan_inhalasi

Page 9: Nama obat
Page 10: Nama obat

G. LAMPIRAN

Lampiran 2

No Nama Obat Jenis Obat Indikasi BSO Cara

Pemberian

Kelompok Pasien BSO lain

1. Asam Mefenamat Asam Mefenamat Mengurangi rasa nyeri ringan

sampai sedang termasuk

Menorrhagia, Rheumatoid artritis,

Osteoarthritis, Dysmenorrhea

Kaplet Oral Dewasa dan anak

di atas 14 tahun

Kaplet 250 mg

Kaplet 500 mg

2. Genoint 0,3% Gentamicin Pengobatan infeksi bakteri rentan

gentamicin pada struktur luar dari

mata, juga untuk pencegahan

infeksi mata setelah pembuangan

benda asing di kornea, setelah

trauma fisik dan kimiawi, serta

setelah bedah mata

Tube

(salep)

Dioleskan pada

permukaan kulit

Semua umur Tetes mata

Salep kulit

3. Berotec Fenoterol

HydroBromide

Asma bronkial, bronkitis

obstruktif, emfisema, asma

disebabkan suatu gerakan

olahraga dan kelainan

bronkopulmonari

Inhaler Inhalasi Semua umur Sirup

4. Hydrocortisone Hydrocortisone

acetate 1%

Untuk ekzema dan alergi kulit lain

(dermatitis)

Salep Dioleskan di

bagian yang

Semua umur. Hati-

hati untuk wanita

Tablet 10 mg

Tablet 20 mg

Page 11: Nama obat

alergi hamil, bayi, dan

anak usia kurang

dari 4 tahun

Salem 5 gr

(Hydrocortisone

acetate 2,5 %)

5. Mycetine Clhoramphenicol infeksi superfisial pada telinga

luar oleh bakteri gram positifatau

negatif yang peka terhadap

clhoramphenichol

liquida 10

ml

Suspensi gut aur

(diteteskan ke

dalam telinga)

Semua umur -

6. Clhoramphenicol Clhoramphenicol -Penyakit thypus, parathypus,

salmonelosis lainnya.

-Infeksi berat oleh H. Influenza,

ricketsia,lhymphogranulosa,psitta

cosis, dan beberapa bakteri gram

negativemenyebabkan infeksi

berat.

Kapsul Oral Dewasa, anak-

anak, dan bayi

lebih dari 2 minggu

(50 mg/kg sehari).

Bayi premature dan

bayi kurang dari 2

minggu (25 mg/kg

berat badan

Kapsul

Tablet

Sirup

Tetes mata

Tetes telinga

Salep mata

7. Alpara Paracetamol 500 mg Meringankan influenza yang

disertai gejala demam, pilek,

bersin-bersin, sakit kepala, dan

batuk

Kaplet Oral Dewasa dan Anak-

anak (7-12 tahun)

Sirup

8. Lidocain -Lidocalin HCl 40

mg

Untuk anestesi lokal Ampul Injeksi Dewasa:1-1.5 mg/kg

dan diulang sampai

Cream

Spray

Page 12: Nama obat

-Adrenalin 50mg

-Solvens ad 2mg

3 mg/kg -Gel

9. Timol Timololol Maleale Glaukoma sudut terbuka yang

kronis, aphakic glaukoma,

beberapa pasien dengan

glaukoma sekunder

Cair Diteteskan ke

mata

-

10. Bintang Toedjoe -Acetaminophen

400mg

-Acetosal 250mg

-Caffein 50mg

Meringankan sakit gigi, sakit

kepala,dan menurunkan demam

Pulvis Oral Dewasa dan Anak-

anak

Sirup

11. Antihemoroid Tiap suppositoria

mengandung:

-Bismuth

Subgallate 150 mg.

-Hexachlorophene

2,5 mg.

-Lignocaine 10 mg.

-Zinc Oxide120

mg.

Hemoroid / ambeien / wasir Ovule Supositoria

rektal

Tidak boleh untuk

anak-anak

-

12. Flagystatatin -Metronidazole Pengobatan vaginitis ketika di Ovule Supositoria Wanita yang sudah -

Page 13: Nama obat

Vaginal Ovule 500mg

-Nystatin 100.000

iu

diagnose/ diduga terdapat infeksi

campuran trikomonas / candida

vaginal menikah. Karena

pemberian obat iini

dapat merusak

selaput dara.

13. Xylamidone -Antalgin 250mg

-Pyramidan 50mg

-Lidocaine HCL

15mg

Penurun tensi darah Vial Injeksi

Muskular

Dewasa -

Page 14: Nama obat

Lampiran 3

Page 15: Nama obat
Page 16: Nama obat

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)

BLOK 5

Oleh : Kelompok A1

Risma Adista 092010101021

Defriyana Suwandi 122010101012

Rinda Yanuarisa 122010101024

Farmitalia 122010101037

Aditha Fitrina Andiani 122010101049

Nugroho Priyo Utomo 122010101062

Rosita Sopwi Nur Laily 122010101066

Bakhtiar Yusuf Habibi 122010101079

Maulidah Ayuningtyas 122010101089

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013