modul praktikum akuntansi menengah -...

26
MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

Upload: vocong

Post on 01-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL PRAKTIKUM

AKUNTANSI MENENGAH

LABORATORIUM KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2016

Page 2: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Universitas Sriwijaya

Fakultas Ilmu Komputer

Laboratorium

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM

SISTEM

MANAJEMEN

MUTU

ISO 9001:2008

No. Dokumen ……. Tanggal

Revisi 0 Halaman 2 DARI

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah Praktikum : Akuntansi Menengah

Kode Mata Kuliah :

SKS : 2

Program Studi : Komputerisasi Akuntansi

Semester : 4 (Genap)

DIBUAT OLEH DISAHKAN OLEH DIKETAHUI OLEH

TIM LABORAN

LABORATORIUM

FASILKOM UNSRI

TIM DOSEN

KOMPUTERISASI

AKUNTANSI FASILKOM

UNSRI

KEPALA LABORATORIUM

Page 3: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Daftar Isi

Cover ...................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ............................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................. iii

Modul I: Pendahuluan ............................................................................ 1

Modul II: Rekonsiliasi Bank : Kas.......................................................... 4

Modul III: Rekonsiliasi Bank : Piutang .................................................. 12

Modul IV: Persediaan ............................................................................. 14

Modul V: Aktiva Tetap ........................................................................... 22

Modul VI: Aplikasi Kas dan Piutang ......................................................

Page 4: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mempersiapkan mahasiswa untuk mampu menerapkan

prinsip – prinsip akuntansi dasar, konsep dasar dan proses akuntansi terhadap situasi khusus yang

dihadapi di dalam organisasi.

1.2 Dasar Teori

Adanya rekonsiliasi bank adalah karena adanya perbedaan antara saldo kas versi laporan

bank dan saldo kas versi perusahaan merupakan alasan utama diperlukannya penyesuaian atau

mencari kecocokan antara keduanya, yang lazim dinamakan dengan rekonsiliasi bank. Dengan

memperhatikan jumlah saldo kas dalam laporan bank dan catatan kas yang dilakukan perusahaan

maka dapat ditelusuri sebab musabab perbedaan yang tertuang dalam laporan rekonsiliasi bank.

KATA-KATA PENTING DALAM REKONSILIASI BANK:

1. Kas = Cash

2. Piutang dagang = Account Receivable (A/R)

3. Piutang wesel = Note Receivable ( N/R)

4. Utang dagang = Account Payable ( A/P )

5. Utang wesel = Note Payable ( N/P)

6. Biaya administrasi bank = Bank Service Charge

7. Penghasilan Bunga = Interest Revenue

8. Kesalahan Bank = Bank Error

9. Kesalahan Perusahaan = Depositor Error

10. Cek yang beredar = Outstanding Check

11. Setoran dalam perjalanan = Deposit in Transit

12. Cek Kosong = Not Sufficient Fund

13. Sado kas yang disesuaikan = Adjusted Cash Balance

Page 5: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

1.3 Perangkat yang digunakan

Perangkat keras dan lunak yang digunakan sebagai berikut:

1. Komputer/Laptop

2. Microsoft Excel 2007 atau keatas

3. Dreamweaver / Netbean

4. MySQL.

Page 6: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL II

REKONSILIASI BANK : KAS 2.1 Pengertian Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang menyebabkan saldo kas yang

dilaporkan pada laporan bank berbeda dengan saldo kas pada pembukuan

perusahaan. Rekonsiliasi laporan bank berguna untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam

rekening kas dan catatan bank, selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang

belum dicatat oleh perusahaan.

Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasikan

adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar

dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit

rekening kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank kolom

penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit catatan bank yang bisa dilihat

dari laporan bank kolom pengeluaran. Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan

direkonsiliasikan dengan catatan kas.

Terdapat dua catatan kas dalam perusahaan yaitu:

a. Akun kas pada buku besar umum perusahaan.

b. Laporan banl, yang menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas yang dilakukan melalui

bank.

Pembukuan dan pelaporan bank biasanya menunjukkan saldo kas yang berlainan.

Perbedaan karena adanya perbedaan waktu pencatatan transaksi.

2.2 Alasan diperlukan Penyusunan Rekonsiliasi Bank

Penyusunan rekonsiliasi bank sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan karena beberapa

alasan yaitu:

a. Untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank yang saldo kasnya berbeda pada

pembukuan perusahaan.

b. Untuk mengetahui sebab-sebab apa saja sehingga dapat terjadinya selisih saldo kas pada

catatan bank dan perusahaan.

c. Cara agar kita dapat mengetahui saldo kas yang sama (benar) akibat dari perbedaan saldo kas

yang terjadi karena perbedaan catatan antara catatan bank dan perusahaan.

Page 7: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut

laporan bank dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum

dicatat oleh bank.

Contoh:

a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku

perusahaan (jasa giro).

b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan

belum mencatatnya.

2. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi bank

mencatatnya sebagai pengeluaran.

Contoh:

a. Cek-cek yang beredar (outstanding cheque) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh

perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima belum

diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.

b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya

belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek tersebut belum merupakan pengeluaran oleh

karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode (cheque on hand).

3. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh

perusahaan.

Contoh:

a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh

perusahaan.

b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi belum dicatat oleh

perusahaan.

c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.

Selain keempat hal di atas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo kas menurut laporan bank

dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam catatan perusahaan maupun catatan

bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus

dikoreksi.

Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :

Page 8: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

1. Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar.

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas

2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang bisa dibuat dalam

2 bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8

kolom).

2.3 Prosedur Rekonsiliasi Bank

Terdapat tahap-tahap dalam membuat rekonsiliasi bank. Berikut ini adalah pos-pos yang tersaji

dalam rekonsiliasi bank. Pos-pos itulah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan antara saldo

bank dan saldo pembukuan.

Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi Bank:

1. Mulailah dengan saldo yg tercantum dalam laporan bank dan dalam rekening Kas

perusahaan (saldo per buku)

2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yg tercantum padapembukuan

perusahaan tetapi tak tercantum dalam laporan bank.

1. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank

2. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank

3. Tambahkan atau kurangkan pd saldo per buku, hal-hal yg tercantum dalam laporan bank

tetapi tak tercantum dlm pembukuan perusahaan

1. Tambahkan pada saldo per buku:

(a) penerimaan kas langsung melalui bank

(b) pendapatan bunga atas saldo giro di bank

2. Kurangkan pada saldo per buku:

(a) biaya administrasi bank

(b) biaya pencetakan cek

(c) pengurangan yg telah dilakukan oleh bank lainnya (misal pengurangan krn adanya

pengambilan cek kosong atau cek yg telah lewat waktu)

Page 9: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

4. Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku yg telah disesuaikan, saldo keduanya harus

sama.

5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pd butir 3, yaitu hal yang tercantum

pada sisi per buku dalam rekonsiliasi bank.

6. Perbaiki semua kesalahan pembukuan perusahaan, & sampaikan pemberitahuan ke bank

jika bank melakukan kesalahan.

Sisi Bank dari Rekonsiliasi

Pos-pos yang ada dalam sisi Bank adalah:

a Setoran dalam perjalanan (deposits in transit atau Outstanding deposits).Anda telah

mencatat setoran tersebut, tetapi bank belum mencatatnya. Tambahkan setoran dalam

perjalan itu.

b Cek yang beredar (Outstanding cheks). Anda telah mencatat cek-cek tersebut, tetapi

bank belum membayaranya. Kurangi cek yang beredar.

c Kesalah Bank (Bank Errors). Mengoreksi semua kesalahan bank pada sisi bank dari

rekonsiliasi.

Contoh:

Page 10: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Contoh kasus lain dalam penyusunan metode penyusunan rekonsiliasi bank:

PT ABC menyimpan dananya di Bank Dana Asia (BDA) cabang Jak-sel. Pada awal

bulan Februari 2006, saat menerima rekening koran dari Bank Dana Asia, akuntan PT.Doremi

melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut catatanya dengan saldo kas menurut

rekening koran. Menurut catatannya, saldo kas pada akhir Januari 2006 adalah sebesar Rp

45.500.00, sedangkan menurut rekening koran Bank Dana Asia adalah sebesar Rp 54.400.000.

