modul iv - mercu buana university€¦ · web viewelastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan...
TRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
PENGANTAR EKONOMI MIKRO
POKOK BAHASAN :
TEORI ELASTISITAS
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi & Bisnis Manajemen 04 31069 Lela Nurlaela Wati, MM
Abstract KompetensiMembahas elastisitas permintaan, elastisitas silang, elastisitas pendapatan dan elastisitas penawaran
Mahasiswa mampu mengetahui menganalisis elastisitas permintaan yang terdiri dari elastisitas harga, silang dan pendapatan, serta menganalisis elastisitas penawaran dan dampaknya
2014 1
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
MODUL IVTEORI ELASTISITAS
4.1. ELASTISITAS PERMINTAAN
4.1.1. Pengertian Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan atau perubahan relatif dalam jumlah unit
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya (ceteris
paribus). Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa ada tiga faktor penting yang
mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang
lain (substitusi atau komplementer) dan pendapatan.
Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (price
elasticity of demand), elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas
silang (cross elasticity), dan elastisitas yang dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas
pendapatan (income elasticity)
Adapun faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan adalah:
1. Tingkat substitusi (substitution effect)
Semakin banyak barang substitusi maka permintaannya semakin elastis dan sebaliknya
semakin sulit/sedikit barang substitusi maka permintaan barang tersebut bersifat inelastis.
Contoh, konsumsi utama masyarakat Indonesia adalah beras, dan barang pengganti beras
sangat sulit dicari, sehingga sifat permintaan beras inelastis.
2. Pendapatan yang digunakan (income effect)
Semakin besar pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang maka semakin
elastis permintaannya terhadap barang tersebut. Harga akan memegang peranan yang
cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga dapat
menyebabkan orang membatalkan untuk membeli suatu merk tertentu dan membeli merk
lain yang lebih murah. Sebaliknya semakin kecil pengeluaran pendapatan untuk membeli
suatu barang maka sifat permintaannya inelastis.
3. Jumlah pemakai
Semakin banyak jumlah pemakai, maka permintaan terhadap barang tersebut inelastis,
demikian sebaliknya.
4. Jangka waktu analisis/perkiraan 2014 2
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Jangka waktu permintaan terhadap suatu barang juga mempunyai pengaruh terhadap
elastisitas harga. Dalam jangka pendek, terjadinya perubahan harga tidak secara langsung
menyebabkan terjadinya perubahan permintaan, karena perubahan harga yang terjadi di
pasar belum diketahui oleh konsumen, sehingga dalam jangka pendek permintaan
cenderng inelastis. Sebaliknya perubahan harga dalam jangka waktu panjang akan
menyebabkan permintaan bersifat elastis.
5. Tersedianya sarana kredit
Meskipun harga barang telah diketahui naik, sementara pendapatan tidak mencukupi tetapi
karena ada fasilitas kredit, maka permintaannya cenderung inelastis.
4.1.2 Jenis Elastisitas Permintaan (Elasticity of Demand)Nilai koefisien elastisitas berkisar di antara nol dan tak terhingga, berikut adalah jenis-jenis
elastisitas permintaan disertai ilustrasi gambar:
1. Ed = 1 disebut Uniter Elastis. Artinya, bila harga naik/turun sebanyak 1%, maka permintaan
akan turun/naik sebanyak 1% pula.
P
DC
0 Q
2. Ed > 1 disebut elastis. Artinya, bila harga naik/turun sebesar 1%, maka permintaan akan
turun/naik lebih dari 1%.
P
DC
Q
2014 3
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
3. Ed < 1 disebut Inelastis. Artinya, bila harga naik/turun sebanyak 1%, maka permintaan akan
turun/naik kurang dari 1%.
P
DC
0 Q
4. Ed = 0 disebut Inelastis sempurna. Artinya, permintaan tidak respek/tanggap terhadap
perubahan harga.
