modul sistem gerak

14
1 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Standar Kompetensi: 7. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar: 7.1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): 7.1.1 Mengidentifikasi struktur sistem gerak manusia 7.1.2 Menjelaskan fungsi struktur sistem gerak manusia 7.1.3 Menjelaskan proses pada sistem gerak manusia (pembentukan tulang, otot dan sendi) 7.1.4 Mengidentifikasi kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia 7.1.5 Menjelaskan kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia Kajian Al-Qur’an "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 14) Materi Ajar 1) Fakta Tanpa bergerak, kehidupan manusia tidak akan berkembang. Manusia dapat bergerak dan berpindah tempat sesuai dengan keinginannya Manusia dapat berlari dan berjalan Pemain sepak bola dapat melakukan berbagai gerakan mengecoh lawan dan menendang bola ke gawang Di dalam tubuh, otot-otot menempel dan menghubungkan berbagai organ tubuh. Gerak yang terjadi pada manusia dikarenakan adanya alat gerak pada tubuh manusia. Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. 2) Konsep

Upload: ria-mahardika-mahar

Post on 27-Nov-2015

256 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Sistem Gerak

1 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Standar Kompetensi:

7. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan penyakit yang mungkin

terjadi serta implikasinya pada salingtemas

Kompetensi Dasar:

7.1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi

pada sistem gerak pada manusia.

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):

7.1.1 Mengidentifikasi struktur sistem gerak manusia

7.1.2 Menjelaskan fungsi struktur sistem gerak manusia

7.1.3 Menjelaskan proses pada sistem gerak manusia (pembentukan tulang, otot dan sendi)

7.1.4 Mengidentifikasi kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia

7.1.5 Menjelaskan kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia

Kajian Al-Qur’an

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging,

dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling

Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 14)

Materi Ajar

1) Fakta

Tanpa bergerak, kehidupan manusia tidak akan

berkembang.

Manusia dapat bergerak dan berpindah tempat sesuai

dengan keinginannya

Manusia dapat berlari dan berjalan

Pemain sepak bola dapat melakukan berbagai gerakan

mengecoh lawan dan menendang bola ke gawang

Di dalam tubuh, otot-otot menempel dan menghubungkan berbagai organ tubuh.

Gerak yang terjadi pada manusia dikarenakan adanya alat gerak pada tubuh manusia.

Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot.

2) Konsep

Page 2: Modul Sistem Gerak

2 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

1. Fungsi Rangka

Formasi bentuk tubuh. Tulang-tulang penyusun tubuh menentukan bentuk dan ukuran tubuh.

Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian yang bergerak, tidak

bergerak, atau sedikit bergerak, bergantung pada kebutuhan fungsional tubuh.

Pelekatan otot-otot. Tulang-tulang menyediakan permukaannya sebagai tempat untuk melekatkan

otot-otot. Otot-otot dapat berfungsi dengan baik apabila melekat dengan kuat pada tulang.

Bekerja sebagai pengungkit. Tulang digunakan sebagai pengungkit untuk berbagai macam aktivitas

selama pergerakan.

Penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh tekanan. Tulang-tulang

menyokong berat badan, memelihara sikap tubuh tertentu (misalnya : sikap tegak pada tubuh

manusia).

Proteksi. Tulang-tulang membentuk rongga yang melindungi organ-organ halus seperti otak,

sumsum tulang belakang, jantung, paru-paru, dan organ-organ bagian dalam tubuh lainnya.

Hemopoesis. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah.

Fungsi imunologis. Sel-sel imunitas dibentuk di dalam sumsum tulang. Misalnya pembentukan

limfosit B yang kemudian membentuk antibody untuk system kekebalan tubuh.

Penyimpanan kalsium. Tulang-tulang mengandung sekitar 97% kalsium yang terdapat di dalam

tubuh. Kalsium tersebut berupa senyawa anorganik maupun garam-garam, terutama kalsium fosfat.

Kalsium akan dilepaskan ke darah bila dibutuhkan.

Page 3: Modul Sistem Gerak

3 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

2. Tulang Rawan

Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel

tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat

kapur, bersifat lentur.

Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada

orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring,

trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang

belakang.

3. Pembentukan Tulang

Rangka manusia mulai terbentuk lengkap pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada

kehamilan. Semua rangka masih dalam bentuk kartilago. Rangka ini berasal dari jaringan ikat

embrional atau mesenkim.

Setelah kartilago terbentuk, rongga yang berada di tengahnya akan segera terisi oleh sel-sel

pembentuk tulang atau osteoblas. Sel-sel ini juga menempati jaringan pengikat di sekeliling rongga.

Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris, dari dalam ke

luar. Setiap satuan sel tulang akan melingkari suatu

pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk saluran

yang disebut saluran havers. Pembuluh darah dari

saluran ini akan mengangkut fosfor dan kalsium yang

akan menyebabkan matriks tulang menjadi keras, proses

pengerasan ini dinamakan penulangan atau osifikasi.

Bila matriks tulang berongga, akan membentuk tulang

karang. Bila matriksnya padat dan rapat akan

membentuk tulang kompak atau tulang keras.

4. Pembentukan Tulang Pipa

Tulang rawan pada embrio mengandung banyak

osteoblas, terutama pada bagian tengah epifisis dan

bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan.

Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem

Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf.

Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah mendapat tambahan

senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras.

Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara yang tidak

mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang rawan yang mengandung

banyak osteoblas.

Bagian cakra epifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini menyebabkan tulang

memanjang.

Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga tulang menjadi

berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.

Page 4: Modul Sistem Gerak

4 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

5. Macam-macam Bentuk Tulang

Tulang memiliki berbagai bentuk, antara lain:

Tulang pipa

Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk

seperti pipa atau silindris (diafise).

Tulang pipa berfungsi untuk persendian.

Tulang seperti ini umumnya ditemukan pada

tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta.

Diafise merupakan bagian tengah tulang yang

memanjang dan di tengahnya terdapat rongga,

sedangkan apifise merupakan bagian ujung tulang

yang tersusun dari tulang rawan.

Diantara diafise dan epifise terdapat metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan.

Pada metafise terdapat cakra epifise, yaitu bagian tulang pipa yang memiliki kemampuan

unutk tumbuh memanjang.

Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang di dalamnya berisi sumsum tulang.

Sumsum tulang merupakan kumpulan pembuluh darah dan saraf.

Sumsum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning.

Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan sumsum

tulang kuning merupakan tempat pembentukan sel-sel lemak.

Page 5: Modul Sistem Gerak

5 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Tulang pendek

Tulang pendek merupakan tulang-tulang

yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan

yang nyata antara ukuran panjang dan

lebarnya.

Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku,

atau berbentuk bulat.

Tulang pendek dapat bergerak bebas.

Tulang seperti ini ditemukan pada tulang telapak tangan dan kaki, serta tulang-tulang pada

ruas belakang

Tulang pipih

Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk

lempengan-lempengan pipih yang lebar.

Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur

tubuh bagian bawahnya dan dapat ditemukan pada

tulang pinggul, belikat, dan tempurung kepala.

6. Pengelompokkan Kerangka Manusia

Kerangka manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai berikut:

a. Skeleton aksial meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk

b. Skeleton apendikuler, meliputi tulang-tulang lengan, tulang telapak tangan, tungkai, telapak kaki,

pinggul dan bahu

Page 6: Modul Sistem Gerak

6 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

a. Skeleton Aksial

Skeleton aksial terdiri atas beberapa bagian meliputi tengkorak, tulang vertebra, tulang dada, dan

tulang rusuk.

1. Tulang Tengkorak

Tulang tengkorak tersusun atas 28 buah tulang.

tulang tenkorak berfungsi melindungi otak, mata, dan

bagian telinga.

Fungsi tulang tengkorak yang lain adalah membentuk

wajah, seperti tulang hidung (nasalis), tulang pipi

(zigomatikus), tulang rahang atas (maksila), tulang

rahang bawah (mandibularis), tulang mata (etmoid),

tulang baji (sfenoid), dan tulang pelipis (temporalis).

2. Tulang vertebrata

Pada awal pembemtukan embrio, jumlah ruas tulang

vertebrata terdiri dari 33 buah. Akan tetapi setelah

dewasa jumalahnya menjadi 26 buah. Hal ini disebabkan adanya fusi lima ruas tulang selangkang

(sakrum) menjadi 1 ruas dan 4 ruas tulang ekor (koksigea)

menjadi 1 ruas juga.

Tulang vertebrata pada orang dewasa tersusun atas 7 ruas

tulang leher (vertebra sevikalis), 12 ruas tulang punggung

(vertebra torikalis), 5 ruas tulang pinggang (vertebra

lumbalis), 1 ruas tulang kemaluan (sakrum) dan 1 ruas

tulang ekor (koksigea).

Bagian tulang vertebra paling atas berhubungan dengan

tengkorak. Bagian tulang vertebra ini dinamakan tulang

atlas, sedangkan persendiannya dinamakan sendi atlas.

sendi atlas memungkinkan gerakan pada kelapa, eh salah

kepala.

