modul instalasi bangunan sederhana

Upload: dimas-prasetya

Post on 04-Apr-2018

437 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    1/123

    D r a . H j . J a n a r t i 1

    BAB 1

    BESARAN DAN HUKUM PENERANGAN

    A. Besaran Penerangan

    1. Flux Cahaya

    Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu

    sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang cahaya.

    Jadi flux cahaya dapat dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah

    seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik.

    Dalam hubungannya dengan penerangan telah dijelaskan

    bahwa 1 watt cahaya sama dengan 680 lumen. Jumlah lumen perwatt

    (lm/W), disebut flux cahaya spesifik

    Gambar 1 sudut ruang

    Misalnya, luasan A merupakan suatu bidang dari permukaan

    bola yang mempunyai jari-jari (r). kalau kita tentukan luas A, maka

    sudut ruang yang dipotong dari bola oleh jari-jari itu disebut dengan

    steradian, yang persamaannya dapat kita tuliskan sebagai berikut :

    2r

    A , kalau A = r 2 maka = 1, karena luas permukaan bola

    terdapat224

    r

    r = 4 steradian

    Sumber cahaya yang ditempatkan dalam bola seperti gambar 1

    memancarkan 1 cd ke setiap jurusan. Jadi permukaan bolanya akan

    mendapat penerangan merata. Kalau intensitas cahayanya 1 cd,

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    2/123

    D r a . H j . J a n a r t i 2

    melalui sudut ruang 1 sr akan mengalir flux cahaya 1 m. Jadi

    intensitas cahaya dapat juga diberi defenisi sebagai berikut :

    I =

    cd

    Dimana : I : Intencitas cahaya (cd)

    : Flux cahaya (lumen)

    : sudut ruang (steradilan)

    sehingga : = I 1m

    sumber cahaya berbentuk titik yang ditempatkan dalam bola seperti

    gambar 1 dilingkupi oleh 4 steradian. Jadi sumber cahaya itumemancarkan :

    = I = 4 I lm

    Karena intensitas cahayanya 1 cd, maka

    = 4 lm

    2. Intensitas Penerangan

    Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat penerangan adalah

    flux cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau permukaan, sehingga

    satuan Intensitas penerangan adalah lumen /m2

    atau Lux (Lx).

    Gambar 2 Intensitas penerangan pada suatu bidang kerja

    Jika suatu bidang yang luasnya A m2 (lihat gambar 2a), diterangi

    dengan lumen, intensitas penerangan rata-rata di bidang itu adalah :

    Erata-rata =A

    lux

    Kalau 10 m2

    diterangi dengan 1000 lumen, didapat :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    3/123

    D r a . H j . J a n a r t i 3

    Erata-rata = 10010

    1000

    A

    lux

    Sedangkan untuk kasus seperti gambar 2.b dimana intensitas

    penerangan di suatu bidang karena suatu sumber cahaya dengan

    intensitas I, berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber

    cahaya dengan bidang itu, disebut hukum kuadrat, dengan rumus :

    Ep =2

    r

    Ilux

    Dimana : Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang

    yang diterangi, dinyatakan dalam satuan luxI : intensitas cahaya dalam satuan candela,

    r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam

    meter.

    Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana

    pekerjaannya akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80

    cm di atas lantai. Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau

    bangku kerja, atau juga suatu bidang horizontal khayalan, 80 cm di

    atas lantai.

    Intensitas penerangan yang diperlukan ikut ditentukan oleh sifat

    pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu bagian menarik halus

    misalnya, akan memerlukan intensitas penerangan yang jauh lebih

    besar daripada yang diperlukan suatu galangan kapal.

    Juga panjangnya waktu kerja mempengaruhi intensitas

    penerangan yang diperlukan. Pekerjaan yang lama dengan

    penerangan buatan, juga memerlukan intensitas penerangan yang

    lebih besar.

    Tabel 1 mencantumkan intensitas penerangan yang diperlukan

    untuk penerangan yang baik.

    = E x A lm.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    4/123

    D r a . H j . J a n a r t i 4

    Flux cahaya yang dipancarkan lampu-lampu tidak semuanya

    mencapai bidang kerja sebagian dari flux cahaya itu akan

    dipancarkan ke dinding dan langit-langit (lihat gambar 3). Karena

    itu untuk menentukan flux cahaya yang diperlukan harus

    diperhitungkan efisiensi atau rendemennya :

    o

    g

    Dimana :

    o = flux cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber

    cahaya yang ada dalam ruangang = flux cahaya berguna yang mencapai bidang kerja,

    langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh

    dinding dan langit-langit.

    Bagian flux cahaya yang hilang menerangi ruangan atau

    diserap oleh dinding, langit-langit, gorden dan sebagainya.

    Gambar 3

    a. Pembagian flux cahaya dalam ruangan.

    Dalam hal ini flux cahayanya sebagian besar menuju

    langsung ke bidang kerja.

    b. Dalam ruangan tinggi ini hanya sebagian kecil dari flux

    cahayanya menuju langsung ke bidang kerja.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    5/123

    D r a . H j . J a n a r t i 5

    a. Efisiensi Penerangan

    Dari

    o

    g

    Dan

    g = E x A lm

    Didapat rumus flux cahaya :

    Dimana :

    A = luas bidang kerja dalam m2

    E = intensitas penerangan yang diperlukan di bidang kerjaEfisiensi atau randemen penerangannya ditentukan dari tabel-

    tabel (lihat misalnya tabel 2 sampai dengan tabel 6). Setiap tabel

    hanya berlaku untuk suatu armature tertentu dengan jenis lampu

    dalam ruangan tertentu pula.

    Untuk menentukan efisiensi penerangannya harus

    diperhitungkan :

    a. Efisiensi atau randmen armatrunya (v);

    b. Faktor refleksi didning (rw), faktor refleksi langit-langintya (rp)

    dan faktor refleksi bidang pengukuran (rm)

    c. Indeks ruangannya

    b. Efisiensi Armatur

    Efisiensi atau randemen armatur v ialah :

    v =cahayasumberolehndipancarkayangcahayaflux

    armaturolehndipancarkayangcahayaflux

    efisiensi ini dibagi atas bagian flux di atas dan di bawah bidang

    horizontal; misalnya dalam tabel 3 masing-masing 22% dan 65%.

    Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksinya dan

    oleh bahan yang digunakan.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    6/123

    D r a . H j . J a n a r t i 6

    Dalam efisiensi penerangan selalu sudah diperhitungkan

    efisiensi armaturnya.

    c. Faktor-Faktor Refleksi

    Faktor-faktor refleksi rw dan rp masing-masing menyatakan

    bagian yang dipantulkan dari flux cahaya yang diterima oleh

    dinding dan langit-langit, dan kemudian mencapai bidang kerja.

    Faktor refleksi semua bidang pengukuran atau bidang kerja rm,

    ditentukan oleh refleksi lantai dan refleksi bagian dinding antara

    bidang kerja dan lantai. Umumnya untuk rm ini diambil 0,1.Langit-langit dan dinding berwarna terang memantulkan 50-

    70% dan yang berwarna gelap 10-20%.

    Pengaruh dinding dan langit-langit pada sistem penerangan

    langsung jauh lebih kecil daripada pengaruhnya pada sistem-

    sistem penerangan lainnya. Sebab cahaya yaitu q jatuh di langit-

    langit dan dinding hanya sebagian kecil saja dari flux cahaya.

    Dalam tabel-tabel 2 sampai dengan 6 efisiensi penerangannya

    diberikan untuk tiga nilai rp yang berbeda. Pada setiap nilai rp

    terdapat tiga nilai rw.

    Untuk faktor refleksi dinding rw ini dipilih suatu nilai rata-rata,

    sebab pengaruh gorden dan sebagainya sangat besar.

    a. Menggunakan bahan yang tidak mengkilat untuk bidang kerja

    b. Menggunakan sumber-sumber cahaya yang permukaannya

    luas dan luminansinya rendah

    c. Penempatan standar cahaya yang tepat

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    7/123

    D r a . H j . J a n a r t i 7

    d. Indeks ruangan atau indeks bentuk

    Indeks ruangan atau indeks bentuk k menyatakan

    perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan

    berbentuk bujur sangkar :

    k =)( lph

    lp

    dimana :

    p = panjang ruangan dalam m

    l= lebar ruangan dalam m

    h= tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m

    Bidang kerja ialah suatu bidang horizontal khayalan, umumnya

    0,80 m di atas lantai.

    Kalau nilai k yang diperoleh tidak terdapat dalam tabel, efisiensi

    penerangannya dapat ditentukan dengan interpolasi. Kalau

    misalnya k= 4,5 maka untuk diambil nilai tengah antara nilai-nilai

    k= 4 dan k= 5.

    Untuk k yang melebihi 5, diambil nilai untuk k = 5, sebabuntuk k di atas 5, efisiensi penerangannya hampir tidak berubah

    lagi.

    e. Faktor Penyusunan atau Faktor Depresiasi

    Faktor penyusutan atau faktor depresiasi dadalah :

    d=barukeadaandalam

    dipakaikeadaandalamE

    E

    Intensitas penerangan Edalam keadaan dipakai ialah intensitas

    penerangan rata-rata suatu instalasi dengan lampu-lampu dan

    armatur-armatur, yang daya gunanya telah berkurang karena kotor,

    sudah lama dipakai atau karena sebab-sebab lain.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    8/123

    D r a . H j . J a n a r t i 8

    Efisiensi penerangan yang diberikan dalam tabel-tabel 2 sampai

    dengan 6 berlaku untuk suatu instalasi dalam keadaan baru. Kalau

    faktor depresiasinya 0,8 suatu instalasi yang dalam keadaan baru

    memberi hanya 200 lux saja dalam keadaan sudah dipakai.

    Jadi untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam

    keadaan dipakai, nilai rendmeen yang didapat dari tabel masih

    harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresiasi ini

    dibagi atas tiga golongan utama, yaitu untuk :

    a. Untuk potongan berat.

    Masing-masing golongan utama ini dibagi lagi atas tiga

    kelompok, tergantung pada masa pemeliharaan lampu-lampu

    dan armatur-armaturnya yaitu setelah 1, 2 atau 3 tahun.

    Potongan ringan terjadi di toko-toko, kantor-kantor dan

    gedung-gedung sekolah yang berada di daerah-daerah yang

    hampir tidak berdebu.

    Potongan berat akan terjadi di ruangan-ruangan dengan

    banyak debu atau pengotoran lain, misalnya di perusahaan-

    perusahaan cor, pertambangan, pemintalan dan sebagainya.

    Potongan biasa terjadi di perusahaan-perusahaan lainnya.

    Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui, digunakan

    faktor depresiasi 0,8.

    Selanjutnya efisiensi penerangannya juga dipengaruhi oleh

    cara penempatan sumber-sumber cahayanya dalam ruangan.

    Jarak a antarsumber cahaya sedapat mungkin harus sama

    untuk dua arah. Jarak antar sumber cahaya yang paling luar

    dan dinding harus 0,5 a. Sedapat mungkin a harus sama

    dengan tinggi h sumber cahaya di atas bidang kerja.

    Kalau ketentuan-ketentuan di atas mengenai penempatan

    sumber cahaya dipenuhi, untuk efisiensi penerangannya dapat

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    9/123

    D r a . H j . J a n a r t i 9

    digunakan nilai-nilai yang diberikan dalam tabel 2 sampai

    dengan tabel 6.

    Kalau a lebih kecil daripada h, misalnya kalau ruangannya

    kecil, maka untuk penerangan umum yang biasanya digunakan

    empat armatur.

    Di samping pengaruh pengotoran, dalam faktor depresiasi

    telah juga diperhitungkan pengaruh usia lampu-lampunya.

