metode perhitungan satuan unit produksi (sup) dan …
TRANSCRIPT
Metode perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP) dan Indeks Konversi (Yulianta)
ISSN 1410-3680 55
METODE PERHITUNGAN SATUAN UNIT PRODUKSI (SUP) DANINDEKS KONVERSI
CALCULATION METHOD OF PRODUCTION UNIT AND THECONVERSION INDEX
Yulianta
Pusat Teknologi Industri dan Sistem TransportasiDeputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, BPPT
Gedung Teknologi II (251), Lt. 2, Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, BantenTelp. 021-75875944
E-mail : [email protected]
Abstrak
Kebijakan tarif jasa angkutan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP)harus diterapkan secara proporsional dan seadil-adilnya kepada setiap muatanberupa penumpang maupun kendaraan dan barang yang ada di atasnya.Prinsipnya adalah semakin banyak sebuah muatan menggunakan sumberdayamaka akan semakin tinggi charge yang dikenakan. Indeks konversi yang dijadikandasar perhitungan tarif perlu dikaji ulang setelah berlangsung lebih dari 10 tahun.Hal ini dilakukan karena adanya perubahan dimensi kendaraan yang berpengaruhterhadap penerapan tarif. Selain itu sistem tarif dan satuan yang dipakai di ASDPberbeda dari moda angkutan lain yang berlaku di dunia jasa angkutan. Untuk ituagar selaras perlu dilakukan dasar perhitungan dengan metode yang baru.Penyusunan indeks konversi untuk perhitungan tarif ini dilakukan denganmenganalisis hasil pengumpulan data pengukuran fisik langsung terhadapdimensi/ukuran kapal dan fasilitas untuk penumpang serta muatan berupapenumpang dan kendaraan didukung dengan data sekunder terkait. Dari analisisdata dihasilkan perhitungan Satuan Unit Poduksi (SUP) penumpang dewasa kelasekonomi sebagai SUP ‘dasar’ yang bernilai indeks 1 (satu) dalam satuan kubik(m3). Muatan berupa kendaraan berdasar dimensi/ukuran masing-masingdiformulasikan kemudian dikonversikan terhadap SUP ‘dasar’ tersebut gunamemperoleh besaran SUP masing-masing. Hasilnya dari kendaraan terkecilgolongan I besaran SUPnya = 2,36 hingga kendaraan golongan IX dengan besaranSUP = 171,68 (kosong) dan 289,77 (isi). Indeks konversi dengan metode ini bisamengurangi sisi lemah dari metode sebelumnya sekaligus bisa selaras dengansistem tarif yang lazim diterapkan pada dunia jasa pengangkutan oleh perusahaan-perusahaan multinasional.
Kata kunci : Satuan Unit Produksi (SUP), Indeks Konversi, Tarif
Abstract
ASDP freight tariff policy should be applied proportionately and fairly as possible toeach passenger and a cargo vehicle and the items on it . The principle is that themore a resource loads using the higher charge will apply. The conversion Indexthat is used as the basis for calculating tarifhas to be reviewed the last more than10 years. This is because of vehicle dimension charge that effects tarif. In additionto the tariff system and the unit used in ASDP different from other transport modesprevailing in world freight services. For that to be done in harmony with the basiccalculation that the new method. Indexing the conversion rate for the calculation isdone by analyzing the results of a direct physical measurement data collection ondimensions/sizes of ships and facilities for passengers and cargo in the form ofpassengers and vehicles powered by the relevant secondary data . From theanalysis of the data calculation generated production Unit (SUP), adult passengers
M.P.I. Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 55 - 64
56 ISSN 1410-3680
in economy class as SUP 'base' value- index 1 (one) in a cubic unit (m3) . A chargebased on vehicle dimensions/size of each of them later converted to SUP 'base' inorder to obtain the magnitude of SUP, respectively. The results of the smallestvehicle class I have SUP of 2.36 to vehicle classes IX to scale SUP of 171.68(empty) and 289.77 (loaded) . Conversion index with this method can reduce theweak side of the previous methods could well aligned with a common tariff systemapplied to the world's transportation services by multinational corporations
Key Words : Production Unit, conversion index, Tariff
Diterima (received) : 2 Juni 2014, Direvisi (reviewed) : 10 Juni 2014,Disetujui (accepted) : 2 Juli 2014
PENDAHULUAN
Salah satu prinsip kebijakan yang dilakukanpemerintah dalam penetapan tarif jasaangkutan penyeberangan sejauh mungkinadalah mengenakan tarif kepada setiapmuatan berupa penumpang maupunkendaraan beserta barang yang ada di atasnyadengan proporsional dan seadil-adilnya.Prinsipnya adalah semakin banyak sebuahmuatan menggunakan sumberdaya maka akansemakin tinggi tarif atau ongkos yang harusditanggungnya. Tarif sebuah bus besar akanberbeda dengan sepeda motor, truk trontonberisi penuh muatan di atasnya berbedacharge-nya dengan mobil pick-up kosongtanpa muatan atau dengan penumpangpejalan kaki. Bagaimana metode perhitungandan pembebanan charge terhadap setiapmuatan yang jenis dan ukurannya cukupberagam tersebut?
Pedoman dalam menentukan besaran tarifangkutan salah satunya adalah denganmenyusun indeks konversi, sebagaimana yangdipergunakan saat ini. Perhitungan tarif jasaASDP yang saat ini berlaku berdasarkanindeks konversi hasil survei tahun 2001.Setelah berlangsung lebih dari 10 tahun, dirasaperlu untuk dikaji ulang ketepatan dasar-dasarperhitungan indeks konversi tersebut. Hal iniantara lain disebabkan adanyaketidakselarasan sistem tarif dimana sistemdan satuan yang dipakai di ASDP berbeda darimoda angkutan lainnya yang berlaku di duniajasa angkutan. Selain itu telah terjadinyaperubahan terutama dimensi/ukurankendaraan/daya muat yang sangatberpengaruh dalam penyusunan tarif angkutanpenyeberangan sehingga sangatdimungkinkan terjadi ketidaktepatanpengenaan sasaran tarif dikarenakanterjadinya ketidaksesuaian lagi antara tarifangkutan penyeberangan denganukuran/dimensi kendaraan yangsesungguhnya. Selain itu perhitungan tarif jasaangkutan kapal sebagaimana yang berlaku didunia internasional menggunakan satuanberbasis berat (kg) dan kubikasi (m3).
Demikian juga dengan angkutan udara.Sementara tarif muatan di atas kapal-kapalASDP menggunakan satuan berbasis luasyakni meter persegi (m2).
Berdasarkan kondisi tersebut makaperludilakukan penyempurnaan penyempurnaanmelalui metode baru yang bisa ditawarkansesuai dengan kondisi pada saat ini agar lebihproporsional, adil dan realistis sekaligusselaras dengan standar yang berlaku di duniainternasional.
BAHAN DAN METODE
Kajian Perhitungan Satuan Unit Produksi(SUP) dan indeks konversi dalam rangkaperhitungan tarif angkutan penyeberangan iniditempuh dengan jenis-jenis kegiatan danmetode : a) Melakukan kajian pustaka b)Tinjauan peraturan perundang-undangan dankebijakan yang terkait c) Tinjauan studi/kajiansebelumnya d) Pengumpulan data primer yakniobservai dan pengukuran fisik serta datasekunder terkait. Pelaksanaan pengumpulandata primer dilakukan dengan metodeobservasi dan pengukuran fisik langsungterhadap jenis kapal angkutan penyeberangandan jenis-jenis muatannya serta metodewawancara. Data sekunder yang dibutuhkanmeliputi data jumlah muatan, penumpang dankendaraan, jenis-jenis kendaraan, ukuran beratdan spesifikasi kendaraan lainnya serta datayang menyangkut tarif dan penggolongankendaraan. e) Benchmarking sistem pentarifanmoda angkutan lain, f) Melakukan analisadatag) Melakukan perumusan dengan metodebaru Perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP)dan indeks konversi untuk perhitungan tarifjasa angkutan penyeberangan.
Tinjuan Regulasi
Dalam rangka peningkatan pelayanan untuksemua jenis dan golongan kendaraan, telahdilakukan penyesuaian dan penyempurnaanterhadap pengaturan mekanisme penetapandan formulasi perhitungan tarif angkutan
Metode perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP) dan Indeks Konversi (Yulianta)
ISSN 1410-3680 57
penyeberangan, yakni melalui PeraturanMenteri Perhubungan No. 18 Tahun 2012 :Tentang Perubahan Atas Keputusan MenteriPerhubungan Nomor KM. 58 Tahun 2003tentarig Mekanisme Penetapan dan FormulasiPerhitungan Tarif Angkutan Penyeberangan.4)
Penyesuaian/perubahan tersebut berupapenambahan sebagaimana tercantum padaPeraturan Menteri Perhubungan di atas padaPasal 1. Pada Pasal 2 ayat (4) ditetapkanberdasarkan pembagian menjadi 9 (sembilan)dari semula 8 (delapan) golongan, yakniterdapat tambahan golongan IX : Kendaraanbermotor berupa Mobil barang (truk tronton) jtangki, kendaraan alat berat dan kereta penarikberikut gandengan dengan ukuran panjanglebih dari 16 (enam belas) meter dansejenisnya. Adapun besaran SUP masing-masing kendaraan adalah kendaraan : Gol. I =1,6 SUP, GoI. II = 2,8 SUP, Gol. III = 5,6 SUP,Gol.IV ;Kendaraan penumpang besertapenumpangnya= 21,63 SUP, Kendaraanbarang beserta muatannya = 17,98 SUP,Gol.V; Kendaraan penumpang besertapenumpangnya = 37,39 SUP, Kendaraanbarang beserta muatannya = 31,55 SUP,Gol.VI; Kendaraan penumpang besertapenumpangnya = 63,28 SUP, Kendaraanbarang beserta muatannya = 52,33 SUP, Gol.VII Kendaraan barang beserta muatannya =66,03 SUP, Gol.VIII Untuk barang besertamuatannya = 98,75 SUP dan Gol. IXUntukbarang beserta muatannya = 148,13 SUP.6)
Hubungan Indeks Konversi, Tarif dan SUP
Hubungan Indeks Konversi dan tarif adalahbahwa Indeks Konversi merupakan pedomanatau patokan dasar bagi penetapan besarantarif. Perhitungan Indeks Konversi didasarkanpada data-data teknis, sedangkan perhitungantarif didasarkan pada pembentukkan biayapokok dari biaya operasional kapal.Sedangkan SUP adalah obyek berupa muatanyang akan dikenai tarif.Berkenaan dengan karakteristik setiaplintasan, jarak lintasan, tipe dan ukuran kapal,kecepatan kapal, daya dukung, dan daya belimasyarakat setempat, kondisi dan sifatpelabuhan yang berbeda-beda, pemerintahdengan berbagai pertimbangan dapatmembuat kebijakan tarif yang dilandasipertimbangan ekonomi, politik dan sosial danhal ini telah berlaku selama ini.
Evaluasi Perhitungan SUP dan IndeksKonversi Studi Sebelumnya
Terdapat beberapa catatan denganmencermati perhitungan dan perumusan SUPdan indeks konversi baik hasil Kajian tahun2001 maupun Indeks konversihasil Kajian1990 bahwa muatan disebut produksi dansetiap muatan yang beraneka jenis(penumpang, kendaraan dan barang di ataskendaraan) dan ukurannya disebut UnitProduksi dan setiap satuan dari unit muatan /unit produksi tersebut disebut Satuan UnitProduksi (SUP).Pendekatan yang digunakandalam mengukur setiap unit muatan (unitproduksi) baik penumpang maupun kendaraanadalah menggunakan pendekatan luasan(dimensi : panjang x lebar) dan satuan ukuranyang digunakan mengukur SUP adalahmenggunakan satuan meter persegi(m2).Satuan Unit Produksi (SUP) yangdijadikan dasar perhitungan (Indeks = 1)adalah Penumpang Dewasa Kelas Ekonomi.Satuan Unit Produksi (SUP) didefinisikansebagai :Satuan luas (m2) yang diperlukan 1(satu) orang penumpang kelas Deck / Ekonomidengan standar pelayanan minimal, yangnilainya sama dengan 1 (satu) SUP.2)
Luasan SUP Penumpang Dewasa KelasEkonomi tersebut berdasar perhitungan KajianTahun 1990 adalah 0,70 m2 2) sedangkanberdasar perhitungan Kajian Tahun 2001adalah sebesar 0,73 m2. Angka 0,73 m2 padaKajian 2001 adalah luas ruang meliputi : Luasruangan yang tersedia untuk kursi, jarak antarakursi ke samping, depan – belakang, fasilitasseperti AC, TV/Video/Soundsystem, Kantin,Toilet, Panggung hiburan dan lain-lain.Perhitungan SUP untuk kendaraan dihitungberdasarkan Pemakaian ruang kendaraanmeliputi: Luas ruangan yang ditempatikendaraan itu sendiri dan jarak antarakendaraan ke depan / belakang, kekiri dankekanan.
Alur Pikir Analisis
Dalam proses mendapatkan indekskonversi untuk perhitungan tarif jasa angkutanpenyeberangan, maka disamping dilakukandengan pendekatan peraturan perundang-undanganjuga dipadukan dengan pendekatananalisis data sekunder dan hasil survey yangdilakukan serta hubungan antar variabel. Alurpikir kajian ini ditampilkan pada Gambar 1.
Data sekunder yang dibutuhkan meliputidata jumlah muatan, penumpang dankendaraan, jenis-jenis kendaraan, ukuran beratdan spesifikasi kendaraan lainnya serta data
M.P.I. Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 55 - 64
58 ISSN 1410-3680
BIAYAPOKOK
ASUMSIMARGIN
TARIFDASAR
KAPASITASASUMSI PNP dan
L F KENDARAANSURVAY
KAJIANJARAK PUSTAKA
- JENIS- DIMENSI- BERAT
kendr
SURVAY &DATA
SEKUNDERKBJ. PEMERINTAH
TARIF JARAK / GOL MUATANFINAL
SPACEberdasar FASILITAS ANTAR
INDEKS KONVERSI MURNI KENDR
INDEKS KONVERSIutk masing-masing GOLONGAN
JENIS GOL KENDARAAN KENDARAAN
TARIF JARAK / GOL KENDARAAN TK. LAYANAN /
1 SUP = ? M3yg digunakan UKURAN EXISTING
penumpang dewasa UKURAN STANDARTARIF DASAR / SUP / MILE kelas ekonomi
PENYELENGGARAAN JASAANGKUTAN PENYEBERANGAN
JENIS/UKURANKAPAL
KELOMPOK JARAK
S U P
Gambar 1.Alur Pikir Kajian Indeks Konversi
yang menyangkut tarif dan penggolongankendaraan serta survei pengukuran dimensikendaraan.
Data sekunder yang dibutuhkan meliputidata jumlah muatan, penumpang dankendaraan, jenis-jenis kendaraan, ukuranberat dan spesifikasi kendaraan lainnya sertadata yang menyangkut tarif danpenggolongan kendaraan. Survei yangdimaksud meliputi survey muatan khususnyakendaraan untuk dilakukan pengukurandimensi kendaraan.
HASIL DAN PEMBAHASANKondisi Sarana dan Muatan AngkutanPenyeberangan
Sarana Angkutan Penyeberangan. Hasilpenulusuran data sekunder dan data primerpada lintas-lintas dimana survai dilakukandisajikan dengan 1 (satu) contoh spesifikasi
dan hasil pengukuran kapal penyeberanganKMP. Muriasebagai berikut :Kursi : a)Jumlah Kursi = 235 kursi ; b) Jeniskursi = Fiberglass ; c) Dimensi kursi : Luaskursi (p x l) = 53,0 cm x 46,0 cm ; Tinggi kursi= 41,0 cm ; Jarak antar kursi depan/belakang= 32,0 cm ; Jarak antar kursi kanan/kiri = 7,0cm
Fasilitas Penumpang Ekonomi : a) Toilet =7,69 m2; Kantin = 4,79 m2 ; Audio/video=1,38 m2; Mushola = ada ; Gang = 58,50 cm.Dengan demikian luas total ruangpenumpang ekonomi = 179 m2Adapun contoh hasil penelusuran datasekunder dari PT. ASDP, tentang datakapasitas penumpang dan kendaraan sertaluas ruangan kapal untuk penumpang dankendaraan disajikan pada Tabel 1,sedangkan contoh obyek pengukuran ruangtempat duduk penumpang dan kendaraandisajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Metode perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP) dan Indeks Konversi (Yulianta)
ISSN 1410-3680 59
Tabel 1.Kapasitas dan Ruangan Kapal untuk Penumpang dan Kendaraan
Nama Kapal GRTKapasitas Luas Ruangan KapalPnp
(orang) R4 (unit) Pnp (m2) Kend. (m2)
KMP. Ile Mandiri 533 200 22 195,45 493,77KMP. Rokatenda 526 220 22 184,08 418,18KMP. Balibo 540 242 22 203,28 476,43KMP. Ile Ape 634 250 22 184,08 431,43KMP. Uma Kalada 881 237 22 203,84 477,00KMP. Cucut 530 129 22 184,04 441,56KMP. Namparnos 167 54 7 62,06 223,41JUMLAH 3.811 1.332 139 1.216,83 2.961,78
PT. ASDP Cabang Kupang 20127)
Gambar 2Ruang tempat duduk penumpang
Gambar 3Ruang Kendaraan
M.P.I. Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 55 - 64
60 ISSN 1410-3680
Data sekunder yang dibutuhkan meliputidata jumlah muatan, penumpang dankendaraan, jenis-jenis kendaraan, ukuranberat dan spesifikasi kendaraan lainnyaserta data yang menyangkut tarif danpenggolongan kendaraan. Survei yangdimaksud meliputi survei muatan khususnyakendaraan untuk dilakukan pengukurandimensi kendaraan.
Kendaraan sebagai Muatan AngkutanPenyeberangan.
Survei pengukuran langsung dimensikendaraan muatan angkutan penyeberangandilakukan terhadap kendaraan-kendaraanbaik di atas kapal maupun saat kendaraanparkir di pelabuhan penyeberangan.Pengukuran berbagai jenis kendaraan darigolongan I hingga golongan IX, mencakuppanjang, lebar dan tinggi kendaraan.Adapun survai pengukuran langsungterhadap jarak antar kendaraan, yakni kesamping, kedepan dan ke belakang dilakukandi atas kapal terhadap kendaraan Roda 2 dankendaraan Roda 3 dan Roda 4 (sepedamotor). Hasil pengukuran : Range jarak kesamping = 14 cm – 58 cm (Roda-4) dan 9 cm– 39 cm (Roda-2/Roda-3), sedangkan rangejarak ke depan dan ke belakang = 14 cm –101 cm (Roda-4) dan – (minus) cm – 6 cm(Roda-2/Roda-3).
Benchmarking Penerapan PerhitunganBerat dan Volume Muatan
Penetapan tarif angkutan yang berlaku dilingkungan ASPERINDO dan yang berlakudan diterima luas yang dipergunakan olehperusahaan-perusahaan multinasional, dalammelakukan perhitungan berat barangmenggunakan dua jenis cara perhitunganyakni perhitungan berat sesungguhnya danberat volume. Adapun penerapan rumus yangdigunakan untuk pengiriman barang yangberlaku di lingkungan ASPERINDO adalah:Via darat adalah = Panjang (cm) X Lebar(cm) X Tinggi (cm) : 4000 ; Via udaraadalah= Panjang (cm) X Lebar (cm) X Tinggi(cm) : 6.000 ; Via laut adalah= Panjang (cm)X Lebar (cm) X Tinggi (cm) : 1.000.000 = M3
(kubikasi). Adapun penerapan Rumus yangDigunakan untuk Pengiriman Barang ViaJasa Internasional DHL, FedEx, TNT danUPS adalah = Panjang (cm) X Lebar (cm) XTinggi (cm) : 5.000.
Konsep Perhitungan SUP
Guna mengurangi sisi kekurangan darimetode pengukuran SUP denganmenggunakan dimensi luasan ( Panjang xLebar = Luas) ruangan yang dibutuhkanmasing-masing jenis/golongan muatan makadalam kajian ini diusulkan denganmenggunakan pendekatan perhitungandengan dimensi Volume / Kubikasi. Yakni m3
ruangan yang digunakan oleh masing-masingjenis/golongan muatan, dimana selaindimensi panjang dan lebar jugadiperhitungkan tingginya sehinggarumusannya menjadi : Panjang x Lebar xTinggi = Volume (m3).
Tahap Perhitungan Satuan Unit Produksi(SUP)
Langkah Pertama adalah penghitunganSUP untuk setiap jenis/golongan muatanadalah menjadikan salah satu darijenis/golongan muatan menjadi SUP Dasardimana SUP Dasar ini akan dijadikan SUPyang ber-INDEKS = 1. Dan penumpangdewasa kelas ekonomi yang dipilih sebagaiSUP Dasar. Kedua, adalah menentukanaspek-aspek dan unsur-unsur yangdiperhitungkan dalam perhitungan SUPDasar tersebut, demikian juga perhitunganuntuk kendaraan. Aspek-aspek yangdiperhitungkan dalam metode ini adalah :Penumpang, kendaraan dan muatan.Volume ruangan kapal yang tersedia untukpenumpang dewasa kelas ekonomi. Volumeruangan tersebut meliputi :1. Ruangan yang tersedia untuk
kursi/tempat duduk,2. Jarak antara kursi ke samping, depan –
belakang dan3. Fasilitas seperti ;Musholla, AC,
TV/Video/Soundsystem, Kantin, Toilet,Gang, Panggung hiburan dan lain-lain.
Sedangkan unsur-unsur yang diperhitungkandalam SUP Dasar adalah :1. Tubuh penumpang dewasa kelas
ekonomi,2. Kursi/tempat duduk,3. Fasilitas,4. Area bebas (vertikal dan horizontal) dan5. Barang tentengan.
Ketiga, untuk tujuan penyederhanaanperhitungan diperlukan pembatasan denganmembangun asumsi-asumsi. Dalamperhitungan SUP Dasar ini asumsi-asumsinya adalah sebagai berikut :
Metode perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP) dan Indeks Konversi (Yulianta)
ISSN 1410-3680 61
Unsur Penumpang
1. Tubuh Penumpang. Tinggi rata-ratapenumpang dewasa kelas ekonomiadalah 160 cm8). Sedangkan berat rata-rata penumpang dewasa kelas ekonomiadalah 62 kg atau 137 pon5). Adapunberat jenis tubuh manusia adalah 759Kg/m31).
2. Kursi/Tempat Duduk. Berat kursi /tempat duduk per penumpang dewasakelas ekonomi rata-rata adalah 5 kg danberat jenis kursi /tempat duduk bersamafasilitas lain rata-rata 1000 kg/m3.3)
3. Fasiltas. Berat seluruh fasilitas perpenumpang dewasa kelas ekonomi rata-rata adalah 3 kg dan berat jenis berbagaifasilitas penumpang rata-rata 1000 kg /m3.3)
4. Area Bebas (Vertikal dan Horizontal).Ruang vertikal bebas diperhitungkansampai dengan setinggi rata-ratapenumpang yakni 160 cm. Sedangkanarea bebas horizontal ditentukanberdasar hasil survai dan penelusurandata sekunder yakni bersama-samadengan tubuh penumpang, fasilitas danjarak kursi adalah 0,78 m2. Berat udara diarea bebas adalah 1 kg (dibulatkan,dalam volume 1,25 m3).3) Berat jenisudara di area bebas vertikal danhorizontal dalam volume ruangan yangdigunakan oleh penumpang dewasakelas ekonomi rata-rata sebesar 1,21 kg /m3, yakni berdasar tekanan, suhu dankelembaban udara di Indonesia rata-rata1,16 – 1,25 kg/m3.9)
5. Barang Tentengan. Berat barangtentengan rata-rata per penumpangdewasa kelas ekonomi adalah 7 kg. (=batasan berat barang tentengan untukpenumpang pesawat domestik kelasekonomi). Berat jenis barang tentenganpenumpang rata-rata 1000 kg / m3.3)
6. Share, Berat Jenis dan Berat SUPDasar. Volume ruang (m3) penumpangdewasa kelas ekonomi yangdiperhitungkan terdiri dari beberapabenda fisik dengan share masing-masingsebagai berikut : Tubuh penumpang = 25% ; Kursi, Fasilitas, Barang tentengan =25 % ; Udara di area bebas vertikal &horizontal = 50 %.3)Dengan komposisitersebut maka rata-rata berat jeniskeseluruhan adalah : Tubuh penumpang(759,23 x 1) = 759,23 kg/m3 ; Kursi,Fasilitas, Barang tentengan (1.000,00 x1) = 1.000,00 kg/m3 ; Udara (1,21 x 2) =2,41 kg/m3. Dengan demikian total =
1.761,64 kg/m3. Sehingga berat JenisRata-rata (1.761,64 : 4) = 440,41 kg/m3.
7. Berat SUP Dasar yang Disesuaikan.Diasumsikan berat jenis berbagai macambarang muatan yang akan dikonversikanrata-rata sebesar 1.000 kg / m3.3) Dengandemikian maka berat SUP Dasar yangtelah disesuaikan = Berat SUP Dasar x (1000 kg/m3 : 440,41 kg/m3).
Unsur Kendaraan
Perhitungan SUP untuk kendaraandihitung berdasarkan Pemakaian ruangkendaraan meliputi volume :Ruangan yangditempati kendaraan itu sendiri dan jarakantar kendaraan ke depan / belakang, kekiridan kekanan.
Asumsi-asumsi yang dibangun dalamperhitungan SUP Kendaraan ini adalahsebagai berikut :Untuk kendaraanpenumpang isi penumpang, jumlahpenumpang diperhitungkan 60% darikapasitas muatnya ; Untuk perhitungan setiapjenis kendaraan umum penumpang dankendaraan barang otomatis ditambahkan 2(dua) SUP Dasar sebagai pembebanan untuksopir dan kenek/kondektur ; Jarak antarkendaraan Roda-4 atau lebih ke depan-belakang masing-masing 15 cm dan kekiri -kekanan masing-masing 30 cm.Jarak antarkendaraan Roda-2 dan Roda-3 ke sampingmasing-masing 10 cm dan kedepan/belakang rata-rata 0 cm.3)
Unsur Muatan
Asumsi-asumsi yang dibangun dalamperhitungan SUP muatan adalah sebagaiberikut :Berat Jenis barang muatan rata-ratasebesar 1.000 kg/m3 ; Untuk kendaraanbarang isi muatan, berat muatannyadiperhitungkan sama dengan (100%) beratkapasitas muatnya ; Untuk kendaraanpenumpang isi, jumlah penumpangdiperhitungkan 60% dari jumlah kapasitasmuatnya.
Keempat, melakukan perhitungan dimensiuntuk setiap jenis golongan muatan berdasarhasil pengukuran langsung di lapangan,penelusuran data sekunder, hasilbenchmarking ataupun referensi kajianpustaka yang telah dikumpulkan ke dalambentuk satuan volume / kubikasi.
Konsep Perumusan Indeks Konversi Baru.Dalam motode/pendekatan perhitungan SUPmuatan angkutan penyeberangan untukmasing-masing jenis/golongan muatansebagaimana diulas pada perhitungan di atasbahwa penumpang dewasa kelas ekonomi
M.P.I. Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 55 - 64
62 ISSN 1410-3680
dijadikan sebagai SUP Dasar dan inimerupakan SUP berindeks 1. Jenis/golonganmuatan lainnya yakni yang berjeniskendaraan dari berbagai golongan denganbesaran SUP masing-masing dari hasilperhitungan sebelumnya, selanjutnyadikonversikan terhadap SUP Dasar tersebut.Hasil dari pengonversian tersebut adalah
berupa besaran indeks untuk masing-masinggolongan tersebut. Adapun untuk perhitunganindeks dilakukan melalui pengonversian dariSUP masing-masing jenis / golongan muatanke SUP Dasar dengan formula sebagaiberikut3) :
1. Penumpang
Penumpang dewasa ekonomi ... (1)
2. Kendaraan R-2 dan R-3
3. a. Kendaraan R-2 Kosong
Kendaraan R-2 kosong Golongan y ... (2a)
b. Kendaraan R-2 Isi
Kendaraan R-2 isi Golongan y ... (2b)
c. Kendaraan R-3 Kosong
Kendaraan R-3 kosong Golongan y ... (2c)d. Kendaraan R-3 Isi
Kendaraan R-3 kosong
Golongan y +
(2d)
4. Kendaraan Penumpanga. Kendaraan Penumpang Kosong
Kendaraan Penumpang Kosong
Golongan y ... (3a)
b. Kendaraan Penumpang Isi
Kendaraan Penumpang Isi
Golongan y +
5. Kendaraan Baranga. Kendaraan Barang Kosong
Kendaraan Barang Kosong
Golongan y ... (4a)
Metode perhitungan Satuan Unit Produksi (SUP) dan Indeks Konversi (Yulianta)
ISSN 1410-3680 63
b. Kendaraan Barang Isi
Kendaraan Barang Isi
Golongan y +
Luas ruangan kapal yang dibutuhkanuntuk penumpang dewasa kelas ekonomiadalah sebesar 0,78 m2.
Tinggi rata-rata penumpang dewasa kelasekonomi adalah 1,60 m. Pria Indonesiakelahiran tahun 60-an kebawah rata-ratatingginya adalah 165 cm, sedangkanwanitanya adalah 155 cm.8)
Volume ruangan kapal yang dibutuhkanuntuk penumpang dewasa kelas ekonomibesaran-besaran ; luas, tinggi, volume, danberat berdasarkan hasil pengukuran danperhitungan diperoleh hasil sebagai berikut :sebesar : 1,25 m3 yakni dari perhitungan :0,78 m x 1,60 m, = 1,25 m3.
Berat penumpang dewasa ekonomibeserta unsur-unsur melekat (SUP Dasar)yang diperhitungkan rata-rata : 77 kg,sebagaimana hasil perhitungan dari tabelberikut :Tubuh penumpang = 62 kg ; Kursi = 4kg ; Fasiltas = 3 kg ; Udara di area bebas = 1kg dan barang tentengan = 7 kg. Jadi berattotal = 77 kg.
Untuk kepentingan peng-konversi-an(volume SUP Dasar dengan volume barangmuatan) maka berat nominal tersebut harusdisesuaikan dengan memperhitungkan beratjenis masing-masing. Berdasar hasilperhitungan-perhitungan di atas maka beratSUP Dasar yang disesuaikanbisa dihitung:Berat SUP Dasar x ( 1000 kg/m3 : 440,41kg/m3 )= 77 kg x ( 1000 kg/m3 : 440,41kg/m3 )= 174,84 kg.
Studi tahun 2001, dengan rekomendasitidak memperhitungkan berat muatan untukmengurangi ekses negatif dari aktivitaspenimbangan berat di satu sisi memilikikepraktisan dan keserderhanaan sistem tarif.Namun dengan tidak memperhitungkan berat,sisi lainnya terdapat pengurbanan aspekkeadilan dan memicu tingkat kerusakansarana/prasarana yang lebih besar darikecenderungan overload,
Terdapat perbedaan antara hasil kajiantahun 1990, kajian tahun 2001 dan kajiantahun 2012. Perbedaan tersebut menyangkutmetode/pendekatan dimana kajian tahun1990 dan 2001 menggunakan luasan (m2)sebagai dasar perhitungan, sementara kajiantahun 2012 menggunakan satuan
volume/kubikasi (m3). Dengan menggunakanvolume maka selain satuan luas jugadiperhitungkan faktor tinggi muatan, sehinggagolongan kendaraan yang memiliki ketinggianlebih dari tinggi tubuh penumpang dewasakelas ekonomi (yang dijadikan SUP Dasar)akan cenderung terkena pembebanan SUPyang lebih besar dan sebaliknya.
Metode perhitungan yang diterapkan padakajian tahun 2012 tetap memiliki kepraktisandan keserderhanaan sistem tarifsebagaimana metode yang diterapkan dalamkajian tahun 2001. Perbedaannya adalahunsur berat muatan tidak (bisa) langsungdikonversikan/ diperhitungkan dalammetode/pendekatan kajian tahun 1990 dan2001 sementara dengan perhitungan danasumsi tertentu berat muatan bisa langsungdikonversikan/diperhitungkan dalam kajiantahun 2012.
Metode yang digunakan dalam kajiantahun 2012 dengan menggunakan satuankubikasi/volume menghasilkan sistemperhitungan yang lazim diterapkan di duniapengangkutan yang menggunakan kapalsebagai alat angkut. Perbedaannya hanyafaktor berat dan volume digunakan secarabersama-sama di dunia angkutan kargodimana yang lebih besarlah yang akan dipilihsetelah melalui pengukuran/penimbangan.Sedangkan pada angkutan penyeberanganberat muatan langsung dikonversikan kedalam kubikasi/volume tanpa dilakukanpenimbangan terlebih dahulu.
SIMPULAN
Dari hasil kajian ini dapat disampaikanbahwa penggunaan metode atau pendekatanperhitungan dengan menggunakan dimensivolume/kubikasi akan memberikanpembebanan yang lebih adil dan proporsionalkepada setiap jenis/golongan muatan, yakniselain memperhitungkan volume ruanganjuga memperhitungkan berat muatan. Hal inilebih realisitis mengingat semua angkutanbaik darat, laut maupun udara demi aspekkeselamatan dan penghindaran kerusakanharus memperhatikan berat beban kendaraandan muatan.
M.P.I. Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 55 - 64
64 ISSN 1410-3680
Dalam praktek yang lazim dilakukan didunia pengangkutan yang menggunakansarana kapal baik nasional maupuninternasional perusahaan-perusahaanmultinasional menggunakan formulaperhitungan muatan dengan ukuran volume/kubikasi atau berat muatan secara bersama-sama, bukan menggunakan dimensi luas(m2).
Dengan metode pendekatan dimensivolume/kubikasi dimana berat denganperhitungan tertentu bisa dikonversikan kedalam volume/kubikasi maka di luarkepentingan aspek keselamatan, fasilitas alattimbang bukan menjadi prioritas yangmendesak.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kajian ini banyak mengambil manfaat daristudi yang diselenggarakan oleh DirektoratLalu-lintas Angkutan Sungai, Danau danPenyebrangan (LLASDP) Kemenhub Tahun2012.
DAFTAR PUSTAKA
1. Clarys dan Jones Marfeel dalam Noor A.Yudha dkk, Berat Jenis TubuhManusia,__, 2012.
2. Departemen Perhubungan, IndeksKonversi Baru/Kajian 2001 sebagai DasarPenyusunan Tarif AngkutanPenyeberangan, Jakarta, 2001
3. Kementerian Perhubungan, Kajian IndeksKonversi untuk Perhitungan Tarif JasaAngkutan Penyeberangan, Jakarta, 2012.
4. Keputusan Menteri Perhubungan NomorKM.58, 2003.
5. __, __, London School of Hygiene ofTropical Medicine.
6. Peraturan Menteri Perhubungan No.18,2012.
7. PT. ASDP (Persero) Cabang Kupang,2012.
8. __, Susunan DNA Melayu, HumanioraKompasiana, Jakarta, 2001.
9. __, Tekanan, Suhu dan KelembabanUdara di Indonesia, Yahoo IndonesiaAnswer, 2007.