3. Tulang Dada (Sternum)

Tulang dada terdiri atas bagian kepala atau hulu

(manubrium), badan (korpus), dan taju pedang (prosesus xifoideus). pada tulang dada, ada bagian

tulang lain yang melekat padanya, yakni tulang selangka dan tulang rusuk.

4. Tulang Rusuk (Costae)

Tulang rusuk dikelompokkan menjadi 3

kelompok berikut:

Tulang Rusuk sejati, yakni tulang

rusuk bagian ujung mukanya

menempel pada tulang dada. Tulang

rusuk sejati berjumlah 7 pasang.

Page 7: Modul Sistem Gerak

7 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Tulang Rusuk palsu, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya menempel pada tulang

rusuk lainnya. Tulang rusuk ini berjumlah 3 pasang.

Tulang rusuk melayang, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya tidak menempel pada

tulang mana pun. Tulang ini berjumlah 2 pasang.

b. Skeleton apendikuler, terdiri atas tungkai atas (tulang anggota gerak atas) dan tungkai bawah

(tulang anggota gerak bawah).

1. Tungkai Atas

Tungkai atas terdiri atas tulang bahu, tulang lengan atas, dan tulang lengan bawah. Tulang

bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula).

Tuang klavikula bagian depan melekat

pada bagian kepala tulang dada. pada

skapula, melekat tulang lengan atas

(humerus).

Tulang lengan bawah berhubungan dengan

humerus yang tersusun atas tulang hasta

(ulna) dan tulang pengumpil (radus).

Tulang ulna dan tulang radius berhubungan

dengan tulang pergelangan tangan (karpal).

Tulang karpal kemudian berhubungan

dengan tulang telapak tangan (metakarpal)

dan tulang jari (falangs).

2. Tulang bawah

Pada tungkai bawah, ada tulang panggul

(koksa) yang terdiri atas ilium, pubis, dan

ischium. pada tulang koksa ada lelukan yang

disebut asetabulum, yakni tempat melekatnya

tulang paha (femur).

Tulang femur berhubungan dengan tulang

betis (fibula) dan tulang kering (tibia).

Pada persendian antara femur, tibia dan fibula,

ada tulang tempurung lutut (patela). Tibia dan

fibula berhubungan dengan tulang pergelangan

kaki (tarsal). Tulang tarsal kemudian

berhubungan dengan tulang telapak kaki

(metatarsal) dan tulang jari (falangs). Pada

tulang telapak kaki ada 1 tulang yang berukuran besar, dinamakan tulang tumit

(kalkaneus).

7. Persendian

Page 8: Modul Sistem Gerak

8 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Sendi atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang. berdasarkan gerakannya sendi dibedakan

menjadi 3 jenis: sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak

Sendi mati (sinarthrosis), karakter dari sendi ini adalah hubungan

antara tulang yang satu dengan tulang yang lain sangat dekat,hanya dipisahkan

oleh serabut jaringan ikat. Sendi sinarthrosis ini terdapat pada hubungan antara tulang-tulang

tengkorak yang dikaitkan oleh sutura

Sendi kaku (Amfiathrosis), karakterisitik dari sendi ini adalah tulang-dengan tulang dihubungkan

oleh tulang rawan hialin. Contoh sendi ini terdapat pada hubungan antara tulang rusuk dengan

tulang dada yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin.

Sendi gerak (Diarthrosis), sebagian besar sendi yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sendi

gerak. Terdapat enam jenis sendi yang termasuk sendi gerak yaitu:

Sendi engsel pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu.

Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contoh sendi pada siku (hubungan

antara tulang humerus/lengan atas dengan tulang radius ulna/pengumpil hasta,dan hubungan

antara tulang femur/paha dengan tulang tibia fibula/kering betis) sendi pada mata kaki, dan

sendi antar ruas jari2.

Sendi putar. Pada sendi putar, ujung tulang satu mengitari ujung tulang lain. Bentuk seperti ini

memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi antara tulang hasta/ulna

dengan tulang pengumpil/radius3.

Sendi Pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua,tetapi

dapat bergerak lebih bebas seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi antara tulang

telapak tangan dengan tulang pergelangan tangan.

Sendi peluru. Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bonggol. Bentuk ini

memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan dapat berporos tiga. Contoh sendi antara

tulang humerus/lengan atas dengan tulang gelang bahu, dan sendi antara tulang gelang

panggul dengan tulang femur /paha

Page 9: Modul Sistem Gerak

9 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

8. Otot Sebagai Alat Gerak Aktif

Otot dikenal juga sebagai daging, berperan sebagai penyimpan cadangan makanan dan memberikan

bentuk luar tubuh bersama dengan rangka.

