motto : “ tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau...

91
Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT” ORASI PENGUKUHAN GURU BESAR BIDANG AGROKLIMATOLOGI STRATEGI ADAPTASI BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK MENGANTISIPASI KERAWANAN PANGAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH BERIKLIM KERING OLEH PROF. DR. IR. AMINUDDIN MANE KANDARI, M.SI. UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI, 27 DESEMBER 2018 Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu Oleo Dalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018 Page 1 of 52

Upload: others

Post on 30-Dec-2019

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

ORASI PENGUKUHAN GURU BESAR BIDANG AGROKLIMATOLOGI

STRATEGI ADAPTASI BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK MENGANTISIPASI KERAWANAN PANGAN AKIBAT

PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH BERIKLIM KERING

OLEH

PROF. DR. IR. AMINUDDIN MANE KANDARI, M.SI.

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI, 27 DESEMBER 2018

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 1 of 52

Page 2: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Prof.Dr.Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.SiGuru Besar Dalam Bidang Agroklimatologi

Pada Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 2 of 52

Page 3: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

I. P E M B U K A A N

Bismillaahi RRuahmani RRuahiimAssalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, salam sejahtera untuk kita semua

YTH. Gubernur Sulawesi Tenggara/Ketua Dewan Penyantun Universitas Halu OleoYTH. Rektor Universitas Halu Oleo : Bapak Prof.Dr. Muh. Zamrun F., S.Si, MSi, MSc

Ketua, Sekretaris dan Anggota Senat Akademik Universitas Halu OleoKetua, Sekretaris dan Anggota Dewan Guru Besar

YSH. Ketua, Sekretaris dan Anggota Satuan Pengawas Internal Univ. Halu OleoKetua dan Sekretaris Dewan Pertimbangan Universitas Halu OleoKetua dan Sekretaris Dewan Kehormatan, Kode Etik dan Disiplin

UHO YSH. Para Wakil Rektor, Dekan, Direktur, dan Ketua Lembaga/BadanYSH. Para Kepala Biro, Sekretaris Lembaga, dan Kepala UPT Lingkup UHOYSH. Para Anggota Forum Komunikasi Provinsi Sulawesi Tenggara

Para Pejabat Sipil, TNI dan Polri,YSH. Para Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas, Para Wakil Dekan, Wakil

Direktur, Ketua Jurusan, Koordinator Program dan Peminatan di lingkungan UHO

Para Tenaga Pendidik dan Kependidikan, baik PNS maupun Non PNS YSH. Para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, dan Tokoh Pemuda YSH. Ketua dan Anggota Dharma Wanita Unit/Sub Unit Persatuan lingkup UHO YSH. Para Pendamping Wisudawan/Wisudawati dan Sahabat-Sahabat Alumni YSH. Para Ketua dan Pengurus Lembaga serta Seluruh Mahasiswa lingkup UHOYSH. Para Panitia, Awak Media, Tamu Undangan, dan Seluruh Keluarga yang

Berbahagia.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 3 of 52

Page 4: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Sekali lagi Assalamu Alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh

Pada kesempatan yang berbahagia ini, tidak ada kata yang pantas dikumandangkan selain memanjatkan Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT., karena hanya atas ridha, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga pada hari ini saya memperoleh kesempatan dan kepercayaan untuk menyampaikan Orasi Ilmiah pengukuhan saya sebagai Guru Besar dalam Bidang Agroklimatologi pada Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo.

Selanjutnya, kita yang mengaku beragama, mari senantiasa kita kirimkan shalawat kepada semua rasul-rasul Allah, dan khususnya kita yang beragama islam tentunya kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya dan para sahabatnya, serta kepada semua kaum muslimin dan muslimat yang senantiasa menegakkan dinnul islam sebagai ajaran yang Insya Allah akan menjamin keselamatan kita semua dunia dan akhirat.

Juga, semoga kita tak pernah melupakan Rasa hormat dan penghargaan kepada kedua orang tua kita baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, kepada Guru-Guru kita mulai TK, SD, SMP, SMA, Sarjana, Magister, dan Doktoral, serta Para Sahabat dan Kolega yang pernah berjasa dalam kehidupan kita, semuanya baik yang masih hidup maupun yang sudah Meninggal dunia. Bapak-bapak dan ibu-ibu, serta seluruh hadirin sekalian yang telah berkenan hadir dengan penuh kesabaran dan mudah-mudahan dapat betah untuk mengikuti dan mendengarkan uraian pidato saya dengan judul :

“STRATEGI ADAPTASI BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK MENGANTISIPASI KERAWANAN PANGAN

AKIBAT PERUBAHAN IKLIM DI WILAYAH BERIKLIM KERING”

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 4 of 52

Page 5: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

II. PENDAHULUAN

Hadirin yang saya hormati,

Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis sehingga kondisi iklim memegang peranan penting dari keseluruhan sektor kehidupan manusia terutama sektor pertanian khususnya ketersediaan pangan. Menurut Akdemir et. al., (2012) kondisi iklim merupakan faktor produksi pertanian yang paling berpengaruh terutama pada masa pertumbuhan dan fase pembentukan biji atau produksi tanaman. Hal tersebut cukup beralasan, karena hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh faktor iklim khususnya terjadinya perubahan iklim yang menjadi trend saat ini, baik di tingkat lokal, nasional, regional bahkan internasional.

Ketersediaan pangan menjadi perhatian penting khususnya di wilayah beriklim kering. World Bank (2010) melaporkan bahwa kondisi ketahanan pangan dunia tidak stabil dan sangat rentan terhadap terjadinya perubahan iklim, terutama di negara berkembang karena sebagian besar penduduknya menggantungkan nafkah utamanya pada sektor pertanian yang secara umum kapasitas adaptasinya rendah. Hal tersebut sesuai pula dengan pernyataan Kamaluddin (2012) bahwa usaha di bidang pertanian khususnya budidaya tanaman pangan memiliki kemampuan adaptasi yang rendah terhadap perubahan iklim. Menurut Nurdin (2011) sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil.

Suberjo (2009) menyatakan bahwa perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan fenomena-fenomena cuaca yang tidak menentu, dimana sangat erat hubungannya dengan terjadinya pemanasan global dan dapat menurunkan produksi pertanian antara 5-20%. Perubahan iklim terjadi karena adanya perubahan variabel iklim, seperti suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (Kementerian Lingkungan Hidup, 2004). Pendapat tersebut sesuai pula dengan pernyataan Koesmaryono (2004) bahwa iklim di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup dinamis, dimana beberapa indikator yang telah dirasakan saat ini adalah semakin meningkatnya suhu, beragamnya pola iklim, dan semakin tidak seimbangnya jumlah air di musim kemarau dan musim hujan sehingga terjadi kekurangan air pada musim kemarau (El-Nino) dan kelebihan air pada musim hujan (La Nina).

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 5 of 52

Page 6: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Hadirin yang saya hormati,Susandi (2004) menyatakan bahwa peningkatan suhu global sebagai salah satu

indikator adanya perubahan iklim sudah terjadi di Indonesia sejak abad ke-19 yakni adanya peningkatan nilai rata-rata hingga 0.74oC antara tahun 1906 hingga tahun 2005, dan diproyeksikan akan terus meningkat sekitar 1.8 - 4.0oC di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1- 6.4oC (Gambar 1).

Gambar 1. Perubahan suhu global di Indonesia dari tahun 1950 – 2000 dan Perkiraan dari tahun 2000 – 2100 (Susandi, 2004)

Peningkatan suhu global (global warming) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, merupakan akibat dari banyaknya emisi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan pembangunan, seperti: pertanian, kehutanan, peternakan, pertambangan, penerbangan, industri dan lain-lain (Laporan Pembangunan dunia, 2010). Menurut Susandi (2004) peningkatan GRK menyebabkan pemanasan global sehingga kondisi fisis atmosfer semakin tidak stabil dan menimbulkan terjadinya anomali-anomali terhadap parameter cuaca yang berlangsung lama, yang pada akhirnya dalam jangka panjang menyebabkan terjadinya perubahan iklim.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanasan global akibat dari perubahan iklim pada wilayah tropis diperkirakan akan menurunkan produktivitas tanaman pangan apabila tidak dilakukan upaya antisipasi. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tschirley (2007) bahwa pemanasan global akan menurunkan produktivitas tanaman pangan secara signifikan, terutama di daerah tropis. Sebaliknya, Sheehy et al. (2005) menyatakan bahwa

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 6 of 52

Page 7: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer berpengaruh positif terhadap produksi biomas. Susandi (2004) dan Susandi et al (2008) menyatakan bahwa terdapat beberapa dampak penting yang terjadi akibat pemanasan global dan perubahan iklim, antara lain : (1) terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan; (2) menurunkan produktivitas pertanian; dan (3) peningkatan suhu udara yang mengakibatkan kebakaran hutan. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Kaimuddin (2000) bahwa perubahan iklim secara otomatis berdampak pada tata guna lahan dan berimplikasi terhadap ketersediaan pangan, baik kuantitas maupun kualitasnya yang pada akhirnya terasa gejolaknya dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, keamanan, dan politik.

Menurut Angles, et al., (2011), penurunan intensitas hujan juga merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim. Lebih lanjut diuraikan bahwa berkurangnya intensitas hujan merupakan faktor penyebab utama penurunan hasil panen. Variasi iklim seperti kejadian masa kemarau panjang memiliki dampak yang tinggi pada hasil tanaman lahan kering. Perubahan iklim memiliki pengaruh negatif terhadap produksi pertanian (Utami, et al., 2011). Sehubungan dengan itu, penulis menganggap bahwa kerawanan pangan dapat terjadi akibat perubahan iklim, karena dalam kenyataannya dilaporkan oleh Global Food Insecurity (2011) bahwa ketahanan pangan dipengaruhi oleh perubahan iklim, meliputi keseluruhan dimensi yang tercakup di dalamnya, seperti ketersediaan pangan (food availability), akses pangan (food accessibility), penyerapan pangan (food utilization) dan stabilitas pangan (food systems stability).

Menurut Nurmalina (2008) sistem ketersediaan pangan khususnya di Indonesia tergolong dalam kategori cukup berkelanjutan untuk wilayah Jawa dan Sumatera, sedangkan Kalimantan, Sulawesi, dan wilayah lainnya termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan atau berpotensi rawan pangan. Sumarmi (2009) menyatakan bahwa suatu wilayah tergolong rawan pangan bila penduduknya hanya mencapai tingkat konsumsi energi rata-rata 71-89 % dari kecukupan energi normal, dan selanjutnya dikatakan sangat rawan pangan jika hanya mengkonsumsi energi kurang dari 70% dari kecukupan energi normal. Di Indonesia terdapat 100 kabupaten yang menjadi prioritas dalam penanganan tingkat kerentanan terhadap kerawanan pangan, khususnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kabupaten Buton (DKP, Deptan, dan WFP, 2009).

Sehubungan berbagai hal tersebut, penyusuna naskah orasi ini, penulis mengemukakan fakta-fakta di lapangan berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan khususnya di wilayah berikim kering di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 7 of 52

Page 8: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

mengambil sampel di wilayah Pulau Buton yang meliputi Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Selatan karena disamping memiliki curah hujan rendah < 2.000 mm th-1

juga masih terdapat lahan kering yang cukup luas dan selama ini di berakan (Kandari, 2013, 2014). Mulyani (2013) menyatakan bahwa wilayah beriklim kering memiliki curah hujan tahunan< 2.000 mm th-1 dengan rata-rata jumlah bulan kering ( CH < 100 mm bl-1) > 7 bulan).

Menurut Hidayat dan Mulyani (2005), wilayah beriklim kering memiliki agroekosistem yang tidak pernah tergenang atau digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau sepanjang waktu, lahannya memiliki tingkat kesuburan yang rendah, peka terhadap erosi dan sifat fisik tanah yang kurang baik (Hakim, 2002). Kandari et al (2017 dan 2017a) menyatakan bahwa suatu wilayah yang beriklim kering dan memiliki lahan kering suboptimal masih dapat dikembangkan untuk lahan pertanian yang potensial dengan menerapkan sistem budidaya tanaman berbasis agroklimat sebagai salah satu bentuk strategi adaptasi yang dapat dipertimbangkan dalam mengantisipasi kerawanan pangan akibat perubahan iklim. Pendapat tersebut relevan dengan pernyataan World Development Report (2008) bahwa strategi adaptasi berbasis agroklimat dapat dilakukan kaitannya dengan perubahan iklim, antara lain menanam varitas yang memiliki daya adaptasi tinggi, mengubah masa tanam sesuai cuaca, mempraktekkan pertanian dengan masa tanam yang lebih singkat.

Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi tanaman agar pangan terus tersedia perlu terus digalakkan baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Namun demikian dalam waktu yang bersamaan pendekatan ekstensifikasi akan mendorong terjadinya kebutuhan ruang atau lahan yang semakin meningkat, dimana di lain pihak peningkatan ruang melalui pembukaan hutan akan memicu terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim secara temporal, sehingga dibutuhkan perencanaan dan pendekatan spesifik.

Baja (2012) menyatakan bahwa optimasi pemanfaatan lahan yang akurat dalam arti efisien dan efektif dapat dilakukan antara lain melalui perencanaan tata guna lahan dengan mempertimbangkan banyak faktor terutama kondisi agroklimat dan biofisik lahan antara lain melalui penentuan prioritas tanaman unggulan dengan mengaplikasikan teknologi yang dikembangkan oleh Saaty (1980) yakni the Analytical Hierarchy Process (AHP). Sehubungan dengan itu, penulis dalam penyampaian orasi ilmiah ini mengemukakan “Strategi adaptasi berbasis agroklimat” dengan melibatkan banyak faktor terutama yang berkaitan dengan karakteristik agroklimat dalam upaya mengantisipasi kerawanan pangan akibat perubahan iklim di wilayah beriklim kering.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 8 of 52

Page 9: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

III. RUANG LINGKUP

Hadirin, Undangan yang saya hormati,

Fenomena alam dalam menyongsong hidup dan kehidupan manusia, sejak dulu dan saat ini bahkan sampai masa yang akan datang, dapat dikemukakan bahwa kondisi iklim menentukan keberhasilan di sektor pertanian sampai kapanpun, sehingga harus selalu menjadi perhatian utama dan diperhitungkan bahkan harus menjadi prioritas utama dalam menyesuaikan perencanaan budidaya tanaman. Pendapat ini sangat rasional karena substansinya terkait dengan beberapa hal penting yang sekaligus menjadi batasan Ruang Lingkup tulisan ini, sebagai berikut :(1) Pengenalan kondisi iklim kaitannya dengan kerentanan sektor pertanian akibat

perubahan iklim, dimana mata pencaharian penduduk dunia khususnya di negara berkembang termasuk di Indonesia utamanya pada sektor pertanian;

(2) Pengenalan karakteristik iklim yang berbeda antar wilayah, dimana secara mendalam setiap tanaman hanya dapat berproduksi maksimal pada kondisi iklim tertentu dan berbeda-beda pula, bahkan setiap fase pertumbuhan tanaman membutuhkan kondisi iklim yang berbeda-beda;

(3) Pengenalan kondisi iklim kaitannya dengan ketersediaan bahan pangan, karena munculnya masalah kekurangan pangan di dunia khususnya Indonesia yang cenderung berlanjut dari tahun ke tahun;

(4) Pengenalan kondisi iklim kaitannya dengan laju pertumbuhan produksi pangan, karena kenyataan menunjukkan bahwa ketersediaan pangan tidak mampu mengimbangi laju pertambahan penduduk sehingga terjadi pelandaian produksi pada daerah-daerah sentra produksi akibat perubahan iklim yang terjadi secara temporal;

(5) Penyusunan Strategi adaptasi berbasis agroklimat dengan penetapan prioritas komoditas unggulan dan pemetaan semi detail serta penentuan pola tanam untuk mengantisipasi kerawanan pangan akibat perubahan iklim.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 9 of 52

Page 10: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

IV. PENGENALAN KONDISI IKLIM DI WILAYAH BERIKLIM KERING

Hadirin, Undangan yang saya hormati,

4.1. Karakteristik Iklim

Iklim merupakan sumberdaya alam yang paling menentukan keberhasilan usaha di bidang pertanian khususnya tanaman pangan, dimana dalam kenyataannya sering menjadi faktor penghambat yang sifatnya permanen karena secara makro sulit atau tidak dapat dimodifikasi. Chamber et al. (1979) menyatakan bahwa manusia tidak dapat merobah kondisi iklim suatu wilayah, tetapi hanya mampu mengusahakan penyesuaian kegiatan usahataninya terhadap kondisi iklim yang ada. Bey dan Las (1991) menyatakan bahwa iklim dengan berbagai unsurnya, seperti curah hujan, radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, dan angin adalah faktor yang paling menentukan keberhasilan usaha manusia khususnya di bidang pertanian karena potensi iklim secara makro tidak bisa dirobah kecuali disesuaikan. Menurut Las et al. (1991) penyebab rendahnya hasil tanaman pada suatu agroekosistem adalah karena tidak sesuainya tanaman yang dikembangkan dengan kondisi iklim setempat, meliputi jenis dan varietas, waktu tanam, dan paket usahatani yang diterapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut, setiap tanaman yang ingin dikembangkan pada suatu wilayah harus disesuaikan dengan kondisi iklim setempat dan persyaratan kebutuhan tanaman mulai sebar benih atau pembibitan sampai panen bahkan pasca panen (Handoko,1993; Handoko et al, 2008). Beberapa unsur iklim yang sudah pasti mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta produktivitas tanaman, yaitu radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, evaporasi, curah hujan dan hari hujan. Adapun kondisi unsur- unsur iklim tersebut di wilayah kajian dapat dilihat pada Gambar 2 (BPS Kabupaten Buton, 2017).

Dari Gambar 2, tampak bahwa dari dua wilayah kajian mengindikasikan adanya kemiripan perubahan nilai unsur iklim namun relatif berbeda baik antar wilayah maupun antar waktu (bulan) pengamatan. Secara umum ke dua wilayah yang menjadi obyek kajian memiliki ketersediaan radiasi surya yang cukup tinggi sehingga kebutuhan tanaman dalam proses vital yakni fotosintesis tidak menjadi hambatan bahkan aset yang tak ternilai harganya, walaupun antara keduanya sedikit berbeda. Demikian pula nilai evaporasinya cukup tinggi dan berfluktuasi seiring dengan perubahan nilai radiasi surya.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 10 of 52

Page 11: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Gambar 2. Fluktuasi Nilai Unsur Iklim (Radiasi Surya, Evaporasi, Suhu, dan KelembabanUdara di Wilayah Kajian : (a) Kabupaten Buton, (b) Kabupaten Buton Selatan.

Sementara keadaan suhu dan kelembaban udara menunjukkan nilai yang relatif sama, baik antar wilayah maupun antar waktu. Secara umum intensitas radiasi surya tertinggi dan terendah dari pencatatan stasiun Lasalimu (Kabupaten Buton) yakni 550.1 cal.cm-2det-1

pada bulan Agustus (tertinggi) dan 309.4 cal.cm-2det-1 pada bulan Maret (terendah) dengan rata-rata 397.5 cal.cm-2det-1. Evaporasi tertinggi 248.9 mm dicapai pada bulan Maret (Buton) dan terendah 92.1 mm dicapai pada bulan Februari dari pencatatan stasiun Betoambari (Buton Selatan) dengan rata-rata 170.1 mm; suhu udara tertinggi 31oC dicapai pada bulan November (Buton Selatan) dan terendah 26.7oC dicapai pada bulan April (Buton) dengan rata-rata 28.4oC; kelembaban udara tertinggi 90% dicapai pada bulan September (Buton) dan terendah 74% dicapai pada bulan September (Buton).

4.2. Pola Curah Hujan Bulanan Per-4 Tahunan

Di wilayah beriklim kering, curah hujan menjadi faktor pembatas utama pengembangan tanaman terutama tanaman pangan termasuk di Kabupaten Buton dan Buton Selatan sehingga perlu direncanakan dengan baik agar tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air. Sehubungan dengan itu, disajikan pola curah hujan bulanan selama 13 tahun terakhir (1999 - 2011) disajikan pada Gambar 3.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 11 of 52

Page 12: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Gambar 3. Fluktuasi curah hujan (mm) bulanan per empat tahunan berdasarkan

pengamatan di stasiun Betoambari, Kaisabu, Lawele, dan Kapontori

Pada Gambar 3, menunjukkan bahwa pola hujan di wilayah kajian khususnya Kabupaten Buton dan Buton Selatan termasuk pola monsunal, yakni adanya satu kali hujan minimum yang terjadi saat monsun Timur (Juni, Juli, Agustus, September) sedangkan saat monsun Barat (Desember, Januari, Februari, Maret) terjadi hujan yang berlimpah. Curah hujan bervasiasi dari tempat yang satu dan lainnya, juga dari waktu ke waktu lainnya dengan nilai curah hujan bulanan yang berbeda-beda pula. Kenyataan tersebut berimplikasi pada perbedaan dalam hal pemanfaatan ruang, perencanaan jenis usaha tani, pengaturan pola tanam, penentuan waktu tanam dan produktivitas tanaman yang dikembangkan petani dari wilayah satu dengan lainnya.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 12 of 52

Page 13: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

4.3. Fluktuasi Curah Hujan dan Hari Hujan Rata-Rata Bulanan

Keadaan fluktuasi hujan yang meliputi curah hujan dan hari hujan rata-rata bulanan di wilayah kajian dapat dilihat pola hubungannya pada Gambar 4.

Gambar 4. Fluktuasi Hujan (Curah Hujan dan Hari Hujan) Bulanan di Wilayah Kajian : (a) Kabupaten Buton, (b) Kabupaten Buton Selatan

Pada Gambar 4, tampak bahwa curah hujan dan hari hujan tahunan rata-rata di wilayah kajian yakni 1 691.9 mm th-1 selama 125.3 hari, dimana curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Buton yakni 1 956 mm th-1, kemudian Buton Selatan1 865.4 mm th-1. Rerata hari hujan tahunan tertinggi terjadi di wilayah Kabupaten Buton Selatan yakni 142.3 hari. Pada Gambar 3, juga tampak bahwa curah hujan dan hari hujan bulanan yang tertinggi dan terendah di kedua wilayah kajian memiliki nilai yang berbeda. Di Kabupaten Buton curah hujan bulanan tertinggi pada bulan Mei (347.3 mm) dan terendah pada bulan September (35.3 mm) dengan rata-rata 191.3 mm bl-1, di Kabupaten Buton Selatan yang tertinggi terjadi pada bulan Desember (263 mm) dan terendah pada bulan Agustus (10.4 mm) dengan rata-rata 136.95 mm bl-1. Jumlah hari hujan bulanan tercepat di wilayah kajian keduanya terjadi pada bulan September yakni 4.6 hr (Buton) dan2.7 hr (Buton Selatan), sedangkan jumlah hari hujan terlama terjadi pada bulan yang berbeda yakni pada bulan Mei (Buton) selama 19.3 hr dengan rata-rata 11.95 hr dan di Kabupaten Buton Selatan pada bulan Desember (20.3 hr) dengan rata-rata 11.5 hr.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 13 of 52

Page 14: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Tipe iklim di wilayah kajian cukup kering dimana berdasarkan metode Oldeman termasuk tipe D3 (Buton: 3BB dan 4BK; Buton Selatan: 4BB dan 4BK). Berdasarkan hasil analisis data radiasi surya, suhu, kelembaban, curah hujan dan hari hujan 10 tahun terakhir dapat dikemukakan bahwa di wilayah kajian telah terjadi perubahan iklim sehingga perlu strategi adaptasi berbasis agroklimat agar tanaman pangan yang dibudidayakan bisa berproduksi optimal sehingga kerawanan pangan tidak terjadi. Kenyataan tersebut sesuai pula dengan pernyataan Angles et al. (2011) bahwa berkurangnya intensitas hujan menjadi faktor utama penyebab penurunan hasil panen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa variasi iklim seperti kejadian musim kemarau memiliki dampak yang tinggi pada produktivitas tanaman. Pawitan et al., (1997) menyatakan bahwa keragaman pola curah hujan setiap tahun sangat menyulitkan usaha pertanian lahan kering karena menyebabkan terjadinya kekeringan dan kegagalan panen, karena tidak semua curah hujan yang tertahan pada permukaan lahan menjadi efektif bagi tanaman.

Hadirin, Undangan yang Berbahagia

4.4. Karakteristik Neraca Air

Neraca air klimatik berdasarkan data iklim (curah hujan dan evapotranspirasi potensial) dari dua stasiun hujan di wilayah kajian yakni stasiun Lasalimu (Buton) dan stasiun Batauga (Buton Selatan), disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Fluktuasi Neraca Air Lahan Klimatik di Wilayah Kajian : (a) Kabupaten Buton, (b) Kabupaten Buton Selatan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 14 of 52

Page 15: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Pada Gambar 5, tampak bahwa periode surplus (musim hujan) dan defisit (musim kemarau) di wilayah kajian berbeda baik waktu maupun lamanya. Di Kabupaten Buton surplus selama empat bulan (Mar-Apr-Mei-Jun) dan defisit lima bulan (Ags-Sep-Okt- Nov-Feb), kondisi lembab dua bulan (Des-Jan). Di Kabupaten Buton selatan, surplus lima bulan (Des-Jan-Feb-Mar-Apr) dan defisit juga lima bulan (Jul-Ags-Sep-Okt-Nov), lembab dua bulan (Mei-Jun). Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa secara agroklimatologis wilayah kajian dikategorikan sebagai wilayah beriklim kering, sehingga disarankan agar upaya pemanfaatan lahan untuk aktivitas pertanian harus mengedepankan pemanfaatan informasi agroklimat secara hati-hati, khususnya pengembangan tanaman pangan, seperti pemilihan jenis tanaman dan varietas yang sesuai (umur genjah dan tahan kekeringan), penentuan waktu tanam dan pola tanam yang tepat serta perencanaan alternatif pemberian air irigasi, dan pemanfaatan humus.

Hadirin, Undangan yang Berbahagia

V. PERUBAHAN IKLIM DAN PENGARUHNYA PADA PERTANIAN

5.1. Pengenalan Perubahan Iklim

Perubahan iklim merupakan isu global yang disebabkan karena adanya perubahan pada parameter iklim seperti suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, angin, kondisi awan, presipitasi maupun radiasi surya (Aliadi, 2008). Salah satu indikator dari perubahan iklim yang terjadi adalah kejadian pemanasan global (Handoko et al., 2008). Pemanasan global (global warming) adalah adanya proses peningkatan suhu udara rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Suhu udara rata-rata global permukaan bumi telah meningkat 0.74 ±0.18°C selama 100 tahun terakhir (Wikipedia, 2010). IPCC (2007), merekomendasikan bahwa sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat “aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Hal tersebut relevan pula dengan pernyataan Trenberth et al., (1995) bahwa perubahan iklim yang terjadi dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer dan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.

Aktivitas manusia yang berkaitan dengan perubahan iklim, antara lain pemakaian bahan bakar fosil dan alih guna lahan dimana kegiatan tersebut menyebabkan peningkatan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 15 of 52

Page 16: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O). Gas-gas inilah yang selanjutnya menentukan peningkatan suhu udara, karena sifatnya yang seperti kaca, yaitu dapat meneruskan radiasi gelombang pendek yang tidak bersifat panas, tetapi menahan radiasi gelombang panjang yang bersifat panas. Akibatnya atmosfer bumi makin panas dengan suhu yang setara dengan laju perubahan konsentrasi GRK (Las, 2007). Peningkatan suhu udara akan mengubah pola distribusi dan curah hujan, dimana daerah kering akan menjadi semakin kering dan daerah basah menjadi semakin basah sehingga kelestarian sumberdaya air akan terganggu (Salim, 2003).

5.2. Perubahan Iklim dan Pertanian

Anomali iklim umumnya menimbulkan kerugian pada sektor pertanian, terutama tanaman pangan, sehingga kejadian ini penting untuk diketahui atau diprediksi sebelumnya, agar kerugian dapat ditekan. Terkait dengan ketersediaan air, kalau terjadi anomali iklim, terutama yang menyebabkan kekeringan, maka tanaman pangan yang paling terpengaruh adalah yang membutuhkan banyak air seperti padi. Ketika musim tanam bergeser maju atau mundur dari yang dijadwalkan, tanaman akan mengalami kekeringan, sehingga produksi menurun, bahkan terjadi puso. Kenyataan menunjukkan bahwa kondisi dimana produksi pangan yang dihasilkan tidak seimbang dengan yang dibutuhkan manusia, bila terus terjadi akan memicu timbulnya berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan, seperti kelaparan, pengangguran, kemiskinan, dan angka kematian yang terus meningkat.

