documentmp
DESCRIPTION
ekpTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menjahit adalah salah satu usaha kecil yang banyak dilakukan di dalam masyarakat kita
sebagai pekerjaan tetap mau pun pekerjaan sampingan. Tapi usaha atau pekerjaan ini sangat
jarang terlihat atau diperhatikan oleh pemerintah, karena minimnya perhatian dari pemerintah
khususnya pemerintah daerah Aceh. Oleh sebab itu usaha menjahit tidak berkembang secara
maksimal, padahal banyak masyarakat kecil yang menggantungkan hidupnya pada menjahit.
Menjahit adalah pekerjaan yang memberikan jasa membuatkan baju untuk pelanggan.
Pekerjaan menjadi tukang jahit memerlukan keterampilan khusus yang berhubungan dengan
menjahit dan memotong kain sesuai permintaan pelanggan. Keterampilan menjahit dapat
dipelajari dari kursus menjahit atau terbiasa ikut menjahit.
Memilih pekerjaan sebagai tukang jahit adalah hal yang harus ditekuni dengan serius.
Keseriusan dalam arti profesional dalam memberi kepuasan pada pelanggan. Jika kurang serius
dalam arti profesional, tentu tidak dapat menghasilkan jahitan baju yang bagus dan proporsional
bagi masing - masing pelanggan. Tukang jahit profesional mampu memberi kepuasan pada
pelanggan yang berimbas pada banyaknya pelanggan dan majunya usaha jahit yang dikelola.
Bagi tukang jahit yang memiliki usaha sampingan tidak harus mengerjakannya sendiri,
namun bisa memberdayakan para wanita dan remaja yang ada di sekitar lingkungan sekitar kita
(memberdayakan lingkungan). Usaha sampingan yang dikelola tukang jahit biasanya lebih
mudah mendapat respon positif karena usaha yang ditekuni mudah dilihat para pelanggan yang
menjahitkan baju yang setiap kali datang dan pergi. Istilahnya adalah promosi tidak langsung dan
dilakukan dengan sendirinya. Menekuni usaha sampingan ini memungkinkan mendapatkan
keuntungan ganda karena usaha yang saling terkait dan dalam satu atap usaha namun harus
dimanajemen berbeda.
1.2 Perumusan masalah
Dari masalah yang telah dikemukakan pada latar belakang penelitian di atas, maka
permasalahan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: “menganalisis
pendapatan yang dihasilkan oleh tukang jahit di wilayah Aceh Besar”.
1.3 Tujuan penelitian dan manfaat
Tujuan penelitian :
Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan rata-rata perbulan yang
didapatkan oleh tukang jahit.
Manfaat penelitian :
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui kondisi ekonomi para penjahit
Memberikan Informasi kepada pemerintah agar dapat lebih memperhatikan dan
membantu memberdayakan usaha kecil (mikro)
Sebagai bahan bacaan serta informasi bagi peneliti selanjutnya
1.4 Metodologi
a. Ruang Lingkup
Yang menjadi objek penelitian ini adalah pendapatan tukang jahit yang dihasilkan
setiap bulannya selama dia bekerja.
b. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan adalah pada daerah sebagian Aceh Besar.
c. Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti, objek
penelitian yang kami ambil sebanyak lebih kurang 31 responden.
Sampel
Sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi adalah sampel. Sampel yang kami ambil adalah
sebagian dari populasi.
d. Teknik pengambilan sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan cara sampel
probabilitas (probability samples) atau sering disebut random sample (sampel acak).
Pengambilan sampel secara acak adalah bahwa setiap anggota atau unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.
e. Teknik analisis data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang
diambil dari beberapa sampel, dari hasil kuesioner. Selain peneliti mengambil data dari
hasil kuesioner peneliti juga melakukan wawancara terhadap objek berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Aceh Besar terletak pada garis 5,2° - 5,8° Lintang Utara dan 95,0° - 95,8°
Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Kota Sabang, dan Kota Banda
Aceh, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya, Sebelah Timur degan
Kabupaten Pidie, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah
Kabupaten Aceh Besar adalah 2.974,12 km2, panjang pantai 295 km, luas lahan 1.480 km2, luas
laut 2.150,80 km2, dan panjang sungai 719,50 km.