Otot sebagai alat gerak aktif karena otot mendukung gerak, otot mempunyai kemampuan

berkontraksi.

Dengan kemampuan kontraksi dan relaksasi ini, tulang-tulang yang dilekatinya akan mengalami

perubahan posisi yang secara keseluruhan akan menghasilkan gerak

9. Karakteristik Otot

Otot merupakan alat gerak aktif yang memiliki 3 karakteristik, yaitu:

Kontraktibilitas, dengan kemampuan ini otot bisa memendek dari ukuran semula.

Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk berelaksasi atau memanjang.

Elastisitas, dengan sifat elastisitas ini otot memiliki kemampuan untuk kembali lagi pada posisi

semula setelah berkontraksi atau berelaksasi.

10. Macam Gerak

Dalam menghasilakn suatu gerak, suatu otot tidak bekerja sendirian, namun selalu berpasangan dengan

otot lain. Bila salah satu otot berkontraksi, maka ia akan menggerakkan tulang yang dilekatinya ke

suatu arah tertentu, sedangkan otot yang lain akan berelaksasi dan menggerakkan tulang kea rah yang

berlawanan. Dua otot yang menggerakkan tulang kea rah berlawanan disebut otot antagonis.

Berdasarkan arah geraknya, otot antagonis dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut:

Page 10: Modul Sistem Gerak

10 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

11. Macam-macam Otot

Otot terdiri dari 3 macam, yakni otot lurik, otot polos, dan otot lurik. Berikut penjelasannya:

1) Otot Lurik

- Disebut otot rangka.

- Memiliki banyak inti di tepi.

- Berbentuk silindris.

- Menanggapi rangsangan dengan cepat.

- Bekerja menurut kesadaran / volunteer.

- Memiliki daerah gelap terang yang tersusun rapi / lurik.

- Sel otot lurik lebih panjang dibandingkan dengan sel otot polos dan jantung.

- Contoh: otot pada tulang.

Page 11: Modul Sistem Gerak

11 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

2) Otot Polos

- Memiliki 1 inti di tengah.

- Berbentuk gelendong.

- Menanggapi rangsangan secara lambat.

- Bekerja diluar kesadaran kita / involunteer.

- Tidak memiliki daerah gelap terang, karena

tersusun dari serabut aktin dan miosin.

- Contoh: otot pada dinding saluran pernapasan,

pencernaan, dsb.

3) Otot Jantung

- Memiliki banyak inti di tengah.

- Berbentuk seperti otot lurik, silindris, namun bercabang membentuk anyaman.

- Bekerja seperti otot polos, yakni tidak sadar / involunteer.

- Contoh: otot pada jantung.

12. Mekanisme Gerak Otot

Otot rangka berkontraksi jika mendapat rangsangan dari jaringan saraf.

Bagian otot yang bersambungan langsung dengan sel-sel saraf disebut sambungan neuromuskuler

(neuromuscular junction).

Serabut otot akan berkontraksi apabila ada impuls saraf yang sampai ke bagian sambungan

neuromuskuler tersebut.

Dari sana, rangsangan saraf berjalan di sepanjang sarkolema (membran plasma serabut otot) menuju

tubulus T, menstimulasi pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma. Hal itu memungkinkan

aktin bergeser ke bagian tengah sarkomer, menyebabkan aktin memendek dan otot berkontraksi.

Untuk dapat berkontraksi, otot memerlukan energi yang berupa senyawa ATP.

Pada saat berkontraksi, ATP menempel pada filamen miosin untuk menye­diakan energi yang

diperlukan untuk menarik filamen aktin.

Dalam keadaan tersebut, energi kimia pada glukosa diubah menjadi energi kinetis (gerak). Na­mun,

selama perubahan tersebut sebagian energi hilang dalam bentuk panas.

13. Gangguan pada Sistem Gerak

Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki banyak fungsi untuk menunjang

kehidupan manusia. Tanpa kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberaa bentuk kelainan / gangguan tulang dan sendi pada

manusia.

A. Kelainan / Gangguan Pada Tulang Belakang / Spinal Manusia

1. Kifosis / Kyphosis

Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke

depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok

2. Lordosis

Page 12: Modul Sistem Gerak

12 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke

belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke belakang.

3. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis

Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke

samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk kesamping.

B. Kelainan / Gangguan Pada Sendi Manusia

1. Keseleo / Terkilir / Sprained

Terkilir atau keseleo adalah gangguan sendi akibat gerakan pada sendi yang tidak biasa,

dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba. Umumnya kesleo bisa menyebabkan rasa yang sangat

sakit dan bengkak pada bagian yang keseleo.

