m.h. slnaqa', w. prihatini m. amir - lipi

12
Zoo Indonesia. 2002 (29) VARIASI MORFOLOGI TIKUS Sundamys muelleri (RODENTIA: MURIDAE) ASAL POPULASI SUMATRA DAN KALlMANTAN M.H. Slnaqa', W. Prihatini" & M. Amir" 1. Puslit Biologi LlPI, Gedung Widyasatwaloka , Jalan Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911 2. FMIPA. Universitas Pakuan Bogor ABSTRACT The study of morphological variations of the mulier's rat (Sundamys muelleri) based on the rat specimens available at Laboratory of Mammal, Zoological Division of Research Center for Biology LlPI was carried out. A total of 62 rat specimens from Sumatra and Kalimantan were examined. Four external body and seventeen skull characters were measured. Multiple analysis of variance showed that 13 variables of skull and external body characters strongly indicated sexual dimorphisme (P< 0,05), therefore discriminant analysis separately examined by sex. The result showed that the population of mulier's rat from Sumatra and Kalimantan separate distincly based on the skull characters. As many as 96,6% of male and 90% of female ~ muelleri from both population distincly clustered as original population. These indicated that Sumatra and Kalimantan populations should be considered as separate subspecies. Key words: Sundamy, Muridae, Morphology, Taxonomy, Sumatra, Kalimantan. ABSTRAK Penelitian variasi morfologi tikus Sundamys muelleri asal populasi Sumatra dan Kalimantan dengan menggunakan spesimen dari Laboratorium Mamalia, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LlPI, telah dilakukan. Hasil analisis ragam peubah ganda menunjukkan bahwa sebanyak 13 karakter dipengaruhi oleh jenis kelamin dan 15 karakter dipengaruhi oleh lokasi, sehingga analisis diskriminan dilakukan berdasarkan jenis kelamin tikus. Analis diskriminan kelompok tikus jantan .§. muelleri menghasilkan pengelompokan sesuai lokasi asal tikus sebesar 96,9%, sedangkan kelompok betina mengelompok sebesar 90% sesuai lokasi asal tikus. Ciri utama yang membedakan populasi S. muelleri asal Sumatra dan Kalimantan dapat digambarkan melalui rasio antar karakter, yaitu rasio antara panjang tengkorak (GSL) dengan panjang deretan geraham ke satu sampai ke tiga (CLM1-3) untuk kelompok jantan, dan rasio antara lebar tulang hidung (BR) dengan lebar geraham ke dua (BM2) untuk kelompok betina. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan tikus .§. muelleri asal Sumatra dan Kalimantan sebagai anak jenis yang terpisah, berdasarkan persentase pengelompokan yang besar untuk masing-masing jenis kelamin. Kata kunci: Sundamy, Muridae, Morphology, Taxonomy, Sumatra, Kalimantan 29

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

VARIASI MORFOLOGI TIKUS Sundamys muelleri (RODENTIA: MURIDAE)ASAL POPULASI SUMATRA DAN KALlMANTAN

M.H. Slnaqa', W. Prihatini" & M. Amir"

1. Puslit Biologi LlPI,Gedung Widyasatwaloka , Jalan Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911

2. FMIPA. Universitas Pakuan Bogor

ABSTRACT

The study of morphological variations of the mulier's rat (Sundamysmuelleri) based on the rat specimens available at Laboratory of Mammal, ZoologicalDivision of Research Center for Biology LlPI was carried out. A total of 62 ratspecimens from Sumatra and Kalimantan were examined. Four external body andseventeen skull characters were measured.

Multiple analysis of variance showed that 13 variables of skull andexternal body characters strongly indicated sexual dimorphisme (P< 0,05), thereforediscriminant analysis separately examined by sex.

The result showed that the population of mulier's rat from Sumatra andKalimantan separate distincly based on the skull characters. As many as 96,6% ofmale and 90% of female ~ muelleri from both population distincly clustered asoriginal population. These indicated that Sumatra and Kalimantan populationsshould be considered as separate subspecies.

Key words: Sundamy, Muridae, Morphology, Taxonomy, Sumatra, Kalimantan.

ABSTRAK

Penelitian variasi morfologi tikus Sundamys muelleri asal populasi Sumatradan Kalimantan dengan menggunakan spesimen dari Laboratorium Mamalia,Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LlPI, telah dilakukan. Hasil analisis ragampeubah ganda menunjukkan bahwa sebanyak 13 karakter dipengaruhi oleh jeniskelamin dan 15 karakter dipengaruhi oleh lokasi, sehingga analisis diskriminandilakukan berdasarkan jenis kelamin tikus.

