model sinergi ristekdikti & industri dalam penguatan ... · desa dalam kerangka negara...

47
1 0 MODEL SINERGI RISTEKDIKTI & INDUSTRI DALAM PENGUATAN INOVASI MENUJU PEMBANGUNAN NASIONAL YANG BERDAYA SAING Kementerian Ristek dan Dikti KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Jumain Appe Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Yogyakarta, 30 Januari 2017 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

Upload: others

Post on 25-May-2020

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

MODEL SINERGI RISTEKDIKTI & INDUSTRI DALAMPENGUATAN INOVASI MENUJU PEMBANGUNAN

NASIONAL YANG BERDAYA SAING

Kementerian Ristek dan Dikti

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Jumain AppeDirektur Jenderal Penguatan Inovasi

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Disampaikan pada Rapat Kerja NasionalKementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Yogyakarta, 30 Januari 2017

Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

2

Mewujudkanmasyarakat Indonesiayang mandiri, maju,adil dan makmurmelalui percepatanpembangunan disegala bidang denganstrukturperekonomianyang kokohberlandaskankeunggulankompetitif

Mewujudkanmasyarakat Indonesiayang mandiri, maju,adil dan makmurmelalui percepatanpembangunan disegala bidang denganstrukturperekonomianyang kokohberlandaskankeunggulankompetitif

Menata kembaliNKRI, membangunIndonesia yg amandan damai, yg adildan demokratisdengan tingkatkesejahteraan yanglebih baik

Menata kembaliNKRI, membangunIndonesia yg amandan damai, yg adildan demokratisdengan tingkatkesejahteraan yanglebih baik

Memantapkanpenataan kembaliNKRI, meningkatkankualitas SDM,membangunkemampuan iptek,memperkuat dayasaing perekonomian

Memantapkanpenataan kembaliNKRI, meningkatkankualitas SDM,membangunkemampuan iptek,memperkuat dayasaing perekonomian

RPJMNTahun 2005-2009

RPJMNTahun 2005-2009

RPJMNTahun 2015-2019

RPJMNTahun 2015-2019

RPJMNTahun 2020-2024

RPJMNTahun 2020-2024

Memantapkanpembangunan secaramenyeluruh denganmenekankanpembangunankeunggulan kompetitifperekonomian yangberbasis SDA yangtersedia, SDM yangberkualitas, sertakemampuan iptek

Memantapkanpembangunan secaramenyeluruh denganmenekankanpembangunankeunggulan kompetitifperekonomian yangberbasis SDA yangtersedia, SDM yangberkualitas, sertakemampuan iptek

RPJMNTahun 2010-2014

RPJMNTahun 2010-2014

VISIPembangunan

2025Penciptaan nilai tambahberbasis keunggulan kompetitif

(SDA + SDM + IPTEK)

Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang

2

3

9 (Sembilan) Agenda PrioritasPembangunan (Nawa Cita)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa danmemberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dandesa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem danpenegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik;8. Melakukan revolusi karakter bangsa;9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

4

0

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX – INDONESIA2016 - 2017

Direktorat JenderalPenguatan Inovasi

Ranked 41 of 138 CountriesRanked 41 of 138 Countries

1st pillar: Institutions 4.1

2nd pillar: Infrastructure 4.23rd pillar: Macroeconomicenvironment 5.54th pillar: Health and primaryeducation 5.35th pillar: Higher education andtraining 4.5

6th pillar: Goods market efficiency 4.4

7th pillar: Labor market efficiency 3.88th pillar: Financial marketdevelopment 4.3

9th pillar: Technological readiness 3.5

10th pillar: Market size 5.7

11th pillar: Business sophistication 4.3

12th pillar: Innovation 4.0

Indicators Score Ranking

1. Secondary education enrollment 82.5 92

2. Tertiary education enrollment 31.1 82

3. Quality of the educatioAn system 4.4 394. Quality of math and scienceeducation 4.4 53

5. Quality of management schools 4.5 496. Internet access in schools 4.9 437. Availability of specialized trainingservices 4.7 49

