modul 9 bahasa indonesia final · pdf filedalam kehidupan berbangsa dan bernegara ......

33
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI Bahasa Indonesia 9. 0 MODUL 9 BAHASA INDONESIA Reviewer: Asep Supriyana, S.S., M.Pd. MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI 2015

Upload: vannguyet

Post on 01-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 0

MODUL 9 BAHASA INDONESIA

Reviewer: Asep Supriyana, S.S., M.Pd.

MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

2015

Page 2: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 1

Modul 9

BAHASA INDONESIA A. Pendahuluan

Bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana komunikasi di segala bidang di

seluruh wilayah hukum Indonesia. Dalam bidang kedinasan, bahasa Indonesia menjadi

sarana utama dalam berkomunikasi, misalnya yang bekaitan dengan pengarsipan dan

pendokumentasian, pelaporan, pidato dan sambutan pejabat struktural, serta

korespondensi/persuratan.

Untuk itu, setiap pegawai harus memiliki kompetensi yang beklaitan dengan

bahasa Indonesia, baik secara konsep maupun praktik berkomunikasi. Kompetensi ini

diperlukan untuk menunjang kinerja mereka dalam belerja.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelajaran ini antara lain membahas tentang kebijakan dalam

menggunakan bahasa Indonesia, ejaan bahasa Indonesia, bentuk dan pilihan kata,

kalimat dan paragraf, serta penggunaan bahasa Indonesia dalam surat dinas. Materi-

materi ini sagat diperlukan dalam menunjang kerja para pegawai.

C. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

Setelah mempelajari mata pelajaran ini, peserta Ujian Dinas dan Ujian

Penyesuaian Kenaikan Pangkat diharapkan:

1) memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia; 2) memahami konsep-konsep bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai media

komunikasi dalam bekerja; dan 3) mampu menerapkan kaidah-kaidah bahasa Indonesia baik dan benar untuk

keperluan bekerja.

D. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mempelajari dan memahami modul ini peserta Ujian Dinas dan Ujian

Penyesuaian Kenaikan Pangkat diharapkan memiliki:

1) menjalskan kebijakan tentang bahasa indonesia;

2) menjelaskan dan menerapkan kaidah ejaan dengan baik dan benar;

3) menjelaskan dan menerapkan kaidah diksi dengan benar;

4) menjelaskan dan menerapkan kaidah penyusunan kalimat efektif; dan

Page 3: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 2

5) membuat surat dinas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

E. Materi Bahasan Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan belajar:

1). Kebijakan tentang Penggunaan Bahasa Indonesia;

2). Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan;

3). Diksi

4). Kalimat Efektif

5). Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas

F. Uraian Materi Kegiatan Belajar 1: KEBIJAKAN TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA 1. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Sebagaimana telah

diatur dalam Pasal 36 UUD Tahun 1945. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

saat ini, penerapan bahasa Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Dalam Undang-Undang tersebut, yang dimaksud dengan Bahasa Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi

nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) Iambang jati diri (identitas) nasional, (3)

alat persatuan berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya

dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antar budaya antar daerah.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi lembaga-lembaga

pendidikan, dan (3) bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk

kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan

pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modem.

2. Penggunaan Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam:

1) peraturan perundang-undangan;

2) dokumen resmi negara;

Page 4: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 3

3) pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang

disampaikan di dalam atau di luar negeri;

4) bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Penggunaan bahasa asing dalam

pendidikan dapat digunakan sebatas bertujuan untuk mendukung kemampuan

bahasa asing peserta didik. Penggunaan bahasa Indonesia dalam pendidikan

tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan khusus yang

mendidik warga negara asing;

5) pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan;

6) nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi

pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan

warga Negara Indonesia. Dalam hal pembuatan nota kesepemahaman yang

melibatkan pihak asing, selain ditulis menggunkan bahasa Indonesia, ditulis juga

dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggris;

7) forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia;

juga dapat digunakan dalam forum yang bersifat internasional di luar negeri;

8) komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta.

9) laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan;

10) penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia. Penulisan dan

publikasi untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggunakan bahasa

daerah atau bahasa asing;

11) nama geografi di Indonesia;

12) untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman,

perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga

pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia

atau badan hukum Indonesia.

13) informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri

yang beredar di Indonesia. Informasi tersebut dapat dilengkapi dengan bahasa

daerah atau bahasa asing sesuai dengan keperluan.

14) rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain

yang merupakan pelayanan umum. Dalam penerapannya dapat disertai bahasa

daerah dan/atau bahasa asing.

15) informasi melalui media massa. Media yang menggunakan bahasa daerah atau

bahasa asing harus mempunyai tujuan khusus atau sasaran khusus.

Page 5: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 4

Kegiatan Belajar 2: EJAAN BAHASA INDONESIA

Penggunaan bahasa Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam bahasa Indonesia,

hal ini berarti kita berhadapan dengan bahasa tulis, cara bagaimana menuliskan huruf,

kata dan menggunakan tanda baca. Sehingga ejaan tidak ada kaitannya dengan lafal

yang menjadi unsur terpenting dalam bahasa lisan.

Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa

Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

diresmikan pemakaiannya pada tanggaI 16 Agustus 1972 oIeh Presiden Soeharto.

PenjeIasan lebih lanjut tentang aturan ejaan itu dimuat dalam buku Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (selanjutnya disingkat menjadi

Pedoman Umum EYD). Buku pedoman itu berisi aturan-aturan mengenai penggunaan

huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan dan tanda baca.

1. Penggunaan Huruf a. Penggunaan Huruf Kapital

Peggunaan huruf kapital Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan adalah sebagai berikut:

1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menulis ungkapan yang

berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk

kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:

Allah

Atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)

Dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata

seperti imam, makmum, doa, puasa dan misa.

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan

keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh:

Mahaputra Yamin; Haji Agus SaIim; SuItan Hasanuddin

Page 6: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 5

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan jika tidak diikuti nama orang.

Contoh:

H.B. Yassin juga mendapat gelar mahaputra.

Ayahnya telah menunaikan ibadah haji tahun lalu.

Sebagai seorang suItan, ia berwibawa sekaIi.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang

diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Contoh:

Gubernur Fauzi Bowo (jabatan yang diikuti nama orang)

Letnan KoIoneI SaIadin (pangkat yang diikuti nama orang)

Kepala Balai Besar POM di Jawa Barat (jabatan yang diikuti nama tempat)

Kepala Badan POM (jabatan yang diikuti nama instansi)

Nama jabatan dan pangkat itu tidak ditulis dengan huruf kapital jika, tidak diikuti

nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:

Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

Paman saya berpangkat Ietnan jenderal.

4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Contoh:

bangsa Indonesia; suku Jawa; bahasa Jepang

5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan

peristiwa sejarah.

Contoh:

tahun Hijriah; bulan Agustus; hari Senin; hari NataI; Perang Candu

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.

Contoh:

Teluk Jakarta; Danau Toba, SeIat Karimata

Perhatikan juga penulisan yang benar berikut ini.

Dia berIayar sampai ke teluk.

Jangan mandi di danau yang kotor.

Page 7: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 6

Mereka menyeberangi selat itu selama 2 hari

Kata teluk, danau, dan selat adalah kata umum, bukan kata khusus. Sehingga

ditulis dengan huruf kecil.

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga

pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.

Contoh:

Badan Pengawas Obat dan Makanan

Kementerian Keuangan

Undang-Undang Dasar 1945

Coba perhatikan juga penulisan yang benar di bawah ini

Dia pegawai salah satu kementerian.

Menurut undang-undang, Saudara dapat dijatuhi hukuman.

Kata kementerian dan undang-undang dasar ditulis dengan huruf kecil karena kata

itu tidak diikuti nama.

8) Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.

Contoh:

Dr. S.E. B.A. M.Sc. Ny. Ir. M.A. S.H. M.B.A. Sdr.

Catatan:

khusus untuk singkatan dr. (dokter), huruf d tidak kapital. Hal ini untuk

membedakannya dari singkatan Dr. (doktor)

9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan

seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata

ganti atau sapaan.

Contoh:

Atas kehadiran Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Surat Saudara sudah saya terima.

Akan tetapi, coba perhatikan juga penulisan yang benar berikut ini!

Page 8: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 7

Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.

Semua adik dan kakak saya sudah berkeIuarga.

Perhatikan juga penulisan kata sapaan yang diikuti nama jabatan!

Kami sedang menunggu Pak Dosen.

Menurut keterangan Bu Dokter, penyakit saya tidak parah.

10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti orang ke-2 (Anda)

Contoh:

Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri akan naik?

Apakah kegemaran Anda?

b. Penggunaan Huruf Miring 1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan buku, majalah, dan surat

kabar yang dikutip dalam karangan.

Contoh:

Majalah Bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.

Surat kabar Suara dapat merebut hati pembacanya.

2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau

ungkapan asing.

Contoh:

Nama latin untuk buah manggis adalah Garcinia mangostana.

3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

huruf, bagian kata, atau keIompok kata.

Contoh:

Huruf pertama kata abad ialah a.

BuatIah kalimat dengan kata manajemen!

2. Penulisan Kata a. Penulisan Gabungan Kata

1) Kata Majemuk

Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut. Gabungan kata yang

lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

Page 9: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 8

Contoh:

terima kasih; kerja sama; tanggung jawab; tanda tangan; serah terima

Harus diperhatikan bahwa jika gabungan kata tersebut hanya mendapat awalan

atau hanya akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang

dekat dengannya. Kata lainnya yang merupakan unsur gabungan itu tetap

dituliskan terpisah dan tidak diberi tanda hubung.

Contoh:

berterima kasih; bekerja sama; bertanggung jawab; tanda tangani

Selanjutnya, yang perlu perhatikan adalah jika gabungan kata mendapat awalan

dan akhiran sekaligus, penulisannya harus serangkai, tidak diberi tanda hubung.

Contoh:

pertanggungjawaban; ditandatangani; diserahterimakan

2) Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata

Contoh:

belasungkawa; beasiswa; sekaligus; daripada; kasatmata; kepada

3) Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai

satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam

kombinasinya.

Contoh:

tunanetra; antarkota; multilateral; narapidana; dwiwarna

Perhatikan gabungan kata berikut ini!

• Jika unsur terikat itu diikuti oIeh kata yang huruf awalnya kapital, diantara

kedua unsur itu diberi tanda hubung. Contoh: non-Indonesia; antar-SMA;

KTP-nya.

• Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang

berupa kata dasar. Namun, jika unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan

maha dan peri terpisah.

Contoh:

Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri kemanusiaan

Page 10: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 9

Akan tetapi, perlu diingat bahwa jika unsur maha diikuti esa, waIaupun esa

berupa kata dasar, kata itu tetap dituliskan terpisah. Misalnya, Maha Esa.

b. Penulisan Kata Ulang Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua

unsurnya. Penulisan kata ulang ada bermacam-macam.

1) Pengulangan kata dasar

Contoh: anak-anak; undang-undang

2) Pengulangan kata berimbuhan

Contoh: berkejar-kejaran; didorong-dorong

3) Pengulangan gabungan kata

Contoh: meja-meja tulis; kereta-kereta api cepat

4) Pengulangan kata yang berubah bunyi

Contoh: sayur- mayur; bolak-balik

c. Penulisan Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

di rumah; ke rumah; dari rumah; di mana; ke mana; dari mana; di

samping; ke samping; dari samping

Akan tetapi, perhatikan awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya.

Contoh:

dibaca, dilaporkan, ketujuh, kekasih

d. Penulisan Partikel Dalam bahasa Indonesia terdapat Iima macam partikel, yaitu lah, kah, tah, per, dan

pun.

1) Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Kuncilah pintu itu jika Saudara akan pergi!

Apakah Anda karyawan Departemen Keuangan?

2) Partikel per yang berarti 'tiap-tiap', 'demi', dan 'muIai' ditulis terpisah dari bagian

kalimat yang mendahuIui dan mengikutinya.

Page 11: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 10

Contoh:

per meter Rp100.000,00

satu per satu turun

per 1 Januari

Partikel per- pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang

mengikutinya.

Contoh:

dua pertiga, tiga perempat

3) Partikel pun

Partikel pun yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Contoh:

walaupun; meskipun; adapun; maupun

Partikel pun yang ditulis seteIah kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata

bilangan, dituliskan terpisah. Pun seperti itu merupakan kata utuh.

Contoh:

Hijau muda pun tidak masalah, asal hijau.

Satu pun beIum saya terima suratnya.

e. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan 1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan ukuran

(panjang, Iuas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk

menandai nomor jalan, rumah, dan ruangan pada aIamat yang bukan pada

dokumen resmi. Contoh:

5 cm 35 kg

10 jam Rp50.000,00

Jalan Rereng I Nomor 43

2) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituliskan

dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan dengan

angka.

Contoh:

Selama seminggu calon pegawai yang mendaftar ke Badan Pengawas

Page 12: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 11

Obat dan Makanan berjumlah seribu orang.

3) Bilangan dalam perincian juga dituliskan dengan angka waIaupun jika ditulis

dengan huruf hanya terdiri atas satu atau dua kata.

Contoh:

Menurut catatan, pegawai yang diterima di Badan Pengawas Obat dan

Makanan berjumlah 100 orang, 20 orang untuk Deputi Bidang

Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, 30 orang untuk

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

Komplemen, dan 50 orang untuk Deputi Bidang Pengawasan Produk

Terapetik dan Napza.

4) Lambang bilangan yang jika dituliskan dengan huruf terdiri atas satu atau dua

kata pada awal kalimat dituliskan dengan huruf.

Contoh:

Lima belas orang pegawai Badan POM memperoleh piagam dari

pemerintah.

Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga lambang bilangan yang tidak

dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal

kalimat.

Contoh:

Sebanyak 35 orang ditahan, sedangkan 5 orang diizinkan pulang.

5) Bilangan yang terdapat dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, dan cek

dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus.

Contoh:

TeIah dijual tanah seIuas 3.000 (tiga ribu) meter persegi dengan harga

Rp40.000.000,00 (empat puIuh juta rupiah).

Namun, di luar dokumen resmi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan

huruf sekaligus.

Contoh:

Pegawai di kantor kami berjumlah empat ratus orang.

Kata bilangan tingkat dapat dituliskan sebagai berikut:

Paku Buwono X

Paku Buwono ke-10

Page 13: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 12

Paku Buwono kesepuIuh

Tingkat I

Tingkat ke-I

Tingkat kesatu (pertama)

Kata bilangan yang mendapat akhiran -an ditulis sebagai berikut:

tahun 50-an

uang 5000-an

3. Penulisan Unsur Serapan dan Tanda Baca a. Penulisan Unsur Serapan

Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur bahasa lain, baik dari bahasa

daerah maupun bahasa asing Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, dan

Bahasa asing lainnya. Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa

Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) unsur asing yang sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia

2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah

bahasa Indonesia.

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

dicantumkan aturan bahwa ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga

bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Berikut ini contoh penulisan unsur serapan:

Baku Tidak Baku

Positif Positive

Apotek Apotik

Produktivitas Produktifitas

Fotokopi Photocopy

Manajemen Managemen

Kualitas Kwalitas

b. Penulisan Tanda Baca

1) Penulisan Tanda Baca Titik (.)

a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Contoh:

Page 14: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 13

Ibu tinggal di Bandung.

Biarlah mereka duduk di sana.

b) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh:

Rahadyan P.

N. Paramesti

c) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan

sapaan.

Contoh:

Dr. doktor

Ir. insinyur

S.E. sarjana ekonomi

M.Sc. master of science

d) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat

umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau Iebih hanya dipakai

satu tanda titik.

