mioma uteri dengan abortus

51
REFRAT DAN PRESENTASI KASUS MIOMA UTERI DENGAN ABORTUS Disusun oleh : Yopi Firdhani Hanum 98 31 0157 Dokter Pembimbing : Dr. Tri Turnianti Hastuti, SpOG.

Upload: fetty-theralisa

Post on 22-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

Mioma Uteri Dengan Abortus

TRANSCRIPT

Page 1: Mioma Uteri Dengan Abortus

REFRAT DAN PRESENTASI KASUS

MIOMA UTERI DENGAN

ABORTUS

Disusun oleh :

Yopi Firdhani Hanum

98 31 0157

Dokter Pembimbing :

Dr. Tri Turnianti Hastuti, SpOG.

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD PURWOREJO

Page 2: Mioma Uteri Dengan Abortus

2005

LEMBAR PENGESAHAN

REFRAT DAN PRESENTASI KASUS

ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

“Hubungan mioma uteri dengan kejadian abortus”

Disusun Oleh :

Yopi firdhani hanum

98310157

Telah dipresentasikan dan disahkan pada tanggal:

Februari 2005

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

Dr. Tri Turnianti Hastuti, SpOG

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD PURWOREJO

Page 3: Mioma Uteri Dengan Abortus

2005

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil ‘alamin.

Puji syukur pertama-tama penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Refrat

dan Presentasi Kasus yang berjudul “HUBUNGAN MIOMA UTERI DENGAN

KEJADIAN ABORTUS ini.

Penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada dokter

pembimbing ,dalam hal ini Dr. Tri Turnianti Hastuti, SpOG yang telah

memberikan dorongan dan semangat kepada penulis dalam penulisan Refrat dan

Presentasi Kasus ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya

kepada kedua orang tua, untuk semua do’a, semangat dan dukungan lain yang selalu

diberikan kepada penulis selama ini.

Penulis sadar, bahwa penulisan ini masih sangat jauh dari sempurna, masih

banyak kelemahan dan kekurangannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran

dan kritikan yang bersifat membangun sehingga dapat menambah wawasan penulis

dalam melakukan penulisan-penulisan berikutnya.

Penulis berharap Refrat dan Presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin Ya Robbal ‘aalamin

Purworejo, Februari 2005

Penulis

Page 4: Mioma Uteri Dengan Abortus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia masih menjadi negara dengan angka kematian ibu hamil tertinggi

di Asia Tenggara, yakni 373 per 100.000 kelahiran. Jumlah ini sangat tinggi

dibandingkan dengan negara-negara Asean lainnya. Penyebab terbesar kematian

ibu hamil adalah perdarahan, sebesar 46 % ( Detik.com, 2004 ). Dalam penulisan

ini, penulis akan membahas tentang hubungan mioma uteri dengan timbulnya

kejadian abortus, dalam kasus yang ditemui oleh penulis adalah abortus

inkomplitus.

Trias komplikasi abortus adalah perdarahan, kerusakan alat genitalia,

infeksi yang berakhir dengan infertilitas. Pada abortus yang terjadi pada

kehamilan sebelum minggu ke sepuluh, janin dan plasenta biasanya keluar

bersama-sama, tetapi bila terjadi pada kehamilan yang lebih tua, janin dan

plasenta akan keluar secara terpisah. Bila plasenta, seluruhnya atau sebagian

tertinggal dalam uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang

merupakan tanda utama abortus inkomplit.

Abortus tidak lengkap merupakan suatu keadaan yang penuh bahaya dan

harus ditangani dengan hati-hati karena akan mengakibatkan sepsis. Pasien

membutuhkan perawatan di rumah sakit, analgetik dan sangat mugkin resusitasi.

Perdarahan pada abortus inkomplit dapat banyak sekali dan perdarahan

tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan dengan tindakan

kuretase.

Novak (1975) dalam tulisannya memaparkan bahwa mioma memudahkan

terjadinya perdarahan dan abortus. Mioma uteri merupakan tumor jinak uterus

yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat dari uterus. Mioma uteri ini juga

sering berperan dalam terjadinya perdarahan yaitu perdarahan yang bersifat

Page 5: Mioma Uteri Dengan Abortus

menoraghia atau metroragia dan leukorea. Salah satu dari gejala dan tanda

mioma uteri menurut Sarwono (2000) adalah perdarahan yang tidak normal,

perdarahan umumnya berlebihan. Mekanisme perdarahan itu sendiri secara jelas

belum diketahui, diduga beberapa factor memegang peranan penting seperti

meluasnya permukaan endometrium dan gangguan kontaktibilitas miometrium.

B. Tujuan penulisan

1. Agar penulis dan pembaca dapat lebih memahami definisi,

patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan pada abortus inkomplitus

dan mioma uteri.

2. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui hubungan antara

kejadian timbulnya abortus dengan mioma uteri.

Page 6: Mioma Uteri Dengan Abortus

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus

(Wiknjosastro, 2000).

Abortus inkomplit adalah keguguran bersisa, hanya sebgian dari hasil

konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta

( Mochtar, 1998).

Abortus inkomplit adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai

viabilitas (usia kehamilan 22 minggu ) dengan sebagian hasil konsepsi telah

keluar dari cavum uteri, masih ada yang tertinggal ( Supriyadi, dkk, 1994).

Yang dimaksud dengan mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari

otot polos dan jaringan ikat dari uterus. Beberapa istilah lain yang sering

digunakan adalah : leimioma uteri, fibromioma uteri, leimiomata, atau uterine

fibroid (Medical-library.org, 2004)

B. Frekuensi

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena kasus abortus banyak yang

tidak dilaporkan kecuali jika ada komplikasi. Selain itu juga karena sebgian

abortus spontan kadang hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga

Page 7: Mioma Uteri Dengan Abortus

pertolongan medikasi dinilai tidak diperlukan dan keadaan ini dianggap sebagai

haid yang terlambat saja (Wiknjosastro, 1994)

Mioma uteri merupakan tumor genital wanita yang sering dijumpai. Mioma

uteri terjadi kurang lebih 20-30% pada wanita usia reproduktif, dan lebih banyak

dijumpai pada nulipara. Bila dibandingkan antara wanita kulit hitam dengan

wanita kulit putih, maka mioma uteri lebih banyak dijumpai pada wanita kulit

hitam, terutama pada usia 3—45 tahun. Wanita kulit hitam memilik resiko tiga

kali lebih besar untuk menderita mioma uteri. Mioma ini jarang terjadi pada usia

kurang dari 18 tahun dan jarang juga terjadi pada wanita post menopuouse

(Medical-library.org, 2004)

C. Etiologi

Lebih dari 80 % abortus terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan dan

angka tersebut menurun secara cepat.. Mekanisme pasti yang bertanggung jawab

atas peristiwa abortus tidak nampak jelas, tetapi dalam beberapa bulan

kehamilan, ekspulsi ovum yang terjadi spontan hampir selalu didahului oleh

kematian embrio atau janin dengan alasan tersebut, pertimbangan menentukan

etiologi abortus dini harus melibatkan kepastian mengenai penyabab kematian

janin dalam beberapa bulan kehamilan berikutnya, sering ditemukan sebelum

ekspulsi masih hidup dalam uterus. (Cunningham, dkk, 1995)

Sebab yang sebenarnya dari mioma uteri sampai sekarang masih belum

diketahui. Ada beberapa pendapat bahwa mioma uteri akan bertambah besar bila

Page 8: Mioma Uteri Dengan Abortus

mendapat terapi estrogen, misalnya pada penggunaan kontasepsi oral atau pada

kehamilan. (womanshealthabout.com, 2004).

Diperkirakan ada 3 hal yang menyebabkan terjadinya mioma uteri ini.

Pertama adalah yang disebut Cell Nest atau teori genitoblast adalah stimulasi

hormon estrogen. Karena rangsangan yang kuat dari hormone estrogen, sel yang

belum dewasa terpaksa tumbuh kembang sehingga terjadi pertumbuhan yang

abnormal. Kedua adalah hiperestrogen dimana pada wanita tertentu kadar

estrogen melebihi batas normal, sehingga akan memacu sel-sel miometrium

untuk berkembang dan tumbuh lebih cepat. Selain itu hiperestrogen bias

disebabkan karena adanya paparan (eksogen ) maupun karena jumlah sel yang

meningkat (endogen). Disini yang paling sensitif terhadap estrogen adalah otot

miometrium. Ketiga adalah reseptor estrogen yang berlebih, sehingga akan

menyerap estrogen yang lebih banyak pada daerah tersebut.

Teori lain yang masih perlu penelitian lebih lanjut adalah hormone

pertumbuhan (GH) dan prolaktin (PRL). Hormon pertumbuhan ini meningkat

pada pemberian estrogen dan juga pada kehamilan, serta mempunyai pengaruh

eritropoetik dan menimbulkan polisitemia (Sastrawinata, 1973).

D. Patologi

Pada permulaan proses abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis

yang kemudian diikuti oleh nekrose jaringan sekitarnya. Hal terseut

menyebebkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga

merupakan benda asing. Dalam uterus keadaan ini menyebabkan uterus

Page 9: Mioma Uteri Dengan Abortus

berkontraksi dan serviks membuka untuk mengeluarkan isinya. Sebelum minggu

ke sepuluh, hasil konsepsi biasanya akan dikeluarkan lengkap. Hal ini disebebkan

karena villi chorialis belum membenamkan diri dengan erat ke dalam desidua,

hingga hasil konsepsi mudah lepas. Tetapi jika abortus terjadi setelah minggu ke

sepuluh biasanya hanya dikeluarkan sebagian karena villi chorialis sudah

tertanam erat pada desidua (Sastrawinata, 1982).

Mioma uteri dapat tumbuh pada korpus uteri maupun pada servik uteri,

namun lokasi pada korpus lebih sering dijumpai. Mioma uteri tumbuh di dalam

daerah lapisan otot rahim, dikenal sebagai mioma intramural. Ada kemungkinan

tumor tumbuh kea rah rongga uterus, dikenal sebagai mioma submukosa.

Kemungkinan lain tumor tumbuh kea rah luar dinding rahim, menonjol pada

permukaan rahim dikenal sebagai mioma subserosa.

Mioma intramural

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil dalam jaringan otot,

rahim, lambat laun tumbuh menjadi tumor bear. Karena pertumbuhan tumor.

Jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang

mengelilingi tumor (womanshealthabout.com, 2004). Bila di dinding rahim

banyak dijumpai mioma, maka uterus akan menekan dan mendorong kandung

kencing ke atas, sehingga menimbulkan keluhan miksi. Mioma intramural

menyebabkan uterus membesar selama mioma ini terus tumbuh. Meskipun

jarang, mioma intramural dapat mengalami infeksi, yakni pada masa puerperium

dan bersamaan dengan proses endometriosis.

Mioma submukosa

Page 10: Mioma Uteri Dengan Abortus

Mioma yang tumbuh di bawah endometrium dikenal sebagai mioma

submukosa. Jenis tumor ini sering menimbulkan keluhan gangguan perdarahan.

Mioma jenis ini meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan

perdarahan, tetapi mioma jenis ini walaupun kecil sering memberikan keluhan

gangguan perdarahan (womanshealthabaout.com, 2004). Mioma submukosa

pandenkulata adalah jenis mioma submukukosa yang mempunyai tangkai, tumor

ini dapat keluar dari rongga rahim ke bagina. Dikenal dengan mioma geburt atau

mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada

beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan septic karena proses

dilates, tumor akan tampak seperti keganasn karena perdarahan dan perubahan

degenerasi.

Mioma subserosa

Jenis tumor ini tumbuh kearah luar dinding rahim, sehingga tumor

menonjol pada permukaan rahim. Kadar tumor bertangkai dan walaupun jaran

tumor dapat terpututs hubungannya dengan uterus, disebabkan tangkai tumor

mengalami trombosis atau neksosis, sehingga tangkai tumor terputus. Tumor ini

akan mendapat makanan dari jaringan yang ditempeli biasanya omentum atau

ligamentum. Tumor ini dalam perjalanannya dapat merubah jalannya ureter dan

pembuluh darah dalam rongga panggul sehingga menyulitkan operasi. (Sarwono,

2000).

Gambaran Mikroskopis

Pada pembelahan jaringan moma tampak lebih putih dari jaringan

sekitarnya. Pada pemeriksaan secara mikroskopis dijumpai sel-sel otot polos

Page 11: Mioma Uteri Dengan Abortus

panjang yang membentuk bangunan yang khas sebagai whorl like pattern atau

seperti konde, inti sel juga panjang dan bercampur dengan jaringan ikat

(Sarwono, 2000).

Pada pemotongan transversal, sel berbentuk polyhedral dengan sitoplasma

yang mengelilinginya, pada pemotongan longitudinal inti sel memanjang, dan

ditemukan adanya mast cell diantara serbut miometrium, sering diinterpretasikan

sebagai sel tumor atau sel raksasa (giant cell).

E. Manifestasi Klinis

Gejala yang didapati pada abortus inkomplitus antara lain adalah amenorea,

sakit perut dan perut mule-mules, perdarayan yang terjadi bias sedikit atau

banyak ataupun sedikit, biasanya berupa stolsel (darah beku). Setelah terjadi

perdarahan dan pembukaan serviks, kantong kehamilan menonjol keluar dan

yang terjadi melepaskan konseptus dari tempat implantasinya dan keluar melalui

ostium uteri.

Keadaan yang sering terjadi adalah setelah ketuban menonjol lalu pecah

diikuti oleh keluarnya fetus. Plasenta sebagian atau seluruhnya tertahan. Inilah

yang menyebabkan perdarahan berlangsung terus karena sisa konseptus yang

tertahan mencegah uterus berkontraksi dengn baik sehingga masih terdapat

pembuluh darah yang belum menutup. Jika yang tersisa sedikit akan terjadi

pelepasan perlahan-lahan. Sisa yang semakin besar akan menimbulkan perdaraha

yang dapa berlangsung sehari-hari malahan bias berbulan-bulan.

Page 12: Mioma Uteri Dengan Abortus

Pada pemeriksaan dalam (VT) untuk abortusr yang baru saja terjadi di

dapati serviks membuka atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih

kecil dari yang seharusnya (Mochtar, 1998).

Gejala mioma uteri adalah :

1. Benjolan pada perut bagian bawah, keadaan ini dirasa oleh penderita

sebagai perut bagian bawah yang membesar dan pada pemeriksaan

bimanual dijumpai benjolan di bagian bawah perut dan terletak ditengah

(Novak, 1975).

2. Perdarahan yang tidak normal.

3. perdarahan yang terjadi umumnya berlebihan, mekanisme perdarahan

secara jelas belum diketahui, diduga beberapa factor memegang peranan

penting seperti : meluasnya permukaan endometrium dan gangguan

kontrakbilitas miometrium (Sarwono, 2000). Banyaknya perdarahan yang

terjadi pada mioma dipengaruhi oleh vaskularisasi yang ada.

Vaskularisasi ini tergantung dari besar mioma dan usia penderita. Tumor

yang kecil, vaskularisasinya sedikit, demikian pula pada usia lanjut

mempunyai vaskularisasi yan lebih sedikit. Mioma submukosa,

perdarahan yang bersifat metroragia dapat disebabkan oleh hiperplasi

endometrium dan adenokarsinoma endometrium.

Page 13: Mioma Uteri Dengan Abortus

4. Nyeri.

Menurut Novak, (1975) nyeri pada mioma uteri dapat terjadi pada :

o Mioma uteri terutama yang terletak di serviks dan

menimbulkan penyempitan saluran serviks.

o Mioma submukosa pendunkulata yang sedang dikeluarkan

dari rongga rahim.

o Mioma uteri yang disertai penyakit adneks seperti radang

dari adneks, tuba maupun ovarium.

o Mioma uteri yang mengalami degenerasi merah atau

putaran tungkai.

Pada mioma uteri tidak jarang dijumpai adanya dismenore. Dismenore

merupakan keluhan yang sering dijumpai pada wanita, dapat bersifat

primer yakni sejak menarche dan tidak ada kelainan pada alat kandungan.

Dan dapat bersifat sekunder seperti yang dijumpai pada mioma uteri

(Sastrawinata, 1973). Rasa sakit pada waktu menstruasi pada mioma uteri

disebabkan kontraksi miometrium, permukaan endometrium yangt lebih

luas menimbulkan kenaikan kadar prostaglandin. Mioma uteri yang

berukuran besar dapat menekan tulang panggul dan selanjutnya dapat

menekan syaraf, sehingga menimbulkan rasa sakit di ekstrimitas bawah

dan daerah belakang. Disamping rasa sakit, kadang dijumpai perasaan

yang berat atau perut dirasa turun terutama pada mioma uteri yang besar.

Page 14: Mioma Uteri Dengan Abortus

Rasa nyeri waktu hai yang sudah berlangsung 4-5 tahum mungkim

memberi petunjuk adanya pertumbuhan mioma uteri

5. Tanda penekanan.

Tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi mima. Tekanan dapat

mengenai kandung kencing menimbulkan gangguan kencing berupa sakit

pada waktu kencingt maupn kencing yang berulang-ulang.

Mioma uteri prasiter dapat menekan usus dan menimbulkan seumbatan

jalan pencernaan

F. Pengaruh Mioma Uteri Pada Kehamilan dan Persalinan

pengaruh mioma uteri pada kehamilan dan persalinan menurut Novak

(1975) dan Sastrawinata (2000).

1) Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hail terutama pada mioma uteri

submukosa

2) Kemungkinan terjadi abortus bertambah.

3) Kelainan letak janin di dalam tahim terutama pada mioma yang besar dan

letaknya subserora.

4) Menghalangi jalan lahir, terutama mioma yang letaknya di serviks.

5) Inersia uteri dan atonia uteri, terutam yang letaknya di dalam dinding

uterus

6) Mempersulit lepasnya plasenta

Page 15: Mioma Uteri Dengan Abortus

G. Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri.

1. Tumor akan tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat atrofi dan

edema, teutama pada bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh

hormonal, setelah kehamilan berumur 4 bulan, tumr tidak bertambah

besar lagi

2. Tumor menjadi lunak di dalam kehamilan dan dapat berubah bentuk serta

mudah terjadi gangguam sirkulasi darah di dalam tumor sehingga mudah

terjadi perdarahan dan nekrosis. Terutama ditengah-tengah tumor.

Tumor dapat mengalami degenerasi merah atau degenerasi karnosa.

Keadaan ini menimbulkan rasa nyeri di perut yang disertai dengan gejala

rangsangan peritoneum dan gejala peradangan yang bersifat steril.

Mioma uteri berhubungan dengan infertilitas tergantung dari lokasi tumor dan

besarnya tumor. Mioma submukosa dan mioma intramural yang besar

menimbulkan distorsi dari kabum uteri sehingga mengganggu migrasi sperma,

demikian pula nutrisi endometrium tergangggu, sehingga mengganggu

implantasi. Mioma uteri yang lokasinya di dekat kanalis endoservikalis atau

dekat kornu uteri akan menghalang jalannya sperma. Mioma uteri tidak ada

hubungannya dengan fertilitas, tetapi menimbulkan persoalan selama kehamilan,

dengan terjadinya degenerasi atau putaran tangkai tumor. Banyak penulis

berpendapat bahwa mioma uteri submukosa memudahkan terjadinya abortus.

(Novak, 1975).

Page 16: Mioma Uteri Dengan Abortus

H. Diagnosis.

Untuk menegakkan diagnosa mioma uteri disamping gejala yang

ditemukan, perlu juga dilakukan pemeriksaan bimanual dan bila perlu dengan

bantuan laboratorium, sinar roentgen, histerografi dan histeroskopi. Kadang-

kadang penderita mengeluh adanya benjolan di dalam perut bagian bawah.

(Medical-library.org, 2004).

Pada pemeriksaan bimanual ditemukan adanya tumor dengan konsistensi

yang padat yang berhubungan denganuterus, tumor pada umumnya terletak

ditengah atau agak ke samping tetapi jelas berhubungan dengan uterus, sering

permukaan berbenjol-benjol

Pada pemeriksaan laboratorium sering dijumpai adanya kadar haemoglobin

yang rendah, keadaan ini disebabkan perdarahan yang berlebih dan tidak teratur

pada penderita mioma., Eritrositosis dengan sekunder polisitemia, leukositosis

dan kecepatan enap darah yang tinggi menunjukkan adanya degenerasi yang akut

atau infeksi..

Pada pemeriksaan Rontgen, mioma yang bear akan tampak sebagai masa

yang lunak mengisi rongga panggul, kadang-kadang dijumpai daerah kalsifikasi

(novak, 1975). Mioma submukosa akan tampak pada pemeriksaan histerografi,

dengan pengambilan foto dari lateral, anterior dan oblik, dapat diketahui pangkal

dari tangkai tumor.. Pemeriksaan dengan mikrohistereskopi dapat mendeteksi

kelainan dini pada endometrium seperti pada mioma submukosa yang masih

kecil.

Page 17: Mioma Uteri Dengan Abortus

Menegakkan diagnosa mioma uteri dengan kehamilan biasnya tidak sulit,

walaupun kadang-kadang dapat keliru terutama kehamilan kembar, tumor

ovarium dan uterus didelphys dapat menyesatkan diagnosis.

Menegakkan diagnosa abortus inkomplitus adalah melalui pemeriksaan

vaginal, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cabum uteri

atau kadang-kadang sudah menonjol dari OUE.

I. Differensial Diagnosa

Pada kasus abortus inkomplitus differensial diagnosanya adalah:

Abortus iminens, abortus insipiens, abortus kompletus, missed abortion

(Supriyadi,2004).

Pada kasus mioma uteri differensial diagnosanya adalah :

Kistoma ovarii, pembesaran uterus pada kehamilan, adenomiosis, anomaly

congenital (Medical-library.com, 2004)

J. Komplikasi

Kemungkinan komplikasi pada abortus inkomplitus adalah abortus septic,

syok hipovolemik maupun septik dan anemia (Supriyadi, 2004).

Komplikasi mioma uteri pada kehamilan ialah:

Walaupun belum diketahui secara pasti, mioma uteri ternyata dapat

menimbulkan infertilitas, seperti yang dilaporkan oleh beberapa penulis.

Beberapa penulis juga mengemukakakan bahwa mioma submukosa memudahkan

terjadinya abortus (Womenshealthabout.com, 2004).

Page 18: Mioma Uteri Dengan Abortus

Selama kehamilan trimester satu, mioma akan mengalami pembesaran

karena edema atau hemoragia dan perubahan degenerasi, menimbulkan rasa sakit

dan ketegangan setempat. Dalam persalinan mioma menimbulkan inersia uteri,

malpresentasi atau menghalangi jalannya lahir., Mioma yang kecil atau yang

lokasinya tidak mengganggu jalan lahir, persalinan pada umumnya berjalan

lancar. Setelah persalinan, kemungkinan mioma menimbulkan gangguan

kontraksi dari uterus, sehingga menimbulkan perdarahan.

K. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan untuk abortus inkomplitus adalah:

1. Terapi konservatif.

Apabila abortus inkomplit disertai shok karena perdarahan, segera

hadurs dierikan infuse cairan NaCl fisiolgik cairan RL dan disusul

dengan transfuse darah. (Wiknjosastro, 2000). Setelah shok teratasi sisa

kehamilan yang tertinggal di dalam rahim harus diberkan dengan

melakukan kerokan untuk menghentikan perdarahan. Kerokan harus

dilakukan secara aseptic dibawah pengaruh anesthesia ringan dirumah

sakit dokter. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan

kurang dari 16 minggu, evakasi dapat dilakuan secara digital atau

dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar

melalui serviks. Pertahankan kontaksi uterus jika perdarahan berhenti,

dengan pemberian Ergometrin 0,2 mg i. dan atau misoprostol 400

mikrofram per oral untuk mempertahankan kontraksi uterus.

Page 19: Mioma Uteri Dengan Abortus

Jika kehamilan lebih dari 16 minggu maka diberikan infuse

oksitosin 20 unit dalam 500 ng cairan infuse , jika perlu diberikan

misoprostol 200 mikrogram per vaginam setuao 400mg per oral.

sampai terjadi ekspulsi.

2. Terapi Operatif abortus

A. Pengeluara secara digital

B. Kuretase

Penatalaksanaan terapi mioma uteri pada wanita hamil adalah :

Tindakan ooperasi terhadap uterus akan sangat membahayakan janin.

Pada kehamilan 16 minggu dengan uterus myomatosus, bila ukuran

uterus tidak melebihi kehamilan 6 bulan, kemungkinan tidak mengalami

komplikasi. Bila mioma uteri, terlebih yang berlokasi diserviks

mempunyai ukuran sebesar kehamilan 6 bulan pada umur kehamilan 2

bulan kemungkinan akan terjadi abortus, walaupun pada beberapa kasus

kehamilan dapat berlangsung cukup bulan. Terapi operasi terhadap

mioma uteri dikerjakan 5-6 bulan sesudah melahirkan. Bila involusi dari

uterus dan regresi dari tumor berjalan baik.

Tindakan operatif untuk mioma uteri meliputi:

Dilatase dan kuretase

Miomektomi

Ablasi endometrial atau reseksi

Histerektomi

Pengobatan dengan radiasi.

Page 20: Mioma Uteri Dengan Abortus

Tindakan non operasi untuk mioma uteri meliputi:

Terapi hormonal

Dengan pemberian GnRH analog (lupron, Synarel,

Zoladex), Progestin, Anrogens, Antiprogestins atau

progesterone antagonis. Uterin Artery embolization atau

Uterin Fibroid Embolzation.

Page 21: Mioma Uteri Dengan Abortus

BAB III

PRESENTASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S. M.

Umur : 35 tahun

Alamat : Brunosari 3/3, Bruno, Purworejo

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Tgl masuk RS : 14 Desember 2004, jam 23.53 WIB

Tgl keluar RS : 17 Desember 2004

No RM : 764082

Cara keluar : Diijinkan Pulang

B. ANAMNESA

- Keluhan Utama : perdarahan per vaginam

- Keluhan Tambahan : perut sakit, mules, ada benjolan di perut bagian bawah

- Riwayat Penyakit sekarang :

Seorang pasien P4A2 dengan riwayat amenore ± 10 minggu, masuk melalui

IGD dengan rujukan dari bidan, karena mengalami perdarahan pervaginam

sejak jam 19.00, darah keluar dari jalan lahir segar, disertai keluarnya

“mrongkol-mrongkol “ berwarna merah kehitaman, berbau amis. Pasien

mengeluh perut terasa sakit dan mules. Pasien mengeluh ada benjolan pada

perut bagian, bawah dibawah pusat. Benjolan terasa keras dan berat.

Benjolan kadang membesar jika menstruasi dan tidak terasa sakit. Pasien

mengaku benjolan dirasakan membesar sejak 4 tahun terakhir. Pasien

mengaku tidak ada keluhan gangguan BAB maupun BAK, tidak kembung,

dan tidak demam

Page 22: Mioma Uteri Dengan Abortus

- Riwayat Obstetrik :

Anak I : keguguran pada usia kehamilan ± 3 bulan

Anak II : laki-laki, sekarang usia 13 tahun, lahir aterm, ditolong

dukun bayi, preskep, BBL tidak ditimbang

Anak III : keguguran pada usia kehamilan ± 4, 5 bulan

Anak IV : Perempuan, sekarang usia 6 tahun, lahir aterm ,

ditolong dukun bayi, preskep, BBL tidak ditimbang.

- Riwayat menstruasi : Teratur, tidak sakit, siklus 28 hari, lama haid 7 hari.

HPHT : ± 15 September ( pasien lupa)

UK : ± 10 minggu

- Riwayat pemeriksaan PP test (-)

- Riwayat KB : (-).

- Riwayat pemeriksaan kesehatan obstetric- ginekologi (-)

- Riwayat USG : (-)

- Riwayat Operasi SC, curetage, (-)

- Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat perdarahan sebelumnya : disangkal

- Riwayat keputihan : disangkal

- Riwayat penyakit menular seksual : disangkal

- Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) : disangkal

- Riwayat penyakit gula (DM) : disangkal

- Riwayat Penyakit keturunan dan menular-

lainnnya : disangkal

Page 23: Mioma Uteri Dengan Abortus

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Keadaan umum : sedang, tidak tampak anemis,

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : T = 110/70 S = 36,50C

N = 84 x/mnt R = 24 x/mnt

Kepala : Mesochepal, rambut hitam, panjang, tidak mudah

dicabut.

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Refleks

cahaya (+/+) pupil isokor diameter 3 mm/ 3 mm,

oedem palpebra (-/-).

Hidung : Simetris, discharge (-/-)

Telinga :Simetris, discharge (-/-)

Mulut : Simetris, bibir kering (+) stomatitis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Thoraks

Jantung : I : Ictus Cordis tidak tampak

Pa : Ictus cordis tidak kuat angkat

Re : redup (+)

A : S1 > S2 murni, tidak ada bising

Pulmo : I : simetris tidak ada ketinggalan gerak, retraksi dada

tidak ada

Pa : vokal fremitus ka = ki

Pe : Sonor seluruh lapang paru

A : Suara Dasar : vesikuler +/+

Suara tambahan : ronkhi (-), wheezing (-)

Genitalia : lendir darah (+), varises (-), oedem (-)

Extremitas : simetris, oedem - / -, dan varises - / -

Page 24: Mioma Uteri Dengan Abortus

2. Status Obstetrik

I : Perut kesan cembungt, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

3. Pemeriksaan Dalam

Inspeksi : tidak ada deformitas pada genetalia eksterna, keluar darah

pervaginam (±)., berbau amis., keluar jaringan pervaginam

(-).

Vaginal Toucher :

Vaginal/ urethra tenang, portio tebal, lunak, portio terbuka ±

1 jari longgar , teraba stolsel dan jaringan., dilakukan digital

dapat dikeluarkan jaringan berupa jaringan plasenta (± 1

sendok makan) disertai stolsel, Sarung tangan lendir darah

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : - Hematologi : -Golongan Darah :O, -Hb : 10.5gr/%

- Kimia darah : -GDS : 84, - Ureum : 21 mg%

- Kreatinin :0.7 mg%

- CT/BT :2’5” / 2’45”

E. . PEMERIKSAAN USULAN

Pemeriksaan PP test

Pemeriksaan Kadar Fibrinogen Darah

Pemeriksaan USG ginekologi

Page 25: Mioma Uteri Dengan Abortus

F. DIAGNOSIS SEMENTARA

Perdarahan Pervaginam pada G5P4A2 hamil 10

minggu et causa Suspek abortus inkomplitus

Massa tumor suprapubik Suspek Mioma Uteri.

G. DIFFERENSIAL DIAGNOSA

Missed abortion

Mioma uteri

Kistoma ovarii

H. DIAGNOSIS AKHIR

Abortus inkomplit pada G5P4A2 Hamil 10 mg dengan

Mioma uteri

I. PENATALAKSANAAN

Terapi konservatif :

- infuse RL

- Kalnex 3x2 amp

- Amoxan 3x1

- Dolana 3x1

Terapi operatif :

- Kuretase

- Miomektomi / histerektomi jika sudah memungkinkan

secara klinis dan pasien siap untuk dioperasi

Page 26: Mioma Uteri Dengan Abortus

K. Perjalanan Penyakit :

Tanggal 14 Desember 2004

Jam 23.53 WIB :

Ax. : Perdarahan pervaginam (+), mules (+), BAK (+), BAB (-),

Px : KU : sedang , tidak anemis ; CM

VS : TD : 100/ 90 mmHg ; N : 84 x/ mnt ;

S : 36.5 C R : 24 x/ mnt

Status Generalis;

Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Thoraks : cor / pulmo : dbn

Extremitas : tidak terdapat oedema

Status Obstetrik :

I : Perut kesan cembung, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

Pemeriksaan Dalam

Inspeksi : tidak ada deformitas pada genetalia eksterna, keluar darah

pervaginam (±)., berbau amis., keluar jaringan pervaginam

(-).

