modul ilmu pencegahan

23
PROBLEM BASED LEARNING MODUL 2 PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI dan MULUT Disusun Oleh : drg. Rini Pratiwi,M.Kes Disajika pada semester akhir 2013-2014 BUKU PANDUAN TUTOR BLOK EPIDEMIOLOGI , EKONOMI dan KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: andi-ika-purnama-putri

Post on 30-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

modul mahasiswa

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Ilmu Pencegahan

PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 2

PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI dan MULUT

Disusun Oleh :

drg. Rini Pratiwi,M.Kes

Disajika pada semester akhir 2013-2014

BUKU PANDUAN TUTOR

BLOK EPIDEMIOLOGI , EKONOMI dan KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Modul Ilmu Pencegahan

PENDAHULUAN

Prinsip Pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu bahwa pencegahan tidak hanya

dilakukan sebelum kena penyakit ( pre-patogenesis ) tapi setelah kena penyakit ( patogenesis

) juga perlu dilakukan pencegahan dengan tujuan untuk mencegah penyakit menjadi lebih

parah . Kedokteran gigi pencegahan ini meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang

dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga

mulut.

Leavel dan Clark membuat klasifikasi pelayanan pencegahan atas 3 yaitu :

pencegahan primer, sekunder dan tersier dengna 5 tahapan. Pada tahap pre-patogenesis

pencegahan primer bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, yang dilakukan dengan

upaya meningkatkan kesehatan ( health promotion ) dan memberi perlindungan khusus(

specific protection ). Pada tahap awal periode patogenesis dilakukan pencegahan sekunder,

untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang melalui diagnosis dini

dan pengobatan tepat ( early diagnosis & prompt treatment ). Pencegahan yang terakhir

yaitu pencegahan tersier yaitu pencegahan pada tahap akhir patogenesis untuk mencegah

kehilangan fungsi meliputi pelayanan membatasi ketidakmampuan ( disability limitation )

dan rehabilitasi ( rehabilitation ).

Modul ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada Blok

Epidemiologi, Ekonomi dan Kebijakan kesehatan di semester VI. Rancangan pembelajaran

pada sistem ini disajikan pada permulaan buku modul agar dapat dimengerti secara

menyeluruh tentang prinsip pencegahan penyakit gigi dan mulut.

Modul ini berisi skenario tentang hasil sebuah survei yang menemukan angka

kejadian karies gigi yang tinggi dan terus meningkat dengan penyebab/faktor risiko yang

berbeda. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan berbagai cara menurunkan angka

kejadian karies berdasarkan faktor risikonya.

Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan agar membaca tujuan

pembelajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat

dicapai sesuai kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai. Bahan untuk diskusi

dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.

Page 3: Modul Ilmu Pencegahan

Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan

modul ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi

mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan

masalah Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut melalui 5 Tahapan Pencegahan menurut

Leavell & Clark

Makassar, 15 Nopember 2013

Penyusun :

Rini Pratiwi

Page 4: Modul Ilmu Pencegahan

SASARAN BELAJAR

Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat

1. Memahami dan menerapkan Prinsip-Prinsip Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut

menurut Leavel & Clark

2. Melakukan upaya Promotif dan Preventive pada masyarakat

SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat

1. Menyebut dan menjelaskan Tahapan Pencegahan Penyakit menurut Leavel & Clark

pada tiap keadaan / penyakit gigi dan mulut.

2. Menyebut dan menjelaskan prinsip pencegahan khusus terhadap karies berhubungan

dengan faktor risikonya.

3. Menjelaskan efek yang mungkin terjadi pada tindakan pencegahan khusus terhadap

karies dengan cara fluoridasi.

4. Menerapkan strategi Promotif dan preventif penyakit gigi dan mulut

Page 5: Modul Ilmu Pencegahan

PROBLEM TREE

Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut ( 5 Tahap menurut Leavell & Clark )

KARIES Penyakit Periodontal Kanker Rongga Mulut Defek Orofacial

Maloklusi,Accident

Penc.Khusus

Hilangkan substrat KH Saliva dan Karies

Diet dan Karies

Tingkatkan Ketahanan Gigi

Pengendalian

PLAK Plak Kontrol

Jenis Alat & Bahannya

Cara Penggunaan alat & Bahannya

Sebelum Kena Penyakit

( PRE PATHOGENESE )

Setelah Kena Penyakit

( PATHOGENESE )

Pencehagan

PRIMER

Pencehagan

SEKUNDER

Pencehagan

TERTIER

1.Health

Promotion (

Peningkatan

Kesehatan )

2.Specific

Protection (

Pencegahan

Khusus )

3.Early Diagnosisi &

Prompt Treatment (

Diagnosa Dini &

Pengobatan Cepat )

4.Dissability

Limitation (

Pembatasan

Kerusakan )

5.Rehabilitation

( Rehabilitasi )

FLUORIDASI

Cara

FLUORIDASI

Efek

FLUORIDASI

FLUORIDASI DE

FLUORIDASI

SISTEMIK

LOKAL /

TOPIKAL

Page 6: Modul Ilmu Pencegahan

SKENARIO :

Berdasarkan SKRT ( Survei Kesehatan Rumah Tangga ) 2001, penyakit gigi dan mulut

merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat di Indonesia. Ada

dua jenis penyakit gigi dan mulut yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia yaitu

karies dan penyakit periodontal. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut

pada masyarakat antara lain adalah faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan

kebersihan gigi dan mulut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. di beberapa negara industri terjadi

penurunan angka kejadian karies terutama disebabkan oleh penggunaan Fluor yang

tepat dan tidakan pencegahan. WHO mempunyai target pencapaian gigi sehat yaitu

pada tahun 2010 angka DMFT anak usia 12 tahun sebesar 1 yang didomonasi oleh

indikator FT, dan untuk mencapai kondisi ini diperlukan tindakan pencegahan.

Pencegahannya ini merupakan tanggung jawab penting dari profesi dokter gigi.

TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario tersebut di atas, mahasiswa mendiskusikannya

dalam suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang

ketua dan seorang sekertaris yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekertaris ini

sebaiknya berganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor

atau secara mandiri.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku

ajar, majalah, slide, tape atau video dan internet untuk mencari informasi tambahan.

3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor ) ,melakukan curah pendapat bebas

antar anggota kelompok untuk menganalisis dan atau mensintesis informasi dalam

menyelesaikan masalah.

4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja tutor

5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.

6. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk

memperoleh pengertian yang lebih mendalam ( Tanya pakar )

7. Mengikuti kuliah khusus ( kuliah pakar ) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas

atau tidak ditemukan jawabannya.

Page 7: Modul Ilmu Pencegahan

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini,

dengan melakukan 7 langkah tersebut di bawah ini :

1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario tersebut di atas, dan tentukan kata kunci

2. Identifikasi problem penting dalam skenario tersebut di atas dengan membuat pertanyaan

penting

3. Analisis problem – problem tersebut dengan brain storming

4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas

5. Tentukan tujuan pembelajara yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut di

atas.

Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor

6. Cari informasi tambahan tentang kasus tersebut di atas diluar kelompok tatap muka.

Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor

7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi- informasi yang baru ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor .

JADWAL KEGIATAN

1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara

penyelesaian modul dan membagi kelompok diskusi.

2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis

kelompok

3. Pertemuan kedua : kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan

langkah 1 sd 5

4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari

informasi baru

5. Pertemuan ketiga : untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintesis informasi yang baru

ditemukan

6. Pertemuan terakhir : dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk

melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum

terjawab pada ahlinya ( temu pakar )

Page 8: Modul Ilmu Pencegahan

TIME TABLE :

HARI

I II III IV V

Pertemuan I Pertemuan II MANDIRI Pertemuan III Kuliah pakar

PETUNJUK UNTUK TUTOR

1. Mahasiswa diwajibkan memakai identitas ( name tag ) dan diingatkan kepada

mahasiswa untuk mengikuti tata tertib selama tutorial berlangsung ( tidak

menggunakan kaos oblong dan sandal )

2. Tutor harus mengikuti diskusi ini yang dilakukan 4 kali tatap muka, 3 kali berupa

diskusi kelompok dengan tutor ( 2 x 50 menit ) dan 1 kali berupa diskusi panel ( 3 x

50 menit ) yang dihadiri pula oleh dosen-dosen pengampu mata kuliah.

