model optimisasi gas spring dengan kriteria …/model... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MODEL OPTIMISASI GAS SPRING DENGAN KRITERIA MAXIMUM ENERGY STORING
(Studi Kasus : Endoskeletal Prosthetic Leg Mekanisme 2-bar)
Skripsi
PUTRI FITRIAWATI I0308063
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
LEMBAR PENGESAHAN
MODEL OPTIMISASI GAS SPRING DENGAN KRITERIA MAXIMUM ENERGY STORING
(Studi Kasus: Endoskeletal Prosthetic Leg Mekanisme 2-bar)
SKRIPSI
Oleh:
Putri Fitriawati I 0308063
Telah disidangkan di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Teknik.
Pada hari : Senin Tanggal : 17 September 2012
Tim Penguji:
1. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT (……………………………)
NIP. 19711104 199903 1 001
2. Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT (……………………………)
NIP. 19760122 199903 2 001
3. Ilham Priadythama, ST, MT (……………………………)
NIP. 19801124 200812 1 002
4. Dr. Ir. Susy Susmartini, MSIE (……………………………)
NIP. 19530101 198601 2 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik,
Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT
NIP. 19711104 199903 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
SURAT PERNYATAAN
ORISINALITAS KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Putri Fitriawati
NIM : I 0308063
Judul Tugas Akhir : Model Optimisasi Gas Spring dengan Kriteria Maximum
Energy Storing (Studi Kasus: Endoskeletal Prosthetic Leg
Mekanisme 2-bar)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir atau Skripsi yang saya susun
tidak mencontoh atau melakukan plagiat dari karya tulis orang lain. Jika terbukti
Tugas Akhir yang saya susun tersebut merupakan hasil plagiat dari karya orang
lain maka Tugas Akhir yang saya susun tersebut dinyatakan batal dan gelar
sarjana yang saya peroleh dengan sendirinya dibatalkan atau dicabut.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila di
kemudian hari terbukti melakukan kebohongan maka saya sanggup menanggung
segala konsekuensinya.
Surakarta, 27 September 2012
Putri Fitriawati I 0308063
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Saya mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Putri Fitriawati
NIM : I 0308063
Judul Tugas Akhir : Model Optimisasi Gas Spring Dengan Kriteria Maximum
Energy Storing (Studi Kasus: Endoskeletal Prosthetic Leg
Mekanisme 2-Bar)
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun sebagai syarat
lulus Sarjana S1 disusun secara bersama-sama dengan Pembimbing I dan
Pembimbing II. Bersamaan dengan syarat pernyataan ini bahwa hasil penelitian
dari Tugas Akhir (TA) atau Skripsi yang saya susun bersedia digunakan untuk
publikasi dari proceeding, jurnal, atau media penerbit lainnya baik di tingkat
nasional maupun internasional sebagaimana mestinya yang merupakan bagian
dari publikasi karya ilmiah.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surakarta, 27 September 2012
Putri Fitriawati I 0308063
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat mengerjakan skripsi
dan dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul ” Model Optimisasi Gas
Spring dengan Kriteria Maximum Energy Storing (Studi Kasus: Endoskeletal
Prosthetic Leg Mekanisme 2-Bar) dengan baik.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini tidak akan
berjalan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Cucuk Nur Rosyidi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
dan dosen pembimbing I Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan,
arahan dan dan nasihat.
2. Rahmaniyah Dwi Astuti, ST, MT selaku pembimbing akademik, ketua
Laboratorium Sistem Kerja dan Ergonomi (LPSKE) dan dosen
pembimbing II Tugas Akhir yang telah membimbing dan memberi
dukungan.
3. Ilham Priadythama, ST, MT selaku penguji I yang telah memberikan kritik
dan saran terhadap penelitian ini.
4. Dr. Ir. Susy Susmartini, MSIE selaku penguji II yang telah memberikan
kritik dan saran terhadap penelitian ini.
5. Orang tua yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa restu
untuk penulis.
6. Mas Ivan, Mas Adit dan Mas Very yang telah banyak membantu dan
memberi motivasi.
7. Teman- teman seperjuangan Tugas Akhir, dike, raga, nuski, didi, reza,
anggun, wulan, nydia, ani, mbak bita, yang banyak memberi bantuan dan
dukungan seta kebersamaan.
8. Sahabat-sahabatku Cha-cha, dian, ririn, yanu yang membri semangat,
dukungan dan kebersamaannya.
9. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2008
10. Adek- adek angkatan yang banyak memberi semangat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
11. Teman- teman sekolahku Firman, Febri, Tirta dan Meirinda yang banyak
berusaha untuk membantu dan memberi dukungan.
12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih
atas segala bantuan dan pertolongan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan banyak memiliki
kekurangan. Penulis mengharapkan saran, kritik dan pengembangan lanjutan yang
membangun atas tulisan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
bidang keilmuan Teknik Industri pada khususnya dan dunia industri pada
umumnya.
Surakarta, 27 September 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Penderita amputasi transfemoral memrlukan prosthetic bawah lutut. Salah satu
komponen yang penting pada prosthetic adalah gas spring. Komponen ini
digunakan untuk menyimpan dan melepaskan energi selama manusia berjalan.
Pegas ini digunakan pada knee joint (sendi lutut) dengan tujuan untuk menyimpan
energi selama pegas melakukan fleksi dan mengembalikan energi tersebut ketika
melakukan ekstensi. Gas spring pada prosthetic di bawah lutut sangat
memerlukan kriteria maximum energy storing. Energi tersebut akan membantu
penderita amputasi kaki untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain. Oleh
karena itu, penderita amputasi kaki tidak harus mengeluarkan banyak energi
dalam aktifitas mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
model optimisasi gas spring dengan kriteria maximum energy storing. Pada
endoskeletal prostheti leg mekanisme 2-bar. Batasan yang dipertimbangkan dalam
penelitian ini adalah diameter silinder, panjang silinder, stroke, gaya pada gas
spring, panjang ekstensi, panjang kompresi dan karakteristik gas spring. Variabel
desain gas spring yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah pajang
silinder (L), diameter silinder (D), stroke pada saat ekstensi (s1), dan stroke pada
saat kompresi (s2). Variabel tersebut digunakan untuk menentukan geometri gas
spring pada endoskeletal prosthetic leg mechanisme 2-bar.
Kata kunci: gas spring, prosthetic bawah lutut, energy storing, optimisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
People with transfemoral amputation need above knee prosthetics. One of the
important components in the prosthetics is the gas spring. This component is used
to store and release energy during human locomotion. The spring is applied to the
knee-joint with a purpose to store the energy during flexion and release it during
the extension. For the above knee prosthetics, it is important for the gas spring to
have maximum energy storage. The energy will help the amputee in moving from
one position to another. Hence the amputee must not spend much energy in their
activity. The aim of this research is to develop a gas spring optimization model
with maximum energy storage criteria in a two bar mechanism of endoskeletal
prosthetic leg. The constraints considered in this research are range of cylinder
diameter, range of cylinder length, range of stroke, gas spring force rating,
extended length, compressed length and gas spring's characteristic. The design
variables of the gas spring considered in this research are cylinder length (L),
cylinder diameter (D), extension stroke (s1) and compression stroke (s2). These
variables were used to define the geometry of the gas spring in the two bar
mechanism of endoskeletal prosthetic leg.
Keywords: gas spring, above knee prosthetics, energy storage, optimization
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………..…. .................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ............. iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................... I-1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................ I-4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ I-4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. I-4
1.5 Batasan Masalah ................................................................. I-5
1.6 Asumsi ............................................................................... I-5
1.7 Sistematika Penulisan ......................................................... I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Knee Joint pada Endoskeletal Prosthetic Leg Mekanisme 2-
bar dengan Sistem Energy Storing ...................................... II-1
2.2 Gas Spring .......................................................................... II-7
2.3 Gaya dan Perpindahan pada Gas Spring .............................. II-8
2.4 Energi pada Gas Spring....................................................... II-9
2.5 Karakteristik Gas Spring ..................................................... II-10
2.6 Hukum Gas Ideal ................................................................ II-10
2.7 Cycle Gait ........................................................................... II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Studi Pendahuluan .................................................... III-2
3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data .......................... III-3
3.3 Analisis Model.................................................................... III-5
3.4 Kesimpulan dan Saran ........................................................ III-5
BAB IV PENGEMBANGAN MODEL
4.1 Fungsi Tujuan ................................................................... IV-1
4.2 Penentuan Batasan Model ................................................. IV-1
4.3 Validasi
4.3.1. Validasi Fungsi Tujuan ............................................ IV-7
4.3.2. Validasi Batasan Model............................................ IV-7
4.4 Aplikasi Model pada Studi Kasus
4.4.1 Penentuan Parameter Model ..................................... IV-10
4.4.2 Hasil Optimisasi ...................................................... IV-12
BAB V ANALISIS MODEL
5.1 Analisis Perbandingan Energi Storing ............................... V-1
5.2 Analisis Sensitivitas .......................................................... V-2
5.2.1. Analisis Perubahan Parameter-1 ............................... V-4
5.2.2. Analisis Perubahan Parameter-2 ............................... V-4
5.2.3. Analisis Perubahan Parameter-3 ............................... V-5
5.2.4. Analisis Perubahan Parameter-1 dan Parameter-2..... V-6
5.2.5. Analisis Perubahan Parameter-2 dan Parameter-3..... V-7
5.2.6. Analisis Perubahan Parameter-1 dan Parameter-3..... V-7
BAB IV PENGEMBANGAN MODEL
6.1 Kesimpulan ...................................................................... IV-1
6.2 Saran ............................................................................... IV-1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... xiii
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bill of material knee joint mekanisme 2-bar ........................... II-2
Tabel 4.1 Data pengukuran dimensi gas spring ....................................... IV-11
Tabel 4.2 Nilai batasan model ................................................................ IV-11
Tabel 4.3 Hasil optimisasi ...................................................................... IV-13
Tabel 4.4 Perbandingan Energi Storing .................................................. IV-14
Tabel 5.1 Skenario analisis sensitivitas ................................................... V-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain knee joint mekanisme 2-bar ....................................... II-2
Gambar 2.2 Komponen Body ................................................................... II-3
Gambar 2.3 Komponen adapter bawah ..................................................... II-3
Gambar 2.4 Komponen socket countersunk head screw ........................... II-4
Gambar 2.5 Komponen steel dowel pin .................................................... II-4
Gambar 2.6 Komponen e-ring external retaining ring ............................... II-4
Gambar 2.7 Komponen socket countersunk head screw ........................... II-5
Gambar 2.8 Komponen pin energy storing ............................................... II-5
Gambar 2.9 Komponen energy storing ..................................................... II-6
Gambar 2.10 Komponen patella ............................................................... II-6
Gambar 2.11 Komponen adapter atas ....................................................... II-7
Gambar 2.12 Gas spring ........................................................................... II-8
Gambar 2.13 Dimensi gas spring ............................................................. II-8
Gambar 2.14 Gait cycle ........................................................................... II-12
Gambar 2.15 Delapan gerakan dalam gait cycle ....................................... II-15
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian ....................................... III-1
Gambar 4.1 Posisi gas spring pada saat ekstensi ....................................... IV-2
Gambar 4.2 Posisi gas spring pada saat kompresi ..................................... IV-3
Gambar 4.3 (a) Gas spring pada saat ekstensi ........................................... IV-4
Gambar 4.3 (b) Gas spring pada saat kompresi ……………….…………. IV-4
Gambar 4.4 Knee joint mekanisme 2-bar ................................................. IV-10
Gambar 5.1 Pengaruh perubahan panjang silinder pada energy storing ..... V-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Gambar 5.2 Pengaruh perubahan panjang ekstensi dan panjang kompresi
pada energy storing ............................................................... V-5
Gambar 5.3 Pengaruh perubahan rentang nilai diameter silinder pada
energy storing ...................................................................... V-6
Gambar 5.4 Pengaruh perubahan rentang nilai panjang silinder, panjang
ekstensi dan panjang kompresi pada energy storing ............. V-6
Gambar 5.5 Pengaruh perubahan panjang ekstensi, panjang kompresi
dan rentang nilai diameter silinder pada energy storing ........ V-7
Gambar 5.6 Pengaruh perubahan rentang nilai panjang silinder dan
rentang nilai diameter silinder pada energy storing………….. V-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Bonem, Joseph M. 2011. Problem Solving for Process Operators and Specialists.
