model pembelajaran berbasis portofolio (studi kasus di sd ... · skripsi ini telah dipertahankan di...
TRANSCRIPT
-
i
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
(Studi Kasus di SD Negeri Barusari 03 Semarang)
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Anita Sari
1124000052
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2005
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 29 Juni 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Achmad Sugandi, M.Pd Drs. Sugeng Purwanto
NIP. 130345756 NIP. 131570065
Mengetahui,
Ketua Jurusan KTP UNNES
Drs. Haryanto
NIP. 131464301
-
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Semarang pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 29 Juni 2005
Panitia Ujian :
Ketua Sekretaris
Drs. H. Siswanto, M.M Drs. Sukirman, M.Si
NIP. 130515769 NIP. 131570066
Anggota Penguji :
Pembimbing I Penguji I
Drs. Achmad Sugandi, M.Pd Drs. Haryanto
NIP. 130345756 NIP. 131464301
Pembimbing II Penguji II
Drs. Sugeng Purwanto Drs. Achmad Sugandi, M.Pd
NIP. 1315700651 NIP. 130345756
Penguji III
Drs. Sugeng Purwanto
NIP. 1315700651
-
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini merupakan hasil karya
saya sendiri dengan sumbangan pemikiran dari Drs. Achmad Sugandi, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing I dan Drs. Sugeng Purwanto sebagai Dosen
Pembimbing II, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juni 2005
Anita Sari
-
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Dalam hidup, mungkin belum mendapat apa yang kita sukai tetapi kita
harus menyukai apa yang telah kita dapatkan”.
“Ada tiga perkara dimana tidak seorangpun yang bisa terlepas darinya
yaitu prasangka, kecewa dan dengki dan aku akan memberikan jalan
keluar dari semua itu. Apabila timbul prasangka janganlah dinyatakan,
apabila dihatimu timbul kekecewaan janganlah cepat-cepat dienyahkan
dan bila muncul rasa dengki janganlah diperturutkan (Al-Hadist)
PERSEMBAHAN :
Kepada Allah SWT
Untuk Ayah, Ibu, Ade’ dan keluarga besar Pacitan
Mas Ary dan keluarga besar Magelang
Komunitas 46 & TP 00
Almamater
-
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari kesulitan dan berbagai hambatan,
namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak dapat terwujud.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H. Ari Tri Soegito, SH., M.M, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan di
UNNES.
2. Bapak Drs. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan rekomendasi sehingga
penelitian (skripsi) ini dapat dilaksanakan.
3. Bapak Drs. Haryanto, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kepercayaan kepada penulis
untuk melakukan penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Achmad Sugandi, M.Pd sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberikan kritik, saran dan masukan penting untuk kesempurnaan skripsi
ini.
5. Bapak Drs. Sugeng Purwanto sebagai dosen pembimbing II yang juga telah
memberikan kritik, saran dan masukan penting terhadap skripsi ini.
-
vii
6. Bapak Sutaman, Kepala SD Negeri Barusari 03 Semarang yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian pada lembaga
yang dipimpinnya.
7. Ibu Tanti Puji Astuti, Guru Kelas V SD Negeri Barusari 03 Semarang yang
telah banyak membantu peneliti dalam memberikan informasi tentang model
pembelajaran portofolio yang dilaksanakan di SD Negeri Barusari 03
Semarang.
8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal
kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Semarang, Juni 2005
Penulis
-
viii
ABSTRAK
Anita Sari. 2005. “Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (Studi Kasus di
SD Negeri Barusari 03 Semarang”. Skripsi. Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan . FIP. UNNES. Pembimbing I. Drs. Achmad Sugandi, M.Pd,
Pembimbing II. Drs. Sugeng Purwanto.
Kata Kunci: Model pembelajaran berbasis portofolio
Pembelajaran saat ini perlu lebih menekankan kepada “how” (bagaimana
membelajarkan) daripada “what” (apa yang dibelajarkan). Guru tidak lagi hanya
bertugas memberikan informasi kepada siswa. Tugas guru saat ini diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk mencari informasi baru di luar kelas, karena guru
bukan satu-satunya sumber belajar. Model pembelajaran portofolio merupakan
alternatif cara belajar siswa aktif dan cara mengajar guru aktif, karena sebelum,
selama dan sesudah proses pembelajaran guru dan siswa dihadapkan pada
sejumlah kegiatan. Diharapkan siswa akan mendapatkan banyak manfaat baik
hasil belajar utama maupun hasil pengiring akademik dan sosial. SD Negeri
Barusari 03 Semarang merupakan salah satu sekolah dasar yang menerapkan
pembelajaran portofolio sejak dua tahun yang lalu. Bagaimana proses
pembelajaran portofolio yang dilaksanakan dan kendala-kendala apa yang dialami
dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio di SD Negeri Barusari 03 Semarang?
Tujuan penelitian ini untuk mengungkap pelaksanaan pembelajaran portofolio dan
kendala-kendala yang dialami di SD Negeri Barusari 03 Semarang.
Fokus penelitian yaitu pelaksanaan dan kendala-kendala pembelajaran
portofolio yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD Negeri Barusari 03
Semarang. Data diungkap dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sumber informan yaitu kepala sekolah, guru kelas V dan Siswa kelas V. Data
dianalisis dengan teknik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran portofolio di SD
Negeri Barusari 03 Semarang dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran yaitu:
apersepsi, kegiatan inti dan evaluasi. Pada tahap apersepsi guru memberikan
gambaran tentang konsep sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan melalui metode tanya jawab. Maksud dan tujuan apersepsi ini untuk
menggali pengetahuan yang dimiliki siswa. Pada kegiatan apersepsi lebih
ditekankan pada kegiatan siswa untuk menemukan konsep tertentu. Pada kegiatan
inti pembelajaran, guru menggunakan metode yang bervariasi yaitu tanya jawab,
eksperimen dan permainan. Guru dalam kegiatan ini sebagai fasilitator, sedangkan
siswa lebih ditekankan pada keaktifannya. Dalam pembelajaran ini guru
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran portofolio yaitu prinsip belajar aktif,
kelompok belajar kooperatif, pembelajaran pertisipatorik, mengajar yang reaktif
dan pembelajaran yang menyenangkan. Evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya
pada akhir pembelajaran, tetapi juga dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
portofolio di SD Negeri Barusari 03 Semarang belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan secara ideal, karena ada beberapa kendala baik persiapan maupun
pelaksanaan. Kendala yang dialami dalam tahap persiapan pembelajaran
-
ix
portofolio berkaitan dengan dana. Di samping itu kendala yang dialami guru
dalam persiapan pembelajaran antara lain kesulitan dalam pembuatan silabus,
pembuatan satuan acara pembelajaran, disebabkan karena kurangnya informasi
yang masuk ke guru tentang pembelajaran portofolio. Berhubungan dengan
pelaksanaan pembelajaran portofolio, kendala yang dihadapi karena kurangnya
fasilitas pembelajaran yang ada seperti belum adanya laboratorium sehingga siswa
harus menyiapkan alat sendiri dengan dana swadaya apabila akan melakukan
praktikum. Kendala yang lainnya yaitu belum adanya kerjasama antara sekolah
dengan masyarakat, sehingga guru belum dapat membawa informan sebagai salah
satu sumber belajar.
Direkomendasikan kepada beberapa pihak yang terkait antara lain: 1)
Sekolah perlu menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait sebagai
informan atau sumber belajar, donatur untuk memperlancar proses pembelajaran.
2) Pihak Dinas Pendidikan untuk segera memberikan pelatihan atau seminar
tentang pembelajaran portofolio, sehingga guru lebih memahami konsep
portofolio sebagai pembelajaran dan sebagai evaluasi.