3. Pada tatap muka pertama dalam kelas besar, tutor menjelaskan tentang cara

penyelesaian modul, memfasilitasi dinamika kelompok dan pembagian kelompok

diskusi

4. Pada tatap muka kedua : tutor bertugas

a. memfasilitasi curah pendapat ( brain storming ) dan diskusi diantara anggota

kelompok diskusi dalam menyelesaikan langkah 1 sd 5

b. memotivasi dan mengaktifkan mahasiswa untuk belajar mandiri dan

menyelesaikan problem yang diberikan

c. mengarahkan diskusi bila macet

5. Pada pertemuan ketiga : tutor bertugas memfasilitasi mahasiswa melakukan sintese,

mengambil kesimpulan penyelesaian masalah dan membuat skema hasil.

6. Pada pertemuan keempat berupa diskusi panel, tutor bertugas :

a. Melakukan pengundian kelompok yang akan menyajikan hasilnya

b. Mengarahkan diskusi dan tanya jawab diantara hadirin dan panelis

c. Melakukan penilaian terhadap kinerja dan pengetahuan semua mahasiswa

pada setiap kegiatan tatap muka

Page 9: Modul Ilmu Pencegahan

PEGANGAN TUTOR

A. Kata / Kalimat kunci

1. Tahapan pencegahan karies menurut Leavel & Clark

2. Faktor risiko karies

3. Upaya pencegahan karies

B. Beberapa pertanyaan prinsip dan jawaban alternatifnya

1. Sebutkan 5 Tahapan pencegahan penyakit gigi dan mulut menurut Leavel &

Clark

2. Apa saja Faktor faktor risiko karies gigi

3. Bagaimana tindakan pencegahan terhadap karies berdasarkan faktor-faktor

risiko tersebut ?

4. Bagaimana mekanisme F dalam mencegah karies ?

5. Apa efek yang dapat terjadi pada pemakaian F yang berlebihan sejak dini

untuk mencegah karies ?

6. Bagaimana mekanisme terjadinya Mottled Enamel ?

7. Apa ciri / tanda spesifik dari Mottled Enamel ?

8. Bagaimana cara mengurangi kadar F yang tinggi pada air minum masyarakat

?

JAWABAN PERTANYAAN

1. Lima tahapan pencegahan penyakit menurut Leavel & Clark :

a. Pre patogenesis : Pencegahan Primer :

1. Health Promotion ( 1 )

2. Specific protection ( 2 )

b. Patogenesis :

i. Pencegahan Sekunder :

1. Early diagnosis & prompt treatment ( 3 )

ii. Pencegahan tersier :

1. Disability limitation ( 4 )

2. Rehabilitation ( 5 )

2. Faktor risiko karies :

a. Adanya KH yang dapat menyebabkan demineralisasi email. Tidak semua

KH sama derajat kariogeniknya. KH yang kompleks ( mis: pati ) tidak

Page 10: Modul Ilmu Pencegahan

berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, tetapi KH

dengan BM rendah seperti gula akan meresap ke dalam plak dan

dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. kondisi ini akan menurunkan pH

plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan

demineralisasi email. Untuk kembali ke pH normal sekitar 7 dibutuhkan

waktu 30-60 menit. Konsumsi gula yang sering dan berulang akan

menyebabkan pH plak tetap di bawah normal dan ini menyebabkan

demineralisasi email.

b. Menurunnya / berkurangnya daya tahan gigi terhadap serangan asam .

Email dan dentin yang terbuka dapat diaplikasi dengan F secara tepat agar

lebih resisten terhadap karies. Pemberian F untuk mencegah karies dapat

dilakukan ecara sistemik maupun lokal.

c. Adanya plak dengan bakterinya. Pencegahan karies dapat dilakukan

dengan cara pengendalian plak yaitu dengan cara mekanis dengan berbagai

cara menyikat gigi maupun dengan bantuan bahan kimia.