Sebagian besar wilayahnya berada di daratan dan sebagian kecil berada di kepulauan.
Sekitar 10% desa di Kabupaten Aceh Besar merupakan desa pesisir. Kabupaten Aceh Besar
terdiri dari 23 Kecamatan, 68 Mukim, dan 604 Gampong/Desa. Wilayah kecamatan yang paling
luas adalah Kecamatan Seulimeum yang meliputi lebih dari 16 persen dari luas wilayah
Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan kecamatan yang mempunyai wilayah paling kecil yaitu
Kecamatan Krueng Barona Jaya yang luasnya hanya 0,3 persen dari luas Kabupaten Aceh Besar.
Jarak antara pusat-pusat kecamatan dengan pusat kabupaten sangat bervariasi. Kecamatan
Lhoong merupakan daerah yang paling jauh, yaitu berjarak 106 km dengan pusat ibukota
kabupaten (ibukota terletak di Kecamatan Kota Jantho).
Kabupaten Aceh Besar juga memiliki Suaka Alam baik berupa Kawasan Lindung
maupun Kawasan Budidaya. Kawasan Lindung memiliki luas 95.294,2 hektar, dimana Hutan
Lindung merupakan areal terluas yaitu hampir mencapai 74,76 persen dari luas kawasan lindung
yang ada atau seluas 71.244,2 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten ini.
Kemudian disusul dengan cagar alam yang berlokasi di Kota Jantho seluas 16,640 hektar.
Sedangkan kawasan budidaya yang merupakan hutan produksi tetap memiliki luas 68.611
hektar.
2.2 Iklim
Kabupaten Aceh Besar terletak dekat dengan garis khatulistiwa, sehingga wilayah ini
tergolong beriklim tropis. Suhu udara rata-rata berkisar antara 25°C - 28°C. Kabupaten Aceh
Besar juga mengalami musim kemarau dan hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan
April sampai dengan September. Pada tahun 2009, Suhu rata-rata pada periode tersebut memang
relatif lebih tinggi dibandingkan periode Oktober sampai dengan Maret. Adapun suhu
maksimum adalah sebesar 34,3ºC pada bulan Juni dan Juli, sedangkan suhu minimum adalah
sebesar 22,2ºC pada bulan Februari.
BAB III
KARAKTERISTIK RESPONDEN
3.1 Umur
TABEL 3.1
UMUR RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Kelompok Umur
(Tahun )
Jumlah
(Jiwa )
Persentase
( % )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
20 – 25
26 - 30
31 – 35
36 – 40
41 – 45
46 >
2
6
8
8
3
4
6.45
19.35
26.66
26.66
9.67
12.90
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.1 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang berumur 20 – 25 tahun berjumlah 2 orang (6,45 %), 26 – 30 tahun berjumlah 6 orang
(19,35 %), 31 – 35 tahun berjumlah 8 orang (26,66 %), 36 – 40 tahun berjumlah 8 orang (26,66
%), 41 – 45 berjumlah 3 orang (9,67 %), dan 46 tahun > berjumlah 4 orang (12,90 %) dari 31
responden yang Kami diteliti.
3.2 Jenis Kelamin
TABEL 3.2
JENIS KELAMIN RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Jenis Kelamin Jumlah
(Jiwa )
Persentase
( % )
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
11
20
35.48
64.51
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.2 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang berjenis kelamin laki – laki adalah sebanyak 11 orang (35, 46 %) dan responden yang
berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 20 orang (64, 51 %) dari 31 responden yang Kami
diteliti.
3.3 Status Perkawinan
TABEL 3.3
STATUS PERKAWINAN RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Status Perkawinan Jumlah
(Jiwa )
Persentase
( % )
1.
2.
Belum kawin
Kawin
3
28
9.67
90.32
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.3 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang belum menikah adalah berjumlah 3 orang (9,67 %) dan responden yang sudah
menikah berjumlah 28 orang (90,32 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.4 Jumlah Tanggungan
TABEL 3.4
JUMLAH TANGGUNGAN RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Jumlah Tanggungan
(Jiwa)
Jumlah Tanggungan
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
0
1
2
3
4
5 >
1
9
11
5
3
2
3.22
29.03
35.48
16.12
9.67
6.45
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.4 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit yang
memiliki 1 orang tanggungan berjumlah 9 orang responden (29,03 %), tukang jahit yang
memiliki 2 orang tanggungan berjumlah 11 orang responden (35,48 %), tukang jahit yang
memiliki 3 orang tanggungan berjumlah 5 orang responden (16,12 %), tukang jahit yang
memiliki 4 orang tanggungan berjumlah 3 orang responden (9,67 %), tukang jahit yang memiliki
5 > orang tanggungan berjumlah 2 orang responden (6,45 %), dan tukang jahit yang tidak
memiliki tanggungan berjumlah 1 orang responden (3,22 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.5 Pendidikan Terakhir
TABEL 3.5
PENDIDIKAN TERAKHIR RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Pendidikan Terakhir Jumlah
(Jiwa )
Persentase
( % )
1.
2.
3.
SLTP
SLTA
S1
4
24
3
12.90
77.41
9.67
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.5 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang merupakan lulusan SLTP berjumlah 4 orang (12,90 %), lulusan SLTA berjumlah 24
orang (77,41 %), dan lulusan S1 berjumlah 3 orang (9,67 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.6 Tahun Memulai Usaha
TABEL 3.6
TAHUN MEMULAI USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Tahun memulai usaha Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2.
3.
4.
5.
1970 – 1980
1981 – 1990
1991 – 2000
2001 – 2010
2011 >
1
3
7
16
4
3.22
9.67
22.58
51.61
12.90
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.6 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang memulai usahanya pada tahun 1970 – 1980 berjumlah 1 orang (3,22 %), pada tahun
1981 – 1990 berjumlah 3 orang (9,67 %), pada tahun 1991 – 2000 berjumlah 7 orang (22,58 %),
pada tahun 2001 - 2010 berjumlah 16 orang (51,61 %), dan pada tahun 2011 > berjumlah 4 orang
(12,90 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.7 Orang yang mengajak Membuka Usaha
TABEL 3.7
YANG MENGAJAK USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Golongan Pelanggan Jumlah
(Jiwa)
Presentase
( % )
1.
2.
3.
4.
5.
Teman
Orang Tua
Diri sendiri
Saudara
Suami
5
10
12
2
2
16.12
32.25
38.70
6.42
6.42
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.7 di atas, menunjukkan bahwa persentase orang yang mengajak membuka
usaha bagi responden tukang jahit di Aceh Besar adalah karena ajakan dari teman berjumlah 5
orang (16,12 %), karena ajakan dari orang tua berjumlah 10 orang (32,25 %), karena ajakan dari
diri sendiri berjumlah 12 orang (38,70 %), karena ajakan dari saudara berjumlah 2 orang (6,42
%), dan karena ajakan dari suami berjumlah 2 orang (16,12 %) dari 31 responden yang Kami
teliti.
3.8 Cabang Usaha
TABEL 3.8
CABANG USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Memiliki Cabang
Usaha
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2.
Ya
Tidak
4
27
12.90
87.09
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.8 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yang memiliki cabang usaha berjumlah 4 orang (12,90 %) sedangkan tukang jahit yang
tidak memiliki cabang usaha berjumlah 27 orang (87,09 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.9 Lama Jam Kerja Per Hari
TABEL 3.9
LAMA JAM KERJA PER HARI
RESPONDEN TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Lama Jam Kerja Per hari
(Jam)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2.
