mgs.dwiki nugraha_institut sains & teknologi akprind yogyakarta_pkmp

Upload: alji-neue-regime

Post on 07-Jul-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    1/23

     

    PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan L ine  untuk

    Memprediksi Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana

    di Desa Sidoharjo Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo Daerah Istimewa

    Yogyakarta

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    MGS. Dwiki Nugraha (131.10.1037 / 2013)

    Kristiani Noviantika Tadong (131.10.1123 / 2013)

    I Gede Arya Perdana (131.10.1139 / 2013)

    Mia Satyanningtyas (141.10.1135 / 2014)

    Andika G Oratmangun (141.10.1041 / 2014)

    INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

    YOGYAKARTA

    2015

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    2/23

     

    ii 

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    3/23

     

    iii 

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

    RINGKASAN ................................................................................................. iv

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kondisi Lokasi Penelitian .................................................................... 2

    2.2 Gerakan Tanah / Tanah Longsor .......................................................... 2

    2.3 Zona Kerentanan Tanah Longsor ......................................................... 32.4 Metode Scanline4 ................................................................................. 4 

    BAB 3. METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................. 4

    3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 5

    3.3 Tahapan Penelitian ............................................................................... 5

    BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 Anggran Biaya ..................................................................................... 8

    4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 8

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9LAMPIRAN

    Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ....................... 10

    Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 16

    Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 18

    Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana .................................. 19

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    4/23

     

    iv 

    RINGKASAN

    Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990, bahwa kawasan rawan bencana merupakan kawasan lindung yang perlu dijaga untuk melindungi

    manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun

    secara tidak langsung oleh perbuatan manusia. Kriteria kawasan rawan

     bencana alam adalah merupakan kawasan yang diidentifikasi sering dan

     berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung api,

    gempa bumi, dan tanah longsor.

    Penelitian Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line

    untuk Memprediksi Potensi Tanah longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana

    di Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa

    Yogyakarta, ditujukan sebagai awal mitigasi bencana tanah longsor guna

    memprediksi adanya faktor-faktor kebencanaan tanah longsor dan untukmeminimalkan kerugian akibat bencana serta membuat masyarakat sekitar

    lebih waspada akan potensi bencana di daerahnya. Target yang ingin dicapai

    dalam penelitian ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat

    sekitar untuk menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaannya akan bahaya

    tanah longsor serta berperan aktif dalam menanggulangi bencana tersebut.

    Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng

     berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut,

     bergerak ke bawah atau keluar lereng menuruni lereng. Proses terjadinyatanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam

    tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai

    tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadilicin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng

    Metode scane line yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis

    kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan

    untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.

    Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng( slope), vegetasi

    (tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan

    untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan

     pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya

    gerakan tanah longsor.

    Metode  scane line dilakukan dengan membentangkan tali selebar 2

    meter (1 spot) pada daerah jalan raya yang mempunyai tebing kerawanan

    tanah longsor sebagai objek penelitian, dengan pembagian 5 lintasan

    L1(Lintasan 1), L2, L3, L4 dan L5, setiap lintasan mempunyai 5 spot

    dengan panjang 10 meter. Berdasarkan persentase dalam setiap lintasan

    dengan menganalisa bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor.

    Kata kunci : Kestabilan Lereng, Metode Scan Line, Tanah Longsor, Mitigasi

    Bencana

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    5/23

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Secara geografis sebagian besar wilayah Negara Kesatuan Republik

    Indonesia berada pada kawasan rawan bencana alam, dan salah satu bencana

    alam yang sering terjadi adalah bencana longsor. Sejalan dengan proses

     pembangunan berkelanjutan perlu diupayakan pengaturan dan pengarahan

    terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan prioritas utama pada

     penciptaan keseimbangan lingkungan. Salah satu upaya yang diambil adalah

    melalui pelaksanaan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana alam

    agar dapat ditingkatkan keselamatan dan kenyamanan kehidupan dan

     penghidupan masyarakat terutama di kawasan rawan bencana longsor.

    Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi,yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.

    Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi

    terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun

    lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun longsor

    merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia yang

    tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi faktor

     penyebab ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya

    longsor, yaitu ketika aktifitas manusia ini beresonansi dengan kerentanan

    dari kondisi alam yang telah disebutkan di atas. Faktor-faktor aktifitas

    manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan kolam,

    drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi.

    Metode  scan line  yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis

    kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan

    untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.

    Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng ( slope), vegetasi

    (tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan

    untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan

     pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya

    gerakan tanah longsor.Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line untuk Memprediksi

    Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Desa Sidoharjo,

    Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta dilakukan

    dengan membentangkan tali selebar 2 meter (1 spot) pada daerah jalan raya

    yang mempunyai tebing kerawanan tanah longsor sebagai objek penelitian,

    dengan pembagian 5 lintasan L1(Lintasan 1), L2, L3, L4 dan L5, setiap

    lintasan mempunyai 5 spot dengan panjang 10 meter. Berdasarkan dari

     persentase dalam setiap lintasan tersebut yang digunakan sebagai cara untuk

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    6/23

    2

    menganalisa bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor Di Desa

    Sidoharjo. Adapun rumusan masalah kegiatan sebagai berikut antara lain:

    1. 

    Pengenalan bencana pada jalan raya di desa Sidoharjo?

    2. 

    Analisis kesetabilan lereng dengan metode scane line?

    3. Pengaplikasian mitigasi dalam kebencanaan tanah longsor di desa

    Sidoharjo?

    Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line untuk Memprediksi

    Potensi Tanah Longsor sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Desa Sidoharjo,

    Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditujukan

    sebagai awal mitigasi bencana tanah longsor dalam meliputi sebagian

    fasilitas umum (jalan raya) dengan aktifitas yang memprediksi adanya

    gangguan faktor-faktor kebencanaan tanah longsor, untuk meminimalkankerugian akibat bencana tersebut dan kewaspadaan dalam menggunakan

    fasilitas tersebut baik dalam berkendara ataupun berjalan kaki.

    Manfaat agar adanya kesadaran dari masyarakat dan pemerintah setempat

    untuk memperbaiki fasilitas jalan di desa Sidoharjo Kec.Samigaluh

    Kab.Kulon Progo dan Pengenalan bencana tanah longsor dapat dirasakan

    oleh semua kalangan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, fasilitas,

    sampai jatuhnya korban jiwa

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kondisi Lokasi Penelitian

    Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa

    Yogyakarta berada kurang lebih sekitar 30 km dari kota Yogyakarta. Desa

    ini di huni oleh masyarakat pada umumnya yang mempunyai aktivitas

     bekerja dan sekolah serta desa berada di daerah tinggian sehingga rentan

    akan terjadinya bencana. Bencana pada umumnya yang terjadinya pada

    daerah tinggian adalah tanah longsor atau gerakan tanah, karena Indonesia

    memiliki tingkat pelapukan yang kuat pengaruh dari musim hujan dan

    kemaraunya. Hal ini lah daerah Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab.Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi terjadinya bencana

    tanah longsor yang dapat merugikan masyarakat sekitar.

    2.2 Gerakan Tanah / Tanah Longsor

    Gerakan tanah seringkali disebut sebagai longsoran dari massa tanah /

     batuan dan secara umum diartikan sebagai suatu gerakan tanah dan atau

     batuan dari tempat asalnya karena pengaruh gaya berat. Ditinjau dari jenis-

     jenis longsor dalam geologi disebut gerakan masa, yang mempunyai

     beberapa jenis diantaranya: jatuhan ( falls), aliran ( flows), longsoran ( slides)

    dan amblesan ( subsidence) (Abbott, 2004). Adapun faktor yang

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    7/23

    3

    mempengaruhi gerakan tanah longsor yang ditinjau dari dinamika proses

    dipermukaan bumi disebutkan dengan 2 faktor:

    1. 

    Faktor aktif

    a. 

    Gravitasi

     b.  Iklim

    c.  Aksi biologi

    d.  Tektonika aktif.

    2.  Faktor pasif

    a. 

    Satuan / litologi

     b. 

    Struktur yang telah ada

    c. 

