modul ilwis

23
Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan, Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana 1 1 ILWIS ILWIS adalah singkatan dari Integrated Land and Water Information System, yaitu suatu perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang juga memiliki kemampuan untuk pengolahan citra (image processing). Perangkat lunak ini dibuat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede Belanda yang pertama kali bertujuan untuk bidang akademik dan penelitian. Pada hakekatnya perangkat lunak ini tidak jauh berbeda dengan perangkat lunak lain yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi SIG dan atau Penginderaan Jauh (remote sensing). Hal penting yang membuat ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan. 1.1 Komponen Dasar ILWIS Salah satu kiat dalam belajar menggunakan atau mengoperasikan perangkat lunak ILWIS atau perangkat lunak lainnya adalah memahami beberapa pengertian atau konsep dasar terkait dengan perangkat lunak tersebut. Terdapat sejumlah hal pada perangkat lunak ILWIS yang disebut sebagai basic concept. Hal yang termasuk dalam kategori basic concept dalam ILWIS diantaranya adalah : ILWIS window dan ILWIS object. 1.1.1 ILWIS Window Pada dasarnya terdapat empat tipe window pada perangkat lunak ILWIS, yaitu: main window, map windows, table windows dan pixel info window. Penjelasan lebih detil mengenai masing-masing window adalah sebagai berikut: 1.1.1.1 Main window Sesuai namanya, window ini adalah bagian utama yang ditampilkan setiap kali perangkat lunak ILWIS dijalankan. Main window terdiri dari:

Upload: herdi-pebryana-putra

Post on 07-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    1

    1 ILWIS

    ILWIS adalah singkatan dari Integrated Land and Water Information System,

    yaitu suatu perangkat lunak Sistem Informasi Geogra (SIG) yang juga memiliki

    kemampuan untuk pengolahan citra (image processing). Perangkat lunak ini

    dibuat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences

    (ITC), Enschede Belanda yang pertama kali bertujuan untuk bidang akademik

    dan penelitian. Pada hakekatnya perangkat lunak ini tidak jauh berbeda dengan

    perangkat lunak lain yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi

    SIG dan atau Penginderaan Jauh (remote sensing). Hal penting yang membuat

    ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak

    yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan.

    1.1 Komponen Dasar ILWIS Salah satu kiat dalam belajar menggunakan atau mengoperasikan perangkat

    lunak ILWIS atau perangkat lunak lainnya adalah memahami beberapa pengertian

    atau konsep dasar terkait dengan perangkat lunak tersebut. Terdapat sejumlah

    hal pada perangkat lunak ILWIS yang disebut sebagai basic concept. Hal yang

    termasuk dalam kategori basic concept dalam ILWIS diantaranya adalah : ILWIS

    window dan ILWIS object.

    1.1.1 ILWIS Window Pada dasarnya terdapat empat tipe window pada perangkat lunak ILWIS, yaitu:

    main window, map windows, table windows dan pixel info window. Penjelasan

    lebih detil mengenai masing-masing window adalah sebagai berikut:

    1.1.1.1 Main window Sesuai namanya, window ini adalah bagian utama yang ditampilkan setiap kali

    perangkat lunak ILWIS dijalankan. Main window terdiri dari:

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    2

    Menu bar yang teridiri dari enam menu yaitu: File, Edit, Operations, View, Window, dan Help.

    Command line dimana kita dapat menuliskan atau mengetikkan perintah untuk menampilkan obyek, persamaan peta (map calculation formulae),

    ekspresi, menjalankan script dan lain sebagainya.

    Catalog yang menampilkan obyek-obyek yang terdapat pada direktori tertentu. Obyek yang dimaksud adalah : peta raster (raster map), peta

    poligon (polygon map), peta garis (segment map), tabel atribut, dan lain

    sebagainya.

    Operation-tree dan Operation list yang menunjukkan seluruh operasi pada perangkat lunak ILWIS.

    Navigator untuk berpindah drive atau direktori. Standard toolbar, berisikan sejumlah jalan pintas (shortcut) untuk mengakses

    beberapa perintah yang sering digunakan, misalnya membuka catalog

    baru, copy dan paste obyek dari satu catalog ke catalog lainnya, menghapus

    obyek dari catalog dan lain sebagainya.

    Object selection toolbar, berisi sejumlah tombol untuk memilih atau menentukan tipe-tipe obyek yang akan tampak pada suatu catalog.