Musa (2012) menyatakan bahwa dampak perubahan iklim yang sudah terasa di sektor pertanian adalah semakin meningkatnya intensitas dan frekuensi bencana yang merusak sumberdaya pembangunan pertanian. Disamping itu, dengan episode iklim ekstrim juga mengakibatkan banyak spesies yang punah, sehingga muncul berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) baru yang menyerang tanaman pangan. Akibat dari perubahan iklim tersebut telah menyebabkan pertanian sulit berhasil dengan baik seperti produksi pangan yang terjadi di berbagai negara seperti China, Jepang, Asia Tengah dan Selatan. World Bank (2010) merekomendasikan bahwa pelambatan produksi beras terjadi di India dan bahkan ke depan produksi beras India diproyeksikan akan turun antara 4,5-9% sebagai akibat dari perubahan iklim. Laporan Pembangunan dunia (2010) menyatakan bahwa

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 16 of 52

Page 17: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

dampak perubahan iklim mengancam semua negara di dunia, namun dampak yang paling rentan mengancam semua negara-negara berkembang, yakni diperkirakan menghadapi75-80% kompensasi biaya kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu : 1) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer; 2) berubahnya pola curah hujan; 3) makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El-Nino dan La-Nina; dan 4) naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara (Direktorat Pengelolaan Air, 2009). Menurut Boer (2009), dampak perubahan iklim terhadap produktivitas tanaman meliputi tiga sifat, yaitu sebagai berikut :(1) dampak bersifat kontinyu, yakni kenaikan suhu, perubahan hujan dan kenaikan

salinitas air tanah untuk wilayah pertanian dekat pantai akan menurunkan produktivitas tanaman;

(2) dampak bersifat diskontinyu, yakni meningkatnya gagal panen akibat meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim (banjir, kekeringan, angin kencang dll), meningkatnya gagal panen akibat munculnya serangan atau ledakan hama penyakit baru tanaman;

(3) dampak bersifat permanen, yakni berkurangnya luas kawasan pertanian di kawasan pantai akibat kenaikan muka air laut.

Berdasarkan data dan keterangan dari beberapa lembaga dan peneliti cuaca dan iklim, perubahan iklim global telah mempengaruhi pertanian dan perikanan dunia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika juga menerangkan bahwa telah terjadi penyimpangan cuaca di Indonesia sebagai akibat dari anomali suhu permukaan laut yang cenderung lebih hangat. Anomali ini juga terjadi di beberapa negara diantaranya Pakistan, Cina dan Rusia (Syafikri, 2010). Pentingnya peranan iklim sebagai unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman, menyebabkan perubahan iklim global akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan pembangunan pertanian (Las, 2007). Peningkatan CO2 dan suhu udara akan meningkatkan aktivitas fotosintesis pada tanaman, tetapi peningkatan suhu udara pada malam hari akan memperbesar respirasi tanaman. Kenyataan ini terjadi di daerah tropika, dimana peningkatan suhu udara menyebabkan hasil fotosintesis netto berkurang, yang pada akhirnya menyebabkan menurunnya produksi tanaman akibat perubahan iklim tersebut.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 17 of 52

Page 18: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

5.3. Kerawanan Pangan Akibat Perubahan Iklim

Ancaman dan krisis pangan dunia beberapa tahun terakhir memiliki kaitan sangat erat dengan perubahan iklim global. Dampak perubahan iklim global adalah terjadinya gangguan terhadap siklus hidrologi dalam bentuk perubahan pola dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan laut, peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan. Sejak tahun 1998 telah terjadi kenaikan temperatur yang mencapai 1°C, sehingga diprediksi akan terjadi lebih banyak curah hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Dalam 5 (lima) tahun terakhir rata-rata luas lahan sawah yang terkena banjir dan kekeringan masing-masing sebesar29.743 Ha terkena banjir (11.043 Ha diantaranya puso karena banjir) dan 82.472 Ha terkena kekeringan (8.497 Ha diantaranya puso karena kekeringan) (Kementerian Pertanian2010). Peningkatan temperatur di masa yang akan datang diprediksi sekitar 2,4 – 6,4°C. Dengan demikian dampak perubahan iklim tersebut akan semakin meningkat, apabila tidak ada pengelolaan yang baik dalam menghadapi perubahan tersebut.

Respon tanaman berbeda-beda dalam menghadapi perubahan iklim. Hasil penelitian Wang et al. (1992) yang mengevaluasi dampak perubahan temperatur yang meningkat 3°C akan menurunkan produksi berkisar 25–60%. Di China Hasil panen jagung dan gandum berkurang hingga 46% dengan peningkatan suhu 2°C (Liu et al., 2010). Tubiello et al. (2000), melakukan penelitian di dua lokasi Italia dengan meningkatkan suhu 4°C dan curah hujan 10-30% maka akan menurunkan akumulasi bahan kering dan hasil panen jagung dan gandum berkisar 5-50%.

Dampak potensial dari perubahan iklim terutama berimplikasi pada sektor pertanian adalah: (a) peningkatan suhu udara, (b) peningkatan permukaan air laut, (c) perubahan pola hujan, dan (d) peningkatan frekuensi kejadian iklim estrim (IPCC, 2007; Las et al. 2009).

Perubahan iklim secara substansional sangat mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yang lebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapat mengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akan semakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karena mencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersih dunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang juga menyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Sektor pertanian perlu beradaptasi terhadap perubahan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 18 of 52

Page 19: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

iklim karena seiring dengan semakin tingginya suhu bumi dan berubahnya pola presipitasi terjadi juga: perubahan zona iklim dan pertanian, perubahan pola produksi pertanian, makin meningkatnya produktivitas karena pertambahan CO2 di atmosfer dan bertambahnya kerentanan orang-orang yang tidak memiliki tanah dan miskin.

Perubahan iklim terhadap lingkungan akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Produktivitas tanaman akan terganggu dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Rendahnya kesuburan tanah akibat perubahan iklim dan temperatur yang tinggi menyebabkan produksi tanaman menjadi rendah. Selain itu dengan kondisi iklim yang tidak menentu akibat rusaknya hutan sebagai penyangga atau resapan air maka di musim hujan akan terjadi banjir dan di musim kemarau akan kekeringan. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi secara drastis yang juga merupakan ancaman terhadap produksi pangan.

5.4. Upaya Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim mempengaruhi sistem tanam petani dan berdampak pada kegagalan panen. Dalam hal ini perlu memperhatikan penerapan pola tanam dan lama masa tanam yang ditentukan oleh faktor ketersediaan air dalam kondisi optimal, sedang dan buruk yang dikenal sebagai nisbah evapotranspirasi aktual dan evapotranspirasi tanaman (Irianto et al., 2000).

Berkaitan dengan berbagai dampak yang dapat terjadi akibat perubahan iklim, Laporan Pembangunan Dunia (2011) merekomendasikan bahwa diperlukan penanganan secara mendesak terhadap perubahan iklim, baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri dan berbeda antara satu dengan yang lain mulai dari teknologi sederhana sampai teknologi canggih terutama mengelola resiko sosial yakni memberdayakan masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri. Hubungannya dengan peranan iklim terhadap produktivitas tanaman pangan, berbagai upaya terus dilakukan dalam menghadapi anomali dan perubahan iklim khususnya untuk mengurangi resiko produksi dan menghindari gagal panen, antara lain yaitu penerapan teknik budidaya yang sesuai, diversifikasi usahatani dan penerapan pola tanam tumpang sari. Salah satu contoh teknik budidaya yang disarankan, yaitu sebelum jagung memasuki masa panen, harus diikuti dengan menanam kubis karena bila tidak jagung yang ditanam menjadi kerdil.

Perubahan iklim secara otomatis mengubah curah hujan, penguapan, limpasan air, dan kelembaban tanah, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas pertanian. Kesuburan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 19 of 52

Page 20: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

tanah akan berkurung 2-8% dalam jangka panjang, yang akan berakibat pada penurunan produksi tahunan padi sebesar 4%, kedelai sebesar 10%, dan jagung sebesar 50% (World Bank, 2010). Menurut Kurniawati (2011) perubahan iklim menyebabkan hasil produksi tanaman menurun, sementara penggunaan input berupa obat-obatan meningkat.

Perubahan iklim utamanya berdampak pada masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir dan pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan karena sektor ini peka terhadap kondisi iklim (World Bank, 2010). Hal tersebut, berindikasi bahwa masyarakat Indonesia yang 65% hidup di wilayah pesisir dan pedesaan khususnya yang memiliki penghidupan dari sektor pertanian, perikanan dan kehutanan akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim.

Menurut Las (2007) strategi yang dapat dilakukan petani dalam menghadapi perubahan iklim yaitu strategi adaptasi, yakni pengembangan berbagai upaya yang adaptif dengan situasi yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya infrastruktur dan lain-lain. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa berbagai upaya adaptif dimaksud, meliputi :(1) reinventarisasi dan redelineasi potensi dan akterisasi sumberdaya lahan dan air,(2) penyesuaian dan pengembangan infrastruktur pertanian, terutama irigasi sesuai

dengan perubahan sistem hidrologi dan potensi sumberdaya air,(3) penyesuaian sistem usahatani dan agribisnis, terutama pola tanam, jenis tanaman

dan varietas, serta perbaikan sistem pengolahan tanah.

Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan suatu proses dimana masyarakat memiliki kemampuan dari dalam dirinya sendiri untuk menghadapi ketidakpastian iklim. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu mengembangkan teknik tertentu yang dapat mengurangi dampak negatif perubahan iklim, misalnya penyesuaian dan perubahan secara tepat pada aktivitas mereka, dapat berupa penyesuaian teknologi penyangga perubahan tingkah laku individual, seperti perubahan jenis tanaman ketika ketersediaan air mulai berkurang. Upaya adaptasi terhadap perubahan iklim bersifat multidimensi dengan menggabungkan berbagai komponen yang ada, seperti peningkatan kesadaran terhadap perubahan iklim, pengaturan yang harus diprioritaskan, perencanaan yang tepat terhadap adaptasi perubahan iklim, pengembangan penelitian dan teknologi dan pergerakan sumberdaya. Resiko perubahan iklim dan tindakan adaptasi yang dilakukan memerlukan kerjasama antar individu, komunitas dan pemerintah.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 20 of 52

Page 21: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Hadirin, Undangan Yang Berbahagia,

VI. STRATEGI ADAPTASI BERBASIS AGROKLIMAT

Pada prinsipnya berdasarkan karakteristik iklim, fluktuasi hujan dan karakteristik neraca air di wilayah kajian baik kaitannya dengan aspek teknis maupun aspek budidaya tanaman, terindikasi adanya peluang memperkecil faktor pembatas agroklimat yang ada, namun dibutuhkan strategi adaptasi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanaman di wilayah beriklim kering kerawanan pangan tidak terjadi. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat adaptasi sistem produksi tanaman pangan terhadap kejadian iklim ekstrim, yaitu : (a) lokasi perluasan areal, umumnya pada wilayah yang rawan kejadian iklim ekstrim sebagai salah satu akibat dari rendahnya kemampuan dalam memanfaatkan informasi iklim, (b) masih lemahnya kemampuan peramalan musim, dan rendahnya kemampuan pengguna dalam memanfaatkan hasil ramalan iklim, (c) belum berkembangnya teknologi antisipasi atau rendahnya tingkat adopsi dalam memanfaatkan teknologi antisipasi (Gintings et al., 2003).

Strategi Adaptasi Berbasis Agroklimat untuk Mengantisipasi Kerawanan Pangan Akibat Perubahan Iklim, yang dikemukakan dalam orasi ini secara substansial meliputi 4 (empat) kegiatan penting, yaitu :(1) Menentukan prioritas tanaman pangan unggulan;(2) Pengelolaan sumberdaya Air Alternatif(3) Pengaturan Pola Tanam; dan (4) Pengaturan Waktu Tanam.

6.1. Menentukan prioritas tanaman pangan unggulanPenentuan prioritas tanaman pangan unggulan berdasarkan kondisi agroklimat

di wilayah kajian khususnya di Kabupaten Buton dan Buton Selatan, telah diteliti dan dilaporkan oleh Kandari (2014).

Kandari (2014) melaporkan bahwa penentuan prioritas tanampan pangan unggulan di wilayah beriklim kering khususnya di Kabupaten Buton dan Buton Selatan dilakukan melalui pendekatan multikriteria menggunakan Analytic hierarchy process (AHP) berdasarkan hirarki masalah yang disusun melalui evaluasi terhadap beberapa sumber informasi, yaitu studi pustaka, Focus Group Discussion (FGD), konsultasi dan arahan para ahli di bidang agroklimatologi dan budidaya tanaman pangan. Berdasarkan hasil evaluasi

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 21 of 52

Page 22: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

beberapa sumber informasi tersebut, secara umum ditetapkan tiga kriteria yang digunakan dalam penyusunan hirarki masalah kaitannya dengan pencapaian tujuan, yaitu : (1) sosial-budaya, (2) pedo-agroklimat, dan (3) ekonomi. Masing-masing kriteria dijelaskan oleh 2 - 3 subkriteria, yaitu : (1) kriteria sosial budaya (AP=arah kebijakan, SP=sarana prasarana), AP=animo/preferensi petani); (2) kriteria pedo-agroklimat (KL= kesesuaian lahan, dan LQ= location quotient), (3) kriteria ekonomi (PP= peluang pasar/ pemasaran, dan NI= net income petani (R/C ratio).

Hasil analisis menunjukkan bahwa bobot masing-masing sub kriteria dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, berbeda-beda (Gambar 6).

