mukhasin_k2312045_fisika2012a
DESCRIPTION
DocumentTRANSCRIPT
MEMBACA ARTIKEL ILMIAH DAN ANALISIS
BACAAN ILMIAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Ani Rakhmawati, M. A, Ph.D
Disusun oleh:
Mukhasin
K2312045
Pendidikan Fisika 2012 A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
Membaca Artikel Ilmiah dan Menganalisis Bacaan Ilmiah
Analisis jurnal ilmiah ber-ISSN ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
bahasa Indonesia sebagai nilai UK-2. Jurnal yang dipilih berjudul “Perkembanhan
Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir” dan “ Aplikasi IC
AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC”. Berikut adalah hasil analisis kedua
jurnal tersebut.
1. Teknik penulisan kutipan dan daftar pustaka.
A. Teknik penulisan kutipan
1. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi
Nuklir.
Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem
catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)
atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography). Sistem ini dilakukan
dengan mencantumkan pemarkah angka diakhir setiap kutipan. Angka
tersebut mengacu kepada catatan yang berisi informasi dari sumber
kutipan. Angka itu diletakan langsung diakhir kutipan dan
terletak setengah spasi keatas. Sistem ini direkomendasikan oleh kedua
sistem penulisan kutipan baik MLA maupun APA, tetapi sekarang sudah
jarang digunakan. Pada jurnal ilmiah Perkembangan Teknologi Sensor dan
Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir penulis menggunakan sistem ini,
berikut adalah contoh kutipan yang diambil dari salah satu paragraf pada
artikel ini.
“Sensor adalah divais yang digunakan untuk merubah suatu besaran
fisika atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan
rangkaian listrik tertentu” [2].
Pada daftar pustaka terdapat referensi yang diberi nomor:
REFERENSI
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation
2. JULIAN W. GARDNER, Microsensors: Principles and Applications, John
Wiley & Son, 1994.
3. JACOB FRADEN, Handbook of Modern Sensors, Springer 1996.
4. SARAH ANNE STEIGERWALD, Highpurity Silicon Soft X-Rays Sensor
Arrays, Ph.D thesis, Technische Universiteit Delft, 1990.
5. CLIFFORD K. HO, ALEX ROBINSON, DAVID R. MILLER, MARY J. DAVIS,
Overview of Sensors and Needs for Enviromental Monitoring, Sensors,
5, 4-37, 2005.
Pada akhir kutipan diberi angka 2 yang ditulis kecil diatas baris, maka
kutipan tersebut berasal dari daftar pustaka yang diberi nomor urut 2.
2. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.
Pada jurnal ini dapat diketahui bahwa penulis menggunakan kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung. Pada jurnal ini penulis lebih banyak
menggunakan format dari APA (American Psichological Association).
Sebagai contoh:
Menurut (Eko Putra. A, 2002) sesuai dengan Gambar 8 digunakan
sebagai rangkaian untuk menghubungkan antara komputer (PC) dengan
rangkaian pengontrol AT89S51.
Generator listrik arus dc dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila
didalamnya terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energi
mekanik. Sedangkan untuk motor dc, memerlukan suplai tegangan arus
searah pada bagian kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik dari (Sumanto, 1987).
Pada kutipan yang pertama penulis menulis referensi dengan nama
pengarang berada ditengah tengah kalimat yang dibuatnya sendiri atau
pengarang memparafrase sesuai dengan kebutuhannya, sedangkan pada
kutipan kedua penulis mengutip sesuai dengan tulisan aslinya dan nama
pengarang ditulis di akhir paragraf.
Kutipan yang dibuat mengacu pada referensi yang ada pada daftar
pustaka. Maka didalam daftar pustaka terdapat acuan referensi berikut :
Eko Putra A., 2002, Belajar Mikrokon- troler AT89C51/52/55, Gava
Media, Yogyakarta.
Sumanto, 1993, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta.
Kutipan yang dibuat dalam jurnal semuanya mengacu pada mengacu
pada referensi yang ditulis dalam daftar pustaka.
