mineral di jogja

7
Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013 Batu gamping merupakan salah satu mineral yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula. Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. 1. Secara Organik : Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput, foraminifera (ganggang), atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. 2. Secara Mekanik : Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organik. Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. 3. Secara Kimia : Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar. Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir merupakan zat pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batu gamping memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan. Apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut Nama : Muflichatul Mardziah NIM : 111130027 Plug : 6 2

Upload: muflichatulm

Post on 26-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Laboratorium Kristalografi dan Mineralogi 2013

Batu gamping merupakan salah satu mineral yang banyak digunakan oleh sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan industri gula.Batu gamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia.

1. Secara Organik : Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput, foraminifera (ganggang), atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.2. Secara Mekanik : Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organik. Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula.3. Secara Kimia : Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.

Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi.Magnesium, lempung dan pasir merupakan zat pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batu gamping memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan. Apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping lempungan, dan apabila pengotormya pasir batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping pasiran. Persentase unsur-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh adanya unsure mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik.

Identifikasi BatugampingBatu gamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya. Batu gamping itu sendiri terdiri dari batu gamping non-klastik dan batu gamping klastik.1. Non-klastik : merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini sering juga disebut batu gamping koral karena penyusun utamanya adalah koral.2. Klastik : merupakan hasil rombakan jenis batu gamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi. Selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.

Adapun sifat dari batu gamping adalah sebagai berikut :a. Warna: Putih, putih kecoklatan, dan putih keabuanb. Kilap: Kaca, dan tanahc. Goresan: Putih sampai putih keabuand. Bidang belahan: Tidak terature. Pecahan: Unevenf. Kekerasan: 2,7 3,4 skala mohsg. Berat Jenis: 2,387 Ton/m3h. Tenacity: Keras, kompak, sebagian berongga

Batu gamping pada umumnya tidak terbentuk dari batuan sedimen seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand,namun terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka kalsit yang berasal dari organisme mikroskopis di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.

Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca.

Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan, lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil karbon dioksida dan hal tersebut mengubah air hujan menjadi nersifat asam. Kalsit sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan-bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah-daerah tropis, batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.

Dibawah pengaruh tekanan yang tinggi, batu gamping termetamorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batu gamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.

Batu gamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang porous. Batu gamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batu gamping tersebut menghablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada permukaan batu gamping, sehingga terbentuk hablur kalsit. Di beberapa daerah endapan batu batu gamping, contohnya Gunung Kidul, seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batu gamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca(HCO3)2 + CO2

Ca(HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batu gamping tersebut. Secara geologi, batu gamping erat sekali hubungannya dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, maka batu gamping tersebut dapat berubah menjadi dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batu gamping yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batu gamping tersebut.

Secara kimia batu gamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Di alam tidak jarang pula dijumpai batu gamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3. Batu kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk mengidentifikasinya.

Manfaat batu gampingAdapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :1. Bahan bangunanBahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.2. Bahan penstabilan jalan rayaPemakaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya.3. Sebagai pembasmi hamaSebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk belerang untuk disemprotkan.4. Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanianApabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relativ tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya.5. Penjernihan airDalam penjernihan pelunakan air untuk industri, kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.

Salah satu tambang gamping di Gunung Kidul, Yogyakarta

Di Yogyakarta sendiri, tambang batu gamping terdapat di Kabupaten Gunung Kidul. Lokasinya ada di beberapa tempat karena luas kawasan karst ini sekitar 807 km persegi, atau 53% dari luas Kabupaten Gunung Kidul yang 1.483 km persegi. Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Ada beberapa perusahaan pertambangan maupun usaha penambangan warga yang melakukan aktivitas eksploitasi karst di Gunung Kidul. Berdasarkan Data inventerisasi dan verifikasi dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (EDSM) Provinsi DI Yogyakarta ada 7 perusahaan yang melakukan penambangan batu gamping dengan jumlah total luas ekploitasi 40 ribu meter persegi. Sedangkan jumlah usaha pertambangan warga ada 14 usaha yang terverifikasi izin eksploitasinya dengan jumlah eksploitasi berkisar 7 ribu meter pesergi. Selain tambang batu gamping, di Yogyakarta terdapat juga tambang batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa.

Daftar pustaka

http://jimson.heck.in/batu-gamping.xhtml http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kidul#Potensi http://www.mongabay.co.id/2012/09/12/dilema-tambang-karst-gunung-kidul-kebutuhan-perut-vs-melindungi-alam/

Nama: Muflichatul MardziahNIM: 111130027Plug: 62Nama: Muflichatul MardziahNIM: 111130027Plug: 63

Nama: Muflichatul MardziahNIM: 111130027Plug: 64