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.................................................................................................. i
Persetujuan Pembimbing.................................................................................. ii
Pengesahan....................................................................................................... iii
Pernyataan........................................................................................................ iv
Motto dan Persembahan................................................................................... v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xii
Daftar bagan, gambar, dan tabel ..................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. ..............................................................................................L
atar Belakang................................................................................. 1
B. .............................................................................................. I
dentifikasi Masalah........................................................................ 7
C. ..............................................................................................P
erumusan Masalah......................................................................... 8
D. ..............................................................................................T
ujuan Penelitian ............................................................................. 8
E................................................................................................M
anfaat Penelitian ............................................................................ 9
F................................................................................................Pemb
atasan Istilah dalam Judul.............................................................. 9
G. .............................................................................................Siste
matika Skripsi............................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 13
A. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio..................................... 13
-
xi
B. Teori Konstruktivisme dan Model Pembelajaran
Berbasis Portofolio ........................................................................ 56
C. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Model Pebelajaran
Berbasis Porotofolio ...................................................................... 65
D. Kerangka Berpikir ......................................................................... 70
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 72
A. Desain Penelitian............................................................................ 72
B. Tahap-tahap Penelitian................................................................... 73
C. Informan Penelitian........................................................................ 77
D. Fokus Penelitian ............................................................................. 77
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 78
F. Objektifitas dan Keabsahan Data ................................................... 80
G. Proses Pencatatan Data dan Teknik Analisis Data......................... 84
BAB IV PENYAJIAN DATA ......................................................................... 90
A. Deskripsi Penemuan Data .............................................................. 90
B. Analisis Data .................................................................................. 115
BAB V TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA .......................... 151
A. ..............................................................................................Credi
bility ..................................................................................................... 151
B. ..............................................................................................Trans
ferability ............................................................................................... 153
C. ..............................................................................................Depe
ndability ............................................................................................... 154
D. ..............................................................................................Konfi
rmability ............................................................................................... 155
-
xii
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................ 156
A. Simpulan ....................................................................................... 156
B. Rekomendasi .................................................................................. 157
Daftar Pustaka .................................................................................................. 158
Lampiran .......................................................................................................... 160
-
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian .............................................. 160
Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................... 162
Lampiran 3 Transkrip Hasil Wawancara........................................................ 163
Lampiran 4 Transkrip Hasil Observasi .......................................................... 179
-
xiv
DAFTAR
BAGAN, GAMBAR DAN TABEL
Halaman
Daftar Bagan
Bagan 1. Hubungan KBK dengan Model Pembelajaran Portofolio................ 71
Bagan 2. Tahapan analIsis data kualitatif........................................................ 88
Daftar Gambar
Gambar 1. Proses apersepsi guru dengan memberikan contoh konkret 112
Gambar 2. Siswa aktif melakukan praktikum tentang perubahan energi ....... 113
Gambar 3. Prinsip belajar sambil bermain ..................................................... 113
Gambar 4. Proses pengambilan kesimpulan................................................... 113
Gambar 5. Contoh hasil karya siswa .............................................................. 115
Daftar Tabel
Tabel 1. Hasil observasi tentang pembuatan silabus ....................................... 133
Tabel 2. Hasil observasi tentang pembuatan satuan acara pembelajaran....... 133
Tabel 3. Hasil observasi tentang pembuatan rencana pembelajaran ............... 134
Tabel 4. Hasil observasi tentang pembelajaran partisipatorik dan CBSA....... 135
Tabel 5. Hasil observasi tentang kelompok belajar kooperatif ....................... 136
Tabel 6. Hasil observasi tentang pembelajaran reaktif reactive learning........ 137
Tabel 7. Hasil observasi tentang pembelajaran yang menyenangkan ............. 138
Tabel 8. Hasil observasi tentang sarana prasana dan media pembelajaran ..... 139
Tabel 9. Hasil observasi tentang kondisi siswa............................................... 141
Tabel 10. Hasil observasi tentang penilaian.................................................... 143
-
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
UU SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara”
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, dunia pendidikan
dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang handal. Sumber daya
yang dimaksud tidak tercipta hanya melalui pendidikan tinggi, melainkan diawali
dari pendidikan dasar dan menengah. Pendidikan dalam kajian ini untuk
selanjutnya adalah dalam konteks pendidikan formal, maka yang dimaksud
pendidikan adalah pembelajaran.
Pembelajaran saat ini perlu lebih menekankan how (bagaimana
membelajarkan) daripada what (apa yang dibelajarkan). Guru tidak lagi hanya
bertugas memberikan informasi kepada siswa. Tugas guru saat ini diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk mencari informasi baru diluar kelas di sekolah.
Belajar tidak hanya disekolah, belajar juga dapat dilakukan diluar sekolah.
Guru tidak harus menyampaikan pelajaran sesuai dengan kurikulum,
tetapi dituntut dapat mengembangkan potensi siswanya. Artinya, pembelajaran
-
xvi
tidak lagi terikat dan dibatasi dinding-dinding kelas. Guru dituntut
mengembangkan metode secara kreatif dan inovatif. Guru bukan lagi sebagai
pusat pembelajaran, melainkan sebagai fasilitator. Sumber pembelajaran bisa
berupa buku, lingkungan, dan masyarakat, termasuk internet.
Dengan demikian, siswa akan menyukai materi yang diberikan, bahkan
akan terus menuntut untuk maju serta menemukan hal-hal baru pada bidang yang
diminati untuk membangun kompetensi diri.
Waktu pembelajaran dikelas sangat terbatas, mustahil siswa dapat
memahami seluruh materi yang diajarkan dalam waktu yang terbatas tersebut.
Akan lebih baik jika para siswa diberi garis besar materi lalu ditunjukkan manfaat
dari materi yang dipelajarinya dan diberikan alat-alat untuk mendalami materi
lebih jauh diluar kelas. Jadi dalam pembelajaran terjadi proses membangun atau
mengkonstruksi pengetahuan, yang melibatkan diri siswa yang sedang belajar
dengan pengetahuan yang sedang dipelajarinya Setelah itu diadakan diskusi
untuk membahas materi tersebut.
Setiap bentuk pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan produk
dalam bentuk sumber daya manusia sesuai dengan tingkat tujuan pendidikannya,
serta kebutuhan masyarakat. Wardiman Djojonegoro (1993) menghendaki agar
bangsa yang produktif dikembangkan lewat sumber daya manusia yang
berbudaya. Hal ini sesuai dengan pengaitan antara dunia pendidikan dengan dunia
pembangunan, khususnya dunia kerja yang terkenal dengan istilah Link and
Match.
-
xvii
Paradigma baru pendidikan, menghendaki dilakukan inovasi yang
terintegrasi dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang
dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kebiasaan guru dalam
mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui
pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes akan sangat bermanfaat dalam
menentukan tingkat penguasaan siswa dan dalam evaluasi keefektifan proses
pembelajaran.
Informasi yang akurat tentang hasil belajar, minat dan kebutuhan siswa
hanya dapat diperoleh melalui asesmen dan evaluasi yang efektif. Penilaian yang
biasa digunakan dalam sistem pendidikan kita adalah melalui deskripsi kuantitatif,
yaitu tes (tertulis). Sedangkan asesmen yang sedang berkembang saat ini adalah
penilaian portofolio yang disinyalir memiliki banyak manfaat baik bagi guru
maupun bagi siswa.
Misi GBHN 1999 dalam bidang pendidikan adalah mewujudkan sistem
pendidikan dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu untuk
memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas,
sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia
Indonesia.
Dalam kaitannya dengan tuntutan akan demokratisasi pada era reformasi
saat ini, kelemahan utama dalam sistem pendidikan di Indonesia ialah pelaksanaan
proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya pengembangan siswa
yang dinamis dan budaya berpikir kritis. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang
-
xviii
Nomor 22 tahun 2000 Bab XI tentang Program Pendidikan Nasional dicantumkan
bahwa tantangan yang dihadapi dunia pendidikan yaitu budaya berpikir kritis
yang masih rendah.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya suatu model pembelajaran sebagai
alternatif untuk mewujudkan misi GBHN dan sekaligus menjawab tantangan yang
dihadapi dunia pendidikan seperti yang dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 22 tahun 2000 tersebut.
Model Pembelajaran Berbasis Portofolio merupakan alternatif Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA). Karena
sebelum, selama dan sesudah proses belajar mengajar guru dan siswa dihadapkan
pada sejumlah kegiatan. Diharapkan siswa akan mendapat banyak manfaat baik
hasil belajar utama maupun hasil pengiring akademik dan sosial.
Pola fikir pembelajaran siswa perlu diubah dari sekedar memahami
konsep kearah kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep
lain prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Sebagaimana paradigma pendidikan
yang digariskan oleh UNESCO dalam empat misi pendidikan menuju abad 21
yang dikutip Akhmad Hidayatullah al Arifin dan Endah Sulistyowati (2002:1-2),
yaitu :
a. Belajar untuk berfikir (learning to think)
b. Belajar untuk berbuat (learning to do)
c. Belajar untuk hidup bersama (learning to life)
d. Belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be)
-
xix
Sebagai suatu inovasi, model pembelajaran berbasis portofolio tidak
memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru laksana botol kosong yang
diisi dengan ilmu pengetahuan. Melalui model pembelajaran berbasis portofolio
siswa diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik, sosial, mapun budaya, sehingga mampu membangun
pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (learning to know).
Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun
pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi
dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live
together) akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan
melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan
perbedaan hidup.
Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun
makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk
melakukan proses itu. Artinya memberikan waktu yang cukup untuk berpikir
ketika siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk
membangun sendiri gagasannya. Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai
usaha siswa walaupun hasilnya belum memuaskan, dan menantang siswa
sehingga berbuat dan berpikir merupakan strategi guru yang memungkinkan siswa
menjadi pembelajar seumur hidup. Tanggung jawab belajar berada pada diri
siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong
motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
-
xx
Terdapat beberapa prinsip belajar, yaitu :
1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas.
2. Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi
problematik.
3. Belajar dengan pemahaman akan lebih bermakna daripada belajar dengan
hapalan.
4. Belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil daripada belajar secara
terbagi-bagi.
5. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu
sendiri.
6. Belajar merupakan proses yang kontinu.
7. Proses memerlukan metode yang tepat.
8. Belajar memerlukan minat dan perhatian siswa (Fajar, 2002:10-11).
Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat digolongkan dalam 5 hal,
yaitu :
1. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan
eksperimen dan demonstrasi.
2. Aktivias lisan (oral activities) seperti bercerita, menyanyi, membaca sajak,
tanya jawab, diskusi.
3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah.
4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, melukis, menari.
-
xxi
5. Aktivitas menulis (writting activities) seperti mengarang, membuat
makalah (Fajar, 2002:13).
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk
perubahan konsep berpikir tersebut, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang
dirancang untuk membantu siswa dalam memahami teori secara mendalam
melalui pengalaman belajar praktik empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi
program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi
siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri
untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah dan antar anggota
masyarakat (Budimansyah, M.Si, 2002:3)
Maka dari itu penulis merasa perlu mengadakan suatu penelitian dengan
tema model pembelajaran berbasis portofolio, untuk mengetahui pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dan kendala-kendalanya di SD Negeri Barusari 03
Semarang.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diperoleh suatu
pengamatan dan analisis inovasi pembelajaran yang menyebabkan sumber daya
manusia Indonesia tidak mengalami peningkatan, sehingga muncul identifikasi
masalah yang diantaranya adalah:
1. Peningkatan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dapat
ditempuh salah satunya dengan cara penggunaan inovasi pembelajaran
yang lebih menekankan how (bagaimana membelajarkan siswa) daripada
what (apa yang dibelajarkan kepada siswa).
-
xxii
2. Dalam proses belajar mengajar, guru bukan lagi sebagai pusat
pembelajaran melainkan hanya sebagai fasilitator pembelajaran sehingga
model pembelajaran alternatif yang dikembangkan adalah Cara Belajar
Siswa Aktif dan Cara Mengajar Guru Aktif.
3. Kelemahan utama dalam sistem pendidikan di Indonesia ialah pelaksanaan
proses pembelajaran yang kurang mendorong terjadinya pengembangan
siswa yang dinamis dan budaya berpikir kritis.
Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, maka inovasi model
pembelajaran yang dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis
portofolio sangatlan perlu dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia.
C. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang akan dipecahkan/ dicari solusinya dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran berbasis portofolio di SD
Negeri Barusari 03 Semarang?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan model
pembelajaran berbasis portofolio di SD Negeri Barusari 03 Semarang?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran secara objektif tentang pelaksanaan model
pembelajaran berbasis portofolio di SD Negeri Barusari 03 semarang.
-
xxiii
2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam
pelaksanaan model pembelajaran berbasis portofolio di SD Negeri
Barusari 03 semarang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, manfaat
yang diharapkan adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan bagi
dunia pendidikan.
b. Hasil penelitian dapat menjadi sumber bahan yang penting bagi para
peneliti bidang pendidikan.
c. Memberi rekomendasi para peneliti lain untuk melakukan penelitian yang
sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas dan
mendalam.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru di SD Negeri
Barusari 03 Semarang, sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan
langkah-langkah efektif bidang pendidikan, terutama yang berhubungan
dengan model pembelajaran berbasis portofolio.
F. PEMBATASAN ISTILAH DALAM JUDUL
Untuk memudahkan dan menghindari salah pengertian terhadap
penelitian ini, maka akan lebih jelas apabila penulis memberikan pengertian dan
batasan masing-masing istilah, yaitu sebagai berikut:
-
xxiv
1. Model adalah suatu tipe atau desain, suatu deskripsi atau analogi yang
dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat
dengan langsung diamati (Komaruddin dan Yooke Tjuparman, S,
2000:152)
2. Pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan atau
pemahaman atau keterampilan (termasuk penguasaan kognitif, afektif dan
psikomotor) melalui studi, pengajaran atau pengalaman (Komaruddin dan
Yooke Tjuparman, S, 2000:179)
3. Berbasis dapat diartikan “berdasar pada” atau “berfokus pada”.
4. Portofolio sebagai konsep pembelajaran atau model pembelajaran (model
pembelajaran berbasis portofolio) yaitu suatu bentuk inovasi pembelajaran
yang dirancang untuk membantu siswa memahami teori secara mendalam
melalui pengalaman belajar secara empirik (Budimansyah, 2002:3).
5. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan
atau menginterpretasi suatu kasus (case) dalam konteksnya secara natural
tanpa adanya intervensi dari pihak luar (Salim, 2001:93).
6. SD Negeri Barusari 03 Semarang adalah tempat dimana penelitian ini akan
berlangsung.
G. SISTEMATIKA SKRIPSI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
-
xxv
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Pembatasan Istilah dalam Judul
G. Sistematika Skripsi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
B. Teori Konstruktivisme dan Model Pembelajaran Berbasis
Portofolio
C. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio
D. Kerangka Berfikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Tahap-tahap Penelitian
C. Informan Penelitian
D. Fokus Penelitian
E. Metode Pengumpulan Data
F. Objektivitas dan Keabsahan Data
G. Proses Pencatatan dan Teknik Analisis Data
BAB IV PENYAJIAN DATA
A. Deskripsi Penemuan Data
B. Analisis data
-
xxvi
BAB V TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
A. Credibility
B. Transferability
C. Dependability
D. Konfirmability
BAB VI SIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Simpulan
2. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xxvii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, istilah Portofolio mulai
banyak dikenal seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Banyak para ahli yang memberi batasan tentang
Portofolio, antara lain sebagai berikut :
Menurut Dasim Budimansyah (2002:1) Portofolio dapat diartikan
sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial paedagogis
maupun sebagai adjective. Sebagai suatu wujud benda fisik Portofolio
adalah bundel, yaitu kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang
disimpan dalam pada suatu bundel. Misalnya hasil test awal (pree-test),
tugas-tugas piagam penghargaan, hasil test akhir (post-test) dan sebagainya.
Sebagai suatu proses sosial paedagogis, Portofolio adalah collection of
learning experience yang terdapat di dalam pikiran siswa baik yang
berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan
sikap (afektif). Adapun sebagai suatu adjective Portofolio sering
disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran
maka dikenal istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based
learning), sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka
dikenal istilah penilaian berbasis portofolio (portfolio based assessment).
-
xxviii
Paulson (191:60) mendefinisikan Portofolio sebagai kumpulan
pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan
mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup
partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan
bukti refleksi diri.
Menurut Gronlund (1998:159) Portofolio mencakup berbagai
contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang
harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio.
Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan
belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak
lain yang tertarik berkepentingan.
Portofolio dapat digunakan untuk mendokumentasikan
perkembangan siswa. Karena menyadari proses belajar sangat penting untuk
keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat
kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap
keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa
atau catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan
teratur. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa,
jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan
hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan
atau jurnal yang dibuat siswa.
-
xxix
Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa,
tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan
yang bekerja sama secara kooperatif dalam memecahkan masalah. Karya
terpilih dari portofolio yang harus menjadi kumpulan karya siswa harus
yang dapat menggambarkan usaha terbaik siswa dalam mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan atau kata lain Portofolio bukanlah kumpulan bahan-
bahan yang asal comot yang tidak relevan atau kurang signifikan dengan
bahan atau topik pembelajaran.
2. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Model pembelajaran berbasis portofolio mengacu pada sejumlah
prinsip dasar pembelajaran. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang
dimaksud adalah prinsip belajar siswa aktif (student active learning),
kelompok belajar kooperatif (cooperative learning), pembelajaran
partisipatorik, mengajar yang reaktif (reactive learning) dan pembelajaran
yang menyenangkan (joyfull learning) (Budimansyah, 2002:8).
a. Prinsip belajar siswa aktif
Proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian, model ini
menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh
proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan
lapangan dan pelaporan.
Dalam fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat
mengidentifikasi masalah dengan mengunakan teknik bursa ide (brain
-
xxx
strorming). Setiap siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik
baginya, tentu saja yang berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah
masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih satu
masalah untuk kajian kelas.
Dalam fase kegiatan lapangan, aktivitas siswa lebih tampak.
Dengan berbagai teknik mereka mengumpulkan data dan informasi
yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang menjadi kajian
kelas mereka.
