miniproject tinea pedis.doc
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
1/38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau (ponpes),
adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana parasiswanya semua
tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal
dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri.
Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid
untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan keagamaan lainnya.
Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan perseorangan
di pondok pesantren pada umumnya kurang mendapatkan perhatian dari
santri. Faktanya, sebagian pesantren tumbuh dalam lingkungan yang
kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab, dan
sanitasi buruk. Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti
menggantung pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri putri
dijemur di bawah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi,
seperti sisir dan handuk sehingga disinilah kuni akrabnya penyakit kulit
dengan dunia pesantren. !ondisi seperti ini sangat memungkinkan
terjadinya penularan penyakit kulit apabila para santri dan pengelolanya
tidak sadar akan pentingnya menjaga kebersihan baik kebersihan
lingkungan maupunpersonal hygiene (Perdoski "##$).
Dermato%itosis adalah salah satu in%eksi yang paling sering terjadi
di dunia. Distribusi, spesies penyebab, dan bentuk in%eksi yang terjadiber&ariasi pada daerah geogra%is,lingkungan dan budaya yang berbeda.
Dermato%ita berkembang pada suhu "'"C dan timbulnya in%eksi pada
kulit manusia didukung oleh kondisi yang panas dan lembab. !arena
alasan ini, in%eksi jamur super%isial relati% sering pada negara tropis pada
populasi dengan status sosioekonomi rendah yang tinggal di lingkungan
yang sesak dan hygiene yang rendah (Soekandar "##*).
$
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
2/38
Salah satu dermato%itosis yang banyak terjadi adalah tinea pedis.
+inea pedis atau yang lebih dikenal sebagai tinea pedis atau Athletes foot
maupun ringworm of the foot merupakan in%eksi kulit oleh jamur yang
biasanya menyerang sela jari kaki dan telapak kaki. +inea pedis
disebabkan oleh Trichophyton rubrum yang sering memberikan kelainan
menahun. Di merika Serikat, tinea pedis diperkirakan menjadi penyakit
kulit kedua terbanyak setelah jerawat. Di -ropa dan sia +imur, pre&alensi
tinea pedis diperkirakan sebesar "# (/ansour dan 0amdi "##1).
Sementara di Spanyol, pre&alensi tinea pedis adalah sebesar ",2
(*," untuk lakilaki dan $,1 untuk perempuan). Pre&alensi lebih tinggi
pada ras yang tinggal di daerah tropis. +inea pedis sering menyerang orang
dewasa yang bekerja ditempat basah seperti tukang ui, petani atau orang
yang setiap hari harus memakai sepatu tertutup misalnya pelajar atau
tentara (Perea, 3amos, et al., "###).
Selain karena pemakaian sepatu tertutup untuk waktu yang lama,
bertambahnya kelembaban karena keringat, peahnya kulit karena
mekanis, tingkat kebersihan perorangan, dan paparan terhadap jamur
merupakan %aktor risiko yang menyebabkan terjadinya tinea pedis.
!ondisi lingkungan yang lembab dan panas di selasela jari kaki karena
pemakaian sepatu dan kaus kaki, juga akan merangsang tumbuhnya jamur
(Perea, 3amos, et al., "###).
!ejadian tinea pedis di sela jari banyak ditemukan pada pria
dibandingkan pada wanita. ngka kejadian tinea pedis meningkat seiring
bertambahnya usia, karena semakin bertambah usia seseorang maka akanmenurun pula daya tahan tubuhnya.
!eadaan sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan memegang
peranan yang penting pada in%eksi jamur, yaitu insiden penyakit jamur
lebih sering terjadi pada sosial ekonomi rendah. 0al ini berkaitan dengan
status gi4i yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap
penyakit.
"
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
3/38
1.2 Rumusan Masalah
5agaimana gambaran tingkat pengetahuan santri Pondok Pesantren
/amba6u Sya%a6atil 7ur6an tentang tinea pedis (kutu air)8
1.3 Tujuan Peneltan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an tentang
tinea pedis (kutu air).
1.! Man"aat Peneltan
0asil penelitian ini diharapkan dapat memberi man%aat berupa9
1.!.1 B#ang aka#emk$lmah
/enambah pemahaman santri Pondok Pesantren /amba6u
Sya%a6atil 7ur6an tentang tinea pedis (kutu air).
1.!.2 B#ang %ela&anan mas&arakat
/enambah wawasan dan sumber in%ormasi bagi orang laintentang penyakit tinea pedis.
1.!.3 B#ang %engem'angan %eneltan
0asil penelitian ini dapat menjadi landasan teori bagi
penelitian selanjutnya dalam hal penyakit tinea pedis sehingga
dapat berman%aat untuk menurunkan pre&alensi, mengobati atau
menegah tinea pedis.
BAB II
TIN(AUAN PU)TA*A
:
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
4/38
2.1 DE+INI)I DAN EPIDEMI,L,-I TINEA PEDI)
+inea pedis (kaki atlet) adalah salah satu in%eksi jamur super%isial
yang sering terjadi pada kulit di seluruh wilayah di dunia. ;n%eksi jamur pada
kaki yang sering terjadi pada pria dewasa dan jarang pada wanita dan anak
anak. 0al ini lebih sering terjadi pada masyarakat yang hidup berdekatan
seperti barak tentara, sekolah berasrama, mereka yang sering mengunjungi
kolam renang, dan kaki yang tertutup sepatu yang tidak menyerap keringat.
!ejadian in%eksi ini lebih tinggi pada iklim lembab hangat yang diketahui
sebagai tempat pertumbuhan jamur, tetapi terjadi lebih jarang pada daerah di
dunia di mana sepatu tidak umum digunakan (Soekandar "##*, 5udimulja
"##1).
