metofologi trans

14
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN PROYEK 3.1 Umum Lingkup pekerjaan proyek Jembatan Jalan Raya dengan Konstruksi Rangka Baja, Jembatan Siak V, ialah sebagai berikut: a. Pengumpulan data-data dasar yang diperlukan, baik data primer dan data sekunder b. Pelaksanaan survey untuk memperoleh data-data eksisting lapangan dan data-data penunjang lainnya c. Penyelidikan tanah d. Penentuan pondasi yang akan digunakan beserta dimensi dan properti lainnya e. Perencanaan dan perancangan struktur rangka baja sebagai stuktur dasar jembatan f. Perancangan geometrik jalan (alinyemen horizontal dan vertikal) g. Perancangan struktur perkerasan jalan h. Perencanaan drainase jembatan i. Manajemen konstruksi seperti jadwal, komposisi tim ahli / tim kerja, dan anggaran dsb 3.2 Standar Standar atau Pedoman yang akan digunakan dalam pembangunan jembatan jalan raya ragka baja ialah sebagai berikut:

Upload: martha-veraida-silaen

Post on 31-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metodologi trnpsort

TRANSCRIPT

Page 1: metofologi trans

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Umum

Lingkup pekerjaan proyek Jembatan Jalan Raya dengan Konstruksi Rangka Baja,

Jembatan Siak V, ialah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data-data dasar yang diperlukan, baik data primer dan data sekunder

b. Pelaksanaan survey untuk memperoleh data-data eksisting lapangan dan data-data

penunjang lainnya

c. Penyelidikan tanah

d. Penentuan pondasi yang akan digunakan beserta dimensi dan properti lainnya

e. Perencanaan dan perancangan struktur rangka baja sebagai stuktur dasar jembatan

f. Perancangan geometrik jalan (alinyemen horizontal dan vertikal)

g. Perancangan struktur perkerasan jalan

h. Perencanaan drainase jembatan

i. Manajemen konstruksi seperti jadwal, komposisi tim ahli / tim kerja, dan anggaran

dsb

3.2 Standar

Standar atau Pedoman yang akan digunakan dalam pembangunan jembatan jalan raya

ragka baja ialah sebagai berikut:

- PerMen PU No 19/PRT/M/2011 Persyaratan Teknis Jalan Dan Kriteria

Perencanaan Teknis Jalan

- SNI 03-1725-1989 - Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya

- RSNI T-02-2005 (SNI jembatan)

- RSNI T-03-2005 Perencanaan stuktur baja untuk jembatan

- SNI 03 -1732 -1989 Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

- SNI 03-1737-1989 Tata Cara Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (LASTON) untuk

Jalan Raya

- SNI 03-1738-1989 Metode Pengujian CBR Lapangan

- SNI DT-91-0006-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah

Page 2: metofologi trans

- SNI DT-91-0007-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah

Pondasi

- SNI DT-91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton

- SNI DT-91-0006-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah

- SNI DT-91-0007-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah

Pondasi

- SNI DT-91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton

3.3 Tahap persiapan

Pekerjaan awal yang akan dilaksanakan ialah tahap persiapan pekerjaan. Tahap persiapan

ini terdiri dari persiapan (baik sarana dan prasaranan) dan mobilisasi.

Konsultan akan menyiapkan:

a. Tenaga kerja

b. Ruangan kerja dan fasilitasnya

c. Alat pengukuran topografi

d. Alat penyelidikan tanah dan laboratorium

e. Tenaga survey lapangan

f. Penyiapan rencana kegiatan

3.4 Daftar peralatan

1. Peralatan Survey

a. Kamera

b. Theodolit

c. Alat sipat datar

d. Patok

e. Statif

f. GPS Portable

g. Rambu

h. Alat sondir

i. Alat mesin bor

j. Alat transportasi darat (mobil)

Page 3: metofologi trans

2. Peralatan administratif

a. Komputer

b. Printer

c. Mesin foto copy

d. Mesin fax

e. Telepon

f. Genset

3. Software

a. Microsoft office (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft Power Point)

b. Microsoft Project

c. AutoCad

d. SAP 2000

3.5 Pengumpulan Data

Data yang dimiliki oleh konsultan hanya ada data sekunder, yaitu mencakup:

1. Laporan / Perencanaan

a. Laporan studi terdahulu

b. Preliminary design terdahulu

c. Rencana pengembangan tata guna lahan kotamadya Pekanbaru

d. RUTR Pemda Riau

2. Peta dan Data lainnya

a. Peta Geografi dan Geologi

b. Peta Topografi

c. Peta Sumber Material

d. Data Transportasi dan Lintas Jalan Raya

e. Data Hujan wilayah Pekanbaru, Riau

f. Data Gempa wilayah Pekanbaru, Riau

g. Data Angin wilayah Pekanbaru, Riau

h. Data Lingkungan

i. Data Hidrologi

j. Data Harga Satuan Pekerjaan wilayah Pekanbaru, Riau

k. Data fasilitas umum yang digunakan dalam perancangan Jembatan

Page 4: metofologi trans

l. Peraturan, regulasi, dan undang-undang yang berlaku di wilayah

Pekanbaru, Riau

Data-data tersebut diatas akan konsultan evaluasi secara keseluruhan mengenai

kelengkapannya. Evaluasi yang dilakukan berupa:

a. Evaluasi kelengkapan data sebagai dasar dari perencanaan dan

perancangan jembatan

b. Evaluasi terhadap tujuan awal dibangunnya jembatan berdasarkan data

yang diperoleh, jenis jembatan seperti apakah yang harus dibangun.

c. Evaluasi dan analisa beban lalu lintas rencana terkait dengan struktur

jembatan dengan konstruksi rangka baja.

3.6 Pelaksanaan survey

1. Survey pendahuluan, merupakan kegiatan awal yang betujuan untuk memperoleh data

sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya untuk digunakan sebagai dasar

perencanaan pembangunan jembatan.

Adapun survey pendahuluan mencakup:

a. Survey daerah eksisting, berupa pengumpulan data seperti Peta Dasar, Peta

Geologi, Data Statistik, Peta Status Pemilikan Tanah, RUTRK, Data Laporan

Studi Kelayakan, hingga Laporan Studi Amdal.

b. Koordinasi dengan instansi-instansi terkait yang nantinya akan berkaitan dengan

kegiatan survey pendahuluan

c. Survey mengenai harga upah, harga material, dan harga sewa alat di daerah lokal.

d. Membuat desain sementara berdasarkan data-data yang ada

e. Mempelajari site jembatan yang akan dibangun

f. Mendokumentasikan kondisi eksisting lapangan

2. Survey lapangan, dilakukan mengacu pada panduan yang dikeluarkan oleh Dirjen

Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. Hasil dari survey lapangan merupakan

data basis yang akan digunakan dalam keseluruhan perencanaan jembatan.

Survey lapangan mencakup:

a. Inventarisasi Jalan, mencakup:

Page 5: metofologi trans

Menginventarisasi bentuk potongan melintang dan memanjang

jalan sesuai koridor rencana pembangunan jalan dari rancangan

jembatan jalan raya.

Menginventarisasi jenis konstruksi jalan eksisting yang akan

digunakan.

Mendokumentasikan foto inventarisasi geometric jalan eksisting

pada koridor rencana jalan.

b. Survey Topografi

Survey topografi merupakan survey pengumpulan data koordinat dan

ketinggian permukaan tanah sepanjang lokasi rencana proyek jembatan.

Hasil dari survey: peta topografi. Adapun pekerjaan dalam survey

topografi yaitu:

Pengukuran GPS

Pengukuran polygon utama untuk titik kontrol horizontal dan

pemasangan bench mark.

Pemasangan patok BM

Pengukuran situasi

Pengukuran waterpass untuk penampang memanjang dan

melintang dan titik kontrol vertikal pada patok BM

Pengukuran Potongan melintang

Pengukuran khusus

Perhitungan-perhitungan dan penggambaran

Pekerjaan digitasi dan komputer

Tahap pelaksanaan pengukuran di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

2. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

3. Pengukuran Situasi

4. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang

5. Perhitungan dan Penggambaran Peta

c. Penyelidikan Tanah / Geoteknik dan Material

Page 6: metofologi trans

d. Survey Lalu Lintas / Transportasi

Survey lalu lintas, tujuannya ialah untuk mengetahui kondisi lalu lintas

(beban lalu lintas) dan kecepatan rencana lalu lintas dari jalan yang akan

melalui jembatan.

e. Survey Hidrologi

f. Survey Quarry material

3.7 Perencanaan geometrik jalan

Dalam tahap perencanaan geometrik jalan, jembatan akan dirancang sedemikian rupa

agar dapat dilalui pengguna jalan dengan aman dan nyaman. Elemen dalam perencanaan

geometrik jalan meliputi: potongan melintang, alinyemen vertikal, dan alinyemen

horizontal. Harmonisasi alinyemen vertikal dan horizontal merupakan faktor utama dalam

mewujudkan keamanan dan kenyamanan pada jalan. Parameter yang paling berpengaruh

dalam perencanaan geometrik jalan ialah kecepatan rencana kendaraan yang nantinya

akan melalui jembatan.

Standar yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan geometrik adalahStandar

Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan, Direktorat Pembinaan Jalan Kota,

Direktorat Jenderal Bina Marga, Maret 1992.

Potongan melintang jalan merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.

Potongan melintang terdiri dari bagian-bagian jalan sebagai berikut :

a. Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang

diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan.

Jumlah lajur lalu lintas

Jembatan akan dibuat 4 lajur 2 arah

Lebar lajur lalu lintas

Lebar lajur lalu lintas merupakan lebar kendaraan rencana ditambah

dengan ruang bebas antara kendaraan.

Kemiringan melintang (superelevasi)

Page 7: metofologi trans

Kemiringan melintang jalur lalu lintas sebesar 3 % di daerah lurus

terutama untuk keperluan drainase jalan.

b. Bahu Jalan disediakan untuk tempat pemberhentian bila terjadi gangguan pada

kendaraan, untuk itu lebarnya harus mencukupi, sehingga tidak mengganggu

kendaraan lain yang akan melewati jalur lalu lintas.

c. Median jalan, yaitu pembatas jalan antara jalur kanan dan jalur kiri

d. Alinyemen horizontal adalah bentuk geometrik flyover pada arah horizontal

e. Alinyemen vertikal adalah bentuk geometrik pada arah vertikal

Dalam perencanaan geometrik jalan, jalan dibedakan menurut fungsinya. Menurut Tata

Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, maka lebar jalan dan beban kendaraan

adalah:

Tabel Klasifikasi Jalan (Binamarga 1992)

Berdasarkan TOR, beban lalu lintas pada jembatan ini ialah kelas I dengan muatan sumbu

terberat >10 ton. Maka klasifikasi jalan adalah jalan arteri yang memiliki ciri jalan yang

melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata

tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. jalan diasumsikan datar karena

rancangan dari konsultan dalam membuat jembatan jalan raya tidak memberikan elevasi

pada jembatan, kondisi awal hingga akhir jembatan datar.

Tabel Kecepatan Rencana Kendaraan (Binamarga 1992)

Page 8: metofologi trans

Berdasarkan fungsi jalan dan medan jalan, maka kecepatan rencana kendaraan pada

jembatan ini adalah 70-120 km/jam.

Tabel Lebar Lajur Jalan Berdasarkan Fungsi (Binamarga 1992)

Berdasarkan tabel II.8, maka lebar tiap lajur jalan adalah 3.75 m. Untuk mengetahui

dimensi jalan secara keseluruhan, dapat melihat Lampiran Permen PU dimana data yang

diperoleh yakni:

Rumaja : 24.00 m dengan kedalaman 1.50 m dan tinggi 5.00 m

Rumija : 25.00 m

Ruwasja : 100.00 m untuk jembatan

Lebar Jalur Lalu Lintas : 2 x (2 x 3.50) m

Median Jalan menggunakan median ditinggikan sebesar 2.00 m dengan tinggi 1.10 m

dengan konfigurasi 0.75+0.50+0.75.

Lebar Trotoar : 1.0 m

Kecepatan < 80 km/jam

Kemiringan normal perkerasan jalan : 3 %

Kemiringan Bahu Jalan : 6 %

Sehingga dari data-data diatas, lebar total jembatan dalam perkiraan awal konsultan

adalah sebesar ( 2x (2 x 3.50) + 2 + 2 x 1) = 18 m

Page 9: metofologi trans

Tabel Panjang Jembatan Berdasarkan Kelas Jalan (Peraturan Perencanaan Teknik

Jembatan, Binamarga)

Dalam perancangan jembatan, akan digunakan acuan data 18 m.

Data lain dalam jembatan adalah bentang jembatan 30 m dan ketinggian minimum

jembatan dari muka air tanah adalah 5.00 m.

3.8 Perencanaan perkerasan

Standar yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan perkerasan jalan adalah

AASHTO Guide For Design of Pavement Structure 1993

Data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan perkerasaan ialah sebagai berikut:

Data CBR tanah dasar.

Data lapis-lapis perkerasan eksisting (Aspal, Beton, Base A, Base B

dan Subgrade) pada lajur luar, hasil Test Pit dan pengujian CBR

lapangan dan laboratorium.

Data lalu lintas harian hasil survai lalu lintas (traffic counting).

data pertumbuhan lalu lintas.

Umur rencana perkerasan

Parameter yang dibutuhkan dalam perencanaan perkerasan ialah:

a. Lalu lintas, meliputi :

Jenis kendaraan

Volume lalu lintas harian rata-rata

Page 10: metofologi trans

Pertumbuhan lalu lintas tahunan

Damage factor

Umur rencana

Faktor distribusi lajur

Equivalent Single Axle Load (ESAL) selama umur rencana

b. Reliability (R) adalah probabilitas bahwa perkerasan yang direncanakan akan tetap

memuaskan selama masa layanannya. meliputi:

1. Serviceability

2. Resilient Modulus

3. Koefisien Drainase

4. Load Transfer Coefficient (J)

5. Koefisien Lapisan

6. Structural Number (SN)

7. Tebal Minimum Lapisan Pekerasan