mini proposal perilaku akuntansi

11

Click here to load reader

Upload: rina-afrilyanti

Post on 27-Sep-2015

1.609 views

Category:

Documents


378 download

DESCRIPTION

Akuntansi Keperilakuan

TRANSCRIPT

  • P a g e | 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang

    mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et al.

    1989). Istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang meliputi

    seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem

    penganggaran, desain akuntansi pertangungjawaban, desain organisasi seperti

    desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta

    pelaporan keuangan. Secara lebih terinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

    1) mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi, dan

    penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana

    sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi

    dan desain organisasi; 2) mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku

    manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi,

    produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama; 3) metode untuk

    memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana

    sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku.

    Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (behavioral science), teori-teori akuntansi

    keperilakuan dikembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di organisasi.

    Dengan demikian, peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak

    diragukan lagi. Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas

    sekali, tidak hanya meliputi bidang akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut

    penelitian dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi

    akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan. Untuk membatasi permasalahan, dalam

    tulisan ini penulis hanya membatasi pada penelitian dalam bidang akuntansi manajemen

    saja.

  • P a g e | 2

    Pengertian kode etik profesional dalam bidang akuntansi menurut Chasin. Dkk

    (1988, 4-6) (dalam Pustakaonline, 2008) adalah penuntun bagi perilaku akuntan dalam

    memenuhi kewajiban profesional dan dalam melaksanakan kegiatannya, yang

    mempengaruhi pandangan publik mengenai profesi akuntan. Pustaka online (2008) juga

    mendefinisikan kode etik sebagai bagian yang penting dari peraturan disiplin yang

    menyeluruh agar semua pihak yang berkepentingan pada jasa professional akuntansi

    dapat dilindungi terhadap segala perbuatan akuntan secara individual yang tercela dan

    yang tidak bertanggung jawab. Kode etik resmi bagi para profesional akuntansi adalah

    Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Keberadaan kode etik ini dimaksudkan sebagai

    panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik,

    bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan

    dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Setiap profesional

    dalam bidang akuntansi harus bekerja dan membuat keputusan berdasarkan kode etik

    yang ada. Akan tetapi pada prakteknya masih banyak profesional akuntansi yang bekerja

    tanpa berdasarkan kode etik profesional. Pada kenyataannya beberapa akuntan yang telah

    memasuki dunia pekerjaan, mereka sudah melupakan profesionalismenya sebgai akuntan

    serta tidak lagi berperilaku sebagai akuntan yang semestinya.

    1.2. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka rumusan

    masalah pada penelitian ini: Apakah dunia kerja dan motivasi kerja mempengaruhi

    perilaku akuntan ketika memasuki dunia pekerjaan.

    1.3. TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini ialah membahas dan menjawab rumusan masalah dari

    penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan dunia kerja terhadap

    perilaku akuntan ketika memasuki dunia pekerjaan.

  • P a g e | 3

    1.4. MANFAAT

    a. Bagi Akuntan

    Manfaat bagi seorang akuntan dalam penelitian ini ialah agar akuntan bisa bekerja

    dengan profesional dan berperilaku sebagai akuntan yang semestinya sesuai dengan

    kode etik yang ada jika sudah memasuki dunia pekerjaan serta termotivasi untuk

    bekerja lebih baik tanpa melibatkan urusan pribadi di dalam urusan pekerjaan.

    b. Bagi Penulis

    Hasil dari penelitan ini diharapkan penulis bisa mempersiapkan diri untuk menjadi

    seorang akuntan yang profesional ketika memasuki dunia kerja dan bisa memotivasi

    diri sendiri untuk menjadi seorang akuntan yang berperilaku sesuai dengan kode etik

    Ikatan Akuntansi Indonesia.

  • P a g e | 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. KONSEP

    Teori perilaku organisasi yang banyak dipergunakan dalam desain penelitian adalah

    teori motivasi-kerja (work motivation) dengan berbagai pendukungnya. Menurut

    Luthans. F. (1998) secara garis besar ada 3 (tiga) golongan besar teori motivasi kerja

    yaitu 1) Content Theories, yang menjelaskan apa motivasi seseorang dalam bekerja.