Contoh:

a.n. atas nama

u.p. untuk perhatian

ybs. yang bersangkutan

e) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

ikhtisar, atau daftar.

Contoh:

A. Badan Pengawas Obat dan Makanan

A.1 Sekretariat Utama

A.1.1 Biro Perencanaan dan Keuangan

A.1.2 Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

A.1.3 Biro Kerjasama Luar Negeri

A.1.4 Biro Umum

A.2 Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan

NAPZA

Catatan:

Setelah di belakang angka terakhir tidak menggunakan tanda titik

Page 15: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 14

f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu.

Contoh:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 Iewat 35 menit 20 detik)

g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan

seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.

Contoh:

Ia lahir pada tahun 1970 di Surabaya.

Lihat haIaman 2345 dan seterusnya.

h) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal

kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di

dalam akronim yang sudah diterima oIeh masyarakat.

Contoh:

POM Pengawas Obat dan Makanan

OT Obat Tradisional

Sestama Sekretaris Utama

i) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,

takaran, timbangan, dan mata uang.

Contoh:

cm sentimeter

Kg kilogram

Rp rupiah

j) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Contoh:

Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 45)

k) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat

atau nama dan alamat penerima surat.

Contoh:

21 Juli 2009

Yth. Sdr. Rani

Jalan Tanjung 26

Jakarta

Page 16: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 15

2) Penulisan Tanda Baca Koma (,)

a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan

Contoh:

Saya membeli kertas, pensil, dan buku.

b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu

dengan kalimat berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan. Contoh:

Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk apabila

anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.

Contoh:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Dia lupa akan janjinya karena sibuk.

Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.

e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan kata penghubung

antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya

oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Contoh:

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

Jadi, soalnya tidaklah semudah itu

f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata ibu, “Saya gembira sekali”.

“Saya gembira sekali,” kata ibu, “karena kamu lulus.”

Page 17: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 16

g) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-bagian

alamat (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau

negeri yang ditulis berurutan.

Contoh:

Sdr. Abdullah, Jalan Tanjung 26, Jakarta

Surabaya, 23 Mei 2009

Jakarta, Indonesia

h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka.

Contoh:

Arifin, E. Zaenal. 2003. Bahasa yang Lugas dalam Laporan

Teknis. Jakarta: Akademi Pressindo.

i) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keIuarga atau

marga.

Contoh:

A. Paramesti, S.E.

Paramardhika, S.H., M.A.

j) Tanda koma dipakai di muka angka persepuIuhan dan di antara rupiah

dan sen dalam bilangan.

Contoh:

12,54 m

Rp10.000,00

k) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan

keterangan aposisi. (Iihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.).

Contoh:

Atasan saya, Pak Muhtar, pandai sekali.

Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang makan sirih.

l) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

bagian lain dalam kalimat apabila petikan Iangsung tersebut berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahuIui bagian Iain dalam

kalimat itu.

Contoh:

"Di mana Saudara tinggal? " tanya Karim.

Page 18: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 17

3) Penulisan Tanda Titik Koma (;)

a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh:

Malam makin larut; pekerjaan kami belum selesai juga.

b) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara

di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Contoh:

Ayah mengurus tanamannya di kebun; Ibu sibuk bekerja di

dapur; Adik menonton televisi; Saya sendiri asyik mendengarkan

lagu.

4) Penulisan Tanda Titik Dua (:)

a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

rangkaian atau pemerian.

Contoh:

Yang kita perlukan sekarang ialah barang-barang berikut: kursi, meja, dan Iemari.

FakuItas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerIukan

pemerian.

Contoh:

Ketua : Rahadyan P.

Sekretaris : A.N. Paramesti

Bendahara : B. Hartawan

c) Tanda titik dua tidak dipakai kaIau rangkaian atau pemerian itu

merupakan peIengkap yang mengakhiri pemyataan.

Contoh:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

Fakultas itu mempunyai jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.

Page 19: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 18

5) Penulisan Tanda Hubung (-)

a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oIeh

pergantian baris.

Contoh:

... ada cara ba- ru juga

Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan

terdapat satu huruf saja pada ujung baris atau pangkaI baris.

Contoh: memenuh-i

Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada

pangkaI baris

b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di

belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada

pergantian baris.

Contoh:

... cara baru meng-

ukur panas.

c) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Contoh:

kemerah-merahan

tukar-menukar

d) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjeIas hubungan bagian-

bagian ungkapan. Bandingkan:

tiga-puluh dua-pertiga (302/3)

tiga-puluh-dua pertiga (32/3)

e) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata

berikutnya yang dimuIai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c)

angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau

kata.

Contoh:

se-Indonesia

se- Jawa Barat

tahun 50-an

KTP-nya

Page 20: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 19

f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

dengan unsur bahasa asing.

Contoh:

di-charter

pen-tackle-an

6) Penulisan Tanda Petik ("...")

a) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila

dipakai dalam kalimat.

Contoh:

Bacalah “Penulisan Kata” dalam buku Pedoman Umum

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan!

b) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di

belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai

dengan arti khusus.

Contoh:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "si Hitam".

7) Tanda Petik Tunggal ('...')

Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau

ungkapan asing.

Contoh:

rate of inflation 'laju infIasi'.

