mikromiretik

11
MIKROMIRETIK I. TUJUAN Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara menentukan kerapatan curah serta kerapan mampat. II. DASAR TEORI Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel- partikel kecil oleh Dalla Valle dinamakan ”Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel- partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan . Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang

Upload: ubutt-nurul-resepgehu

Post on 08-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mikro

TRANSCRIPT

MIKROMIRETIKI. TUJUANAgar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara menentukan kerapatan curah serta kerapan mampat.II. DASAR TEORIIlmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Dalla Valle dinamakan Mikromeritik. Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan .Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan, dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata dan beberapa cara pengukuran partikel yaitu :1. Metode MiroskopikBila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran Angstrom. Dari 10 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001 mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12 mikrometer sampai kurang lebih 100 mikrometer.Disebabkan kemudahannya, cara mikroskopik mempunyai suatu pengalaman perluasan lebih lanjut, disamping ukuran dari setiap partikel juga bentuknya dan bila perlu dipertimbangkan pembuatan anglomerat, dengan bantuan sebuah mikrometer okuler yang tertera berlangsung setiap analisa ukuran partikel dari 500 1000 partikel. Perbesaran maksimal yang tercapai artinya perbesaran yang sesuai dengan daya resolusi mata manusia (kira-kira 0,1 mm), adalah 550 kali.2. Metode PengayakanCara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar. Bahan yang akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya ditaruh/ditempatkan ayakan dengan ayakan dengan nomor mesh yang lebih tinggi. Perla diingat bahwa ayakan dengan nomor mesh rendah mempunyai usuran lubang relatif besar dibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau dengan kata lain partikel melalui ayakan nomor mesh 100 ukuran partikel lebih kecil dibanding dengan partikel yang melalui ayakan nomor mesh 30.Metode ini dalah metode yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah mesh adalah nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci. Ayakan standar adalah ayakan yang telah dikalibrasi dan yang paling umum adalah ayakan menurut standar Amerika.3. Metode SedimentasiUkuran partikel dari ukuran saringan seperti salah satunya seringkali disangkutkan dalam bidang farmasi. Metode sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah pipet yang bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan residunya ditimbang. Setiap sampel ditarik yang mempunyai ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang dihubungkan dengan kecepatan. Pengendapan karena semua partikel dengan ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah dari ujung pipet.4. Metode Pengukuran Volume PartikelMetode pengukuran partikel ini dilakukan dengan cara menimbang bahan atau zat yang akan digunakan untuk percobaan sesuai dengan ketentuan, kemudian di ukur volume nya dengan menggunakan gelas ukur 50 ml, 100 ml dst.Setelah volume awal diperoleh, lanjutkan dengan pemampatan dengan cara mengketuk-ketukkan ke bawah kurang lebih dengan ketinggian 1 inci/ 2 cm. Maka akan didapat hasil akhir dimana ketika di ketukkan volume bahan sudah tidak berubah dalam arti, bahan yang di amati atau dilakukan percobaan telah mencapai titik akhir kerapatan mampat.

III. ALAT DAN BAHANa. Alat Gelas ukur 100 ml: 3 buah Timbangan analitik: 1 buah Corong: 1 buahb. Bahan Serbuk Obat : 20 gram Granul Kecil: 20 gram Granul Besar: 20 gram

IV. PROSEDUR KERJA

Granul kecilGranul besarSerbuk obat

Timbang 20 gram Serbuk ObatTimbang 20 gram Serbuk ObatTimbang 20 gram Serbuk Obat

Masukkan Serbuk Obat Kedalam Gelas Ukur 100 mlMasukkan Serbuk Obat Kedalam Gelas Ukur 100 mlMasukkan Serbuk Obat Kedalam Gelas Ukur 100 ml

Catat Volume Serbuk

Catat Volume SerbukCatat Volume Serbuk

Mampatkat kan volume serbuk dengan cara diketuk-ketuk dengan ketinggian kurang lebih 2 cmMampatkat kan volume serbuk dengan cara diketuk-ketuk dengan ketinggian kurang lebih 2 cmMampatkat kan volume serbuk dengan cara diketuk-ketuk dengan ketinggian kurang lebih 2 cm

Catat volume serbuk pada ketukan : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dst.Catat volume serbuk pada ketukan : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dst.Catat volume serbuk pada ketukan : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, dst.