    Adapun yang termasuk di dalam content theories ialah Teori Kebutuhan (needs theory)

    Abraham Maslow (1943) yang membahas adanya lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu :

    kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki

    dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

    Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat

    paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika

    pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat

    kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Selanjutnya, Teori Dua Faktor (two

    factors theory) oleh Frederick Herzberg (1960) yang menyatakan bahwa ada faktor-

    faktor tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada

    bagian lain ada pula faktor lain yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain

    kepuasan dan ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain.Faktor-faktor tertentu di

    tempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg diidentifikasi sebagai hygiene factors

    (faktor kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas). Dan Teori ERG (existence,

    relatedness, growth) oleh Clayton Alferder (1969), teori ini menganggap kebutuhan

    manusia memiliki tiga hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan

    akan keterikatan, dan kebutuhan akan pertumbuhan. Teori ERG mengandung suatu

    dimensi frustasi regresi. Teori ERG berargumen seperti Maslow bahwa keuntungan

    tingkat rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat untuk memenuhi kebutuhan

    dengan tingkatan yang lebih tinggi. 2) Process theory yang lebih menfokuskan pada

    faktor-faktor yang mempengaruhi proses kognitif seseorang untuk bekerja, process

    theory terdiri dari Teori Harapan (expentancy theory) oleh Victor Vroom (1964), ide

  • P a g e | 5

    dasar dari teori ini adalah motivasi ditentukan oleh hasil yang diharapkan akan diperoleh

    seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variabel variabel kunci dalam teori harapan

    adalah usaha (effort), hasil (income), harapan (expentancy), instrumen instrumen yang

    berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua,

    hubungan antara prestasi dan mbalan atas pencapaian atar prestasi, serta valensi yang

    berkaitan dengan kadar kekuatan dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu, dan

    discrepancy theory oleh Porter (1961) yang menurutnya mengukur kepuasan kerja

    seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan

    yang dirasakan. 3) Conteporary Theory yang terdiri dari Teori Keadilan (equity theory)

    oleh J. Stacy Adam (1963) teori keadilan merupakan bentuk dasar dari konsep hubungan

    pertukaran sosial. Para individu mempertimbangkan input dan output menjadi suatu nilai

    yang tidak sebanding. Ketidakadilan dibagi menjadi dua bentuk dan keduanya

    diakibatkan dari peran motivasi yang merugikan satu sama lain, dan Teori Atribusi

    (atribution theory) oleh Fritz Heider (1958), teori atribusi mempelajari proses

    bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu periwtiwa, alasan, atau sebab

    perilakunya. Fritz Heider berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh

    kombinasi antara kekuatan internal (internal forces) yaitu faktor faktor yang berasal

    dari dalam diri seseorang seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal

    (external forces) yaitu faktor faktor yang berasal dari luar seperti kesulitan dalam

    pekerjaan atau keberuntungan. Menurut Leslie Kren (1997), dari berbagai teori motivasi

    tersebut, teori motivasi kerja yang paling dominan dipergunakan dalam pengembangan

    penelitian akuntansi keperilakuan adalah Teori Harapan dan Teori Atribusi. Selain itu,

    teori motivasi lain yang juga banyak dipergunakan dalam penelitian adalah Teori

    Penetapan Tujuan (goal setting theory) yang dikemukakan oleh Edwin A. Locke (1968),

    teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Konsep

    dasar dari teori ini adalah karyawan yang memahami tujuan akan terpegaruh perilaku

    kerjanya. (Murray, 1990)

  • P a g e | 6

    2.2. TEORITIS DAN STUDI SEBELUMNYA

    Semakin berkembang suatu negara, maka kebutuhan akan pekerjaan serta tenaga

    kerja semakin meningkat. Perusahaan merupakan suatu organisasi pemberi kerja yang

    ahrus memperhatikan kebutuhan para pekerjanya. Dengan demikian, pekerjaan,

    perusahaan, dan tenaga kerja merupakan bagian dari dunia kerja. Di dalam kata dunia

    kerja, dunia yang dimaksud adalah lingkungan ataulapangan kehidupan, sedangkan

    makna kerja adalah pekerjaan, yaitu sesuatu yang dilakukan di sebuah perusahaan atau

    tempat usaha dengan mendapatkan upah dan kompensasi lain sebagai wujud balas jasa

    atas pekerjaan yang dilakukan. Dapat disimulkan bahwa dunia kerja adalah lingkungan

    yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Pengertian dunia kerja dapat

    mencakup hubungan antar sesama karyawan, atasan dengan bawahan, budaya

    organisasi, serta hubungan perusahaan dengan rekanan maupun stakeholder yang lain.

    Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan

    intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya,

    Samsudin (2005) memberikan pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau

    mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau

    melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai

    dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan

    dan memperahankan kehidupan. Menurut Hasibuan (1999:95) menyebutkan bahwa

    motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

    seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala

    daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat

    disimpulkan bahwa; (1) Motivasi kerja merupakan bagian yang urgen dalam suatu

    organisasi yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau sasaran yang ingin

    dicapai, (2) Motivasi kerja mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu

    untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan pribadi dan tujuan organisasi, dan (3)

    Motivasi kerja yang diberikan kepada seseorang hanya efektif manakala di dalam diri

    seseorang itu memiliki kepercayaan atau keyakinan untuk maju dan berhasil dalam

    organisasi.

  • P a g e | 7

    2.3. KERANGKA KONSEPTUAL

    2.4. HIPOTESIS

    1. Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku akuntan.

    2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku akuntan.

    DUNIA

    KERJA

    MOTIVASI

    KERJA

    PERILAKU

    AKUNTAN

  • P a g e | 8

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. DATA

    Pada penelitian ini sumber data yang digunakan ialah data primer, yaitu data yang

    diperoleh berdasarkan hasil dari kuesioner kuesioner yang dibuat oleh penulis dan

    dibagikan dan di isi oleh para akuntan yang bekerja di sebuah organisasi atau

    perusahaan. Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada penelitian ini maka jenis

    penelitian ini mengarah pada pendekatan kuantitatif.

    3.2. DEFINISI OPERASIONAL

    1. Dunia Kerja (x1): di dalam kata dunia kerja, dunia yang dimaksud adalah

    lingkungan atau lapangan kehidupan, sedangkan makna kerja adalah pekerjaan,

    yaitu sesuatu yang dilakukan di sebuah perusahaan atau tempat usaha dengan

    mendapatkan upah dan kompensasi lain sebagai wujud balas jasa atas pekerjaan

    yang dilakukan. Kesimpulannya, bahwa dunia kerja adalah lingkungan yang

    berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan.

    Indokator indikator dunia kerja :

    a. Pemikiran negatif mengenai mampu tidaknya menghadapi dunia kerja

    b. Perilaku menghindari situasi yang menyangkut dunia kerja

    c. Reaksi fisik yang cemas menghadapi dunia kerja

    d. Bisa bekerja sama dengan atasan, sesama karyawan, dan staff di perusahaan

    e. Bisa berkomunikasi dan menjadi pendengar yang baik di lingkungan kerja

    2. Motivasi (x2): menurut McCormick motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh

    membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang burhubungan dengan

    lingkungan kerja.

    Indikator indikator motivasi :

    a. Besarnya penghargaan dari pimpinan

    b. Penyediaan ruang kerja

  • P a g e | 9

    c. Besarnya dukungan sesama karyawan

    d. Jaminan keamanan lingkungan pekerjaan

    e. Upah / Gaji

    3. Perilaku Akuntan (y): akuntansi perilaku merupakan hubungan antara perilaku

    manusia dengan sistem akuntansi. Jadi perilaku akuntan merupakan cerminan

    seseorang yang mengerti sistem akuntansi.

    Indikator indikator perilaku akuntan :

    a. Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan

    b. Mengembangkan teknik teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data

    penggunanya

    c. Mengembangkan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,

    inspirasi, dan tujuan orang orang menjalankan organisasi

    3.3. MODEL ANALISIS

    Uji Regresi

    Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel

    bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y). dalam penelitian peubah bebas ( X)

    biasanya peubah yang ditentukan oleh peneliti secara bebas misalnya dosis obat, lama

    penyimpanan, kadar zat pengawet, umur ternak dan sebagainya. Disamping itu peubah

    bebas bisa juga berupa peubah tak bebasnya, misalnya dalam pengukuran panjang badan

    dan berat badan sapi, karena panjang badan lebih mudah diukur maka panjang badan

    dimasukkan kedalam peubah bebas (X), sedangkan berat badan dimasukkan peubah tak

    bebas (Y). Sedangkan peubah tak bebas (Y) dalam penelitian berupa respon yang diukur

    akibat perlakuan/peubah bebas (X). misalnya jumlah sel darah merah akibat pengobatan

    dengan dosis tertentu, jumlah mikroba daging setelah disimpan beberapa hari, berat

    ayam pada umur tertentu dan sebagainya.

    y = f(x1, x2)\

    y = 0 + 1 x1 + 2 x2 +

  • P a g e | 10

    Uji Validitas

    Sekaran (2003 =) mengemukakan bahwa uji validitas menggambarkan bagaimana

    kuesioner (pertanyaan atau item) sungguh-sungguh mampu mengukur apa yang ingin

    diukur, berdasarkan teori-teori dan ahli. Uji validitas digunakan untuk mengetahui

    kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan

    suatu variabel.

    Uji Reliabilitas

    Uji reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

    merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau

    handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke

    waktu. (Ghozali, 2006). Jika jawaban terhadap indikator-indikator acak, maka dapat

    dikatakan bahwa tidak reliable.

  • P a g e | 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Hudayati, Ataina. 2002. PERKEMBANGAN PENELITIAN AKUNTANSI

    KEPERILAKUAN: BERBAGAI TEORI DAN PENDEKATAN YANG

    MELANDASI. Desember.

    Tahlil, Mashuri. 2010. Pengertian Motivasi Kerja Pegawai dan Kinerja Pegawai.

    (http://mashuritahili.blogspot.com/2010/02/pengertian-motivasi-kerja-

    pegawai-dan.html)

    Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba

    Empat

    http://www.bimbingan.org/pengertian-dunia-kerja-dalam-organisasi.htm