8. Extent of staff training 4.5 34

Indicators Score Ranking

9th pillar: Technological readiness 3.5 91

Availability of latest technologies 4.7 73

Firm-level technology absorption 5.0 39

FDI and technology transfer 4.6 60

Indicators Score Ranking

12th pillar: Innovation 4.0 31

Capacity for innovation 4.7 32

Quality of scientific research institutions 4.4 41

Company spending on R&D 4.4 26

University-industry collaboration in R&D 4.4 28

Gov’t procurement of advanced tech products 4.3 12

Availability of scientists and engineers 4.5 38

PCT patents, applications/million pop.* 0.1 99

5

Fungsi dan Tujuan Perguruan TinggiUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2012

Fungsi (Pasal 4, ayat b)Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdayasaing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;

Tujuan (Pasal 5, ayat b,c)• Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saingbangsa;

• Dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yangmemperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagikemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umatmanusia; dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalarandan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umumdan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pasal 47 (ayat 4)Pemerintah memberikan penghargaan atas hasil Pengabdian kepada Masyarakatyang diterbitkan dalam jurnal internasional, memperoleh paten yang dimanfaatkanoleh dunia usaha dan dunia industri, dan/atau teknologi tepat guna.

6

MODEL TRANSFORMASI PERGURUAN TINGGI

7

Tugas Perguruan TinggiPendidikan

& Pengajaran

Penelitian

Pengabdian KepadaMasyarakat

Inovasi

Pendidikandan

Pengajaran

Pengabdian

Masyarakat

Penelitiandan

Pengembangan

Pendidikandan

Pengajaran

Inovasiuntuk

masyarakat

Penelitiandan

Pengembangan

8

0

KERANGKA LOGIS RENCANA STRATEGIS KEMENTERIANRISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

DAYASAING

Direktorat JenderalPenguatan Inovasi

INOVASILEMBAGA YANGBERKUALITAS

SUMBERDAYABERKUALITAS

TENAGA KERJATERAMPI &

PROFESIONAL

PENELITIAN DANPENGEMBANGAN

9

10

INNOVATION

Innovation I

ITERATION

Business Model, SupplyChain, Manufacturing

Market Need andApplication New and Old S&T

INNOVATION

11

Sumber : The Valuation of Technology : business and financial issues in R&D (F. Peter Boer 1999)

Ilustrasi :Tingkat Keberhasilan Tahapan R n D Inovasi

Concept StageConcept Stage

Advanceto Feasibility Stage

(33% probability)

Advanceto Feasibility Stage

(33% probability)Terminate

(67% probability)Terminate

(67% probability)

Advance toDevelopment Stage

(50% probability)

Advance toDevelopment Stage

(50% probability)Terminate

(50% probability)Terminate

(50% probability)

Advance to EarlyCommercialization Stage

(75% probability)

Advance to EarlyCommercialization Stage

(75% probability)Terminate

(25% probability)Terminate

(25% probability)

Advance to FULLCommercialization

(83% probability)

Advance to FULLCommercialization

(83% probability)Terminate

(17% probability)Terminate

(17% probability)

Low CaseCommercial

(25% probability)

Low CaseCommercial

(25% probability)

Base CaseCommercial

(50% probability)

Base CaseCommercial

(50% probability)

High CaseCommercial

(25% probability)

High CaseCommercial

(25% probability)

12

Lembaga Litbang dan Perguruan Tinggi Industri

Kelemahan lembaga litbang dan perguruan tinggi• Jumlah SDM peneliti masih rendah (Jumlah:

1071/1 juta peneliti)• Produktivitas peneliti rendah (Jumlah jurnal: 2/100

peneliti)• Program R&D tidak sesuai dengan kebutuhan

industri• Kinerja perguruan tinggi masih rendah (desain: 54,

paten: 677, prototipe: 210, dan TTG 720)• Penelitian masih berorientasi pada keilmuan• Lemahnya pengetahuan peneliti terhadap

kebutuhan industri• Sarana penelitian masih skala riset (belum skala

industri)• Sistem pendidikan sangat berorientasi pada

keilmuan (belum berorientasi industri)• Anggaran penelitian dan pendidikan masih rendah

Kelemahan Industri• Industri tidak mengetahui apa yang dihasilkan perguruan tinggi• Kurangnya minat industri melakukan penelitian dan pengembangan

karena sebagian besar industri tersebut principle-nya di luar negeri• Terbatasnya SDM peneliti di industri• Terbatasnya anggaran penelitian dan pengembangan oleh industri• Industri tidak ingin menanggung resiko kegagalan penelitian dan

pengembangan• Lemahnya dukungan pemerintah dalam pengembangan teknologi di

industri• Kualifikasi SDM yang terbatas (keterampilan sertifikasi kompetensi):

58.5% berpendidikan SD-SMP• Sertifikasi dan standar teknis produk yang masih terbatas• Rendahnya: produktivitas tenaga kerja,• Kebijakan insentif fiskal, nonfiskal dan moneter yang masih rendah• Pengembangan investasi tidak sepenuhnya mengarah pada kebijakan

industri nasional: industri hilir, industri padat karya yang berorientasiekspor, industri untuk kepentingan nasoinal dan industri kreatif

PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI RISET DAN INOVASI

13

14

UJI ALPHA (α)UJI ALPHA (α)1. Pengembanganpurwarupa (prototype)2. Replikasi3. Uji laboratorium

UJI BETA (β)UJI BETA (β)1. Uji Lapangan

(lingkunganpengguna/nyata)

2. PengembanganLanjut

DIFUSIDIFUSI1. Aplikasi di pengguna2. Komersialisasi awal3. Pengembangan pasar4. Komersialisasi lanjut

EKSPLORASIEKSPLORASI

1. Ide/Konsep2. Riset Eksplorasi3. Feasibility/Scanning

PenguatanInovasi

Penguatan Inovasi Industri PT

Temuanbaru

Penyempurnaan Prototipe Industri Pengujian Penyesuaian StandarSertifikasi

Alih TeknologiAudit Teknologi Pendaftaran HKI Ijin Produksi/Ijin Edar

Trial Production

15

Lembaga Intermediasi Pada Perguruan Tinggi dan Industriyang dapat mengelola Inovasi (Manajemen Inovasi)

LEMBAGALITBANG(LPNK/LPK/SWASTA

LITBANG

ABDIMAS

PENDIDIKA

N

INDUSTRI

DAN/ATAU

MASYARAKAT

INTERMEDIATSI :- TTO- STP- TP- INKUBATOR- Sentra HKI- Cluster Inovasi- Teaching Industry- dsb

Penemuan >>>>>>>>>>>> Inovasi

PT

16

Ruang Lingkup Lembaga Intermediasidi PT

1. Audit Teknologi (technology audit)2. Kekayaan intelektual (intellectual property),3. Pembelajaran berorientasi industri (teaching industry),4. Perubahan angka kredit dosen (change of credit lecturer),5. Mobilitas dosen ke industri (mobility of lecturers to

industry),6. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi (science

and technology services)7. Lisensi (licence),8. Inkubasi (incubation),9. Publikasi (publication),10. Sertifikasi (certification) dan11. Standarisasi (standardization).

17

1. Mengembangkan peraturan pendukung pengelolaan inovasi diperguruan tinggi

2. Mengembangkan sistem pengelolaan inovasi di perguruantinggi

• Membangun mindset dan budaya inovasi di perguruan tinggi• Mengembangkan sistem pengelolaan inovasi secara institusional

dan individual• Mengembangkan sistem pengelolaan kemitraan perguruan tinggi

dengan industri

3. Meningkatkan Kemampuan Perguruan Tinggi untukMenghasilkan Inovasi

PENGEMBANGAN MANAJEMEN INOVASI DI PT

18

PROGRAM PENGUATAN INOVASIKEMENRISTEK DIKTI

1. Pengembangan Perusahaan PemulaBerbasis Teknologi (PPBT)

2. Penguatan Inovasi Industri3. Pengembangan Kebijakan Sistem Inovasi

19

1. Pengembangan Perusahaan PemulaBerbasis Teknologi (PPBT)

20

1. PROSES PEMBENTUKAN PPBT

INVENTORINVENTOR

INOVATORINOVATORINVESTORINVESTOR

INKUBATORINKUBATOR

START UP(PPBT)

START UP(PPBT)

Peneliti/Dosen

Peneliti/Dosen/Enterpreneur

Penyedia Dana

21

CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT

INVENTOR(UI)

INVENTOR(UI)

INOVATOR(UI)

INOVATOR(UI)

INVESTOR(PT. Gunung

Mas)

INVESTOR(PT. Gunung

Mas)

PT.JURAGAN

KAPAL(PPBT)

PT.JURAGAN

KAPAL(PPBT)

Peneliti/Dosen/Mahasiswa

Peneliti/Dosen/Enterpreneur

Penyedia Dana

KAPAL PELAT DATAR

22

CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT

INVENTOR(ITB)

INVENTOR(ITB)

INOVATOR(ITB)

INOVATOR(ITB)

INVESTOR(PT. IFARIA

GEMILANG)

INVESTOR(PT. IFARIA

GEMILANG)

PT. IFAWATER(PPBT)

OMSET : 1,3 M selama 1 tahun.

PT. IFAWATER(PPBT)

OMSET : 1,3 M selama 1 tahun.

Peneliti/Dosen/Mahasiswa

Peneliti/Dosen/Enterpreneur

Penyedia Dana

IFA HOME DRINKING WATER PURIFIER

23

CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT

INVENTOR(IPB)

INVENTOR(IPB)

INOVATOR(IPB)

INOVATOR(IPB)

INVESTOR(INSENTIF)INVESTOR(INSENTIF)

INKUBATOR(INCUBIE-IPB)INKUBATOR

(INCUBIE-IPB)

START UP(PPBT)

START UP(PPBT)

Peneliti/Dosen

Peneliti/Dosen/Enterpreneur

Penyedia Dana

LAMPU LEDIKAN

24

CONTOH PROSES PEMBENTUKAN PPBT

INVENTOR(MASYARAKAT)

INVENTOR(MASYARAKAT)

INOVATOR(MASYARAKAT)

INOVATOR(MASYARAKAT)

INVESTOR(INSENTIF)INVESTOR(INSENTIF)

INKUBATOR(IKITAS)

INKUBATOR(IKITAS)

START UP(PPBT)

START UP(PPBT)

Peneliti/Dosen/Masyarakat

Peneliti/Dosen/Enterpreneur

Penyedia Dana

PENGEMBANGAN SMART TRANSPORTATION E- TICKETING

25

2. PENGUATAN INOVASI INDUSTRI

26

2.a. PENERARAPAN TEKNOLOGI DI INDUSTRI

TujuanMempercepat Hilirisasihasil-hasil R & D

FocusICT; Hankam; Pangan; Kesehatan;Energi; Transportasi; Materialmaju Sinergi

Kerjasama ABGuntukmengembangkanProduk Inovasi

Pendanaan InovasiPenyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian,Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi, AlihTeknologi, Trial Production

Output/OutcomeProduk Inovasi

27

RESUME CAPAIAN KINERJA INOVASI INDUSTRI 2016

o FGD(Mediasi)

o Panduano Sosialisasi

194Proposalmasuk

o Desk Evaluationo Presentasio Fact Finding

134ProposalLolos

o Kebijakano Ketersediaa

n Anggaran

40 ProposalDidanai (30

pelaku industri,13 lembagalitbang/PT)

Pendnaan Inovasi (Uji,Standarisasi, Sertifikasi,

Alih Teknologi, AuditTeknologi, Initial

Production)

Pendampingan,Mediasi dengan

Sektor(Regulator) dan

End User

OUT PUT/OUTCOME

20 Kategori Hijau20 Kategori Hijau

14 Kategori Kuning14 Kategori Kuning

2 Kategori Biru2 Kategori Biru

ProgramProgram

o Sudah dimanfaatkan Penggunao Siap Produksi Massal dalam 1 Tahuno Sudah dimanfaatkan Penggunao Siap Produksi Massal dalam 1 Tahun

o Sudah ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 2 Tahuno Sudah ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 2 Tahun

o Sudah ada/ Belum ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 3 Tahuno Sudah ada/ Belum ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 3 Tahun