    Posisi di permukaan

    1) 

    Pelapukan2)

     

    Transport sedimen.

    Disebutkan pula faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan tanah

    antara lain: tingkat kelerengan, karakteristik tanah, keadaan geologi,

    keadaan vegetasi, curah hujan/hidrologi dan aktivitas manusia di wilayah

    tersebut. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut:

    air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air

    tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang

    gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan

     bergerak mengikuti lereng (ESDM, 2005).

    Dalam mitigasi kebencanaan tanah longsor sangat diperlukan lereng sebagai

    salah satu kenampakan penting di dalam bentang alam, di dalam waktu yang

     panjang akan berevolusi dan material permukaan pada lereng akan bergerak

    turun karena gaya gravitasi, serta peninjauan fasilitas-fasilitas umum yang

    memungkinkan terkena dampak akan hal tersebut sangat diperlukan. Secara

    lebih rinci, definisi bencana difokuskan pada ruang dan waktu ketika suatu

    daerah menghadapi bahaya yang besar dan hancurnya berbagai fasilitas

     penting, jatuhnya korban manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan.

    2.2 Zona Kerentanan Tanah Longsor

    Longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi,yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusun lereng.

    Gangguan kestabilan lereng ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi

    terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun

    lereng, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng.

    Pada suatu kelerengan tidak akan terjadi gerakan tanah hanya oleh suatu

    faktor saja. Hampir seluruh gerakan tanah terjadi oleh karena penyebab

    yang kompleks. Sepanjang waktu lereng curam itu ada, gaya gravitasi

    secara terus menerus menariknya ke bawah, dan air selalu meresap kedalam

    tanah, tetapi tidak terjadi gerakan tanah pada lereng tersebut. Faktor-faktor

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    8/23

    4

    aktivitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan

    kolam, drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha

    mitigasi.

    Dalam Zona Kerentanan Tanah Longsor dibagi menjadi 4 zona yaitu:

    A. Zona Tipe A 

    Zona berpotensi longsor pada daerah lereng gunung, lereng

     pegunungan, lereng bukit, lereng perbukitan, dan tebing sungai dengan

    kemiringan lereng lebih dari 40%, dengan ketinggian di atas 2000

    meter di atas permukaan laut.

    B. Zona Tipe B

    Zona berpotensi longsor pada daerah kaki gunung, kaki pegunungan,

    kaki bukit, kaki perbukitan, dan tebing sungai dengan kemiringanlereng berkisar antara 21% sampai dengan 40%, dengan ketinggian 500

    meter sampai dengan 2000 meter di atas permukaan laut.

    C. Zona Tipe C

    Zona berpotensi longsor pada daerah dataran tinggi, dataran rendah,

    dataran, tebing sungai, atau lembah sungai dengan kemiringan lereng

     berkisar antara 0% sampai dengan 20%, dengan ketinggian 0 sampai

    dengan 500 meter di atas permukaan laut.

    2.3 Metode Scanline

    Metode  scan line  yaitu metode pengukuran dan penentuan analisis

    kesetabilan lereng dengan membentangkan tali pada tebing yang ditentukan

    untuk objek pengamatan dalam rencana mitigasi bencana tanah longsor.

    Pengamatan objek sendiri meliputi kemiringan lereng ( slope), vegetasi

    (tumbuhan) dan material pada lereng tersebut (ukuran butir). Ditujukan

    untuk mendeskripsi sebuah lereng/tebing dari segi kegeologiannya dan

     pengamatan untuk menentukan daerah atau titik yang berpotensi adanya

    gerakan tanah longsor.

    Metode scane line dilakukan dengan membentangkan tali selebar 2 meter (1

    spot) pada daerah jalan raya yang mempunyai tebing kerawanan tanah

    longsor sebagai objek penelitian, dengan pembagian 5 lintasan L1(Lintasan1), L2, L3, L4 dan L5, setiap lintasan mempunyai 5 spot dengan panjang 10

    meter. Berdasarkan persentase dalam setiap lintasan dengan menganalisa

     bahaya dan kerentanan tebing rawan longsor.

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian

    Lokasi Penelitian berada di Jalan Raya Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh,

    Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat di tempuh

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    9/23

    5

    dengan waktu 90 menit jika berangkat dari Kota Yogyakarta. Seperti yang

    ditunjukkan oleh gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian di Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab.

    KulonProgo, Daerah Istimewa Yogyakarta (Sumber:Badan Survei koodinasi dan

    Pemetaan Nasional)

    3.2 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan “Analisis Kestabilan

    Lereng & Prediksi Potensi Longsor Sebagai Awal Mitigasi Bencana Tanah

    Longsor dengan Metode Scane Line” yaitu:

    1.  Palu Geologi

    2.  Kompas Geologi

    3. 

    GPS4.  Tali Rafia atau Meteran

    5.  Kamera

    6.  Catatan Lapangan

    7.  Alat Tulis

    3.3 Tahapan Penelitian

    Dalam penelitian Analisis Kestabilan Lereng dengan Metode Scan Line

    untuk Memprediksi Potensi Tanah longsor Upaya Mitigasi Bencana di Desa

    Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

    ini terdiri atas tahapan-tahapan sebagai berikut: (Seperti gambar 3.2).

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    10/23

    6

    A. 

    Survei Lokasi

    Survei lokasi ini adalah tahap awal untuk menentukan lokasi

     penelitian dan mengetahui kondisi rawan longsor pada di Desa

    Sidoharjo, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa

    Yogyakarta dengan mengamati keadaan geologi daerah tersebut .

    Keadaan geologi antara lain:

    1.  Kemiringan Lereng

    2.  Batuan Penyusun daerah tersebut

    3. 

    Kondisi Tanah

    4. 

    Kondisi Vegetasi

    B. 

    Survei Lintasan

    Survei Lintasan ini adalah tahap kedua setelah menentukan lokasi penelitian untuk membuat jalur penelitian dengan bebarapa lintasan

    agar memudahkan pengambilan data di setiap lintasan.

    C. 

    Pengambilan Data di Lapangan

    Pengambilan Data di lapangan adalah tahap ketiga dalam penelitian

    untuk mengambil data berupa:

    1. 

    Kemiringan Lereng Setiap Lintasan

    2.  Deskripsi Litologi

    3. 

    Deskripsi Tanah

    4. 

    Deskripsi Vegetasi

    D. 

    Pengolahan Data Lapangan

    Pengolahan Data Lapangan adalah mengolah data yang dapat di

    lapangan dan di analisis untuk mendapatkan potensi rawan longsor di

    setiap lintasan. Hasil pengolahan data tersebut sebagai berikut:

    1. 

    Diagram Statistik Kemirigan Lereng tiap lintasan

    2. 

    Diagram Identifikasi litologi setiap lintasan

    3. 

    Diagram ukuran butir tanah

    4.  Statistik Vegetasi/Tumbuhan setiap lintasan

    E.  Kesimpulan Hasil Penelitian

    Kesimpulan Hasil Penelitian adalah tahap akhir yang diberikanterhadap masyarakat daerah yang menjadi tempat penelitian agar

     berguna dan dapat membantu masyarakat sekitar. Hasil penelitian ini

     berupa sebagai berikut:

    1. 

    Peta Kemiringan Lereng

    2. 

    Peta Zonasi Rawan Longsor

    3. 

    Peta jalur Evakuasi

    4.  Rambu-Rambu Bahaya Longsor di setiap daerah yang rawan

    Dalam hasil penelitian semua peta-peta tersebut akan di

    sosialisasikan di daerah desa sidoharjo tersebut agar masyarakat

    memahami dan mengetahui bahaya longsor.

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    11/23

    7

    Gambar 3.2 Skema Diagram Alir Penelitian (Penulis, 2015)

    Analisis Kestabilan Lereng denganMetode Scan Line untuk

    Memprediksi Potensi Tanah

    longsor Upaya Mitigasi Bencana di

    Desa Sidoharjo, Kec. Samigaluh,

    Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa

    Yogyakarta 

    Data yang Diambil1. Kemiringan Lereng

    2. Litologi

    3. Kondisi Tanah

    4. Vegetasi (Tumbuhan)

    5. Panjang Bidang

    Gelincir

    Survei Lokasidan

    Survei Lintasan Pemetaan

    Pengambilan

    Data Lapangan

    1. Statistik Kemiringan

    Lereng

    2. Statistik Ukuran ButirTanah

    3. Statistik Vegetasi

    4. Identifikasi LitologiPengolahan Data

    Lapangan

    Kesimpulan Hasil

    Penelitian

    1. Peta Kemiringan Lereng

    2. Peta Zonasi Rawan Longsor

    3. Peta Jalur Evakuasi

    4. Rambu-Rambu Bahaya Longsor

    5. Sosialisasi Mitigasi Bencana

    Longsor

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    12/23

    8

    BAB 4

    BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

    4.1 Anggran Biaya

    Ringkasan anggaran biaya disusun sesuai dengan format pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P 

     No Jenis Pengeluaran  Biaya (Rp) 

    1 Peralatan penunjang  Rp. 3.400.000-,

    2 Bahan habis pakai  Rp 3.870.000

    3 Perjalanan  Rp. 1.210.000

    4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan  Rp. 3.900.000

    Jumlah Rp.12.380.000-,

    4.2 Jadwal Kegiatan

     NO Jenis Kegiatan Bulan

    1 2 3 4 5

    1 Survei Lokasi dan Survei Lintasan

    2 Pengambilan Data Lapangan

    3 Pengolahan dan Analisis Data

    Lapangan

    4 Sosialisasi Mitigasi Bencana

    Longsor di Daerah Penelitian

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    13/23

    9

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbott, P. L., 2004.,  Natural Disaster., Fourth Edition McGraw Hill., Hingher Education, New york 446 pp.

    Campy, M. & Macaire, J.J., 1989., Geologie des Formation Superficielles:

    Geodinamique., Fasies., Utillsation., Masson, Paris., 433p.

    I Gde Atmaja D & Ni Putu Dewi E.L., 2015., PEMETAAN TITIK

    RAWAN LONGSOR DAN KARAKTERISTIK

    BIOGEOGRAFISNYA DI KAWASAN WISATA PUSUK.,

    Univeresitas Nusa Tenggara Barat., Media Bina Ilmiah.

    Pramumijoyo S & Karnawari D., 2006., PENANGANAN BENCANA DI

    INDONESIA., Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

    Universitas Gadjah Mada.

    Riza Suryani D., 2011., PERENCANAAN PERBAIKAN TEBING

    BENGAWAN SOLO HILIR DI DESA KANOR, BOJONEGORO.,

    Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

    Teknologi Sepuluh November Surabaya.

    Lihawa F. , Martha Patuti I. & Nurfaikah., 2013., PEMETAAN ZONA

    KERENTANAN LONGSORAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI

    ALO PROVINSI GORONTALO., Universitas Negeri Gorontalo.

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    14/23

    10

    Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    15/23

    11

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    16/23

    12

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    17/23

    13

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    18/23

    14

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    19/23

    15

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    20/23

    16

    Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. 

    Peralatan PenunjangMaterial Justifikasi

    Pemakaian

    Kuantitas Harga

    Satuan

    (Rp)

    Jumlah (RP)

    Sewa Kompas / 30

    hari

    Pengambilan

    data

    Rp. 25.000 Rp. 750.000

    Sewa Palu Geologi

    / 30 hari

    Pengambilan

    data

    Rp. 10.000 Rp. 300.000

    Sewa GPS / 30 hari Pengambilan

    data

    Rp. 30.000 Rp. 900.000

    Alat Tulis Lengkap

    Pensil

    -  Penggaris

    Pensil warna

    -  Spidol

    Drawing

     pen

    -  Busur

    -   jangka

    Pengambilan

    data Rp. 2.000

    Rp. 3.000

    Rp. 65.000

    Rp. 10.000

    Rp. 15.000

    Rp. 5.000

    Rp. 10.000

    Rp. 100.000

    Rambu-rambu

    Rawan Longsor / 30 buah

    Sosialisasi

    MitigasiBencana

    Rp. 30.000 Rp. 900.000

    Cetak PetaKemiringan Lereng

    ukuran A0

    SosialisasiMitigasi

    Bencana

    -Rp. 150.000

    Cetak Peta Zonasi

    Rawan Longsor

    ukuran A0

    Sosialisasi

    Mitigasi

    Bencana

    - Rp. 150.000

    Cetak Peta jalur

    Evakuasi Ukuran

    A0

    Sosialisasi

    Mitigasi

    Bencana

    - Rp. 150.000

    SUB TOTAL ( Rp) Rp. 3.400.000

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    21/23

    17

    2.  Bahan Habis Pakai

    Material

    Justifikasi

    Pemakaian Kuantitas Harga satuan Total (Rp)

    Konsumsi Peneliti Operasional 3 orang Rp. 20.000 Rp. 60.000

    Konsumsi Asisten Operasional 2 orang Rp. 20.000 Rp. 40.000

    Konsumsi Dosen

    PembimbingOperasional 1 0rang Rp. 30.000 Rp. 30.000

    Konsumsi Peserta

    (masyarakat)Operasional 200 orang Rp. 15.000 Rp. 3.000.000

    Aqua Dus Operasional 10 dus Rp. 30.000 Rp. 300.000

    Roll meter Operasional 2 buah Rp. 30.000 Rp. 60.000

    Loupe Operasional 3 buah Rp 90.000 Rp. 270.000Tinta Print Operasional 2 buah Rp. 25.000 Rp. 50.000

    Kertas HVS A4 Operasional 2 Rim Rp. 30.000 Rp. 60.000

    SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.870.000

    3.  Perjalanan

    MaterialJustifikasi

    PemakaianKuantitas Harga Satuan Total (Rp)

    Transportasi Lokasi

    Penelitian / 30 hariTransport 3 Orang Rp. 20.000 Rp. 600.000

    Survei Lokasi Transport 3 orang Rp. 20.000 Rp. 60.000Sewa Mobil Avanza Operasional 1 set Rp. 350.000 Rp. 350.000

    Sewa Mobil Angkut Operasional 1 set Rp. 200.000 Rp. 200.000

    SUB TOTAL ( Rp) Rp. 1.210.000

    4.  Lain-lain

    MaterialJustifikasi

    PemakaianKuantitas Harga Satuan Total (Rp)

    Analisis Petrografi Operasional 5 sampel Rp. 50.000 Rp. 250.000

    Analisis

    Geokinematika

    Operasional 5 sampel Rp. 100.000 Rp. 500.000

    Analisis XRF Operasional 5 sampel Rp. 200.000 Rp. 1.000.000

    Analisis Uji Kuat

    TekanOperasional 4 sampel Rp. 100.000 Rp. 400.000

    Pembuatan dan

    Pengadaan LaporanOperasional 3 eksemplar Rp. 70.000 Rp. 210.000

    Publikasi Pelaporan 1 kali Rp. 500.000 Rp. 500.000

    SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.900.000

    TOTAL KESELURUHAN (Rp) Rp.12.380.000 

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    22/23

    18

    Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

     No Nama/NIM ProgramStudi

    Bidang Ilmu AlokasiWaktu

    (Jam/Minggu)

    UraianTugas

    1 MGS.Dwiki Nugraha

    131.10.1101

    Teknik

    Geologi

    Kebumian 16

     jam/minggu

    Ketua

    2 I Gede Arya Perdana

    131.10.1181

    Teknik

    Geologi

    Kebumian 16

     jam / minggu

    Peneliti

    3 Kristiani Novantika

    Tadong

    131.10.1091

    Teknik

    Geologi

    Kebumian 16

    Jam/minggu

    Sekretaris

    4 Mia Satyaningtyas

    141.10.1135

    Teknik

    Geologi

    Kebumian 16

    Jam/minggu

    Anggota

    5 Andika G Oratmangun Teknik

    Geologi

    Kebumian 16

    Jam/minggu

    Anggota

  • 8/18/2019 MGS.dwiki Nugraha_Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta_PKMP

    23/23

    19

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana