modul kesehatan lingkungan finish

64
Modul Kesehatan Lingkungan OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL KOTA PEKANBARU Di susun oleh : Yaumil Fitri Yuliana Melati Melati P.I.S Sitorus Yogi Ramadhan Nurul Eka Putri KEPANITERAAN KLINIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT - KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

Upload: yaumil-fitri

Post on 25-Jul-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Modul Kesehatan Lingkungan

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG

PASAR SAIL KOTA PEKANBARU

Di susun oleh :

Yaumil Fitri

Yuliana Melati

Melati P.I.S Sitorus

Yogi Ramadhan

Nurul Eka Putri

KEPANITERAAN KLINIK KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT - KESEHATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG

PASAR SAIL KOTA PEKANBARU

Makalah Modul

Oleh :

Yaumil Fitri

Yuliana Melati

Melati P.I.S Sitorus

Yogi Ramadhan

Nurul Eka Putri

Telah dipertahankan di depan Tim PengujiFakultas Kedokteran Universitas Riau

pada tanggal 19 Juli 2012

Tim Penguji

Nama Penguji Tanda Tangan

Fifia Chandra,SKM,MKM

drg.Tuti Restuastuti,M.Kes

dr.Suyanto,MPH

Zahtamal,SKM,M.Kes

2

Page 3: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul Kesehatan Lingkungan yang

berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Sampah yang Dihasilkan oleh Pedagang Pasar

Sail Kota Pekanbaru”. Makalah ini diajukan sebagai pemenuhan salah satu syarat

dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian Imu kesehatan Masyarakat – Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Subbagian Pengelola

Sampah Pasar Sail Kota Pekanbaru yang telah membantu penulis mencari

informasi dan data dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing Fifia Chandra,SKM,MKM,

drg.Tuti Restuastuti,M.Kes, dr.Suyanto,MPH, dan Zahtamal,SKM,M.Kes, serta

pihak-pihak terkait yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan

kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan

makalah ini, namun penulis mengharapkan kritik serta saran dari berbagai pihak

demi kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Pekanbaru, Juli 2012

Penulis

3

Page 4: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... 3

DAFTAR ISI ............................................................................................. 4

DAFTAR TABEL ..................................................................................... 6

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. 7

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 9

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah ................................................................................. 12

2.1.1 Definisi sampah ............................................................ 12

2.1.2 Jenis sampah ................................................................ 12

2.1.3 Pengelolaan sampah ..................................................... 12

2.2 Kerangka teori peningkatan mutu .......................................... 14

BAB III OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG

DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL PEKANBARU

3.1 Plan .......................................................................................... 17

3.1.1 Deskripsi keadaan ........................................................... 17

3.1.2 Identifikasi masalah ........................................................ 18

3.1.3 Penentuan prioritas masalah ........................................... 19

3.1.4 Identifikasi penyebab masalah ....................................... 21

3.1.5 Analisis penyebab masalah ............................................. 24

3.1.6 Alternatif pemecahan masalah dan POA (Plan of Action) 33

3.1.7 Definisi Operasional......................................................... 37

3.2 Do .......................................................................................... 37

3.3 Check .................................................................................... 39

4

Page 5: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

3.4 Action ................................................................................... 41

BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 42

BAB V PENUTUP ................................................................................... 44

5.1 Simpulan ............................................................................... 44

5.2 Saran .................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 46

LAMPIRAN ............................................................................................. 47

5

Page 6: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

DAFTAR TABEL

HalamanTabel 3.1 Identifikasi Masalah ..................................................................... 18

Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah ........................................................ 20

Tabel 3.3 Analisa Penyebab Masalah ........................................................... 21

Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah ..................................................... 33

Tabel 3.5 Kegiatan Peningkatan Mutu ......................................................... 38

Tabel 3.6 Check Kegiatan Optimalisasi Pengelolaan Sampah Pasar ............. 39

6

Page 7: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 2.1 Alur Pengelolaan Sampah ...................................................... 13

Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa ................................................................. 32

7

Page 8: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1 Surat Rekomendasi ................................................................. 47

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan ............................................................ 48

Lampiran 3 Leaflet .....................................................................................

Lampiran 4 Pamflet ....................................................................................

8

Page 9: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya

perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu. Sampah merupakan suatu

bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun

proses alam. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan

atau alam yang berbentuk padat. 1

Keberadaan sampah dari tahun ke tahun semakin banyak sehingga

menimbulkan masalah berupa pencemaran serta meningkatkan kebutuhan

pengadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Data dari Dinas Kesehatan Kota

Pekanbaru menyatakan jumlah sampah mencapai rata-rata 150 ton/hari pada tahun

2011 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 285 ton/hari yang

berasal dari pertokoan, rumah sakit, perumahan dan pasar. 2,3

Pasar Sail berada di Jl. Hang Tuah Pekanbaru. Di pasar ini dapat

ditemukan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan rumah tangga, perhiasan,

pakaian, grosiran dll. Pasar sail memiliki 2 lantai, terdapat 289 toko dimana 130

toko dilantai 1 dan 159 dilantai 2. Pada umumnya di lantai 1 banyak toko yang

menjual pakaian, perhiasan, kosmetik, kaset, dan toko perbaikan jam, sedangkan

di lantai 2 banyak toko yang menjual sembako, sayur-sayuran, buah-buahan,

daging, ikan dan ayam. Di lantai 2 terdapat 15 toko sembako, 120 toko sayuran

dan buah-buahan dan 24 sisanya. Dikarenakan jumlah toko – toko yang sangat

banyak maka jumlah sampah yang dihasilkan pun akan banyak setiap harinya.

Di pagi hari Pasar Sail sangat padat dikunjungi oleh pembeli yang ingin

berbelanja, sehingga banyak sampah yang dihasilkan oleh pasar ini setiap harinya.