Analis diskriminan kelompok tikus jantan .§. muelleri menghasilkanpengelompokan sesuai lokasi asal tikus sebesar 96,9%, sedangkan kelompokbetina mengelompok sebesar 90% sesuai lokasi asal tikus.

Ciri utama yang membedakan populasi S. muelleri asal Sumatra danKalimantan dapat digambarkan melalui rasio antar karakter, yaitu rasio antarapanjang tengkorak (GSL) dengan panjang deretan geraham ke satu sampai ke tiga(CLM1-3) untuk kelompok jantan, dan rasio antara lebar tulang hidung (BR) denganlebar geraham ke dua (BM2) untuk kelompok betina.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan tikus.§. muelleri asal Sumatra dan Kalimantan sebagai anak jenis yang terpisah,berdasarkan persentase pengelompokan yang besar untuk masing-masing jeniskelamin.

Kata kunci: Sun damy, Muridae, Morphology, Taxonomy, Sumatra, Kalimantan

29

Page 2: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

PENDAHULUAN

Indonesia merupakannegara kepulauan yang terletak didaerah tropis dan memiliki 2 wilayahbiogeografi yaitu Indo-Malaya danAustralia dengan daerah transisidiantaranya yaitu daerah Wallacea.Indonesia juga memiliki tingkatkeragaman ekosistem yang palingtinggi di dunia, tidak kurang- 47macam ekosistem, mulai dariekosistem perairan laut, rawa,savana, hutan hujan sampaiekosistem alpine di pegununganJayawijaya, Propinsi Papua yangmemiliki tingkat keanekaragamanhayati dan tingkat endemik yangtinggi (Mittermeier dkk., 1997).

Keanekaragaman mamaliadi Indonesia sangat tinggi, yaitu tidakkurang 515 jenis, dengan 39 %diantaranya adalah jenis endemik(Mittermeier dkk., 1997). Diantarajenis mamalia, tikus merupakanbinatang yang berhasil dalamevolusinya, dan tersebar luas diIndonesia. Diketahui terdapat 3subfamili yaitu Murinae, Hydromyinaedan Rhizomyinae, yang terdiri dari 47genus dan 160 jenis yang tersebar diseluruh kepulauan Nusantara(Suyanto dkk., 1998).

Sebagai anggota ordoRodentia, tikus memiliki ukuran bad anyang relatif kecil dan mudahberadaptasi di segala macamlingkungan. Jenis makanan yangberagam sangat membantu dalammenyesuaikan dengan lingkungannyayang baru.

Tikus memiliki sepasang gigiseri yang menyerupai pahat yangberfungsi untuk mengkerikit (rodere =gnawing), dan tumbuh terussepanjang hidupnya. Agar gigi seritidak menembus tengkorak, tikusharus mengasah gigi serinya dengancara mengkerikit benda-benda disekitarnya. Oleh karena kebiasaan itutikus dikenal sebagai hama, baik didaerah pertanian maupun perkotaan.

Tikus mempunyaisebaran amat luas,kemungkinan berkaitan

daerahyang

dengan

kemampuan beradaptasi terhadaphabitat yang beragam. Mayr (1963),menyatakan bahwa penyebaransuatu jenis binatang di pulau-pulauyang terpisah, akan menyebabkanterjadinya variasi morfologi di antarajenisjenis tersebut.

Marga Sundamys termasukke dalam anggota famili Muridae dansubfamili Murinae. Saat ini di duniahanya terdapat 3 jenis margaSundamys, dan semua jenis tersebutdijumpai di Indonesia yaitu Sundamysmuelleri, Sundamys infra/uteus, danSundamys maxi. Dari ketiga jenistersebut, S. muelleri merupakan jenisyang mempunyai penyebaran sangatluas, meliputi Burma, Thailand,Malaysia, dan Indonesia yangmencakup Pulau Sumatra danKalimantan. S. infra/uteus dan S.maxi merupakan jenis tikus endemikIndonesia yang hanya terdapat didata ran tinggi Pulau Sumatra danKalimantan sedangkan S. maxi hanyaterdapat di dataran tinggi Jawa Barat(Musser dan Newcomb, 1983).

BAHAN DAN CARA KERJA

Penelitian dilakukan diLaboratorium Mamalia, BidangZoologi, Pusat Penelitian Biologi -L1PI. Spesimen S. muelleri yang akandiperbandingkan morfologinyaberasal dari koleksi Museum ZoologiBogor, Bidang Zoologi, PusatPenelitian Biologi - L1PI. Jumlahspesimen S. muelleri yang diukursebanyak 33 spesimen dari PulauSumatra (18 jantan dan 15 betina)dan 29 spesimen dari PulauKalimantan (14 jantan dan 15 betina).Alat penelitian yang digunakan adalahjangka sorong dengan ketelitian 0,1mm.

Data yang dikumpulkanpada penelitian ini merupakan datakuantitatif yang berasal dari empatbagian ukuran tubuh (Gambar 1),dantujuh bel as bagian ukuran tengkorak(Gambar 2) dari S. muelleri yangmeliputi:

30

Page 3: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

LHB = Length of Head and Body(panjang badan dan kepala)

LT = Length of Tail (panjangekor)

LHF = Length of Hind foot (panjangkaki belakang tanpa cakar)

= Length of Ear (panjangtelinga)

BZ = Breadth of Zygomatic (Iebartulang zigomatik)

LE

HBC = Height Brain Case (tinggitengkorak)

GSL = Greater Skull Length(panjang tengkorak)

. LR = Length of Rostrum ( panjangtulang hidung)

BR = Breadth of Rostrum (le bartulang hidung)

IB = Interorbital Breadth (Iebarantar orbit)

BBC = Breadth Brain Case (Iebartengkorak)

ZB = Zygomatic Breadth (Iebarantar tulang zigomatik)

LD = Length of Diastema (panjangtulang diastema)

LBP = Length of Bony Palate(panjang tulang palatum)

. PPL = Post Palatal Length (panjangtulang palatum belakang)

BMF = Breadth of MesopterygoidFossa (Iebar mesopterigoidfossa)

CLM 1-3 = Crown Length of Molars 1-III(panjang deretan geraham1 sampai 3)

LlF = Length of Incisive Foramina(panjang incisiv foramina)

BM1 = Breadth of Molar (Iebargeraham ke 1)

BM2 = Breadth of Molar 11 (Iebargeraham ke 2)

BM3 = Breadth of Molar III (lebargeraham ke 3)

Analisis karakter tengkorakdan tubuh dilakukan dengan AnalisisRagam Peubah Ganda dan AnalisisDiskriminan. Analisis Ragam PeubahGanda digunakan untuk mengetahuiapakah ada perbedaan yang nyatapada karakter tengkorak dan tubuhyang dipengaruhi oleh jenis kelamin.Analisis Diskriminan dilakukan untukmengetahui apakah ada perbedaanyang jelas antar populasi, dan apabilaterdapat perbedaan, karakter apayang menjadikan dasar perbedaantersebut. Perangkat lunakpengolahan data menggunakan(SPSS) ver. 11 for Window 95/98(Morrison, 1978).

LHB

'--U:W--'

Gambar 1. Bagian tubuh tikus Sundamys muelleri yang diukur.

31

Page 4: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

Leber Tulang Hidung<~~ :lIo!

,('r,,,\

j'.\ '

!-1-,+--.~

Lebar Anter Orbit .~-~ -.~, ,.,--~Leber Tengkorak .

~-------.- --.- ---->Leber Antar Tuleng ligomatik

Gambar 2 Bagian-bagian Tengkorak yang diukur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata ukuran tubuh dantengkorak dari masing-masing lokasimenunjukkan bahwa populasi S.muelleri asal Sumatra umumnyamempunyai ukuran lebih besardibandingkan dengan populasiKalimantan, terutama panjang badandan kepala (LHB), panjang telapakkaki belakang (LHF), panjang ekor(LT) dan panjang tengkorak (GSL).Perbandingan ukuran tubuh dantengkorak antara jantan dan betinadari masing-masing populasi,menunjukkan bahwa ukuran rata-ratajantan lebih besar dibandingkandengan ukuran betina, kecuali ukuranpanjang telinga (LE) dan lebargeraham ke tiga (BM3) betina daripopulasi Sumatra lebih besardibanding jantan. Pada populasiKalimantan, panjang deretangeraham pertama sampai gerahamke tiga (CLM1-3); lebar geraham ke

dua (BM2); dan lebar geraham ke tiga(BM3) ukuran betina lebih besardibanding ukuran jantan.

Untuk mengetahui apakahperbedaan ukuran' tubuh dantengkorak kedua populasi dipengaruhioleh perbedaan jenis kelamin, makadilakukan uji Analisis Ragam PeubahGanda.

Hasil Analisis Ragam PeubahGanda

Analisis Ragam PeubahGanda (ARPG) digunakan untukmengetahui adanya ketergantunganpeubah-peubah dependen terhadapjenis kelamin dan lokasi. Hasilanalisis menunjukkan bahwasebagian besar karakter yang diukurdari kedua populasi dipengaruhi olehperbedaan jenis kelamin dan lokasiasal tikus (P<O,05), kecuali panjangbadan dan kepala (LHB); panjangekor (LT); panjang telinga (LE);

32

Page 5: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

Tabel 1. Hasil analisis ragam peubah ganda tikus S. muelleri asal Sumatradan Kalimantan.

Kelamin Lokasi Kelamin vs. LokasiFhit. se, Fhit. Sia. Fhit. Siq.

LHB 1.538 0.221 11.472 0.001'" 0.19 0.664BBC 22.398 0·.... 25.696 0·...· 0.17 0.682BM1 0.674 0.415 74.825 0'" 0.55 0.462BM2 0.137 0.713 50.301 0'" 0.96 0.33BM3 0.017 0.896 39.319 0··· 0.06 0.803BMF 1.619 0.208 15.231 0··· 4.02 0.49BR 10.586 0.002" 0.414 0.523 2.23 0.141BZ 5.815 0.019' 0.823 0.368 1.22 0.273CLM1-3 0.476 0.493 68.397 0··· 1.86 0.177 .LE 0.082 0.775 0.082 0.775 1.01 0.319GSL 12.978 0.001'" 12.559 0.001'" 0.8 0.376HBC 24.652 0··· 18.003 0·" 0.47 0.494LHF 23.739 0··· 113.399 0··· 0.25 0.617IB 9.966 0.003" 8.357 0.005" 0.03 0.859LBP 7.105 0.01" 6.734 0.012 0.37 0.545LD 11.885 0.001'" 2.8 0.1 1.42 0.238LlF 4.562 0.037' 15.795 0··· 2.84 0.097LR 14.111 0··· 9.141 0.004" 3.79 0.056PPL 6.824 0.011' 1.233 0.271 0.11 0.737LT 1.482 0.229 9.013 0.004" 0.95 0.334ZB 6.696 0.012' 6.334 0.015' 0.74 0.394Keterangan: 'taraf nyata (P~O,05), •• (P~O,01), ••• (P~O,001).

lebar mesopterigoid fossa (BM F);panjang deretan geraham ke satusampai ke tiga (CLM1-3) serta lebargeraham 1, 2, dan 3 (BM1, BM2,BM3) yang tidak dipengaruhi olehperbedaan jenis kelamin (Tabel 1).

Hasil anal is is di atasmenunjukkan bahwa 13 karakterdipengaruhi oleh perbedaan jeniskelamin dan 15 karakter dipengaruhioleh lokasi asal tikus, maka pad aanalisis diskriminan dilakukanpemisahan berdasarkan jenis kelamintikus.

Karena sebagian besarkarakter yang diukur dipengaruhi olehjenis kelamin, maka pada analisisdiskriminan dilakukan pemisahanberdasarkan jenis kelamin. Karaktermorfologi tubuh tidak diikutkan dalamanalisis, karena tidak semua individutikus dari populasi Sumatra maupunKalimantan, mempunyai ukuran

morfologi tubuh (3 individu daripopulasi Sumatra dan 4 individu daripopulasi Kalimantan). Hanya karaktertengkorak saja yang digunakan dalamanalisis diskriminan untuk mengetahuiperbedaan karakter morfologi diantara kedua populasi tikus S.muelleri.

Berdasarkan hasil analisisdiskriminan terhadap 17 karaktertengkorak kelompok tikus S. muellerijantan, terpilih 4 karakter yaitupanjang tulang palatum belakang(PPL), lebar mesopterigoid fossa(BM F), panjang incisiv foramina (LlF),dan lebar geraham pertama (BM1)yang dijadikan dasar pemisahankedua populasi, dengan persamaanfungsi diskriminan (0 score) =-30, 125+(-0,774)PPL +(3,228)BMF+(1,024)LlF +(8,953)BM1, dengan nilairata-rata kelompok (group centroid)untuk Sumatra 1,859 dan untukKalimantan -2,391 (TabeI2).

