misc 2011 17.2

58

Upload: dichafr

Post on 21-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

misc 2011 fkik umy

TRANSCRIPT

Page 1: misc 2011 17.2
Page 2: misc 2011 17.2

Besar Sampel 1

Drs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

DECIDING ON THE BEST THERAPY 8

dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

EPIDEMIOLOGI KLINIK (Introduction & Causation I) 25

Bambang Udji Djoko Rianto, Sp.THT, M.Kes.

ETHICAL CLEARANCE 33

dr. Djauhar Ismail

LAPORAN KASUS (els) 36

dr. Siti Aminah TSE

PUBLIKASI ILMIAH 41

dr. Tri wulandari

RANCANG BANGUN PENELITIAN / DESAIN PENELITIAN 48

M.Bambang Edi S.

Page 3: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

1

Besar SampelDrs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

Temen-temen.. kita akan membahas tentang cara menghitung besar sampel minimum dalam

suatu penelitian. Jadi misal kita akan melakukan penelitian di kota X, nggak mungkin kan kalo

kita pakai semua orang yang ada di kota X? Pasti terkendala dana, waktu, dan tenaga. Jadi kita

bisa hanya mengambil beberapa responden saja atau yang kita sebut dengan sampel. Nah,

berapakah banyak sampel yang harus kita ambil? Disinilah akan kita bahas

Bisa diliat ya bagan di atas, untuk menentukan besar sampel dibagi menjadi 2 kelompok

besar berdasarkan penelitian itu akan bekerja pada berapa sampel?

1. One sample problem pada 1 sampel, 1 kelompok, 1 populasi

2. two sample problem pada 2 sampel, 2 kelompok, 2 populasi.

Masing-masing pembagian tersebut masih dibagi lagi menjadi:

1. Estimasi (pendugaan)

Adalah suatu langkah untuk melakukan pendugaan terhadap parameter populasi yang

belum diketahui, dengan memakai data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja menuju ke arah estimasi:

­ Prevalensi ibu hamil yang menderita anemia di Jogja

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU Yogyakarta.

2. Pengujian hipotesis

Adalah suatu langkah pendugaan terhadap nilai parameter yang sudah diketahui, dengan

membandingkan pada data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja ke aja uji hipotesis

­ Prevalensi ibu hamil yang anemia di Jogja >30%

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU <5 hari

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

1

Besar SampelDrs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

Temen-temen.. kita akan membahas tentang cara menghitung besar sampel minimum dalam

suatu penelitian. Jadi misal kita akan melakukan penelitian di kota X, nggak mungkin kan kalo

kita pakai semua orang yang ada di kota X? Pasti terkendala dana, waktu, dan tenaga. Jadi kita

bisa hanya mengambil beberapa responden saja atau yang kita sebut dengan sampel. Nah,

berapakah banyak sampel yang harus kita ambil? Disinilah akan kita bahas

Bisa diliat ya bagan di atas, untuk menentukan besar sampel dibagi menjadi 2 kelompok

besar berdasarkan penelitian itu akan bekerja pada berapa sampel?

1. One sample problem pada 1 sampel, 1 kelompok, 1 populasi

2. two sample problem pada 2 sampel, 2 kelompok, 2 populasi.

Masing-masing pembagian tersebut masih dibagi lagi menjadi:

1. Estimasi (pendugaan)

Adalah suatu langkah untuk melakukan pendugaan terhadap parameter populasi yang

belum diketahui, dengan memakai data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja menuju ke arah estimasi:

­ Prevalensi ibu hamil yang menderita anemia di Jogja

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU Yogyakarta.

2. Pengujian hipotesis

Adalah suatu langkah pendugaan terhadap nilai parameter yang sudah diketahui, dengan

membandingkan pada data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja ke aja uji hipotesis

­ Prevalensi ibu hamil yang anemia di Jogja >30%

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU <5 hari

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

1

Besar SampelDrs. Zulaela, Dipl. Med. Stats., M.Si.

Temen-temen.. kita akan membahas tentang cara menghitung besar sampel minimum dalam

suatu penelitian. Jadi misal kita akan melakukan penelitian di kota X, nggak mungkin kan kalo

kita pakai semua orang yang ada di kota X? Pasti terkendala dana, waktu, dan tenaga. Jadi kita

bisa hanya mengambil beberapa responden saja atau yang kita sebut dengan sampel. Nah,

berapakah banyak sampel yang harus kita ambil? Disinilah akan kita bahas

Bisa diliat ya bagan di atas, untuk menentukan besar sampel dibagi menjadi 2 kelompok

besar berdasarkan penelitian itu akan bekerja pada berapa sampel?

1. One sample problem pada 1 sampel, 1 kelompok, 1 populasi

2. two sample problem pada 2 sampel, 2 kelompok, 2 populasi.

Masing-masing pembagian tersebut masih dibagi lagi menjadi:

1. Estimasi (pendugaan)

Adalah suatu langkah untuk melakukan pendugaan terhadap parameter populasi yang

belum diketahui, dengan memakai data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja menuju ke arah estimasi:

­ Prevalensi ibu hamil yang menderita anemia di Jogja

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU Yogyakarta.

2. Pengujian hipotesis

Adalah suatu langkah pendugaan terhadap nilai parameter yang sudah diketahui, dengan

membandingkan pada data statistic yang ada di tingkat sampel.

Contoh penelitian yang bekerja ke aja uji hipotesis

­ Prevalensi ibu hamil yang anemia di Jogja >30%

­ Rata-rata pasien yang sembuh dengan obat baru di RS PKU <5 hari

Page 4: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

2

Dari bagan itu, Pak Zul cuma menjelaskan beberapa bagian yang sering digunakan dalam

penelitian kedokteran:

1. One sample problem yang estimation

Maksudnya adalah kita hanya menggunakan 1 kelompok tanpa ada perbandingan.

Misalnya: prevalensi kejadian ibu hamil dengan anemia di kabupaten Bantul.

a. Population proportion/ presentase/ prevalensi dapat menggunakan rumus 1

b. Population mean dapat menggunakan rumus 2

2. Two sample problem yang hipotesis testing.

Disini misal kita akan membandingkan apakah obat baru lebih efektif daripada obat

standard? Kan nanti bakal ada 2 kelompok, yaitu kelompok obat baru dan kelompok

obat standar. Nah disini terlebih dulu kita harus memahami definisi operasional dari

efektif, atau lebih gampangnya apa sih indicator efektif itu?

a. Two proportions kalo efektif tidaknya dengan skala nominal (sembuh/ tidak

sembuh). Obat baru dikatakan efektif bila presentase pasien yang sembuh lebih

banyak dari obat standar. Maka menghitungbesar sampel nya dapat menggunakan

Rumus 3

b. Two means kalo efektif/tidak nya obat dilihat dari kecepatan sembuhnya dengan

skala rasio. Dalam hal ini kita membandingkan rata-rata kecepatan sembuh masing2

obat. Kita dapat menggunakan Rumus 4

SAMPLE SIZE

1) RUMUS 1

Rumus besar sampel untuk estimasi proporsi

Rumus 1a

Rumus 1b

Rumus 1c

Keterangan:

n = ukuran sampel minimum yang akan didunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang aka

diteliti

N = ukuran populasi, contoh: pada penelitian prevalensi ibu hamil yang menderita anemia

di Jogja N nya adalah Ibu hamil di Jogja

p = presentase/ proporsi/ prevalensi, didapatkan dari penelitian terdahulu. Contoh :

prevalensi ibu hamil di Jogja

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

2

Dari bagan itu, Pak Zul cuma menjelaskan beberapa bagian yang sering digunakan dalam

penelitian kedokteran:

1. One sample problem yang estimation

Maksudnya adalah kita hanya menggunakan 1 kelompok tanpa ada perbandingan.

Misalnya: prevalensi kejadian ibu hamil dengan anemia di kabupaten Bantul.

a. Population proportion/ presentase/ prevalensi dapat menggunakan rumus 1

b. Population mean dapat menggunakan rumus 2

2. Two sample problem yang hipotesis testing.

Disini misal kita akan membandingkan apakah obat baru lebih efektif daripada obat

standard? Kan nanti bakal ada 2 kelompok, yaitu kelompok obat baru dan kelompok

obat standar. Nah disini terlebih dulu kita harus memahami definisi operasional dari

efektif, atau lebih gampangnya apa sih indicator efektif itu?

a. Two proportions kalo efektif tidaknya dengan skala nominal (sembuh/ tidak

sembuh). Obat baru dikatakan efektif bila presentase pasien yang sembuh lebih

banyak dari obat standar. Maka menghitungbesar sampel nya dapat menggunakan

Rumus 3

b. Two means kalo efektif/tidak nya obat dilihat dari kecepatan sembuhnya dengan

skala rasio. Dalam hal ini kita membandingkan rata-rata kecepatan sembuh masing2

obat. Kita dapat menggunakan Rumus 4

SAMPLE SIZE

1) RUMUS 1

Rumus besar sampel untuk estimasi proporsi

Rumus 1a

Rumus 1b

Rumus 1c

Keterangan:

n = ukuran sampel minimum yang akan didunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang aka

diteliti

N = ukuran populasi, contoh: pada penelitian prevalensi ibu hamil yang menderita anemia

di Jogja N nya adalah Ibu hamil di Jogja

p = presentase/ proporsi/ prevalensi, didapatkan dari penelitian terdahulu. Contoh :

prevalensi ibu hamil di Jogja

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

2

Dari bagan itu, Pak Zul cuma menjelaskan beberapa bagian yang sering digunakan dalam

penelitian kedokteran:

1. One sample problem yang estimation

Maksudnya adalah kita hanya menggunakan 1 kelompok tanpa ada perbandingan.

Misalnya: prevalensi kejadian ibu hamil dengan anemia di kabupaten Bantul.

a. Population proportion/ presentase/ prevalensi dapat menggunakan rumus 1

b. Population mean dapat menggunakan rumus 2

2. Two sample problem yang hipotesis testing.

Disini misal kita akan membandingkan apakah obat baru lebih efektif daripada obat

standard? Kan nanti bakal ada 2 kelompok, yaitu kelompok obat baru dan kelompok

obat standar. Nah disini terlebih dulu kita harus memahami definisi operasional dari

efektif, atau lebih gampangnya apa sih indicator efektif itu?

a. Two proportions kalo efektif tidaknya dengan skala nominal (sembuh/ tidak

sembuh). Obat baru dikatakan efektif bila presentase pasien yang sembuh lebih

banyak dari obat standar. Maka menghitungbesar sampel nya dapat menggunakan

Rumus 3

b. Two means kalo efektif/tidak nya obat dilihat dari kecepatan sembuhnya dengan

skala rasio. Dalam hal ini kita membandingkan rata-rata kecepatan sembuh masing2

obat. Kita dapat menggunakan Rumus 4

SAMPLE SIZE

1) RUMUS 1

Rumus besar sampel untuk estimasi proporsi

Rumus 1a

Rumus 1b

Rumus 1c

Keterangan:

n = ukuran sampel minimum yang akan didunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang aka

diteliti

N = ukuran populasi, contoh: pada penelitian prevalensi ibu hamil yang menderita anemia

di Jogja N nya adalah Ibu hamil di Jogja

p = presentase/ proporsi/ prevalensi, didapatkan dari penelitian terdahulu. Contoh :

prevalensi ibu hamil di Jogja

Page 5: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

3

Z a/2 = tingkat keyakinan peneliti, dan angkanya disesuaikan pada tabel normal standar. Nilai

tingkat keyakinan ini subjektif menurut keyakinan peneliti. Namun baiknya adalah >95%.

Misalnya:

C (confidensi)/ tingkat keyakinan = 95% nilai Z a/2 = 1,96

90% nilai Z a/2 = 1,65

D = sampling error (kesalahan dalam pengambilan sampel), umumnya 5% tapi boleh

ditoleransi sampai 10%. Semakin kecil sampling error, semakin bagus penelitiannya tapi

ukuran sampel makin besar.

Notes:

­ Apabila kita mengetahui N , p , Z a/2 dan d maka gunakanlah rumus 1a

­ Kalau tidak mengetahui Ukuran Populasi (N) gunakan rumus 1b

­ Kalau selain nggak tau N juga nggak tau prevalensi (p) gunakanlah rumus 1c

Dari rumus-rums tersebut bisa diketahui bahwa besar sampel dipengaruhi oleh:

1. Sampling error (d) = makin kecil sampling error penelitian makin bagus tapi

sampel (n) makin besar. Misalnya: sampling error biassanya 5% menjadi 1% maka d

pun akan mengecil, akibatnya n menjadi lebih besar.

2. Tingkat keyakinan (Z a/2) = makin tinggi tingkat keyakinan penelitian makin

bagus tapi sampel (n) makin besar.

3. Ukuran populasi (N) = makin besar ukuran populasi (N) makin besar sampel (n)

4. Prevalensi (p) = makin jauh prevalensi dai 50% sampel makin kecil. Maksudnya

begini, lihatlah rumus 1b. Kalau Z a/2/d diketahui adalah 100, coba deh masukin angka

1-100% pada huruf p . Ternyata hasil n yang tertinggi adalah bila p nya adalah

50%. Dan apabila mendekati 50% hasil n lebih besar daripada yang jauh dari n .

Contohnya: kita masukin 50%

n = 100 x 50% (1-50%)

n = 100 x 0,5 (1-0,5)

n = 100x 0,25 = 25

kalau dimasukin 80% n = 100 x 80% (1-80%)

n = 100 x 0,8 x 0,2 = 16

kalau dimasukin 40% n = 100 x 40% (1-40%)

n = 100 x 0,4 x 0,6 = 24

udah mudeng kan? Jadi hasil maksimalnya adalah pada P= 50%. Dan yang mendeketi

50% (contoh: 40%) akan lebih besar nilainya daripada yang lebih jauh (contoh:

80%).

2) RUMUS 2

Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Mean

Rumus 2a

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

3

Z a/2 = tingkat keyakinan peneliti, dan angkanya disesuaikan pada tabel normal standar. Nilai

tingkat keyakinan ini subjektif menurut keyakinan peneliti. Namun baiknya adalah >95%.

Misalnya:

C (confidensi)/ tingkat keyakinan = 95% nilai Z a/2 = 1,96

90% nilai Z a/2 = 1,65

D = sampling error (kesalahan dalam pengambilan sampel), umumnya 5% tapi boleh

ditoleransi sampai 10%. Semakin kecil sampling error, semakin bagus penelitiannya tapi

ukuran sampel makin besar.

Notes:

­ Apabila kita mengetahui N , p , Z a/2 dan d maka gunakanlah rumus 1a

­ Kalau tidak mengetahui Ukuran Populasi (N) gunakan rumus 1b

­ Kalau selain nggak tau N juga nggak tau prevalensi (p) gunakanlah rumus 1c

Dari rumus-rums tersebut bisa diketahui bahwa besar sampel dipengaruhi oleh:

1. Sampling error (d) = makin kecil sampling error penelitian makin bagus tapi

sampel (n) makin besar. Misalnya: sampling error biassanya 5% menjadi 1% maka d

pun akan mengecil, akibatnya n menjadi lebih besar.

2. Tingkat keyakinan (Z a/2) = makin tinggi tingkat keyakinan penelitian makin

bagus tapi sampel (n) makin besar.

3. Ukuran populasi (N) = makin besar ukuran populasi (N) makin besar sampel (n)

4. Prevalensi (p) = makin jauh prevalensi dai 50% sampel makin kecil. Maksudnya

begini, lihatlah rumus 1b. Kalau Z a/2/d diketahui adalah 100, coba deh masukin angka

1-100% pada huruf p . Ternyata hasil n yang tertinggi adalah bila p nya adalah

50%. Dan apabila mendekati 50% hasil n lebih besar daripada yang jauh dari n .

Contohnya: kita masukin 50%

n = 100 x 50% (1-50%)

n = 100 x 0,5 (1-0,5)

n = 100x 0,25 = 25

kalau dimasukin 80% n = 100 x 80% (1-80%)

n = 100 x 0,8 x 0,2 = 16

kalau dimasukin 40% n = 100 x 40% (1-40%)

n = 100 x 0,4 x 0,6 = 24

udah mudeng kan? Jadi hasil maksimalnya adalah pada P= 50%. Dan yang mendeketi

50% (contoh: 40%) akan lebih besar nilainya daripada yang lebih jauh (contoh:

80%).

2) RUMUS 2

Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Mean

Rumus 2a

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

3

Z a/2 = tingkat keyakinan peneliti, dan angkanya disesuaikan pada tabel normal standar. Nilai

tingkat keyakinan ini subjektif menurut keyakinan peneliti. Namun baiknya adalah >95%.

Misalnya:

C (confidensi)/ tingkat keyakinan = 95% nilai Z a/2 = 1,96

90% nilai Z a/2 = 1,65

D = sampling error (kesalahan dalam pengambilan sampel), umumnya 5% tapi boleh

ditoleransi sampai 10%. Semakin kecil sampling error, semakin bagus penelitiannya tapi

ukuran sampel makin besar.

Notes:

­ Apabila kita mengetahui N , p , Z a/2 dan d maka gunakanlah rumus 1a

­ Kalau tidak mengetahui Ukuran Populasi (N) gunakan rumus 1b

­ Kalau selain nggak tau N juga nggak tau prevalensi (p) gunakanlah rumus 1c

Dari rumus-rums tersebut bisa diketahui bahwa besar sampel dipengaruhi oleh:

1. Sampling error (d) = makin kecil sampling error penelitian makin bagus tapi

sampel (n) makin besar. Misalnya: sampling error biassanya 5% menjadi 1% maka d

pun akan mengecil, akibatnya n menjadi lebih besar.

2. Tingkat keyakinan (Z a/2) = makin tinggi tingkat keyakinan penelitian makin

bagus tapi sampel (n) makin besar.

3. Ukuran populasi (N) = makin besar ukuran populasi (N) makin besar sampel (n)

4. Prevalensi (p) = makin jauh prevalensi dai 50% sampel makin kecil. Maksudnya

begini, lihatlah rumus 1b. Kalau Z a/2/d diketahui adalah 100, coba deh masukin angka

1-100% pada huruf p . Ternyata hasil n yang tertinggi adalah bila p nya adalah

50%. Dan apabila mendekati 50% hasil n lebih besar daripada yang jauh dari n .

Contohnya: kita masukin 50%

n = 100 x 50% (1-50%)

n = 100 x 0,5 (1-0,5)

n = 100x 0,25 = 25

kalau dimasukin 80% n = 100 x 80% (1-80%)

n = 100 x 0,8 x 0,2 = 16

kalau dimasukin 40% n = 100 x 40% (1-40%)

n = 100 x 0,4 x 0,6 = 24

udah mudeng kan? Jadi hasil maksimalnya adalah pada P= 50%. Dan yang mendeketi

50% (contoh: 40%) akan lebih besar nilainya daripada yang lebih jauh (contoh:

80%).

2) RUMUS 2

Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Mean

Rumus 2a

Page 6: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

4

Rumus 2b

(note : rumus 2 dilewatkan oleh Pak Zul, karena kalah penting dibanding rumus 3 dan 4)

3) RUMUS 3

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Proporsi

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

P1 = persentase / proporsi pada sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui

apakah obat baru lebih efektif dibandingkan obat standar, p1 adalah presentase pada

pasien yang sembuh dengan obat standar

P2 = persentase pada sampel 2. Misalnya: p2 adalah persentase pasien yang sembuh dengan

obat baru

(note: P1&P2 didapat dari penelitian sebelumnya/ penelitian pendahuluan. Pada contoh nggak

masalah bila P1 untuk obat standar ataupun obat baru, begitu pula P2.)

p (p bar) = rata-rata p =(p1+p2)/2

Z a/2 = tingkat keyakinan, baiknya adalah >95%.

Z = nilai yang diperoleh dari tabel normal standar yang bersesuaian dengan yang telah

ditentukan. Maksimum 20%

Bila =20% dengan tabel didapat set Z = 0,84

Bila =10% set Z =1,28

4) RUMUS 4

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Mean

Rumus 4 digunakan untuk membandingkan rata-rata 2 kelompok/sampel.

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

4

Rumus 2b

(note : rumus 2 dilewatkan oleh Pak Zul, karena kalah penting dibanding rumus 3 dan 4)

3) RUMUS 3

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Proporsi

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

P1 = persentase / proporsi pada sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui

apakah obat baru lebih efektif dibandingkan obat standar, p1 adalah presentase pada

pasien yang sembuh dengan obat standar

P2 = persentase pada sampel 2. Misalnya: p2 adalah persentase pasien yang sembuh dengan

obat baru

(note: P1&P2 didapat dari penelitian sebelumnya/ penelitian pendahuluan. Pada contoh nggak

masalah bila P1 untuk obat standar ataupun obat baru, begitu pula P2.)

p (p bar) = rata-rata p =(p1+p2)/2

Z a/2 = tingkat keyakinan, baiknya adalah >95%.

Z = nilai yang diperoleh dari tabel normal standar yang bersesuaian dengan yang telah

ditentukan. Maksimum 20%

Bila =20% dengan tabel didapat set Z = 0,84

Bila =10% set Z =1,28

4) RUMUS 4

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Mean

Rumus 4 digunakan untuk membandingkan rata-rata 2 kelompok/sampel.

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

4

Rumus 2b

(note : rumus 2 dilewatkan oleh Pak Zul, karena kalah penting dibanding rumus 3 dan 4)

3) RUMUS 3

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Proporsi

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

P1 = persentase / proporsi pada sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui

apakah obat baru lebih efektif dibandingkan obat standar, p1 adalah presentase pada

pasien yang sembuh dengan obat standar

P2 = persentase pada sampel 2. Misalnya: p2 adalah persentase pasien yang sembuh dengan

obat baru

(note: P1&P2 didapat dari penelitian sebelumnya/ penelitian pendahuluan. Pada contoh nggak

masalah bila P1 untuk obat standar ataupun obat baru, begitu pula P2.)

p (p bar) = rata-rata p =(p1+p2)/2

Z a/2 = tingkat keyakinan, baiknya adalah >95%.

Z = nilai yang diperoleh dari tabel normal standar yang bersesuaian dengan yang telah

ditentukan. Maksimum 20%

Bila =20% dengan tabel didapat set Z = 0,84

Bila =10% set Z =1,28

4) RUMUS 4

Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Dua Mean

Rumus 4 digunakan untuk membandingkan rata-rata 2 kelompok/sampel.

Keterangan:

n = ukuran sampel yang akan digunakan, atau banyaknya jumlah subyek yang akan diteliti,

n1= ukuran sampel untuk sampel 1, n2= ukuran sampel untuk sampel 2.

Page 7: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

5

1= rata-rata sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui apakah obat baru

lebih efektif dibanding obat standar, 1 rata-rata waktu sembuh pasien yang

menggunakan obat standar

2= rata-rata sampel 2. Misalnya: 2 rata-rata waktu sembuh pasien yang menggunakan

obat baru.

1 & 1 didapat dari penelitian=-penelitian sebelumnya.2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi populasi = (S1

2 + S22)/2

S= standar deviasi

S12 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat standar

S22 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat baru

S12 & S2

2 didapat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

CONTOH:

Contoh 1

Suatu dinas kesehatan ingin melakukan pendugaan terhadap prevalensi tuberkulosis pada

anak-anak di bawah 5 tahun di daerahnya. Berapa anak yang harus dimasukkan dalam

sampel, sehingga angka prevalensi dapat diduga dalam jarak 5% di atas dan di bawah

prevalensi yang sesungguhnya dengan tingkat keyakinan 95%?

Jawab:

Pada kasus ini yang diketahui adalah tingkat keyakinan = 95% set Z a/2 = 1,96, dalam

jarak 5% di atas dan di bawah prevalensi yang sesungguhnya bisa disebut ½ lebar

interval atau d 5%=0,05.

Yang tidak diketahui disini adalah N dan p , jadi rumus apakah yang akan digunakan? Yap

benar..RUMUS 1C

N = (1,96)2

4x (0,05)2

= 384,16

Maka bear sampel minimal yang dibutuhkan 385 anak. Jika kita menambahkan besar sampel

misal menjadi 400 anak, maka penelitian akan semakin baik.

Contoh 2

Misalkan diperkirakan bahwa angka karies pada anak sekolah di suatu kabupaten adalah

800 per 1000 dan di kabupaten lain adalah 600 per 1000. Berapa murid yang harus diambil

dari tiap kabupaten untuk menentukan apakah perbedaan ini bermakna pada tingkat

kemaknaan 5%, jika kita menginginkan untuk mendapatkan 80% kemungkinan untuk

mendeteksi perbedaan jika perbedaan ini nyata?

Jawab:

Pada kasus ini bekerja pada 2 kelompok (two sample problem), maka kemungkinan kita

akan menggunakan rumus 3 atau 4.

P1 = 800/1000= 80%

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

5

1= rata-rata sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui apakah obat baru

lebih efektif dibanding obat standar, 1 rata-rata waktu sembuh pasien yang

menggunakan obat standar

2= rata-rata sampel 2. Misalnya: 2 rata-rata waktu sembuh pasien yang menggunakan

obat baru.

1 & 1 didapat dari penelitian=-penelitian sebelumnya.2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi populasi = (S1

2 + S22)/2

S= standar deviasi

S12 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat standar

S22 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat baru

S12 & S2

2 didapat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

CONTOH:

Contoh 1

Suatu dinas kesehatan ingin melakukan pendugaan terhadap prevalensi tuberkulosis pada

anak-anak di bawah 5 tahun di daerahnya. Berapa anak yang harus dimasukkan dalam

sampel, sehingga angka prevalensi dapat diduga dalam jarak 5% di atas dan di bawah

prevalensi yang sesungguhnya dengan tingkat keyakinan 95%?

Jawab:

Pada kasus ini yang diketahui adalah tingkat keyakinan = 95% set Z a/2 = 1,96, dalam

jarak 5% di atas dan di bawah prevalensi yang sesungguhnya bisa disebut ½ lebar

interval atau d 5%=0,05.

Yang tidak diketahui disini adalah N dan p , jadi rumus apakah yang akan digunakan? Yap

benar..RUMUS 1C

N = (1,96)2

4x (0,05)2

= 384,16

Maka bear sampel minimal yang dibutuhkan 385 anak. Jika kita menambahkan besar sampel

misal menjadi 400 anak, maka penelitian akan semakin baik.

Contoh 2

Misalkan diperkirakan bahwa angka karies pada anak sekolah di suatu kabupaten adalah

800 per 1000 dan di kabupaten lain adalah 600 per 1000. Berapa murid yang harus diambil

dari tiap kabupaten untuk menentukan apakah perbedaan ini bermakna pada tingkat

kemaknaan 5%, jika kita menginginkan untuk mendapatkan 80% kemungkinan untuk

mendeteksi perbedaan jika perbedaan ini nyata?

Jawab:

Pada kasus ini bekerja pada 2 kelompok (two sample problem), maka kemungkinan kita

akan menggunakan rumus 3 atau 4.

P1 = 800/1000= 80%

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

5

1= rata-rata sampel 1. Misalnya: pada penelitian untuk mengetahui apakah obat baru

lebih efektif dibanding obat standar, 1 rata-rata waktu sembuh pasien yang

menggunakan obat standar

2= rata-rata sampel 2. Misalnya: 2 rata-rata waktu sembuh pasien yang menggunakan

obat baru.

1 & 1 didapat dari penelitian=-penelitian sebelumnya.2 (dibaca sigma kuadrat) = variansi populasi = (S1

2 + S22)/2

S= standar deviasi

S12 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat standar

S22 = variansi waktu sembuh pasien yang mendapat obat baru

S12 & S2

2 didapat dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya.

CONTOH:

Contoh 1

Suatu dinas kesehatan ingin melakukan pendugaan terhadap prevalensi tuberkulosis pada

anak-anak di bawah 5 tahun di daerahnya. Berapa anak yang harus dimasukkan dalam

sampel, sehingga angka prevalensi dapat diduga dalam jarak 5% di atas dan di bawah

prevalensi yang sesungguhnya dengan tingkat keyakinan 95%?

Jawab:

Pada kasus ini yang diketahui adalah tingkat keyakinan = 95% set Z a/2 = 1,96, dalam

jarak 5% di atas dan di bawah prevalensi yang sesungguhnya bisa disebut ½ lebar

interval atau d 5%=0,05.

Yang tidak diketahui disini adalah N dan p , jadi rumus apakah yang akan digunakan? Yap

benar..RUMUS 1C

N = (1,96)2

4x (0,05)2

= 384,16

Maka bear sampel minimal yang dibutuhkan 385 anak. Jika kita menambahkan besar sampel

misal menjadi 400 anak, maka penelitian akan semakin baik.

Contoh 2

Misalkan diperkirakan bahwa angka karies pada anak sekolah di suatu kabupaten adalah

800 per 1000 dan di kabupaten lain adalah 600 per 1000. Berapa murid yang harus diambil

dari tiap kabupaten untuk menentukan apakah perbedaan ini bermakna pada tingkat

kemaknaan 5%, jika kita menginginkan untuk mendapatkan 80% kemungkinan untuk

mendeteksi perbedaan jika perbedaan ini nyata?

Jawab:

Pada kasus ini bekerja pada 2 kelompok (two sample problem), maka kemungkinan kita

akan menggunakan rumus 3 atau 4.

P1 = 800/1000= 80%

Page 8: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

6

P2= 600/1000 = 60%

p = (80%+60%)/2= 70% = 0.7

tingkat kemaknaan ( ) = 5% Z a/2= 1- = 95%.

Set Z a/2 = 1,96

Power= 80%

(1- ) = 20% set Z = 0,84

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

Dihitung sendiri ya, tinggal masukin angkanya doing kok. Setelah dihitung, misalkan

hasilnya 82 orang. Maka masing-masing kelompok ( anak sekolah 1 dan anak sekolah 2)

jumlah minimum sampel yang dibutuhkan 82 orang. Bila kita mengambil sampel tiap

kelompok lebih dari besar sampel minimum, misal 100 orang, maka penelitian akan lebih

baik.

Contoh 3

Misalkan suatu penelitian sedang dirancang untuk mengukur pengaruh penurunan garam

dalam diit terhadap tekanan darah sistolik. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa

deviasi standar tekanan darah sistolik dalam suatu masyarakat dengan diit garam tinggi

adalah 12 mmHg, sedangkan dimasyarakat dengan diit garam rendah adalah 10,3 mmHg.

Jika alpha 5% dan betha 10%, berapa besar sampel dari masing-masing kelompok

masyarakat yang harus dipilih, jika menginginkan agar mampu mendeteksi perbedaan

tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmHg?.

Jawab:

Pada kasus ini terdapat 2 kelompok sampel, masyarakat dengan diit garam tinggi (1) dan

masyarakat dengan diit garam rendah (2)

S1= 12 dan S2= 10,3 dari sini bisa didapat 2 = (S12 + S22)/2

= 5% Z a/2 = 1,96

= 10% set Z = 1,28

Perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmhg 1- 2 = 2

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 4

Contoh 4

Dalam sebuah survai pendahuluan, seorang ahli epidemiologi membandingkan sebuah

sampel yang terdiri dari 50 subjek dewasa yang menderita suatu penyakit neurologik

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

6

P2= 600/1000 = 60%

p = (80%+60%)/2= 70% = 0.7

tingkat kemaknaan ( ) = 5% Z a/2= 1- = 95%.

Set Z a/2 = 1,96

Power= 80%

(1- ) = 20% set Z = 0,84

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

Dihitung sendiri ya, tinggal masukin angkanya doing kok. Setelah dihitung, misalkan

hasilnya 82 orang. Maka masing-masing kelompok ( anak sekolah 1 dan anak sekolah 2)

jumlah minimum sampel yang dibutuhkan 82 orang. Bila kita mengambil sampel tiap

kelompok lebih dari besar sampel minimum, misal 100 orang, maka penelitian akan lebih

baik.

Contoh 3

Misalkan suatu penelitian sedang dirancang untuk mengukur pengaruh penurunan garam

dalam diit terhadap tekanan darah sistolik. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa

deviasi standar tekanan darah sistolik dalam suatu masyarakat dengan diit garam tinggi

adalah 12 mmHg, sedangkan dimasyarakat dengan diit garam rendah adalah 10,3 mmHg.

Jika alpha 5% dan betha 10%, berapa besar sampel dari masing-masing kelompok

masyarakat yang harus dipilih, jika menginginkan agar mampu mendeteksi perbedaan

tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmHg?.

Jawab:

Pada kasus ini terdapat 2 kelompok sampel, masyarakat dengan diit garam tinggi (1) dan

masyarakat dengan diit garam rendah (2)

S1= 12 dan S2= 10,3 dari sini bisa didapat 2 = (S12 + S22)/2

= 5% Z a/2 = 1,96

= 10% set Z = 1,28

Perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmhg 1- 2 = 2

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 4

Contoh 4

Dalam sebuah survai pendahuluan, seorang ahli epidemiologi membandingkan sebuah

sampel yang terdiri dari 50 subjek dewasa yang menderita suatu penyakit neurologik

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

6

P2= 600/1000 = 60%

p = (80%+60%)/2= 70% = 0.7

tingkat kemaknaan ( ) = 5% Z a/2= 1- = 95%.

Set Z a/2 = 1,96

Power= 80%

(1- ) = 20% set Z = 0,84

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

Dihitung sendiri ya, tinggal masukin angkanya doing kok. Setelah dihitung, misalkan

hasilnya 82 orang. Maka masing-masing kelompok ( anak sekolah 1 dan anak sekolah 2)

jumlah minimum sampel yang dibutuhkan 82 orang. Bila kita mengambil sampel tiap

kelompok lebih dari besar sampel minimum, misal 100 orang, maka penelitian akan lebih

baik.

Contoh 3

Misalkan suatu penelitian sedang dirancang untuk mengukur pengaruh penurunan garam

dalam diit terhadap tekanan darah sistolik. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa

deviasi standar tekanan darah sistolik dalam suatu masyarakat dengan diit garam tinggi

adalah 12 mmHg, sedangkan dimasyarakat dengan diit garam rendah adalah 10,3 mmHg.

Jika alpha 5% dan betha 10%, berapa besar sampel dari masing-masing kelompok

masyarakat yang harus dipilih, jika menginginkan agar mampu mendeteksi perbedaan

tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmHg?.

Jawab:

Pada kasus ini terdapat 2 kelompok sampel, masyarakat dengan diit garam tinggi (1) dan

masyarakat dengan diit garam rendah (2)

S1= 12 dan S2= 10,3 dari sini bisa didapat 2 = (S12 + S22)/2

= 5% Z a/2 = 1,96

= 10% set Z = 1,28

Perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok masyarakat sebesar 2 mmhg 1- 2 = 2

Lalu rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 4

Contoh 4

Dalam sebuah survai pendahuluan, seorang ahli epidemiologi membandingkan sebuah

sampel yang terdiri dari 50 subjek dewasa yang menderita suatu penyakit neurologik

Page 9: misc 2011 17.2

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

7

dengan sebuah sampel lainnya yang terdiri dari 50 subjek sebagai pembanding yang tidak

mengalami penyakit tersebut. 30 orang diantara mereka yang menderita penyakit tersebut

dan 25 dari subjek pembanding terlibat dalam industri yang menggunakan sejenis bahan

kimia. Dengan menganggap bahwa proporsi mereka yang bekerja di industri ini di populasi

sama dengan yang telah diteliti pada survai pendahuluan, berapa banyak subjek tambahan

yang perlu diteliti dalam tiap grup untuk mendapatkan 90% kepercayaan untuk mendeteksi

perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok jika hipotesisnya diuji pada tingkat

kemaknaan 5%?.

Jawab:

Dalam kasus ini terdapat 2 sampel, yaitu: sampel yang menderita penyakit neurologic dan

sampel yang tidak menderita.

P1 = 30/50 x 100% = 60%

P2 = 25/50 x 100% = 50%

= (60%+50%)/2 = 55% =0,55

Tingkat kemaknaan ( ) = 5% set Z a/2 = 1,96

Power = 90% power =(1- ) = 10% Z = 1,28

Rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

7

dengan sebuah sampel lainnya yang terdiri dari 50 subjek sebagai pembanding yang tidak

mengalami penyakit tersebut. 30 orang diantara mereka yang menderita penyakit tersebut

dan 25 dari subjek pembanding terlibat dalam industri yang menggunakan sejenis bahan

kimia. Dengan menganggap bahwa proporsi mereka yang bekerja di industri ini di populasi

sama dengan yang telah diteliti pada survai pendahuluan, berapa banyak subjek tambahan

yang perlu diteliti dalam tiap grup untuk mendapatkan 90% kepercayaan untuk mendeteksi

perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok jika hipotesisnya diuji pada tingkat

kemaknaan 5%?.

Jawab:

Dalam kasus ini terdapat 2 sampel, yaitu: sampel yang menderita penyakit neurologic dan

sampel yang tidak menderita.

P1 = 30/50 x 100% = 60%

P2 = 25/50 x 100% = 50%

= (60%+50%)/2 = 55% =0,55

Tingkat kemaknaan ( ) = 5% set Z a/2 = 1,96

Power = 90% power =(1- ) = 10% Z = 1,28

Rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

BESAR SAMPEL

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

7

dengan sebuah sampel lainnya yang terdiri dari 50 subjek sebagai pembanding yang tidak

mengalami penyakit tersebut. 30 orang diantara mereka yang menderita penyakit tersebut

dan 25 dari subjek pembanding terlibat dalam industri yang menggunakan sejenis bahan

kimia. Dengan menganggap bahwa proporsi mereka yang bekerja di industri ini di populasi

sama dengan yang telah diteliti pada survai pendahuluan, berapa banyak subjek tambahan

yang perlu diteliti dalam tiap grup untuk mendapatkan 90% kepercayaan untuk mendeteksi

perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok jika hipotesisnya diuji pada tingkat

kemaknaan 5%?.

Jawab:

Dalam kasus ini terdapat 2 sampel, yaitu: sampel yang menderita penyakit neurologic dan

sampel yang tidak menderita.

P1 = 30/50 x 100% = 60%

P2 = 25/50 x 100% = 50%

= (60%+50%)/2 = 55% =0,55

Tingkat kemaknaan ( ) = 5% set Z a/2 = 1,96

Power = 90% power =(1- ) = 10% Z = 1,28

Rumus apa yang kita gunakan? RUMUS 3

Page 10: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

8

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Oleh : dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

�����������������

������� �� ��� ���� �����

A. Tujuan

�� ���������������� �

�� ������ ��������

�� ���������� �� ��

B. Menentukan Tujuan Perlakuan yang Paling Baik

1. Cure

�������� ����

2. Mencegah Kekambuhan

�������� � �����

3. Meminimalkan kerusakan struktural dan fungsional

�������� �����

4. Mencegah komplikasi selanjutnya

�������� ���� ��

5. Meringankan penderitaan saat ini

Ganti hormon tersebut, konseling untuk dukungan emosional

6. Memberikan jaminan

Transmit prognosis yang benar benar menguntungkan

7. Membiarkan mati dengan kenyamanan dan bermartabat

C. 3 Elemen Penyakit

1. Penyakit atau organ yang sakit : Anatomi, Biokimia, Fisiologi dan Psikologi

2. Penyakit : Tanda, Gejala dan Perilaku

3. Keadaan Penyulit: Sosial, psikoloi dan ekonomi.

D. Memilih Terapi Khusus

Tiga cara memilih terapi :

1. On the basis of your own uncontrolled clinical experience induction

(Pemilihan terapi berdasarkan pengalaman sendiri tanpa kontrol, dari dokter

yang bersangkutan)

2. On the basis of prospective analysis of formal RCT deduction

(Pemilihan terapi berdasar pada analisis data dengan menggunakan sistem RCT

Randomize Controlled Trial)

3. On the basis of recommendation teachers, colleagues abdication/ seduction

(Pemilihan terapi berdasarkan pertimbangan atau rekomendasi dosen/senior

atau kolega)

Dari ketiga cara pemilihan terapi diatas yang paling baik untuk dipilih adalah

menggunakan sistem RCT.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

8

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Oleh : dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

Assalamualaikum..

Bismillah berdoa dulu teman2, mari mulai belajar..

A. Tujuan

1. Mengidentifikasi tujuan utama pengobatan

2. Memilih pengobatan khusus

3. Menentukan target pengobatan

B. Menentukan Tujuan Perlakuan yang Paling Baik

1. Cure

Contohnya membunuh mikroba atau mengambil (operasi) tumor.

2. Mencegah Kekambuhan

Contohnya profilaksis antibiotik

3. Meminimalkan kerusakan struktural dan fungsional

Contohnya rekonstruksi, merehabilitasi

4. Mencegah komplikasi selanjutnya

Contohnya aspirin pada stroke, diuretik pada HT tanpa gejala

5. Meringankan penderitaan saat ini

Ganti hormon tersebut, konseling untuk dukungan emosional

6. Memberikan jaminan

Transmit prognosis yang benar benar menguntungkan

7. Membiarkan mati dengan kenyamanan dan bermartabat

C. 3 Elemen Penyakit

1. Penyakit atau organ yang sakit : Anatomi, Biokimia, Fisiologi dan Psikologi

2. Penyakit : Tanda, Gejala dan Perilaku

3. Keadaan Penyulit: Sosial, psikoloi dan ekonomi.

D. Memilih Terapi Khusus

Tiga cara memilih terapi :

1. On the basis of your own uncontrolled clinical experience induction

(Pemilihan terapi berdasarkan pengalaman sendiri tanpa kontrol, dari dokter

yang bersangkutan)

2. On the basis of prospective analysis of formal RCT deduction

(Pemilihan terapi berdasar pada analisis data dengan menggunakan sistem RCT

Randomize Controlled Trial)

3. On the basis of recommendation teachers, colleagues abdication/ seduction

(Pemilihan terapi berdasarkan pertimbangan atau rekomendasi dosen/senior

atau kolega)

Dari ketiga cara pemilihan terapi diatas yang paling baik untuk dipilih adalah

menggunakan sistem RCT.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

8

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Oleh : dr. Deddy NW Achadiono, Sp.PD

Assalamualaikum..

Bismillah berdoa dulu teman2, mari mulai belajar..

A. Tujuan

1. Mengidentifikasi tujuan utama pengobatan

2. Memilih pengobatan khusus

3. Menentukan target pengobatan

B. Menentukan Tujuan Perlakuan yang Paling Baik

1. Cure

Contohnya membunuh mikroba atau mengambil (operasi) tumor.

2. Mencegah Kekambuhan

Contohnya profilaksis antibiotik

3. Meminimalkan kerusakan struktural dan fungsional

Contohnya rekonstruksi, merehabilitasi

4. Mencegah komplikasi selanjutnya

Contohnya aspirin pada stroke, diuretik pada HT tanpa gejala

5. Meringankan penderitaan saat ini

Ganti hormon tersebut, konseling untuk dukungan emosional

6. Memberikan jaminan

Transmit prognosis yang benar benar menguntungkan

7. Membiarkan mati dengan kenyamanan dan bermartabat

C. 3 Elemen Penyakit

1. Penyakit atau organ yang sakit : Anatomi, Biokimia, Fisiologi dan Psikologi

2. Penyakit : Tanda, Gejala dan Perilaku

3. Keadaan Penyulit: Sosial, psikoloi dan ekonomi.

D. Memilih Terapi Khusus

Tiga cara memilih terapi :

1. On the basis of your own uncontrolled clinical experience induction

(Pemilihan terapi berdasarkan pengalaman sendiri tanpa kontrol, dari dokter

yang bersangkutan)

2. On the basis of prospective analysis of formal RCT deduction

(Pemilihan terapi berdasar pada analisis data dengan menggunakan sistem RCT

Randomize Controlled Trial)

3. On the basis of recommendation teachers, colleagues abdication/ seduction

(Pemilihan terapi berdasarkan pertimbangan atau rekomendasi dosen/senior

atau kolega)

Dari ketiga cara pemilihan terapi diatas yang paling baik untuk dipilih adalah

menggunakan sistem RCT.

Page 11: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

9

E. 6 Panduan Penilaian Artikel Terapi

1. Was the assignment of patients to treatments really randomized? (Apakah

penetapan pasien untuk diberi perlakukan dilakukan dengan

randomisasi?)

�� ��� !" #!$!%&

#�'� �%("�)& "

�� *�� %�$+"�, '

- -&.!/�.�/!

.!/0�$.�1

- 2&%� .&'�"

1!1&%&, �/

2. Were all clinically relevant outcome reported? (Apakah semua hasil klinis

(outcome) yang relevan dilaporkan?

3&)�%$ � 0($.(, �

4��!% '&�.�) �'�%�

"(/($!/ 5&$6�/" 1

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

9

E. 6 Panduan Penilaian Artikel Terapi

1. Was the assignment of patients to treatments really randomized? (Apakah

penetapan pasien untuk diberi perlakukan dilakukan dengan

randomisasi?)

&.&�$ 5)!.&�# #�)&!$7 ,�/�) 1!1&%&"& #/(

"!%(1#(" .!/�#& �.�� "($./(%�

'�%�1 1!1��0� �/.&"!% �.�� 8�/$�% .!/�#& �

)!�/0, .!%�)�/& �/.&"!% �#�"�, '�%

#!$++�$��$ )&).!1 9:4 �.�� .&'�"�

'&.!1�"�$ #!$++�$��$ )&).!1 9:4; 1�"

/.&"!% �$+ 1!1��. #!$!%&.&�$ )��!<)#!/&1

2. Were all clinically relevant outcome reported? (Apakah semua hasil klinis

(outcome) yang relevan dilaporkan?

�!/&"�. =

�, ,�)&% �8& "%&$&) #!1�!/&�$ 0%(6&�/�. #�'�

1&(0�/'7 )!0�/� 9:4� *&��>�, &$& ?!/)& 2�,

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

9

E. 6 Panduan Penilaian Artikel Terapi

1. Was the assignment of patients to treatments really randomized? (Apakah

penetapan pasien untuk diberi perlakukan dilakukan dengan

randomisasi?)

(���&%&.�) �$+ )�1�

�&.� =

�1 �/.&"!% .!/)!��.

"� "%&$&)& '&�$8�/"�$

1!$.�%

2. Were all clinically relevant outcome reported? (Apakah semua hasil klinis

(outcome) yang relevan dilaporkan?

#!$ �"&. 8�$.�$+

,�)� @$'($!)&� =

Page 12: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

10

Interpretasi hasil penelitian diatas :

a. ABCDBEFGH IJK

b. LHMGEN CFKNGE

OJGIBDK P QRST

- LHMGEN CFKN

QRU V WGEF X

- LHMGEN CFK

YBWGHZNGH

c. [BJ\GEGH PK\]

JBDF^ ]FHZZF W kesimpulan

bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

3. Were the study patients recognizably similar to your own? (Apakah studi

menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak)

G_ Y\D`BN OBHBJF

aB^FHZZG NJFHFa

D_ Y\D`BN OBHBJF]

I_ [GJG\ aBC\G b

OBWKCGH ]BEGO

4. Were both clinical and statistical significance considered? (Apakah

kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan?)

G_ [BCGNHGGH NJ

]BEGOF KDG] ]BE

D_ [BCGNHGGH a]

c DBHGE DBECG

NJFHFa_

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

10

Interpretasi hasil penelitian diatas :

KMFDEG] GNGH CBH\E\HNGH NKJBa]BEKJ aBDBaG

EW DGFN MG]GJ WGH HKH MG]GJ CBH\E\H JBD

XRd WGH XReT SRfg_ LHF CGNa\WH`G JF^G] T

NGEW HKH MG]GJ T OJGIBDK DGHWFHZ IJKMFDEG] h

XRd CGNGH`G aBWFNF] CBH\E\H_

NGEW MG]GJ WGH HKH MG]GJ T OJGIBDK DGHWFHZ

H XRe V SRf CGNG WFaBD\] b\ZG aBWFNF] CBH\E

]IKCBg aBIGEG NBaBJ\E\^GH OGWG ]K]GJ NBC

GEF OGWG OJGIBDK P iRdTQRdg aB^FHZZG WGOG] kesimpulan

bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

3. Were the study patients recognizably similar to your own? (Apakah studi

menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak)

]FGH ^GE\a WFNB]G^\F aBIGEG WBCKZEGMF aKa

aF WGOG] CBCDGHWFHZNG WBHZGH aF]\GaF ]BC

]FGH ^GE\a CFEFO WBHZGH ]BCOG] DBNBEbG NJF

GjGDGH WFG]Ga `GR DBEG]F GE]FNBJ ]BEaBD\] D

OF_

4. Were both clinical and statistical significance considered? (Apakah

kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan?)

NJFHFa DBE^\D\HZGH WBHZGH aBDBEGOG CGH

E]BH]\_

]G]Fa]FN DBE^\D\HZGH WBHZGH ^GaFJ NBaFCO\

GNHG aBIGEG a]G]Fa]FN ]GHOG CBCOBEF]CD

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

10

Interpretasi hasil penelitian diatas :

GE fk_

DF^ aBWFNF] WGEF OGWG

h XRd T QRU_ YBWGHZNGH

Z IJKMFDEG] h SRf T XRe_

E\H_

CG]FGH ]BEGOF IJKMFDEG]

WFGCDFJ kesimpulan

bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

3. Were the study patients recognizably similar to your own? (Apakah studi

menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak)

aFGJ WGH aBIGEG NJFHFaR

COG] DBNBEbG_

FHFaF_

DFaG WFZ\HGNGH \H]\N

4. Were both clinical and statistical significance considered? (Apakah

kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan?)

HMGG] NJFHFa ]BE^GWGO

\JGH OBHBJF]FGH DBHGE

DGHZNGH NBOBH]FHZGH

Page 13: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

11

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

11

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

11

Page 14: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

12

lmnonp nqrn stq gambar diatas? :D baiklah kita

sederhanakan saja dengan contoh dibawah ini.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

12

Apakah anda bingung dengan gambar gambar diatas? :D baiklah kita

sederhanakan saja dengan contoh dibawah ini.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

12

Apakah anda bingung dengan gambar gambar diatas? :D baiklah kita

sederhanakan saja dengan contoh dibawah ini.

Page 15: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

13

a. uvwxyzxxz y{

b. |x}v{ ~ �x�x�

�x��v� ���xz �

c. �v�xz�yxz y�

�vz�xz ��� �

d. ��{x ���� ���

e. |x}v{ ~ �x���

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

13

y{�z�� �x�x� ��{��x� �x�x ��� x�x� ���

� ��{��x� }x��x �v�x�� �x������{ �x�x� wvz

�v}v�x� ��� ��}xz��z� ~�~ �vz�xz ��� �v}v

�w�{�yx�� �xz�x yv���xyxz �x��v� ���xz

�v}v�x� ���

�wvz�z��yxz }v�wxyzx �v�x�x y{�z���

����{ �x�x� wvz���zyxz y�w�{�yx�� �v}v�x

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

13

z���zyxz y�w�{�yx��

v�x� ���

���� ��x}z��z� ���

x� ���� �xz ����

Page 16: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

14

5. Is the therapeutic maneuver feasible in your practice? (Apakah tindakan

terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?)

�������  ¡ �¢£¢£

�¤ ¥��¦�£§�¨ ©��

ª¤ ¥��¦�£§�¨ ©��

«¤ ¥��¦�£§�¨ ©��

�¤ ¥�¨�¦¬ ¬ ©��§­

� �§ ®¯°±²³´µvensi.

6. Were all the patients who entered the study accounted for at its

conclusion? (Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam

kesimpulan?)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

14

5. Is the therapeutic maneuver feasible in your practice? (Apakah tindakan

terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?)

£ ¶

�§­ �¬·�¦�­£�¨ ��¨¸�¨  �����¬¨«¬ �¸�� ����

�§­ �§¨¹� �� ¬ ª¬¢¦¢¸¬­ ��¨ £¦¬¨¬­¤

�§­  ��­��¬� ��¨ ����  �¬ ��¬º� ��¨���¬ �¤

­ ����  º�¨·�¦�­£�¨ ª�¸�¬º�¨� «��� º�¨¸

co-intervensi.

6. Were all the patients who entered the study accounted for at its

conclusion? (Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam

kesimpulan?)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

14

5. Is the therapeutic maneuver feasible in your practice? (Apakah tindakan

terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?)

�  �¬���¦¬£�­¬¤

¸©¬¨���¬ £¢¨ �º¬¨�­¬

co-intervensi.

6. Were all the patients who entered the study accounted for at its

conclusion? (Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam

kesimpulan?)

Page 17: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

15

»¼ ½¾¿À»Á» »ÃÄ

žÆÇ¿ÈÇŠȾÃÆ

À¼ É»À¾Æ Ê Ë»ÃÌ Â» zed clinical trial) jumlah

kasus sebesar 151 penderita dengan rincian : pembedahan versus

medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa ) setelah dihitung

terdapat penurunan reduction in risk sebesar 27 % (p=0,02), tetapi

c. Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan ada 16 kasus meninggal

karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung

penurunan reduction in risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna.

F. Menentukan Apakah Suatu Artikel Penting atau tidak

1. Contoh 1 . Reduced Re-operation

Tujuan Penelitian ini adalah adanya penurunan kasus re-operation (operasi

kembali) pada pasien dengan Hemiarthroplasty dan Internal Fixation.

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti yang sudah kita ketahui dalam tutorial ada yang disebut CER (Control

Event Rate Kejadian pada kontrol) dan EER (Experimental Event Rate

Kejadian pada Perlakuan)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

15

a. Pembaca harus jeli mencatat berapa subyek penelitian yang termasuk

kelompok perlakuan (terapi) atau kelompok kontrol.

b. Tabel 3 dari hasil penelitian uji klinis acak( randomized clinical trial) jumlah

kasus sebesar 151 penderita dengan rincian : pembedahan versus

medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa ) setelah dihitung

terdapat penurunan reduction in risk sebesar 27 % (p=0,02), tetapi

c. Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan ada 16 kasus meninggal

karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung

penurunan reduction in risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna.

F. Menentukan Apakah Suatu Artikel Penting atau tidak

1. Contoh 1 . Reduced Re-operation

Tujuan Penelitian ini adalah adanya penurunan kasus re-operation (operasi

kembali) pada pasien dengan Hemiarthroplasty dan Internal Fixation.

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti yang sudah kita ketahui dalam tutorial ada yang disebut CER (Control

Event Rate Kejadian pada kontrol) dan EER (Experimental Event Rate

Kejadian pada Perlakuan)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

15

a. Pembaca harus jeli mencatat berapa subyek penelitian yang termasuk

kelompok perlakuan (terapi) atau kelompok kontrol.

b. Tabel 3 dari hasil penelitian uji klinis acak( randomized clinical trial) jumlah

kasus sebesar 151 penderita dengan rincian : pembedahan versus

medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa ) setelah dihitung

terdapat penurunan reduction in risk sebesar 27 % (p=0,02), tetapi

c. Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167, dan ada 16 kasus meninggal

karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung

penurunan reduction in risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna.

F. Menentukan Apakah Suatu Artikel Penting atau tidak

1. Contoh 1 . Reduced Re-operation

Tujuan Penelitian ini adalah adanya penurunan kasus re-operation (operasi

kembali) pada pasien dengan Hemiarthroplasty dan Internal Fixation.

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti yang sudah kita ketahui dalam tutorial ada yang disebut CER (Control

Event Rate Kejadian pada kontrol) dan EER (Experimental Event Rate

Kejadian pada Perlakuan)

Page 18: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

16

ÍÎÏÐÑ ÒÓÔÐ ÕÐÖÓ ÔÐ×

ÐØ ÙÚÛÐÔÓÜÚ ÙÓÑÒÝ

×Ø ÙÚÛÐÔÓÜÚ ÙÓÑÒ Ù

ÞØ ß×ÑàÛÎÔÚ ÙÓÑÒ

ÕØ áÎâ×ÚÖ áÚÚÕÚ

ãÓÑâÓÛÛÐäå âÐÖÓ ÒÓÔ

a. Measures of Treatment Effect (menghitung Efek dari Terapi)

- RR = Relative Risk or Risk Ratio =

/(

/(

cc

aa

- æÐÕÓå ÒÐÛÐÎ

çÚâÓÐÖÔäÖàèÛÐÑÔé

êëÔÚÖëÐÛ Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

12 / (12 +217) = 12/229 = 5,2%

90 / (90 + 136) = 90/226 = 39,8%

RR = 5,2 / 39,8 = 0,13

Berarti Relative Risk (RR) pada kasus ini adalah sebesar 0,13

- Ketentuannya menyebutkan jika RR < 1 maka terapi berhubungan

dengan penurunan resiko dan digunakan pada kasus yang berhubungan

dengan ìí . Sedangkan jika RR > 1 maka terapi lebih

berhubungan dengan peningkatan resiko dan digunakan pada kasus yang

berhubungan dengan efek samping. (RR < 1 tx is associated with

îïðíïñòïî risk, as is the usually the case for a primary endpoint. RR>1

means tx is associated with risk, as is usually the case for a side

effect.)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

16

Tugas kita dari tabel diatas adalah mencari:

a. Relative Risk?

b. Relative Risk Reduction (RRR)?

c. Absolute Risk Reduction (ARR)?

d. Number Needed to Threat (NNT)?

Bismillah, mari kita analisa :

a. Measures of Treatment Effect (menghitung Efek dari Terapi)

RR = Relative Risk or Risk Ratio =

)

)

d

b

Jadi, kalau ini diaplikasikan ke soal tadi :

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

12 / (12 +217) = 12/229 = 5,2%

90 / (90 + 136) = 90/226 = 39,8%

RR = 5,2 / 39,8 = 0,13

Berarti Relative Risk (RR) pada kasus ini adalah sebesar 0,13

Ketentuannya menyebutkan jika RR < 1 maka terapi berhubungan

dengan penurunan resiko dan digunakan pada kasus yang berhubungan

dengan íóôñíõ ïöîì÷óöøò. Sedangkan jika RR > 1 maka terapi lebih

berhubungan dengan peningkatan resiko dan digunakan pada kasus yang

berhubungan dengan efek samping. (RR < 1 tx is associated with

risk, as is the usually the case for a primary endpoint. RR>1

means tx is associated with óöðíïñòïî risk, as is usually the case for a side

effect.)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

16

Tugas kita dari tabel diatas adalah mencari:

a. Relative Risk?

b. Relative Risk Reduction (RRR)?

c. Absolute Risk Reduction (ARR)?

d. Number Needed to Threat (NNT)?

Bismillah, mari kita analisa :

a. Measures of Treatment Effect (menghitung Efek dari Terapi)

RR = Relative Risk or Risk Ratio =

Jadi, kalau ini diaplikasikan ke soal tadi :

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

12 / (12 +217) = 12/229 = 5,2%

90 / (90 + 136) = 90/226 = 39,8%

RR = 5,2 / 39,8 = 0,13

Berarti Relative Risk (RR) pada kasus ini adalah sebesar 0,13

Ketentuannya menyebutkan jika RR < 1 maka terapi berhubungan

dengan penurunan resiko dan digunakan pada kasus yang berhubungan

dengan . Sedangkan jika RR > 1 maka terapi lebih

berhubungan dengan peningkatan resiko dan digunakan pada kasus yang

berhubungan dengan efek samping. (RR < 1 tx is associated with

risk, as is the usually the case for a primary endpoint. RR>1

means tx is associated with risk, as is usually the case for a side

effect.)

Page 19: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

17

b. Relative Risk Reduction (RRR)

ùùù ú û RR

Jadi, pada kasus ini tadi RR = 0,13 maka RRR = 1 0,13 = 0,87

c. Absolute Risk Reduction (ARR)

ARR = Absolute Risk Reduction = c/(c+d) - a/(a+b) atau kalau dimodul

tutorial (CER EER)

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti tadi kita aplikasikan lagi :

ARR = 90 / (90 + 136) 12 / (12 + 217)

= 90/226 12/229

= 39,8% 5,2 % (gampangnya CER EER)

= 34,6%

Jadi ARR = 34,6% (bertahanlah dengan angka2 teman2 haha)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

17

b. Relative Risk Reduction (RRR)

RRR = 1 RR

Jadi, pada kasus ini tadi RR = 0,13 maka RRR = 1 0,13 = 0,87

c. Absolute Risk Reduction (ARR)

ARR = Absolute Risk Reduction = c/(c+d) - a/(a+b) atau kalau dimodul

tutorial (CER EER)

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti tadi kita aplikasikan lagi :

ARR = 90 / (90 + 136) 12 / (12 + 217)

= 90/226 12/229

= 39,8% 5,2 % (gampangnya CER EER)

= 34,6%

Jadi ARR = 34,6% (bertahanlah dengan angka2 teman2 haha)

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

17

b. Relative Risk Reduction (RRR)

RRR = 1 RR

Jadi, pada kasus ini tadi RR = 0,13 maka RRR = 1 0,13 = 0,87

c. Absolute Risk Reduction (ARR)

ARR = Absolute Risk Reduction = c/(c+d) - a/(a+b) atau kalau dimodul

tutorial (CER EER)

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 =

5,2%

EER

Internal Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

Seperti tadi kita aplikasikan lagi :

ARR = 90 / (90 + 136) 12 / (12 + 217)

= 90/226 12/229

= 39,8% 5,2 % (gampangnya CER EER)

= 34,6%

Jadi ARR = 34,6% (bertahanlah dengan angka2 teman2 haha)

Page 20: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

18

d. Number Needed to Threat (NNT) (to prevent 1 bad outcome)

NNT = 1/ARR

= 1 / 34,6%

= 0,03%

= 3

Kesimpulan :

üýþ

ÿ�ý����ÿ�

�ÿ� üýþ

ÿ�ý����ÿ�

���� ü��

�ý������ÿ����� �� ��� ��� ������ �

����

��ü

���ý��� Fixation 90 136 226 90/226 =

39,8%

CER

- Relative Risk (RR) : 5,2% / 39,8% = 0,13

- Relative Risk Reduction (RRR) : 1 RR = 1 0,13 = 0,87

- Absolute Risk Reduction (ARR) : 39,8% - 5,2% = 34,6%

- Number Needed to Threat (NNT) : 1 / ARR = 1 / 34,6% = 0,03% = 3

(normal NNT <= 10) kalau > 10 berarti artikel tidak penting.

- (Need to treat 3 patients with hemirarthoplasty instead of internal

fixation to prevent one patient requiring re-operation.)

2. NNT Practice

a. In patients < 30 years old with first-time acute anterior shoulder dislocation,

prompt arthroscopic surgery (vs. standard conservative therapy) reduces the

2-year re-dislocation rate by almost 33% in absolute terms (from about 50%

to about 17%).*

b. How many first-time dislocation patients do we need to treat with

arthroscopy to prevent one having re-dislocation at 2 years? intinya nih

pertanyaan minta kita cari NNT, editor sudah bold, italic, dan underline :D

c. Lalu, dari keterangan diatas, (sepengetahuan editor) diketahui ARR

(Absolute Risk Reduction) sebesar 30%.

Maka NNT = 1/ARR

= 1/30%

= 3,3

(1/(30/100)) jadi nih nanti persennya hilang atau boleh

temen2 hitungnya (1/30)x100 =3,3 (persennya hilang)

d. Jadi kita membutuhkan 3 orang dengan first-time dislocation yang di terapi

dengan arthroscopy, untuk mencegah 1 orang mengalami re-dislocation

dalam 2 tahun (mudeng kan ya?) intinya kita butuh menerapi 3 orang untuh

mencegah 1 orang tidak re-dislocation. Kalo nanti ada yang ga jelas boleh

langsung hubungi editor :))

Page 21: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

19

3. Problem with the Relative Risk

�� ��� �!�"#$� #%& '(() * �!�"#$� #%& �+,-"#*. '((( / 01(() �%%*-#�"�+ 2#"�

� " ��"3�." #% *4 3#.#3�! ,%� 2#"�*," &.*2#.5 "�� 6�%�!#.� !�$�! *4 #%&�

6� ��� (( #% .*" -*37!�"�!8 ,%�!�%% 2#"�*," "�� 6�%�!#.� #%&� 94 ((/0: "�� "; #%

,%�!�%% �5� +!�%% *4 "�� 6�%�!#.� #%&� 94 (( << 0: "��. "�� " ��"3�." #%

6�.�4#-#�!; if RR >> 1, the treatment is harmful. Also, if you already know the

baseline risk in your own population, the RR may be all you need.

c. Dari poin a dan b intinya data berupa RR saja dalam kasus tidak berguna apa

apa kecuali ada baseline dari RR nya, baseline itu kaya patokan atau

standar normal gitu. Kalau RR = 1 artinya terapi tidak berguna. RR<<1 maka

pengobatan berguna. RR>>1 maka pengobatan berbahaya.

d. The selective estrogen receptor modulator raloxifene (Evista®) at a dose of

60 mg /d for 3 years reduces vertebral fracture risk by 33% in women with

osteoporosis. How many women with osteoporosis do we need to treat with

raloxifene to prevent a vertebral fracture?

- Sama kaya tadi ini RRR = 33% = 0,33

- Nah? Kan bingung ini datanya tidak cukup untuk kita menentukan NNT

(ingatkan editor tadi bilang kita butuh baseline) karena untuk

menentukan NNT yang kita butuhkan adalah ARR, sedangkan data yang

diketahui hanya RRR. Oleh karena itu coba bandingkan dengan kasus d.

e. The selective estrogen receptor modulator raloxifene (Evista®) at a dose of

60 mg /d for 3 years reduces vertebral fracture risk by 33% in women

with osteoporosis. Baseline 3-year risk of vertebral fracture = 10%. How

many women with osteoporosis do we need to treat with raloxifene to

prevent a vertebral fracture?

- Nah, kan, kalo soalnya gini jadi bisa dikerjakan.

RRR = 0.33

ARR = 0.1 x 0.33 = 0.033

Ket : 0,1 dari 10% tadi.

NNT = 1/0.033 = 30

Need to treat 30 osteoporotic women with raloxifene for 3 years to

prevent a vertebral fracture. Jadi, kita butuh menerapi 30 orang wanita

osteoporosis dengan raloxifene, untuk mencegah satu orang terkena

frakur vertebral.

4. Contoh lagi Effect of Flu Vaccination on All-Cause Mortality During the

Flu Season

The study population included almost 300,000 subjects at least 65 years old, of

whom about 58% were vaccinated. Among vaccinated and unvaccinated

subjects, 1.2% and 2.0% respectively died during the flu season. Pooled

computerized data from 3 large managed care organizations. No Flu Shot? How

about Tamiflu?

Page 22: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

20

Flu Prophylaxis?

Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1 day.

Should you rx prophylactic Tamiflu® for the pt s grandparents (in their 70s)

who live in the same household and didn t get the flu shot this year?

Prophylactic Oseltamivir: Index Case Flu+*

5. Number Needed To Harm

- Not an apt term for number needed to treat to cause one bad outcome.

- Would prefer NNTc ( Number Needed to Treat to cause ) vs. NNTp

( Number Needed to Treat to prevent ), but NNH is well established.

- Lihat contoh dibawah ini

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

20

Flu Prophylaxis?

Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1 day.

Should you rx prophylactic Tamiflu® for the pt s grandparents (in their 70s)

who live in the same household and didn t get the flu shot this year?

Prophylactic Oseltamivir: Index Case Flu+*

5. Number Needed To Harm

Not an apt term for number needed to treat to cause one bad outcome.

Would prefer NNTc ( Number Needed to Treat to cause ) vs. NNTp

( Number Needed to Treat to prevent ), but NNH is well established.

Lihat contoh dibawah ini

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

20

Flu Prophylaxis?

Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1 day.

Should you rx prophylactic Tamiflu® for the pt s grandparents (in their 70s)

who live in the same household and didn t get the flu shot this year?

Prophylactic Oseltamivir: Index Case Flu+*

5. Number Needed To Harm

Not an apt term for number needed to treat to cause one bad outcome.

Would prefer NNTc ( Number Needed to Treat to cause ) vs. NNTp

( Number Needed to Treat to prevent ), but NNH is well established.

Lihat contoh dibawah ini

Page 23: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

21

6. Ratio of Undesired to Desired Effects (rasio dari efek yang tidak diinginkan

ke efek yang diinginkan)

=> ?=@ABC D E=F

G> E=F HIJKLAMB

?MAN=@JO@LPQ=BJR X1

Internal Fixation 90 136 226 90/226 = 39,8% Y1

transfusion Non-

Transfusion

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 44 179 223 44/223=

19,7%

X2

Internal Fixation 4 219 223 4/223=1,8% Y2

c. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT

Arthroplasty vs. Internal Fixation for Hip Fx

- Risk Difference for re-operation:

Risk Re-Op = X1- Y1 = 5.2% - 39.8% = -34.6%

- Risk Difference for transfusion:

Risk Trx = X2 Y2 = 19.7% - 1.8% = +17.9%

- Re-operations prevented/Transfusion Caused:

-34.6/17.9 = -1.93 -2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

21

6. Ratio of Undesired to Desired Effects (rasio dari efek yang tidak diinginkan

ke efek yang diinginkan)

a. Harms / Bad Outcome Prevented = ARI / ARR = NNT / NNH atau

b. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 = 5,2% X1

Internal Fixation 90 136 226 90/226 = 39,8% Y1

transfusion Non-

Transfusion

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 44 179 223 44/223=

19,7%

X2

Internal Fixation 4 219 223 4/223=1,8% Y2

c. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT

Arthroplasty vs. Internal Fixation for Hip Fx

Risk Difference for re-operation:

Risk Re-Op = X1- Y1 = 5.2% - 39.8% = -34.6%

Risk Difference for transfusion:

Risk Trx = X2 Y2 = 19.7% - 1.8% = +17.9%

Re-operations prevented/Transfusion Caused:

-34.6/17.9 = -1.93 -2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

21

6. Ratio of Undesired to Desired Effects (rasio dari efek yang tidak diinginkan

ke efek yang diinginkan)

a. Harms / Bad Outcome Prevented = ARI / ARR = NNT / NNH atau

b. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT

Re-

operation

Non Re-

operation

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 12 217 229 12/229 = 5,2% X1

Internal Fixation 90 136 226 90/226 = 39,8% Y1

transfusion Non-

Transfusion

Jumlah Risk misal

Hemiarthroplasty 44 179 223 44/223=

19,7%

X2

Internal Fixation 4 219 223 4/223=1,8% Y2

c. Bad Outcomes Prevented / Harm Caused = ARR/ARI = NNH/NNT

Arthroplasty vs. Internal Fixation for Hip Fx

Risk Difference for re-operation:

Risk Re-Op = X1- Y1 = 5.2% - 39.8% = -34.6%

Risk Difference for transfusion:

Risk Trx = X2 Y2 = 19.7% - 1.8% = +17.9%

Re-operations prevented/Transfusion Caused:

-34.6/17.9 = -1.93 -2

Page 24: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

22

7. Back-of-the-Envelope Cost Effectiveness Analysis

a. STU VWXY ZW[\]X[^ _T ` X]]_ [T [a]W[ bW[ [c] [a]W[V]X[ dT^[e [T Za]f]X[ g

hW_ Ti[dTV]j bk]aWZW ZW^\]X YWXl cWai^ ^WYW []aWZ\ bh]a_W^WamWX h\WYW

[]aWZ\e iX[im V]Xd]lWc g cW^\n YWXl hiaim bhW_ Ti[dTV]eo

b. Number Needed to Treat (NNT) = 1/ARR

Cost of preventing one bad outcome = NNT x Treatment Cost

pW_\q _\^\X\ m\[W WmWX V]VZ]ac\[iXlmWX h]aWZW h\WYW YWXl _\Z]animWX iX[im

rrs W[Wi h]aWZW h\WYW YWXl _\Z]animWX iX[im V]Xd]lWc g hW_ Ti[dTV]o

c. Contoh 1

ktsu vuwx t^]n[WV\f\a

`X_]y vW^] Flu +

NNT = 9 (Treat 9 household contacts, prevent 1 flu case)

NNT x Treatment Cost* = 9 x $35 = $315/flu case prevented

* Cost of Tamiflu 75 mg #10 = $59.99 www.drugstore.com 3/4/2004

$79.99 10/25/06

Penjelasannya, ini jadi kita lihat contoh untuk kasus flu tadi. Hasil NNT-nya

kan 9, kemudian tinggal di-kali-kan harga obatnya, sekian dolar itu sudah

ada diketerangannya. Jadi kesimpulannya kita butuh biaya 315 dolar untuk

mencegah satu kasus flu.

d. Contoh 2 - Raloxifene vs. Placebo

Raloxifene (Evista®) 60 mg/d x 30 d = $87

36 months of treatment = 36 x $87 = $3132

Need to treat 30 patients to prevent 1 fracture

30 x $3132 $93.960 per vertebral fracture prevented.

Jadi ini juga sama kaya contoh satu ya. Butuh biaya 93.960 dolar untuk

mencegah satu kejadian fraktur vertebra.

e. Contoh 3 BOTE CEA Example

Letrozole (Femara®) to prevent breast cancer recurrence after 5 years of

tamoxifen therapy.

- Drug cuts risk of breast-cancer relapse

Findings so promising, study halted so scientists could release news.

RCT of Letrozole (Femara®), after tamoxifen, to prevent breast cancer

recurrence

- RRR or ARR?

The trial was interrupted almost 2½ years after it began. Researchers

had scheduled a midpoint peak at the data, and found letrozole was

apparently working far better than expected. The women who took it

had 43 percent fewer recurrences of their breast cancer compared to

those assigned in the study to take a placebo, or dummy pill. intinya

wanita yang menggunakan letrozole memiliki tingkay kekambuhan

(terhadap kanker payudara) 43 persen lebih rendah dibandingkan yang

menggunakan placebo.

Page 25: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

23

z{|}~�����

z{|}~������

zz � �����

zzz � �� �

�zz � ����

��� � ���

��������� $252/month* x 12 months/year x 2.4 years $7260

Femara Cost per Recurrence Prevented = $7260 x 45 = $327,000

8. BOTE vs. Real CEA

Jadi, BOTE adalah Estimates treatment costs per bad outcome prevented

including the bad outcome s costs (Estimasi biaya terapi untuk setiap

pencegahan outcome yang buruk termasuk didalamnya biaya bad outcome nya

itu sendiri). Sedangkan CEA adalah Cost Effectiveness Analysis.

a. RUMUS BOTE

Treatment Costs

---------------------------------------------------

Bad Outcome + Bad Outcome s Costs

b. RUMUS Real CEA

Treatment Costs Bad Outcome s Costs

-------------------------------------------------------

Bad Outcome

Note that real analysis LOWERS the cost per bad outcome prevented and

makes treatment look better.

9. Quantifying the Benefit* of a Treatment: Take Home Points

a. The Relative Risk or Relative Risk Reduction associated with an

intervention is of minimal use without a baseline prevalence of bad

outcomes. (ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika diketahui RR

atau RRR saja tidak terlalu berguna atau tidak cukup untuk menentukan

NNT tanpa diketahui prevalensi baseline dari bad outcomenya)

b. You need to have an absolute risk reduction to calculate number needed to

treat. (NNT = 1/ARR) Kita perlu mengetahui ARR untuk menghitung

NNT (jelas kan?)

c. For undesired effects of treatment, calculate the absolute risk increase

(ARI), and the number needed to harm (NNH = 1/ARI) untuk menghitung

efek terapi yang tidak diinginkan kita perlu menghitung ARI baru kita bisa

menentukan NNH nya.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

23

Risk(Letrozole) = 61/2575 = 2.9%

Risk(Placebo) = 106/2582 = 5.1%

RR = 2.9/5.1 = 0.57

RRR = 1- 0.57 = 0.43

ARR = 5.1% - 2.9% = 2.2%

NNT = 1/2.2 = 45

Treatment Cost = $252/month* x 12 months/year x 2.4 years = $7260

Femara Cost per Recurrence Prevented = $7260 x 45 = $327,000

8. BOTE vs. Real CEA

Jadi, BOTE adalah Estimates treatment costs per bad outcome prevented

including the bad outcome s costs (Estimasi biaya terapi untuk setiap

pencegahan outcome yang buruk termasuk didalamnya biaya bad outcome nya

itu sendiri). Sedangkan CEA adalah Cost Effectiveness Analysis.

a. RUMUS BOTE

Treatment Costs

---------------------------------------------------

Bad Outcome + Bad Outcome s Costs

b. RUMUS Real CEA

Treatment Costs Bad Outcome s Costs

-------------------------------------------------------

Bad Outcome

Note that real analysis LOWERS the cost per bad outcome prevented and

makes treatment look better.

9. Quantifying the Benefit* of a Treatment: Take Home Points

a. The Relative Risk or Relative Risk Reduction associated with an

intervention is of minimal use without a baseline prevalence of bad

outcomes. (ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika diketahui RR

atau RRR saja tidak terlalu berguna atau tidak cukup untuk menentukan

NNT tanpa diketahui prevalensi baseline dari bad outcomenya)

b. You need to have an absolute risk reduction to calculate number needed to

treat. (NNT = 1/ARR) Kita perlu mengetahui ARR untuk menghitung

NNT (jelas kan?)

c. For undesired effects of treatment, calculate the absolute risk increase

(ARI), and the number needed to harm (NNH = 1/ARI) untuk menghitung

efek terapi yang tidak diinginkan kita perlu menghitung ARI baru kita bisa

menentukan NNH nya.

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

23

Risk(Letrozole) = 61/2575 = 2.9%

Risk(Placebo) = 106/2582 = 5.1%

RR = 2.9/5.1 = 0.57

RRR = 1- 0.57 = 0.43

ARR = 5.1% - 2.9% = 2.2%

NNT = 1/2.2 = 45

Treatment Cost = $252/month* x 12 months/year x 2.4 years = $7260

Femara Cost per Recurrence Prevented = $7260 x 45 = $327,000

8. BOTE vs. Real CEA

Jadi, BOTE adalah Estimates treatment costs per bad outcome prevented

including the bad outcome s costs (Estimasi biaya terapi untuk setiap

pencegahan outcome yang buruk termasuk didalamnya biaya bad outcome nya

itu sendiri). Sedangkan CEA adalah Cost Effectiveness Analysis.

a. RUMUS BOTE

Treatment Costs

---------------------------------------------------

Bad Outcome + Bad Outcome s Costs

b. RUMUS Real CEA

Treatment Costs Bad Outcome s Costs

-------------------------------------------------------

Bad Outcome

Note that real analysis LOWERS the cost per bad outcome prevented and

makes treatment look better.

9. Quantifying the Benefit* of a Treatment: Take Home Points

a. The Relative Risk or Relative Risk Reduction associated with an

intervention is of minimal use without a baseline prevalence of bad

outcomes. (ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika diketahui RR

atau RRR saja tidak terlalu berguna atau tidak cukup untuk menentukan

NNT tanpa diketahui prevalensi baseline dari bad outcomenya)

b. You need to have an absolute risk reduction to calculate number needed to

treat. (NNT = 1/ARR) Kita perlu mengetahui ARR untuk menghitung

NNT (jelas kan?)

c. For undesired effects of treatment, calculate the absolute risk increase

(ARI), and the number needed to harm (NNH = 1/ARI) untuk menghitung

efek terapi yang tidak diinginkan kita perlu menghitung ARI baru kita bisa

menentukan NNH nya.

Page 26: misc 2011 17.2

DECIDING ON THE BEST THERAPY

Varo9/30 learn to appreciate what tou have, before time makes you appreciate what you had

24

�� ������ �¡¢£�£¤¥£¦�§£ ¨©ª:

Cost per bad outcome prevented = Treatment Cost x NNT �«¬© ­����

�  ¡¢£ £¤¥£¦�§£® ¨©ª ­¨�¯¡ ©  £�¡°¥£¤£¯¯ ª¤�¦±¯°¯® ���¦�¢ ²°�±� ³¤¡³� ¯£¡°�§

§£¤�£´�¢�¤ ²�� �³¡��µ£� ¨�¶� µ£¤´¢°¡³¤´¤±� ²°�±� ¡£¶�§° �°��¦° ··¬�

10.Flu Treatment?

�� ¸¡ °¯ � ¹º�±£�¶��¦� ´°¶¦ »°¡¢  £¥£¶¼ µ±�¦´°�¯¼ ��³´¢ �¤� ¯�¶£ ¡¢¶��¡ X 1 day.

Should you prescribe Tamiflu for the patient herself

Continuous Outcomes

Flu +

Median Illness Duration

Oseltamivir 70 hours

Placebo 100 hours

Difference -30 hours

- Treatment Cost = $60 (75 mg bid x 5 days)

- $60/30 hours = $2 in drug cost per hour of symptoms x 24 hours/day

$50/day of symptoms

b. Flu Prophylaxis?

- Pt is a 14-year-old girl with fever, myalgias, cough and sore throat X 1

day. Should you rx prophylactic Tamiflu® for the pt s grandparents (in

their 70s) who live in the same household and didn t get the flu shot this

year?

- What if the 14-year-old doesn t have the flu?

- The relative risk reduction is the same (89%), but the baseline risk for

the grandparents is so low that prophylactic oseltamivir doesn t do

much. (ARR is negligible, NNT is enormous.)

- Probability of Flu + = 45%

Prophylactic oseltamivir works if the index case has the flu, but you

don t know whether she does. You know that 45% of similar patients

have laboratory proven influenza.

- Patient May Not Have The Condition That You re Treating

NNT is calculated for patients with a particular condition D .

P = probability of that condition D in your patients

Your NNT* = NNT / P

Note that NNT* goes up as P = probability of condition D goes down.

- Probability of Flu + = 45%

NNT if index case flu + = 9.

Probability of flu = 0.45

NNT* = 9 / 0.45 = 20

Alhamdulillah, selesai. Editor mohon maaf sebesar besarnya jika editan ini masih banyak

sekali kekurangan. Semoga teman2 bisa mendapat pencerahan. Editor sudah berusaha

dengan maksimal. Saran kritik boleh langsung disampaikan. Semoga semua LULUS MCQ

blok 17 dan Penelitian kita segera selesai. Amin. Wassalam..