John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jearsy, Canada.
Cherry, Michel S., Choi, Dave J., Deng, Kevin J. Kota, Shidar., Ferris, Daniel P.
Design and Fabrication of an Elastic Knee Orthosis Preliminary Results.
Proceedings of International Design Engineering Techinical Conferences &
Computers and Information in Engineering Conference: ASME, pp.1-9
(Philadelphia, USA, 10-13 September 2006).
Cortesi, Roger. 2011. Gas Cylinder Spring. Tersedia di http://roger-
cortesi.com/ideas/public/gasspring.html. [ 12 Maret 2012].
Daellenbach, H.,G., dan Mc. Nickle, D.,C. 2005. Management Science: Decision
Making Through Systems Thinking. Palgrave MacMillan. Hamshire.
Dictactor. Push Type Gas Springs. 2012. Dictactor Technik GMBH: Germany.
Enidine. 2009. Industrial Gas Spring and Dampers. Tersedia di
http://www.enidine.com/EBDS/514-76.pdf. [29 Maret 2012].
Faiz, Zulfa Miftakhul. 2010. Kajian Dynamic Cycle Gait pada Pengguna
Prosthetic atas Lutut Endoskeletal dengan Sistem Energy Storing
Mekanisme 2-bar pada Aktivitas Berjalan Cepat. Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Skripsi.
Guden. 2012. Guden Gas Spring Technical Guide. Tersedia di
http://pdf.directindustry.com/pdf/arvinmeritor/gas-spring-technical-guide/-
11628-6121-_8.html. [20 April 2012].
Herdiman, Lobes dan Damayanti, Retno Wulan. 2010. Pengembangan Prosthetic
Kaki Dengan Sistem Energy Storing Prosthetic Knee (ESPK) Bagi
Penyandang Cacat Amputasi Atas Lutut. Lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kalaidjieva, M., Milusheva, S., Karastanev, S. Calculation and Desing of Spring
Elements for Ankle-foot Orthosis. 11th Nation Congress on Theoretical and
Applied Mechanics (Borovets, Bulgaria, 2-5 Sept 2009).
Lift Support Technologies. 2012. Gas Spring Principle. Tersedia di
http://www.lstechnologies.ca/principles.html. [24 April 2012]
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Miller, Franklin. Jr. 1959. College Physics. Harcourt, Brace & World Inc: United
States of America.
Mosby's Medical Dictionary, 8th edition. Elsevier. 2009. Endoskeletal Prosthesis.
Tersedia di http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/endoskeletal-
+prosthesis. [14 April 2012].
Peredes. M, Sartor,M, Daidie, A. 2005. Advanced Assistance Tool for Optimal
Compression Spring Design. Springer- Verlag London, Vol. 21, pp. 140-
150.
Ruian Zhongya Import and Export Co., Ltd. 2008. Gas Spring. Tersedia di
www.china-zhongya.com. [19 April 2012].
Savic, Dragan. Single-objective vs. Multiobjective Optimization for Integrated
Decision Support, In: Integrated Assessment and Decision. Proceedings of
the First Biennial Meeting of the International Environmental Modelling
and Sofware Society: IEMSS. pp.7-12 (Lugano, Swizerland, June 24-27
2002).
Stabilus. 1995. Gas Spring Technical Information. Stabilus GmbH: Koblenz.
Tipler, Paul.A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid Satu.
Erlangga: Jakarta.
Ultahar, Ardian. 2011. Verifikasi Rancangan Prosthetic Knee Joint dengan Sistem
Energy Storing bagi Penyandang Cacat Amputasi Trasfemoral. Skripsi S1
Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vaughan CL, Davis BL, O’Connor JC. 1999. Dynamics of Human Gait 2nd
Edition. Cape Town, South Africa: Kiboho Publishers.
Wiggin, M. Bruce, Sawicki, Gregory S., Collins Steven H. An Exoskeleton Using
Controlled Energy Storage and Release to Aid Ankle Propulsion. IEEE
International Conference on Rehabilitation Robotics, ICORR (Zurich, 27
June- 1 July 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu
latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, asumsi penelitian dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Penderita amputasi kaki khususnya amputasi di atas lutut (above-knee
amputee) dapat terbantu dengan adanya kaki palsu (prosthetic leg) yang memiliki
sendi lutut (knee joint). Sebagaimana fungsi otot quadriceps yang digunakan
sebagai extensor dan otot hamstring yang digunakan sebagai flexor pada knee
joint kaki normal, above-knee prosthetic leg sebaiknya didesain dengan peralatan
yang dapat menyimpan energi (energy storing device) sebagai pengganti otot
quadriceps dan hamstring. Energy storing tersebut berupa pegas mekanik pada
bagian knee joint atau sering disebut energy storing prosthetic knee (ESPK)
(Symbiotech, 2009).
Penempatan pegas secara paralel dengan lutut (knee) akan mengurangi
gerakan otot dari knee extentors dan mengurangi kekakuan lutut (Cherry, 2006).
Sistem yang diterapkan pada bagian knee joint digunakan untuk mengubah
tekanan dari beban tubuh menjadi energi yang disimpan (energy storing) pada saat
kaki menapak pada permukaan lantai dan mengembalikan energi yang tersimpan
pada saat kaki melakukan swing phase (Herdiman, 2010). Energy storing
merupakan salah satu teknologi yang dianalogikan sebagai sebuah pegas yang
ketika meregang dan mengendur dapat menyimpan dan kemudian melepaskan
energi potensial elastik (Faiz, 2010).
Symbiotech (2009) telah memproduksi ESPK yang dikenal dengan XT9
untuk aktifitas olahraga seperti rock climbing, ice climbing, ice skating dan
surfing. Pegas mekanik digunakan pada ESPK tersebut untuk menyimpan tenaga
pada saat kaki menekuk (flexion) yang diberikan oleh berat tubuh pengguna lalu
dilepaskan kembali agar knee joint dapat melakukan extension dengan mudah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
cepat. Kelemahan dari desain tersebut yaitu knee joint akan memberikan respon
yang terlalu cepat untuk melakukan extension karena XT-9 didesain untuk
aktivitas olahraga dan tidak digunakan dalam aktivitas normal keseharian
(Symbiotech, 2009). Respon yang terlalu cepat pada knee joint XT9 terjadi karena
gaya pada pegas mekanik terlalu besar sehingga mengakibatkan gaya ekstra ketika
melakukan extension (Ultahar, 2011). Agar dapat melakukan aktivitas berjalan
secara normal sebaiknya pegas knee joint memiliki respon yang lebih halus yaitu
dengan menggunakan gas spring yang memiliki kemampuan untuk mengontrol
kecepatan ekstensi (mengontrol pelepasan energi yang tersimpan). Kemampuan
tersebut tidak dimiliki oleh pegas mekanik (Guden, 2012).
Ultahar (2011) melakukan penelitian mengenai verifikasi rancangan
prosthetic knee joint dengan sistem energy storing bagi penyandang cacat
amputasi transfemoral agar penyandang cacat amputasi dapat menggunakan
prosthetic leg dalam aktivitas normal keseharian dengan nyaman. Hasil rancangan
tersebut terdiri atas endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar dan endoskeletal
prosthetic leg mekanisme 6 bar. Komponen energy storing yang digunakan dalam
prosthetic knee joint tersebut adalah gas spring dan helical spring. Namun dalam
penelitian tersebut belum dilakukan penentuan variabel perancangan pegas yang
optimal. Penggunaan pegas pada prosthetic leg dengan variabel rancangan yang
optimal akan memberikan kinerja yang baik. Prosthetic leg dengan pegas yang
memiliki kriteria maximum energy storing akan memudahkan penggunanya dalam
aktivitas berjalan khususnya pada saat melakukan swing phase sehingga perlu
pengembangan model optimisasi perancangan pegas dengan kriteria maximum
energy storing pada prosthetic knee joint hasil rancangan tersebut.
Beberapa penelitian telah dilakukan dalam perancangan pegas secara umum.
Peredes (2005) mengembangkan dimensional synthesis tool untuk perancangan
pegas ulir tekan. Penelitian tersebut dilakukan untuk membantu perancang dalam
menyediakan lembar spesifikasi data yang diperlukan dalam perancangan pegas
ulir tekan termasuk nilai interval optimisasi pegas. Analisis interval dan proses
optimisasi kemudian dijalankan untuk memberikan rancangan terbaik sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
outputnya. Software tersebut memungkinkan perancang melakukan analisis
sensitivitas untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat modifikasi input data
dan dapat digunakan secara interaktif untuk menguraikan batas- batas parameter
pegas yang diijinkan dengan gambaran atau peninjauan secara luas kepada
perancang.
Penelitian mengenai pengembangan model air spring dilakukan oleh Lee
(2009) untuk kendaraan dengan mempertimbangkan kekakuan dan hysteresis
yang dapat dihubungkan pada model sistem pneumatik yang didesain untuk
mengontrol ketinggian air spring. Model matematika dalam penelitian tersebut
dibangun berdasarkan termodinamika dengan asumsi bahwa parameter prinsip
termodinamika tidak berubah-ubah di dalam air spring, udara memiliki sifat gas
ideal, dan energi kinetik dan potensial di dalam udara diabaikan.
Sedangkan beberapa penelitian untuk menentukan variabel rancangan pegas
pada prosthetic dan orthosis antara lain dilakukan oleh Wiggin (2011) yang
mengembangkan exoskeleton pergelangan kaki portabel berdasarkan mekanisme
elastik pasif pada otot trisep manusia selama berjalan. Peneliti menggunakan
pegas parallel untuk memberikan bantuan mekanis pada kaki selama stance phase
tetapi juga memungkinkan rotasi bebas pada kali selama swing phase. Agar dapat
melakukan hal tersebut, peneliti mengembangkan suatu ‘smart-clutch’ yang dapat
menggerakkan dan mengunci pegas parallel hanya didasarkan pada kondisi
kinematik pergelangan kaki. Sedangkan Cherry (2006) mengembangkan model
variabel rancangan pegas pada ankle foot orthosis. Penelitian tersebut merancang
penggunaan torsion spring dan leaf spring untuk mengurangi aktifitas otot pada
knee extensors dan mengurangi kekakuan lutut. Penelitian lain mengenai
perancangan pegas dilakukan oleh Kalaidjieva (2009) yang digunakan untuk
menentukan karakteristik pegas pada ankle foot orthosis dalam kasus drop foot.
Penelitian tersebut menghitung parameter desain pegas ulir tekan dengan
mempertimbangkan perpanjangan pegas, gaya maksimum, perpindahan
maksimum, dan modulus geser maksimum. Parameter yang digunakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
penelitian tersebut meliputi panjang geometri, diameter kawat pegas, diameter
pegas, modulus elastisitas, poisson’s ratio, densitas dan tipe lilitan akhir.
Gas spring digunakan sebagai counterbalance dan force assistance pada
semua aplikasi yang membutuhkan fungsi kenyamanan dan keandalan. Kelebihan
gas spring dibandingkan dengan pegas mekanik adalah tidak membutuhkan
elemen tambahan sebagai peredam, memiliki perilaku sebagai pegas atau kaku
pada saat posisi terkunci dan memiliki kecepatan ekstensi yang terkontrol
(Stabilus, 1995). Variabel yang harus dipertimbangkan dalam perancangan gas
spring yaitu diameter piston rod, diameter silinder gas spring, panjang stroke, tipe
pembebanan, gas spring force rating, panjang terkompresi, panjang ekstensi dan
cylinder end fitting (Dictator, 2012).
1.2 Perumusan Masalah
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Bagaimana model optimisasi gas spring dengan kriteria
maximum energy storing pada endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar hasil
rancangan Ultahar (2011)?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan model yang dapat digunakan untuk merancang gas spring pada
endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar rancangan Ultahar (2011).
2. Menghasilkan nilai variabel rancangan gas spring yang optimal dengan
kriteria maximum energy storing.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perancang
prosthetic dalam menentukan nilai variabel rancangan gas spring yang
mempunyai fungsi maximum energy storing pada endoskeletal prosthetic leg
mekanisme 2-bar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rancangan gas spring digunakan untuk endoskeletal prosthetic leg
mekanisme 2-bar hasil rancangan Ardian Ultahar pada tahun 2011.
2. Jenis gas yang ada di dalam gas spring adalah nitrogen (N2).
3. Gas spring bekerja dalam kondisi adiabatik.
4. Gas pring yang digunakan menggunakan end fittings jenis threaded end.
1.6 Asumsi- Asumsi
Asumsi-asumsi dalam penelitian ini adalah:
1. Tekanan awal gas spring adalah 1 atm.
2. Gaya gesek antara piston dan silinder gas spring diabaikan karena memiliki
nilai yang relatif kecil.
3. Tipe pembebanan pada gas spring adalah tipe statis.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat agar dapat memudahkan pembahasan
penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai sistematika
penulisan, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah, asumsi-asumsi dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan teori-teori yang akan dipakai untuk mendukung
penelitian antara lain teori yang berkaitan dengan endoskeletal
prosthetic leg mekanisme 2-bar, gas spring, pemodelan sistem, dan
fungsi energy storing. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai sumber
yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-6
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui dalam penyelesaian masalah secara
umum yang berupa gambaran terstruktur dalam bentuk flowchart sesuai
dengan permasalahan yang ada mulai dari identifikasi masalah,
pengumpulan dan pengolahan data, analisis model, kesimpulan dan
saran.
BAB IV : PENGEMBANGAN MODEL
Bab ini berisi data-data yang diperlukan dan dikumpulkan untuk
menyelesaikan pemodelan gas spring berdasarkan energy storing yang
maksimum, meliputi nilai untuk setiap parameter, variabel keputusan,
penentuan fungsi objektif dan batasan.
BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini memuat uraian analisis dan intepretasi dari hasil pemodelan
gas spring pada endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2 yang telah
dilakukan.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan
kemudian memberikan saran dan masukan untuk kelanjutan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar-dasar teori yang menjadi landasan bagi penelitian, baik
dari buku, jurnal, maupun berbagai sumber literatur lainnya. Bab ini menjelaskan
tentang endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar dengan sistem energy
storing, gas spring, gaya dan perpindahan gas spring, energi pada gas spring,
karakteristik gas spring dan hukum gas ideal.
2.1 Knee Joint pada Endoskeletal Prosthetic Leg Mekanisme 2-bar dengan
Sistem Energy Storing
Endoskeletal prosthetic merupakan alat bantu yang digunakan untuk
mendukung anggota badan bawah yang terdiri dari internal pylon yang biasanya
ditutupi dengan bahan ringan seperti busa plastik (Mosby's Medical Dictionary,
2009). Desain prosthetic yang dirancang dalam penelitian Ultahar pada tahun
2011 yaitu desain prosthetic atas lutut endoskeletal dengan energy storing
prosthetic knee (ESPK) mekanisme 2-bar dan ankle joint yang memiliki sistem
double axis. Mekanisme 2-bar memiliki 2 buah link yang dihubungkan dengan 1
joint. Sistem double axis mempunyai kemampuan untuk menggerakkan foot dorsi
flexion dan plantar flexion. Sistem ini memperbaiki sistem single axis dimana foot
tidak leluasa bergerak layaknya kaki normal (Faiz, 2010). Pegas mekanik
digunakan sebagai reaksi extension pada knee joint (Ultahar, 2011). Desain knee
joint terdapat pada gambar 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
Gambar 2.1 Desain knee joint mekanisme 2-bar
Sumber: Ultahar, 2011
Pada knee joint mekanisme 2-bar terdiri dari 11 komponen. Tabel 2.1 merupakan
bill of material (BOM) berdasarkan nomor komponen.
Tabel 2.1 Bill of material knee joint mekanisme 2-bar
Komponen penyusun endoskeletal prosthetic leg dengan menggunakan
mekanisme 2-bar yaitu:
a. Body (kanan) dan body (kiri).
Komponen body berfungsi sebagai penyangga pada knee joint. Komponen
ini menggantikan tulang fibula dan tibia pada kaki normal. Lubang 10 mm
pada bagian atas komponen digunakan untuk meletakkan steel dowel pin
ITEM NO. PART NUMBER QTY.1 Body (kanan) 12 Body (kiri) 13 Adapter bawah 14 B18.3.5M - 8 x 1.25 x 12 Socket FCHS --161N 35 Steel dowel pin 16 B27.7M - 3XM1-11 27 B18.3.5M - 6 x 1.25 x 12 Socket FCHS --12N 28 Pin energy storing 29 Energy storing 1
10 Patella 111 Adapter atas 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
yang menghubungkan adapter atas supaya membentuk mekanisme 2-bar
yang memungkinkan knee joint melakukan flexion dan extension.
Gambar 2.2 Komponen Body
Sumber: Ultahar, 2011
b. Adapter bawah.
Adapter bawah menghubungkan bagian body dengan bagian pylon shank
yang kemudian dihubungkan pada bagian ankle. Komponen memiliki 3
lubang berukuran 8 mm, 2 lubang tap sejajar sebagai lubang baut yang
menghubungkan bagian body, dan 1 lubang tanpa tap sebagai tempat
pemasangan pin penyangga energy storing.
Gambar 2.3 Komponen adapter bawah
Sumber: Ultahar, 2011
c. Socket countersunk head screw.
Socket countersunk head screw (B18.3.5M-8x1.25x16Socket FCHS --16N)
merupakan komponen baut berkepala countersunk dengan diameter M8 dan
panjang 16 mm dengan panjang ulir 16 mm. Komponen ini sebagai
penghubung antara komponen body dengan komponen adapter bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
Gambar 2.4 Komponen socket countersunk head screw
Sumber: Ultahar, 2011
d. Steel dowel pin.
Komponen steel dowel pin merupakan joint yang menghubungkan adapter
atas dengan komponen body, supaya tidak bergeser pada ujungnya dipasang
e-ring. Komponen ini digunakan sebagai sumbu putar pada knee joint
sehingga knee joint dapat melakukan flexion dan extension.
Gambar 2.5 Komponen steel dowel pin
Sumber: Ultahar, 2011
e. E-Ring external retaining ring.
E-Ring external retaining ring (B27.7M - 3CM1-11) berfungsi sebagai
penahan steel dowel pin agar tidak bergeser dan lepas. Komponen ini
dipasang setelah komponen body, adapter atas, dan steel dowel pin dirakit.
Gambar 2.6 Komponen e-ring external retaining ring
Sumber: Ultahar, 2011
f. Socket countersunk head screw.
Socket countersunk head screw (B18.3.5M - 8x1.25x12 Socket FCHS --
12N) merupakan komponen baut berkepala countersunk dengan diameter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
M8 dan panjang 12 mm dengan panjang ulir 12 mm. Komponen ini
berfungsi sebagai penghubung antara komponen patella dengan komponen
adapter atas.
Gambar 2.7 Komponen socket countersunk head screw
Sumber: Ultahar, 2011
g. Pin energy storing.
Pin energy storing berfungsi sebagai joint yang menghubungkan energy
storing dengan adapter atas dan adapter bawah, selain itu komponen ini
berfungsi untuk menyesuaikan sudut energy storing terhadap komponen
body ketika knee joint flexion dan extension.
Gambar 2.8 Komponen pin energy storing
Sumber: Ultahar, 2011
h. Energy storing device.
Komponen energy storing device dianalogikan sebagai otot quadriceps yang
digunakan sebagai extensor dan otot hamstring yang digunakan sebagai
flexor pada knee joint kaki normal yang berada di sepanjang thigh (paha)
sampai ke daerah bidang knee (lutut). Energy storing device dapat
menyimpan tenaga yang diperoleh ketika fase pre-swing dan dilepaskan
pada fase initial-swing sampai fase terminal swing. Gerakan dari fungsi gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
spring yang terdapat pada knee prosthetic ini mengurangi jumlah kerja yang
dilakukan otot kaki amputee akibat gaya ayun ketika melakukan gerakan
berjalan (Herdiman, 2010). Dengan kata lain fungsi energy storing sebagai
actuator untuk melakukan extension secara otomatis.
Gambar 2.9 Komponen energy storing
Sumber: Ultahar, 2011
Energy storing yang digunakan adalah gas spring dan coil spring. Gas
spring menyimpan energi dalam bentuk gas yang diberi tekanan dalam
ruang volume tertentu. Coil spring menyimpan tenaga dalam bentuk
puntiran pada material. Namun dalam penelitian ini hanya membahas
energy storing pada gas spring.
i. Patella
Komponen patella berfungsi sebagai stopper pada saat knee melakukan
extension supaya tidak terjadi hyperextension. Komponen ini dianalogikan
sebagai tulang patella pada kaki normal. Komponen ini dipasang pada
bagian adapter atas.
Gambar 2.10 Komponen patella
Sumber: Ultahar, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
j. Adapter atas
Komponen adapter atas merupakan fungsi gerak flexion dari knee joint.
Komponen ini dianalogikan sebagai tulang femur pada kaki normal.
Komponen ini menghubungkan antara rotary joint pada socket dengan
komponen body.
Gambar 2.11 Komponen adapter atas
Sumber: Ultahar, 2011
2.2 Gas Spring
Above knee prosthetic dengan energy storing di desain dengan
menambahkan komponen gas spring. Gas spring merupakan salah satu tipe pegas.
Pegas ini menyimpan energi pada gas yang ditekan. Gas tersebut terdapat pada
tabung yang ditekan dengan piston. Gas spring sering digunakan pada konstruksi
kendaraan seperti pada pintu bagasi mobil. Gas spring menyimpan energi dengan
cara mengkompresi gas nitrogen yang terdapat pada gas spring. Semakin
mendapat tekanan maka ruang udara dalam gas spring semakin berkurang yang
menyebabkan tekanan gas semakin terakumulasi dan semakin menyimpan banyak
energi. Kelebihan gas spring dibandingkan dengan pegas mekanik terdapat pada
kecepatan respon, gas spring cenderung lebih lembut (smooth) dibandingkan
dengan pegas mekanik (Herdiman, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
Gambar 2.12 Gas spring
Sumber: www.china-zhongya.com, 2008
Dimensi pada gas spring:
Gambar 2.13 Dimensi gas spring
Sumber: www. enidine.com, 2009
dimana:
A = diameter piston rod (mm)
B = diamaeter silinder (mm)
C = stroke (mm)
D = panjang silinder (mm)
E = panjang ekstensi (mm)
2.3 Gaya dan Perpindahan pada Gas Spring
Energi potensial tersimpan selama gas spring mengalami kompresi sebagai
gaya pegas seperti ketika mengangkat muatan atau beban (Stabilus, 1995).
Kompresi adiabatik (tidak ada panas yang ditransfer melalui dinding silinder gas
spring) menghasilkan kurva perpindahan gaya yang semakin besar (Cortesi,
2003). Kompresi adiabatik pada gas spring dapat dilihat pada persamaan 2.1
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
퐹(퐴,푥) = 퐴푃 − 1 …………………………………………………........................(2.1)
dimana:
퐹 = gaya (N)
A = luas area piston (mm2)
Pi = tekanan (atm)
L = panjang silinder (mm)
x = perpindahan piston (mm)
γ = rasio kapasitas panas. Rasio kapsitas panas untuk tipe gas diatomik (N2)
adalah 1,4 (Miler, 1959)
Luas area piston dapat dinyatakan dalam fungsi berikut:
퐴 = …………………………………………………......................................................................(2.2)
Pada persamaan tersebut, D merupakan diameter silinder (mm).
2.4 Energi pada Gas Spring
Persamaan energi gas spring yang terjadi pada kondisi kompresi adiabatik
(Cortesi, 2003) dapat dilihat pada persamaan 2.3.
퐸 푥 = ∫ 퐴푃 − 1 푑푥…………………………………………………..............(2.3)
dimana:
퐸 = energi (J)
A = luas area piston (mm2)
Pi = tekanan (atm)
L = panjang silinder (mm)
푥 = perpindahan piston (mm)
γ = rasio kapasitas panas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
2.5 Karakteristik Gas Spring
Karakteristik gas spring (x) merupakan rasio gaya pada gas spring pada saat
kondisi terkompresi sampai gaya pada saat gas spring mengalami ekstensi
(Stabilus, 1995). Persamaan untuk karakteristik gas spring adalah sebagai berikut:
푥 = = ………………………………………………….............................................................(2.4)
dimana:
푥 = karakteristik gas spring
F = gaya (N)
V = volume (mm3)
2.6 Hukum Gas Ideal
Bila kita menekan gas sambil menjaga temperaturnya konstan maka
tekanannya akan bertambah bila volume berkurang. Demikian pula bila kita
menyebabkan gas memuai pada temperatur konstan, tekanannya akan berkurang
bila volumenya bertambah sehingga dapat dikatan bahwa tekanan gas berubah
secara terbalik dengan volumenya. Ini berarti bahwa, pada temperatur konstan
hasilkali tekanan dan volume gas adalah konstan. Hasil kali ini ditemukan secara
eksperimen oleh Robert Boyle (1627- 1692) dan dikenal dengan Hukum Boyle
(Tipler, 1998).
푃푉 = konstan, dengan 푇 konstan …………………………………...………..............(2.5)
dimana:
푃 = tekanan (atm)
푉 = volume (mm3)
푇 = volume akhir (°K)
Hukum ini berlaku untuk hampir semua gas dengan kerapatan rendah. Namun
temperatur absolut gas dengan kerapatan rendah sebanding dengan tekanan pada
volume konstan. Demikian pula temperatur absolut sebanding dengan volume gas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
jika tekanan dijaga. Ketika menggunakan hubungan untuk kompresi, dapat
menggunkan tiga asumsi thermodinamika (Bonem, 2011). Assumsi tersebut yaitu:
1. Isothermal
Kompresi isotermal terjadi ketika suhu dipertahankan konstan. Dengan
meningkatnya tekanan, memerlukan penghapusan panas yang dihasilkan selama
kompresi secara terus menerus. Namun, dalam praktiknya tidak pernah mungkin
untuk menghapus panas kompresi secepat seperti yang dihasilkan.Kompresi
mengikuti persamaan sebgai berikut:
푃 푉 = 푃 푉 …………………………………...………………………………………….................(2.6)
dimana:
푃 = tekanan (atm)
푉 = volume (mm3)
2. Adiabatik (isentropik)
Asumsi ini menghendaki bahwa tidak ada panas yang bertambah ataupun
berkurang dari sistem. Kompresi adiabatik mengikuti persamaan sebagai berikut:
푃 푉 = 푃 푉 …………………………………...………………………………………….................(2.7)
dimana:
푃 = tekanan (atm)
푉 = volume (mm3)
푘 = rasio kapasitas panas spesifik
3. Politropik
Kompresi politropik adalah perpaduan antara dua proses dasar, adiabatik dan
isotermal. Hal ini terutama berlaku untuk aliran mesin dinamis seperti kompresor
sentrifugal atau aksial. Kompresi mengikuti persamaan sebagai berikut:
푃 푉 = 푃 푉 …………………………………...………………………………………….................(2.8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
dimana:
푃 = tekanan (atm)
푉 = volume (mm3)
Eksponen n ditentukan secara eksperimen untuk jenis mesin tertentu. Nilainya
mungkin lebih rendah atau lebih tinggi dari eksponen k yang digunakan dalam
perhitungan siklus adiabatik.
2.7 Gait Cycle
Vaughan (1999), menganalogikan siklus berjalan dengan gerak roda yang
berputar. Ketika seseorang berjalan, pola gerakannya akan berputar berulang-
ulang, langkah demi langkah. Dalam persentase waktu gait cycle, 60% dilakukan
pada periode berdiri (stance) dan 40% pada periode berayun (swing). Selama
stance phase, kaki berada di atas permukaan tanah. Pada saat swing phase, kaki
hanya sesaat bersentuhan dengan tanah dan mengayun untuk persiapan menuju
langkah selanjutnya. Gambar 2.14 mengilustrasikan single gait cycle dimana
siklus dimulai ketika salah satu kaki (dalam gambar ini merupakan kaki kanan)
bersentuhan dengan tanah.
Gambar 2.14 Gait cycle
Sumber: Vaughan, 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
Seperti pada gambar 2.14, stance phase dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
1. First double support, merupakan keadaan ketika kedua kaki menyentuh tanah.
2. Single limb stance, merupakan keadaan ketika kaki kiri melakukan swing dan
hanya kaki kanan yang menyentuh tanah.
3. Second double support, merupakan keadaan ketika kedua kaki menyentuh
tanah lagi.
Secara umum gait cycle terbagi menjadi delapan periode, lima diantaranya
masuk ke dalam stance phase dan tiga diantaranya masuk ke dalam swing phase.
Berikut ini adalah masing-masing fase gait cycle:
1. Initial contact/heel strike
Initial contact merupakan koneksi awal dari gait cycle, dimana menjadi
periode pertama dari stance phase. Pada fase ini merepresentasikan gaya berat
pada titik tengah tubuh berada pada posisi terendah.
2. Loading response (foot flat)
Fase loading response terjadi pada persentase waktu sekitar 10% dari gait
cycle. Selama periode ini kaki melakukan kontak sepenuhnya dengan landasan
dan dalam keadaan rata (foot flat/FF) dengan landasan. Berat badan secara
penuh dipindahkan kepada kaki kanan, sedangkan kaki lainnya berada pada
fase pre-swing.
3. Midstance
Fase midstance terjadi pada periode persentase waktu gait cycle pada 10-30%.
Fase ini dimulai pada saat kaki yang melakukan gerakan swing meninggalkan
kaki yang berada pada posisi stance. Bersamaan pada fase ini, terjadi
perpindahan berat oleh kaki pada periode stance (kaki kanan), sedangkan kaki
lainnya (kaki kiri) berada fase mid-swing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
4. Terminal Stance (Heel Off)
Fase terminal stance pada saat tumit (heel) kaki kanan meninggi (mulai
meniggalkan landasan) dan dilanjutkan sampai dengan heel dari kaki kiri mulai
mengenai landasan. Fase ini terjadi pada periode waktu gait cycle 30-50%,
berat badan dipindahkan dan bertumpu ke bagian bawah kaki depan (toe).
5. Pre-Swing (Toe-Off)
Fase pre-swing dimulai dengan fase initial contact (heel strike) oleh kaki kiri,
dan kaki kanan berada posisi meninggalkan landasan untuk melakukan periode
mengayun (toe-off). Periode waktu pre-swing terjadi pada persentase waktu
gait cycle 50-62%, dan mulai terjadi pelepasan berat tubuh oleh kaki yang
bersangkutan.
6. Initial swing (acceleration)
Fase swing merupakan fase dimana kaki tidak berada di landasan atau pada
posisi berayun. Fase swing terdiri dari tiga fase, yaitu: Initial swing, mid-swing,
dan terminal swing. Fase initial swing merupakan keadaan dimana kaki mulai
melakukan ayunan, persentase initial swing adalah 62-75% dari periode waktu
gait cycle.
7. Mid-Swing
Fase mid-swing yang dimulai pada akhir initial swing dan dilanjutkan sampai
kaki kanan mengayun maju berada di depan anggota badan sebelum mengenai
landasan. Fase mid-swing terjadi pada periode waktu gait cycle 75-85%,
dimana kaki kiri berada pada fase terminal stance. Pada fase ini juga terjadi
gerak perpanjangan tungkai kaki dalam persiapan melakukan fase heel strike.
8. Terminal Swing (decceleration)
Fase terminal swing merupakan akhir dari gait cycle, terjadi pada periode
waktu gait cycle 85-100%. Fase terminal swing dimulai pada saat akhir dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
fase mid-swing, dimana tungkai kaki mengalami perpanjangan maksimum dan
berhenti pada saat heel telapak kaki kanan mulai mengenai landasan. Pada
periode ini, posisi kaki kanan berada kembali berada depan anggota badan,
seperti pada posisi awal gait cycle.
Gambar 2.15 Delapan gerakan dalam gait cycle Sumber: Vaughan, 1999
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas secara sistematis mengenai langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar. 3.1.
Manfaat Penelitian
Penetapan Tujuan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Analisis Model
Kesimpulan dan Saran
Perumusan Masalah
Mulai
Selesai
Tahap Kesimpulan dan Saran
Pemodelan
Studi Pustaka
Tahap Analisis
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Tahap Studi Pendahuluan
Validasi
Model Valid ?
Ya
Tidak
Aplikasi Model pada Studi Kasus
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
Diagram alir metodologi penelitian pada Gambar 3.1 dapat diuraikan
sebagai berikut:
3.1 Tahap Studi Pendahuluan
Tahap studi pendahuluan merupakan langkah awal dari proses penelitian.
Langkah-langkah yang ada pada tahap studi pendahuluan akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk memperoleh gambaran permasalahan
yang ada sehingga hasil penelitian dapat menjadi solusi permasalahan. Dari hasil
observasi diketahui bahwa fungsi energy storing pada gas spring menjadi
pertimbangan yang sangat penting sehingga diperlukan suatu model untuk
memperoleh nilai variabel yang optimal pada desain tersebut.
2. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menggali informasi terkait dengan penelitian
yang dilakukan berupa referensi yang berhubungan dengan perancangan gas
spring agar mendapatkan gambaran mengenai teori-teori, konsep-konsep dan
penelitian-penelitian terkini yang akan digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti.
3. Perumusan masalah
Perumusan terhadap permasalahan bertujuan agar masalah yang dibahas
dapat lebih fokus, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari tujuan yang
ditetapkan dalam penelitian ini. Rumusan masalah dari hasil observasi adalah
bagaimana model gas spring yang memiliki energy storing yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
4. Penetapan tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan model gas spring dengan
kriteria maximum energy storing. Untuk menentukan model yang tepat,
sebelumnya perlu diketahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan perancang
dalam merancang gas spring.
5. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perancang gas
spring dalam menentukan nilai variabel rancangan gas spring yang mempunyai
fungsi maximum energy storing.
3.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh nilai variabel keputusan yang
optimal dalam perancangan gas spring. Langkah-langkah yang ada pada tahap
pengembangan model akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk pengukuran dimensi gas spring
dan dimensi endoskeletal prosthetic knee mekanisme 2-bar hasil rancangan
Ardian Ultahar yang akan digunakan dalam pengolahan data.
2. Pemodelan
Pada tahap pemodelan dilakukan penentuan fungsi tujuan dan penentuan
batasan model (constraint) untuk mendapatkan variabel rancangan yang optimal.
Pada tahap ini dilakukan formulasi matematis untuk ktiteria energy storing yang
maksimal pada endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar. Sedangkan batasan
model dalam penelitian ini yaitu:
a) Panjang ekstensi (La)
b) Panjang kompresi (Le)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
c) Panjang silinder (L) dan stroke (s)
d) Perpindahan piston di dalam silinder (xf)
e) Diameter silinder (D)
f) Karakteristik gas spring (x)
3. Validasi
Validasi merupakan penetapan apakah model yang dibangun telah
mendekati kenyataan yang ada atau mendekati nilai yang direncanakan sehingga
mampu memberikan hasil yang tepat dan bermanfaat (Daellenbach, 2005).
Validasi dapat dilakukan menggunakan dua cara yaitu validasi internal dan
validasi eksternal. Validasi internal digunakan untuk memeriksa bahwa model
tersebut benar secara logis dan matematis serta memeriksa apakah data yang
digunakan benar. sedangkan validasi eksternal digunakan untuk memastikan
bahwa model tersebut cukup mampu mempresentasikan kenyataan (Daellenbach,
2005). Validasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan validasi
internal yang dilakukan dengan cara memeriksa apakah persamaan matematika
konsisten secara dimensional (persamaan pada ruas kanan sebanding dengan
persamaan pada ruas kiri). Apabila hasil validasi diperoleh bahwa model belum
valid maka akan kembali ke proses pemodelan.
4. Aplikasi Model pada Studi Kasus
Langkah terakhir dalam pengembangan model adalah pengaplikasian model
pada studi kasus. Studi kasus bertujuan untuk menjelaskan bagaimana model
bekerja bila diterapkan pada sistem nyata. Pada tahap ini model yang dihasilkan
akan diaplikasikan pada studi kasus gas spring pada endoskeletal prosthetic leg
mekanisme 2-bar. Dimensi gas spring pada endoskeletal prosthetic leg
mekanisme 2-bar diukur dan digunakan sebagai nilai parameter input pada fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
objektif dan batasan model. Selanjutnya dilakukan perbandingan energy storing
hasil rancangan dengan energy storing awal.
3.3 Analisis Model
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap model yang dikembangkan.
Analisis yang dilakukan adalah analisis sensitivitas yaitu untuk mengetahui akibat
dari perubahan parameter dalam model terhadap perubahan performansi sistem.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan seberapa sensitif model tersebut terhadap
faktor yang terkait di dalam model.
3.4 Kesimpulan dan Saran
Bagian ini berisi tentang kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian
berdasarkan hasil pengembangan model dan analisis perancangan gas spring.
Saran berisi masukan untuk penelitian-penelitian lanjutan dalam pengembangan
desain coil spring dengan kriteria maksimum energy storing pada endoskeletal
prosthetic knee. Saran yang diberikan mengacu pada hasil analisis dan ditujukan
sebagai masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV PENGEMBANGAN MODEL
Bab ini berisi tentang pengembangan model yang dilakukan dalam
penelitian. Tahapan pengembangan model tersebut terdiri dari penetapan fungsi
tujuan, penentuan batasan model, dan aplikasi model pada studi kasus.
Pembahasan lebih rinci akan dijelaskan pada sub bab berikut.
4.1 Fungsi Tujuan
Pemodelan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pemodelan gas
spring dengan kriteria maximum energy storing. Pengembangan model gas spring
berdasarkan pada endoskeletal prosthehic leg hasil penelitian (Ultahar, 2011).
Fungsi tujuan dalam pemodelan ini diperoleh dengan mengintegralkan persamaan
energy storing pada persamaan 2.3. Hasil pengintengralan tersebut adalah sebagai
berikut:
퐸 푥 = −0.785퐷 푃 ( ) ( ) ………….........(4.1) dimana:
퐸 = energi (J)
D = diameter silinder (mm)
P = tekanan (atm)
L = panjang silinder (mm)
푥 = perpindahan piston (mm)
γ = rasio kapasitas panas
4.2 Penentuan Batasan Model
Batasan model dalam penelitian ini adalah panjang ekstensi, panjang
kompresi, panjang silinder dan stroke, perpindahan piston di dalam silinder,
diameter silinder, dan karakteristik gas spring, yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
1. Panjang ekstensi (La)
Panjang ekstensi merupakan panjang gas spring ketika kaki berada pada
posisi lurus. Pada saat tersebut gas spring dan body pada knee joint endoskeletal
prosthetic leg membentuk sudut 6° (Ultahar, 2011).
Gambar 4.1 Posisi gas spring pada saat ekstensi
Panjang ekstensi harus disesuaikan dengan panjang body knee joint ketika
kaki berada pada posisi lurus sehingga panjang ekstensi harus dibatasi. Panjang
ekstensi gas spring merupakan resultan dari body knee joint (h1) dengan panjang
adapter atas (h2), sehingga diperoleh persamaan:
퐿푎 = cos 6°.ℎ ………………………………………………………......………………..................(4.2)
dimana:
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
2. Panjang kompresi (Le)
Sama dengan panjang ekstensi, panjang kompresi juga mengikuti ruang yang
ada pada body knee joint ketika kaki mengalami fleksi secara maksimum sehingga
sehingga gas spring dan adapter atas membentuk garis lurus di dalam body pada
knee joint endoskeletal prosthetic leg, oleh karena itu panjang kompresi gas
spring merupakan pengurangan panjang body knee joint (h1) dengan panjang
adapter atas (h2).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
Gambar 4.2 Posisi gas spring pada saat kompresi
퐿푒 = ℎ − ℎ …………………………………………………….……………………................(4.3)
dimana:
퐿푒 = panjang kompresi (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
ℎ = panjang adapter atas (mm)
3. Panjang silinder (L) dan stroke (s)
Panjang silinder dan stroke merupakan faktor yang mempengaruhi panjang
ekstensi dan kompresi gas spring, oleh karena itu panjang silinder dan stroke
memiliki persamaan tertentu yang disesuaikan dengan panjang ekstensi dan
panjang kompresi gas spring. Stroke pada saat gas spring dalam keadaan ekstensi
(s1) jauh lebih panjang dari pada stroke pada saat gas spring dalam keadaan
kompresi (s2). Panjang ekstensi merupakan penjumlahan panjang silinder (L) dan
stroke (s1) sedangkan panjang kompresi merupakan penjumlahan panjang silinder
(L) dan stroke (s2) yang dapat dilihat pada persamaan:
퐿 + 푠 = 퐿푎 ………………...................................................................................................................(4.4)
퐿 + 푠 = 퐿푒 ………………...................................................................................................................(4.5) dimana:
L = panjang silinder (mm)
푠 = stroke pada saat ekstensi (mm)
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
퐿푒 = panjang kompresi (mm)
h1
h2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
Gambar 4.3 (a) Gas spring pada saat ekstensi, (b) Gas spring pada saat
kompresi
Panjang kompresi gas spring pada endoskeletal prosthetic leg akan
menyesuaikan dengan panjang body yang merupakan penyangga utama pada knee
joint karena gas spring dan adapter atas membentuk garis lurus di dalam body
knee joint. Oleh karena itu stroke, panjang silinder dan adapter atas harus sama
dengan panjang body knee joint (persamaan 4.6).
퐿푒 + ℎ = ℎ
퐿 + 푠 + ℎ = ℎ ……………….......................................................................................................(4.6) dimana:
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
L = panjang silinder (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
ℎ = panjang adapter atas (mm)
Dalam penelitian ini panjang silinder gas spring ditentukan berada pada
rentang nilai tertentu. Panjang silinder gas spring harus lebih dari sama dengan
Lmin dan kurang dari atau sama dengan Lmax (persamaan 4.7).
퐿 ≤ 퐿 ≤ 퐿 ……………….....................................................................................................(4.7) dimana:
퐿 = panjang silinder minimal (mm)
L = panjang silinder (mm)
퐿 = panjang silinder maksimal (mm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
Seperti pada panjang silinder gas spring, panjang stroke juga ditentukan
berada pada rentang tertentu. Panjang stroke harus lebih dari sama dengan smin dan
kurang dari atau sama dengan smax (persamaan 4.8).
푠 ≤ 푠 ≤ 푠 ……………….....................................................................................................(4.8)
dimana:
푠 = panjang stroke minimal (mm)
s = panjang stroke (mm)
푠 = panjang stroke maksimal (mm)
4. Perpindahan piston di dalam silinder (xf)
Piston pada gas spring akan bergeser pada posisi tertentu ketika gas spring
mengalami kompresi. Kebanyakan gas spring dapat mengalami kompresi 60%
dari panjang ekstensinya (Lift support technologies, 2012) oleh karena itu
perpindahan piston di dalam silinder dibatasi kurang dari sama dengan 60% dari
panjang ekstensinya, sehingga diperoleh persamaan:
푥 ≤ 0.6 퐿푎 ……………….....................................................................................................................(4.9) dimana:
xf = perpindahan piston (mm)
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
Pergeseran piston di dalam silinder gas spring secara langsung akan
mempengaruhi stroke saat kompresi (s2). Perpindahan piston di dalam silinder
merupakan pengurangan antara stroke pada saat ekstensi dan stroke pada saat
kompresi.
푥 = 푠 − 푠 ………………..............................................................................................................(4.10) dimana:
xf = perpindahan piston (mm)
푠 = stroke pada saat ekstensi (mm)
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
Dengan melakukan substitusi pada persamaan (4.4), (4.5) ke persamaan
(4.10) maka dapat diperoleh persamaan (4.11) sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
퐿 = 퐿푒 − 푠 + 푥 ………………...................................................................................................(4.11) dimana:
L = panjang silinder (mm)
퐿푒 = panjang kompresi (mm)
xf = perpindahan piston (mm)
푠 = stroke pada saat ekstensi (mm)
5. Diameter silinder (D)
Diameter silinder harus disesuaikan dengan jarak antara kedua body knee
joint karena penempatan gas spring berada diantara body knee joint tersebut.
Diameter silinder gas spring harus lebih dari sama dengan Dmin dan kurang dari
atau sama dengan Dmax (persamaan 4.10).
퐷 ≤ 퐷 ≤ 퐷 ………………..................................................................................................(4.12)
dimana:
퐷 = diameter silinder minimal (mm)
퐷 = diameter silinder (mm)
퐷 = diameter silinder maksimal (mm)
6. Karakteristik gas spring (x)
Karakteristik gas spring diperoleh dari katalog Stabilus (1995) seperti pada
persamaan (4.13).
1,01 < 푥 < 1,6 ……………….........................................................................................................(4.13)
Pada persamaan tersebut, karakteristik gas spring dinyatakan dengan x. Batas
bawah diperoleh dari geometri pada persamaan (2.4), batas maksimum tergantung
pada stabilitas komponen yang digunakan dengan mempertimbangkan faktor
keselamatan yang diperlukan (Stabilus, 1995).
4.3 Validasi
Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan
valid atau tidak. Validasi yang dilakukan menggunakan validasi internal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
dilakukan dengan cara memeriksa apakah persamaan matematika konsisten secara
dimensional (persamaan ruas kanan sebanding dengan persamaan ruas kiri).
Apabila model sudah dinyatakan valid, maka dilanjutkan ke tahap aplikasi
model pada studi kasus. Apabila belum valid, maka dilakukan pemeriksaan
kembali terhadap pemodelan.
4.3.1. Validasi Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan dari model ini seperti terlihat pada Persamaan (4.14).
퐸 푥 = −0.785퐷 푃 ( ) ( ) ……….........(4.14) dimana:
퐸 = energi (J)
D = diameter silinder (mm)
P = tekanan (atm)
L = panjang silinder (mm)
푥 = perpindahan piston (mm)
γ = rasio panas tertentu
Validasi:
퐸[푁.푚] = 퐷 [ 푚 ].푃푁푚 . 퐿[푚] − 퐿 [푚]. 퐿 − 푥
1푚
+ 퐿 [푚]. 퐿 − 푥1푚 .푥 [푚] + 푥 훾[푚] − 푥 [푚]
[푁.푚] = [푁.푚] (Valid)
4.3.2. Validasi Batasan Model
Validasi dilakukan pada batasan model sebagai berikut:
1. Panjang ekstensi (La)
퐿푎 = cos 6°.ℎ …..…………………………………………......………………...............(4.15)
dimana:
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
Validasi:
퐿푎 [푚푚] = ℎ [푚푚]
[푚푚] = [푚푚] (Valid)
2. Panjang kompresi (Le)
퐿푒 = ℎ − ℎ …………………………………………………….……………………...............(4.16)
dimana:
퐿푒 = panjang kompresi (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
ℎ = panjang adapter atas (mm)
Validasi:
퐿푒[푚푚] = ℎ [푚푚]− ℎ [푚푚]
[푚푚] = [푚푚] (Valid)
3. Panjang silinder (L) dan stroke (s)
Validasi pada persamaan panjang ekstensi dan panjang kompresi adalah
sebagai berikut:
퐿 + 푠 = 퐿푎 ………………................................................................................................................(4.17)
퐿 + 푠 = 퐿푒 ……………….................................................................................................................(4.18)
dimana:
L = panjang silinder (mm)
푠 = stroke pada saat ekstensi (mm)
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
퐿푒 = panjang kompresi (mm)
Validasi:
퐿[푚푚] + 푠 [푚푚] = 퐿푎[푚푚]
푚푚 = 푚푚 (Valid)
퐿[푚푚] + 푠 [푚푚] = 퐿푒[푚푚]
푚푚 = 푚푚 (Valid)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
Validasi pada persamaan panjang body knee joint adalah sebagai berikut:
퐿 + 푠 + ℎ = ℎ ………………....................................................................................................(4.19) dimana:
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
L = panjang silinder (mm)
ℎ = panjang body knee joint (mm)
ℎ = adapter atas (mm)
Validasi:
퐿[푚푚] + 푠 [푚푚] + ℎ [푚푚] = ℎ [푚푚]
[푚푚] = [푚푚] (Valid)
Validasi pada rentangan nilai panjang silinder gas spring adalah sebagai
berikut:
퐿 ≤ 퐿 ≤ 퐿 ……………….....................................................................................................(4.20) dimana:
퐿 = panjang silinder minimal (mm)
L = panjang silinder (mm)
퐿 = panjang silinder maksimal (mm)
Validasi:
퐿 [푚푚] = 퐿 [푚푚] = 퐿 [푚푚] (Valid)
Validasi pada rentangan nilai stroke gas spring adalah sebagai berikut:
푠 ≤ 푠 ≤ 푠 ……………….....................................................................................................(4.21)
dimana:
푠 = panjang silinder minimal (mm)
s = panjang silinder (mm)
푠 = panjang silinder maksimal (mm)
Validasi:
푠 [푚푚] = 푠[푚푚] = 푠 [푚푚] (Valid)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
4. Perpindahan piston di dalam silinder (xf)
푥 ≤ 0.6 퐿푎 ………………...................................................................................................................(4.22) dimana:
xf = perpindahan piston (mm)
퐿푎 = panjang ekstensi (mm)
Validasi:
푥 [푚푚] = 퐿푎[푚푚] (Valid)
Validasi pada perpindahan piston gas spring adalah sebagai berikut:
푥 = 푠 − 푠 ………………............................................................................................................(4.23) dimana:
xf = perpindahan piston (mm)
푠 = stroke pada saat ekstensi (mm)
푠 = stroke pada saat kompresi (mm)
Validasi:
푥 [푚푚] = 푠 [푚푚] − 푠 [푚푚]
[푚푚] = [푚푚] (Valid)
5. Diameter silinder (D)
퐷 ≤ 퐷 ≤ 퐷 ……………….................................................................................................(4.24)
dimana:
퐷 = diameter silinder minimal (mm)
퐷 = diameter silinder (mm)
퐷 = diameter silinder maksimal (mm)
Validasi:
퐷 [푚푚] = 퐷[푚푚] = 퐷 [푚푚] (Valid)
4.4 Aplikasi Model pada Studi Kasus
4.4.1. Penentuan Parameter Model
Studi kasus pada penelitian ini menggunakan knee joint endoskeletal
proshtetic leg mekanisme 2-bar pada peneltian Ultahar (2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
Gambar 4.4 Knee joint mekanisme 2-bar Sumber: Ultahar, 2011
Hasil pengukuran pada dimensi gas spring pada knee joint mekanisme 2-bar
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data pengukuran dimensi gas spring
No Variabel Notasi Nilai Satuan 1 Diameter silinder D 15,1 mm 2 Diameter piston d 6,0 mm 3 Panjang silinder L 118,1 mm 4 Panjang ekstensi La 160,59 mm 5 Panjang kompresi Le 141,47 mm 6 Stroke pada saat ekstensi s1 71,7 mm 7 Stroke pada saat kompresi s2 51,8 mm
Tabel 4.2 Nilai batasan model
No Parameter Notasi Nilai Satuan Sumber
1 Panjang ekstensi La 160,59 mm Panjang body knee joint (Ultahar, 2011)
2 Panjang kompresi Le 141,47 mm Panjang body knee joint
(Ultahar, 2011)
3 Panjang silinder Lmin 32 mm Dictator, 2012 Lmax 100 mm Dictator, 2012
4 Stroke pada saat ekstensi
smin 0.6 L mm Lift support technologies, 2012 smax 1000 mm Dictator, 2012
5 Stroke pada saat kompresi
smin 10 mm Dictator, 2012 smax 100 mm Dictator, 2012
6 Diameter silinder
Dmin 10 mm Dictator, 2012
Dmax 43 mm Jarak body knee joint (Ultahar, 2011)
7 Karakteristik gas spring
Xmin 1,01 - Stabilus, 1995 Xmax 1,6 - Stabilus, 1995
8 Gaya Fmin 10 N Dictator, 2012 Fmax 1000 N Dictator, 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
4.4.2. Hasil Optimisasi
Berdasarkan persamaan (4.1) fungsi objektif gas spring untuk knee joint
pada endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar adalah sebagai berikut:
Fungsi objektif:
Memaksimumkan
퐸 푥푓 = −퐷 푃퐿 − 퐿 (퐿 − 푥푓) + 퐿 (퐿 − 푥푓) 푥푓 + 푥푓훾 − 푥푓
훾 − 1
Batasan Model:
1. Panjang ekstensi (La)
Berdasarkan penelitian (Ultahar, 2011) diketahui panjang body knee joint (h1)
adalah 161, 473 mm dan panjang adapter atas (h2) adalah 20 mm. Substitusi nilai
h1 dan h2 ke persamaan (4.2) maka diperoleh,
퐿푎 = cos 6°푥 161,473
퐿푎 = 160, 59 푚푚
2. Panjang kompresi (Le)
Substitusi nilai h1 dan h2 ke persamaan (4.3) maka diperoleh,
퐿푒 = 161,473 푚푚− 20 푚푚
퐿푒 = 141, 473 푚푚
3. Panjang silinder (L) dan stroke (s)
(Dictator, 2012) merancang gas spring dengan panjang silinder lebih besar
atau sama dengan 32 mm dan lebih kecil atau sama dengan 100 mm, sehingga
persamaan (4.7) dapat ditulis:
퐿 ≥ 32 푚푚
퐿 ≤ 100 푚푚
Stroke pada saat ekstensi harus lebih besar atau sama dengan 0.6 L agar tidak
masuk ke dalam silinder ketika mengalami kompresi secara maksimum. Katalog
Dictator (2012) merancang gas spring dengan stroke pada saat ekstensi lebih kecil
atau sama dengan 1000 mm dan stroke pada saat kompresi lebih besar atau sama
dengan 10 mm dan lebih kecil atau sama dengan 100 mm, sehingga persamaan
(4.8) dapat ditulis:
푠 ≥ 0.6 퐿
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
푠 ≤ 1000 푚푚
푠 ≥ 10 푚푚
푠 ≤ 100 푚푚
4. Perpindahan piston di dalam silinder (xf)
Substitusi nilai La ke persamaan (4.9) maka diperoleh,
푥 ≤ 0.6 (160, 59 푚푚)
5. Diameter silinder (D)
(Dictactor, 2012) merancang gas spring dengan diameter silinder lebih besar
atau sama dengan 10 mm. Dengan mempertimbangkan jarak antara kedua body
knee joint maka diameter silinder harus lebih kecil atau sama dengan 43 mm,
sehingga persamaan (4.12) dapat ditulis:
퐷 ≥ 10 푚푚
퐷 ≤ 43 푚푚
6. Karakteristik gas spring (x)
Substitusikan persamaan (2.1) kedalam (2.4) dan (4.13) maka diperoleh:
1,01 <퐴푃 퐿
퐿 − 푥 − 1
퐴푃 퐿퐿 − 푥 − 1
< 1,6
Rasio kapsitas panas (γ) untuk tipe gas diatomik (N2) adalah 1,4 (Miler, 1959)
sehingga diperoleh,
1,01 <퐴푃 퐿
퐿 − 푥,− 1
퐴푃 퐿퐿 − 푥
,− 1
< 1,6
Penyelesaian masalah dengan menggunakan software LINGO 9.0 sebagai
solver. Penyelesaian untuk masalah pada contoh numerik diatas adalah sebgai
berikut:
Tabel 4.3 Hasil optimisasi
Variabel Keputusan Notasi Nilai Optimal Diameter silinder D 29.57 Panjang silinder L 80.15 Stroke pada saat ekstensi s1 80.44 Stroke pada saat kompresi s2 47.32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
Tabel 4.4 Perbandingan Energi Storing
Sumber Diameter
(D)
Panjang silinder
(L)
Perpindahan piston
(xf)
Energi storing
(E) mm mm mm J
Ultahar (2011) 15.10 118.10 19.90 486.29 Rancangan 29.57 80.15 33.12 9957.40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V ANALISIS MODEL
Pada tahap ini dilakukan analisis perbandingan energy storing dan analisis
sensitivitas terhadap model yang telah dikembangkan.
5.1 Analisis Perbandingan Energi Storing
Hasil optimisasi menggunakan software LINGO 9.0 menghasilkan dimenesi
rancangan gas spring yang berbeda dengan rancangan Ultahar (2011). Panjang
silinder gas spring (L) memiliki nilai lebih rendah 32,13 % dari nilai awal,
diameter silinder (D) memiliki nilai 95,83% lebih tinggi dari nilai awal, stroke
pada saat ekstensi (s1) memiliki nilai 12,19% lebih tinggi dari nilai awal dan
stroke pada saat kompresi (s2) memiliki nilai 8,65% lebih rendah dari nilai
awalnya. Nilai energy storing gas spring dalam penelitian ini memiliki nilai yang
jauh lebih besar dengan selisih 9471,11 J. Nilai energy storing hasil optimisasi
yang semakin tinggi tersebut dipengaruhi oleh nilai perpindahan piston (xf) yang
juga semakin tinggi. Nilai xf rancangan Ultahar (2011) hanya sebesar 19.9 mm
sedangkan nilai xf pada penelitian ini adalah 33.12 mm (166,32% lebih tinggi dari
nilai awal). Nilai xf merupakan pengurangan s1 dan s2. Karena pada rancangan ini
nilai s1 memiliki nilai yang lebih besar dari nilai awal dan s2 memiliki nilai yang
lebih kecil dari nilai awal, maka selisihnya akan menjadi lebih tinggi dari nilai
awalnya.
Hasil optimasi energy storing dalam penelitian ini belum dapat divalidasi
apakah sudah sesuai dengan energi yang dibutuhkan pengguna prosthetic leg
untuk melakukan aktifitas berjalan secara normal sehingga belum dapat dipastikan
apakah nilai energy storing yang dibutuhkan pengguna lebih kecil, lebih besar
atau sama dengan 9957, 11 J. Dalam penelitian ini yang dapat dilakukan adalah
memaksimumkan energy storing karena dengan energy storing yang maksimum
diharapkan gas spring dapat menopang tubuh penggunanya dan dapat membantu
pengguna prosthetic leg untuk melakukan fase swing. Jika energy storing pada
prosthetic leg terlalu kecil maka tidak mampu menahan tubuh penggunanya dan
akan memiliki respon yang lambat untuk melakukan ekstensi sehingga pengguna
akan kesulitan dalam fase swing. Apabila energy storing dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
terlalu besar dari yang dibutuhkan penggunanya, maka respon gas spring akan
lebih cepat sehingga fase ekstensi pada prosthetic leg akan mendahului fase
swing. Namun permasalahan ini dapat diakomodasi dengan menambahkan
peredam pada prosthetic leg untuk mengatur kecepatan respon gas spring.
Selain kriteria maximum energy storing, gas spring pada endoskeletal
prosthetic knee rancangan Ultahar (2011) juga dapat dikembangkan ke arah
maximum reliabillity. Kriteria ini berkaitan dengan kemampuan gas spring dalam
mencegah kegagalan yang dapat menyebabkan gangguan pada kinerja prosthetic
leg. Kriteria lain yang dapat dikembangkan pada gas spring adalah minimum
weight, dengan bahan yang lebih ringan maka energi yang digunakan pengguna
prosthetic leg untuk berjalan juga akan berkurang. Semakin berkurang energi
yang digunakan untuk berjalan mengunakan prosthetic leg maka kelelahan juga
akan semakin berkurang.
5.2 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah parameter model dan
melihat pengaruhnya terhadap variabel keputusan. Parameter model yang diubah
yaitu rentang nilai panjang silinder gas spring (parameter-1), panjang ekstensi
(parameter-2), panjang kompresi (parameter-3) dan rentang nilai diameter silinder
gas spring (parameter-4). Perubahan nilai parameter tersebut ditunjukkan pada
Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Skenario analisis sensitivitas
Lmax 50.00 La 80.30 Dmax 21.50Lmin 16.00 Le 70.74 Dmin 5.00Lmax 55.00 La 88.32 Dmax 23.65Lmin 17.60 Le 77.81 Dmin 5.50Lmax 60.00 La 96.35 Dmax 25.80Lmin 19.20 Le 84.88 Dmin 6.00Lmax 65.00 La 104.38 Dmax 27.95Lmin 20.80 Le 91.96 Dmin 6.50Lmax 70.00 La 112.41 Dmax 30.10Lmin 22.40 Le 99.03 Dmin 7.00
Presentase(%)
-50
Parameter(1)
-45
-40
-35
-30
NilaiParameter
Parameter(2)
NilaiParameter
Parameter(3)
NilaiParameter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
Tabel 5.1 Skenario analisis sensitivitas (lanjutan)
Nilai parameter pada skenario analisis sensitivitas diubah dengan
menambahkan 5% dan mengurangkan 5% nilai dari kondisi semula. Skenario
analisis sensitivitas tidak hanya dilakukan untuk satu parameter tetapi kombinasi
dari dua parameter yang berbeda seperti kombinasi parameter-1 dan parameter-2,
parameter-2dan parameter-3 serta parameter-1 dan parameter-3. Nilai variabel
keputusan dan hasil optimisasi energy storing untuk kombinasi skenario
perubahan parameter pada Tabel 5.1 ditunjukkan pada bagian lampiran penelitian
ini.
Lmax 75.00 La 120.44 Dmax 32.25Lmin 24.00 Le 106.10 Dmin 7.50Lmax 80.00 La 128.47 Dmax 34.40Lmin 25.60 Le 113.18 Dmin 8.00Lmax 85.00 La 136.50 Dmax 36.55Lmin 27.20 Le 120.25 Dmin 8.50Lmax 90.00 La 144.53 Dmax 38.70Lmin 28.80 Le 127.32 Dmin 9.00Lmax 95.00 La 152.56 Dmax 40.85Lmin 30.40 Le 134.40 Dmin 9.50Lmax 100.00 La 160.59 Dmax 43.00Lmin 32.00 Le 141.47 Dmin 10.00Lmax 105.00 La 168.62 Dmax 45.15Lmin 33.60 Le 148.54 Dmin 10.50Lmax 110.00 La 176.65 Dmax 47.30Lmin 35.20 Le 155.62 Dmin 11.00Lmax 115.00 La 184.68 Dmax 49.45Lmin 36.80 Le 162.69 Dmin 11.50Lmax 120.00 La 192.71 Dmax 51.60Lmin 38.40 Le 169.76 Dmin 12.00Lmax 125.00 La 200.74 Dmax 53.75Lmin 40.00 Le 176.84 Dmin 12.50Lmax 130.00 La 208.77 Dmax 55.90Lmin 41.60 Le 183.91 Dmin 13.00Lmax 135.00 La 216.80 Dmax 58.05Lmin 43.20 Le 190.98 Dmin 13.50Lmax 140.00 La 224.83 Dmax 60.20Lmin 44.80 Le 198.06 Dmin 14.00Lmax 145.00 La 232.86 Dmax 62.35Lmin 46.40 Le 205.13 Dmin 14.50Lmax 150.00 La 240.89 Dmax 64.50Lmin 48.00 Le 212.21 Dmin 15.00
50
45
Presentase(%)
Parameter(1)
-25
-20
40
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
NilaiParameter
Parameter(2)
NilaiParameter
Parameter(3)
NilaiParameter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
5.2.1. Analisis Perubahan Parameter-1
Parameter yang diubah adalah rentang nilai panjang silinder gas spring.
Pengaruh perubahan panjang silinder pada energy storing dapat dilihat pada Gambar
5.1. Pada gambar tersebut nilai energy storing akan mengalami peningkatan setiap
rentang nilai panjang silinder gas spring dinaikkan dan pada akhirnya nilai energy
storing akan tetap pada kisaran nilai 9957, 40 J walaupun rentang nilai panjang
silinder gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan karena pada saat tertentu nilai
variabel keputusan menghasilkan nilai yang tetap walaupun rentang nilai panjang
silinder gas spring terus dilonggarkan. Berdasarkan grafik tersebut maka dapat
dikatakan bahwa penurunan rentang panjang silinder gas spring lebih dari 20%
dari nilai optimalnya akan mengurangi nilai energy storing sehingga dalam
perancangannya, panjang silinder gas spring tidak boleh kurang dari 80,00 mm.
Gambar 5.1 Pengaruh perubahan panjang silinder pada energy storing
5.2.2. Analisis Perubahan Parameter-2
Parameter yang diubah adalah panjang ekstensi dan panjang kompresi gas
spring. Pengaruh perubahan panjang ekstensi dan panjang kompresi gas spring pada
energy storing dapat dilihat pada Gambar 5.2. Pada gambar tersebut nilai energy
storing akan mengalami peningkatan setiap rentang nilai panjang ekstensi dan
panjang kompresi gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan panjang silinder gas
spring juga mengalami kenaikan sehingga akan menaikkan panjang stroke dan
nilai perpindahan piston dalam silinder gas spring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
Gambar 5.2 Pengaruh perubahan panjang ekstensi dan panjang kompresi pada
energy storing
5.2.3. Analisis Perubahan Parameter-3
Parameter yang diubah adalah rentang nilai diameter silinder gas spring.
Pengaruh perubahan panjang silinder pada energy storing dapat dilihat pada Gambar
5.3. Pada gambar tersebut nilai energy storing akan mengalami peningkatan setiap
rentang nilai diameter silinder gas spring dinaikkan dan pada akhirnya nilai
energy storing akan tetap pada kisaran nilai 9957, 40 J walaupun rentang nilai
diameter silinder gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan karena pada saat
tertentu nilai variabel keputusan menghasilkan nilai yang tetap walaupun rentang
nilai diameter silinder gas spring terus dilonggarkan. Berdasarkan grafik tersebut
maka dapat dikatakan bahwa penurunan rentang diameter silinder gas spring lebih
dari 30% dari nilai optimalnya akan mengurangi nilai energy storing. sehingga
dalam perancangannya, diameter silinder gas spring tidak boleh kurang dari 80,15
mm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
Gambar 5.3 Pengaruh perubahan rentang nilai diameter silinder pada energy storing
5.2.4. Analisis Perubahan Parameter 1-dan Parameter-2
Parameter yang diubah adalah rentang nilai panjang silinder, panjang
ekstensi dan panjang kompresi gas spring. Pengaruh perubahan rentang nilai
panjang silinder, panjang ekstensi dan panjang kompresi gas spring pada energy
storing dapat dilihat pada Gambar 5.4. Pada gambar tersebut nilai energy storing
akan mengalami peningkatan setiap rentang nilai panjang silinder, panjang
ekstensi dan panjang kompresi gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan panjang
silinder gas spring juga mengalami kenaikan sehingga akan menaikkan panjang
stroke dan nilai perpindahan piston dalam silinder gas spring.
Gambar 5.4 Pengaruh perubahan rentang nilai panjang silinder, panjang ekstensi
dan panjang kompresi pada energy storing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
5.2.5. Analisis Perubahan Parameter-2 dan Parameter-3
Parameter yang diubah adalah panjang ekstensi, panjang kompresi dan
rentang nilai diameter silinder gas spring. Pengaruh perubahan panjang ekstensi,
panjang kompresi dan rentang nilai diameter silinder gas spring pada energy storing
dapat dilihat pada Gambar 5.5. Pada gambar tersebut nilai energy storing akan
mengalami peningkatan setiap panjang ekstensi, panjang kompresi dan rentang
nilai diameter silinder gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan panjang silinder
gas spring juga mengalami kenaikan sehingga akan menaikkan panjang stroke
dan nilai perpindahan piston dalam silinder gas spring.
Gambar 5.5 Pengaruh perubahan panjang ekstensi, panjang kompresi dan rentang
nilai diameter silinder pada energy storing
5.2.6. Analisis Perubahan Parameter-1 dan Parameter-3
Parameter yang diubah adalah rentang nilai panjang silinder dan rentang
nilai diameter silinder gas spring. Pengaruh perubahan rentang nilai panjang
silinder dan rentang nilai diameter pada energy storing dapat dilihat pada Gambar
5.6. Pada gambar tersebut nilai energy storing akan mengalami peningkatan setiap
rentang nilai panjang silinder dan rentang nilai diameter silinder gas spring
dinaikkan dan pada akhirnya nilai energy storing akan tetap pada kisaran nilai
9957, 40 J walaupun rentang nilai panjang silinder dan rentang nilai diameter
silinder gas spring dinaikkan. Hal ini disebabkan karena pada saat tertentu nilai
variabel keputusan menghasilkan nilai yang tetap walaupun rentang nilai panjang
silinder dan rentang nilai diameter silinder gas spring terus dilonggarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
Berdasarkan grafik tersebut maka dapat dikatakan bahwa penurunan rentang
panjang silinder dan diameter silinder gas spring lebih dari 20% dari nilai
optimalnya akan mengurangi nilai energy storing.
Gambar 5.6 Pengaruh perubahan rentang nilai panjang silinder dan rentang nilai
diameter silinder pada energy storing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang menjawab tujuan penelitian serta
saran mengenai pengembangan penelitian yang dapt dilakukan mendatang.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap model dapat disimpulkan, sebagai
berikut:
1. Penelitian menghasilkan model optimasi untuk merancang gas spring pada
endoskeletal prosthetic leg mekanisme 2-bar rancangan Ultahar (2011).
2. Nilai variabel rancangan gas spring yang optimal dengan kriteria maximum
energy storing yaitu panjang silinder (L) sebesar 80,15 mm, diameter silinder
(D) sebesar 29,57 mm, stroke pasa saat ekstensi (s1) sebesar 80,44 mm dan
stroke pada saat kompresi (s2) sebesar 47,31 mm dengan jumlah energy troring
sebesar 9.957,40 J.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian berikutnya diarahkan dengan pertimbangan kriteria minimum weight
dan maximum reliability sehingga dapat menggunakan metode Multi Objective
Optimization.