    Pengaruh ini tergantung pada jumlah jam nyalanya. Untuk

    lampu-lampu TL diperhitungkan 1500 jam nyala per tahun, dan

    untuk lampu pijar 500 jam nyala per tahun. Angka-angka ini

    sesuai dengan angka rata-rata di perusahaan-perusahaan.

    Kalau intensitas penerangannya menurun sampai 20% di

    bawah yang seharusnya, lampu-lampunya harus diganti atau

    dibersihkan. Penggantian lampu-lampu ini sebaiknya dilakukan

    kelompok demi kelompok, supaya tidak terlalu mengganggu

    kegiatan perusahaan.

    f. Tabel-Tabel Penerangan

    Tabel 2 sampai dengan tabel 6 berikut ini dikutip dari buku

    Tabellen voor verlentign (tabel-tabel penerangan), yang

    diterbitkan oleh Philips.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    10/123

    D r a . H j . J a n a r t i 10

    Tabel 1

    Pusat Pekerjaan

    Penerangan

    sangat baik

    Penerangan

    baik

    1. Kantor

    Ruangan gambar

    Ruangan kantor (untuk pekerjaan

    kantor biasa, melayani mesin-mesin

    kantor)

    Ruangan yang tidak digunakan terus

    menerus untuk pekerjaan (ruangan

    arsip, tangga, gang, ruangan tunggu)

    2. Ruangan sekolah

    Ruangan kelas

    Ruangan gambar

    Ruangan untuk pelajaran jahit

    menjahit

    3. Industri

    Pekerjaan sangat halus (pembuatan

    jam tangan, instrumen kecil dan halus,

    mungkir)

    Pekerjaan halus (pekerjaan

    pemasangan halus, menyetel mesin

    bubut otomatis, pekerjaan bubut

    halus, kempa halus, poles)

    Pekerjaan biasa (pekerjaan bor, bubut

    kasar, pemasangan biasa)

    2000 lux

    250 lux

    500 lux

    1000 lux

    1000 lux

    5000 lux

    2000 lux

    1000 lux

    1000 lux

    150 lux

    250 lux

    1000 lux

    1000 lux

    2500 lux

    1000 lux

    500 lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    11/123

    D r a . H j . J a n a r t i 11

    Pekerjaan kasar (menampa dan

    menggiling)

    4. Toko

    Ruangan jual dan pamer :

    Toko-toko besar

    Toko-toko lain

    Etalase :

    Toko-toko besar

    Toko-toko lain

    5. Mesjid Gereja dan sebagainya

    6. Rumah tinggal

    Kamar tamu

    Penerangan setempat

    Penerangan umum, suasana

    Dapur

    Penerangan setempat

    Penerangan umum, suasana

    Ruangan-ruangan lain

    Kamar tidur, kamar mandi, kamar rias

    (penerangan setempat)

    Gang, tangga, gudang, garasi

    Penerangan setempat untuk

    pekerjaan-pekerjaan ringan

    (hobby, dan sebagainya)

    Penerangan umum

    500 lux

    1000 lux

    500 lux

    2000 lux

    1000 lux

    250 lux

    1000 lux

    100 lux

    500 lux

    250 lux

    500 lux

    250 lux

    500 lux

    250 lux

    250 lux

    500 lux

    250 lux

    1000 lux

    500 lux

    125 lux

    500 lux

    50 lux

    250 lux

    125 lux

    250 lux

    125 lux

    250 lux

    125 lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    12/123

    D r a . H j . J a n a r t i 12

    Tabel 2

    Efisiensi penerangan untuk keadaan baru Faktor depresiasi untuk

    masa pemeliharaan

    Armatur penerangan

    langsung

    V

    %

    k

    rw

    rp

    0,5

    rm

    0,7

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1

    1 tahun 2 tahun

    TBL 15

    TCS 15

    4x %L 40 W

    Kisi lamel

    0

    72

    72

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,28

    0,33

    0,42

    0,48

    0,52

    0,56

    0,61

    0,64

    0,66

    0,69

    0,71

    0,23

    0,28

    0,36

    0,43

    0,48

    0,52

    0,58

    0,61

    0,64

    0,67

    0,69

    0,19

    0,24

    0,33

    0,40

    0,44

    0,49

    0,55

    0,59

    0,61

    0,65

    0,67

    0,27

    0,32

    0,40

    0,46

    0,50

    0,54

    0,59

    0,62

    0,64

    0,66

    0,68

    0,23

    0,28

    0,36

    0,43

    0,47

    0,52

    0,57

    0,60

    0,63

    0,66

    0,68

    0,19

    0,24

    0,32

    0,39

    0,44

    0,49

    0,54

    0,58

    0,61

    0,64

    0,66

    0,27

    0,32

    0,40

    0,46

    0,50

    0,54

    0,59

    0,62

    0,64

    0,66

    0,68

    0,22

    0,27

    0,36

    0,42

    0,46

    0,51

    0,56

    0,59

    0,62

    0,65

    0,66

    0,19

    0,24

    0,32

    0,39

    0,43

    0,48

    0,54

    0,57

    0,60

    0,63

    0,65

    Pengotoran ringan

    0,85 0,80

    Pengotoran sedang

    0,80 0,70

    Pengotoran berat

    x x

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    13/123

    D r a . H j . J a n a r t i 13

    Tabel 3

    Efisiensi penerangan untuk keadaan baru Faktor depresiasi untuk

    masa pemeliharaan

    Armatur penerangan

    langsung

    V

    %

    k

    rw

    rp

    0,5

    rm

    0,7

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1

    1 tahun 2 tahun

    GCF

    2 x TLF 65 W

    22

    87

    65

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,32

    0,37

    0,46

    0,53

    0,58

    0,62

    0,68

    0,71

    0,73

    0,76

    0,78

    0,26

    0,31

    0,41

    0,48

    0,52

    0,58

    0,64

    0,67

    0,70

    0,74

    0,76

    0,22

    0,27

    0,36

    0,44

    0,48

    0,54

    0,60

    0,64

    0,67

    0,71

    0,74

    0,29

    0,35

    0,43

    0,49

    0,54

    0,58

    0,63

    0,66

    0,68

    0,71

    0,72

    0,24

    0,30

    0,38

    0,45

    0,49

    0,54

    0,59

    0,63

    0,65

    0,69

    0,71

    0,21

    0,26

    0,35

    0,42

    0,46

    0,51

    0,57

    0,60

    0,63

    0,67

    0,69

    0,27

    0,32

    0,40

    0,46

    0,50

    0,54

    0,58

    0,61

    0,63

    0,65

    0,67

    0,23

    0,28

    0,36

    0,42

    0,46

    0,51

    0,55

    0,59

    0,61

    0,64

    0,65

    0,20

    0,25

    0,33

    0,39

    0,43

    0,48

    0,53

    0,57

    0,59

    0,62

    0,64

    Pengotoran ringan

    0,90 0,80

    Pengotoran sedang

    0,80 0,75

    Pengotoran berat

    x x

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    14/123

    D r a . H j . J a n a r t i 14

    Tabel 4

    Efisiensi penerangan untuk keadaan baru Faktor depresiasi untuk

    masa pemeliharaan

    Armatur penerangan

    langsung

    V

    %

    k

    rw

    rp

    0,5

    rm

    0,7

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1

    1 tahun 2 tahun

    GCB

    2x TL 40w

    Roster sejajar

    38

    81

    43

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,26

    0,30

    0,38

    0,43

    0,47

    0,51

    0,56

    0,59

    0,61

    0,64

    0,66

    0,20

    0,25

    0,32

    0,38

    0,42

    0,47

    0,52

    0,56

    0,58

    0,62

    0,64

    0,17

    0,21

    0,28

    0,34

    0,38

    0,43

    0,49

    0,52

    0,55

    0,59

    0,62

    0,22

    0,26

    0,33

    0,38

    0,41

    0,45

    0,49

    0,52

    0,54

    0,56

    0,58

    0,18

    0,22

    0,29

    0,34

    0,37

    0,41

    0,46

    0,49

    0,51

    0,54

    0,56

    0,15

    0,19

    0,25

    0,30

    0,34

    0,38

    0,43

    0,46

    0,49

    0,52

    0,54

    0,19

    0,23

    0,28

    0,32

    0,35

    0,38

    0,42

    0,44

    0,46

    0,48

    0,50

    0,16

    0,19

    0,25

    0,29

    0,32

    0,36

    0,40

    0,42

    0,44

    0,47

    0,48

    0,14

    0,17

    0,23

    0,27

    0,30

    0,33

    0,38

    0,40

    0,42

    0,45

    0,47

    Pengotoran ringan

    0,85 0,80

    Pengotoran sedang

    0,80 0,70

    Pengotoran berat

    x x

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    15/123

    D r a . H j . J a n a r t i 15

    Tabel 5

    Efisiensi penerangan untuk keadaan baru Faktor depresiasi untuk

    masa pemeliharaan

    Armatur V

    %

    k

    rw

    rp

    0,5

    rm

    0,7

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1

    1 tahun 2 tahun

    NB 64

    dengan lampu

    pijar 300 W

    35

    83

    48

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,23

    0,27

    0,34

    0,39

    0,43

    0,47

    0,52

    0,56

    0,59

    0,62

    0,65

    0,18

    0,21

    0,28

    0,33

    0,37

    0,41

    0,47

    0,51

    0,54

    0,58

    0,61

    0,14

    0,17

    0,23

    0,28

    0,32

    0,36

    0,42

    0,47

    0,50

    0,55

    0,58

    0,20

    0,24

    0,29

    0,34

    0,37

    0,41

    0,45

    0,48

    0,51

    0,54

    0,56

    0,16

    0,19

    0,24

    0,29

    0,32

    0,36

    0,41

    0,44

    0,47

    0,51

    0,54

    0,12

    0,15

    0,20

    0,25

    0,28

    0,32

    0,37

    0,41

    0,44

    0,48

    0,51

    0,18

    0,20

    0,25

    0,29

    0,31

    0,35

    0,39

    0,41

    0,43

    0,46

    0,48

    0,14

    0,16

    0,21

    0,25

    0,27

    0,31

    0,35

    0,38

    0,41

    0,44

    0,46

    0,11

    0,13

    0,18

    0,21

    0,24

    0,28

    0,32

    0,35

    0,38

    0,42

    0,44

    Pengotoran ringan

    0,85 0,80

    Pengotoran sedang

    0,80 0,70

    Pengotoran berat

    x x

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    16/123

    D r a . H j . J a n a r t i 16

    Tabel 6

    Efisiensi penerangan untuk keadaan baru Faktor depresiasi untuk

    masa pemeliharaan

    Armatur penerangan

    langsung

    V

    %

    k

    rw

    rp

    0,5

    rm

    0,7

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1 0,5

    0,5

    0,3

    0,1

    0,1

    1 tahun 2 tahun

    Alur

    Dengan TL

    70

    70

    0

    0,5

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,13

    0,14

    0,18

    0,20

    0,22

    0,24

    0,27

    0,28

    0,30

    0,31

    0,33

    0,10

    0,11

    0,14

    0,17

    0,19

    0,21

    0,24

    0,26

    0,27

    0,29

    0,30

    0,08

    0,09

    0,12

    0,15

    0,17

    0,19

    0,21

    0,24

    0,25

    0,27

    0,28

    0,08

    0,09

    0,11

    0,13

    0,14

    0,16

    0,18

    0,18

    0,19

    0,20

    0,21

    0,06

    0,07

    0,09

    0,11

    0,13

    0,14

    0,16

    0,17

    0,18

    0,19

    0,20

    0,05

    0,06

    0,08

    0,10

    0,11

    0,13

    0,14

    0,16

    0,17

    0,17

    0,18

    0,04

    0,05

    0,06

    0,07

    0,08

    0,09

    0,10

    0,10

    0,11

    0,11

    0,12

    0,04

    0,04

    0,05

    0,06

    0,07

    0,08

    0,09

    0,09

    0,10

    0,11

    0,11

    0,03

    0,04

    0,05

    0,06

    0,06

    0,07

    0,08

    0,09

    0,09

    0,10

    0,10

    Pengotoran ringan

    0,58 0,80

    Pengotoran sedang

    x x

    Pengotoran berat

    x x

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    17/123

    D r a . H j . J a n a r t i 17

    Satuan ruangan gambar ukuran 8 x 16 m dan tinggi 3,20 m, harus

    diberi penerangan. Jumlah lampu yang diperlukan ditentukan sebagai

    berikut :

    a. Pertama-tama ditentukan jenis lampu dan armatur yang akan

    digunakan. Untuk contoh ini dipilih armatur 4 x TL 40 W menurut tabel

    2. Flux cahayanya 4 x 3000 lumen per armatur.

    b. Kemudian ditentukan faktor-faktor refleksinya berdasarkan warna

    dinding dan langit-langit ruangan, yaitu untuk :

    Warna putih dan warna sangat muda : 0,7

    Warna muda : 0,5

    Warna sedang : 0,3

    Warna gelap : 0,1

    Untuk menentukan faktor refleksi suatu warna, dalam praktek

    digunakan kipas warna dengan faktor-faktor refleksinya.