Catatan: (Internal Analisis)

28

Supply-Chain: Inovasi Teknologi Implan Tulang Stainless Steel(PT. Zenith Almart dan PTM-BPPT)

PT.ZenithPTM-BPPT

Riset trialproduction

Testing

PT. ZenithPTM-BPPT

Prosedurstandar

produksi ALKESPembangunan

fasilitas produksi

PT.ZenithBPPT

Trial produksiperdana implan

PT. ZenithPTM-BPPT

Dinkes JatimRS Orthopedi

Sampling produkuntuk sertifikasi

Ijin produksiimplan

DinkesJatim

PT.Zenith

Uji produk kepasien bedah

tulang

PT. ZenithDistributor

AlkesLKPP

/Penjualanproduk keRS seluruhIndonesia

Penjualan produkuntuk pasien BPJS

UJI ALPHA (α)UJI ALPHA (α)1. Pengembanganpurwarupa (prototype)2. Replikasi3. Uji laboratorium

UJI BETA (β)UJI BETA (β)1. Uji Lapangan

(lingkunganpengguna/nyata)

2. PengembanganLanjut

DIFUSIDIFUSI1. Aplikasi di pengguna2. Komersialisasi awal3. Pengembangan pasar4. Komersialisasi lanjut

29

Production Process Technology

30

SUPPLY CHAIN PENGEMBANGANINOVASI GESITS

31

Dukungan Pendanaan R & D Inovasi

32

2.b. INOVASI INDUSTRI DI PERGURUAN TINGGI

TujuanMembangun Industri berbasisteknologi yang berfungsisebagai sarana pembelajarandan pengembangan produkinovasi

FocusICT; Hankam; Pangan;Kesehatan; Energi;Transportasi; MaterialMaju

TeachingIndustry

Kriteria SeleksiKelayakan Pembelajaran; KelayakanBisnis (Industry); Kesiapan danRekam Jejak Peneliti; Luaran, Resikodan Dampak

Output/OutcomePembelajaran,Industri dan ProdukInovasi

33

RESUME CAPAIAN KINERJA INOVASI PERGURUANTINGGI DI INDUSTRI 2016

o FGD(Mediasi)

o Panduano Sosialisasi

30 Proposalmasuk

o Desk Evaluationo Presentasio Fact Finding

12 ProposalLolos

o Kebijakano Ketersediaa

n Anggaran

7 ProposalDidanai :- 6 PT

- 12 Teknologi

Pendanaan Inovasi(mencakup infrastruktur

produksi)

Pendampingan,Mediasi dengan

Sektor(Regulator) dan

End User

OUT PUT/OUTCOME

7 Kategori Hijau7 Kategori Hijau

3 Kategori Kuning3 Kategori Kuning

2 Kategori Biru2 Kategori Biru

ProgramProgram

o Sudah dimanfaatkan Penggunao Siap Produksi Massal dalam 1 Tahuno Sudah dimanfaatkan Penggunao Siap Produksi Massal dalam 1 Tahun

o Sudah ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 2 Tahuno Sudah ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 2 Tahun

o Sudah ada/ Belum ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 3 Tahuno Sudah ada/ Belum ada Penggunao Siap Produksi Massal dalam 3 Tahun

Catatan: (Internal Analisis)

34

Konsep Teaching Industry di ITB (Design Center Elektronika)

Design CenterEletronika

(BTS & Smartphone 4G)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKANTINGGI

Institut TeknologiBandung

BTS :PT. LEN (Produsen)Telkomsel (User)SMARTPHONE :PT. INDI (Marketing & Distribution)PT. TSM (Produsen)Koperasi Digital (User)

InsentifpajakPemenuhan

kebutuhananggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi,

kebutuhan spesifik

order/load

kapasitas

Peran PT/Litbang :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri)3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil4. Peningkatan ekspor produk DN

Peran Industri :1.Pemberi order (load)2.Quality control3.“Bapak angkat”4.Informasi dinamika pasar

Pengadaanpemerintah

Pengadaanpemerintah

RegulasiTKDN

35

SUPPLY-CHAIN INDUSTRI SMARTPHONE DIGICOOP(SUMBER: PUSAT MIKROELEKTRONIKA ITB)

Dami, Leadcore,others

PT TSM, PT INDI,PT SDS, ITB

PT VS Technology,PT TSM

PT JalawaveIntegra, KDIM

Koperasi DigitalIndonesia Mandirii

PCB, IDDesign, Mech.Design

OS, Platform,Applications

ComponentVendors &Suppliers

SMT, Moulding &Dies, PlasticInjection

Assembling,Logistic, QC

Investment,Bussiness Model

Customer Relationship Manag.,Logistics, Service Centers

Market Research

IMPORT

36

Konsep Teaching Industry di UGM (Technomed Factory)

PT Swayasa

Prakarsa

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Direktorat PengembanganUsaha dan Inkubasi

UGM

PT Phapros Rumah sakit

Pemenuhankebutuhan

anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi

order

Kapasitas produksi

Peran UGM :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional1. Pemenuhan kebutuhan alkes dalam negeri2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri alkes3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil dibidang alkes4. Ekspor alkes(future)

Peran PT Phapros, RS, JKN :1. Pemberi order2. Quality control3. Informasi dinamika pasar

Pengadaan Sarana dan Prasarana Pengadaan pemerintah(JKN)

Pelatihan fabrikasi alkes di IndustriLegalisasi produk alkes

37

Supply-Chain Inovasi TeknologiINA SHUNT (Technomed Factory UGM)

Dokumen-dokumenstandar

UGM-RSUPDR.SARDJITO

PT.SWAYASAPRAKARSA- UGM

PT.SWAYASAPRAKARSA-UGM-RISTEK

PT.SWAYASAPRAKARSA-DINKESPROP DIY

PT.SWAYASAPRAKARSA-KEMENKES

PT. SWAYASAPRAKARSA- PTPHAPROS-SUBDISTRIBUTOR

Riset danUji Invitro

CPAKBPembangunanfasilitasproduksi

RekomendasiDinkesProp DIY

PengajuanSertifikatProduksi

TrialProduksi

Penjualan produk keRS seluruh Indonesia

Penjualanproduk untukpasien BPJS

Bahtera AdiJaya

Fortune MI

Mitra JayaMA

SertifikatProduksi

PT.SWAYASAPRAKARSA

PT.SWAYASAPRAKARSA- PTPHAPROS

Clinical Trial

PengajuanIjin EdarProduk

Ijin EdarUp Scalling

KerjasamaDistribusidanPemasaran

MarketingPlan

PT. SWAYASAPRAKARSA- PTPHAPROS- LKPP

3838

Konsep Teaching Industri di UNHAS (Maiwa Breeding Center)

Maiwa

BreedingCenter

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKANTINGGI

UNHASFakultas Peternakan Industri Sapi Potong

/Peternak

InsentifProgram/Kegiatan

Pemenuhankebutuhan

anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi,

pembibitan sapi

order/load

kapasitas

Peran UNHAS :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional1. Pemenuhan kebutuhan bibit sapi potong dan daging dalam

negeri2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri sapi potong3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil

pembibitan sapi potong4. Ekspor sapi/daging sapi (future)

Industri Sapi Potong/Peternak :1.Pemberi order (load)2.Quality control3.“Bapak angkat”4.Informasi dinamika pasar

PengadaanSarana dan

Prasarana

Pengadaanpemerintah

PelatihanPembibitan Sapidi Industri/LN

39

PASAR

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PERBIBITAN SAPI LOKAL BERBASISIPTEK DI MAIWA BREEDING CENTRE UNHAS

PROSESPRODUKSI

BIBIT

INDUSTRIPUPUK

ORGANIK

INDUSTRIPAKAN

INDUSTRIOLAHAN

INOVASIPEMASARAN

MBCINTRODUKSI TEKNOLOGI:-RECORDING-INTRODUKSI IB SEXING-SELEKSI-EARLY NUTRITION

INTRODUKSI TEKNOLOGI:-RECORDING-INTRODUKSI IB SEXING-SELEKSI-EARLY NUTRITION

PETERNAK PEMBIBIT:Barru : 500

Soppeng : 100 Enrekg:200 , MBC 200

SAPI BIBIT1000EKOR

SAPI BIBIT1000EKOR

REARING DI MBC:ENREKANG: 250 HA DAN

SOPPENG 80 HA

REARING DI PETERNAK:BARRU, ENREKANGSOPENG (Bagi Hasil

60%-40%)