33

Page 6: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

..--------------------------------------Zoo Indonesia. 2002 (29)

Tabel 2. Nilai koefisien fungsi diskriminan tikus S. muelleri jantan asal populasiSumatra dan Kalimantan

Variabel Funqsi Diskriminan Kode Lokasi Group CentroidsPPL -0,774 Sumatra (1)n-18 1,859BMF 3,228 Kalirnantan (2) n=14 -2,391LlF 1,024

BM1 8,953Konstanta -30,125

Kegunaan nilai rata-ratakelompok adalah untuk menentukannilai batas populasi denganmenggunakan persamaan:

Dcu =

18(-2.391) + 14(1,859)

18 + 14

= -0,53

N1&N2 = Jumlah sampel padapopulasi Sumatra danKalimantan (kodelokasi 1&2)

Z1&Z2 = nilai rata-rata populasiSumatra dan Kalimantan.

Nilai diskriminan > -0,53tikus S. muelleri mengelompok padapopulasi Sumatra. Sedangkan nilaidiskriminan < -0,53 S. muellerimengelompok pada populasiKalimantan

Untuk menguji persamaanfungsi diskriminan, maka dapat dilihatapakah seekor tikus S. muellerimengelompok pad a populasi Sumatraatau Kalimantan, dengan mengambilcontoh kasus tikus nomor urut 1bernomor koleksi MZB15130, dengandata ukuran PPL=17.82; BMF= 3.90;LlF= 8.18; BM1=2.70 (Lampiran 1),

maka perhitungan nilai diskriminanadalah:

Dscore = -30.125+(-0.774)17.82+(3.228)3.90+(1.024 )8.18+(8.953)2.70

= -30.125+(-13,79268) +(12.5892)+(8,3763) +(24.1731 )

= -43.91768 + 45.1386= 1.221

Jadi tikus S. muelleri dengannomor MZB15130 mempunyai nilaidiskriminan sebesar 1.221, dan olehkarena > -0.53 maka tikus inimengelompok pada populasiSumatra.

Persamaan fungsidiskriminan (0 score) dengan nilaipembatas -0,53 dapat menghasilkanpengelompokan populasi tikus jantansesuai lokasi asal sebesar 96,9%,sementara sisanya 3,1%mengelompok tidak sesuai denganlokasi asal tikus

Penggambaran histogramrasio antar nilai fungsi diskriminandengan frekuensi jumlah individu jugamenunjukkan hasil yang sama sepertidibawah ini.

34

Page 7: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

1111

11IIIIII

2222 11112222 11112222 1111222 2 11 11

2 2 222 22 22 1121111 1111 12 2 222 22 22 ll2ll11 lll1 12 2 222 22 22 ll2ll11 1111 122 2222222 1121111 11111 l=SUmatra

ou~ -4.6 -2.0 .0 2.10 4.0 Xout

Class 2222222222222222222222222222221111111111111111111111111111111Centrolds 2 1

F3reque 2ncy

Gambar 3. Histogram rasio nilai fungsi deskriminan antara jumlah individu jantantiap lokasi.

Hasil analisis diskriminankelompok tikus S. muelleri betinamenghasilkan dua karakter terpilihyaitu lebar tulang hidung (BR), danlebar geraham ke dua (BM2) yangdijadikan dasar pemisahan tikus S.muelleri betina dari Sumatra danKalimantan.

Persamaan fungsi diskriminan(Dscore) = -26,171 + (-O,761)BR +(13,307)BM2, dengan nilai rata-ratakelompok (group centroid) untukSumatra 1.218, sedangkan untukKalimantan -1,218, seperti terteradalam Tabel 3.

Tabel 3. Nilai koefisien fungsi diskriminan tikus S. muelleri betina asal populasiSumatra dan Kalimantan.

Variabel Kode Lokasi1,218-1,218

f-- BR

BM2Konstanta

Fun si Diskriminan-0,76113,307-26,171

Dengan menggunakanpenghitungan untuk nilai pembatasyang sama seperti pada kelompokjantan, maka:

Nilai diskriminan > 0 tikus S. muellerimengelompok pada populasiSumatra. Sedangkan nilai diskriminan< 0 mengelompok pada populasiKalimantan.

Demikan pula penghitungannilai diskriminan denganmenggunakan persamaan fungsidiskriminan untuk kelompok tikusbetina, dengan contoh kasus nomorurut 1, bernomor koleksi MZB 11035dengan data ukuran BR=9.20 danBM2=2.46 (Lampiran 2), maka nilaidiskriminan untuk tikus ini:

Grou CentroidsSumatra (1) n=15

Kalimantan (2) n= 15

Dscore = -26.171 +(-0.761 )9.20+(13.307)2.46

= -26.171+(7)+(32.7352)

= -33.171 + 32.7352

= -0.44

Oleh karena nilai diskriminan-0.44 yang berarti < dari 0, maka tikusS. muelleri dengan nomor MZB 11035mengelompok pada populasiKalimantan.

Persamaan dari fungsidiskriminan di atas berhasilmengelompokkan tikus S. muelleribetina sebesar 90% sesuai lokasiasal dan sisanya 10% mengelompoktidak sesuai dengan asal tikus.

Penggambaran rasio fungsidiskriminan dengan frekuensi individu

35

Page 8: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

222222

2 2 2 1 12 2 2 1 1

22 22222 211 11111 2 111 11122 22222 211 11111 2 Lll 111

X I I I xout -4.0 -2.0 .0 2.0 4.0 out

Class 2222222222222222222222222222222111111111111111111111111111111Centroids 2 1

Zoo Indonesia. 2002 (29)

juga menunjukkan hasil yang sama

8

F 6requenc

4

y

2

seperti gambar di bawah ini.

2 = Kalimartan

1 = Sumatra

Gambar 4. Histogram rasio nilai fungsi deskriminan antara jumlah individu betinatiap lokasi.

Secara keseluruhan hasilanalisis diskriminan untuk jantan danbetina tikus S. muelleri asal Sumatradan Kalimantan menunjukkanpengelompokan yang sesuai denganlokasi asal tikus. Hal ini membuktikanbahwa ada perbedaan ukuranmorfologi pad a tikus S. muelleri asalSumatra dan Kalimantan.

Ciri utamamembedakan antara

yangpopulasi

10.0

Sumatra dan Kalimantan dapatditerangkan melalui penggambaranrasio antar karakter. Rasio antarapanjang tengkorak (GSL) denganpanjang deretan geraham ke satusampai ke tiga (CLM1-3) untukkelompok tikus S. muelleri jantan,serta rasio antara lebar tulang hidung(BR) dengan lebar geraham ke dua(BM2) untuk kelompok betina dapatdilihat pad a Gambar 5 dan 6.

95

~ 9.0..-1U

~.5

80 Kode Lokasi Lokasi

~2

• 2 Kallmantan• 1

58 Sumatra.

48 56'50

GSL

Gambar 5. Rasio antara panjang tengkorak (GSL) dengan panjang deretangeraham ke satu sampai ke tiga (CLM1-3) kelompok S. muelleri jantan.

,46

36

Page 9: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

2.8 T;i27t

2.61-i

Jl\l .25~

2

9.0BR

Kode Lokasi• 2 Kahmantan• 1 Sumatra

11.08.0 8.52 2 .--_.- ·····-~F·~--·····,·-·---...··-~··--···-r--··---r--.........-.-

7.5 10.59.5 100

Gambar 6. Rasio antar karakter lebar tulang hidung (BR) dengan lebar geraham kedua (BM2) kelompok S. muelleri betina.

Robinson dan Kloss (1916)mempertelakan S. muelleri asalSumatra sebagai Rattus muellericampus berdasarkan perbedaan lebartulang zigomatik dan lebar tulanghidung, dibandingkan dengan tikus S.muelleri holotipe. Miller dalam Musserdan Newcomb (1983) mempertelakantikus S. muelleri asal Kalimantansebagai Rattus muelleri borneanuskarena ukuran CLM1-3 (panjangderetan geraham 1 sampai dengan 3)lebih pendek dibanding denganRattus muelleri asal Sumatra.

Pengelompokan anak jenispada kedua populasi tersebut pernahpula digunakan oleh Chasen (1940)dan Medway (1965 dan 1977),sebelum akhirnya Musser danNewcomb (1983) merevisi ulang tikusasal populasi Sumatra danKalimantan terse but menjadi satuanak jenis yaitu Sundamys muellerimue/leri.