Pada fase pelaporan aktivitas mereka berfokus pada pembuatan
portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi disusun secara
sistematis dan disimpan pada sebuah bundel. Adapun data dan informasi
yang paling penting dan menarik (eyes catching) ditempel pada
portofolio seksi penayangan yaitu papan panel yang terbuat dari kardus
bekas atau bahan lain yang tersedia. Setelah portofolio selesai dibuat,
dilakukan public hearing dalam kegiatan show case dihadapan dewan
juri.
b. Kelompok belajar kooperatif
Proses pembelajaran dengan model ini juga menerapkan
prinsip belajar kooperatif yaitu proses pembelajaran yang berbasis
kerjasama. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar siswa dan
antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerjasama sekolah
dengan orang tua siswa dan lembaga terkait.
-
xxxi
Kerjasama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah
memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Dengan komponen-
komponen sekolah juga sering kali harus dilakukan kerjasama, misalnya
pada saat para siswa hendak mengumpulkan data dan informasi
lapangan sepulang sekolah. Orang tua perlu juga diberi pemahaman,
manakala anaknya pulang agak terlambat dari sekolah karena
melakukan kunjungan lapangan terlebih dahulu.
Kerjasama dengan lembaga terkait diperlukan pada saat para
siswa merencanakan mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau
suatu kawasan yang menjadi tanggung jawab lembaga tertentu.
c. Pembelajaran partisipatorik
Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip
dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar
sambil melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu
adalah siswa belajar hidup berdemokrasi.
Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas,
memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan menerima pendapat
yang didukung suara terbanyak. Pada saat berlangsungnya perdebatan,
siswa belajar mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang
lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik,
dengan tetap berkepala dingin. Proses ini mendukung adagium yang
menyatakan bahwa “democracy is not in heredity but learning”
(demokrasi itu tidak diwariskan, tetapi dipelajari dan dialami).
-
xxxii
Oleh karena itu mengajarkan demokrasi harus dalam suasana
yang demokratis dan untuk mendukung kehidupan yang demokratis
(teaching democracy in and for democracy). Tujuan ini hanya dapat
dicapai dengan belajar sambil melakoni atau dengan kata lain harus
menggunakan prinsip belajar partisipatorik.
d. Reactive learning
Untuk menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio,
guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai
motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan dapat
tercipta jika guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi
pelajaran bagi kehidupan nyata.
Ciri guru reaktif diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menjadikan siswa sebagi pusat kegiatan belajar
b. Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan
dipahami siswa
c. Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan
membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna
bagi kehidupan siswa
d. Segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat
siswa bosan. Jika hal ini terjadi maka ia segera menanggulanginya
(Budimansyah, 2002:12-13).
Model pembelajaran berbasis portofolio mensyaratkan guru
yang reaktif, sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan model ini, siswa
-
xxxiii
ragu dan bahkan malu untuk mengemukakan pendapat. Hal tersebut
terjadi karena secara empirik potensi dan kemampuan siswa yang
bervariasi.
e. Joyfull learning
Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun
materi pelajaran, apabila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan
maka pelajaran tersebut akan mudah dipahami. Sebaliknya walaupun
materi pelajaran tidak terlampau sulit untuk dipelajari, namun apabila
suasana belajar membosankan dan tidak menarik maka pelajaran akan
sulit dipahami.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka agar para siswa mudah
memahami materi pelajaran, mereka harus belajar dalam suasana yang
menyenangkan, penuh daya tarik dan penuh motivasi. Model
pembelajaran berbasis portofolio menganut prinsip dasar bahwa belajar
itu harus dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning). Melalui
model ini para siswa diberi keleluasaan untuk memilih tema belajar
yang menarik bagi dirinya (Budimansyah, 2002:16).
3. Langkah-Langkah Pembelajaran
Sebagai suatu inovasi, model pembelajaran berbasis portofolio
tidak memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru laksana botol
kosong yang diisi dengan ilmu pengetahuan
Sesuai dengan misi pendidikan menuju abad 21 seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya yaitu learning to do, learning to know, learning
-
xxxiv
to be dan learning to live together, terdapat sejumlah langkah-langkah
dalam pembelajaran portofolio, antara lain :
a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat
Selaku warga masyarakat, siswa dibiasakan selalu peka terhadap
masalah-masalah kemasyarakatan dilingkungannya. Siswa harus juga
terampil memecahkan masalah-masalah sosial.
Untuk melakukan identifikasi masalah dalam model
pembelajaran berbasis portofolio dapat ditempuh dua cara yaitu :
� Kegiatan kelompok kecil
Untuk melakukan identifikasi masalah, perlu diawali
dengan diskusi kelas guna berbagi pengetahuan tentang masalah-
masalah di masyarakat. Dalam mengerjakan kegiatan ini, seluruh
siswa hendaknya membaca dan mendiskusikan masalah-masalah
yang ditemukan dalam masyarakat. Setiap kelompok (3-4 anak)
diminta untuk mencari satu masalah lalu mendiskusikannya dalam
kelompok kecil tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dihadapkan
pada sejumlah masalah. Kadang masalah-masalah tersebut datang
silih berganti tetapi juga kadang datang bersamaan. Tugas kita
adalah menghadapi dan memecahkannya, kita tidak boleh
menghindar dari setiap permasalahan yang ada.
-
xxxv
� Pekerjaan rumah
Proses diskusi dalam kelompok kecil guna
mengidentifikasi dan menganalisis masalah belum cukup
memberikan informasi tentang masalah mana yang pantas untuk
dijadikan kajian kelas.
Untuk menentukan masalah yang akan dikaji dalam kelas,
diperlukan informasi yang cukup terutama tentang kelayakan
masalah tersebut untuk dikaji serta ketersediaan sumber-sumber
informasi yang dapat dijadikan rujukan dalam memecahkan
masalah tersebut. Untuk itu para siswa harus diberi pekerjaan
rumah. Ada dua hal yang harus dikerjakan siswa. Pertama,
menemukan lebih banyak masalah yang ada di masyarakat. Kedua,
menemukan kebijakan-kebijakan yang dirancang untuk
memecahkan masalah-masalah tersebut. Tugas pekerjaan rumah ini
meliputi :
o Tugas wawancara
Para siswa dapat melakukan wawancara dengan ayah atau ibu
di rumah, teman, tetangga dan orang lain yang dipandang
memahami masalah yang sedang dianalisis. Dapatkan apa yang
mereka ketahui tentang masalah tersebut dan bagaimana
perasaan mereka berkenaan dengan masalah tersebut.
-
xxxvi
o Mencari informasi dari media cetak
Para siswa dapat membaca buku, majalah atau surat kabar yang
memuat tulisan atau artikel mengenai masalah yang sedang
dianalisis. Untuk memahami posisi tulisan atau artikel tersebut
serta untuk memahami kebijakan apa yang ditawarkan untuk
memecahkan masalah, tentu saja para siswa harus membacanya
dengan seksama dan tidak cukup satu kali. Bawalah bahan-
bahan yang diperoleh ke kelas. Beritahukanlah bahan-bahan
tersebut kepada guru dan teman sekelas.
o Mencari informasi dari media elektronik
Para siswa harus mencari dan mendengarkan laporan berita
pada televisi atau radio yang berkenaan dengan masalah dan
kebijakan-kebijakan untuk menangani masalah tersebut.
Bawalah informasi tersebut ke kelas untuk diberitahukan
kepada guru dan teman sekelas.
b. Memilih masalah untuk kajian kelas
Apabila kelas telah cukup memiliki informasi untuk membuat
keputusan, kelas hendaknya memilih satu masalah atas dasar suara
terbanyak dengan cara :
� Membuat daftar masalah
Setiap kelompok kecil yang telah mengidentifikasi dan
menganalisis masalah dengan dukungan informasi yang memadahi
-
xxxvii
menetapkan satu masalah untuk ditulis dalam daftar masalah di
papan tulis.
Setelah semua masalah terdaftar, salah satu wakil
kelompok diminta menjelaskan alasan pemilihan masalah tersebut,
seberapa penting masalah tersebut bagi masyarakat dan sejauh
mana ketersediaan data dan informasinya dalam memecahkan
masalah.
� Melaksanakan pemungutan suara (voting)
Setelah informasi awal yang menyangkut masalah tersebut
cukup dipahami, maka langkah selanjutnya adalah pemilihan
masalah, agar masalah yang dipilih benar-benar berkualitas.
Pemilihan dapat dilakukan lewat dua tahap :
o Tahap I (secara terbuka)
Setiap siswa memilih tiga masalah prioritas secara terbuka
o Tahap II (secara tertutup)
Dari tiga masalah prioritas pilihan siswa tersebut, dipilih lagi
satu masalah secara tertutup. Dengan demikian akhirnya
terpilih satu masalah yang akan terpilih sebagai kajian kelas.
c. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh
kelas
Terdapat dua kegiatan dalam mengumpulkan informasi tentang
masalah yang akan dikaji oleh kelas, yaitu :
-
xxxviii
� Kegiatan kelas : mengidentifikasi sumber-sumber informasi
Setelah memilih satu masalah untuk dikaji, maka langkah
selanjutnya adalah kelas harus mencari informasi ke sumber-sumber
informasi. Semakin banyak sumber-sumber informasi yang didapat
akan lebih baik. Contoh-contoh sumber informasi antara lain :
perpustakaan, kantor penerbit surat kabar, biro kliping, pakar di
perguruan tinggi, pakar hukum dan hakim, kepolisian, kantor
legislatif, kantor pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan dan
kelompok kepentingan, jaringan informasi elektronik.
� Tugas pekerjaan rumah
Setelah kelas memutuskan sumber-sumber informasi yang
akan dihubungi, langkah berikutnya kelas dibagi ke dalam tim/
kelompok peneliti. Setiap tim harus bertanggung jawab untuk
mengumpulkan informasi yang berbeda dengan cara wawancara.
d. Mengembangkan Portofolio kelas
Dalam mengembangkan portofolio kelas terdapat dua hal yang
harus diperhatikan yaitu spesifikasi portofolio dan kelompok portofolio,
sehingga portofolio tersebut dapat benar-benar dipahami oleh kelas dan
berbagai pihak yang bersangkutan.
� Spesifikasi portofolio
Jika informasi yang didapat dirasa cukup maka mulailah
mengembangkan portofolio kelas. Portofolio yang dikembangkan
meliputi dua seksi, yaitu portofolio seksi penayangan dan seksi
-
xxxix
dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang
akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show case.
Portofolio seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada
binder yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok
portofolio.
o Portofolio seksi penayangan
Bagian ini harus terdiri atas empat lembar papan poster atau papan
busa atau yang sejenisnya, dengan ukuran masing-masing kurang
lebih 75 x 90 cm. Karya dari masing-masing kelompok portofolio
ditempatkan/ ditempelkan pada salah satu dari empat papan poster
tersebut. Bahan-bahan yang ditayangkan dapat meliputi
pernyataan-pernyataan tertulis, daftar sumber informasi, peta,
grafik, foto, gambar, karikatur, karya seni asli dan sebagainya.
o Portofolio seksi dokumentasi
Bagian ini merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik sebagai
dokumen atau bukti penelitian, misalnya berupa berita, artikel,
gambar, foto, grafik dan tabel, data lengkap hasil wawancara, data
hasil analisis bahan cetak dan sebagainya. Bahan-bahan ini harus
disatukan dalam sebuah map jepit (binder) bercincin tiga. Bahan-
bahan tersebut harus dipisahkan kedalam empat bab. Bab pertama,
berisi tentang penjelasan masalah. Bab kedua, tentang kebijakan-
kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah. Bab ketiga,
-
xl
tentang usulan kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Bab
keempat, berisi tentang rencana tindakan.
� Kelompok portofolio
Selanjutnya kelas dibagi kedalam empat kelompok
portofolio. Masing-masing kelompok ditugasi untuk membuat salah
satu bagian dari portofolio kelas. Setiap kelompok portofolio
hendaknya memilih bahan-bahan yang dikumpulkan oleh semua tim
peneliti sesuai dengan keperluannya. Berikut ini adalah tugas-tugas
setiap kelompok portofolio :
o Kelompok portofolio satu : Menjelaskan masalah. Kelompok ini
bertanggung jawab untuk menjelaskan masalah yang akan menjadi
kajian kelas. Kelompok ini juga hendaknya menjelaskan mengapa
masalah tersebut penting dan mengapa tingkat atau badan
pemerintah tertentu harus memecahkan masalah tersebut.
o Kelompok portofolio dua : Mengkaji kebijakan alternatif untuk
mengatasi masalah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk
menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk memecahkan
masalah.
o Kelompok portofolio tiga : Mengusulkan kebijakan publik
untuk mengatasi masalah. Kelompok ini bertanggung jawab
untuk mengusulkan dan menjustifikasi kebijakan publik yang
disepakati kelas untuk memecahkan masalah.
-
xli
o Kelompok portofolio empat : Membuat rencana tindakan.
Kolompok ini bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan
yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi
pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh kelas.
e. Penyajian Portofolio (Show Case)
� Tujuan show case
Setelah portofolio kelas selesai dibuat, kelas dapat
menyajikannya dalam kegiatan show case (gelar kasus) dihadapan
dewan juri (judges). Dewan juri adalah tiga hingga empat orang tokoh
yang mewakili sekolah dan masyarakat. Dewan juri ini akan menilai
penyajian para siswa atas dasar kriteria yang sama seperti yang
digunakan untuk membuat portofolio kelas.
Kegiatan show case memberikan pengalaman berharga
dalam menyajikan ide-ide atau gagasan-gagasan kepada orang lain
dan belajar bagaimana meyakinkan mereka agar dapat memahami
dan menerima ide atau gagasan tersebut. Agar kegiatan ini meriah,
kelas dapat mengundang bapak ibu guru lain, kepala sekolah,
perwakilan siswa dari kelas lain, orang tua siswa atau tokoh-tokoh
masyarakat yang berdedikasi terhadap dunia pendidikan. Ada empat
tujuan pokok dari kegiatan show case ini, yaitu sebagai berikut :
- Untuk menginformasikan kepada hadirin tentang pentingnya
masalah yang diidentifikasi di masyarakat.
-
xlii
- Untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif
untuk mengatasi masalah sehingga hadirin dapat memahami
keuntungan dan kerugian dari setiap kebijakan tersebut.
- Untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas sebagai
kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah.
- Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan
dukungan dalam masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif
yang terkait dengan penyusunan kebijakan publik.
� Persiapan
Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum show case
diadakan adalah portofolio itu sendiri, penyajian lisan, tempat
pelaksanaan, juri dan moderator. Yang harus disiapkan pertama kali
adalah portofolionya sendiri. Pastikan keempat panel portofolio seksi
penayangan yang dibuat oleh masing-masing kelompok sudah
disatukan menjadi portofolio kelas. Pastikan pula bahwa portofolio
seksi dokumentasi yang terdiri atas empat bab sudah selesai disusun.
Komponen kedua adalah penyajian lisan. Para siswa
hendaknya melakukan latihan penyajian secara lisan terlebih dahulu
sebelum menyampaikannya dihadapan hadirin dan dewan juri.
Lakukanlah dihadapan teman-teman sekelas atau teman dari kelas
lain. Para siswa dapat meminta bantuan atau petunjuk orang tua atau
anggota masyarakat lainnya yang berpengalaman daam membuat
penyajian publik. Penyajian lisan hendaknya tidak dikuasai oleh satu
-
xliii
atau dua orang siswa saja. Penyajian lisan hendaknya memperlihatkan
proses belajar kooperatif.
Komponen lain yang harus disiapkan adalah tempat
pelaksanaan. Pilihlah satu ruangan yang cukup representatif, yaitu
yang diperkirakan cukup menampung hadirin yang diundang,
memiliki cukup penerangan, bersih dan jika perlu menggunakan
pengeras suara. Tatalah ruangan sesuai dengan keperluan show case.
Komponen ketiga yang harus disiapkan adalah juri.
Undanglah tiga atau empat orang tokoh yang mewakili sekolah dan
masyarakat. Dewan juri ini akan menilai penyajian para siswa atas
dasar kriteria yang sama seperti yang digunakan untuk membuat
portofolio kelas.
Komponen terakhir yang perlu disiapkan adalah moderator.
Moderator dalam pelaksanaan show case adalah guru pembimbing
kelas yang bersangkutan. Tugas moderator selain memimpin jalannya
pelaksanaan show case, juga harus memberikan pengarahan kepada
anggota dewan juri tentang tugas-tugas juri dan sistem penilaian yang
digunakan. Selain itu moderator harus meminta kesepakatan anggota
dewan juri untuk menetapkan salah seorang dari mereka menjadi
ketua dewan juri. Tugas ini sangat penting demi kelancaran sistem
penjurian pada khususnya dan kelancaran show case pada umumnya.
-
xliv
� Pembukaan
Pertama-tama moderator membuka acara, dilanjutkan
dengan menginformasikan masalah yang dikaji oleh kelas dan
memperkenalkan nama-nama anggota dewan juri sambil
mempersilahkan anggota dewan juri mengamati portofolio kelas.
Waktu yang disediakan untuk fase ini sekitar 10 menit.
� Penyajian lisan kelompok portofolio satu
Setelah pembukaan selesai, selanjutnya moderator
memanggil kelompok portofolio satu untuk memasuki ruangan.
Moderator mempersilahkan juru bicara kelompok memperkenalkan
diri dan mengenalkan nama-nama anggota kelompoknya. Setelah itu
mempersilahkan juru bicara kelompok satu untuk menjelaskan
masalah yang menjadi kajian kelas dihadapan dewan juri selama 5
menit.
� Tanya jawab kelompok portofolio satu
Setelah juru bicara selesai mempresentasikan tugasnya,
moderator mempersilahkan ketua dewan juri untuk mengatur tanya
jawab dengan kelompok portofolio satu. Waktu yang disediakan
untuk tanya jawab sekitar 10 menit. Yang menjawab pertanyaan dari
dewan juri tidak harus juru bicara saja, anggota yang lain juga
diperbolehkan.
-
xlv
� Penyajian lisan kelompok portofolio dua
Moderator memanggil kelompok portofolio dua untuk
memasuki ruangan dan mempersilahkan juru bicara kelompok dua
memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota
kelompoknya. Setelah itu mempersilahkan juru bicara kelompok
untuk mempresentasikan kajian mengenai kebijakan-kebijakan
alternatif untuk mengatasi masalah dihadapan dewan juri selama 5
menit.
� Tanya jawab kelompok portofolio dua
Setelah juru bicara selesai mempresentasikan tugasnya,
moderator mempersilahkan ketua dewan juri untuk mengatur tanya
jawab dengan kelompok portofolio dua tersebut. Waktu yang
disediakan untuk tanya jawab sekitar 10 menit. Yang menjawab
pertanyaan dari dewan juri tidak harus juru bicara saja, anggota yang
lain juga diperbolehkan.
� Selingan
Setelah dua kelompok portofolio selesai mempresentasikan
tugasnya masing-masing, kelas dapat menyajikan selingan berupa
penyajian kreativitas siswa misalnya menyanyi dan menari. Selingan
dimaksudkan untuk menghindari kejenuhan dan sekaligus untuk
meningkatkan daya tarik kegiatan show case itu sendiri. Selain itu
pada saat selingan waktu dapat digunakan dewan juri untuk
-
xlvi
menyelesaikan penilaian kelompok portofolio satu dan dua. Waktu
untuk selingan sekitar 10 menit.
� Penyajian lisan kelompok portofolio tiga
Moderator memanggil kelompok portofolio tiga untuk
memasuki ruangan dan mempersilahkan juru bicara kelompok tiga
memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota
kelompoknya. Setelah itu mempersilahkan juru bicara kelompok
untuk mempresentasikan usulan kebijakan publik untuk mengatasi
masalah dihadapan dewan juri selama 5 menit.
� Tanya jawab kelompok portofolio tiga
Setelah juru bicara selesai mempresentasikan tugasnya,
moderator mempersilahkan ketua dewan juri untuk mengatur tanya
jawab dengan kelompok portofolio tiga tersebut. Waktu yang
disediakan untuk tanya jawab sekitar 10 menit. Yang menjawab
pertanyaan dari dewan juri tidak harus juru bicara saja, anggota yang
lain juga diperbolehkan.
� Penyajian lisan kelompok portofolio empat
Moderator memanggil kelompok portofolio empat untuk
memasuki ruangan dan mempersilahkan juru bicara kelompok empat
memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota
kelompoknya. Setelah itu mempersilahkan juru bicara kelompok
untuk mempresentasikan rencana tindakan (action plan) dihadapan
dewan juri selama 5 menit.
-
xlvii
� Tanya jawab kelompok portofolio empat
Setelah juru bicara selesai mempresentasikan tugasnya,
moderator mempersilahkan ketua dewan juri untuk mengatur tanya
jawab dengan kelompok portofolio empat tersebut. Waktu yang
disediakan untuk tanya jawab sekitar 10 menit. Yang menjawab
pertanyaan dari dewan juri tidak harus juru bicara saja, anggota yang
lain juga diperbolehkan.
� Tanggapan hadirin
Setelah seluruh kelompok portofolio selesai
mempresentasikan tugasnya masing-masing, moderator memberi
kesempatan kepada hadirin untuk menyampaikan tanggapan terhadap
penampilan para siswa. Tanggapan hadirin sangat penting sebagai
umpan balik bagi siswa sendiri maupun bagi guru pembimbingnya.
Pada saat hadirin menyampaikan tanggapan, waktu dapat digunakan
dewan juri untuk menyelesaikan penilaian kelompok portofolio tiga
dan empat. Waktu yang disediakan untuk acara tanggapan sekitar 10
menit.
� Pengumuman dewan juri
Pada akhir show case, dewan juri mengumumkan hasil
penilaian mereka terhadap penampilan para siswa. Penilaian dewan
juri didasarkan pada kualitas portofolio kelas, yang meliputi
portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi dan
penampilan kelompok baik pada saat penyajian lisan maupun pada
-
xlviii
saat tanya jawab. Nilai dari tiap komponen tersebut dijumlahkan
menjadi nilai kelas. Pada saat kompetisi antar kelas, jumlah nilai
inilah yang dijadikan patokan untuk menentukan kejuaraan.
f. Kriteria dan Format Penilaian
� Kriteria Penilaian
Portofolio yang dibuat dikelas hendaknya memenui
sejumlah kriteria tertentu, baik untuk tiap-tiap kelompok portofolio
maupun untuk portofolio keseluruhan. Semakin sesuai dengan kriteria
yang diminta, portofolio yang dibuat kelas tentunya akan semakin
baik. Sebaliknya semakin tidak sesuai dengan kriteria yang ada, maka
portofolio tersebut semakin tidak baik. Kriteria untuk tiap-tiap
kelompok portofolio tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kelengkapan
- Apakah setiap bagian memuat bahan sesuai dengan tugas
kelompok masing-masing?
- Apakah para siswa telah memasukkan lebih dari yang
diperlukan?
2) Kejelasan
- Apakah portofolio disusun dengan baik ?
- Apakah portofolio ditulis dengan jelas, sesuai dengan kaidah
tata bahasa dan menurut ejaan yang benar?
- Apakah hal-hal pokok dan argumen-argumen mudah untuk
dipahami?
-
xlix
3) Informasi
- Apakah informasi akurat?
- Apakah informasi mencakup fakta utama dan konsep-konsep
penting?
- Apakah informasi yang dimasukkan penting untuk memahami
masalah kajian kelas?
4) Dukungan
- Apakah portofolio memuat contoh-contoh untuk menjelaskan
atau mendukung hal-hal pokok?
- Apakah portofolio memuat penjelasan yang mendalam untuk
hal-hal pokok?
5) Data grafis
- Apakah data grafis yang ditayangkan berkaitan dengan isi dari
bagian portofolio?
- Apakah data grafis dimaksud memberikan informasi?
- Apakah data grafis yang ditayangkan itu diberi judul?
- Apakah data grafis yang ditayangkan membantu orang lain
memahami portofolio dengan baik?
6) Dokumentasi
- Apakah hal-hal pokok dari setiap bagian portofolio
didokumentasikan?
- Apakah portofolio disusun berdasarkan sumber-sumber yang
beragam dan terpercaya?
-
l
- Apabila para siswa mengutip atau menyadur karya orang lain,
apakah menyebutkan sumbernya?
- Apakah dokumentasi yang disusun berkaitan dengan portofolio
yang ditayangkan?
- Apakah sumber informasi yang dipilih adalah sumber informasi
terbaik dan terpenting?
7) Argumen kekonstitusionalan
- Apakah data penjelasan bahwa kebijakan publik yang diusulkan
kelas tidak melanggar konstitusi?
- Apakah ada penjelasan bahwa kebijakan publik yang diusulkan
kelas tidak melanggar peraturan perundang-undangan lainnya?
Disamping portofolio untuk tiap kelompok, portofolio
keseluruhan pun hendaknya memenuhi sejumlah kriteria tertentu.
Adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1) Persuasif
- Apakah portofolio yang disusun memberikan bukti yang cukup
bahwa masalah yang dipilih itu penting?
- Apakah kebijakan publik yang diusulkan secara langsung
mengarah pada masalah?
- Apakah portofolio yang disusun menjelaskan begaimana para
siswa dapat memperoleh dukunga publik untuk kebijakan yang
diusulkan?
-
li
2) Kegunaan
- Apakah usulan kebijakan publik kelas praktis dan realistis?
- Apakah rencana kelas untuk memperoleh dukungan bagi
kebijakan yang diusulkan realistis
3) Koordinasi
- Apakah setiap bagian dari empat bagian portofolio seksi
penayangan berkaitan dengan bagian-bagian yang lainnya
tanpa mengulang informasi?
- Apakah portofolio seksi dokumentasi memberikan bukti untuk
mendukung portofolio seksi penayangan?
4) Refleksi
- Apakah bagian refleksi dan evaluasi pembuatan portofolio
menunjukkan bahwa para siswa telah memikirkan secara
cermat tentang pengalaman belajarnya?
- Apakah para siswa memperlihatkan bahwa dirinya telah belajar
dari pengalaman membuat portofolio.
� Kriteria Penyajian Lisan
Tujuan penyajian lisan portofolio adalah untuk
membelajarkan siswa menyajikan dan mempertahankan pendapat
yang rasional berkaitan dengan upaya mempengaruhi kebijakan
publik. Untuk menilai baik buruknya penyajian lisan, hendaknya
berpedoman pada sejumlah kriteria berikut :
-
lii
Kriteria penyajian lisan untuk setiap kelompok :
1) Signifikasi: apakah kelompok memilih aspek-aspek terpenting dari
portofolionya untuk disajikan secara lisan?
2) Pemahaman: apakah penyaji memahami hakekat dan ruang
lingkup masalah, kebijakan-kebijakan alternatif yang mereka
identifikasi, kebijakan publik kelas dan rencana tindakan?
3) Argumentasi: apakah kelompok dalam menyajikan dan
mempertahankan pendapat-pendapatnya cukup memadai?
4) Responsif : apakah jawaban penyaji sesuai dengan pertanyaan
yang diajukan dewan juri?
5) Kerjasama kelompok: apakah sebagian besar siswa berpartisipasi
dalam penyajian? Adakah bukti tanggung jawab bersama?
Apakah para penyaji menghargai pendapat orang lain:
Kriteria penyajikan lisan keseluruhan :
1) Persuasif: apakah penyajian lisan secara keseluruhan menimbulkan
daya tarik untuk menerima kebijakan publik yang diusulkan oleh
kelas?
2) Kegunaan: apakah kebijakan yang diusulkan dan pendekatan-
pendekatan yang digunakan untuk memperoleh dukungan bagi
kebijakan tersebut realistis? Apakah kelas mempertimbangkan
hambatan-hambatan nyata?
-
liii
3) Koordinasi: apakah antar penyaji dari keempat kelompok
penyajian ada hubungannya yang jelas? Apakah setiap penyajian
dibangun dan diperluas atas dasar penyajian sebelumnya?
4) Refleksi: apakah penyajian siswa menunjukkan bahwa mereka
merefleksi dan belajar dari pembuatan portofolio?
� Format Penilaian
Format penilaian portofolio meupun penyajian lisan
dikembangkan dengan mengacu pada kriteria portofolio dan kriteria
penyajian lisan. Format penilaian portofolio terdiri atas penilaian tiap
bagian dan tiap seksi portofolio. Tiap bagian portofolio maksudnya
adalah tiap panel portofolio, yaitu panel pertama yaitu yang dibuat
oleh kelompok portofolio satu, panel kedua yang dibuat oleh
kelompok portofolio dua, panel ketiga yang dibuat oleh kelompok
portofolio tiga dan panel keempat yang dibuat oleh kelompok
portofolio empat. Tiap seksi portofolio maksudnya adalah portofolio
seksi penayangan dan seksi dokumentasi.
Adapun format penilaian penyajian lisan terdiri atas
penilaian terhadap penyajian lisan masing-masing kelompok, yaitu
kelompok portofolio satu, dua, tiga dan empat serta penilaian
terhadap penyajian lisan keseluruhan. Format penilaian tersebut
masing-masing akan diuraikan tersebut di bawah ini:
-
liv
1) Lembar Penilaian Portofolio : Panel Satu
Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5,
dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Kelengkapan
Memuat deskripsi tentang :
• Tingkat keseriusan dan
ketersebaran masalah di
masyarakat, negara dan
bangsa
• Siapa yang bertanggung
jawab untuk menangani
masalah
• Memadai tidaknya
kebijakan publik saat ini
untuk mengatasi masalah
• Ketidaksepakatan dalam
masyarakat, jika ada,
tentang masalah
• Individu dan kelompok
utama yang berpihak pada
masalah dan analisis
posisinya
2. Kejelasan
• Tersusun dengan baik
• Tertulis dengan baik
-
lv
• Mudah dipahami
3. Informasi
• Akurat
• Cukup memadai
• Penting
4. Dukungan
• Memuat contoh untuk hal-
hal utama
• Memuat alasan yan baik
5. Data grafis
• Berkaitan dengan isi tiap
bagian
• Diberi judul dengan tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman
6. Bagian dokumentasi
• Cukup memadai
• Data dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
• Selektif
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
2) Lembar Penilaian Portofolio : Panel Dua
Mengkaji Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5,
dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
-
lvi
No Kriteria Skor Catatan
1. Kelengkapan
Deskrispi tentang kebijakan alternatif
yang meliputi :
• Keuntungan
• Kerugian
• Pendukung
• Penentang
2. Kejelasan
• Tersusun dengan baik
• Tertulis dengan baik
• Mudah dipahami
3. Informasi
• Akurat
• Cukup memadai
• Penting
4. Dukungan
• Memuat contoh untuk hal-hal
utama
• Memuat alasan yang baik
5. Data grafis
• Berkaitan dengan isi tiap bagian
• Diberi judul dengan tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman
6. Bagian dokumentasi
• Cukup memadai
• Data dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
-
lvii
• Selektif
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
3) Lembar Penilaian Portofolio : Panel Tiga
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5,
dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Kelengkapan
Memuat deskripsi tentang :
• Kebijakan yang dianjurkan oleh
kelas
• Keuntungan dan kerugiannya
• Argumentasi kekonstitusionalan
• Lembaga pemerintah mana yang
seharusnya melaksanakan
kebijakan yang diusulkan dan
mengapa
2. Kejelasan
• Tersusun dengan baik
• Tertulis dengan baik
• Mudah dipahami
3. Informasi
• Akurat
• Cukup memadai
• Penting
-
lviii
4. Dukungan
• Memuat contoh untuk hal-hal
utama
• Memuat alasan yang baik
5. Data grafis
• Berkaitan dengan isi tiap bagian
• Diberi judul dengan tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman
6. Bagian dokumentasi
• Cukup memadai
• Data dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
• Selektif
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
4) Lembar Penilaian Portofolio : Panel Empat
Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5,
dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Kelengkapan
Memuat deskripsi tentang :
• Para pendukung di masyarakat
• Para penentang di masyarakat
• Para pendukung di pemerintah
-
lix
• Para penentang di pemerintah
• Penjelasan tentang bagaimana
individu masing-masing individu
dapat diyakinkan untuk
mendukung kebijakan
2. Kejelasan
• Tersusun dengan baik
• Tertulis dengan baik
• Mudah dipahami
3. Informasi
• Akurat
• Cukup memadai
• Penting
4. Dukungan
• Memuat contoh untuk hal-hal
utama
• Memuat alas an yan baik
5. Data grafis
• Berkaitan dengan isi tiap bagian
• Diberi judul dengan tepat
• Memberikan informasi
• Meningkatkan pemahaman
6. Bagian dokumentasi
• Cukup memadai
• Data dipercaya
• Berkaitan dengan tayangan
• Selektif
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
-
lx
5) Lembar Penilaian Portofolio Keseluruhan
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada bagian portofolio dengan skala 1-5,
dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Persuasif
Memberikan alasan yang meyakinkan
bahwa :
• Masalah yang dikaji adalah penting
• Kebijakan yang diusulkan
mengarah pada masalah
• Kebijakan yang diusulkan adalah
konstitusional
2. Kegunaan
• Kebijakan yang diusulkan bersifat
realistis
• Pendekatan untuk memperoleh
dukungan adalah realistis
• Mempertimbangkan hambatan-
hambatan nyata
3. Koordinasi
Bagian-bagain portofolio :
• Berkaitan dengan yang lain
• Menghindari pengulangan
informasi
-
lxi
4. Refleksi
• Menunjukkan terjadinya refleksi
• Menunjukkan terjadinya proses
belajar
Jumlah
Skor total
(skor bagian 1-4 ditambah skor portofolio keseluruhan)
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
Bagian + Bagian + Bagian + Bagian + Keselu = Total
Satu Dua Tiga Empat ruhan
Keterangan Skor:
90 - 100 = Istimewa Penilai : ….
80 – 89 = Sangat Baik Tanggal : ….
70 – 79 = Rata-rata
0 – 69 = Dibawah rata-rata
6) Lembar Penilaian Penyajian Lisan : Kelompok Satu
Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada kelompok portofolio satu dengan
skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Signifikasi
• Seberapa besar tingkat
kebermaknaan informasi yang
-
lxii
dipilih siswa berkaitan dengan
bagian portofolionya yang akan
disajikan?
2. Pemahaman
• Seberapa baik tingkat pemahaman
siswa terhadap hakekat dan ruang
lingkup masalah?
3. Argumentasi
• Seberapa baik alasan yang diberikan
siswa bahwa masalah yang
dipilihnya signifikan?
4. Responsif
• Seberapa besar tingkat kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan
yang diajukan oleh juri?
5. Kerjasama Kelompok
• Seberapa besar kontribusi para
anggota kelompok terhadap
penyajian?
• Adakah bukti tanggung jawab
bersama?
• Apakan para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya?
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
7) Lembar Penilaian Penyajian Lisan : Kelompok Dua
Mengkaji Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada kelompok portofolio dua dengan
skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
-
lxiii
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Signifikasi
• Seberapa besar tingkat
kebermaknaan informasi yang
dipilih siswa berkaitan dengan
bagian portofolionya yang akan
disajikan?
2. Pemahaman
• Seberapa baik tingkat pemahaman
siswa terhadap kebijakan-kebijakan
alternative yang mereka
identifikasi?
3. Argumentasi
• Seberapa baik siswa menjelaskan
keuntungan dan kerugian dari setiap
kebijakan yang disajikan?
• Seberapa baik mereka mendukung
penjelasan dalam menjawab
pertanyaan juri?
4. Responsif
• Seberapa besar tingkat kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan
yang diajukan oleh juri?
5. Kerjasama Kelompok
• Seberapa besar kontribusi para
anggota kelompok terhadap
penyajian?
• Adakah bukti tanggung jawab
-
lxiv
bersama?
• Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya?
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
8) Lembar Penilaian Penyajian Lisan : Kelompok Tiga
Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada kelompok portofolio tiga dengan
skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Signifikasi
• Seberapa besar tingkat
kebermaknaan informasi yang
dipilih siswa berkaitan dengan
bagian portofolionya yang akan
disajikan?
2. Pemahaman
• Seberapa baik tingkat pemahaman
siswa terhadap keuntungan-
keuntungan dan kerugian-kerugian
dari kebijakan public yang mereak
usulkan?
3. Argumentasi
• Seberapa baik siswa memberikan
alasan bahwa kebijakan yang
diusulkannya itu merupakan suatu
pendekatan rasional?
-
lxv
4. Responsif
• Seberapa besar tingkat kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan
yang diajukan oleh juri?
5. Kerjasama Kelompok
• Seberapa besar kontribusi para
anggota kelompok terhadap
penyajian?
• Adakah bukti tanggung jawab
bersama?
• Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya?
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
9) Lembar Penilaian Penyajian Lisan : Kelompok Empat
Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor kepada kelompok portofolio empat dengan
skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Signifikasi
• Seberapa besar tingkat
kebermaknaan informasi yang
dipilih siswa berkaitan dengan
bagian portofolionya yang akan
disajikan?
-
lxvi
2. Pemahaman
• Seberapa baik tingkat pemahaman
siswa terhadap langkah-langkah
yang diperlukan agar kebijakan yang
diusulkan dapat diterima oleh
pemerintah?
3. Argumentasi
• Seberapa baik siswa memberi alasan
bahwa rencana tindakannya itu
rasional?
• Seberapa baik mereka menunjukkan
bahwa mereka dapat memperoleh
dukungan dan mengatasi tantangan
dalam masyarakatnya, lembaga
pemerintah dan lembaga legislative
terhadap rencana tindakannya?
• Memadaikah mereka
mempertahankan pendapatnya pada
saat Tanya jawab dengan juri?
4. Responsive
• Seberapa besar tingkat kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan
yang diajukan oleh juri?
5. Kerjasama Kelompok
• Seberapa besar kontribusi para
anggota kelompok terhadap
penyajian?
• Adakah bukti tanggung jawab
bersama?
-
lxvii
• Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya?
Jumlah
Penilai : …. Tanggal : ….
10) Lembar Penilaian Penyajain Lisan Keseluruhan
Untuk setiap criteria, berilah scor kepada bagian penyajian portofolio
keseluruhan dengan skala 1-5, dimana 5 adalah skor tertinggi dan 1 adalah
skor terendah.
1 = rendah; 2 = cukup; 3 = rata-rata; 4 = diatas rata-rata; 5 = istimewa.
No Kriteria Skor Catatan
1. Persuasive
• Keseluruhan penyajian menimbulkan
daya tarik terhadap kebijakan public
yang diusulkan oleh kelas
2. Kegunaan
• Kebijakan yang diusulkan bersifat
realistis
• Pendekatan untuk memperolah
dukungan adalah realistis
• Mempertimbangkan hambatan
nyatas
3. Koordinasi
Masing-masing penampilan :
• Berhubungan dengan yang lain
• Masing-masing penyajian dibangun
dan dikembangkan atas dasar
penyajian sebelumnya
-
lxviii
4. Refleksi
• Menunjukkan terjadinya refleksi
• Menunjukkan terjadinya proses
belajar
Jumlah
Skor total
(skor bagian 1-4 ditambah skor portofolio keseluruhan)
Skor Skor Skor Skor Skor Skor
Bagian + Bagian + Bagian + Bagian + Keselu = Total
Satu Dua Tiga Empat ruhan
Keterangan Skor:
90 - 100 = Istimewa Penilai : ….
80 – 89 = Sangat Baik Tanggal : ….
70 – 79 = Rata-rata
0 – 69 = Dibawah rata-rata
g. Refleksi Pengalaman Belajar
� Pengertian
Pada saat kelas selesai menyajikan portofolio dalam kegiatan
show case, hendaknya diikuti oleh kegiatan refleksi pengalaman
belajar. Merefleksi berarti bercermin, maknanya adalah bercermin
pada pengalaman belajar yang baru saja dilaksanakan para siswa
baik secara perorangan maupun kelompok.
Kegiatan belajar yang dilaksanakan sering kali memberikan
banyak sekali pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan
-
lxix
maupun yang tidak menyenangkan. Maka dalam kegiatan refleksi
ini, siswa diajak untuk melakukan evaluasi tentang apa dan
bagaimana mereka telah belajar, apa yang mungkin akan mereka
lakukan seandainya mereka bekerja dalam membuat portofolio lain
di masa dating. Dengan demikian, keigatan refleksi merupakan satu
cara untuk belajar yaitu belajar untuk tidak melakukan kesalahan
yang sama di masa mendatang.
� Panduan untuk Melakuakan Refleksi Pengalaman belajar
Kegiatan merefleksi pengalaman belajar dapat dilakuakan
pada kelas secara klasikal. Pertama-tama guru dapat
mengkondisikan kelas untuk merenungkan pengalaman belajarnya
ke belakang, dari tahap kegiatan mengidentifikasi masalah, memilih
masalah untuk kajian kelas, mengidentifikasi sumber-sumber
informasi, mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
portofolio kelas dan menyajikannya di hadapan dewan juri.
Selanjutnya siswa dimunta untuk merefleksi pengalaman belajarnya
secara perorangan maupun sebagai anggota kelas.
Hasil refleksi pengalaman belajar tersebut hendaknya
dimasukkan sebagai Bab Kelima pada portofolio seksi dokumentasi.
Karena hasil refleksi tersebut terdiri dari refleksi secara individual
dan kelas, maka hendaknya diletakkan secara terpisah.
-
lxx
B. TEORI KONSTRUKTIVISME DAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PORTOFOLIO
Teori belajar konstruktivisme adalah dasar dari pengembangan
model pembelajaran berbasis portofolio, yang pada prinsipnya
menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun
pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan. Prinsip yang paling
umum dan paling esensisal dari teori konstruktivisme adalah bahwa dalam
merancang suatu pembelajaran, siswa memperoleh banyak pengetahuan
diluar kelas.
Von Glasersfeld membedakan adanya tiga taraf konstruktivisme
yaitu konstruktivisme radikal, realisme hipotesis dan konstruktivisme yang
biasa.
1. Konstruktivisme radikal
Kaum konstruktivitis radikal mengesampingkan hubungan
antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu criteria kebenaran.
Pengetahuan tidak merefleksikan suatu kenyataan ontologis objektif,
tetapi merupakan suatu pengaturan dan organisasi dari suatu dunia yang
dibentuk oleh pengalaman seseorang (Von Glasersfeld, 1984).
Konstruktivisme radikal berpegang bahwa kita hanya dapat
mengalami apa yang dibentuk/ dikonstruksi oeh pikiran kita. Bentukan
itu harus jalan dan tidak harus selalu merupakan representasi dunia
nyata. Bila kita percaya bahwa apa yang diketahui itu memberikan
-
lxxi
gambaran akan dunia nyata, semua itu adalah ilusi (Von Glasersfeld,
1989).
Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari seseorang yang
mengetahui, maka tidak dapat ditransfer kepada penerima yang pasif.
Penerima sendiri yang harus