3. Bagaimana tindakan pencegahan terhadap karies berdasarkan faktor faktor risiko

tersebut ?

a. Mengurangi konsumsi KH terutama yang mudah melekat dan dimakan

diantara waktu makan

b. Melakukan fluoridasi baik secara sistemik ( air minum, tablet, garam, susu

, tetes) maupun secara lokal ( pasta gigi, larutan kumur, aplikasi lokal )

c. Pengendalian plak dengan kontrol plak

4. Bagaimana mekanisme F dalam mencegah karies ?

a. Efek pre erupsi : adanya F pada periode pembentkan gigi akan

menghasilkan email dengan kristal kristal yang lebih baik dan lebih

resisten terhadap serangan asam. Kristal yang terbentuk lebih besar, lebih

sempurna dengan kandungan karbonat lebih rendah , bentuk gigi lebih

kecil dengan tonjol lebih membulat dan fisura yang dangkal, dengan

adanya kadar F yang optimum pada periode ini. Keadaan ini yang

mengakibatkan kelarutannya terhadap asam berkurang.

b. Efek pasca erupsi : ketika terjadi proses demineralisasi email, zat zat yang

terlarut. akan bersama dengan ion bufer saliva berdifusi ke dalam plak.

Akibatnya asam yang dihasilkan oleh kuman plak dapat dinetralkan.

Adanya F dalam asam akan menghambat demineralisasi dan meningkatkan

Page 11: Modul Ilmu Pencegahan

remineralisasi sehingga akan merangsang perbaikan atau penghentian lesi

karies awal

5. Apa efek yang dapat terjadi pada pemakaian F yang berlebihan untuk mencegah

karies sejak dini ?

a. Akan menyebabkan terjadinya Fluorosis pada gigi atau yang disebut

Mottled Enamel

6. Bagaimana mekanisme terjadinya Mottled Enamel ?

a. Ditandai dengan tanda awal yaitu gigi erupsi dengan email yang berbintik-

bintik

b. F mempengaruhi fungsi ameloblast sehingga mineralisasi menjadi tidak

sempurna.

7. Apa ciri / tanda tanda spesifik dari Mottled Enamel ?

a. Tingkat keparahannya tidak sama untuk semua gigi

b. Kelainan terjadi pada gigi secara homolog ( simetris )

8. Bagaimana cara2 mengurangi kadar F yang tinggi dalam air minum masyarakat ?

Antara lain :

a. Lime softening

b. Teknik Nalgonda

c. Alum

d. Activated alumina

e. Activated karbon

f. Tualng alami

g. Bone char

h. Bone char dan charcoal

i. Tulang sintetis

j. Bauksit

k. Ion exchange resin

l. Elektodialisis

m. Osmosis terbalik

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor

2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

Page 12: Modul Ilmu Pencegahan

3. Konsultasi pada narasumber yang ahli ( pakar ) pada permasalahan dimaksud untuk

memperoleh pengertian yang lebih mendalam

4. Kuliah khusus dalam kelas

5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,

majalah, slide, tape atau video dan internet

6.

BAHAN BACAAN DAN SUMBER LAIN

1. Houwink, et al.Ilmu Kedokteran gigi pencegahan. Gajah Mada press,1993

2. Jong,A. Dental Public Health & Community Dentistry. Mosby Co, 1981

3. Hiremah. Textbook of Preventive and Community Dentistry. Elsevier, Mosby,

Saunder, Churchill Livingstone, butterwoth Heinemann & Hanley & Belfus are the

Health Science imprints of Elsevier. 2009

4. Burt,T & Brian,A. Dentistry Dental Practice and Community.5 th ed. USA.WB

Saunders Co, 1999

5. TR Gururaja Rao. Text Book of Community Dentistry 2 nd ed. All India Publisher &

Distributors. 2007

6. Norman O Haris, RAG. Primary Preventive Dentistry

7. Wei, SH. Pediatric Dentistry Total Patient Care

8. James R.Mellanberg, Louis W.Ripa dan Gary S. Leske . Fluoride in Preventive

Dentistry

9. Goran Koch dan Sven Poulsen. Pediatric Dentistry – a Clinical Approach.

Munksgaard

10. Ole Fejerskov, Firoze Mmanji, Vibeke Baelum , Ingolf J.Moller.Fluorosis (

Dental fluorosis ) alih bahasa : Purwanto

11. Rasinta Tarigan. Karies gigi. Hipokrates Jakarta

12. Mc Donald, Aver, Dean.Dentistry for the Child and Adolescent. Mosby

13. Edwina A.M. Kidd. Dasar Dasar Karies. Penyakit dan Penanggulangannya.

Alih bahasa Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk.

14. Michele Leonard Darby, Eleanor J.Bushee. Comprehensive Review of Dental

Hygiene. The CV Mosby Company

15. E. Desmond Farmer and Frank E. Lawton.Stones’ Oral and Dental Diseases. The

English Language Book Society and E.& S. Livingstone Ltd

16. Ernest Newbrun. Cariology. Williams & Wilkins. Baltimore / London.

17. Pauline F. Steele. Dimensions of Dental Hygiene. Lea & Febiger. Philadelphia

18. R.J. Andlaw dan W.P. Rock. Perawatan Gigi Anak. ( a Manual of

Paedodontics ) alih bahasa Agus Djaya.

Page 13: Modul Ilmu Pencegahan

Dosen Pengampu mata kuliah :

NO NAMA JABATAN E MAIL HP

1 Prof.Dr.Rasmidar Samad,

drg.MS Ketua Blok [email protected] 0811449123

2 Rini Pratiwi, drg. M.Kes Sekretaris Blok [email protected] 08194130071

3 Prof.Dr.Burhanuddin

DP,drg.M.Kes Staf Dosen [email protected] 08164383004

Page 14: Modul Ilmu Pencegahan

PROBLEM BASED LEARNING

MODUL 2

PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI dan MULUT

Disusun Oleh :

drg. Rini Pratiwi,M.Kes

Disajikan pada semester akhir 2013 - 2014

MODUL UNTUK MAHASISWA

BLOK EPIDEMIOLOGI , EKONOMI dan KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 15: Modul Ilmu Pencegahan

PENDAHULUAN

Prinsip Pencegahan penyakit gigi dan mulut yaitu bahwa pencegahan tidak hanya

dilakukan sebelum kena penyakit ( pre-patogenesis ) tapi setelah kena penyakit ( patogenesis

) juga perlu dilakukan pencegahan dengan tujuan untuk mencegah penyakit menjadi lebih

parah . Kedokteran gigi pencegahan ini meliputi seluruh aspek kedokteran gigi yang

dilakukan oleh dokter gigi, individu dan masyarakat yang mempengaruhi kesehatan rongga

mulut.

Leavel dan Clark membuat klasifikasi pelayanan pencegahan atas 3 yaitu :

pencegahan primer, sekunder dan tersier dengna 5 tahapan. Pada tahap pre-patogenesis

pencegahan primer bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, yang dilakukan dengan

upaya meningkatkan kesehatan ( health promotion ) dan memberi perlindungan khusus(

specific protection ). Pada tahap awal periode patogenesis dilakukan pencegahan sekunder,

untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak berkembang melalui diagnosis dini

dan pengobatan tepat ( early diagnosis & prompt treatment ). Pencegahan yang terakhir

yaitu pencegahan tersier yaitu pencegahan pada tahap akhir patogenesis untuk mencegah

kehilangan fungsi meliputi pelayanan membatasi ketidakmampuan ( disability limitation )

dan rehabilitasi ( rehabilitation ).

Modul ini diberikan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah pada Blok

Epidemiologi, Ekonomi dan Kebijakan kesehatan di semester VI. Rancangan pembelajaran

pada sistem ini disajikan pada permulaan buku modul agar dapat dimengerti secara

menyeluruh tentang prinsip pencegahan penyakit gigi dan mulut.

Modul ini berisi skenario tentang hasil sebuah survei yang menemukan angka

kejadian karies gigi yang tinggi dan terus meningkat dengan penyebab/faktor risiko yang

berbeda. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan berbagai cara menurunkan angka

kejadian karies berdasarkan faktor risikonya.

Sebelum menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan agar membaca tujuan

pembelajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat

dicapai sesuai kompetensi minimal yang diharapkan dapat tercapai. Bahan untuk diskusi

dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.

Page 16: Modul Ilmu Pencegahan

Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan

modul ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi

mahasiswa dengan ahli yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan

masalah Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut melalui 5 Tahapan Pencegahan menurut

Leavell & Clark

Makassar, 15 Nopember 2013

Penyusun :

Rini Pratiwi

\

Page 17: Modul Ilmu Pencegahan

SASARAN BELAJAR

Setelah mempelajari modul ini , mahasiswa diharapkan dapat

1. Memahami dan menerapkan Prinsip-Prinsip Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut

menurut Leavel & Clark

2. Melakukan upaya Promotif dan Preventive pada masyarakat

SKENARIO :

Berdasarkan SKRT ( Survei Kesehatan Rumah Tangga ) 2001, penyakit gigi dan mulut

merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat di Indonesia. Ada dua

jenis penyakit gigi dan mulut yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan

penyakit periodontal. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada

masyarakat antara lain adalah faktor perilaku atau sikap yang mengabaikan kebersihan gigi

dan mulut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. di beberapa negara industri terjadi penurunan angka kejadian karies

terutama disebabkan oleh penggunaan Fluor yang tepat dan tidakan pencegahan. WHO

mempunyai target pencapaian gigi sehat yaitu pada tahun 2010 angka DMFT anak usia 12

tahun sebesar 1 yang didomonasi oleh indikator FT, dan untuk mencapai kondisi ini

diperlukan tindakan pencegahan. Pencegahannya ini merupakan tanggung jawab penting dari

profesi dokter gigi.

TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario tersebut di atas, mahasiswa

mendiskusikannya dalam suatu kelompok diskusi yang terdiri dari 12 – 15 orang,

dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekertaris yang dipilih oleh mahasiswa

sendiri. Ketua dan sekertaris ini sebaiknya berganti pada setiap kali diskusi. Diskusi

kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri.

2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan

buku ajar, jurnal, slide, tape atau video dan internet untuk mencari informasi

tambahan.

3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor ) ,melakukan curah pendapat

bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi

dalam menyelesaikan masalah.

4. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umumnya dan kinerja tutor

5. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.

6. Berkonsultasi pada narasumber yang ahli pada permasalahan dimaksud

untukmemperoleh pengertian yang lebih mendalam ( Tanya pakar )

Page 18: Modul Ilmu Pencegahan

7. Mengikuti kuliah khusus ( kuliah pakar ) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas

atau tidak ditemukan jawabannya.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini,

dengan melakukan 7 langkah tersebut di bawah ini :

1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario tersebut di atas, dan tentukan kata

kunci

2. Identifikasi problem penting dalam skenario tersebut di atas dengan membuat

pertanyaan penting

3. Analisis problem – problem tersebut dengan brain storming

4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas

5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut

di atas.

Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor

6. Cari informasi tambahan tentang kasus tersebut di tasa diluar kelompok tatap muka.

Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan

tutor

7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi- informasi yang baru ditemukan.

Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

JADWAL KEGIATAN

1. Pertemuan pertama : dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang

cara penyelesaian modul dan membagi kelompok diskusi.

2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk memilih ketua dan penulis

kelompok

3. Pertemuan kedua : kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk

menyelesaikan langkah 1 sd 5

4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari

informasi baru

5. Pertemuan ketiga : untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintesis informasi

yang baru ditemukan

Page 19: Modul Ilmu Pencegahan

6. Pertemuan terakhir : dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel

untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal

yang belum terjawab pada ahlinya ( temu pakar )

TIME TABLE :

HARI

I II III IV V

Pertemuan I Pertemuan II MANDIRI Pertemuan III Kuliah pakar

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor

2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor

3. Konsultasi pada narasumber yang ahli ( pakar ) pada permasalahan dimaksud untuk

memperoleh pengertian yang lebih mendalam

4. Kuliah khusus dalam kelas

5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,

majalah, slide, tape atau video dan internet

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

1. Buku teks ( minimal 10 tahun terakhir )

2. Jurnal ( minimal 5 tahun terakhir )

3. Diktat / Handout ( terbaru )

4. Internet ( JANGAN mengambil dari BLOG dan website yang bersifat komersial dan

tidak dapat dipertanggungjawabkan kualitas ilmiahnya )

5. CD-rom, video

Page 20: Modul Ilmu Pencegahan

LEMBAR KERJA

2. Pertanyaan

1. Kalimat / Kata KUNCI

Page 21: Modul Ilmu Pencegahan

3. Tujuan Pembelajaran pada kasus

Page 22: Modul Ilmu Pencegahan

4. Jawaban pertanyaan

Page 23: Modul Ilmu Pencegahan