    Untuk contoh ini ditentukan :

    rp = 0,5, r w = 0,3, dan r m= 0,1

    c. Selanjutnya ditentukan indeks bentuknya.Karena lampu-lampunya dipasang pada langit-langit, dan bidang

    kerjanya berada kira-kira 0,90 m di atas lantai, maka h = 2,30 m.

    Jadi :

    k= 3,2)816(30,2

    816

    )(

    lphlp

    d. Kemudian ditentukan efisiensi penerangannya dari tabel 2 dengan nilai

    k, rp, rw dan rmseperti tersebut di atas.

    Dari tabel 2 dapat dibaca :

    Untuk k= 2 : = 0,57 dan

    Untuk k= 2,5 : = 0,60

    Efisiensi penerangannya untuk k= 2,3 ditentukan dengan interpolasi :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    18/123

    D r a . H j . J a n a r t i 18

    = 0,57 + 59,0)57,060,0(25,2

    23,2

    Dalam tabel 2, efisiensi armaturnya sama dengan 72%. Nilai ini juga

    berlaku untuk armatur yang digunakan untuk contoh ini. Jadi efisiensi

    penrangannya tetap 0,59.

    Kalau armatur yang digunakan memiliki efisiensi lain, misalnya 55%,

    efisiensi peneranganny akan menjadi :

    45,059,072

    55

    e. Intensitas penerangan yang diperlukan ditentukan berdasarkan tabel1, untuk flux cahaya diperlukan dapat dihitung dari :

    AE untuk keadaan baru

    Atau

    d

    AE

    0 untuk keadaan dipakai

    Jumlah lampu atau armatur n yang diperlukan dapat juga ditentukan

    langsung dari :

    n =dlampu

    AE

    lampu

    0

    atau

    n =darmatur

    AE

    armatur

    0

    Flux cahaya lampu atau armatur dapat dilihat dari buku katalog. Untuk

    contoh ini berlaku :

    armatur = 4 x 3000 = 12000 lumen

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    19/123

    D r a . H j . J a n a r t i 19

    Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan

    faktor depresiasinya. Untuk contoh ini dapat diperkirakan, bahwa

    hanya akan terjadi pengotoran ringan. Kalau lampu-lampunya

    diperbaharui setiap 2 tahun, maka

    d = 0,8 (lihat tabel 2)

    Jadi :

    E = 1250 lux

    A = 8 x 16 = 128 m2

    d = 0,8

    armatur = 12000 lumen

    = 0,59

    Sehingga :

    n = 2,288,059,012000

    1281250

    Jadi ini dapat dibagi atas 4 deret, masing-masing dengan 7 armatur,

    atau 3 deret dari 9 armatur.

    Cara penempatan armatur-armaturnya juga tergantung pada

    konstruksi langit-langit ruangan. Selain itu juga penempatan meja-

    meja gambarnya ikut menentukan. Di atas meja gambar tidak boleh

    ada bayang-bayang yang mengganggu.

    Luas A selalu dihitung dari ukuran bujur sangkar. Juga kalau

    sebagian dari ruangan digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk

    serambi depan, luas A tetap dihitung dari panjang dan lebar bujur

    sangkar. Kalau kemudian ternyata bahwa di tempat serambi itu tidak

    mungkin dipasang armatur, maka armatur di tempat ini ditiadakan.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    20/123

    D r a . H j . J a n a r t i 20

    Pada waktu instalaisnya diserahkan, jadi dalam keadaan rabu,

    intensitas penerangannya akan jauh lebih tinggi, yaitu sama dengan :

    5,15628,0

    1250 lux

    Ini berlaku kalau setiap tabung TL menghasilkan 3000 lumen.

    Sesungguhnya flux cahaya yang dihasilkan sebuah tabung TL selama

    100 jam nyala pertama, lebih banyak daripada 3000 lumen.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    21/123

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    22/123

    D r a . H j . J a n a r t i 22

    Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan. Gambarlah denahnya

    dengan penempatan armatur-armatrunya serta jarak antara masing-

    masing armatur.

    3. Suatu bangsal pabrik dengan ukuran lantai 40 x 10 m harus diberi

    penerangan dengan menggunakan armatur lampu TL 2 x 40 W yang

    dipasang pada langit-langit. Masing-masing tabung TL memberi 2800

    lumen. Intensitas penerangannya harus 300 lux.

    Tinggi ruangan 4,50 m. faktor depresiasinya 0,6. Untuk menentukan

    efisiensi penerangannya berlaku tabel di bawah ini :

    Indeks bentuk kEfisiensi penerangan dalam

    keadaan dipakai

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    45

    0,21

    0,27

    0,32

    0,36

    0,40

    0,430,46

    Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan untuk instansi ini

    (perhitungkan juga kemungkinan pelaksanaannya). Berapakah intensitas

    penerangannya di biang kerja dalam keadaan baru ?

    4. Suatu bangsal ukuran 150 x 10 m harus diberi penerangan dengan

    menggunakan lampu-lampu TL 65 W, 4400 lm. Intensitas penerangannya

    harus 60 lux. Faktor depresiasinya setelah 2 tahun sama dengan 0,6.

    Efisiensi penerangannya U.b.

    a. Tentukanlah jumlah tabung TL yang harus dipasang dalam ruangan

    tersebut.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    23/123

    D r a . H j . J a n a r t i 23

    b. Berapakah intensitas penerangannya setelah 2 tahun, kalau pada

    waktu penyerahan iluminasinya dibuat 15% lebih tinggi daripada yang

    diharuskan.

    5. Suatu ruangan kerja dengan ukuran lantai 12 x 8 m harus diberi

    penerangan dengan intensitas penerangan rata-rata 350 lux (d = 0,8).

    Kalau efisiensi penerangannya sama dengan 0,4 tentukanlah :

    a. Jumlah lampu pijar 150 W, 16 lm/W, yang diperlukan;

    b. Jumlah lampu TL 40 W, 70 lm/W, yang diperlukan (balas 16 W)

    c. Biaya pemakaian listriknya per tahun untuk a dan untuk b.

    Dimisalkan bahwa lampu-lampunya digunakan 10 jam sehari selama

    250 hari per tahun. Harga 1 kWh sama dengan Rp. 35,-

    d. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari jawaban pertanyaan c ?

    6. Buatlah rencana penerangan untuk suatu ruangan toko dengan

    ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

    Ukuran-ukuran ruangan panjang 12 m, lebar 6 m dan tinggi 3,50 m; tinggi

    meja-meja panjangnya 0,85 m. intensitas penerangan rata-rata di meja

    panjang harus 250 lux.Untuk penerangannya dapat digunakan lampu-lampu pijar dengan difusor

    (armatur bola), atau lampu-lampu TL dengan data-data sebagai berikut :

    a. Penerangan dengan lampu pijar :

    Tinggi lamu di atas lantai 2,65 m. dalam setiap difusor dipasang

    sebuah lampu pijar 300 W yang memberi 4800lm.

    b. Penerangan dengan lampu TL

    Tinggi lampu di atas lantai 3,25 m. Setiap armatur terdiri dari 2 tabung

    TL 40 W; masing-masing tabung memberi 2500 lm. Daya balasnya 20

    W per armatur.

    Karena refleksi dinding dan langit-langit, armatur yang digunakan dan

    ukuran ruangannya, efisiensi penerangannya seperti di bawah ini :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    24/123

    D r a . H j . J a n a r t i 24

    a. Untuk penerangan dengan lampu pijar : = 37,5 %

    b. Untuk penerangan dengan lampu TL : = 36%

    Untuk kedua cara penerangan, faktor depresinya sama dengan d = 0,8.

    Untuk kedua cara penerangan tersebut di atas, tentukanlah :

    a. Indeks ruangannya k

    b. Jumlah armatur yang diperlukan

    c. Fluks cahaya spesifikasinya dalam satuan lim/W

    d. Daya terpasang yang diperlukan

    e. Daya terpasang yang diperlukan, dinyatkana dalam W per m2 luas

    lantai.

    7. Bangsal suatu pabrik tekstil harus diberi penerangan dengan

    menggunakan armatur TL 2 x 40 W duo untuk penerangan langsung.

    Intensitas penerangan rata-ratanya harus 250 lux.

    Berhubung dengan jenis pekerjaan yang harus dilakukan dalam bangsal

    tersebut, digunakan tabung-tabung TL dengan warna cahaya tertentu dan

    fluks cahaya 2800 lm per tabung.

    Ukuran bangsal 42 x 8 m.Jarak vertikal antara lampu dan bidang ialah dengan 3,70 m.

    Efisiensi penerangannya dapat ditentukan dari tabel di bawah ini :

    Flux cahaya spesifikasinya (untuk lampu dengan balas) sama dengan

    56 lm/W.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    25/123

    D r a . H j . J a n a r t i 25

    Faktor depresiasinya d = 0,7

    Indeks bentuk k

    Efisiensi penerangan dalam

    keadaan dipakai

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    4

    5

    0,20

    0,26

    0,30

    0,35

    0,39

    0,42

    0,45

    a. Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan untuk penerangan ini.

    Hasilnya harus dibulatkan ke bilangan genap yang terdekat.

    b. Tentukanlah daya terpasang yang diperlukan.

    c. Berapakah penunjukan rata-rata sebuah luxmeter, jika diukur segera

    setelah insatalsinya diserahkan ?

    8. Suatu kantin ukuran 10 x 20 cm harus diberi penerangan. Tinggi

    ruangannya 5,35 m. intensitas penrangan rata-ratanya harus E = 225 lux.

    Warna dinding-dindingnya kuning muda; langit-langitnya putih.

    Armatur yang digunakan ialah NB 64 (lihat tabel 5), dengan lampu 3000

    W (flux cahaya spesifiknya 15 lm/W). pengotoran dalam ruangan hanya

    sedikit, dan lampu-lampunya dibersihkan setiap tahun.

    Armatur-armaturnya digantung 1,5 m di bawah langit-langit.

    Tentukanlah :

    a. rp dan rw

    b. k

    c. efisiensi penerangannya

    d. flux cahaya 0

    e. jumlah armatur yang diperlukan

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    26/123

    D r a . H j . J a n a r t i 26

    f. gambarlah denahnya dengan penempatan armatur-armatrunya serta

    jarak antara masing-masing armatur dan antara armatur dan dinding-

    dinding.

    9. Suatu kantin ukuran 8 x 50 m dan tinggi 5 m harus diberi penernagnanya

    dengan menggunakan armatur TL 2 x 65 W duo (lihat tabel 3). Flux

    cahayanya 3100 lm per tabung. Warna langit-langitnya putih (rp = 0,7) dan

    dinding-dindingnya kuning (rw = 0,5) d = 0,8

    Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan supaya E = 250 lux

    Kalau harga 1 kWh sama dengan Rp. 35,- tentukanlah biaya pemakaian

    listrik instalasi ini setiap tahunnya. Berapakah daya terpasang yang

    diperlukan ? penerangannya digunakan rata-rata 6 jam per hari dan 300

    hari per tahun. Daya balasnya 20 W per armatur.

    10.Suatu bangsal pabrik harus diberi penerangan dengan lampu-lampu TL.

    Intensitas penerangannya harus kira-kira 300 lux.

    Armatur yang digunakan ialah TL 2 x 40 W, 2800 lm per tabung (tabel 4).

    Ukuran bangsal : panjang 24 m, lebar 8 m dan tinggi 5 m. tinggi bidang

    kerjanya 0,80 m.Langit-langit dan dindingnya diberi warna muda. Pengotorannya hanya

    sedikit. Fkator derpesiasinya d = 0,8.

    a. Tentukanlah jumlah armatur yang diperlukan

    b. Buatlah gambar denahnya menurut skala di atas kertas ukuran A4

    dengan penempatan armatur-armaturnya (dinding-dindingnya

    digambar dengan garis tunggal).

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    27/123

    D r a . H j . J a n a r t i 27

    3. Luminasi

    Luminasi adalah suatu ukuran untuk terang suatu benda baik pada

    sumber cahaya maupun pada suatu permukaan. Luminasi dalam hal

    ini penting kita ketahui berhubungan dengan masalah kesilauan

    terhadap mata, kenyamanan serta karakteristik penerangan yang kita

    inginkan. Hal ini berhubungan pula masalah koefisien refleksi,

    perbedaan kontras yang terang dan yang gelap, dan juga masalah

    bayangan. Luminasi dinyatakan dengan rumus :

    L =sAI cd/cm2

    Dimana : L : luminasi dalam satuan cd/cm2

    I : intensitas cahaya dalam satuan cd

    As : luas semu permukaan dalam satuan cm2

    Kalau luminasinya sangat kecil dapat juga digunakan satuan cd/m2

    1 cd/m2

    = 10.000 cd/m2

    Luas semu permukaan adalah luas proyeksi sumber cahaya pada

    suatu bidang rata yang tegak lurus pada arah pandang, jadi bukan

    luas permukaan seluruhnya. Untuk sebuah bola, luas semua

    permukaannya sama dengan luas lingkaran besar bola itu.

    Lihat gambar 4 luas semu permukaan dua bola, apabila dari bola

    kecil dengan jari-jari r = 1 meter, maka :

    As = r2 = m2

    Dan dari bola besar dari jari-jari r1 = 2m, maka

    As1 = r12 = 4 m2

    Jika bola-bokanya 100% tembus cahaya dan I = 1 cd, maka

    masing-masing bola :

    L =

    1

    sA

    I = 0,318 cd/cm2 bola kecil

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    28/123

    D r a . H j . J a n a r t i 28

    L =4

    1

    sA

    I = 0,0796cd/cm2 bola besar

    Contoh Soal

    1. Suatu lantai mempunyai ukuran 8 x 16 m, diterangi dengan flux

    cahaya 48.000 lumen. Berapakah intensitas penerangan rata-

    ratanya ?

    Jawab :

    Dik : A : 8 x 16 m = 128 m2

    : 48.000 lumen

    Dit : E : ?

    Penyelesaian :

    Rumus : Erata-rata = 375128

    48.000

    A

    lux

    2. Sebuah lampu pijar digantung 2 m diatas meja. Intensitas

    cahayanya ke bawah sama dengan 480 cd. Tentukanlah intensitas

    penerangannya di permukaan meja, tegak lurus di bawah lampu.

    Jawab :

    Dik : I = 480 cd

    r = 2 m

    Dit : E = ?

    Penyelesaian :

    Rumus :

    Ep =22

    480

    2

    r

    I= 120 lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    29/123

    D r a . H j . J a n a r t i 29

    AKTIFITAS BELAJAR

    1. Apa yang dimaksud dengan intensitas cahaya ?

    2. Apa yang dimaksud dengan intensitas penerangan ?

    3. Apa yang dimaksud dengan luminasi ?

    4. Apa akibatnya jika luminasi suatu sumber cahaya terlalu besar ?

    5. Apa yang dimaksud dengan luas semu ?

    6. Sebuah lampu dari 200 W memberikan 3000 lumen. Berapakah flux

    cahaya spesifiknya, dan berapa watt cahaya yang diberikan oleh lampu

    tersebut.

    7. Sebuah reflector cermin ditempatkan 2,5 m di atas suatu meja pajang.

    Sumbu berkas cahayanya diarahkan tegak lurus ke bawah. Di permukaan

    meja pajang, tepat di bawah dinaikkan menjadi 3 m di atas meja panjang.

    Berapakah sekarang intensitas penerangannya di permukaan meja, tepat

    di bawah reflector.

    8. Intensitas cahaya sebuah lampu sorot sama dengan 2.000.000 cd. Berkas

    cahaya lampu ini menerangi suatu bidang dengan intensitas penerangan

    200 lux. Berapakah jarak antara bidang itu dan lampu sorot tersebut.

    9. Di titik tengah sebuah bola dengan jari-jari 3 m ditempatkan sebuah

    sumber cahaya dari 150W. Jumlah flux cahayanya 2000 lumen dan

    merata kesemua arah jurusan.

    Tentukanlah :

    a. Intensitas penerangan di permukaan bola

    b. Flux cahaya spesifiknya

    c. Intensitas cahayanya

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    30/123

    D r a . H j . J a n a r t i 30

    10.Sebuah lampu pijar ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu yang

    berdiameter 20 cm, memberikan luminsai 0,3 cd/cm2

    kepada bola itu.

    Lampunya kemudian dipindahkan ke dalam sebuah bola kaca putih susu

    lainnya yang mempunyai diameter setengah dari bola kaca yang pertama.

    Berapakah luminasi pada bola kedua ?

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    31/123

    D r a . H j . J a n a r t i 31

    B. Hukum Penerangan

    1. Dalil Cosinus

    Pada uraian yang telah lalu telah diberikan defenisi mengenai

    intensitas penerangan pada suatu bidang kerja. Defenisi tersebut

    dalam bentuk persamaanA

    lux. Besaran-besaran yang

    dipergunakan untuk detail cosines ialah sebagai berikut lihat gambar

    5.

    Gambar 5

    Misalnya flux cahaya yang menuju pada bidang A pada posisi 1

    adalah f, maka intensitas penerangan rata-rata pada bidang A :

    E1 =Af lux

    Jika permukaan A dimiringkan seperti posisi 2 sebesar = alpha,

    maka flux cahaya pada bidang A tadi menjadi f cos . Sehingga

    intensitas penerangan rata-rata pada bidang A tersebut menjadi :

    E2 =A

    cosf lux

    E2 = E1 cos

    Hubungan ini dikenal hubungan Lambert Cosinus. Sehubungan

    dengan rumus intensitas penerangan pada suatu titik yang

    menggunakan hukum kuadrat :

    E =2r

    I lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    32/123

    D r a . H j . J a n a r t i 32

    Maka persamaan besaran penerangan yang digunakan untuk hukum

    cosinus menjadi :

    E =2r

    Icos lux

    E : intensitas penerangan pada permukaan dengan satuan Lux

    I : intensitas cahaya dalam satuan cd

    r : jarak antara sumber cahaya dan bidang permukaan (m)

    2. Hukum Kuadrat Terbalik

    Seperti yang terlihat dalam gambar 6 sebuah sumber cahayaseragam memancarkan intensitas cahaya (I) sama kuatnya ke seluruh

    arah, digantungkan dengan ketinggian h dari suatu bidang kerja, titik A

    tetap di bawah sumberl. Sedangkan titik B, terletak dengan jarak r dari

    sumber tersebut, maka hubungan antara h dan r disebut hukum

    cosinus, sedangkan hubungan antara B dan r disebut dengan

    hubungan kuadrat terbalik.

    Gambar 6

    Dalam gambar 6 kalau suatu sumber cahaya L diarahkan ke titik B

    sebesar I = 400 cd dan jarak antara L dan B sama dengan r = 2 meter,intensitas di titik B akan sama dengan :

    EB =22

    400

    2r

    I = 100 lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    33/123

    D r a . H j . J a n a r t i 33

    Intensitas penerangan E1 dibidang a1 b1 tegak lurus pada arah I.

    hal ini disebut hukum kuadrat terbalik atau dalam bentuk persamaan.

    E1 =2r

    I lux

    Intensitas penerangan E di bidang horizontal a b ialah proyeksi

    dari E1 pada garis tegak lurus pada bidang a b di titik B. Jadi, E = E 1

    cos , dari persamaan-persamaan ini maka akan kita dapatkan

    persamaan :

    E =

    2r

    Icos lux

    Persamaan di atas ditinjau dari intensitas penerangan pada titik B

    ialah sebagai berikut :

    Eb =2LB

    I. cos cos =

    r

    h

    LB

    h

    Eb =r

    h

    2r

    I

    = I . 3rh

    =

    3

    2

    r

    h

    h

    I karena

    r

    h= cos

    Maka3

    r

    h= cos3

    Jadi,

    EB =2h

    I . cos3 lux

    EB = Intensitas penerangan pada titik B dengan satuan lux

    I = Sumber intensitas cahaya dengan satuan candela

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    34/123

    D r a . H j . J a n a r t i 34

    h = tinggi lampu (jarak lampu) terhadap titik B dengan satuan

    semester.

    Contoh Soal

    1. Sebuah lampu (L) digantungkan dengan ketinggian 8 meter

    tepat di atas titik A pada suatu bidang kerja. Lampu tersebut

    memberikan flux cahaya sebesar 1200 lumen ke seluruh arah.

    Berapa intensitas penerangan pada titik B pada bidang kerja

    tersebut bila jarak A dan B sebesar 6 meter ? (lihat gambar 7).

    Penyelesaian :

    = 1200 lumen

    I = 5,9514,3.4

    1200

    14,3.4

    Icd

    Seperti yang terlihat pada gambar 7, maka untuk r dapat kita hitung

    menjadi :

    r = m102628

    maka cos dapat dihitung :

    cos = 8,010

    8

    LB

    LA

    jadi intensitas penerangan di titik B

    Eb =2r

    Icos = 764,08,0

    201

    95,5 lux

    EA =2r

    Icos = 49,1

    201

    95,5 lux

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    35/123

    D r a . H j . J a n a r t i 35

    AKTIFITAS BELAJAR

    1. Sebuah lampu pijar digantung dengan ketinggian 3 m diatas suatu meja

    persegi panjang dengan ukuran 2 x 1,5 m, lampunya memancarkan

    cahaya 300 cd ke seluruh jurusan. Berapakah intensitas penerangan di

    pusat dan di sudut-sudut meja ?

    2. Sebuah lampu digantung tetap di atas titik A dengan ketinggian 6 m dari

    permukaan meja. Lampu tersebut memberikan flux cahaya sebesar 1200

    lumen ke seluruh arah. Berapakah intensitas penerangan di titik A dan B

    bila jarak antara titik A dan B sebesar 5 m.

    3. Suatu sumber cahaya memancarkan 500 cd ke arah layar yang

    ditempatkan 5 m dari sumber cahaya. Berapa derajatkah layar tersebut

    harus diputar supaya intensitas penerangan di atasnya sama dengan 10

    lux.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    36/123

    D r a . H j . J a n a r t i 36

    BAB 2

    PERANGKAT HUBUNG BAGI

    Perangkat hubung bagi (PHB) adalah salah satu alat memutus dan

    menghubungkan arus listrik dan dilengkapi alat-alat pengaman yang sesuai

    persyaratan yang telah ditentukan oleh PLN.

    Perangkat hubung bagi juga berlaku sebagai alat membagi-bagi atau

    alat mencanangkan arus listrik ke semua arah pemakai dan sebagai

    pembatas pemakaian tenaga listrik. Pada pemakaian energi listrik yang besarmencapai besaran mega watt maka konstruksinya berbeda dan ini tidak

    diuraikan dalam bab ini.

    Diagram PHB lihat gambar 1

    Keterangan :

    1. KWH meter (KWH meter)

    2. Sekering utama

    3. Sakelar / penghubung utama

    4. Rel pembagi

    5. Sekering pembagi

    6. Sakelar pembagi

    7. Hubungan tanah / massa

    8. Kelompok-kelompok

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    37/123

    D r a . H j . J a n a r t i 37

    A. SIFAT-SIFAT BEBAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF

    Dalam pemakaian tenaga listrik di rumah tangga dan sebagainya

    terdapat bermacam-macam perabot rumah tangga selain penerangan

    yang secara umum misalnya kompor listrik, lampu pijar, alat pemanas,

    alat pemanggang roti, alat pemanas air, yang kesemuanya bersifat beban

    resitif. Beban resitif yang diterima bersifat tahanan murni dalam ohm.

    Dalam perhitungan dapat menggunakan rumus hukum Ohm.

    V = I x R dalam volt

    W = V x IKeterangan :

    V = tegangan listrik dalam kesatuan volt

    W = daya listrik dalam kesatuan watt

    I = arus listrik dalam kesatuan ampere

    R = tahanan listrik dalam kesatuan ohm

    Sedangkan untuk harga tahanan R sendiri mempunyai nilai tersendiri

    menurut rumus hantaran :

    R =q

    2

    Dimana :

    = tahanan jenis pengantar

    R = tahanan dalam ohm

    = panjang dalammeter

    q = penampang kawat dalam mili meter persegi (mm2)

    2 = karena dua hantaran

    Dalam pemakaian rumah tangga terdapat :

    Motor-motor listrik satu fasa, lampu-lampu TL, dan terdapat perlengkapan

    komponen-komponen kondensator, disamping kawat kumparannya

    sendiri.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    38/123

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    39/123

    D r a . H j . J a n a r t i 39

    Pembagian beban menurut daya yang ada, dan penerangan rumah

    sederhana kelayakan rata-rata mendapat daya listrik di bawah atau sama

    dengan 450 VA. Lihat gambar 4 jelas di sini titik penerangan nomor 1

    sampai dengan nomor titik k3-7 dan 3 buah pemasangan stop kontak, dan

    jumlah daya 365 W pada kelompok I.

    Untuk kelompok II jumlah titik penerangan serta stop kontak 8 titik,

    serta jumlah dayanya sama dengan 365 W, jadi kedua kelompok jumlah

    titiknya tidak sama tetapi jumlah dayanya sama.

    Gambar . 4. Pembagian seimbang pada PHB

    C. Hubungan PHB dengan PUIL

    Perangkat hubung bagi (PHB) berfungsi untuk membagi

    penyaluran tenaga listrik dari sumber utama PLN ke bagian-bagianpelayanan tenaga listrik sampai ke sub-sub bagian pelayanan terkecil.

    Selain itu, PHB juga diharapkan dapat memberikan keamanan

    dalam sistem penggunaannya, seperti :

    a. Kalau suatu subbagian pelayanan terjadi gangguan listrik diharapkan

    subbagian lain tidak sampai terganggu, walaupun hubungan kelistrikan

    bagian tersebut dalam keadaan terputus.

    b. Apabila dalam suatu ruangan bengkel kerja terjadi hubungan singkat

    atau orang yang sedang bekerja terkena tegangan listrik maka

    hubungan rangkaian kelistrikan PHB secepatnya dapat dipusatkan.

    Mengingat peranan PHB yang sangat penting dalam penyaluran

    dan pengamanan tenaga listrik maka semua komponen yang terhimpun

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    40/123

    D r a . H j . J a n a r t i 40

    dalam PHB mulai dari jenis bahan, cara perakitan, dan penggunaannya

    diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Umum Instalasi Listrik yang

    disingkat PUIL 1987.

    Penyambungan saluran masuk dan saluran ke luar pada PHB yang

    harus menggunakan terminal sehingga penyambungan dengan

    komponen dapat dilakukan dengan mudah, teratur, dan aman sesuai ayat

    601.A.4.

    PHB harus dipasang sedemikian sehingga pelayanan mudah,

    aman dan bagian yang penting mudah dicapai 601.A.2, tanpa bantuan

    tangga, meja atau perkakas lain ayat 601.A.3.

    Karena penempatan PHB terletak pada posisi yang sering dilakui

    maka gangguan fisik sering terjadi seperti penempatan dekat pintu, maka

    rangka rumah dan bagian konstruksi PHB harus terbuat dari bahan yang

    tidak dapat terbakar, tahan lembap, dan kokoh ayat 610.A.I.

    Apabila PHB ditempatkan pada ruangan yang khusus maka harus

    memenuhi ketentuan sebagai berikut :

    a. Lalu lintas menuju PHB harus cukup leluasa sekurang-kurangnya 0,75m.

    b. Tinggi ruangan harus sekurang-kurangnya 2 m.

    c. Apabila dalam ruangan yang sama terdapat instalasi listrik lain maka

    lebar ruang bebas diantaranya sekurang-kurangnya 1,5 m lihat

    gambar 5.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    41/123

    D r a . H j . J a n a r t i 41

    Gambar. 5. Ruang pelayanan

    Bila pada tempat umum terpaksa harus ditempatkan lemari hubung

    bagi, maka pemasangannya harus pada ketinggian sekurang-kurangnya

    1,2 m dari lantai, atau diberi pagar agar tidak didekati oleh umum 620.B.3.

    Untuk instalasi perumahan, lemari, atau kotak hubung bagi harus

    dipasang sekurang-kurangnya 1,5 m dari lantai.

    Menurut ayat 601 DI pada saluran masuk suatu perlengkapan

    hubungan bagi yang berdiri sendiri, harus ada sekurang-kurangnya satu

    sakelar. Kemampuan hantar arus sakelar masuk ini harus sekurang-

    kurangnya sama dengan arus nominal pengamannya, tetapi tidak boleh

    kurang dari 10 A ayat 601 D2, 412 BI dan 840 C7, lihat gambar 6.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    42/123

    D r a . H j . J a n a r t i 42

    Gambar 6 contoh gambar bagan ayat 420 B.1 dan ayat 601 D.1

    Sakelar masuk tersebut boleh ditiadakan kalau perlengkapan

    hubung baginya mendapat suplai dari saluran ke luar suatu perlengkapanhubung baginya mendapat suplai dari saluran ke luar saluran

    perlengkapan hubung bagi lain, dan pada saluran luar ini sudah ada

    sakelar yang dicapai. Dalam hal ini kedua perlengkapan hubung bagi

    tersebut harus berada dalam ruangan yang sama dengan jarak antara

    tidak lebih dari 5 meter ayat 601 D3, lihat gambar 7.

    Gambar 7 PHB tidak berdiri sendiri

    Sakelar ke luar pada PHB harus dipasang apabila saluran :

    a. Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    43/123

    D r a . H j . J a n a r t i 43

    b. Dihubungkan tiga buah atau lebih motor / perlengkapan listrik yang

    lain. Hal ini tidak berlaku jika motor atau perlengkapan listrik tersebut

    dayanya masing-masing lebih kecil atau sama dengan 1,4 KW dan

    letaknya dalam ruangan yang sama.

    c. Dihubungkan tiga buah atau lebih kotak kontak yang masing-masing

    mempunyai arus nominal lebih dari 16 ampere.

    d. Mempunyai arus nominal 100 ampere atau lebih ayat 601 EI lihat

    gambar 8.

    Gambar 8Sakelar yang dipasang pada PHB harus mempunyai kutub yang

    jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan fase yang digunakan.

    Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak 630 G1.

    Sehingga gangguan tegangan atau arus listrik dari luar tidak sampai

    mengganggu komponen lain.

    Apabila pengaman lebur dan sakelar kedua-duanya terdapat pada

    saluran keluar sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah sakler ayat

    601 G2, lihat gambar 9. Kalau ada gangguan rangkaian pada kelompok

    tersebut jangan sampai menganggu ke rangkaian lain, dengan membuka

    sakelar maka penggantian pengaman lebur dapat dilakukan dengan

    bebas tagangan listrik.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    44/123

    D r a . H j . J a n a r t i 44

    Untuk memperoleh keadaan bebas tegangan pada semua kutub

    dan fase dalam instalasi untuk sistem tegangan di atas 1.000 V arus bolak

    balik atau di atas 1500 V arus searah, pemisah atau alat sejenis harus

    dipasang pada :

    a. Semua cabang dari sistem rel, lihat gambar 10

    b. Kedua sisi pemutus di tempat yang mungkin bertegangan, lihat

    gambar 11. Gambar ini juga memberikan pengertian tentang cara

    menggambar sakelar masuk dan sakelar ke dalam suatu PHB.

    Gambar 9 contoh gambar bagan ayat 601 G.1

    Gambar 10 contoh gambar bagan ayat 601 H.1.1

    Gambar 11 contoh gambar bagan ayat 601 H.1.2

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    45/123

    D r a . H j . J a n a r t i 45

    D. Perlengkapan PHB 1 Fasa

    Dalam pengoperasian PHB perlu diamati kualitas dari bahan

    sekompnen yang dirakit harus memenuhi persyaratan. Disamping

    komponen yang diperlukan dan sesuai dengan tujuan, bahwa

    pemasangan PHB untuk pengamanan perlu ditambahkan suatu alat ukur

    yang menunjang, antara lain kilowatt meter voltmeter.

    Untuk lebih jelasnya gambar 12.

    Gambar 12 bagan dari PHB 1 fasa, 1 kelompok

    Gambar. 13. Gambar PHB 1 fasa terdiri 2 kelompok

    Keterangan :

    1. Sekering utama atau pemutus utama

    2. Sakelar utama atau penghubung utama

    3. Rel pembagi

    4. Sekering pembagi

    5. Sakelar pembagi

    6. Sekering kelompok pertama (I)

    7. Seekering kelompok kedua (II)

    8. Hubungan tanah atau massa

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    46/123

    D r a . H j . J a n a r t i 46

    Gambar. 14. pengawatan PHB 1 fasa 2 kelompok

    Disamping perlengkapan PHB, perlu diketahui alat penera daya

    listrik yang dipakai adalah kilowatt meter (KWH meter). Dalam hal ini perlu

    diketahui bahwa pemasangan meter adalah, petugas PLN. Komponen

    wattmeter dapat dilihat teori pengukuran listrik singkat I. Untuk

    perlengkapan KWH hanya cukup gambar kerjanya. Lihat gambar 13.

    (a) simbol kwh meter (b) rangkaian kwh meter

    Gambar. 15. Bagan serta konstruksi KWH meter 1 fasa.

    Gambar 14 menunjukkan rangkaian PHB 1 fasa terdiri dua

    kelompok yang diperlengkapi KWH meter 1 fasa.