Pasar Sail memiliki mobil pengangkut sampah yang beroperasi satu kali dalam

sehari, dimana sampah dari pasar tersebut langsung dibawa ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar. Sampah yang dihasilkan di pasar sail

terdiri sampah sisa sayur-sayuran, buah-buahan, tepung, ikan, daging, plastik,

kaleng-kaleng, botol, dan sebagainya. Pasar sail juga memiliki 2 bak

9

Page 10: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

penampungan sampah dan telah ada penyekatnya. Pada bak sampah tersebut tidak

ada label jenis sampah. Di Pasar sail juga terdapat banyak sampah berserakan di

sekitaran toko.

Hasil Observasi peneliti ke Pasar Sail Pekanbaru pada tanggal 30 Juni

2012 ditemukan bahwa para pedagang tidak memisahkan antara sampah organik

dan sampah anorganik. Selain itu dari hasil wawancara dengan 10 orang pedagang

Pasar Sail tentang pemisahan sampah organik dan anorganik, didapatkan bahwa 8

pedagang tidak mengetahui mana yang termasuk sampah organik atau anorganik.

Para pedagang belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang jenis sampah dan

cara pemilahan sampah.

Pengelolaan sampah merupakan salah satu dari delapan sasaran untuk

mencapai tujuan pembangunan millenium ( MDGs ), yakni pelestarian lingkungan

hidup. Menurut UU No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, paradigma

pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir (end of purpose)

berupa kumpul, angkut dan buang sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan

paradigma baru pengelolaan sampah (reduce at source resources recycle).

Paradigma baru pengelolaan sampah berupa kegiatan pengurangan dan

penanganan sampah, termasuk pemilahan sampah yang harus melibatkan setiap

orang. Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara Reduce (mengurangi),

Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah). Bank sampah

merupakan tempat recycle sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan kembali.4

Pengelolaan sampah pasar sangat penting untuk mencapai kualitas

lingkungan yang bersih dan sehat. Pengelolaan sampah dengan cara memilah

sampah di TPS pasar diharapkan dapat menurunkan kebutuhan pengadaan Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah pasar yang benar jika sampah

pasar tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit dan

sampah tersebut tidak menjadi media perantara menyebarluaskan suatu penyakit.

Pengelolaan sampah pasar bertujuan agar sampah pasar juga tidak mencemari

lingkungan dan tidak menimbulkan bau (segi estestika). Pengelolaan sampah

dengan cara memilah sampah di TPS pasar diharapkan dapat menurunkan

kebutuhan pengadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA).5

10

Page 11: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut diatas maka penulis

ingin melakukan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.

1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, antara lain :

1.2.1 Tujuan Umum

Terlaksananya kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang

dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari makalah ini antara lain :

a. Teridentifikasinya masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar yang

dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru

b. Diketahuinya prioritas masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar

yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru

c. Teranalisanya penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sampah pasar

yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru

d. Diperolehnya penyebab timbulnya masalah yaitu belum optimalnya

pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota

Pekanbaru

e. Diperolehnya alternative pemecahan masalah untuk optimalisasi pengelolaan

sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru

f. Dilaksanakannya upaya pemecahan masalah dalam rangka

mengoptimalisasikan pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang

pasar sail Kota Pekanbaru

g. Diperolehnya beberapa solusi dan strategi pemecahan masalah belum

optimalnya pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail

Kota Pekanbaru

h. Terevaluasinya kegiatan pemecahan masalah belum optimalnya pengelolaan

sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru

11

Page 12: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

2.1.1 Definisi Sampah

Menurut Undang – undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan /atau proses

alam yang berbentuk padat. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak

berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak

atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau

buangan.2

2.1.2 Jenis Sampah

Jenis-jenis sampah dapat digolongkan sebagai5 :

a. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang

dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah

dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan

bahan organik. Yang termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa

makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah,

daun dan ranting.

b. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati,

baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.

Sampah anorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk olahannya,

sampah plastik, sampah detergen. Sebagaian besar sampah anorganik tidak dapat

diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya

botol plastik, botol gelas, tas plastic, dan kaleng.

2.1.3 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan

pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan

dan pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai

dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik (engineering),

perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan lingkungan lainnya dan

juga mempertimbangkan sikap masyarakat.

12

Page 13: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Tahap pengelolaan sampah modern terdiri dari 3R (reduce, reuse, recycle)

sebelum akhirnya dimusnahkan atau dihancurkan.5

Gambar 2.1 Alur pengelolaan sampah5

Secara umum pengelolaan sampah diperkotaan dilakukan melalui 3 tahapan

kegiatan yakni : Pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir/pengolahan.

Tahapan kegiatan tersebut merupakan suatu sistem, sehingga masing-masing tahapan

dapat disebut sebagai sub sistem.6

a. Pengumpulan Sampah

Tahap pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya

sampai ketempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada

tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas

sampah, gerobak dorong maupun tempat pembuangan sementara (TPS).7

b. Pengangkutan Sampah

Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sarana bantuan berupa

alat transportasi tertentu menuju ketempat pembuangan akhir/pengolahan. Pengankutan

sampah umumnya dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah yang

dikelola oleh sekelompok masyarakat maupun dinas kebersihan kota. Beberapa hal yang

terjadi pada pengangkutan sampah tersebut adalah ceceran sampah maupun cairannya

sepanjang rute pengangkutan, atau terhalangnya arus transportasi akibat truk sampah

yang digunakan oleh dinas kebesihan kota mengangkut sampah.8

c. Pembuangan akhir sampah

Pada tahap pembuangan akhir/pengolahan, sampah akan mengalami pemrosesan

baik secara fisik, kimia, maupun biologis. Terdapat dua proses pembuangan akhir, yakni

open dumping (penimbunan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembangunan secara

sehat). Pada sistem open dumping sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan

tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill, sampah ditimbun secara berselang

seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Para ahli lingkungan

13

Produk Digunakan Dibuang Sampah

Pengolahan tahap akhir :

- Sanitary landfill (penimbunan berlapis)

- Incenaration (pembakaran)

- Open Dumping

Pengolahan tahap awal :

- Reduce (mengurangi)- Reuse (menggunakan

kembali)- Recycle (mendaur ulang)

Page 14: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

merekomendasikan agar pengelolaan TPA menggunakan sistem sanitary landfill. Namun

demikian dari sekian banyak TPA yang ada, umumnya menggunakansistem open

dumping atau controllet dumping.9

Sampah yang telah ditimbun pada tempat pembuangan akhir (TPA) dapat

mengalami proses lanjutan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum

digunakan adalah :

1. Teknologi pembakaran (incinerator). Dengan cara ini dihasilkan produk samping

berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dokonversikan menjadi energy

listrik. Keuntungan lainnya dari menggunakan alat ini adalah

a) tanpa proses pemilahan.

b) Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan

dan bisa langsung dapat dibawa ketempat penimbunan pada lahan kosong, rawa

ataupun daerah rendah sebagai bahan pengurug.

c) Pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas ± 300 to/hari dapat dilengkapi

dengan pembangkit listrik sehingga energy listrik (± 96.000 MWH/tahun) yang

dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menekan biaya proses (Dinas Kebersihan

DKI Jakarta, 1985).

2. Teknologi composting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk

maupun penguat struktur tanah.

3. Teknologi daur ulang yang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti : kertas,

plastik logam dan kaca/gelas

2.2 Kerangka Teori Peningkatan Mutu

Metode yang digunakan adalah metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA

cycle) yang didasari atas masalah yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian

masalah (problem solving). Konsep PDCA cycle pertama kali diperkenalkan oleh Walter

Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya konsep ini

dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang dikenal dengan ” The Deming

Wheel”. PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau

sistem.

Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu:

2.2.1 Plan

1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan harapan

pengguna jasa pelayanan–tersebut melalui analisis suatu proses tertentu.

2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini

14

Page 15: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam

proses tersebut. Teknik yang dapat digunakan adalah brainstorming (curah

pendapat) yaitu teknik untuk mengembangkan ide dalam waktu yang singkat. Alat

ini digunakan untuk mengenali adanya masalah, baik yang telah terjadi maupun

yang potensial terjadi, menyusun daftar masalah, menyusun alternatif pemecahan

masalah, menetapkan kriteria untuk monitoring, mengembangkan kreativitas, dan

menggambarkan aspek-aspek yang perlu dianalisis dari suatu pokok bahasan.

3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut

Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut

Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan

dinamika proses Teknik yang digunakan : observasi

Mengunakan alat ukur seperti wawancara

4. Fokus pada peluang peningkatan mutu

Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan. Memilih solusi yang paling

tepat dengan teknik skoring dan non skoring. Teknik Skoring dengan

memberikan nilai (skor) terhadap beberapa alternatif solusi tersebut dengan

menggunakan ukuran (parameter). Teknik Non Skoring dengan menggunakan

alternatif solusi dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut

“Nominal Group Tecnique (NGT). Parameter teknik skoring berupa realistis,

dapat dikelola (manageable), teknologi yang tersedia dalam melaksanakan solusi

(technical feasiblity).Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk

melaksanakan solusi(resources availability).

Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai

macam metode seperti kriteria Matriks, Hanlon CARL dan sebagainya. Pada

kriteria matrik, masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5. Nilai

semakain besar jika tingkat urgensinya sangat mendesak atau tingkat

perkembangan dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan apabila tidak

diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G)

dan tingkat keseriusan (S). Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil

perkalian yang paling besar.

Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara

kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur.

5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah

Menyimpulkan penyebab

Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

15

Page 16: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Alat yang digunakan : fish bone analysis Ishikawa yaitu diagram tulang ikan

digunakan untuk memberikan gambaran umum suatu masalah dan penyebabnya.

Diagram tersebut memfasilitasi tim untuk mengidentifikasi sebab masalah

sebagai langkah awal untuk menentukan fokus perbaikan, mengembangkan ide

pengumpulan data dan/atau mengembangkan alternatif solusi.15

6. Menemukan dan memilih penyelesaian

Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah

Teknik yang dapat digunakan : brainstorming

2.2.2 Do

1. Merencanakan suatu proyek uji coba

Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.

Merencanakan rencana kegiatan (plan of action)

2. Melaksanakan Pilot Project

—Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 1 minggu)

2.2.3 Check

1. Evaluasi hasil proyek

Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek

Teknik yang digunakan: observasi dan survei

Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner

2. Membuat kesimpulan proyek

Hasil menjanjikan namun perlu perubahan

Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain

Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas

2.2.4 Action

1. Standarisasi perubahan

Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan

Revisi proses yang sudah diperbaiki

Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada

Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang

dilakukan.

Mengembangkan rencana yang jelas dan mendokumentasikan proyek

2. Memonitor perubahan

Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur

Alat yang digunakan untuk dokumentasi.

BAB III

16

Page 17: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG

DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL KOTA PEKANBARU

3.1 Kerangka Kerja

Kegiatan ini dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara pada

pengelola pasar sail dan pedagang. Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 30 Juni

2012 dan ditemukan beberapa masalah yang kemudian diajukan untuk kemudian

ditetapkan menjadi permasalahan yang akan diangkat dan dicari solusinya.

Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah

metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas masalah

yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian masalah (problem solving).

3.2 Plan

Kegiatan plan dimulai dengan melakukan observasi dan wawancara

melalui pendekatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.

3.2.1 Deskripsi keadaan

Lokasi Pasar Sail berada di Jl. Hang Tuah Kota Pekanbaru. Di tempat ini

dapat ditemukan berbagai kebutuhan seperti kebutuhan rumah tangga, perhiasan,

pakaian, grosiran dll. Pasar sail memiliki 2 lantai, terdapat 289 toko dimana 130

toko dilantai 1 dan 159 dilantai 2. Pada umumnya di lantai 1 banyak toko yang

menjual pakaian, perhiasan, kosmetik, kaset, dan toko perbaikan jam, sedangkan

di lantai 2 banyak toko yang menjual sembako, sayur-sayuran, buah-buahan,

daging, ikan dan ayam. Di lantai 2 terdapat 15 toko sembako, 120 toko sayuran

dan buah-buahan dan 24 sisanya. Dikarenakan jumlah toko – toko yang sangat

banyak maka jumlah sampah yang dihasilkan pun akan banyak setiap harinya. Di

pasar sail ini telah disediakan bak pembuangan sampah. Bak tersebut terdiri dari

bak sampah organik dan anorgaik. Namun, para pedagang dan pengelola sampah

tidak memilah sampah organik dan anorganik sesuai dengan bak sampah yang

telah disediakan. Pedagang maupun pengelola pasar juga tidak mengetahui

mengenai pemanfaatan bank sampah untuk sampah anorganik. Pilot project pada

kegiatan ini adalah lantai 2 pasar sail Kota Pekanbaru, karena di lantai 2 pasar sail

17

Page 18: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

ini didominasi oleh pedagang yang menjual produk yang menghasilkan sampah

organik dan anorganik paling banyak di pasar sail.

3.2.2 Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah dilakukan melalui observasi dan wawancara

melalui pendekatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail Kota Pekanbaru. Observasi dilakukan di pasar sail kota

Pekanbaru dan wawancara dilakukan dengan pengawas pasar sail dan pedagang

pasar sail.

Data berikut ini adalah beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi

terhadap optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang

pasar sail Kota Pekanbaru.

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah

No Masalah Evidence Based

1. Belum optimalnya

pengelolaan sampah pasar

yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail Kota

Pekanbaru.

Observasi dan wawancara dengan

pengelola Pasar Sail Kota Pekanbaru

sebagian besar pedagang tidak mengetahui

cara pengelolaan sampah pasar.

Observasi dan wawancara dengan

pedagang Pasar Sail Kota Pekanbaru

Kurangnya kesadaran dari pedagang untuk

pengelolaan sampar pasar sendiri

Pedagang kurang memahami cara memilah

sampah organik dan anorganik

Belum pernah ada penyuluhan langsung ke

pedagang mengenai pengelolaan sampah

pasar yang benar.

2. Belum optimal pengelolaan

sampah organik menjadi

pupuk kompos

Wawancara dengan pengawas Pasar Sail

Kota Pekanbaru

Kurangnya tenaga dan dana untuk

pengolahan pupuk kompos

18

Page 19: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Observasi di Pasar Sail Kota Pekanbaru

Telah tersedianya tempat untuk pembuatan

pupuk kompos di Pasar Sail Pekanbaru

3. Pembuangan limbah cair

pasar sail ke sungai sail

Wawancara dengan pengawas Pasar Sail

Kota Pekanbaru

Tidak adanya tempat pembuangan khusus

untuk limbah cair di pasar sail

Observasi di Pasar Sail Kota Pekanbaru

Didapatkan limbah cair yang mengalir ke

selokan sekitar rumah masyarakat di

lingkungan Pasar Sail Pekanbaru

3.2.3 Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah ditetapkan setelah diskusi dengan pengelola

pasar sail pekanbaru terhadap beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi pada

sampah dan limbah di pasar sail pekanbaru.

Dari masalah – masalah tersebut dipilih prioritas masalah yang ditentukan

berdasar kriteria sebagai berikut :

1. Urgensi/Kepentingan

a. Nilai 1 tidak penting

b. Nilai 2 penting

c. Nilai 3 sangat penting

2. Solusi

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah

c. Nilai 3 sangat mudah

3. Kemampuan

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah

c. Nilai 3 sangat mudah

4. Biaya

a. Nilai 1 tinggi

19

Page 20: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

b. Nilai 2 sedang

c. Nilai 3 rendah

Permasalahan yang diidentifikasi tersebut akan dihitung total bobotnya,

lalu diranking. Masalah yang mempunyai bobot tertinggi akan dijadikan prioritas

utama. Hasil penentuan prioritas masalah dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.2. Penentuan Prioritas Masalah

Masalah Urgensi Solusi Kemampu

an untuk

berubah

Biaya Total Rank

Belum optimalnya

pengelolaan sampah

pasar yang dihasilkan

oleh pedagang pasar sail

Kota Pekanbaru

2 3 3 3 27 I

Belum optimalnya

pengolahan sampah

organik menjadi pupuk

kompos

1 1 1 2 8 III

Pembuangan limbah cair

pasar sail ke sungai sail

3 1 1 1 15 II

Berdasarkan tabel penentuan prioritas masalah dapat disimpulkan bahwa

yang menjadi prioritas masalah dan selanjutnya akan dicari alternatif pemecahan

masalah yaitu optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.

3.2.4 Identifikasi Penyebab Masalah

20

Page 21: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Setelah ditetapkan prioritas masalah berdasarkan sistem seleksi diatas,

dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu man, material,

market, dan metode yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

Berikut adalah penyebab – penyebab optimalnya pengelolaan sampah

pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail Kota Pekanbaru.