Gambar 6. Diagram sebaran bobot tujuh sub kriteria dalam struktur AHP terhadap penentuan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian (Sumber : Kandari, 2014)

Pada Gambar 6, menunjukkan bahwa sebaran bobot dari tujuh sub kriteria yang menyusun struktur AHP memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap pencapaian tujuan penentuan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian, dengan nilai inconsistency ratio yang cukup rendah yakni 0.09. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 22 of 52

Page 23: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

sebaran bobot yang diberikan memiliki tingkat konsisitensi yang tinggi (99.91%), bobot tertinggi dicapai oleh sub kriteria arah kebijakan yaitu 0.216 dan yang terendah adalah sub kriteria net income petani (R/C ratio) yakni 0.084, artinya bahwa dari tujuh sub kriteria yang tergabung dalam struktur AHP, yang paling besar kontribusinya dalam pencapaian tujuan AHP adalah arah kebijakan, yang paling kecil adalah net income petani. Berdasarkan sebaran bobot ke tujuh sub kriteria tersebut, secara umum dapat dikemukakan bobot tiga kriteria yang menjadi struktur AHP seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi bobot kriteria penyusun AHP berdasarkan bobot sub kriteria dalam kaitannya pada penentuan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian

No Sub kriteria BobotBobot kriteria

Sosbud Lingkungan Sosek

12.3.4.5.6.7.

Arah Kebijakan PEMDA Kesesuaian lahan terboboti Sarana PrasaranaLocation Quotient (LQ) Animo/Preferensi petaniNet Income petani (R/C rasio)Peluang Pasar/Pemasaran

0.2160.2040.1440.1370.1050.0840.110

0.216-

0.144-

0.105--

-0.204

-0.137

---

-----

0.0840.110

T o t a l 1.000 0.465 0.341 0.194

Sumber : Kandari, 2014

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dari tiga bobot kriteria yang berkontribusi dalam pencapaian tujuan AHP, yang paling besar bobot kontribusinya adalah kriteria sosial budaya yakni 46.5%, meliputi arah kebijakan 21.6%, sarana prasarana 14.4%, dan animo/preferensi petani 10.5%. Kontribusi bobot kriteria lingkungan mencapai 34.10%, meliputi kesesuaian lahan terboboti 20.4% dan LQ 13.7%. Kontribusi yang paling rendah dicapai oleh kriteria ekonomi dengan bobot 19.4% yang meliputi net income (R/C ratio) petani 8.4% dan peluang pasar/pemasaran 11.0% (Kandari, 2014). Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa dalam memutuskan suatu tujuan perlu keterlibatan banyak faktor atau multi kriteria terutama dalam menyusun suatu program khususnya dalam bidang pertanian, karena semakin banyak faktor yang dilibatkan maka peluang untuk mendapatkan hasil maksimal semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Hal ini relevan dengan pernyataan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 23 of 52

Page 24: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Baja (2012) bahwa suatu perencanaan kegiatan yang melibatkan banyak faktor atau multi faktor hasilnya akan lebih baik dibandingkan hanya satu faktor saja.

Kaitannya dengan bobot kriteria tersebut di atas, telah dilaporkan hasil AHP terhadap10 jenis alternatif tanaman pangan, yaitu: (1) PS: Padi Sawah; (2) PL: Padi Ladang/Gogo; (3) JG: Jagung; (4) UK : Ubi Kayu; (5) UJ: Ubi Jalar; (6) KT: Kacang Tanah; (7) KD: Kedelai; (8) KH: Kacang Hijau; (9) TL: Talas; (10) SG: Sorghum, dan 10 alternatif wilayah sebagai obyek yang dianalisis, yaitu: (1) BG: Batauga; (2) SL: Sampolawa; (3) LD: Lapandewa; (4) WB: Wabula; (5) PW: Pasarwajo; (6) WL: Wolowa; (7) SP: Siotapina; (8) LS: Lasalimu Selatan; (9) LL: Lasalimu; (10) KT: Kapontori. Lebih lanjut dijelaskan bahwa hasil analisis AHP tersebut didasarkan pada pendekatan multikriteria yang meliputi 3 (tiga) kriteria, 6 (enam) sub kriteria, 10 alternatif jenis tanaman pangan dan 10 obyek wilayah pengembangan disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Hirarki penentuan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah Kajian khususnya Kab. Buton Selatan (BG, SL, LP) dan Kab. Buton (WB, PW, WL, SP, LS, LL, KT). Sumber: Kandari, 2014.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 24 of 52

Page 25: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Pada Gambar 7 menunjukkan salah strategi adaptasi berbasis agroklimat yakni penentuan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian berdasarkan pendekatan multikriteria dengan menggunakan AHP, diperoleh hasil bahwa kriteria sosial budaya mencapai peringkat satu dengan nilai 0.465, selanjutnya peringkat dua yakni kriteria pedo-agroklimat dengan nilai 0.341, dan peringkat tiga atau yang terakhir yakni kriteria sosial-ekonomi dengan nilai 0.194. Pada tingkat sub kriteria, arah kebijakan berada pada peringkat satu (0.216), selanjutnya secara berurutan, yaitu kesesuaian lahan terboboti peringkat dua (0,204), sarana prasarana peringkat tiga (0.144), LQ peringkat empat (0.137), net income petani (R/C ratio) peringkat lima (0.110), animo/preferensi petani peringkat enam (0.105), dan peluang pasar/pemasaran peringkat tujuh (0.084). Adapun sebaran nilai pemeringkatan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian, khususnya di Kabupaten Buton Selatan (Batauga, Sampolawa, dan Lapandewa) dan Kabupaten Buton (Wabula, Pasar wajo, Wolowa, Siotapina, Lasalimu Selatan, Lasalimu, dan Kapontori), disajikan pada Gambar 8.

Dari Gambar 8, menunjukkan diagram sebaran nilai prioritas tanaman pangan unggulan di masing-masing wilayah kajian, dimana berdasarkan wilayah sebagai objek analisis, sebaran nilai prioritas yang tertinggi dicapai di Lapandewa (Buton Selatan) yakni 0.200 (ubi kayu), selanjutnya secara berurutan: Batauga, 0.199 (ubi kayu), Wabula (Buton), 0.196 (ubi kayu), Sampolawa (Buton Selatan), 0.170 (ubi kayu), Wolowa (Buton), 0.158 (ubi kayu), Kapontori (Buton), 0.156 (padi sawah), Pasarwajo, 0.144 (jagung), Siotapina dan Lasalimu (Buton), 0.141 (ubi kayu dan padi ladang). Sedangkan berdasarkan jenis tanaman pangan sebagai alternatif analisis, nilai prioritas yang tertinggi dicapai oleh tanaman ubi kayu di Lapandewa (Buton Selatan) (0.200), selanjutnya secara berurutan prioritasnya, yaitu : jagung di Lapandewa (Buton Selatan) (0.189), padi sawahdi Kapontori (Buton) (0.156), padi ladang di Wolowa (Buton) (0.150), ubi jalar di Batauga (Buton Selatan) (0.138), kacang tanah di Sampolawa (Buton) (0.133), kedelai di Siotapina (Buton) (0.129), kacang hijau di Pasarwajo (Buton) (0.110), Talas di Sampolawa (Buton Selatan) (0.081), semuanya memiliki nilai index inconsistensinya0.05 (rendah), yang berarti sebaran nilai prioritas terhadap tanaman pangan unggulan di wilayah kajian cukup valid. Adapun rekapitulasi hasil pemeringkatan prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah kajian telah dilaporkan oleh Kandari (2014) seperti pada Tabel 2.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 25 of 52

Page 26: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Gambar 7. Diagram bobot prioritas tanaman pangan unggulan berdasarkan seluruh sub kriteria yang dipertimbangkan. Sumber: Kandari, 2014.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 26 of 52

Page 27: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Tabel 2. Rekapitulasi hasil pemeringkatan prioritas tanaman pangan unggulan berdasarkan seluruh sub kriteria yang dipertimbangkan di wilayah kajian

Sumber : Kandari, 2014

Pada Tabel 2 tampak bahwa urutan prioritas (1 – 9) tanaman pangan unggulan di masing-masing wilayah kajian (kecamatan) ada yang sama ada pula yang berbeda. Misalnya pada prioritas 1, tanaman pangan unggulan di kecamatan Batauga, Sampolawa dan Lapandewa (Buton Selatan) adalah ubi kayu, sama dengan di Kecamatan Pasarwajo, Wolowa, dan Siotapina (Buton), sementara di Kapontori dan Lasalimu (Buton) tanaman pangan unggulannya adalah padi sawah, di Lasalimu Selatan (Buton) padi ladang/gogo, dan di Wabula (Buton) adalah jagung. Kenyataan tersebut mengindikasikan adanya keragaman kondisi iklim dan peran dari masing-masing kriteria yang dicirikan oleh masing-masing sub kriteria yang terjadi dalam proses penentuan.

Berdasarkan hasil evaluasi dan interpretasi pemeringkatan sesuai Tabel 2, ditetapkan prioritas tanaman pangan unggulan ke-1 – ke-4 pada masing-masing wilayah (kecamatan), dan direkomendasikan untuk alternatif pengembangan, selanjutnya disajikan dalam bentuk peta tanaman pangan unggulan prioritas 1 – 4 (Gambar 8).

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 27 of 52

Page 28: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Gambar 8. Peta arahan pengembangan tanaman pangan unggulan berdasarkan proritas I, II, III, dan IV pada wilayah kajian di Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Selatan; Sumber : Kandari, 2014

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 28 of 52

Page 29: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

6.2. Pengelolaan Sumberdaya Air Alternatif

Pengelolaan sumberdaya air pada wilayah beriklim kering, pada prinsipnya relatif sama pembatas agroklimatnya yakni curah hujan rendah sehingga tanaman yang diusahakan berpotensi kekurangan air selama pertumbuhannya dan produktivitasnya terbatas yang pada akhirnya ketersediaan pangan berkurang. Namun demikian, pengelolaan air pada wilayah beriklim kering tetap berpeluang berbeda-beda didasarkan atas jumlah jenis faktor pembatas lahan yang ditemukan. Kandari (2013 dan 2014) menyatakan bahwa terdapat berbagai kombinasi faktor pembatas pada setiap wilayah kajian khususnya di Kabupaten Buton dan Buton Selatan, secara umum dibedakan menjadi 2 (dua) faktor, yaitu : (a) tingkat bahaya erosi (e) dan (b) ketersediaan air (w). Berdasarkan faktor-faktor pembatas tersebut, kegiatan pengelolaan sumberdaya lahan yang perlu dilakukan secara umum terangkum dalam beberapa upaya sbb :(a) pengelolaan lahan yang berlandaskan kaidah konservasi tanah dan air, misalnya

penggunaan mulsa dan bahan organik;(b) pendayagunaan sumberdaya air dan iklim secara optimal, misanya pemanenan hujan,

penggunaan irigasi;(c) pemilihan komoditas sesuai agroekologi, misalnya jenis yang tahan kekeringan dan

berumur genjah

Upaya mengatasi faktor pembatas ketersediaan air di wilayah kajian dapat diaplikasikan teknologi spesifik, seperti: pengelolaan air permukaan, pengelolaan air irigasi, dan pengaturan pola.

Pengelolaan air permukaan. Pengeloaan air permukaan merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air pada musim kemarau, dan kelebihan air pada musim hujan. Di musim kemarau, mengatasi kekurangan air dapat dilakukan antara lain dengan pengendalian aliran permukaan, pemanenan air, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, pengolahan tanah dan penggunaan bahan penyumbat tanah serta pembuatan irigasi untuk memaksimalkan potensi air yang terdapat di sungai-sungai yang ada di sekitar wilayah penelitian. Di musim hujan, mengatasi kelebihan air dapat dilakukan antara lain melalui pembuatan irigasi untuk menampung kelebihan air pada musim hujan yang dialirkan lewat sungai (Hakim, 2002). Disamping itu pembuatan parit atau drainase dengan baik merupakan hal penting yang dapat

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 29 of 52

Page 30: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

dilakukan agar air hujan tidak tergenang di lahan usahatani. Disamping itu, upaya pemanfaatan sungai di wilayah kajian sebagai sumber irigasi masih dapat dilakukan secara optimal dengan catatan tersedia investasi di wilayah ini.

Pengelolaan Air Irigasi. Pengelolaan air irigasi dalam menghadapi perubahan iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diaplikasikan, mengingat dampak perubahan iklim sudah dirasakan (Thamrin et al, 2013). Beberapa langkah strategis yang perlu diambil antara lain: 1) usahatani hemat air dengan mengurangi tinggi genangan pada lahan sawah; 2) melakukan pengairan berselang (Intermitten), 3) aerasi tanah dalam waktu singkat dapat mengurangi gas metan selain mengefisienkan penggunaan air pengairan. Pengairan berselang atau intermitten efektif mengurangi emisi gas metan berkisar 17 - 66 % daripada pengairan terus menerus karena metoda ini dapat memutus daur hidup bakteri methanogen (Susilokarti, 2010). Menurut Setyanto et al. (2004) dan Susilokarti (2010), irigasi tetes dan berselang bisa menahan emisi GRK lebih dari 40%. Mulyadi et al., 2002 dan Las et al., 2009, saling memperkuat hasil temuan bahwa pengelolaan sumber air yang lebih terpadu dengan melestarikan ekosistem akan lebih efektif dalam mengendalikan kekurangan air akibat musim kemarau. Namun demikkian akan lebih efektif lagi bila disertai perbaikan waduk-waduk, embung dan infrastruktur lainnya. Disamping itu, diharapkan pengelolaan daerah resapan air juga perlu dilakukan untuk penyimpanan air pada saat musim hujan, sehingga pada saat musim kemarau tidak kekurangan air.

6.3. Pengaturan Pola Tanam

Pengaturan pola tanam penting dilakukan karena karakteristik ekosistem setiap wilayah berbeda-beda terutama antara lahan kering beriklim basah dengan lahan kering beriklim kering, sehingga pola tanam yang diaplikasikan juga harus berbeda dan disesuaikan. Pada lahan kering beriklim basah, curah hujan merata sepanjang tahun, maka dapat dipilih komoditi tanaman sela yang dapat menutup tanah sepanjang tahun seperti jagung, padi gogo, ubi kayu dan kacang-kacangan, dimana urutan penanamannya diatur secara tumpangsari. Sedangkan lahan kering beriklim kering curah hujan disamping tidak merata juga frekuensi dan intensitasnya sangat kurang sehingga butuh kehati-hatian dalam memilih jenis dan pola tanam serta penetapan waktu tanam yang akurat agar tanaman yang diusahakan tidak kekurangan air, seperti jenis berumur genjah, tahan kekeringan, tidak butuh air banyak, dan respon terhadap pemumupukan, dimana pola

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 30 of 52

Page 31: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

tanamnya diatur secara tumpang sari dan bergilir sesuai kondisi curah hujan dan kebutuhan air tanaman yang dibudidayakan.

