musculo.doc
DESCRIPTION
makalahTRANSCRIPT
Pendahuluan
Sistem tubuh normal manusia terdiri daripada beberapa sistem. Satu contohnya adalah sistem
muskuloskeletal (otot-rangka). Sistem muskuloskeletal ini memainkan peran utama pergerakan
normal tubuh. Sistem ini terdiri daripada sistem otot dan juga sistem rangka. Sistem rangka bisa
dikategorikan sebagai sistem pasif manakala sistem otot pula asalah aktif. Rangka berperan utama
untuk menampung dan menyokong tubuh manakala otot pula berperan untuk menggerakkan rangka.
Selain itu, oto juga berperan utama dalam memberi ekspresi pada wajah kita.
Identifikasi Masalah
Kelumpuhan otot wajah
Istilah yang Tidak Diketahui
Tidak ada
Analisa Masalah
Hipotesis
Kelumpuhan otot wajah disebabkan oleh sistem saraf pusat
1 | P a g e
Otot Wajah
Struktur
Metabolisme Fungsi
Hasil Belajar
Tulang pada wajah
Wajah manusia terbentuk dengan beberapa tulang. Tulang-tulang yang membentuk wajah adalah:
1. Mandibula2. Vomer3. Os maxillae4. Os zygomaticum 5. Os nasalis 6. Os lacrimalis 7. Os palatina 8. Concha nasalis inferior9. Os hyoid
Dilihat dari depan, tengkorak tampak oval dengan bagian atas lebih lebar daripada bagian bawah.
Bagian atas dibentuk oleh os. Frontal yang konveks dan halus sedangkan bagian bawah sanagat
irreguler. Diatas kedua cavum orbita terdapat tonjolan yang melengkung dinamakan arcus superciliare
yang tampak lebih menonjol pada pria dibandingkan dengan pada wanita dan diantara kedua arcus
terdapat bagian yang menonjol yang disebut glabela. Dibawah glabela terdapat nasion yang
merupakan pertemuan antara sutura internasal dan sutura frontonasal. Cavum orbita menyerupai segi
empat di mana pada sisi atas (supra orbita margin) dibentuk oleh os. Frontal yang pada 1/3 medialnya
terdapat supra orbital norch yang merupakan tempat keluarnya pembuluh darah dan saraf supra orbita.
Sisi lateral dibentuk oleh prosedur frontal os. Zygomaticum dan proccesus zygomaticum os.Frontale.
Sisi bawah atau posterior orbital margin dibentuk oleh os. Zygomaticum dan os.maksila. Sisi medial
dibentuk oleh bagian atas os. Frontal dan bagian bawah os. Lacrimal.
2 | P a g e
Pada normal frontalis tampak :
1. Os. Frontale dengan :
a) Tuberculum frontale, tonjolan pada kening dikanan kiri.b) Arcus superciliaris, tonjolan yang melengkung diatas mata kanan dan kiric) Glabela
2. Os. Nasale
3. Os. Maxillare, dengan :
1. fossa canina, cekungan di kanan kiri hidung
2. jagum alveolare, tonjolan yang didalamnya terdapat akar gigi spina nasalis anterior.
3. Os. Maksila dan os. Nasale membatasi apertura nasalis anterior atau apertura piriformis.
4. Os. Zygomaticum
3 | P a g e
5. Os. Mandibula dengan bagian-bagian : ramus mandibula, pars alveolare, protuberantia mentalis,
tuberculum mentale, basis mandibulla dan angulus mandibulla.
Tulang Rawan dan Bangunan Tulang
Tulang rawan berkembang dari sel-sel mesenkim. Pada masa embrional, tubuh terdiri dari tulang
rawan. Pada mamalia dewasa, beberapa bagian tubuh terdapat tulang rawan. Tulang rawan terdiri dari
tiga komponene yaitu sel, serat-serat dan substansi dasar. Pada umumnya tulang rawan adalah
avaskular yaitu tidak mempunyai pembuluh darah. Nutrien dan hasil metabolisme berdifusi melalui
matriks. Matriks tulang rawan merupakan suatu sel amorf dan bersifat basofil karena mengandung
proteoglikans. Ianya tertanam dengan kolagen atau elastin lalu menjadikannya kenyal, elastis serta
kuat dan tahan regangan.
Sel-sel tulang rawan terdiri atas kondroblas, kondrosit dan fibroblas. Tulang rawan berkembang dari
mesenkim. Pada tempat yang akan membentuk tulang rawan, sel-sel mesenkim membulat dan
berdesakan, unsur serat diletakkan di matriks intersel. Sel tersebut akan menghasilkan substansi dasar
amorf lalu berkembang menjadi kondroblas. Sel-sel mesenkim berkembang sambil membentuk zat
intersel. Sel-selnya kemudian akan berjauhan dan disebut sebagai kondrosit. Mesenkim mengelilingi
massa tulang rawan yang sedang tumbuh, terdesak dan menjadi pembungkus yang disebut
perikondrium.
Terdapat beberapa jenis tulang rawan contohnya tulang rawan hialin, tulang rawan elastis dan tulang
rawan fibrokartilago.
Tulang merupakan bentuk jaringan ikat yang kejur. Tulang membentuk sebagian besar kerangka
vertebrata yang lebih tinggi. Tipe-tipe tulang terbagi atas tulang spongiosa dan tulang kompakta.
Tulang terdiri atas beberapa komponen seperti sel (osteoprogenitor, osteoblas, osteosit, osteoklas),
serat (kolagen, elastin) dan zat antar sel (zat organik, zat anorganik).
4 | P a g e
Otot pada wajah
Otot wajah dibagi menjadi otot kulit kepala, otot daerah alis mata, otot daerah nasal otot daerah mulut
dan otot pengunyah.
Otot kulit kepala terdiri dari M. Occipito Frontalis dan M. Temporo Parietalis.
Otot daerah alis mata terdiri dari M. Orbicularis Occuli dan M. Corrugator Supercilli.
Otot daerah hidung terdiri dari M. Procerus, M. Nasalis dan M. Levator labii superior alae nasi
5 | P a g e
Otot daerah mulut terdiri dari M. Orbicularis Oris, Zygomaticus major et minor, M. levator anguli, M.
levator labii superior et inferior, M. Transversus menti, M. Depressor anguli oris, M. Platisma, M.
mentalis dan M. buccinator.
Otot-otot pengunyah terdiri atas M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterygoideus lateralis dan M.
Pterygoideus medialis
Otot mempunyai karakteristik ekstabilitas, kontraktilitas, ekstensibilitas dan elastisitas. Otot
dikendalikan oleh safar dan berkegiatan biolistrik. Otot berfungsi sebagai alat gerak, mempertahankan
postur dan tekanan serta menghasilkan panas. Otot juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh. Pada
otot terdapatnya mioglobin yaitu pigmen yang berfungsi mengikat oksigen.
Bagian-bagian otot:
1. Tendon – urat otot, bagian ujung otot yang mengecil
2. Ventrikel – empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
3. Origo - ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
4. Insersio - ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
5. Normotrofi - otot yang besarnya normal.
6. Atrofi - otot yang mengecil, lisut.
7. Hipertrofi - otot yang membesar.
8. Diskus interkalaris - bagian khas otot jantung yang merupakan batas.
6 | P a g e
Mekanisme Gerakan Otot
Aktin dan miosin merupakan protein khas dari otot. Asetilkolin adalah zat reseptor rangsang yang
sangat peka manakala ATP, ADP, dan AMP adalah energi yang diperlukan untuk kontraksi otot.
Mekanisme kerja otot pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari
filamenfilamen aktin dan myosin. Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat pada dua
garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah banyak.Namun, gerakan
pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu penghapusan sebagian
atau seluruhnya garis H. selain itu filamen myosin letaknya menjadi sangat dekat dengan garis-garis Z
dan pita-pita A serta lebar sarkomer menjadi berkurang sehingga kontraksi terjadi. Kontraksi
berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk membentuk komplek aktin-miosin.
7 | P a g e
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu
serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan
karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.
2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan
berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor
berganda dan summasi bergelombang).
3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan
tegangan kontraksi.
5. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak
lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.
Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin merupakan produk, dan
proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. Selanjutnya ATP yang terikat dengan miosin
terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan aktin. Selanjutnya
tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara bertahap melepaskan ikatan
dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin menghasilkan gaya fektorial.
8 | P a g e
Jaringan Penyambung
Fungsi jaringan penyambung adalah sebagai mekanis, nutritif, pertahanan tubuh dan reparasi.
Jaringan penyambung memberi perlindungan mekanis kepada tubuh badan. Jaringan penyambung
seperti tendon menghubungkan tulang dengan otot manakala serat kolagen mengikat organ-organ
menjadi satu membentuk septa dan kapsula.
Dengan adanya jaringan penyambung jaringan yang berada di sekitarnya mendapat nutrisi. Jaringan
penyambung merupakan perantara untuk pertukaran zan antara darah dan jaringan serta berfungsi
untuk mengangkut sisa metabolisme jaringan.