Page 27: misc 2011 17.2

MIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

25

EPIDEMIOLOGI KLINIK(Introduction & Causation I)

½¾¾¿À¿Á¿À¿ÃÄÂÁÅ ÁÆÇÆÈ ÉÃÁ

Ê¿ÈËÌÍÅ É¿È ÎÂÎÂÏ ÌÉÃÍÆÏ ÄÂÏ¿ÈË

THE CONCEPTS OF CAUSE

ÐÌÏÂÑ¿Ä¿È ¾Ì¾Â¿Í ҿÈË Á

Ñ¿ÍÇÆËÌÈ̾þŠ¿Í¿Â ÁÌÄ¿ÈþÁÌ

ÉÿËÈÆ¾Ã¾Å É¿È ÍÌÏ¿ÑÃÓ

SINGLE AND MULTIPLE CAUSES

½É¿ ¾ÌÊÂ¿Ç É¿ÀÃÀ ÔÆÕÇ Ò¿ÈË ÊÌ

ÆÏË¿ÈþÁÌÈÒ¿ ÖÄÂÁ¿ÈÅ Ê¿ÄÍÌÏÃ

• ׿Ͼ ¿É¿ É¿À¿Á ¾ÌÍÿÑ

• ׿Ͼ ÉÃþÆÀ¿¾Ã Ø ÉÃÍÂÁÊ

• ÙÃÀ¿ ÉÃÃÈÆÄÂÀ¿¾ÃÄ¿È Ñ¿É¿

• ÚÏË¿Èþ¿¾Ã ÍÌϾÌÊÂÍ Ç¿ÏÂ

Û¿Á¿ÜÄÌÀ¿Á¿¿È ÍÌÆÏÃ É¿ÏÃ ÔÆÕ

ÆÀÌÇ ¿ËÌÈ ÃÈÝÌľÃÂ¾Ó ÞÆÈÍÆÇÈÒ¿

ßÌÈÉÌÄ¿Í¿È É¿¾¿Ïà ÑÌÈÒÌÊ¿Ê ÍÌ

ÞÆÈÍÆÇà

ÐÌÏÆÄÆÄ É¿Ñ¿Í ÁÌÈÒÌÊ¿ÊÄ¿Èà

­ Ô¿ÈÄÌÏ Ñ¿ÏÂ

­ ßÌÈÒ¿ÄÃÍ Ñ¿Ï ÆʾÍÏÂÄÍÃ

­ áÀľ ÑÌÑÍÃÄÂÁ

­ Ô¿ÈÄÌÏ Ä¿ÈÉÂÈË ÄÌÁÃÇ

­ ßÌÈÒ¿ÄÃÍ ¿ÏÍÌÏà ÄÆÏÆÈÌÏ

â¿Éà ɿÏà ÕÆÈÍÆÇ ÍÌϾÌÊÂÍ ÉÃÄÌÍ¿ single risk factor menyebabkan multi outcome

ßÌÈÒ¿ÄÃÍ ¿ÏÍÌÏà ÄÆÏÆÈÌÏ ÉþÌÊ¿Ê

­ ÐÌÏÆÄÆÄ

­ ×ÃÑÌÏÍÌȾÃ

­ ×ÃÑÌÏÄÆÀ̾ÍÌÏÆÀÌÁÿ

â¿Éà ɿÏà ÕÆÈÍÆÇ ÍÌϾÌÊÂÍ ÉÃÄÌÍ satu outcome bisa disebabkan oleh multi risk

factor.

Ù¿ÈÒ¿Ä Ý¿ÕÍÆÏ Ò¿ÈË ÊÌÄÌÏο¾¿Á

տ¾¿ÍÃÆÈ

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

25

EPIDEMIOLOGI KLINIK(Introduction & Causation I)Ù¿ÁÊ¿ÈË áÉÎà ãÎÆÄÆ äÿÈÍ

Á¿¿ÝÄ¿È Ò¿ ÌÉÃÍ¿È ÃÈà ÄÂÏ¿ÈË ÁÌÁ¿¾Ä¿ÈÓ å

Ë ÁÌÈË¿¾¿ÃÓæÌÀ¿Á¿Í ÁÌÁÊ¿Õ¿Ó ÙþÁÃÀÀ¿Ç

THE CONCEPTS OF CAUSE

ÁÌÁÊ¿ç¿ ÌÝÌÄ ¿Í¿Â ¾ÌÊÂ¿Ç ¿ÄÃÊ¿ÍÓ ÞÆÈ

ÌÓ ãÃËÂÈ¿Ä¿È ÂÈÍÂÄ Ñ¿ÈÉÂ¿È É¿À¿Á ÁÌÀ¿ÄÂ

SINGLE AND MULTIPLE CAUSES

ÌÏÊÂÈÒÃà è¾ÌÍÃ¿Ñ ÑÌÈÒ¿ÄÃÍ Ç¿Ï¾ ÉÃÍÌÁÂÄ¿È ¿Ë

ÃÅ éÃϾêÓ ÚÏË¿ÈþÁ ÃÈà ÁÌÁÑÂÈÒ¿Ã ¾Ò¿Ï¿Íà

ÑÌÈÒ¿ÄÃÍ

ÊÂÇÄ¿È É¿À¿Á ÄÂÀÍÂÏ ÁÂÏÈÃ

¿ ÇÌç¿È É¿Ñ¿È ÁÌÈÃÁÊÂÀÄ¿È ÑÌÈÒ¿ÄÃÍ ÍÌÏÍÌÈ

¾ É¿Ñ¿Í Éà ÃÉÌÈÍÃÝÃÄ¿¾ÃÄ¿È Ñ¿É¿ ÇÌç¿È Ò¿ÈË É

ÕÇ ÃÈà ÉÃÍÃÈËË¿ÀÄ¿ÈÅ Ä¿ÏÌÈ¿ ÍÃÉ¿Ä ¾ÌÁ¿ ÑÌÈ

¿à ãÐÅ ÇÃÑÌÏÍÌȾÃÓ

ÌÏÍÌÈÍÂ ÁÌÈÒÌÊ¿ÊÄ¿È ÊÌÊÌÏ¿Ñ¿ ÑÌÈÒ¿ÄÃÍÓ

­

­ ÃÝ ÄÏÆÈþ

­

­

­

¿ÇÂÃ Ê¿Çç¿ single risk factor menyebabkan multi outcome

ÊÄ¿È ÆÀÌÇà

­

­

­

Í¿ÇÂÃ Ê¿Çç¿ satu outcome bisa disebabkan oleh multi risk

factor.

Á¿ É¿À¿Á ÁÌÈÒÌÊ¿ÊÄ¿È ¾Â¿Í ÑÌÈÒ¿ÄÃÍ ÉÃÈ¿

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

25

EPIDEMIOLOGI KLINIK(Introduction & Causation I)

ÍÆÅ æÑÓë×ëÅ ÐÓÔ̾Ó

åÈà ÄÂÀÃ¿Ç ÝÃÀ¾¿Ý¿Í

THE CONCEPTS OF CAUSE

ÈÍÆÇÈÒ¿à ÌÍÃÆÀÆËÃÅ

ÂÄ¿È ÑÌÈÕÌË¿Ç¿ÈÅ

SINGLE AND MULTIPLE CAUSES

ËÌÈ ÃÈÝÌľÃ¾ÈÒ¿ì

ÈÍÂ

ÉÃÄÂÀÍÂÏ ÍÌϾÌÊÂÍÓ

ÈÒ¿ÄÃÍ ÉþÌÊ¿ÊÄ¿È

­

­

­

­

­

single risk factor menyebabkan multi outcome

­

­

­

satu outcome bisa disebabkan oleh multi risk

factor.

¿Á¿Ä¿È çÌÊ ÆÝ

Page 28: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

26

TERJADINYA SUATU PENYAKIT DITENTUKAN OLEH

Genetika

Lingkungan kejadiannya lebih awal pada rantai kejadian penyakit

Factor perilaku

Disebut sebagai asal penyakit

Lebih banyak diteliti oleh para ahli

PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG FACTOR RISIKO:

• Untuk terapi&pencegahan yang efektif

• Dapat diterapkan tanpa harus mengetahui pathogenesis suatu penyakit.

INTERAKSI DARI BEBERAPA PENYAKIT

Beberapa penyebab yang terjadi bersama-sama akan menyebabkan:

• Efek yang lebih besar daripada penyebab yang terpisah-pisah

• lebih sulit untuk menetukan peran pembagian

• interaksi, dampak yang besar, dengan cara mengubah satu atau lebih penyebab.

Contoh: orang yang hipertensi dan merokok lebih rentan terkena CAD daripada orang yang

hipertensi tanpa merokok. Kan disebutkan diatas, 2 penyebab/ factor risiko lebih punya

efek yang besar daripada penyebab tunggal.

EFEK MODIFIKASI

Kekuatan hubungan sebab akibat antara 2 variabel itu berbeda, tergantung dari

variable ketiga/ pengubah efek. Maksudnya gini, misal ada orang hipertensi dan DM yang

sudah bertahun-tahun shg prognosisnya buruk. Tapi akhir2 ini dia tambah membaik,

ternyata dia olahraga. Nah olahraga inilah yang dinamakan variable ketiga.

ASOSIASI DAN SEBAB

Selama suatu hubungan itu nggak ada landasan teorinya, maka disebut asosiasi. Sedangkan

kalo ada landasan teorinya berarti dinamanya sebab.

HIERARKI DESAIN PENELITIAN

1. Randomized controlled trial

• Untuk menyatakan bukti hubungan sebab akibat untuk treatment dan prevensi

• Untuk menunjukkan bahwa agen tertentu sebagai penyebab suatu penyakit

• Terkadang pada beberapa kasus kita tidak bisa menggunakan desain ini.

• Pemilihan pada factor resiko yang paling berpotensi membahayakan tidak bisa

dilakukan secara acak

• Terkadang menjadi tidak etis, dan jarang dilakukan penghapusan factor resiko yang

berpotensi

• Ada masalah laten/ panjang dan membutuhkan banyak jumlah subjek dalam

kedokteran klinis

Page 29: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

27

• íîïðñ òóô ðõö ÷îøîùú ïðúöùîûîù öùõöû üýüþýÿî÷îøð þýù�ý�î� �öîõö þýù�îûðõ� �ùõöû

üýüþýÿî÷îøð þýù�ý�î� þýù�îûðõ ÿý�ð� �îðû þîûîð �õöïð ���ýø�î�ð�ùîÿ�

2. �õöï� û���øõ

• ýøöþîûîù õýø�îðû ûýïöî �ýõýÿî� òóô�öùõöû ïý��îðù ýû�þýøðüýùõîÿ

• �ùõöû üýüðùðüîÿûîù ý�ýû ïîøð �ðî� þýüðÿð�îù �îüþýÿ ïîù þýùúöûöøîù

3. �õöï� ø�����ý õð�ùîÿ

• òýùõîù� õðïîû �ýúðõö ûöîõ

• ôðïîû üýü�ýøðûîù �öûõð ÿîùú�öùú ïîøð �öîõö öøöõîù ûý÷îïðîù

• ýù÷îúî õýø÷îïðù�î �ðî� �ýÿýû�ðñ ûý öîÿð �ðî� öùõöû �ö�÷ýû þýùúöûöøîù ïîù �ðî�

þýùúúîùúúö�

EVIDENCE THAT AN ASSOCIATION IS CAUSE & EFFECT:

î� ôýüþ�øîÿðõ� � �ý�î� üýùïî�öÿöð ý�ýûñ ÷îïð îïî �ý�î� ïöÿö �îøö õýø÷îïð �öîõö ý�ýû�

�� �õøýùúõ� � ÿîøúý øýÿîõð�ý øð�û� �ïï øîõð�

� ���ý�øý�þ�ù�ý � �ýüîûðù �ý�îø þîþîøîùñ üýù�ý�î�ûîù þýù�îûðõ �îùú ÿý�ð� þîøî�

þöÿî

ï� òý�ýø�ð�ðÿðõ� � þýùúöøîùúîù �ý�îø þîþîøîùñ îûîù üýù�ý�î�ûîù þýù�îûðõ �îùú øðùúîù�

ý� ó�ù�ð�õýù � � �î�ðÿù�î õýõîþ �îüî �îîõ ïðîüîõð �ýøöÿîùú ûîÿð �ÿý� �ýø�îúîð �øîùúñ

õýüþîõñ ïîù �ýø�îúîð �ðõöî�ð

�� �ð�ÿ�úð þÿîö�ð�ðÿðõ� � üî�öû îûîÿñ �ý�öîð ïýùúîù þýøûýü�îùúîù þýùúýõî�öîù �ð�ÿ�úð

ïîøð �îûõö ûý �îûõö�

ú� �þý ð�ð ðõ� � �îõö þýù�ý�î� üýù�ý�î�ûîù �îõö ý�ýû õýøõýùõö

�� �ùîÿ�ú� � �ö�öùúîù �ý�î� îûð�îõ �öïî� ïðõýõîþûîù öùõöû �öîõö þýù�îûðõ �îùú üðøðþ

��õý � öùõöû ïðûîõîûîù �öîõö �ö�öùúîù îïîÿî� �ö�öùúîù îö�ý �îøö� üýüýùö�ð üðùðüîÿ �

��îøîõ ïðîõî�ñ �îðõö �ð�ÿ�úð þÿîö�ð�ðÿðõ� ïîù �õøýùúõ�� �îÿ� õðïîû õýøþýùö�ðñ üîûî ïðùîüîûîù

�ö�öùúîù î���ðî�ð

MENETAPKAN PENYEBAB: STUDI POPULASI

­ �ðõîùïîð ïýùúîù þîþîøîù øîõî�øîõî ûýÿ�üþ�û ðùïð�ðïö � �õöïð øý�ðû� îúøýúîõ

­ �ö�÷ýû ïðûÿî�ð�ðûî�ðûîù �ýøïî�îøûîù õðùúûîõ öüöüïîøð �öîõö þîþîøîù ïð ÿðùúûöùúîù

üýøýûî

­ î�îÿî� öõîüî� þ�õýù�ð �ðî� ý �ÿ�úð îÿ �îÿÿîù ��

­ �ö�÷ýû ïîÿîü ûýÿ�üþ�û þýøÿîûöîù �ý îøî öüöü õðïîû ��ÿý� õýøþîþîø øý�ðû��

­ �ýüöùúûðùîù îïî �î õ�ø þýøîù ö

�� �îÿîü �õöïð øý�ðû� îúøýúîõ�

­ �ö�öùúîù �ý�î� îûð�îõ ÷îïð ÿý�ð� ûöîõ ÷ðûî þýùúîüîõîù ïð�öîõ þîïî �� þ�ðù ïîÿîü

�îõö �îûõö �ý�ýÿöü ïîù �ý�öïî��

�� �îÿîü �õöïð õðüý �ýøðý�

­ ��ýû ïðöûöø þîïî �îûõö �îùú �ýø�îøðî�ð

Page 30: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

28

­ ���� !" #$% &�&!#$' (�

­ )*�+ ,$%- ��.��#$ #�%-

­ /0+$ 1�.#$($1 (�.!�$'$

'!�!%-$%%,$ +!.$%-

23 4$ $" &1!#0 "! 10( � 10"

­ 5$!&$ ,$%- "$&0' #0#!

,$%- ��.6$.0$&07

­ 8�%-!+!.$% &��$� #$% $

­ )*�+ ,$%- &�9$.$ 1�.$1!

"�%!%:!++$% $#$%,$ '!

KEKUATAN BUKTI

;�.0+!1 0%0 �$-$% !.!1$% �<�<1

5=>�)8 ?)�@5=

­ A�%-$9! ($#$ +�"!%-+

­ 40-!%$+$% !%1!+ "�

��.(�%,$+01 1$(0 1�.($(

$7 Faktor resiko

• Adalah factor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya

penyakit

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

28

­ Sebelum dan sesudah penyebab utama diketahui

­ Efek yang berbeda dengan gaya yang sama

­ Jika terdapat perubahan pada kausa yang diikuti oleh perubahan pada efek berarti

hubungannya kurang

3) Dalam studi multiple times series:

­ Kausa yang masih diduga dimasukkan ke beberapa kelompok berbeda pada waktu

yang bervariasi.

­ Pengukuran sebab dan akibat dengan cara yang sama dan berturut-turut

­ Efek yang secara teratur mengikuti penyebab pada waktu dan tempat yang berbeda

menunjukkan adanya hubungan yang kuat

KEKUATAN BUKTI

Berikut ini bagan urutan bobot kesahihan suatu bukti pada hubungan sebab akibat

KONSEP RESIKO

­ Mengacu pada kemungkinan beberapa kejadian yang tidak bermanfaat

­ Digunakan untuk mendeskripsikan kemungkinan bahwa orang yang tidak

berpenyakit tapi terpapar factor resiko , maka akan terkena penyakit juga.

a. Faktor resiko

Adalah factor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya

penyakit

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

28

­ Sebelum dan sesudah penyebab utama diketahui

­ Efek yang berbeda dengan gaya yang sama

­ Jika terdapat perubahan pada kausa yang diikuti oleh perubahan pada efek berarti

hubungannya kurang

3) Dalam studi multiple times series:

­ Kausa yang masih diduga dimasukkan ke beberapa kelompok berbeda pada waktu

yang bervariasi.

­ Pengukuran sebab dan akibat dengan cara yang sama dan berturut-turut

­ Efek yang secara teratur mengikuti penyebab pada waktu dan tempat yang berbeda

menunjukkan adanya hubungan yang kuat

KEKUATAN BUKTI

Berikut ini bagan urutan bobot kesahihan suatu bukti pada hubungan sebab akibat

KONSEP RESIKO

­ Mengacu pada kemungkinan beberapa kejadian yang tidak bermanfaat

­ Digunakan untuk mendeskripsikan kemungkinan bahwa orang yang tidak

berpenyakit tapi terpapar factor resiko , maka akan terkena penyakit juga.

a. Faktor resiko

Adalah factor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya

penyakit

Page 31: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

29

BC DEFEGEH IEJKLG GMNOPLQ

• RMNMLGEHS NMBMTUV NEPOKWPLHKEP XMHSEH IEJKLG FMHYMBEB

• DEFEGEH KMGZEXO FEXE NEKU [EPKUW EKEU VMTMBO\O NEKU FMGOLXM

• ]OGGO FEFEGEH YEHS PGLHON EXETE\ Q FMGHE\ KMGPMHEW XLNON NMPEGEHSW XLNON KMGBMNEGW

KLKET XLNON PUVUTEKOIW FEFEGEH BMGKE\UH^KE\UH NMZEP FEFEGEH FMGKEVEW XTTC

JC _MGBESEO VEJEV UPUGEH XLNON JMHXMGUHS BMG\UBUHSEH NEKU NEVE TEOHQ

• _MBMGEFE VMHUHZUPPEH \UBUHSEH FEFEGEH FMHYEPOK

• `EOHHYE KOXEP

XC `EHSPE\ YEHS KMFEKQ

• _MGXENEGPEH NMVUE KMHKEHS MIMP BOLTLSON XEGO FEFEGEH

• DEKLIONOLTLSO FMHYEPOK

MC ROKUENO XO VEHE FMHSETEVEH FGOBEXO KOXEP JUPUF UHKUP VMHMKEFPEH NUEKU \UBUHSEH

EHKEGE FEFEGEH XEH FMHYEPOK

o aMNOPL BMNEG XEH BMGBE\EYE Q VUXE\ UHKUP VMHSMHETO \UBUHSEH FEFEGEH

FMHYEPOK Q JMFEKW FENKO XEH XMHSEH JEGE YEHS ZMTENC ]LHKL\HYE Q JEJEG EOG W

KMGBEPEG NOHEG VEKE\EGOW LbMGXLNONW ENFOGOHC

o DEXE FMHYEPOK PGLHON Q \UBUHSEH Q ZEU\ PUGEHS ZMTEN

IC ROKUENO XOVEHE FMHSETEVEH FGOBEXO KOXEP JUPUF UHKUP VMHS\UBUHSPEH EHKEGE

FEFEGEH XEH FMHYEPOK

• DMGOLXM TEKMH YEHS FEHZEHS EHKEGE FEFEGEH^FMHYEPOK

• RMGOHS KMGFEFEG IEJKLG GONOPL

• cMZEXOEH FMHYEPOK GMHXE\

• aMNOPL FEFEGEH PMJOT

• DMHYEPOK UVUV

• DMHYMBEB FMHYEPOK VUTKOFTM

TUJUAN DARI PENELITIAN FACTOR RESIKO

1. dHKUP VMVFGMXOPNO KMGZEXOHYE FMHYEPOK

2. eMVFMGPOGEPEH PMZEXOEH FMHYEPOK FEXE LGEHS YEHS KMGFEFEG XEH KOXEP KMGFEFEG

IEJKLG GMNOPL

­ cEXEHS^PEXEHS IEJKLG GMNOPL VMGUFEPEH KEHXE FMHYEPOK TEHSNUHS XMHSEH JEGE

VMHSEOKPEHHYE XMHSEH XMKMGVOHEH TEOHHYEC

­ Factor resiko tidak menyebabkan penyakit : penanda/ marker

3. Pada proses diagnosis

4. Untuk mencegah penyakit

BEBERAPA CARA UNTUK MENENTUKAN RESIKO

1. Studi obdervasional

Page 32: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

30

­ fghigjkl mknko pqrstuk

­ vwmkx qstistkl rsyktk k

­ zkl{k hshisjk|ktw tsrw

}~ xp�ptn

rsxsjphipx ptkl� {k

istnkhk xkjw mkl xsh

{kl� nst|kmw ikmk

pqrstukrwl{k qwrk ist

�kmw mkrkt msrkwll{k mwqk�w h

istjkxgkl~ �kl kmk � xshgl�

ptkl� {kl� nstxslk ikiktkl

nstikikt~ �k� tkrwp xs|kmwkl

nstikikt wng mwrsqgn msl�kl tkr

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

30

­ krw xs|kmwkl

­ kxnw�

­ wxp {kl� ikjwl� rstwl� mwistnkl{kxkl

kl� hshwjwxw rsrgkng {kl� ghgh rkkn hst

hgmwkl mwpqrstukrw rsjkhk istwpms nstnslng g

hstsxk~ fplmwrw istnkhk xkjw mwxghig

twpms hglmgt� tsntprisxnw� knkg istwpms hk|

hsl|kmw � xsjphipxo {kwng xsjphipx istjk

�xwlklo qstisl{kxwn mkl nwmkx qstisl{kxwn~ v

hslmkiknxkl isl{kxwn mwqklmwl�xkl xsjph

ikmk ptkl� {kl� nstikikt mkl xs|kmwkl p

rwp tsjknwus~

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

30

­

­

­

tsxk mwxghigjxkl

glngx hsjw�kn kik

gjxkl wng rkhko

g� itprisxnw�

kxgkl mkl qgxkl

vkiw xshgl�xlkl

hipx {kl� nwmkx

ptkl� {kl� nwmkx

Page 33: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

31

�� ����� ����� �������

�������������� ��������� ���

EFEK PENGUKURAN UNTUK MEMBANDINGKAN RESIKO

�������� ���������� �������

1. ������������ ���� �������

­ �������� ������

������� ���� ����

­ �������� ������

��� ��������

­ �������� ������

�������������

�������� �����

2. ������ ������ �

o �������� ������

����� ��������¡

o ¢��� �������� ��

��� ����������

o �������� �������

o £����� ���� ����

3. ���������� ����

­ �������� ������

�������� ���� ��

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

31

���� ����� ���� ���������� ����� ��� �����

EFEK PENGUKURAN UNTUK MEMBANDINGKAN RESIKO

�� �������¤�������� ����� �������� ����¥

1. ���������¦

­ ��� �������¦ �������� ��� ���� ��������

�� ���� ����� ��������¡

­ ��� ���� ����� ���� �������� ������ ���� ��

­ ��� �������� ���� ����������� ������

���� ����� �������� �������� �������� ���

2.

����� �������� �������� �������� ������

��� ����� ���� ���������� �������� ��������

�� �������¤��������

� ������� ����� ����� �������� ��������

3.

­ ���� ����� ������ ������ �������� ���� ����

������� �������� ���� �����¡

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

31

���� �������

EFEK PENGUKURAN UNTUK MEMBANDINGKAN RESIKO

1.

­ �� �������§ ����

­ ������ ����� ����

­ �������§ ������

�� ������� ����

2.

����� ����� ����

� ���� ����� ����

3.

­ �������� ��������

Page 34: misc 2011 17.2

EPIDEMIOLOGI KLINIK

Varo10/28 "Do your work with all your heart and you will succeed." - Elbert Hubbard

32

­ ¨©ª«¬ ­®©®ª«¬¯© °¯±ª²³ ³´µ´¬² ¶¯©· µ¯©·¯ª ¸®©ª´©· µ®±¯³¯ ¬¹«µ«µ º¯© ¶¯©·

ª´º¯¬ ¸®©ª´©· «©ª«¬ ¬®µ®¹¯ª¯© ­¯µ¶¯³¯¬¯ª

­ »¯º¯ ¸²µ´µ´ ¬®¼´½¯¬¯© ¼¯·¯´­¯©¯ ­®­´¾´¹ ¸³´²³´ª¯µ «©ª«¬ ¸®©¶®¼¯³¯© µ«­¼®³

¸®¾¯¶¯©¯© ¬®µ®¹¯ª¯©

­ ¨©ª«¬ ­®­¸®³¬´³¯¬¯© ¸²¸«¾¯µ´ ³´µ¬¿ ¸®©·¯­¼´¾¯© ¬® ¾¯¸²³¯© °³®¬«®©µ´

º®©·¯© ¶¯©· ­¯©¯ ¯©··²ª¯ ­¯µ¶¯³¯¬¯ª ª®³¸¯¸¯³ °¯±ª²³ ³®µ´¬²À

4. ¸²¸«¾¯µ´ ¯ªª³´¼«ª¯¼¾® ³´µ¬

o ¯º¯¾¯¹ «¬«³¯© ´©µ´º®©µ´ º¯³´ µ«¯ª« ¬®½¯º´¯© ¸®©¶¯¬´ª º¯¾¯­ µ«¯ª« ¬²­«©´ª¯µ

¶¯©· ¼®³¹«¼«©·¯© º®©·¯© ¬®½¯º´¯© °¯±ª²³ ³´µ´¬²À

o Áº¯¾¯¹ ¸³²º«¬ º¯³´ ³´µ´¬² ¶¯©· ª´­¼«¾ ²¾®¹ ¸²¸«¾¯µ´ º©¯ ¸³®Â¯¾®©µ´ °¯±ª²³

³®µ´¬² º¯¾¯­ µ«¯ª« ¸²¸«¾¯µ´

5. ¸²¸«¾¯ª´²© ¯ªª³´¼«ª¯¼¾® °³¯±ª´²©

­ °³¯¬µ´ ¬®½¯º´¯© ¸®©¶¯¬´ª ¸¯º¯ ¸²¸«¾¯µ´ ¶¯©· ¼®³¬¯´ª¯© º®©·¯© °¯±ª²³ ³®µ´¬²

¬¹«µ«µ

­ º´¸®³²¾®¹ º®©·¯© ¸®­¼¯·´¯© ³´µ´¬² ¶¯©· ª´­¼«¾ ¯¬´¼¯ª ¸²¸«¾¯µ´ º®©·¯© ª²ª¯¾

´©µ´º®©µ´ ¸®©¶¯¬´ª º¯¾¯­ µ«¯ª« ¸²¸«¾¯µ´

ÃÄÅÆÇÈÉÄÊÄÄÆÅËË

Page 35: misc 2011 17.2

ÌÍÎÏÐÑ/Ò8 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

r

ÓÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ ÚÙÕÛ Ü×ÖÙÝÞÝÙÕ ØÔ

ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ ÚÙÕÛ Ü×àÙÝáÞÜ ÙÜ

âãäå æçèéêuêéå ë çåçèätäé

×ØÞ Ý×ØÙ ßÔìÖÞ àÔà×ÕØÙ

íÔìîÔÕÙÕÛ Ü×áÙÕÙï

âåðñòóçô õñåöçå÷ ø ßÔÕ

àÔÕùÙÜ× áÞíùÔÝ ßÔÕÔÖ×Ø×Ù

àÔÕùÔÖÙáÝÙÕ áÔúÙìÙ ùÔÖÙá Ü

õñåðäôçå÷äéèä÷û ø àÔÕùÙÛ

ØÔÕØÙÕÛ áÞíùÔÝ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ

Ü×áÔíÙì×Õ ÝÔ ßÞíÖ×Ý ÝÙÖü ý

þöéö ÿçåçðä÷ ø ßÔÕÔÖ×Ø

ÝÔìÞÛ×ÙÕ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕï

þöéö ��ö÷ä�ç ø áÔàÞÙ ìÔá

�t�ä�éè õèçéréå�ç étéu êçèéûé

Ýüà×á× ÔØ×Ý ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ ÞÕØÞÝ

ØÞàíÞ�ÙÕ� ÚÙÕÛ àÔÕÚÙØÙÝ

àÔàÔÕÞ�× ßÔìáÚÙìÙØÙÕï �ÙÖ :

ëçåäèéäéå óçå�çåéä çtäê

ØÔìáÔíÞØ Ü×ÖÙÝáÙÕÙÝÙÕï Ù

ÿçòçôé ôçå�éå �çåäèéä

ÝÔ×ÖàÞÙÕÕÚÙï �Ôà×áÙÖ ÝÙÖü

ÛÙÝ ØÔßÙØ íÔìÙìØ× ÚÙ áÙÖÙ�ï

äôéê éöñè�÷ ø íÔÕÙì ÙØÙ

�êéèé ø ÖÔí×� íÙ×Ý� îÙùÙì Ü ;

�

ëçåçèätäéå ôäçåérêéå öç�éré æçå��ñòóé÷ä ôéå óçèäå þôäè ÷çò�éôé� ö��çê �ç

ÖÙÝ× ÜÙÕ ßÔìÔàßÞÙÕï �Ôú

à×áÙÖ ßÔìÔàßÞÙÕ ÙùÙ ÞÕØÞ

ëçåçèä÷äéå öç�éòé óñòéè ùÙÕÛÙÕ àÔÕÔÖ×Ø× ÚÙÕÛ áÔÝ

ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ Ý×ØÙ �ÞíÞÕÛÙ

ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕÕÚÙ ùÙÕÛÙÕ ÝÙÖÙ

Varo15/28 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

������� �r

�ôä÷ñò �

� â�þ ë����â âþ� ÔÕØÞÕÚÙ ØÙÝ ÖÔßÙá ÜÔÕÛÙÕ ÕÙàÙÕÚÙ �Ø×ÝÙï

ÜÙÖÙ� :

u téå ø à×áÙÖÕÚÙ Ý×ØÙ ÙÝÙÕ àÔÕÔÖ×Ø× Ü× áÞÙØÞ

×�×Õ ÞÕØÞÝ àÔÕÔÖ×Ø× Ü× ÜÔáÙ ØÔìáÔíÞØ

ÕÔÖ×Ø× �ÙìÞá àÔà×ÕØÙ ßÔìáÔØÞùÞÙÕ ÙßÙÝÙ�

ÙÕï �ÙÖÙà àÔà×ÕØÙ ßÔìáÔØÞùÞÙÕ� áÔíÔÖÞà

ÜÙÕ ì×Õú× ÝÔÛ×ÙØÙÕ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ ÚÙÕÛ ÙÝÙÕ Ü×ÖÙ

ÛÙ ÝÔìÙ�Ùá×ÙÙÕ ÙßÙ ÙßÙ áÙùÙ ÚÙÕÛ Ý×ØÙ ØÔàÞ

Ý×ØÙï �Ôà×áÙÖ áÙàßÔÖ Ý×ØÙ ÙÜÙÖÙ� á× ý� ÜÙÕ

ý ×ØÞ áÙÝ×Ø ù×îÙï !ØÞ ÕÙàÙÕÚÙ àÔÖÙÕÛÛÙì ÔØ×Ý

Ø× àÔàÙÝá×àÙÖÝÙÕ àÙÕ"ÙÙØ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ

ßüÕÜÔÕ Ü×ßÔìÖÙÝÞÝÙÕ áÔúÙìÙ ÙÜ×Öï

���þ#þ�þ� � â�t r t u éêéå ç÷äê ÙÜÙÖÙ� ÝÔØÔìÙÕÛÙÕ ØÔìØÞÖ×á

Ý ì×áÔØ ÚÙÕÛ àÔÖ×íÙØÝÙÕ àÙÝ�ÖÞÝ �×ÜÞß $à

ÝÙÕ íÙ�îÙ áÞÙØÞ ßìüßüáÙÖ ì×áÔØ ÖÙÚÙÝ Ü

ßÔÕØ×ÕÛ ÜÙì× ÔØ�×úÙÖ úÖÔÙìÙÕúÔ ÙÜÙÖÙ�:

tê �çåçèä÷äéå ø ùÙÜ× àÙÝáÞÜÕÚÙ ÖÙÚÙÝ ÙØÙÞ

ÙÚÙÝ ÙØÙÞ Ø×ÜÙÝÕÚÙ í×áÙ Ü×Ö×�ÙØ ÜÙì× ßÔÕÜÙ�Þ

äéå äèóäé� ø ßÔÕ×ÖÙ×ÙÕ ×Öà×Ù� ×ØÞ ÙíáüÖÞØ� ÖÔ

ü àÔØüÜÔÕÚÙ ÛÙÝ ØÔßÙØ ÚÙ íÔìÙìØ× áÙÖÙ�ï ýØ

ï

ÙÞ áÙÖÙ�ï

ÜÙÕ ßÙÕØÙá% ÝÞìÙÕÛ íÙ×Ý; Ø×ÜÙÝ ÜÙßÙØ Ü×ØÔì×à

���â âþ� &âÿ��þ'�þ� ��õþ'þ � â�t r ré ç÷äö( �äêé�

åô�å�ä ö��çê �çåçèä÷äéå

çåçèä÷äéå ø ÖÔí×� ÙÜ×Ö ÖÙÛ× ÝÙÖü áÞíùÔÝ ßÔÕÔ

úÞÙÖ× ÝÙÖü àÔàÙÕÛ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ Ý×ØÙ íÞØÞ�Õ

ÞÝ àÔÖ×�ÙØ ÝÔáÞíÞìÙÕï

è ôé�é÷ ôä÷çòäóé ñèç� óéöûéòéêé÷ èñêé Ý×ìÙÕÚÙ ÛÙÝ í×áÙ Ü×ØÔìÙßÝÙÕ Ü× àÙáÚÙìÙÝÙ

ÙÕÕÚÙ áÙàÙ ÜÙÛ×ÕÛ íÙí× ÚÙÕÛ Ü×àÙáÙÝ

ÙÕÛÙÕ üìÙÕÛ àÞáÖ×àï

)âõþ� õ��þ'þ�õ�

Varo15/28 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

**

����+�,��ôr- &�é��éò âöóéäè

.éòñ/0 1��çèöçé.ö2

ýÜÙßÞÕ ÔØ×ÝÙ ÜÙÖÙà

:

u t Þ ÜÔáÙ 3� üÖÔ� ÝÙìÔÕÙ

ÝÔßÙÜÙ ß×�ÙÝ ÚÙÕÛ

� íÔìáÔÜ×Ù ÙØÙÞ Ø×ÜÙÝ

àÕÚÙ ßÔÕÔÖ×Ø× �ÙìÞá

ÙÝÞÝÙÕï

ÞÝÙÕ ÜÙÕ Ý×ØÙ ÝÔØÙ�Þ×

Ü×Ù áÙÝ×Ø ù×îÙï 4ÔìÞá

ÝÙ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕï

ÜÙÕ àÔà×Õ×àÙÖÝÙÕ

t r t u ÚÙÕÛ Ü×íÔì×ÝÙÕ üÖÔ� àÙÕÞá×Ù� �ÔîÙÕ� ÜÙÕ

Ü×ÖÙÝáÙÕÙÝÙÕ áÔØÔÖÙ� :

t Þ Ø×ÜÙÝÕÚÙ ßÔÕÔÖ×Ø×ÙÕ

ÞÖÞÙÕ Ü× ÙØÙá ÚÙï

Ôí×� àÔÕ×ÖÙ× ÜÙì× áÔÛ×

ØÙÞ ùÞàÖÙ� áÞíùÔÝÕÚÙ

; àÙï

t r r

ÔÖ×Ø×ÙÕÕÚÙ ìÙØÙ ÙÕØÙìÙ

ÕÚÙ ÛÔÕÜÔì ØÔìØÔÕØÞ�

éöä �çåçèä÷äéå 5 ùÙÜ×

ÙØ ØÔìØÔÕØÞï 6×áÙÖÕÚÙ

Ýï �ÙÖü Û×ØÞ áÞíùÔÝ

Page 36: misc 2011 17.2

789:;<= ;=7<><?;7

@ABCDE/F8 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

GH

;IrI JKILI MNONPIQIRO SROT UNKRLR NQIU VIWNORLXROYZ[\[][ ^]_^` ab]cd[efg`[] f]h\ia[ef j[]c _fk[` k[l[_ kflb\igbd kb]c[] m[\[ g[f]nbe[f] abab]^df ej[\[_ fgaf[dob_ikb ebe^[fpb]bgf_f k[] _b][c[ lb]k^`^]c d[\^e `ialb_b]

q7?:=<:rs tuvIUI :PvIRw lb\ej[\[_[] fgaf[dx j[]c _b\a[e^` `b `iafef fgaf[d f]f mi]_id]j[

kieb] lbayfayf]c l\ilie[g z{| `f_[}

~s tuvIUI 7QIX lb\ej[\[_[] b_f`} ziafef b_f` [k[g[d `iafef j[]c yb\_^c[e abg[`e[][`[]lb]c`[�f[] `bg[j[`[] b_f`x lb]kfkf`[]x b_f` lb]bgf_f[]x ���� ������ k[] lba[]_[^[] ^�f`gf]f` ^]_^` abgf]k^]cf `bebg[a[_[] k[] `beb�[d_b\[[] e^yjb` \fe_} ziafef b_f` f]fyb\efh[_ IOVNMNOVNQ �WNLVILI UNOVILI� vROVILI�s

tuvIQN NQIX MNONPIQIRO WNLQ�TRU �OQ�XYobg[`^`[] _bg[[d l\ilie[gob]b\yf_`[] ����������������� �e^\[_ `bg[j[`[] b_f`�} Z^\[_ f]f yb\c^][ y[cf lb]bgf_fx`[\b][ [l[yfg[ kf_b]c[d �[g[] [k[ a[e[g[d kb]c[] lb]bgf_f[] `f_[ _[lf `f_[ _fk[`l^]j[ e^\[_ `bg[j[`[] b_f`x _b]_^]j[ `f_[ yfe[ kf_^]_^_}Zbybg^a a^g[f lb]bgf_f[] d[\^e [k[ b_dfm[g�mgb[\[]mbpb]f]�[^[]oba[]_[^ �[g[]]j[ lb]bgf_f[] _b_[l yb\k[e[\ fgaf[de be^[f b_f`[x ]i\a[x k[]lb\[_^\[] j[]c [k[z[g[^ lb\g^x ab]cdb]_f`[] lb]bgf_f[]} �[kf [l[yfg[ ebg[a[ yb\�[g[]]j[ lb]bgf_f[]_b\�[kf d[g�d[g j[]c _fk[` b_fe �afe[g]j[ iy[_ j[]c ebk[]c kf_bgf_f ab]fay^g`[] bhb`e[alf]c j[]c ybe[\ [_[^ `f_[ abayb\f iy[_ l[k[ l[efb] kf �Z _[lf iy[_ _b\eby^_a[g[d eba[`f] abayby[]f yf[j[ iy[_ l[efb] ebdf]cc[ l[efb] l\i_be�x a[`[ `iafefb_f` yb\d[` ^]_^` ab]cdb]_f`[] lb]bgf_f[] `f_[}

q7?:=<:<? �7?�<? �q�?��> 7t�87>?<= � q7?7=:8: <�:?��fg[ [k[ [�[`[] `b\�e[a[ kb]c[] lb]bgb_f[] k[\f g^[\ ]bcb\f�

�k[ lb\eb_^�^[] ]bc[\[ [e[gnfg[alf\`[] l[k[ l\ilie[gnbl`bex z�nz �[efi][gx  fg[j[d [_[^ gbay[c[ ¡ ab]�[af] ebe^[f:� zby^_^d[] k[] l\fi\f_[e `bebd[_[] |]ki]bef[� Z_[]k[\ b_f`� {fk[` yb\_b]_[]c[] kb]c[] ]i\a[g j[]c yb\g[`^ kf |]ki]bef[

Penelitian yang secara ilmiah tidak dapat dipertanggungjawabkan,

maka penelitian itu tidak etis untuk dilaksanakan.

n[l[_ kflb\_[]cc^]c�[ [y`[] kfef]f a[`e^k]j[ kfgf[_ k[\f ab_ikblb]bgf_f[]]j[x e^y�b` lb]bgf_f[]x k[] k[e[\�k[e[\]j[} ofe[g]j[ [k[ �^k^glb]bgf_f[] ¢pb]c[\^d a[`[] k[cf]c `[ayf]c _b\d[k[l eb`e^[gf_[e l\f[ x f_^e[a[ eb`[gf c[` [k[ k[e[\]j[x �[kf c[` b_fe ^]_^` kfg[`e[][`[] lb]bgf_f[]]j[}

Page 37: misc 2011 17.2

£¤¥¦§¨© §©£¨ª¨«§£

¬­®¯°±/²8 "It is hard to fail, but it is worse never to have tried to succeed."

³´

¦«µ¶ª·£¸ §¶«¹£«¤º»¼½¾¿ÀÁ ½»ÃÀ»Ä ÅÄÅÆ ÇÀ¾ÃÀÄÆÈÆÅ» ÃÀÄÀÉÅÊ ÇÀ»ÈÀÉÅÃÅ» ËÌÍÌÎ ÏÄÆ ÃÆОÀÉÅ ÁÅ¾Ï ÃÆÑÈÀÐÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ò ÄÏÁÅÐ ÁÏÇÅÐÃÅÓ ÔÄÅÆ ÑÏÉÅ ÄÏÁÅÐ ¿Å¿ÇÆÒ ¿ÏÃÅÉ»ÕÅ ÃÆÑÈÀÐ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ» ÏÄÆ Å»ÅÐÐÀÖÏÉÒ ÑÀ¾ÊÅÐ Æ»ÄÆÐ ÁÏ×ÅÐÏÉÐÅ» ÐÀÇÅÁÅ ÐÀÉÆžØÅ ÁÀÐÅÄ ÑÏÃÅ ½¾Å»Ø ÄÆÅ ÅÄÅÆ ÃÅÆÁžŠÁÉÉÓÔÄÅÆ ÃÆÑÈÀÐ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»»ÕÅ ½¾Å»Ø ØÅ»ØØÆÅ» ÈÏ×ÅÒ ºÙ ¾À»ÁÅÊÒ ¾ÀÄžÁÅÃÏ ¿À»ÄÅÉÒ ÑÏÃÅÁÏ×ÅÐÏÉÐÅ» ÃÅÆÁžŻÕÅ ÈÆØÅÓÌÍÌ ÄÏÁÅÐ ÁÏÇÀ¾ÉÆÐÅ»Ò ÅÇÅÑÏÉÅ:

Ú ÛÏÃÏн ¿Ï»Ï¿ÅÉÓ ÜÏÃÅÉ»ÕÅ ÖÆ¿Å ¿ÅÆ ÉÏÅÄ ÑÀÐÅà ÃО ÝÂÞÒ ÕÅ ØÅÐ ÆÃÅÊ ÇÅÐÀ Ï»¼½¾¿ÀÁÖ½»ÃÀ»ÄÓ

Ú ßÆ¾Å»Ø ÉÅÕÅÐ ÁÏÉÅÐÃÅ»ÅÐÅ» ˾ÀÐÅ¿ ¿ÀÁÏÐÎÓ ÜÏÃÅÉ»ÕÅ ÁÅÄÅ ÕÅ»Ø ÐÏÄÅ ÇÅÐÀ ÁÅ¾Ï ¾ÀÐÅ¿¿ÀÁÏÃÒ ÐÅ» ØÅÐ ÆÃÅÊ ¿Ï»ÄÅ Ï»¼½¾¿ÀÁ Ö½»ÃÀ»Ä ÇÅÃÏÀ» ÏÄÆÓ ÂÆ¿Å ¿ÅÐÀ ÛÜ »ÕÅ ÅÈÅÓ

Ú Ô»ÖÅ¿Å» ÐÀ¾ÅÊÅÃÏÅÅ»ÜÀ¿ÇÀ¾½ÉÀÊ Ï»¼½¾¿ÀÁ Ö½»ÃÀ»Ä ÇÀ»ÀÉÏÄÏ ÊžÆà ¿À¿ÑÀ¾ÏÐÅ» Ï»¼½¾¿ÅÃÏ ÄÀ¾ÉÀÑÏÊ ÁÅÊÆÉÆÒÕÅÏÄÆ:

Ú àÆÈÆÅ» ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ò Ç¾½ÃÀÁÆ¾Ò ÖÅɽ» ÃÆÑÈÀÐ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ò ¿Å»¼ÅÅÄÚ ÔÉÅÃÅ» ¿À»ØÏÐÆÄÃÀ¾ÄÅÐÅ»Ú ÍÆОÀÉÅÒ ÑÀÑÅà ¿À»½ÉÅÐÚ ÝÀÑÅà ÃÀÄÏÅÇ ÃÅÅÄ ¿À»Å¾ÏÐ ÁϾÏÚ ßƾƻ ×ÅÐÄÆÚ ÌÀ¿ÑÀ¾ÏÅ» ÆÅ»Ø ÅÄÅÆ Ï¿ÑÅÉÅ» ËÆ»ÄÆÐ ¿À»ØØÅ»ÄÏ ¾ÆØÏ ÑÏÅÕÅ ÕÅ»Ø ÁÏÐÀÉÆžÐÅ» ÃÏ

ÃÆÑÈÀÐÒ ÃÏÅÇÅ ÄÅÆ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ» Ï»Ï ¿À»ØØÅ»ØØÆ ÇÀÐÀ¾ÈÅÅ»ÕÅÓ ÜÏÃÅÉ »Ï ÁÏ ÊÅ¾Ï ÃÀ»Ï» ÕÅ»ØÊžÆûÕÅ ÐÀ¾ÈÅ ÁÅ» ÁÅÇÀÄ ÇÀ»ØÊÅÃÏÉÅ» áâÓãããÒ ÄÅÇÏ ÈÅÁÏ ØÅÐ ÐÀ¾ÈÅ ØžÅÚØžŠÏÐÆÄÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ» ÐÏÄÅÓ ßÏÄÅ ØÅ»ÄÏ ÆÇÅÊ»ÕÅ ÁÀ»ØÅ» Ï¿ÑÅÉÅ» äâÓãããÓ àÅÇÏ äâÓããã ÏÄÆ ¾ÅÄÅ Æ»ÄÆÐÃÀ¿ÆÅ ÃÆÑÈÀÐ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ó åÅ»ØÅ» ÕÅ»Ø ØÅÈÏ ÃÀÊÅ¾Ï ÁÅÇÅÄ æ ¿ÏÉÏž ÄÀ¾Æà ÐÏÄÅ ØÅ»ÄÏ ÆÇÅÊÐÀ¾ÈÅ»ÕÅ æ ¿ÏÉÏž ÈÆØÅÓ ÔÄÅÆ Æ»ÄÆÐ ÑÏÅÕÅ ¿ÅÐÅ»Ò Ä¾Å»Ãǽ¾ÄÅÃÏ ÐÀ ÄÀ¿ÇÅÄ ÇÀ»ÀÉÏÄÏŻӺ»ØÅÄÒ Ï¿ÑÅÉÅ» ÕÅ»Ø ÁÏÑÀ¾ÏÐÅ» ÊžÆà ÃÀÃÆÅÏÒ ÈÅ»ØÅ» ÄÀ¾ÉÅÉÆ ÃÀÁÏÐÏÄ ÅÄÅÆÇÆ» ÄÀ¾ÉÅÉÆÑÅ»ÕÅРОÀ»Å ÄÀ¾¿ÅÃÆÐ ÐÀÁÅÉÅ¿ ÇÀÉÅ»ØØžŻ ÀÄÏÐÎ

Ú ÌÀ¿ÑÀ¾ÏÄÅÊÆÅ» ÊÅÃÏÉ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ú ÛÏÃÏÐ½Ò ¾ÅÃÅ »ÕÀ¾ÏÒ ÐÀÄÏÁÅлÕÅ¿Å»Å»Ò ÐÀÄÏÁÅÐÃÀ»Å»ØÅ» ÕÅ»Ø ¿Æ»ØÐÏ» ÁÏÅÉÅ¿ÏÚ ßÀ¾ÅÊÅÃÏÅÅ» ÁÅ¾Ï ÃÏ ÃÆÑÈÀÐ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ» ÁÏÈÅ¿Ï»Ú ÌÀ»Ø½ÑÅÄÅ» ÑÀÑÅà ÑÏÅÕÅ Æ»ÄÆÐ ÐÀ¾ÆØÏÅ» ÅÄÅÆ Ð½¿ÇÉÏÐÅÃÏ ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ»Ó åÅÁÏ ÐÅɽ ÅÁÅ

ÐÀ¾ÆØÏÅ» ÅÄÅÆ ÄÏ¿ÑÆÉ Ð½¿ÇÉÏÐÅÃÏ ÁÅ¾Ï ÇÀ»ÀÉÏÄÏÅ» ÐÏÄÅÒ ÇÀ»ÀÉÏÄÏ ÕÅ»Ø ÊžÆà ¿À»Å»ØØÆ»Ø

磪¨è¹¨«è 馫¸ê§£·£«¤ë ꫤêì ¦ìê¤ ¹£ª¤¨ ¸¨©¨· 磫£©¦¤¦¨«íÅÇÅÄ Ð½¿ÇÀ»ÃÅÃÏ Æ»ÄÆÐ ÐÀÊÏÉÅ»ØÅ» ÇÀ»ØÊÅÃÏÉÅ»Ò ÑÏÅÕÅ ÇÀ¾ÈÅÉÅ»ÅÒ ÁÉÉàÏÁÅÐ ÃÀÑÅØÅÏ Ï¿ÑÅÉÅ» Æ»ÄÆÐ ¾ÏÃÏн ÕÅ»Ø ÁÏÄÅ»ØØÆ»Ø ÃÆÑÈÀÐÜÀ»À¾Ï¿Å ÇÀÉÅÕŻŻ ¿ÀÁÏÐ ÑÀÑÅà ÑÏÅÕÅß½¿ÇÀ»ÃÅÃÏ Æ»ÄÆÐ ÐÀÐƾŻØÃÀ»Å»ØÅ» Ëϻֽ»îÀ»ÏÀ»ÖÀÎ ×ÅÐÄÆ ÕÅ»Ø ÁÏÑÀ¾ÏÐÅ»àÏÁÅРѽÉÀÊ ÄÀ¾ÉÅÉÆ ÑÀÞ ¿À¿ÇÀ»ØžÆÊÏ ÐÀÇÆÄÆÃÅ» ËÆ»ÁÆÀ Ï»ÁÆÖÀ¿À»ÄÎÒ ¿ÅÐÃÆÁ»ÕÅÇÀ¿ÑÀ¾ÏÅ» Ï¿ÑÅÉÅ» ÈÅ»ØÅ» ÄÀ¾ÉÅÉÆ ÑÀÃÅ¾Ò ¿ÏÃÅÉ ÁÏÈÅ»ÈÏÏ» æãã ÈÆÄÅ ÁÅ» ÅÐÊϾ»ÕÅ ÃÏ ÃÆÑÈÀпÅÆÓ

·¨«µ¨¨¤ ¸¨« ª¦¹¦ì¶ ¦ìê¤ ç£«£©¦¤¦¨«ÜÀ»ÈÅ¿Ï» ÑÅÊ×Å ¿Å»¼ÅÅÄ ÁÅ» ¾ÏÃÏн ÃÀÏ¿ÑÅ»Ø ÃÀÖžŠ×ÅÈžíÏÆÇÅÕÅÐÅ» ¾ÏÃÏн ÃÀÐÀÖÏÉ ¿Æ»ØÐÏ»Ú àÏ»ÁÅÐÅ» ÅÄÅÆ Ç¾½ÃÀÁƾ ÕÅ»Ø ¿Æ»ØÐÏ» ¿À¿ÑÀ¾Ï ¿Å»¼ÅÅÄ ÉÅ»ØÃÆ»Ø ËÁÏÅØ»½ÃÄÏÐÒ ÄÀ¾ÅÇÏ

ÅÄÅÆ ÇÀ»ÖÀØÅÊÅ»ÎÚ ÛÏÃÏн ÕÅ»Ø ÄÏÁÅÐ ÅÐÅ» ¿À¿ÑÀ¾Ï ¿Å»¼ÅÅÄ ÉÅ»ØÃÆ»Ø ÄÀ¾ÊÅÁÅÇ ÃÆÑÈÀÐÒ ÁÅÇÅÄ

ÁÏÇÀ¾ÄÅ»ØØÆ»ØÈÅ×ÅÑÐÅ» ¿Å»¼ÅÅÄ Æ»ÄÆÐ ¿ÅÃÕžÅÐÅÄÓ_____Alhamdulillah

Page 38: misc 2011 17.2

US (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

36

els

t

ïð ñòóôòõö÷ïó

øùúù ûüùýü þùÿù�ù�

���ý�û� ��ú��ù� �ü�ù�� �ù

þ�þüùý ûüùýü ýü��ûù �ù ( )

ù�ý���� ��þ�ù� �ù� û���

øüûýù�ù�������� úù �ù���ù��ù��ù �ùûüû (��)

�ÿù�ù úù ýùúù� �ù�ù ���

û��ù�ù�ú���úüù����� �ù��ù

ý�ýù�� �ù�� û��� þ�ÿ��ù

�ù��ù �� þ��ü�ù�ù �ù�

ý�þ�ùý ��ù�ý��� þù�

��þ� ù ���þ����ûù���ù

�ü��ûù �ù þ��ù�� ( )

�ù��ù �ùûüû û��� (���) ý��

���ù��ý �����ù�ù �ùû�� �ù

úù�� �ùýùýù þ�ú�û �ùû���

��û���ý�� (þ� ��üý� ���ÿù ) (

úù �ùû�� úù�� �ùýùýù þ�ú�û)

�ù��ù �ùûüû ùýùü

þ�ùþ����ù �ùûüû ��þ�ù

þùü�ü ��� ý�úù� û��ù�ù

þ�ù��� ��û�þ�ü�ù ý�úù� ú�

�ð ö� �ïó ñòó�!

��ý�ù� ú�ý�� �ù�üû

(û��ùÿù �ù�ùý) üýü�

��ú�ý��ù úù ��ý�ùþ���ù

üýü� þ�ÿù�ù�ù ��þ���

þ�ÿ��ùû�ù ý�ýù ��ý�

����û�ù��ûþ� úù ��þùþ

þ��ü�ù�ù ������û� úù�� ��

�� �� ú��ù�ù��ù úù�ùý þ�

���ù��ý�

LAPORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

36

"#$%&#' els

( t

��þ�ù� ùýùü ÿü�ù� û����ý� )�� * �ùú

ùÿù�ù� ��ú�ý��ù +ú�û�ù� �üý�ù�ù ��

ú�û��üý �ù��ù �ùûüû (,ùû� ����ý)� û

��ý� *ú�ý��ù�� -�ý���� -û����ù��ù ø

�� ( ) ùúù�ù� ýü��ûù ��þ�ù� �ù ����û� �ù��ù

� ù�ù ú�ù û�û� �� �ùýù úù ����

ù �ùûüû úù�ùý ����û� �ù�ù�ý���ûý�� ú�þ

ùû�ù ��ÿùú�ù �ù ÿù�ù ý��ÿùú� ùýùü ��

�ù ��þ�ù� ý�ýù ��ùýù�ù�ûùùù ûü

�ù �� �ù�ù úù�ùý ú�ýü��û

ü ÿù�ù� �ùû�� ý��û��üý�

��ù �ùûüû ����� úù�� � ú�û��üý �ù��ù �ùû ( )

( ) �þùûü� �����ý�ù �û���ùû�ù�� �ù��ù þ

ù ú���ýù�ü� �ù�ù�ù�ù� ùýùü þ�þ����û

��ü�üý ÿ��û �û���ùû� �ù ú��ù�ü�ù

( ù�ùù ���ù��ý �� ú��ù) ùýùü ��ý�û��� (

)�

��� ���û��ùý þ��ù���ù �ùû�� �û���ùû�

ùú� ùýùü �ý��� �üþ�ù� �ùûüû �ù

ù� �ùúù �����ý�ù �û���ùû�ù� �ù �

�����ü�ù ùù��ûù ùýùü �ù��ú�ýùû ûýùý�ûý���

!÷.ïó

û þ�ÿù�ù� ��þ���ùÿù�ù ý��üû þ���ü

( ) þ�þ���ýù�ù�ù ùýùü þ���ûüù��ù �

����û� ø�ü��ûù �� ÿü ù ú�þù�ûüú�ù û�

�ùÿù�ù û��ùÿù �ù�ùý ý��û��üý� �ù��

�ùþ���ù ����û ùýùü �� �ýù�üù �ù

þ�üù úù�ùþ ��ùýù�ù�ûùùù �ùû��� /

ü��û ùýùü ��ý�ùþ���ù ����û ��ü��û ý��û�

�ùþ�ù� ��ùûùù� �� ù�ùþù ùýùü ����

LAPORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

36

' 0#121 3els4

(567 8 9:; <=t= >?=@A7 B<C

�ü�ù� � ��ú����� �ú��ù ùýùü �ù �ù�

( ) û��ù� ����ù ù� ÿ��û ø����ý�ù� ��ÿùüù

( ) ù ý�������� ý�ýù ��ü� û��ù �ùû��

�ù�� û��ù �ùû��� ��üþ ���ù� ú�ý�þü��

üùýü �ùû�� ú� ûüùýü û ��� ú�ý��

ûüû û��� (�ùû� û����û)� ( ) þ� ��üý� ���ÿù�ùù ûù �ù�ù�ù úù �ùû� �

� ��� úù�ùý ���û��ùý ( ) �ý�� (þ����ùý �ù�ù�ù

)

ûùÿù� û��� ù ý�úù� ú��ù���ù �ùúù ��

�ù�� û��� ù üýü�

üû û��ùþù ��úü��ù( ) �����þ�ù ù ��þü

��ù ù� ûù�ù� ûùýü �ù�ù �ù �ùûüû û��ù���ù

þ� ùþ�ù��ù /� ù ú�þ���ù ��

��üý� Dùû�� ��ü��ûù ���û� ý�ýù ûüùýü

Page 39: misc 2011 17.2

EAPORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

37

FGHGIGJ KILKGJ GMGN HNOPGI IGKP LQPNPHNRRGP SGJTG UQPNIKVGP WX YKIGRNRGP YQPZGPLGRVNY LQIGU[ORGP \

]^ Gambaran klinis (berupa gejala atau tanda penyakit) yang tidak lazim atau

jarang terjadi

2. Perjalanan penyakit tidak seperti biasanya

3. Cara penegakan diagnosis dengan alat diagnosis yang baru atau

perbandingan dengan alat diagnosis lama

4. Hasil pengobatan dengan preparat obat baru atau jarang digunakan

5. Efek samping atau efek simpang pengobatan yang belum pernah dilaporkan

atau belum pernah terjadi.

6. Hubungan atau variasi proses penyakit

7. Penyajian, diagnosis atau penatalaksanaan penyakit baru atau variasi baru

penyakit

8. Hubungan tidak lazim antara gejala atau tanda dengan penyakit

9. Kejadian yang tidak lazim pada perjalanan penyakit atau hasil pengobatan

pasien

10. Penemuan baru tentang kemungkinan pathogenesis suatu penyakit atau efek

simpang pengobatan.

_` abcdedfgh igjkj

Kasus yang dilaporkan pada suatu LK merupakan pasien yang dihadapi dan

dikerjakan sehari-hari oleh dokter (penulis) itu sendiri. Karena penulisan LK merupakan

refleksi seorang dokter, maka harus dipilih kasus yang menggambarkan hasil

penatalaksanaan atau keputusan klinis terbaik.

l` imcamhbh egamngh igjkj

Artikel LK secara umum terdiri atas 5 bagian, yaitu:

1. Pendahuluan

Pendahuluan berisi tentang latar belakang mengapa perlu dilaporkan kasus

tersebut, berapa besar permasalahan yang akan dilaporkan dan apa kepentingan

penulisan LK tersebut. Bagian ini seringkali diawali dengan pengertian atau definisi

kasus dan persamaan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu kasus.

Selanjutnya, dijelaskan tentang epidemiologi atau besar permasalahan yang

terdapat pada kasus tersebut. Berbagai referensi tentang permasalahan khusus yang

akan ditulis dapat dimasukkan untuk menjelaskan bagaimana permasalahan

tersebut sudah dibahas oleh penulis lain. Sebagai penutup bagian ini, dituliskan

tujuan penulisan LK tersebut, apakah untuk melaporkan tentang gambaran klinis,

cara pengakan diagnosis, hasil terapi, prognosis atau yang lain. Pedoman penulisan

sebagian jurnal tidak menganjurkan penulisan bagian pendahuluan ini, jadi

langsung dimulai dengan menyajikan kasus.

Page 40: misc 2011 17.2

oAPORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

38

pq rstut

vsws sxsy zs{|s} |}| w|ys~���s} ��}�s}{ |w�}�|�st �s}{ z���uzu}{s} w�}{s}�stut� t�~���| ��}|t ��ys�|}� u�u�� ~�����ss} ws} �s}{{sy ~����|�tss}q v�}uy|t���s~ �s�ut ��}�s{s |w�}�|�st ~st|�} �s}{ �|ws� z���uzu}{s} w�}{s} �stut� t�~���|}s�s� sys�s� ���~��|}�| s�su �s}{ ys|}q

���|�u�}�s� ~�}uy|t ��}��yst�s} {s�zs�s} �y|}|t ~st|�}� �uys| ws�| ��yu�s}u�s�s ~st|�} tss� ws�s}{ ~���s�s �sy| �� ���~s� ~�s����� �|xs�s� ~�}�s�|�t��s�s}{ �|xs�s� ~�}�s�|� ws�uyu� �|xs�s� ~�}�s�|� ��yus�{s� �|xs�s� t�t|sy s�su��z|stss} ~st|�}q v�}uy|ts} {s�zs�s} �y|}|t |}| t��s�s y�}{�s~ �s~| �|}{�st� s��|}�sw|��yst�s} {s�zs�s} �y|}|t �s}{ z���uzu}{s} w�}{s} �stut ts�s� ���s~| t�y�}{�s~�u}{�|}q

���|}{�sy| ~�}uy|ts} �stut ���ysyu yust� �s|�u z��|t| t��us ~���ysts} ��}�s}{�|xs�s� ~�}�s�|� t��s�s}{� ws�uyu s�su ��yus�{s �s}{ �|ws� z���uzu}{s} ys}{tu}{w�}{s} �stutq �|tsy}�s �|xs�s� �|~����}t| ~sws �stut w���s�|�|t s��~|�� �|xs�s�sy��{| �s�s}s} ~sws ��yus�{s ~sws �stut w���s�|�|t ��}�s� |�|�s}q

��ys}�u�}�s w|��yst�s} ��}�s}{ w|����}t|sy w|s{}�t|t �stut ���t�zu� ws} �s�s���u�ut�s} ~��|y|�s} w|s{}�t|tq �}�u� ��}���|�s�s} ~�}�{s�s} w|s{}�t|t |}|�~��yu ~�}��ysts} ��}�s}{ ��}|t ~����|�tss} ~�}u}�s}{ ws} �st|y �s}{ w|~���y��qv�}��ysts} ��}�s}{ ���s~|� ��y|~u�| ��}|t �zs�� w�t|t ws} ys�s ~��z��|s}q ���s~| }�}��w|�s��}��ts� t�~���| �wu�st| s�su �|t|����s~| �s�ut w|��yst�s} �u{sq Follow-up

hasil pengobatan atau edukasi dijelaskan sesuai kepentingan penulisan. Penjelasan

hasil kunjungan berikutnya atau control, cukup mengenai waktu, hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik, diagnosis, terapi dan atau edukasi. Jika pasien dirujuk ke

konsultan atau spesialis baik untuk penegakan diagnosis atau pengobatan, maka

hasil rujukan harus dijelaskan disertai lampiran fotocopy hasil rujukan tersebut.

Penulisan bagian kasus ini, harus memperhatikan tujuan penulisan LK. Jika

tujuan penulisan LK untuk melaporkan hasil suatu pengobatan, maka gambaran

klinis atau proses penegakan diagnosis tidak perlu dijelaskan secara terperinci,

tetapi cukup hasil yang positif atau yang mendukung penegakan diagnosis.

Sebaliknya jika penulisan LK untuk menjelaskan proses penegakan diagnosis, maka

perlu dilaporkan selengkap mungkin hasil pemeriksaan yang ditemukan, termasuk

semua hasil pemeriksaan klinis dan penunjang yang digunakan untuk

menyingkirkan diferensial diagnosis. Jika penulisan LK dimaksudkan untuk

menjelaskan kemungkinan patogenesis penyakit, maka perjalanan penyakit,

termasuk hasil followup pengobatan- harus dijelaskan secara terperinci.

3. Pembahasan

Bagian ini dimulai dengan penjelasan tentang kasus atau permasalahan pada

kasus. Selanjutnya diterangkan rujukan dari pedoman standar atau hasil

penelusuran referensi termasuk hasil penelitian atau laporan terdahulu. Misalnya

cara penegakan diagnosis disertai gambaran epidemiology dan patofisiologi

Page 41: misc 2011 17.2

�APORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

39

�������� ���� ������� ��� ����� �� ¡��� ¢������� ���¡������ ������� £���¢������������ ¤�¥�������� ¤����¦��� ¤����� ¢���¡�� ��¤� ��¤¦¢�� ����¤�� ���� ������ ��¤� ��������� ���� ¤����§ ����� ��� ¨��� ��¡��� ©ª ����� ¢��¡���������¢ ���� ������ ����� ��������« ¢��� ¤�¡������� ��¢ ���� ������ �¦�¢�� ���� ��¤���� ��¥������� ¨��� ��¡��� ��������� ¢��¡������� ������� ����¦ ����« ¢���§���� ¤�¡������� ������� ���������� ¤�� �������� ��¢ ����� ����¦ ���� ���� ��� ¤� ��¤������ ¦ �� ��¢� ���� ����¤��� ¬����� ¢�¢ ��¤������«  ���������¤�¡������� ������� ¢������¢�« ��¢�������� ���§¦������� ���� ��¢������������� �  ��¡�¤��� ���� ¡�­� �� ���¢�����§�� ��¤� ������ ®������� ¢��������¡��� ��������  ��� ¤���� ���¡�¤�«  ����¢��� ¢������¢� ����¦ ���� ����  ���«¤��� ¬� ���� ������� ��¤�  ����� ���« ¤�¡������� §�� �§���� ���� ������� ¤������¢�����§�� ����� ¤�� ¤��������� �� ���� ���¦¢��¤��� ���� ������� ���� �����¤���¡� �� �§ ���¡���

¯� °��������

±����� ���  ����� ������¢�� ¤��� ©ª« ���� ¢������� ²  �����« ����� �¤�������«§���� ��¢�������� ¤�� ���� ������« ����� §���� ¥¦��¦­³�� ��������������� �������¬� ����� ¡����� ��¤�� ¢���§������� ���� ¢����������� ���������  ����� �������������

´� µ�¥��� ¶������

µ�¥��� ¶������ ¢�������¢ ��¢�� ��¥������ ���� ¤�������� �� ���� ��¢ ����������� ©ª«  ��� ������� ��¢��§«  ��� ���� ��������� °�¥������ �� ������ ��¤�� �� �§¤��� ´³· ��§�� �� ���¢ ��������� ¤���������

¸¹ º»¼» ½¸¾¿ÀÁ»¾ ÃÄ� ®���¢���� ���� ¢�¢���§ ����� ���� ¢������Å� ¶���������� ���������� ���� ��¥�������²� ®����¢������ ��¢�� ��¥¦�¢��� ����  ��§� ����� ¤����� ����� ����� ��«

������� ��¥¦�¢�¤ £¦�����« ¥¦�¦£¦�� §���� ��¢�������� �����¡���« §����¥¦��¦­³�� ���¢���� ���¡����� ��¢�§ �������

¯� ®�������� ¤�� ¢����¢������ ���¢�����§�� ���� ��¢�£�§�� �����« ¤����¤��¦����������� ¤����� ¤¦���� ����¦��

´� ®������� ���� ¢������ ©ªÆ� ®�¢��� ���� ¤�� ¢����¤�� §���� ��������

©��¦��� �����¢�������� ����� ������� ��¢��§« ��§����� §����¢�¢���§������ £��� ���������� ����¢��« �������� ���� ���¢¢��� ¶�������¤���§ ¦���� ������ ���� ��������� ¤���¢ ����¢�� ���� ������ Format

penulisan harus merujuk pada jurnal yang akan memuat LK tersebut, karena

hampir semua jurnal sudah memberikan pedoman atau format penulisan LK

masing-masing. Misalnya jumlah kata tidak boleh lebih dari 1800-2000 kata

dengan 2 gambar atau table,2 atau tidak boleh lebih dari 400-600 kata.3

7. Mengirimkan laporan laporan kasus ke suatu jurnal sebagai laporan asli

(belum pernah ditulis dan dilaporkan ke jurnal lain).

Page 42: misc 2011 17.2

ÇAPORAN KASUS (ELS)

Varo9/30 gratitude turns what we have into enough

40

ÈÉ ÊËÈÌËÍ ÎÏÐÌËÑËÒÓ ÔÕÖ× Ø×ÙÚÛÜ Guideline, AMERICAN Academy of Optometry,

file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/guide%20of%20Case%20report.h

tm (diakses 10 April 2009)

2. Case Report Guideline, Journal of Dermatological Case Reports,

file://localhost/E:/EBM/Case%20Report/index.php.htm, (diakses 10 April

2009)

3. Author Guideline, International Journal of Dermatology,

http://www.wiley.com/bw/submit.asp?ref=0011-9059&site=1 (diakses 10

April 2009).

Page 43: misc 2011 17.2

AS A

ÝÞßàáâãä åæmangat KTI!

wulandari

çèéêë ìíîïêð êñòéóô òôò ñòõí ELS. Dalam editan ini masih banyak

singkatan2 umum: merup=merupakan, yg=yang, sbg=sebagai, thd=terhadap dll.. artiin

sendiri ya .(udah dibenerin sama layouter -.- )

ö÷øùp seorang ilmuwan

• úûüýþ ûÿ�ûÿ �ý��• úûüýþ ü�û�û�• úûüýþ �����üý• úûüýþ ���ü�û• ���a menghargai kar a orang lain

• Berani mempertahankan kebenaran

• Mempun ai pandangan jauh ke depan

Manfaat menulis

• Terampil membaca

• Terlatih meramu berbagai informasi dan men ajikan secara sistemats untuk

dijadkan bahan pemikiran lebih matang

• Terampil dalam kegiatan penelsuran pustaka

• Mampu melihat kesalahan darii sendiri sebelum dilihat orang lain writing is

rewriting)

• Meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala baik bagi diri sendiri

sesame ilmuwan maupun mas arakat

Karakteristik karya ilmiah

Artikel ilmiah adalah tulisan singkat krg dari halaman ang dipublikasikan di

jurnal ilmiah� Setiap jurnal memiliki pedoman ga a penulisan ang bersifat selingkung

namun tetap berdasar pada prinsip penulisan artikel scara nasional atau universal Artikel

ilmiah hendakn a memiliki karakteristik sebagai berikut

�� Obyektif� han a dikembangkan dari fenomena ang sudah jelas eksistensin a

�diakui ban ak orang

�� Rasional� hasil penilaian kritis sebagai wahana pen ampaian kritis timbal balik

ang brkaitan dg ang dipersoalkan

�� Up to date� mbawa sesuatu ang baru idak ketinggalan jaman karena artikel

ilmiah berada di garis depan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

AS A

Varo9/30 semangat KTI!

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh : dr. Tri wulandari

Note: sumber editan ini dikutip dari slide dosen dan ELS. Dalam editan ini masih banyak

singkatan2 umum: merup=merupakan, yg=yang, sbg=sebagai, thd=terhadap dll.. artiin

sendiri ya .(udah dibenerin sama layouter -.- )

Sikap seorang ilmuwan

Sikap ingin tahu

Sikap kritis

Sikap terbuka

Sikap objektif

Re a menghargai kar a orang lain

Berani mempertahankan kebenaran

Mempun ai pandangan jauh ke depan

Manfaat menulis

Terampil membaca

Terlatih meramu berbagai informasi dan men ajikan secara sistemats untuk

dijadkan bahan pemikiran lebih matang

Terampil dalam kegiatan penelsuran pustaka

Mampu melihat kesalahan darii sendiri sebelum dilihat orang lain writing is

rewriting)

Meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala baik bagi diri sendiri

sesame ilmuwan maupun mas arakat

Karakteristik karya ilmiah

Artikel ilmiah adalah tulisan singkat �krg dari �� halaman� ang dipublikasikan di

jurnal ilmiah Setiap jurnal memiliki pedoman ga a penulisan ang bersifat selingkung

namun tetap berdasar pada prinsip penulisan artikel scara nasional atau universal Artikel

ilmiah hendakn a memiliki karakteristik sebagai berikut�

Obyektif han a dikembangkan dari fenomena ang sudah jelas eksistensin a

diakui ban ak orang��

Rasional hasil penilaian kritis� sebagai wahana pen ampaian kritis timbal balik

ang brkaitan dg ang dipersoalkan�

Up to date mbawa sesuatu ang baru��idak ketinggalan jaman karena artikel

ilmiah berada di garis depan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

������AS� ����A�

Varo9/30 semangat KTI!

!

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh : dr. Tri wulandari

Note: sumber editan ini dikutip dari slide dosen dan ELS. Dalam editan ini masih banyak

singkatan2 umum: merup=merupakan, yg=yang, sbg=sebagai, thd=terhadap dll.. artiin

sendiri ya .(udah dibenerin sama layouter -.- )

Sikap seorang ilmuwan

Sikap ingin tahu

Sikap kritis

Sikap terbuka

Sikap objektif

Re a menghargai kar a orang lain

Berani mempertahankan kebenaran

Mempun ai pandangan jauh ke depan

Manfaat menulis

Terampil membaca

Terlatih meramu berbagai informasi dan men ajikan secara sistemats untuk

dijadkan bahan pemikiran lebih matang

Terampil dalam kegiatan penelsuran pustaka

Mampu melihat kesalahan darii sendiri sebelum dilihat orang lain �writing is

rewriting)

Meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala baik bagi diri sendiri�

sesame ilmuwan maupun mas arakat

Karakteristik karya ilmiah

Artikel ilmiah adalah tulisan singkat krg dari halaman ang dipublikasikan di

jurnal ilmiah Setiap jurnal memiliki pedoman ga a penulisan ang bersifat selingkung�

namun tetap berdasar pada prinsip penulisan artikel scara nasional atau universal� Artikel

ilmiah hendakn a memiliki karakteristik sebagai berikut

Obyektif han a dikembangkan dari fenomena ang sudah jelas eksistensin a

diakui ban ak orang

Rasional hasil penilaian kritis sebagai wahana pen ampaian kritis timbal"balik

ang brkaitan dg ang dipersoalkan

Up to date mbawa sesuatu ang baru idak ketinggalan jaman� karena artikel

ilmiah berada di garis depan dalam pengembangan ilmu pengetahuan�

Page 44: misc 2011 17.2

#$%&'(AS' '&)'A*

+,-./012 34mangat KTI!

56

78 9:;<<=;>?>; s@?>p ilmiahA BCDEFED GHIHJ FEKHLFEKH GED KHGEM NOCI PQEHBHDRJ STSTIJ

QTREU GED KHGEM BCDVCIKEMED BNKHW XIHYEGH TDKTM MXCDKHDRED KCIKCDKTJ Z KCIYTME

GEQEB BCDVCYTK UTBYCI YEFED8

[8 Orisinalitas REREUED EKET KCBTED8 \IHUHDEQHKEU MEIVE HQBHEF EMED BCBYCIHMED

UTBYEDRED KCIFEGEX XCIMCBYEDRED HQBT XCDRCKEFTED8

]8 Memuat diskusi & referensi8 ^HUMTUH KCIFEGEX KCBTED Z REREUED XEMEI QEHD

_GEQEB YCDKTM XCITSTMED` EMED BCDTDSTMMED XNUHUH XCDTQHUJ XCIYCGEED Z

XCIUEBEEDDVE UCIKE MCBESTED VEDR GHXCINQCF XCDTQHU8 aEQ HDH XCDKHDR TDKTM

BCDRFHDGEIH GTXQHMEUHbXQERHEUH8

c8 Penyajian dalam bentuk format eseiJ YTMED GEQEB YCDKTM CDTBCIEKHWJ

GHUEBXEHMED UCPEIE UHDRMEK Z FEDVE BCBTEK YERHEDd KIXCDKHDR UESE VEHKT BCKNGCJ

FEUHQ Z XBYEFEUED8

e8 Memenuhi bentuk, struktur dan sifat2 tertentuA PEIE XCDTQHUED BCDRHMTKH XNQEJ

KCMDHM GED MEHGEF KCIKCDKT VEDR GHUVEIEKMED NQCF STIDEQ8

Jenis karya ilmiah

fTIDEQ HQBHEF BCBTEK UEQEF g GEIH FEQd YCIHMTKA

g8 hTBXTQED EKET EMTBTQEUH XCDRCKEFTED YEITi

d8 Hasil pengamatan empiriki dan

j8 Gagasan atau usulan baru8

Dalam praktiknVaJ halLhal tersebut tertuang dalam dua jenis artikelA

g8 Artikel hasil penelitian

d8 Artikel hasil pemikiran _non penelitian`

Jenis artikel kedokteran Vang penting lainnVa adalah laporan kasus8

g8 Resensi buku dan

d8 obituari adalah jenis artikel lain Vang jarang di kedokteran8

Bahan artikel dan pengolahannVa

g8 Laporan penelitian

a8 Mengubah format enuratif menjadi format esei

b8 Judul artikel ilmiah tidak harus sama dengan judul penelitianJ namun

menggunakan kalimat Vang lebih menarik tanpa mengurangi makna kalimat

d8 Laporan pengabdian masVarakat

a8 Memerlukan tambahan diskusiA membandingkan hasil pengabdian lainnVaJ

atau penjelasan teoritis atau empiris tentang tingkat pengabdian tersebut8

j8 Diktat kuliah

a8 BanVak kelemahan Lk berisi kumpulan informasi onseptual

b8 Posisi penulis tidak jelas dan tidak memiliki orsinalitas

78 Makalah dalam forum diskusi ilmiah

Tinggal menVesuaikan dengan kaidah selingkung jurnal Vang dituju

Menambah abstrak dan kata kunci

Artikel hasil pemikiran

Artikel hasil pemikiran adalah pemikiran penulis atas suatu prmasalahan Vang

dituangkan dalam bentuk tulisan8 LangkahLlangkah dalam proses pembuatanA

Page 45: misc 2011 17.2

lmnopqASp porpAs

tuvwxyz{ |}mangat KTI!

~�

�� �������� ������������� ���� ������� ������ ������������� ���� ���� �������

������ ���� ������������� ������ ���� �������� ����� ������ ������� �����

���������� ����� ���������� ���������� ���� ����������� ���� ������ ���� ���������

�����

�� ������������ ����� ��������� ������ ������� ���� ��������� ������� ��� ��� ����

�������� ���� ������������ ���� �������� �������� �������� �������� ���� ����

������� ���� ����� �������������� ������� �� ������� ���� ������� ��� ��� ���� �����

���� ������ ����

������� ����� ��������� ����� ������� �������� �������� �������� ������� ����

���������� ������� ���� �������� ������� ������� ����� ��������� ������� ���� ��������

����� ����� ������ judul, nama penulis, abstrak & katakunci, pendahuluan,

pembahasan (bagian inti), penutup & daftar rujukan�

�� Judul ������� ����� ��� ��������� ������������ ����� ����������� ������ �����

�������� ������ ��� ������� ���� ������ ���������¡  ���� �������� ¢�� ��� �������

������ ���� �������� ������� ����� ��������� ��������� ������� £����� ��������

������������ �������� ��� �������� �������� ���� ���� ���� ��������� ������

��������� ¤������ ¥¦§¨¦©ª Menjaga Mutu Dalam Pelayanan Dokter Keluarga.

�� Nama penulis ����� �������� ������ ���� ������� ����� ���� � ������ ������� ����

������� ������ �������� ���� ��� ���� ������� ���� ������� ����� ������� ����� «���

������� ������� ������� ����� ������� �����

¬� Abstrak & kata kunci� ������� ��������� ���������� �������� ���� �������

���� ������� ����� �������� ¤�������� ������� ����� ��������� ���� ������ ���

���������¡ ��������� ������ �� ����� �������� �������� ������� �������

���������� ������������� ������� ����� ������� ����� ��������� ��� ��������� ���

������� ���� ������� ������ ������ ­������ ������� �������� ����� ®¯�°® ���� ����

������� ����� � �������¡� ������� �� ����� �������� ±��� ����� �������� ������� ����

¬�® ���� ���� ������������� ������� ���� ��£����� ���������� ����� ���� �������

�� ������������ ±��� ����� ����� ����� ������� ���� ����� ���� ���� ����� ��������

�������� ��� ����� ������ ��������� ���������� ����� ����� ���� ����� ��������

²� Pendahuluan. ³����� ��� ���������� ������� ���� ������������ ���� ����

�������� ����������� ������� ���� ������������� ���� ��� ��������� ���� ����

������������� ���� ����� ��������� ���������� ³����� ����������� �������� ��

������� ������� ��� ��� ����� ���� ���� ������� ��� ������ �����������

®� Bagian Inti� ´�� ������ ��� ������ �������� ��������� ������������ ����������

��������� µ ��������� ����� ������� �������� ���� ���� ������������ ¶���� ���

��� ��������� ������������ �������� ��� ������� ������ ����������� ����� �����������

������ ��� ������ ������ ������� �����¡�� ���������¡ ��� �������� ����� ��������

��� ���������¡�

·� Penutup atau simpulan� ³����� ��� ������ ��������� ��������� ������� ����

������� ���� ������� ���� ������ ����������� ����� ���� ��������

���������������� ���������¡� ­���������� ������ ��� ������� ����������� ������� ��

����� ��������� ���� ����������� ���� ���������¡ �������������

Page 46: misc 2011 17.2

¸¹º»¼½AS¼ ¼»¾¼A¿

ÀÁÂÃÄÅÆÇ ÈÉmangat KTI!

ÊÊ

ËÌ ÍÎÏtÎr rujukan. ÐÑÒÑÓ ÔÕÖÕ×ÑÓ ØÑÓÙ ÚÛÔÚÕÜÝÞ ÒÑÓØÑ ØÑÓÙ ßÛÓÑÔà áÝ ÔÕÖÕ× áÑÜÑâ

ÚÕßÕÒ ÑÔÚÝ×ÛÜãÞßÑÜÝ×ÓØÑ ÞÛâÕÑ ÔÕÖÕ×ÑÓ ØÑÓÙ ÑáÑ áÑÜÑâ ÚÕßÕÒ ÑÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÔÕÞ ÚÔäÑÚÑÚ

áÑÜÑâ áÑåÚÑÔ ÔÕÖÕ×ÑÓÌ æÛÓÛâçÑÚÑÓÓØÑ çÑáÑ ÒÑÜÑâÑÓ ÚÛÔÑ×ÒÝÔ ÑÔÚÝ×ÛÜã ßÕ×ÑÓ

ÒÑÜÑâÑÓ ßÑÔÕÌ èÑÚÑ äÑÔÑ çÛÓÕÜÝÞÑÓ ÔÕÖÕ×ÑÓ áÝÞÛÞÕÑÝ×ÑÓ ÙÑØÑ ÞÛÜÝÓÙ×ÕÓÙ ØÑÓÙ áÝÑÓÕÚ

ÞÕÑÚÕ ÖÕÔÓÑÜã ÓÑâÕÓ ÒÑÔÕÞ ×éÓÞÝÞÚÛÓ çÑáÑ ÞÛÚÝÑç çÛÓÛÔßÝÚÑÓÌ

Artikel hasil penelitian

êÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ âÛÔÕçÑ×ÑÓ ßÑÙÝÑÓ çÑÜÝÓÙ áéâÝÓÑÓ áÑÜÑâ ÖÕÔÓÑÜ ÝÜâÝÑÒã

ßÑÒ×ÑÓ ÑáÑ ÖÕÔÓÑÜ ØÑÓÙ âÛÓÙÙ×ÒÕÞÕÞ×ÑÓ ßÛÔÝÞÝ×ÑÓ ÒÑÞÝÜëÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ êÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÞÝÜ

çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ßÕ×ÑÓ ÒÑÓØÑ ÞÛ×ÛáÑÔ ÔÝÓÙ×ÑÞÑÓ ÜÑçéÔÑÓ ÚÛ×ÓÝÞ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã ÚÑçÝ ÞßÕÑÒ ÚÕÜÝÞÑÓ

ßÑÔÕ ØÑÓÙ ÚÛÚÑç âÛÓÑâçÝÜ×ÑÓ ÞÛäÑÔÑ ÜÛÓÙ×Ñç ÑÞçÛ× çÛÓÚÝÓÙ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ âÛÓÙÙÕÓÑ×ÑÓ

åéÔâÑÚ ÑÔÚÝ×ÛÜ ØÑÓÙ ÜÛßÝÒ ×éâçÑ× áÑÓ ÔÝÓÙ×ÑÞÌ ÐÑÙÝÑÓëßÑÙÝÑÓ ÑÔÚÝ×ÛÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ØÑÓÙ

áÝâÕÑÚ áÑÜÑâ ÖÕÔÓÑÜ ÑáÑÜÑÒ ÖÕáÕÜã ÓÑâÑ çÛÓÕÜÝÞã ÑßÞÚÔÑ× ì ×ÑÚÑ ×ÕÓäÝã çÛÓáÑÒÕÜÕÑÓã

âÛÚéáÛã ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã çÛâßÑÒÑÞÑÓã ×ÛÞÝâçÕÜÑÓ áÑÓ ÞÑÔÑÓ áÑÓ áÑåÚÑÔ ÔÕÖÕ×ÑÓÌ

íÌ JudulÌ îÕáÕÜ ÑÔÚÝ×ÛÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ÞßÑÝ×ÓØÑ áÑçÑÚ áÛÓÙÑÓ äÛçÑÚ âÛÓÙÙÙÑâßÑÔ×ÑÓ

çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ØÑÓÙ ÚÛÜÑÒ áÝÜÑ×Õ×ÑÓÌ îÕáÕÜ âÛâÕÑÚ ÞÛâÕÑ ïÑÔÝÑßÛÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã ÒÕßÕÓÙÑÓ

ÑÓÚÑÔ ïÑÔÝÑßÛÜ ØÑÓÙ ÜÑÝÓÓØÑ ØÑÓÙ áÝÑÓÙÙÑç çÛÓÚÝÓÙ áÑÜÑâ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ ðâÕâÓØÑ

ÖÕáÕÜ áÝßÑÚÑÞÝ ñëíñ ×ÑÚÑÌ

àÌ Nama penulisÌ æÛÓÕÜÝÞÑÓ ÓÑâÑ çÛÓÕÜÝÞ ÞÑâÑ áÙ çÛÓÕÜÝÞÑÓ ÓÑâÑ áÑÜÑâ ÑÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÞÝÜ

çÛâÝ×ÝÔÑÓÌ

òÌ Abstrak & kata kunciÌ êßÞÚÔÑ× ÑÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ÞÛäÑÔÑ ÔÝÓÙ×ÑÞ âÛâÕÑÚ

âÑÞÑÜÑÒ áÑÓ ÚÕÖÕÑÓ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã âÛÚéáÛ áÑÓ ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ æÛÓÛ×ÑÓÑÓ áÝßÛÔÝ×ÑÓ

çÑáÑ ÒÑÞÝÜÌ óÑÚÑ ×ÕÓäÝ ÚÛÔáÝÔÝ ÑÚÑÞ òëñ ×ÑÚÑã âÛÓÙÙÑâßÑÔ×ÑÓ ÔÑÓÑÒ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ØÑÓÙ

ÚÛÔäÛÔâÝÓ çÑáÑ ïÑÔÝÑßÜÛëïÑÔÝÑßÛÜ áÑÓ ÒÕßÕÓÙÑÓ ÑÓÚÑÔ ïÑÔÝÑßÜÛ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ

ôÌ PendahuluanÌ ÐÑÙÝÑÓ ÝÓÝ ßÛÔÝÞÝ çÛÔâÑÞÑÜÑÒÑÓ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã õÑõÑÞÑÓ áÑÓ ÔÛÓäÑÓÑ

çÛÓÕÜÝÞ áÑÜÑâ ×ÑÝÚÑÓÓØÑ áÙ âÑÞÑÜÑÒ ØÑÓÙ áÝÚÛÜÝÚÝÌ öÑçÑÚ áÝâÕÑÚ çÕÜÑ ÒÑÔÑçÑÓ

âÑÓåÑÑÚ ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ æÛÓÕÜÝÞÑÓ áÝÞÑâçÑÝ×ÑÓ ÞÛäÑÔÑ ÓÑÔÑÚÝåã çÛâÝÞÑÒÑÓ ÞÕßßÑß

áÝÜÑ×Õ×ÑÓ áÙ âÛÓÙÙÑÓÚÝ çÑÔÑÙÔÑåÌ

ñÌ MetodeÌ ÐÑÙÝÑÓ ÝÓÝ âÛÓÙÕÔÑÝ×ÑÓ äÑÔÑà çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ áÝÜÑ×Õ×ÑÓÌ ÷ÑÚÛÔÝ çé×é ßÑÙÝÑÓ ÝÓÝ

ÑáÜ ÔÑÓäÑÓÙÑÓ ÑÚÑÕ áÛÞÑÝÓ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã ÞÕßØÛ× øçéçÕÜÑÞÝ áÑÓ ÞÑâçÛÜùã ÚÛ×ÓÝ×

çÛÓÙÕâçÕÜÑÓ áÑÚÑ ì ÑÓÑÜÝÞÝÞ áÑÚÑÌ æÓØÑâçÑÝÑÓÓØÑ áÑÜÑâ åéÔâÑÚ ÛÞÛÝ ì ÞÛÞÛáÝ×ÝÚ

âÕÓÙ×ÝÓ âÛÓÙÙÙÕÓÑ×ÑÓ åéÔâÑÚ ÛÓÕâÛÔÑÚÝåÌ

úÌ Hasil penelitianÌ ÐÑÙÝÑÓ ÝÓÝ âÛâÕÑÚ ÒÑÞÝÜ ßÛÔÞÝÒ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ øßÕ×ÑÓ áÑÚÑ âÛÓÚÑÒù

áÑÓ ÒÑÞÝÜ ÑÓÑÜÝÞÝÞ áÑÚÑÌ æÛÓÙÕÖÝÑÓ ÒÝçéÚÛÞÝÞ ì çÓÙÙÕÓÑÑÓ ÞÚÑÚÝÞÚÝ× Úá× áÝÞÑÖÝ×ÑÓ áÝ

ßÑÙÝÑÓ ÝÓÝÌ ÐÝÑÞÑÓØÑ çÛÓØÑâçÑÝÑÓ ÒÑÞÝÜ áÝÚÕÜÝÞ áÑÜÑâ ßÛÓÚÕ× ÙÔÑåÝ× ÑÚÑÕ ÚÑßÛÜã

×âÕáÝÑÓ áÝßÑÒÑÞ ÞäÑÔÑ ÕâÕâã ÚÝáÑ× çÛÔÜÕ áÝÔÝÓäÝ ÞÑÚÕ çÛÔ ÞÑÚÕÌ æÛÓØÑÖÝÑÓ ÒÑÞÝÜ ØÑÓÙ

çÖÙ áÑçÑÚ áÝßÑÙÝ áÑÜÑâ ßßÔç ÞÕßßÑÙÝÑÓÌ

ËÌ PembahasanÌ ÐÑÙÝÑÓ ÚÛÔçÛÓÚÝÓÙ ÑÔÚÝ×ÛÜ ÒÑÞÝÜ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ ÑáÜ ßÑÙÝÑÓ çÛâßÑÒÑÞÑÓÌ

öÑÜÑâ ßÑÙÝÑÓ ÝÓÝ çÛÓÕÜÝÞ âÖõß çÔÚÑÓØÑÑÓà çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ áÑÓ âÛÓÖÛÜÑÞ×ÑÓ ßÙâÑÓÑ

ÚÛâÕÑÓà áÝçÛÔéÜÛÒã âÛÓÙÙÝÓÚÛÔçÔÛÚÑÞÝ×ÑÓ ÚÛâÕÑÓã âÛÓÙÑÝÚ×ÑÓ ÚÛâÕÑÓ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓ

áÙ çÛÓÙÛÚÑÒÕÑÓ ØÑÓÙ ÚÛÜÑÒ âÑçÑÓ ÞÒÙ âÛâÕÓäÕÜ×ÑÓ çÛÓÙÛÚÑÒÕÑÓ ßÑÔÕ ÑÚÑÕ

âéáÝåÝ×ÑÞÝ çÛÓÙÛÚÑÒÕÑÓ ÕÑÓÙ ÚÛÜÑÒ ÑáÑã áÑÓ áÝÞÑâçÑÝ×ÑÓ ÞÛäÑÔÑ ÚÛÔÞÚÔÕ×ÚÕÔÌ

ûÌ Simpulan dan saranÌ üÝâçÕÜÑÓ ßÛÔÝÞÝ ÔÝÓÙ×ÑÞÑÓ ÕÔÑÝÑÓ ÒÑÞÝÜ ì çÛâßÑÒÑÞÑÓ

çÛÓÛÜÝÚÝÑÓã ØÑÓÙ âÛÔÕçÑ×ÑÓ ÛÞÛÓÞÝ áÑÔÝ ÚÛâÕÑÓ çÛÓÛÜÝÚÝÑÓÌ üÑÔÑÓ áÝ×ÛâßÑÓÙ×ÑÓ

Page 47: misc 2011 17.2

ýþÿ���AS� ����A�

������ �mangat KTI!

��

�������� ����� ������� ����� ������ ����� �� ��� ���� ���!�����!�� ��"�� ������� ���������� ���#����$

%$ &'(t'r rujukan )��*������+ ������� ������ ���"��� ���� ,��! #�!� ����� � ������������� ���� �� �"�����������$

-�������� �������� ������ ���� �� ����� ���� ���� . ����� ���������� ��� ���� ���������� ,��! ������� ����� ����� ���� ��$ /�0��� !���� ������ ���� 0��� ��������� ��� ���� �!��������� � ��� ���� ��� ,��! ���� �� ������$ /��� ��� ������! ��!� ������� ��� ���0�����,���#��� �� ���!! "���� ��� �� ����� ���� ���� ���� ����� ���������� �0��� �*� ��* .�*����� ���� ����� ����,�� ��,� ���� ,��! 0� �� ���!!� �� ����0�� ��� ������ ���� � ����0��� "�,� ��*� #�#��� ����"���� ������ 12 34 5637 ��� ���� ��"!��$

Laporan kasus

8��"��� ���� ���0����� �� ��! ���� ���� ,��! ��� )#����!+ �� �����!��$ 9���� ����� ��� �� �#� ����� "��� � ���� ���!������� ������� ��� ����#� �� �� ��#���������� �� ���� ������������ ���������� ����� ���#�� ��� ������!�� ���!������ �������!������� ����$ :��� ���� ������� ��� �� ����� ����� ��! ���� ���� ,��!������� ��� �� ��������,� ���� ����� ���,�#� �� ��� ������! ����� �����!���� ������$:��� �� ��� ����� �� ���"��� ���� ����� ;-������� Fakta; ,ang mjdi dasar penemuan

Ilmu Pengetahuan<

Pada praktik klinik� =>6?@AB pngetahuan melalui laporan kasus dapat meningkatkan

kualitas penanganan pasien . mengurangi rasa kekurangan pengalaman bagi bbrp klinisi$Bbrp tipe kasus ,ang mpun,ai nilai utk ditulis dalam laporan kasus adalah<

C$ Merupakan hasil observasi kasus khusus ,ang memberi kontribusi pada perubahan

ilmu kedokteranDE$ Mengandung teori baruDF$ Mengandung pertan,aan ,ang berkaitan dengan teori baruDG$ Mengemukakan kasus kompleks ,ang tidak biasa dan membingungkan

H$ Mengemukakan respon buruk pasien terhadap suatu terapiD

Page 48: misc 2011 17.2

IJKLMNASM MLOMAP

QRSTUVWX YZmangat KTI!

[6

\] ^_`a_bcdede` defcf dgcfcf he`a i_jkelm f_neje m`lmomlcep] qr] ^_`a_bcdede` defcf he`a fs`j`he fe`aei cbcb iklm `ebc` s_pcb

i_jltdcb_`iefm f_s_pcb`heuv] Aspek hang unik dalam praktik kedokteranwsprti perjanjian perawatanw manajemen

kasus x kerjasamaw adaptasi klinis utk perawatanw penentuan prioritas perawatan

bagi tunawismaw dll]

Laporan kasus secara umum terdiri atas y bagian haituz {|}|~|� s|~�u};.Pendahuluan; Laporan kasus; Diskusi; Kesimpulan/saran dan Referensi. Meskipun

ada bbrp jurnal hang mengharuskan ada abstrak dan ada pula hang tidak mengharuskan

adanha abstrak dalam publikasi laporan kasusw namun sebaiknha tetap dibuat abstrak agar

informasi dalam kasus tsb dapat masuk dalam database seperti MEDLINE]

Halaman sampul berisi nama pengarangw judul laporanw abstrak x kata kunci] Pada

dasarnha abstrak bertujuan agar pembaca mengetahui isi artikel secara cepat xmenentukan apakah melanjutkan membaca atau tidak] Tanpa abstrakw mungkin laporan

kasus hang sbnrnha berkaitan dan penting bagi pembaca dapat luput dari perhatian shg

tidak dibaca]

Pendahuluan] bertujuan mengantarkan pembaca memahami permasalahan dalam

laporan kasus] Dalam pendahuluan perlu ditambahkan pertanhaan klinis atau masalahwanalisis terhadap literatur review dan pernhataan singkat hang menegaskan bahwa kasus

tsb tidak la�im dan penting]

Laporan kasus] Bagian ini adl pusat perhatian dari laporan kasusw dimulai dg

pengenalan pasien x mengemukakan sejarah penhakit x situasi skrg] Penjelasan terinci

mengenai pemeriksaan fisik dan hasil bbrp uji hang berkaitan] Tujuan bagian ini adl

memberikan informasi penting utk menekankan keistimewaan kasus] Diagnosis awalwtreatment dan rencana follow�up jg disampaikan pada bagian ini] Dapat disajikan dalam

bentuk tabelw flowchartw foto�w hasil pemeriksaan radiologi agar lebih jelas]

Diskusi/Pembahasan] Bagian diskusi merupakan bagian terpenting dari laporan

kasus] Pada bagian ini penulis menjelaskan arti penting informasi hang ada dalam laporan

kasus �justifikasi publikasi laporan kasus�] Mendiskusikan ttg penentuan diagnosiswgambaran epidemio�logis dan pertanhaan berikut didiskusikan pada bagian iniq

�] Bgmana penjelasan ttg keisti�mewaan kasus?u�] Mengapa kasus ini penting utk diinformasikan?u�] Apa hang dapat dipelajari dari kasus hang dipresentasikan?]

Bagian ini juga mendiskusikan ������� kasus] Pada bagian ini sebaiknha menggunakan

literatur hang relevan dg kasusw menggambarkan mengapa kasus hang dilaporkan adl

sesuatu hang baru dan bermanfaat atau suatu observasi hang unik] Sebuah hipotesis dapat

muncul dan menjadi informasi baru] Cara pengambilan data �observasi ilmiah� harus

dijelaskan sebagai bagian dari diagnosis] Penggunaan algoritma dan grafik dapat

digunakan dalam penjelasan]

Page 49: misc 2011 17.2

������AS� ����A�

�������� ��mangat KTI!

 ¡

¢£¤¥¦§s§¤/Simpulan & Saran¨ ©ª«ª ª¬­®¯ °ª±¬ª­ ­ª¯²± ³´³²ªµ ¯®°¶¬ª±ª°·±®³¸²¹ª°º±ª¯ª°· ±²ªµ² ¸´±ª° »ª°¶ «ª¸ªµ «®¼ª½ª ¸²¹ª°¶¨ ¾ª¶®ª° ®°® «®µ²¹®± ±®°¶¬ªµ· µ´¯«®¯®ªµª± ¿ÀÁ ¸ª¯ª¶¯ªÂ· ³´°¶¶ª³¼ª¯¬ª° ¸´¹ªÃª¯ª° »ª°¶ «®¸´¯Ä¹´­ ±´Ä¯ª°¶ «Ä¬µ´¯ «ª¹ª³³´°ª°¶ª°® ¸ª±®´°¨ ©´°²¹®± ³´³´°²­® ¸¯µª°»ªª° ¼´¯®¬²µÅ Ƹª »ª°¶ ª¬ª° ±ª»ª ¹ª¬²¬ª° »ª°¶¼´¯¼´«ª ±µ¹­ ³¸²°»ª® ¸´°¶ª¹ª³ª° ±´¼ª¶ª®³ª°ª «ª¹ª³ ¬ª±²±Ç ªµª² Ƹª »ª°¶ «ª¸ªµ ±ª»ª±ª¯ª°¬ª° ¬´¸ª«ª ±´Ãª½ªµÇ¨

Daftar Rujukan Èɴ´¯´°±®Ê¨ ¾ª¶®ª° ®°® ³´³²ªµ ±´³²ª ¯´Â´¯´°±® »ª°¶ «®¯²Ã²¬¨Ë²³¼´¯ «ª¸ªµ ¼´¯ª±ª¹ «ª¯® ÌÍxtbook· ò¯°ª¹ ­ª±®¹ ¸´°´¹®µ®ª° «¶ peer review· ªµª² ò¯°ª¹ «®®°µ´¯°´µ¨ ɴ´¯´°±® ±´¼ª®¬°»ª µ´¯¼ª¯² ªµª² ±ª³¸ª® ÎÀÏ µª­²° µ´¯ª¬­® ¨̄ ¾¼¯¸ ´¹´³´° »ª°¶«®´Ðª¹²ª±® «ª¹ª³ ¹ª¸Ä¯ª° ¬ª±²± ª«ª¹ª­Å

¿¨ Ñij¸¹´¬±®µª± Òª¸Ä¯ª° Ѫ±²±Å Òª¸Ä¯ª° ¬ª±²± »ª°¶ ±ª°¶ªµ ¬Ä³¸¹´¬± ¼®ª±ª°»ª³´¯²¸ª¬ª° ­ª¹ »ª°¶ ³´°ª¯®¬· µª¸® ³´³¼²µ²­¬ª° «²¬²°¶ª° ²µ¬ ³´°±²¸¸Ä¯µ¬´¸²µ²±ª° ¬¹®°®¬¨ ©´°®¹ª®ª° ¹ª¸Ä¯ª° ¬ª±²± «®«ª±ª¯¬ª° ¸ª«ª ¼¶³ª°ª ¬ª±²± «®µª°¶ª°®·¼²¬ª° ­ª°»ª ¸ª«ª ²°®¬°»ª ¬ª±²±¨

Á¨ Ñ´µ´¸ªµª° ©´°¶ª³¼®¹ª° ÓªµªÅ Ë´µ®ª¸ ¸´³´¯®¬±ªª° ­ª¯²± «®«Ä¬²³´°µª±® ±´Ôª¯ª³´°»´¹²¯²­ «ª° ³´°Ãª³®° ¬´¯ª­ª±®ªª° ¸ª±®´° ¸ª«ª ±´³²ª «Ä¬²³´°¨

Õ¨ Ñ´µ´¸ªµª° Ó®ª¶°Ä±®±Å Ñ´¸²µ²±ª° ¬¹®°®¬ «®«ª±ª¯¬ª° ¸ª«ª «®Â´¯´°±®ª¹ «®ª¶°Ä±®±· «ª°«®Ã´¹ª±¬ª° ¸ª«ª ¼ª¶®ª° «®±¬²±® ¹ª¸Ä¯ª° ¬ª±²±¨ Ƹª¼®¹ª ¸ª±®´° ³¸²°»ª® ¹´¼®­ «ª¯®±ªµ² ³ª±ª¹ª­· ±´³²ª ³ª±ª¹ª­ »ª°¶ ª«ª ­ª¯²± «®´Ðª¹²ª±® «ª° «®ªµª±®¨

Ö¨ Ñ´µ´¸ªµª° ׯ´ªµ³´°µÅ ©¯ÄµÄ¬Ä¹ µ¯´ªµ³´°µ ­¯± «® ô¹ª±¬ª° ±´Ôª¯ª ³´°«ª¹ª³ Ø «ª¸ªµ«®¸¯µ¶¶Ã½¼¬ª°¨ Óª¹ª³ «®±¬²±®· «®Ã´¹ª±¬ª° ª¹µ´¯°ªµ®Â µ¯´ªµ³´°µ ¸ª«ª µ®ª¸Á «®ª¶°Ä±®±«ª° µ¯´ªµ³´°µ »ª°¶ «®¸®¹®­ ­ª¯²± ¼´¯«ª±ª¯¬ª° ¯´Â´¯´°±® «ª° «®Ã´¹ª±¬ª° «ª¹ª³«®±¬²±®¨

Page 50: misc 2011 17.2

ÙÚÛÜÝÞ/ß8 "àÜ áÜâÛ ãÜÛä ãåæç Ú ." -

8

è PE E I /

DESAIN PENELITIAN. .

ak l a dok e an Y

épê ëênì íîïêðsuí íñòìên íñóê n p t n

ôeõöin peneli÷ian adalah pedoman a a p o d a eknik dalam pe encanaan

peneli÷ian øang beùgúna õûbagai pand an n k membang n a egi ang mengha lkan

model a÷aú blúe pùin÷ peneli÷ian

Yang ÷eùmaõúk ùancangan peneli ian adalah jeni peneli ian pop la mple mpling

inõ÷ùúmen peneli÷ianü caùa peng mp lan da a ca a pengolahan da a pe l idak

mengúnakan õ÷a÷iõ÷ikü õeù÷a ca a mengambil ke mp lan

ôeõöin peneli÷ian dibagi men jeni a ai be da kan

ýþ ÿé���a) �ross óñ�tîonê� ��otonì �întênì�dalah õúa÷ú peneli÷ian ún÷ k mempelaja i dinamika ko ela an a a fak o fak o e ko

dengan efekü dengan caùa pendeka an ob a a a peng mp lan da a kalig pada

õúa÷ú õöa÷ (poin ÷ime appùoach) in a iap bjek peneli ian han a diob a kali

õöja dan pengúkúùan dilakúkan e hadap a ka ak e a a a iabel bjek pada a

pemeùikõöan �al ini ÷idak be a i m a bjek peneli ian diama i pada ak ang ma

�újúan peneli÷ian ini ún÷úk mengama i h b ngan an a a fak o e ko dengan akiba g

÷eùjadi beùúpa penøaki÷ a÷aú keadaan ke ha an e en dalam ak ang be maan

di÷anøa maõölahnøa (akiba÷) kalig en ebabn a (fak o e kon a)

b) �rospñðtî �eneli÷ian pùoõ�ek÷if adalah a peneli ian e (non ek e imen) ang paling baik

dalam mengkaji húbúngan an a a fac o e ko dengan efek (pen aki ) ak o e ko ang

akan dipelajaùi diiden÷ifikaõ d l kem dian diik i ke depan ca a p o ek if imb ln a

efek øai÷ú penøaki÷ a÷aú õölah indica o a ke ha an adi mi ln a gini kam

maú neli÷i ÷en÷ang pengaùúh me okokdengan kejadian jadi a kam memilih mpel

øang meùokok ÷eùúõ kamú ik in mpel mpel i dalam k n ak e en n k

membúk÷ikan apakah mende i a a a idak o ek if di ni me pakan bagian da i

kohoù÷ü jadi kohoù÷ i÷ú biõ dibagi menjadi p o ek if dan e o ek if be da kan

�ak÷únøa �elebihnøa diba�ah

c) �ñ�rospñðtî �eneli÷ian ùe÷ùoõ�ek÷if adalah b ah di ang dida kan pada ca a an medi menca i

múndúù õömpai �ak÷ú peùiõ i an a e jadi di ma lal pengambilan da a a iabel akiba

(dependen÷) dilakúkan ÷eùlebih dah l kem dian ba di k a ibel bab ang elah

÷eùjadi pada �ak÷ú øang lalú mi ln a ah n ang lal dengan ca a menan akan pada

ùeõ�onden �ûbalikannøa da i peneli ian p o pek if e o i kan mak dn a kembali a a

flaõ� back gi÷úü biõö diõûbú÷ j ga ca con ol adi gini mi l ma meneli i penga h okok

�é��é�� �é���� ��������é� � �

/ 8 " Ú�� áÜâÛ ç�ÚÛæ Ú ! áÜâ ãå�� "â##��!." - $�%�Ûæ &â%

48

RANCANG BANGUN PENELITIAN /

DESAIN PENELITIANambang di

'agian (lm ha an nak

)akúl a dok e an

p n su n în pñòñ�îtîên*

�û+,-ö. ö÷öú �ù,õû+úù õûù÷ö ÷û/.0/

1ö2ö0 �ö.+úö. ú.÷ú/ -û-1ö.2ú. õ÷ùö÷û2

÷0ö..

�û.û30÷0ö. ö+ö3ö�4 5û.0õ �û.û30÷0ö., �,�ú3öõ , , ,

, ö �û.2ú-�ú3ö. +ö÷ö, 6öùö �û.2,3ö�ö. ,

, 6öùö -û.2ö-103 /ûõ0-�ú3ö. .úùú÷ 5û.0õ.øö, øö0÷ú 1ûù+öõöù/ö. 4

) ross ton oton nt n

÷ú/ -û-�û3ö5öù0 +0.ö-0/ö /,ùû3öõ0 ö.÷öùö -

, �û.+û/ö÷ö. ,1õûù7öõ0 ö÷öú �û.2ú-�ú3ö.

( ,ö6�).ù÷0.øö, ÷0ö� õú15û/ �û.û30÷0ö. �ö.ø

ú/ö. ÷ûù�ö+ö� õ÷ö÷úõ /öùö/÷ûù ö÷öú 7öù0ö1

. ûùöù÷0 õû-úö õú15û/ �û.û30÷0ö. +0ö-ö÷0 �ö+ .

/ -û.2ö-ö÷0 �ú1ú.2ö. ö.÷öùö 8ö/÷,ù ùûõ0/

ú /ûö+öö. /ûõû�ö÷ö. ÷ûù÷û.÷ú +ö3ö- �ö/ ,

( ) õû/ö302úõ �û.øû1ö1.øö (8ö/÷,ù ùûõ0/,.øö).

) rosp t

� õúö÷ú �û.û30÷0ö. õúù7ûø (.,. û/õ�ûù0-û )

ö.÷öùö 8ö6÷,ù ùûõ0/, +û.2ö. û8û/ (�û.øö/0÷). ak o e ko ang

akan dipelaja i diiden ifika 0 dúlú kemúdian diikú÷i ke depan õûcaùa p o ek if imb ln a

efek ai pen aki a a lah õö÷ú indica÷où õ÷a÷úõ keõûha÷an 9adi mi ln a gini kam

ma neli i en ang penga h meùokokdengan kejadian ��:�ü jadi øa kam memilih mpel

ang me okok e kam ikú÷in õömpel;õömpel i÷ú dalam kúùún �ak e en n k

memb k ikan apakah mendeùi÷a ��:� a÷aú ÷idak �ùoõ�ek÷if diõ0ni me pakan bagian da i

koho jadi koho i biõö dibagi menjadi pùoõ�ek÷if dan ùe÷ùo ek if be da kan

ak n a elebihn a diba�ah

c) rosp t

eneli ian e o ek if adalah õûbúah õ÷údi øang didaõöùkan pada ca÷a an medi menca i

m nd mpai ak pe iõ÷i�anøa ÷eùjadi di maõö lalú pengambilan da a a iabel akiba

(dependen ) dilak kan e lebih dahúlúü kemúdian baùú diúkúù 7aùibel bab ang elah

e jadi pada ak ang lalúü miõölnøa õû÷ahún øang lalúü dengan caùa menan akan pada

e onden balikann a daùi peneli÷ian pùoõpek÷ifü ùe÷ùo i÷ú kan mak dn a kembali a a

fla back gi bi di b júga caõû con÷ùol 9adi gini miõöl maú meneli i penga h okok

��<é�� ��������é�

/ 8 " ." - %ÚÛ!

48

RANCANG BANGUN PENELITIAN /

DESAIN PENELITIAN='ambang >di �

agian (lmú �ûõûha÷an nak

ak l÷aõ �ûdok÷eùan ?=@

p n su n n p t n

+ö3ö- �ûùû.6ö.öö. 20 øö.2 -û.2�öõ03/ö.

.

, õ0, õö-�3û, õö-�30.2,

, , . +ö÷ö, �ûù3ú ÷0+ö/ ,

,

) ross ton oton nt n

ö 8ö/÷,ù-8ö/÷,ù ùûõ0/, , +ö÷ö õû/ö302úõ �ö+ö

( ). , øö +0,1õûù7öõ0 õû/ö30 1û3 õú15û/ �ö+ö õöö÷

. +ö �ö/÷ú øö.2 õö-ö.

/, +û.2ö. ö/01ö÷ ø2 /÷ú øö.2 1ûùõö-öö.,

( ) ( ).

) rosp t

( û.) øö.2 �ö30.2 1ö0/ ( ÷). )ak÷où ùeõ0ko øang

akan dipelaja i diiden ifika d l kem dian diik i ke depan ca a pùoõ�ek÷if ÷imbúlnøa

efek ai pen aki a a lah indica o a ke ha an adi miõölnøa giniü kamúma neli i en ang penga h me okokdengan kejadian jadi a kamú memilih õömpel

ang me okok e kam ik in mpel mpel i dalam k n �ak÷ú ÷eù÷en÷ú ún÷úk

memb k ikan apakah mende i a a a idak o ek if di ni meùúpakan bagian daùi

koho jadi koho i bi dibagi menjadi p o ek if dan e oõ�ek÷if beùdaõöùkan

ak n a elebihn a diba ah

c) rosp t

eneli ian e o ek if adalah b ah di ang dida kan pada ca÷a÷an mediõü mencaùi

m nd mpai ak pe i i an a e jadi di ma lal pengambilan da÷a 7aùiabel akiba÷(dependen ) dilak kan e lebih dah l kem dian ba di k a ibel õûbab øang ÷elah

e jadi pada ak ang lal mi ln a ah n ang lal dengan caùa menanøakan pada

e onden balikann a da i peneli ian p o pek if e o i kan makõúdnøa kembali a÷aúfla back gi bi di b j ga ca con ol adi gini mi l ma meneli÷i pengaùúh ùokok

Page 51: misc 2011 17.2

ABCDBCE FBCEGC HICIJKLKBC M NIOBKC HICIJKLKBC

PQRSTU/V8 "WS XSYR ZSR[ Z\]^ Q__ XSYR ^`QR] Qab XSY Z\__ cYdd``b." - e_f`R] gYffQRb

hi

jklmnonp qqrst unvnw plxypkujz{ un| }n|~ ozn�njz xln|~ }n|~ |~lxuxu jklwy ozzuwjz|

yn�pnz numzl|}n �k|oklzjn qqrs njnw jzonu, jnpz unvnw lkjlxypkujz{ z|z oz�nlz pk|oklzjn

}n|~ qqrs jklwy ozvzmnj lz�n}nj|}n onvn� uwlw| �nujw jkljk|jw �nyn vnvw|}n ozn zjw

�klxuxu njnw jzonu.

�x|jxm vnz| � �w�w|~n| n|jnln �kpx qlx�kln ok|~n| r�kyzjny pnon Wanita Usia Subur

Jika penelitian menggunakan pendekatan Retrospektif, maka populasinya adalah:

Semua Wanita Usia Subur yang mengalami obesitas (Kelompok studi)

Sedang kelompok kontrolnya adalah: semua WUS yang tidak mengalami obesitas

Got it?

�� NKFIAK KCLIA�ICOK BLBG LKNB� �

a) OBSERVASIONAL

Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi,

tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti

b) EKSPERIMENTAL

Penelitian ekperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi pada

variabel sebab yang akan diteliti. Gunanya untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari

pemberian intervensi tersebut.

Desain Esperimental dibagai tiga:

1. Pra Eksperimental

2. Quasy Experiment

3. True Experiment

c) KUASI-EKSPERIMENTAL

Ini merupakan bagian dari desain eksperimental. Design Quasy Experiment adalah

penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan

kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi

Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil

Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol

Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol

tidak dilakukan intervensi penyuluhan

Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok

kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai

I�OHIAK�ICLBJ

Ada tindakan

Syarat : mempelajari efek intervensi

FBEBK�BCB NICEBC NIOBKC BCBJKLK� BLBG NIO�AKHLK� �

Syarat : ada perbandingan

Penelitian analitik itu harus menyertakan perbandingan antara dua variabel atau

lebih. Penelitian ini berdasarkan pada kekuatan hubungan dalam suatu

permasalahan. Misalnya nih perbandingan kesehatan mahasiswa yang merokok

dengan mahasiswa yang tidak merokok.

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

Page 52: misc 2011 17.2

������/�8 "�� ���� ���� ���� � ." -

5

�� ¡¢� £ ¤¥£¦£  ¢£ ¥§¨£. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang

ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang

terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

©ª«ª¬­®¬ ¯®°±²³ ³´µ´°

Keterangan :

• Faktor resiko hal yang dapat menimbulkan atau meningkatkan terjadinya suatu

penyakit. Misal : merokok merupakan faktor resiko PPOK, jadi sebelum menderita PPOK,

pasien merokok dulu

• Faktor prognostik adalah faktor yang mempengaruhi outcome suatu penyakit. Jadi

gini, penyakitnya sudah diderita oleh pasien, tapi jika terkena faktor prognostik bisa

memperparah. Misal pasien hepatitis yang mengkonsumsi narkoba dan alkohol. Sedangkan

outcome itu ada sembuh atau perbaikan, kematian atau keburukan.

Munculnya beberapa FAKTOR menimbulkan EFEK

Sehingga menggunakan ¶·¸ n p t n

• °®µªµ °²¬±³²¹

Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari

dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau

status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya

atau terjadinya pada waktu yang lalu.

Study º»¸· ºontr¼½ ¾ ni didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga

memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg

menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang

tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah

diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

• °²©²³±

Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok

penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang

diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar

dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.

¿·À·½¾t¾»n Á¼Âort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah

diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

• °²©²³± ©´µ±²³´°®

³®¬º®¬­ «®¬­ª¬ ¿Ã¬Ã¹´±´®¬ Ä Å

/ 8 " �ÆÆ ���� �Ç��� �ÈÉ ��� ��ÆÆ Ê�ËËÇÇÉ." - ÌÆÍÇ�� Î�Í

5

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang

ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang

terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

°²Ä°®ªµ®Ä¿³²­¬²µ±´° Åì­®¬ ïð

Keterangan :

Faktor resiko hal yang dapat menimbulkan atau meningkatkan terjadinya suatu

penyakit. Misal : merokok merupakan faktor resiko PPOK, jadi sebelum menderita PPOK,

pasien merokok dulu

Faktor prognostik adalah faktor yang mempengaruhi outcome suatu penyakit. Jadi

gini, penyakitnya sudah diderita oleh pasien, tapi jika terkena faktor prognostik bisa

memperparah. Misal pasien hepatitis yang mengkonsumsi narkoba dan alkohol. Sedangkan

outcome itu ada sembuh atau perbaikan, kematian atau keburukan.

Munculnya beberapa FAKTOR menimbulkan EFEK

Sehingga menggunakan ¸»¾n p·À·½¾t¾»n Ï

Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari

dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau

status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya

atau terjadinya pada waktu yang lalu.

Study ontr ni didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga

memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg

menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang

tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah

diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok

penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang

diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar

dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.

t n ort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah

diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

®¹

Åõ®´¬ ¿Ã¬Ã¹´±´®¬

/ 8 " ." - Í��É

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang

ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang

terjadi, atau tentang kecenderungan yang sedang berlangsung.

°

Keterangan :

Faktor resiko hal yang dapat menimbulkan atau meningkatkan terjadinya suatu

penyakit. Misal : merokok merupakan faktor resiko PPOK, jadi sebelum menderita PPOK,

pasien merokok dulu

Faktor prognostik adalah faktor yang mempengaruhi outcome suatu penyakit. Jadi

gini, penyakitnya sudah diderita oleh pasien, tapi jika terkena faktor prognostik bisa

memperparah. Misal pasien hepatitis yang mengkonsumsi narkoba dan alkohol. Sedangkan

outcome itu ada sembuh atau perbaikan, kematian atau keburukan.

Munculnya beberapa FAKTOR menimbulkan EFEK

Sehingga menggunakan n p t n

Adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari

dengan menggunakan pandekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau

status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko diidentifikasi adanya

atau terjadinya pada waktu yang lalu.

Study ontr ni didasarkan pada kejadian penyakit yang sudah ada sehingga

memungkinkan untuk menganalisa dua kelompok tertentu yakni kelompok kasus yangg

menderita penyakit atau terkena akibat yang diteliti, dibandingkan dengan kelompok yang

tidak menderita atau tidak terkena akibat. Intinya penelitian case control ini adalah

diketahui penyakitnya kemudian ditelusuri penyebabnya.

Adalah penelitian observasional analitik yang didasarkan pada pengamatan sekelompok

penduduk tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kelompok penduduk yang

diamati merupakan kelompok penduduk dengan 2 kategori tertentu yakni yang terpapar

dan atau yang tidak terpapar terhadap faktor yang dicurigai sebagai faktor penyebab.

t n ort adalah kebalikan dari case control. faktor resiko (penyebab) telah

diketahui terus diamati secar terus menerus akibat yang akan ditimbulkannya.

Page 53: misc 2011 17.2

ÑÒÓÔÕÖ/×8 "ØÔ ÙÔÚÓ ÛÔÓÜ ÛÝÞß Ò ." -

5

àáâ ãäãåãæ áãçã åãâá äãèâ éê ort r rosp t

çëáìèìí îãïíì, äëðãâá ñë 3,

çëáëåâíâ çãðã äëñãá äãá ïòæ

çëáóâáóãíáôã.

õãäâ çâðãå ðëïãèãáó âáâ ãäã 2 , 1

öã ñãèì, ôãáó 1 ãäã èëðâïò ï

èëðâïò ôãáó (-) çãìñìá ôãáó (+) .

÷ø÷ùúûúüý÷øþøÿ��úü ��

1. öãèã ôó íëñãí ìíï çëá &

2. �ëáóìïìèãá �ãèâ�ëå ñëáíâá

3. �âãð ñëáóìïìèãá åë�âæ ðëä

÷øþø�ú�úü ���ø�û��ø

1. ãæãå äãá íâäãï ë�âðâë

2. �âäãï �ò�òï ìíï ïãðìð

3. �ëèóãáóóì �òá�òìáäâ

4. �ëèåì íëðí ôãáó ðëáðâí

öòá�òìáäâáó�

�úü�úü� ÿúü�ùü �øüøþ�û�úü ý �

/ 8 " Ò�� ÙÔÚÓ ß�ÒÓÞ Ò�� ÙÔÚ ÛÝ�� �Ú�����." - ����ÓÞ �Ú�

5

ê�ort r��rosp�ét !" #ë�ëåìçáôã íãäâ ïãá ð

, ëáëåâíâãá ãäã 3, äâãáíãèãáôã ãäãåãæ ïòæ

æòèí èëíèòðñëïíâ� ôãáó çëáëåâíâ çãðã åãåì ì

.

2 ðãçñëå òèãáó çëèòïòï, 1 ðãçñë íâäãï ã

, 1 ïëíìèìáãá öã ñãèì áãæ áãáíâ ôãáó ãïãá ä

(-) ó (+) �âðã çëáóâäãñ öã ñãèì ãíãì íâäãï.

��ø�û��ø ���û$

1. áóëíãæìâ âáðâäëáðâ & ñëáôë�ã� ôãáó ñòíëá

2. áó �âðã åëáóïãñ ãïìèãí çâð% õìçåãæ èòïòï ñ

3. äâïâí ïèá íâäãï íëèñëáóãèìæ òìí�òçë

ø ���û$

1. ëá

2. ð &ãèãáó

3. âáó �ãèâã�ëå

4. íâ� ìíï çëáëáíìïãá ðì�ôëï ôãáó ' íâäãï ãäã

�øú�ü �øüøþ�û�úü

/ 8 " ." - �ÒÓ�

5(

ort r rosp t ðìäãæ äâ&ëåãðâá ïãåãì

, 3, æòèí ñèòðñëïíâ� ôãáó

ìáíìï çëçñëèçìäãæ

.

2 , 1 ãäã èëðâïò ïëíìèìáãá

, 1 äâíëåâíâ âíì äãèâ �ãïíòè

(-) (+) .

1. & áðâãå

2. ñëèæãèâ

3.

1.

2.

3.

4. ã ñëáôãïâí)

Page 54: misc 2011 17.2

*+,-.//08 "1- 2-3, 4-,5 4678 + ." -

5

RETROSPECTIVE COHORT STUDY

9:;< =>? @ AB=CDEDF?= ?G? ,

HI<J<K@ L?M? NB=CE?A OBOD? question

PQRQSTUVW XQYXZ[\Q]YT

1. Lebih murah

2. Waktu lebih singkat

PQRQ^VUVW _

1. Kualitas pengukuran tidak terkontrol

2. Data kurang lengkap sehingga tidak menjawab research questiom

Misalnya apakah pengaruh olahraga terhadap penyakit CHD, namun faktor sosial ekonomi

juga mempengaruhi.

P`p̀n abacdce fgeort stuhy i

1. Menentukan insidensi dan perjalanan penyakit secara alami

2. Menentukan hubungan waktu terjadinya penyakit dan penyebab (temporal

sequence)

Depresi infark miokard

3. Utk penyakit yang cepat menimbulkan kematian

4. Ingin mendapatkan outcome variabel yang banyak

[QRQP[T [jSkQP \QWQRTYT

1. Semua subyek harus mempunyai risiko menderita

penyakit

Ca cervix Wanita yg belum histerektomi

2. Pilih subyek yang mempunyai insidensi relative lebih tinggi

patah tulang panggul wanita tua

\blmnour̀n prbhcotor pfonqounhcnm_

Lengkap dan akurat dan kalau perlu berulang

rgddow sup p pblmnour̀n outfgab_

Minimalkan drop out: - excluded yg punya rencana pindah

- excluded yg tidak mau kontrol

- catat: alamat lengkap subyek, teman dekat

dokter pribadi dll

XVW]VWt SVWtjW \QWQRTYTVW u v

/ 8 " +ww 2-3, 8x+,7 +yz 2-3 46ww {3||xxz." - }w~x,7 �3~

5

RETROSPECTIVE COHORT STUDY

BEDA nya : pengukuran awal, follow up dan outcome nya sudah terjadi

SYARAT: data lengkap sesuai dengan research question

T�Q ]ZUZXY_

1. Lebih murah

2. Waktu lebih singkat

1. Kualitas pengukuran tidak terkontrol

2. Data kurang lengkap sehingga tidak menjawab research questiom

Misalnya apakah pengaruh olahraga terhadap penyakit CHD, namun faktor sosial ekonomi

juga mempengaruhi.

pn ort stuy

1. Menentukan insidensi dan perjalanan penyakit secara alami

2. Menentukan hubungan waktu terjadinya penyakit dan penyebab (temporal

sequence)

Depresi infark miokard

3. Utk penyakit yang cepat menimbulkan kematian

4. Ingin mendapatkan outcome variabel yang banyak

TVW_

1. Semua subyek harus mempunyai risiko menderita

penyakit

Ca cervix Wanita yg belum histerektomi

2. Pilih subyek yang mempunyai insidensi relative lebih tinggi

patah tulang panggul wanita tua

urn pr tor onoun n

Lengkap dan akurat dan kalau perlu berulang

ow up p urn out

Minimalkan drop out: - excluded yg punya rencana pindah

- excluded yg tidak mau kontrol

- catat: alamat lengkap subyek, teman dekat

dokter pribadi dll

vQ[VTW \QWQRTYTVW

/ 8 " ." - ~+,z

5�

RETROSPECTIVE COHORT STUDY

BEDA nya : pengukuran awal, follow up dan outcome nya sudah terjadi

SYARAT: data lengkap sesuai dengan research question

1. Lebih murah

2. Waktu lebih singkat

1. Kualitas pengukuran tidak terkontrol

2. Data kurang lengkap sehingga tidak menjawab research questiom

Misalnya apakah pengaruh olahraga terhadap penyakit CHD, namun faktor sosial ekonomi

juga mempengaruhi.

pn ort stuy

1. Menentukan insidensi dan perjalanan penyakit secara alami

2. Menentukan hubungan waktu terjadinya penyakit dan penyebab (temporal

sequence)

Depresi infark miokard

3. Utk penyakit yang cepat menimbulkan kematian

4. Ingin mendapatkan outcome variabel yang banyak

1. Semua subyek harus mempunyai risiko menderita

penyakit

Ca cervix Wanita yg belum histerektomi

2. Pilih subyek yang mempunyai insidensi relative lebih tinggi

patah tulang panggul wanita tua

urn pr tor onoun n

Lengkap dan akurat dan kalau perlu berulang

ow up p urn out

Minimalkan drop out: - excluded yg punya rencana pindah

- excluded yg tidak mau kontrol

- catat: alamat lengkap subyek, teman dekat

dokter pribadi dll

Page 55: misc 2011 17.2

������/�8 "�� ���� ���� ���� � ." -

5

- ������� �

������ur�n out� ¡�¢

1. £¤�¥¦¤�§ ¨�¥©¨ª¦ ¥¦¤� /

2. «¬��­���

®¯®°±²±² p�³� ´µ¶µ·¸ ²¸

1. ¹¦�º¤�»¥�¼ ½

2. ¾�§¬�¥�º ½ ������§� § VE RISK / RISIKO

RELATIVE / RR

´®²¿À´µ¯¸·µ° ²¸ÁÂÃ

• Selection of Cases, Control, Bias

• Exposure, Matching,

• Overmatching

±�tr ³u�tÄon

Case control study adalah desain penelitian p yang berisi studi populasi grup

yang keduanya mempunyai atau tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu atau

outcome.

Retrospective study

®³Å�nt���Æ

Statistiknya lebih efisien jika

outcomenya jarang/ sedikit

Lebih cepat jika hasilnya

tertunda

Biaya murah

nt

Enhanced potential for sample

distortion

Exposure ascertainment more

prone to error and bias

²�Ç��tÄon  È ´�Æ�Æ

Usually based on outcome :

Incident outcomes

Prevalent outcomes

²�Ç��tÄon  È ´ontr Çs

·®¯´®¯É Ê®¯ÉÁ¯ �¿¯¿°±¸±®¯ Ë Â

/ 8 " �ÌÌ ���� �Í��� �ÎÏ ��� ��ÌÌ Ð�ÑÑÍÍÏ." - ÒÌÓÍ�� Ô�Ó

5

- hubungi secara periodik

urn out

1. Kriteria outcome terstandarisasi/ ditentukan dg jelas

2. Blinding

p ¸ÁÂâ

1. Deskriptif : rerata proporsi

2. Analitik : hubungan antara prediktor dan outcome RELATIVE RISK / RISIKO

RELATIVE / RR

Selection of Cases, Control, Bias

Exposure, Matching,

Overmatching

tr uton

Case control study adalah desain penelitian �pij�¡Ä Ç �Ä yang berisi studi populasi grup

yang keduanya mempunyai atau tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu atau

outcome.

Retrospective study

nt

Statistiknya lebih efisien jika

outcomenya jarang/ sedikit

Lebih cepat jika hasilnya

tertunda

Biaya murah

ÂÄÆ�³Å�nt���Æ

Enhanced potential for sample

distortion

Exposure ascertainment more

prone to error and bias

ton

Usually based on outcome :

Incident outcomes

Prevalent outcomes

ton ontr s

¿²®±¯ �¿¯¿°±¸±®¯

/ 8 " ." - Ó��Ï

- hubungi secara periodik

urn out

1. Kriteria outcome terstandarisasi/ ditentukan dg jelas

2. Blinding

p

1. Deskriptif : rerata proporsi

2. Analitik : hubungan antara prediktor dan outcome RELATIVE RISK / RISIKO

RELATIVE / RR

Selection of Cases, Control, Bias

Exposure, Matching,

Overmatching

tr uton

Case control study adalah desain penelitian p yang berisi studi populasi grup

yang keduanya mempunyai atau tidak mempunyai masalah kesehatan tertentu atau

outcome.

Retrospective study

nt

Statistiknya lebih efisien jika

outcomenya jarang/ sedikit

Lebih cepat jika hasilnya

tertunda

Biaya murah

nt

Enhanced potential for sample

distortion

Exposure ascertainment more

prone to error and bias

ton

Usually based on outcome :

Incident outcomes

Prevalent outcomes

ton ontr s

Page 56: misc 2011 17.2

Ö×ØÙÚÛ/Ü8 "ÝÙ ÞÙßØ àÙØá àâãä × ." -

5

åæçèéê ëì íìéìîïìê ðîîçñê

çèïîçòì

óðô ëì ëìïïìñ ïç îæççíì íè , ,

îðõðëéì çö ê÷íïçñï÷øù ïæì íïèê

úxposurû

üæì õñ÷òðñô ìýõçíèñì çö ÷øï ,

þììê ë÷çéçù÷î òçêìé öçñ æçÿ

�çíì, êèñðï÷çø, ðøê õìñ÷çê ç

�������ú����� ���� PENELITIAN POTONG LINTANG )

�õð òð�íèê êðñ÷ ùðòëðñ ê÷ ..

yo �û�ûû� �û��n��t ��� �û��n t oron op

�ú�ú���� �������ú����

�ìøùè�èñðø õðêð 1 �

üðøõð öçééçÿ-èõ

�÷íïñ÷ëèí÷ �ðñ÷ðëìé

�èëèøùðø íìëðë ð�÷ë

�çøïçæ�

�ñì�ðéìøí÷ êìõñìí÷ õðêð õìø

êìõñìí÷ íìëðùð÷ õìøôìëðë ÷ø

����� ����� �ú�ú���� � �ú�

/ 8 " × ÞÙßØ ä!×Øã ×"# ÞÙß àâ $ß%%!!#." - & '!Øã (ß'

5

ê÷øù ïç õñìêìïìñò÷øìê îñ÷ïìñ÷ð ïç ìøíèñì

èë)ìîï ÿ÷ïæ í÷ò÷éðñ ñìöìññðé, íèñ�ì÷ééðøîì,

êô íðòõéì

xposur

ïìñìíï ÷í õñ÷çñ ìýõçíèñì, øçï îçøïìòõçñðøì

ÿ ìýõçíèñì îðèíìí çèïîçòì

, , çö ìýõçíèñì íæçèéê ëì íõìî÷ö÷ìê ðæìðê çö ï÷ò

* PENELITIAN POTONG LINTANG )

ðïðí+ ,÷ðñ øùùð� øùðøïè� �ðé÷ ôìì..æìæìæì

yo n t �n��t ���ú- .oron� �op// 0

��

1 �ìíìòõðïðø

-

ëðï + éìòðæ

øêìñ÷ïð ÷øöðñ� ò÷ç�ðñê

øöðñ� ò÷ç�ðñê +

��� �ú�ú����

/ 8 " ." - ''×Ø#

51

ì ïæì ðëíìøîì çö

, , ðøê çïæìñ öðîïçñí

xposur

, çèí çøì

, , òì

PENELITIAN POTONG LINTANG )

..

yo n t n t oron op

1

-

Page 57: misc 2011 17.2

234567/88 "95 :5;4 <54= <>?@ 3 ." -

55

ABCDEF GHIFDEJ KLMDNDH OLBP

QRSTUVUSWS QRSRXAYAWS -

1. QLEGDKDZD[DB/ ELKLDE\[ questions

2. Populasi target, kriteria sampel, bagaimana mendapatkan

3. Variabel yang akan diteliti, cara pengukuran

]^]_`a`a bc^c_`d`]^ efg

Statistik deskriptiv :

1. Prevalensi

2. Mean/rerata

3. Proporsi

]h brijklimno p

Contoh prevalensi:

1. Prevalensi Ca. prostat

Jumlah yang berisiko = ?

2. Mencari prevalensi penderita AIDS

Jumlah yang berisiko = ?

qh rikn p sisktk

eh broporno p tisuknvonwkn

30 % dari perokok menderita hipertensi

10 % dari bukan perokok menderita hipertensi

ad]d`ad`x ]^]_`d`x

Perbedaan : Uji-T. Chi-square, Regresi, korelasi dll.

xcy^dy^z]^ {]^ xc_cr

Keuntungan:

- cepat, hasil langsung didapat

- murah

- tanpa drop-out/ lost of follow-up

- cocok utk hubungan kausal berantai

- tahap penelitian cohort, ekperimental

f]^e]^z q]^zy^ bc^c_`d`]^ | {ca

/ 8 " 3}} :5;4 @~34? 3�� :5; <>}} �;��~~�." - �}�~4? �;�

55

Infark miokard sebagai penyebab depresi ?

PENYUSUNAN PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

1. Permasalahan/ research questions

2. Populasi target, kriteria sampel, bagaimana mendapatkan

3. Variabel yang akan diteliti, cara pengukuran

gaa�aced`g^]_

Statistik deskriptiv :

1. Prevalensi

2. Mean/rerata

3. Proporsi

r

Contoh prevalensi:

1. Prevalensi Ca. prostat

Jumlah yang berisiko = ?

2. Mencari prevalensi penderita AIDS

Jumlah yang berisiko = ?

n t

ropor n n n

30 % dari perokok menderita hipertensi

10 % dari bukan perokok menderita hipertensi

Perbedaan : Uji-T. Chi-square, Regresi, korelasi dll.

r]�]^ bc^c_`d`]^ efgaa�aced`g^]_

Keuntungan:

- cepat, hasil langsung didapat

- murah

- tanpa drop-out/ lost of follow-up

- cocok utk hubungan kausal berantai

- tahap penelitian cohort, ekperimental

a]`^ bc^c_`d`]^

/ 8 " ." - ��34�

55

Infark miokard sebagai penyebab depresi ?

PENYUSUNAN PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

1. Permasalahan/ research questions

2. Populasi target, kriteria sampel, bagaimana mendapatkan

3. Variabel yang akan diteliti, cara pengukuran

Statistik deskriptiv :

1. Prevalensi

2. Mean/rerata

3. Proporsi

r

Contoh prevalensi:

1. Prevalensi Ca. prostat

Jumlah yang berisiko = ?

2. Mencari prevalensi penderita AIDS

Jumlah yang berisiko = ?

n t

ropor n n n

30 % dari perokok menderita hipertensi

10 % dari bukan perokok menderita hipertensi

Perbedaan : Uji-T. Chi-square, Regresi, korelasi dll.

Keuntungan:

- cepat, hasil langsung didapat

- murah

- tanpa drop-out/ lost of follow-up

- cocok utk hubungan kausal berantai

- tahap penelitian cohort, ekperimental

Page 58: misc 2011 17.2

������/�8 "�� ���� ���� ���� � ." -

56

����������

- �� ��¡�� ¢� � -�£¤ �¥ ¥¤¦

- ¥¤¦�£ §¨�£¥¤¢ §��©�£¤¥

ª«¬­«¬® ¯«¬®°¬ ±²¬²³´µ´«¬ ¶ ·²¸

/ 8 " �¹¹ ���� �º��� �»¼ ��� ��¹¹ ½�¾¾ºº¼." - ¿¹Àº�� Á�À

56

- - ¦�£ ¦�§�¥ ¦¤¥��¥�£��

- ©��¡ Â�¨��¡

¸«´¬ ±²¬²³´µ´«¬

/ 8 " ." - ÀÀ��¼

56

- -

-