Pulau Sumatra danKalimantan diklasifikasikan ke dalamsub-daerah Malesia barat dalam halkemiripan jenis-jenis tumbuhannya(Anwar dkk., 1984), tetapi setiaplokasi habitat mempunyai perbedaandalam lingkungan alaminya, sepertitanah, vegetasi dan iklim mikro yangakan membentuk setiap populasijenis sesuai dengan kondisilingkungannya.

Variasi morfologi yangterdapat pada populasi S. mue/leriasal Sumatra dan Kalimantanmerupakan bentuk adaptasi terhadaplingkungan yang berbeda. Mayr(1949) menyatakan bahwa variasigeografis di antara populasi pad adaerah yang terpisah sangat jauh,akan menyebabkan makinberbedanya variasi morfologi yangterjadi. Lebih lanjut Mayr (1963) jugamenyatakan bahwa terbentuknyaanak jenis pada satu jenis organisma,didasarkan atas terjadinya isolasireproduksi akibat penyebarangeografis yang tidak memungkinkanterjadinya pertukaran genetis diantara ke dua populasi.

Beberapa faktor yang dapatdipertimbangkan untuk menyatakanbahwa populasi tikus S. muelleri asalSumatra dan Kalimantan adalah anakjenis (subspecies) yang terpisahyaitu:

.:. Analisis diskriminan menghasilkan96,9% populasi jantan dan 90%populasi betina S. muellerimengelompok sesuai lokasi asaltikus (Sumatra dan Kalimantan).

.:. Rasio antara panjang tengkorak(GSL) dengan panjang deretangeraham 1 sampai 3 (CLM1-3),menggambarkan pengelompokanyang jelas terpisah untuk populasiS. mue/leri jantan asal Sumatra dan

37

Page 10: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

--Zoo Indonesia. 2002 (29)

Kalimantan, demikian pula rasioantara karakter lebar tulang hidung(BR) dengan lebar geraham ke dua(BM2) pada populasi S. muelleribetina menggambarkan hasil yangsama (kelompok terpisah).

.:. Pulau Sumatra dan PulauKalimantan secara geografisterpisah oleh penghalang yang luasberupa laut sehingga tidak terjadialiran genetik di - antara keduapopulasi tikus S. muelleri, yangmenyebabkan terjadinya variasimorfologi khususnya ukurantengkorak, sebagai bentuk adaptasiterhadap lingkungannya.

KESIMPULAN

Hasil analisis diskriminanmengenai variasi morfologi tikusSundamys muelleri asal Sumatra danKalimantan menunjukkan adanyaperbedaan ukuran morfologikhususnya ukuran tengkorak padakedua populasi terse but. Hasilpengelompokkan menunjukkanpopulasi tikus S. muelleri jantan96,9% mengelompok sesuai lokasiasal, sedangkan tikus betina 90 %mengelompok sesuai lokasi asal.

Ciri utama yangmembedakan kedua populasidigambarkan oleh rasio antarapanjang tengkorak (GSL) denganpanjang deretan geraham ke satusampai ke tiga (CLM1-3) untukkelompok jantan, dan rasio antaralebar tulang hidung (BR) denganlebar geraham ke dua (BM2) untukkelompok betina.

Hasil analisis diskriminandapat dijadikan dasar pertimbanganuntuk menduga bahwa populasi S.muelleri asal Sumatra dan Kalimantanmerupakan dua subspecies yangterpisah.

DAFT AR PUST AKA

Anwar, J., S.J. Damanik, N. Hisyam,& AJ. Whitten. 1984 EkologiEkosistem Sumatra, GadjahMada University Press. Hal 53-66

Chasen F.N. 1940 A Handlist ofMalaysian Mammals (ASystematic List of the Mammalof the Malay Peninsula,Sumatra, Borneo and Javaincluding the Adjacent SmallIslands). Bull. Raffles Mus.,Singapore, Strait Settlements 15:157 -161

Mayr, E. 1949. Systematic & Originof Species from the View Point ofzoologist Columbia UniversityPress. Hal: 33-70

Mayr, E. 1963 Animal Species andEvolution. The Belknap Press ofHarvard University Press,Cambridge, Massachusetts, Hal:367-373

Mittermeier, RA, P. Roblesgil & C.O.Mittermeier 1997 MegadiversityEarth Biologically WealthiestNations. Quebecor Printing Inc.Canada. Hal: 17-97

Medway, L. 1965. Mammals ofBorneo. Field Keys and anAnnotated Cheklist Singapore.Malay. Branch Royal AsiaticSociety. Hal: 1-34

Medway, L. 1977 Mammals ofBorneo. Field Keys and anAnnotated Checklist Monographsof the Malaysian Branch of theRoyal Asiatic Society 7: 1-11

Morrison, D.F. 1978. MultivariateStatistical Methods. Secondedition. McGraw - Hill BookCompany, USA Hal: 266-301

Muser, G.G. & C. Newcomb. 1983.Malaysian Murids and the GiantRat of Sumatra Bulletin of theAmerican Museum NaturalHistory 174: 400-474

Robinson H.C. & C.B. Kloss 1916Preliminary Diagnoses of SomeNew Species and Subspecies ofMammals and Birds Obtained inKorinchi, West Sumatra, Feb.-June 1914. Jour. Straits BranchRay. Asiatic Soc. (73): 269-278

Suyanto, A, Yoneda I Maryanto,Maharadatunkamsi & J Sugarjito1998 Checklist of the Mammalsof Indonesia LlPI-JICA, Bogor,Hal: 32-41

38

Page 11: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

Lampiran 1. Data ukuran karakter tengkorak S. muelleri jantan hasil analisisdiskriminan.

No. urut No. Koleksi PPL BMF LlF BM11 MZB15130 17.82 3.90 8.18 2.702 MZB15378 17.92 3.65 7.90 2.803 MZB15089 19.36 4.18 9.26 2.604 MZB13315 16.70 3.66 8.20 2.705 MZB13314 19.49 4.04 8.82 2.936 MZB13313 19.86 4.22 8.37 2.767 MZB13819 18.70 4.22 9.08 2.728 MZB13311 17.46 3.94 8.20 2.809 MZB13310 16.82 3.72 8.80 2.7410 MZB11857 17.93 3.84 9.10 2.7611 MZB4999 17.88 3.80 8.38 2.8412 MZB4993 19.00 3.74 8.80 2.7013 MZB3146 16.70 3.60 8.38 2.8014 MZB16706 18.44 3.80 8.62 2.6615 MZB16705 17.78 3.76 8.06 2.8516 MZB5018 19.00 3.68 8.90 2.9617 MZB5017 18.12 4.06 8.18 2.7018 MZB16604 20.36 4.70 9.30 2.6619 MZB22493 18.72 3.88 7.00 2.4820 MZB22489 19.54 3.28 8.12 2.6021 MZB22487 20.54 3.76 9.54 2.4822 MZB22624 17.75 3.82 7.53 2.4123 MZB14751 17.28 3.26 8.02 2.3024 MZB13996 18.70 3.08 7.88 2.5425 MZB5014 16.52 3.46 7.30 2.4626 MZB5004 16.60 3.36 8.12 2.5027 MZB1287 18.92 3.80 8.00 2.4028 MZB5001 16.48 3.36 7.44 2.4429 MZB5013 16.78 3.30 7.28 2.4530 AJG 573 18.00 3.28 7.28 2.6231 SBG 84 18.40 3.75 7.14 2.6032 KT 244 18.53 3.70 8.74 2.73

39

Page 12: M.H. Slnaqa', W. Prihatini M. Amir - LIPI

Zoo Indonesia. 2002 (29)

Lampiran 2. Data ukuran karakter tengkorak S. muelleri betina hasil analisisdiskriminan.

No. urut No. Koleksi BR BM21 MZB11035 9.20 2.462 MZB4998 9.00 2.683 MZB3147 7.82 2.624 MZB4990 7.70 2.485 MZB4997 8.64 2.486 MZB3143 10.15 2.717 MZB304 8.58 2.528 MZB4996 8.60 2.519 MZB4995 9.66 2.6710 MZB4992 9.60 2.7411 MZB214 8.92 2.4612 MZB13312 9.58 2.5513 MZB15574 9.75 2.6014 MZB15575 8.68 2.6015 MZB16606 10.60 2.6016 MZB22670 9.30 2.4017 MZB22490 9.42 2.4018 MZB22491 8.82 2.301.9 MZB22488 8.90 2.4020 MZB14750 8.88 2.3821 MZB5003 8.58 2.5622 MZB1040 9.05 2.4623 MZB1280 8.56 2.3224 MZB1281 8.58 2.3425 MZB1288 9.32 2.4026 MZB13995 9.90 2.4027 MZB12714 10.00 2.4428 MZB5005 9.22 2.3229 SAS 17 9.78 2.4830 SAS 47 10.18 2.45

40