modul-7

9
MODUL 7 METODA MEMBERI PELATIHAN Pada bab ini akan diberikan beberapa bahasan dan petunjuk cara memberi pelatihan agar dapat menjadi pelatih yang lebih efektif, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelatihan, memahami perbedaan antara pemebelajaran orang dewasa dan anak- anak, serta meningkatkan kepercayaan pelatih. 7.1 TUJUAN PELATIHAN Tujuan Pelatihan secara umum pada dasarnya adalah: 1. Membangun kompetensi peserta pelatihan: Yang dimaksud dengan kompetensi adalah akumulasi pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan sikap seseorang sehingga mampu untuk (a) menangani pekerjaan spesifik secara efektif, (b) menerapkan keterampilan/keahliannya pada situasi kerja yang baru, (c) belajar keterampilan/keahlian baru atas inisistifnya sendiri. Ketiga hal PKS (Pengetahuan, Ketrampilan/keahlian, dan Sikap)tersebut harus berjalan bersama dan seiring. Peningkatan ketrampilan melalui pelatihan akan sulit dilaksanakan tampa peningkatan pengetahuan. Namun demikian peningkatan pengetahuan akan 99

Upload: rakhmad-ramadhan

Post on 27-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

service dan alat retrofit AC

TRANSCRIPT

Page 1: modul-7

MODUL

7METODA MEMBERI PELATIHAN

Pada bab ini akan diberikan beberapa bahasan dan petunjuk cara memberi pelatihan agar dapat

menjadi pelatih yang lebih efektif, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas

pelatihan, memahami perbedaan antara pemebelajaran orang dewasa dan anak-anak, serta

meningkatkan kepercayaan pelatih.

7.1 TUJUAN PELATIHAN

Tujuan Pelatihan secara umum pada dasarnya adalah:

1. Membangun kompetensi peserta pelatihan:

Yang dimaksud dengan kompetensi adalah akumulasi pengetahuan, keterampilan/keahlian,

dan sikap seseorang sehingga mampu untuk (a) menangani pekerjaan spesifik secara efektif,

(b) menerapkan keterampilan/keahliannya pada situasi kerja yang baru, (c) belajar

keterampilan/keahlian baru atas inisistifnya sendiri. Ketiga hal PKS (Pengetahuan,

Ketrampilan/keahlian, dan Sikap)tersebut harus berjalan bersama dan seiring. Peningkatan

ketrampilan melalui pelatihan akan sulit dilaksanakan tampa peningkatan pengetahuan.

Namun demikian peningkatan pengetahuan akan sulit diperoleh apabila pola pikir tidak

terbuka terhadap hal-hal baru. Perubahan pola pikir dapat dilakukan melalui pelatihan

dengan menumbukan sikap-sikap yang tepat pada saat pelatihan.

2. Mencapai kebutuhan peningkatan/pengembangan individu:

Seseorang dating ke tempat pelatihan dengan maksud untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan dirinya. Keinginan untuk selalu lebih baik, dengan kemampuan

dan keterampilan yang meningkat merupakan kebutuhan individu yang inheren.

3. Meningkatkan produktivitas, kualitas, dan orientasi servis pelanggan, dan

4. Memfasilitasi peserta agar terjadi perubahan dalam metoda kerja mereka kerah yang lebih

baik, lebih ramah lingkungan, lebih ekonomis dsb.

99

Page 2: modul-7

Pelatihan teknisi merupakan salah satu bentuk pelatihan yang difokuskan pada pengembangan

keterampilan yang relevan dengan situasi kerja yang spesifik. Seseorang meskipun tidak

diberikan pelatihan, akan mampu meningkatkan keterampilannya dan mengubah metoda

kerjanya kearah yang lebih baik sebagai hasil pembelajaran dari pengalaman dalam melakukan

pekerjaannya. Namun demikian proses pembelajaran ini akan memakan waktu yang cukup

lama. Pelatihan yang sistematik berperan untuk mempercepat proses pembelajaran tersebut.

Khusus untuk pelatihan teknisi refrigerasi, pelatihan bertujuan untuk membuat teknisi servis

perduli akan pentingnya menerapkan praktek penanganan refrigeran dan servis peralatan yang

baik dan benar agar emisi BPO dapat diminimalisasi. Disamping itu diharapkan pula timbulnya

kesadaran untuk menggunakan mesin 3R (Recovery, Recycling, Recharging), dan

meningkatnya keterampilan teknisi dalam menangani peralatan 3 R.

7.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PELATIHAN

Faktor pertama yang mempengaruhi keberhasilan pelatihan teknis adalah materi pelatihan yang

sesuai dan memadai. Materi yang akan diberikan harus sesuai dengan sehingga dapat

dimengerti dengan baik oleh teknisi. Magteri juga aharus memadai dalam arti memberikan

informasi secara lengkap. Yang dibatasi adalah kedalaman materi dan bukan membatasi

informasi.

Faktor yang kedua adalah persiapan pelatihan. Persiapan ini meliputi persiapan materi

presentasi, persiapan modul praktek dan petunjuknya, persiapan alat peraga, persiapan ruangan

untuk menumbuhkan suasana pelatihan yang baik, dan persiapan pelatih dalam memberikan

pelatihan.

Faktor lainnya adalah alat Bantu pelatihan seperti OHP, slide projector, LCD projector, alat

peraga, alat praktek. Menurut seorang ahli pendidikan Dr. Vernont A. Magnesen seseorang

dapat menyerap materi pelatihan sebesar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang

didengar, 30% dari apa yang dilihat pada alat peraga, 50% dari yang dibaca, didengar dan

dilihat, 70% dari apa yang dikatakan kembali, 90% dari apa yang dikatakan kembali dan

dipraktekan.

100

Page 3: modul-7

Cara penyajian materi dan sistematika serta urutan penyampaian materi pelatihan juga

merupakan faktor yang penting dalam pelatihan. Pengetahuan yang mendalam terhadap materi

pelatihan dan tingkat kemampuan peserta pelatihan merupakan hal yang menentukan dalam

merencanakan cara penyampaian dan sistematika penyampaian.

7.3 PERENCANAAN PELATIHAN

Untuk menyiapkan suatu pelatihan yang baik, maka perlu dilakukan identifikasi dan analisis

terhadap kebutuhan dan perlunya diadakan pelatihan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan

studi singkat terhadap kondisi calon peserta pelatihan, yaitu tingkat pengetahuan calon peserta,

materi apa yang sudah dan belum diperoleh dan waktu yang tersedia. Setelah permasalahan

yang ada terindentifikasi secara jelas barulah perencanaan pelatihan yang tepat dapat dilakukan.

Perencanaan pelatihan mencakup, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, silabus dan uraian rinci

materi pelatihan yang akan disampaikan, lama pelatihan tempat dan waktu penyelenggaraan.

Evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil pelatihan perlu dilakukan. Hal ini bisa dilakukan

dengan evaluasi internal atau meminta masukan dari peserta dan instruktur baik secara lisan

maupun melalui kwestioner. Hasil tes dan perilaku peserta selama mengikuti pelatihan juga

merupakan masukan bagi evaluasi pelatihan secara keseluruhan. Hasil evaluasi ini nnatinya

dapat digunakan untuk mengembangkan pelatihan yang lebih baik.

7.4 INSTRUKTUR PELATIHAN

Instruktur pelatihan merupakan sumber daya yang paling penting dalam pelatihan. Dengan

adanya instruktur yang baik, pengaruh ketidakadaan alat peraga dan alat bantu lainnya dapat

diminimalisasi. Sebaliknya tanpa adanya instruktur pelatihan yang memiliki atribut (kwalitas

dan karakteristik) yang baik, maka tersedianya berbagai macam alat dan sarana pendukung

yang memadaipun menjadi tidak ada manfaatnya.

Atribut instruktur yang baik antara lain:

memiliki pemahaman yang lengkap dan mendalam terhadap materi pelatihan secara

keseluruhan,

mempunyai komitmen, konsistensi dan kesungguhan dalam melaksanakan tema

pelatihan,

101

Page 4: modul-7

terbuka terhadap hal-hal baru dan masukan-masukan rasional maupun umpan balik yang

disampaikan oleh peserta maupun orang lain,

sebisanya membuat pelatihan yang interaktif dan saling tukar informasi, dan

Itidak kaku dalam menyampaikan materi pelatihan baik dari sistematika maupun urutan

penyampaian, tetapi harus akomodatif terhadap suasana dan perkembangan pemahaman

peserta.

7.5 PERENCANAAN KELAS PELATIHAN

Isi dari kelas pelatihan haruslah sesuai dengan silabus pelatihan. Informasi yang diberikan

dalam kelas pelatihan haruslah informasi otentik dan dapat di verifikasi. Buat inti sari kelas

pelatihan dan materi inti yang akan disampaikan. Jika dalam kelas digunakan transparansi atau

slide presentasi, maka isi slide haruslah berupa butir-butir penting (pointers). Jangan

menuliskan kalimat panjang atau alinea dalam slide. Lengkapi slide dengan latar belakang dan

gambar yang menarik perhatian. Buat alur logika pembahasan pada tiap sesi dan buat

rangkuman pada tiap akhir sesi.