2. Dislokasi / Dislocation

Dislokasi adalah gangguan pada sendi seseorang di mana terjadi pergeseran dari kedudukan awal.

3. Artritis / Arthritis

Artritis adalah radang sendi yang memberikan rasa sakit dan terkadang terjadi perubahan posisi

tulang. Salah satu contoh artritis yang terkenal adalah rematik.

4. Ankilosis / Ankylosis

Ankilosis adalah gangguan pada sendi di menyababkan sendi tidak dapat digerakkan di mana

ujung-ujung antar tulang serasa bersatu.

C. Kelainan/Gangguan Retak Tulang / Patah Tulang / Fraktura / Fracture

Fraktura tulang adalah retak tulang atau patah tulang yang umumnya terjadi akibat benturan,

kelebihan beban, tekanan, dan lain sebagainya. Fraktura tulang sederhana yaitu keretakan tulang

yang tidak melukai organ-organ yang ada di sekelilingnya. Fraktura kompleks adalah keretakan

tulang yang menyebabkan luka pada organ di sekitarnya.

D. Kelainan / Gangguan Fisiologik

1. Mikrosefalus / Microcephalus

Mikrosefalus adalah kelainan pertumbuhan tengrkorak kepala yang menyebabkan kepala penderita

terlihat lebih kecil dari normal.

2. Osteoporosis

Page 13: Modul Sistem Gerak

13 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah patah. Umumnya

osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina yang kurang sempurna atau akibat kekurangan

asupan kalsium untuk tulang.

3. Rakitis / Rachitis / Rakhitis

Rakitis adalah penyakit tulang yang terjadi akibat kurang vitamin D sehingga umumnya

menyebabkan bentuk tulang kaki bengkok membentuk huruf O atau X.

E. Kelainan/Gangguan pada Otot

1. Atrofi Otot, berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan

berkontraksi atau lumpuh.

2. Hipertrofi otot, kebalikan dari atrofi otot, yaitu menjadi lebih besar dan kuat karena sering

digerakkan.

3. Hernia Abdominal, terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot

masuk kerongga perut.

4. Kelelahan Otot, karena kontraksi secara terus-menerus dan bisa terjadi kram atau kejang-kejang.

5. Stiff (kaku leher), terjadi karena hentakan atau kesalahan gerak sehingga leher menjadi kaku dan

sakit jika digerakkan.

6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena Clostridum tetani

(bakteri tetanus) berbentuk basil yang masuk melalui luka.

7. Distrofi otot, merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak dan diperkirakan merupakan

penyakit genetis (bawaan).

8. Miastenia Gravis, otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan sampai

kematian. Penyebabnya belum jelas, kemungkinan berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh.

Page 14: Modul Sistem Gerak

14 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia

Latihan Soal

1. Otot disebut sebagai alat gerak aktif karena

mempunyai kemampuan untuk

a. Berkontraksi

b. Memanjang

c. Berelaksasi

d. Menyimpan glikogen

e. Memecah ATP

2. Berikut ini adalah fungsi rangka pada

vertebrata, kecuali…

a. Membentuk sel darah

b. Melindungi alat tubuh yang lemah

c. Alat gerak pasif

d. Menunjang tegaknya tubuh

e. Tempat melekatnya otot polos

3. Pembelokan tulang belakang kea rah samping

disebut…

a. Lordosis

b. Kifosis

c. Skoliosis

d. Fraktura

e. Rakhitis

4. Perhatikan gambar berikut!

Nama bagian yang ditunjuk oleh huruf A, B,

C berturut-turut adalah tulang…

a. Tulang dada, tulang rusuk melayang,

tulang rawan

b. Tulang rusuk melayang, tulang dada,

tulang rawan

c. Tulang dada, tulang rusuk sejati, tulang

rawan

d. Tulang dada, tulang rusuk palsu, tulang

rawan

e. Tulang rusuk sejati, tulang dada, tulang

rawan

5. Sebutkan nama-nama sendi berikut ini disertai

contoh lokasinya di tubuh kita!

6. Perhatikan gambar berikut!

Penjelasan yang tepat untuk gambar di atas

adalah..

a. X relaksasi, Y kontraksi

b. Y relaksasi, X kontraksi

c. X relaksasi, Y relaksasi

d. X kontraksi, Y kontraksi

e. X dan Y bukan otot antagonis

7. Bagaimana terjadinya proses penulangan atau

osifikasi?

8. Bagaimana mekanisme kerja otot sehingga

kita bisa bergerak?

A

B

C

X

Y