motif dan cerita legenda urbandalam masyarakat lampung

10
Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung Motif and Urban Legend Story in Lampung Society Diah Meutia Harum Kantor Bahasa Lampung Jalan Beringin II no. 40 Kompleks Kantor Gubernur,Telukbetung, Bandarlampung Pos-el: [email protected] Diajukan: 7 Oktober 2019, direvisi: 21 November 2019 Abstract This study examines stories about urban legends in Lampung that are part of folklore, which is a traditional belief, customs, and stories of the people that passed from generation to generation and spread by word of mouth. Urban legend is a story that is spread not only through oral tradition, as time goes on through media such as television and the internet. This kind of contemporary legend is still questionable, but it actually reflects the imagination of urban communities mixed with local characteristics. This study took seven stories as part of the research sample taken through interviews with the public and sources from the internet. This study will classify urban legends by using the Thompson classification to see the motives contained in the story. Based on the analysis carried out, urban legends in Lampung are pretty much found and their distribution is done through oral media and the internet. Urban legend in Lampung has a high endurance in society because until now the contemporary folklore is still disseminated by the generation after the birth of the urban legend story. It was also found that the stories of urban legends in Lampung are compatible with the classification of Thompson's motives. Keywords: urban legend, motives, folklore Abstrak Penelitian ini mengkaji cerita tentang legenda urban yang ada di Lampung yang menjadi bagian dari folklor, yaitu sebuah kepercayaan tradisional, adat istiadat, dan kisah-kisah masyarakat yang melewati generasi demi generasi dan tersebar dari mulut ke mulut. Legenda urban merupakan sebuah cerita yang sebarannya bukan hanya melalui lisan melainkan juga melalui media semacam televisi dan internet. Cerita legenda kontemporer semacam ini masih dipertanyakan kebenarannya, tetapi s esungguhnya mencerminkan imajinasi masyarakat perkotaan yang bercampur dengan ka rakteristik lokal. Penelitian ini mengambil tujuh cerita sebagai bagian dari sampel penelitian ya ng diambil melalui wawancara dengan masyarakat dan sumber-sumber dari internet. Penelitian ini akan mengklasifikasikan legenda urban dengan menggunakan klasifikasi Thompson untuk melihat motif yang terdapat dalam cerita. Berdasarkan a nalisis ya ng dilakukan, legenda urban di Lampung cukup banyak ditemukan dan persebarannya dilakukan melalui media lisan dan internet. Legenda urban di Lampung memiliki daya tahan yang tinggi dalam masyarakat karena hingga saat ini cerita rakyat kontemporer tersebut masih disebarluaskan oleh generasi sesudah lahirnya cerita legenda urban tersebut. Ditemukan pula bahwa cerita legenda urban yang ada di La mpung memiliki kesesuaian dengan klasifikasi motif Thompson. Kata kunci : legenda urban, motif, folklore

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif and Urban Legend Story in Lampung Society

Diah Meutia Harum

Kantor Bahasa Lampung Jalan Beringin II no. 40 Kompleks Kantor Gubernur,Telukbetung, Bandarlampung

Pos-el: [email protected] Diajukan: 7 Oktober 2019, direvisi: 21 November 2019

Abstract

This study examines stories about urban legends in Lampung that are part of folklore, which is a traditional belief, customs, and stories of the people that passed from generation to generation and spread by word of mouth. Urban legend is a story that is spread not only through oral tradition, as time goes on through media such as television and the internet. This kind of contemporary legend is still questionable, but it actually reflects the imagination of urban communities mixed with local characteristics. This study took seven stories as part of the research sample taken through interviews with the public and sources from the internet. This study will classify urban legends by using the Thompson classification to see the motives contained in the story. Based on the analysis carried out, urban legends in Lampung are pretty much found and their distribution is done through oral media and the internet. Urban legend in Lampung has a high endurance in society because until now the contemporary folklore is still disseminated by the generation after the birth of the urban legend story. It was also found that the stories of urban legends in Lampung are compatible with the classification of Thompson's motives. Keywords: urban legend, motives, folklore