Setelah selusuri, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi tambahan

yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:

a Setoran kas ke bank tanggal 31 Januari 2006 sebesar Rp 15.200.000, belum dicatat oleh bank.

b Tagihan Pt.Doremi kepada Pt.KLM di Surabay sebesar Rp 9.600.000, yang dilakukan Bank

Dana Asia telah berhasil dan Pt.Doremi belum mengetahui.

c Pendapatan bunga Bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat Pt.Doremi

d Beban Administrasi Bnak sebesar Rp 300.000. belum dicatat Pt.Doremi

e Cek yang diterima Pt.Doremi pada tanggal 25 Januari yang lalu dari Pt.DingDong sebesar Rp

4.000.000. ternyata tidak ada dananya.

f Cek yang telah dikeluarkan Pt.Doremi pada akhir bulan Januari yang lalun sebesar Rp

13.600.000 ternyata oleh pemegangnya belum dicairkan.

g Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima Pt.Doremi dari Pt. Mifasol sebagai pembayaran

piutang pada bulan Januari yang lalu, di catat oleh akuntan Pt.Doremi sebesar Rp 2.500.000

h Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh PT ABC pada pertengahan bulan Januari

yang lalu untuk membayar beban perbaikan kendaraan, oleh akuntan perusahaan dicatat

sebesar Rp 2.500.000.

Pembahasan Soal:

Page 11: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM
Page 12: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL III

REKONSILIASI BANK : PIUTANG

3.1 Pengertian Piutang

Piutang adalah tuntutan atau klaim perusahaan kepada pihak lain, baik terhadap perorangan

maupun terhadap suatu badan usaha yang terjadi karena adanya suatu transaksi. Piutang timbul

apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain atau perorangan secara

kredit.

3.2 Jenis – jenis Piutang

Pada dasarnya piutang dikelompokan menjadi 3 jenis, antara lain sebagai berikut:

1. Piutang Dagang

Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat tagihan adanya

penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana taghan tidak disertai dengan surat perjanjian

yang formal, akan tetapi karena adanya unsure kepercayaan dan kebijakan perusahaan.

2. Piutang non dagang

Piutang nondagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang timbul

atau terjadi bukan karena adanya transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara kredit.

Berikut ini contoh – contoh piutang non dagang:

a. Piutang biaya. Contohnya: asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, gaji dibayar

dimuka, iklan dibayar dimuka.

b. Piutang penghasilan. Contohnya: piutang jasa, piutang sewa dan piutang bunga

c. Uang muka pembelian ( persekot). Contohnya: pembayaran uang muka pembelian suatau

barang yang sebelumnya sudah dipesan terlebih dahulu.

d. Piutang lain – lain. Contohnya: piutang perusahaan kepada karyawan, kelebihan membayar

pajak dan piutang perusahaan kepada cabang – cabang perusahaan

3. Piutang wesel

Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak lain yan menggunakan

perjanjian secara tertulis dengan wesel atau promes.

Page 13: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

3.3 Contoh soal

PT. KA UNSRI merupakan perusahaan yang menjual alat elektronik

untuk penjualan kredit menggunakan term 5/10 n/30

adapun penjualan kredit yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut

Tanggal Instansi Nilai

12-Des-14 PT. G 100 BJT 1%

10-Jun-15 PT. H 100 > 1 - 30 2%

30-Nop-14 PT. I 100 >31 - 60 5%

13-Mar-15 PT. J 100 >61 - 180 10%

02-Agust-15 PT. K 100 >180 15%

diminta berapakah cadangan piutang yang harus dicatat pada tahun 2015?

Jawab

SKEDUL UMUR PIUTANG

Tanggal Instansi Nilai BJT >1 - 30 >31 - 60 >61 - 180 > 180

12-Des-14 PT. G 100

10-Jun-15 PT. H 100

30-Nop-14 PT. I 100

13-Mar-15 PT. J 100

02-Agust-15 PT. K 100

1% 2% 5% 10% 15%Total

Page 14: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL IV

PERSEDIAAN

4.1 Pengertian Persediaan

Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali merupakan perkiraan yang nilainya

cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar. Tanpa adanya persediaan barang dagangan,

perusahaan akan menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan

dari para pelanggannya. Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan, karena

secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan untuk memperoleh

keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Pengertian Persediaan Menurut Ahli

Menurut (standar akuntansi keuangan, 1999) pengertian persediaan adalah aktiva:

1. yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

2. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

3. dalam bentuk bagan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi

atau pemberian jasa

Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau

persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun

persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

4.2 Metode Persediaan

1. Sistem Periodik

Dalam pencatatan sistem fisik, nilai persediaan barang akhir periode diketahui setelah kuantitas

barang yang tersedia dihitung secara fisik kemudian dikalikan dengan harga satuan. Harga satuan

barang yang digunakan sebagai dasar penilaian persediaan bergantung kepada metode penilaian

yang digunakan. Metode yang digunakan dalam sistem periodik antara lain:

a Metode tanda pengenalan khusus

Metode ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang spesifik dan spesial yang menjual jenis

barang sedikit dan harga mahal (Berlian, Mobil termewah). Setiap barang yang masuk diberi

Page 15: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

tanda pengenal khusus yang menunjukkan harga satuan sesuai dengan faktur pembelian yang

diterima.

Contoh: Terdapat persediaan akhir barang AB sebanyak 7500 kg yang terdiri atas 75 karung @

100kg. Tanda pengenal khusus:

40 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.800.000

30 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.600.000

5 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.400.0000

40 x Rp 2.800.000 = Rp 112.000.000

30 x Rp 2.600.000 = Rp 78.000.000

5 x Rp 2.400.000 = Rp 12.000.000

Total persediaan akhir Rp 202.000.000

b Metode Rata-Rata

Cara penghitungan metode ini adalah dengan menghitung rata-rata dari harga beli dengan jumlah

yang dibeli selama periode tertentu.

Contoh:

Selama suatu periode PT. X membeli barang dagang Rp 98.000.000 sebanyak 40.000 unit. Pada

akhir periode, sisa barang dagang tersebut sebanyak 7.500 unit.

Harga rata-rata = Rp 2.460

Sehingga, nilai persediaan pada akhir periode yaitu 7.500 unit x Rp 2.460

Yaitu Rp 18.450.000

c Metode FIFO

Menurut metode FIFO (First In Frist Out) atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama), barang

yang lebih dulu masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar. Tetapi hal ini tidak pada keadaan

sebenarnya, anggapan tersebut hanya digunakan untuk perhitungan (penggunaan bukti transaksi).

Ketika masuk pertama keluar pertama, berati dapat disimpulkan bahwa persediaan akhir terdiri

dari pembelian pada saat-saat terakhir.

Contoh: pembelian selama bulan maret

Maret 1 Persediaan 6000 unit @ 2000 = Rp 12.000.000,-

5 pembelian 6000 unit @ 2200 = Rp 13.200.000,-

Page 16: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

10 pembelian 5000 unit @ 2400 = Rp 12.000.000,-

15 pembelian 8000 unit @ 2600 = Rp 20.800.000,-

20 pembelian 4000 unit @ 2700 = Rp 10.800.000,-

26 pembelian 6000 unit @ 2600 = Rp 15.600.000,-

30 pembelian 5000 unit @2.800 = Rp 14.000.000,-

Barang yang tersedia

dijual bulan maret 40.000 unit Rp 98.400.000,-

Dari data tersebut diketahui persediaan akhir digudang sebanyak 7.500 unit.

Sehingga perhitungan menggunakan FIFO:

Maret 30 5000 x 2.800 = Rp 14.000.000,-

26 2.500 x 2.600 = Rp 6.500.000,-

Total Rp 20.500.000,-

d Metode LIFO

Menurut metode LIFO (Last In First Out) atau MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama), barang

yang terakhir masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa nilai persediaan akhir merupakan nilai pada pembelian awal.

Contoh (Menggunakan data FIFO)

Persediaan akhir menurut metode LIFO dihitung:

Maret 1 6000 x 2.000 = Rp 12.000.000,-

5 1500 x 2.200 = Rp 3.300.000,-

Total Rp 15.300.000,-

e. Metode Persediaan Dasar

Adakalanya perusahaan menetapkan jumlah minimum persediaan yang harus ada setiap saat,

baik mengenai kuantitas maupun harga satuan, atau sering disebut dengan persediaan dasar

(Basic Stock). Menurut metode ini, nilai persediaan barang akhir periode dihitung :

i. Apabila kuantitas lebih banyak dari kuantitas sediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai

dasar ditambah dengan harga pasar kelebihannya.

ii. Apabila kuantitas lebih rendah dari kuantitas sediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai

dasar dikurangi dengan harga pasar kekurangannya.