Kandari (2013 dan 2014) melaporkan bahwa berdasarkan kondisi curah hujan di wilayah kajian (Gambar 3) dan perhitungan neraca air lahan (Gambar 4), direkomendasikan pola tanam pada masing-masing wilayah kajian sesuai ruang lingkup empat stasiun hujan (Betoambari, Kaisabu, Lawele, dan Kapontori) disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Rekomendasi Pola Tanam pada lahan Suboptimal dengan faktor pembatas ketersediaan air (Sumber : Kandari, 2014)

Pada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah stasiun hujan di wilayah kajian direkomendasikan jenis tanaman dan pola tanam yang sama (UK+JG/panen muda) pada musim tanam II (MAR-APR-MEI) dan (Hortikultura/panen daun) pada MT III (JUN-JUL-AGS) serta lahan dikosongkan pada masa bera (AGS-SEP- OKT), kecuali MT I (NOV, DES, JAN, FEB) jenis tanaman dan pola tanamnya berbeda yakni wilayah lingkup stasiun Betoambari (UK+JG/UJ), stasiun Kaisabu (UK+JG/KT), Stasiun Lawele (UK/PS/PL), dan stasiun Kapontori (PS//JG+UK). Kenyataan tersebut disesuaikan dengan ketersediaan air dan masa pertumbhan tanaman di lapang.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 31 of 52

Page 32: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Berbagai pola tanam yang ditunjukkan pada Gambar 9, semuanya dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan lahan di wilayah beriklim kering sekaligus mengantisipasi hambatan pertumbuhan dan produktivitas tanaman akibat perubahan iklim. Menurut Rounsevell and Reay (2009) bahwa pemanfaatan lahan yang tidak efektif erat kaitannya dengan terjadinya perubahan iklim, namun bisa juga terjadi sebaliknya bahwa penggunaan lahan yang salah akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Hal tersebut berindikasi bahwa tidak sesuainya suatu areal pengembangan untuk komoditas tertentu erat kaitannya dengan kondisi lahan dan iklim setempat dengan persyaratan yang diinginkan oleh komoditas dimaksud karena akan kurang produktif, bahkan bila lahan tersebut dipaksakan untuk dimanfaatkan justru akan mengalami kegagalan, kecuali ada perbaikan termasuk input teknologi yang dimungkinkan (Maman et al., 2003; Niggol et al. 2008; Spiertz, 2013). Perubahan iklim dan variasinya terutama curah hujan mempengaruhi produktivitas tanaman pangan, khususnya tanaman serealia, leguminoseae, dan sayuran. Dalam kenyataan lain, pentingnya analisis potensi sumberdaya lahan karena bisa jadi suatu lahan cukup dominan tidak sesuai untuk pengembangan tanaman disebabkan adanya interaksi antara pemanfaatan lahan dengan perubahan iklim (Awotoye and Matthew, 2009).

6.4. Pengaturan Waktu Tanam

Perubahan iklim menyebabkan awal musim hujan dan kemarau menjadi tidak teratur serta intensitas dan frekuensi kejadian iklim ekstrem seperti banjir, kekeringan dan serangan OPT meningkat sehingga mengakibatkan gagal tanam dan gagal panen (Boer et al. 2007). Salah satu dampak dari perubahan iklim adalah meningkatnya keragaman iklim yang menyebabkan perubahan jumlah, pola, dan distribusi hujan. Variasi pola dan distribusi hujan antar musim dan antar tahun menyebabkan MT tidak dapat lagi didefinisikan sama setiap tahun, yakni MH mulai Oktober sampai Maret dan untuk MK dari April sampai September. Oleh karena itu, penentuan waktu tanam perlu mempertimbangkan jumlah curah hujan yang diperlukan pada awal MT serta jumlah dan distribusi curah hujan selama musim tanam, terutama pada fase awal pertanaman.

Keragaman curah hujan yang tinggi secara spasial dan temporal akibat variabilitas iklim berpengaruh nyata terhadap produktivitas tanaman. Salah satu upaya yang efektif dan murah untuk menekan risiko terkait keragaman dan iklim ekstrem adalah menyesuaikan waktu tanam. Menurut Kucharik (2006), waktu tanam dapat berubah

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 32 of 52

Page 33: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

sepanjang waktu karena perubahan iklim maupun perubahan teknologi dan sosial ekonomi. Salah satu strategi untuk mengantisipasi ketidakpastian awal musim dan kejadian iklim ektrem adalah dengan menyesuaikan waktu tanam (Lauer et al. 1999).

Pengaturan waktu tanam dan panen, berbagai negara menggunakan kalender tanam (Sacks et al. 2010). Kalender tanam merupakan alat bantu bagi petani dan penyuluh untuk mengambil keputusan dalam menentukan waktu tanam, penyiapan benih, pengolahan lahan, kebutuhan tenaga kerja, dan mengatur penggunaan alat mesin untuk pengolahan lahan dan panen. Kaitannya dengan kalender tanam dan kondisi agroklimat, teknologi yang dikembangkan saat ini diarahkan untuk mengatasi kekeringan maupun banjir akibat perubahan iklim. Salah satunya dengan pengaturan waktu tanam.

Umumnya waktu tanam di Indonesia biasa dilakukan disesuaikan dengan awal musim hujan yaitu Oktober–April, musim kemarau terjadi bulan April – Oktober. Namun demikian, secara spesifik setiap wilayah berbeda-beda disamping karena letak geografis yang berbeda juga karena adanya perubahan iklim, sehingga bisa saja musim hujan yang panjang atau musim kemarau yang panjang. Kondisi tersebut menyebabkan pola iklim berubah, sehingga waktu tanam tidak sesuai lagi dengan pola pada umumnya yaitu 6 bulan musim hujan dan musim kemarau.

Pengaturan waktu tanam sangat penting dilakukan agar tidak terjadi keterlambatan tanam maupun penanaman lebih awal. Hal ini penting diperhatikan karena tanaman bisa stres bila tidak sesuai dengan yang diinginkan, yang akan berakibat kepada pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal tersebut juga berhubungan dengan waktu panen, dimana jika waktu tanam berubah maka waktu panen juga berubah. Hasil simulasi beberapa varietas didapatkan, bahwa varietas yang peka terhadap temperatur tinggi, awal tanam harus menjadi pilihan adaptasi yang efektif untuk mengurangi kehilangan hasil dari perubahan iklim. Sebaliknya, varietas toleran temperatur tinggi, terlambat tanam bisa menjadi pilihan adaptasi efektif. Tao dan Zhang (2010) menyatakan bahwa analisis spasial menunjukkan adanya kontribusi relatif adaptasi secara geografis yang sangat berbeda, sehingga perlu strategi adaptasi yang optimal dan spesifik di berbagai daerah. Menurut Runtunuwu et al. (2013) salah satu upaya adaptasi yang paling efektif dalam menghadapi dampak perubahan iklim seperti kondisi iklim yang tidak menentu dan pergeseran musim adalah melakukan penetapan pola tanam dan kalender tanam dengan mempertimbangkan kondisi iklim setempat.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 33 of 52

Page 34: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

VII. P E N U T U P

Hadirin, undangan yang saya hormati,

Berdasarkan uraian yang telah saya sampaikan, maka sebagai penutup izinkan saya menyampaikan kesimpulan sebagai berikut :1. Wilayah beriklim kering di Kabupaten Buton dan Buton Selatan, mempunyai

keragaman iklim yang berpengaruh terhadap jenis dan kelas kesesuaian lahan tanaman pangan, serta luas cakupan pengembangannya.

2. Kendala utama yang dijumpai pada wilayah beriklim kering yaitu curah hujan rendah dan kuratif dengan kondisi air lahan defisif lebih lama dari surplus sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat terganggu.

3. Perubahan iklim khususnya pada wilayah beriklim kering berdampak pada pergeseran musim, dimana musim hujan relatif singkat dan fluktuatif dengan suhu udara tinggi, sehingga pola tanam juga akan mengalami pergeseran dan produktifitas tanaman tidak optimal;

4. Wilayah beriklim kering rentan terhadap perubahan iklim sehingga peluang tanaman mengalami kekurangan air lebih besar yang berakibat pada tanaman tidak produktif dan akibatnya wilayah dimaksud berpotensi rawan pangan;

5. Wilayah beriklim kering masih dapat dioptimalkan untuk pengembangan tanaman pangan dengan strategi adaptasi berbasis agroklimat, artinya wilayah pengembangan tanaman pangan semakin luas dan produktif bila menerapkan strategi adaptasi berbasis agroklimat;

6. Strategi adaptasi berbasis agroklimat yng dapat diaplikasikan untuk mengantisipasi kerawanan pangan akibat perubahan iklim di wilayah kering, yitu (a) penentuan prioritas tanaman pangan unggulan, (b) pengelolaan sumberdaya air alternatif, (c) pengaturan pola tanam, (d) pengaturan waktu tanam;

7. Prioritas tanaman pangan unggulan di wilayah beriklim kering Kabupaten Buton dan Buton Selatan meliputi ubikayu dan jagung dengan pola tanam tumpang sari menggunakan varietas yang tahan kekeringan, dengan menggunakan irigasi.

8. Komitmen dan semangat bahwa tidak ada yang tidak bisa kalau kita mau dengan bersandar kepada Allah SWT, merupakan modal utama keberhasilan strategi adaptasi berbasis agroklimat untuk mengantisipasi kerawanan pangan di wilayah beriklim kering akibat perubahan iklim di wilayah beriklim kering.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 34 of 52

Page 35: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Hadirin yang saya hormati,Mengakhiri pidato pengukuhan ini, izinkan saya kembali dengan segala kerendahan hati menyampaikan terima kasih yang sangat mendalam atas kesabaran hadirin undangan yang terhormat dalam mengikuti acara ini, seraya memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia, nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua khususnya kepada saya dan keluarga atas berlangsungnya acara pengukuhan ini.Perlu saya menyatakan kembali rasa syukur kepada Allah SWT, karena tidak mudah memang mencapai Gelar teringgi ini, banyak hambatan dan rintangan yang harus dilalui. Saya sampaikan bahwa usulan Guru Besar saya ini sejak tahun 2015 sebelum saya menjadi anggota senat Universitas, bahkan setelah saya jadi ketua senat hingga saat ini sudah kurang lebih 40 orang yang saya tandatangani rekomendasinya untuk diusulkan menjadi Guru Besar sudah menyandangnya sementara berkas saya masih maju mundur pemenuhan persyaratan jurnal internasional scopusnya. Alhamndulillah setelah melewati tiga rektor, yakni Prof.Dr.Ir.H.Usman Rianse,MS, Prof.Dr.Supriyadi Rustad, M.Sc, dan Prof.Dr. Zamrun F, S.Si, M.Si.,M.Sc, akhirnya bisa terwujud pada hari ini.Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran dan keyakinan yang tinggi bahwa terselenggaranya acara pengukuhan ini tidak terlepas dari keterlibatan dan interaksi multi pihak, baik langsung maupun tidak langsung, khususnya dalam memberikan semangat tanpa menyerah, dorongan, dukungan dan do’a, sehingga saya terus bangkit untuk dapat meraih dan memperoleh jabatan akademik tertinggi di dunia pendidikan dengan gelar kehormatan sebagai Guru Besar di bidang Agroklimatologi pada hari ini.Teristimewa saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan khusus secara pribadi kepada Bapak Prof. Dr.Ir. H. Usman Rianse, MS bersama keluarga, Bapak Prof.Dr.Ir. Sumbangan Baja, M.Phill. bersama keluarga, dan Bapak Prof.Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si., M.Sc., bersama keluarga, sebagai pemegang saham tertinggi dalam memberi dorongan dan dukungan kepada saya dan keluarga.Disamping itu, izinkanlah saya pada kesempatan yang berbahagia ini menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada semua pihak :1. Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi yang telah memberikan kepercayaan untuk memangku jabatan Guru Besar dalam bidang Agroklimatologi pada FHIL UHO;

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 35 of 52

Page 36: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

2. Rektor Universitas Halu Oleo, Prof. Dr. Muhammad Zamrun F., S.Si., M.Si. M.Sc., yang telah menyetujui dan mengusulkan ke jabatan Guru Besar.

3. Ketua, Sekretaris dan seluruh anggota Senat akademik Universitas yang telahmerekomendasi dan menyetujui usulan saya ke jabatan Guru Besar.

4. Ketua, sekertaris dan anggota Dewan Guru Besar yang telah menyetujui berkas usulan dan naskah pidato ilmiah sebagai Guru Besar;

5. Prof.Dr.Ir. H. Usman Rianse, M.S dan Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si, masing-masing selaku Rektor UHO Periode 2012-2016 dan Plt. Rektor UHO 2016-2017, yang pertama kali mengusulkan untuk menduduki jabatan Guru Besar;

6. Kepada Prof. Dr. Ir. H. Laode Sabaruddin, M.Si selaku Dekan FHIL, Dr.Ir.Hj. SittiMarwah, M.Si dan Ir. Kahirun, M.Si selaku Ketua dan sekertaris Senat FHIL bersamaanggota pada saat pembahasan KUM di FHIL, Para Wakil Dekan, Para Ketua dan sekertaris jurusan dan kepala Laboratorium di lingkungan FHIL, Segenap tenaga pendidik dan kependidikan yang telah banyak membantu proses pengajuan jabatan Guru Besar pada tahun 2015.

7. Kepada para tim penilai kegiatan penelitian, jurnal ilmiah, Prof.Dr.Ir.H.Laode Sabaruddin, M.Si., Prof.Dr.Ir. M. Tufaila, dan Prof.Dr.Ir. Gusti Ray Sadimantara, M.Agr., terima kasih atas dedikasinya memberikan penilaian KUM penelitian yang telah saya laksanakan baik yang tertulis di Jurnal nasional maupun internasional;

8. Kepada Prof.Dr.H. Hilaluddin Hanafi, M.Pd, Prof.Dr.Ir. Weka Widayati, M.S., selaku mantan WR2 dan WR2 saat ini, Para Kepala Biro, dan Kepala UPT Pustik, Kabag Kepegawaian dan seluruh stafnya khususnya pak Haerul, terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya sehingga usulan Guru Besar Saya selalu terekam dengan baik;

9. Kepada semua pimpinan organ, para Wakil Rektor dan sekretaris Rektor, para Direktur, Para Ketua Dewan, Para Dekan, Para Ketua Lembaga, para Kepala Badan, para kepala UPT, para Ketua Senat Fakultas, khususnya kepada Bapak Armid, S.Si, M.Si, M.Sc, D.Sc, dan Drs. Asrun Lio, M.Hum, Ph.D sebagai mantan sekretaris dan sekretaris senat UHO yang saat ini menduduki jabatan WR4 UHO dan KadisPendidikan Nasional Prov. Sultra, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya sehingga tugas-tugas saya sebagai ketua senat senat selalu berjalan lancar sehingga urusan KUM Guru Besar saya juga tetap terselesaikan dengan baik;

10. Kepada Drs. Suleman (alm), Prof.H.Mahmud Hamundu, M.Sc., Dr. Ir.H. La OdeAlwi, MS., Prof.Dr.Ir.Hj.Husna, MP., Prof. Dr. Ir.H. Taane La Ola, MP., Prof.Dr.Ir.H.Gusti Ray Sadimantara, Prof.Dr.Ir. Tufaila, MP., Dr.Ir. La Ode Ba’a, MP, Safril Kasim, SP., MES., Ir. Abdul Rahman, MP, atas arahan, bimbingan dan

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 36 of 52

Page 37: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

koordinasinya menjadi Dekan Faperta pada periodenya masing-masing, sesama Pembantu Dekan, Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi di Fakultas Pertanian; khususnya rekan-rekan sejawat di Jurusan Budidaya Pertanian dan Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

11. Kepada Guru-guru dan dosen saya semuanya sejak SD sampai jenjang S3, khususnya yang sempat hadir pada saat ini, Guru Sekolah Dasar Negeri No. 200One-One, (yth. Bpk La Andha), SMP Negeri 1 Binongko (yth. Bpk Fahidu dan PakRazak), SMA Negeri 1 Baubau wali kelas IPA1 1984 (yth. Bpk Sahaluddin Rahim), saya sampaikan perhargaan yang setinggi-tingginya. Berkat jasa dan pengabdian beliau-beliau semuanya, karena mereka hari ini saya berkesempatan menduduki jabatan tertinggi di lingkungan akademisi.

12. Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada Drs. I Made Ebeneser, SU dan Ir. Mariadi, MS, masing-masing sebagai Dosen Pembmbing I dan II dalam penelitian dan penulisan skripsi pada jenjang S1 di Program Studi Agronomi Universitas Halu Oleo (1989); Prof.Dr.Ir. de Rozari, M.Sc (Almarhum),Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, M.Si, Dr.Ir. Handoko, M.Sc, dan Dr.Ir. Irsal Las, MS, masing-masing sebagai Ketua dan anggota dosen pembimbing I, II, dan III dalam penelitian dan penulisan tesis pada jenjang S2 di Program Studi Agroklimatologi IPB Bogor (1998);

13. Kepada Prof.Dr.Ir.Sumbangan Baja, M.Phil, Prof. Dr.Ir. Ambo Ala, MS., Prof.Dr.Ir.Kaimuddin, MS, sebagai Promotor, Ko-Promotor 1 dan 2 dalam penelitian dan penulisan disertasi S3; Prof.Dr.Ir. Nadira, MS., Prof.Dr.Ir.M. Saleh Ali, M.Sc, Dr.Ir. Mahmud, MSc, Dr.Ir. Burhanuddin, M.Sc, selaku penguji internal(Unhas) dan Prof.Dr.Ir.H.Laode Sabaruddin, M.Si sebagai penguji eksternal (UHO) dalam ujian disertasi p a d a program studi ilmu pertanian Unhas (2014), yang semuanya secara tulus memberikan saran, arahan dan evaluasinya yang sangat berharga dan besar manfaatnya dalam kehidupan akademik saya.

14. Terimakasih, saya sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Muhidin, MSi, Dr.Ir. La Nalefo,MS., Dr.Ir. Rosmarliansiah, MP., Dr. Yusuf Sabilu, MSi, Dr. Inne Fausiyana, SE, M.Si., Dr.Ir. Umar sul (Almarhum), atas kerjasamanya dalam mengikuti pendidikan S3 kerjasama Unhas dan UHO angkatan pertama dan terakhir (2010), suatu kenyataan pahit diawalnya tapi manis di akhirnya berkat semangat dandorongan dari Prof.Dr.Ir. Usman Rianse, MS baik sebagai Pribadi maupun Rektor pada saat itu, terkhusus kepada Prof.Dr.Ir. La Rianda, MSi dan Prof.Dr. Buyung Sarita, SE., MS masing-masing sebagai Direktur dan Asisten Direktur III Pasca

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 37 of 52

Page 38: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Sarjana UHO, tidak terlupakan almarhum Drs. Nurdin Mane yang banyak memfasilitasi kami secara administrasi, sehingga bisa meraih Gelar Doktor yang menjadi persyaratan utama menduduki jabatan Guru Besar ini.

15. Kepada Prof.Dr.Ir. Muhidin, M.Si dan Dr.Halim, SP., MP., Dr.Ir.Yani Taufik, M.Si., Safril Kasim, SP.MES, terima kasih secara khusus atas perhatiannya dan arahan serta kerjasamanya hingga bisa terwujud beberapa publikasi karya ilmiah di Jurnal Internasional terindeks scopus yang menjadi persyaratan khusus dalamusulan KUM menjadi Guru besar. Juga dalam kaitan tersebut saya menyampaikan terima kasih kepada kolega-kolega saya Muh. Aswar Limi, SP., M.Si, Jufri Karim, SP, M.Sc, Samsuddin, S.Pt, Samsu Alam, SP, M.Sc., Yuswandi, SP, atas kerjasmnya dalam merampungkan data disertasi penelitian dan data penulisanjurnal internasional sehingga menjadi Doktor dan Guru Besar ini.

16. Kepada Bapak dan Ibu orang tua pendamping yang sangat berjasa dalam kehidupan akademik saya sejak menginjakan kaki di Kota Kendari tahun 1984 yang lalu sebagai mahasiswa S1, yakni Bapak Basiru dan Ibu Sharilla, terima kasih atas jasa dan budibaiknya, walaupun kami tidak ada ikatan keluarga secara genetik, tetapi berjalannya waktu semakin terang adanya keterikatan keluarga spesial secara sosial sebagai bagian keluarga yang tidak berbeda dengan ikatan keluarga yang sebenarnya hingga saat ini saya menjadi Guru Besar Alhamndulillah terus terpelihara dengan baik.

17. Kepada saudara-saudara kandung saya, kakak dan adik, yakni Hj.Husniah dan kel sebagai tulang punggung kami setelah kedua orang tua dipanggil oleh Allah, tidak sempat hadir karena sakit semoga cepat sembuh, H. Hanafi dan Istri Hj. Hafisa, Drs. Jamil M dan Istri Wa Ode Hadiana, H. Indiamin, S.Sos dan Istri Hj. Hafidah ,S.Kom, Haeruddin dan istri, Dr. Fahyuddin, M.Si dan Istri, Hasmina, S.Pd dan Suami, terima kasih atas kekompakannya sehingga persaudaraan kita tetap terjaga semoga terus terpelihara dengan baik. Juga tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada seluruh keponakan dan kemenakan serta ipar yang sempat hadir, terima kasih atas doa dan dorongan semangatnya.

18. Teman-teman letting Alumni SMA Negeri I Baubau tahun 1984 khususnya kelas IPA1 yang sempat hadir pada kesempatan ini, terima kasih atas sport dan dukungannya semoga kita selalu saling menyapa dan terus kompak, juga kepada semua pihak yang pasti berjasa namun mohon maaf tidak dapat saya sebutkan satupersatu saat ini;

19. Kedua orang tua saya yang sudah almarhum, Bapak H. La Mane Kandari dan IbuWa Anisa, Jabatan Guru Besar ini saya persembahkan kepada bapak dan ibu yang

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 38 of 52

Page 39: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

semasa hidupnya, beliau berdua selalu bekerja keras demi anak-anaknya, mengingatkan kami untuk selalu hidup sederhana, dan sungguhpun beliau berdua memiliki ekonomi yang sangat terbatas tetapi berkeyakinan dan bertanggungjawab serta sangat berharap agar putra-putrinya semua dapat berhasil minimal tamat SMA dan kalau lebih dari itu pesannya agar kami delapan bersaudara untuk saling membantu dalam meniti hidup. Alhamndulillah harapan itu terwujud, sehingga seandainya Bapak dan Ibu masih hidup dan menyaksikan anaknya yang dibesarkan dalam ekonomi terbatas berdiri di mimbar yang terhormat ini pasti beliau berdua akan bangga, namun apa hendak di kata semuanya tidak mungkin terjadi, hanya do’a yang akhirnya mempertemukan kita saya kirimkan kebahagiaan ini kepada kedua orang tua ku Almarhum Bpk H. La Mane Kandari dan Almarhumah Ibu Wa Anisa, serta bapak mertuaku almarhum H. Abdul Rahman, sementara ibu Mertua Hj. Sitti Rukayah tidak bisa hadir karena sakit strok yang dideritanya kurang lebih sudah lima tahun. Juga kepada semua kemanakan dan ipar saya yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih atas perhatian dan do’anya.

20. Terakhir tetapi paling istimewa, saya mengucapkan terima kasih kepada Isteri tercinta Nuriati Rahman, SKM dan anak-anakku tersayang Muh. Shoddam Rahyatmin Manek, S.Ked., Nur Shobryanti Rahyatmin Manek mahasiswi Kedokteran 2017, Muh. Shoddiq Rahyatmin Manek, Siswa SMPN 10 Kendari kelas III, dan Muh. Shodrin Rahyatmin Manek Kelas 6 SDN No 32 Poasia, yang lebih punya hak dalam menerima penilaian atas jabatan saya ini, kepada mereka kucurahkan rasa kasih sayang atas doa, kesetiaan, kesabaran, pengertian, dorongan moral dan pengorbanannya.

Akhirnya, melalui mimbar yang mulia dan terhormat ini, saya mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada hadirin undangan sekalian yang telah dengan sabar mengikuti pidato pengukuhan saya. Terkhusus kepada semua panitia yang sudah mempersiapkan acara ini dengan baik saya ucapkan terima kasih. Mohon maaf apabila dalam kegiatan ini atau selama saya menyampaiakan orasi pengukuhan ini ada kata-kata yang kurang berkenan, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin.

Wabillahi taufiq wal hidayahWassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 39 of 52

Page 40: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

DAFTAR PUSTAKA

Akdemir S., H. Akcaoz, H. Kizilay, and A. Ozalp. 2012. Impacts of Climate Factors onWheat Yields in Turkey. Journal of Food. Agriculture & Environment, Vol. 10 (2):398-402. WFLPublizer, Science and Technology. Helzinki Finland.

Aliadi et al. 2008. Perubahan Iklim, Hutan dan REDD : Peluang atau Tantangan. CSONetwork on Forestry Governance and Climate Change, The Partnership for Governance Reform, Bogor.

Angles, Chinnadurai, and Sundar. 2011. Awareness on impact of climate change on dryland agriculture and coping mechanisms of dryland farmers. Indian Journal ofAgricultural Economics. Vol.66, hlm. 365372.

Awotoye, O. O. and O. J. Matthew. 2009. Effects of Temporal Changes in ClimateVariables on Crop Production in Tropical Sub-humid South-western Nigeria. Journal of Agriculture, Biotechnology & Ecology, 2(3), 408-419, 2009. ISSN:2006-3938.

Baja,S.2012. Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wil. PendekatanSpasial dan Aplikasinya. Penerbit ANDI, Yogyakarta. 378p.

Bey, A. dan I. Las. 1991. Strategi Pendekatan Iklim dalam Usahatani. Dalam A.Bey(ed.). Kapita Selekta dalam Agrometeorologi. Dirjen. Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

[BPS Buton] Badan Pusat Statistik Kabupaten Buton. 2017. Kabupaten Buton dalamAngka. Pasarwajo: BPS Kab. Buton. Jl. Protokol Kel. Saragi Kec. Pasarwajo.Dicetak oleh : CV. Kainawa Molagina Bau-Bau.

Boer, R. and I. Wahab. 2007. Use of seasonal surface temperature for predictingoptimum planting window for potato at Pengalengan, West Java, Indonesia. pp. 135–141. In Sivakumar M.V.K. and J. Hansen (Eds.). Climate Prediction andAgriculture: Advance and Challenge. Springer, New York.

Boer, R. 2009. Pengembangan Sistem Prediksi Perubahan Iklim untuk KetahananPangan. Laporan Akhir Konsorsium Peneltian dan Pengembangan PerubahanIklim Sektor Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Pertanian. Badan LitbangPertanian.

Chambers., R.E., Kisdarto, dan M.B. De Rozari.1979. Throught on AgroclimatologicalClassification. Makalah No. 22. Dalam Simposium Meteorologi Pertanian, Bogor.

Direktorat Pengelolaan Air. 2009. Pedoman Umum Sekolah Lapang Iklim. DirektoratJenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Departemen Pertanian. http://p l a .d e pt a n . go.id/pdf/11_PEDUM_SL_IKLIM.pdf. [Diakses 15 Januari 2012].

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 40 of 52

Page 41: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

[DKP, Deptan RI, WFP] Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian Republik Indonesia and World Food Programme. 2009. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia. Diterbitkan oleh PT. Enka Deli, Jakarta. ISBN : 978-979-99549-1-6.

Gintings et al. 2003. Anomali dan Perubahan Iklim sebagai Peluang untukMeningkatkanHasil Perikanan dan Ketahanan Pangan. PerhimpunanMeteorologiPertanian Indonesia (PERHIMPI), Bogor.

Global Food Insecurity. 2011. Rethinking Agricultural and Rural DevelopmentParadigm and Policy. Editors: Mohammed Behnassi, Sidney Draggan, Sanni Jaya. ISBN 978-94-007-0889-1 e-ISBN 978-94-007-0890-7, DOI 10.1007/978-94-007-0890-7, Springer Dordrecht New York Heidelberg London.

Hakim L. 2002. Strategi Perencanaan dan Pengelolaan Lahan Kering SecaraBerkelanjutan Di Kalimantan. Makalah Falsafah Sains, Program Pascasajana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Handoko 1993. Klimatologi Dasar. Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan Unsur- Unsur Iklim. Jur.Geofisika dan Meteorologi, FMIPA. IPB. Bogor.

Handoko I, Sugiarto Y, Syaukat Y. 2008. Keterkaitan Perubahan Iklim dan ProduksiPangan Strategis: Telaah kebijakan independen dalam bidang perdagangan danpembangunan. SEAMEO BIOTROP BOGOR for Kemitraan partnership.

Hidayat, A. dan A. Mulyani. 2004. Lahan kering untuk pertanian. hlm. 1-34dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif danRamah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah danAgroklimat. Badan Litbang Pertanian.

Hidayati, I. N. dan Suryanto, 2015. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap ProduksiPertanian Dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 16, Nomor 1, April 2015, hlm.42-5.

IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), Climate Change 2007 : ThePhysical Science Basis. Summary for Policy Makers, Contribution of WorkingGroup I to the Fourth Assessment Report of the Intergovenrmental Panel onClimate Change. Paris, February 2007. http://w w w.ip cc . c h/, 2007.

Irianto G., Le I. Amien., dan E. Surmaini, 2000. Keragaman iklim sebagai peluang diversivikasi sumber daya lahan Indonesia dan Pengelolaan. Hal67-95. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Kaimuddin, 2000. Kajian Dampak Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan terhadapKeseimbangan Air Wilayah Sulawesi Selatan (Studi Kasus DAS Walanae Hulu danDAS Saddang). Disertasi tidak diterbitkan. Bogor. Prog.Pascasarjana IPB Bogor.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 41 of 52

Page 42: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Kamaluddin A, 2012. Kajian Dampak Perubahan Iklim dan Tata Guna Lahan terhadap Keseimbangan Air Wilayah Sulawesi Selatan (Studi Kasus DAS Walanae Hulu dan DAS Saddang). Disertasi tidak diterbitkan. Makassar. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kandari, A.M., 2013. Optimalisasi Spatio-Temporal Lahan Pangan Berbasis Pedo- Agroklimat di Daerah Lahan Kering Beriklim Kering. Laporan Hasil Penelitian Hibah Doktor. Dana BOPTN UHO tahun 2013. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, UHO.

Kandari, A.M., S. Baja, A. Ala., Kaimuddin, 2013. Agroecological zoning and land suitability assessment for maize (Zea mays L.) development in Buton regency, Indonesia. Journal Agriculture, Forestry And Fisheries (AFF). 2013: 2(6): pp. 202-211; ISSN 2328-563X (Print) ISSN 2328-5648, Published online, October 20,2013; Science PG.

Kandari, A.M. 2014. Optimalisasi Spatio-Temporal Lahan Pertanian di WilayahBerpotensi Rawan Pangan. DISERTASI. Program Pascasarjana, Unhas, Makassar. Tidak Dipublikasikan.

Kandari, A.M., Hidrawati, U. Rianse, Muhidin, M. Iswandi, N. Arafah, 2017. LocalWiisdom as Adaptation Strategy in Suboptimal Land Management at BinongkoIsland, Wakatobi – Indonesia. Journal Biosciences Biotechnology Research Asia(BBRA). Edisi Maret 2017, Vol.14, No. 1: pp. 129-139, Print ISSN: 0973-1245,Online ISSN: 2456–2602

Kandari, A.M., S. Baja., Ulmiyati, Syamsul, Jayadi. 2017a. Potensi Iklim untukmendukung Evaluasi Kesesuaian lahan Tanaman Pertanian di KecamatanKaledupa, Kabupaten Wakatobi. Kerjasama Unhas dan Pemda Wakatobi.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Perubahan iklim global. Diakses pada 27 Juli2014, dari: http:/climatechange.menlh.go.id

Runtunuwu, E., H. Syahbuddin, dan F. Ramadhani. 2013. Kalender tanam sebagai instrumen adaptasi perubahan iklim. hlm 271-291. Dalam H. Soeparno, E.Pasandaran, M. Sarwani, A, Dariah., S.M. Pasaribu, dan N.S. Saad. (Ed). Politik Pembangunan Pert. Menghadapi Perubahan Iklim. IAARD Press, Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2010. Rancangan rencana strategis kementerian pertanianTahun 2010-2014. Kementerian Pertanian. 199 h.

Koesmaryono,Y. 2004. Dampak Pola Iklim terhadap Sumber Daya Air di Indonesia.SuaraPembaruan. Simposium Perhimpunan Meteorologi Pertanian dan Kongres ke-5PERHIMPI, Jakarta.

Kucharik, C.J. 2006. A multidecadal trend of earlier corn planting in the centralUSA. Agron. J. 98: 1544–1550.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 42 of 52

Page 43: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Kurniawati, F. 2011. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pendapatan dan Faktor- Faktor Penentu Adaptasi Petani Terhadap Perubahan Iklim. Skripsi. Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Laporan Pembangunan Dunia. 2010. Pembangunan dan Perubahan Iklim (Terjemahan).Editor Ahli : Ketut Wikantika, Dir. Center of Remote Sensing ITB, Bandung. TheWorld Bank. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Las, I. 2007. Strategi dan Inovasi Antisipasi Perubahan Iklim. Balai BesarSumberdaya Lahan Pertanian. Jakarta.

Lauer, J.G., P.R. Carter, T.M. Wood, G. Diezel, D.W. Wiersma, R.E. Rand, and M.J.Mlynarek. 1999. Corn hybrid response to planting date in the northern corn belt. Agron. J. 91: 834–839.

Las, I., E. Surmaini dan A. Ruskandar. 2009. Antisipasi Perubahan Iklim: InovasiTeknologi dan Arah Penelitian Padi di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Padi2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Balitbang Pertanian. DepartemenPertanian. Hal.55-72.

Liu, S., Mo, X., Lin, Z., Xu, Y., Ji, J., Wen., G., Richey, J. 2010. Crop yield responses to climate change in the Huang-Huai-Hai Plain of China. Article in Press.Agricultural Water Management xxx: xxx–xxx. 15p.

Maman N, Lyon DJ, Mason SC, Galusha TD, Higgins R. 2003. Pearl millet and grainsorghum yield response to water supply in Nebraska. Agron. J., 95: 1618-1624.

Mulyadi, Suharsih, I.J. Sasa, dan P. Setyanto. 2002. Penggunaan bahan organikpada padi dan emisi gas metan dari lahan sawah.Prosiding Seminar NasionalSistem Produksi Tanaman Pangan Berwawasan Lingkungan. Puslitbangtan,Bogor. hlm. 71–78.

Musa, Y.2012. Arah Baru Pembangunan Pertanian Indonesia. Makalah. Disajikandalam Semiloka Memperingati 50 Tahun Fakultas Pertanian, Unhas. Tema : Gagasan, Pikiran, dan Harapan Alumni Fakultas Pertanian Unhas terhadapPembangunan Pertanian Indonesia. Penerbit, PT. Zarindah Perdana, Makassar. Hal.64-72.

[NAS] National Academy of Science/NAS (2007). Dampak Pemanasan Global DiBidang Pertanian.

Niggol, S. R., Mendelsohn, Pradeep, Kurukulasuriya, A.Dinar, Rashid, Hassan. 2008.Differential Adaptation Strategies to Climate Change in African Cropland byAgro-Ecological Zones. Policy Research Working Paper, 4600. The WorldBank evelopment Research Group Sustainable Rural and Urban DevelopmentTeam. April 2008.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 43 of 52

Page 44: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Nurdin. 2011. Antisipasi perubahan iklim untuk keberlanjutan ketahanan pangan.Sulawesi Utara: Universitas Negeri Gorontalo.

Nurmalina, R. 2008. Analisis Indeks dan Status Keberlanjutan Sistem KetersediaanBeras di Beberapa Wilayah Indonesia.Jurnal Agro Ekonomi, Volume 26 No.1,Mei 2008 : 47 – 7.pse.litbang.deptan.go.id.

Pawitan et.al., 1997. The Implementation of Strategic and Tactical Approach inEfficient Water Use Movement. National Seminar Proceedings on Establishing the efficient Water Use Movement to Optimize the Utilization of WaterResources.Colaboration between The National Resiliency Institute, IndonesianAssociation of Agricultural Meteorology, Indonesian Association of Agronomy,and Indonesian Association of Agricultural Economy. Jakarta Juli 11st, 1996.

Rounselvell M.D.A., and D.S. Reay. 2009. Land Use and Climate Change in UK.Land Use Policy 26S, S160-S169. Elsevier.

Saaty T.L. 1980. The Analytical Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, ResourceAllocation. McGraw-Hill. New York

Salim, E. 2003. Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim.Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Setyanto P, Rosenani AB, Boer R, Fauziah CI, Khanif MJ. 2004. The effect of ricecultivars on methane emission from irrigated rice field. Indonesian Journal ofAgricultural Science 5(1): 20–31.

Sheehy, J.E., A. Elmido, G. Centeno, and P. Pablico. 2005. Searching for new plants for climate change. J. Agric. Met. 60:463-468.

Spiertz, H. 2013. Challenges for Crop Production Research in Improving Land Use, Productivity and Sustainability. Center for Crop Systems Analysis, Plant Sciences,Wageningen University, P.O. Box 430, Wageningen 6700 AK, The Netherlands; E-Mail: huub.spi er t z @wu r .nl. Received: 20 December 2012; in revised form: 22February 2013 / Accepted: 2 April 2013. Published: 17 April 2013. Sustainability2013, 5, 1632-1644; doi:10.3390/su 5041632 Sustainability ISSN 2071-1050.www.mdpi. c om/ journal/sustainability.

Suberjo, (2009). adaptasi pertanian dalam pemanasan global. Dosen Fakultas PertanianUGM Yogyakarta dan Mahasiswa Doktoral The University of Tokyo. Diakses pada 12 Agustus 2014, dari: http://sub e jo.st aff .ugm. ac .id/ ?p=108.

Sumarmi Sri. 2009. Ketahanan dan Kerawanan Pangan. Pelangi Gizi Universitas AirLangga, Surabaya.

Surmaini, E. dan H. Syahbuddin. 2016. Kriteria awal musim tanam: tinjauan prediksi waktu tanam padi di Indonesia. J. Litbang Pert. Vol. 35 No. 2 Juni 2016: 47-56.

Susandi. A, 2004. Future emissions of air pollutants in Indonesia: SO2 and Nox,

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 44 of 52

Page 45: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Proceeding of the International Conference on Policy Modeling, Paris, France, 30June – 2 July 2004.

Susandi, A., M. Tamamadin, dan I. Nurlela. 2008. Fenomena Perubahan Iklim danDampaknya terhadap ketahanan pangan di Indonesia. Prosiding Seminar NasionalPadi. Buku 1. Hal. 73-79.

Susilokarti, D. 2010. Konservasi air dalam menanggulangi kelangkaan air sebagaiupaya adaptasi perubahan iklim. http://www.l ea d.o r .id/downlo a d / c 12/l a p/ Dyah.pdf. (diakses pada tanggal 7 Maret 2011).

Syafikri,D. 2010. Dampak Perubahan Iklim Global Terhadap Dunia Pertanian danPerikanan.

Tao, F., and Zhang, Z. 2010. Adaptation of maize production to climate change inNorth China Plain: Quantify the relative contributions of adaptation options.Article in Press. Europ. J. Agronomy xxx: xxx -xxx. 14p.

Thamrin M., Ruchjaniningsih, dan M.B. Nappu. 2013. Perubahan iklim dan antisipasiteknologi dalam pengelolaan tanaman jagung lahan kering. Seminar Nasional. Serealia, 2013. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan.

Tschirley, J. 2007. Climate Change Adaptation: Planning and Practices. Power PointKeynote Presentation of FAO Environment, Climate Change, BioenergyDivision, 10-12 September 2007, Rome.

Trenberth,K.E; J.T. Houghton and L.G. M. Filho. 1995. The Climate System : anOverview. In: Climate Change 1995. The Science of Climate Change. Contribution of Working group I to the Second Assesment Report of TheIntergovermental Panel on Climate Change. CambridgeUniversity Press.

Tubiello, F.N., Donatelli, M., Rosenzweig, C., Stockle, C.O. 2000. Effects of climatechange and elevated CO2 on cropping systems: model predictions at two Italian locations. European Journal of Agronomy 12: 179–189.

Utami, Jamhari, dan Suhatmini Hardyastuti. 2011. El Nino, La Nina danPenawaran Pangan di Jawa, Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.12: 2, hlm. 257-271.

Wang, Z.P., C.W.Lindau, R.D.Delaune and W.H. Patrick Jr. 1992. Methane ProductionFrom Anaerobic Soil Amended With Rice Straw and Nitrogen Fertilizers. Fertilizers Research 33: 115-121.

Wikipedia, 2010. Pemanasan Global, from: http : //id.w i kip e di a .o r g /wiki/ Pemanasan_global , 10 oktober 2010.

World Bank. 2010. World Development Report 2010: Development and climate change. pp. 439. The World Bank: Washington, DC.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 45 of 52

Page 46: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau Dan Selalu Bersandar Kepada Allah SWT”

Data Pribadi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap dan Gelar : P r o f . Dr.Ir. Aminuddin Mane Kandari, M.SiTempat dan Tanggal Lahir : Rukuwa, 31 Desember 1965NIP/NIDN/Karpeg. : 19651231199001016/ 0001016521 / E. 916048Pangkat/Golongan : Pembina Utama / IV-CJabatan Tugas Tambahan : Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu LingkunganJabatan Akademik/Bidang : Guru Besar/Profesor/AgroklimatologiNo. SK. Kemenristekdikti : 46082/A2.3/KP/2018; Tgl 1 Agustus 2018Agama : IslamStatus Perkawinan : KawinNama Istri : Nuriati Rahman, SKMNama Anak : 1. Muh. Shoddam Rahyatmin Manek, S.Ked

2. Nur Shobrianti Rahyatmin Manek (MHS)3. Muh. Shoddiq Rahyatmin Manek (SMP)4. Muh. Shodrin Rahyatmin Manek (SD)

Alamat Kantor : Dekanat FHIL UHO, Kampus Drs.H. AbdullahSilondae, Kompleks Pasca Sarjana UHO,Kemaraya - Kendari.