+inea pedis mengin%eksi melalui kontak langsung dengan
arthroonidia (diproduksi oleh %ilamen dermatophyti), sekalipun memakai
sepatu ketat yang memiu in%eksi dan penyebaran. +inea pedis bisa disertai
dengan in%eksi dermato%it dari bagian tubuh lain termasuk paha, tangan atau
kuku. Sekitar $' dari populasi mengalami in%eksi jamur kaki pada satu
waktu tertentu dan lebih dari 1# indi&idu akan mengalami in%eksi jamur
kaki, kemungkinan besar tinea pedis, selama hidupnya. Setelah terin%eksi,
organisme akan bertahan lama pada host dan indi&idu berperan sebagai
arrier.
Pasien dengan gejala berat mungkin menari bantuan medis dan
sering dari mereka memiliki in%eksi jamur bersamaan dengan kuku kaki. da
banyak kasus yang tidak terdiagnosis yang mungkin asimtomatik dan tidakdiduga tinea pedis tetapi kemungkinan sumber in%eksi bagi orang lain.
2.2 +A*T,R PREDI)P,)I)I TINEA PEDI)
*
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
5/38
;ndi&idu dengan gangguan pertahanan imun sangat rentan terhadap
in%eksi. 0;
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
6/38
yang ternyata tidak melemahkan pernyataan tersebut (Perea, 3amos, et al.,
Pre&alene and 3isk Fators o% +inea Anguium and +inea Pedis in the
Beneral Population in Spain "###).
5eberapa %aktor host yang berpengaruh pada peningkatan terjadinya
tinea pedis diantaranya adalah peningkatan angka kejadian ;DS dan
banyaknya pasien yang menjalani kemoterapi, penggunaan steroids,
transpalntasi organ dan pemberian nutrisi parenteral. pasien yang mengalami
obesitas, penuaan, atau pasien yang mempunyai penyakit sistemik juga
menyebabkan meningkatnya tinea pedis. Selain itu %aktor lokal yang dapat
mempengaruhi kejadian tinea pedis adalah trauma, kelembapan yang
berlebihan, pakaian yang ketat dan penggunaan sarana pemandian umum atau
kolam renang umum. Penelitian terbaru di ;srael menunjukan bahwa
penuian kaki berulang kali pada anak sekolah dapat menyebabkan
delipidasi dan perubahan p0 di stratum orneum yang dapat memau
pertumbuhan jamur (l 0asan, et al. "##*, Sularsito "##>).
+iga spesies jamur, Trichophyton rubrum, Trichophyton
mentagrophytes, dan Epidermophyton floccosum ketiganya bertanggung
jawab sebagaipenyebab terbanyak terjadinya +inea Pedis di dunia. diantara
ketiga jamur yang memiliki si%at keratophili tersebut, Trichophyton rubrum
adalah yang paling umum berhubungan dengan kejadian +inea Pedis kronis.
Faktor yang mempengaruhi penyebaran dari jamur pathogen ini adalah
tergantung pada sumber in%eksinya yang biasanya berasal dari manusia lain
(anthropophili), hewan (4oophili) dan dari tanah (geophili) (l 0asan, et
al. "##*, Siregar "##').T. rubrummempunyai beberapa mikrokonidia sepanjang hi%anya yang
membesar pada ujungnya. !onidia merupakan spora aseksual yang
membentuk ujung dari konidiopor. konidia terdiri dari mikrokonidia dan
makrokonidia. Trichophyton mentagrophytes seara mor%ologi dan
karakteristik juga hampir sama dengan T. rubrum. !eduanya berbentuk
granul granul dengan ditutupi bulubulu halus dan kadang sulit dibedakan jika
>
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
7/38
diamati dengan dengan mikroskop.Spesies T. mentagrophytes dapat berwarna
kuning puat di bagian tepinya sedangkan T. rubrum seringnya tetapi tidak
selalu berwarna seperti anggur. T. mentagrophytes adalah 4oophili dan
bere%ek pada banya spesies hewan diantaranya tikus, kuing, anjing, dan kuda
(l 0asan, et al. "##*).
Selain itu T. rubrum memiliki si%atsi%at anthropophili, etothri dan
tes urease negati%. Sedangkan dari hasil kultur, maroonidia jarang dan
berbentuk seperti pensil. /iroonidia berbentuk seperti tetesan air mata (tear
shape). T. rubrum juga menghasilkan keratinase yang dapat melisiskan
keratin pada stratum korneum kulit sehingga menimbulkan gejala klinis
seperti timbulnya skuama. Dengan rusaknya stratum korneum jamur ini dapat
mengin&asi ke jaringan yang lebih dalam dan menimbulkan reaksi in%lamasi
lokal (Perea, 3amos, et al., Pre&alene and 3isk Fators o% +inea Anguium
and +inea Pedis in the Beneral Population in Spain "###).
Bambar $. /ekanisme in%eksi tinea pedis
2. -AMBARAN *LINI* TINEA PEDI)
1
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
8/38
da * jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan
tipe &esiulobulosa semua dengan karakteristik kulit masingmasing.
a. ;nterdigitalis0al ini terjadi dalam dua bentuk, bentuk paling umum dari in%eksi ini
biasanya munul di interspaes antara jari kaki keempat dan jari
kelima, sesekali menyebar ke bagian bawah kaki. @enis pertama
interdigital tinea pedis, yang dikenal sebagai Dermato%itosis simple,
sebagian besar asimtomatik dan terlihat kering, bersisik, pengelupasan
minimal interspaes dengan sesekali pruritus. 5entuk keduanya yaitudermato%itosis kompleks yang simtomatik dan biasanya terlihat basah,
ruang interdigital maserasi bersama dengan %isura dari sela,
hiperkeratosis, leukokeratosis dan erosi (Carlo dan 5owe "##*,
5udimulja "##1).