    Gambar. 16. PHB 1 fasa terdiri

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    47/123

    D r a . H j . J a n a r t i 47

    Gambar. 17. PHB 1 fasa lebih dari 2 kelompok diperlengkapi KWH 1 meter

    fasa

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    48/123

    D r a . H j . J a n a r t i 48

    AKTIFITAS BELAJAR

    1. Buatlah rencana pemasangan PHB 2 fasa terdiri 1 kelompok !

    Sediakan :

    a. Peralatan yang dipergunakan

    b. Bahan-bahan yang akan dipasang

    c. Buat lembaran kerja (laporan kerja)

    2. Selesaikanlah pemasangan PHB 1 fasa 2 kelompok, bila perlengkapan

    maupun alat telah disediakan dan buat laporan kerjanya !3. Selesaikan pengawatan dari PHB 1 fasa 3 kelompok yang diperlengkapan

    meter 1 fasa dan setelah selesai penyambungan, coba hubungkan. Buat

    grafik beban selama 30 menit dalam kertas lembaran kerja !

    4. Bersangkutan soal 3, berilah beban 1000 watt 220 volt dan kerjakan

    petunjuk soalnya !

    5. Selesaikanlah pengerjaan seperti soal 4 dengan fasilitas :

    a. PHB 1 fasa 4 kelompok

    b. PHB 1 fasa 6 kelompok

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    49/123

    D r a . H j . J a n a r t i 49

    BAB 3

    MENGGAMBAR RENCANA INSTALASI PENERANGAN

    A. Sakelar

    Sakelar termasuk material jadi tinggal pasang yaitu merupakan

    suatu alat yang dapat digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan

    arus listrik. Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat banyak macam dan

    jenisnya, misalnya sakelar penerangan, sakelar tegangan tinggi, sakelar

    instalasi tenaga, sakelar elektronika dan sebagainya. Namun sebagaimaterial pengetahuan untuk pekerjaan dalam bidang instalasi, yang

    dijelaskan disini adalah saklar yang umum dipakai pada instalasi rumah

    dan tempat umum lainnya.

    Pada waktu memutuskan atau menghubungkan arus listrik,

    biasanya akan timbul busur api (fong) di antara kotank-kontaknya.

    Besarnyaloncatan api biasanya ditentukan oleh cepat atau lambatnya

    kontak-kontak terputus. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada sakelar

    biasanya dilengkapi dengan pegas yang dapat memutuskan rangkaian

    dalam waktu cepat sehingga kemungkinan timbulnya loncatan api pada

    kontak-kontaknya adapt diperkecil.

    Dalam pemasangan sakelar harus diperhatikan syarat-syarat

    sebagai berikut : sakelar harus dapat dilayani tanpa memerlukan alat

    bantu; bagian sakelar yang bergerak harus tidak bertegangan; harus tidak

    dapat menghubungkan dirinya karena pengaruh gaya berat; dan

    kemampuan sakelar harus sesuai dengan alat yang dihubungkannya.

    Sedangkan dalam prakteknya dikenal macam-macam jenis sakelar yang

    biasa dipakai pada instalasi listrik penerangan bangunan sederhana

    (rumah tinggal, sekolah, rumah ibadah). Jenis-jenis sakelar tersebut dapat

    dibedakan menurut fungsinya adalah : sakelar tunggal; sakelar berkutub

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    50/123

    D r a . H j . J a n a r t i 50

    ganda; sakelar berkutub tiga; sakelar deret (seri); sakelar tukar; dan

    sakelar silang. Juga dapat dibedakan menurut bentuknya yaitu : sakelar

    putar; sakelar tarik; sakelar tombol tekan; sakelar yang ditanam; dan

    sakelar yang tidak ditanam.

    Pemasangan kotak-kontak harus diperhatikan beberapa syarat

    yaitu : kotak-kontak harus dipasang sedemikian rupa sehingga netral

    berada di sebelah kanan; kotak-kontak dinding dipasang 1,25 m di atas

    lantai; kotak-kontak dinding harus dipasang dengan hantaran pengaman;

    dan kemampuan kontak-kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan

    daya yang dihubungkan padanya.

    Tabel macam-macam sakelar.

    Skema Instalasi Skemahubungan

    Skema dasar Nama

    Sakelar tunggal

    Sakelar ganda

    (sakelar dua kutub)

    Sakelar tiga kutub

    Sakelar seri

    Sakelar tukar

    Sakelar silang

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    51/123

    D r a . H j . J a n a r t i 51

    B. Hubungan Macam-Macam Sakelar, Kotak Sakering dan KWH Meter

    Hubungan Sakelar Tunggal dan Kotak-Kontak

    Dipakai untuk mengoperasikan satu buah (satu kelompok) lampu.

    Kabel yang masuk ke dalam sakelar adalah kabel fasa

    Saluran yang masuk ke dalam kotak-kontak yaitu langsung dari

    sumber dan tidak dipengaruhi oleh kedudukan sakelar.

    Instalasi ini biasa dipasang pada rumah tinggal, contoh dipasang pada

    ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan sebagainya.

    a. Gambar bagan b. Gambar pelaksanaan

    Gambar 1 : Hubungan sakelar tunggal dan kotak-kontak

    C. Hubungan Sakelar Seri

    Dipakai untuk mengoperasikan 2 buah (2 kelompok) lampu secara

    sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Instalasi ini biasa dipasang

    pada rumah tinggal, contoh dipasang pada ruang tamu, ruang keluarga,

    kamar tidur dan sebagainya.

    a. Gambar bagan b. Gambar pelaksanaan

    Gambar 2 : Hubungan sakelar seri

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    52/123

    D r a . H j . J a n a r t i 52

    D. Hubungan Sakelar Tukar

    Dengan memakai 2 buah sakelar tukar maka kita dapat

    mengoperasikan satu buah (satu kelompok) lampu dari dua tempat.

    Instalasi ini biasa dipasang pada rumah bertingkat maupun di hotel,

    contoh dipasang pada ruang tangga.

    a. Gambar bagan b. Gambar pelaksanaan

    Gambar 3 : hubungan sakelar tukar

    E. Hubungan Sakelar Silang

    Dengan memakai dua buah sakelar tukar dan satu buah sakelar

    silang maka kita dapat mengoperasikan satu buah (satu kelompok) lampu

    dari tiga tempat. Untuk mengoperasikan lampu lebih dari tiga tempat

    maka kita perlukan tambahan sakelar silang saja, sedang jumlah sakelar

    tukar yang dibutuhkan hanya dua buah saja. Instalasi hubungan sakelar

    silang biasa dipakai dalam gang-gang, ruangan tangga serta ruangan

    yang besar.

    a : gambar bagan

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    53/123

    D r a . H j . J a n a r t i 53

    b : gambar pelaksanaan

    Gambar 4 : Hubungan sakelar silang

    F. Hubungan kotak sekering

    Saluran input kotak sekering diambil dari saluran output kwh meter.

    Pada instalasi fasa, saluran yang masuk kotak sekering (input) hanya

    saluran fasa dan netral saja, sedang saluran outputnya ada tiga macam

    yaitu : fasa, netral dan saluran pembumian (grounding).

    Pada kotak sering terdapat sakelar ganda (sakelar 2 kutub)

    berfungsi untuk memutus dan menghubungkan saluran fasa dan netral

    saja bersama-sama. Saluran yang melewati sekering (pengaman lebur)

    hanya saluran fasanya saja. Sedang saluran netralnya tidak melewati

    sekering tetapi hanya melewati sakelar ganda, seperti terlihat pada

    gambar di bawah.

    Gambar 5 : hubungan kotak sekering

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    54/123

    D r a . H j . J a n a r t i 54

    G. Hubungan KWH Meter

    Pada Kwh meter arus bolak balik terdapat sebuah piringan atau

    keping berinduksi yang terbuat dari aluminium. Untuk menggerakkan

    piringan ini dipasang dua buah kumparan, yaitu kumparan arus dan

    kumparan tegangan.

    Dalam menghubungkan Kwh meter, kumparan arus dihubung seri

    dengan pemakai, sedang kumparan tegangan dihubung langsung pada

    jala-jala / sumber. Hubungan Kwh meter dapat dilihat seperti gambar di

    bawah ini.Skema hubungan KWH meter 1 phase

    S.1 = spoel arus, dihubung seri dengan alat

    pemakai

    S.2 = spoel tegangan, dihubung langsung

    pada jala-jala atau sumber tegangan.

    Gambar 6 : Skema hubungan KWH meter 1 fase

    Gambar 7 : Skema hubungan KWH meter 3 fasa dengan penghantar netral

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    55/123

    D r a . H j . J a n a r t i 55

    Gambar 8 : skema hubungan KWH meter 3 fasa tanpa penghantar netral

    H. Pengaman Arus Lebih

    Untuk menghindari kerusakan instalasi listrik / beban listrik karena

    arus lebih, perlu dipasang satu atau beberapa pengaman arus lebih.

    Arus lebih dapat terjadi karena beban lebih atau adanya hubung

    singkat. Pada umumnya pada suatu instalasi penerangan listrik dipasang

    dua jenis alat pengaman arus lebih yaitu pengaman lebur (sekering) dan

    pengaman otomatis (MCB).

    I. Pengaman Lebur (Sekering)

    Sekering adalah sejenis alat pengaman alat-alat pemakai arus

    listrik terhadap arus yang melebihi batas seperti pada gangguan arus

    hubung singkat. Pada instalasi penerangan rumah maupun gedung pada

    umumnya digunakan sekering sekerup yang bagian penghubung arusnya

    dinamakan patron lebur.

    Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran

    beberapa logam lain seperti timbel,s eng dan tembaga. Kawat lebur perak

    digunakan karena logam ini hampir tidak mengoksid dan daya hantarnya

    tinggi, jadi diameter kawat lebarnya bisa sekecil mungkin, sehingga kalau

    kawatnya menjadi lebur tidak akan timbul banyak uap. Dengan demikian

    kemungkinan terjadinya ledakan akan lebih kecil.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    56/123

    D r a . H j . J a n a r t i 56

    Selain kawat lebur, dalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat

    dari kawat tahanan. Kawat isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat

    lebur. Dan karena tahanannya besar, arus yang mengalir pada kawat

    isyarat hanya kecil. Pada ujung kawat isyarat terdapat sebuah piringan

    kecil berwarna yang berfungsi sebagai isyarat.

    Kalau kawat lebrunya putus karena arus yang terlalu besar, kawat

    isyaratnya juga akan segera putus, karena itu piringan isyaratnnya akan

    lepas, sehingga dapat diketahui bahwa kawat lebarnya telah putus.

    Gambar 9 : patron lebur

    Dalam patron lebur juga terdapat pasir yang berfungsi untuk

    memadamkan percikan api yang timbul kalau kawat lebarnya putus.

    Diameter luar dari ujung patron lebur berbeda-beda tergantung pada arus

    nominalnya, makin tinggi arus nominalnay maka besar diameter ujung

    patronnya.

    Gambar 10 : tudung sekring

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    57/123

    D r a . H j . J a n a r t i 57

    Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebar yaitu

    sebagai berikut :

    2 A : merah jambu

    4 A : coklat

    6 A : hijau

    10 A : merah

    16 A : kelabu

    20 A : biru

    25 A : kuning35 A : hitam

    50 A : putih

    60 A : warna tembaga

    80 A : warna mas

    100 A : merah *

    * tanda warna lebih besar daripada yang 10 A

    Miniature Circuit Breaker (MCB)

    MCB banyak digunakan pada instalasi penerangan rumah dan

    gedung berfungsi sebagai pengaman beban lebih dan juga sebagai

    sakelar. Untuk menutup / menghubungkan dilakukan secara manual dan

    untuk membuka / menutup dapat dilakukan secara manual ataupun

    otomatis. Prinsip kerja MCB yaitu bekerja secara magnetik dan secara

    thermos.

    Secara magnetik arus akan melalui suatu kumparan yang berinti

    logam, jika kuat arus yang lewat melebihi batas nominalnya inti tersebut

    akan menjadi magnet dan magnet ini akan menarik kunci (pengait)

    sehingga akan menyebabkan terputusnya hubungan beban dengan

    sumber tegangan (lihat gambar 13.a dibawah).

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    58/123

    D r a . H j . J a n a r t i 58

    Secara thermos yaitu digunakan bimetal atau dua jenis logam yang

    mempunyai angka muai berbeda. Jika kuat arus yang melewati bimetal

    melebihi harga nominalnya maka bimetal akan menjadi panas dan

    memuai sehingga bimetal dapat menggerakkan kunci / pengait sehingga

    akan menyebabkan terputusnya hubungan beban. Dengan sumber

    tegangan (lihat gambar : 11)

    MCB bersifat renewable, artinya MCB putus masih dapat

    berfungsi kembali setelah direset secara manual.

    Gambar 11 : Prinsip Kerja MCB

    J. Memasang Instalasi ListrikKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan

    untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu

    melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat

    terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan

    lingkungan saja dan dimana saja.

    Peralatan / material instalasi listrik dipasang sesuai dengan

    spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku. Dalam

    memasang peralatan dan material harus sesuai dengan Indeks Proteksi

    (IP) yang telah ditetapkan. Kode IP ini terdiri dari dua digit dan selalu

    tercantum pada body peralatan dan material yang telah dikeluarkan oleh

    pabrik.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    59/123

    D r a . H j . J a n a r t i 59

    AKTIVITAS BELAJAR

    1. TUGAS TERTULIS

    JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI.

    1. Apakah nama dari gambar simbol disamping ini :

    Jawaban :

    2. Buatlah gambar pelaksanaan dari gambar di bawah ini.

    Jawaban :

    3. Buatlah gambar pelaksanaan dari gambar bagan di bawah ini !

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    60/123

    D r a . H j . J a n a r t i 60

    Jawaban :

    4. Dimanakah instalasi sakelar tukar biasa digunakan ?

    Jawaban :

    5. Apakah fungsi dari :

    a. Sekering (pengaman lebur)

    b. Miniature Circuit Breaker (MCB)

    Jawaban :

    6. Gambaran hubungan pengawatan kotak sekering 1 fase (dari output

    KWH meter sampai dengan output kotak sekering / beban

    Jawaban :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    61/123

    D r a . H j . J a n a r t i 61

    7. Apakah kode warna pengaman lebur (sekering) dengan arus nominal

    6 ampere ?

    Jawaban :

    8. Apakah fungsi pasir yang terdapat pada patron lebur

    Jawaban :

    9. Berapa besar tahanan isolasi kabel instalasi yang diperbolehkan

    menurut PUIL

    Jawaban :

    10.Gambarkan pengawatan pada KWH meter 1 phase

    Jawaban :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    62/123

    D r a . H j . J a n a r t i 62

    11.Apakah nama alat untuk mengukur besar tahanan isolasi kabel !

    Jawaban :

    12.Apakah klasifikasi penghantar menurut bentuk (konstruksi) ?

    Jawaban :

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    63/123

    D r a . H j . J a n a r t i 63

    BAB 4

    PERLENGKAPAN INSTALASI DALAM TEMBOK

    Perlu diketahui bahwa pemasangan instalasi listrik dalam tembok

    adalah suatu pemasangan yang sangat aman dari gangguan, terutama aman

    sentuhan dan rapi, hal ini mempunyai kelemahan, yaitu bila terjadi kebocoran

    arus susah dilihat dan sukar direnovasi.

    Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi dalam tembok diperlukan

    persiapan-persiapan bahan yang akan dipasang. Bahan-bahan ini pasti

    bahan yang telah disahkan oleh peraturan yang terkait (PUIL). Adapun

    bahan-bahan yang dimaksud adalah :

    A. Pipa Instalasi Listrik

    Yang dimaksud pipa instalasi listrik adalah pipa union yang terbuat

    dari besi/baja yang mempunyai tebal sekurang-kurangnya 0,7 milimeter

    atau bahan lain yang dapat memberi perhitungan sama dengan pipa

    union.

    Jenis pipa untuk instalasi listrikPada umumnya jenis pipa instalasi listrik yang digunakan adalah :

    a. Pipa union (besi/baja)

    Pipa ini mempunyai keuntungan, kekuatan mekanik yang besar

    sehingga dapat digunakan sebagai tulang beton jika ditahan dalam

    tembok. Pipa ini mempunyai kerugian sebagai penghantar lsitirk.

    b. Pipa PVC (Poly Vinyl Clorida)

    Pipa PVC (paralon) mempunyai keuntungan, yaitu tahanan isolasinya

    besar, tidak dapat dilalui oleh arus listrik dan tahan panas.

    Kerugiannya ditanam dalam tembok tidak mempunyai kekuatan

    mekanik.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    64/123

    D r a . H j . J a n a r t i 64

    Gambar 1 Berbagai macam bengkokan

    Penjelasan :

    a. Pemakaian tube (pelindung ujung pipa) dalam instalasi

    Pada umumnya alat ini dipakai untuk melindungi ujung pipa listrik

    agar pada waktu kita melakukan penarikan kawat-kawat NYA itu

    tidak akan mengalami kerusakan pada isolasi-isolasi karet itu.

    b. Pemakaian roset dalam instalasi pipa

    Untuk memasang lampu-lampu plafon tidak diizinkan langsung ke

    plafon, tetapi terlebih dahulu roset itu dipasang pada plafon yang

    kemudian disusul dengan fiting, gambar 2 s/d 5 pada halaman

    berikutnya.

    (a) bengkokan

    Sok penyambung

    (b) bengkokan lengkung (knie)

    (c) bengkokan lengkung pendek

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    65/123

    D r a . H j . J a n a r t i 65

    Gambar 2 Kawat NGA

    Gambar 3

    Gambar 4 Pandangan muka

    Gambar. 5. Pandangan Atas

    1. Fungsi Pipa Listrik

    a. Melindungi penghantar terhadap pengaruh mekanik.

    b. Melindungi bangunan terhadap kemungkinan terjadinyakebakaran akibat hubung singkat (korsleting)

    c. Mempermudah pencarian gangguan

    d. Mempermudah pembongkaran dan pemasangan penghantar

    pada waktu perbaikan

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    66/123

    D r a . H j . J a n a r t i 66

    e. Melindungi penghantar pengaruh kimia, thermos dan lain

    sebagainya.

    B. Kabel Listrik

    Kabel listrik yang baik harus memenuhi syarat mekanis, elektris,

    thermos dan kimia.

    Jadi kabel listrik harus mempunyai kekuatan mekanis, yaitu mampu

    menghantarkan arus listrik yang sebesar-besarnya, dengan kerugian yang

    sekecil mungkin, tidak terpengaruh adanya panas, korosi dan pengaruh

    lainnya. Hal tersebut karena berhubungan dengan sistem pemasangankabel, yaitu pemasangan kabel di udara maupun pemasangan di bawah

    tanah.

    1. Jenis-Jenis Kabel untuk Instalasi Bangunan

    a. Kabel NYA

    Jenis kabel NYA, bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga

    sebagai inti, berisolasi PVC. Pemasangannya tidak boleh

    menempel pada dinding/tembok tetapi harus menggunakan rol

    isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh dipasang

    pada tempat yang terbuka atau di bawah tanah.

    Gambar. 6

    b. Kabel NYM

    Jenis kabel NYM, mempunyai inti lebih dari satu, inti kabel daritembaga, berisolasi dari PVC, selubung dalam dari karet dan

    selubung dari PVC. Pemasangan kabel NYM boleh langsung

    menempel pada tembok tanpa menggunakan rol isolator / pipa

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    67/123

    D r a . H j . J a n a r t i 67

    instalasi. Pemasangan kabel NYM tidak boleh dipasang di bawah

    tanah dan tempat terbuka.

    Gambar. 7

    c. Kabel NYFGby

    Jenis kabel NYFGby, kabel berinti tembaga, berisolasi PVC,

    selubung dalam dari karet, berperisai pita logam, selubung luar

    PVC, kabel jenis ini mempunyai inti lebih dari satu, dan mempunyai

    kekuatan mekanik tinggi, gambar 8 s/d 13

    Gambar. 8

    Gambar. 9

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    68/123

    D r a . H j . J a n a r t i 68

    Gambar. 10

    Gambar. 11

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    69/123

    D r a . H j . J a n a r t i 69

    1. Sambungan Ekor Babi 6. Sambungan Bell hangers

    2. Sambungan cabang datar 7. Sambungan percabangan simpul

    3. Sambungan datar (plain cros joint) 8. Sambungan bolak balik (turn

    back)

    4. Sambungan percabangan ganda

    kabel bernadi satu

    9. Sambungan britania

    5. Sambungan western union 10. Sambungan Britania

    Gambar. 12

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    70/123

    D r a . H j . J a n a r t i 70

    Gambar. 13

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    71/123

    D r a . H j . J a n a r t i 71

    2. Contoh Penyambungan

    a. Satu lampu dilayani dengan satu sakelar SPST, berlaku sebagai

    pengganti sakelar eka utara.

    Gambar. 14

    b. Dua lampu dilayani dengan satu sakelar SPDT, berlaku sebagai

    pengganti sakelar kelompok.

    Gambar. 15c. Satu lampu dilayani dengan satu sakelar DPST, berlaku sebagai

    pengganti sakelar dwi kutub.

    Gambar. 16

    d. Sakelar DPDT bekerja sebagai pengoper sumber tenaga listrik,

    yang berasal dari tenaga listrik PLN dan tenaga listrik dari

    generator. Pada waktu PLN padam, maka arus dari generatornya

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    72/123

    D r a . H j . J a n a r t i 72

    yang berfungsi dan sakelar dioper pada kedudukan generator,

    begitu pula sebaliknya.

    Gambar. 17

    e. Satu lampu dilayani oleh dua sakelar SPDT, berlaku sebagai

    pengganti sakelar tukar. Lampu L dapat hidup dan padam dari duatempat.

    Gambar. 18

    f. Satu lampu dapat dihidupkan dan dimatikan dari tiga tempat, yaitu

    dua sakelar SPDT, dan satu sakelar DPDT, berlaku sebagai

    pengganti sakelar silang.

    Gambar. 19

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    73/123

    D r a . H j . J a n a r t i 73

    g. Satu lampu dapat dilayani dari empat sakelar, yaitu dua sakelar

    SPDT dan dua sakelar DPDT.

    Gambar. 20

    C. Stop Kontak dan Kontak Tusuk

    Stop kontak merupakan komponen penyedia sumber listrik yang

    dihubungkan ke beban listrik, tanpa harus membuat sambungan ke jala-

    jala rangkaian listrik. Menurut bentuk / konstruksinya stop kontak

    dibedakan menjadi :

    a. Stop kontak tunggal

    b. Stop kontak ganda dua

    c. Stop kontak ganda tigad. Stop kontak ganda empat

    Gambar. 21

    Keterangan :

    1. Bentuk stop kontak yang sudah terpasang

    2. Bagian dalam stop kontak

    3. Sekerup penjepit kawat sebagai terminal

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    74/123

    D r a . H j . J a n a r t i 74

    4. Lubang tempat tusuk kontak

    Beberapa bentuk kontak tusuk :

    1. Ujung kawat

    2. Sakelar pengnen

    3. Cabang bermuatan

    4. Tutup

    5. Jepit kabel

    6. Tusuk kontak yang telah terpasang

    7. Pelat hubungan tanah

    8. Stop kontak dan kontak tusuk dalam pandangan

    terurai

    9. Kombinasi stop kontak dan kontak tusuk dalam

    hubungan tanah

    10.Kombinasi, stop kontak dan kontak tusuk tidak ada

    hubungan tanahnya

    11.Model stop kontak terlepas

    12.Kontak tusuk untuk kabel terlepas

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    75/123

    D r a . H j . J a n a r t i 75

    D. Fiting Lampu

    Fiting merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk

    menempatkan lampu. Fiting harus terbuat dari bahan yang tahan

    terhadap panas, dan bagian bodinya harus mempunyai tahanan isolasi

    yang besar.

    Bentuk / konstruksi fiting lampu :

    a. Fiting plafon,

    b. Fiting gantung

    c. Fiting yang dilengkapi dengan stop kontak

    d. Fiting yang dilengkapi sakelar listrik

    Menurut jenis lampu yang digunakan, fiting dibedakan menjadi

    dua :

    1. Fiting jenis Edison, yaitu yang menggunakan ulir

    2. Fiting jenis lampu bayonet, yaitu fiting yang menggunakan pink

    atau pengunci.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    76/123

    D r a . H j . J a n a r t i 76

    Gambar. 22

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    77/123

    D r a . H j . J a n a r t i 77

    BAB 5

    PEMASANGAN INSTALASI DALAM TEMBOK

    Pemasangan instalasi dalam tembok harus lebih cermat dibandingkan

    dengan pemasangan instalasi di luar tembok ataupun di rumah kayu, ditinjau

    dari segi penempatan pipa dan komponen. Apabila ada kesalahan

    penempatan pipa dan komponen dalam tembok maka selain kesulitan

    perbaikannya juga dapat mengurangi kerapian. Untuk itu, perlu suatu

    perencanaan yang mantap dalam setiap bahan dan komponen listriknya.

    A. Pemesanan Pipa dan Perlengkapannya dalam Tembok

    Pipa yang dipasang berfungsi sebagai pelindung kawat penghantar

    terhadap gangguan mekanis di dalam tembok. Selain daripada itu,

    pemasangan pipa dalam tembok juga dimaksudkan untuk memudahkan

    pemasangan kawat instalasi baru, dan memudahkan penghantar kawat

    yang sudah waktunya untuk diganti atau diperbaharui. Dianjurkan bahwa

    dalam jangka 10 15 tahun diadakan pergantian kawat penghantar

    instalasi secara total. Pemeriksaan total instalasi dilakukan setiap 5 tahun

    sekali.

    Pipa yang dipasang dalam tembok ialah pipa khusus untuk

    keperluan tersebut, agar tujuan pemasangan pipa dapat terpenuhi dengan

    baik. Sebelum dilaksanakan pemasangan, perlu rencana penempatan

    setiap bagian instalasi, seperti pipa, komponen-komponen listriknya,

    sebaiknya digambarkan pada tembok. Dengan cara akan mengurangi

    kesalahan yang mungkin terjadi. Setelah digambar pada tembok dan

    sudah cocok dengan rencana penempatan pada gambar instalasi

    kemudian baru dimulai pemahatan tembok.

    Pemahatan tembok dilakukan dengan menggunakan pahat.

    Pemahatan awal dengan posisi pahatnya miring ke luar kemudian dipahat

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    78/123

    D r a . H j . J a n a r t i 78

    pelan-pelan mengikuti bagian garis yang akan dipahat. Setelah itu posisi

    pahat dapat boleh bebas, dengan demikian hasil pahatannya diharapkan

    jauh lebih rapi. Kedalaman pemahatan disesuaikan dengan komponen-

    komponen yang akan ditanam. Gambar 1 berikut ini contoh pemahatan

    tembok.

    Gambar .1

    Apabila kedalaman pemahatan telah mencukupi maka pipa dan

    kelengkapannya dipasang. Pipa yang di dalam tembok harus dijepit

    dengan paku beton dengan jarak jepitannya kira-kira 8 cm agar pipa

    betul-betul rapat ke dinding sehingga memudahkan pekerjaan

    pemlesteran kembali. Setelah pekerjaan semua ini selesai, tembok boleh

    diplester dan dipastikan bahwa bagian yang ditanam tidak sampai

    kelihatan. Gambar 2 di bawah ini adalah temok yang sebagian telah

    dipelester kembali.

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    79/123

    D r a . H j . J a n a r t i 79

    Gambar .2

    B. Penarikan Kawat dalam Pipa

    Setelah selesai pekerjaan pemasangan pipa dan kotak tempat

    komponen, maka pekerjaan selanjutnya ialah pengawatan. Pemasangan

    kawat dapat dilakukan dengan menggunakan kawat penarik dari baja.

    Kawat penarik dimasukkan ke dalam pipa, setelah kawat penarik ini ke

    luar pada ujung lain, selanjutnya kawat penarik disambungkan dengan

    kabel yang akan dimasukkan ke dalam pipa tersebut. Cara

    penyambungannya seperti terlihat pada gambar 3 di bawah ini :

    Gambar. 3

    Selesai pengikatan, kawat ditarik sampai sambungan ke luar di

    ujung lain. (Gambar 4). Sisakan kawat secukupnya (10 s/d 15 cm) untukpemasangan komponen yang direncanakan gambar 4. Demikian pula

    pada ujung lainnya. Selanjutnya potonglah kawat dan lepaskan ikatan

    kawat penarikan dengan kabelnya. Dengan demikian selesailah pekerjaan

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    80/123

    D r a . H j . J a n a r t i 80

    dan penarikan kawat ini. Pekerjaan selanjutnya menghubungkan

    komponen dan penyambungan yang lainnya.

    Gambar. 4

    C. Pemasangan Komponen dalam Tembok

    Kalau pekerjaan memasang pipa dan kelengkapannya telah

    selesai maka sampailah pada pekerjaan memasang komponen listrik dan

    penyambungan ke sumber tegangan. Komponen listrik dipasang 1,5

    meter di atas lantai di luar jangkauan anak-anak. Kabel yang keluar pada

    ujung pipa, yaitu kabel yang akan dihubungkan dengan komponen, harus

    sepanjang 10 15 cm. Panjang ini diperhitungkan membuat mata hubung

    yang akan disekrupkan pada titik kontak komponen. Oleh karena itu,

    sebelum mengupas ujung kawat hendaknya diperhitungkan panjang kabel

    yang sebenarnya dibutuhkan. Jika ternyata kabel terlalu panjang maka

    kabel tersebut boleh dipotong. Panjang kupasan sebaiknya disesuaikan

    dengan yang disekrupkan pada komponen. Setelah dikupas perlu juga

    dibersihkan agar mendapatkan hubungan yang baik.

    Urutan cara pemasangannya sebagai berikut :

    Baliklah posisi sakelar maka akan kelihatan bagian titik

    hubungannya dan dihubungkan kawat penghantar ke titik hubung

    komponen dan dihubungkan kawat penghantar ke titik hubung komponen

    tersebut. Selanjutnya dapat dilaksanakan penyambungan penghantarnya

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    81/123

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    82/123

    D r a . H j . J a n a r t i 82

    Penghubung

    berkatub tiga

    Penghubung

    deret (seri)

    Penghubung

    tukar

    Penghubung

    silang

    Gambar. 5. Konstruksi dan hubungan sakelar putar dengan lampu

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    83/123

    D r a . H j . J a n a r t i 83

    Gambar. 6

    Gambar. 7

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    84/123

    D r a . H j . J a n a r t i 84

    AKTIFITAS BELAJAR

    1. Apa keuntungan pemasangan instalasi dalam tembok ?

    2. Apa saja perbedaan instalasi dalam tembok dibandingkan dengan

    instalasi di luar tembok ?

    3. Bagaimana cara memahat tembok yang baik dan benar ?

    4. Apa sebabnya instalasi dalam tembok perlu memakai pipa pelindung ?

    5. Sebutkan langkah-langkah pemasangan instalasi dalam tembok ?

    6. Berapa panjang kawat penghantar yang harus dilebihkan pada ujung pipa

    untuk komponen dan mengapa harus dilebihkan ?

    7. Bagaimana cara mengatasi penarikan kawat dalam pipa apabila terdapat

    banyak belokan ?

    8. Berapakah tinggi komponen sakelar dari lantai dan apa tujuannya

    membuat setinggi itu ?

    9. Apa sebabnya perlu pemeriksaan instalasi dalam batas waktu tertentu ?

    10.Mengapa perlu diadakan penggantian kawat penghantar dalam batas

    waktu tertentu ?

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    85/123

    D r a . H j . J a n a r t i 85

    BAB 6

    TUGAS PRAKTEK

    A. Memasang Instalasi Penerangan

    Sumber Referensi

    Buku Informasi

    Buatlah rangkaian pelaksanaan diagram di bawah ini

    Tugas 1 Memasang Instalasi Sakelar Tunggal

    a. Diagram

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    86/123

    D r a . H j . J a n a r t i 86

    b. Pelaksanaan

    Alat dan Bahan :

    Alat :

    a. Gergaji besi

    b. Mistar

    c. Fretboor

    d. Hand tool set

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    87/123

    D r a . H j . J a n a r t i 87

    Daftar Bahan

    No Nama Bahan Type/Ukuran Satuan Jumlah

    1 KWH Meter 1 Phasa Buah 1

    2 MCB 2 ampere Buah 1

    3 Kotak Sekering 1 group Buah 1

    4 Sekering lebur 4 ampere Buah 1

    5 Kabel NYA 2,5 mm2

    Meter 25

    6 Kabel NYM 2,5 mm2 Meter 10

    7 Pipa PVC 5/8 Inchi Batang 2

    8 Klem 5/8 Inchi Buah Secukupnya

    9 L Blow 5/8 Inchi Buah Secukupnya

    10 T Doos Buah 3

    11 Inbow Doos Buah 1

    12 Roset Buah 2

    13 Paku Sekerup dan 1 inci Buah Secukupnya

    14 Lasdop Buah Secukupnya15 Sakelar Tunggal Broco Buah 1

    16 Fitting Buah 2

    17 Lampu pijar Philips Buah 2

    Informasi Singkat

    1. Instalasi ini biasa dipasang pada rumah tinggal, contoh dipasang pada

    ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan sebagainya.

    2. Sakelar tunggal dipakai untuk mengoperasikan beban dimana yang

    menuju ke beban dihubung/diputus oleh sakelar tunggal.

    3. Jangan bekerja pada instalasi yang bertegangan listrik, putuskan

    rangkaian dengan sumber tegangan sebelum saudara memulai pekerjaan

  • 7/31/2019 Modul Instalasi Bangunan Sederhana

    88/123

    D r a . H j . J a n a r t i 88

    4. Sambungan kawat hanya boleh dilakukan di dalam kotak sambung / kotak

    tarik dan tidak boleh dilakukan di dalam pipa.

    5. Kawat yang akan disambung pada kotak sambung jangan terlalu pendek

    memotongnya, spare / cadangan secukupnya. Setelah kawat disambung

    maka tutuplah dengan lasdop dan tempatkan secara melingkar ke dalam

    kotak sambung lalu tutuplah kotak sambung dengan penutupnya agar

    kelihatan rapi serta sambungan kawat dapat terlindungi.

    6. Setelah selesai memasang instalasi lakukan pengecekan untuk

    memastikan bahwa instalasi sudah benar dan tidak ada kesalahan

    hubungan singkat.

    7. Jika saudara merasa ada hal yang kurang jelas tentang pekerjaan ini,

    maka konsultasikan kepada instruktur / pengawas praktek.

    Langkah Kerja :

    1. Baca gambar bagan instalasi pada gambar kerja dengan seksama

    selanjutnya buatlah gambar pelaksanaannya.

    2. Periksakan gambar pelaksanaan saudara kepada instruktur3. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan melalui prosedur yang

    telah ditentukan.

    4. Pasanglah KWH meter, kotak sekering, pipa instalasi kotak sambung,

    inbow doos serta roset pada papan sesuai job yang akan dikerjakan

    selanjutnya pasanglah pengawatan instalasi sakelar tunggal dengan

    beban lampu pijar dan kotak-kontak.

    5. Lakukanlah pengecekan pada inst