Selain slide presentasi perkuliahan yang baik juga dilengkapi dengan diktat atau handout

sehingga peserta dapat membaca sebelum dan sesudah kuliah diberikan. Prinsip tiga S yaitu:

saya mendengar saya lupa

saya melihat saya ingat

saya melakukan saya mengerti

harus selalu dicamkan dalam memberikan kelas pelatihan.

7.6 PENYAMPAIAN MATERI PELATIHAN

Dalam menyampaikan materi pelatihan haruslah diperhatikan hal-hal berikut:

1. Perlu adanya pemahaman pengertian terhadap perbedaan penyampaian bahan ajar kepada

orang dewasa yang berbeda dengan kepad anak – anak, yaitu antara pedagogi dan

androgogi. Perbedaan ini disarikan pada Tabel 7.1.

102

Page 5: modul-7

Tabel 7.1 Perbedaan pedagogi dan andagogi

Pedagogi Androgogi

Ilmu pembelajaran untuk anak-anak Ilmu pembelajaran untuk orang dewasaAnak siap untuk belajar & cepat menerima Orang dewasa belajar jika merasa

membutuhkanAnak belajar memuaskan rasa keingintahuannya

Orang dewasa mencari keuntungan praktis dari belajar

Guru harus mengambil keputusan atas nama anak tentang apa yang harus dipelajari

Orang dewasa mengambil keputusan atas pertimbangan mereka karena merasa sejajar dengan trainer

Anak membutuhkan alur logis dari pelatihan

Orang dewasa lebih menyukai problem-solving & partisipasi aktif

Tidak memiliki pengetahuan sebelumnya yg mempengaruhi pembelajaran

Pengetahuan sebelumnya mempengaruhi penerimaan ilmu baru

Mereka dimotivasi oleh persetujuan & penerimaan orang tua

Mereka mencari motivasi melalui penghargaan diri dan pengakuan

Pembelajaran didikte oleh guru & lingkungan

Lebih suka kecepatan pembelajaran fleksibel

2. Materi pelatihan harus disampaikan dengan kwalitas suara yang baik dan jelas, materi yang

disampaikan konkrit, menyeluruh dan konsisten.

3. Pada dasarnya seseorang akan merasa gugup apabila berdiri dihadapan peserta, tepai hal ini

dapat diatasi dengan percaya diri dalam penguasaan materi, dan tidak takut akan pertanyaan

balik. Minum air, relaks, dan tersenyum adalah cara-cara yang efektif untuk menghilangkan

sedikit kegugupan.

4. Sikap yang baik lainnya dalam penyampaikan materi pelatihan antara lain:

Tidak modis, dan arogan,

Penuh semangat, tidak tegang,

Humoris tetapi tidak mendominasi,

Suara keras tapi lembut, tidak terkesan marah atau membentak,

Menunjukan bahasa tubuh yang positif disertai komunikasi verbal yang mendukung,

Pekahiran materi secara logis dan sistematik, tidak mendadak.

7.7 EVALUASI PELATIHAN

Pelatihan perlu dievaluasi efektifitasnya. Terdapat empat tingkat ukuran efektivitas yaitu:

Kepuasan peserta. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat kwestioner segera setelah

pelatihan selesai.

103

Page 6: modul-7

Hasil pembelajaran. Tes tertulis, presentasi dan praktek dapat mengukur tingkat

efektivitas hasil pembelajaran. Evaluasi ini dapat dilakukan sebelum, di tengah pelatihan

maupun setelah pelatihan untuk melihat efektifitas penyerapan materi pelatihan.

Perubahan sikap. Hal ini hanay dapat dilakukan secara subyektif berdasarkan

pengamatan instruktur atau orang yang berkompetensi lainnya. Namun perubahan sikap

sulit diperoleh secara instan. Usaha-usaha untuk mengingatkan peserta atas perilaku dan

sikap teknik yang baik haru sselalu dilakukan baiuk dalam pelatihan maupun setalah

pelatihan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Peningkatan kinerja. Pengamatan kinerja peserta pelatihan hanya dapat diperoleh

dengan melakukan pengamatan yang cuup lama di tempat peserta pelatihan bekerja.

----------------------------------------

104