Bambar ". +inea pedis interdigitalis. /aserasi dan terdapat opaEue
putih dan beberapa erosi
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
9/38
Bambar :. +inea pedis pada bagian bawah jari kaki.b. Moccasin foot (tipe 0iperkeratosis) atau /oasin9
+ipe ini terdiri dari sisik dan hiperkeratosis melibatkan plantar dan
aspek lateral kaki, menyerupai sandal. ;n%eksi tinea pedis dengan jenis
moasin umumnya bilateral dan sering disertai dengan onikomikosis
subungual. @enis in%eksi ini diduga disebabkan oleh +rihophyton
rubrum, biasanya pada pasien dengan latar belakang atopik atau
keenderungan in%eksi turuntemurun (Carlo dan 5owe "##*,5udimulja "##1).
Bambar *. +inea pedis. +erdapat distribusi tipe moccasin. 5entuk
ari%orm dari sisik yang merupakan karakteristik.
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
10/38
;ni adalah bentuk paling umum dari in%eksi ini. +inea pedis jenis ini
sering diakibatkan karena T.mentagrophytes. Bambarannya berupa
&esikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area
periplantar. +ipe ini jarang timbul pada anakanak, tapi jika terjadi
etiology yang sering terjadi pada anakanak adalah T.rubrum.
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
11/38
2./ DIA-N,)I) BANDIN- TINEA PEDI)
Diagnosis banding klinis dari erupsi utaneus kaki seperti kontak
dermatitis, psoriasis, dihydrosis, e4ema, dermatitis atopi, keratoderma,
liken planus dan beberapa in%eki baterial seperti C.minutissimum,
streptococcal cellulitisdan lainlain yang umumnya susah dibedakan dengan
tinea pedis (0ay dan shbee "#$#).Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi
1. ;nterdigitalisDiagnosis banding berupa psoriasis, soft corns!, koin%eksi bakteri,
kandidiasis, erythrasma (Sarah dan eslie "##)". +ipeMoccasin
Diagnosis banding berupa psoriasis, keturunan atau yang diperoleh
keratoderma pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis (Sarah dan
eslie "##)#.
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
12/38
arthrospora, atau dalam beberapa kasus, selsel tunas memberikan bukti
in%eksi jamur.") !ultur
!ultur dari lesi yang diduga tinea pedis dilakukan pada Sabouraud6s
Detrose gar (SD). p0 asam ',> untuk media ini menghambat banyak
spesies bakteri dan dapat dibuat lebih selekti% dengan penambahan
suplemen kloram%enikol. !ultur dapat dilakukan "* minggu.
Dermatophyte +est /edium (D+/) yang digunakan untuk isolasi selekti%
dan pengenalan jamur dermatophyti merupakan pilihan diagnostik lain,
yang mengandalkan indikasi warna yang berubah dari oranye ke merahuntuk menandakan kehadiran dermato%it. 0asil D+/ telah terbukti hanya
sekitar ># akurat.:) Periodi id Shi%% Stain= Aji 3eaksi PS
;ni adalah tes yang lebih disukai untuk diagnosis in%eksi tinea pedis.
Cairan PS dapat diperaya menunjukkan dinding berisi polisakarida dari
organisme jamur yang terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah
satu teknik yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi protein
terikat karbohidrat (glikoprotein). +es ini dilakukan dengan membukajaringan dari berbagai substrat ke serangkaian reaksi reduksioksidasi,
sebagai hasil akhir, unsurunsur positi% seperti karbohidrat, bahan
membran basal menjadi seperti manisan apel merah. !omponen
komponen PS positi% ini kontras tajam dengan latar belakang biru merah
muda. +idak seperti kultur SD atau D+/, hasil PS tersedia sekitar $'
menit. PS juga telah ditemukan untuk menjadi tes diagnostik yang
paling dapat diandalkan untuk tinea pedis, dengan keberhasilan 2,dan biaya paling e%ekti%.
*) /ikroskop Con%oal+eknik baru dan lebih sensiti% sedang diteliti, seperti mikroskop on%oal,
namun teknik ini mungkin tidak siap untuk digunakan seara luas untuk
beberapa waktu. /ikroskop Con%oal adalah teknik nonin&asi% yang
menyediakan gambar resolusi tinggi dari kulit utuh dibandingkan dengan
histologi rutin, tanpa membutuhkan persiapan spesimen.
$"
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
13/38
') /etode /olekuler5arubaru ini, teknik berbasis biologi molekul, seperti PC3 diikuti oleh
restrition %ragment length polymorphism (3FP), 3eal time PC3 dan
multipleks PC3 telah disesuaikan untuk deteksi dermato%it dari spesimen
klinis. /etode molekuler ini memiliki potensi yang baik untuk langsung
mendeteksi dermato%it dalam spesimen klinis, namun metode ini belum
dibakukan untuk laboratorium klinis rutin. PC3 3FP adalah teknik
dengan kekuatan diskriminati% keil untuk membuat diagnosis mudah dan
spesi%ik. 3eal time PC3 tampaknya menjanjikan tetapi tidak ukup
praktis untuk sejumlah besar laboratorium baik skala keil ataudianggarkan sangat erat. ?ested PC3 untuk dermato%itosis kulit diamati
lebih sensiti% untuk mendeteksi dermato%it dari kultur isolasi, !G0
mikroskop, dan singleround PC3. Selanjutnya nested PC3 sangat
membantu untuk diagnosis kasus dengan dermato%itosis yang barubaru
ini diobati dengan agen antijamur dan menunjukkan %ilamen yang tidak
ditanam dan juga tumbuh etakan palsu yang sulit untuk diidenti%ikasi.