Page 17: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Contoh:

Persediaan dasar barang ABC ditentukan sebanya 6.000 kg dengan harga Rp 2.200,00 tiap

kg. Harga pasar barang pada saat perhitungan adalah Rp 2.800,00Persediaan pada 31 Mei

sebanyak 7.500 kg dinilai :

Sediaan dasar 6000 x 2.200 13.200.000

Ditambah kelebihannya

1500 x 2.800 4.200.000

Jumlah 17.400.000

2. Sistem Perpetual

Dalam sistem perpetual ini berbeda dengan sistem periodik. Pencatatan persediaan pada sistem

ini dilakukan setiap terjadi transaksi, jadi penilaian persediaan pada sistem ini bukan mencari

persediaan akhir seperti halnya sistem periodik. Dalam hal sistem perpetual penilaian ini

digunakan untuk mencari total persediaan yang keluar sesuai harga beli atau disebut dengan

harga pokok penjualan. Biasanya untuk memudahkan, perhitungan HPP ini dilakukan dengan

pembuatan Kartu Persediaan.

Contoh :

Mei 1 Persediaan 120 unit @ 54.000 = Rp 6.480.000,-

5 Pembelian 180 unit @ 60.000 = Rp 10.800.000,-

10 Penjualan 200 unit

16 pembelian 200 unit @ 63.000 = Rp 12.600.000,-

20 Pembelian 120 unit @ 64.000 = Rp 7.680.000,-

26 Penjualan 280 unit

a. Metode FIFO

Menurut metode ini harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang

yang pertama kali masuk dijual terlebih dulu. kekurangan diambil dari barang masuk berikutnya,

begitu seterusnya.

Sehingga menurut metode FIFO harga pokok penjualan yaitu:

· Mei 10 Penjualan 200 unit

Dihitung dari :

Page 18: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Mei 1 120 x 54.000 = 6.480.000

5 80 x 60.000 = 4.800.000

Jumlah Rp 11.280.000

· Mei 26 Penjualan 280

Dihitung dari:

Mei 5 100 x 60.000 = 6.000.000

16 180 x 63.000 = 11.340.000

Jumlah Rp 17.340.000

Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode FIFO:

HPP Mei 10 Rp 11.280.000

HPP Mei 26 Rp 17.340.000

Total HPP Rp 28.620.000

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00

Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00

Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00

Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 28.620.000,00)

Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 8.940.000,00

Page 19: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

b. Metode LIFO

Menurut metode LIFO (MTKP), harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan

bahwa barang yang terakhir masuk adalah barang yang dijual lebih dulu. kekurangannya diambil

dari barang yang masuk sebelumnya, begitu seterusnya. Sehingga dari contoh diatas, dapat kita

hitung HPP menurut metode LIFO :

Mei 10 Penjualan 200 unit

Dihitung dari :

Mei 5 180 x 60.000 = 10.800.000

1 20 x 54.000 = 1.080.000

Jumlah Rp 11.880.000

Mei 26 Penjualan 280

Dihitung dari:

Mei 20 120 x 64.000 = 7.680.000

16 160 x 63.000 = 10.080.000

Jumlah 17.760.000

Sehingga HPP selama bulan Mei 2004 menurut metode FIFO:

HPP Mei 10 Rp 11.880.000

HPP Mei 26 Rp 17.760.000

Total HPP Rp 29.640.000

Perhitungan Persediaan metode FIFO menggunakan Kartu Persediaan

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

Page 20: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00

Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00

Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00

Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 29.640.000,00)

Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 7.920.000,00

c. Metode Rata-Rata

Penerapan metode rata-rata dalam sistem pencatatan perpetual, disebut metode rata-rata

bergerak (Moving Average Method). Disebut demikian, karena tiap terjadi transaksi pembelian,

harga rata-rata per satuan barang harus dihitung, sehingga rata-rata per satuan akan berubah-

ubah. Harga pokok satuan barang yang dijual adalah harga pokok rata-rata yang berlaku pada

saat terjadi transaksi penjualan.

Sehingga menurut metode FIFO harga pokok penjualan yaitu:

· Mei 10 Penjualan 200 unit

Dihitung dengan mencari harga pokok rata-rata terlebih dahulu:

Sediaan 1 Mei 120 x 54.000 = 6.480.000

Pembelian 5 Mei 180 x 60.000 = 10.800.000

Jumlah 300 unit 17.280.000

HP rata-rata/unit = Rp 57.600

Jadi, Penjualan 200 unit adalah 200 x 57.600 = Rp 11.520.000

HP Rata-rata 16 Mei menjadi: = Rp 61.200

Begitu selanjutnya, perhitungan HP rata-rata dilakukan setiap terjadi pembelian.

Perhitungan Persediaan metode rata-rata (Average) menggunakan Kartu Persediaan

Page 21: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Dari data di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

Persediaan awal periode 120 unit Rp 6.480.000,00

Total Pembelian selama bulan mei 500 unit Rp 31.080.000,00

Total Barang Tersedia untuk dijual 620 unit Rp 37.560.000,00

Total HPP selama bulan mei (480 unit) (Rp 28.880.000,00)

Saldo Persediaan akhir periode 140 unit Rp 8.680.000,00

Page 22: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

MODUL V

AKTIVA TETAP

5.1 Pengertian Aktiva Tetap

Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,

yang dimana kekayaan tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai atau telah dibangun terlebih

dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan dalam kegiatan normal perusahaan untuk jangka

waktu yang relatif panjang serta memiliki nilai cukup material.

Aktiva tetap yaitu sumber daya ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh perusahaan

sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap yang digunakan oleh

perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam menghasilkan produk atau jasa.

5.2 Karakteristik Aktiva Tetap

Adapun karakteristik dari aktiva tetap diantaranya sebagai berikut di bawah ini:

Tidak untuk di jual kembali.

Memiliki wujud fisik.

Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti: harga tanah,

harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya.

Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun).

Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang.

Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di

jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi).

Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.

5.3 Aktiva tetap berdasarkan sifatnya dan Contohnya

1. Aktiva tetap berwujud

Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan aktiva

tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud, diantaranya

seperti di bawah ini:

Page 23: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Yang pertama, aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau

depresiasi, contohnya seperti: bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan, inventaris, mesin-

mesin produksi dan lain sebagainya.

Yang kedua, aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau penyusutan, contohnya

seperti: tambang mineral, mineral deposits atau sumber alam dan lain sebagainya. Sumber alam

atau tambang dapat habis melalui kegiatan-kegiatan eksploitasi pada sumber-sumber tersebut,

oleh sebab itu sumber alam harus dapat dialokasikan kepada periode-periode yang dimana

sumber alam atau tambang tersebut dapat memberikan hasilnya.

Yang ketiga, aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau tidak mengalami deplesi, contohnya

seperti: tempat atau tanah dimana bagunan perusahaan di dirikan dan lain sebagainya.

2. Aktiva tetap tidak berwujud

Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tidak berwujud (Intangible Assets) yaitu merupakan

aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang besar untuk

perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, contohnya seperti: hak cipta, hak

paten, hak monopoli, biaya untuk riset, merek dagang, biya untuk mendirikan perusahaan dan

lain sebagainya.

Itulah dibagian atas penjelasan mengenai pengertian aktiva tetap, jika dalam pembahasan ini

terdapat suatu kekurangan atau kesalahan perbaiki saja oleh kamu sendiri, dan kalau penjelasan

ini memiliki manfaat mohon untuk dimen- Share ke sahabat kamu yang lainnya.

5.4 Contoh kasus

Perusahaan yang sedang bertumbuh dan berkembang, biasanya jumlah produksinya juga

meningkat. akibatnya, perusahaan mau tak mau melakukan pengingkatan kapasitas (upgrade)

terhadap aset tetap yang digunakan, apakah itu gudang, mesin, tanah atau apapun itu sumber

daya yang menghasilkan terhadap pertumbuhan perusahaan. jika terjadi upgrading terhadap

aktiva tetap, hal ini akan menimbulkan pengeluaran pengeluaran yang cukup bernilai material

bagi perusahaan.

Contoh Kasus Peningkatan Kapasitas (Up-grading)

PT Bianglala, yang bergerak dalam usaha pakan ternak, akhir akhir ini mengalami permintaan

pesanan, omzet terus bertambah, untuk itu PT Bianglala memutuskan untuk menambah kapasitas

Page 24: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

mesin Boiler yang dimiliki saat ini. pemanas boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan ingin

di ubah menjadi bahan bakar batu bara agar kinerja boiler meningkat. Dalam peningkatan

kapasitas tersebut. PT Bianglala mengeluarkan kas dengan rincian sebagai berikut :

Pembelian Besi 17.000.000

Biaya Pasang Teknisi 7.000.000

Penadah Batu Bara 6.000.000

Biaya Lain Lain 2.000.000

Transaksi tersebut dicatat :

Debit | Mesin 32.000.000

Kredit | Cash

32.000.000

Contoh Kasus Turun Mesin

PT ABC Melakukan Turun Mesin pada salah satu mesin produksinya. Mesin yang di beli 9 tahun

lalu diperoleh dengan harga Rp 50.000.000. saat itu, mesin tersebut diestimasi memiliki life time

selama 10 tahun dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. setelah dilakukan turun

mesin tersebut, mesin tersebut diperkirakan akan mampu produktif hingga 5 tahun kedepan.

perusahaan menghabiskan dana hingga Rp. 8.000.000 untuk turun mesin tersebut

Maka dilakukan pencatatan sebagai berikut :

Debit | Akumulasi Penyusutan 8.000.000

Kredit | Cash

8.000.000

Catatan : Jurnal diatas untuk mengkapitalisasi pengeluaran atas turun mesin sebesar Rp

8.000.000

Masalah berikutnya :

Berapa akumulasi penyusutan setelah turun mesin?

Berapa besarnya Nilai Buku mesin setelah turun mesin?

Berapa biaya penyusutan yang akan dibebankan pada tahun ke 9 ?

Page 25: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Berapa Nilau Buku Tutup Tahun ke 9 nanti ?

Maka perlu kita lakukan perhitungan awal sebagai berikut :

Selanjutnya perhitungan dibawah ini

Sebelum Turun Mesin

Harga Perolehan 50.000.000

Umur Ekonomis 10 Tahun

Biaya Penyusutan Per Tahun 5.000.000

Akumulasi Penyusutan Tahun ke 9 45.000.000

Nilai Tutup Buku Tahun ke 9 5.000.000

Setelah Turun Mesin

Akumulasi Penyusutan 37.000.000

Nilai Buku 13.000.000

Tambahan Umur Ekonomis 5

Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000

Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000

Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 10.400.000

Keterangan

Akumulasi Penyusutan 45.000.000 - 8.000.000

Nilai Buku 50.000.000 - 37.000.000

Penyusutan Tahun ke 10 13.000.000 : 5

Akumulasi Penyusutan Tahun ke 10 2.600.000 x 1

Nilai Tutup Buku Tahun ke 10 13.000.000 - 2.600.000

Dari sana kita lihat

Page 26: MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI MENENGAH - comlab.ilkom.unsri…comlab.ilkom.unsri.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/MODUL... · FASILKOM UNSRI TIM DOSEN KOMPUTERISASI AKUNTANSI FASILKOM

Setelah pengeluaran atas turun mesin di kapitalisasi sebesar Rp 8,000,000 dengan cara mendebit

rekening Akumulasi penyusutan sebesar Rp 8,000,000, maka Akumulasi Penyusutan berkurang

sebesar Rp 8,000,000, sehingga Akumulasi Penyusutan setelah turun mesin adalah

Rp 45.000.000 - Rp 8.000.000 = Rp 37.000.000

Nilai Buku menjadi Rp 50.000.000 - 37.000.000 = Rp 13.000.000

Penyusutan yang dibebankan pada tahun ke-10 adalah sebesar Rp 13.000.000 : 5 Tahun =

2.600.000

5 Tahun adalah umur ekonomis setelah turun mesin, selama 5 tahun ke depan mesin tersebut

dapat beroperasi

Nilai Buku tutup tahun ke-8 ini pun menjadi bisa kita hitung, yaitu : Rp 13.000.000 – Rp

2.600.000 = 10.400.000