KLPTANI MITRA MBC

BANK FECESRUMAHKOMPOS

MBC

RUMAHORGANIK MBC

PENGOLAHAN PUPUKORGANIK MBC

PERTANIAN ORGANIK

BISNIS TERNAKdan

DIVERSIFIKASI

INSTANSIPEMERINTAH

PERHOTELAN

RESTORAN

CATERING

UMUM

INTRODUKSI TEKNOLOGI:-GREEN CONCENTRAT-PAKAN KOMPLIT ISI ULANG-FORMULASI EARLY NUTRITIONDAN EARLY FEEDING

INTRODUKSI TEKNOLOGI:-GREEN CONCENTRAT-PAKAN KOMPLIT ISI ULANG-FORMULASI EARLY NUTRITIONDAN EARLY FEEDING

INDUSTRI PAKANMBC (SOPPENG)

SUPLAI BAHAN BAKUDARI MITRA

INDUSTRI OLAHANDI MBC

PLAN MARKETINGPENJUALAN LANGSUNG

PENJUALAN TIDAK LANSUNG

KLPTANI MITRA

MBC

UMKMBINAAN

40

Konsep Teaching Industri di IPB (Seed Center)

Seed

Center

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

IPBDepartemen AGH Industri Benih

(Asbenindo)

InsentifProgram/Kegiatan

Pemenuhankebutuhan

anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi,

perbenihan

order/load

kapasitas

Peran IPB :1.Memenuhi fixed cost2.Teknologi dan SDM ahli3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional1. Pemenuhan kebutuhan benih dalam negeri2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri benih3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil

perbenihan4. Ekspor benih (future)

Peran Industri Benih (Asbenindo) :1.Pemberi order (load)2.Quality control3.“Bapak angkat”4.Informasi dinamika pasar

PengadaanSarana danPrasarana

Pengadaanpemerintah

PelatihanPerbenihan diIndustri/LN

PT BLST

41

START UP INDUSTRI BENIH PADI IPB 3S UNTUKMENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN NASIONAL

Lembaga Pelaksana : IPBLembaga Litbang/Indutri/PT : PT. BLST dan ASBENINDOOuput : Launching Kegiatan Oleh Menristekdikti Sosialisasi, persiapan tanam dan penanaman Upgrading Seed Teaching Industry IPB Telah dihasilkan benih sumber sebanyak 250

Ton Pelatihan SDM (Alih Teknologi Produksi Benih

dan Teknologi IPB Prima) 250 Ton benih sumber

42

3. PENGEMBANGAN KEBIJAKANSISTEM INOVASI

43

Intermediasi1. Kekayaan intelektual (intellectual property),2. Pembelajaran berorientasi industri (teaching

industry),3. Mobilitas dosen ke industri (mobility of lecturers to

industry),4. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi

(science and technology services)5. Lisensi (licence),6. Inkubasi (incubation),7. Publikasi (publication),8. Sertifikasi (certification) dan9. Standarisasi (standardization)

Intermediasi1. Kekayaan intelektual (intellectual property),2. Pembelajaran berorientasi industri (teaching

industry),3. Mobilitas dosen ke industri (mobility of lecturers to

industry),4. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi

(science and technology services)5. Lisensi (licence),6. Inkubasi (incubation),7. Publikasi (publication),8. Sertifikasi (certification) dan9. Standarisasi (standardization)

Penetapan Prioritas

Pengembangan Klaster InovasiBerbasis Potensi Daerah (&Prakarsa Penetapan Klaster

Penetapan Prioritas

Pengembangan Klaster InovasiBerbasis Potensi Daerah (&Prakarsa Penetapan Klaster

Hilirsasi

• Kebijakan Source Sharing• Kriteria Produk Inovasi• Audit Teknologi• Double Tax Deduction• Pemanfaatan Purwarupa

Hilirsasi

• Kebijakan Source Sharing• Kriteria Produk Inovasi• Audit Teknologi• Double Tax Deduction• Pemanfaatan Purwarupa

Pengembangan Kapasitas• Mobilisasi SDM• Pengembangan dan

Pemberdayaan WahanaInovasi

Pengembangan Kapasitas• Mobilisasi SDM• Pengembangan dan

Pemberdayaan WahanaInovasi

Sistem Inovasi Nasional• Kebijakan SINas dan Kebijakan SIDa• Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah

Sistem Inovasi Nasional• Kebijakan SINas dan Kebijakan SIDa• Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah

Integrasi Sistem Informasi InovasiDatabase Inovasi Nasional (Database, Produk & Manajemen Sistem Informasi)

Integrasi Sistem Informasi InovasiDatabase Inovasi Nasional (Database, Produk & Manajemen Sistem Informasi)

KERANGKA PIKIR KEBIJAKAN dan PROGRAM SISTEM INOVASI

44

PERPRES: Optimalisasi Sumberdaya Litbang dan PTuntuk Penguatan Industri Nasional

FasilityAnggar

an

HR

SumberDaya

MOBILITAS

PERJANJIAN KONSORSIUMPRODUK INOVASI

Lampiran 1:Source Sharing

Lampiran 2:Pendanaan Konsorsium

Lampiran 3:Mobilitas SDM IPTEK

PT/LPK/LPNKPT/LPK/LPNK

INDUSTRY

PROSESINOVASIFO

KUS

PROD

UK

Lampiran 4:Metoda Pelaksanaan

Lampiran 5:Metoda evaluasi

45

Pokok Pokok Pengaturan1. Mengatur Hubungan Kerjasama antara LPK/LPNK/PT (Litbang) dengan

Industri dalam rangka hilirisasi hasil Litbang ke Pasar. Hasil Litbang yangdimaksud adalah hasil Litbang yang berasal dari LPK/LPNK/PT dan atauIndustri.

2. Hubungan Kerjasama (point 1) dikukuhkan dengan keputusan Menteri3. Pengaturan mencakup :

a. Penggunaan Sumber Dayab. Penggunaan Sumber Daya Manusiac. Penggunaan Sumber Daya Anggaran

4. Fasilitas yang dimiliki oleh Lembaga Litbang/PT dan Industri dapat salingdigunakan dalam rangka hilirisasi hasil Litbang sesuai perjanjian

5. Mobilitas SDM Iptek dapat dilakukan sepanjang sesuai dengan perjanjiandan dalam masa perjanjian tersebut

6. Anggaran yang disediakan oleh Kementerian dalam bentuk Insentif, dapatdigunakan langsung oleh para pihak sesuai dengan perjanjian

46

USULAN REKOMENDASI1. Perubahan pola pikir penelitian dari orientasi keilmuan menjadi

orientasi pengguna (kebutuhan masyarakat dan industri);2. Perguruan tinggi perlu menyusun road map inovasi sesuai dengan

kebutuhan pembangunan wilayah dan potensinya dimana perguruantinggi tersebut berada;

3. Meningkatkan kerjasama antar intra-perguruan tinggi dan antarperguruan tinggi serta dunia usaha dan pemerintah, baik nasionalmaupun internasional;

4. Perlunya menerapkan tridharma perguruan tinggi (pendidikan,penelitian, dan pengabdian masyarakat) dalam tingkat institusi atautidak dalam tingkat individu;

5. Meningkatkan peran LPPM dalam mendorong produktivitaspenelitian yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan industri;

6. Perguruan tinggi perlu mengembangakan lembaga-lembagaintermediasi, seperti Pusat Inovasi, STP, TP, dan Inkubator.

47

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIREPUBLIK INDONESIA

TERIMAKASIH