/ungkin karena itu disimpulkan bahwa nested PC3 menargetkan genC0S$ mungkin dianggap sebagai standar emas untuk deteksi dermato%it
pada pasien dengan dermato%itosis.>) /ass Spetrometry
+eknik /atri assisted laser desorption= ioni4ation time o% %light (/D;
+GF) telah diterapkan untuk identi%ikasi epat dan dapat diandalkan
mikroorganisme termasuk dermato%it milik +ea +rihophyton rubrum,
+.tonsurans dan /irosporum anis. Pendekatan ini mendeteksi protein
yang sangat melimpah di kisaran massa antara " dan "# kDa, menjabatsebagai takson biomarker tertentu. !euntungan menolok dari pendekatan
spektral massa atas prosedur genetik atau mor%ologi adalah prosedur
persiapan sampel yang sangat sederhana dan lurus dan waktu singkat
yang dibutuhkan untuk analisis. nalisis lengkap termasuk e&aluasi
persiapan sampel dan data selesai dalam hitungan menit.
$:
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
14/38
2. PENATALA*)ANAAN *,MPREHEN)I+ TINEA PEDI)
A. TERAPI PR,M,TI+
Sebagai dokter sebaiknya menanyakan tentang perkembangan
penyakit tinea pedis seperti penggunaan %asilitas olahraga yang dipakai
seara umum, tipe sepatu dan kaos kaki yang sering dipakai, dan pekerjaan
yang seharihari di lakukan serta apakah kaki penderita lebih dominan
terlibat dalam pekerjaannya.
+erapi promoti% pada penderita +inea Pedis mengutamakan prinsip
pemberian in%ormasi atau penyuluhan baik pada penderita maupun pada
orangorang disekitar penderita yang diharapkan dapat menegahpenularan, kekambuhan serta komplikasi lainnya. Apaya ini antara lain 9
$) /emberikan in%ormasi kepada masyarakat atau penderita tentang
gambaran umum tinea pedis.") /emberikan pengetahuan tentang %aktor resiko tinea pedis, sehingga
diharapkan dapat melakukan penegahan.:) /elakukan penyuluhan untuk tetap menjaga kebersihan pada tubuh dan
lingkungan dimana penderita lebih sering terpapar (rumah, tempat
kerja, dan lainlain).*) @ika terdapat penyakit lain yang menyertai seperti diabetes mellitus,
segera ke dokter. !arena orang dengan penyakit diabetes lebih rentan
terpapar in%eksi kulit daripada orang normal.') Pada tinea pedis yang kronik dan relapse (kambuh), membutuhkan
perawatan kaki yang intensi% dan pengobatan untuk kesembuhan
beberapa minggu.
Prinsip utama untuk upaya penegahan terhadap tinea pedis adalah
tetap menjaga kaki penderita agar tetap bersih dan kering, antara lain 9
$) /enui seluruh kaki setiap hari dan menggunakan kaos kaki yang
bersih setelah mandi atau terpapar air (berenang, hujan, banjir, dan
lainlain).") /enjaga agar kaki tetap kering terutama pada setiap sela jari kaki
sehabis mandi atau terpapar air (berenang, hujan, banjir, dan lainlain).
$*
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
15/38
:) @ika pekerjaan penderita berkaitan dengan penggunaan tempat yang
lembab seperti kolam renang umum, sebaiknya menggunakan sandal
atau alat perlindungan lain agar kaki tidak kontak langsung dengan
lantai yang terkontaminasi dengan jamur lainnya.*) /emilih sepatu kulit daripada sepatu dari bahan &inyl, karena sepatu
kulit lebih menyerap keringat sehingga menjaga kaki tetap kering.') /enggunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat.>) @ika memungkinkan, jangan menggunakan sepasang sepatu yang sama
dalam dua hari berturutturut. !arena memberikan kesempatan sepatu
dalam "* jam agar tetap kering.
1) @angan bergantian menggunakan sepatu dengan orang lain.
B. TERAPI PREENTI+
$) Cui tangan dan kaki seara rutin tiap harinya dengan sabun.") !eringkan seluruh kaki setelah diui. @angan mengenakan kaos kaki
dalam keadaan kaki yang basah karena akan menyebabkan jamur
mudah tumbuh.:) @angan gunakan handuk yang sama dengan orang lain tanpa terlebih
dahulu diui.*) Banti kaos kaki setiap hari. !aos kaki berbahan otton dan kulit lebih
baik dari pada yang berbahan nilon dan plastik karena keduanya
menyebabkan kaki lebih banyak berkeringat.') Bantilah sepatu setiap ": hari dengan sepatu lain agar masingmasing
sepatu benarbenar kering setelah dipakai.>) Bunakan sandal apabila berkunjung ke tempat pemandian umum atau
tempat ganti umum untuk menghindari kontak kaki dengan lantai yang
mngkin telah terkontaminasi kulit orang yang menderita tinea pedis.1) !etika di dirumah, biarkan kaki kontak dengan udara dan jangan terlalu
sering menggunakan kaos kaki atau sepatu di dalam rumah.
. TERAPI *URATI+
Pengobatan pada umumnya ukup topial saja dengan obatobat
anti jamur untuk bentuk interdigital dan &esiular. ama pengobatan *>
$'
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
16/38
minggu. 5entukMoccasin foot yang kronik memerlukan pengobatan yang
lebih lama, apalagi bila disertai dengan tinea unguium, pengobatan
diberikan paling sedikit > minggu dan kadangkadang memerlukan anti
jamur per oral, misalnya griseo%ul&in, itrakona4ol, atau terbena%in. 5entuk
klinik akut yang disertai selulitis memerlukan pengobatan antibiotik,
misalnya penisilin
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
17/38
misalnya diabetes mellitus, 0;< ;DS. dapun langkahlangkah dalam
rehabilitasi sebagai berikut 9
$) namnesis ( %aktor resiko, adanya penyulit misalnya ulkus diabetik)") Pemeriksaan %isik 9 keadaan umum pasien, mobilitas=gerak, %ungsi
neurologis, sensorik, motorik.:) Pemeriksaan psikis 9 jika pasien mengalai depresi, stress maka
dilakukan model pendekatan baik seara personal maupun kepada
keluarga untuk menjelaskan penyakitnya.*) -&aluasi %ungsi nutrisi agar adekuat') atihan jalan=gerak
>) /engembalikan %ungsi akti&itas kehidupan seharihari agar dapatmaksimal.
1) /enegah kembalinya penyakit dan mengobati %aktor resiko.
+arget rehabilitasi medik seara umum 9
$) /andiri total, dapat bekerja kembali seperti semula") /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari, bekerja dengan super&isi
dalam proses pekerjaan = bekerja paruh waktu:) /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari , tidak bekerja*) /andiri untuk akti&itas kehidupan seharihari dengan pengawasan') +ergantung sebagian ( Dibantu sebagian )>) +ergantung total ( Dibantu seluruhnya )
2.4 Pesantren
Pondok pesantren atau yang sering disingkat ponpes merupakan
sebuah asrama pendidikan agama tradisional, dimana para siswanya sering
disebut dengan santri. Para santri tinggal dan menginap bersama di dalam
asrama. /ereka belajar di bawah bimbingan guru atau yang lebih dikenaldengan sebutan kiai. Pondok pesantren umumnya merupakan kompleks yang
tidak hanya menyediakan asrama tetapi juga menyediakan masjid untuk
beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. !ompleks
ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya
para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pondok pesantren
merupakan dua istilah yang menunjukkan dua pengertian. Pesantren seara
$1
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
18/38
har%iah adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok memiliki arti
rumah atau tempat tinggal sederhana. Pesantren juga dapat dipahami sebagai
sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan ara
nonklasikal, dimana seorang kiai mengajarkan ilmu agama ;slam kepada
santrisantri berdasarkan kitabkitab yang ditulis dalam bahasa rab oleh
Alama bad pertengahan dan para santrinya biasanya tinggal di pondok
(asrama dalam pesantren tersebut).
Pada umumnya pesantren menyediakan pondok atau tempat tinggal
dengan biaya yang murah bahkan gratis. 5iasanya para santri harus tinggal
bersama dalam satu kamar dengan banyak santri lainnya, bahkan ada yang
menampung $#$' santri dalam satu kamar. /ereka tinggal di dalam kamar
tersebut ada yang satu tempat tidur dan ada pula yang terpisah. 5eberapa
pesantren menyediakan sekolah yang murah untuk masyarakat ;ndonesia
yang ekonominya masih rendah. da beberapa budaya tradisional bahwa para
santri harus saling bertukar makanan, tempat tidur dan ilmu. !ondisi seperti
ini sangat menunjang kelangsungan daur hidup berbagai sumber penyakit
seperti tungau, kutu dan parasit lainnya serta jamur.
$
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
19/38
BAB III
MET,D,L,-I PENELITIAN
3.1 Desan Peneltan
Desain penelitian ini berupa penelitian yang bersi%at deskripti% analitik
dengan metode pengambilan sampel seara cross sectional.
3.2 Tem%at #an 5aktu Peneltan
Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil
7ur6an !elurahan Bedog, !eamatan Sananwetan, 5litar pada tanggal *
Gktober "#$'.
3.3 )am%el #an ara Pemlhan )am%el
Sampel adalah seluruh santri putra Pondok Pesantren dDa6wahsebagai subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan.
3.! *rtera Peneltan
1. *rtera Inklus
Seluruh santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an yang
bersedia mengikuti penelitian.
$2
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
20/38
2. *rtera Eksklus
+idak mendapat persetujuan dari peserta subyek penelitian.
3. Teknk Pengam'lan )am%el Peneltan
+eknik pengambilan sampel dilakukan dengan ara total sampling.
Seluruh santri Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an yang hadir
pada saat dilakukan pengambilan sampel. Subjek yang didapat dan
memenuhi kriteria inklusi pada hari dan tanggal yang telah ditentukan serta
mengisi kuesioner.
3./ Instrumen Pengum%ulan Data
;nstrumen pengumpulan data pada mini pro&ect ini adalah kuisioner,
yang terdiri atas data tentang pengetahuan terkait de%inisi, tanda dan gejala,
serta penegahan +inea Pedis.
3.0 ara Pengum%ulan Data
Semua jenis data yang dikumpulkan pada mini pro&ect ini adalah
data berupa hasil inter&ensi. Pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengisian kuesioner dengan langkahlangkah sebagai berikut9
a. Pelaksana dalam hal ini dokter internship Puskesmas Sananwetan
meminta persetujuan responden untuk melakukan pengisian kuesioner.b. /emberikan penjelasan tentang tujuan pengumpulan data dan si%at
keikutsertaan responden dalam hal ini.. /embagikan kuesioner kepada responden yaitu santri Pondok
Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an.d. /emberikan penjelasan kepada responden pada masingmasing
pertanyaan yang belum jelas dan mendampingi selama pengisian
kuesioner.e. !uesioner yang telah diisi, dikumpulkan dan diperiksa kelengkapannya.