Alamat e-mail /HP. : m a n e k a nd ar i a @ y a ho o . c o m / 082195936397-08 1 2 4 13 8 8 3 86

Alamat rumah : Kompleks Perdos UHO, TBlok D.No.10RW.03/RT.06. Kel. Kambu, Kec. KambuKota Kendari, 93232

A. Riwayat Pendidikan1. Sekolah Dasar Negeri One-One, Rukuwa Binongko, Lulus Tahun 19772. Sekolah Menengah Pertama Negeri Binongko, Lulus Tahun 19813. Sekolah Menengah Atas Negeri I Bau-Bau, Lulus Tahun 19844. Sarjana Budidaya Pertanian/Agronomi (Ir.) Fak Pertanian Universitas Halu

Oleo, Kendari, Lulus Tahun 24 Juni 19895. Program Magister/ Agroklimatologi. Program Pasca Sarjana Institut

Pertanian Bogor , IPB (M.Si), Lulus April 19986. Program Doktor / Ilmu-Ilmu Pertanian. Program Pasca Sarjana

Universitas Hasanuddin, Makassar, Lulus 28 April 2014

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 46 of 52

Page 47: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

B. Riwayat Kepangkatan/Jabatan Fungsional

1. Penata Muda CPNS (III/a.). 1 Maret 19902. Penata Muda (III/a), Asisten Ahli Madya. 1 Oktober 19913. Penata Muda Tk. I (III/b), Asisten Ahli. 1 Oktober 19934. Penata (III/c), Lektor. 1 Oktober 19955. Penata Tk.I (III/d), Lektor Madya. 1 Oktober 20006. Pembina (IV/a), Lektor Kepala. 1 Oktober 20037. Pembina Tk. I (IV/b), Lektor Kepala. 1 Agustus 20068. Pembina Utama Muda (IV/c), Lektor Kepala. 1 Desember 20109. Pembina Utama Muda (IV/c), Guru Besar, 1 Agustus 2018

C. Pengalaman Pekerjaan

1. Bidang Pengajaran

1. Dosen Tetap pada Fakultas Pertanian UHO. Thun 1990 – 20142. Dosen Tetap pada FHIL UHO, Tahun 2015 – Sekarang3. Dosen Tidak Tetap PS Agronomi (S2) PPs UHO, 2015 – Sekarang4. Dosen Tidak Tetap pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah

(S2) PPs UHO, Tahun 2015 – Sekarang5. Dosen Tidak Tetap PS Agronomi (S3) PPs UHO, 2015 – Sekarang.

2. Bidang Jabatan Tambahan

1. Sekretaris Kebun Percobaan Faperta Unhalu, Tahun 1999 – 2000.2. Kepala Kebun Percobaan Faperta Unhalu, Tahun 2000 – 20013. KPS Agronomi, Jur. Budidaya Pertanian, Faperta Unhalu, 2001 – 20054. Pembantu dekan III Fakultas Pertanian Unhalu, Tahun 2005 – 20095. Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian Unhalu, Tahun 2009 – 20126. Sekretaris LPPM UHO, Tahun 2013 – 20147. Wakil Dekan II FHIL UHO, TH 2014 – 20158. Ketua Senat UHO, Tahun 2015 – 20189. Dekan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) UHO,

Tahun 2018 - Sekarang

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 47 of 52

Page 48: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

3. Bidang Penelitian Kerjasama (5 Judul terakhir)1. Evaluasi dan Pemetaan Lokasi Strategis untuk Pengembangan Ekonomi

Kreatif. 2018. Anggota TIM, Kerjasama Pemda/Dinas Pekerjaan Umumn Kab. Wakatobi Prov. Sultra dan Unhas/Witaris; Sumbangan Baja, M.Phil (Unhas-Ketua TIM);

2. Evaluasi dan Pemetaan Kesesuaian Lahan Komoditas Pertanian LokalStrategis Secara Spasial di Pulau Kaledupa. 2017. Anggota TIM, Kerjasama Pemda/Dinas Pertanian Kab. Wakatobi Prov. Sultra dan Unhas/Witaris Unhas Sumbangan Baja, M.Phil (Unhas-Ketua TIM);

3. Studi Penyusunan Rencana Pengelolaan Das Winto Winning Secara TerpaduKabupaten Buton, 2016. Anggota TIM. Bappeda Kabupaten Buton. Laporan, LPPM UHO, Safril, SP., MES (UHO-Ketua TIM).

4. Studi Penyusunan Rencana Pengemb. Kawasan Agropolitan Di WilayahKabupaten Buton. 2015. Anggota TIM Kerjasama Pemda/BAPPEDAWakatobi dan UHO/LPPM UHO; Safril Kasim SP, MES (UHO-Ketua TIM) Bappeda Kab. Buton. LPPM UHO.

5. Penyusunan RTRW, RPJM, PRJP Pemda Kabupaten Buton Tengah. 2015.Anggota TIM. Kerjasama Pemda/Dinas PU/ Kab. Buton Tengah danUnhas/Witaris Unhas; Prof.Dr.Ir. Sumbangan Baja, M.Phil (Unhas-Ketua TIM)

4. Bidan Penelitian Lingkup UHO (5 Judul terakhir)

1. Kandari, AM., S. Kasim, Asbar., 2016. Studi Potensi dan Kendala Sumber Daya Lahan Pasang Surut Berbasis Data Spasial Sebagai Arahan Pengembangan Tan. Nipah (Nypa fruticans) di Kab. Bombana.

2. Kandari, AM., A. Arif., Cornelius Soares. 2015. Upaya Perbanyakan BibitJati Lokal (Tectona grandis L.) pada Daerah Kering Beriklim Kering

3. Kandari, AM., 2014. Optimasi Spatio-Temporal Lahan Pertanian di WilayahBerpotensi Rawan Pangan. Disertasi. Tidak dipublikasikan.

4. Kandari, AM., 2013. Optimalisasi Spatio-Temporal Lahan Pangan BerbasisPedo-Agroklimat di Daerah Lahan Kering Beriklim Kering. Hibah Doktor. DIKTI. Laporan. LPPM UHO.

5. Kandari, AM. 2011. Modifikasi Iklim Mikro untuk Menghambat Pembentukan PupaUlat Grayak (Spodoptera litura F.) pada Tanaman Jagung melalui Penggunaan MulsaPangkasan Gulma. Ketua. DIKTI. HIBAH KOMPE TENSI. Laporan LPPM UHO.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 48 of 52

Page 49: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

5. Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (5 Judul terakhir)1. Kandari, AM., A. Lio., S. Kasim, L.O. Siwi, 2018. Pengurangan Risiko Bencana

Banjir Melalui Edukasi dan Pendampingan Masyarakat Sekitar DAS Wanggu, Kelurahan Anawai dalam Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Oktober – November 2018. Laporan Pengabdian. LPPM UHO, Sumber Dana DIPA/BOPTN UHO.

2. Kandari, AM, Armid, S. Kasim. Tommy, 2016. Revolusi Mental Masyarakat Untuk Menciptakan Lingkungan Sehat Berbasis Pengurangan Risiko Bencana (Prb) Terpadu Dari Berbagai Disiplin Ilmu Di Kelurahan Bungkutoko, Kecamatan Abeli, KotaKendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Oktober – November 2016 DIPA/BOPTN UHO. Laporan Pengabdian LPPM UHO.

3. Alamsyah, LO. Sabaruddin, AM. Kandari, 2015. Pemanfaatan Buah Mangrove untuk Meningkatkan Pendapatan dan Cadangan Pangan Alternatif sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove pada Wilayah KPH Gula Raya di Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Anggota. Oktober – November 2015 DIPA/ BOPTN UHO. Laporan LPPM UHO.

4. Kandari, AM., Syaefuddin, Damhuri, 2014. Pemberdayaan Petani Perkebunan dan Hortikultura di Desa Pure Kecamatan Wakorumba Selatan Kabupaten Muna Melalui Pengembangan Agribisnis Terpadu dan Pengembangan Sosial Ekonomi, Terintegrasi dengan KKN Mahasiswa UHO Sm Genap TA. 2013/2014. Di Raha Kabupaten Muna, Mei – Agustus 2014;

5. Kandari, AM. 2013. Modifikasi Iklim Mikro untuk Menekan Pertumbuhan Gulma pada Areal Tanaman Kacang Panjang melalui Penggunaan Mulsa Organik. Kendari,8 Oktober – 30 November 2013. Laporan LPPM UHO.

D. Mata Kuliah yang diampu : Kualifikasi S1. :(Agroklimatologi, Klimatologi Hutan, Ekologi Hutan, Hidrometeorologi, Hidrologi Hutan,Pengantar Ilmu Lingkungan, Pengelolaan Sumber Daya, Alam, Biogeografi Pulau, Degradasi Lingkungan, Biodiversity, Perubahan Iklim, Ekosistem Wilayah Pesisir, Budi Pekerti, Wawasan Kemaritiman).Kualifikasi S2 :(Klimatologi Pertanian (lanjutan), Ekofisiologi Tanaman Tropik, Perencanaan WilayahPertanian dan Pedesaan).Kualifikasi S3 :1. Pengel. Tanaman Palmae Penting (S3).

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 49 of 52

Page 50: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

E. Publikasi dalam Jurnal Ilmiah (5 Judul terakhir)1. Kandari, A.M., S. Alam, Muhidin, Halim, Yuswand. 2018. Assesment of land

biophysical properties on different slope positions as management conservation sustainable in Districts of North Moramo, South Konawe, Indonesia. BIOSCIENCE RESEARCH, Journal by Innovative Scientific Information & Services Network, Edisi Maret, 2018 Vol.15(1): pp. 505-512.Print ISSN: 1811-9506 Online ISSN: 2218-39732.

2. Kandari, AM., Hidrawati, U. Rianse, Muhidin, M. Iswandi, N. Arafah. 2017. Local Wiisdom as Adaptation Strategy in Suboptimal Land Management at Binongko Island, Wakatobi – Indonesia. Biosciences Biotechnology Research Asia, Edisi Maret2017, Vol.14, No. 1,Print ISSN: 0973-1245 Online ISSN: 2456–2602

3. Kandari, AM., S.Kasim, M.A. Limi, J.Karim. 2015. Land Suitability Evaluation for Plantation Forest Development Based on Multi-criteria. AGRICULTURE, FORESTRY AND FISHERIES ISSN 2328-563X (Print) ISSN 2328-5648; 2015;4(5) : 228-238; Published online October 10, 2015, Science PG.

4. Kandari, AM., A.Halim, S. Kasim, 2015. General Study of Climate and Biodiversity Characteristics in Wawonii Island Konawe Islands Regency, Indonesia. Proceedings Celebes International Conference on Diversity at Wallacea’s Line (CICDWL 2015). ISBN: 978-602-8161-81-7. Tanggal 8-10 Mei 2015.

5. Kandari, AM., S. Baja, A.AIa, Kaimuddin. 2013. Agroecological Zoning and LandSuitability Assessment for Maize (Zea mays L.) Development in Buton Regency, Indonesia. AGRICULTURE, FORESTRY AND FISHERIES ISSN 2328-563X (Print) ISSN 2328-5648, 2013:2(6): 202-211; Published online, October 20, 2013; Science PG.

F. Kegiatan Ilmiah Yang diikuti (5 topik terakhir)

1. Peserta Seminar Nasional Sylvikultur. Kendari, 8 Agustus 20182. Peserta Seminar Nasional M i k o r yz a . Kendari, 9 Agustus 20183. Peserta Seminar Nasional K e m a r i t i m a n . Oktober 2018.4. Peserta Seminarl Nasional Hukum dn Kemaritiman , Nov. 2018

G. Buku Ajar dan Makalah Untuk Kursus

1. Modul Bahan Ajar Klimatologi Dasar. 2003.2. Panduan Praktek Klimatologi Dasar. 2005.

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 50 of 52

Page 51: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

H. Organisasi Profesi

1. Anggota Persatuan Agronomi Indonesia (PERAGI) Cabang Sultra2. Anggota Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI) Cabang

Sultra

I. Penghargaan

1. Tanda Kehormatan: “Satya Lencana Karya Satya” X Tahun Presidenan RI,Dr.H. Susilo Bambang Yudoyono 2 Mei 2008

2. Penghargaan Sebagai Dosen Berprestasi Terpuji 2014 dalam Bidang Karya Siswa Terbaik Universitas Halu Oleo Rektor Universitas Halu Oleo Prof.Dr.Ir.H.Usman Rianse, M.S 18 Agustus 2014.

3. Tanda Kehormatan : “Satya Lencana Karya Satya” XX Tahun Presidenan RIIr.H. Joko Widodo 9 Agustus 2016.

4. Penghargaan sebagai Pejabat UHO Berprestasi Tahun 2016 Rektor UHO Prof.Dr.Ir.H.Usman Rianse, M.S, 19 Agustus 2016.

J. Pengalaman Kunjungan Ke Luar Negeri :1. Malaysia / Universitas Putra Malaysia : Studi Banding Pimpinan Perguruan

Tinggi Pertanian Indonesia (25-26 April 2010)2. Thailand / Naresuan University, Ekathotsarot Asean University President

Conference : (28-31 Juli 2015)3. Thailand / Maejo University, Chiang Mai CRISU-CUPT International

Conference (28-31 Oktober 2016).

Kendari, 23 Desember 2018

Prof.Dr.Ir.Aminuddin Mane Kandari, M.SiNIP. 19651231 199003 1 016

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 51 of 52

Page 52: Motto : “ Tidak Ada Yang Tidak Bisa Kalau Kita Mau …fhil.uho.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ORASI-LENGKAP... · Web viewPada Gambar 9 tampak bahwa ke empat ruang lingkup wilayah

Orasi Ilmiah Disampaikan Di Hadapan Rapat Senat Luar Biasa Universitas Halu OleoDalam Rangka Pengukuhan Sebagai Guru Besar Bidang Agroklimatologi, Kendari 27 Desember 2018

Page 52 of 52