Vaginal Toucher :

Vaginal/ urethra tenang, portio tebal, lunak, pembukaan ± 1

jari longgar , teraba stolsel dan jaringan., dilakukan

digitalisasi dapat dikeluarkan jaringan berupa jaringan

plasenta (± 1 sendok makan) disertai stolsel, Sarung tangan

lendir darah (+)

Page 27: Mioma Uteri Dengan Abortus

Dx : Perdarahan Pervaginam pada G5P4A2 hamil 10 minggu et causa

Suspek abortus inkomplitus dan

Massa tumor suprapubika Suspek Mioma Uteri

Terapi : - Bed rest - Observasi - Infus RL - amoxan 3x1 -metergin-kalnex3x1

Tanggal 15 Oktober 2004

Jam 06.00 WIB :

Ax. : Perdarahan pervaginam (+), mual, mules (+),pusing

Px : KU : sedang ; CM

VS : TD : 110/ 80 mmHg ; N : 84 x/ mnt ;

S : 37 C ; R : 20 x/ mnt

Status Generalis;

Mata : conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

Thoraks : cor / pulmo : dbn

Extremitas : oedem

Status Obstetrik :

I : Perut kesan cembungt, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

**Lab : PP test (+)

Dx : Abortus inkomplitus pada G5P4A2 hamil 10 minggu dan

Massa tumor suprapubik Suspek Mioma Uteri

:

Terapi : - Bed rest - Observasi- Infus RL- dolana- folamil- paracet

Jam 08.30 WIB :

dr. Hidayat Sp.OG visite pagi

Page 28: Mioma Uteri Dengan Abortus

Px : dalam (VT) : v/u tenang, portio, Ø i-2 jari , teraba jaringan,

digitalisasi + jaringan plasenta, STLD (+)

Jam 09.00 WIB :

pasien di usg ginekologi

Dx : mioma uteri

Echostruktur in homogen batas tegas dengan ukuran 9.16x8.1x5cm

Tanggal 16 Desember 2004

Jam 06.00 WIB :

Ax. : Demam (-)

perdarahan pervaginam (+), nyeri perut <<

Px : KU : sedang ; CM ;

VS : TD : 100/ 90 mmHg ; N : 88 x/ mnt ;

S : 37, 3 C ; R : 20 x/ mnt

Status Generalis :

Mata : Conjungtiva anemis (-/-)

St. Obst.

I : Perut kesan cembung, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

Dx : Ab. inkomplit pada G5P2A hamil 10 minggu dg mioma uteri pro

kuretase

Jam 10.00 WIB :

dilakukan curretase

Page 29: Mioma Uteri Dengan Abortus

Tanggal 17 Desember 2004

Jam 06.00 WIB :

Ax. : mules (-),Demam (-)

perdarahan pervaginam (+<)

Px : KU : sedang,; CM ;

VS : TD : 120/ 80 mmHg ; N : 80 x/ mnt ;

S : 37, 2 C ; R : 20 x/ mnt

Status Generalis :

Mata : Conjungtiva anemis (+/+)

Status Obstetrik :

I : Perut kesan cembung, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

Dx : Post kuretase a/i ab inkomplit pd G5P2A2 hamil 10 mg dengan mioma

uteri

Page 30: Mioma Uteri Dengan Abortus

Tanggal 17 Desember 2004

Jam 06.00 WIB :

Ax. : Demam (-) Nyeri perut (-) perdarahan pervaginam (-)

Px : KU : sedang, CM ;

VS : TD : 120/ 80 mmHg ; N : 84 x/ mnt ;

S : 36, 5 C ; R : 24 x/ mnt

Status Generalis :

Mata : Conjungtiva anemis (+/+)

Status Obstetrik :

I : Perut kesan cembung, supel, tampak luka bekas operasi (-), stria

Gravidarum (-)

Pa : Tinggi Fundus uteri 13 cm, fundus uteri teraba keras, , nyeri tekan

(-), teraba massa dengan ukuran ± 10x7x5 cm, terfixir, teraba

keras, berbatas tegas, dibagian suprapubik bagian tengah.

Pe : timpani - pekak

Au : Peristaltik dbn, djj (-)

Dx : post kuret a/i ab inkomplit pd G5P2A2 hamil 10 mg dg mioma uteri

Pasien BLPL

Page 31: Mioma Uteri Dengan Abortus

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus diatas jelas bahwa pasien seorang P4A2 usia 35 tahun dengan

riwayat amenore 3 bulan datang dengan keluhan perdarahan pervaginam disertai

keluarnya jaringan, kental, berwarna merah kehitaman, berbau amis, mengeluh nyeri

perut dan merasa mual, mules. Pasien juga mengeluh sejak 4 tahun terakhir

merasakan ada benjolan pada perut bagian bawah pusat sebesar kepalan tangan orang

dewasa, terasa keras, kadang membesar pada saat menstruasi, tidak terasa sakit.