3. Peren6anaan #an Pemlhan Inter7ens
a. Met8#e Inter7ens
"#
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
21/38
/etode inter&ensi yang digunakan dalam mini pro&ect ini adalah
penyuluhangroup discussiondengan alat bantu slide dengan kuesioner
yang dibagikan sebelumnya. !uesioner akan diberikan dalam bentuk
soal pilihan ganda.'. Petugas Pen&uluhan
Petugas penyuluhan dari kegiatan mini pro&ectini adalah 9$. Dokter ;nternship Puskesmas Sananwetan periode @uniGktober
"#$' dalam hal ini dr. 3ahmah Fitri Atami selaku narasumber.". Petugas kesehatan lain dari Puskesmas Sananwetan
6. L8kas #an 5aktu Pen&uluhan
!egiatan mini pro&ect ini bertempat di ula Pondok Pesantren
/amba6u Sya%a6atil 7ur6an. Pelaksanaan pada tanggal * Gktober
"#$', pukul $#.##$".## W;5.#. )asaran Pen&uluhan
Sasaran kegiatan mini pro&ect ini adalah santri Pondok Pesantren
/amba6u Sya%a6atil 7ur6an.
"$
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
22/38
BAB I
HA)IL DAN PEMBAHA)AN
!.1. Pr8"l *8muntas
Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an atau yang biasa
disingkat /S7 merupakan salah satu pondok pesantren yang berada di
wilayah !eamatan Sananwetan. Hayasan Pondok Pesantren /S7 ini
didirikan pada tanggal $' @uni $22". Pendiri Hayasan ini antara lain adalah
0. bdul Bho%ur ;lham, !yai ?ur Cholis, 5., !.0. li Wa%%a l0a%id4.
Pada kegiatan harian pesantren, 5apak !.0. li Wa%%a l0a%id4 menjadi
penangung jawab dalam pendidikan l7uran, sementara 5apak !yai ?ur
Cholis, 5. bertugas mengurus hal yang berkaitan dengan pesantren seara
umum.
Pesantren ini memiliki luas bangunan sebesar $"' : m". Pesantren
/S7 memiliki %asilitas berupa /asjid, srama Putra, srama Putri, ula,
!antor Pondok, !antor /adrasah Diniyah (/D;?), Bedung /D;?,
serta kamar mandi putra maupun putri.
da banyak kegiatan yang dilakukan para santri selama berada diPesantren antara lain membaa dan mengha%al l7uran, mempelajari
rebana dan Easidah, tausiyah setiap Senin malam, dan senam pagi. Selain
itu, Pondok Pesantren mengadakan pengajian umum setiap peringatan 0ari
5esar ;slam, membina dan mengadakan tadarus antar masjid dan musholla
sekelurahan Bedog, istighosah bersama wali santri dan warga masyarakat,
pengajian @umat pagi bagi ibuibu. +idak hanya itu saja, pondok pesantren
""
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
23/38
/S7 juga berperan besar dalam bidang pendidikan dengan mendirikan
lembaga +P7 /S7, lembaga madrasah diniyah IHambu6ul Alum6.
Sedangkan di bidang ekonomi, pondok pesantren ini juga mendirikan
koperasi lBhorib untuk masyarakat sekitar. Pondok pesantren /S7 juga
memiliki peran dalam kegiatan sosial seperti santunan anak yatim piatu,
menyalurkan 4akat, in%aE dan shodaEoh, serta menyalurkan daging Eurban
kepada masyarakat sekitar.
!.2. Data -e8gra"s #an Dem8gra"k
5angunan pondok Pesantren /S7 terletak di @alan etda /arkawi
3+ : 3W " !elurahan Bedog, !eamatan Sananwetan, !ota 5litar. Saat ini
pondok pesantren /S7 memiliki jumlah santri sejumlah $'# orang, yang
mana $## orang diantaranya bertempat tinggal di pondok pesantren setiap
hari, dan '# orang lainnya kembali ke rumah masingmasing setelah selesai
melakukan kegiatan di pondok. Santri yang bertempat tinggal di pondok
saat ini sebanyak '' orang berjenis kelamin lakilaki dan *' orang berjenis
kelamin perempuan. Sebagian besar santri pondok pesantren ini berusia
remaja, yakni kisaran usia S/P dan S/, dimana santri termuda berusia $#
tahun, dan yang paling tua berusia ": tahun.
Seluruh santri yang bertempat tinggal di pondok pesantren menginap
di asrama yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Pada asrama putra
terdapat $$ kamar tidur yang dapat ditinggali oleh sekitar ' J > orang per
kamar. !amar mandi untuk santri putra terdapat * buah dan tersebar di
beberapa sudut asrama. Sedangkan untuk asrama putri, tersedia * kamarberukuran regular yang dapat ditempati oleh '> orang, dan $ kamar ukuran
besar (semi aula) yang mampu menampung lebih banyak orang. !amar
tersebut biasanya baru digunakan pada saat bulan 3amadhan dimana jumlah
santri yang menginap lebih banyak dibanding hari biasa. Di pesantren ini
kamar mandi santri putri tersedia $' buah untuk mengantisipasi jumlah
santri yang meningkat.
":
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
24/38
!.3. )um'er Da&a #an )arana Prasarana *esehatan
Pondok pesantren /S7 memiliki sebuah Pos !esehatan Pesantren
(Poskestren) yang telah berdiri sejak tahun "#$". Pada saat ini Poskestren
memiliki "' orang kader yang membantu jalannya kegiatan, dengan
sebagian besar anggotanya merupakan santri putri, yang umumnya berusia
$ dan $2 tahun. Poskestren ini memiliki pendamping yaitu ;bu ;da yang
juga merupakan salah satu pengurus pondok pesantren. Para kader
poskestren beserta pembimbing mendapatkan pembinaan seara rutin tiap
bulan oleh petugas dari bagian Promosi !esehatan Puskesmas Sananwetan.
!egiatan yang telah dilakukan para kader poskestren antara lain
mendata teman yang sakit, melakukan pemeriksaan dasar berupa tensi
darah, nadi, suhu dan perna%asan, memberikan obatobatan atau tindakan
pertolongan pertama, mendampingi santri sakit untuk melakukan
pemeriksaan di Puskesmas Pembantu atau Puskesmas ;nduk,
mengumpulkan iuran bulanan untuk membeli kebutuhan poskestren. Selain
itu, para kader poskestren juga bertanggungjawab dalam pelaksanaan kerja
bakti setiap hari @umat dan /inggu untuk menanamkan perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan pesantren.
!.!. *arakterstk Dem8gra" )am%el
5erdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal * Gktober "#$',
didapatkan *: orang santri yang bersedia menjadi responden dalam
penelitian mini projet ini.
Ta'el 1. Dstr'us *arakterstk Data Res%8n#en
*arakterstk +rekuens Persentase 9:;
(ens *elamn
akilaki "# *>.'"Perempuan ": ':.*
"*
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
25/38
Umur
$#$: tahun ' $$.>:
$*$> tahun $> :1."$
$1$2 tahun $" "1.2$
"#": tahun $# ":."'
5erdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden laki
laki dan perempuan tidak berbeda jauh yaitu *>.'" dan ':.*.
3esponden terbanyak berada dalam kelompok usia $*$> tahun yaitu
sejumlah :1."$ .
!.. Hasl #an Pem'ahasan
!..1 )e'elum Inter7ens
+ingkat pengetahuan tentang tinea pedis pada responden
diukur menggunakan kuesioner dengan sepuluh buah pertanyaan
yang jawabannya berupa benar atau salah. Antuk setiap jawaban
yang tepat akan diberi skor $ (satu) dan untuk jawaban salah akan
diberi skor # (nol). Skor kemudian dijumlahkan dan dikategorikan
sesuai dengan kategori tingkat pengetahuan yang telah ditentukan.
+ingkat pengetahuan responden dibedakan menjadi :
kategori9
$) +ingkat pengetahuan baik 9 jumlah skor $#.
") +ingkat pengetahuan sedang 9 jumlah skor '1
:) +ingkat pengetahuan kurang 9 jumlah skor #*
"'
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
26/38
Diagram $. Diagram +ingkat Pengetahuan 3esponden +entang +inea
Pedis Sebelum Dilakukan ;nter&ensi
5erdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh dari total *:
responden, sebanyak * responden memiliki tingkat pengetahuan
kurang, 1* memiliki tingkat pengetahuan sedang dan ""
memiliki tingkat pengetahuan baik.+erdapat empat komponen yang dinilai tentang tinea pedis
pada kuesioner ini, yaitu etiologi dan epidemiologi, gambaran klinis,%aktor predisposisi dan pengobatan.
">
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
27/38
Diagram ". Bra%ik 3erata ?ilai +iap !omponen Pertanyaan (dalam
Persen)
Dari *: responden, sebesar :# responden sudah mengetahui
etiologi dan epidemiologi tinea pedis dengan "1 responden (>:)
mampu menjawab separuh pertanyaan dan : responden lainnya
mampu menjawab seluruh pertanyaan terkait. Pada pertanyaan
mengenai gambaran klinis tinea pedis, seluruh responden ($##)
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. Sedangkan pada
pertanyaan mengenai %aktor predisposisi, sebanyak *" responden
(2) mampu menjawab pertanyaan dari peneliti, namun hanya
responden ($2) yang menjawab dengan sempurna, sedangkan *
responden (2) mendapatkan nilai *#, $" responden (")
mendapatkan nilai >#, $ responden (*") mendapatkan nilai #.
"1
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
28/38
Pada pertanyaan terkait pengobatan tinea pedis sebanyak :
responden () dapat menjawab pertanyaan, namun hanya $:
responden (:#) yang mampu menjawab $##, sedangkan "' orang
(') hanya mampu menjawab separuh pertanyaan.
Diagram :. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang -tiologi dan
-pidemiologi +inea Pedis
"
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
29/38
Diagram *. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Bambaran
!linis +inea Pedis
Diagram '. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Faktor
Predisposisi +inea Pedis
"2
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
30/38
Diagram >. !omposisi ?ilai pada Pertanyaan tentang Pengobatan
+inea Pedis
!..2 )etelah Inter7ens+ahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah
memberikan pretest, adalah dengan melakukan inter&ensi berupa
penyuluhan mengenai tinea pedis kepada responden yang sama.
;nter&ensi tersebut bertujuan agar responden mengerti dan mampu
memahami penyebab, %aktor predisposisi, gambaran klinis dan
pengobatan tinea pedis. Sehingga diharapkan para responden mampu
menerapkan ara penegahan supaya tidak tertular penyakit tersebut.Setelah memberikan inter&ensi, peneliti kemudian
memberikan posttest dengan menggunakan kuesioner yang
memiliki pertanyaan dan jumlah soal yang sama seperti pada pre
test. kan tetapi terdapat * orang responden yang dropout dalam
penelitian ini dikarenakan ada keperluan mendadak, sehingga hanya
:2 responden yang mengikuti penilaian posttest. Sistem skoring dan
:#
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
31/38
pengelompokkan tingkat pengetahuan pada posttest sama seperti
pada pretest.