P
DC
0 Qx Q
5. Ed = (tak hingga), dinamakan elastis sempurna. Artinya, konsumen sanggup membeli
berapa saja banyaknya jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu.
P
Px DC
Q
2014 4
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
4.1.3 Elastisitas Permintaan Harga (Price Elasticity)Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien elastisitas harga:
1. Point Elasticity ∆Q P0 Q1 – Q0
Ed = X atau Q0
∆P Q0 P1 – P0
P0
Contoh:
Pada saat harga Rp. 5 jumlah yang diminta = 10. ketika harga naik menjadi Rp. 8 maka
jumlah yang diminta menjadi 5. Besarnya elastisitas permintaan tersebut adalah:
5 – 10 5 -25
Ed = X = = -5/6 < 1
8 – 5 10 30
2. Arc Elasticity ∆Q ∑ P Q1 – Q0
Ed = X atau Q1 + Q0
∆P ∑Q P1 – P0
P1 + P0
Contoh di atas dibalik, jika harga 8 maka permintaan 5, jika harga turun menjadi 5 maka
permintaan naik menjadi 10, maka besarnya elastisitas permintaan adalah:
Diketahui : P0 = 8 Q0 = 5
P1 = 5 Q1 = 10
10 – 5 13 5 13 65
ED = X = X = = 1,4 > 1
5 - 8 15 -3 15 45
3. Elastisitas Permintaan Kumulatif
∑∆Q ∑ P
2014 5
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Ed = X
∑∆P ∑Q
Rumus 1 dan 2 digunkan untuk menghitung nilai elastisitas dua periode dan untuk tiga
periode lebih digunakan rumus nomor 3 (untuk menghitung elastisitas permintaan pasar
secara keseluruhan).
Contoh:
Diketahui data mengenai tingkat harga dan jumlah yang diminta di Pasar Slipi untuk produk X
adalah sebagai berikut.:
Pada saat harga Rp 5,- jumlah yang diminta 20 unit, ketika harga naik menjadi Rp. 8,-
permintaan turun menjadi 12 unit. Pada waktu harga turun kembali menjadi Rp. 6,- jumlah yang
diminta naik menjadi 15. Hitunglah tingkat elastisitas permintaannya.
Jawab:
Periode P Qd
I 5 20
II 8 12
III 6 15
Diketahui: P0 = 5 P1 = 8 P2 = 6
Q0 = 20 Q1 = 12Q2 = 15
∑∆Q = ∆ Q1 + ∆ Q2 = Q1 – Q0 + Q2 - Q1 = -8 + 3 = -5
∑∆P = ∆ P1 + ∆ P2 = P1 – P0 + P2 - P1 = 3 + -2 = 1
∑Q = Q0 + Q1 + Q2 = 20 + 12 + 15 = 47
∑P = P0 + P1 + P2 = 5 + 18 + 6 = 19
Jadi besarnya elastisitas adalah :
∑∆Q ∑ P
ED = X
∑∆P ∑Q
-5 19 95
ED = X = = 2
1 47 47
2014 6
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Jadi, tingkat permintaan di Pasar Slipi untuk barang X adalah elastis, dimana jika barang
tersebut harganya naik/turun 1%, maka permintaan akan turun/naik sebesar 2%
4.1.4 Elastisitas Permintaan Silang (Cross Price Elasticity) Elastisitas permintaan silang atau disebut elastisitas silang adalah koefisien yang
menunjukkan besarnya perubahan permintaan terhadap suatu barang apabila terjadi
perubahan harga barang lainnya, atau untuk mengetahui berapakah besarnya efek yang
ditimbulkan oleh naiknya harga barang X terhadap permintaan barang Y atau sebaliknya.
Rumusnya adalah:
1. Bila harga barang Y berpengaruh terhadap permintaan barang X ( EQx to Py )
% perubahan jumlah barang x yang diminta
Ecx-y =
% perubahan harga barang Y
∆Qx Py0
Point: EQx to Py = X
∆Py Qx0
∆Qx ∑ Py
Arch: EQx to Py = X
∆Py ∑Qx
2. Bila harga barang X yang mempengaruhi permintaan barang Y (Eqy to Px)
% perubahan jumlah barang Y yang diminta
Ecy-x =
% perubahan harga barang X
∆Qy Px0
Point: EQy to Px = X
∆Px Qy0
∆Qy ∑ Px
Arch: EQy to Px = X
2014 7
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
∆Px ∑Qy
Contoh: Data dari suatu instansi mengenai penjualan produk berikut harganya adalah sbb:
Tabel 4.1
Daftar Penjualan Barang X dan Y
Periode Px Qx Py Qy
1 5 50 10 100
2 12 40 9 120
Berdasarkan data di atas, hitunglah tingkat elastisitas silang permintaan barang tersebut,
jika antara produk X terhadap produk Y masih berhubungan!
Jawab:
Diketahui: Px0 = 5 Qx0 = 50 Py0 = 10 Qy0 = 100
Px1 = 12 Qx1 = 40 Py1 = 9 Qy1 = 120
Dengan rumus point elasticity:
∆Qx Py0 -10 10 -100
EQx to Py = X = X = = 2
∆Py Qx0 -1 50 -50
∆Qy Px0 20 5 100
EQy to Px = X = X = = 0,7
∆Px Qy0 7 100 700
Jika koefisien elastisitas semua hasilnya bertanda + (positif), maka barang yang dimaksud
adalah barang substitusi. Jika semua hasilnya bertanda negatif maka barang tersebut adalah
komplementer. Tapi jika salah satu bertanda positif dan negatif maka antara barang X dan Y
tersebut tidak saling berhubungan. Jadi berdasarkan perhitungan elastisitas silang di atas,
dapat diketahui bahwa hubungan barang tersebut adalah substitusi. Misalnya mintak tanah
dengan gas.
2014 8
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
4.1.5 Elastisitas PendapatanYaitu elastisitas permintaan yang mencoba menjelaskan perilaku konsumen dalam
menggunakan pendapatannya untuk membeli jenis/macam barang.
Rumusnya adalah:
% perubahan barang yang diminta
Ei =
% perubahan pendapatan
∆Q I0
Point: EQ to I = X
∆I Q0
∆Q ∑ I
Arch: EQ to I = X
∆I ∑Q
Contoh:
Tahun Pendapatan / I Permintaan/Q
2006 1000 20
2007 1100 15
Jawab :
Diketahui: I0 = 1000 Q0 = 20
I1 = 1100 Q1 = 15
Jawab:
∆Q I0 -5 1000 -5000
Point: EQ to I = X = X = = -2,5
∆I Q0 100 20 2000
Bila koefisien elastisitas pendapatan bertanda positif, maka perubahan pendapatan
berhubungan positif dengan jumlah barang yang diminta, artinya jika pendapatan naik maka
permintaan terhadap barang yang dimaksud naik, dan sebaliknya. Ini menandakan barang yang
2014 9
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
diminta adalah barang normal, yaitu barang yang merupakan kebutuhan utama, misalnya baju,
sepatu dll.
Bila koefisien elastisitas pendapatan bertanda negatif, maka perubahan pendapatan
berhubungan negatif dengan jumlah barang yang diminta, artinya jika pendapatan naik maka
permintaan terhadap barang yang dimaksud turun, dan sebaliknya. Ini menandakan barang
yang diminta adalah barang inferior, yaitu barang yang merupakan alternatif untuk memenuhi
kebutuhan (substitusi), misalnya singkong sebagai pengganti beras dll.
Jadi berdasarkan contoh di atas, maka barang yang diminta merupakan barang inferior,
artinya jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang tersebut turun.
4.1.6 Manfaat Mengetahui Nilai ED1. Kebijakan Impor
Bila elastisitas barang yang diimpor tersebut bersifat elastis, maka pemerintah akan
berusaha agar barang impor tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup dan akan
mempertahankan kurs valas agar relatif stabil, sebaliknya jika inelastis maka kebijakan
pemerintah adalah berusaha memperkenalkan barang substitusi lokal.
2. Perpajakan
Jika permintaannya elastis, pemerintah relatif tidak akan meningkatkan pungutan pajak atas
barang tersebut, sebaliknya jika inelastis maka pemerintah akan menaikan pajak atas
barang tersebut.
3. Kebijakan/strategi penetapan harga atas barang
Jika elastisitas permintaan barang yang dijual bersifat elastis, maka produsen tidak akan
menaikan harga, karena justru akan menurunkan pendapatan, sebaliknya jika
permintaannya inelastis, maka produsen akan menaikan harga pada tingkat yang
moderat/wajar, sehingga akan meningkatkan pendapatan. Contoh:
Pada harga Rp 500 total jumlah barang yang diminta adalah 300 unit. Ketika harga
dinaikkan menjadi Rp 800, maka jumlah barang yang diminta adalah 260 unit.
260 – 300 500 + 800/2 26000
X = = 0,3 < 1
800 – 500 260 + 300/2 84000
TR = P X Q
TR0 = 500 x 300 = 150.000
2014 10
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
TR1 = 800 x 260 = 208.000
= 58.000
Soal :
Pada harga Rp 600 total jumlah barang yang diminta adalah 400 unit. Ketika harga dinaikan
menjadi Rp 900, maka jumlah barang yang diminta adalah 200 unit. Berapa elastisitas
permintaannya, dan berapakah selisih total pendapatannya?
4.2. ELASTISITAS PENAWARAN
4.2.1. Pengertian Elastisitas Penawaran Koefisien elastisitas penawaran adalah derajat kepekaan penawaran suatu barang yang
disebabkan perubahan harga barang yang dimaksud.
Adapn faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah:
1. Sifat perubahan ongkos produksi
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan
dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi jika penawaran dapat ditambah
dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, maka penawaran akan
bersifat elastis.
2. Jangka waktu analisis
Jangka waktu analisis dalam elastisitan penawaran dibedakan menjadi tiga jangka waktu,
yaitu:
Jangka waktu yang sangat pendek
Maksudnya adalah jangka waktu dimana perusahaan atau penjual tidak bisa menambah
penawarannya, sehingga penawarannya bersifat inelastis sempurna.
Jangka pendek
Dalam waktu jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada tidak dapat
ditambah, tetapi setiap perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas
yang tersedia dengan cara menggunakan faktor-faktor produksi termasuk barang modal
secara lebih intensif. Dengan cara memberlakukan over time atau menambah jam kerja,
memperbaiki manajemen produksi, sehingga dapat menambah jumlah produksi yang
ditawarkan, tetapi pertambahan itu tidaklah terlalu besar.
Jangka Panjang
2014 11
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan mudah ditambah dalam
waktu jangka panjang, sehingga penawarannya bersifat elastis. Gambar berikut adalah
jangka waktu analisis yang mempengaruhi elastisitas penawaran:
Gambar 4.1Jangka Waktu Elastisitas Penawaran
(a). Jangka waktu sangat pendek
(b). Jangka Pendek
(c). Jangka Panjang
2014 12
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Quantity
Price
P0
D0
S0
P1
D1
E0
Quantity
Price
S0
Quantity
Price
P0
D0
S0
P1
D1
E0
E1
Pada mulanya jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q, selanjutnya karena suatu sebab permintaan meningkat dari D0 ke D1 . pada waktu yang sangat pendek jumlah penawaran tidak dapat ditambah, sehingga mengakibatkan harga mengalami kenaikan yang sangat tinggi, yaitu dari P0 ke P1
Ketika permintaan meningkat dari D0 ke D1, dalam jangka pendek produksi hanya bisa ditambah dari Q0 menjadi Q1 sehingga harga mengalami kenaikan yang tidak terlalu tinggi
Q0 Q1
Q
Ketika permintaan meningkat dari D0 ke D1, dalam jangka panjang produksi bisa ditambah dalam jumlah yang besar yaitu dari Q0 menjadi Q1
sehingga harga mengalami kenaikan yang relatif kecil
4.2.2 Jenis Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)1. Es = 1 disebut Uniter Elastis. Artinya, bila harga naik/turun sebanyak 1%, maka
penawaran akan naik/turun sebanyak 1% pula.
