miskonsepsi ipa biologi pada guru kelas v sekolah …

136
i MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : Maria Ayu Dwi Lestari NIM: 151134064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

i

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Maria Ayu Dwi Lestari

NIM: 151134064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

iii

PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk keluarga saya, terutama kedua orang tua

saya. Terimakasih sudah membesarkan dan mengajarkan saya untuk menjadi

wanita yang kuat dan mandiri. Saya sungguh merasa beruntung dicintai dan

mencintai kalian dalam hidup saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

v

MOTTO

In every life we have some trouble, but when you worry you make it double

-Bob Marley

Berusaha untuk lebih percaya diri, berusaha untuk tidak selalu mencari contoh

-EnyWinarti, Ph. D.

Manusia kadang lupa kalau Tuhan cuma punya 3 jawaban, yaitu 1. Iya 2. Tidak 3.

Nanti

-Vanesya Gabriella

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

vi

PERNYATAAN KEASILAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2019

Peneliti

Maria Ayu Dwi Lestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Ayu Dwi Lestari

Nomor Mahasiswa : 151134064

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH

DASAR

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Juli 2019

Yang menyatakan

Maria Ayu Dwi Lestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

viii

ABSTRAK

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU SEKOLAH KELAS 5

SEKOLAH DASAR

Maria Ayu Dwi Lestari

Universitas Sanata Dharma

2019

Ilmu Pengetahuan Alam berperan penting dalam menyokong kemajuan

teknologi. Siswa memiliki berbagai cara untuk belajar dan memahami IPA.

Selama proses belajar IPA dapat terjadi miskonsepsi. Hal ini dapat dibuktikan

dengan ditemukannya miskonsepsi dalam memahami IPA Biologi pada siswa-

siswa di SD Mentari Bersinar (bukan nama sebenarnya). Contohnya, siswa-siswa

tersebut mengatakan bahwa semua ikan pasti memiliki labirin. Hal ini mendorong

peneliti untuk mengekplorasi bagaimana pemahaman IPA Biologi pada Bapak

Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym). Kedua guru tersebut adalah guru

yang mengampu pelajaran IPA di kelas V SD Mentari Bersinar (bukan nama yang

sebenarnya).

Usaha yang dilakukan untuk mempelajari kasus tersebut, peneliti

menggunakan metode fenomenologi. Data diambil melalui observasi, dept

interview interview, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh lalu dianalisis

menggunakan triangulasi sumber. Dari beberapa proses tersebut ditemukan bahwa

partisipan utama, yaitu Bapak Sua (pseudonym) mengalami miskonsepsi pada

materi IPA Biologi kelas V sebesar 7,7% sedangkan Ibu Hayati (pseudonym)

sebesar 31%. Hal ini tentunya mempengaruhi partisipan lain, yaitu siswa yang

diajar oleh kedua guru tersebut. Sebagian besar miskonsepsi yang dialami oleh

siswa dikarenakan oleh guru, namun adapun faktor lain seperti buku dan orangtua.

Kata kunci: Miskonsepsi, IPA, Biologi, Guru, Sekolah Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

ix

ABTRACT

SCIENCE BIOLOGY MISCONCEPTION IN ELEMETARY SCHOOL 5th

GRADE TEACHER

Maria Ayu Dwi Lestari

Sanata Dharma University

2019

Natural sciences contribute role to support technology development.

Students has various way to learn and understand science.Throughout the

learning process, individual may experience misconception. This can be proven

from the students in Mentari Bersinar Elementary School (not the real name) who

got misconception towards Biology subject. For instance, the students claim that

all kind of fish have labyrinth. This case eventually triggered the reseacher to

explore the understanding of the related teachers about Biology, namely Mr. Sua

(pseudonym) and Ms. Hayati (pseudonym). The two teachers were the Biology

teachers who taught grade V students in Mentari Bersinar Elementary School (not

the real name).

The effort to investigate the case was the researcher employed

phenomenology method. The data was taken from observation, dept interview,

and documentation study. The collected data then were being analysed using

triangulation source. From the following process, it was found that Mr. Sua

(pseudonym) got misconceptions towards some Biology materials for 5th grade of

7,7% and Mrs. Hayati (pseudonym) of 31%. It absolutely affected other

participants; all the students who were taught by the two teachers. The major

factor of misconception experienced by the students was because of the teachers.

However, books and parents are also the other possible factors.

Keywords: misconception, Natural Sciences, Biology, teachers, Elementary

School

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

x

KATA PENGANTAR

Peneliti berusaha untuk menyelesaikan karya tulis yang berjudul

“Miskonsepsi IPA Pada Guru Sekolah Dasar” dengan sebaik mungkin, namun

semua ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai macam

pihak. Puji dan syukur peneliti ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan berkat-Nya, sehingga peneliti selalu sehat jasmani dan tetap

memiliki semangat dalam proses pengerjaan karya tulis ini. Ucapan terimakasih

kepada Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Ibu Christiyanti

Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Universitas Sanata Dharma, Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku

Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata

Dharma. Selain itu, ucapan terimakasih kepada Ibu Wahyu Wido Sari, S. Si., M.

Biotech selaku dosen pembimbing satu atas kesediaannya berbagi pengetahuan

dan meluangkan waktu dan Ibu Eny Winarti, Ph. D selaku dosen pembimbing

akademik sekaligus dosen pembimbing dua, untuk segala dukungan dan dorongan

untuk peneliti lebih percaya diri, ketersediaan berbagi pengetahuan dan

pengalaman yang telah dituangkan selama membimbing, serta sudah meluangkan

waktu untuk peneliti.

Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah, guru,

karyawan sekolah, serta siswa-siswa yang telah bersedia membantu. Peneliti

sangat bersyukur dapat berproses dan belajar banyak hal baru selama proses

pembuatan karya tulis ini. Selain itu, peneliti mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya untuk kedua orang tua yang sangat peneliti cintai Bapak Guruh

Paryono dan Ibu Emakulata, terimakasih sudah tangguh dan menjadi orang tua

yang hebat untuk peneliti. Kepada saudara-saudari peneliti, Romanus Angga

Pradipta, Bernadus Supranoto, Maria Nadia Sri Lestari, dan Veneranda Dian

Puspita Sari, terimakasih atas semangat dan canda tawa yang sudah kalian

utarakan untuk menghibur peneliti. Selain itu, ucapan terimakasih kepada sepupu

peneliti Jenny, Elisda, dan Calvin yang selalu menemani peneliti disaat susah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

xi

Tidak lupa, peneliti juga mengucapkan banyak terimakasih kepada sahabat-

sahabat peneliti yang terkasih Mieke, Denny, Adisty, Rita, Bena, Maya, Ludo,

Ivana, sahabat-sahabat Asrama Trenggono, serta sahabat-sahabat IPS 1 SMA

Stella Duce II yang tidak bisa peneliti ucapkan satu persatu, terimakasih atas

dukungan, saran, dan waktu yang telah kalian berikan untuk menemani peneliti

selama proses penulisan karya tulis ini. Ucapan terimakasih yang terakhir

keteruntuk teman-teman kelas A PGSD 2015, tanpa kalian peneliti hanya akan

menjadi manusia putus asa, terimakasih atas dinamika yang sudah dilalui

bersama.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini tidak sempurna dan memiliki

kekurangan, sehingga peneliti menerima kritik dan saran dengan terbuka. Semoga

karya ini dapat menjadi bahan pengetahuan yang baru dan pembelajaran yang

bermanfaat bagi pembaca.

Peneliti

Maria Ayu Dwi Lestari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASILAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Masalah .................................................................................... 6

D. Batasan Masalah ................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian................................................................................ 7

F. Definisi Operasional ............................................................................. 9

BAB II ................................................................................................................... 10

LANDASAN TEORI ............................................................................................ 10

A. Kajian Pustaka .................................................................................... 10

1. Ilmu Pengetahuan Alam ........................................................... 10

2. Biologi ...................................................................................... 11

3. Deskripsi Materi IPA Biologi Kelas V ..................................... 11

4. Miskonsepsi .............................................................................. 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

xiii

5. Penyebab Miskonsepsi .............................................................. 24

B. Hasil dari Penelitian yang Relevan .................................................... 27

C. Literatur Map...................................................................................... 32

D. Kerangka Berpikir .............................................................................. 33

BAB III ................................................................................................................. 36

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 36

B. Setting Penelitian................................................................................ 37

1. Waktu Penelitian ....................................................................... 37

2. Lokasi Penelitian ...................................................................... 37

C. Desain Penelitian ................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 42

1. Observasi .................................................................................. 42

2. Wawancara ............................................................................... 43

3. Dokumen ................................................................................... 45

F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 45

G. Kredibiltas dan Transferabilitas ......................................................... 49

H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 52

BAB IV ................................................................................................................. 54

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 54

A. Observasi ............................................................................................ 54

1. Bapak Sua (pseudonym) ........................................................... 54

2. Ibu Hayati (pseudonym) ........................................................... 57

B. Wawancara ......................................................................................... 60

1. Bapak Sua (pseudonym) ........................................................... 60

2. Ibu Hayati (pseudonym) ........................................................... 68

3. Siswa ......................................................................................... 78

C. Dokumentasi....................................................................................... 84

BAB V ................................................................................................................... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

xiv

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 86

A. Kesimpulan......................................................................................... 86

B. Keterbatasan ....................................................................................... 87

C. Saran ................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 INSTRUMEN WAWANCARA SEMITERSTRUKTUR ............................. 47

Tabel 2 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 54

Tabel 3 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 55

Tabel 4 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 56

Tabel 5 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 57

Tabel 6 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 58

Tabel 7 HASIL OBSERVASI GURU ..................................................................... 59

Tabel 8 HASIL MISKONSEPSI GURU................................................................. 76

Tabel 9 MISKONSEPSI KELAS PURNAMA ........................................................ 79

Tabel 10 MISKONSEPSI 1 KELAS BINTANG ..................................................... 80

Tabel 11 MISKONSEPSI 2 KELAS BINTANG ..................................................... 81

Tabel 12 MISKONSEPSI 3 KELAS BINTANG ..................................................... 82

Tabel 13 MISKONSEPSI 4 KELAS BINTANG ..................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I membahas (A) Latar Belakang Masalah, (B) Rumusan Masalah, (C)

Tujuan Penelitian, (D) Batasan Masalah, (E) Manfaat Penelitian, dan (F)

Definisi operasional

A. Latar Belakang Masalah

“Sains hari ini adalah teknologi hari esok” merupakan semboyan yang

berkali-kali dibuktikan kebenarannya oleh sejarah (Sumaji, 1998: 31). Kalimat

tersebut menyatakan bahwa sains atau Ilmu Pengetahuan Alam berperan penting

dalam menyokong kemajuan teknologi. Sebagai mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, peneliti harus mengusai muatan pelajaran IPA sekolah dasar. Hal

ini menunjukkan peran guru penting dalam IPA, namun bagaimana jika terjadi

kesalahan saat mengajarakan atau mempelajari IPA?

Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) menjelaskan secara singkat bahwa

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan

segala isinya. Selain itu, Susanto (2016: 167) menjelaskan IPA adalah usaha sadar

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada

sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran guru,

khususnya sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat

pembelajaran IPA, sehingga dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam

mendesain dan melaksanakan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

2

Adapun tujuan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan

Nasional Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2016: 171), yaitu:

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; c)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat; c) mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat

keputusan; d) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam; e) memperoleh

bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP.

Pembelajaran IPA sangat penting untuk dipelajari di sekolah dasar. Hal ini

dapat dibuktikan dalam Samatowa (2011: 5) yang menjelaskan bahwa ada

berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukkan ke dalam

kurikulum. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat, yakni:

a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kira tidak perlu dipersoalkan

panjang lebar. IPA merupakan dasar tekonologi, sering disebut-sebut

sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk

teknologi adalah IPA; b) bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

3

maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan berpikir kritis c) bila IPA diajarkan melalui percobaan-

percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah

merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka; d) mata

pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi

yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Indonesia berpartisipasi dalam Trends in International Mathematics and

Science Study (TIMSS) merupakan studi yang diinisiasi oleh the International

Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA). Dalam

Kemendikbud, dijelaskan bahwa:

TIMSS adalah studi internasional yang mengukur kemampuan siswa di

bidang matematika dan sains. TIMSS dilakukan dalam rangka

membandingkan prestasi Matematika dan IPA siswa kelas 8 dan kelas 4

di beberapa negara di dunia. TIMSS diselenggarakan secara rutin setiap 4

tahun sekali dan memungkinkan setiap negara melakukan pemantauan

tren antar siklus survei.

Siswa kelas IV SD baru diujikan pada tahun 2015 dalam Trends in International

Mathematics and Science Study (TIMSS). Indonesia mendapatkan peringkat 45

dari 48 negara dalam bidang Sains, dimana Singapura yang merupakan negara

tetangga mendapatkan peringkat 1 dalam bidang yang sama. Jika dilihat dari

ranking, hasil dari TIMSS memperlihatkan bahwa Indonesia masih rendah dalam

pemahaman Sains.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

4

Hasil TIMSS tersebut menggambarkan kondisi yang didapatkan oleh

peneliti. Melalui wawancara tidak langsung di sebuah Sekolah Dasar di

Yogyakarta, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesalahan konsep pada

materi organ pernapasan hewan. Wawancara tersebut dilakukan kepada 11 orang

siswa kelas 5. Awalnya peneliti bertanya “apa yang kalian ketahui tentang ikan?”

Salah satu siswa menjawab “ikan itu selalu hidup di air bu”, Peneliti kembali

bertanya “apakah kalian tahu yang disebut labirin pada ikan?” Kemudian siswa

yang berbeda menjawab “labirin itu selalu berpasangan dengan insang” Peneliti

lalu melanjutkan pertanyaan “berarti apakah semua ikan memiliki labirin?”

Secara bergantian siswa kelas V mengatakan bahwa semua ikan memiliki labirin.

Kemudian peneliti kembali bertanya “apakah kalian yakin?” Salah satu siswa

menjawab, “ya bu, karena jika ada ingsang pasti ada labirin.”

Pada materi yang berbeda, yakni pencernaan manusia. Peneliti bertanya

“apakah bakteri yang ada di dalam tubuh akan selalu bersifat negatif?”

Mayoritas siswa menjawab bahwa bakteri tidak selalu bersifat negatif, namun

beberapa siswa menjawab sebaliknya, yakni semua bakteri yang ada di dalam

tubuh akan bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, tidak semua siswa sepakat

dengan jawaban bakteri tidak selalu bersifat negatif.

Kasus yang ditemukan merujuk pada kesalahan konsep atau miskonsepsi.

Hal ini dibuktikan dalam Azmiyawati, dkk (2008: 7)

Labirin berguna untuk menyimpan udara. Bagi ikan-ikan yang hidup di

air keruh atau di rawa-rawa, labirin sangat membantu untuk bernapas. Di

tempat-tempat tersebut kandungan oksigennya kurang. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

5

ikan sering menuju permukaan air untuk mengambil oksigen dari udara.

Oksigen tersebut disimpan dalam labirin. Ikan yang memiliki labirin,

misalnya ikan gabus dan lele.

Sedangkan pada materi yang berbeda, dalam Prakoso (2018: 30) di usus besar

terdapat bakteri Escherichia coli yang berguna membusukkan sisa makanan

menjadi kotoran. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua bakteri yang ada di

dalam tubuh akan bersifat negatif.

Tentunya miskonsepsi adalah salah satu hambatan. Hal ini dapat dibuktikan

dalam Sumaji (1998: 55) yang mengungkapkan bahwa para ahli pendidikan

percaya bahwa miskosepsi dapat menghalangi pembelajaran pada aras yang lebih

maju, sebab konsepsi-konsepsi itu berbeda dengan konsepsi-konsepsi yang

esensial untuk memahami dan untuk belajar secara efisien. Sedangkan jika dilihat

dari definisi, Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) menjelaskan dengan rinci arti

miskonsepsi yaitu sebagai pengertian yang tidak akurat dengan konsep,

penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan

konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak

benar.

Berdasarkan kasus miskonsepsi yang sudah ditemukan pada siswa kelas V

SD yang telah ditemukan oleh peneliti. Maka dari itu, peneliti mencoba

menemukan bagaimana pemahaman IPA Biologi pada guru yang mengajar siswa-

siswa tersebut. Partisipan utama dari penelitian ini adalah guru muatan pelajaran

IPA kelas V pada salah satu sekolah dasar negeri di Yogyakarta. Alasan peneliti

melakukan penelitian di sekolah tersebut adalah sekolah ini termasuk 10 sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

6

terbaik di suatu kecamatan, dimana terdapat lebih dari 50 SD dalam regional

tersebut. Perolehan nilai ujian nasional yang didapatkan sekolah tersebut

tergolong tinggi, yaitu pada tahun ajaran 2015/2016 dengan rata-rata nilai 91,56,

tahun ajaran 2016/2017 dengan rata-rata nilai 85,51, dan pada tahun ajaran

2017/2018 dengan rata-rata nilai 84,29.

Peneliti menyamarkan nama sekolah dasar tersebut dengan sebutan “SD

Mentari Bersinar” (nama sekolah disamarkan). Pengubahan nama juga

diberlakukan pada partisipan penelitian. Guru pertama disamarkan menjadi

“Bapak Sua (pseudonym)” dan guru kedua menjadi “Ibu Hayati (pseudonym)”.

Hal ini dilakukan agar memudahkan penyebutan nama guru dan sekolah pada

pembahasan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih dalam mengenai pemahaman guru kelas V pada materi IPA

Biologi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan pertanyaan

“Bagaimana pemahaman guru kelas V SD Mentari Bersinar terhadap materi IPA

Biologi?”

C. Tujuan Masalah

Mengetahui pemahaman guru kelas V SD Mentari Bersinar terhadap materi

IPA Biologi.

D. Batasan Masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

7

Peneliti membatasi fokus penelitian pada Kompetensi Inti dan Kompestensi

Dasar Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI kelas V, yaitu:

Kompetensi Inti (KI)

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

benda yang dijumpai di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

Kompetensi Dasar (KD)

3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta

cara memelihara kesehatan alat gerak manusia; 3.2 Menjelaskan organ

pernafasan dan fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara

kesehatan organ pernapasan manusia; 3.3 Menjelaskan organ pencernaan

dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan

organ pencernaan manusia; 3.5 Menganalisis hubungan antar komponen

ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar.

Alasan peneliti memilih KI KD IPA di atas adalah Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan salah satu muatan pelajaran inti di sekolah dasar. Selain itu, siswa

kelas V adalah golongan siswa kelas atas, dimana siswa kelas V akan disiapkan

untuk menghadapi ujian kelulusan dari sekolah dasar. Hal tersebut membuat siswa

harus mendapatkan bimbingan sebaik mungkin dari guru, khusunya muatan

pelajaran IPA.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

8

Hasil dari penelitian dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki

miskonsepsi yang terdapat di dalam muatan pelajaran IPA Biologi kelas V.

2. Mahasiswa PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)

Hasil dari penelitian dapat menambah wawasan bagi mahasiswa

tentang miskonsepsi IPA Biologi, sehingga dapat menghindari miskonsepsi.

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat membantu siswa kelas V dalam memahami

dan memperbaiki miskonsepsi dalam muatan pelajaran IPA Biologi.

4. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan pandangan baru tentang adanya

miskonsepsi dalam muatan pelajaran IPA Biologi kelas V, sehingga guru

dapat memperbaiki jika terjadi kesalahan atau miskonsepsi dalam

pembelajaran IPA Biologi.

5. Bagi Sekolah

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi warga sekolah

untuk mengurai dan menghindari mikonsepsi pada muatan pelajaran IPA

Biologi kelas V.