Abstrak Penelitian ini mengkaji cerita tentang legenda urban yang ada di Lampung yang menjadi bagian dari folklor, yaitu sebuah kepercayaan tradisional, adat istiadat, dan kisah-kisah masyarakat yang melewati generasi demi generasi dan tersebar da ri mulut ke mulut. Legenda urban merupakan sebuah cerita yang sebarannya bukan ha nya melalui l isan melainkan juga melalui media semacam televisi dan internet. Cerita legenda kontemporer semacam ini masih dipertanyakan kebenarannya, tetapi s esungguhnya mencerminkan imajinasi masyarakat perkotaan yang bercampur dengan ka rakteristik lokal. Penelitian ini mengambil tujuh cerita sebagai bagian dari sampel penel itian ya ng diambil melalui wawancara dengan masyarakat dan sumber-sumber dari internet. Penelitian ini akan mengklasifikasikan legenda urban dengan menggunakan klasifikasi Thompson untuk melihat motif yang terdapat dalam cerita. Berdasarkan a nalisis ya ng dilakukan, legenda urban di Lampung cukup banyak ditemukan dan persebarannya dilakukan melalui media lisan dan internet. Legenda urban di Lampung memi liki da ya tahan yang tinggi dalam masyarakat karena hingga saat ini cerita ra kyat kontemporer tersebut masih disebarluaskan oleh generasi sesudah lahirnya cerita legenda urba n tersebut. Ditemukan pula bahwa cerita legenda urban yang ada di La mpung memi liki kesesuaian dengan klasifikasi motif Thompson. Kata kunci: legenda urban, motif, folklore

Page 2: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

184

1. Pendahuluan Cerita rakyat merupakan bagian dari

warisan budaya dan sumber daya berharga bagi studi naratif, historis, dan komparatif kontemporer. Warisan masa lalu ini mencerminkan nilai-nilai moral dan kepercayaan, identitas kelompok, dan individu dari setiap masa. Selain itu, cerita rakyat dapat dipelajari untuk memahami pergerakan tuturan kisah dalam masyarakat dari waktu ke waktu.

Folklor, seperti yang dikemukakan oleh ahli, dapat menjelaskan asal usul suatu masyarakat dan juga menjelaskan situasi dan kepercayaan di masa lalu. Cerita rakyat sebagai bagian dari folklor merupakan peninggalan budaya dari masa lalu. Richard Dorson (1968: 187) mengemukakan, cerita rakyat merupakan perlambang cerita takhayul kontemporer dan cerita yang berasal dari generasi masa kini.Cerita legenda urban sebagai bagian dari folklor adalah kisah yang dipercaya nyata dan benar-benar terjadi. Kisah yang populer pada masyarakat perkotaan ini menggambarkan peristiwa yang aneh dan misterius yang disebarkan dari mulut ke mulut.

Cerita legenda urban biasanya berlatar di suatu tempat umum di tengah-tengah masyarakat, misalnya rumah kosong, kantor, hotel, pusat perbelanjaan, dan jalan raya. Tokoh dalam cerita urban legend merupakan tokoh atau tempat yang mengalami kejadian aneh dan mengerikan (Brunvand, 1999: 19). Lebih lanjut, Brunvand menyatakan Legenda kontemporer atau yang lebih populer disebut dengan urban legend adalah pengalaman seseorang ataupun cerita yang belum tentu kebenarannya karena berdasarkan kata orang, dengan latar penceritaan kontemporer. Akhir ceritanya pun kadangkala mengejutkan

(Brunvand, 2000). Ada pun Jean-Bruno Renard (1999) mendefinisikan legenda urban sebagai cerita anonim dengan banyak variasi, ceritanya pun pendek, dan seperti yang dikemukakan Brunvand, memiliki akhir yang mengejutkan dan dianggap sebagai sebuah kenyataan.

Cara penyebaran legenda urban dalam masyarakat selain melalui mulut ke mulut, juga merambah ke media sosial, dan media internet. Legenda ini hidup dengan bantuan masyarakat. Kisah yang tersebar tentunya akan mendapat tambahan di sana-sini sesuai dengan sudut pandang penceritaan. Persebaran lewat tradisi lisan dan media sosial serta internet secara tak langsung menjadi sebuah hiburan bagi penggemar cerita-cerita horor karena umumnya cerita-cerita dalam legenda urban men-yeramkan. Legenda urban akan terus diceritakan oleh masyarakat dan mem-buatnya hidup. Brunvand (2000) berpendapat, kebanyakan legenda urban memberikan pesan moral, yang ditafsirkan secara berbeda tergantung pada masing-masing orang, walaupun pesan moral tersebut tidak memiliki makna yang terlalu dalam.