P
S
0 Q
2. Es > 1 disebut elastis. Artinya, bila harga naik/turun sebesar 1%, maka penawaran akan
naik/turun lebih dari 1%.
P
S
0 Q
3. Es < 1 disebut Inelastis. Artinya, bila harga naik/turun sebanyak 1%, maka penawaran akan
naik/turun kurang dari 1%.
2014 13
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Quantity
P0
P1
D1
E0
E1
Q0 Q1
P
S
0 Q
4. Es = 0 disebut Inelastis sempurna. Artinya, penawaran tidak respek/tanggap terhadap
perubahan harga.
P
S
0 Qx Q
5. Es = (tak hingga), dinamakan elastis sempurna. Artinya, Berapapun jumlah barang yang
ditawarkan tidak berpengaruh terhadap harga
P
Px S
0 Q
4.2.3 Rumus Elastisitas Penawaran Rumus elastisitas penawaran sama dengan rumus yang digunakan dalam elastisitas
permintaan, yaitu elastisitas titik (point elasticity) dan elastisitas busur (arc elasticity) digunakan
untuk menghitung perubahan harga dalam dua periode, dan elastisitas akumulasi
(Accumulation Elasticity) digunakan untuk menghitung perubahan harga lebih dari dua periode.2014 14
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Gayo, Iwan. 2006. Buku Pintar: Seri Senior. Pustaka Warga Negara. Jakarta.
Lipsey, Courant, Purvis, Steiner. 1995 (Alih bahasa oleh A. Jaka Wasana dan Kirbrandoko).
Pengantar Mikroekonomi. Binarupa Aksara. Jakarta.
Mankiw, Georgy N. 1997. Macroeconomics, 4th ed. N.Y. Worth Pub. New York.
Nicholson, Walter. 1995. Intermediate Microeconomics and Its Application. 5th ed. N.Y. The
Dryden Press. New York.
Parkin, Michael. 2000. Economics, 5th ed. Massachusetts. Addison Wesley Publishing
Company.
Pindyk, Robert S and Daniel L. Rubinfeld. 1998. Microeconomics, 4th ed. Prentice Hall. New
Jersey.
Putong, Iskandar. 2007. Economics: Pengantar Mikro dan Makro. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi Mikro dan Makro. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Rahardja, Pratama. Manurung, Mandala. 2005. Teori Ekonomi Makro. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Rahardja, Pratama. Manurung, Mandala. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan
Makroekonomi). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Rahardja, Pratama. Manurung, Mandala. 2006. Teori Ekonomi Mikro (Suatu Pengantar). Edisi
Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
2014 15
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Salvatore, Dominick. 2006. Mikro Ekonomi., 4th ed. (Alih Bahasa oleh Drs. Rudy Sitompul).
Penerbit Erlangga. Jakarta. Salvatore, Dominick. 2004. Managerial Economics, 5th ed.
South Western of Thomson Learning.
Samuelson, Paul A. Nordhaus, William D. 1989. (Alih bahasa oleh A. Jaka Wasana). Ekonomi.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Schiller, Bradley R. 1996. Essentials of Economics. 2nd Edition. McGraw-Hill. New York.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
2014 16
Pengantar Ekonomi MikroPusat Bahan Ajar dan eLearning
Lela Nurlaela Wati, MM. http://www.mercubuana.ac.id