Tabel 3.3 Analisa Penyebab Masalah

Masalah Penyebab Timbulnya Masalah

Evidence Based

Belum optimalnya

pengelolaan sampah

pasar yang dihasilkan

oleh pedagang pasar sail

Kota Pekanbaru

Market

Kurangnya pengetahuan

pedagang pasar sail

tentang pengelolaan

sampah pasar yang

dihasilkan

Wawancara dengan

pedagang pasar sail

didapatkan :

Dari 10 orang pedagang

yang diwawancarai, di

pasar sail, 8 orang

pedagang tidak tahu

mengenai pengelolaan

sampah pasar, serta

pemilahan sampah

organik dan anorganik

Observasi :

Sampah yang dibuang di

TPS pasar sail saling

bercampur antara sampah

organik dan anorganik

Material

Belum adanya media

informasi dan kurang

memadainya sarana dan

prasarana seperti tidak

adanya label /tulisan jenis

sampah untuk

mempermudah

Berdasarkan

wawancara dengan

pedagang pasar sail

kota pekanbaru

didapatkan :

Pedagang tidak pernah

mendapatkan brosur /

leaflet tentang

21

Page 22: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

pengelolaan sampah

pasar sail

pengelolaan sampah

pasar

Observasi :tidak

ditemukannya media

untuk sosialisasi

mengenai pengelolaan

sampah pasar dan tidak

adanya label /tulisan jenis

sampah pada bak sampah

di pasar sail

Man

Belum pernah ada

penyuluhan yang

diberikan oleh pengelola

pasar dan dinas

kebersihan Kota

Pekanbaru kepada

pedagang pasar sail.

Wawancara dengan

pengelola pasar sail

kota pekanbaru

didapatkan :

Pengelola pasar sail

belum pernah melakukan

penyuluhan tentang

pengelolaan sampah

pasar kepada pedagang

pasar sail

Metode

Belum adanya peraturan

tentang pembuangan

sampah di pasar sail

pekanbaru serta tidak

adanya sanksi yang tegas.

Berdasarkan observasi

dan wawancara dengan

pengelola pasar sail

kota pekanbaru

didapatkan :

Pengelola pasar sail

belum membuat

peraturan tentang

pengelolaan dan

pembuangan sampah di

pasar sail dan tidak

adanya sanksi yang tegas

22

Page 23: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

kepada pedagang –

pedagang yang tidak

mengelola sampah pasar

dengan benar

23

Page 24: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

3.2.5 Analisa Penyebab Masalah

Analisa penyebab masalah dengan pendekatan apa dan mengapa dilakukan dengan menggunakan diagram tulang ikan

(Fishbone Ishikawa). Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara faktor market, material, man dan metode dengan menggunakan

Fishbone Ishikawa.

32

BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN SAMPAH PASAR YANG DIHASILKAN OLEH PEDAGANG PASAR SAIL KOTA PEKANBARU

METODE

MATERIAL

MARKET

Kurangnya pengetahuan pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan

Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.

Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail

MAN

Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.

Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa

Page 25: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

3.2.6 Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah dan PoA (Plan of Action)

Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah, maka dibuat strategi dan alternatif pemecahan masalah. Alternatif

pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah

No.

Masalah/Penyebab masalah

Alternatif pemecahan

masalah

Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan

Waktu Kriteria keberhasilan

1 Kurangnya pengetahuan para pedagang pasar sail pekanbaru tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan

Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar

Melalui penyuluhan diharapkan meningkatnya pengetahuan dan peran serta pedagang pasar sail mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar

pedagang pasar sail kota pekanbaru

Pasar sail pekanbaru

Dokter muda IKM-KK FKUR

Juli 2012 Jangka Pendek : Terlaksanakannya penyuluhan kepada para pedagang pasar sail pekanbaru mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benarJangka Panjang:Meningkatnya pengetahuan dan peran serta pedagang pasar sail mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar

33

Page 26: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

No.

Masalah/Penyebab masalah

Alternatif pemecahan

masalah

Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan

Waktu Kriteria keberhasilan

2 Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail

Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik

Mempermudah pedagang untuk memperoleh informasi sehingga meningkatkan pengetahuan pedagang pasar sail dalam pengelolaan sampah pasar, dan dengan pemilahan sampah organik dan anorganik maka akan mempermudah pengangkutan dan pengelolaan sampah

pedagang pasar sail kota pekanbaru

Pasar sail pekanbaru

Dokter muda IKM-IKK FKUR

Juli 2012 Jangka Pendek :Tersedianya leaflet dan pamflet sebagai media informasi tentang cara pengelolaan sampah pasar yang benarJangka Panjang:Pedagang mampu melaksanakanpengelolaan sampah pasar yang benar

34

Page 27: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

No.

Masalah/Penyebab masalah

Alternatif pemecahan

masalah

Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana kegiatan

Waktu Kriteria keberhasilan

3 Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.

Merekomendasikankepada pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru

Meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan peran serta pengelola pasar dan pedagang untuk mengelola sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru

Kepala subbagianpengelola sampah pasar sail kota pekanbaru

Pasar sail pekabaru

Dokter muda IKM-IKK FKUR

Juli 2012 Jangka Pendek : Tersampainya rekomendasinyaJangka Panjang:Pedagang mampu melakukan pengelolaan sampah pasar yang benar

4 Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.

Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang

Pengelola pasar sail membuat peraturan tentang pengelolaan sampah pasar sail dan menetapkan sanksi bagi pedagang yang tidak mematuhi peraturan tersebut

Kepala subbagian pengelola sampah pasar sail kota pekanbaru

Pasar sail pekanbaru

Dokter Muda IKM-IKK FKUR

Juli 2012 Jangka pendek :Tersampaikannya rekomendasiJangka panjang:Dibuatnya peraturan tentang pengelolaan sampah pasar sail oleh pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi

35

Page 28: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

tidak mengelola sampah dengan benar

yang tegas bagi pedagang yang melanggar peraturan tersebut

36

Page 29: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

3.2.7 Definisi Operasional

Berikut adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan

dalam kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar oleh pedagang pasar sail

Pekanbaru :

a. Memberikan penyuluhan adalah penyuluhan yang dilakukan oleh dokter

muda kepada pedagang – pedagang pasar sail pekanbaru secara door to

door dengan cara menunjukkan leaflet dan pamflet serta menjelaskan cara

pengelolaan sampah pasar yang benar.

b. Media informasi adalah membuat dan membagikan leaflet dan

menempelkan pamflet tentang sampah dan alur pengelolaan sampah pasar

yang benar, kemudian leaflet tersebut dibagikan kepada pedagang pasar

sail dan pamflet ditempelkan di dinding kios-kios pedagang.

c. Membuat label jenis sampah adalah pembuatan tulisan jenis sampah yaitu

organik dan anorganik pada bak TPS di pasar sail untuk oleh dokter muda

dengan menggunakan cat, sehingga dapat mempermudah pedagang dalam

memisahan sampah.

d. Merekomendasikan peraturan adalah memberikan surat berisi usulan

dalam upaya optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang benar yang

dibuat oleh penulis dan ditujukan kepada pengelola pasar sail pekanbaru.

e. Merekomendasikan penyuluhan secara rutin adalah memberikan usulan

kepada pengelola pasar untuk mensosialisasikan upaya pengelolaan

sampah kepada pedagang pasar secara rutin sehingga dapat

mengoptimalkan pengelolaan sampah pasar yang benar.

3.3 Do

Kegiatan pelaksanaan penyuluhan optimalisasi pengelolaan sampah pasar

yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru dilakukan pada tanggal 17

Juli 2012. Alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai plan of action

(PoA) yaitu memberikan penyuluhan kepada pedagang-pedagang pasar sail

mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar, merancang media

informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar

yang benar, merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah

37

Page 30: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak

mengelola sampah dengan benar, dan merekomendasikan pengelola pasar sail

kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang

mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru.

Tabel 3.5 Kegiatan Peningkatan Mutu

No Kegiatan Sasaran Pelaksana Waktu Keterangan

1. Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar

Pedagang pasar sail

Dokter muda IKM-KK FK UR.

17 Juli2012

Terlaksana-nya do sesuai dengan Plan of Action.

2. Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik

Pedagang pasar sail

Dokter muda IKM-KK FK UR.

17 Juli2012

Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action.

3. Merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru

Ketua Pengelola pasar sail

Dokter muda IKM-KK FK UR.

17 Juli2012

Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action

4. Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar

Ketua Pengelola pasar sail

Dokter muda IKM-KK FK UR

17 Juli 2012

Terlaksana-nya do sesuai Plan of Action

38

Page 31: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

3.4 Check

Setelah kegiatan intervensi (do) dilakukan, keadaan sebelum intervensi

kemudian dibandingkan dengan keadaan setelah intervensi dilakukan, untuk

menilai keberhasilan kegiatan peningkatan mutu ini. Kegiatan check optimalisasi

pengelolaan sampah pasar dilakukan tanggal 18 Juli 2012.

Tabel 3.6 Check Kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah pasar

No Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

1 Memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar

Kurangnya pengetahuan pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan

Indikator Jangka Pendek : meningkatnya pengetahuan pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar sailIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai.

2 Merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anorganik

Belum adanya media informasi dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti tidak adanya label /tulisan jenis sampah untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail

Indikator jangka pendek:Tersedianya dan diberikannya leaflet dan pamflet tentang pengelolaan sampah pasar yang benar, dibuatnya sekat di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anrganikIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai

3 Merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru

Belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail.

Indikator jangka pendek:Diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar sail untuk melakukan penyuluhan kepada pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar

39

Page 32: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

No Kegiatan Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi

Indikator jangka panjang:Belum dapat dinilai

4 Merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar

Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas.

Indikator jangka pendek:Diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar sail mengenai peraturan terhadap pengelolaan sampah pasar sailIndikator jangka panjang:Belum dapat dinilai

Keadaan sebelum intervensi terkait dengan belum adanya pengetahuan

pedagang pasar sail tentang pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan,

diintervensi dengan memberikan penyuluhan kepada para pedagang pasar sail

mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar yang benar. Kegiatan check yang

dilakukan menunjukkan indikator jangka pendek berupa meningkatnya

pengetahuan pedagang mengenai pengelolaan sampah yang dihasilkam,

sedangkan indikator jangka panjang belum dapat dinilai.

Keadaan sebelum intervensi terkait dengan belum adanya media informasi

dan kurang memadainya sarana dan prasarana seperti bak sampah terpisah antara

organik dan anorganik untuk mempermudah pengelolaan sampah pasar sail

diintervensi dengan merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet

mengenai cara pengelolaan sampah pasar yang benar yang kemudian dibagikan

kepada para pedagang pasar sail, serta membuat tulisan jenis sampah di bak TPS

untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Kegiatan check yang

dilakukan menunjukkan indikator jangka pendek berupa tersedianya dan

diberikannya leaflet dan pamflet tentang pengelolaan sampah pasar yang benar,

dibuatnya sekat di bak TPS untuk memisahkan sampah organik dan anrganik,

sedangkan indikator jangka panjangnya belum dapat dinilai.

Permasalahan berupa belum pernah ada penyuluhan yang diberikan oleh

pengelola pasar dan dinas kebersihan Kota Pekanbaru kepada pedagang pasar sail

40

Page 33: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

diintervensi dengan merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk

melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan

sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru. Kegiatan check yang dilakukan

menunjukkan indikator jangka pendek berupa diterimanya rekomendasi oleh

pengelola pasar sail untuk melakukan penyuluhan kepada pedagang pasar sail

tentang pengelolaan sampah pasar, sedangkan indikator jangka panjangnya belum

dapat dinilai.

Belum adanya peraturan tentang pembuangan sampah di pasar sail

pekanbaru serta tidak adanya sanksi yang tegas diintervensi dengan

merekomendasikan pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar

kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi bagi pedagang yang tidak

mengelola sampah dengan benar. Kegiatan check yang dilakukan menunjukkan

indikator jangka pendek berupa diterimanya rekomendasi oleh pengelola pasar

sail mengenai peraturan terhadap pengelolaan sampah pasar sail, sedangkan

indikator jangka panjangnya belum dapat dinilai.

3.5 Action

Setelah dilakukan check atas do yang dapat dilakukan, maka action dalam

optimalisasi berupa penyuluhan tentang pengelolaan sampah pasar yang

dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru adalah menjadikan kegiatan

optimalisasi berupa penyuluhan mengenai pengelolaan sampah pasar yang

dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru sebagai standar. Kegiatan check

atas do yang hanya bersifat rekomendasi, pembuatan media informasi, maka

tindakan action dalam hal ini belum dapat dinilai karena keterbatasan waktu dan

perlu pengevaluasian di masa mendatang.

41

Page 34: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Berdasarkan hasil dari kegiatan penyuluhan pedagang pasar sail

didapatkan kurangnya pengetahuan tentang pemilahan sampah organik dan

anorganik, dan tidak pernah dilakukan penyuluhan tentang sosialisasi pemilahan

sampah organik dan anorganik di pasar Sail Pekanbaru. Pengetahuan para

pedagang juga masih kurang tentang jenis sampah dan dampaknya pada

lingkungan dan kesehatan.

Optimalisasi dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan tentang

pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail di Pekanbaru.

Penyuluhan ini dilakukan langsung ke pedagang di Pasar Sail yang bertujuan

untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemilahan sampah organik

dan anorganik, sehingga pedagang tidak lagi mencampuradukkan antara sampah

organik dan anorganik. Selain itu, untuk membantu kemudahan dalam

pengelolaan sampah, maka dilakukan pemberian label jenis sampah organik dan

anorganik di bak sampah pasar sail.

Selain itu, dilakukan pembagian leaflet dan penempelan pamflet di kios-

kios pasar sail tentang pemilahan sampah organik dan anorganik serta pengelolaan

sampah pasar dengan tujuan untuk memberikan informasi manfaat sampah baik

organik maupun anorganik, serta alur pengelolaan sampah pasar. Hal ini sesuai

dengan Notoatmodjo yang mengatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain fasilitas seperti brosur dan media

informasi.

Optimalisasi ini tidak hanya ditujukan kepada pedagang pasar sail, tapi

juga ditujukan kepada pengelola pasar sail, yaitu berupa penyampaian

rekomendasi untuk pembuatan peraturan tentang pengelolaan sampah pasar serta

ditetapkannya sanksi bagi pedagang pasar sail yang tidak mengelola sampah

dengan benar, dan merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk

melakukan penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan

42

Page 35: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

sampah pasar yang benar di pasar sail pekanbaru. Dengan demikian pengelola

pasar bersama-sama dengan pedagang pasar dapat mengoptimalkan pengelolaan

sampah pasar sehingga mampu mengurangi jumlah sampah pasar di TPS di pasar

sail.

43

Page 36: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola sampah dan pedagang

Pasar Sail Kota Pekanbaru, didapatkan prioritas masalah yakni belum optimalnya

pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail kota

Pekanbaru.

Berdasarkan data tersebut, dibuat suatu alternatif pemecahan masalah dari

masing-masing masalah yang ditemukan yaitu memberikan penyuluhan kepada

pedagang-pedagang pasar sail mengenai pentingnya pengelolaan sampah pasar

yang benar, merancang media informasi berupa leaflet dan pamflet mengenai cara

pengelolaan sampah pasar yang benar serta pembuatan label jenis sampah pada

bak sampah, merekomendasikan pembuatan kebijakan atau peraturan tentang

pengelolaan sampah pasar kepada pengelola pasar sail serta ditetapkannya sanksi

bagi pedagang yang tidak mengelola sampah dengan benar, dan

merekomendasikan pengelola pasar sail kota pekanbaru untuk melakukan

penyuluhan secara rutin kepada pedagang mengenai pengelolaan sampah pasar

yang benar di pasar sail pekanbaru. Kegiatan pelaksanaan optimalisasi sesuai

dengan alternatif pemecahan masalah yang telah diberikan.

Alternatif pemecahan masalah dan evaluasi terhadap kegiatan pelaksanaan

mengenai optimalisasi pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh pedagang

pasar sail kota Pekanbaru dilakukan dengan melaksanakan sosialisasi disertai

dengan membagikan leaflet dan penempelan pamflet di pasar sail. Pelaksanaan

kegiatan ini ditujukan kepada pedagang Pasar Sail Kota pekanbaru.

Adapun dari terlaksananya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan pedagang pasar mengenai pengelolaan sampah pasar

yang dihasilkan oleh pedagang pasar sail kota Pekanbaru melalui observasi ke

tempat penampungan sampah sementara di pasar sail. Diharapkan kedepannya

pengelola pasar dan pedagang mampu mengelola sampah pasar yang dihasilkan

oleh pedagang pasar sail kota Pekanbaru. Dengan diadakannya kegiatan ini,

44

Page 37: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

pedagang dapat melakukan pengelolaan sampah pasar yang dihasilkan oleh

pedagang pasar sail kota Pekanbaru.