Victor Sage dalam bukunya yang berjudul Horor Fiction in the Protestant Tradition (1988) menyatakan bahwa cerita horor bukanlah termasuk dalam genre sastra, dalam arti sempit, melainkan sebuah respon budaya, yang menyiratkan serangkaian hubungan yang luas. Dengan seluruh budaya di tempat sebuah cerita diciptakan memungkinkan sebuah cerita yang bergenre horor diciptakan berdasarkan pengalaman pribadi yang berkaitan dengan budaya masyarakat tempat subjek pencerita berada.

Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 183—192

Page 3: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif dan Cerita...(Diah Meutia H.)

185

Penelitian dan kajian mengenai cerita rakyat kontemporer atau legenda urban telah banyak dilakukan, di antaranya oleh Ole Bjørn Rekdal (2014) yang berjudul “Academic urban legends”. Penelitian tersebut membahas mengenai cerita legenda urban yang tercipta dari rumor dalam masyarakat. Penelitian lain mengenai legenda urban juga dilakukan oleh Mary Diane Cantrell (2010) yang berjudul “Urban Legend: Why People Believe Them?”. Tesis Cantrell ini berbicara tentang mengapa masyarakat percaya dengan cerita legenda urban dan bagaimana cerita rakyat kontemporer ini bertahan dalam masyarakat. Selama ini cerita rakyat kontemporer yang bergenre horor ditempatkan dalam posisi terpinggirkan dalam genre sastra yang dianggap lebih berbobot. Padahal banyak mitos dan legenda yang terkait dengan berbagai budaya yang menampilkan kisah-kisah makhluk gaib. Berangkat dari kisah horor bersumber dari legenda urban dalam masyarakat, tulisan ini akan membahas legenda urban di Lampung. Penelitian ini hendak melihat bagaimana masyarakat Lampung yang multikultur memiliki latar belakang yang beragam, melalui cerita rakyat kontemporer ini akan terlihat perubahan sosial dalam masyarakat, nilai-nilai yang dianut, dan pergerakan cerita rakyat yang dinamis.

Kerangka Teori

Genre horor sering digolongkan oleh para kritikus sastra sebagai kisah yang bergenre fantastik. Definisi horor yang lebih luas ini disebabkan penggabungan dari kisah fantasi dengan kisah horror. Padahal cerita horor dan fantasi memiliki genre yang berbeda sesuai dengan konteks budaya di mana sebuah karya diproduksi.

Dalam studi folklor yang berkaitan dengan cerita rakyat terdapat sebuah klasifikasi yang membedakan antara tipe dongeng dan motif yang dibuat oleh Stith

Thompson (1955). Ia mendefinisikan tipe dongeng sebagai sebuah kisah tradisional yang memiliki eksistensi yang berdiri sendiri dengan narasi yang lengkap dan tidak berhubungan dengan cerita lain. Thompson (1955: 415-416) men-definisikan motif cerita rakyat sebagai elemen terkecil dalam cerita yang memiliki kekuatan untuk bertahan dalam tradisi karena memiliki sesuatu yang tidak biasa dan lain dari yang lain. Sebagian besar motif dalam cerita rakyat terbagi dalam tiga kategori. Pertama, cerita rakyat dengan tokoh dewa, hewan ajaib, makhluk seperti penyihir, raksasa, peri, atau bisa jadi karakter manusia, seperti anak bungsu kesayangan, bahkan ibu tiri yang kejam. Kedua, dapat berupa benda-benda gaib, tradisi dan kepercayaan aneh, dan sejenisnya. Ketiga, sebuah peristiwa khusus. Klasifikasi Thompson ini diterbitkan pada tahun 1955 sampai dengan tahun 1958 dalam enam volume dengan judul Motif-Index of Folk-Literature: A Classification of Narrative Elements in Folktales, Ballads,Myths, Fables, Mediaeval Romances, Exempla, Fabliaux, Jest-Books, and Local Legends. Buku ini mengklasifikasikan dan katalog motif naratif cerita rakyat dalam masyarakat. Thompson mengklasifikasikan motif berdasarkan kategori berikut. A. Mythological Motifs (motif mitologi) B. Animal Motifs (motif hewan) C. Motifs of Tabu (motif tabu) D. Magic( motif gaib) E. The Dead (motif orang mati) F. Marvels (motif keajaiban) G. Ogres (motif gergasi, raksasa) H. Tests (motif tes, ujian) J. The Wise and the Foolish (motif si bijak

dan si bodoh) K. Deceptions (motif tipu muslihat) L. Reversals of Fortune( motif hadiah

kemenangan) M. Ordaining the Future (motif nubuat)

Page 4: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 183—192

186

N. Chance and Fate (motif Kesempatan dan takdir)

P. Society (motif masyarakat) Q. Rewards and Punishments( motif

penghargaan dan hukuman) R. Captives and Fugitives (motif tahanan

dan buronan) S. Unnatural Cruelty (motif kekejaman

luar biasa) T. Sex (motif seksual) U. The Nature of Life (motif kehidupan) V. Religion (motif agama) W. Traits of Character (motif sifat

manusia) X. Humor Z. Miscellaneous Groups of Motifs (motif

lain-lain) 2. Metode Penelitian

Penelitian cerita legenda urban dalam masyarakat Lampung dengan menggunakan teori klasifikasi indeks motif Thompson ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan mendeskripsikan fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, dan persepsi. Unsur-unsur dalam legenda urban dianalisis dan diklasifikasikan dalam indeks motif Thompson.

Sumber data dalam penelitian ini adalah tujuh cerita legenda urban di Lampung, yaitu Rumah Kapal, Rumah Sakit Kartika, Serimol (1), serimol (2), Hantu Cut Bacut, Makhluk Penunggu Sungai, dan Batu Berdarah. Dalam penelitian kualitatif ini, data formal yang akan dianalisis adalah motif yang terdapat dalam ketujuh cerita ini. Ketujuh cerita tersebut didapatkan dari wawancara dengan narasumber dan sumber-sumber internet.

Teknik pengolahan data dilakukan dengan mengadakan studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data mengenai ketujuh cerita rakyat ini. Selanjutnya mengindentifikasi data yang diperoleh agar diperoleh klasifikasi motif yang

terdapat dalam ketujuh cerita tersebut dan didapatkan simpulan penelitian.

3. Hasil dan Pembahasan

KBBI mendefinisikan cerita rakyat sebagai cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secaralisan(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cerita%20rakyat). Cerita rakyat menurut Merriam-Webster adalah adat, dongeng, perkataan, tarian, atau bentuk seni tradisional dipertahankan oleh masyarakat (Merriam-Webster.com). Merriam-Webster juga menambahkan tambahan deskripsi cerita rakyat dengan gagasan, cerita, atau perkataan yang tersebar luas dalam masyarakat. Sementara itu, definisi yang diberikan oleh Merriam Webster untuk legenda urban adalah cerita menyeramkan berdasarkan pada desas-desus dan dianggap benar. Cerita rakyat sebagai bagian dari budaya masyarakat diturunkan dari generasi ke generasi untuk tujuan hiburan semata. Sementara itu, legenda urban dianggap sebagai bentuk cerita rakyat modern yang dimaksudkan sebagai peringatan yang diciptakan masyarakat agar anggota masyarakat mematuhi aturan yang dibuat masyarakat.

Legenda urban adalah bentuk populer dari cerita rakyat modern di masyarakat saat ini. Legenda semacam ini kebanyakan mengisahkan kisah sial atau bahkan seram dengan terperinci. walaupun hanya mengandung sedikit kebenaran, atau mungkin tidak benar sama sekali, umumnya masyarakat menerimanya sebagai fakta dan sangat cepat penyebarannya. Legenda urban seperti ini sering kali ditambah dan dibumbui sesuai dengan karakter wilayah masing-masing. Cerita legenda urban biasanya memiliki tipe dan motif tertentu karena cerita yang tersebar dan diturunkan akan mengalami perubahan

Page 5: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif dan Cerita...(Diah Meutia H.)

187

versi lewat penuturan dari mulut ke mulut (Brunvand, 1999:19).

Legenda urban berasal dari cerita rakyat, peristiwa aktual yang terjadi di masa kini, dan tabu yang diciptakan masyarakat agar anggota masyarakat mematuhi aturan. Seperti halnya cerita rakyat, legenda urban mengandung unsur-unsur tetap yang muncul dalam berbagai cerita rakyat dari berbagai belahan dunia. Unsur tetap ini tentu saja disertai dengan variabel lain sebagai bumbu-bumbu suatu cerita tertentu.

Saat ini, legenda urban tidak lagi menjadi ciri budaya naratif suatu suku atau bangsa tertentu, legenda ini masuk dalam kelas yang sama dengan tradisi lisan lainnya dari seluruh dunia. Maraknya legenda urban dalam masyarakat kontemporer disebabkan oleh meningkatnya mobilitas masyarakat modern melalui berbagai sektor mulai dari pariwisata sampai dengan jaringan komunikasi yang tidak terbatas. Legenda urban dianggap sebagai indikasi masyarakat luas di berbagai belahan dunia, baik yang tinggal di desa maupun di kota memiliki nilai-nilai, keinginan, dan kecemasan yang sama. Legenda urban pada dasarnya bagian dari tradisi lisan karena keberadaannya yang dihasilkan dan disebarkan dari dari mulut ke mulut. Brunvand (1981) membuat penelitian tentang legenda urban yang berjudul “The Vanishing Hitchhiker: American Urban Legends and Their Meanings”. Brunvand memaparkan hasil penelitian dengan mendeskripsikan plot secara umum. Pendeskripsian plot akan memperlihatkan apakah suatu tema memiliki akar dan motif yang sama dengan versi yang lain. Brunvand mendeskripsikan dalam cerita tentang pembonceng yang hilang. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut.

1. pengemudi biasanya berkendara di malam hari

2. mengambil pembonceng (biasanya perempuan) 3. pembonceng menghilang 4.penjelasan yang diberikan oleh

penduduk setempat Unsur-unsur tambahan dimasuk-

kan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat. Mengambil contoh dari kisah pembonceng yang hilang, pencerita dapat menggambarkan orang yang men-gendarai mobil, merek mobil, kondisi jalan, pemandangan lokal, nama tempat kejadian, penampilan atau pakaian penumpang dengan penjelasan yang bervariasi.

Cerita dengan pola yang sama terjadi di Yogyakarta. Unsur-unsur tetapnya adalah seorang pengemudi ojek daring mendapat pesanan di malam hari dari seorang perempuan. Dalam perjalanan pembonceng menghilang. Pengemudi mendapati pembonceng menghilang di kawasan pekuburan. Penjelasan yang didapat dari masyarakat sekitar, di kawasan tersebut sering terjadi peristiwa gaib yang berhubungan dengan hantu. Unsur-unsur tambahan yang membumbui cerita ojek daring tersebut adalah pembonceng yang menghilang di kawasan pekuburan (https://m.liputan6.com/regional/read/4068493/heboh-sosok-mistis-aisyah-order-ojek-online-di-yogyakarta).

Berikut ini adalah legenda urban yang menjadi sampel penelitian dalam makalah ini.

Teks 1 “Rumah Kapal”

Rumah kapal adalah sebutan bagi sebuah rumah yang dianggap berhantu oleh masyarakat Lampung. Karena ke-angkerannya, Rumah Kapal pernah digunakan sebagai lokasi syuting acara televisi “Uji Nyali” (https:travel.detik.com domestic-destination › datang-)

Page 6: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 183—192

188

Berikut ini adalah narasi “Rumah Kapal”.

Ada sebuah rumah tak terurus dan tak beratap yang disebut “Rumah Kapal” karena jika diperhatikan, bentuknya seperti kapal. Menurut desas-desus yang beredar, di rumah kapal sering terlihat penampakan. Kisah yang beredar di masyarakat, di sana pernah terjadi pembunuhan sehingga sering terjadi peristiwa gaib. Konon katanya, pernah ada perempuan yang terbunuh. Rumah kapal juga kerap terbakar sehingga ditinggalkan penghuninya. Warga sering mendengar suara wanita tertawa dari dalam rumah tersebut. Hantu yang sering menampakkan diri, diantaranya hantu berbaju merah, makhluk berwarna hitam, ular raksasa, dan manusia berkepala harimau. Keangkeran rumah kapal menyebabkan tempat ini menjajdi semacam tempat uji nyali dan dikunjungi orang.Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori E531. E531. Ghost-like building. Narasi teks pertama mendeskripsikan tentang sebuah rumah berhantu yang dihuni oleh makhluk gaib. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut. 1. Rumah kosong, bekas terjadinya

peristiwa pembunuhan dan kebakaran. 2. Adanya makhluk gaib semacam

kuntilanak, hewan jadi-jadian semacam harimau dan ular.

3. Makhluk gaib menampakkan diri di hadapan manusia

4. penjelasan yang diberikan oleh penduduk setempat

Unsur-unsur tambahan dimasuk-kan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat. Pencerita atau saksi mata mengungkapkan keadaan rumah kapal yang rusak tanpa atap bekas terbakar dan ditumbuhi ilalang di sana-sini. Letak

rumah berada di jalan yang tidak terlalu ramai sehingga mendukung keangkeran rumah kapal. Cerita legenda urban rumah kapal setipe dengan bangunan pe-ninggalan Belanda, Lawang Sewu, di Semarang. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori E. The Dead subkategori E531. Ghost-like building, E520. Animal ghosts Teks 2 “Rumah Sakit Kartika” Narasi Rumah Sakit kartika yang terletak di Garuntang, Bandarlampung, adalah rumah sakit yang sudah tidak digunakan lagi. (https:www.wattpad.com/648461120-ensiklopedia-misteri-horor-budaya-indonesia-angker) Ada sebuah rumah sakit yang saat ini telah ditutup di awal tahun 2000 dan meninggalkan bangunan yang tak terurus yang berlokasi di wilayah Bandarlampung, yaitu rumah sakit Kartika. Konon katanya, rumah sakit ini ditutup karena pemiliknya bangkrut dan tak dapat lagi membiayai operasi rumah sakit tersebut. Menurut penuturan warga setempat, di lokasi tersebut sering dijumpai sosok kuntilanak yang men-yeramkan. Di bagian-bagian tertentu rumah sakit terdapat hantu yang bermacam-macam, diantaranya sesosok anak kecil berlumuran darah yang suka mengganggu pengunjung destinasi wisata malam karena rumah sakit ini menjadi salah satu tujuan wisata horor yang memiliki penggemarnya sendiri. Dari dalam rumah sakit juga sering terdengar suara perempuan menangis dan menjerit kesakitan. Sering pula tercium bau darah dari dalam rumah sakit yang membuat suasana semakin mencekam. Narasi teks kedua mendeskripsikan cerita tentang bangunan bekas rumah sakit yang menurut penuturan masyarakat sekitar berhantu. Sering terjadi penampakan dan

Page 7: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif dan Cerita...(Diah Meutia H.)

189

suara-suara mengerikan yang berasal dari dalam rumah sakit. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut. 1. Sebuah bangunan terbengkalai 2. makhluk gaib menampakkan diri,

terdengar suara-suara mengerikan dari dalam gedung.

4. penjelasan yang diberikan oleh penduduk setempat

Masyarakat menjadikan lokasi rumah sakit sebagai destinasi wisata malam dengan tujuan melihat penampakan. Menurut penuturan orang-orang yang pernah berkunjung ke rumah sakit, seringkali tercium bau amis darah. Kadangkala juga terdengar suara orang menjerit kesakitan. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori E. The Dead(Orang mati) subkategori E531. Ghost-like building(bangunan berhantu), E490. Meetings of the dead(Pertemuan dengan orang mati) dan E530. Ghosts of objects(benda berhantu)

Teks 3 “Serimol(1)” Kisah mengenai makhluk ini diceritakan oleh Zonizar, salah satu masyarakat Tanggamus yang mendapatkan cerita ini dari nenek-kakeknya. Makhluk Serimol merupakan makhluk jadi-jadian yang tinggal di dalam hutan di Tanggamus. Makhluk Serimol ini seringkali di-ceritakan oleh orang-orang tua sebagai peringatan agar anak-anak tidak bermain ke dalam hutan. Berikut ini narasi Sekhimol berdasarkan penuturan penduduk. Di Tanggamus ada makhluk yang bernama Serimol atau Sekhimol. Manusia ini berbentuk seperti monyet atau manusia setengah purba. Menurut masyarakat Tanggamus, Serimol merupakan penghuni hutan-hutan di

Lampung. Kekuatan Serimol setara dengan kekuatan sepuluh orang dewasa. Ciri khas Serimol adalah memiliki kaki dengan tumit di depan yang fungsinya untuk mendaki bukit yang curam dan mengecoh binatang yang mencari jejaknya.

Narasi teks ketiga mendeskripsikan cerita makhluk gaib Serimol. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut. 1. makhluk gaib yang tidak memiliki jenis

kelamin, purba 2. memiliki kekuatan gaib 3. penampilan seram dan mengerikan 4.penjelasan yang diberikan oleh

penduduk setempat. Unsur-unsur tambahan oleh masyarakat seperti mengenai Serimol yang bertempat tinggal di semua hutan di Lampung. Selain itu, penduduk menggambarkan tampilan Serimol dengan tumit Serimol yang terbalik. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori B. Animals subkategori B.20 Beast Men, kategori G. Ogres(Raksasa atau gergasi) subkategori G150. Giant ogres—miscellaneous (Macam-macam raksasa) Teks 4 “Serimol(2)” Serimol dalam narasi legenda urban yang ada di Lampung Selatan berjenis kelamin perempuan. Perempuan ini suka mencari mangsa di jam-jam tertentu dengan menculik anak kecil. Versi lain dari Serimol atau Sekhimol ditemukan di daerah Lampung Selatan melalui wawancara dengan narasumber bernama Jaya. Makhluk Serimol di wilayah tersebut dipercaya sebagai sesosok perempuan yang suka menculik anak kecil. Serimol ini biasanya keluar mencari mangsa di jam-jam tertentu,

Page 8: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 183—192

190

diantaranya pukul 6 sore sampai dengan pukul 12 malam. Narasi teks keempat mendeskripsikan cerita tentang sesosok hantu perempuan yang suka menculik anak kecil. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita. 1. makhluk hantu berjenis perempuan 2. menculik anak-anak 3. desas-desus Unsur-unsur tambahan dimasukkan adalah hantu ini muncul di jam tertentu di waktu senja dan tengah malam untuk menyesuaikan dengan kondisi di Lampung Selatan yang belum terlalu ramai. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori G. Ogres (Gergasi atau raksasa) subkategori G10—G99. Cannibals and cannibalism (kanibal) Teks 5 “Hantu Cutbacut” Di Kabupaten Tulangbawang Barat terdapat kisah mitos hantu Cutbacut, hantu gaib pemakan mayat. Hantu Cutbacut menyebarkan wabah penyakit dalam masyarakat yang menyebabkannya diburu oleh masyarakat. Mitos tentang hantu Cutbacut sangat terkenal, bahkan sampai dialihwahanakan oleh masyarakat setempat dalam bentuk tarian perburuan hantu Cutbacut. Narasi teks kelima mendeskripsikan cerita tentang makhluk Cutbacut. Kisah Cutbacut merupakan kisah yang diceritakan salah satu masyarakat adat di kabupaten Tulangbawang Barat bernama Anshori. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut.

1. hantu berbentuk setengah badan dengan usus terburai.

2. berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh penduduk setempat.

Unsur-unsur tambahan yang dimasukkan

adalah kepercayaan bahwa Cutbacut suka

menyebarkan penyakit di antara warga

Tulangbawang Barat. Cerita dengan

hantu yang sama juga dikenal di Pulau Kalimantan yang disebut dengan Kuyang,

yaitu hantu setengah badan. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan

dalam klasifikasi Thompson pada kategori E.. The dead (Orang mati)E.200-

E599 The Ghost and other revenant (Hantu dan reinkarnasi) E.200

Malevolent return from the dead

Teks 6 “ Makhluk Penunggu Sungai”

Berdasarkan wawancara dengan narasumber bernama Andrean , di desa Karta, Kabupaten Tulangbawang Barat terdapat sungai yang mengalir sampai Menggala. Masyarakat setempat dilarang mandi terlalu lama karena terdapat makhluk penunggu sungai yang akan menarik anak kecil ke dalam pusaran air.

Teks keenam mendeskripsikan cerita tentang makhluk penunggu sungai. Kisah tersebut dalam bahasa Lampug disebut bayi tijang buwok. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut.

1. anak-anak kecil bermain di sungai

2. diseret ke dalam pusaran oleh makhluk penunggu sungai

3. berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh penduduk setempat.

Unsur-unsur tambahan dimasukkan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat, yaitu pusaran air yang berasal dari perbuatan makhluk penunggu sungai. Cerita ini diduga diciptakan masyarakat agar anak-anak tidak bermain di sungai karena berbahaya.

Page 9: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Motif dan Cerita...(Diah Meutia H.)

191

Makhluk ini merupakan unsur tambahan karena tidak ada anak yang terseret ke dalam sungai. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam motif indeks klasifikasi Thompson pada kategori C. Tabu subkategori C40. Tabu: offending spirits of water, mountain, etc. (menyinggung makhluk penunggu air) dan C90. Other tabus in connection with sacred beings(hal tabu berkaitan dengan sesuatu yang dikeramatkan). Teks 7 “ Batu Kepampang”

Berdasarkan wawancara dengan nara-sumber yang berasal dari desa Karta dan desa Panaragan di kabupaten Tulang-bawang Barat yang bernama Andrean dan Abdi Jaya. Batu Kepampang adalah cerita tentang pertandingan kesaktian antara dua orang panglima. Panglima yang kalah disembelih lehernya di atas batu yang berbentuk pipih. Sejak saat itu, apabila bulan purnama telah tiba, terdengar suara orang berkelahi dan batu tersebut mengeluarkan bau amis darah apabila terjadi hujan panas.

Dalam versi lain di daerah Kenali, Lampung Barat. Batu Kepampang adalah tempat eksekusi orang yang melanggar hukum dan norma dengan cara disembelih lehernya di atas batu. Hukum masyarakat ini kemudian dihapuskan oleh pemerintah Belanda.

Narasi teks ketujuh mendeskripsikan dalam cerita tentang batu tempat eksekusi manusia dengan cara disembelih. Dari penelitian tersebut ditemukan unsur-unsur tetap dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut.

1. batu pipih bernama batu kepampang yang berada di dua lokasi berbeda di Tulangbawang Barat dan Lampung Barat 2. penjelasan yang diberikan oleh penduduk setempat

Unsur-unsur tambahan yang dimasukkan untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat adalah lokasi di Tulangbawang Barat memiliki kisah yang berbeda dengan Lampung Barat. Perbedaan terletak pada unsur tambahan dari Kabupaten Tulangbawang Barat berupa narasi “saat bulan purnama terdengar suara orang berkelahi dan saat hujan panas tercium bau amis darah yang berasal dari batu”. Cerita dengan motif seperti ini dapat ditemukan dalam klasifikasi Thompson pada kategori D. Magic subkategori D800. Magic object (benda ajaib)

4. Simpulan

Berdasarkan pembahasan sebelum-nya, legenda urban merupakan bagian dari tradisi lisan modern yang disebarkan lewat sarana yang lebih canggih daripada sarana mulut ke mulut. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dengan memanfaatkan media televisi dan internet. Ini berarti bahwa legenda urban tidak memiliki struktur intrinsik cerita karena narasi yang disampaikan dilakukan dengan beragam cara. Bentuk-bentuk cerita rakyat dalam suatu masyarakat juga dapat dilihat telah mengalami pengulangan-pengulangan yang terlihat melalui kesesuaian motif indeks cerita rakyat milik Thompson. Ini artinya, suatu cerita bisa memiliki banyak versi di berbagai tempat karena legenda urban memproduksi ceritanya melalui mulut ke mulut, disampaikan dari teman ke teman dan akan terus berputar seperti itu dari waktu ke waktu. Cerita Legenda urban tentunya juga memperkaya khasanah cerita rakyat di nusantara.

Daftar Acuan

Brunvand, J.H. 1981. The Vanishing Hitchhiker: American Urban Legends and Their

Meanings. New York: W.W. Norton.

Page 10: Motif dan Cerita Legenda Urbandalam Masyarakat Lampung

Kelasa, Vol. 14, No. 2, Desember 2019: 183—192

192

Brunvand, J.H. 1999. Too Good To Be True. New

York: W.W. Norton

Brunvand, J. H. 2000. The truth never stands in

the way of a good story. Chicago:

University of I llinois Press

Dorson, Richard M. 1968. The British folklorists,

a history. Chicago: University of Chicago

Press

Rekdal, Ole Bjorn. 2014. Academic Urban

Legends. Social Studies of Science.

Sagepub. Vol. 44(4) 638–654

Renard, Jean-Bruno. 1999. Rumeurs et légendes

urbaines / Jean-Bruno Renard. Paris :

Presses universitaires de France,

Sage,Victor. 1988. Horror Fiction in the

Protestant Tradition. London: Martin's

Press

Thompson, Stith. 1955. Motif-Index of Folk-Literature, Volume 1. Indiana University Press: Indiana

Sumber Internet

https://www.wattpad.com/648461120-

ensiklopedia-misteri-horor-budaya-indonesia-

angker

https://www.merriam-webster.com/

https://travel.detik.com › domestic-destination › datang-...

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cerita%20ra

kyat

https://www.kaskus.co.id › thread › kisah-

nyata--7-rute-...

https://m.liputan6.com/regional/read/4068493

/heboh-sosok-mistis-aisyah-order-ojek-online-

di-yogyakarta