Untuk pertahanan tubuh pula, ada sebilangan sel yang membentuk antibodi seperti limfosit dan
plasmosit. Ada juga sel yang mampu melakukan fagasitosis, mampu menghancurkan fagosit, benda-
benda asing, serta sel-sel yang mati dan rosak.
Ada berbagai tipe jaringan penyambung. Contoh jaringan penyambung adalah:
1. Jaringan mesenkim2. Jaringan penyambung gelatinosa3. Jaringan penyambung retikular4. Jaringan penyambung jarang/longgar5. Jaringan penyambung padat kolagen6. Jaringan penyambung padat elastin7. Jaringan penyambung kondroid8. Jaringan lemak
Jaringan penyambung terdiri dari dua unsur:
1. Sel2. Zat antar sel
Sel pada jaringan penyambung dibagi lagi menjadi sel yang tetap dan sel bergerak. Sel tetap terdiri
daripada fibroblas, fibrosit, undifferentiated mesenchymal cell, sel retikulum, sel lemak dan histiosit.
Sel bergerak pula terdiri daripada sel mast, leukosit dan sel pigmen.
Zat antar sel berbentuk serat kolagen, serat elastin dan serat retikulum.
9 | P a g e
Sistem Saraf
Sistem saraf adalah satu dari dua system control utama tubuh selain system endokrin. System sraf di
bentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis dasar sel saraf – neuron aferen, neuron aferen,
dan antar neuron. Susunan system saraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan korda spinalis, yang
menerima masukan mengenai lingkungan internal dan ekstenal, dari neuron aferen. SSP mengolah
msukan ini, kemudian memulai pengarahan yang sesuai neuron-neuron eferen, yang membawa
instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan respon yang diinginkan beberapa jenis gerakan.
Banyak aktifitas yang dikontrol oleh system saraf diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.
Secara umum, systemsaraf bekerja melalui sinyal listrik untuk mengontrol repon tubuh yang cepat.
SUSUNAN SARAF PUSAT :
1. Encephalon (otak)
a) Otak besar (cerebrum)
b) Otak tengah (mechencepalon)
c) Otak depan (dienchepalon)
d) Otak belakang : pons varoli, medulla oblongata, dan cerebelum
2. Medulla spinalis
ENCEPHALONE (OTAK)
Otak terletak didalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal yang disebut otak depan (dienchepalon), otak
tengah (mechencepalon) dan otak belakang (pons Varoli, medulla oblongata dan cerebellum).
10 | P a g e
-CEREBRUM
Cerebrum, yang benar-benar merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua
belahan yaitu hemisfer cerebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh
korpus kaalosum, suatu pita tebal yang mengandung sekitar tiga ratus juga akson saraf melintang
diantara kedua saraf. Otak besar, memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan mengandung ratusan
juta neuron. Korteks ( bagian luar ) serebrum berwarna abu-abu, disebut subtansi grissea dan medulla
(bagian Dalam) berwarna putih, disebut subtansi alba.
Serebrum terdiri atas lobus-lobus, yaitu:
a. Lobus Frontalis berperan dalam pengendalian gerak otot motorik dan bagian yang
berperan dalam pengendalian saraf sensorik
b. Lobus Temporalis berperan dalam system pendengaran
c. Lobus Oksipitalis berperan dalam system penglihatan
d. Lobus Parietalis terbentuk karena adanya suatu lekukan, peka terhadap perubahan yang
berhubungan dengan panas, dingin, tekanan, dan sentuhan pada alat indra dikulit
- MECHENCEPALON
Otak tengah berperan dalam refleks mata membuat pergerakan mata, mengangkat kelopak mata,
memutar mata, pusat pergerakan mata serta kontraksi otot terus menerus.
- DIENCHEPALON
Otak depan terdiri dari dua lobus :
a. Talamus, berfungsi menerima rangsangan yang berasal dari reseptor (kecuali bau) ke area sensori
cerebrum, serta melakukan persepsi rasa sakit dan menyenangkan
11 | P a g e
b. Hipotalamus, merupakan pusat koordinasi system saraf otonom.hipotalamus berfungsi mengatur
suhu tubuh pada organisme homoitermal.hipotalamus berfungsi mengatur rasa ngantuk, mengatur
emosi, kadar air dalam tubuh, kegiatan reproduksi, tekanan darah, dan kadar gula dalam darah.