Diagram 1. Diagram +ingkat Pengetahuan 3esponden +entang +inea
Pedis Setelah Dilakukan ;nter&ensi
5erdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi
perbaikan tingkat pengetahuan responden mengenai tinea pedis.
Sebelum dilakukan inter&ensi didapatkan "" responden memiliki
tingkat pengetahuan baik, dan setalah inter&ensi diperoleh
peningkatan sejumlah " responden. !emudian sebanyak 1*
responden memiliki tingkat pengetahuan sedang sebelum inter&ensi,
dan setelah inter&ensi hanya didapatkan $. Sebelum inter&ensi,
ada sejumlah * responden yang memiliki tingkat pengetahuan
kurang, dan setelah inter&ensi tidak didapatkan responden pada
kelompok tersebut.
:$
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
32/38
BAB
*E)IMPULAN DAN )ARAN
.1 *esm%ulan
$) 5erdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan santri
Pondok Pesantren /amba6u Sya%a6atil 7ur6an terhadap +inea Pedis,
sebelum inter&ensi diperoleh hasil total *: responden, sebanyak *
responden memiliki tingkat pengetahuan kurang, 1* memiliki tingkat
pengetahuan sedang dan "" memiliki tingkat pengetahuan baik.
") Setelah dilakukan inter&ensi berupa penyuluhan mengenai +inea Pedisdidapatkan peningkatan yang ukup signi%ikan, yaitu " responden
memiliki tingkat pengetahuan baik, $ memiliki tingkat pengetahuan
sedang dan tidak didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan
kurang.
.2 )aran
$) 5agi SantriDiharapkan santri dapat memahami penyebab, %aktor
predisposisi, gambaran klinis, dan pengobatan tinea pedis serta dapat
berperilaku hidup bersih dan sehat untuk menegah terjadinya
penyakit terutama in%eksi tinea pedis.
") 5agi Pondok Pesantren
Diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan santri dengan
bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk pelaksanaanpenyuluhanpenyuluhan tentang kesehatan dan penyakit menular,
terutama penyakit komunitas.
:) 5agi peneliti selanjutnya
Diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian
selanjutnya dengan memperluas &ariabel penelitian sehingga akan
didapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.
:"
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
33/38
DA+TAR PU)TA*A
l 0asan, /uhannad, S. /atthew Fit4gerald, /ahna4 Saoudian, dan Buha!rishnaswamy. KDermatology %or the pratiing allergist9 +inea pedis andits ompliations.L Clin Mol Allergy", no. ' ("##*).
5udimulja, A. K/ikosis.L Dalam'lmu penya%it %ulit dan %elamin (th edition, oleh. Djuanda, 2:. @akarta9 Fakultas !edokteran Ani&ersitas ;ndonesia, "##1.
Carlo, Claire @., dan Patriia /aWilliams 5owe. KPart ; +inea Pedis (thlete6s
Foot).L Dalam The )ealth Care, oleh @ames @. GMConnell, Stay F. Stain,Chistine . Daniel dan @oslyn S. llen, $'$$'*. 5oston9 5oston 0ealthCare %or the 0omeless Program, "##*.
0ay, 3. @., dan 0. 3. shbee. K/yology.L Dalam *oo%s Te$tboo% of+ermatology th edition, oleh +ony 5urns, Stephen 5reathnah, ?eil Codan Christopher Bri%%iths, :>:#:>:". Cambridge9 Wiley5alkwell, "#$#.
!umar, J:":#.
Sarah, Chamlin ., dan awley P. eslie. 0itzpatric%s +ermatology in eneralMedicine.1th edition. ?ew Hork9 /Braw0ill /ediine, "##.
Siregar, 3S. 2u%u 3enya%it -amur 4ulit Edisi " . @akarta9 Penerbit 5uku!edokteran -BC, "##'.
::
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
34/38
Soekandar, +/.Ang%a %e&adian dan pola &amur penyebab Tinea pedis di asrama2rimob emarang. Semarang9 ;lmu kesehatan kulit dan kelamin F!
Andip, "##*.
Sularsito, Sri di. et al. +ermatologi 3ra%tis. @akarta9 Perkumpulan hliDermatologi dan
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
35/38
LAMPIRAN
*UE)I,NER
I. IDENTITA) RE)P,NDEN
?ama 9
@enis !elamin 9
Asia=!elas 9
II. *UE)I,NER
5aalah pernyataan pada kolom di bawah ini dan beri tanda entang KNL
pada kolom 5-?3=S0 di sebelah kanan pernyataan.
N8. Pern&ataan(a Grang yang menjaga kebersihan tubuhnyadapat terkena kutu air
1 !utu air dapat sembuh hanya dengan
mandi menggunakan sabun seara teratur Penyakit kutu air tidak ada kaitannya
dengan kebersihan lingkungan2 !ondisi daya tahan tubuh mempengaruhi
munulnya kutu air
:'
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
36/38
$# Pengobatan kutu air membutuhkan waktu
minimal satu minggu
D,*UMENTA)I
:>
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
37/38
)antr %utr saat men#engarkan %en&uluhan
)antr %utra saat men#engarkan %en&uluhan
:1
-
7/25/2019 MINIPROJECT tinea pedis.doc
38/38
)uasana %em'eran mater %en&uluhan Tnea Pe#s
+8t8 'ersama Tm D8kter Interns% Puskesmas )anan