6. Bagi Pembaca

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca

dalam memahami muatan pelajaran IPA Biologi, serta meminimalisir

miskonsepsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

9

F. Definisi Operasional

1. IPA (KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah pengetahuan

sistematis yang diperoleh dari sesuatu observasi, penelitian, dan uji coba

yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang

diselidiki, dipelajari, dan sebagainya

2. Biologi (KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ilmu tentang

keadaan dan sifat mahluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan).

3. Miskonsepsi (Suparno, 2005) adalah suatu konsep yang tidak sesuai

dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam

bidang itu.

4. Guru (KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah orang yang

pekerjaannya mengajar.

5. Sekolah Dasar (KBBI: Kamus Besar Bahasa Indonesia) sekolah

adalah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk

melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II membahas (A) kajian pustaka, (B) hasil penelitian yang relevan, (C)

literatur map, (D) kerangka berpikir

A. Kajian Pustaka

1. Ilmu Pengetahuan Alam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 mengenai

Standar Isi mendefinisikan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis. Selain itu, Susanto (2016: 167) menjelaskan

IPA adalah usaha sadar manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan

dijelaskan dengan penalaran guru, khususnya sains di sekolah dasar,

diharapkan mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA, sehingga

dalam pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan

melaksanakan pembelajaran. Definisi lain diungkapkan oleh Wahyana

(dalam Uno, 2010: 136) yang menjelaskan bahwa IPA adalah suatu

kumpulan pengetahuan secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Berdasarkan pengertian mengenai IPA dari beberapa sumber di atas,

dapat dilihat bahwa terdapat kesamaan definisi IPA menurut Standar Isi

dengan Wahyana. Hal ini nampak dari ungkapan dari kedua sumber, yang

mengatakan bahwa IPA adalah pengetahuan tentang alam yang didapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

11

secara sistematis. Selain itu, Susanto juga menjelaskan bahwa IPA lebih

pada sebuah usaha sadar manusia dalam memahami alam dengan berbagai

proses. Namun, terdapat kesamaan dari ketiga definisi tersebut, dimana

masing-masing ahli mengungkapkan bahwa bahwa IPA adalah ilmu yang

mempelajari tentang alam serta gejala-gejala di dalamnya. Maka,

berdasarkan dari pendapat ahli-ahli tersebut, peneliti percaya bahwa IPA

adalah pengetahuan tentang alam dengan segala gejala alam di dalamnya,

yang dapat dipelajari dengan berbagai macam cara, seperti melakukan

pengamatan.

2. Biologi

IPA Biologi merupakan salah satu muatan pelajaran inti di sekolah

dasar. Menurut Brum (dalam Firmansyah, dkk: 2009) istilah biologi berasal

dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti

ilmu. Sehingga, biologi adalah sebuah ilmu tentang kehidupan. Adapun

pengertian biologi secara umum oleh KBBI (2019) biologi adalah ilmu

tentang keadaan dan sifat makhluk hidup (manusia, binatang, tumbuh-

tumbuhan).

Kedua sumber tersebut mengatakan hal yang sama. Brum mengatakan

hal yang lebih luas, yaitu biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Sedangkan

KBBI mengatakan lebih mendetail, yaitu ilmu tentang sifat mahluk hidup

seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.

3. Deskripsi Materi IPA Biologi Kelas V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

12

Peneliti memilih materi kelas V dari KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.5, yaitu:

a. Alat Gerak Manusia

Salah satu ciri mahluk hidup adalah bergerak. Jika dilihat

definisi umum, bergerak adalah berpindah dari tempat atau kedudukan

(KBBI, 2019). Pravesti, dkk (2018: 49) bergerak adalah perpindahan

posisi seluruh atau sebagian tubuh mahluk hidup karena adanya

ransangan. Setiap mahluk hidup dalam melakukan sebuah gerakan

didukung oleh organ gerak. Organ gerak manusia dan hewan memiliki

kesamaan. Prakoso (2018: 1) menjelaskan alat gerak manusia ada dua

macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif

berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat

bergerak dengan sendirinya. Otot disebut alat gerak aktif karena otot

memiliki suatu senyawa kimia yang membuatnya dapat bergerak.

Irene, dkk (2016: 3) menjelaskan alat gerak terdiri atas dua

macam, yaitu alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif

berupa otot dan alat gerak pasif berupa tulang. Otot disebut alat gerak

aktif karena otot dapat bergerak. Tulang disebut alat gerak pasif

karena tanpa adanya gerakan otot, tulang tidak dapat bekerja

melakukan gerakan. Selain itu, Maryanto (2017) juga menjelaskan

tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak

dengan sendirinya, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena otot

memiliki suatu senyawa kimia yang membuatnya dapat bergerak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

13

Ketiga ahli tersebut mengungkapkan hal yang sama bahwa otot

disebut alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak pasif.

b. Organ Pernapasan Hewan

Ciri utama mahluk hidup adalah bernapas. Pravesti, dkk (2018:

49) bernapas adalah proses memasukkan udara (oksigen) ke dalam

tubuh dan menghembuskan karbondioksida sebagai sisa

pernapasan.mahluk hidup mempunyai cara dan alat pernapasan yang

berbeda-beda. Salah satunya adalah insang. Pravesti, dkk (2018: 97)

menjelaskan alat pernapasan ikan adalah insang yang berjumlah empat

pasang, terletak di sebelah kiri dan kepala. Ikan yang hidup di air

berlumpur memiliki alat tambahan bernapasan, yang disebut labirin.

Labirin adalah lipatan-lipatan pada insang yang berfungsi untuk

menyimpan cadangan oksigen. Jenis ikan yang memiliki labirin yaitu,

lele, gurame, dan gabus.

Selain itu, Haryanto (2004: 7) menjelaskan ikan bernapas

dengan insang yang berjumlah 4 pasang. Ikan yang hidup di tempat

kurang air, misalnya lumpur, mempunyai lipatan-lipatan pada insang.

Lipatan-lipatan insang itu disebut labirin. Labirin juga menyimpan

cadangan oksigen. Jenis ikan yang biasa hidup di lumpur antara lain

ikan betok, lele, gabus, dan gurami. Penjelasan lain datang dari

Yousnelly, dkk (2010: 6) dimana ikan bernapas dengan insang. Pada

beberapa jenis ikan, insang mengalami perluasan ke atas membentuk

labirin. Labirin ini berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

14

sehingga ikan dapat tetap hidup pada keadaan kekurangan oksigen.

Contoh ikan yang memiliki labirin adalah ikan lele dan ikan gabus.

Dari ketiga penjelasan diatas, terdapat kesamaan dimana ketiga

ahli tersebut menjelaskan bahwa ikan bernapas dengan insang. Selain

itu ketiga ahli tersebut menjelaskan juga bahwa ikan yang hidup di

perairan yang minim mempunyai labirin. Fungsi labirin adalah tempat

menyimpan cadangan oksigen.

Hewan selanjutnya adalah katak. Prakoso (2018: 16)

menjelaskan katak termasuk hewan amfibi, yaitu hewan yang hidup di

darat dan di air. Saat masih berupa kecebong, katak hidup di dalam air

dan bernapas menggunakan insang. Setelah berumur 9 hari, kecebong

bernapas menggunakan insang dalam. Insang dalam akan menyusut

seiring mulai berfunsinya paru-paru dalam akan menyusut seiring

mulai dan katak muda pun tumbuh menjadi katak dewasa. Katak

dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit.

Hermana (2009: 13) menjelaskan hal yang sama, yaitu katak

dapat hidup di air dan di darat. Berudu bernapas dengan insang.

Namun, setelah menjadi katak dewasa organ pernapasannya adalah

paru-paru dan kulitnya. Sedangkan, Haryanto (2004: 6) menjelaskan

bahwa katak dapat hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air. Oleh

karena itu, katak disebut hewan amfibi. Tahap perkembangan katak

dimulai dari telur, berudu, katak muda, dan kata dewasa. Berudu

bernapas dengan tiga pasang insang luar yang terdapat di kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

15

bagian belakang. Insang luar tersebut terdiri dari lembaran-lembaran

kulit luar yang halus dan mengandung kapiler darah. Setelah berumur

sembilan hari, berudu bernapas dengan insang dalam. Selanjutnya,

insang dalam akan menyusut seiring dengan mulai berfungsinya paru-

paru. Berudu terus tumbuh menjadi katak muda. Kemudian, katak

muda menjadi katak dewasa. Katak dewasa dengan paru-paru kanan

dan paru-paru kiri.

Ketiga ahli tersebut memiliki penjelasan yang sama. Hal ini

nampak pada cara ketiga ahli tersebut memaparkan proses pernapasan

katak dari berudu hingga katak dewasa. Mereka menjelaskan bahwa

katak adalah hewan yang dapat bernapas di darat dan di air. Berudu

bernapas dengan insang, dan seiring berjalannya waktu insang akan

menyusut menjadi paru-paru.

c. Gangguan Pernapasan Pada Manusia

Manusia dapat mengalami berbagai gangguan pernapasan.

Contohnya gangguan pernapasan seperti influenza dan asma. Prakoso

(2018: 20) menjelaskan bahwa influenza merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini timbul dengan gejala

bersin-bersin, demam, dan pilek. Yousnelly, dkk (2010: 6) juga

menjelaskan influenza disebabkan oleh virus. Gejala-gejala yang

timbul pada orang yang terkena influenza antara lain demam,

menggigil, batuk-batuk, sakit kepala, seta rasa sakit pada punggung,

dan persendian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

16

Berbeda dengan penjelasan Haryanto (2004: 10) bahwa

influenza biasa disebut flu, merupakan penyakit menular yang paling

sering menyerang. Orang mudah terserang influenza jika kondisi

tubuhnya sedang lemah. Prakoso dan Yousnelly mengungkapkan

bahwa influenza disebabkan oleh virus, serta gejala-gejala yang

timbul saat sakit tersebut muncul, sedangkan Haryanto lebih

menjelaskan tentang penularan penyakit influenza.

Sedangkan penyakit asma ditandai dengan kesulitan saat

bernapas. Pravesti, dkk (2018: 24) memaparkan asma disebabkan oleh

penyempitan saluran pernapasan. Hermana (2009: 10) menjelaskan

asma merupakan penyakit menurun atau karena alergi. Penyakit ini

disebabkan oleh penyempitan bronkiola dalam paru-paru yang tiba-

tiba menyempit, mengakibatkan susah bernapasan. Selain itu, Shohib

(2017: 117) juga menjelaskan asma adalah penyakit yang ditandai

dengan kesulitan saat bernapas karena terjadi kontraksi yang kaku dari

bronkiolus. Jika dilihat dari pendapat para ahli, walaupun dikemas

dalam bahasa yang berbeda, mereka mempunyai pandangan yang

sama mengenai penyakit asma.

d. Sistem Pencernaan Manusia

Pencernaan adalah organ tubuh yang berfungsi sebagai pencerna

makanan sehingga menjadi lumat dan cair serta dapat terserap ke

dalam darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh (KBBI: 2019). Mulut

merupakan tempat awal masuknya makanan ke dalam tubuh manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

17

Di rongga mulut terdapat lidah, air ludah, dan gigi yang membantu

proses pencernaan. Pravesti, dkk (2018: 25) menjelaskan dalam

rongga mulut, makanan dicerna dengan dua cara, yaitu pencernaan

secara mekanis dan pencernaan kimiawi. Pencernaan secara mekanis

yang merupakan pencernaan makanan dengan cara dikunyah oleh gigi

dan dibantu lidah, sedangkan pencernaan kimiawi yang merupakan

pencernaan yang dilakukan oleh enzim.

Haryanto (2004: 13) menjelaskan bahwa ada dua jenis proses

pencernaan makanan dalam tubuh. Pencernaan makanan secara

mekanis yang terjadi di dalam mulut. Pencernaan makanan secara

kimia dilakukan oleh enzim, yang berlangsung di dalam mulut,

lambung, dan usus. Yousnelly, dkk (2010: 10) menjelaskan proses

pencernaan pada tubuh terjadi secara mekanis dan kimiawi.

Pencernaan secara mekanis adalah proses penghancuran makanan

dengan gerakan organ pencernaan, misalnya penghancuran makanan

oleh gigi dan gerak dinding lambung. Pencernaan secara kimiawi

adalah proses penghancuran makanan dengan bantuan enzim.

Dari ketiga penjelasan ahli diatas, menunjukkan bahwa mereka

memiliki pendapat yang sama tentang proses pencernaan mekanis dan

kimiawi. Mekanis penghancuran makanan menggunakan organ

pencernaan, sedangkan kimiawi menggunakan enzim.

e. Gangguan Pencernaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

18

Salah satu gangguan pencernaan adalah penyakit diare. Shohib

(2017: 127) menjelaskan diare dapat disebabkan bakteri kolera dan

bakteri lain yang biasanya patogen usus besar. Selain itu, Korompis,

dkk (2013: 43) menjelaskan hal yang berbeda, yaitu pada umumnya

diare akut di Indonesia disebabkan oleh masalah kebersihan

lingkungan, kebersihan makanan, dan juga infeksi mikroorganisme

(bakteri, virus, dan jamur).

Yousnelly, dkk (2010: 13) mengungkapkan bahwa diare adalah

bertambahnya jumlah air pada feses dan mengakibatkan seringnya

buang air. Umumnya diare disebabkan oleh masuknya bakteri pada

makanan dan terus terbawa sampai usus besar. Ketiga ahli tersebut

berpendapat bahwa diare dapat bersumber dari bakteri, namun

Korompis menambahkan bahwa selain virus, diare juga dapat

disebabkan oleh jamur dan virus.

f. Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu, berkembang baik

dengan cara membelah diri, hanya dapat dilihat dengan menggunakan

mikroskop (Dwijoseputro, 1998). Tidak semua bakteri di dalam tubuh

bersifat negatif. Salah satu bakteri yang berguna untuk tubuh adalah

Escherichia coli. Prakoso (2018: 30) menjelaskan pada usus besar

terdapat bakteri Escherichia coli yang berguna membusukkan sisa

makanan menjadi kotoran. Sisa makanan yang sudah busuk

dikeluarkan melalui anus dalam bentuk feses atau tinja. Adapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

19

penjelasan dari Pravesti, dkk (2018: 87) yaitu pada usus besar terdapat

bakteri pembusukan Eschericia coli untuk membantu proses

pembusukan makanan.

Selain itu, Irene, dkk (2016: 3) mengungkapkan di dalam usus

besar ampas akan mengalami pembusukan oleh bakteri Eschericia

coli. Prakoso, Pravesti, dan Irene menjelaskan hal yang sama, bahwa

bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang berfungsi untuk

pembusukkan sisa makanan yang ada di dalam tubuh.

g. Pengelompokkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan

Hewan memiliki jenis makanan yang berbeda, yaitu tumbuhan

maupun sesama hewan lain. Terdapat 3 kelompok hewan yang dibagi

berdasarkan jenis makanannya, yaitu karnivora, herbivora, dan

omnivora. Pravesti, dkk (2018: 87) menjabarkan hewan memiliki jenis

makanan yang berbeda-beda baik berupa tumbuhan maupun sesama

hewan lainnya. Adapun golongan hewan, berdasarkan jenis

makanannya, yaitu: herbivora (hewan pemakan tumbuh-tumbuhan),

karnivora (golongan hewan pemakan daging atau hewan lain), dan

omnivora (hewan pemakan daging dan tumbuhan).

Prakoso (2018: 48) juga menjelaskan hal yang sama, yaitu

kelompok hewan herbivora merupakan hewan yang makanannya

berasal dari tumbuhan. Kelompok karnivora adalah kelompok hewan

yang memakan hewan lain (daging). Kelompok hewan omnivora

merupakan kelompok hewan yang makanannya berasal dari tumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

20

maupun hewan lain. Haryanto (2004: 58) menjelaskan hewan yang

memakan disebut herbivora. Hewan yang memakan hewan lain

disebut karnivora. Hewan yang memakan tumbuhan dan hewan

disebut omnivora. Ketiga ahli tersebut, mempunyai pemahaman yang

sama, yaitu herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, karnivora

pemakan hewan lain (daging), dan omnivora adalah pemakan

tumbuhan dan hewan lain.

h. Siklus Hidup

Setiap hewan mengalami tahapan perkembangan tersendiri dan

khas. Pravesti, dkk (2018: 87) menjelaskan daur hidup adalah

tahapan-tahapan kehidupan mahluk hidup sejak lahir hingga menjadi

dewasa. Prakoso (2018: 30) menjabarkan tahapan pertumbuhan dan

perkembangan suatu hewan disebut daur hidup. Selain itu, Haryanto

(2016: 32) menjelaskan daur hidup adalah seluruh tahap perubahan

yang dialami mahluk hidup selama hidupnya. Prakoso, Pravesti, dan

Haryanto memiliki kesamaan. Para ahli tersebut memaparkan bahwa

daur hidup adalah tahapan dari perkembangan mahluk hidup.

Di dalam daur hidupnya, ada hewan yang mengalami perubahan

bentuk, ada yang tidak. Prakoso (2018: 51) menjelaskan hewan yang

mengalami perubahan bentuk pada tahap kembangnya disebut

mengalami metamorfosis. Selain itu, adapun hewan yang tidak

mengalami metamorfosis. Prakoso (2018: 51) menjelaskan contoh

jenis hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah ayam, bebek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

21

ikan, dan kadal. Hewan yang tidak mengalami metamorfosis, yang

berarti hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk.

Pravesti, dkk (2018: 92) menjelaskan pada daur hidup tanpa

metamorfosis, tidak ada perubahan bentuk yang berbeda antara ketika

lahir dan dewasa. Contoh hewan yang tidak mengalami daur hidup

tanpa metamorfosis sebagai berikut, ayam, sapi, dan kucing. Haryanto

(2016: 35) menjelaskan sebagian besar hewan mengalami daur hidup

tanpa metamorfosis. Ayam tidak mengalami metamorfosis. Begitu

juga dengan kucing, kambing, ikan, burung, dan banyak hewan lain.

Prakoso dan Pravesti mengungkapkan penjelasan yang sama,

yaitu hewan yang hidup tanpa metamorfosis tidak mengalami

perubahan bentuk pada tubuhnya. Selain itu, ketiga ahli tersebut

memberi contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis, seperti

ayam. Terdapat pula hewan yang mengalami metamorfosis yang

sempurna dan tidak sempurna.

Prakoso (2018: 51) menjelaskan metamorfosis sempurna adalah

hewan yang baru menetas bentuknya berbeda bentuknya dengan

hewan dewasa, sedangkan metamorfosis tidak sempurna adalah hewan

yang baru menetas tidak terlalu berbeda bentuknya dengan hewan

dewasa. Pravesti, dkk (2018: 88) menjelaskan metamorfosis sempurna

mempunyai ciri yaitu adanya fase kepompong atau pupa. Biasanya

hewan yang mengalami metamorfosis sempurna mengalami empat

fase, yaitu: fase telur, larva, pupa (kepompong) dan imago (dewasa).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

22

Selain itu, Haryanto (2016: 35) juga menjelaskan pada

metamorfosis sempurna, bentuk hewan saat lahir berbeda sekali

dengan bentuknya ketika hewan dewasa. Prakoso dan Haryanto

mengungkapkan bahwa hewan yang mengalami metamorfosis

sempurna akan terlihat berbeda dari lahir hingga dewasa, sedangkan

Pravesti menjelaskan dengan lebih detail, yaitu metamorfosis

sempurna akan melewati empat fase, seperti fase telur, larva, pupa

(kepompong) dan imago (dewasa).

i. Rantai dan Jaring-jaring Makanan

Terdapat perbedaan pada rantai dan jaring-jaring makanan.

Dalam Pravesti, dkk (2018: 96) menjelaskan rantai makanan

merupakan peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu antar

mahluk hidup. Sedangkan, jaring-jaring makanan adalah kumpulan

dari dua atau lebih rantai makanan yang saling berhubungan. Prakoso

(2018: 52) menjelaskan bahwa rantai makanan adalah hubungan yang

khas antara sekelompok produsen dan konsumen atau bisa diartikan

perjalanan pemakan dan dimakan dengan urutan tertentu antar mahluk

hidup. Sedangkan, kumpulan dari beberapa rantai makanan di dalam

sebuah ekosistem disebut jaring-jaring makanan.

Irene, dkk (2016: 74) menjelaskan terbentuk interaksi makan

dan dimakan antarmahluk hidup yang disebut rantai makanan. Dalam

lingkungan, beberapa rantai makanan dapat membentuk hubungan

makan dan dimakan yang lebih kompleks, yaitu jaring-jaring

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

23

makanan. Ketiga ahli tersebut menyatakan yang sama, dimana rantai

makanan dan jaring makanan berbeda. Rantai makanan adalah

peristiwa makan dan dimakan antar mahluk hidup, sedangkan jaring-

jaring makanan adalah hubungan makan dan dimakan yang lebih

kompleks atau kumpulan rantai makanan dalam sebuah ekosistmen.

4. Miskonsepsi

Terdapat berbagai macam pengertian miskonsepsi. Suparno (2005: 30)

menjelaskan jika dilihat dari segi filosofis, terjadinya miskonsepsi dapat

dijelaskan melalui filsafat kontruktivisme. Filsafat kontruktivisme secara

singkat menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk (dikontruksi) oleh

siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan, dan bahan yang

dipelajari. Mereka mengkontruksi sendiri hal itu karena pengalaman hidup

mereka. Inilah yang disebut prakonsepsi atau konsep awal siswa.

Sedangkan, Suparno (2005: 4) menjelaskan bahwa miskonsepi atau salah

konsep menunjukan pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian

ilmiah atau pengertian yang diterima oleh para pakar dalam bidang itu.

Fowler (dalam Suparno, 2005: 5) menjelaskan arti miskonsepsi yaitu

sebagai pengertian yang tidak akurat dengan konsep, penggunaan konsep

yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep

yang berbeda, dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

Filsafat kontruktivisme menjelaskan miskonsepsi dapat timbul dari

adanya kontruksi pemikiran manusia. Hal ini terjadi karena setiap manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

24

mampu mengkontruksi pengetahuan yang didapat melalui lingkungan,

tantangan, maupun bahan yang dipelajari. Sedangkan Fowler dan Suparno

memiliki penjelasan yang serupa, yaitu miskonsepsi adalah sebuah konsep

yang tidak sesuai dan tidak akurat. Maka dari itu, peneliti mendefinisikan

miskonsepsi adalah ketidak sesuaian, ketidak akuratan, dan ketidak

lengkapan suatu konsep yang dapat terjadi karena proses pengkontruksian

pemikiran dan pengalaman tiap individu.

5. Penyebab Miskonsepsi

Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi

penyebab miskonsepsi pada siswa. Suparno (2005: 5) menjelaskan

penyebab miskonsepsi, yaitu: a) Siswa/mahasiswa, miskonsepsi dapat

dialami siswa. Beberapa yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa, yaitu:

prakonsepsi atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif, pemikiran

humanistik, reasoning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap

perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa.

b) Guru/pengajar, tidak hanya siswa, guru/pengajar sekalipun dapat

menjadi penyebab miskonsepsi. Beberapa guru mengajarkan suatu bahan

secara keliru. Oleh karena siswa menganggapnya sebagai benar, maka siswa

memegang konsep itu kuat-kuat. Akibatnya, miskonsepsi siswa sangat kuat

dan sulit diperbaiki lagi. Selain itu, kadang-kadang beberapa guru

memberikan penjelasannya secara sangat sederhana untuk membantu siswa

lebih mudah menangkap bahan yang disajikan. Demi menyederhanakan

bahan itu, terkadang dalam menjelaskan tidak lengkap atau menghilangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

25

sebagian unsur yang penting. Akibatnya siswa salah menangkap inti bahan

itu.

c) Buku Teks, buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa yang

sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit

mengkap isinya. Akibatnya, mereka menangkap hanya sebagian atau bahkan

tidak mengerti sama sekali. Pengertian yang tidak utuh ini dapat

menimbulkan miskonsepsi yang besar. d) Konteks, di dalam konteks

terdapat 4 pembagian, yaitu dapat berasal dari pengalaman, bahasa sehari-

sehari, teman, bahkan keyakinan ajaran agama.

e) Metode mengajar, beberapa metode mengajar yang digunakan guru,

terlebih yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,

meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering mempunyai

dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Adapun metode-

metode tersebut, yaitu metode ceramah, penggunaan analogi dalam

mengajarkan konsep, metode pratikum, metode demontrasi, metode diskusi,

dan pemberian pekerjaan rumah. Metode ceramah, yang tanpa memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya dan juga untuk mengungkapkan

gagasannya, sering kali meneruskan dan memupuk miskonsepsi, terlebih

pada siswa yang kurang mampu.

Penggunaan analogi dalam mengajarkan konsep juga dapat

menimbulkan miskonsepsi. Hal ini dijelaskan Dupin (dalam Suparno,

2005:50) bahwa penggunaan analogi, baik dan membantu memudahkan

siswa menangkap konsep, tetapi kadang-kadang juga menimbulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

26

miskonsepsi yang baru. Metode pratikum, meskipun sangat membantu

dalam proses pemahaman, dapat juga menimbulkan miskonsepsi karena

siswa hanya menangkap sejauh dapat dialami dalam pratikum. Dengan kata

lain, abstraksi yang lebih luas sering sulit ditangkap karena data-data yang

ditemukan dalam pratikum sengat terbatas. Metode demontrasi yang selalu

menampilkan yang benar, karena sudah direkayasa, dapat juga membuat

siswa salah mengerti. Metode diskusi, terlebih diskusi diantara teman. Bila

dalam diskusi itu semua siswa mempunyai konsep yang salah, maka

miskonsepsi mereka semakin diperkuat, bila guru tidak membantu

menanggapi dan memperbaikinya. Terakhir, guru sering memberikan

pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di rumah sebagai perangsang

agar anak terus belajar. Seringkali guru-guru tidak mau mengoreksi hasil

pekerjaan siswa. Dengan tanpa dikoreksi, siswa yang mempunyai

miskonsepsi akan tetap mempunyai konsep yang salah karena merasa

pekerjaannya benar.

Yuliati (2017: 50) juga menjelaskan ada banyak hal yang menjadi

faktor penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa

diantaranya adalah prakonsepsi yang dimiliki siswa itu sendiri, guru,

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, atau bahkan bahan ajar yang

digunakan. Selain itu, Iowi dan Uludotun (dalam Pujayanto: 2006)

menjelaskan a) Buku pelajaran, ditulis dalam bahasa Inggris yang

merupakan bahasa kedua; b) Lingkungan, sebagian siswa berasal dari

lingkungan yang tidak berpendidikan dan tidak mengenal teknologi modern;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

27

c) Guru, miskonsepsi ada pula pada guru. Miskonsepsi terjadi karena

transfer informasi dari persepsi yang salah. Seseorang yang mempunyai

miskonsepsi akan mempunyai dampak yang cukup serius dalam berbagai

masalah dalam belajar dan pembelajarannya. Ketiga ahli tersebut masing-

masing menjelaskan bahwa miskonsepsi dapat terjadi karena siswa, guru,

dan buku pelajaran atau bahan ajar yang digunakan oleh guru. Namun

Suparno menambahkan bahwa sebuah konteks, seperti pengalaman, bahasa

sehari-sehari, teman, bahkan keyakinan ajaran agama juga menjadi sebuah

faktor terjadinya miskonsepsi.

B. Hasil dari Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan di dalam negeri, “Identifikasi Miskonsepsi IPA

Kelas V di SD Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016” oleh Esti

Wahyuningsih menyimpulkan bahwa jumlah subjek sebanyak 18 siswa

menunjukkan bahwa ditemukan miskonsepsi pada beberapa materi yang terdapat

pada indikator a) menyebutkan organ pencernaan manusia dan fungsinya

sebanyak 5 siswa yaitu terbalik dalam menyebutkan bagian organ pencernaan

usus halus dengan usus besar, b) menyebutkan organ peredaran darah manusia

dan fungsinya sebanyak 5 siswa yaitu terbalik menyebutkan bagian-bagian

jantung dan terbalik memahami fungsi pembuluh vena dengan pembuluh nadi,

dan c) mengumpulkan data tentang sifat benda, seperti bentuk, warna, kelenturan,

kekerasan, dan bau sebelum dan sesudah mengalami perubahan sebanyak 11

siswa yaitu salah dalam memahami perubahan yang terjadi pada semen yang

dicampur dengan air. Faktor terjadinya miskonsepsi adalah presepsi yang salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

28

tentang kanan kiri. Siswa menyamakan bagian kanan dan kiri pada tangan dengan

bagian kanan dan kiri pada gambar, sehingga siswa salah dalam memahami

bagian kanan dan kiri pada jantung dan kurangnya minat belajar siswa.

Miskonsepsi IPA tidak hanya terjadi pada siswa sekolah dasar, bahkan pada

mahasiswa di tingkat universitas. Hal ini nampak dari kedua penelitian yang

sudah dilakukan, seperti penelitian dengan subjek mahasiswa Program Studi

Sekolah Dasar (PGSD) di kedua Universitas dan kota yang berbeda. “Miskonsepsi

dalam Materi IPA Sekolah Dasar” oleh Dek Ngurah Laba Laksana menyimpulkan

bahwa konsepsi paling rendah adalah pada konsep gerak jatuh bebas dan konsepsi

paling tinggi pada konsep gerhana matahari. Sementara konsepsi ilmiah calon

guru dengan persentase lebih besar atau sama dengan 50% adalah konsep zat yang

diperlukan dalam proses fotosintesis, konsep zat yang dihasilkan dalam proses

fotosintesis, konsep pernafasan pada tumbuhan, konsep air dalam wujud gas,

konsep perbedaan berat dan massa, konsep tekanan pada benda cair, konsep kuat

arus listrik, konsep rotasi bumi, konsep benda-benda langit yang memancarkan

cahayanya sendiri, konsep revolusi bumi, konsep gerhana bulan, konsep gerhana

matahari. Sementara itu, dari hasil tes diagnostik dan wawancara pada informan

menunjukkan bahwa dalam setiap item tes diagnostik terdapat miskonsepsi.

Penelitian terakhir dari dalam negeri dengan judul “Miskonsepsi Mahasiswa

PGSD” oleh Wahyu Wido Sari dan Rahmawati menunjukkan bahwa ketika

dilontarkan pertanyaan mengenai “makhluk hidup seperti apa mikroorganisme

bagi Anda?” ada satu orang mahasiswa yang menjawab tidak tahu. Lalu 47

mahasiswa yang lain menjawab bahwa mikroorganisme adalah bakteri, maka satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

29

mahasiswa yang menjawab tidak tahu kemudian menyampaikan bahwa

menurutnya mikroorganisme adalah kuman penyakit. Dari hasil diskusi ini

disimpulkan bahwa seluruh kelas, atau 100% mahasiswa setuju bahwa

mikroorganisme adalah bakteri. Diskusi berlanjut dengan pertanyaan kedua,

ketika mereka masih berusia 6-12 tahun bagaimana mereka mendeskripsikan

bakteri. Dalam diskusi ini mahasiswa menyampaikan pendapat mereka mengenai

bakteri sebagai kuman penyakit (97.91%). Mahasiswa beranggapan jika semua

bakteri berasal dari sesuatu yang kotor dan menyebabkan penyakit pada manusia.

“Karena setiap kali ada yang sakit, ada yang berkata sakit disebabkan oleh bakteri

yang masuk kedalam tubuh, menyerang sistem kekebalan tubuh, entah berasal

dari makanan ataupun dari udara”.

Hanya satu mahasiswa (2.08%) yang mengatakan bahwa ada pula bakteri

yang baik sebagaimana diiklankan dalam TV. “Seingat saya, dulu ada iklan susu

yang isinya bakteri baik melawan bakteri jahat”. Sepertinya, dalam diskusi ini

hampir tidak ada mahasiswa yang menyadari bahwa mikroorganisme (termasuk

bakteri) ada yang digunakan dalam industri, terutama dalam industri pangan.

Mereka sering mengkonsumsi makanan hasil fermentasi seperti tempe, tape,

yogurt, kecap, tanpa menyadari bahwa ada peran mikroorganisme dalam

pengolahan pangan tersebut. Miskonsepsi mahasiswa PGSD terhadap

mikroorganisme tampaknya dilatar belakangi oleh pengetahuan dasar mengenai

makhluk hidup ini dari orang tua, guru, masyarakat, dan iklan dari televisi.

Penelitian adanya miskonsepsi IPA tidak hanya di Indonesia, melainkan di

beberapa negara lainya. “Determining the misconceptions of primary school

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

30

students related to sound transmission throught drawing” oleh Merve Sozen dan

Mualla Bolat menyimpulkan dari perolehan data yang dianalisis dengan

pertanyaan-pertanyaan kuantatif dan kualitatif menunjukkan bahwa siswa

memiliki miskonsepsi berhubungan dengan transmisi suara. Pada penelitian

“Relationship between 5th Grade Students towards Science and Technology

Course and Misconseption” oleh Bahtiar dan Bastruk menemukan terjadi juga

miskonsepsi di sekolah dasar.

Adapun penelitian dengan subjek berbeda adalah “Misconceptions of

science teacher candidates about heat and temperature” oleh Tezcan Kartal dkk

menunjukkan bahwa pada item pertama 62% siswa menjawab dengan benar pada

item pertama tes sementara 38% dari mereka memilih jawaban yang salah. Siswa

yang memiliki kesalahpahaman dan dengan demikian memilih jawaban yang

salah tahu konsep panas dan suhu dan berpikir bahwa konsep tersebut bisa

digunakan secara bergantian. Item kedua dari tes itu dijawab benar oleh 30%

siswa sedangkan 35% diantaranya memilih jawaban yang salah dan 35% di

antaranya tidak jawab pertanyaannya. Alasan di balik ini mungkin terkait dengan

fakta bahwa siswa bertepatan dengan jumlah konsep untuk pertama kalinya atau

tidak bisa mengingat konsep ini dengan benar. Itu terlihat pada item ketiga itu

45% dari siswa memilih jawaban yang benar sementara 55% dari mereka

memberikan jawaban yang salah. Jawaban yang salah adalah kesalahpahaman

yang dimiliki siswa tentang bagaimana panas ditransmisikan di lingkungan

material. Kesalahpahaman yang dimiliki anak-anak dalam hal ini adalah mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

31

berpikir bahwa tidak akan ada perubahan dalam ukuran suatu zat karena tidak ada

perubahan dalam jumlah besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

32

C. Literatur Map

Jurnal 1

Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di

SD Kanisius Beji Tahun Pelajaran

2015/2016

Wahyuningsih, Esti. 2016.

Jurnal 2

Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah

Dasar. Laksana, Dek Ngurah Laba. 2016.

Jurnal 3

Miskonsepsi Mahasiswa PGSD Terhadap

Mikroorganisme. Sari, Wahyu Wido dan

Rahmawati, Layung. 2015.

MISKONSEPSI IPA

BIOLOGI PADA GURU

SEKOLAH DASAR

Lestari, Maria Ayu Dwi.

2019

Jurnal 4

Determining the misconceptions of primary

school students related to sound

transmission throught drawing. Sozen,

Merve, dan Bolat, Mualla. 2011.

Jurnal 5

Relationship between 5th Grade Students

towards Science and Technology Course and

Misconseption. Bahtiyar, Asiye dan Ramazan

Basturk. 2012.

Jurnal 6

Misconceptions of science teacher candidates

about heat and temperature.

Tezcan Tezcan, dkk. 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

33

Berdasarkan literatur map di atas, peneliti membuat pemetaan yang

menunjukkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Alasan yang

mendasar dalam melakukan penelitian ini adalah ditemukannya miskonsepsi pada

siswa, sehingga peneliti terdorong untuk ingin mengetahui pemahaman guru yang

mengajar siswa tersebut.

D. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA mencakup dasar-dasar dari kehidupan sehari-hari tentang

alam. IPA lebih menekankan pada usaha sadar manusia dalam memahami alam

semesta melalui sebuah pengamatan dan pembelajaran terarah. Dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPA terdapat sebuah

hambatan yang berupa miskonsepsi. Fenomena yang ditemukan peneliti adalah

siswa yang memiliki kesalahpahaman atau miskonsepsi mengenai fungsi labirin

pada ikan. Selain itu, terdapat juga miskonsepsi pada sifat bakteri yang ada di

dalam tubuh. Bagaimana siswa-siswa tersebut dapat mengalami miskonsepsi?

Apakah peran guru besar dalam pemahaman siswa-siswa tersebut?

Adapun penelitian relevan dan terdahulu dari dalam negeri tentang

miskosepsi IPA, antara lain: “Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD

Kanisius Beji Tahun Pelajaran 2015/2016” oleh Esti Wahyuningsih

menyimpulkan bahwa terdapat miskonsepsi IPA pada siswa di SD Kanisius Beji.

Selain itu, “Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar” oleh Dek Ngurah

Laba Laksana menyimpulkan bahwa adanya miskonsepsi mahasiswa PGSD.

Penelitian terakhir dengan judul “Miskonsepsi Mahasiswa PGSD” oleh Wahyu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

34

Wido Sari dan Rahmawati menyimpulkan bahwa adanya miskonsepsi pada siswa

sekolah dasar hingga mahasiswa PGSD.

Penelitian tentang miskonsepsi IPA pun dapat ditemukan dari luar negeri,

antara lain: “Determining the misconceptions of primary school students related

to sound transmission throught drawing” oleh Merve Sozen dan Mualla Bolat

menyimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi berhubungan dengan

transmisi suara. Selain itu, pada penelitian “Relationship between 5th Grade

Students towards Science and Technology Course and Misconseption” oleh

Bahtiar dan Bastruk menemukan terjadi juga miskonsepsi di sekolah dasar.

Adapun penelitian dengan subjek berbeda adalah “Misconceptions of science

teacher candidates about heat and temperature” oleh Tezcan Kartal dkk

menyimpulkan bahwa adanya miskonsepsi pada calon guru sains. Dari beberapa

penelitian diatas, disimpulkan sama seperti penelitian dalam negeri bahwa

miskonsepsi dapat terjadi dijenjang apapun.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian relevan terdahulu, terdapat

miskonsepsi dialami oleh siswa sekolah dasar hingga mahasiswa perguruan tinggi.

Selain itu, berdasarkan kasus miskonsepsi yang ditemukan, peneliti terdorong

untuk mencari sumber dari miskonsepsi tersebut. Terdapat berbagai hal yang

menyebabkan miskonsepsi, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode

belajar. Peran guru sangat besar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah,

namun guru juga dapat menjadi salah satu penyebab dari miskonsepsi, lalu

bagaimana pemahaman guru terhadap materi IPA Biologi? Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

35

penelitian ini ingin mencoba mengetahui bagaimana pemahaman guru terhadap

materi IPA Biologi khususnya materi IPA Bilogi kelas V.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan kasus yang sudah dilihat dan dialami.

Adapun alasan peneliti memilih llmu Pengetahuan Alam, merupakan salah satu

muatan pelajaran inti di sekolah dasar. Selain itu, siswa kelas V adalah golongan

siswa kelas atas, dimana siswa kelas V akan disiapakan untuk mengahadapi ujian

kelulusan dari sekolah dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III membahas (A) Jenis Penelitian, (B) Setting Penelitian, (C) Desain

Penelitian, (D) Partisipan Penelitian, (E) Teknik Pengumpulan Data, (F)

Instrumen Penelitian, (G) Kredibiltas dan Transferabilitas, (H) Teknik Analisis

Data

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Peneliti ingin

mengetahui sebuah fenomena miskonsepsi yang ditemukan pada siswa. Moleong

(2008: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Sedangkan

Patton (dalam Ahmadi, 2014: 15) metode kualitatif adalah untuk memahami

fenomena yang sedang terjadi secara alamiah (natural) dalam keadaan-keadaan

yang sedang terjadi secara ilmiah.

Berdasarkan dari kedua definisi ini, peneliti mendapatkan pemahaman baru,

dimana sebuah penelitian dapat berasal dari sebuah fenomena yang dapat

dideskripsikan secara ilmiah melalui kualitatif. Maka dari itu, peneliti berusaha

selalu memperhatikan fenomena yang terjadi di sekitar peneliti, kemudian

mencoba mengetahui sumber dari fenomena tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

37

sebagai manusia, peneliti harus peka dalam memahami fenomena yang terjadi di

sekitar. Moleong (2008: 9) menjelaskan dalam penelitian kualitatif, jika

memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih

dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak

mungkin untuk mengadakan penyesuain terhadap kenyataan-kenyataan di

lapangan. Selain itu, hanya manusia sebagai alat yang dapat berhubungan dengan

responden atau objek lainnya, dan hanya manusia lah yang mampu memahami

kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan (Moleong, 2008: 9).

Berangkat dari pemahaman tersebut, peneliti sendiri atau dengan bantuan

orang lain adalah instrumen penelitian utama dalam penelitian ini. Selain

menempatkan diri sebagai instrumen penelitian, peneliti menggunakan

kemampuannya untuk mengetahui kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksudkan

adalah keadaan partisipan utama dan partisipan lain, cara mengajar partisipan

utama, serta dokumentasi penunjang pembelajaran yang digunakan oleh partisipan

utama.

B. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian selama 9 bulan, yang dimulai dari bulan

Juli 2018 hinggan April 2019.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian kualitatif ini dilaksanakan pada sekolah negeri yang terletak

di Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama sekolah ini disamarakan menjadi SD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

38

Mentari Bersinar. SD Mentari Bersinar memiliki 24 tenaga pendidikan. 1

kepala sekolah, 12 guru kelas, 1 guru olahraga, 2 guru agama Islam, 1 guru

agama Kristen, 1 guru agama Hindu, 1 penjaga perpustakaan, 2 karyawan

TU, 1 tukang kebun, dan 2 satpam. Sekolah ini berada tengah kota, dimana

terdapat beberapa sekolah, pusat perbelanjaan, dan kuliner. Lingkungan

sekolah yang bersih dan rindang, karena banyak pohon dan tanaman di

halaman sekolah.

C. Desain Penelitian

Peneliti menemukan fenomena yang terjadi selama melakukan kegiatan PPL

(Program Pengalaman Lapangan). Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti

berusaha mencari tahu bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi, kemudian

membandingkannya dengan teori. Metode yang tepat untuk penelitian ini adalah

fenomenologi. Kholifah dan Suyadnya (2018: 117) menjelaskan mengenai istilah

fenomenologi sendiri bertolak dari bahasa Yunani pheinomena (pheinomai,

menampakkan diri) dan logos (akal budi). Kiswarno (dalam Kholifah dan

Suyadnya, 2018: 124) menjelaskan menurut Husserl dengan fenomenologi kita

dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang

mengalaminya sendiri. Artinya melalui fenomenologi, peneliti berusaha

menelusuri bagaimana seseorang memaknai objek dalam pengalamannya, yang

tentunya menjadi penting dalam penelitian ini.

Peneliti melakukan pengamatan pada peristiwa-peristiwa di sekitar, serta

memahami peristiwa tersebut dari sudut pandang orang yang mengalaminya

sendiri. Fenomena yang ditemukan oleh peneliti adalah adanya miskonsepsi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

39

kesalahpahaman siswa kelas V terhadap materi IPA Biologi di sekolah dasar.

Siswa-siswa tersebut beranggapan bahwa ikan selalu memiliki labirin, selain itu

pada materi lain siswa juga beranggapan bahwa semua bakteri yang ada di dalam

tubuh memiliki dampak yang negatif bagi manusia. Hal ini mendorong peneliti

untuk mengidentifikasi dari mana pemahaman tersebut berasal.

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah mengetahui pemahaman

guru yang mengajar siswa-siswa tersebut, melalui melakukan observasi dan

wawancara semiterstuktur. Langkah selanjutnya, peneliti akan membandingkan

pemahaman guru dengan materi IPA yang berasal dari buku dan jurnal ilmiah.

Setelah itu, ditarik kesimpulan tentang kesesuaian pemahaman guru tersebut

dengan buku maupun jurnal ilmiah tentang IPA. Berbekal dengan kesimpulan

tersebut, peneliti lalu menghubungkan apakah pemahaman siswa tersebut timbul

dari pemahaman guru yang mengajar mereka atau terdapat faktor lainnya.

D. Partisipan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti membutuhkan partisipan demi

memperoleh hasil yang ingin diketahui. Rahmawati (2018: 28) mengungkapkan

penelitian kualitatif menetapkan posisi partisipan setara dengan peneliti, dengan

kata lain proses penelitian mengutamakan prinsip kesetaraan dan tidak

menganggap partisipan sebagai objek atau subjek penelitian. Berangkat dari

pemahaman ini, peneliti menganggap bahwa partisipan adalah informan yang

memberikan penjelasan terhadap fenomena miskonsepsi yang telah terjadi.

Peneliti memilih partisipan yang ada di dalam lingkup sekolah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

40

Dua guru kelas V dan siswa-siswa yang diajar oleh kedua guru tersebut,

dianggap dapat memberikan data yang relevan terkait miskonsepsi yang terjadi

pada siswa. Hal ini dikarenakan keduanya adalah guru kelas V, sehingga mereka

mengajarkan beberapa muatan pelajaran khususnya IPA Biologi. Peneliti memilih

dua guru yang menjadi partisipan utama, yaitu guru muatan pelajaran IPA kelas V

A dan V B SD Mentari Bersinar.

Bapak Sua (pseudonym) adalah salah satu partisipan utama. Pria kelahiran

Klaten ini adalah lulusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di salah satu

universitas di Yogyakarta. Bapak Sua (pseudonym) sudah menjadi guru sejak

tahun 2010 dan diangkat menjadi PNS pada tahun 2011. Sejak diangkat menjadi

PNS, Bapak Sua (pseudonym) sudah pernah mempunyai pengalaman di dua SD.

Pernah mengampu di kelas II, kelas V dan sekarang menjadi wali kelas VI, serta

guru untuk muatan pelajaran IPA.

Prestasi yang pernah Bapak Sua (pseudonym) pernah dapatkan selama

menjadi guru adalah juara 2 dalam lomba media pembelajaran tematik yang

diadakan oleh salah satu univeritas di Yogyakarta. Selain itu, Bapak Sua

(pseudonym) pernah membuat 3 buku untuk pegangan siswa dalam mempelajari

IPA. Buku ini berisi ringkasan materi dan soal-soal latihan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 bulan, muatan pelajaran

IPA sering sekali dikemas dengan sebuah media seperti visual, audio, hingga

eksperimen secara mandiri. Dalam rangka olimpiade Sains, Bapak Sua

(pseudonym) pernah membimbing siswa hingga mendapatkan juara 2 pada tingkat

kecamatan pada tahun 2017. Selain itu, hasil belajar muatan pelejaran IPA pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

41

semester lalu mencapai rata-rata 82, sedangkan KKM IPA adalah 75, hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata siswa mampu mendapatkan nilai diatas KKM.

Muatan pelajaran IPA juga menjadi muatan yang memiliki hasil akhir yang

tertinggi, jika dibandingkan dengan muatan pelajaran lainnya.

Partisipan utama kedua adalah Ibu Hayati (pseudonym). Ibu Hayati

(pseudonym) lahir di Sleman. Pendidikan terakhir Ibu Hayati (pseudonym) adalah

sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di salah satu universitas

Yogyakarta. Setelah lulus pada tahun 2013 lalu, Ibu Hayati (pseudonym) sempat

menjadi tenaga honorer selama setengah tahun dan diangkat menjadi PNS pada

tahun 2015.

Menjadi guru selama 4 tahun lebih, Ibu Hayati (pseudonym) mempunyai

pengalaman mengajar di kelas I, II, dan V. Ibu Hayati (pseudonym) mengaku

penggunaan media dalam pembelajaran IPA sebanyak 40%. Pembelajaran lebih

banyak menggunakan buku seperti biasa, namun dalam beberapa materi Ibu

Hayati (pseudonym) menggunakan media dalam pembelajaran seperti video,

gambar, dan power point.

Guru menjadi partisipan utama, sedangkan siswa menjadi partisipan lain

dalam penelitian ini. Peneliti mewawancarai partisipan utama, kemudian hasil dari

wawancara semi terstruktur dengan guru (partisipan utama) ini menghasilkan

pengetahuan pemahaman yang ada di dalam guru tentang materi IPA Biologi

kelas V. Berangkat dari pemahaman guru, kemudian peneliti kembali mewancarai

siswa dan menarik kesimpulan apakah terdapat keterhubungan pemahaman guru

dengan siswa yang diajar oleh kedua guru tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

42

E. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik triangulasi dalam mengumpulkan data.

Winarni (2018: 168) menjelaskan triangulasi dapat diartikan teknik pengumpulan

data dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam proses

pengumpulan data. Winarni (2018: 168) juga menjelaskan dalam hal triangulasi,

Susan Stainback menyatakan bahwa “the aim is not to determine the truth about

some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s

understanding of what ever is being investigated”, yang berarti tujuan dari

triangulasi bukan mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih

pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

1. Observasi

Dalam langkah ini peneliti menggunakan teknik observasi pasrtisipan.

Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang

berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat

topik penelitian (Emzir, 2012: 39). Peneliti menempatkan diri sebagai

observer pasrtisipan. Hal ini nampak pada peneliti berperan sebagai anggota

dalam sekolah, karena penelitian ini dilakukan pada saat peneliti sedang

melakukan kegiatan magang PPL (Program Pembelajaran Lapangan). Selain

itu, peneliti juga mengumpulkan data tentang pemahaman siswa dan guru

yang ada di sekolah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

43

Langkah pertama adalah peneliti menggali lebih mendetail bagaimana

pemahaman guru yang mengajar siswa-siswa tersebut. Dimulai dengan

melakukan observasi saat guru mengajar, peneliti menjabarkan bagaimana

guru tersebut mengajar dan siswa saat diajar. Saat melakukan observasi,

peneliti duduk di belakang kelas sehingga murid akan tetap terfokus kepada

guru dan tidak merasa terganggu terhadap kehadiran peneliti. Setelah itu,

peneliti melakukan observasi mengenai bahasa tubuh pada saat melakukan

wawancara semiterstruktur bersama guru. Hal ini membuat peneliti harus

melihat guru secara menyeluruh, maka dari itu peneliti selalu mengusahakan

untuk menghadap kearah guru, dan memperhatikan setiap mimik maupun

bahasa tubuh yang dikeluarkan oleh guru.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara

semiterstruktur. Jenis wawancara semiterstruktur sudah termasuk dalam

kategori in dept interview dengan pelaksanaan yang lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur (Winarni, 2018: 164). Teknik

wawancara jenis ini dipilih oleh peneliti karena membantu peneliti untuk

mengetahui lebih dalam mengenai pemahaman guru pada materi IPA

Biologi. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Winarni (2018: 164)

yaitu tujuan dari wawancara jenis ini adalah menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan

ide-ide. Maka dari itu, pada bagian ini peneliti membuat rubrik pertanyaan

berdasarkan KD, kemudian rubrik tersebut menuntun peneliti untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

44

menanyakan materi pada informan. Walaupun pada saat berhadapan

langsung dengan informan, peneliti tidak akan menggunakan alat bantu

seperti teks panduan wawancara.

Wawancara semiterstruktur ini, membantu peneliti dalam bertanya,

namun tidak membatasi informan dalam menjawab pertanyaan tersebut

sehingga peneliti akan mendapatkan jawaban yang mendalam. Waktu dalam

melaksanakan wawancara adalah ketika istirahat dan sepulang sekolah.

Wawancara dilakukan pada 2 kelompok partisipan, yaitu guru (partisipan

utama) dan siswa (partisipan lain).

Dimulai dengan melakukan wawancara dengan guru. Peneliti bertanya

dengan menunjukkan rasa penasaran terhadap materi IPA Biologi, lalu

bertanya kepada guru tentang pemahaman mereka. Hal ini bertujuan agar

kedua guru tidak merasa terintimidasi dan tetap memberikan jawaban

dengan apa adanya. Pada saat mewawancarai guru, peneliti melakukan

wawancara dengan materi IPA Biologi yang lebih detail. Bersumber dari 4

KD (Kompetensi Dasar), peneliti akan menggali pemahaman guru terhadap

materi-materi tersebut. Wawancara semiterstruktur ini dikemas dengan

menanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, sehingga sampai pada tujuan

peneliti dalam mengetahui pemahaman guru. Wawancara semiterstruktur ini

juga dilakukan dengan 2 guru di waktu dan tempat yang berbeda, namun

dengan pertanyaan yang sama.

Setelah mendapat semua pemahaman guru melalui wawancara,

peneliti kembali melakukan wawancara kepada siswa. Wawancara kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

45

dilakukan dengan maksud melihat apakah pemahaman guru sama dengan

pemahaman siswa, sehingga dapat ditarik kesimpulan darimana miskonsepsi

awal yang ditemukan pada siswa berasal. Melalui wawancara ini, peneliti

juga berusaha mengetahui sumber lain dari pemahaman siswa terhadap

materi IPA Biologi yang telah mereka ketahui.

3. Dokumen

Peneliti menggunakan studi dokumentasi dalam penelitian ini. Hal ini

dilakukan dengan menjabarkan bahan ajar guru, karena pemahaman yang

diketahui oleh guru mungkin bersumber dari apa yang dibaca oleh mereka.

Sesuai dengan penjelasan Bodgan dan Biken (dalam Ahmadi, 2014: 179)

dokumen adalah mengacu pada material (bahan) seperti fotografi, video,

film, memo, surat, diari, rekaman kasus klinis, dan sejenisnya, yang dapat

digunakan sebagai informasi suplemen sebagai bagian dari kajian kasus

yang sumber data utamanya adalah observasi partisipan atau wawancara.

Berangkat dari pemahaman ini, peneliti akan menampilkan buku-buku

yang digunakan guru untuk mengajar. Hal ini bertujuan untuk menjadi data

pendukung setelah melakukan observasi dan wawancara. Peneliti juga akan

mengidentifikasi sumber lain yang digunakan guru dalam menunjang

belajar.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, yang menjadi instrumen adalah peneliti

sendiri. Jika memanfaatkan alat yang bukan-manusia dan mempersiapkan dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

46

terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka

sangat tidak mungkin mengadakan penyesuain terhadap kenyataan-kenyataan

yang ada di lapangan (Moleong, 2008: 9). Selain itu, hanya manusia sebagai alat

instrumen sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya,

dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di

lapangan (Moleong, 2008: 9).

Pada awal melakukan observasi dengan siswa, ditemukan bahwa siswa

melontarkan pemahaman yang salah. Peneliti sempat ingin langsung memperbaiki

pemahaman siswa tersebut, namum setelah berefleksi dengan singkat, peneliti

memilih untuk bertanya lebih mendalam tentang pemahaman tersebut. Hal ini

dirasakan saat peneliti mencoba untuk mendengarkan dengan baik apa yang

disampaikan oleh informan.

Ketika melihat ke belakang, saat peneliti masih duduk di sekolah dasar,

peneliti adalah orang yang cepat mengambil kesimpulan terhadap suatu hal. Hal

ini membuat peneliti pernah berpikir bahwa kesimpulan peneliti lah yang paling

benar, namun tidak berusaha melakukan pembuktian. Salah satu contohnya adalah

peneliti pernah berpikir bahwa hewan pemakan segala atau omnivora akan

memakan segala hal yang ada di hadapannya, termasuk benda mati seperti kursi,

kandang, dan lain-lain. Pemikiran tersebut timbul karena guru pernah mengatakan

bahwa “agar kalian bisa cepat mengingat, karnivora adalah pemakan daging,

herbivora adalah pemakan tumbuhan, sedangkan omnivora adalah pemakan

segalanya yang ia temukan”. Selain itu peneliti beranggapan bahwa, di setiap

siklus kehidupan katak, ia selalu bernapas menggunakan kulit, sehingga peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

47

mengganggap bahwa katak adalah hewan yang tidak boleh disentuh kulitnya,

karena jika disentuh maka katak tersebut akan mati. Terlihat bahwa terdapat

kesalahpahaman atau miskonsepsi terhadap peneliti di masa lalu, hal ini

menunjukkan kesamaan seperti yang ditemukan pada siswa saat peneliti

melakukan observasi. Walaupun pada materi yang berbeda, siswa juga mengalami

miskonsepsi.

Saat di bangku sekolah dasar, peneliti juga hidup di pedalaman Kalimantan,

dimana sulit menemukan buku, hanya guru lah yang memiliki buku pada saat itu.

Pada masa itu, internet juga belum populer, sehingga semakin menyulitkan

peneliti untuk menelusuri materi-materi pelajaran. Jadi, guru lah satu-satu nya

yang menjadi sumber dimana peneliti belajar. Selain itu, orang tua peneliti selalu

mengajarkan konsep Matematika dan Bahasa Indonesia di rumah, sehingga

peneliti tidak pernah belajar tentang muatan pelajaran yang lain.

Selain peneliti sendiri sebagai instrumen, adapun rubrik wawancara

semiterstruktur yang menunang penelitian ini, yaitu:

TABEL 1 INSTRUMEN WAWANCARA SEMITERSTRUKTUR

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

3.1 Menjelaskan alat gerak

dan fungsinya pada

hewan dan manusia serta

cara memelihara

kesehatan alat gerak

manusia.

Alat gerak manusia 1. Bagaimana pemahaman

anda tentang “tulang

adalah salah satu alat

gerak”?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

48

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

3.2 Menjelaskan organ

pernafasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia,

serta cara memelihara

kesehatan organ

pernapasan manusia.

Organ pernapasan

hewan

2. Apakah menurut anda

semua ikan memiliki

labirin (menyimpan

cadangan oksigen)?

Mengapa?

3. Bagaimana pemahaman

anda terhadap siklus

kehidupan katak?

Gangguan

Pernafasan

4. Apa yang menyebabkan

penyakit influenza?

5. Bagaimana seseorang

dapat mengalami

penyakit asma?

3.3 Menjelaskan organ

pencernaan dan fungsinya

pada hewan dan manusia

serta cara memelihara

kesehatan organ

pencernaan manusia.

Organ Pencernaan

manusia

6. Bagaimana pemahaman

anda tentang

pencernaan mekanis?

7. Apakah menurut anda

bakteri yang ada di

dalam tubuh akan

bersifat negatif?

Mengapa?

8. Apa pemahaman anda

tentang penyebab dari

diare?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

49

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

3.5 Menganalisis hubungan

antar komponen

ekosistem dan jaring-

jaring makanan di

lingkungan sekitar.

Pengelompokkan

hewan berdasarkan

jenis makanan

9. Apakah pernyataan

“omnivora adalah

hewan pemakan segala”

dapat dibenarkan?

Mengapa?

Siklus hidup 10. Apakah yang disebut

daur hidup dan proses

metamorfosis sama?

Mengapa?

11. Apakah terdapat hewan

yang tidak mengalami

proses metamorfosis?

12. Apa yang membedakan

metamorfosis yang

tidak sempurna dengan

yang tidak mengalami

metamorfosis sama

sekali?

Rantai dan jaring-

jaring makanan

13. Apakah rantai makanan

dan jaring-jaring

makanan sama?

Sumber: Analisis penulis, 2018

G. Kredibiltas dan Transferabilitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

50

Dalam sebuah penelitian, validitas merupakan hal yang penting. Sesuai yang

dijelaskan oleh Maxwell (dalam Bandur, 2016: 281) bahwa validitas sebagai

‘correctness or credibility of a description, conclusion, explanation, interpretion’.

Ungkapan ini menekankan bahwa validitas sebagai suatu ketepatan atas

dekskripsi, kesimpulan, penjelasan, dan interpretasi hasil penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan kredibilitas sebagai strategi untuk mencapai

validitas. Mengacu pada penjelasan Bandur (2016: 284) yaitu para penelitian

kualitatif dalam tiga dekade terakhir (Guba, 1981; Maxwell, 1996; Lewis, 2009;

Miles & Huberman, 1994; Shento, 2004), menyediakan beberapa strategi untuk

mencapai validitas, seperti internal penelitian kualitatif (kredibilitas), validitas

eksternal penelitian kualitatif (transferbilitas), reabilitas (dependabilitas), dan

konfirmabilitas (objektivitas). Penelitian ini menggunakan kredibilitas dan

transferbilitas.

Peneliti akan mengumpulkan data dengan mengutamakan kredibilitas dalam

penyampain data. Kredibilitas berarti peneliti dipercaya telah mengumpulkan data

yang real di lapangan serta menginterpretasikan data autentik tersebut dengan

akurat (Bandur, 2016: 284). Usaha yang dilakukan peneliti adalah menjabarkan

hasil penelitian dengan sebenar-benarnya.

Tahap berikutnya adalah triangulasi data. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu (Winarni, 2018: 183). Adapun macam-macaum

triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

51

triangulasi waktu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi

pengumpulan data dan triangulasi sumber.

Tiga cara yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan

bantuan informan atau partisipan utama dan partisipan lain. Peneliti mempunyai

kedekatan dengan guru (partisipan utama) dan murid (partisipan lain). Hal ini

membuat peneliti percaya bahwa mereka dapat memberikan informasi dengan

sebenar-benarnya.

Tahap berikutnya adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber (Winarni, 2018: 184). Peneliti memulai triangulasi

sumber ini dari mengetahui pemahaman guru secara mendetail. Kemudian

menyajikan materi IPA Biologi yang bersumber dari buku dan jurnal. Setelah itu,

peneliti kembali mewawancarai siswa untuk mendapatkan data pendukung. Dari

ketiga sumber, yaitu guru, buku/jurnal, dan siswa akan terlihat apakah terdapat

keterkaitan pemahaman siswa dengan pemahaman guru yang mengajarnya. Selain

itu, sumber buku dan jurnal juga akan digunakan untuk membandingkan

pemahaman yang ada pada guru.

Dalam hal ini, peneliti melakukan penjabaran penelitian dengan sebenar-

benarnya, yang didapat melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi yang

dilakukan oleh peneliti yang juga sebagai instrumen dalam penelitian ini. Selain

itu, peneliti juga belajar bagaimana mencari sumber dari suatu permasalahan tanpa

mencampurkan opini dari dalam peneliti sendiri, sehingga tidak cepat mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

52

kesimpulan terhadap suatu fenomena. Peneliti berusaha untuk menjadi pendengar

yang baik tanpa membuat informan merasa tertekan maupun terancam.

Pada tahap transferbilitas. Beberapa ahli (Guba, 1981; Lincoln & Guba,

1985) menyatakan bahwa transferbilitas suatu hasil penelitian merupakan hak dan

tanggung jawab peneliti berikutnya yang hendak membandingkan hasil

penelitiannya dengan hasil-hasil penelitian terdahulu, bukan pada peneliti yang

telah melakukan penelitian (Bandur, 2016: 288). Pada tahap ini, peneliti meyakini

bahwa konsep dari penelitian ini dapat diterapkan pada penelitian dengan kasus

yang serupa, yaitu miskonsepsi IPA Biologi di sekolah dasar. Keyakinan peneliti

timbul karena KI KD IPA Biologi kurikulum 2013 kelas V di semua sekolah

sama. Hal ini yang menunjukkan semua guru dan siswa mempelajari materi yang

sama, namun yang membedakan adalah setiap manusia memiliki persepsi yang

berbeda, sehingga penelitian ini dapat diterapkan pada penelitian lain.

H. Teknik Analisis Data

Peneliti menganalisi data menggunakan epoche dan reduksi fenomenologi.

Langkah pertama dari penelitian kualitatif pada penelitian ini adalah epoche.

Kholifah dan Suyadnya (2018: 117) menjelaskan epoche berasal dari bahasa

Yunani yang berarti “menjauh dari” dan “tidak memberikan suara”. Selai itu

definisi lain dari epoche adalah pemutusan hubungan dengan pengalaman dan

pengetahuan, yang kita miliki sebelumnya (Kholifah dan Suyadnya, 2018: 117).

Dalam hal ini, peneliti berusaha tidak ikut campur dalam pemikiran informan. Hal

ini dimaksudkan agar hasil yang didapatkan adalah murni dari pemikiran

informan tersebut. Adapun cara dalam melakukan ini adalah peneliti bersikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

53

ingin tahu terhadap hal yang ditanyakan, sehingga guru tidak merasa sedang diuji

dan terintimidasi.

Langkah berikutnya adalah reduksi fenomenologi. Kholifah dan Suyadnya

(2018: 125) menjelaskan ketika epoche adalah langkah awal untuk “memurnikan”

objek dari pengalam dan prasangka awal, maka tugas reduksi fenomenologi

adalah menjelaskan susunan bahasa bagaimana objek tersebut terlihat. Reduksi

adalah melihat dan mendengar fenomena dalam tekstur aslinya (Kholifah dan

Suyadnya, 2018: 125). Pada tahap ini, peneliti berusaha untuk membandingkan

pemahaman yang sudah dijabarkan oleh guru dengan buku maupun jurnal-jurnal

ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV membahas (A) Observasi, (B) Wawancara, (C) Dokumentasi

A. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan tujuan mengetahui cara mengajar yang

dilakukan oleh kedua guru. Peneliti melakukan observasi terhadap Bapak Sua

(pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym). Observasi dilakukan sebanyak tiga

kali, selama peneliti melakukan kegiatan magang di SD Mentari Bersinar. Berikut

adalah penjabaran dari hasil observasi:

1. Bapak Sua (pseudonym)

a. Observasi 1

TABEL 2 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Pada awal pembelajaran, guru

memberi penjelasan melalui

media power point, kemudian

guru melakukan tanya jawab

dengan siswa. Jika siswa

melakukan kesalahan, guru

langsung berusaha melakukan

pembenaran. Setelah memahami

materi kerangka manusia, guru

meminta satu persatu siswa maju

ke depan untuk menunjuk bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

55

rangka manusia dengan media

tengkorak yang sudah disediakan.

2 Metode Pembelajaran Presentasi, tanya jawab, dan

diskusi.

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku dan

beberapa Bahasa Jawa.

4 Aktivitas siswa Memperhatikan penjelasan

tentang rangka manusia melalui

media tengkorak dan power point.

Pada observasi pertama, peneliti melihat siswa sangat aktif dan

antusias saat belajar. Guru selalu meminta siswa menyimpulkan

materi yang sudah dijelaskan terlebih dahulu. Setelah siswa

menyampaikan kesimpulan, guru akan membenarkan konsep yang

salah dan menyimpulkan kembali konsep yang benar.

b. Observasi 2

TABEL 3 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Siswa dibagi ke dalam kelompok,

kemudian siswa diminta untuk

membawa hewan insekta, pisces,

amfibi, reptil, aves, dan mamalia.

Setelah itu, siswa

mmengidentifikasi organ

pernapasan hewan tersebut dan

membuat laporan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

56

2 Metode Pembelajaran Presentasi, tanya jawab, dan

diskusi.

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku.

4 Aktivitas siswa Membawa jenis-jenis hewan dan

mengidentifikasinya secara

berkelompok.

Pada observasi kedua, siswa terlihat sangat serius dalam

mengidentifikasi hewan yang ada di kelompoknya. Guru membantu

dan membimbing siswa dalam melakukan observasi. Pada akhir

pembelajaran siswa dan guru menyimpulkan bersama hasil yang

sudah didapatkan.

c. Observasi 3

TABEL 4 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru melakukan presentasi singkat

mengenai sistem pencernaan

manusia. Setelah memperhatikan

siswa diminta guru menggambar

dan membuat laporan sederhana

mengenai sistem pencernaan

manusia secara berkelompok.

2 Metode Pembelajaran Presentasi, tanya jawab, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

57

diskusi.

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku.

4 Aktivitas siswa Memperhatikan presentasi yang

diberikan guru, kemudian secara

berkelompok membuat laporan.

Pada observasi ketiga, guru terlihat selalu mengulangi dan

membuat penekanan terhadap konsep yang sulit dipahami siswa. Pada

saat melakukan diskusi dan pembuatan laporan, guru terlihat selalu

memperhatikan hasil siswanya. Setelah kegiatan tersebut selesai, guru

meminta siswa mempresentasikan dan menyimpulkan bersama-sama.

2. Ibu Hayati (pseudonym)

a. Observasi 1

TABEL 5 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru memulai pembelajaran

dengan menjelaskan materi alat

gerak hewan dan manusia secara

singkat, kemudian siswa diminta

untuk mengerjakan soal. Setelah

selesai mengerjakan soal, siswa dan

guru mengoreksi bersama soal

tersebut.

2 Metode Pembelajaran Tanya jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

58

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku.

4 Aktivitas siswa Mendengarkan penjelasan dari guru

dan mengerjakan soal.

Pada observasi pertama, guru langsung menjelaskan secara

singkat materi yang akan dipelajari. Siswa diminta untuk menjawab

soal yang sudah disediakan, kemudian setelah menjawab soal siswa

dan guru mengoreksi soal tersebut bersama-sama. Terlihat beberapa

kali siswa nampak kebingungan dan bertanya, namun guru tidak

menjawab dan meminta siswa tersebut untuk mencari jawabannya

secara mandiri.

b. Observasi 2

TABEL 6 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru memulai pembelajaran

dengan bertanya mengenai kelainan

pada alat gerak yang pernah

dialami oleh orang-orang disekitar

lingkungan rumah siswa, kemudian

guru menjelaskan contoh-contoh

dan ciri kelainan alat gerak

menggunakan foto. Setelah itu,

guru meminta siswa membuat

laporan sederhana yang dilengkapi

foto tentang apa saja kelainan pada

alat gerak manusia dan cara

penyembuhannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

59

2 Metode Pembelajaran Tanya jawab, diskusi, dan

presentasi

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku.

4 Aktivitas siswa Siswa berkelompok dan membahas

berbagai kelainan alat gerak di

perpustakaan menggunakan buku

dan internet. Setelah itu, siswa

mempresentasikan hasil tersebut.

Pada observasi kedua, siswa nampak lebih dibebaskan oleh guru

untuk mencari informasi. Setelah semuanya selesai mengerjakan

laporan, siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil

kelompoknya. Guru terlihat tidak memberi kesimpulan atas hasil

presentasi siswa, karena waktu mengajar sudah habis.

c. Observasi 3

TABEL 7 HASIL OBSERVASI GURU

No. Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Penyajian materi Guru menjelaskan dengan detail

materi organ pernapasan manusia

dan fungsinya menggunakan power

point. Siswa kemudian diberi soal

dan dikoreksi bersama-sama.

2 Metode Pembelajaran Ceramah.

3 Penggunaan Bahasa Bahasa Indonesia baku.

4 Aktivitas siswa Siswa mendengarkan guru

menjelaskan dan mengerjakan soal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

60

Pada observasi ketiga, siswa bekerja secara mandiri dalam

mengerjakan soal. Setelah selesai, siswa diminta untuk

mengumpulkan soal kemudian beristirahat.

Berdasarkan cara mengejar kedua guru dapat disimpulkan bahwa masing-

masing memiliki perbedaan dan cara mengajar yang berbeda. Bapak Sua lebih

mengarahkan siswa melakukan kegiatan yang bersifat eksploratif, namun pada

akhir pembelajaran Bapak Sua selalu memberi kesimpulan dan membahas materi

yang dipelajari bersama siswanya. Berbeda dengan Ibu Hayati yang lebih banyak

menjelaskan dan memberikan tugas, namun jarang menyimpulkan materi bersama

siswa diakhir pembelajaran.

B. Wawancara

Kelas V di Sekolah Mentari Bersinar diampu oleh dua guru, yakni Bapak

Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym). Wawancara tidak langsung ini

dilakukan dengan pada waktu yang berbeda, yaitu pada tanggal 1 November 2018

bersama Bapak Sua (pseudonym) dan pada tanggal 3 November bersama Ibu

Hayati (pseudonym). Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk

mengetahui pemahaman guru mengenai materi IPA Biologi kelas V. Berdasarkan

wawancara yang telah dilaksanakan, ditemukan jawaban berbeda dari tiap guru.

Berikut adalah penjabaran dari hasil wawancara semiterstruktur:

1. Bapak Sua (pseudonym)

Wawancara dilakukan pukul 08.00 WIB, sebelum Bapak Sua

(pseudonym) memulai pembelajaran di kelas. Peneliti memulai pertanyaan

dari materi alat gerak manusia pada KD 3.1, yang berisi menjelaskan alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

61

gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

kesehatan alat gerak manusia. Peneliti bertanya “bagaimana pemahaman

anda tentang tulang adalah salah satu alat gerak?” Bapak Sua (pseudonym)

dengan cepat menjawab “kalau tulang pasif, yang aktif kan ototnya. Kalau

ga ada tulang ga ada otot kan gaada koordinasi alat gerak.” Berdasarkan

jawaban yang diberikan oleh Bapak Sua (pseudonym) disimpulkan bahwa

tidak ada miskonsepsi yang ditemukan. Hal ini dibuktikan dalam Prakoso

(2018: 1) alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot.

Pada KD 3.2 yang berisi menjelaskan organ pernafasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ

pernapasan manusia. Peneliti melajutkan pertanyaan dari materi organ

pernapasan hewan, yaitu “apakah menurut anda semua ikan memiliki labirin

(menyimpan cadangan oksigen)? Mengapa?” Bapak Sua (pseudonym)

tersenyum dan menarik napas, lalu menjawab “tidak semua ikan punya

labirin, hanya beberapa ikan yang hidupnya itu di tempat-tempat khusus

seperti ikan lele, ikan gabus punya labirin, karena memang untuk adaptasi

dia di tempat yang kurang oksigen, kan biasanya tempatnya di lumpur,

kubangan yang minim oksigen sehingga dia harus menyimpan oksigennya

di dalam labirin.” Dari jawaban ini menunjukkan bahwa Bapak Sua

(pseudonym) tidak ada miskonsepsi.

Jawaban dikuatkan dengan pernyataan Azmiyawati, dkk (2008: 7)

labirin berguna untuk menyimpan udara. Bagi ikan-ikan yang hidup di air

keruh atau di rawa-rawa, labirin sangat membantu untuk bernapas. Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

62

tempat-tempat tersebut kandungan oksigennya kurang. Oleh karena itu, ikan

sering menuju permukaan air untuk mengambil oksigen dari udara. Oksigen

tersebut disimpan dalam labirin. Ikan yang memiliki labirin, misalnya ikan

gabus dan lele.

Peneliti kembali bertanya tentang hewan lain, yaitu “bagaimana

pemahaman anda terhadap siklus kehidupan katak?” Wajah Bapak Sua

(pseudonym) nampak seperti mencoba mengingat dan melontarkan jawaban

dengan pelan “kalau pas dia fase berudu dia pakai ingsang, terus ketika dia

mulai jadi katak berekor dia dibantu paru-paru dan kulit, tapi kalau dia

sudah jadi katak dewasa yan dominan paru-parunya.” Pada pertanyaan ini,

tidak ditemukan miskonsepsi pada Bapak Sua (pseudonym). Hal ini terbukti

dalam Prakoso (2018: 16) saat masih berupa kecebong, katak hidup di

dalam air dan bernapas menggunakan insang. Katak dewasa bernapas

menggunakan paru-paru dan permukaan kulit.

Bergeser dari pernapasan hewan, peneliti lalu bertanya mengenai

pernapasan manusia, yaitu “apa yang menyebabkan penyakit influenza?”

Dengan cepat pertanyaan tersebut dijawab oleh Bapak Sua (pseudonym)

“itu virus, virus influenza. Bapak Sua (pseudonym) kembali bisa menjawab

pertanyaan dengan benar, yang artinya tidak ditemukan miskonsepsi.

Jawaban yang sama dapat ditemukan dalam Pravesti, dkk (2018: 16)

selesma (influenza) disebabkan oleh virus.

Masih dalam materi pernapasan manusia, peneliti mengajukan

pertanyaan yaitu “bagaimana seseorang dapat mengalami penyakit asma?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

63

Bapak Sua (pseudonym) terdiam sejenak, lalu menjawab “kalau asma itu

tergantung, asma kan kalau dilihat definisinya kan penyempitan saluran

pernapasan, itu faktornya banyak. Ada karena debu, terus karena ruangan

pengap, terus karena suhu yang panas, mungkin karena mikroorgansme

juga bisa. Faktornya banyak.” Bapak Sua (pseudonym) kembali berhasil

menjawab pertanyaan dengan benar yang membuktikkan bahwa tidak ada

miskonsepsi. Pravesti, dkk (2018: 24) asma disebabkan oleh penyempitan

saluran pernapasan, hal yang sama dinyatakan oleh Bapak Sua

(pseudonym).

Pertanyaan kembali dilayangkan peneliti kepada Bapak Sua

(pseudonym). Pada KD 3.3 yaitu menjelaskan organ pencernaan dan

fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ

pencernaan manusia. Peneliti bertanya memulai pertanyaan “apakah

pencernaan mekanis adalah proses penghancuran makanan dengan enzin

pak?”, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Bapak Sua (pseudonym)

menjawab pertanyaan ini “kalau mekanis dengan gerakan, bisa gerakan

meremas yang ada di dalam lambung, bisa gerak gigi mengunyah.

Sedangkan enzin sifatnya lebih ke kimiawi.” Dari jawaban tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak ada miskonsepsi yang ditemukan, karena dalam

Pravesti, dkk (2018: 25) pencernaan secara mekanis yang merupakan

pencernaan makanan dengan cara dikunyah oleh gigi dan dibantu lidah.

Disusul dengan pertanyaan selanjutnya, yaitu “lalu menurut bapak

apakah bakteri yang ada di dalam tubuh akan bersifat negatif?” Sejenak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

64

Bapak Sua (pseudonym) menatap ke atas dan dengan yakin menjawab

“kalau bakteri memang kebanyakan, bakteri yang dari luar terutama, dari

luar yang masuk ke tubuh sifatnya sangat merugikan, tapi ada beberapa

bakteri yang sudah ada di dalam tubuh, seperti bakteri el colli pencernaan

itu fungsinya untuk membantu pencernaan pada tahap pembusukan. Jadi,

tidak semua, tetapi kebanyakan memang yang berasal dari luar terus masuk

ke tubuh kita akan mengganggu metabolisme.” Jika dilihat dari jawaban

Bapak Sua (pseudonym) tidak ditemukan miskonsepsi. Jawaban Bapak Sua

(pseudonym) dikuatkan dalam Prakoso (2018: 30) di usus besar terdapat

bakteri Escherichia coli yang berguna membusukkan sisa makanan menjadi

kotoran.

Masih membahas bakteri, peneliti kembali bertanya “menurut anda

apa penyebab penyakit diare?” Pertanyaan ini membuat Bapak Sua

(pseudonym) tampak bingung. Nampak dari raut wajahnya yang langsung

mengerutkan dahi, namun tetap mencoba menjawab dengan suara yang

pelan “satu-satunya penyebabnya adalah bakteri, bakterinya namanya lupa

saya.” Berdasarkan jawaban yang telah diberikan, ditemukan miskonsepsi

pertama kalinya pada Bapak Sua (pseudonym), karena diare disebabkan

oleh bakteri dan rotavirus yang masuk pada makanan/minuman dan masuk

pada usus besar (Komunikasi langsung, Sari: 2018). Dalam Shohib (2017:

127) dijelaskan diare dapat disebabkan bakteri kolera dan bakteri lain yang

biasanya patogen usus besar. Selain itu, dalam Korompis, dkk (2013: 43)

menjelaskan bahwa pada umumnya diare akut di Indonesia disebabkan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

65

masalah kebersihan lingkungan, kebersihan makanan, dan juga infeksi

mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur).

Menyentuh KD terakhir, yaitu KD 3.5 menganalisis hubungan antar

komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar. Pada

KD ini peneliti menyiapkan lima pertanyaan bagi Bapak Sua (pseudonym).

“Apakah pernyataan “omnivora adalah hewan pemakan segala” dapat

dibenarkan?” Mendengar pertanyaan yang peneliti lontarkan, Bapak Sua

(pseudonym) langsung tersenyum dan tertawa kecil lalu menjawab “nah...

kadang memang untuk mudah mengajari ke anak itu kalau karnivora

pemakan daging, herbivora pemakan tumbuhan, omnivora pemakan

segalanya itu sebenarya agak keliru. Segalanya itu berati bisa tanah bisa

batu, yang tepat itu memang kombinasi antara karnivora dan herbivora,

jadi di satu sisi dia bisa makan tumbuhan tapi disisi lain ketika dia dapat

mangsa hewan dia juga bisa mengomsumsi. Jadi yang dimaksud semua itu

bukan berarti semua yang ada di alam bisa dimakan tapi ya kombinasi

antara pemakan daging dengan tumbuhan. Kalau saya pribadi tidak dapat

dibenarkan.” Jawaban Bapak Sua (pseudonym) tersebut tidak menunjukan

adanya miskonsepsi. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Prakoso (2018: 40)

bahwa omnivora adalah kelompok hewan yang makanannya berasal dari

tumbuhan maupun hewan lain. Didukung oleh pernyataan Pravesti, dkk

(2018: 88) bahwa omnivora adalah hewan pemakan daging dan tumbuhan.

Dari kedua pernyataan tersebut tidak ada yang menyatakan bahwa omnivora

adalah pemakan segala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

66

Masuk pada pertanyaan berikutnya, yaitu “apakah yang disebut daur

hidup dan proses metamorfosis sama?” dan Bapak Sua (pseudonym)

menjawab dengan perlahan “kalau daur hidup dan metamorfosis ya, kalau

daur hidup itu memang sebenarnya beda, kalau daur hidup itu lebih ke jadi

setelah dia lahir setelah dia menetas sampai dia dewasa itu memang ada

perubahan tapi sedikit. Kalau metamorfosis itu memang mengalami

perubahan yang sangat signifikan. Contohnya kalau daur hidup itu ayam

lah, ayam kan mengalami daur hidup juga. Ada telur telur terus dia

menetas jadi ayam kecil lalu dewasa, seperti itu, kalau metamorfosis ada

fase-fase yang dari tiap fase itu memang bentuknya berubah begitu.” Bapak

Sua (pseudonym) kembali dapat menjawab pertanyaan dengan benar, yang

artinya pemahaman Bapak Sua (pseudonym) sudah sesuai dengan konsep.

Prakoso (2018: 49) Tahapan pertumbuhan dan perkembangan suatu hewan

disebut daur hidup. Di dalam daur hidupnya, ada hewan yang mengalami

perubahan bentuk, ada yang tidak. Hewan yang mengalami perubahan

bentuk pada tahap tumbuh kembangnya disebut metamorfosis.

Peneliti kembali menggali dengan pertanyaan, yaitu “apakah terdapat

hewan yang tidak mengalami proses metamorfosis?” tidak membutuhkan

waktu yang lama untuk Bapak Sua (pseudonym) menjawab “kalau

metamorfosis contohnya itu kan kebanyakan di serangga dan katak. Ada

hewan seperti unggas terus aves seperti burung itu daur hidup sampai dia

lahir sampai dia menetas sampai dia mati kan siklus hidup, ada daur

hidupnya. Jadi ada.” Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

67

ada miskonsepsi yang ditemukan, karena dalam Pravesti, dkk (2018: 88)

pada daur hidup tanpa metamorfosis, tidak ada perubahan bentuk yang

berbeda antara ketika lahir dan dewasa. Contoh hewan yang mengalami

daur hidup tanpa metamorphosis adalah ayam, sapi, dan kucing.

Peneliti melontarkan pertanyaan lanjutan “Menurut bapak apa yang

membedakan metamorfosis yang tidak sempurna dengan yang tidak

mengalami metamorfosis sama sekali?” Seperti sebelumnya, nampak sekali

bahwa Bapak Sua (pseudonym) sangat menguasai materi sehingga dengan

cepat ia menjawab “kalau untuk mengajarkan ke anak SD, kalau tidak

sempurna dia mirip hanya ukuran mungkin kalau di dunia serangga itu,

belum ada sayapnya. Kalau yang tidak mengalami metamorfosis seperti

ayam, itu kan dia bertelur, menetas, terus yaudah tapi kalau tidak sempurna

contohnya kecoak, waktu menetas memang mirip tapi tidak semirip seperti

ayam yang daur hidup tadi ya. Jadi kalau kecoak itu kan bentuknya mirip

hanya mungkin pertama ukuran, dia belum punya sayap karena belum

berkembang.” Pada jawaban tersebut, Bapak Sua (pseudonym) mencoba

menjelaskan mengenai metamorfosis dengan menggunakan contoh. Sama

dengan sebelumnya, tidak ditemukan miskonsepsi pada hampir semua

jawabannya. Terbukti dalam Pravesti, dkk (2018: 88) bahwa pada daur

hidup tanpa metamorfosis, tidak ada perubahan bentuk yang berbeda antara

ketika lahir dan dewasa. Selain itu, Prakoso (2018: 50) menyatakan bahwa

metamorfosis tidak sempurna terjadi pada hewan yang mengalami

perubahan bentuk yang tidak terlalu berbeda setiap perkembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

68

Sampai pada pertanyaan terakhir “apakah rantai makanan dan jaring-

jaring makanan sama?” dan jawaban yang diberikan oleh Bapak Sua

(pseudonym) adalah “kalau rantai itu hanya pada satu aliran, aliran

perpindahan energi, contohnya dari padi dimakan belalang terus dimakan

katak dimakan ular itu kalau rantai. Kalau jaring itu dia lebih kompleks,

jadi ada cabangnya contohnya padi dimakan belalang sebagai herbivora

terus dimakan tikus juga sebagai herbivora juga bisa terus padi dimakan

ulat juga. Jadi, lebih kompleks. Jawaban terakhir dari Bapak Sua

(pseudonym) kembali diungkapkannya menggunakan contoh dan tidak

ditemukan miskonsepsi. Jawaban tersebut memiliki kesamaan dengan

Pravesti, dkk (2018: 96) bahwa rantai makanan merupakan peristiwa makan

dan dimakan dengan urutan tertentu antar mahluk hidup, sedangkan jaring-

jaring makanan adalah kumpualan dari dua atau lebih rantai makanan yang

saling berhubungan.

2. Ibu Hayati (pseudonym)

Wawancara dilakukan pukul 11.30 WIB pada waktu lengang ketika

Ibu Hayati (pseudonym) selesai mengajar di kelas. Pertanyaan pertama

diambil dari materi alat gerak manusia pada KD 3.1, yang berisi

menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara

memelihara kesehatan alat gerak manusia. Peneliti bertanya “bagaimana

pemahaman anda tentang tulang adalah salah satu alat gerak?” Ibu Hayati

(pseudonym) menjawab sambil memainkan bola matanya ke kanan dan ke

kiri “menurut saya tulang itu bukan alat gerak yang aktif ya, karena alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

69

gerak yang aktif yaitu adalah otot. Jadi tulang tanpa otot tidak bisa

bergerak, seperti itu.” Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh Ibu

Hayati (pseudonym) disimpulkan bahwa tidak ada miskonsepsi yang

ditemukan. Hal ini dibuktikan dalam Prakoso (2018: 1) alat gerak pasif

berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot.

Selanjutnya, KD 3.2, yang berisi menjelaskan organ pernafasan dan

fungsinya pada hewan dan manusia, serta cara memelihara kesehatan organ

pernapasan manusia. Beranjak menuju pertanyaan selanjutnya, dari materi

organ pernapasan hewan, yaitu “apakah menurut anda semua ikan memiliki

labirin (menyimpan cadangan oksigen)?” Ibu Hayati (pseudonym) terdiam

cukup lama, namun pada akhirnya menjawab “sepertinya iya”, dengan nada

suara yang mencoba meyakinkan peneliti atas jawabannya. Dari jawaban ini

menunjukkan bahwa Ibu Hayati (pseudonym) terdapat miskonsepsi. Dalam

Azmiyawati, dkk (2008: 7) labirin berguna untuk menyimpan udara. Bagi

ikan-ikan yang hidup di air keruh atau di rawa-rawa, labirin sangat

membantu untuk bernapas. Di tempat-tempat tersebut kandungan

oksigennya kurang. Oleh karena itu, ikan sering menuju permukaan air

untuk mengambil oksigen dari udara. Oksigen tersebut disimpan dalam

labirin. Ikan yang memiliki labirin, misalnya ikan gabus dan lele.

Kemungkinan faktor terjadinya miskonsepsi pada materi ini adalah Ibu

Hayati (pseudonym) beranggapan bahwa labirin merupakan bagian dari

insang, maka dari itu semua ikan memiliki labirin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

70

Pertanyaan kembali dilontarkan “bagaimana pemahaman anda

terhadap siklus kehidupan katak?” Sambil menggerakan jemari-jemari

tangannya Ibu Hayati (pseudonym) menjawab “kalau setahu saya dari yang

saya belajar dulu itu kayaknya tidak, kan dari apa dari beludru itu dia

pakai insang terus habis ketika dia sudah berubah jadi katak itu kan dia

pakai paru-paru dan bantuan kulitnya yang basah itu.” Pada pertanyaan ini,

tidak ditemukan miskonsepsi pada Ibu Hayati (pseudonym). Hal ini terbukti

dalam Prakoso (2018: 16) saat masih berupa kecebong, katak hidup di

dalam air dan bernapas menggunakan insang. Katak dewasa bernapas

menggunakan paru-paru dan permukaan kulit.

Setelah selesai menjawab pertanyaan di atas, peneliti melanjutkan ke

pertanyaan “apa yang menyebabkan penyakit influenza?” Ibu Hayati

(pseudonym) nampak ragu dan menjawab dengan perlahan “kalau tidak

salah virus ya.” Setelah sempat miskonsepsi pada pertanyaan sebelumnya,

Ibu Hayati (pseudonym) kembali bisa menjawab pertanyaan dengan benar,

yang artinya tidak ditemukan miskonsepsi. Jawaban yang sama dapat

ditemukan dalam Pravesti, dkk (2018: 16) selesma (influenza) disebabkan

oleh virus.

Sampai pada pertanyaan terakhir pada KD ini, yaitu “bagaimana

seseorang dapat mengalami penyakit asma?” Ibu Hayati (pseudonym)

dengan cepat menjawab “kalau asma itu kan ada macam-macam

penyebabnya, kalau ga salah bisa karena lingkungan juga, karena genetik

juga, bisa karena itu kayaknya.” Jawaban Ibu Hayati (pseudonym) “kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

71

ga salah bisa karena lingkungan juga” adalah faktor penyakit asma dapat

kambuh yang artinya adalah faktor eksternal, sedangkan jawaban Ibu Hayati

(pseudonym) “karena genetik juga” merujuk pada Pravesti, dkk (2018: 24)

asma disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan. Walaupun Ibu

Hayati (pseudonym) tidak menjelaskan secara spesifik penyebab utama dari

adanya penyakit asma, namun Ibu Hayati (pseudonym) tidak mengalami

miskonsepsi.

Pertanyaan kembali dilayangkan peneliti kepada Ibu Hayati

(pseudonym). Terdapat tiga pertanyaan pada KD 3.3, yaitu menjelaskan

organ pencernaan dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara

memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Ketiga pertanyaan

tersebut berasal dari satu materi yaitu organ pencernaan manusia. “Apakah

pencernaan mekanis adalah proses penghancuran makanan dengan enzin

bu?” Ibu Hayati (pseudonym) kembali menjawab pertanyaan dengan cepat

“kalau mekanis itu bukan dengan enzim, kalau dengan enzim itu namanya

kimiawi.” Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada

miskonsepsi yang ditemukan. Sesuai dalam Pravesti, dkk (2018: 25)

pencernaan secara mekanis yang merupakan pencernaan makanan dengan

cara dikunyah oleh gigi dan dibantu lidah, sedangkan pencernaan kimiawi

yang merupakan pencernaan yang dilakukan oleh enzin.

“Lalu menurut ibu, apakah bakteri yang ada di dalam tubuh akan

bersifat negatif? Mengapa?” Kembali lagi Ibu Hayati (pseudonym)

memainkan bola matanya ke kanan dan kiri, lalu menjawab “setahu saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

72

tidak, ada beberapa bakteri yang membantu di dalam tubuh contohnya

bakteri el colli itu ya untuk membantu proses pencernaan.” Jika dilihat dari

jawaban Ibu Hayati tidak ditemukan miskonsepsi. Jawaban tersebut

dikuatkan dalam Prakoso (2018: 30) di usus besar terdapat bakteri

Escherichia coli yang berguna membusukkan sisa makanan menjadi

kotoran.

Peneliti melanjutkan kembali pada pertanyaan yang masih membahas

bakteri, yaitu “menurut anda apa penyebab penyakit diare?” Ibu Hayati

(pseudonym) menjawab dengan ragu “kalau diare itu kalau ga salah hanya

dari bakteri ya mbak ya.” Berdasarkan jawaban yang telah diberikan,

ditemukan kembali miskonsepsi pada Ibu Hayati (pseudonym), karena diare

disebabkan oleh bakteri dan rotavirus yang masuk pada makanan/minuman

dan masuk pada usus besar (Komunikasi langsung, Sari: 2018). Dalam

Shohib (2017: 127) dijelaskan diare dapat disebabkan bakteri kolera dan

bakteri lain yang biasanya patogen usus besar. Selain itu, dalam Korompis,

dkk (2013: 43) menjelaskan bahwa pada umumnya diare akut di Indonesia

disebabkan oleh masalah kebersihan lingkungan, kebersihan makanan, dan

juga infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur).

Menyentuh KD terakhir, yaitu KD 3.5 menganalisis hubungan antar

komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan di lingkungan sekitar. Pada

KD ini peneliti menyiapkan lima pertanyaan bagi Ibu Hayati (pseudonym).

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diambil berdasarkan tiga materi. Dari materi

pengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanan, pertanyaan dilontarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

73

oleh peneliti “apakah pernyataan “omnivora adalah hewan pemakan segala”

dapat dibenarkan?” Ibu Hayati (pseudonym) kembali menjawab pertanyaan

dengan cepat “ya kalau dibiliang segala mungkin iya.” Jika dilihat dari

jawaban Ibu Hayati (pseudonym) ditemukan adanya miskonsepsi. Hal ini

nampak dalam Prakoso (2018: 40) kelompok hewan yang makanannya

berasal dari tumbuhan maupun hewan lain. Selain itu, Pravesti, dkk (2018:

88) omnivora adalah hewan pemakan daging dan tumbuhan. Dari kedua

pernyataan tersebut tidak ada yang menyatakan bahwa omnivora adalah

pemakan segala. Miskonsepsi pada Ibu Hayati (pseudonym) adalah ketika di

bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, Ibu Hayati

(pseudonym) diajarkan bahwa omnivora adalah pemakan segala. Hal ini

diketahui berdasarkan pernyataan Ibu Hayati sendiri.

Kedua pertanyaan diambil dari materi siklus hidup. “Apakah yang

disebut daur hidup dan proses metamorfosis sama? Mengapa?” dan Ibu

Hayati (pseudonym) menjawab dengan perlahan “kalau proses

metamorfosis itu kan dari yang, dari awalnya bentuk awalnya dengan

dewasa itu kan beda ya, kalau daur hidup itu kan dari misal kan kayak telur

dengan apa namanya ulat, kepompong, kupu-kupu sampai nanti telur lagi,

kalau menurut saya beda sih.” Miskonsepsi yang terlihat pada Ibu Hayati

(pseudonym) ketika menjelaskan bahwa “kalau daur hidup itu kan dari

misal kan kayak telur dengan apa namanya ulat, kepompong, kupu-kupu

sampai nanti telur lagi.” Hal ini menunjukkan bahwa Ibu Hayati

(pseudonym) menjelaskan kupu-kupu adalah salah satu hewan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

74

mengalami daur hidup, sedangkan dalam Prakoso (2018: 50) contoh hewan

yang mengalami metamorfosis sempurna adalah katak dan kupu-kupu.

Selain itu Prakoso (2018: 49) menjelaskan tahapan pertumbuhan dan

perkembangan suatu hewan disebut daur hidup. Di dalam daur hidupnya,

ada hewan yang mengalami perubahan bentuk, ada yang tidak. Hewan yang

mengalami perubahan bentuk pada tahap tumbuh kembangnya disebut

metamorfosis.

Berlanjut pada pertanyaan berikutnya yaitu “apakah terdapat hewan

yang tidak mengalami proses metamorfosis?”, tidak membutuhkan waktu

yang lama untuk Ibu Hayati (pseudonym) menjawab “iya ada beberapa

hewan yang tidak mengalami proses metamorfosis, jadi dari awal dia lahir

atau bertelur itu sampai besarnya itu mirip begitu.” Dari jawaban tersebut

dapat disimpulkan bahwa tidak ada miskonsepsi yang ditemukan, karena

dalam Pravesti, dkk (2018: 88) pada daur hidup tanpa metamorfosis, tidak

ada perubahan bentuk yang berbeda antara ketika lahir dan dewasa. Contoh

hewan yang mengalami daur hidup tanpa metamorfosis sebagai berikut;

ayam, sapi, dan kucing.

Peneliti kembali bertanya “apa yang membedakan metamorfosis yang

tidak sempurna dengan yang tidak mengalami metamorfosis sama sekali?”

Ibu Hayati (pseudonym) menjawab dengan perlahan-lahan “kalau tidak

mengalami metamorfosis sama sekali itu mirip kayak gitu. Kalau

metamorfosis yang tidak sempurna mungkin hanya bentuknya saja mungkin

ya, kayak apa ya, apa ya contohnya yang tidak sempurna, hmmm... kecoa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

75

itu kali ya, pokoknya kalau dia ga pakai kepompong itu kan kurang

sempurna kan ya. Nah itu, kayak kecoa tu, dari dia betelur kan ya, jadi dari

awal dia ada apa bertuelur kan itu kalau ga salah, ya dari kecoa kecil

sampai ke kecoa besar itu tidak terlalu nampak perbedaannya.” Pada

pertanyaan ini, Ibu Hayati (pseudonym) menjawab menggunakan contoh

dan tidak ditemukan miskonsepsi. Terbukti dalam Pravesti, dkk (2018: 88)

pada daur hidup tanpa metamorfosis, tidak ada perubahan bentuk yang

berbeda antara ketika lahir dan dewasa. Selain itu, Prakoso (2018: 50)

metamorfosis tidak sempurna terjadi pada hewan yang mengalami

perubahan bentuk yang tidak terlalu berbeda setiap perkembangannya.