3.
4.
5.
1-4
5-8
9-12
13-16
13-16 >
1
17
10
2
1
3.22
54.83
32.25
6.45
3.22
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.9 di atas, menunjukkan bahwa persentase lamanya jam kerja per hari
responden tukang jahit di Aceh Besar yaitu 1 - 4 jam per hari berjumlah 1 orang (3,22 %), 5 – 8
jam per hari berjumlah 17orang (54,83 %), 9 - 12 jam per hari berjumlah 10 orang (32,25 %), 13
– 16 jam per hari berjumlah 2 orang ( 6,45%), dan di atas 13 – 16 jam per hari berjumlah 1 orang
(3,22 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.10 Pelanggan Usaha
TABEL 3. 10
PELANGGAN USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Pelanggan Usaha Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
Guru dan Anak sekolah
Ibu – ibu
7
10
22.58
32.25
3. Umum 14 45.16
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah
Dari tabel 3.10 di atas, menunjukkan bahwa persentase pelanggan responden tukang jahit
di Aceh Besar yaitu berasal dari kalangan guru dan anak sekolah untuk 7 orang responden (22,58
%), dari kalangan ibu – ibu untuk 10 orang responden (32,25 %), dan dari kalangan umum untuk
14 orang responden (45,16 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.11 Modal Awal
TABEL 3.11
MODAL AWAL RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Modal Awal
(Juta Rupiah)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
1-3
4-6
7-10
>10
10
11
5
5
32.25
35.48
16.12
16.12
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.11 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar memulai usaha menjahitnya dengan modal awal yang bervariasi. Di antaranya dengan
modal awal Rp 1 – 3 juta terdapat 10 orang responden (32,25 %), Rp 4 – 6 juta terdapat 11 orang
responden (35,48 %), Rp 7 – 10 juta terdapat 5 orang responden (16,12 %), dan Rp 10 juta >
terdapat 5 orang responden (16,12 %) dari 31 responden yang Kami teliti.
3.12 Penambahan Modal Usaha
TABEL 3.12
PENAMBAHAN MODAL USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Penambahan Modal Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2..
Ya
Tidak
22
9
70.96
29.03
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.12 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar yaitu ada 22 orang responden (70,96 %) yang ingin mendapatkan tambahan modal untuk
usahanya, sedangkan 9 orang responden lainnya (29,03 %) tidak ingin penambahan modal untuk
usahanya. Persentase ini diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
3.13 Modal Responden
TABEL 3.13
MODAL RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Modal Responden Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
Modal sendiri
Kerabat
Orang Tua
LKM
25
3
2
1
80.64
9.67
6.45
3.22
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 diolah)
Dari tabel 3.13 di atas, menunjukkan bahwa persentase modal untuk memulai usaha
menjahit responden di Aceh Besar bersumber dari modal sendiri terdapat 25 responden (80,64
%), kerabat terdapat 3 responden (9,67 %), orang tua terdapat 2 responden (6,45 %), dan
lembaga keuangan mikro (LKM) terdapat 1 responden (3,22 %) dari 31 responden yang Kami
teliti.
3.14 Pelatihan Khusus
TABEL 3.14
PELATIHAN KHUSUS USAHA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No. Pelatihan Khusus Jumlah
(Jiwa)
Persentase
( % )
1.
2.
Ya
Tidak
9
22
29.03
70.96
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.14 di atas, menunjukkan bahwa persentase pelatihan khusus responden
tukang jahit di Aceh Besar yaitu 9 responden (29,03 %) mendapatkan pelatihan khusus menjahit
dan 22 responden lainnya (70,96 %) tidak mendapatkan pelatihan khusus menjahit. Persentase
ini diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
3.15 Penyedia Pelatihan Khusus
TABEL 3.15
PENYEDIA PELATIHAN KHUSUS UNTUK RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Pelatihan Khusus Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
Tidak ada
Orang Tua
Diri sendiri
Pemilik Usaha
Teman
26
1
2
1
1
83.87
3.22
6.45
3.22
3.22
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.15 di atas, menunjukkan bahwa persentase penyedia pelatihan khusus untuk
para responden tukang jahit di Aceh Besar yaitu adalah dari orang tua responden sendiri terdapat
1 orang responden (3,22 %), diri sendiri terdapat 2 orang responden (6,45 %), pemilik usaha
terdapat 1 orang responden (3,22 %), teman responden terdapat 1 orang responden (3,22 %), dan
ada yang tidak memiliki penyedia pelatihan khusus sama sekali terdapat 22 orang responden (26
%). Persentase ini diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
3.16 Pendapatan
TABEL 3.16
PENDAPATAN RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Pendapatan
(Rupiah)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
4.
Rp 300.000 - Rp 900.000
Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000
Rp 4.000.000 - Rp 6.000.000
Rp 7.000.000 >
5
19
6
1
16.12
61.29
19.35
3.22
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.16 di atas, menunjukkan bahwa persentase pendapatan responden tukang
jahit di Aceh Besar yaitu dari 5 responden (16,12 %) berpendapatan Rp 300.000 - Rp 900.000,
19 responden (61,29 %) berpendapatan Rp 1.000.000 - Rp 3.000.000, 6 responden (19,35 %)
berpendapatan Rp 4.000.000 - Rp 6.000.000, dan 1 responden (3,22 %) berpendapatan Rp
7.000.000 >. Persentase ini diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
3.17 Kecukupan Pendapatan
TABEL 3.17
KECUKUPAN PENDAPATAN RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Pendapatan
(Rupiah)
Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
Cukup
Tidak cukup
9
22
29.03
70.96
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.17 di atas, menunjukkan bahwa persentase responden tukang jahit di Aceh
Besar dalam hal kecukupan pendapatan yaitu ada 9 responden (29,03 %) menyatakan bahwa
pendapatan yang dihasilkannya dari usaha menjahit sudah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari dalam rumah tangganya. Sedangkan 22 responden lainnya (70,96 %)
menyatakan bahwa pendapatan yang dihasilkannya dari usaha menjahit belum (tidak) mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dalam rumah tangganya. Persentase ini diambil dari 31
responden yang Kami teliti.
3.18 Jumlah Tenaga Kerja
TABEL 3.18
JUMLAH TENAGA KERJA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Jumlah Tenaga Kerja Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1.
2.
3.
1-3
4-6
Tidak ada
18
6
7
58.06
19.35
22.58
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.18 di atas, menunjukkan bahwa persentase jumlah tenaga kerja responden
tukang jahit di Aceh Besar adalah dari 18 responden (58,06 %) memiliki 1 – 3 tenaga kerja, 6
responden (19,35 %) memiliki 4 – 6 tenaga kerja, dan 7 responden lainnya (22,58 %) tidak
memiliki tenaga kerja sama sekali. Persentase ini diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
3.19 Penambahan Tenaga Kerja
TABEL 3.19
PENAMBAHAN TENAGA KERJA RESPONDEN
TUKANG JAHIT DI ACEH BESAR
No Penambahan Tenaga Kerja Jumlah
(Jiwa)
Persentase
(%)
1. Tidak ada 22 70.96
2. 1-3 9 29.03
Jumlah 31 100.0
Sumber : Data Lapangan, maret 2012 (diolah)
Dari tabel 3.19 di atas, menunjukkan bahwa persentase apakah responden memerlukan
tenaga kerja adalah dari 22 responden (70,96 %) menyatakan mereka tidak membutuhkan
penambahan tenaga kerja baru untuk usahanya sedangkan 9 responden (29,03 %) menyatakan
mereka membutuhkan penambahan 1 – 3 tenaga kerja baru untuk usahanya. Persentase ini
diambil dari 31 responden yang Kami teliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 kehidupan Sosial
Berbagai alasan yang melatarbelakangi para reponden memilih usaha atau pekerjaan
sebagai penjahit, alasan tersebut diantaranya yaitu meneruskan ilmu yang di dapatkan dari orang
tua, skill nya di bidang menjahit, usaha sampingan untuk tambahan pendapatan rumah tangga ,
bahkan ada yang mengatakan hanya sebagai hobi, di samping itu mereka juga mengatakan
bahwa menjadi penjahit memiliki prospek yang cerah di masa mendatang.
Sebagian besar dari responden memulai usahanya pada tahun 2001-2010 dengan
persentase sebanyak 51,61%, bahkan ada juga responden yang memulai usaha sejak dari tahun
70-an. Kebanyakan dari responden memulai usaha diketahui dari teman, orang tua, saudara,
suami dan dorongan dari diri sendiri. Kebanyakan dari responden sudah menikah yaitu dengan
persentase 90.32% atau 28 orang dari jumlah responden dan yang belum menikah sebanyak 3
orang atau 9.67%.
Tingkat pendidikan para responden bervariasi mulai dari SLTA sebanyak 24 orang atau
77.41% dari persentasenya dan ada juga yang tingkat pendidikannya sampai SLTP sebanyak 4
orang atau 12.90%. namun hanya ada 3 orang atau 9.67% dari jumlah responden yang
berpendidikan Strata1.
Para pelanggan yang menggunakan jasa para responden biasanya berasal dari berbagai
kalangan. misalnya dari kalangan guru dan anak-anak sekolah dengan persentase 22.58% atau 7
orang dari jumlah responden. Dari kalangan ibu rumah tangga persentasenya sebesar 32.24%
atau 10 orang dari jumlah responden dan dari kalangan lainnya dengan persentasenya 45.16%
atau 14 orang dari jumlah responden.
Responden juga pernah mendapat pelatihan khusus sebanyak 29.03% atau 9 orang dari
jumalah responden dan ada juga yang tidak mendapatkan pelatihan sebanyak 70.96% atau 22
orang dari jumlah responden. Penyediaan pelatihan ini biasanya mereka dapatkan dari orang tua,
diri sendiri maupun teman.
Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai penjahit , mereka juga pernah menghadapi
kesulitan – kesulitan yang bermacam – macam misalnya seperti kurangnya modal, tenaga kerja,
pelanggan , dan keterbatasan alat – alat menjahit dan lainnya. Tapi para responden menyikapi
kesulitan atau masalah dalam pekerjaan nya dengan sabar dan pantang menyerah. Kesulitan
tersebut di jadikan nya sebagai tantangan dalam bekerja. Ini lah yang menjadikan mereka mampu
bertahan hingga saat ini bahkan seperti yang telah di jelaskan di atas, ada sebagian dari responen
telah mampu membuka cabang usaha di tempat lain.
4.2 kehidupan ekonomi
Pada penelitian yang telah di dapatkan kehidupan ekonomi pada tukang jahit di wilayah
Aceh Besar modal awalnya sebagian besar di peroleh dari modal sendiri sebesar 80,64% atau 25
orang, tetapi ada juga yang modal awalnya di berikan dari kerabat, orangtua, dan lembaga
keuangan mikro(LKM). Mereka memulai membuka usaha dengan modal 1-3juta, dengan
persentasenya 32,25% dan ada juga responden yang memulai membuka usaha dengan modal
lebih dari 10 juta. beberapa dari responden telah memiliki cabang usaha tetapi sebahagian dari
mereka yaitu 87,09% atau sebanyak 27 orang tidak memiliki cabang usaha. Biasanya responden
bekerja setiap harinya 5-8 jam perhari atau 54,83% dari jumlah responden. Namun ada juga
responden yang bekerja lebih dari 13 jam perhari yaitu sebanyak 3,22% . sebagian dari
responden juga pernah melakukan penambahan modal yaitu sebanyak 70,96% (22 orang) dari
jumlah responden., dan ada juga yang tidak melakukan penambahan modal yaitu sebanyak
29,03% atau 9 orang dari jumlah responden.
Pendapatan rata-rata responden antara 1-3juta atau sebanyak 61,29% (19 orang) dari
jumlah responden. Ada juga dari mereka yang pendapatannya lebih dari 7 juta yaitu sebanyak
3,22% (1 orang ) dari responden. Tetapi, tidak sedikit juga dari mereka yang pendapatannya di
bawah upah minimum regional(UMR) yaitu 300-900 rubu perorang dengan persentase sebanyak
16,12% (5 orang) dari jumlah responden. Pendapatan yang mereka dapatkan dari usaha menjahit
sebagian besar dari responden mengatakan bahwa mereka belum mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari yaitu sebanyak 70,96% atau 22 orang dari responden, dan ada juga yang
mengatakan pendapatan yang telah meraka dapatkan telah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka yaitu sebanyak 29,03% atau 9 orang dari jumlah responden.
Sebagian besar dari responden memiliki tanggungan lebih dari 3 orang, dengan
pndapatan yang mereka dapat dari menjahit masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Tetapi ada juga sebagian dari responden yang telah mampu mencukupi
kebutuhannya, ini disebabkan karena pendapatan yang mereka dapat dari hasil menjait
jumlahnya lebih besar dari mereka hanya memiliki sedikit tanggungan. Sebagian besar dari
Responden memiliki jumlah tenaga kerja 1-3 orang yaitu sebesar 58.06% atau 18 orang dari
jumlah responden. Ada juga yang memiliki lebih dari 3 orang, tetapi ada juga yang tidak
memiliki tenaga kerja. Ada pula dari beberapa responden yang melakukan penambahan jumlah
tenaga kerja yaitu sebanyak 29.03% atau 6 orang dari jumlah responden. Tetapi kebanyakan dari
mereka tidak melakukan penambahan jumlah tenaga kerja yaitu sebesar 70.96% atau 18 orang
dari jumlah responden karena berbagai alasan.
4.3 Harapan
Berbagai harapan yang di harapkan oleh para responden yaitu mereka berharap semoga
usahanya menjadi lebih maju untuk kedepan dan bisa menyenangkan semua orang , lalu ada juga
yang mengatakan berharp agar hambatan dan kesulita yang terjadi , semoga untuk ke depan
menjadi lebih kecil, berharap agar mendapat bantuan dari pemerintah maupun instansi terkait
lainnya baik dari segi keahlian( training ) agar tidk terjadi keterbatasan tenaga kerja di bidang
menjahit, alat- alat menjahit, maupun tambahan modal . Mereka juga berharap agar pemerintah
daerah lebih memperhatikan masyarakat kecil seperti salah satunya tukang jahit.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan terdahulu, dapat kami mengambil kesimpulan bahwa pendapatan
rata-rata perbulan yang didapatkan oleh tukang jahit itu menurut berapa banyak pelanggan
untuk menjahit. Sedangkan modal penjahit rata-rata tidak banyak di atas sepuluh juta, karena
masing-masing modal tukang jahit itu relatif sangat rendah di karenakan kurangnya modal
individu.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian tersebut di atas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai
masukan dan bahan pertimbangan seperti Lokasi usaha, modal usaha, lama bekerja, dan kerapian
bekerja,sangat berpengaruh positif terhadapat pendapatan tukang jahit di daerah Aceh Besar.
Untuk itu di harapkan kepada para penjahit untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut agar
usaha menjahit semakin berkembang dan pendapatan yang di hasilkan pun semakin meningkat
setiap hari atau perbulannya.