B. Teknik penulisan daftar pustaka
1. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi
Nuklir.
Pada jurnal ini penulis lebih banyak menggunakan format penulisan
daftar pustaka dari MLA (Modern Language Association of America). Pada
format ini tahun terbit referensi yang digunakan ditulis dibelakang dan
baris kedua ditulis lurus dengan baris pertama (tidak menjorok kedalam).
Berikut adalah contoh daftar pustaka yang ada pada jurnal tersebut:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation
2. JULIAN W. GARDNER, Microsensors: Principles and Applications, John
Wiley & Son, 1994.
3. JACOB FRADEN, Handbook of Modern Sensors, Springer 1996.
4. SARAH ANNE STEIGERWALD, Highpurity Silicon Soft X-Rays Sensor
Arrays, Ph.D thesis, Technische Universiteit Delft, 1990.
5. CLIFFORD K. HO, ALEX ROBINSON, DAVID R. MILLER, MARY J. DAVIS,
Overview of Sensors and Needs for Enviromental Monitoring, Sensors,
5, 4-37, 2005.
Pada daftar pustaka diatas terlihat bahwa daftar pustaka tidak ditulis
urut abjad tetapi diurutkan sesuai dengan urutan kutipan yang dibuat
pada jurnal ilmiah tersebut.
2. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.
Pada jurnal ini penulis lebih banyak menggunakan format penulisan
daftar pustaka dari APA (American Psichological Association). Pada format
ini tahub terbit referensi yang digunakan ditulis setelah nama penulis dan
penulisan pada baris kedua ditulis menjorok kedalam. Berikut adalah
contoh daftar pustaka yang ada pada jurnal tersebut:
DAFTAR PUSTAKA
Petruzella, Frank., 2001, Elektronik industri, Andi ofset, Yogyakarta.
Eko Putra A., 2002, Belajar Mikrokon- troler AT89C51/52/55, Gava Media,
Yogyakarta.
J. Michael Jacob, 1997, Industrial Control Elektronics Aplication and
Design, Prentice-Hall International, Inc.
Simanjuntak., Henri . SV., 2001, Dasardasar Mikroprosesor, Kanisius
Yogyakarta.
Sumanto, 1993, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta Zuhal,. 1991 ,
Dasar Tenaga Listrik, Bandung.
Dari penulisan daftar pustaka diatas, terlihat bahwa daftar pustaka yang
ada ditulis berurutan sesuai dengan urutan abjad alfabet.
2. Teknik penulisan parafrase
Menurut OWL purdue, parafrase didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan
ditampilkan dalam bentuk yang baru, berikut adalah contoh penulisan parafrase
dalam jurnal yang dipilih adalah sebagai berikut:
A. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.
Sensor radiasi nuklir adalah sensor yang mampu mendeteksi baik partikle
dan radiasi elektromagnetik, yang adakalanya disebut detektor nuklir. Ada 3
(tiga) tipe sensor radiasi yang umum digunakan saat ini yaitu: (a) gas-filled
detectors, (b) scintillation counters, dan (c) solid-sate detectors [21], dimana
hampir semua spektrum elektromagnetik dapat diukur menggunakan sebuah
detektor solid-sate atau semikonduktor, seperti silicon photodiode (X-rays ke
NIR) atau pyroelectric detektor (IR).
Sensor adalah divais yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisika
atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian
listrik tertentu [2]. Sensor dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis transfer
energi yang dapat dideteksi yaitu[3]:
Disamping itu teknologi thin/thick film juga banyak digunakan untuk
pembuatan chemical/ biological sensor, karena prosesnya lebih sederhana dan
low cost sangat cocok untuk pembuatan disposable sensor[11-14].
.
B. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.
Menurut (Eko Putran A, 2002), dalam sejarahnya mikrokontroler MCS51
merupakan jenis mikrokontroler yang termasuk tua, keluarga mikrokontroler
MCS-51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini.
Rangkaian tombol tekan dapat digambarkan seperti Gambar 7 dan 8
Mikrokontroler AT89S51, Oleh (Eko Putra. A, 2002) bagian pengolah
menggunakan mikrokontroler AT89C51 dimana kaki port 2 digunakan untuk
motor steper, port 0 untuk rangkaian indication (LED), port 3 untuk rangkaian
Tombol tekan, sedangkan port 1 tidak digunakan.
Proses pengujian rangkaian dengan cara mengaktifkan rangkaian yang
semua sistem pendukungnya telah selesai dirancang membentuk suatu sistem
Reset 76 pengendalian. Kemudian dilakukan cara mengamati hasil atau output
pada motor, apabila tampak adanya kesalahan (error) kinerja pada rangkaian
maka segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian sistem yang
mengalami kesalahan kerja. Sedangkan apabila tidak tampak adanya kesalahan
sistem pengendalian tersebut, maka rangkaian pengendali kecepatan motor dc
dianggap telah selesai. Berikut ini adalah pengujian-pengujian masing-masing
elemen sistem pengendali kecepatan motor dc, perhitungan kecepatan putar
motor dapat digunakan rumus (3,4), (D. Petruzella.dkk, 2001)
Rangkaian Gambar 3 akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi
empat pada keluarannya (pin 3) secara periodik, (Michael Jacob, 1997).
3. Analisis Pengembangan paragraf.
A. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.
Paragraf 1.
Radiasi adalah energi dalam bentuk gelombang atau partikel subatomic yang
bergerak. Radiasi secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik terdiri dari non-
ionisasi (gelombang radio, microwave, infra merah, sinar tampak, ultraviolet)
dan ionisasi (sinar X dan gamma) seperti telihat pada Gambar 1. Adapun
radiasi partikel terdiri dari: radiasi alpha, beta dan neutron. Radiasi umumnya
diartikan sebagai radiasi ionisasi. Pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia
bisa mengakibatkan kerusakan organ karena bersifat karsiogenik.
1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).
Paragraf tersebut merupakan paragraf pembuka pada bab pendahuluan.
2. Jumlah kalimat per paragraph.
Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 70 kata.
3. Letak kalimat utama.
Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal
paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,
kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.
4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil
analisis).
Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan
gagasan utama dan memperinci serta memberi contoh dari gagasan
utama yang diungkapkan.
5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.
6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu Pengertian dari Radiasi.
b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berhubungan apa yang dijelaskan.
7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada
konjungsi antar kalimat.
Paragraf 2
Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung bahan/unsur/material
radioaktif atau bersifat radioaktif yang tidak mempunyai tujuan praktis
tertentu. Limbah radiaktif biasanya dihasilkan dari sebuah proses nuklir
misalnya proses fissi nuklir. Kebanyakan limbah radioaktif adalah limbah
radioaktif dengan tingkat rendah, yang artinya mempunyai tingkat
radiaoktivitas rendah (baik per massa atau per volume). Limbah radioaktif jenis
ini biasanya diisi oleh material pelindung radiasi yang hanya sedikit
terkontaminasi.
1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).
Paragraf tersebut merupakan paragraf bagian tengah pada bab
pendahuluan.
2. Jumlah kalimat per paragraph.
Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 60 kata.
3. Letak kalimat utama.
Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal
paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,
kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.
4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil
analisis).
Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan
gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan.
5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.
6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu makna dari Limbah Radio Akti.
b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berhubungan apa yang dijelaskan.
7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada
konjungsi antar kalimat.
Paragraf 3.
Oleh karena radiasi tidak bisa dirasakan, dilihat, didengar dan tidak tercium
oleh panca indera kita, meskipun pada level yang sangat berbahaya, maka
diperlukan suatu alat deteksi radiasi yang biasanya dikenal sebagai sensor
radiasi atau detektor radiasi untuk mengetahui keberadaan radiasi atau
memberi peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Lebih jauh lagi,
pengukuran radiasi merupakan kebutuhan wajib yang harus dilakukan disekitar
wilayah dimana bahan radioaktif digunakan atau disimpan. Penggunaan sensor
radiasi sangat diperlukan untuk keselamatan kerja atau keamanan
pengoperasian suatu sumber energi nuklir serta penanganan limbahnya. Pada
tulisan ini akan dibahas perkembangan teknologi sensor untuk deteksi atau
mengukur kuat radiasi nuklir.
1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).
Paragraf tersebut merupakan paragraf bagian Penutup pada bab
pendahuluan.
2. Jumlah kalimat per paragraph.
Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 100 kata.
3. Letak kalimat utama.
Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal
paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,
kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.
4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil
analisis).
Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan
gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan.
Kalimat ini menjelaskan alasan pentingnya sensor pada daerah radiasi
radio aktif.
5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.
6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.
b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berhubungan apa yang dijelaskan.
7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada
konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan
sebab akibat.
Paragraf Pembahasan.
Untuk perkembangan teknologi sensor tantangan saat ini adalah bagaimana
menghasilkan sensor yang lebih sensitif, ukuran kecil, mudah dalam
pengoperasian dan relatif murah. Menjawab tantangan tersebut sensor
berbasis silikon atau dikenal dengan nama sensor silikon telah banyak
dikembangkan untuk berbagai aplikasi (pemantauan lingkungan dan industri),
yang menawarkan beberapa kelebihan seperti, berukuran kecil, akurat, sensitif
dan biaya produksi yang murah (low cost). Jenis sensor silikon untuk
mendeteksi atau mengukur sinyal radiasi yang biasa digunakan adalah:
photoconductor, photodioda, phototransistor dan charged coupled devices
(CCD). Untuk meningkatkan sensitifitasnya maka telah dibuat sistem sensor
dalam bentuk array untuk deteksi soft X-rays[4]. Akhir-akhir ini, telah banyak
dikembangkan sensor radiasi berbasis Field Effect Transistor (FET) atau yang
lebih dikenal sebagai RadFET [5].
1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).
Pada paragraf pembahasan tidak ada paragraf pembuka dan penutup.
Semua paragraf memiliki kedudukan yang sama yaitu untuk membahas
perkembangan teknologi radiasi sensor.
2. Jumlah kalimat per paragraph.
Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 120 kata.
3. Letak kalimat utama.
Kalimat utama yang berisi gagasan pokok paragraf terletak pada bagian
tengah paragraf. Selain kalimat utama tersebut, kalimat lain merupakan
kalimat penjelas dari gagasan utama.
4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil
analisis).
Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan
gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan serta
memberi contoh apa yang diungkapkan pada gagasan utama.
5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem
catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)
atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).
6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.
b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berhubungan apa yang dijelaskan.
7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada
konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan
sebab akibat.
Paragraf kesimpulan.
Secara umum radiasi terdiri dari radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel,
dimana radiasi elektromagnetik terdiri dari non-ionisasi (seperti gelombang
radio, microwave, infra merah, sinar tampak, ultraviolet) dan ionisasi (sinar-X
dan gamma). Adapun radiasi partikel terdiri dari: radiasi alpha, beta dan
neutron. Radiasi umumnya diartikan sebagai radiasi ionisasi. Pengaruh radiasi
terhadap tubuh manusia bisa sangat berbahaya dan mengakibatkan kerusakan
organ karena bersifat karsiogenik dan oleh karena radiasi tidak bisa dirasa,
dilihat, tercium dan didengar, meskipun pada level yang berbahaya, maka
dibutuhkan sensor radiasi untuk mengetahui tingkat radiasi atau memberi
peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Pembuatan mikrosensor
radiasi merupakan topik yang sangat menarik dan banyak dikembangkan di
laboratorium, disamping itu kebutuhan akan sistem mikrosensor radiasi juga
semakin meningkat. Pembuatan sensor radiasi nuklir dapat dilakukan dengan
menggunakan teknologi thick/thin film dan micromachining. Indonesia
memiliki potensi untuk pembuatan sensor radiasi sehubungan dengan
tersedianya alat proses dan peneliti dibidang sensor yang tersebar di beberapa
institusi, namun sampai saat ini belum ada produk sensor buatan dalam negeri.
Untuk itu perlu dilakukan kerjasama antar institusi dan multi-disiplin untuk
membangun kompetensi dalam pembuatan sensor radiasi nuklir. Diharapkan
dimasa mendatang akan hadir sensor radiasi produk dalam negeri.
1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).
Pada paragraf pembahasan tidak ada paragraf pembuka dan penutup.
Semua paragraf memiliki kedudukan yang sama yaitu untuk membahas
perkembangan teknologi radiasi sensor.
2. Jumlah kalimat per paragraph.
Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 120 kata.
3. Letak kalimat utama.
Kalimat utama yang berisi gagasan pokok paragraf terletak pada bagian
tengah paragraf. Selain kalimat utama tersebut, kalimat lain merupakan
kalimat penjelas dari gagasan utama.
4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil
analisis).
Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan
gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan serta
memberi contoh apa yang diungkapkan pada gagasan utama.
5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem
catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber
dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)
atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).
6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok
yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.
b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan
berhubungan apa yang dijelaskan.
7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada
konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan
sebab akibat.
Perrbandingan antara analisis pengembangan paragraf pada kedua jurnal
ilmiah yang dianalisis adalah sebagai berikut.
a. Jurnal pertama yaitu “Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk
Deteksi Radiasi Nuklir” terdiri dari sekitar 60-80 kata tap paragrfnya,
sedangkan pada jurnal yang kedua yaitu “ Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol
Kecepatan Motor DC” setiap paragrafnya memilikikata sekitar 90-110 kata.
b. Letak kalimat utama.
Jurnal pertama yaitu “Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk
Deteksi Radiasi Nuklir” cenderung menggunakan pola penulisan kalimat utama
diawal paragraf begitu juga jurnal yang kedua yaitu Aplikasi IC AT89S51
Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC. Sebagai contoh:
Sensor radiasi infra red memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu,
photoconductive, photovoltaic, pyroelectric. Untuk photoconductive
digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic menggunakan Ge,
InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material LiTaO, Triglicine
Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].
Paragraf tersebut diambil dari jurnal pertama. Kalimat pertama merupakan
kalimat utama. Selain kalimat pertama merupakan kalimat
pendukung/penunjang gagasan utama atau kalimat penjelas.
c. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/
merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil analisis).
Fungsi dari kalimat utama dalam jurnal yang dipilih ada bermacam
macam, salah satunya adalah menjabarkan gagasan utama. Sebagai contoh:
Sensor radiasi infra red memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu,
photoconductive, photovoltaic, pyroelectric. Untuk photoconductive
digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic menggunakan Ge,
InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material LiTaO, Triglicine
Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].
Dari contoh ersebut gagasan utamanya adalah : Sensor radiasi infra red
memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu, photoconductive, photovoltaic,
pyroelectric. Kalimat kedua merupakan kalimat penunjang yang menjabarkan
poin dari kalimat utama. Kalimat penjelas tersebut adalah: Untuk
photoconductive digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic
menggunakan Ge, InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material
LiTaO, Triglicine Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].
d. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.
Pada jurnal pertama banyak menggunakan format MLA dalam menulis
kutipan sedangkan pada jurnal kedua menggunakan format APA.
e. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)
1. Kesatuan, dalam setiap pargraf di kedua jurnal kebanyakan hanya
mengandung satu gagasan pokok.
2. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya dalam setiap paragraf pada
kedua jurnal sudah saling berkaitan dan berhubungan tentang apa yang
dijelaskan.
f. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).
Pada kedua jurnal banyak menggunakan kata hubung yang menjelaskan
sebab akibat maupun, kesetaraan. Sebagai contoh:
Untuk mendapatkan putaran konstan yang sesuai dengan apa yang kita
harapkan, dapat ditambahkan kipas pendingin atau dengan menambahkan
rangkaian sensor kecepatan putaran motor, sehingga apabila terjadi kenaikan
atau penurunan putaran dapat segera diatasi.
Paragraf diatas diambil dari jurnal kedua. Paragraf tersebut
menggunakan konjungsi subordinatif.
4. Sintesis jurnal ilmiah.
i. Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.
Pada jurnal ini penulis menulis ulasan mengenai perkembangan
perkembangan sensor dan aplikasinya untuk mendeteksi radiasi nuklir.
Teknologi sensor merupakan teknologi yang digunakan untuk merubah suatu
besaran fisika atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa
dengan rangkaian listrik tertentu. Teknologi sensor ada bermacam macam
sensor salah satunya adalah sensor radiasi.
Radiasi tidak bisa dirasakan, dilihat, didengar dan tidak tercium oleh panca
indera kita, meskipun pada level yang sangat berbahaya, maka diperlukan
suatu alat deteksi radiasi yang biasanya dikenal sebagai sensor radiasi atau
detektor radiasi untuk mengetahui keberadaan radiasi atau memberi
peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Lebih jauh lagi, pengukuran
radiasi merupakan kebutuhan wajib yang harus dilakukan disekitar wilayah
dimana bahan radioaktif digunakan atau disimpan. Penggunaan sensor radiasi
sangat diperlukan untuk keselamatan kerja atau keamanan pengoperasian
suatu sumber energi nuklir serta penanganan limbahnya. Oleh karena itulah
pengetahuan tentang sensor radiasi amat sangat penting bagi kita sebagai
seorang akademisi.
Di Indonesia pengembangan dan penelitian teknologi sensor masih belum
diminati oleh para pakar maupun peneliti. Hal ini dapat dibuktikan dengan
belum adanya sensor yang diproduksi atau berasal oleh indonesia yang dijual
untuk kepentingan komersial. Bila dilihat dari ketersediaan peralatan proses
dan yang dibutuhkan untuk pembuatan sensor secara umum sudah cukup
memadai, namun peralatan ini hanya tersebar dibeberapa institusi. Sumber
daya manusia (peneliti, pakar) dalam bidang sensor juga telah tersedia. Untuk
mempertajam dan membangun kompetensi dibidang sensor, maka diperlukan
kerjasama penelitian antar institusi dan melibatkan berbagai peneliti dari
bidang keilmuan yang berbeda (multi disiplin). Melalui kerjasama ini
diharapkan di masa mendatang akan dihasilkan sensor atau khususnya sensor
radiasi buatan dalam negeri.
Dari pembahasan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengembangan
sensor di indonesia masih sangat sedikit, sedangkan kebutuhan akan teknologi
sensor semakin meningkat. Kesempatan untuk mengembangkan dan menjadi
produsen sensor terbuka lebar, sehingga perlu dilakukan kerjasama antara
instansi instansi dengan multi disiplin ilmu sehingga dimasa mendatang akan
hadir sensor radiasi buatan dalam negri.
ii. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.
Pada jurnal ini penulis menulis ulasan mengenai cara mengatur kecepatan
motor DC menggunakan mikrokontroler AT89S51. Motor DC adalah motor
listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Keuntungan utama motor DC
adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas
pasokan daya.
Mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor yang dirancang secara
khusus untuk aplikasi dengan kendali sekuensial, yaitu digunakan untuk
mengatur dan memonitor sesuatu. Dengan menggunakan sebuah
mikrokontroler maka pengendalian atau pemantauan proses kerja suatu alat
dapat dilakukan secara otomatis. Pengendalian menggunakan mikrokontroler
dibuat dengan mendesain perangkat keras sedemikian rupa kemudian
diintegrasikan dengan program pengendali yang dibuat dengan alur logika
tertentu.
Kecepatan putaran motor DC secara pengukuran dan perhitungan akan
selalu berbeda, dengan nilai pengukuran selalu lebih besar dibanding nilai
perhitungan. Dan kesalahan error akan semakin besar sejalan dengan
peningkatan jumlah Rpm. Untuk mendapatkan putaran konstan yang sesuai
dengan apa yang kita harapkan, maka pada rangkaian motor dc perlu
ditambahkan rangkaian sensor pendeteksi kecepatan sehingga jika terjadi
perubahan kecepatan akan segera bisa diatasi.
Penulis beruasah membuat sebuah rangkaian pengendali motor DC
menggunakan mikrokontroler IC AT89S51.