5.2 Saran

Adapun saran yang kami ajukan pada makalah ini antara lain :

1. Untuk pengelola pasar sail Kota pekanbaru agar dapat mengadakan evaluasi

dan penilaian kepada para pedagang dalam pengelolaan sampah pasar yang

dihasilkan oleh pedagang pasar sail pekanbaru

2. Kepada pengelola pasar sail pekanbaru beserta serta dinas pasar pekanbaru

untuk dapat bekerja sama dalam mengatasi permasalahan sampah di pasar sail

pekanbaru, dapat bersama-sama memberikan penyuluhan langsung kepada

para pedagang serta memperbaiki sarana dan prasarana yang ada, agar

terwujudnya pasar sail yang bersih dan sehat.

3. Diharapkan kepada para pedagang-pedagang dipasar sail agar dapat memilah

sampah organik dan anorganik di bak sampah yang telah disediakan oleh

pengelola pasar sail agar terhindar dari wabah penyakit, serta terwujudnya

lingkungan pasar yang bersih dan sehat.

45

Page 38: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

DAFTAR PUSTAKA

1. Menhl.Hal-hal penting dalam RUU tentang pengelolaan sampah. 2008.

[diakses pada 8 Juli 2012] http://www.mwnhl.go.id/i/art/POINTERS%20RUU

%20SAMPAH%207%20APRIL%2008-2.pdf

2. Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Pekanbaru.2011. Data jumlah sampah

Kota Pekanbaru

3. Saputro AN, Utami B, Mahardiani L, dkk. 2006. Studi pustaka pemanfaatan

proses bikonversi sampah organik sebagai alternatif memperoleh biogas.

Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang.

4. Mustadimah U. Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan

Perumahan Menengah ke Bawah Melalui penerapan konsep ekologi Arsitektur

(Studi Kasus Pusat Kota Surakarta).

http://ummul.staff.uns.ac.id/2009/06/06/strategi-pengelolaan-sampah-rumah-

tangga-di-lingkungan-perumahan-menengah-ke-bawah-melalui-penerapan -

konsep-ekologi-arsitektur-studi-kasus-pusat-kota-surakarta/ ( diakses tanggal

8 Juli 2012)

5. Chunningham, William P, and Ann Mary. Principle of environment science

inquiry and application. Toronto; McGraw-Hill.Inc. 2004.

6. Santosa A. Sosialisasi dan pembentukan kepribadian. [Diakses pada 9 Juli

2012]. http://agsasman3yk.files.wordpress.com/2009/08/sosialisasi-dan-

pembentukan-kepribadian.pdf

7. Handayani RD. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Perkotaan Berbasis

Masyarakat di Banjarsari Jakarta Selatan. [Diakses pada 8 Juli 2012].

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&id=jbptitbpp-gdl-ristirdwih-

29787&q=research

8. Sekretariat Pokja AMPL. Pengelolaan Sampah Terpadu di Banjarsari

Cilendak Jakarta Selatan. 2008. [Diakses pada 9 Juli 2012].

http://digilibampl.net/detail.php?

row=1&tp=artikel&ktg=sampahdalam&kd_link=&kode=2127

9. Instalasi Penelitian dan Pengkajianteknologi Pertanian (IPPTP) Mataram.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Vermikompos Pupuk

46

Page 39: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Organik Berkualitas dan Ramah Lingkungan.2001. [diakses pada 12 Juli

2012]. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ntbr0102.pdf

10. Mulasari SA, Haryono, Hasan Basri. Managemen Swakelola Sampah. KMPK

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2009

11. Basryanta. Memanen Sampah. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta. 2007

12. Lestari S. Bank Sampah Ubah Sampah Menjadi Uang. 2012. [Diakses pada 13

Juli]

.http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120710_trashbank.shtml

13. Anonim. Informasi dan pembahasan bank sampah. [Diakses pada 13 Juli

2012].http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/494/jbptunikompp-gdl-

muhamaduma-24678-2-unikom_m-i.pdf

Lampiran 1 Surat Rekomendasi

47

Page 40: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

Lampiran : Surat Rekomendasi Pekanbaru, Juli 2012

Perihal : Penyampaian rekomendasi

Kepada Pengelola Pasar Sail Pekanbaru

Di Tempat

Dengan hormat,

Berdasarkan kegiatan peningkatan mutu oleh Dokter Muda kepaniteraan klinik senior (KKS), Ilmu kesehatan masyarakat kedokteran komunitas(IKM-KK) fakultas kedokteran Universitas Riau tentang Optimalisasi pengelolaan sampah pasar oleh pedagang pasar sail pekanbaru ke TPS, salah satunya adalah pentingnyan untuk pembuangan sampah langsung ke TPS yang telah disediakan oleh pemerintah untuk menjaga kebersihan pasar juga menjauhkan dari berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan oleh penumpukan sampah oleh pedagang, Oleh karena itu ,saya mengajukan beberapa rekomendasi kepada bapak/ibu pengelola pasar Sail pekanbaru dalam mengatasi masalah tersebut, Rekomendasi tersebut antara lain:

1. Bersama-sama pedagang pasar Sail pekanbaru membentuk suatu komunitas peduli sampah yang bertanggung jawab untuk memonitoring sampah yang dihasilkan pedagang –pedagang setiap harinya.

2. Bersama-sama pedagang pasar Sail pekanbaru membentuk suatu peraturan yang mewajibkan pedagang untuk langsung membuang sampah ke TPS

Saya sangat berharap bila bapak/ibu pengelola pasar Sail pekanbaru menerima rekomendasi dari kami. Atas perhatian dan kerjasama pengelola pasar sail pekanbaru, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat saya

Dokter Muda KKS IKM-KK FK UR periode XIX

Lampiran 2 Dokumentasi

48

Page 41: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

49

Page 42: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

50

Page 43: Modul Kesehatan Lingkungan Finish

51