    Status bar, terletak di dibagian bawah main window dan berfungsi memberi penjelasan singkat mengenai: perintah yang diakses, fungsi tombol dan

    deskripsi suatu atau beberapa obyek.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    3

    Standar toolbar

    Ilwis Menu Bar

    Operation ListOperation Tree

    Navigator

    Ilwis catalog

    Ilwis Command Line

    Object selection toolbar

    Ilwis Main Window

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    4

    1.1.1.2 Map windowMap window berfungsi untuk menampilkan data spasial baik format raster

    maupun vektor. Data spasial dalam perangkat lunak ILWIS disebut dengan

    istilah: raster map, polygon map, segment map dan point map. Raster map adalah data

    spasial dalam format atau struktur raster, sedangkan polygon map, segment map

    dan point map adalah data dalam format atau struktur vektor.

    Map Window

    1.1.1.3 Table window Table window berfungsi untuk menampilkan dan melakukan editing data

    tabular atau tabel. Umumnya tabel berisikan

    informasi yang terkait dengan data spasial

    dan lazim disebut dengan data atribut. Dalam

    ILWIS, suatu tabel terdiri dari sejumlah

    kolom (column), sejumlah baris dan data

    yang terdapat pada pertemuan antara baris

    dan kolom yang disebut sebagai eld. Selain

    untuk menampilkan dan mengedit data

    tabel, table window juga berfungsi untuk

    melakukan kalkulasi dengan menuliskan

    perintah pada command line.

    Table window

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    5

    1.1.1.4 Pixel information windowWindow ini berfungsi

    untuk menampilkan

    informasi mengenai kelas

    (class), ID (identi er)

    ataupun nilai (value)

    dari data spasial secara

    interaktiv. Data atribut

    juga dapat ditampilkan

    pada window ini. Secara

    interaktiv, informasi

    akan ditampilkan pada

    window ini sesuai dengan posisi pointer (mouse) pada map window.

    1.1.2 ILWIS Object ILWIS object terdiri dari beberapa tipe dan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: data object, container object, service object, dan special object. Penjelasan lebih rinci mengenai keempat tipe obyek tersebut adalah sebagai berikut:

    1.1.2.1 Data ObjectData object, dalam ILWIS, pada prinsipnya adalah data spasial dan data atribut. Data spasial meliputi format vektor (polygon map, segment map dan point map) dan data raster (raster map) termasuk citra satelit. Data object dapat dibuat, diedit dan ditampilkan menggunakan window yang sesuai. Untuk membuat, mengedit dan menampilkan data spasial digunakan map window, sedangkan untuk membuat, mengedit dan menampilkan data atribut digunakan table window. Berikut adalah data object beserta icon-nya

    Pixel Information Window

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    6

    1.1.2.2 Container object Container object merupakan suatu wadah yang berisi sekumpulan data object. Bentuk paling sederhana dari container object adalah berupa daftar (list) yang berisikan referensi tentang sejumlah data object yang ada di dalamnya. Daftar tersebut umumnya berupa le ASCII. Container sendiri tidak menyimpan le data tetapi hanya daftar atau catatan berkaitan dengan obyek yang ditampung-nya. Terdapat beberapa kategori container object dalam ILWIS, yaitu: map list, object collection, map view, layout, annotation text dan graph.

    1.1.2.3 Service object Service object berisikan fasilitas atau aksesoris yang diperlukan oleh data object. Beberapa contoh fungsi dari service object adalah menentukan nilai yang valid untuk suatu data object ( misal ID, Class atau Value), warna yang digunakan untuk menampilkan data serta informasi koordinat dari suatu data.

    1.2 Struktur Data Spasial dalam ILWISObyek atau entitas dunia nyata (real world) ditinjau dari dimensi keruangannya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu obyek titik, garis dan area. Data spasial sebagai model sekaligus representasi dari obyek dunia nyata juga dibedakan menjadi tiga sesuai dengan entitas yang direpresentasikan. Sehingga, data spasial juga dapat dibedakan menjadi data titik, garis dan area (poligon). Dalam bentuk digital, entitas spasial dapat direpresentasikan dalam dua model data yaitu model vektor dan mode raster. Perbedaan utama antara keduanya terutama dalam hal struktur penyimpanan data sehingga model vektor dan raster sering disebut juga dengan struktur data vektor dan struktur data raster atau disingkat data vektor dan data raster.

    1.2.1 Data VektorPada model data vektor, lokasi atau posisi dari setiap kenampakan spasial dide nisikan oleh serangkaian titik koordinat (X dan Y). Disamping posisi atau lokasi, arti penting dari kenampakan spasial tersebut direpresentasikan dan disimpan dalam bentuk kode atau label. Dalam ILIWS terdapat tiga tipe data vektor masing-masing disebut dengan point, segment dan polygon. Sebutan tersebut sesuai dengan dimensi dari entitas spasial yang direpresentasikan.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    7

    Struktur Data Vektor

    Data vektor dalam ILWIS dibuat dengan cara digitasi atupun mengimpor dari format perangkat lunak lain. Struktur Data ini memerlukan ruang penyimpanan yang tidak terlalu besar, dan sesuai untuk keperluan pembuatan peta (output) dengan kualtias yang bagus. Di sisi lain struktur data ini memiliki keterbatasan untuk keperluan analisis dengan menggunakan sejumlah operasi SIG. Hal ini dikarenakan operasi GIS dalam perangkat lunak ILWIS adalah berbasis raster (raster-based GIS operation).

    1.2.2 Data Raster Dalam model atau struktur data raster, data spasial disusun dalam bentuk sel grid atau disebut juga dengan piksel (pixel). Istilah piksel (pixel) sebenarnya merupakan singkatan dari picture element, yaitu elemen terkecil dari suatu gambar atau citra. Piksel merupakan satuan atau unit dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi yang terkait dengan data spasial. Setiap piksel hanya memiliki atau diberi satu nilai (value) yang disebut sebagai nilai piksel.

    Struktur Data Raster

    Data spasial dengan struktur raster, dalam perangkat lunak ILWIS, disebut dengan raster map. Setiap piksel dalam suatu raster map mempunyai dimensi yang sama dan tersusun dalam suatu pola yang teratur (regular pattern). Struktur penyimpanan data lebih sederhana dibandingkan struktur data vektor. Sebagai contoh, informasi koordinat tidak perlu disimpan untuk setiap piksel, tetapi cukup dengan menyimpan ukuran piksel dan parameter untuk mentransformasi posisi piksel (baris dan kolom) ke suatu sistem koordinat (X,Y). Proses untuk melakukan transformasi ini disebut dengan georeferencing

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    8

    2 Landsat Program pengembangan satelit landsat pertama kali dilakukan oleh Amerika

    serikat. Program tersebut diinspirasi dengan terbangnya satelit Apollo untuk

    pertama kali dengan mengambil foto permukaan bumi dari luar angkasa.

    Sementara tahun 1960 satelit perkiraan cuaca telah memonitor bumi, belum ada

    keperdulian terhadap data spasial permukaan bumi hingga akhir tahun 1960.

    Sekitar sepuluh tahun kemudian NASA disetujui untuk membuat satelit yang

    berfungsi mengambil citra permukaan bumi yang di selesaikan dalam waktu

    2 tahun dan sekaligus memulai era remote sensing permukaan bumi dari luar

    angkasa. Pada bulan Juli 1972, Dr. Paul Lowman, pioner dari ilmu remote sensing

    membuat peta dengan mempergunakan foto landsat untuk pertama kalinya.

    Dengan kian berkembangnya jumlah umat manusia yang di sertai dengan

    dominansi umat manusia, pemahaman akan perubahan fungsi lahan dari tahun

    ke tahun makin meningkat untuk para pengambil keputusan dan masyarakat

    pada umumnya. Penggunaan citra landsat telah berkembang untuk ilmu

    pengetahuan agrikultur, kehutanan, tataguna lahan, pengelolahan sumber daya

    air, dan eksplorasi sumber daya alam lainnya. Dengan mempergunakan resolusi

    30 meter dan luasan 185 Km, citra landsat dapat memberikan cakupan niche yang

    cukup untuk melakukan proses montoring.

    Landsat merupakan satelit yang dapat mengumpulkan 7 jenis gambar/citra

    secara bersamaan. Tiap citra memiliki spesi kasi spektrum elektro magnetik

    tersendiri, yang biasa disebut band. Landsat 7 yang merupakan satelit terakhir

    yang diluncurkan untuk mengambil gambar bumi, memiliki 7 jenis band yang

    berbeda. Pada tabel berikut di jelaskan 7 band tersebut.

    Sensitivitas Spektral Pada 7 Band Landsat

    No Band Interval panjang Gelombang Response Spectral1 0.45-0.52 m Blue-Green2 0.52-0.60 m Green3 0.63-0.69 m Red4 0.76-0.90 m Near IR5 1.55-1.75 m Mid-IR6 10.40-12.50 m Thermal IR7 2.08-2.35 m Mid-IR

    Landsat mengambil ke 7 band tersebut pada waktu yang bersamaan, dan pada lokasi yang sama. Apabila diperhatikan secara seksama, maka akan terlihat bahwa ke 7 gambar tersebut tidak terlihat sama. warna yang gelap dan terang

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    9

    tidak terlihat pada lokasi yang sama. Hal tersebut dikarenakan tiap objek yang terdapat pada bumi (seperti : tanaman, tanah, air, dll) memiliki perbedaan panjang gelombang pantulan dari cahaya. Yang berwarna terang pada gambar, memiliki tingkat pantulan paling tinggi dibanding yang lain.

    Fungsi ke - 7 band untuk Identi kasi Objek Bumi

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    10

    Gambar citra satelit yang dihasilkan hanya berwarna hitam dan putih, sehingga

    menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah menghasilkan warna yang menyerupai

    warna nyata pada tiap objek di gambar tersebut ?

    Seperti yang kita ketahui bahwa tiga warna yang menghasilkan warna nyata

    pada suatu gambar adalah merah, biru, dan hijau. Pada teorinya, tiap band dapat

    menghasilkan kombinasi warna gambar.

    Tahapan Pembuatan Peta Berwarna pada Citra Landsat

    Landsat 7 merupakan citra satelit dengan komposisi warna, yang dilakukan

    dengan mengkombinasikan 3 band yang berbeda dari Enhanced Thematic

    mapper (ETM +) sensor. Gambar citra tersebut merupakan warna fotogra atau

    biasa disebut dengan false color. Fungsi terpenting dari pembuatan kombinasi

    band landsat untuk menghasilkan citra dengan false color, dapat mempermudah

    proses identi kasi

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    11

    Pembuatan Citra false color dari 3 band Landsat

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    12

    3 Input Data

    Data input merupakan proses encoding data untuk di inklusi menjadi database.

    Pembuatan data base yang akurat adalah tahapan penting dari SIG. Pengumpulan

    dan penyediaan database masih menjadi upaya yang banyak memakan biaya

    serta waktu di bidang SIG, sekitar 60 % hingga 80 % dana project dipergunakan

    untuk database.

    Terdapat beberapa masalah yang muncul berkaitan dengan pengembangan data

    base untuk melakukan project perencanaan atau manajemen. Permasalahan

    pertama yakni, apakah data yang akan disimpan berformat raster atau vektor.

    Beberapa aspek dibawah ini dapat dijadikan pertimbangan untuk memutuskan

    format yang akan dipergunakan:

    1. Secara garis besar data, telah memiliki format raster

    2. Penggunaan yang paling maksimal pada saat analysis

    3. Kemungkinan kehilangannya informasi apabila dilakukan transisi format

    4. Ruang pengimpanan data (dengan semakin berkembangannya technologi

    komputer, point ini manjadi semakin berkurang tingkat kepentingannya)

    5. Kebutuhan untuk melakukan sharing data dengan software lain

    Prinsip utama dari data base yakni dapat menyimpan informasi dari kondisi

    dilapangan secara maksimal. Apabila data yang berhasil dikumpulkan

    dilapangan hanya dapat ditampilkan sebagai point, garis, atau polygon maka

    idealnya ditampilkan seperti demikian. Terkadang dibutuhkan perubahakan

    format dari vektor menjadi raster untuk kebutuhan analisis, maka format raster

    dapat dihasilkan untuk menjadi data pendukung vektor dengan melakukan

    konversi yang tersedia pada software SIG pada umumnya.

    Permasalahan yang sering timbul pada saat pengumpulan database yaitu skala

    berapa yang akan dipergunakan. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu

    data yang disimpan pada SIG tidak memiliki skala. Terkadang beberapa orang

    mengatakan database skala 1:25000. Sebenarnya yang mereka maksudkan yaitu

    data yang diambil dari peta dengan skala 1:25000 atau peta yang memiliki tingkat

    keakuratan yang secara umum sebanding dengan peta 1:25000.

    Sejalan dengan prinsip utama pengumpulan database yang memiliki nilai

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    13

    informasi maksimal, dapat dilakukan dengan mempergunakan peta dengan skala

    yang besar sebagai data base. Namun hal tersebut tidak selalu perlu dilakukan,

    disebabkan faktor - faktor berikut :

    1. Data lokasi tidak tersedia dalam skala besar.

    2. Membutuhkan biaya yang terlalu mahal untuk membeli data dengan skala

    besar

    3.Terlalu makan waktu yang banyak apabila melakukan digitasi dari peta

    dengan skala yang besar

    4. Pada project yang akan dilakukan tidak dibutuhkan informasi yang terlalu

    banyak

    Dari penjelasan diatas dapat dilakukan perubahan agar tujuan utama database

    tidak menjadi sia-sia.

    Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meng input data ke dalam

    SIG, yakni:

    1. Digitasi secara manual dan melakukan scanning peta

    2. Melakukan import data dan meng konversi kedalam SIG

    3. Entry data secara langsung dari GPS (Global Positioning systems)

    4. Transfer data dari data digital yang telah ada

    5. Peta dengan skala, resolusi, dan keakuratan

    Tiap tahapan dari input data seharusnya dilakukan veri kasi agar data yang

    telah diimport memiliki tingkat kesalah yang sekecil-kecilnya

    Ketika akan mengembangkan data raster untuk tujuan tertentu, terdapat beberapa

    pertimbangan yang diperhatikan, yaitu:

    1. Apakah seharusnya data yang dipergunakan hanya pada daerah project,

    atau harus dilakukan perluasan daerah untuk database sehingga dapat

    menghasilkan pertimbangan eksternal pada project yang dilakukan

    2. Penambahan tingkat keakuratan pada data raster berarti akan mengakibatkan

    penambahan waktu proses SIG.

    3. Tema yang akan ditampilkan pada project merupakan panduan utama.

    Untuk melakukan Input data pada ILWIS, terlebih dahulu jalankan software Ilwis

    3.5 yang akan dipergunakan dalam praktek ini. Software ilwis tidak membuat

    shortcut pada desktop atau menu start. Pengguna diharuskan membuka direktori

    C:/Program le/N52/Ilwis 3.5/Ilwis_client. Pada Navigator, tentukan direktori mana

    yang akan dipergunakan untuk menyimpan hasil import le.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    14

    Setelah Main --> Windows Ilwis telah terlihat maka tahap selanjutnya, kita

    masuk ke menu bar Ilwis dan memilih File --> Import --> Via GDAL.

    Tentukan di direktori mana le yang akan di-import berada, setelah itu pilih

    le yang akan di-import dan berikan nama output le sesuai dengan le yang

    akan di-import (contoh: B10.TIF diberikan nama B1, B20.TIF diberikan nama B2,

    begitu selanjutnya hingga B70.TIF yang diberikan nama B7) dan diakhiri dengan

    meng-klik OK

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    15

    Proses Import akan melalui console Command Prompt, seperti gambar berikut

    ini

    Hasil le yang telah berhasil di import akan terlihat pada Ilwis catalog. Pada

    gambar dibawah ini, telah dilakukan import untuk B10.TIF yang diberikan nama

    B1

    Setelah keseluruhan le telah ter-import, pengguna dapat menampilkan peta

    tersebut dengan melakukan klik kanan pada le raster map --> open --> OK

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    16

    Seperti yang terlihat di gambar di bawah ini, peta yang kita tampilkan tersebut

    ternyata belum memiliki warna (penjelasan landsat), sehingga menyulitkan

    dalam melakukan interpretasi jenis lahan pada peta tersebut.

    Untuk dapat menampilkan peta yang berwarna (perpaduan 3 band), pengguna

    ILWIS harus membuat maplist terlebih dahulu sehingga dapat melakukan

    kombinasi warna dari 3 band yang berbeda. Maplist dibuat untuk menggabungkan

    keseluruhan band yang telah di import yang berfungsi mempermudah dan

    mempercepat proses selanjutnya karena dengan adanya maplist, pengguna

    ILWIS tidak lagi diharuskan melakukan tahap proses secara satu persatu, namun

    cukup dengan melakukannya terhadap maplist maka keseluruhan le yang ada

    di maplist akan terproses.

    Untuk membuat maplist, pilih Ilwis Menu Bar --> File --> Create --> Maplist.

    Pilih keseluruhan band, band 1 hingga band 7. Berikan nama untuk maplist yang

    akan di buat dan klik OK.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    17

    Didalam menampilkan peta yang berwarna (kombinasi 3 band yang berbeda),

    klik kanan pada le maplist yang telah kita buat dan pilih open.

    Setelah terlihat window maplist, klik show. Tentukan band yang akan

    dipergunakan (dalam latihan ini, akan dipergunakan band 3, 2,1) kemudian klik

    OK

    Setelah tahapan di atas telah dilakukan maka pengguna dapat melihat peta

    yang telah berwarna. Peta ini merupakan kombinasi dari band 3,2, dan 1. Tiap

    kombinasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda warna pula.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    18

    4 Koreksi Geometrik

    Citra yang dihasil dari satelit tidak dapat langsung dipergunakan sebagai peta,

    karena citra biasanya mengalami distorsi geometrik. Distorsi yang terjadi dapat

    disebabkan oleh kesalahan posisi orbit dari satelit sehingga mempengaruhi axis

    citra yang direkam. Hal tersebut juga diperparah dengan citra yang diambil tidak

    secara tegak lurus.

    Beberapa distorsi, seperti efek perputaran bumi dan sudut kamera pada waktu

    pengambilan citra satelit, dapat diprediksi. Sehingga kesalahan tersebut dapat

    dikalkulasi dan dikorekasi secara sistematik. Satelit pada umumnya memiliki

    sistem onboard yang secara konstan memonitoring terjadinya perubahan yang

    mempengaruhi pergerakan satelit. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk

    memperbaiki jalur satelit yang salah (apabila diperlukan), selain itu juga dapat

    dipergunakan untuk mengoreksi citra secara geometrik.

    Pada umumnya koreksi geometrik yang dilakukan oleh satelit adalah dengan

    mempergunakan informasi yang telah diketahui satelit. Contoh pada Citra SPOT,

    pengguna dapat membeli citra SPOT yang belum terkoreksi secara geometrik

    (citra level 1A). Namun sejumlah besar pengguna citra SPOT mempergunakan

    citra yang telah terkoreksi secara sistematik (level 1B images). Koreksi ini dapat

    dilakukan tanpa pengetahuan yang spesi k mengenai daerah citra tersebut.

    Tingkat keakuratan dari citra spot berkisar 500m.

    Untuk meningkatkan keakuratan koreksi yang dilakukan, titik referensi atau

    Ground Control Point, GCP (dilakukan dengan pembacaan peta topogra atau

    pengambilan koordinasi di lapangan dengan mempergunakan GPS) harus

    tersedia. Data spot yang di koreksi dengan cara tersebut dapat memiliki tingkat

    ketelitian hingga 50m dan data yang dimiliki akan merepresentasikan proyeksi

    peta, yang berarti citra dapat ditempatkan secara akurat secara koordinat pada

    peta. Pada saat melakukan input data, dapat dilihat bahwa sistem koordinat yang

    dipergunakan pada keseluruhan le peta adalah lat-long dan koordinat yang

    terdapat pada le le peta tersebut memiliki tingkat keakuratan yang sangat

    rendah. Oleh karena itu, pada pelatihan ini akan dilakukan pembuatan sistem

    koordinat baru yakni UTM dan disertai perbaikan tingkat keakuratan peta.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    19

    Untuk membuat georeference baru, lakukan pemilihan File --> Create -->

    Coordinat System, maka akan muncul tampilan Window Create Coordinat

    System seperti gambar dibawah ini

    Pilih Projection kemudian pilih UTM --> klik OK. Tentukan tipe Ellipsoid yang

    akan dipergunakan, Klik Ellipsoid, gunakan WGS84 klik OK

    Kemudian lakukan pemilihan Datum dan pilih WGS 1984 klik OK. Lakukan

    uncheck untuk Northern Hemisphere dan isi kotak zona dengan 48, diakhiri dengan

    klik OK. Pada proses tersebut telah selesai dilakukan maka akan terbentuk file koordinat

    system baru dengan nama utm48s_wgs84.

    Tahap selanjutnya adalah mengimport le peta GCP jalan dan sungai. Untuk

    melakukan import, lakukan tahapan yang sesuai dengan proses import peta

    landsat namun untuk tipe le yang dipergunakan adalah Arc/View.SHP shape file.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    20

    Setelah le GCP diimport, sistem koordinatnya harus disamakan dengan sistem

    koordinat yang telah dibuat yaitu utm48s_wgs84. Seperti yang terlihat pada

    gambar berikut.

    Persiapan selanjutnya untuk melakukan

    koreksi geometrik yaitu dengan melakukan

    proses image stretching. Image stretching

    dilakukan untuk menghasilkan peta landsat

    yang memiliki brightnes lebih baik sehingga

    mempermudah identi kasi pada waktu proses

    koreksi geometrik. Tahapan yang dilakukan

    untuk proses stretching adalah dengan meng

    klik kanan le maplist --> image prosessing

    --> stretch.

    Pilih raster map menjadi maplist landsat -->

    stretch method menjadi Linear Stretching-

    -> Stretch Form menjadi Percentage dengan nilai 2 --> Output Raster Map

    diisi dengan nama landsat_stretch --> Domain menjadi image. Hasi dari proses

    tersebut akan terlihat bahwa landsat menjadi lebih terang dan lebih mudah

    dalam melakukan interpretasi.

    Setelah proses image stretching dilakukan, selanjutnya yaitu koreksi geometrik

    dengan metode tie point. Proses tie point pada prinsip adalah menentukan

    titik yang sama beserta koordinatnya antara peta GCP dengan peta yang akan

    dikoreksi, kemudian koordinat akan disimpan dalam peta yang belum terkoreksi

    atau yang belum memiliki sistem koordinat. Pada ilwis menu bar klik File -->

    Create --> Georeference.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    21

    Berikan nama Georeference utm48s_wgs84_rec --> Pilih GeoRef Tiepoints -->

    Pilih sistem koordinat sesuai dengan yang telah kita buat yaitu utm48s_wgs84 ->

    Background Map yang dipergunakan adalah Landsat_stretch -> OK. Tampilan

    window Georeference editor akan terlihat seperti pada gambar berikut.

    Selanjutnya dibutuhkan peta GCP (jalan dan sungai) yang akan dibandingkan

    dengan peta yang akan dikoreksi. Pada Ilwis catalog klik kanan pada le vektor

    jalan -> open. Apabila peta vektor jalan telah terlihat, masih pada map window

    sungai klik add layer kemudian pilih le vektor sungai. Pada saat ditampilkan

    display option untuk le vektor jalan dan sungai, dapat dilakukan perubahan

    warna presentasi yang akan dipergunakan.

    Untuk mempermudah proses koreksi geometrik disarankan untuk merubah

    tampilan kedua window (window georefence editor dengan GCP) agar

    berdampingan. Setelah tampilan antara window Georeference Editor

    berdampingan dengan GCP, lakukan perbesaran sehingga didapatkan satu titik

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    22

    kesamaan diantara kedua peta.

    Ketika telah ditemukan satu lokasi

    yang dianggap memiliki kesamaan

    karakteristik, ambil koordinat

    dari peta yang belum terkoreksi

    dengan mempergunakan add tie

    point. Lakukan dengan klik kiri

    (menandai) pada peta yang belum

    terkoreksi kemudian pindahkan

    kursor pada peta GCP dan

    lakukan add tie point yang disertai dengan klik kiri (menandai) pada peta GCP.

    Usahakan agar kursor menandai pada daerah yang memiliki karakteristik yang

    khusus seperti pada lekukan danau atau pada lekukan sungai sehingga dapat

    meningkatkan tingkat keakuratan.

    Pada pelatihan ini akan dilakukan

    korekasi geometrik dengan

    mempergunakan sepuluh titik tie point

    yang menyebar dikeseluruhan daerah

    dan memiliki nilai sigma yang tidak

    lebih dari 0,5 pixel agar menghasilkan

    peta dengan sistem koordinat yang

    baik.

  • Pelatihan Pembuatan Peta Tutupan Lahan,Penggunaan Lahan dan Peta Kemiringan Untuk Manajement Bencana

    23

    Pada gambar diatas terdapat 11 titik tie point namun dapat terlihat dari tabel,

    bahwa titik ke 11 memiliki tingkat kesalahan yang tinggi sehingga tidak akan

    dipergunakan dalam pengambilan tie point. Untuk menonaktifkan suatu titik tie

    point yang telah dibuat cukup dengan meng klik kolom active sesuai urutannya

    kemudian ketik huruf maka secara otomatis titik tersebut akan dianggap salah

    (false). Setelah seluruh prosedur telah dilakukan maka cukup dengan meng klik

    exit editor, seluruh koordinat akan tersimpan secara otomatis dan peta akan

    memiliki sistem koordinat yang baik dibanding sebelumnya.