Pasien mengeluh terasa berat pada perut bagian bawah. Pasien mengaku tidak ada

keluhan gangguan BAB maupun BAK, tidak kembung, dan tidak demam. Di Rumah

Sakit pasien didiagnosa Perdarahan Pervaginam Pada G5P4A2 hamil 10 minggu

suspek abortus inkomplitus dan massa tumor supra pubika suspek mioma uteri.

Keadaan umum pasien tergolong sedang, tidak nampak anemis dan Sadar

penuh. Pada pemeriksaan Vital Sign didapatkan hasil, Tensi: 110/70 mmHg, Nadi:

84 kali/menit, Suhu Badan ; 36,50C. Pemeriksaan general seluruh tubuh secara umum

masih dalam batas normal, tidak ada kelainan. Pemeriksaan ginekologi didapatkan

bahwa perut pasien terkesan cembung , tidak tampak luka bekas operasi, tinggi

fundus uteri 13 cm, fundus teraba keras, tidak didapatkan nyeri tekan, teraba massa

tumor pada bagian suprapubik bagian tengah tepat di bawah pusat dengan ukuran

10x7x5 cm, massa terfiksir, kesan berbatas tegas. Dari pemeriksaan perkusi

didapatkan bunyi timpani sampai dengan pekak. Pemeriksaan Dalam tampak vagina

keluar darah, urethra tenang tidak edema, portio teraba tebal, lunak, portio terbuka 1

jari longgar, teraba stolsel dan jaringan. Dilakukan digital, dapat dikeluarkan jaringan

berupa jaringan plasenta ( 1 sendok makan) disertai stolsel, STLD.

Dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pasien

tidak mengalami rejatan karena perdarahan yang dialaminya, pasien dalam keadaan

sedang, vital sign dalam batas normal. Dengan riwayat amenore 3 bulan dan riwayat

pemeriksaan PP test tidak pernah dilakukan, hampir dapat dipastikan bahwa pasien

ini dalam keadaan hamil preterm dan mengalami perdarahan disertai keluarnya

jaringan pervaginam yang kemungkinan besar mengalami abortus. Dibuktikan

Page 32: Mioma Uteri Dengan Abortus

kembali dengan pemeriksaan dalam digital dan uji pp test yang ternyata mendukung

untuk abortus inkomplitus. Sedangkan adanya massa tumor padat, terfiksir pada

daerah suprapubika yang mengarah ke mioma uteri dipastikan dan didukung dengan

pemeriksaan USG yang ternyata mendukung diagnosis mioma uteri tersebut. Dengan

demikian diagnosis Abortus inkomplitus dan mioma uteri pada multigravida

ditegakkan.

Prognosis dari kasus ini adalah dubia at bonam. Adapun komplikasi dari

perdarahan itu sendiri dapat mengakibatkan terjadinya shock, dan tindakan evakuasi

uterus dengan kurretaselah yang memperbaiki prognosis penderita. Sedangkan

mioma uteri bersifat jinak namum dalam perjalanannya kemungkinan akan

mengganggu proses kesuburan, kehamilan, dan persalinan selalu ada sehingga perlu

penatalaksanan untuk mengambil massa tumor tersebut jika sudah memungkinkan.

Page 33: Mioma Uteri Dengan Abortus

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan dan persalinan adalah :

Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil (infertil) terutama pada

mioma submukosa

Kemungkinan terjadi abortus lebih besar.

Dapat menyebabkan kelainan letak janin di dalam rahim, terutama pada

mioma yang letaknya di serviks

Dapat menyebabkan inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma

yang letaknya di dalam dinding uterus atau bila dijumpai banyak

mioma.

Dapat mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma submukosa

dan mioma intramural.

Hubungan kejadian abortus dengan mioma uteri adalah bahwa dengan

adanya mioma uteri terutama mioma submukosum dapat menyebabkan

terjadinya distorsi rongga uterus yang dapat mengganggu implantasi plasenta

dan pertumbuhan janin yang pada akhirnya menyebabkan kemungkinan

terjadinya abortus lebih besar.

Page 34: Mioma Uteri Dengan Abortus

DAFTAR PUSTAKA

Angka Kematian Ibu Hamil, www.detik.com/health.

Cunningham, G.F, (1995), Abortus, Obstetrti William, EGC, Jakarta, edisi 1

Fibroid Tumor, www.womenshealthabout.com,

Leimyoma of the uterus fibroid tumor, www.medical-library.org.com,

Mansjoer A, et al, Kapita Selekta Kedokteran, edisi III jilid 1, Media Aesculapius,

2001, FKUI, Jakarta

Novak, E.R et a; (1975),text book of gynecology, the Williams & Walkins, co

Baltimore, 9TH

Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, cet 5, yayasan Bina Pustaka, 1999,

FKUI, Jakarta

Sastrawinata, S. (1973), Ginekologi, Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas

Kedokteran Univ. Padjajaran Bandung, Elstal Offset, Bandung.

Supriyadi, T., dkk (1994), Kapita Selekta Kedaruratan obtetri ginekologi, egc,

edisi,Jakarta

Wiknjosastro, H., (2000)., Ilmu Kebidanan., ed 3.,Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo., Jakarta., hal 606-622

Page 35: Mioma Uteri Dengan Abortus