8) Tanda Garis Miring (/)

a) Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat. Contoh: No.

7/PW/2009.

b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau

nomor alamat.

Contoh:

Mahasiswa/mahasiswi

harganya Rp15.000,00/lembar

Jalan Daksa I/3

Page 21: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 20

Kegiatan Belajar 3: DIKSI 1. Pengertian Diksi

Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen

Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya)

untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang

diharapkan).

Diksi adalah ketepatan pilihan kata . Penggunaan ketepatan pilihan kata ini

dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan

mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara

aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu

mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

2. Syarat Diksi Dalam memilih kata, terdapat dua persyaratan pokok yang harus diperhatikan,

yaitu ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan menyangkut makna serta aspek logika

kata-kata. Kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan maksud yang

ingin diungkapkan. Selanjutnya persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara

kata-kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan pembaca (aspek sosial kata-kata).

Selain kata yang tepat, efektivitas, komunikasi menuntut persyaratan yang

harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai

dengan tuntutan komunikasi. Syarat- syarat ketetapan pilihan kata:

a. Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,

Makna denotatif (denotasi) dapat diartikan sebagai makna sebenarnya, makna

yang sesuai dengan apa adanya, atau makna konseptual yaitu makna yang sesuai

dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman,

pendengaran, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data) faktual

dan objektif.

Contoh:

wanita dan perempuan secara konseptual sama;

kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya).

Sementara itu makna konotatif (konotasi) berarti makna kias, bukan makna

sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyakat ke masyarakat lain,

sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna konotasi

juga dapat berubah dari waktu ke waktu.

Page 22: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 21

Contoh:

Megawati dan Susilo Bambag Yudhoyono berebut kursi presiden.

Kalimat tersebut tidak menunjukan makna bahwa Megawati dan Susilo Bambang

Yudhoyono tarik-menarik kursi. Kata kursi pada kalimat di atas berarti jabatan

presiden.

b. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim

Contoh:

adalah, ialah, merupakan, yaitu, dalam pemakaiannya berbeda-beda.

Perhatikan contoh berikut:

Pasar Contoh merupakan salah satu pilot project Program Pasar Sehat Kementerian Kesehatan. Pasar di DKI Jakarta yang menjadi prioritas Pasar Contoh adalah Pasar Johar Baru, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol dan Pasar Koja Baru.

c. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika

pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna

yang tepat dalam kamus,

Contoh:

modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual.

d. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara

tepat

Contoh:

dilegalisir seharusnya dilegalisasi

koordinir seharusnya koordinasi.

e. Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar

Contoh:

sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.

f. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat.

Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin

umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau perbedaan

tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya, makin sedikit

Page 23: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 22

terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna kata yang dipakai,

pilihan kata semakin tepat.

Contoh:

Kata umum Kata khusus

Melihat melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang, Berjalan

tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap

Jatuh terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur,

terjerembab, terperosok, terjungkal

g. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, Contoh: issu (berasal dari

issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti

kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).

h. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi

Contoh:

Sinonim: saya dan aku

Homofoni: syarat (tuntutan yang harus dipenuhi) dengan sarat (penuh,; berat) Homografi: apel (buah apel), apel (upacara),

i. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret

Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep sedangkan kata

konkret adalah kata yang mempunyai referen berupa objek yang dapat diamati.

Dalam suatu tulisan biasanya penjelasan dimulai dengan kata abstrak (konsep

tertentu) dengan penjelasan yang menggunakan kata-kata konkret. Perhatikan

contoh berikut:

Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI) merupakan satu inisiatif kegiatan dari Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal, sebagai suatu gerakan nasional yang melibatkan seluruh pihak baik instansi pemerintahan, masyarakat umum dan stakeholder (pabrik farmasi, distributor, dan sebagainya) untuk berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran untuk memerangi obat dan makanan ilegal.

Kata stakeholder merupakan kata abstrak sedangkan kata pabrik farmasi dan

distributor merupakan kata konkret

Page 24: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 23

Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan

kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak

ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung, sebagai berikut:

a. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan

penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam pergaulan.

Baku Tidak Baku

Izin Ijin

Suplai Supply

Kosmetik Kosmetika

b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat, Contoh:

kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar), tunasusila (lebih halus).

c. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat, Contoh:

Baku Tidak Baku

sesuai dengan sesuai bagi

melainkan juga bukan hanya

Juga tidak hanya

d. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu

Contoh:

berjalan lambat, mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. e. Menggunakan kata ilmiah untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-

meyurat, diskusi umum)

f. Menggunakan kata popular

Contoh:

argumentasi (ilmiah), pembuktian (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular).

g. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis) Contoh:

tulis, baca, kerja (bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan, (bahasa tulis).

Page 25: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 24

Kegiatan Belajar 4: KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan

kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang

ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil

menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan

maksud si pembicara atau penulis.

1. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut:

a. kesepadanan, yaitu memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Ciri-ciri kesepadanan adalah kalimat memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek,

predikat, objek dan keterangan.

Contoh:

(a) Jakarta, 22-24 Mei 2013, Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) melaksanakan Pertemuan Persiapan ISO 27001:2005. (tidak efektif) Seharusnya:

(b) Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) melaksanakan Pertemuan Persiapan ISO 27001:2005 pada tanggal 22-24 Mei 2013 di Jakarta. (efektif)

Pada kalimat (a) bagian kalimat Jakarta, 22-24 Mei 2013, yang digunakan dapat

membingungkan karena tidak jelas maksudnya. Dibandingkan dengan kalimat (b),

dengan merubah struktur kalimat dan menambah kata penghubung pada dan di,

maka bagian kalimat Jakarta, 22-24 Mei 2013 tersebut menjadi jelas maksudnya

untuk menerangkan waktu dan tempat.

b. kesejajaran bentuk atau keparalelan, yaitu kesamaan bentuk kata yang

digunakan dalam kalimat. Maksudnya adalah jika kalimat pertama menggunakan

kata kerja, kalimat kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja.

Contoh:

(a) Untuk standar keamanan data dan informasi, perlu merevisi 2 (dua) SOP Bidang Teknologi Informasi, PIOM dan ditambah dengan SOP keamanan data dan informasi.

Page 26: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 25

Seharusnya:

(b) Untuk standar keamanan data dan informasi, perlu merevisi 2 (dua) SOP Bidang Teknologi Informasi dan menambah SOP keamanan data dan informasi.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili

predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu merevisi dan ditambah. Kalimat itu

dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu menjadi merevisi

dan menambah seperti pada kalimat (b).

c. Kehematan dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap

tidak perlu. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk kehematan, antara lain:

1) menghilangkan pengulangan subjek,

Contoh:

(a) Meskipun kosmetik bukan termasuk obat, namun banyak dijumpai kosmetik mengandung atau dicampur dengan bahan obat. Seharusnya:

(b) Meskipun bukan termasuk obat, namun banyak dijumpai kosmetik mengandung atau dicampur dengan bahan obat.

2) menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata,

Contoh:

(a) Pilihlah produk kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya. Seharusnya:

(b) Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya.

3) menghindari kesinoniman dalam satu kalimat,

Contoh:

(a) Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan kosmetik. Seharusnya:

(b) Bila timbul iritasi atau efek samping, segera hentikan penggunaan kosmetik.

4) tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

(a) Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri, maka kemungkinan pengguna sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen-komponen dalam produk tersebut.

Page 27: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 26

Seharusnya:

(b) Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri, maka kemungkinan pengguna sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen dalam produk tersebut.

d. Kecermatan, yaitu kalimat yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda

(ambigu). Kecermatan meliputi beberapa aspek, antara lain ketepatan dalam

struktur kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan.

Contoh:

Terdapat delapan sarana produksi yang diaudit dalam kegiatan kali ini. Seharusnya: Terdapat delapan sarana produksi pangan yang diaudit dalam kegiatan kali ini.

e. Kepaduan atau koherensi, yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat yang

digunakan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis).

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk keterpaduan, antara lain:

1) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang

tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Contoh:

(a) Pada pertemuan ACCSQ-PPWG ke-20 kali ini, diharapkan terjadi dialog dan interaksi dalam menghasilkan kesepakatan yang dapat memfasilitasi pertumbuhan industri farmasi terutama perdagangan inter dan intra wilayah ASEAN tanpa mengesampingkan jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat yang beredar di wilayah ASEAN. Seharusnya:

(b) Pada pertemuan ACCSQ-PPWG ke-20, diharapkan menghasilkan kesepakatan untuk memfasilitasi pertumbuhan industri farmasi terutama perdagangan inter dan intra wilayah ASEAN tanpa mengesampingkan jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat.

2) Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:

(a) Pemirsa paham akan pentingnya informasi tentang produk obat dan makanan yang ilegal. Seharusnya: Pemirsa paham akan pentingnya informasi produk obat dan makanan yang ilegal.

Page 28: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 27

(b) Mereka menyampaikan daripada ekspektasi masyarakat terhadap Badan POM. Seharusnya: Mereka menyampaikan ekspektasi masyarakat terhadap Badan POM.

f. Kelogisan, yaitu ide kalimat yang digunakan dapat diterima oleh akal dan sesuai

dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu

proses berpikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga tercipta suatu

simpulan.

Contoh:

(a) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak logis) Seharusnya: Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (logis)

(b) Waktu dan tempat kami berikan. (tidak logis) Seharusnya: Waktu dan tempat kami persilahkan. (logis)

g. Kevariasian dalam struktur kalimat, yaitu membuat kalimat yang tidak monoton

dan menjemukan.

Contoh:

(a) Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan penerapan yang mutlak dilakukan oleh setiap pelaku usaha produksi pangan. Seharusnya:

(b) Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan proses yang mutlak dilakukan oleh setiap pelaku usaha produksi pangan.

Selain itu, dapat dilakukan variasi seperti:

1) Variasi dalam pembukaan kalimat, frasa keterangan tempat atau waktu

diletakan di awal kalimat

Contoh:

Dari desa yang terpencil, ia merantau ke Bandung.

2) Variasi dengan menggunakan frasa verbal

Contoh:

Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.

Page 29: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 28

Kegiatan Belajar 5: PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT DINAS 1. PenuIisan Bagian Surat yang Benar

Surat merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi. Informasi yang

disampaikan secara tertulis dalam surat dapat berbentuk pernyataan, pemberitahuan,

permintaan, dan lain-lain. Informasi akan mencapai sasarannya jika bahasa yang

digunakan dapat mengungkapkan isi surat sesuai dengan sifat surat serta kedudukan

penulis dan pembaca surat.

a. Tanggal Surat

Cara penulisan tanggal untuk surat yang menggunakan kop instansi tidak perlu

mencantumkan alamat atau nama kota, karena hal itu sudah tercantum dalam

kepala surat. Penulisan tanggal selalu diikuti dengan nama bulan dan tahun.

Contoh:

− Jakarta, 14 September 2009 (tanpa kepala surat lengkap)

− 15 September 2009 (memakai kepala surat)

b. Nomor Surat

Secara umum rangkaian nomor surat terdiri atas nomor urut, kode, bulan dan tahun

pembuatan surat. Nomor urut menggunakan angka Arab, kode bervariasi, bulan

dengan angka Romawi dan tahun ditulis utuh dan dapat ditulis dua angka

belakangnya saja. Penempatan nomor surat disesuaikan degan bentuk dan sistem

penulisannya, yaitu:

1) Diletakkan di sebelah kiri atas kertas untuk surat berperihal

2) Diletakkan di bawah judul untuk surat berjudul

Contoh:

Nomor: 2107/FB/U1.5/2009

No.: 2212/A/C/IX/2009

c. Alamat Tujuan

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan adalah:

1) Kata kepada tidak wajib dipakai, karena mengandung unsur kemubaziran

2) Ungkapan ”Yang terhormat” atau singkatannya ”Yth.” dipakai untuk:

§ Menghormati orang atau pihak yang dikirim surat.

Misalnya atasan, teman, kolega atau relasi kerja.

Page 30: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 29

§ Menghormati pihak yang dituju dalam kedudukannya sebagai pejabat suatu

lembaga, organisasi atau perusahaan.

3) Ungkapan ”Yang terhormat” atau ”Yth.” tidak perlu dipakai apabila alamat yang

dituju tidak menyebutkan nama atau jabatan seseorang.

4) Sebutan ”Bapak”, ”Ibu”, atau ”Sdr.” hanya dipergunakan apabila diikuti nama

orang. Kata-kata sebutan tersebut tidak perlu digunakan apabila pihak yang

dituju adalah lembaga atau jabatan tertentu.

Contoh:

Yth. Direktur Astri Budi Luhur Yth. Ibu H. Siti Aisyiah, S.H.

Jalan Cileduk Raya, Petukangan Utara Jalan Menteng Raya No. 62

Jakarta Selatan Jakarta Pusat

PT Global Sarana Komputindo

Jalan Pemuda No. 55

Medan 15320

Sumatera Utara

2. Pengembangan Paragraf dalam Surat Dinas

Paragraf (alinea) adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau

hanya mengacu pada satu gagasan pokok. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari

pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Dalam

pengembangan paragraf terdapat berbagai teknik yang digunakan agar paragraf yang

kita kembangkan menjadi teratur dan baik. Sehingga maksud dan tujuan yang ingin

kita bahas dalam suatu tulisan dapat tersampaikan dengan jelas.

Paragraf yang baik perlu menerapkan tiga asas yang lebih berkenaan dengan

gagasan yang hendak disampaikan dan tiga asas yang lebih menyangkut tatanan

dalam menyampaikan gagasannya.

Asas-asas yang berkenaan dengan gagasan yang hendak disampaikan, yaitu:

a. kejelasan, berarti sifat tidak samar-samar, mudah dipahami, atau paragraf itu tidak

mungkin disalahtafsirkan.

b. keringkasan, tidak berarti bahwa paragraf harus pendek atau singkat, melainkan

bahwa paragraph tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan ungkapan,

tidak mengulang-ulang butir ide yang sama, dan tidak berputar-putar dalam

menyampaikan pendapat.

c. ketepatan, berkenaan dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud

Page 31: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 30

penulis. Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan,

tanda baca, perisitilahan, kelaziman bahasa, dan sebagainya.

Asas-asas yang menyangkut tatanan dalam menyampaikan gagasannya, yaitu:

a. Kesatupaduan berarti bahwa segala sesuatu yang disajikan dalam paragraf harus

berkisar pada satu gagasan pokok atau pikiran utama paragraf. Segala pikiran

yang disajikan harus relevan dengan gagasan.

b. Petautan atau koherensi, adalah asas yang menghendaki agar ada saling kait

antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam tiap paragraf (dan juga antara

paragraf yang satu dengan paragraf yang lain). Pertautan menghendaki agar

jangan ada kata atau frase yang tidak jelas rujukannya.

c. Harkat (kelengkapan, pengembangan yang memadai), adalah asas yang

menghendaki paragraf benar-benar berbobot dan berisi. Bila mengemukakan

pikiran yang harus diterangkan (D = yang diterangkan), dan kita harus

menerangkan secara memadai sehingga menjadi jelas (M = yang menerangkan).

Dalam membangun paragraf harus menerapkan hukum DM dengan sebaik-

baiknya: satu D dengan jumlah M yang memadai dan lengkap. Sehingga asas

harkat juga disebut asa pengembangan yang memadai.

1) Contoh Pengembangan Paragraf Pembuka

a) Contoh Paragraf Pembuka Surat Pemberitahuan

(1) Sehubungan dengan pengembangan e-Registrasi Obat di Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi, bersama ini kami sampaikan bahwa site aero.pom.go.id akan ditutup pada hari Kamis, 23 Mei 2013.

(2) Sehubungan dengan peningkatan kinerja pelayanan publik online, dengan ini kami informasikan bahwa Layanan Publik e-bpom akan terhenti pada hari Sabtu tanggal 6 April 2013.

a) Contoh Paragraf Pembuka Surat Permohonan

(1) Dalam rangka peningkatan status CPNS menjadi PNS, dengan ini kami mohon bantuannya untuk menjadwalkan dan menyelenggarakan Diklat Prajabatan Golongan II dan Golongan III bagi CPNS Badan POM.

(2) Dengan ini kami mohon kesediaan Saudara untuk menjadi narasumber dalam kunjungan Mahasiswa Universitas Indonesia pada tanggal 18 Juni 2013.

Page 32: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 31

b) Contoh Paragraf Pembuka Surat Undangan

Paragraf pembuka surat undangan lazimnya bersatu dengan paragraf isi

surat karena pernyataan yang tertera pada isi surat tersebut hanyalah

mengharapkan kehadiran seseorang atau lebih dalam suatu kegiatan.

Contoh:

(1) Kami mengundang Saudara pada rapat persiapan Lomba Karya Tulis Ilmiah yang akan kami selenggarakan

Pada hari : Selasa Tanggal : 15 September 2009 Pukul : 09.00 Tempat : Ruang Mawar.

(2) Kami mengharapkan kehadiran Saudara untuk memberikan arahan pada Pembukaan Rapat Koordinasi, yang akan di selenggarakan pada hari Senin, tanggal 2 Mei 2009, pukul 13.00--15.00, di Ruang KP, Jalan Daksinapati Barat VI, Jakarta 13220.

2) Contoh Pengembangan Paragraf Penutup Surat

a) Contoh Paragraf Penutup Surat Pemberitahuan

(1) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

(2) Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

b) Contoh Paragraf Penutup Surat Permintaan

(1) Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

(2) Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

(3) Contoh Paragraf Penutup Surat Undangan

(4) Atas perhatian serta kehadiran Saudara, kami ucapkan terima kasih.

(5) Karena pentingnya acara tersebut, kami harapkan kehadiran

Saudara tepat waktu.

(6) Contoh Paragraf Penutup Surat Keterangan

(7) Surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

c) Contoh Paragraf Penutup Surat Tugas

(1) Tugas ini harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Page 33: Modul 9 Bahasa Indonesia final · PDF fileDalam kehidupan berbangsa dan bernegara ... masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial ... Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam

Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

Bahasa Indonesia 9. 32

3. Contoh Surat Dinas di Badan POM RI

Nomor : KP.03.01.243.05.13.03037 Jakarta, 8 Mei 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Informasi penawaran beasiswa pemerintah Australia tahun 2014 Yth. 1. Pejabat Eselon II di lingkungan Badan POM RI

2. Kepala Balai Besar / Balai POM di seluruh Indonesia Sehubungan dengan surat Australia Awards Office bulan April 2013 perihal Informasi tentang program beasiswa Pascasarjana Australia Awards Scholarships – Periode Aplikasi 2013/14, bersama ini kami informasikan bahwa Pemerintah Australia menyediakan 500 beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) periode Aplikasi 2013/14. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima beasiswa ADS adalah melampirkan: a. Rekomendasi Pimpinan Unit Kerja. b. Copy Akta Kelahiran. c. Copy Paspor/KTP/kartu identitas Nasional. d. Copy Ijasah dan Transkip S1 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S2 dan S3 e. Copy Ijasah dan Transkip S2 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S3 f. Copy Ijasah dan Transkip D3 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S2 dan S3 yang

sebelumnya menyelesaikan pendidikan melalui D4 atau S1 Ekstensi g. Hasil IELTS atau TOEFL ITP original yang diambil minimal tahun 2012 atau 2013 h. Referensi Akademik dari pembimbing S2 bagi pelamar program S3. i. Proposal penelitian bagi pelamar program S2 (Full Research) dan pelamar program S3. j. Mengirimkan form aplikasi (form dapat diunduh melalui website)

Informasi lebih lanjut tentang pengiriman aplikasi dapat diakses melalui website www.australiaawardsindo.or.id, sedangkan informasi test IELTS dan TOEFL dapat diakses melalui website www.ielts.org.au. dan www.ets.org/toefl.

Agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh unit kerja Saudara. Terlampir daftar program studi untuk dapat dijadikan acuan bagi pegawai Badan POM dalam memilih program studi yang akan diusulkan. Kiranya usulan kelengkapan calon penerima beasiswa ADS dapat dikirimkan ke Biro Umum cq. Bagian Pengembangan Pegawai Badan POM, Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat sebelum tanggal 19 Juni 2013.

Demikian informasi ini kami sampaikan untuk dapat dimanfaatkan di Unit Kerja Saudara. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

Kepala Biro Umum

ttd Ema Setyawati, S.Si., Apt., ME NIP. 19690107 199603 2 001

Tembusan Yth. 1. Sekretaris Utama Badan POM 2. Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri

B A D A N P E N G A W A S O B A T D A N M A K A N A N R E P U B L I K I N D O N E S I A Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 Indonesia, Telp. 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 4241781, 4244819, Fax: 4245139

Email: [email protected]; www.pom.go.id