Sampai pada pertanyaan terakhir “apakah rantai makanan dan jaring-

jaring makanan sama?”, jawaban yang diberikan oleh Ibu Hayati

(pseudonym) adalah “kalau rantai makanan itu kan cuma misalkan

produsen, konsumen 1, konsumen 2, sampai pengurai nanti. Kalau jaring-

jaring nanti kan nanti berbagai macam ya produsen, nanti disitu ada

konsumennya kan nanti banyak jadi bercabang-cabang lebih dari satu,

seperti itu menurut saya.” Jawaban terakhir dari Ibu Hayati (pseudonym)

kembali diungkapkannya menggunakan contoh dan tidak ditemukan

miskonsepsi. Jawaban tersebut memiliki kesamaan dengan Pravesti, dkk

(2018: 96) rantai makanan merupakan peristiwa makan dan dimakan dengan

urutan tertentu antar mahluk hidup, sedangkan jarring-jaring makanan

adalah kumpualan dari dua atau lebih rantai makanan yang saling

berhubungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

76

TABEL 8 HASIL MISKONSEPSI GURU

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU

Pertanyaan

Bapak Sua

(pseudonym)

Ibu Hayati

(pseudonym)

Ya Tidak Ya Tidak

1. Bagaimana pemahaman anda

tentang “tulang adalah salah satu

alat gerak”?

√ √

2. Apakah menurut anda semua

ikan memiliki labirin

(menyimpan cadangan oksigen)?

Mengapa?

√ √

3. Bagaimana pemahaman anda

terhadap siklus kehidupan katak?

√ √

4. Apa yang menyebabkan penyakit

influenza?

√ √

5. Bagaimana seseorang dapat

mengalami penyakit asma?

√ √

6. Apakah pencernaan mekanis

adalah proses penghancuran

makanan dengan enzin?”

√ √

7. Apakah menurut anda bakteri

yang ada di dalam tubuh akan

bersifat negatif? Mengapa?

√ √

8. Menurut anda apa penyebab dari

penyakit diare?

√ √

9. Apakah pernyataan “omnivora

adalah hewan pemakan segala”

dapat dibenarkan? Mengapa?

√ √

10. Apakah yang disebut daur hidup

dan proses metamorfosis sama?

Mengapa?

√ √

11. Apakah terdapat hewan yang

tidak mengalami proses

metamorfosis?

√ √

12. Apa yang membedakan

metamorfosis yang tidak

sempurna dengan yang tidak

mengalami metamorfosis sama

sekali?

√ √

13. Apakah rantai makanan dan

jaring-jaring makanan sama?

√ √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

77

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Bapak Sua (pseudonym)

dan Ibu Hayati (pseudonym) mempunyai miskonsepsi pada penyebab dari

penyakit diare. Selain itu, Ibu Hayati (pseudonym) lebih banyak

miskonsepsi jika dibandingkan dengan Bapak Sua (pseudonym). Ibu Hayati

(pseudonym) beranggapan bahwa semua ikan memiliki labirin, selain itu

Ibu Hayati (pseudonym) lebih meyakini bahwa “omnivora adalah hewan

pemakan segala”, dan pada materi yang berbeda Ibu Hayati (pseudonym)

menyampaikan bahwa proses daur hidup sama dengan proses metamorfosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

78

3. Siswa

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, ditemukan bahwa terdapat

miskonsepsi pada Bapak Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym).

Terdapat satu miskonsepsi pada Bapak Sua dan tiga miskonsepsi pada Ibu

Hayati. Setelah miskonsepsi tersebut ditemukan, peneliti mewawancarai

siswa untuk melihat apakah miskonsepsi pada Bapak Sua (pseudonym) dan

Ibu Hayati (pseudonym) terjadi pula pada murid-murid yang diajar kedua

guru tersebut.

a. Siswa Kelas Purnama (bukan nama sebenarnya)

Peneliti mewawancarai siswa kelas Purnama yang merupakan

siswa dari Bapak Sua. Peneliti mewawancarai 8 siswa, pada saat jam

istirahat. “kalian pernah sakit diare?”, semua siswa menjawab pernah

mengalami sakit diare, kemudian peneliti bertanya kembali “ada yang

tahu penyebab penyakit diare yang pernah kalian rasakan?”, semua

siswa nampak berpikir dan salah siswa 1 menjawab “dari bakteri kan

bu? Soalnya aku pernah baca buku dari bakteri makanan yang tidak

sehat”, lalu siswa 2 mengatakan “iyaaa bu, satu-satunya penyebab

diare tu bakteri, Pak Sua (pseudonym) juga bilang kayak gitu yo”.

Peneliti kembali bertanya “berarti diare hanya disebabkan oleh

bakteri saja ya? Selain dari yang diberi tahu Bapak Sua, kalian tahu

dari mana? Dan semua siswa mengangguk setuju, kemudian siswa 3

menjawab “ibuk saya juga bilang gitu bu, kalo ga cuci tangan itu lo

bu bahaya, banyak bakterinya”, kemudian siswa 4 menjawab “dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

79

makanan ga sehat juga contohnya bu, kalo ga sehat kan kadang ada

bakteri jahatnya”.

TABEL 9 MISKONSEPSI KELAS PURNAMA

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA SISWA

Materi Pertanyaan Jawaban siswa Penyebab

miskonsepsi

Penyebab

diare

Menurut kalian apa

penyebab diare?

Siswa 1 :

Dari bakteri kan bu?

Soalnya aku pernah baca

buku dari bakteri makanan

yang tidak sehat

Siswa 2 :

Iyaaa bu, satu-satunya

penyebab diare tu bakteri,

Pak Sua (pseudonym) juga

bilang kayak gitu yo

Siswa 3 :

Ibuk saya juga bilang gitu

bu, kalo ga cuci tangan itu

lo bu bahaya, banyak

bakterinya.

Siswa 4 :

Dari makanan ga sehat juga

contohnya bu, kalo ga sehat

kan kadang ada bakteri

jahatnya

Buku, guru,

dan orang

tua

Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa

Kelas Purnama mengalami miskonsepsi sama seperti guru yang

mengajar mereka. Miskonsepsi yang timbul pada materi ini, tidak

hanya berasal dari guru, namun dari buku dan nasehat orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

80

a. Siswa Kelas Bintang (bukan nama sebenarnya)

Sama seperti siswa Bapak Sua (pseudonym), peneliti juga

mewawancarai siswa yang diajar oleh Ibu Hayati (pseudonym).

Peneliti mewawancarai mengenai tiga materi kepada siswa kelas

Bintang. Peneliti memulai dengan pertanyaan “kemarin kan kalian

bilang sama ibu, semua ikan pasti memiliki labirin, masih ingat?”

enam siswa menjawab secara bergantian yakni mereka masih masih

mengingatnya, kemudian peneliti kembali bertanya “kalian

mengetahui semua ikan mempunyai labirin darimana?” lalu siswa 1

menjawab “Bu Hayati dulu pernah menjelaskan. Semua ikan pasti

memiliki labirin, kecuali ikan yang mamalia kaya paus gitu bu”.

“Selain dari Ibu Hayati kalian pernah membaca atau mencari tahu

dimana?” siswa 2 menjawab “gak tahu bu”.

TABEL 10 MISKONSEPSI 1 KELAS BINTANG

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA SISWA

Materi Pertanyaan Jawaban siswa Penyebab

miskonsepsi

Alat

pernapasan

ikan

Apakah menurut

kalian semua ikan

memiliki labirin?

Siswa 1 :

Bu Hayati dulu pernah

menjelaskan. Semua ikan

pasti memiliki labirin,

kecuali ikan yang

mamalia kaya paus gitu

bu.

Guru

Tabel di atas telah merangkum jawaban siswa. Ditemukan

bahwa miskonsepsi siswa berasal dari guru yang mengajar mereka.

Dimana 1 siswa meyakini bahwa semua ikan pasti memiliki labirin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

81

Peneliti kembali bertanya pada materi selanjutnya, “kalian

pernah mengalami penyakit diare?” lalu siswa 3 menjawab “pernah

bu, sakit banget hahaha”, “kira-kira penyebab diare itu apa ya

menurut kalian?” siswa 3 kembali menjawab “bakteri bu, kita baru

belajar kemarin”, siswa 2 juga kembali ikut menjawab “iya bu, dari

jajanan yang ga bersih gitu bu” siswa 4 ikut menjawab “di buku juga

bilang gitu bu, penyebab diare biasanya dari bakteri”.

Peneliti menelaah lebih dalam lagi, dengan bertanya “kalau di

kelas ini apakah pernah dibahas bersama Ibu Hayati?” siswa 6

menjawab “pernah bu, cuma lupa Bu Hayati bilang apa.”

TABEL 11 MISKONSEPSI 2 KELAS BINTANG

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA SISWA

Materi Pertanyaan Jawaban siswa Penyebab

miskonsepsi

Penyebab

diare

Menurut kalian apa

penyebab diare?

Siswa 3 :

bakteri bu, kita baru

belajar kemarin

Siswa 2 :

iya bu, dari jajanan yang

ga bersih gitu bu

Siswa 4 :

buku juga bilang gitu bu,

penyebab diare biasanya

dari bakteri

Buku

Jawaban siswa diatas menunjukkan bahwa miskonsepsi berasal

dari buku. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua miskonsepsi

disebabkan oleh penjelasan gur yang mengajar mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

82

Pada materi penggolongan hewan, peneliti bertanya

“sebenarnya omnivora itu pemakan segala ga menurut kalian?”

siswa 5 menjawab “iyaaa bu karnivora kan daging, herbivora

tumbuhan, kalau omivora pemakan segala”, peneliti bertanya lagi

“kalian sering mendapat pernyantaan seperti ini dari mana?” siswa 5

kembali menjawab “loh di buku bilang gitu bu, sama Bu Hayati juga

selalu bilang omnivora itu pemakan segala” peneliti kembali

melambungkan pertanyaan “sebenarnya kalian setuju ga dengan

pernyataan tersebut?” 6 siswa menyatakan setuju. Peneliti mencoba

menggali lebih dalam dengan bertanya “hewan pemakan segala itu

apa sih menurut kalian? Apakah makan daging dan tumbuhan atau

bisa makan kayu, batu, dan tanah juga?” kemudian siswa 6

menjawab “yang pastinya daging dan tumbuhan, tapi mungkin bisa

juga bu makan benda yang ada di dekat mereka”.

TABEL 12 MISKONSEPSI 3 KELAS BINTANG

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA SISWA

Materi Pertanyaan Jawaban siswa Penyebab

miskonsepsi

Penggolongan

hewan

berdasarkan

makanan

Apakah

pernyataan

“omnivora adalah

hewan pemakan

segala” dapat

dibenarkan?

Siswa 5 :

iyaaa bu karnivora kan

daging, herbivora

tumbuhan, kalau omivora

pemakan segala

Siswa 6 :

loh di buku bilang gitu bu,

sama Bu Hayati juga

selalu bilang omnivora itu

pemakan segala

Buku dan

guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

83

yang pastinya daging dan

tumbuhan, tapi mungkin

bisa juga bu makan benda

yang ada di dekat mereka

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa

mengalami juga miskonsepsi yang dialami oleh guru yang mengajar

mereka. Hal ini dapat dilihat saat siswa menjawab mengetahui

pengetahuan tersebut dari buku yang dibaca dan guru yang memberi

tahu mereka. Siswa juga tampak sulit membedakan makanan yang

dikonsumsi oleh hewan omnivora.

Materi terakhir, yaitu daur hidup dan proses metamorfosis.

Peneliti memulai dengan pertanyaan “menurut kalian daur hidup dan

proses metamorfosis sama ngga?”, kemudian siswa 5 menjawab

“beda buuuu” Lalu peneliti langsung bertanya kembali

“perbedaannya dimana?” Siswa 5 kembali menjawab “biasanya kalo

daur hidup itu tahapannya” Siswa 6 membantu temannya menjawab

“iya bu.. kalau metamorfosis itu, tahapan perkembangan hidup juga

tapi ada yang berubah bentuk atau engga itu loh bu.” Siswa lain

menyatakan setuju dengan kedua penjelasan dari siswa 5 dan 6.

Peneliti kembali bertanya “coba berikan ibu contoh hewan yang

mengalami daur hidup dan metamorfosis sempurna maupun tidak

sempurna!” Siswa 1 langsung menjawab “daur hidup itu ayam bu,

terus metamorfosis sempurna itu seperti kupu-kupu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

84

TABEL 13 MISKONSEPSI 4 KELAS BINTANG

MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA SISWA

Materi Pertanyaan Jawaban siswa Penyebab

miskonsepsi

Siklus

hidup

Siswa 5:

“biasanya kalo daur hidup

itu tahapannya”

Siswa 6:

“iya bu.. kalau metamorfosis

itu, tahapan perkembangan

hidup juga tapi ada yang

berubah bentuk atau engga

itu loh bu.”

Siswa 1 :

“daur hidup itu ayam bu,

terus metamorfosis

sempurna itu seperti kupu-

kupu”

-

Berdasarkan jawaban yang telah diberikan siswa, dapat

disimpulkan bahwa siswa tidak mengalami miskonsepsi.

C. Dokumentasi

Bapak Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym), menggunakan

berbagai bahan ajar. Kedua guru tersebut menyatakan mempunyai referensi yang

sama, yaitu buku paket kurikulum 2006 dan 2013. Buku kurikulum 2013 yang

digunakan oleh guru, yaitu berjudul “Organ Gerak Hewan dan Manusia Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 1 Kelas V SD” (Maryanto, 2017),

“Udara Bersih bagi Kesehatan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 2

Kelas V SD” (Heny Kusumawati, 2017), “Makanan Sehat Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 Tema 3 Kelas V SD” (Fransiska Susilawati, 2017), “Sehat itu

Penting Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 4 Kelas V SD” (Ari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

85

Subekti, 2017), dan “Ekosistem Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 5

Kelas V SD” (Diana Puspa Karitas, 2017).

Adapun buku kurikulum 2006, yaitu berjudul “Ilmu Pengetahuan Alam

kelas 4 SD BSE” (Aprilia, dkk, 2009), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4 SD BSE”

(Budi Wahyono, dkk, 2008), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4 Salingtemas”

(Choiril Azmiyawati, dkk, 2008), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas 4 SD BSE”

(Choirul Amin, dkk, 2009), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD BSE” (Heri

Sulistyanto, dkk, 2009), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD BSE” (Ikhwan SD,

dkk, 2009), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD SD BSE” (Mulyati Arifin, dkk,

2009), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 Salingtemas BSE” (Choiril Azmiyawati,

dkk, 2008), “Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 BSE” (Amin Priyono, dkk, 2008),

“Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 BSE” (Maryanto, dkk, 2009), “Ilmu

Pengetahuan Alam kelas 5 BSE” (Munawar Kholil, dkk, 2009), “Ilmu

Pengetahuan Alam dan Lingkungan kelas V SD BSE” (Mulyati Arifin, dkk,

2009), “Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan kelas V SD BSE”

(Suliatyowati, dkk, 2009), dan “Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan kelas V

SD BSE” (S. Rositawaty, dkk, 2008). Selain menggunakan buku-buku diatas,

guru juga memanfaatkan sumber materi dari internet sebagai bahan belajar. Bapak

Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym) juga sering membuat modul untuk

memudahkan siswa kelas V dalam muatan pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab IV membahas (A) Kesimpulan, (B) Keterbatasan, (C) Saran

A. Kesimpulan

Hasil dan pembahasan penelitian dapat menjawab pertanyaan besar

penelitian ini, yaitu “Bagaimana pemahaman guru kelas V SD Mentari

Bersinar terhadap materi IPA Biologi?” Peneliti menelaah pengetahuan guru

mengenai materi-materi IPA Biologi kelas V yang bersumber dari KD 3.1,

3.2, 3.3, dan 3.5. Dari hasil penelitian nampak bahwa kedua guru, yaitu

Bapak Sua (pseudonym) dan Ibu Hayati (pseudonym) mengalami

miskonsepsi.

Bapak Sua mengalami miskonsepsi IPA pada materi penyebab diare,

sedangkan Ibu Hayati mengalami miskonsepsi IPA pada materi organ

pernapasan ikan, penyebab diare, dan penggolongan hewan. Setelah

menemukan pemahaman dari kedua guru tersebut, peneliti kembali

menggali pemahaman siswa yang diajar oleh mereka. Ditemukan bahwa

beberapa siswa mengalami miskonsepsi yang disebabkan oleh guru, selain

itu disebabkan juga oleh orang tua dan buku.

Terlihat bahwa pemahaman yang dimiliki guru, sangat mempengaruhi

pembentukan konsep materi pada siswa-siswa yang diajar. Jika terjadi

miskonsepsi pada guru, siswa juga berpotensi mengalami miskonsepsi. Hal

ini disebabkan karena guru adalah perantara yang membantu siswa

memahami materi IPA Biologi. Dari beberapa proses yang sudah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

87

lakukan, ditemukan bahwa partisipan utama, yaitu Bapak Sua (pseudonym)

mengalami miskonsepsi pada materi IPA Biologi kelas V sebesar 7,7%

sedangkan Ibu Hayati (pseudonym) sebesar 31%.

Peneliti juga mencari tahu darimana pemahaman tersebut timbul

kepada kedua guru tersebut. Bapak Sua (pseudonym) menganggap bahwa

satu-satunya penyebab penyakit diare adalah bakteri, karena hampir semua

buku referensi untuk ia mengajar mengatakan hal tersebut. Sedangkan, Ibu

Hayati (pseudonym) mengatakan pengalam belajarnya di Sekolah

Menengah Atas (SMA) yang banyak mempengarhi pemahaman IPA Biologi

yang ia yakini sekarang.

B. Keterbatasan

Penelitian ini telah disusun berdasarkan kaidah penulisan serta

prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Hanya beberapa materi yang dipilih dalam menggali pemahaman guru

terhadap IPA Biologi kelas V, hal ini membuat peneliti tidak bisa

mengetahui secara menyeluruh pengetahuan guru terhadap IPA Biologi.

2. Kemampuan peneliti dalam membuat pertanyaan dan melakukan

wawancara masih kurang. Peneliti tidak mempunyai kemampuan

investigasi yang tinggi terhadap pertanyaan yang seharusnya menggali

pemahaman dari infroman hingga tuntas. Pertanyaan terbuka peneliti

tampaknya belum mengungkap fakta secara keseluruhan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

88

partisipan penelitian merasa malu atau segan dalam mengungkapkann

pemahamannya.

3. Keterbatasan ruang yang kondusif dan waktu dalam wawancara

membuat peneliti maupun partisipan terkadang membuat kurang

berkonsentrasi.

C. Saran

Saran bagi peneliti adalah mengembangkan kemampuan dalam

berkomunikasi dengan pertisipan. Jika melakukan peneliti serupa, pelajari

cara menyusun pertanyaan terbuka, karena akan baik jika partisipan dapat

leluasa mengugkapkan pemahamannya. Penting juga bagi peneliti untuk

tidak membenarkan atau menyalahkan partisipan, agar hasil yang

didapatkan murni dari pemikiran partisipan itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

89

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam Rose KR. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media

Anonim. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Dipetik

September 17, 18.35, 2018, dari https:kbbi.web.id/

Anonim. 2018. Standar Isi. Dipetik Januari, 16, 23.15, dari https: http://bsnp-

indonesia.org/standar-isi/

Azmiyawati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Bahtiyar, Asiye dan Ramazan Basturk. 2012. Relationship between 5th grade

Attitudes towards Science and Technology Course and Misconceptions.

www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018

Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik

Analisis Data Hdengan NVIVO 11 Plus. Jakarta: Mitra Wacana Media

Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan

Emzir, 2012 Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta

Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Haryanto, Drs. 2004. Sains Jilid 5 untuk Kelas V. Jakarta: Erlangga

Haryanto, Drs. 2016. Sains Jilid 4 untuk kelas IV.Jakarta: Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

90

Herdiyasyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmi-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hermana, Dodo. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Kelas 5 SD.

