mte vitamin a

5
Comprehensive Ophthalmology Fourth Edition A K Khurana, Professor, Regional Institute of Ophthalmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak- 124001, India 2007 Chapter 19 Systemic Ophthalmology, Ocular Manifestations of Systemic Diseases, Xerophthalmia, Page 433-436 XEROPHTHALMIA Kata xerophthalmia digunakan sekarang untuk menjelaskan semua manifestasi okular pada defisiensi vitamin A, termasuk bukan sahaja perubahan struktural yang berkesan pada konjunktiva, kornea dan retina, tetapi juga kelainan biofisikal pada fungsi rod dan kon retina. Etiologi Ia berlaku sama ada disebabkan oleh defisiensi vitamin A dari nutrisi atau absorpsinya dari usus yang terganggu. Telah lama dikenali bahwa defisisensi vitamin A tidak berlaku sebagai masalah yang terpisah tetapi hampir invariabel disertai malnutrisi energi protein (MEP) dan infeksi. Klasifikasi WHO (1982) Klasifikasi terbaru xerophthalmia (modifikasi dari klasifikasi asli tahun 1976) adalah sebagai berikut : XN Rabun senja X1A Xerosis konjunktiva X1B Bercak Bitot X2 Xerosis kornea X3A Ulserasi kornea / keratomalasia mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea X3B Ulserasi kornea / keratomalasia mengenai lebih dari 1/3 permukaan kornea

Upload: alialala

Post on 11-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Comprehensive Ophthalmology Fourth EditionA K Khurana, Professor, Regional Institute of Ophthalmology, Postgraduate Institute of Medical Sciences, Rohtak- 124001, India

2007

Chapter 19 Systemic Ophthalmology, Ocular Manifestations of Systemic Diseases, Xerophthalmia, Page 433-436XEROPHTHALMIA

Kata xerophthalmia digunakan sekarang untuk menjelaskan semua manifestasi okular pada defisiensi vitamin A, termasuk bukan sahaja perubahan struktural yang berkesan pada konjunktiva, kornea dan retina, tetapi juga kelainan biofisikal pada fungsi rod dan kon retina.Etiologi

Ia berlaku sama ada disebabkan oleh defisiensi vitamin A dari nutrisi atau absorpsinya dari usus yang terganggu. Telah lama dikenali bahwa defisisensi vitamin A tidak berlaku sebagai masalah yang terpisah tetapi hampir invariabel disertai malnutrisi energi protein (MEP) dan infeksi.Klasifikasi WHO (1982)

Klasifikasi terbaru xerophthalmia (modifikasi dari klasifikasi asli tahun 1976) adalah sebagai berikut :

XNRabun senja

X1AXerosis konjunktiva

X1BBercak Bitot

X2Xerosis kornea

X3AUlserasi kornea / keratomalasia mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea

X3BUlserasi kornea / keratomalasia mengenai lebih dari 1/3 permukaan kornea

XSSikatrik kornea akibat xerophthalmiaXFFundus xerophthalmika

Manifestasi Klinis1. XN (rabun senja)Ini merupakan simptom xerophthalmia paling awal pada anak. Ia harus disingkirkan dengan mengambil riwayat terperinci dari orang tua atau saudara anak tersebut.

2. X1A (xerosis konjunktiva)Ini terdiri dari satu atau lebih bercak pada konjuntiva yang kering, lustreless, tidak bisa dibasahi (gambar 1), yang telah dideskripsikan dengan baik sebagai emerging like sand banks at receding tide apabila anak mulai mau menangis. Bercak ini hampir selalu melibatkan daerah dalam palpebra dari kuadran temporal dan sering juga kuadran nasal. Pada kasus yang lebih lanjut, seluruh konjunktiva bulbar dapat terkena. Xerosis tipikal dapat dikaitkan dengan penebalan, pengeriputan, dan pigmentasi konjuntiva.3. X1B (bercak Bitot)Ini merupakan ekstensi dari proses xerotik yang dapat dilihat pada tahap X1A. Bercak Bitot adalah epitelium berkeratin yang terangkat, putih perak, lunak, dan berbentuk segitiga, berlokasi di atas konjunktiva bulbar pada daerah palpebra dalam (gambar 2). Ia selalunya bilateral dan temporal, dan jarang sekali nasal.4. X2 (xerosis kornea)Perubahan paling awal pada kornea adalah punctate keratopathy yang berawal di kuadran nasal bawah, diikuti dengan haziness dan/atau kekeringan pebbly granular (gambar 3). Melibatkan kornea kekurangan lustre.5. X3A dan X3B (ulserasi kornea / keratomalasia)Defek stroma berlaku pada tahap lambat akibat nekrosis colliquative dan mengambil beberapa bentuk. Ulkus kecil (1-3 mm), terjadi secara perifer ; secara karakteristik adalah bulat, dengan batas yang tajam (steep margins) dan secara tajam demarcated (gambar 4). Ulkus besar dan daerah nekrosis dapat berekstensi secara sentral atau melibatkan keseluruhan kornea. Jika terapi yang benar diberikan dengan cepat, defek stroma yang melibatkan kurang dari 1/3 permukaan kornea (X3A) selalunya sembuh, meninggalkan beberapa visual yang berguna. Bagaimanapun, defek stroma yang lebih besar (X3B) (gambar 5) biasanya mengakibatkan kebutaan.6. XS (sikatrik kornea)Penyembuhan defek stroma mengakibatkan sikatrik kornea pada densitas dan ukuran yang berbeda yang dapat atau tidak meliputi daerah pupil (gambar 6). Riwayat terperinci diperlukan untuk memilah penyebab keopakan kornea.

7. XFC (xerophthalmic fundus)ini adalah dikarakteristikkan oleh lesi berbentuk biji tipikal, terangkat, dan berwarna putih yang tersebar merata di seluruh bagian fundus pada peringkat diskus optik (gambar 7).Pengobatan Pengobatannya meliputi terapi okular lokal, terapi vitamin A dan pengobatan penyakit secara umum.

1. Terapi okular lokal

Untuk xerosis konjunktiva air mata buatan (0.7% hydroxypropyl methyl cellulose atau 0.3%) hypromellose) harus dimasukkan setiap 3-4 jam. Pada tahap keratomalasia, terapi full-fledged pada ulkus kornea bakterial harus diberikan.2. Terapi vitamin Ajadwal pengobatan diaplikasikan untuk semua tahap xerophthalmia aktif termasuk XN, X1A, X1B, X2, X3A dan X3B. Pemberian oral adalah metode pengobatan yang direkomendasikan. Bagaimanapun, dalam keadaan muntah yang berulang kali dan diare berat, injeksi intramuskular sediaan larut air harus disediakan. Jadwal yang direkomendasi WHO adalah seperti berikut :i. Semua pasien di atas umur 1 tahun (kecuali wanita usia subur) : 200,000 IU vitamin A secara oral atau injeksi intramuskular 100,000 IU harus diberikan secara langsung setelah diagnosis dan diulangi hari berikutnya dan 4 minggu kemudian.

ii. Anak umur di bawah 1 tahun dan anak umur berapa pun yang beratnya kurang dari 8 kilogram harus diberikan separuh dosis pasien yang berusia lebih dari 1 tahun.

iii. Wanita usia subur, hamil atau tidak : (a) Mereka yang mengalami rabun senja (XN), xerosis konjungtiva (X1A) dan bercak Bitot (X1B) harus diberikan dosis harian 10,000 IU vitamin A secara oral (1 tablet salut gula) selama 2 minggu.3. Pengobatan pada kondisi tertentu seperti MEP dan gangguan nutrisis lainnya, diare, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, infeksi dan infestasi parasit harus dipertimbangkan secara terus-menerus.

Profilaksis bagi xerophthalmia3 strategi mayor intervensi yang diketahui untuk pencegahan dan pengontrolan defisisensi vitamin A adalah :1. Pendekatan jangka pendek

Ini mencakup pemberian suplemen vitamin A secraa periodik. WHO merekomendasikan jadwal distribusi vitamin A universaluntuk pencegahan sebagai berikut :

i. Bayi 6-12 bulan dan anak yang lebih tua yang beratnya kurang dari 8 kilogram100,000 IU secra oral setiap 3-6 bulan

ii. Anak di atas 1 tahun dan di bawah 6 tahun200,000 IU secara oral setiap 6 bulan

iii. Ibu yang menyusui20,000 IU secara oral satu kali sewaktu persalinan atau selama 2 bulan selanjutnya

iv. Bayi kurang dari 6 bulan, yang tidak disusui50,000 IU secara oralharus diberikan sebelum mereka mencapai usia 6 bulan

Jadwal suplemen vitamin A yang telah direvisi yang diikuti di India semenjak tahun1992, di bawah program Child Survival and Safe Motherhood (CSSM) adalah seperti berikut :i. Dosis pertama (1 lakh I.U) : pada usia 9 bulan bersamaan pemberian vaksin campak.

ii. Dosis kedua (2 lakh I.U) : pada usia 18 bulan bersamaan dengan pemberian dosis

boster DPT / OPV.

iii. Dosis ketiga (2 lakh I.U) : pada usia 2 tahun.

2. Pendekatan jangka menengah

Ini mencakup fortifikasi makanan dengan vitamin A

3. Pendekatan jangka lama

Ini harus menjadi sasaran utama. Ianya mengimplikasikan promosi pemberiaan adekuat makanan yang kaya vitamin A seperti sayuran hijau , papaya dan drum-sticks. Edukasi nutisi sehat harus dimasukkan dalam kurikulum anak sekolah.Nota : Pendekatan jangka pendek telah hampir seluruhnya vogue terutama di Asia. Pilihan terbaik mungkin adalah kombinasi dari 3 metode dengan gradual weaning away dari pendekatan jangka pendek.s