- OTAK BELAKANG
a. Pons varoli, merupakan serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, serta
menghubungkan otak besar dengan sum-sum tulang belakang.
b. Terletak dibagian belakang dibawah otak besar. Otak kecil berfungsi mengkordinasikan kerja otot,
tonus otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila
terjadi gangguan diotak kecil, maka semua gerakan otot dapat dikoordinasikan.
c. Medulla Oblongata menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata
berperan dalam mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerakan menelan, batuk,
bersin, bersendawa, dan muntah-muntah. Bagian medulla oblongata yang menghubungkan
sumsum tulang belakang dan otak disebut Pons yang berperan dalam pengatur pernafasan
- MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis terletak memanjang dalam rongga tulang belakang hingga diantara ruas tulang
belakang (Vertebra Lumbalis ) kedua. Dibagian tengah berkas saraf ini terdapat saluran berisi cairan
serebrospinal. Medulla Spinalis berperan dalam terjadinya refleks.
NERVUS CRANIAL
Semua nervus cranial mempunyai hubungan dengan braim sterm kecuali N-I (nervus cranial), N-II
(Nervus optikus) yang merupakan bagian dari otak :
12 | P a g e
1. N. Olfaktorius(N.I) adalah saraf sensoris sebagai persepsi penciuman (penghirup) saraf ini berasal
dari epithelium olpaktori mukosa nasal mengarah ke bulbus olpaktorius sampai ke lobus temporalis
2. N. optikus (N.II) adalah saraf sensori untuk persepsi penglihatan
3. N. Occulamotoris (N.III). saraf motorik untuk bola mata dan saraf sensorik otot bola mata
4. N. Trochlearis (N.IV). saraf motorik m. oblikus superior bola mata dan saraf sensorik spindle otot
informasi indra m.Oblikus superior
5. N. Irigeminus. (N.V) saraf sensorik pada wajah, cavum nasi dan cavum oris.
6. N. Abduchens. (N.VI). saraf motorik m. Rektus lateralis bola mata dan sensori proprioseptif M.
Rektus Lateralis menuju ke pons.
7. N. Pachialis (N.VII). saraf motoris otot-otot ekspresi wajah dan saraf sensori reseptor pengecapan
2/3 bagian anterior lidah.
8. N. Vestibulocoglearis. (N.VIII). saraf sensori untuk indra pendengaran dan keseimbangan
9. N. Glosoparingeus. (N.IX). saraf motoris untuk otot bicara dan menelan, saraf sensori untuk bagian
posterior lidah, paring dan laring.
10. N. Pagus. (N.X). saraf motorik untuk hamper semua organ toraks dan abdomen saraf sensoris
untuk parings, larings, trachea, oesepagus, cord an visera abdominalis.
11. N. Aksesorius. (N.XI). saraf motoris untuk otot volunteer, parings dan larings. M. Trafesius dan
M. Sternocleidomastodeus, saraf sensoris sama dengan inervasi saraf motorik
12. N. Hipoglosus. (N.XII). saraf motorik otot lidah dan saraf sensorik untuk spindle otot lidah.
13 | P a g e
Kelumpuhan otot wajah
Kelumpuhan otot wajah boleh terjadi disebabkan:
1. Tumor otak yang menekan saraf
2. Kerusakan saraf wajah karena infeksi virus
3. Infeksi telinga tengah
4. Penyakit lyme
5. Patah tulang di dasar tenggkorak
Penutup
Dalam mempelajari sistem tubuh manusia, dapat dibagi kepada beberapa bagian utama yaitu anatomi,
fisiologi, histologi dan juga biokimia. Hal ini adalah penting karena semuanya saling berkait dan amat
penting untuk memahami cara kerja tubuh yang sebenar. Dalam mempelajari sistem tubuh, perkara ini
harus dititikberat untuk memperoleh kepahaman yang lebih. Anatomi lebih mempelajari bagian
makro tubuh manakala histologi pula mempelajari bagian mikro tubuh. Fisiologi membolehkan kita
mempelajari cara kerja normal tubuh dan biokimia cara bagaimana bagian tubuh bekerja secara kimia.
.
14 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Richard S. Snell, Md, PhD. Clinical anatomy by region. 8 th ed. China: Lippincott
William & Wilkins; 2008
2. Richard L. Drake, A.Wayne Vogl, Adam W.M. Mitchell et all. Gray’s atlas of
anatomy. 1st ed. Canada: Churchill Livingstone; 2008
3. Frank H. Netter, MD. Atlas of human anatomy. 4th ed. United States of America:
Saunders; 2006
4. Lauralee Sherwood. Human physiology from cells to system. 7 th ed. Canada: Cengage
Learning; 2010
5. Pearche, Evelyn. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2000
6. Otot wajah. 2009. Diunduh dari
http://sekolahperawat.files.wordpress.com/2009/02/otot-wajah1.jpg
7. Cranium front. 2003. Diunduh dari
http://www.face-and-emotion.com/dataface/anatomy/media/cranium_front.jpg
15 | P a g e