Yogyakarta: Kanisius.

Irene, Dr. dan M. Si. Wini Kristianti, dkk. 2016. BUPENA Buku Penilaian Tema

Organ Gerak Hewan dan Manusia. Jakarta: Penerbit Erlangga

Irene, Hilda Karli, Khristiyono. 2016. ESPS IPA Kelas 5: Erlangga Straight

Point Series (ESPS) IPA Kelas. Jakarta: Erlangga

Kartal, Tezcan, dkk. 2011. Misconceptions of science teacher candidates about

heat and temperature. www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret

2018

Kemendikbud. 2018. Mengenai TIMSS. Dipetik Januari, 16, 23.50, dari https:

http:

https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20P

uspendik%202016/TIMSS%20infographic.pdf

Kholifah, Siti dan I Wayan Sudyanya. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif:

Berbagai Pengalaman Dari Lapangan. Depok: Rajawali Press

Korompis, Fras, dkk .2013. Studi Penggunaan Obat Pada Penderita Diare Akut

Di Intalasi Rawat Inap Blu Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode

Januari – Juni 2012. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT. Vol 2, No. 01. Hal

42-50. www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

91

Laksana, Dek Ngurah Laba. 2016. Miskonsepsi dalam Materi IPA Sekolah Dasar.

Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 5, No. 2. Hal 843-852.

www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018

Maryanto. 2017. Organ Gerak Hewan dan Manusia. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Prakoso, Jarot. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas VI Semester 1.

Yogyakarta

Pravesti, Vika, dkk. 2018. Top No. 1 Sukses RPAL Super Lengkap. Yogyakarta:

EMC

Pujayanto. 2006. Miskonsepsi IPA (Fisika) Pada Guru SD. Jurnal Materi dan

Pembelajaran Fisika. Vol 1, No. 1. Hal 22-24. www.googlescholar.com.

Diunduh tanggal 14 Maret 2018

Rahmawati, Layung. 2018. “Kenakalan” Sebagai Upaya Mendapat “Kekuasaan”

(Sebuah Fenomena). Skripsi.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta Barat:

Indeks.

Sari, Wahyu wido dan Layung Rahmawati. 2015. Miskonsepsi Mahasiswa Pgsd

Terhadap Mikroorganisme. Jurnal Penetian. Vol 19, No. 1. Hal 43-47.

www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

92

Shohib, Ibnu. 2017. Genius Book RPAL Superkomplet. Yogyakarta: Charissa

Publisher

Sozen, Merve, dan Mualla Bolat. 2011. Determining the misconceptions of

primary school students related to sound transmission throught drawing.

www.sciencedirect.com. Diunduh tanggal 14 Maret 2018

Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. 1998. Pendidikan Sains yang

Humanistis. Yogyakarta: Kanisus

Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

Fisika. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenandamedia Group

Uno, Hamzah B. 2010. Teori motivasi & pengukurannya: analisis di bidang

pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyuningsih, Esti. 2016. Identifikasi Miskonsepsi IPA Kelas V di SD Kanisius

Beji Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Edisi 22 Tahun ke-5 2016. www.googlescholar.com. Diunduh tanggal 14

Maret 2018

Winarni, Endang Widi dan Retno Ayu Kusumaningtyas. 2018. Teori dan Praktik

Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

Research and Development (R&D). Jakarta: Bumi Aksara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

93

Yousnelly, Puty Oky S., Dian Zunaeldi. 2010. IPA 5: Ilmu Pengetahuan Alam SD

kelas V. Jakarta: Yudhistira.

Yuliati, Yuyu. 2017. Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran IPA Serta

Remediasinya. Jurnal Bio Educatio. Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017,

Hal. 50-58. https://journal.uny.ac.id/. Diunduh tanggal 27 April 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

94

LAMPIRAN

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

3.1 Menjelaskan alat gerak

dan fungsinya pada hewan

dan manusia serta cara

memelihara kesehatan alat

gerak manusia.

Alat gerak manusia 1. Bagaimana pemahaman

anda tentang “tulang

adalah salah satu alat

gerak”?

3.2 Menjelaskan organ

pernafasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia,

serta cara memelihara

kesehatan organ

pernapasan manusia.

Organ pernapasan

hewan

2. Apakah menurut anda

semua ikan memiliki

labirin (menyimpan

cadangan oksigen)?

Mengapa?

3. Bagaimana pemahaman

anda terhadap siklus

kehidupan katak?

Gangguan

Pernafasan

4. Apa yang

menyebabkan penyakit

influenza?

5. Bagaimana seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

95

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

dapat mengalami

penyakit asma?

3.3 Menjelaskan organ

pencernaan dan fungsinya

pada hewan dan manusia

serta cara memelihara

kesehatan organ

pencernaan manusia.

Organ Pencernaan

manusia

6. Apakah pencernaan

mekanis adalah proses

penghancuran makanan

dengan enzin?

7. Apakah menurut anda

bakteri yang ada di

dalam tubuh akan

bersifat negatif?

Mengapa?

8. Apa pemahaman anda

tentang penyebab dari

diare?

3.5 Menganalisis hubungan

antar komponen ekosistem

dan jaring-jaring makanan

Pengelompokkan

hewan berdasarkan

jenis makanan

9. Apakah pernyataan

“omnivora adalah

hewan pemakan segala”

dapat dibenarkan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

96

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan

di lingkungan sekitar. Mengapa?

Siklus hidup 10. Apakah yang disebut

daur hidup dan proses

metamorfosis sama?

Mengapa?

11. Apakah terdapat hewan

yang tidak mengalami

proses metamorfosis?

12. Apa yang membedakan

metamorfosis yang

tidak sempurna dengan

yang tidak mengalami

metamorfosis sama

sekali?

Rantai dan jaring-

jaring makanan

13. Apakah rantai makanan

dan jaring-jaring

makanan sama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

97

Kompetensi Dasar (KD) Materi Instrumen Pertanyaan Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

3.1 Menjelaskan alat gerak dan

fungsinya pada hewan dan

manusia serta cara

memelihara kesehatan alat

gerak manusia.

Alat gerak manusia 1. Bagaimana pemahaman anda

tentang “tulang adalah salah satu

alat gerak aktif?”

Kalau tulang pasif, yang aktif kan ototnya. Kalau

gaada tulang gaada otot kan gaada koordinasi alat

gerak.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Menurut saya tulang iu bukan alat gerak yang aktif ya,

karena alat gerak yang aktif yaitu adalah otot. Jadi

tulang tanpa otot tidak bisa bergerak, seperti itu.

3.2 Menjelaskan organ

pernafasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia,

Organ pernapasan

hewan

2. Apakah menurut anda semua ikan

memiliki labirin (menyimpan

cadangan oksigen)? Mengapa?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Tidak semua ikan punya labirin, hanya beberapa ikan

yang hidupnya itu di tempat-tempat khusus seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

98

serta cara memelihara

kesehatan organ pernapasan

manusia.

ikan lele, ikan gabus punya labiri, karena memang

untuk adaptasi dia di tempat yang kurang oksigen, kan

biasanya tempatnya di lumpur, kubangan yang minim

oksigen sehingga dia harus menyimpan oksigennya di

dalam labirin.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Sepertinya iya.

3. Bagaimana pemahaman anda

terhadap siklus kehidupan katak?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau pas dia fase berudu dia pakai ingsang, terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

99

ketika dia mulai jadi katak berekor dia dibantu paru-

paru dan kulit, tapi kalau dia sudah jai katak dewasa

yan dominan paru-parunya.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau setahu saya dari yang saya belajar dulu itu

kayaknya tidak, kan dari apa dari beludru itu dia

pakai insang terus habis ketika dia sudah berubah jadi

katak itu kan dia pakai paru-paru dan bantuan

kulitnya yang basah itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

100

Gangguan

Pernafasan

4. Apa yang menyebabkan penyakit

influenza?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Itu virus, virus influenza.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau tidak salah virus ya.

5. Bagaimana seseorang dapat

mengalami penyakit asma?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau asma itu kan ada macam-macam penyebabnya,

kalau ga salah bisa karena lingkungan juga, karena

genetik juga, bisa karena itu kayaknya.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau asma itu tergantung, asma kan kalau dilihat

definisinya kan penyempitan saluran pernapasan, itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

101

faktornya banyak. Ada karena debu, terus karena

ruangan pengap, terus karena suhu yang panas,

mungkin karena mikroorgansme juga bisa. Faktornya

banyak.

3.3 Menjelaskan organ

pencernaan dan fungsinya

pada hewan dan manusia

serta cara memelihara

kesehatan organ pencernaan

manusia.

Gangguan pada

pencernaan

manusia

6. Bagaimana pemahaman anda

tentang pencernaan mekanis?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau mekanis dengan gerakan, bisa gerakan

meremas yang ada di dalam lambung, bisa gerak gigi

mengunyah. Sedangkan enzin sifatnya lebih ke

kimiawi.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

102

Kalau mekanis itu bukan denga enzin, kalau dengan

enzim itu namanya kimiawi.

7. Apakah menurut anda bakteri yang

ada di dalam tubuh akan bersifat

negatif? Mengapa?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau bakteri memang kebanyakan, bakteri yang dari

luar terutama, dari luar yang masuk ke tubuh sifatnya

sangat merugikan, tapi ada beberapa bakteri yang

sudah ada di dalam tubuh, seperti bakteri el colli

pencernaan itu fungsinya untuk membantu pencernaan

pada tahap pembusukan. Jadi, tidak semua, tetapi

kebanyakan memang yang berasal dari luar terus

masuk ke tubuh kita akan mengganggu metabolisme.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

103

Setahu saya tidak, ada beberapa bakteri yang

membantu di dalam tubuh contohnya bakteri el colli

itu ya untuk membantu proses pencernaan.

8. Apa pemahaman anda tentang

penyebab dari diare?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Satu-satunya penyebabnya adalah bakteri, bakterinya

namanya lupa saya.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau diare itu kalau ga salah bakteri ya mbak ya.

3.5Menganalisis hubungan

antar komponen ekosistem dan

jaring-jaring makanan di

lingkungan sekitar.

Pengelompokkan

hewan berdasarkan

jenis makanan

9. Apakah pernyataan “omnivora

adalah hewan pemakan segala”

dapat dibenarkan? Mengapa?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Nah... kadang memang untuk mudah mengajari ke

anak itu kalau karnivora pemakan daging, herbivora

pemakan tumbuhan, omnivora pemakan segalanya itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

104

sebenarya agak keliru. Segalanya itu berati bisa tanah

bisa batu, yang tepat itu memang kombinasi antara

karnivora dan herbivora, jadi di satu sisi dia bisa

makan tumbuhan tapi disisi lain ketika dia dapat

mangsa hewan dia juga bisa mengomsumsi. Jadi yang

dimaksud semua itu bukan berarti semua yang ada di

alam bisa dimakan tapi ya kombinasi antara pemakan

daging dengan tumbuhan. Kalau saya pribadi tidak

dapat dibenarkan.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Ya kalau dibiliang segala mungkin iya.

Siklus hidup 10. Apakah yang disebut daur hidup dan Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

105

proses metamorfosis sama?

Mengapa?

Kalau daur hidup dan metamorfosis ya, kalau daur

hidup itu memang sebenarnya beda, kalau daur hidup

itu lebih ke jadi setelah dia lahir setelah dia menetas

sampai dia dewasa itu memang ada perubahan tapi

sedikit. Kalau metamorfosis itu memang mengalami

perubahan yang sangat signifikan. Contohnya kalau

daur hidup itu ayam lah, ayam kan mengalami daur

hidup juga. Ada telur telur terus dia menetas jadi

ayam kecil lalu dewasa, seperti itu, kalau metaorfosis

ada fase-fase yang dari tiap fase itu memang

bentuknya berubah begitu.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau proses metamorfosis itu kan dari yang, dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

106

awalnya bentuk awalnya dengan dewasa itu kan beda

ya, kalau daur hidup itu kan dari misal kan kayak telur

dengan apa namanya ulat, kepompong, kupu-kupu

sampai nanti telur lagi, kalau menurut saya beda sih.

11. Apakah terdapat hewan yang tidak

mengalami proses metamorfosis?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau metamorfosis contohnya itu kan kebanyakan di

serangga dan katak. Ada hewan seperti unggas terus

aves seperti burung itu daur hidup sampai dia lahir

sampai dia menetas sampai dia mati kan siklus hidup,

ada daur hidupnya. Jadi ada.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

107

Iya ada beberapa hewan yang tidak mengalami proses

metamorfosis, jadi dari awal dia lahir atau bertelur itu

sampai besarnya itu mirip begitu.

12. Apa yang membedakan

metamorfosis yang tidak sempurna

dengan yang tidak mengalami

metamorfosis sama sekali?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau untuk mengajarkan ke anak SD, kalau tidak

sempurna dia mirip hanya ukuran mungkin kalau di

dunia serangga itu, belum ada sayapnya. Kalau yang

tidak mengalami metamorfosis seperti ayam, itu kan

dia bertelur, menetas, terus yaudah tapi kalau tidak

sempurna contohnya kecoak, waktu menetas memang

mirip tapi tidak semirip seperti ayam yang daur hidup

tadi ya. Jadi kalau kecoak itu kan bentuknya mirip

hanya mungkin pertama ukuran, dia belum punya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

108

sayap karena belum berkembang.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau tidak mengalami metamorfosis sama sekali itu

mirip kayak gitu. Kalau metamorfosis yang tidak

sempurna mungkin hanya bentuknya saja mungkin ya,

kayak apa ya, apa ya contohnya yang tidak sempurna,

hmmm... kecoa itu kali ya, pokoknya kalau dia ga

pakai kepompong itu kan kurang sempurna kan ya.

Nah itu, kayak kecoa tu, dari dia betelur kan ya, jadi

dari awal dia aa apa bertuelur kan itu kalau ga salah,

ya dari kecoa kecil sampai ke kecoa besar itu tidak

terlalu nampak perbedaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

109

Rantai dan jaring-

jaring makanan

13. Apakah rantai makanan dan jaring-

jaring makanan sama?

Jawaban Bapak Sua (pseudonym)

Kalau rantai itu hanya pada satu aliran, aliran

perpindahan energi, contohnya dari padi dimakan

belalang terus dimakan katak dimakan ular itu kalau

rantai. Kalau jaring itu dia lebih kompleks, jadi ada

cabangnya contohnya padi dimakan belalang sebagi

herbivora terus dimakan tikus juga sebagai herbivora

juga bisa terus padi dimakan ulat juga. Jadi, lebih

kompleks.

Jawaban Ibu Hayati (pseudonym)

Kalau rantai makanan itu kan cuma misalkan

produsen, konsumen 1, konsumen 2, sampai pengurai

nanti. Kalau jaring-jaring nanti kan nanti berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

110

macam ya produsen, nanti disitu ada konsumennya

kan nanti banyak jadi bercabang-cabang lebih dari

satu, seperti itu menurut saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

111

Kompetensi Dasar Pembagian Materi Pertanyaan

Respon Siswa

Siswa Bapak Sua Siswa Ibu Hayati

3.2 Menjelaskan organ

pernafasan dan fungsinya

pada hewan dan manusia,

serta cara memelihara

kesehatan organ

pernapasan manusia.

Organ Pernapasan

Hewan

Apakah ikan memiliki

labirin (menyimpan

cadangan oksigen)?

- Siswa 1 :

Bu Hayati dulu pernah

menjelaskan. Semua ikan pasti

memiliki labirin, kecuali ikan

yang mamalia kaya paus gitu bu.

3.3 Menjelaskan organ

pencernaan dan fungsinya

pada hewan dan manusia

serta cara memelihara

kesehatan organ

pencernaan manusia.

Organ Pencernaan Menurut bapak/ibu apa

penyebab penyakit diare?

Siswa 1 :

Dari bakteri kan bu? Soalnya

aku pernah baca buku dari

bakteri makanan yang tidak

sehat

Siswa 2 :

Iyaaa bu, satu-satunya

penyebab diare tu bakteri, Pak

Sua (pseudonym) juga bilang

kayak gitu yo

Siswa 3 :

Ibuk saya juga bilang gitu bu,

kalo ga cuci tangan itu lo bu

Siswa 3 :

bakteri bu, kita baru belajar

kemarin

Siswa 2 :

iya bu, dari jajanan yang ga

bersih gitu bu

Siswa 4 :

buku juga bilang gitu bu,

penyebab diare biasanya dari

bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

112

bahaya, banyak bakterinya.

Siswa 4 :

Dari makanan ga sehat juga

contohnya bu, kalo ga sehat

kan kadang ada bakteri

jahatnya

3.5 Menganalisis hubungan

antar komponen ekosistem

dan jaring-jaring makanan

di lingkungan sekitar.

Pengelompokkan

Hewan Berdasarkan

Jenis Makanan

Apakah pernyataan

“omnivora adalah hewan

pemakan segala” dapat

dibenarkan?

- Siswa 5 :

iyaaa bu karnivora kan daging,

herbivora tumbuhan, kalau

omivora pemakan segala

Siswa 6 :

loh di buku bilang gitu bu, sama

Bu Hayati juga selalu bilang

omnivora itu pemakan segala

Yang pastinya daging dan

tumbuhan, tapi mungkin bisa

juga bu makan benda yang ada

di dekat mereka

Siklus Hidup Apakah yang disebut daur

hidup dan proses

metamorfosis sama?

- Siswa 5:

“biasanya kalo daur hidup itu

tahapannya”

Siswa 6:

“iya bu.. kalau metamorfosis itu,

tahapan perkembangan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

113

juga tapi ada yang berubah

bentuk atau engga itu loh bu.”

Siswa 1 :

“daur hidup itu ayam bu, terus

metamorfosis sempurna itu

seperti kupu-kupu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

114

BUKU YANG DIGUNAKAN GURU UNTUK MENGAJAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

119

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Maria Ayu Dwi Lestari lahir di Sleman pada tanggal 16 Januari

1997. Peneliti adalah anak kedua dari Bapak Guruh Paryono dan

Ibu Emakulata. Riwayat pendidikannya yaitu, tamat dari SD Negeri

04 Putussibau pada tahun 2009, tamat dari SMP Negeri 2 Pontianak

pada tahun 2012, dan tamat dari SMA Stella Duce 2 pada tahun 2015. Setelah

menyelaskan tingkat sekolah menengah atas, peneliti melanjutkan studi S1 di

Universitas Sanata Dharma dengan memilih Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2015.

Memiliki pengalaman kepanitiaan, berorganisasi, dan lomba selama

menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, yaitu Bendahara Bidang

Umum Parade Gamelan Anak 9 pada tahun 2016, Bendahara Umun Parade

Gamelan Anak 10 pada tahun 2017, Himpunan Mahasiswa Divisi Jurnalistik pada

tahun 2016 hingga 2017, Himpunan Mahasiswa Divisi Bidang Kreatif dan Desain

pada tahun 2017, serta juara 2 Lomba Mading Kreativitas Mahasiswa FKIP pada

2017.

Selan itu peneliti juga aktif di berbagai komunitas non formal, seperti

volunteer Sekolah Generasi Muda Boro (SGMB) dari tahun 2016 hingga

sekarang, Program Belajar Bahasa Isyarat Indonesia tingkat dasar pada tahun

2018, dan Program Belajar Bahasa Isyarat Indonesia Level II pada tahun 2018.

Memiliki pengalaman bekerja sebagai guru les privat sekolah dasar dari tahun

2018 hingga 2019 dan sebagai tim Humas Universitas Sanata Dharma 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: MISKONSEPSI IPA BIOLOGI PADA GURU KELAS V SEKOLAH …

120

Pernah menjadi penulis artikel berjudul “Merugikan Diri Sendiri” dalam rubrik

Kompas Muda Indonesia tahun 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI