mukhasin_k2312045_fisika2012a

25
MEMBACA ARTIKEL ILMIAH DAN ANALISIS BACAAN ILMIAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Dra. Ani Rakhmawati, M. A, Ph.D Disusun oleh: Mukhasin K2312045 Pendidikan Fisika 2012 A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Upload: alifum-themonkeys

Post on 22-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Document

TRANSCRIPT

Page 1: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

MEMBACA ARTIKEL ILMIAH DAN ANALISIS

BACAAN ILMIAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dra. Ani Rakhmawati, M. A, Ph.D

Disusun oleh:

Mukhasin

K2312045

Pendidikan Fisika 2012 A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Membaca Artikel Ilmiah dan Menganalisis Bacaan Ilmiah

Analisis jurnal ilmiah ber-ISSN ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

bahasa Indonesia sebagai nilai UK-2. Jurnal yang dipilih berjudul “Perkembanhan

Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir” dan “ Aplikasi IC

AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC”. Berikut adalah hasil analisis kedua

jurnal tersebut.

1. Teknik penulisan kutipan dan daftar pustaka.

A. Teknik penulisan kutipan

1. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi

Nuklir.

Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem

catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber

dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)

atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography). Sistem ini dilakukan

dengan mencantumkan pemarkah angka diakhir setiap kutipan. Angka

tersebut mengacu kepada catatan yang berisi informasi dari sumber

kutipan. Angka itu diletakan langsung diakhir kutipan dan

terletak setengah spasi keatas. Sistem ini direkomendasikan oleh kedua

sistem penulisan kutipan baik MLA maupun APA, tetapi sekarang sudah

jarang digunakan. Pada jurnal ilmiah Perkembangan Teknologi Sensor dan

Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir penulis menggunakan sistem ini,

berikut adalah contoh kutipan yang diambil dari salah satu paragraf pada

artikel ini.

“Sensor adalah divais yang digunakan untuk merubah suatu besaran

fisika atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan

rangkaian listrik tertentu” [2].

Pada daftar pustaka terdapat referensi yang diberi nomor:

REFERENSI

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation

Page 3: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

2. JULIAN W. GARDNER, Microsensors: Principles and Applications, John

Wiley & Son, 1994.

3. JACOB FRADEN, Handbook of Modern Sensors, Springer 1996.

4. SARAH ANNE STEIGERWALD, Highpurity Silicon Soft X-Rays Sensor

Arrays, Ph.D thesis, Technische Universiteit Delft, 1990.

5. CLIFFORD K. HO, ALEX ROBINSON, DAVID R. MILLER, MARY J. DAVIS,

Overview of Sensors and Needs for Enviromental Monitoring, Sensors,

5, 4-37, 2005.

Pada akhir kutipan diberi angka 2 yang ditulis kecil diatas baris, maka

kutipan tersebut berasal dari daftar pustaka yang diberi nomor urut 2.

2. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.

Pada jurnal ini dapat diketahui bahwa penulis menggunakan kutipan

langsung dan kutipan tidak langsung. Pada jurnal ini penulis lebih banyak

menggunakan format dari APA (American Psichological Association).

Sebagai contoh:

Menurut (Eko Putra. A, 2002) sesuai dengan Gambar 8 digunakan

sebagai rangkaian untuk menghubungkan antara komputer (PC) dengan

rangkaian pengontrol AT89S51.

Generator listrik arus dc dapat berfungsi sebagai motor listrik apabila

didalamnya terjadi proses konversi dari energi listrik menjadi energi

mekanik. Sedangkan untuk motor dc, memerlukan suplai tegangan arus

searah pada bagian kumparan jangkar dan kumparan medan untuk diubah

menjadi energi mekanik dari (Sumanto, 1987).

Pada kutipan yang pertama penulis menulis referensi dengan nama

pengarang berada ditengah tengah kalimat yang dibuatnya sendiri atau

pengarang memparafrase sesuai dengan kebutuhannya, sedangkan pada

kutipan kedua penulis mengutip sesuai dengan tulisan aslinya dan nama

pengarang ditulis di akhir paragraf.

Kutipan yang dibuat mengacu pada referensi yang ada pada daftar

pustaka. Maka didalam daftar pustaka terdapat acuan referensi berikut :

Page 4: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Eko Putra A., 2002, Belajar Mikrokon- troler AT89C51/52/55, Gava

Media, Yogyakarta.

Sumanto, 1993, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta.

Kutipan yang dibuat dalam jurnal semuanya mengacu pada mengacu

pada referensi yang ditulis dalam daftar pustaka.

B. Teknik penulisan daftar pustaka

1. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi

Nuklir.

Pada jurnal ini penulis lebih banyak menggunakan format penulisan

daftar pustaka dari MLA (Modern Language Association of America). Pada

format ini tahun terbit referensi yang digunakan ditulis dibelakang dan

baris kedua ditulis lurus dengan baris pertama (tidak menjorok kedalam).

Berikut adalah contoh daftar pustaka yang ada pada jurnal tersebut:

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Radiation

2. JULIAN W. GARDNER, Microsensors: Principles and Applications, John

Wiley & Son, 1994.

3. JACOB FRADEN, Handbook of Modern Sensors, Springer 1996.

4. SARAH ANNE STEIGERWALD, Highpurity Silicon Soft X-Rays Sensor

Arrays, Ph.D thesis, Technische Universiteit Delft, 1990.

5. CLIFFORD K. HO, ALEX ROBINSON, DAVID R. MILLER, MARY J. DAVIS,

Overview of Sensors and Needs for Enviromental Monitoring, Sensors,

5, 4-37, 2005.

Pada daftar pustaka diatas terlihat bahwa daftar pustaka tidak ditulis

urut abjad tetapi diurutkan sesuai dengan urutan kutipan yang dibuat

pada jurnal ilmiah tersebut.

2. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.

Pada jurnal ini penulis lebih banyak menggunakan format penulisan

daftar pustaka dari APA (American Psichological Association). Pada format

ini tahub terbit referensi yang digunakan ditulis setelah nama penulis dan

Page 5: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

penulisan pada baris kedua ditulis menjorok kedalam. Berikut adalah

contoh daftar pustaka yang ada pada jurnal tersebut:

DAFTAR PUSTAKA

Petruzella, Frank., 2001, Elektronik industri, Andi ofset, Yogyakarta.

Eko Putra A., 2002, Belajar Mikrokon- troler AT89C51/52/55, Gava Media,

Yogyakarta.

J. Michael Jacob, 1997, Industrial Control Elektronics Aplication and

Design, Prentice-Hall International, Inc.

Simanjuntak., Henri . SV., 2001, Dasardasar Mikroprosesor, Kanisius

Yogyakarta.

Sumanto, 1993, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta Zuhal,. 1991 ,

Dasar Tenaga Listrik, Bandung.

Dari penulisan daftar pustaka diatas, terlihat bahwa daftar pustaka yang

ada ditulis berurutan sesuai dengan urutan abjad alfabet.

2. Teknik penulisan parafrase

Menurut OWL purdue, parafrase didefinisikan sebagai kemampuan seseorang

untuk menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-katanya sendiri dan

ditampilkan dalam bentuk yang baru, berikut adalah contoh penulisan parafrase

dalam jurnal yang dipilih adalah sebagai berikut:

A. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.

Sensor radiasi nuklir adalah sensor yang mampu mendeteksi baik partikle

dan radiasi elektromagnetik, yang adakalanya disebut detektor nuklir. Ada 3

(tiga) tipe sensor radiasi yang umum digunakan saat ini yaitu: (a) gas-filled

detectors, (b) scintillation counters, dan (c) solid-sate detectors [21], dimana

hampir semua spektrum elektromagnetik dapat diukur menggunakan sebuah

detektor solid-sate atau semikonduktor, seperti silicon photodiode (X-rays ke

NIR) atau pyroelectric detektor (IR).

Sensor adalah divais yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisika

atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian

Page 6: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

listrik tertentu [2]. Sensor dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis transfer

energi yang dapat dideteksi yaitu[3]:

Disamping itu teknologi thin/thick film juga banyak digunakan untuk

pembuatan chemical/ biological sensor, karena prosesnya lebih sederhana dan

low cost sangat cocok untuk pembuatan disposable sensor[11-14].

.

B. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.

Menurut (Eko Putran A, 2002), dalam sejarahnya mikrokontroler MCS51

merupakan jenis mikrokontroler yang termasuk tua, keluarga mikrokontroler

MCS-51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini.

Rangkaian tombol tekan dapat digambarkan seperti Gambar 7 dan 8

Mikrokontroler AT89S51, Oleh (Eko Putra. A, 2002) bagian pengolah

menggunakan mikrokontroler AT89C51 dimana kaki port 2 digunakan untuk

motor steper, port 0 untuk rangkaian indication (LED), port 3 untuk rangkaian

Tombol tekan, sedangkan port 1 tidak digunakan.

Proses pengujian rangkaian dengan cara mengaktifkan rangkaian yang

semua sistem pendukungnya telah selesai dirancang membentuk suatu sistem

Reset 76 pengendalian. Kemudian dilakukan cara mengamati hasil atau output

pada motor, apabila tampak adanya kesalahan (error) kinerja pada rangkaian

maka segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian sistem yang

mengalami kesalahan kerja. Sedangkan apabila tidak tampak adanya kesalahan

sistem pengendalian tersebut, maka rangkaian pengendali kecepatan motor dc

dianggap telah selesai. Berikut ini adalah pengujian-pengujian masing-masing

elemen sistem pengendali kecepatan motor dc, perhitungan kecepatan putar

motor dapat digunakan rumus (3,4), (D. Petruzella.dkk, 2001)

Rangkaian Gambar 3 akan membangkitkan pulsa berbentuk persegi

empat pada keluarannya (pin 3) secara periodik, (Michael Jacob, 1997).

3. Analisis Pengembangan paragraf.

A. Perkembangan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.

Paragraf 1.

Page 7: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Radiasi adalah energi dalam bentuk gelombang atau partikel subatomic yang

bergerak. Radiasi secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: radiasi

elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik terdiri dari non-

ionisasi (gelombang radio, microwave, infra merah, sinar tampak, ultraviolet)

dan ionisasi (sinar X dan gamma) seperti telihat pada Gambar 1. Adapun

radiasi partikel terdiri dari: radiasi alpha, beta dan neutron. Radiasi umumnya

diartikan sebagai radiasi ionisasi. Pengaruh radiasi terhadap tubuh manusia

bisa mengakibatkan kerusakan organ karena bersifat karsiogenik.

1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).

Paragraf tersebut merupakan paragraf pembuka pada bab pendahuluan.

2. Jumlah kalimat per paragraph.

Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 70 kata.

3. Letak kalimat utama.

Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal

paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,

kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.

4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil

analisis).

Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan

gagasan utama dan memperinci serta memberi contoh dari gagasan

utama yang diungkapkan.

5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.

6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok

yaitu Pengertian dari Radiasi.

b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan

berhubungan apa yang dijelaskan.

7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Page 8: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada

konjungsi antar kalimat.

Paragraf 2

Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung bahan/unsur/material

radioaktif atau bersifat radioaktif yang tidak mempunyai tujuan praktis

tertentu. Limbah radiaktif biasanya dihasilkan dari sebuah proses nuklir

misalnya proses fissi nuklir. Kebanyakan limbah radioaktif adalah limbah

radioaktif dengan tingkat rendah, yang artinya mempunyai tingkat

radiaoktivitas rendah (baik per massa atau per volume). Limbah radioaktif jenis

ini biasanya diisi oleh material pelindung radiasi yang hanya sedikit

terkontaminasi.

1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).

Paragraf tersebut merupakan paragraf bagian tengah pada bab

pendahuluan.

2. Jumlah kalimat per paragraph.

Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 60 kata.

3. Letak kalimat utama.

Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal

paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,

kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.

4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil

analisis).

Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan

gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan.

5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.

6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok

yaitu makna dari Limbah Radio Akti.

b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan

berhubungan apa yang dijelaskan.

Page 9: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada

konjungsi antar kalimat.

Paragraf 3.

Oleh karena radiasi tidak bisa dirasakan, dilihat, didengar dan tidak tercium

oleh panca indera kita, meskipun pada level yang sangat berbahaya, maka

diperlukan suatu alat deteksi radiasi yang biasanya dikenal sebagai sensor

radiasi atau detektor radiasi untuk mengetahui keberadaan radiasi atau

memberi peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Lebih jauh lagi,

pengukuran radiasi merupakan kebutuhan wajib yang harus dilakukan disekitar

wilayah dimana bahan radioaktif digunakan atau disimpan. Penggunaan sensor

radiasi sangat diperlukan untuk keselamatan kerja atau keamanan

pengoperasian suatu sumber energi nuklir serta penanganan limbahnya. Pada

tulisan ini akan dibahas perkembangan teknologi sensor untuk deteksi atau

mengukur kuat radiasi nuklir.

1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).

Paragraf tersebut merupakan paragraf bagian Penutup pada bab

pendahuluan.

2. Jumlah kalimat per paragraph.

Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 100 kata.

3. Letak kalimat utama.

Kalimat utama yang beerisi gagasan pokok paragraf terletak pada awal

paragraf yaitu pada kalimat pertama. Selain kalimat utama tersebut,

kalimat lain merupakan kalimat penjelas dari gagasan utama.

4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil

analisis).

Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan

gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan.

Page 10: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Kalimat ini menjelaskan alasan pentingnya sensor pada daerah radiasi

radio aktif.

5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Paragraf tersebut tidak mengandung kutipan.

6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok

yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.

b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan

berhubungan apa yang dijelaskan.

7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada

konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan

sebab akibat.

Paragraf Pembahasan.

Untuk perkembangan teknologi sensor tantangan saat ini adalah bagaimana

menghasilkan sensor yang lebih sensitif, ukuran kecil, mudah dalam

pengoperasian dan relatif murah. Menjawab tantangan tersebut sensor

berbasis silikon atau dikenal dengan nama sensor silikon telah banyak

dikembangkan untuk berbagai aplikasi (pemantauan lingkungan dan industri),

yang menawarkan beberapa kelebihan seperti, berukuran kecil, akurat, sensitif

dan biaya produksi yang murah (low cost). Jenis sensor silikon untuk

mendeteksi atau mengukur sinyal radiasi yang biasa digunakan adalah:

photoconductor, photodioda, phototransistor dan charged coupled devices

(CCD). Untuk meningkatkan sensitifitasnya maka telah dibuat sistem sensor

dalam bentuk array untuk deteksi soft X-rays[4]. Akhir-akhir ini, telah banyak

dikembangkan sensor radiasi berbasis Field Effect Transistor (FET) atau yang

lebih dikenal sebagai RadFET [5].

1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).

Pada paragraf pembahasan tidak ada paragraf pembuka dan penutup.

Semua paragraf memiliki kedudukan yang sama yaitu untuk membahas

perkembangan teknologi radiasi sensor.

Page 11: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

2. Jumlah kalimat per paragraph.

Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 120 kata.

3. Letak kalimat utama.

Kalimat utama yang berisi gagasan pokok paragraf terletak pada bagian

tengah paragraf. Selain kalimat utama tersebut, kalimat lain merupakan

kalimat penjelas dari gagasan utama.

4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil

analisis).

Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan

gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan serta

memberi contoh apa yang diungkapkan pada gagasan utama.

5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem

catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber

dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)

atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).

6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok

yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.

b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan

berhubungan apa yang dijelaskan.

7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada

konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan

sebab akibat.

Paragraf kesimpulan.

Secara umum radiasi terdiri dari radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel,

dimana radiasi elektromagnetik terdiri dari non-ionisasi (seperti gelombang

radio, microwave, infra merah, sinar tampak, ultraviolet) dan ionisasi (sinar-X

dan gamma). Adapun radiasi partikel terdiri dari: radiasi alpha, beta dan

Page 12: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

neutron. Radiasi umumnya diartikan sebagai radiasi ionisasi. Pengaruh radiasi

terhadap tubuh manusia bisa sangat berbahaya dan mengakibatkan kerusakan

organ karena bersifat karsiogenik dan oleh karena radiasi tidak bisa dirasa,

dilihat, tercium dan didengar, meskipun pada level yang berbahaya, maka

dibutuhkan sensor radiasi untuk mengetahui tingkat radiasi atau memberi

peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Pembuatan mikrosensor

radiasi merupakan topik yang sangat menarik dan banyak dikembangkan di

laboratorium, disamping itu kebutuhan akan sistem mikrosensor radiasi juga

semakin meningkat. Pembuatan sensor radiasi nuklir dapat dilakukan dengan

menggunakan teknologi thick/thin film dan micromachining. Indonesia

memiliki potensi untuk pembuatan sensor radiasi sehubungan dengan

tersedianya alat proses dan peneliti dibidang sensor yang tersebar di beberapa

institusi, namun sampai saat ini belum ada produk sensor buatan dalam negeri.

Untuk itu perlu dilakukan kerjasama antar institusi dan multi-disiplin untuk

membangun kompetensi dalam pembuatan sensor radiasi nuklir. Diharapkan

dimasa mendatang akan hadir sensor radiasi produk dalam negeri.

1. Posisi paragraph (paragraph pembuka/penutup/di tengah).

Pada paragraf pembahasan tidak ada paragraf pembuka dan penutup.

Semua paragraf memiliki kedudukan yang sama yaitu untuk membahas

perkembangan teknologi radiasi sensor.

2. Jumlah kalimat per paragraph.

Jumlah kata dalam paragraf tersebut sekitar 120 kata.

3. Letak kalimat utama.

Kalimat utama yang berisi gagasan pokok paragraf terletak pada bagian

tengah paragraf. Selain kalimat utama tersebut, kalimat lain merupakan

kalimat penjelas dari gagasan utama.

4. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil

analisis).

Kalimat penjelas pada paragraf tersebut berfungsi untuk menjelaskan

gagasan utama dan memperinci gagasan utama yang diungkapkan serta

memberi contoh apa yang diungkapkan pada gagasan utama.

Page 13: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

5. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Pada jurnal ini penulis menggunakan aturan penulisan kutipan Sistem

catatan (note-bibliography) yang menyajikan informasi mengenai sumber

dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (endnotes)

atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).

6. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

a. Kesatuan, dalam pargraf ini hanya mengandung satu gagasan pokok

yaitu Kebutuhan Sensor pendeteksi radiasi.

b. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya saling berkaitan dan

berhubungan apa yang dijelaskan.

7. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Pada paragraf ini hanya menggunakan konjungsi antar frase dan tidak ada

konjungsi antar kalimat. Konjungsi yang dipakai menjeaskan hubungan

sebab akibat.

Perrbandingan antara analisis pengembangan paragraf pada kedua jurnal

ilmiah yang dianalisis adalah sebagai berikut.

a. Jurnal pertama yaitu “Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk

Deteksi Radiasi Nuklir” terdiri dari sekitar 60-80 kata tap paragrfnya,

sedangkan pada jurnal yang kedua yaitu “ Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol

Kecepatan Motor DC” setiap paragrafnya memilikikata sekitar 90-110 kata.

b. Letak kalimat utama.

Jurnal pertama yaitu “Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk

Deteksi Radiasi Nuklir” cenderung menggunakan pola penulisan kalimat utama

diawal paragraf begitu juga jurnal yang kedua yaitu Aplikasi IC AT89S51

Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC. Sebagai contoh:

Sensor radiasi infra red memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu,

photoconductive, photovoltaic, pyroelectric. Untuk photoconductive

digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic menggunakan Ge,

InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material LiTaO, Triglicine

Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].

Page 14: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Paragraf tersebut diambil dari jurnal pertama. Kalimat pertama merupakan

kalimat utama. Selain kalimat pertama merupakan kalimat

pendukung/penunjang gagasan utama atau kalimat penjelas.

c. Fungsi kalimat penunjang dalam paragraph (menjabarkan/ menguatkan/

merinci/ memberi contoh-contoh/ dan lain-lain sebutkan sesuai hasil analisis).

Fungsi dari kalimat utama dalam jurnal yang dipilih ada bermacam

macam, salah satunya adalah menjabarkan gagasan utama. Sebagai contoh:

Sensor radiasi infra red memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu,

photoconductive, photovoltaic, pyroelectric. Untuk photoconductive

digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic menggunakan Ge,

InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material LiTaO, Triglicine

Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].

Dari contoh ersebut gagasan utamanya adalah : Sensor radiasi infra red

memiliki tiga jenis prinsip pengukuran yaitu, photoconductive, photovoltaic,

pyroelectric. Kalimat kedua merupakan kalimat penunjang yang menjabarkan

poin dari kalimat utama. Kalimat penjelas tersebut adalah: Untuk

photoconductive digunakan material PbS, PbSe, HgCdTe dan photovoltaic

menggunakan Ge, InAs, InSb, sedangkan pyroelectric menggunakan material

LiTaO, Triglicine Sulfate (TGS), Strontium and Barium niobate(SBN)[26].

d. Cara menyisipkan referensi dalam paragraf.

Pada jurnal pertama banyak menggunakan format MLA dalam menulis

kutipan sedangkan pada jurnal kedua menggunakan format APA.

e. Persyaratan paragraf efektif (koherensi dan kesatuan)

1. Kesatuan, dalam setiap pargraf di kedua jurnal kebanyakan hanya

mengandung satu gagasan pokok.

2. Koherensi, antara kalimat satu dengan lainnya dalam setiap paragraf pada

kedua jurnal sudah saling berkaitan dan berhubungan tentang apa yang

dijelaskan.

f. Pemakaian konjungsi (kata/frasa penghubung).

Page 15: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

Pada kedua jurnal banyak menggunakan kata hubung yang menjelaskan

sebab akibat maupun, kesetaraan. Sebagai contoh:

Untuk mendapatkan putaran konstan yang sesuai dengan apa yang kita

harapkan, dapat ditambahkan kipas pendingin atau dengan menambahkan

rangkaian sensor kecepatan putaran motor, sehingga apabila terjadi kenaikan

atau penurunan putaran dapat segera diatasi.

Paragraf diatas diambil dari jurnal kedua. Paragraf tersebut

menggunakan konjungsi subordinatif.

4. Sintesis jurnal ilmiah.

i. Perkembanhan Teknologi Sensor dan Aplikasinya Untuk Deteksi Radiasi Nuklir.

Pada jurnal ini penulis menulis ulasan mengenai perkembangan

perkembangan sensor dan aplikasinya untuk mendeteksi radiasi nuklir.

Teknologi sensor merupakan teknologi yang digunakan untuk merubah suatu

besaran fisika atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa

dengan rangkaian listrik tertentu. Teknologi sensor ada bermacam macam

sensor salah satunya adalah sensor radiasi.

Radiasi tidak bisa dirasakan, dilihat, didengar dan tidak tercium oleh panca

indera kita, meskipun pada level yang sangat berbahaya, maka diperlukan

suatu alat deteksi radiasi yang biasanya dikenal sebagai sensor radiasi atau

detektor radiasi untuk mengetahui keberadaan radiasi atau memberi

peringatan kepada mereka yang terkena radiasi. Lebih jauh lagi, pengukuran

radiasi merupakan kebutuhan wajib yang harus dilakukan disekitar wilayah

dimana bahan radioaktif digunakan atau disimpan. Penggunaan sensor radiasi

sangat diperlukan untuk keselamatan kerja atau keamanan pengoperasian

suatu sumber energi nuklir serta penanganan limbahnya. Oleh karena itulah

pengetahuan tentang sensor radiasi amat sangat penting bagi kita sebagai

seorang akademisi.

Di Indonesia pengembangan dan penelitian teknologi sensor masih belum

diminati oleh para pakar maupun peneliti. Hal ini dapat dibuktikan dengan

belum adanya sensor yang diproduksi atau berasal oleh indonesia yang dijual

untuk kepentingan komersial. Bila dilihat dari ketersediaan peralatan proses

Page 16: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

dan yang dibutuhkan untuk pembuatan sensor secara umum sudah cukup

memadai, namun peralatan ini hanya tersebar dibeberapa institusi. Sumber

daya manusia (peneliti, pakar) dalam bidang sensor juga telah tersedia. Untuk

mempertajam dan membangun kompetensi dibidang sensor, maka diperlukan

kerjasama penelitian antar institusi dan melibatkan berbagai peneliti dari

bidang keilmuan yang berbeda (multi disiplin). Melalui kerjasama ini

diharapkan di masa mendatang akan dihasilkan sensor atau khususnya sensor

radiasi buatan dalam negeri.

Dari pembahasan yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengembangan

sensor di indonesia masih sangat sedikit, sedangkan kebutuhan akan teknologi

sensor semakin meningkat. Kesempatan untuk mengembangkan dan menjadi

produsen sensor terbuka lebar, sehingga perlu dilakukan kerjasama antara

instansi instansi dengan multi disiplin ilmu sehingga dimasa mendatang akan

hadir sensor radiasi buatan dalam negri.

ii. Aplikasi IC AT89S51 Sebagai Kontrol Kecepatan Motor DC.

Pada jurnal ini penulis menulis ulasan mengenai cara mengatur kecepatan

motor DC menggunakan mikrokontroler AT89S51. Motor DC adalah motor

listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan

untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Keuntungan utama motor DC

adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas

pasokan daya.

Mikrokontroler merupakan sistem mikroprosesor yang dirancang secara

khusus untuk aplikasi dengan kendali sekuensial, yaitu digunakan untuk

mengatur dan memonitor sesuatu. Dengan menggunakan sebuah

mikrokontroler maka pengendalian atau pemantauan proses kerja suatu alat

dapat dilakukan secara otomatis. Pengendalian menggunakan mikrokontroler

dibuat dengan mendesain perangkat keras sedemikian rupa kemudian

diintegrasikan dengan program pengendali yang dibuat dengan alur logika

tertentu.

Kecepatan putaran motor DC secara pengukuran dan perhitungan akan

selalu berbeda, dengan nilai pengukuran selalu lebih besar dibanding nilai

perhitungan. Dan kesalahan error akan semakin besar sejalan dengan

Page 17: Mukhasin_K2312045_Fisika2012A

peningkatan jumlah Rpm. Untuk mendapatkan putaran konstan yang sesuai

dengan apa yang kita harapkan, maka pada rangkaian motor dc perlu

ditambahkan rangkaian sensor pendeteksi kecepatan sehingga jika terjadi

perubahan kecepatan akan segera bisa diatasi.

Penulis beruasah membuat sebuah rangkaian pengendali motor DC

menggunakan mikrokontroler IC AT89S51.