Hentikan ketukan setelah volume serbuk tidak berubahHentikan ketukan setelah volume serbuk tidak berubahHentikan ketukan setelah volume serbuk tidak berubah

Hitung kerapatan curah dan buatlah grafiknyaHitung kerapatan curah dan buatlah grafiknyaHitung kerapatan curah dan buatlah grafiknya

V. DATA PENGAMATANNoKetukanSerbuk ObatGranul KecilGranul Besar

1Awal ( 0 )40 ml38 ml40 ml

21036 ml38 ml40 ml

32034 ml34 ml38 ml

43032 ml34 ml36 ml

54032 ml30 ml34 ml

65030 ml34 ml

VI. PERHITUNGAN DATAa. Serbuk Obat Kerapatan Curah pada volume awal atau pada ketukan 0 20 g / 40 ml = 0,50 g/ml Kerapatn Curah ke 1 atau pada ketukan ke 10 20 g / 36 ml = 0,55 g/ml Kerapatan Curah Ke 2 atau pada ketukan ke 20 20 g / 34 ml = 0,58 g/ml Kerapatn Curak ke 3 atau pada ketukan ke 30 20 g / 32 ml = 0,62 g/ml Kerapatan Curah Ke 4 atau pada ketukan ke 40 20 g / 32 ml = 0,62 g/mlb. Granul Ukuran Kecil Kerapatan Curah pada volume awal atau pada ketukan 0 20 g / 38 ml = 0,53 g/ml Kerapatn Curah ke 1 atau pada ketukan ke 10 20 g / 38 ml = 0,53 g/ml Kerapatan Curah Ke 2 atau pada ketukan ke 20 20 g / 34 ml = 0,54 g/ml Kerapatn Curak ke 3 atau pada ketukan ke 30 20 g / 34 ml = 0,54 g/ml Kerapatan Curah Ke 4 atau pada ketukan ke 40 20 g / 30 ml = 0,67 g/ml

c. Granul Ukuran Besar Kerapatan Curah pada volume awal atau pada ketukan 0 20 g / 40 ml = 0,50 g/ml Kerapatn Curah ke 1 atau pada ketukan ke 10 20 g / 40 ml = 0,50 g/ml Kerapatan Curah Ke 2 atau pada ketukan ke 20 20 g / 38 ml = 0,53 g/ml Kerapatn Curak ke 3 atau pada ketukan ke 30 20 g / 36 ml = 0,56 g/ml Kerapatn Curak ke 4 atau pada ketukan ke 40 20 g / 34 ml = 0,59 g/ml

VII. PEMBAHASANMikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus tentang ukuran suatu partikel, yang dimana ukuran partikel ini cukup kecil. Pengertian ini sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata an sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-rata.Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek terapinya. Pengetahuan dan pengontrolan ukuran dan jarak ukuran partikel sangat penting untuk diketahui. Ukuran partikel, yang berarti juga luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimia dan farmakologik suatu obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, baik dipandang dari segi stabilitas fisika maupun dari segi respon biologisnya juga tergantung dari ukuran partikel dan bahan obatnya. Secara klinik, ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat dari sediaannya yang diberikan baik secara oral, parenteral, rektal dan topikal.Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran diameter partikel sampel dengan mneggunakan metode pengukuran volume partikel. Metode ini menggunakan gelas ukur sebagai pembanding atau penentu volumenya. Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran terhadap volume suatu zat serbuk yaitu serbuk obat, granul ukuran besar dan granul ukuran kecil di mampatkan menggunakan gelas ukur 100 ml. Untuk selanjutnya dilakukan.Metode pengukuran partikel ini dilakukan dengan cara menimbang bahan atau zat yang akan digunakan untuk percobaan sesuai dengan ketentuan, kemudian di ukur volume nya dengan menggunakan gelas ukur 50 ml, 100 ml dst.Setelah volume awal diperoleh, lanjutkan dengan pemampatan dengan cara mengketuk-ketukkan ke bawah kurang lebih dengan ketinggian 1 inci/ 2 cm. Maka akan didapat hasil akhir dimana ketika di ketukkan volume bahan sudah tidak berubah dalam arti, bahan yang di amati atau dilakukan percobaan telah mencapai titik akhir kerapatan mampat.Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana dimana hanya memerlukan timbangan, gelas ukur dan corong, serta waktu yang dibutuhkan cukup singkat. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara mikroskopik.Metode ini merupakan metode untuk mengetahui volume dari masing-masing derajat kehalusan dengan massa tertentu.Terjadinya perbedaan atau ketidaksesuaian antara hasil yang diperoleh dalam praktikum dengan yang ada di dalam literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :1. Penimbangan sampel yang kurang akurat.2. Keadaan sampel yang sudah tidak layak lagi, karena lamanya penyimpanan dalam laboratorium sehingga mungkin saja sudah terkontaminasi oleh udara.3. Melakukan ketukan yang kurang akurat.4. Kurangnya keakuratan dalam menentukan atau melihata batas volume yang diamati.

VIII. KESIMPULANDari berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :a. Semakin lama waktu ketukannya maka kecepatannya semakin tinggi hal ini dipengaruhi oleh lamanya ketukan.b. Diantara ke-3 sampel yang kerapatannya paling tinggi yaitu serbuk.c. Dan yang kerapatannya paling rendah adalah granul besar

IX. DAFTAR PUSTAKAMartin, Alfred, (1994),Farmasi Fisik, UI Press, JakartaAnsel, Howard, C., (1989),Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, JakartaEffendy, Moch Idris, (2003),Penuntun Praktikum Farmasi Fisik, Universitas Hasanuddin, MakassarVoight, R., (1994),Buku Pelajaran Farmasi, Edisi V, Gadjah Mada Press, YogyakartaParrot, (1971),Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company, University of Lowa, LowaDitjen POM, (1979),Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta