merajut optimisme di tengah covid 19 - universitas pamulangeprints.unpam.ac.id/8680/2/bunga rampai 3...
TRANSCRIPT
ii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Pasal 72
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta
atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000, 00 (lima ratus juta rupiah).
iii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Waluyo Jati, dkk
Merajut
O P T I M I S M E
Ditengah COVID 19
Penerbit Desanta Muliavisitama
2020
iv Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Merajut Optimisme di tengah Covid 19 @copyright. Jati, Waluyo.2020
ISBN: 978-623-7908-22-7
Penulis
Waluyo Jati, dkk
Editor
Nina Gantina
Design Cover
Novrendina P Tyas
Penerbit
DESANTA MULIAVISITAMA Anggota IKAPI Daerah Banten No. 043/BANTEN/2020
Redaksi: Jl. Raya Jakarta KM 6,5 Kota Serang Banten Telp:081295422174
Email. [email protected] https://desantapublisher.com
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang menyebarluaskan, mengutip sebagian atau keseluruhan isi buku ini
tanpa seizin tertulis dari penerbit
All Right Reserved
Cetakan Pertama, Agustus 2020
Jumlah halaman; i-xvi, + 351
Isi Diluar Tanggungjawab Penerbit
v Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Prakata Editor
Salam Literasi,
Buku yang ada ditangan pembaca ini merupakan buku
kedua dari seri Bunga Rampai yang diluncurkan oleh
Universitas Pamulang (Unpam). Seri buku yang akan Anda
baca ini berjudul: Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dalam buku ini terdapat 41 artikel yang berasal dari
Dosen-dosen Unpam, khususnya yang bernaung di Fakultas
Ekonomi. Artikel dalam buku ini sebuah gagasan dan tawaran
ide tentang bagaimana merajut optimism ditengah Covid 19
yang belum juga ada kejelasan sampai kapan masa pandemic
ini akan berakhir.
Kita memhami bagaimana sulitnya keluar dari kondisi
krisis saat ini, bukan saja krisis pandemic covid 19, tetapi yang
lebih berat adalah krisis ekonomi pun ikut terpuruk.
Pemutusan Hubungan kerja (PHK) merajelela dimana-mana,
pemotongan gaji pegawai terjadi disemua lini, harga barang
kebutuhan rumah tangga semakin menggila, dan juga yang
tidak kalah pentingnya adalah kondisi anak-anak sekolah yang
mengalami titik jenuh dengan metode pembelajaran Daring
(Online) selama ini.
Beruntung, sebagian Dosen-dosen tidak mengalami hal
yang demikian, ada saja celah bagi dosen untuk
vi Merajut Optimisme di tengah Covid 19
memanfaatkan waktu dimasa pandemic ini dengan kegiatan-
kegiatan yang positif. Walaupun kelompok Dosen ini juga
sama seperti masyarakat lainnya mengalami kejenuhan
dengan situasi dan kondisi seperti ini.
Hadirnya buku ini merupakan bagian kecil yang
dilakukan oleh dosen Unpam dalam mengisi waktu disaat
masa pandemic dan perkuliahan berjalan secara daring.
Sesederhana apapun artikel yang ada dalam buku ini, kami
mengapresiasi dengan sangat baik, yang menandakan bahwa
Dosen tetap dapat berkontribusi sesuai dengan misi tri darma
perguruan tingginya masing-masing.
Akhirnya, kami ucapkan selamat membaca dan
menjadikan buku ini sebagai teman diskusi Anda dalam setiap
kesempatan, kita harus menjadikan Buku ada dimana kita
berada. Karena dengan membaca buku, kita bisa melihat
dunia baru.
Wassalam,
Editor
vii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sambutan Rektor
lhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt, atas
izin dan ridha-Nya, kami dapat kembali
menerbitkan buku Bunga Rampai ke 4 yang kami
beri judul; Merajut Optimisme ditengah Covid 19. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, manusia mulia yang ditakdirkan sebagai juru selamat
bagi hidup dan kehidupan umat manusia di dunia dan di
akhirat kelak. Dan semoga kita termasuk umatnya yang
mendapatkan syafaatnya kelak di hari Kiamat.
Pandemi Covid-19 secara resmi sudah ditetapkan
sebagai bencana nasional oleh Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo. Perusahaan dituntut untuk tetap bertahan di
tengah situasi pandemik ini. Dampaknya, banyak yang harus
melakukan hiring freeze dan juga Work From Home (WfH).
Perguruan tinggi sebagai entitas pendidikan tinggi termasuk
yang terkena dampak langsung dari berlangsungnya Covid 19
yang sudah berlangsung hampir 3 bulan. Proses pembelajaran
dan kegiatan akademik berlangsung secara daring. Dosen dan
mahasiswa melaksanakan perkuliahan secara online dengan
menggunakan aplikasi yang tersedia; dan para pegawai secara
bergiliran di kenakan aturan bekerja dengan konsep Work
from Home (WFH).
A
viii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Menurut Szlezak, Reeves, dan Swartz (2020), yang
dikutip oleh Faisal Dudayef Payumi Padma, krisis ekonomi
sebagai dampak dari pandemi Covid-19 akan menghasilkan
pola pemulihan ekonomi berbeda antarnegara. Umumnya
pola pemulihan tersebut terbagi menjadi empat. Pertama,
bentuk V (V-shape), di mana pandemi menyebabkan
perekonomian anjlok yang ditandai dengan pertumbuhan
ekonomi menurun tajam dan pengangguran melonjak, tapi
dalam waktu singkat bisa pulih kembali pada posisi sebelum
krisis.
Sedangkan, kedua, bentuk U, di mana pertumbuhan
turun drastis dan pengangguran meningkat. Tingkat
pertumbuhan ekonomi untuk pulih membutuhkan waktu
lama, kesenjangan antara jalur pertumbuhan ekonomi lama
dan baru tetap besar. Ini menunjukkan kerusakan pada sisi
suplai ekonomi, output yang hilang besar dan membutuhkan
waktu yang jauh lebih panjang untuk kembali pada kondisi
sebelum krisis.
Kemudian, ketiga, bentuk L sebagai bentuk yang
terburuk. Di mana tidak hanya pertumbuhan ekonomi negara
tidak pernah memulihkan jalur output sebelumnya, tetapi
juga tingkat pertumbuhannya menurun. Jarak antara jalur
lama dan baru dari pertumbuhan semakin lebar, dengan
output yang hilang terus berlanjut. Ini berarti krisis telah
meninggalkan kerusakan struktural permanen pada sisi suplai.
ix Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pola atau bentuk L ini adalah bentuk yang paling merusak
akibat dari krisis. Dan keempat, bentuk W, multiple, atau
perulangan pola. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya
outbreak gelombang kedua dan seterusnya. Bentuk ini juga
tergolong bentuk buruk dari proses pemulihan ekonomi suatu
negara
Dalam kontek optimism, menumbuhkan sifat optimis di
tengah pandemi sangat dibutuhkan di semua komunitas
termasuk lingkungan perusahaan Anda. Ketika Anda ingin
membangun optimisme di lingkungan perguruan tinggi, Anda
sebaiknya fokus kepada para jajaran civitas akdemika yang
ada. Alasannya karena para pemimpin ini dapat membuat
situasi di perguruan tinggi menjadi lebih tenang ketika masa
krisis datang. Lalu bagaimana caranya agar para civitas
akademika dapat menyalurkan sifat optimis kepada
komunitasnya?
Buku yang ada ditangan pembaca ini adalah salah satu
hasil dari proses WFH yang dilakukan oleh para Dosen secara
berseri, khususnya Dosen fakultas Ekonomi di Universitas
Pamulang. Dan buku ini merupakan seri kesatu yang sudah
dihasilkan oleh Dosen-dosen Unpam. Semoga kehadiran buku
ini memberikan pencerahan kepada pembaca tentang
bagaimana membangun sikap Optimsime Dosen, Mahasiswa
dan Masyarakat di masa Covid 19.
x Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Kehadiran buku ini merupakan sebuah oase ditengah
padang pasir yang gersang akan pemikiran dan gagasan cerdas
para Dosen selama berlangsungnya masa Pandemi. Dan
semoga dengan hadirnya buku ini menjadi pemantik bagi kita
semua untuk terus optimis menjalani hidup dan kehidupan
yang akan datang. Saya ucapkan terima kasih kepada semua
pihak, khususnya Dekan dan Prodi dilingkungan fakultas
Ekonomi yang sudah menghadirkan buku luarbiasa ini.
Selamat membaca.
Tangerang, Juli 2020
Rektor,
Dr. H. Dayat Hidayat, MM
xi Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Daftar Isi
Prakata Editor ................................................................................... v
Sambutan Rektor ............................................................................ vii
Daftar Isi .......................................................................................... xi
1. AGENDA BAGI PARA PEBISNIS DI MASA PANDEMI COVID 19 ... 1
Oleh: Waluyo Jati
2. PERUBAHAN ITU SELAMANYA ................................................... 6
Oleh: Intan Sari Budhiarjo
3. MULUTMU MEMANG HARIMAUMU ....................................... 14
Oleh: Mahnun Mas’adi
4. MENJAGA KESEHATAN MENTAL DAN FISIK AGAR TETAP
PRODUKTIF SAAT PANDEMI COVID 19 .................................... 20
Oleh: Karolina
5. KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERKULIAHAN SELAMA MASA
PANDEMI.................................................................................. 26
Oleh: Hira Maulida
6. ASIMILASI NAPI DAN MANAJEMEN PENANGGULANGAN
BENCANA COVID-19 ................................................................. 32
Oleh: Chandra Fitra Arifianto
xii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
7. COVID-19 DAN PEREKONOMIAN NASIONAL ............................ 40
Oleh: Agus
8. TENTANG KATA “PERTAMA” DI MASA PANDEMIC COVID-19 . 48
Oleh: Rima Handayani
9. PANDEMI INI MEMBAWA KITA KEMBALI KEPADA AJARAN
RASULULLAH SAW .................................................................... 57
Oleh: Vega Anismadiyah
10. PENGENALAN DENGAN BP TAPERA ......................................... 64
Oleh: Dewi Nari Ratih Permada
11. CO-WORKING SPACE VS HOME-WORKING SPACE ................... 72
Oleh: Retno Wulansari
12. TANTANGAN MENJALANI BISNIS DI MASA PANDEMI VIRUS
CORONA ................................................................................... 80
Oleh: Didi Sunardi
13. MEMANFAATKAN WORK FROM HOME (WFH) MELALUI
PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA PANDEMIC COVID-19 ........ 89
Oleh: Munarsih
14. COVID-19: AMBIL POSITIFNYA DAN ATASI NEGATIFNYA ......... 95
Oleh: Anah Furyanah
15. MENGOPTIMALKAN FUNGSI SOSIALISASI DALAM KELUARGA DI
MASA COVID-19 .................................................................... 105
Oleh: Sairin
xiii Merajut Optimisme di tengah Covid 19
16. HARUSKAH BI CETAK UANG SAAT PANDEMI COVID-19? ...... 115
Oleh: Siti Nuraidawati
17. ENGAGEMENT DOSEN- MAHASISWA DI MASA COVID-19 .... 123
Oleh: Aprilia Astuti
18. PENERAPAN ILMU MANAJEMEN DI TEMPAT IBADAH DI MASA
COVID-19................................................................................ 131
Oleh: Agus Supriatna
19. NASIB UMKM DI ERA PANDEMI ............................................. 139
Oleh: H. Hastono
20. KNOWLEDGE SHARING “NGOBROL” ALA COMMUNITY OF
PRACTICE (CoP) ...................................................................... 147
Oleh: Risza Putri Elburdah
21. PSBB : KERJASAMA PEMKOT DAN MASYARAKAT .................. 154
Oleh: Adji Widodo
22. MENUMBUHKAN SEMANGAT ANAK DALAM BELAJAR DI
RUMAH DI MASA COVID-19 ................................................... 162
Oleh: Elizabeth Tika Kristina Hartuti
23. STRATEGI MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA DI MASA
PANDEMI................................................................................ 170
Oleh: Rachmawaty
24. TANTANGAN KEMANUSIAAN DI MASA COVID-19 ................. 178
Oleh: Indrani Dewi Anggraini
xiv Merajut Optimisme di tengah Covid 19
25. MENDISAIN STRATEGI MERK AGAR DAPAT BERTAHAN DI ERA
PANDEMI ................................................................................ 187
Oleh: Suharni Rahayu
26. JARAK BOLEH TERPISAH, KEBERSAMAAN TETAP TERJAGA .... 195
Oleh: Rini Dianti Fauzi
27. MENGAHADAPI NEW NORMAL DALAM SEKTOR PENDIDIKAN
................................................................................................ 201
Oleh: Puji Harjianto
28. DILEMA KESEHATAN DAN KEMISKINAN DI ERA NEW NORMAL
................................................................................................ 212
Oleh: H. Abdus Somad
29. PENGARUH NEW NORMAL DAN SEKTOR INDUSTRI, DUNIA
ENTREPRENUERSHIP .............................................................. 218
Oleh: Udin Ahidin
30. NEW NORMAL DAN BISNIS KULINER ONLINE ........................ 227
Oleh: Angga Pratama
31. NARASI NEW NORMAL DI TENGAH MASYARAKAT ................ 235
Oleh: Lilis Suryani
32. PELUANG WIRAUSAHA DALAM SITUASI NEW NORMAL ....... 242
Oleh: Paeno
33. DAMPAK NEW NORMAL PADA SEKTOR PENDIDIKAN ........... 247
Oleh: Sutrisno
xv Merajut Optimisme di tengah Covid 19
34. NEW NORMAL DAN TANTANGAN BAGI PELAKU BISNIS DI
INDONESIA ............................................................................. 255
Oleh: Kasmad
35. JAKARTA ABNORMAL, BERSANDING NEW NORMAL ............. 263
Oleh: Hadiwinata
36. TRANSISI MENUJU NEW NORMAL ......................................... 270
Oleh: Komarudin
37. WAJAH PENEGAKAN HUKUM DI PENGADILAN ..................... 277
Oleh: Susanto
38. MEMBANGUN OPTIMISME EKONOMI DITENGAH BADAI
CORONA ................................................................................. 285
Oleh: Denok Sunarsi
39. SELAMATKAN KELUARGA DENGAN POLA HIDUP SEHAT ....... 291
Oleh: Bulan Oktrima
40. KIAT BERINVESASI DI ERA PANDEMI ...................................... 296
Oleh: Pranoto
41. MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMIS DIMASA KRISIS ............. 302
Oleh: Mulyadi
42. MENGGAGAS INDUSTRIALISASI DESA.................................... 306
Oleh: Rudi Salam
43. SAATNYA UKM DAN KOPERASI BANGKIT .............................. 319
Oleh: Ahmad Khoiri
xvi Merajut Optimisme di tengah Covid 19
44. CSR DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ............................. 325
Oleh: Yanurianto
45. MERATAS BUDAYA KERJA DI ERA NEW NORMAL .................. 332
Oleh: Jasmani
46. MENATA ETIKA BISNIS DI ERA NEW NORMAL ....................... 338
Oleh: Dodi Prasada
47. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT ................ 344
Oleh: Lily Setyawati Kristianti
1 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
AGENDA BAGI PARA PEBISNIS DI MASA PANDEMI
COVID 19
Oleh: Waluyo Jati
engenal istilah “Era New Normal” yang diutarakan
oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam
konferen pers di BNPB senin tanggal 25 Mei 2020,
jika Anda mempelajari dalam manajemen krisis kondisi
tersebut sama diartikan dengan tahap resolusi atau tahap
penyembuhan. Dimana tahap tersebut dilakukan upaya-upaya
perbaikan dan pencegahan dari masa penyembuhan terhadap
virus corona covid-19 dikatakan sampai benar-benar kondisi
pulih semula.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah
menyusun skenario tahapan new normal. Tahap pertama
dimulai 1 Juni 2020 dengan dapat beroperasinya sektor
industri dan jasa. Dilanjutkan dengan tahap kedua sampai
keempat pembukaan kegiatan ekonomi secara bertahap.
Tahap kelima pada 20-27 Juli 2020 adalah evaluasi keempat
tahap sebelumnya dan pembukaan tempat-tempat atau
kegiatan ekonomi dan sosial berskala besar. Diharapkan akhir
Juli atau awal Agustus 2020 seluruh kegiatan ekonomi sudah
dibuka.
M
2 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Kunci keberhasilan untuk melewati fase new normal
pada bisnis adalah persiapan, ketangkasan, data yang akurat,
dan kesediaan untuk menghasilkan ide-ide bagus dari setiap
lapisan dan divisi perusahaan. Banyak bisnis menghabiskan
beberapa minggu pertama krisis untuk meninjau rencana
kesinambungan, mendirikan pusat komando krisis, dan
memastikan keselamatan dan keamanan pekerja mereka.
Dengan demikian, kita berharap semua bisnis
memasuki gelombang “stabil” dari model krisis tiga
gelombang (lihat “Tiga gelombang respons krisis COVID-19
pada gambar dibawah”), di mana perusahaan belajar untuk
beroperasi dalam fase “new normal”. Sebagian besar fokus
dalam gelombang stabilisasi adalah pada penerapan langkah-
langkah taktis untuk mempertahankan nilai bisnis, termasuk
analisis likuiditas, perencanaan skenario operasional, dan
penilaian berbagai program stimulus pemerintah.
Berikut beberapa hal yang perlu di perhatikan oleh
pebisnis di era new normal yang akan di terapkan:
1. Manajemen krisis
Memiliki tim manajemen krisis yang berdedikasi untuk
membebaskan para karyawan dari efek yang di sebabkan oleh
virus ini. Ini akan menjadi peran tim untuk memastikan semua
stakeholder, pelanggan dan pemasok hingga manajemen
internal, mendapat informasi hingga keputusan pada bisnis.
Jika sebuah pusat komando sudah ada, sekarang adalah waktu
3 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang tepat untuk menilai titik-titik pada risiko dan melakukan
penyesuaian yang diperlukan dalam bisnis
2. Tenaga kerja
Karyawan adalah asset terbesar di suatu perusahaan,
pada saat ini para karyawan sangat khawatir tentang
pekerjaan dan masa depan mereka. Oleh karena itu
perusahaan perlu berkomunikasi kepada karyawan dan
mengatakan yang sebenarnya keadaan perusahaan saat ini,
setelah itu perusahaan membuat kelompok kegiatan produksi
yang masih bisa beroperasi dan menetapkan karyawan yang
melakukan pekerjaan tersebut. Selebihnya akan dilakukan
kebijakan WFH agar tidak terjadi kesenjangan oleh para
karyawan.
3. Rantai pasok
Dalam dunia manufaktur global, banyak sekali pebisnis
yang terperangkap dan merugi akibat COVID – 19 yang
mengganggu rantai pasok bisnis. Oleh karena itu perusahaan
harus bertindak cepat untuk memastikan bahwa proses
produksi dan pengolahaan stok tidak terpengaruh oleh zona
karantina. Kami akan menyarankan bisnis untuk
menggunakan semua teknologi yang tersedia untuk secara
proaktif memodelkan operasi rantai suplai dan mencari untuk
mengumpulkan data terbaru, contohnya adalah dengan
menggunakan software pembukuan yang memiliki fitur
pengelolaan stok, bahan baku, dan multi gudang.
4 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
4. Strategi dan merk
Memasukkan cara-cara baru yang sukses dan berhasil
selama masa pandemi sebelumnya, misalnya menjual produk
Anda secara online atau menerapkan pengiriman pesanan
gratis. Selain itu perusahaan juga harus mengoptimalkanlah
segala sumber daya yang ada termasuk menggunakan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi pada bisnis Anda dan
membuat inovasi terhadap merk untuk lebih menarik
perhatian konsumen.
5. Mempersiapkan diri untuk skenario terburuk
Sebagai langkah antisipasi, buatlah business plan yang
juga memuat proyeksi atau forecast atas keberlanjutan usaha
Anda paling tidak hingga setahun ke depan. Misalnya, proyeksi
dari sisi pendapatan usaha, tingkat pengeluaran, kelanjutan
permodalan dan sebagainya.
6. Genjot penjualan dengan cara yang paling murah
Wabah COVID-19 mengharuskan banyak orang
menghindari kerumunan untuk mengerem penyebaran virus.
Terapkan strategi yang paling tepat agar penjualan tetap
mencapai target dengan biaya termurah. Misalnya, bisnis
Anda adalah sektor F&B yang tadinya mengandalkan
kunjungan customer secara langsung. Dalam situasi sekarang,
hal itu jelas sulit terjadi. Geser strategi untuk mengoptimalkan
layanan delivery order, drive thru atau menggencarkan promo
berlangganan.
5 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Waluyo Jati. lahir di Jakarta, 21 Oktober
1959. Menyelesaikan pendidikan Diploma
Tiga di Akademi Ahli Gizi Jakarta (1983),
Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di
Universitas Islam Jakarta (1989), kemudian
melanjutkan ke Magister Manajemen di
Universitas Budi Luhur Jakarta (2002), dan
sejak tahun 2018 menempuh Program Doktoral di Universitas
Pakuan Bogor. Pekerjaan yang pernah diheluti adalah pernah
menjadi Kepala Bagian SDM RS PELNI (1993), Kepala Bagian
Akuntansi (2004), Kepala Divisi Keuangan (2007), Kepala Divisi SDM
dan Umum RS PELNI (2012). Tahun 2011 menjadi Dosen di STMIK
Global, dan Tahun 2012 menjadi Dosen Tetap di Universitas
Pamulang (Unpam) Tangerang. Dan sejak tahun 2019, penulis
diangkat menjadi Sekretaris Program Studi Manajemen S1 Unpam.
6 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PERUBAHAN ITU SELAMANYA
Oleh: Intan Sari Budhiarjo
epekan terakhir ini kata “New Normal” menjadi topik
perbincangan publik. New Normal atau tatanan hidup
baru di masa pandemi Corona (Covid-19) segera
diterapkan di beberapa daerah di Indonesia. Tepatnya dimulai
saat Presiden Jokowi disebutkan berencana mengecek
persiapan New Normal di Bekasi. "Meninjau Kota Bekasi
dalam rangka persiapan penerapan prosedur New Normal
setelah PSBB, di sarana publik," ujar Kabag Humas Pemkot
Bekasi Sayekti Rubiah, ketika dihubungi detik.com, Selasa
(26/5/2020). Sayekti menuturkan Kota Bekasi menjadi
percontohkan penerapan New Normal.
Konsep New Normal ini pertama kali diumumkan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai cara agar
masyarakat bisa beraktivitas kembali di masa wabah Covid-
19 sehingga tetap produktif. Alasannya, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan meski kurva kasus
positif Covid-19 menurun, virus Corona tidak akan hilang.
Dalam fase New Normal alias tatanan hidup baru, pusat
perbelanjaan, transportasi, tempat ibadah hingga tempat
S
7 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
hiburan dapat kembali beroperasi dengan menerapkan
protokol kesehatan.
Belum lagi pernyataan Presiden Jokowi mengenai
“Hidup Berdamai dengan Corona”, membuat masyarakat
khawatir Indonesia belum siap sepenuhnya melakukan New
Normal karena grafik penyebaran terus meningkat dibeberapa
daerah di Indonesia. Namun, rencana menjalankan New
Normal oleh pemerintah tidak dilakukan dengan
sembarangan. Tetap mempertimbangkan kesiapan regional
dalam menghadapi penyebaran virus. Pandemi Covid-19 telah
memunculkan perilaku baru di masyarakat, yaitu jauh lebih
peduli terhadap faktor-faktor kebersihan, kesehatan, dan
keamanan, termasuk untuk destinasi pariwisata. Hingga hari
ini, beberapa perubahan kebiasaan baru dan gaya hidup
selama pandemik COVID-19 seperti menggunakan masker,
cuci tangan, hidup bersih dan sehat menjadi kebiasaan baru
bagi kita semuanya.
Kemudian sejak pemerintah resmi mengizinkan
pelaksanaan ibadah di tempat-tempat ibadah seperti masjid,
gereja, dan tempat ibadah lainnya kembali dikunjungi.
Pemerintah Kota Tangerang pun mulai memberlakukan
pelonggaran PSBB menjelang fase New Normal dengan
membuka rumah ibadah. Namun pembukaan kembali
masjid dan gereja ini dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.
8 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah mengimbau
para pemuka agama agar dapat menyampaikan pada
jamaahnya untuk dapat mengikuti protokol kesehatan yang
diberlakukan di rumah ibadah baik di masjid dan gereja.
"Terdapat langkah-langkah yang harus kita terapkan untuk
dapat memasuki rumah ibadah pada masa pandemi Covid-
19 dewasa ini, seperti menyiapkan petugas untuk melakukan
pengawasan penerapan protokol kesehatan, membatasi
jumlah pintu masuk dan ke luar rumah ibadah dan beberapa
langkah lainnya,"
Sedangkan, di Jakarta, masyarakat mulai ramai kembali
berangkat ke Kantor menggunakan kereta Commuter Line
alias KRL. Para penumpang bahkan berdesakan di dalam
kereta demi berangkat ke lokasi kerjanya. Walaupun tidak
sepadat sebelum corona, ini tetap saja ramai.
Beberapa hari terakhir ini terpantau kondisi di KRL
memang lebih tertib sejak diberlakukannya protokol
kesehatan. VP Corporate Communications PT. KCI, Anne
Purba mengatakan menjelang New Normal memang terjadi
penambahan penumpang kereta yang cukup signifikan.
Meskipun begitu, KCI tetap tegas menerapkan aturan PSBB,
seperti membatasi jumlah penumpang KRL di peron dan
kereta, social distancing saat antri, hingga wajib memakai
masker. Masyarakat yang akan membeli tiket harus antri
dengan menjaga jarak sekitar 1 meter, mengenakan masker
9 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan terdapat petugas keamanan stasiun yang selalu
mengingatkan para penumpang untuk menjaga jarak.
Tetapi, masih terlihat banyak yang berebut masuk kedalam
gerbong kereta karena takut telat masuk kerja padahal
jumlah yang masuk peron sudah dibatasi.
Dalam dunia pendidikan Presiden mencatat ada 4
negara yang setidaknya dapat menjadi patokan bagi
Indonesia. “Untuk itu dilakukan benchmarking pada negara-
negara yang telah berhasil mengadaptasi sistem pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan perubahan di masa depan
seperti di Australia untuk pendidikan anak usia dini, Finlandia
untuk pendidikan dasar dan menengah, Jerman untuk
pendidikan vokasi, Korea Selatan untuk pendidikan tinggi,”
kata Jokowi membuka rapat terbatas peta jalan pendidikan
tahun 2020-2035 melalui video conference, Kamis (4/6/2020).
(Kabar24.bisnis.com)
Selain itu, Gubernur DKI Jakarta mulai memperbolehkan
restoran beroperasi dan menerima pelanggan pada 8 Juni
2020. Instruksi ini diatur melalui Keputusan Gubernur DKI
Jakarta No. 563 Tahun 2020 tentang Pemberlakuan, Tahapan
dan Pelaksanaan Kegiatan atau Aktivitas PSBB Pada Masa
Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman dan Produktif.
PSBB transisi di Jakarta sudah mulai diberlakukan. PSBB
transisi sendiri ditetapkan Anies mulai Jumat (5/6) kemarin.
Kendati masih berjudul PSBB, sejumlah aktivitas dan fasilitas
10 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
umum mulai diperbolehkan beroperasi secara bertahap pada
periode ini.
Berdasarkan informasi tersebut, pemerintah sepertinya
perlu memastikan kembali kesiapan sekolah, pusat
perbelanjaan, sarana transportasi publik, tempat ibadah,
tempat makan atau restoran, hingga tempat hiburan dan
kegiatan perekonomian lainnya. Apakah persiapan dan
verifikasi implementasi SOP Clean, Health, and Safety (CHS)
sudah berjalan dengan baik dan benar sesuai standarisasi yang
ditetapkan. Secara disiplin melakukan protokol kesehatan
seperti menyediakan hand sanitizer, pengecekan suhu,
menyediakan bilik sterilisasi hingga penggunaan masker. Serta
membatasi orang di dalam ruangan, penggunaan eskalator,
lift, dan mengenakan APD bagi karyawan selama bekerja yang
dilengkapi dengan face shield.
Setelah semua SOP dilakukan diharapkan masyarakat
dapat bertindak disiplin untuk berkontribusi mendukung
langkah pemerintah ini. Tidak hanya itu, adanya kekhawatiran
masyarakat membuat mereka mengubah perilaku menjadi
lebih peduli akan kebersihan dan kesehatan. Dilihat dari hasil
survei, 85 persen masyarakat lebih memerhatikan kebersihan
tangan, 55 persen lebih sering mengonsumsi air putih. Lebih
lanjut, 47 persen lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah
dan 18 persen lebih sering berolahraga.
11 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pemerintah juga dianggap perlu melakukan sosialisasi
secara terus-menerus terkait dengan penerapan PSBB transisi
dan protokol kesehatan. Untuk mendorong kedisiplinan dan
kepatuhan dari masyarakat, pemerintah pun sudah mulai
memberlakukan sanksi yang tegas dan bukan sekedar
memberikan imbauan seperti yang selama ini sudah
dilakukan. Untuk itu, saat ini sejumlah sanksi telah diterapkan
bagi mereka yang terus tidak mematuhi imbauan pemerintah.
Dimana hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub)
Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi terhadap
Pelanggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Contohnya, memberikan sanksi bagi mereka yang tidak
menggunakan masker akan di denda. Sesuai dengan Pasal 4
Pergub DKI 41/2020 tersebut yang mengatur tentang sanksi
pembatasan aktivitas di luar rumah. Yang mana dalam pasal
ini, seluruh warga diwajibkan menggunakan masker dan
menjaga jarak fisik saat berkegiatan di luar rumah.
Apabila protokol ini dilanggar, masyarakat akan diberi
sanksi administrasi tertulis, kerja sosial membersihkan fasilitas
atau sarana umum sambil mengenakan rompi, atau denda
minimal Rp. 100 ribu dan maksimal Rp. 250 ribu. Ayat 2 dalam
pasal ini menyebutkan, pihak yang memberikan sanksi bagi
pelanggar PSBB adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dalam semua aspek kita harus mulai bersiap melakukan
antisipasi perubahan-perubahan yang akan terjadi atau belum
12 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
terjadi, seperti perubahan demografi, profil sosial ekonomi
dari populasi, termasuk perubahan dalam pasar tenaga kerja
yang lebih fleksibel, perubahan lingkungan, hingga perubahan
struktural yang sangat cepat akibat pandemi Covid-19.
13 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Intan Sari Budhiarjo, Lahir di Jakarta, 13
Januari 1992. Saat ini penulis tercatat
sebagai dosen aktif di Universitas
Pamulang, Prodi Manajemen S1. Penulis
berdomisili di Ciputat Tangerang
Selatan, Ibu dari satu orang anak.
Aktivitas lain sebagai dosen, penulis juga
adalah wirausaha.
Ilmu terbaik adalah yang diamalkan. Waktu terbaik, yang di
optimalkan. Manusia terbaik, yang bermanfaat bagi manusia
lain.
14 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MULUTMU MEMANG HARIMAUMU
Oleh: Mahnun Mas’adi
ahsyatnya! Sepenggal kata dari lirik lagu dangdut
terkenal di era 90-an, dengan judul Senyum
Membawa Luka, yang dibawakan Almarhum Meggy Z,
ternyata lebih saya kenal daripada judulnya. Di mesin
pencarian daring saya terlebih dahulu memasukan kata
dahsyat, sebelum ingat judul lagunya. Suatu kata dalam ilmu
pemasaran bisa sangat berpengaruh dalam penjualan
produknya, bahkan pengolahan kata kata termasuk strategi
marketing yang bisa menarik konsumen. Misalnya, “Madu Asli
dari sarangnya”, atau “aroma rasa kaldu ayam yang
menggugah”, atau kata kata yang berkesan negatif tapi bisa
juga menarik perhatian calon konsumen, misalnya, “jangan
tengok sebelah kanan!”, atau “budayakan malas mencuci
dirumah karena mencuci adalah tugas kami! dan masih
banyak lagi pengolahan kata kata yang menarik konsumen
untuk sekedar mencari tahu apa produk yang ditawarkan oleh
pemasar.
Sebenarnya tehnik atau strategi marketing lewat kata
kata ini sudah berjalan sangat lama dan berjalan di luar
D
15 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kesadaran manusia, tehnik ini dinamakan Word of mouth
communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut,
yaitu merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian
rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap
suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan
informasi secara personal (Kotler dan Keller, 2012), pengertian
lainnya menurut Lupiyoadi (2006:238), word of mouth adalah
suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke
mulut tentang kebaikan dalam suatu produk.
Word of mouth communication (WOM) atau
komunikasi dari mulut ke mulut, merupakan strategi atau
taktik marketing yang sangat murah yang bisa dilakukan oleh
pemasar. Secara tidak sadar, ibu ibu yang belanja sayuran di
tukang sayur dorong, pun berkontribusi bagi promosi suatu
produk, apapun produknya. Ibu ibu biasanya belanja sayuran,
sambil bercerita apapun itu, sekolah anaknya, prestasi
anaknya, harga harga sayuran yang naik tapi langka, lalu
produk produk yang pernah dibeli, jelek atau bagus nya
produk tersebut pasti terucap, sehingga secara tak sadar
“nilai” produk yang dibicarakan berpindah ke orang lain.
Dasar inilah yang dipakai para ahli pemasaran untuk
dikembangkan menjadi suatu strategi marketing yang lebih
terarah. Pemasar atau perusahaan harus menciptakan
kualitas produk atau layanan yang mampu membuat sensasi
dan pengalaman yang tak terlupakan (sensasi yang tak
16 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
terlupakan) di sisi emosional pelanggan, disebut sebagai
pemasaran Experiential. Experiential marketing adalah konsep
pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan pelanggan
yang loyal dengan menyentuh kepuasan pelanggan dan
memberikan perasaan positif pada layanan dan produk
(Kartajaya, 2010). Pemasaran eksperimental muncul dari ide
Schmitt (1999). Selain itu, Smilansky (2009) menyatakan
bahwa pemasaran Experiential memiliki banyak manfaat bagi
perusahaan, seperti untuk bertahan dalam persaingan yang
ketat, untuk menghindari perang harga, untuk mendapatkan
keuntungan dari pelanggan yang setia dan untuk mendorong
pelanggan untuk melakukan WOM.
Di era digital, ecommerce semakin memiliki daya saing
bagi pasar yang masih konvensional, apalagi Indonesia
khususnya sedang menghadapi pandemi Covid 19 yang belum
tau kapan bisa mereda. Survei dari Kantar, hampir 80%
masyarakat Indonesia menghabiskan waktu di rumah selama
masa karantina. Menariknya, tren ini tidak hanya terjadi di
kota besar yang rata-rata termasuk zona merah namun juga
diikuti oleh kota-kota kecil. Pergeseran perilaku konsumen ke
arah pembelian online terhadap barang kebutuhan sehari-hari
seperti groceries, sembako, maupun daily needs akan
meningkatkan volume pasar online secara sangat signifikan.
Ini sejalan dengan apa yang ditulis oleh Hermawan
Kertajaya dan Iwan Setiawan di buku yang berjudul Marketing
17 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
4.0 “bergerak dari tradisional ke digital”. Dari judulnya
berkesan kalau pemasaran tradisional akan usang, itu tidak
benar. Bahkan di buku tersebut dibahas pemasaran
tradisional, akan berjalan beriringan dengan pemasaran
digital, khususnya dalam perjalanan pelanggan atau customer
path. Perjalanan pelanggan atau customer path di era digital
sudah berubah, dari era 4A (Aware, Atitude, Act dan Act
Again), sekarang menjadi 5A (Aware, Appeal, Ask, Act dan
Advocate) (Hermawan Kertajaya dan Iwan Setiawan, 2019).
Customer path 5A ini bisa jadi perpaduan antara
pemasaran tradisional dan digital, ketika seorang ibu rumah
tangga melihat (aware) iklan produk kosmetik, atau produk
kebersihan rumah di Televisi atau majalah, dan dipikir dia suka
(appeal), bisa jadi si ibu tersebut mencari informasi (ask),
lewat media sosial online, si ibu tersebut mencari word of
mouth (wom), secara daring. Ketika informasi didapat dan
merasa suka dan cocok akan produk tersebut si ibu akan
melakukan pembelian (act) terhadap produk tersebut. Setelah
menggunakan produk yang dibeli tadi, misalnya kosmetik, dan
merasa suka dan cocok, si ibu akan merekomendasikan
(advocate) ke komunitas online nya (misal: WA GRUP, IG,
Facebook dll), bahkan ke komunitas off line nya (arisan,
belanja sayuran di tukang sayur dorong, kumpulan pengajian
dll).
18 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Apa yang ibu ini lakukan baik secara sadar dan tidak
sadar telah membantu promosi bagi produk kosmetik yang
telah dibelinya. Perpaduan antara word of mouth tradisional
dan word of mouth daring, bisa dibilang berhasil. Perubahan
pola inilah yang harus ditangkap dengan jeli oleh pemasar,
pola belanja komunitas, pola belanja yang harus melihat
berapa komen positif dari suatu produk online terlebih dahulu
sebelum membelinya, membuktikan bahwa pemasaran
tradisional “getok tular” atau dalam bahasa kerennya word of
mouth, ternyata masih bisa digunakan. Perpaduan antara
mulut (tradisional) dan jari (digital) adalah bentuk keuntungan
dari pelanggan yang setia dan untuk mendorong pemasar
melakukan inovasi inovasi dalam pemasaran.
Pepatah “mulut mu harimau mu” memang tepat untuk
menuliskan keadaan dunia marketing sekarang. Selain mulut
mu harimau mu sekarang ber evolusi menjadi jari mu harimau
mu. Harimau bagi pemasar dan produk produk yang
dipasarkan. [*]
19 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Mahnun Mas’adi, Lahir di Yogyakarta,
26 Mei 1980. Saat ini penulis tercatat
sebagai dosen aktif di Universitas
Pamulang, Prodi Manajemen S1.
Penulis berdomisili di Serpong
Tangerang Selatan, Aktivitas lain
sebagai dosen, penulis juga adalah
wirausaha.
20 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENJAGA KESEHATAN MENTAL DAN FISIK AGAR
TETAP PRODUKTIF SAAT PANDEMI COVID 19
Oleh: Karolina
abah infeksi virus Corona atau COVID-19 semakin
meluas dan telah menjangkit keseluruh negara
termasuk negara Indonesia. Virus corona yang
setiap harinya selalu meningkat membuat kekhawatiran bagi
semua kalangan masyarakat, kasus virus corona yang muncul
data per juni 2020sudah sekitar 31.186 orang, hal tersebut
tentu dapat menimbulkan rasa takut dan panik. Apalagi
anjuran untuk diam di rumah serta kebijakan social distancing,
yang kini disebut physical distancing, sedikit banyak
menimbulkan jarak secara emosional antara keluarga,
sahabat, rekan kerja, teman, atau umat persekutuan di
tempat ibadah yang dapat saling memberi dukungan.Bagi
sebagian orang, hal ini bisa dirasakan sebagai suatu tekanan
atau beban yang sangat besar. Bila tidak dikendalikan, tekanan
tersebut akan berdampak negatif pada kesehatan mental.
Dan kita juga khawatir karena kita nggak pernah tahu
kapan wabah virus corona ini akan berakhir, sehingga kita bisa
leluasa bertemu dengan orang yang dicintai, dan bisa kembali
ke kehidupan ‘normal’. Seolah tak cukup sampai di situ,
W
21 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kondisi ekonomi dunia yang memburuk juga menambah
pikiran, membuat kita mengkhawatirkan soal mata
pencaharian dan ketersediaan uang, yang saat ini banyak
karyawan yang di PHK. Sehingga ketika menghadapi situsi
seperti ini sikap mental yang sehat dan positif sangat
diperlukan, agar kita bisa tetap bisa menjalani kehidupan ini
dengan selalu bersyukur kepada Tuhan.
Kekhawatiran yang dirasakan saat ini karna virus
corona ini dapat mengakibatkan kematian dan belum ada
vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Berbagai
langkah pun sudah dilakukan untuk berupaya menekan
penyebaran virus tersebut, termasuk dengan menjalani
peraturan social distancing, menggelar rapid test Corona,
hingga memberlakukan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) di berbagai daerah. Namun dalam hal pencegahan
penyebaran virus corona ini masih banyak masyarakat di
Indonesia yang masih bandel dan tidak mematuhi peraturan
yang dibuat pemerintah seperti masih ada sebagian masyakat
yang tidak menggunakan masker, tidak menerapkan social
distancing, Tentunya dalam hal ini akan menimbulkan resiko
besar bagi semua kalangan. Kita mungkin mengkhawatirkan
soal kesehatan fisik, dimana kita juga harus selalu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti halnya dalam
menjalani gaya hidup yang sehatmemang sangat diperlukan
dalam situasi seperti ini contohnya berolah raga dirumah,
22 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjaga kebersihan. Di
samping semua yang kamu lakukan untuk membuatmu tetap
produktif, jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan vitamin.
Penting juga untuk melengkapi kesehatan kita dengan
mengonsumsi suplemen atau multivitamin.
Selain itu berpikir positif menjadikan kita memiliki
pikiran yang jernih, tenang dan memiliki rasa percaya diri yang
tinggi sehinggamemiliki manfaat untuk kesehatan jiwa dan
raga kita saat iniserta hati yang gembira bisa menjadi obat
yang manjur dalam kita menghadapi setiap situasi, dengan
kita selalu memikirkan hal – hal yang positif tentunya itu akan
menjadi semangat kita untuk bisa melakukan sesuatu hal yang
baik.
Perkataan yang kita dengar memang tidak bisa kita
pilih. Ada perkataan yang menyenangkan maupun perkataan
yang justru mematahkan semangat kita. Untuk perkataan
yang menyenangkan tidak akan jadi masalah buat kesehatan
maupun mental kita, namun perkataan yang menyakitkan
bisa sangat mempengaruhi kesehatan dan mental kita, untuk
itu buatlah suasana hati kita menyenangkan dengan
mendengarkan hal – hal yang mampu membuat kita sukacita
dan memiliki semangat tinggi untuk menjalani hari – hari
ini.Disaat kita memiliki sikap mental dan fisik yang sehat
tentunya kita mampu menggunakan pikiran kita untuk tetap
melakukan hal – hal yang produktif yang menyenangkan hati
23 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan pikiran kita semua didasari oleh apa yang kita pikirkan
untuk bisa melawan kekhawatiran, kejenuhan, kebosanan
dalam menghadapi situasi seperti ini.
Banyak masyarakat yang menggunakan waktunya
pada saat dirumah saja untuk melakukan kegiatan secara
rutinitas seperti menonton, mengerjakan pekerjaan rumah,
maen games, dan mendengarkan music. Namun, ternyata di
tengah pandemi ini kita bisa menjadi lebih produktif, lho,
mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, ingin terus
berkarya, yang hasilnya kemudian bisa bermanfaat bagi
dirinya maupun orang lain. Produktivitas yang bisa kita
lakukan di masa pandemi covid 19, yaitu bagaimana kita
memanfaatkan kemampuan kita dalam mengambil peluang
bisnis untuk meningkatkan financial kita, namun dalam hal lain
kita bisa mengisi waktu yang bermanfaat untuk dapat
meningkatkan kualitas individu seperti menjadi penulis
sebuah artikel, menciptakan sebuah karangan, mendesain
sebuah objek benda ataupun membuat animasi dll. Dengan
begitu, waktu yang kita gunakan saat ini bisa juga untuk
menghasilkan karya–karya yang indah dan terbaik. Pada saat
itulah pikiran kitapun bisa lebih tertantang untuk menciptakan
sesuatu yang berbeda dan ada kepuasan tersendiri ketika
karya yang kita hasilkan bisa dinikmati oleh orang laen.
Adapun kiat-kiat untuk kita sebagai individu agar bisa
terus produktif selama berkegiatan di rumah.
24 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
1. Harus bisa mengambil peluang yang ada untuk bisa
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, karena dari
kesempatan itulah kita mampu mengembangkan sesuatu
yang sudah ada di dalam pikiran kita.
2. Buat agenda/catatan, jika ingin tetap produktif selama di
rumah, mulailah dari penjadwalan. Buat jadwal kegiatan
untuk seminggu kedepan untuk mengetahui apa saja
target yang sudah dicapai setiap harinya, mulai dari
kegiatan yang sederhana sampai kegiatan yang memang
kita bisa melakukan kegiatan tersebut dengan
menghasilkan nilai tambah.
3. Lakukanlah sesuatu yang positif. Cobalah memberikan
waktu untuk diri sendiri. Lakukan sesuatu kegiatan yang
menurut kita positif dan bisa bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang laen meski seminim apapun.
Namun, semua itu kembali lagi pada masing-masing
individu terkait produktivitas. Ada yang mengambil hikmah
dari pandemi ini untuk tetap berproduktif, ada juga yang tetap
melakukan rutinitas sehari–hari sampai kejenuhan itu
dirasakan. Manfaatkanlah waktu seperti kondisi sekarang
dengan sebaik-baiknya untuk menjadikan kita tetap
produktivitas dan terus berkarya.
25 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Karolina, lahir di Tangerang, tanggal 22
Juli 1992. Saat ini penulis sebagai dosen
aktif di Universitas Pamulang, Prodi
Manajemen S1. Penulis berdomisili di
Pamulang 2kota Tangerang Selatan.
Aktivitas lain sebagai dosen, penulis
sebagai karyawan swasta di sebuah
perusahaan perbankan.
26 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PERKULIAHAN
SELAMA MASA PANDEMI
Oleh: Hira Maulida
emenjak diumumkannya kasus positif Covid-19 di
Indonesia, tidak lama setelah itu pemerintah
menghimbau agar masyarakat menerapkan social
distancing. Satu persatu area publik ditutup, mulai dari tempat
hiburan, restoran, perkantoran, hingga sekolah-sekolah.
Begitupun universitas yang harus menerapkan study at home
selama pandemi ini. Kami pun harus sabar menunggu hingga
normal kembali dan perkuliahan berjalan seperti sedia kala.
Bersyukur di masa sekarang ini teknologi sudah
memudahkan kita dalam berinteraksi, namun bukan berarti
tanpa kendala. Seperti halnya yang dirasakan dosen dan
mahasiswa, banyak yang merasakan study at home atau
perkuliahan online tidak seefektif perkuliahan offline atau
tatap muka di kelas. Namun kita harus tetap menjalaninya dan
berusaha agar perkuliahan ini tetap efektif. Kuncinya adalah
menjaga komunikasi, komunikasi yang efektif antara dosen
dan mahasiswa agar ilmu tersampaikan dengan baik dan
perkuliahan tetap efektif.
S
27 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dosen memiliki tanggung jawab untuk memberikan
ilmu kepada mahasiswa, namun tidak sekedar hal itu saja,
relationship antara dosen dan mahasiswa harus dibangun dan
dijaga dengan baik agar mahasiswa merasa nyaman,
semangat dan termotivasi untuk belajar. Apa artinya teknologi
internet, whatsapp, email, e-learning, zoom, google meet, jika
mahasiswa tidak merasa nyaman dan maksimal atas apa ilmu
yang diberikan dosen. Penggunaan teknologi akan lebih
maksimal apabila didasari oleh efektivitas penggunanya. Dan
yang terpenting adalah komunikasi yang baik antara dosen
dan mahasiswa dikarenakan tanpa adanya tatap muka maka
sangat dekat sekali dengan miskomunikasi.
Pada perkuliahan dalam masa pandemi ini, sebagai
dosen bukan hanya sekedar memberi tugas. Kita juga harus
melihat dari sisi mahasiswa, banyak sekali mahasiswa yang
mengeluh mengenai koneksi internet, server down, kendala
pengerjaan soal, hingga kesulitan untuk membeli paket kuota
dikarenakan banyaknya yang di PHK. Tidak bisa dipungkiri
dampak dari masa pandemi ini menimbulkan rasa stress dan
bad mood di setiap orang, selain harus lebih ekstra dalam
menjaga kesehatan.
Untuk menyikapinya, sebagai dosen harus lebih peka
dan care terhadap mahasiswa, segala informasi terkait
perkuliahan bukan hanya harus disampaikan kepada ketua
kelas saja, namun harus siap melayani pertanyaan bagi siapa
28 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
saja mahasiswa yang ingin bertanya atau memiliki kendala
dalam perkuliahan. Hal ini akan dapat memberikan kesan baik
antara mahasiswa terhadap dosen dan dapat memberikan
rasa nyaman untuk mahasiswa agar menjadi lebih terbuka
dengan dosen. Sehingga lebih memudahkan dosen untuk
memberi semangat dan motivasi kepada mahasiswa agar
segala kendala yang dialami dalam masa pembelajaran selama
pandemi lebih efektif. Miskomunikasi antara dosen dan
mahasiswa pun mengenai pembelajaran dapat diminimalisir.
Agar lebih efektif dalam kegiatan e-learning, tidak
hanya memberikan sekedar soal saja, namun alangkah
baiknya jika disertai dengan pemberian video atau file yang
berisi penjelasan mengenai materi yang akan disampaikan.
Kemudian mempersilahkan kepada siapa saja yang ingin
bertanya terkait materi hingga mahasiswa merasa puas.
Apabila mahasiswa masih memiliki kendala dalam
pembelajaran dipersilahkan untuk berkomunikasi dengan
dosen melalui whatsapp ataupun email namun tetap dengan
cara yang sopan.
Meeting online antara dosen dan mahasiswa dengan
aplikasi zoom atau google meet baik diadakan secara berkala
namun biasanya kendala yang sering dihadapi adalah
mengenai waktu dan koneksi internet. Komunikasikan dengan
pasti kapan akan diadakan meeting online, usahakan waktu
diadakannya pertemuan dengan aplikasi zoom dan google
29 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
meet ini sesuai dengan jam biasanya kuliah tatap muka di
kelas untuk antisipasi jika mahasiswa ada yang bekerja atau
kegiatan lain, biasanya jika mengadakan meeting online sesuai
jam kuliah semuanya akan lebih kompak untuk bisa hadir
karna sesuai dengan waktu perkuliahan yang mahasiswa pilih.
Sebagai contoh, jangan mengadakan meeting online pada
pagi/siang hari untuk mahasiswa yang kuliah malam karena
biasanya mahasiswa yang kuliah malam masih ada kegiatan
atau pekerjaan pada pagi/siang hari.
Pandemi ini memberikan dampak yang luar biasa
terhadap perekonomian masyarakat, banyak karyawan yang
di PHK dan juga banyak bidang usaha yang tidak dapat
beroperasi dikarenakan pembatasan sosial skala besar dan
social distancing. Tidak jarang mahasiswa yang mengeluh
mengenai kesulitan untuk membayar biaya kuliah atau
kesulitan untuk membeli kuota internet, tidak bisa dipungkiri
metode pembelajaran selama masa pandemi ini sangat
mengandalkan internet untuk efektivitasnya. Sehingga
pengeluaran untuk kuota internet semakin tinggi.
Di masa ini kita harus lebih saling memahami, saling
menjaga, dan saling memotivasi. Sebagai dosen tak henti
untuk memberi perhatian kepada mahasiswa agar tetap
menjaga kesehatan, rajin cuci tangan, makan yang bergizi
serta istirahat yang cukup. Serta tidak lelah untuk terus
memotivasi mahasiswa agar tetap semangat menjalani
30 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
perkuliahan selama masa pandemi ini maupun seterusnya.
Jangan sampai keadaan pandemi ini memupuskan harapan
anak-anak kita dalam upaya meraih cita-citanya. Tetap selalu
berdoa kepada tuhan agar tetap tenang dan sabar dalam
menjalani masa pandemi ini. Pada akhirnya kita harus terus
bersabar, sabar tiada batas. Semoga pandemi ini cepat berlalu
dan kita semua selalu sehat, sehat jasmani dan rohani hingga
new normal dan kehidupan kita di masa mendatang akan lebih
baik lagi. Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat. (*)
31 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Hira Maulida, lahir di Jakarta, September
1990. Penulis berdomisili di Pamulang dan
saat ini tercatat sebagai dosen aktif di
Universitas Pamulang. Semoga karya
penulis dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tetap semangat dan jangan pernah lelah
mencari ilmu.
32 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ASIMILASI NAPI DAN MANAJEMEN
PENANGGULANGAN BENCANA COVID-19
Oleh: Chandra Fitra Arifianto
elama pandemi Covid-19, pemerintah telah
membebaskan narapidana melalui program asimilasi
dan integrasi sebanyak 39.193 orang seluruh Indonesia.
Hal tersebut tentulah mencengangkan bagi publik. Namun
kebijakan tersebut telah diambil oleh pemerintah untuk
melakukan penghematan sebesar Rp. 341 miliar (Mahardhika,
2020). Anggaran sebesar itu, niscaya lebihlah elok digunakan
untuk mengurusi kebutuhan sosial lainnya yang lebih
membutuhkan dibandingkan mengurusi narapidana. Terlebih
lagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Tentu saja di
setiap kebijakan pasti ada kekurangannya. Inilah yang akan
diulas lebih lanjut lagi.
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini
memang memukul berbagai sektor, tak terkecuali hukum.
Banyak regulasi yang harus ditunda pembahasannya karena
pemerintah terfokus untuk mengurus penanganan pagebluk
ini. Bahkan anggaran lembaga-lembaga hukum juga turut
berkorban dengan dilakukannya pengurangan anggaran.
Anggaran Kejaksaan Agung dipangkas Rp 1,041 triliun,
S
33 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Mahkamah Agung harus rela dikurangi Rp 453,518 miliar,
Kepolisian Republik Indonesia dikurangi sebesar Rp 8,577
triliun, dan Komisi Pemberantasan Korupsi disunat Rp 62,6
miliar (Rastika, 2020).
Dengan banyaknya pemangkasan anggaran, serta
merta Kementerian Hukum dan HAM juga perlu untuk
melakukan penghematan. Salah satu yang diambil ialah
kebijakan pembebasan narapidana (Napi). Penghematan itu
terjadi karena setelah 30 narapidana dan anak mendapatkan
asimilasi di rumah serta mendapat hak integrasi berupa
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti
Bersyarat (Abdi, 2020). Tapi itu memang pilihan yang diambil
karena tekanan anggaran setelah ‘ditekan’ oleh Covid-19.
Asimilasi sendiri ialah proses pembinaan narapidana dan anak
didik pemasyarakatan dengan membaurkan mereka ke dalam
kehidupan masyarakat (Jufri & Anisariza, 2017).
Namun, penghematan yang dilakukan tersebut
berdampak terhadap aspek lainnya. Di masa pandemi Covid-
19 ini, muncul sikap fear of crime. Garofalo (1981)
menggambarkan fear of crime adalah rasa takut akan
kejahatan, yang merupakan bentuk emosional dengan
diindikasikannya perasaan terancam bahaya dan kecemasan
terutama yang berkaitan secara fisik. Ini diperkirakan
kemunculannya berasal dari lingkungannya. Hal ini terjadi
karena masih adanya stigma terhadap napi di masyarakat,
34 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bahkan keluarga sendiri. Terlebih lagi dalam suasana PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) ini, masyarakat merasa
cemas dengan kondisi di luar rumah. Virus corona mengancam
dan pekerjaan yang telah hilang, semakin menambah
kecemasan masyarakat. Ditambah lagi pembebasan
narapidana. Lengkaplah alasan untuk semakin betah tinggal di
dalam rumah.
Alih-alih bersikap baik dan menyatu dengan
masyarakat, sebagian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
yang dibebaskan melalui asimilasi kembali berulah. Meskipun
dari 38 ribu napi yang dibebaskan, hanya 6 orang yang
melakukan pelanggaran di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh
Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham
(Mardiyansyah, 2020). Permasalahannya bukan berapa yang
berulah, akan tetapi kembali berulahnya mereka memicu
tindakan kriminal lainnya di masa PSBB ini. Memang Bonger
(1982) membagi kriminal/kejahatan itu terbagi atas 2, yaitu;
sosiologis dan yuridis. Secara sosiologis, kejahatan merupakan
hasil perilaku yang dibentuk oleh masyarakat. Tapi umumnya
yang terjadi ialah tindakan ilegal karena menginginkan lebih
ketimbang dia mendapatkan sedikit saat mengikuti aturan.
Tapi hal tersebut begitu sulit untuk dijabarkan.
Purwanti & Widyaningsih (2019) menyatakan
peningkatan jumlah kriminalitas diduga paling banyak
disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, seperti
35 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan
kepadatan penduduk. Apalagi di masa epidemi Covid-19 ini,
banyak sektor yang terkena dampak terutama ekonomi dan
sosial. Dampak tersebut tentu saja membuat faktor-faktor di
atas semakin parah. Meskipun tidak memicu secara langsung,
namun lambat laun dipercaya tindakan kriminal akan muncul.
Bukti nyata banyaknya bermunculan tindakan kriminal di
lokasi-lokasi yang sebelumnya bertahun-tahun nihil kriminal.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra
menyatakan bahwa angka kejahatan jalanan meningkat.
Selama bulan Maret 2020, terjadi 19.128 kasus dan selama
bulan April 2020, terjadi 15.322. Memang secara umum angka
kriminalitas menurun, tetapi angka kejahatan jalan
meningkat. Kejahatan berupa penjambretan, perampokan,
pencurian bermotor, dan pembongkaran beberapa mini
market (Batubara, 2020).
Jadi memanglah tidak dapat dipungkiri, kebutuhan
hidup (baca: ekonomi) memang semakin tertekan tatkala
pandemi Covid-19 menyambangi Indonesia. Banyak
masyarakat yang akhirnya bertumbangan (bukan secara
fisik/kesehatan) dan membutuhkan segera suntikan ekonomi
untuk memulihkan kondisi mereka. Terlebih lagi para
narapidana pembebasan asimilasi yang memerlukan tak
hanya secara ekonomi, tetapi juga sosial. Bentuk dukungan
keluarga dan masyarakat mutlak diperlukan. Merekapun juga
36 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bisa diberdayakan seperti: membantu polisi lalu lintas
mengatur lalu lintas di Meulaboh (Santoso, 2020); membuat
Alat Pelindung Diri (APD) di Pahang, Malaysia; memproduksi
masker di Thailand; menjahit masker dan membuat sanitizer
di Uttar Pradesh, India; memproduksi masker di Turki; dan
membuat masker di Taiwan (Fahzry, 2020).
Hal tersebut perlu dilakukan karena ternyata para
narapidana memiliki potensi dan sisi kreativitas yang perlu
untuk diberdayakan. Memang tidak dipungkiri keterlibatan
petugas lapas dalam mendidik mereka walau dengan segala
keterbatasan yang ada di lapas (Syamsudin, 2015).
Jadi ada benarnya jika mereka dapat diberdayakan
kembali untuk membantu masyarakat atau pihak kepolisian.
Pemberdayaan sendiri bukan hanya semata-mata seperti aset
ekonomi atau keterampilan yang harus melekat ke
keterampilan kerja sosial lainnya dalam bekerja dengan orang-
orang. Pemberdayaan sebagai pendekatan untuk keadilan
sosial dan partisipasi inklusif lebih diutamakan (Albuquerque
dkk., 2016). Saran penulis hendaknya pemberdayaan
narapidana asimilasi perlu diberikan dukungan ekonomi dan
sosial sesuai potensinya dengan melihat aspek keadilan sosial.
Di dalam konsep SDM, kebutuhan utama yang
mendesak untuk segera dipenuhi ialah kebutuhan fisiologis
(Maslow, 1970, dalam Mathes). Namun dengan keadaan yang
awalnya para napi tersebut sudah terbiasa mendapatkan
37 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
makanan tanpa perlu ada ‘usaha’ untuk mencari ataupun
membelinya, sekarang mereka ‘dipaksa’ untuk memenuhinya
dengan mencari atau membeli. Karena kebutuhan mendesak
ini segera harus dipenuhi, terpaksa mereka melakukan
kembali tindakan kriminal. Lain cerita apabila mereka
diberikan dukungan moral dari berbagai pihak. Muncul
perasaan belongingness (kepemilikan) sebagai bagian dari
kelompok dalam diri mereka. Meskipun masih membutuhkan
waktu untuk saling menerima satu sama lain.
Untuk itulah, perlu ada pendampingan dan konseling
selama masa asimilasi tersebut. Kebutuhan fisiologis dan
sosial harus terpenuhi dahulu sembari menunggu kesiapan
lingkungan dalam menerima para napi asimilasi tersebut.
Bentuk rekayasa sosial seperti inilah yang perlu digalakkan.
Pemberdayaan napi asimilasi sendiri adalah contoh dari
bentuk rekayasa sosial tersebut. Menghilangkan stigma
pelaku kriminal menjadi orang yang mampu berbagi dan mau
menolong dengan lainnya adalah tujuan awalnya. Sedangkan
titik akhir yang ingin dituju adalah ketentraman dan kenyaman
antara mantan napi dengan lingkungannya.
Fungsi konseling sendiri ialah untuk mengawasi dan
memberikan bantuan psikologis ketika ternyata para napi
asimilasi tersebut mengalami kegagalan dalm penerimaan
atas diri mereka. Pendampingan secara berkala hendaknya
tetap dilakukan untuk melihat perkembangan mereka saat
38 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
berbaur dengan lingkungannya. Memang tidak dapat
dipungkiri adanya keterbatasan sumber daya yang harus
dihadapi. Namun fungsi konseling sendiri bisa juga diberikan
kepada kepala desa, lingkungan atau bahkan kepala RT.
Namun perlu ada kesinergian antara perangkat lingkungan
(desar, RW atau RT) dengan pihak kepolisian.
Kolaborasi pihak kepolisian, masyarakat dan perangkat
lingkungan sejatinya dapat dijalankan ketika harus diatur ke
dalam undang-undang. Ketika itu sudah menjadi sebuah
hukum, maka pelaksanaannya akan menjadi terarah dan
mudah. Sehingga diharapkan perilaku yang kembali ‘kumat’
karena faktor ekonomi tidak bermunculan. Bahkan selama
pagebluk Covid-19 ini, mereka dapat berperan serta dalam
menjaga kestabilan sosial di dalam masyarakat. Kita juga bisa
belajar dari pandangan psikologi humanistik yang melihat
manusia sebagai makhluk bebas dan akan selalu mengarah ke
potensi yang dimilikinya, selama lingkungan selalu
mendukungnya.
39 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Chandra Fitra Arifianto, lahir dan besar di
Jawa Timur. Setelah berkecimpung selama
10 tahun di dunia profesionalisme, saat ini
mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di
Prodi Manajemen, Universitas Pamulang.
Latar belakang psikologi dan manajemen
CSR menjadikannya tertarik di ruang lingkup
sosio-ekonomi dan SDM. Ada beberapa karya ilmiah yang
telah dihasilkannya.
40 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
COVID-19 DAN PEREKONOMIAN NASIONAL
Oleh: Agus
ejak adanya covid-19 di Indonesia pada awal Maret
2020, telah banyak berpengaruh terhadap sektor
perekonomian di Indonesia, baik di sektor industri, pariwisata,
perhotelan, transportasi, perdagangan dan kuliner.
Sebelumnya covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan,
China pada bulan Desember 2019. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020, menyatakan
bahwa covid-19 telah menjadi pandemi global, karena telah
menyebar ke lebih dari 121 negara.
Pada awal adanya covid-19 di Indonesia, sektor
pendidikan terkena dampak pertama kali dengan ditutupnya
sementara sekolah-sekolah, yang kemudian dilanjutkan
dengan penutupan sementara pusat-pusat perbelanjaan
seperti mall dan adanya pemberlakuan PSBB (Pembatasan
Sosial Berskala Besar) yang mulai dilakukan pada tanggal 10
April di DKI Jakarta, yang kemudian diikuti oleh daerah
penyangga Ibukota seperti Bogor, Depok, Tangerang dan
Bekasi. Dimana dalam PSBB ini, hanya ada sekitar 11 sektor
usaha yang boleh beroperasi yaitu kesehatan, bahan pangan,
energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan,
S
41 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
logistik, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan
dasar dan kebutuhan sehari-hari.
Kebijakan PSBB lainnya adalah wajib memakai masker
di luar rumah, penutupan sementara sekolah dan perguruan
tinggi (belajar dari rumah), aktivitas perkantoran dihentikan
dan dipindah ke rumah (work from home), kegiatan
keagamaan, politik, sosial dan budaya terutama yang
melibatkkan banyak orang dihentikan, dilarang berkumpul
dengan jumlah lebih dari 5 orang di tempat umum, ojek online
atau daring hanya untuk mengangkut barang, dan mobil
pribadi hanya boleh mengangkut maksimal 50% kapasitas
pernumpang.
Dengan tidak beroperasinya sekolah-sekolah, maka
penghasilan dari para pengemudi ojek online dan penyedia
transportasi lainnya menjadi menurun juga. Karena ada
kebijakan work from home (kerja dari rumah) akibatnya
penghasilan rumah makan atau orang-orang yang berjualan
makanan di sekitar pabrik menjadi menurun juga. Penghasilan
pekerja pun menjadi menurun, jika selama work from home
gajinya dikurangi. Dengan ditutupnya pusat-pusat
perbelanjaan (mall), maka orang-orang yang bekerja di mall
dan sekitarnya akan hilang juga penghasilannya.
Karena penghasilan masyarakat menurun, maka
konsumsi masyarakat akan menurun juga, akibatnya
penyediaan barang dan jasa tidak dapat terserap oleh
42 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
masyarakat, dan persediaan barang dan jasa akan menurun
juga karena proses produksi dan distribusi terganggu,
sehingga akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data Kemenaker, PHK sebagai dampak dari covid-
19 sudah mencapai 2 juta orang (kompas.com, 23 April 2020).
Sri Mulyani, selaku Menteri Keuangan, juga
mengatakan bahwa penurunan kegiatan ekonomi juga terjadi
pada UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), dimana para
pelaku usaha tidak dapat menjalankan kegiatan ekonomi nya
sebaik seperti dahulu, sehingga kemampuan untuk
mengangsur pembayaran kredit akan terganggu dan hal ini
dapat meningkatkan NPL (Non Performing Loan) atau kredit
macet perbankan.
Masalah perekonomian, diantaranya mencakup
masalah pertumbuhan ekonomi, ketidakstabilan kegiatan
ekonomi, pengangguran, inflasi dan neraca perdagangan.
Menurut BPS, pada akhir tahun 2019, kondisi perekonomian
Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi 5,02% dan inflasi
sebesar 2,72%. Pada awal tahun 2020 ini, menurut BPS,
jumlah pengangguran di Indonesia adalah 6,88 juta orang
pada Februari 2020 dan inflasi 0,66% . Sedangkan menurut
Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir
kuartal I tahun 2020 adalah 2,97%. Negara-negara lain juga
banyak yang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi
pada kuartal I tahun 2020, bahkan ada yang lebih besar
43 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
penurunannya dibanding Indonesia. Berdasarkan prediksi dari
Bank Indonesia, LPS dan OJK, pertumbuhan ekonomi
Indonesia bisa mencapai negatif 0,4% jika pandemi covid-19
terus berlangsung untuk jangka waktu yang panjang.
Penerimaan pajak pada kuartal I tahun 2020, tercatat
mengalami kontraksi atau minus hingga 2,5%. Menurut BPS,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia
pada triwulan 1 2020 juga turun drastis, hanya sejumlah 2,61
juta kunjungan, berkurang 34,9 persen dibanding tahun lalu
(kompas.com 10 mei 2020), seiring dengan adanya larangan
penerbangan antar negara mulai pertengahan Februari 2020.
Dengan menurunnya kegiatan sektor pariwisata, maka
berdampak juga terhadap sektor yang lainnya seperti
perhotelan, transportasi dan kuliner.
Untuk mengatasi kondisi perekonomian yang semakin
menurun, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang
berhubungan dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Menurut Sadono Sukirno (Makro Ekonomi, 2012), kebijakan
fiskal adalah usaha pemerintah mempengaruhi kegiatan
ekonomi dengan membuat perubahan dalam pengeluarannya
dan dalam sistem perpajakan, sedangkan kebijakan moneter
adalah langkah pemerintah yang dijalankan melalui Bank
Sentral untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian dengan
membuat perubahan dalam penawaran uang dan suku bunga.
44 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Untuk mengatasi dampak penyebaran covid-19,
pemerintah menerbitkan Perpu No: 1 tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
yang diterbitkan pada tgl 31 Maret 2020 dan kemudian
ditetapkan menjadi Undang-Undang oleh DPR pada tanggal 12
Mei 2020. Isi dari Perpu ini diantaranya adalah adanya
tambahan belanja dan pembiayaan APBN untuk penanganan
Covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun, pengalokasiannya adalah Rp
110 triliun untuk jaring pengaman sosial (diantaranya
pembebasan tagihan listrik selama 3 bulan untuk pelanggan
450 VA dan diskon 50% selama 3 bulan untuk pelanggan 900
VA), Rp 75 triliun untuk belanja bidang kesehatan (seperti
pengadaan alat pelindung diri untuk tenaga medis), Rp 70,1
triliun untuk insentif/ relaksasi perpajakan dan stimulus kredit
usaha rakyat, serta Rp 150 triliun untuk pembiayaan program
pemulihan ekonomi nasional, seperti untuk bantuan langsung
tunai desa (Bisnis.com, 12 Mei’20). Menteri Keuangan, Sri
Mulyani juga mengatakan bahwa bantun langsung tunai desa
juga akan dinaikkan dari Rp 1,8 juta/ Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) menjadi Rp 2,7 juta/KPM, dimana
pemberiannya ditambah dari 3 bulan menjadi 6 bulan (detik
finance, 23 Mei 2020).
Pemerintah juga melakukan penurunan tarif PPh
badan dari 25% menjadi 22%. Bertambahnya belanja APBN
sebesar Rp 405,1 triliun akan menyebabkan defisit anggaran
45 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sebesar 5,07% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini
melampaui batas ketentuan undang-undang yang dipatok di
3% dari PDB. Targetnya angka defisit hingga 5% itu hanya
untuk jangka waktu tiga tahun. Pada tahun 2023, pemerintah
akan kembali memakai angka fiskal batas maksimal yang telah
ditetapkan undang-undang yaitu defisit 3%.
Menurut data BPS, PDB Indonesia pada tahun 2019
adalah Rp 15.833,9 triliun, sedangkan defisit anggaran tahun
2019 adalah Rp 269,4 triliun atau 2,2%. Stimulus fiskal ini
diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap
perekonomian Indonesia di tahun 2020, sebesar 3,24%.
Pemerintah juga sudah mengambil kebijakan agar driver ojek
on line diberikan relaksasi atau keringanan kredit motor
selama satu tahun. Pemerintah juga memberikan relaksasi
bagi pelaku usaha yang ingin merestrukturisasi hutangnya
kepada perbankan, khususnya untuk UMKM, untuk kredit
dengan nilai maksimal Rp 10 miliar (sindonews.com, 13 Maret
2020).
Sedangkan stimulus moneter yang dilaksanakan
diantaranya adalah menurunkan tingkat bunga acuan dan dan
pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) yaitu simpanan
minimum yang harus dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo
rekening Giro pada Bank Indonesia (Slamet Riyadi, Banking
Management 2003).
46 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dengan adanya penurunan kondisi perekonomian
Indonesia akibat covid-19 ini, marilah kita berusaha bersama-
sama untuk menghentikan penyebaran covid-19 ini dengan
mengikuti protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh
pemerintah dan berusaha untuk tidak boros, agar tetap dapat
survive, belajar dan bekerja sebaik-baiknya serta berusaha
membantu sesama yang terdampak covid-19 baik secara
materi maupun non materi, agar kehidupan dan
perekonomian dapat berjalan dengan baik dan normal
kembali.(*)
47 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Agus, Lahir di Tangerang, 14 Agustus 1977.
Pekerjaan saat ini adalah sebagai Dosen
Universitas Pamulang, dan pegawai Swasta
di PT. Mulya Adhi Paramita. Status Menikah
dengan dikaruniai dua putra. Saat ini
bertempat tinggal di Perumahan Cluster
Kedaung, Kota Tangerang Banten
48 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
TENTANG KATA “PERTAMA” DI MASA PANDEMIC
COVID-19
Oleh: Rima Handayani
aret 2020, tidak ada yang menyangka akan
terjadinya kondisi seperti sekarang ini, suatu
kondisi yang menyebabkan close down di berbagai
bidang kehidupan, di mana virus corona atau dengan nama
kerennya covid-19 telah menjadi pandemic yang luar biasa
karena telah merubah tatanan kehidupan normal dan hampir
meluluh lantakan perekonomian negara. Virus yang tidak
terlihat oleh mata namun dapat mematikan jutaan manusia,
saat ini menjadi musuh yang harus dibinasakan dari muka
bumi ini, namun ternyata sangat sulit untuk
membinasakannya tak semudah melawan musuh seperti
dalam peperangan. Sungguh disini kita bisa membuktikan
akankebesaran Allah SWT, “kun fayakun” maka terjadilah apa
yang Allah kehendaki atas izinNya. Mahluk yang sangat kecil
dan kasat mata hadir ke dunia merubah banyak hal dalam
kehidupan, selain banyak berdoa dan mendekatkan diri
kepada-Nya kita juga harus dapat mengambil banyak hikmah
positif dari kejadian yang luar biasa ini. Maka muncul
M
49 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pertanyaan perubahan apa saja yang terjadi di masa pandemic
covid-19 ini?
Terjadinya pandemic ini, kata “pertama” mewarnai
perubahan yang terjadi di muka bumi ini, tentang kata
“pertama” mari kita simak dan renungkan!
1. Pertama kalinya dunia pendidikan meliburkan pelajar dan
tenaga pengajar dalam jangka waktu yang cukup panjang
dan belum ada kepastian kapan kegiatan belajar
mengajar tatap muka mulai diaktifkan kembali. Hal ini
tentunya menunggu hingga covid-19 pergi menjauh dari
kehidupan. Selama pandemic kegiatan belajar mengajar
berubah menjadi belajar online di rumah, hal ini tentunya
semakin meningkatkan penggunaan media online melalui
smartphone, internet, komputer dan lain-lain. Dalam
pengajaran online ini tentunya ada pula kendala-kendala
yang terjadi, misalnya tidak semua pelajar memiliki
fasilitas belajar online, jaringan internet di pelosok
daerah juga menjadi kendala, dan sulitnya
perekonomiaan orang tua sehingga tidak mampu untuk
membeli kuota internet. Disamping kendala tersebut ada
pula kebaikan-kebaikan dalam belajar online yaitu dapat
menimbulkan kemandirian dan kreatifitas dalam belajar.
2. Pertama kalinya banyak perkantoran yang meliburkan
karyawannya, dan melakukan work from home.
50 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sebagai upaya agar tidak semakin luasnya pandemic
covid-19. Tentunya penggunaan media online yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kantor dari
rumah. Di sela waktu senggangnya para orang tua yang
work from home juga dapat membantu dan memantau
anak-anaknya yang sedang belajar online, maka suasana
hangat kekeluargaan semakin erat terjalin, hal ini
tentunya jarang sekali orang tua lakukan karena
waktunya banyak tersita kesibukan kantor.
3. Pertama kalinya pusat perbelanjaan dihimbau untuk tidak
beraktivitas, guna memutus mata rantai penyebaran
virus covid-19. Karena pusat perbelanjaan selalu menjadi
pusat keramaian, sehingga semasa pandemic dihimbau
untuk tidak beroperasi. Imbasnya banyak restoran yang
memberhentikan karyawannya, dan pengangguran
semakin bertambah. Hikmah positifnya banyak
masyarakat yang berkreativitas dan berinovasi guna
bertahan hidup keluar dari zona kesulitan.
4. Pertama kalinya bandara nasional maupun internasional
ditutup, terbayang bandara yang sangat luas menjadi sepi
tak berpenghuni. Hal ini menjadi langkah yang tepat agar
penyebaran covid-19 tidak semakin meluas. Tentunya hal
ini dapat menurunkan tingkat perekonomiaan negara,
maskapai penerbangan banyak yang merugi karena
banyak terjadi pembatalan penerbangan dan tidak
51 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
diijinkan beroperasi dalam waktu yang belum ada
kepastian.
5. Pertama kalinya semua sektor pariwisata dan perhotelan
mengalami penutupan, guna menekan jumlah penderita
akibat virus covid-19. Masyarakat dihimbau untuk
beraktivitas di rumah saja, menahan diri dari keinginan
mencari hiburan di luar rumah. Tentunya sektor
pariwisata dan perhotelan menjadi lumpuh, tidak
menutup kemungkinan terjadilah peningkatan
pengangguran dan penurunan perekonomian negara.
6. Pertama kalinya beberapa transportasi dibatasi
operasinya. Kereta api yang biasanya beroperasi dari
subuh hingga tengah malam, dikurangi menjadi hingga
sampai sore hari. Bus-bus pariwisata tidak ada yang
beroperasi karena lumpuhnya sektor pariwisata.
Angkutan umum sepi penumpang karena tidak ada
aktivitas anak sekolah dan pegawai kantor yang
menggunakan jasa mereka. Transportasi online yang
umumnya banyak digunakan anak sekolah dan pegawai
kantor juga menjadi mati suri. Banyak pengemudi yang
mengeluh namun apa mau dikata pandemic ini telah
merubah banyak hal. Manusia hanya dapat berdoa dan
berusaha agar dapat segera keluar dari himpitan
kesulitan.
52 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
7. Pertama kalinya tempat ibadah dilarang dibuka,
masyarakat dihimbau untuk melakukan ibadah dirumah
saja. Sepinya masjid tidak ada umat yang shalat
berjamaah, tidak adanya shalat jumat, tidak adanya
alunan salawat dan ayat suci. Sungguh suasana yang
membuat kita sedih, namun semua memang harus
dijalani karena berkumpulnya banyak orang juga dapat
membahayakan terjangkitnya tubuh kita dari virus yang
berbahaya. Yang terpenting ibadah tetap dilakukan
meskipun di rumah saja dan kesehatan diutamakan.
8. Pertama kalinya pemerintah melarang masyarakat untuk
mudik di hari Raya Idul Fitri. Dimana mudik di Indonesia
sudah menjadi tradisi masyarakat di Indonesia, rasanya
tidak afdol hari raya tanpa mudik. Namun apa mau dikata
bagaimanapun kita harus mematuhi larangan tersebut,
demi kebaikan kita bersama. Banyak kejadian mereka
yang memaksakan diri untuk mudik dengan berbagai
cara, pada akhirnya membawa mereka putar balik ke arah
pulang karena ketatnya penjagaan agar masyarakat tidak
mudik. Akhirnya hari Raya Idul Fitri dilalui tidak seperti
biasanya, tanpa suasana kumpul bersama keluarga yang
jauh di kampung. Banyak masyarakat yang
memanfaatkan media komunikasi online untuk sekedar
bertegur sapa silahturahmi dengan orang tua maupun
sanak keluarga. Suasana menjadi mengharu biru, covid-
53 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
19 telah menciptakan jarak untuk berkumpul dengan
keluarga. Yang menyedihkan lagi jika terkena imbas phk,
tidak ada penghasilan, ingin pulang kampung tidak
diperbolehkan, akhirnya terlunta-lunta menyambung
hidup, pandemic covid-19 benar-benar telah merubah
tatanan kehidupan normal.
9. Pertama kalinya ibadah umroh dan haji tahun ini
ditiadakan. Impian umat muslim untuk umroh dan haji
tahun ini sirna sudah, guna mengantisipasi terjangkitnya
covid-19 pemerintah menunda dan meniadakan umroh
dan haji di tahun ini. Semua sudah terjadi, kita hanya
dapat memaknai semua ini dengan positif, selalu berdoa
dan tak henti berharap agar pandemic ini segera berlalu
dan kembali ke tatanan kehidupan normal.
Tentang kata “pertama” menjadi gambaran khas yang
terjadi saat ini, pandemic covid-19 telah menciptakan banyak
keterbatasan, ketidakpastian, ketidaknomalan, kecemasan
bahkan kesedihan. Kita juga mengenal beberapa istilah fase-
fase selama pandemic ini, seperti social distancing, physical
distancing, lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), Herd immunity dan new normal. Di masa pandemic
covid-19 banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan, jangan
sampai pandemic ini menghalangi kita untuk melakukan hal
positif. Apa saja kegiatan positif itu?
54 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
a. Menumbuhkan minat dan hobi, masing-masing individu
tentunya memiliki minat atau hobi tertentu, di sela work
from home kita bisa menggali hobi seperti menulis,
melakukan penelitian sehingga menghasilkan karya yang
fenomenal. Dapat pula melakukan ketahanan pangan
yang banyak dilakukan masyarakat dengan
memanfaatkan halaman rumah dengan berbudi daya lele
dan kangkung di dalam ember, sehingga hasilnya dapat
untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual. Masih banyak
minat dan hobi lain yang bermanfaat yang dapat
disalurkan.
b. Melakukan kegiatan sosial, seperti kita ketahui di masa
pandemic ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan,
kita dapat melakukan kegiatan sosial dengan
penggalangan dana untuk disalurkan kepada mereka
yang membutuhkan.
c. Mendukung bisnis local, pandemic covid-19 memberikan
dampak luas bagi dunia bisnis, seperti banyaknya
restoran, kafe, supermarket ditutup sementara bahkan
ada yang gulung tikar. Namun ada beberapa usaha lokal
seperti warung, kedai pinggir jalan, mereka tak punya
pilihan untuk bertahan hidup. Untuk itu biasakan
berbelanja di bisnis lokal guna membantu
perekonomiaan lokal.
55 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
d. Menjaga komunikasi, di masa pandemic ini bukan
menjadi penghalang untuk tetap berkomunikasi, meski
tidak bisa bertemu secara fisik namun tetap bisa
bercengkrama melalui teknologi digital. Saling menjaga
komunikasi dapat memberi ketenangan bagi diri,
mencegah dari stress dan depresi dari sulitnya kehidupan
Saat ini pemerintah menetapkan fase new normal dimana
perekonomiaan perlahan mulai dibangkitkan kembali agar
negara tidak mengalami chaos berkepanjangan. Namun
kewaspadaan terhadap kesehatan dan kebersihan tetap harus
dinomor satukan, karena seperti kita ketahui pandemic belum
mencapai flattening the curve, hingga detik ini setiap harinya
jumlah penderita akibat covid-19 meningkat. New normal
boleh-boleh saja tetapi kita harus bijak mencerna baik-baik
dengan akal sehat dan kenyataan yang ada. Cukup sekali saja
di tahun ini tentang kata “pertama” selanjutnya dengan penuh
keyakinan kita katakan “covid-19 pasti akan segera
berlalu….pergi sejauh-jauhnya dari muka bumi ini”.
56 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Rima Handayani, penulis lahir 21 Maret
1971 di kota Surabaya. Sejak tahun 2012
sampai sekarang penulis menjadi dosen
tetap di Fakultas Ekonomi Prodi
Manajemen Universitas Pamulang. Penulis
saat ini berdomisili di Bojonggede, Bogor.
“Small changes can make a big difference”
57 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PANDEMI INI MEMBAWA KITA KEMBALI KEPADA
AJARAN RASULULLAH SAW
Oleh: Vega Anismadiyah
idak bisa dipungkiri lagi, pandemiCovid-19 ini
membuat kita kembali kepada pola hidup Rasulullah.
Sebelumnya, sebagian kita mungkin abai pada kebersihan.
Tidak membiasakan mencuci tangan sebelum dan setelah
beraktivitas. Tapi sekarang, siapa yang tidak rajin mencuci
tangan? Iklan dan pamflet “Cara Mencuci Tangan Yang Benar”
bertebaran di mana-mana. Padahal dalam Islam, mencuci
tangan adalah aktivitas yang dianjurkan. Minimal 5 kali dalam
sehari, disela-sela aktivitas hariannya, umat muslim selalu
mencuci tangan dan Rasulullah SAW pun telah mencontohkan
hal ini.
Dalam sebuah kisah yang disampaikan oleh istri
Baginda Nabi, Ummul Mukminin Aisyah
radhiallahu’anhu, Rasulullah senantiasa mencuc i
kedua tangannya apabila beliau hendak makan.
Dalam sebuah hadits lain Rasulullah SAW mengatakan,
“Jika salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya,
maka jangan mencelupkan tangannya ke dalam bejana
sebelum ia mencucinya tiga kali. Karena ia tidak mengetahui
T
58 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dimana letak tangannya semalam.” (HR. Bukhari no. 162,
Muslim no. 278).
Hadits ini mengingatkan kita tentang pentingnya
mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas untuk
mengurangi risiko virus dan bakteri menginfeksi tubuh.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr.
Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan bahwa mencuci
tangan menjadi hal yang paling efektif dalam mencegah
penularan Virus Corona.“Dari mencuci tangan ini tingkat
efektivitasnya cukup tinggi, bisa sampai 80 persen lebih.
Kadang-kadang tangan kita memegang sesuatu terutama saat
di rumah sakit. Sebelum pandemi, tidak banyakorang yang
memperhatikan masalah bersin. Padahal sejumlah literatur
medis menyatakan bahwa bersin merupakan salah satu cara
alami yang dilakukan tubuh untuk mengeluarkan virus atau
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Artinya, cairan
yang keluar saat bersin mengandung virus dan bakteri.
Saat beraktivitas, udara yang bercampur dengan debu
dan kotoran akan terhirup oleh hidung. Saat menyentuh bulu
hidung, otak menerima sinyal dari sel saraf dan segera
memproduksi histamin yang membuat hidung terasa gatal.
Bersamaan dengan itu, otak akan mengirimkan sinyal ke otot
tenggorokan dan paru-paru untuk mengeluarkan udara kotor
tersebut melalui tenggorokan. Inilah proses terjadinya bersin.
Terkadang ingus atau lendir lunak yang berada dalam rongga
59 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
hidung akan turut keluar jika tekanan bersin terlalu kuat. Ingus
ini membawa serta partikel kotoran yang terdapat pada
hidung. (https://www.halodoc.com/serba-serbi-bersin-ini-
yang-perlu-diketahui)
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi,
disebutkan bahwa saat hendak bersin, Nabi SAW menutup
mulutnya dengan tangan atau baju beliau. Tujuannya agar
suara bersinnya tidak terlampau keras sekaligus menjaga
cairan mulut tidak keluar serta mencegah virus dan bakteri
berpindah ke benda atau orang yang ada disekitarnya.
Sebelum pandemi ini sering kita lihat orang bersin tanpa
menutup mulutnya. Tetapi sekarang, hampir semua orang
menutup mulutnya saat bersin.
Sebelum Covid-19 melanda dunia, sebagian kita
mungkin tidak terlalu memperhatikan kesehatan. Jarang
sekali kita mengkonsumi makanan dan minuman sehat seperti
jamu-jamuan. Kita lebih sering makan makanan olahan dan
minum minuman instan. Padahal makanan dan minuman
tersebut dapat menurunkan kekebalan tubuh karena minim
kandungan gizi. Tapi saat ini, masyarakat seperti diingatkan
kembali pentingnya mengkonsumsi makanan dan minuman
bergizi dan dapat meningkatkan imunitas tubuh. Artinya,
masyarakat sudah mulai memperhatikan makanan dan
minuman yang menyehatkan raga.
60 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Prof. Dr. C.A. Nidom, Guru besar Biologi Molekular
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengatakan,
masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan tanaman rimpang
atau empon-empon seperti kunyit, temulawak, temu putih,
temu mangga, temu hitam, dan jahe untuk membantu
menjaga kekebalan tubuh. Hasil penelitian Nidom
menjelaskan khasiat empon-empon untuk menangkal efek Flu
Burung pada 2007 lalu. Nidom menjelaskan, jika efek yang
ditimbulkan virus corona sama halnya dengan flu burung.
Yakni dapat menyebabkan gangguan pernafasan hingga
pneumonia berat.
Karena virus-virus tersebut akan menginfeksi paru-
paru, sehingga menyebabkan keluarnya zat yang disebut
sitokin. Ketika sitokin keluar, bukan hanya virus yang mati,
tetapi sitokin tersebut juga merusak sel paru. Empon-empon
ini bisa digunakan untuk menyetop produksi sitokin. Karena
empon-empon memiliki kandungan curcuma yang baik bagi
tubuh. Dengan adanya penelitian itu, diharapkan masyarakat
Indonesia untuk kembali menggunakan empon-empon atau
rempah-rempah saat memasak atau menyeduh minuman
bubuk.
Beberapa ayat Al Qur’an-pun memerintahkan kita
untuk makan hanya yang baik saja, diantaranya dalam surat
Al-Baqarah ayat 162 yang artinya; “Wahai manusia! Makanlah
dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi,
61 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” serta ayat 172
yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu
dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah."
Sebelum pandemi, manusia bebas berinteraksi dan
melakukan kontak fisik, baik dengan sesama jenis maupun
dengan lain jenis. Kontak fisik yang dilakukan baik bersalaman
maupun berpelukan menjadi hal biasa dan lumrah dalam
keseharian. Padahal Islam mengajarkan batasan sentuhan fisik
terutama dengan lawan jenis. Namun selama ini, atas nama
profesionalisme, ajaran tersebut diabaikan bahkan yang teguh
memegang ajaran tersebut dicap fanatik dan sok suci. Tetapi,
setelah ada pandemi ini dengan penuh kesadaran kita
membatasi kontak fisik karena alasan kesehatan. Membatasi
kontak fisik dengan tidak berjabat tangan ternyata bisa
mencegah penularan Covid-19 dan juga virus influenza.
Sebelum kasus Covid-19 merebak, Dr. Mark Slansky,
seorang profesor pediatric di David Geffen School Of Medicine
di Univercity of California, Los Angeles pernah melakukan
eksperimen mengenai pencegahan penyebaran virus dengan
menghindari jabat tangan. Eksperimen ini dipicu oleh
cepatnya penularan penyakit di rumah sakit. Dr. Slansky
melarang pengunjung melakukan salam dengan berjabat
62 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
tangan di area tertentu di rumah sakit. Meskipun berjabat
tangan tidak secara langsung menunjukkan hubungan dengan
penurunan jumlah orang yang terinfeksi atau tertular
penyakit, percobaan tersebut setidaknya membuat pekerja
dan pengunjung rumah sakit mulai menyadari pentingnya
menghindari jabat tangan untuk mencegah penyebaran virus
dan bakteri.
Sudah sepantasnyalah Rasulullah SAW menjadi teladan
di semua sisi kehidupan. Perkataan dan perbuatan beliau
berabad-abad lalu, kini bisa dibuktikan secara ilmiah oleh para
pakar. Benarlah firman Allah SWT di dalam Al Qur’an surat Al-
Ahzab ayat 21 yang artinya: "Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah."(QS. Al-Ahzab:21).
Sekarang saatnya kita kembali mengikuti ajaran
Rasulullah, manusia terbaik sepanjang masa. Karena apa yang
beliau contohkan dan ajarkan sejatinya adalah untuk kebaikan
manusia itu sendiri.
63 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Vega Anismadiyah, lahir di Jakarta tahun
1981. Terlibat aktif di dunia pendidikan
sejak tahun 2010 sebagai guru SMP dan
SMK. Saat ini penulis tercatat sebagai
dosen aktif di Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.
“Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka ia
akan mendapatka pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.” H.R. Muslim.
64 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PENGENALAN DENGAN BP TAPERA
Oleh: Dewi Nari Ratih Permada
udah hampir 75 tahun Rakyat Indonesia menikmati
kemerdekaan, sejak diproklamirkan oleh Bapak Presisen RI
pertama, Ir. Soekarno dan wakilnya Muhammad Hatta tanggal
17 Agustus 1945 silam. Namun bagaimanakah wajah
Indonesia setelah sekian lama merdeka? Apakah seluruh
rakyat Indonesia sudah mentas dari kemiskinan? Jawaban
sangatlah mudah, lihatlah sekeliling kita, apakah semua sudah
sejahtera? Apakah semua sudah tercukupi kebutuhan
pokoknya? Apakah semua sudah terjamin kehidupan
sosialnya? Jadi tak perlu tanya ke orang lain untuk mencari
jawaban yang tepat karena kita bisa melihat dari barometer
kehidupan sekeliling kita.
Sengaja penulis bahas mengenai BP Tapera biar agak
beda dengan artikel lain yang banyak membahas pandemi
covid-19 yang melanda hampir semua negara saat ini. Baiklah
balik lagi ke BP Tapera, apa sih BP Tapera itu? Buat apa ada BP
Tapera? Sebelum jauh kita bahas mengenai BP Tapera mari
kita telisik lebih jauh tujuan pendirian Negara Republik
Indonesia ini dulu. Dulu para pahlawan kita telah berjuang
selama kurang lebih 350 tahun melawan penjajah, nah
S
65 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sekarang sudah zaman merdeka, maka tugas kita semua
sebagai warga negara adalah bagaimana melawan
kemiskinan, ketidakberdayaan sumber daya, ketidakadilan
perlakuan hukum, keterpurukan kehidupan ekonomi dan lain
sebagainya. Rasanya menjadi pekerjaan rumah (PR) berat
buat siapapun yang menjadi pejabat di negeri ini pun untuk
rakyatnya.
BP Tapera adalah Badan Pengelolan Tabungan
Perumahan Rakyat. BP Tapera berdiri berdasarkan Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2016. Kenapa BP Tapera harus ada?
BP Tapera ada sebagai salah satu Badan Jaminan Sosial
Nasional selain BPJS kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Apa fungsinya? BP Tapera ada karena negara menjamin
pemenuhan kebutuhan warga negara atas tempat tinggal
yang layak dan terjangkau dalam rangka membangun manusia
Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Salah satu tujuan dibentuk BP Tapera karena belum
tersedianya dana murah jangka panjang yang berkelanjutan
(sustainable) di luar APBN untuk mengatasi masalah
perumahan di Indonesia. Kalau kita lihat kondisi yang ada
sekarang adalah masih banyak yang belum memiliki rumah;
trend urbanisasi yang terus meningkat menambah
masyarakatyang belum memilikiperumahan; peningkatan
66 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
jumlah usia produktif/bonus demografi Indonesia; serta
kemampuan APBN terbatas. Dalam pasal 28 H UUD 1945
berbunyi “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”.
Tapera menjadi solusi untukpenyediaandana murah
jangka panjang dan berkelanjutan untuk pembiayaan
perumahan yang layak. Disinilah peran BP Tapera nantinya
setelah resmi beroperasi tahun 2021. Kalau ada pertanyaan
lagi, UU BP Tapera terbentuk tahun 2016, kenapa baru
beroperasi tahun 2021? Pertanyaan bagus sekali..! Baiklah
penulis coba jawab ya, BP Tapera memang terbentuk resmi
tahun 2016 namun Pemerintah saat itu belum menyiapkan
perangkatnya sehingga Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016
tersebut tidak bisa langsung dijalankan.
Dalam pasal 1 Ketentuan Umum dari UU Tapera
mengatakan bahwa Tapera adalah Tabungan Perumahan
Rakyat yang selanjutnya disingkat Tapera adalah
penyimpanan yang dilakukan oleh peserta secara periodik
dalam jangka waktu tertentu yang hanya dapat dimanfaatkan
untuk pembiayaan perumahan dan/atau dikembalikan berikut
hasil pemupukannya setelah kepesertaan berakhir.
Dana Tapera adalah dana amanat milik seluruh peserta
yang merupakan himpunan simpanan beserta hasil
67 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pemupukannya. Peserta Tapera yang selanjutnya disebut
Peserta adalah setiap warga negara Indonesia dan warga
negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di
wilayah Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan yang telah
membayar simpanan. Nah karena pesertanya adalah setiap
warga negara, maka penulis coba menjelaskan karena mau
tidak mau, suka tidak suka kita semua akan menjadi peserta
Tapera ini yang diselenggarakan oleh BP Tapera.
Bagaimana pengelolaan BP Tapera? Dalam UU No. 4
Tahun 2016 pasal 6 menjelaskan BP Tapera bertanggung
jawab kepada Komite Tapera. Pasal 52 mengatakan dalam
rangka pembinaan pengelolaan Tapera, berdasarkan Undang-
Undang ini dibentuk Komite Tapera. Pasal 53 mengatakan
Komite Tapera bertanggung jawab kepada Presiden. Dan pasal
54 mengatakan Komite Tapera beranggotakan: 1) Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perumahan dan kawasan permukiman; 2) Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan;
3) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan; 4) Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan; dan 5) Seorang dari unsur profesional yang
memahami bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Intinya dalam pengelolaan BP Tapera, Komite Tapera
bertugas merumuskan dan menetapkan kebijakan strategis;
mengevaluasi pengelolaan serta melaporkan laporan hasil
68 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
evaluasi kepada Presiden. Mungkin karena struktur BP Tapera
yang menyangkut banyak pihak terkait inilah yang
menyebabkan Pemerintah baru menetapkan perangkat
pelaksanaan Undang-Undang Tapera ini seperti Peraturan
Presiden yang baru saja di launching bulan lalu yaitu: PP 25
Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera ditetapkan di
Jakarta oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 Mei 2020.
PP ini diundangkan oleh Menkumham Yasonna H. Laoly
pada tanggal 20 Mei 2020 di Jakarta. Setelah PP ini terbentuk
maka perlu dibuat PMK (Peraturan Menteri Keuangan) terkait
potongan peserta yang wajib disetor ke Tapera. Setelah PMK
mungkin perlu Petunjuk Teknis (Juknis) dari PMK tersebut.
Baiklah kita tunggu saja Pemerintah RI mengeluarka perangkat
lengkap untuk beroperasinya BP Tapera.
Garis besar implementasi PP Penyelenggaraan Tapera
sebagai berikut: Tahun 2020–2021 membangun kredibilitas;
pengalihan program Taperum-PNS ke BP Tapera; operasional
Tapera dengan fokus pada layanan ASN; pengalihan program
FLPP ke BP Tapera. Tahun 2022 - 2023perluasan kepesertaan
pada segmen BUMN/BUMD/BUMDes dan TNI/Polri;
pengembangan layanan Tapera melalui aplikasi digital
platform. Tahun 2024 BP Tapera menjadi institusi yang
kredibel dan berkelas dunia. Segmentasi peserta Tpaera
adalah seluruh pekerja dan pekerja mandiri menjadi target
segmen pengerahan dana Tapera. Segmen peserta yang
69 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
menerima manfaat berupa pembiayaan perumahan adalah
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pengerahan Dana
dari masyarakat adalah masyarakat yang memiliki penghasilan
paling sedikit sebesar upah minimum maka wajib menjadi
peserta, sedangkan bagi masyarakat berpenghasilan di bawah
upah minimum dapatmenjadi peserta.
Manfaat pembiayaan perumahan bentuk kepemilikan
perumahan, pembangunan perumaha jika memiliki lahan
sendiri, dan renovasi rumah. Syarat penerima manfaat kurang
lebih: 1) MBR; 2) Untuk rumah pertama; 3) Masa kepesertaan
minimal 12 bulan; 4) Mengikuti prosedur pemberian kredit
yang berlaku. Sedangkan peserta lain yang tidak memenuhi
syarat ini, dana yang rencananya dipotong sebesar 2,5% dari
pekerja dan 0,5% dari pemberi kerja itu akan dikembalian
Tabungan dan Hasil Pemupukannya setelahberhenti menjadi
peserta (pensiun).
Aktivitas utama BP Tapera antara lain pengerahan dana
dari peserta; pemupukan dana; pemanfaatan dana untuk
peserta; penyediaan tanah melalui instrumen investasi;
Kerjasama denganstakeholders di bidang perumahan. Lalu
apa yang disiapkan oleh BP Tapera dalam menjalankan
fungsinya? Tools untuk memastikan BP-TAPERA yang kredibel
dan menjalankan prinsipgood corporate governance antara
lain : 1) Audit Eksternal dari KAP standar global; 2) Audit
Internal; 3) Implementasi GCG; 4) Customer & Service Quality
70 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Survey; 5) Mitra yang Profesional pada Bidangnya (BK, MI &
Bank/Perusahaan Penyalur); 6) Benchmark SOP kepadaBest
Practices Institusi Utama Indonesia dan ISO-based. Tidak saja
Tools namun BP Tapera menyiapkan Fungsi Pendukung
Strategis (FPS) dalam menjalankan pengelolaannya, yaitu : 1)
Regulasi yang aman; 2) Organisasi yang efisien dan efektif; 3)
SDM yang handal; 4) Mitra kerja yang mumpuni; 5) Sistem TI
& data base yang bisa diandalkan; 6) sistem SOP dan
monitoring/evaluasi; 7) Infrastruktur fisik; 8) Peta manajemen
risiko yang tepat; 9) Tata Kelola yang baik (GCG); 10)
Komunikasi dan sosialiasi yang baik dan memuaskan; 11)
Pengembangan produk yang memenuhi kebutuhan peserta.
Dari uraian penjelasan mengenai BP Tapera, mari kita
siapkan diri kita untuk menyukseskan program pemerintah RI
dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang 1945
yaitu negara menjamin pemenuhan kebutuhan warga negara
atas tempat tinggal yang layak dan terjangkau dalam rangka
membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri,
mandiri, dan produktif berdasarkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Asas gotong royong
harus kita bangun bersama agar rakyat Indonesia dapat hidup
lebih baik, yang kuat membantu yang lemah, dan semoga
semua berkah karena dana yang kita salurkan bisa bermanfaat
lebih baik lagi, aamiin. (*)
71 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dewi Nari Ratih Permada, lahir di
Jakarta, Maret 1973. Saat ini penulis
tercatat sebagai dosen aktif di
Universitas Pamulang, Prodi Manajemen
S1. Penulis berdomisili di Jakarta
Selatan, Ibu dari dua orang anak dan
terlahir dari keluarga sederhana yang
saat ini sedang menjalani kuliah program
Doktoral Universitas Brawijaya Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mohon doa restunya agar lancar
meraih gelar doktornya, aamiin. Aktivitas lain selain dosen,
penulis juga adalah karyawan swasta salah satu badan
dibawah naungan Pemerintah untuk sektor non profit.
Motto : “Berusahalah seoptimal anda mampu selebihnya
serahkan kepada Allah Azza wa Jalla”
72 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
CO-WORKING SPACE VS HOME-WORKING SPACE
Oleh: Retno Wulansari
aryawan adalah asset dan portofolio perusahaan,
investasi yangdialokasikan untuk karyawan, tentunya
memerlukan dana yang tidak sedikit, dengan harapan
mendapatkan return dari investasi tersebut yaitu produktifitas
dari karyawan. Adanya wabah Covid-19, social distancing
diberlakukan, sehingga karyawan harus bekerja dari rumah
dengan istilah WFH (work from home). Apakah WFH
menghasilkan produktivitas yang diharapkan oleh
perusahaan? Apa saja aspek-aspeknon tradional workspace
yang dapat meningkatkan produktivitas kerja?Terutama
saatnew normal pasca social distancing Covid-19. Pilihannya
adalah coworking space atau home working space?
Memindahkan lingkungan kerja dari kantor ke rumah,
bukanlah perkara mudah untuk perusahaan-perusahaan yang
masih menganut traditional workspace, bukan hanya
instrastruktur yang harus difasilitasi, tetapi kesiapan dari
karyawan itu sendiri untuk beradaptasi dengan perubahan. 23
tahun lalu saat orientasi karyawan baru, senior mengatakan
bahwa, tidak ada yang pasti, semua terus berubah, dan yang
pasti adalah perubahan itu sendiri. Siapkan diri untuk terus
K
73 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang semakin
cepat. Ini adalah salah satu perubahan besar di dunia
lingkungan kerja (workspace), dimana workspace lebih di
artikan lingkungan kerja kantor atau office yang menganut
asas traditional workspace kemudian shifting kearah non
tradional workspace.
Non traditional workspacedapat berupa coworking
space dan home working space. Sejak 5 tahun belakangan,
trend coworking space sudah dikenal di Indonesia, dimulai di
daerah Bali, dan booming pada tahun 2018.Coworking space
adalah tempat kerja yang diperuntukkan untuk orang-orang
pribadi atau organisasi yang berbeda untuk berbagi ruangan
mereka bekerja dan sarana penunjang, untuk meningkatkan
produktivitas kerja berdasarkan konsep mobile working.
Coworking space mempunyai bermacam-macam tipe, salah
satunya adalah kedai kopi plus office. Kedai kopi ini popular
dan menjadi lifestyle dikalangan mahasiswa, karyawan,
pengusaha dan para sosialita, mereka tidak sekedar
menikmati secangkir kopi, mereka juga dapat berdiskusi,
bekerja dan menghasilkan deal bisnis. Kebutuhan ini
diakomodasi dengan menyediakan fasilitas pendukung,
seperti wi-fi, suasana kedai yang nyaman dan fasilita
pendukung lainnya, seperti disediakan ruangan meeting
khusus atau private room meeting, lengkap dengan fasilitas
meeting seperti digital projector, TV screen, digital telephone
74 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
untuk keperluan conference call. Kedai menyediakan printer
dan scan yang dapat diaktifkan secara digital, saat pelanggan
menikmati secangkir kopi, dengan cepat teknologi
menghubungkan file dari laptop pelanggan terhubung dengan
printer. Hal ini tentunya keluar dari kebiasaan tradisional,
mengerjakan perkerjaan di kantor. Rutinitas kerja sejak jam 8
sampai dengan jam 5, tentunya sangat menguras emosi,
banyak karyawan mencari ide dan hanya sekedar refresing,
dan membawa laptop mereka pergi ke kedai kopi untuk
mendapatkan ide-ide baru dan energi. The coffice ini tumbuh
untuk mengakomodasi kebutuhan ini.
Home workingspace, beberapa perusahaan IT
(Informasi Tekhnologi), dan perusahaan Start upsudah
memberlakukan mobile working, konsep ini menerapkan
karyawan, dapat bekerja tidak hanya dari kantor saja, tetapi
dapat bekerja dari tempat yang dianggap ideal oleh karyawan,
salah satunya adalah dari rumah. Karyawan dapat bekerja,
menghasilkan produktivitas dan kreativitas walaupun di
rumah. Dimana sebelumnya, perusahaan berusaha
menjadikan office environment seperti suasana di rumah,
kemudian shifting mengkondisikan rumah menjadi ruangan
kerja yang ideal, menunjang WFH.
Workspace atau lingkungan kerja dapat dikategorikan
ke dalam 2 jenis, yaitu lingkungan kerja non fisik dan
lingkungan kerja secara fisik (Nurhaida, 2010; Novita, 2013),
75 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja
yang terbina dalam perusahan (Sedarmayanti, 209).
Seseorang bekerja di dalam perusahan tidaklah seorang diri,
dan dalam melakukan aktivitas, orang tersebut juga
membutuhkan bantuan orang lain.
(Sarwono, 2005) mengatakan, “Lingkungan kerja
adalah lingkungan di mana karyawan melakukan
pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif
memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai
untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat
mempengaruhi emosi pegawai. Jika pegawai menyenangi
lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai
tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan
aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif
dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi. Lingkungan
kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk
antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan
dan atasan serta lingkungan fisik tempat pegawai bekerja.
Lingkungan kerja fisik adalah tempat kerja
pegawai melakukan aktivitasnya”. Lingkungan kerja fisik
mempengaruhi semangat dan emosi kerja para karyawan.
Desain ruang kerja sangat penting, untuk menunjang
ruang kerja yang nyaman dan mendukung kreativitas dan
produktivitas. Desain ruang kerja non tradisional ini mulai
tumbuh dan menjadi trend tersendiri. Bisa kita lihat,
76 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bagaimana kaum milenial maupun Gen Z, memposting
kegiatan kerja mereka di sosial media, dengan menampilkan
latar belakang ruangan kerja yang tertata sesuai dengan
kenyamanan menurut versi mereka. Tata ruang kerja, warna
dinding, jenis meja, mungkin tampak remeh, tetapi pernak-
pernik ini dapat memberikan motivasi langsung untuk mereka
bekerja lebih produktif dan memaksimalkan hasil secara
keseluruhan.
Menurut Rocket Space (2017), ada 4 hal dari lingkungan
kerja fisik yang dapat meningkatkan produktivitas, yaitu:
1. Meningkatkan mood kerja dengan warna, warna dinding
ruangan kerja dapat mempengaruhi suasana kerja.
Menurut studi dari Universitas Texas, hasil analisa untuk
warna abu-abu, putih dan krem, akan menyebabkan
perasaan sedih dan depresi, warna biru dan hijau akan
meningkatkan effesiensi dan fokus dalam bekerja, warna
kuning akan menciptakan rasa bahagia dan kreativitas.
Warna merah akan meningkatkan detak jantung dan
meningkatkan energi. Ruangan kerja yang menampilkan
beragam corak dan warna cerah, membantu mencerahkan
suasana dan meningkatkan produktivitas.
2. Tersedia ruangan untuk bersantai atau relaksasi, ruangan
ini dimaksud adalah area untuk bersantai sejenak,
bermeditasi, maupun tidur siang (power nap), sehingga
dapat meningkatkan energi kembali
77 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
3. Tersedia ruangan inovasi dan meeting, Ruangan ini dapat
diartikan ruangan hening ataupun denga musik,
tergantung dengan gaya kerja, dan terdapat ruangan yang
dapat menunjang untuk meeting, dengan suasana tenang
dan tidak ada kebisingan
4. Meningkatkan produktivitas dengan memperhatikan
ergonomic. Terlalu lama duduk, akan menyebabkan
kesehatan yang buruk, dapat mengakibatkan nyeri tulang
punggung, dan sistem syaraf lainnya. Kursi kerja, meja
kerja yang kurang nyaman dan tidak mendukung
ergonomis, cara duduk yang salah, serta posisi keyboard
akan menyebabkan gangguan kesehatan dan
menyebabkan penurunan produktivitas. Hal ini yang
sering diabaikan oleh karyawan, terutama saat harus
bekerja di rumah atau WFH.
Produktivitas karyawan yang diharapkan oleh
perusahaan, dapat diartikan kinerja yang dihasilkan dengan
fasilitas dan biaya yang diberikan oleh perusahaan. Di
manapun karyawan tersebut bekerja, selama tetap
menghasilkan produktivitas yang tinggi, tentunya tidak akan
menjadi kendala untuk dapat menjalankan mobile working di
coworking space atau home working space.
Pada New Normal ini, coworking space dan home
working space merupakan pilihan, dengan
78 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mempertimbangkan lingkungan kerja di atas yang dapat
mendukung produktivitas kerja. WFH, dapat dilakukan jika
semua ketentuan untuk dapat menjalankan pekerjaan dengan
nyaman dan lebih produktiv, terhindar dari kebisingan
maupun tetap fokus pada pekerjaan kantor, professional
walaupun, berada di rumah. Jika kondisi lingkungan kerja
rumah belum mendukung, pilihan coworking space yang
letaknya berdekatan dengan rumah dan lingkungan anda bisa
menjadi pilihan.
Bisnis coworking space pada daerah suburb area
atau pinggiran kota, seperti daerah Pamulang, Bintaro, BSD,
Bekasi dan Depok, dimana para pekerja berdomisili, biasanya
dekat dengan perumahan-perumahan atau real estate, akan
menjadi peluang usaha yang booming di era new normal.
Karyawan dapat berkerja dengan tenang dan fokus dengan
fasilitas kantor yang mendukung serta memadai. Bisnis
furniture dan design interior untuk kelengkapan kebutuhan
home working space, di rumah-rumah karyawan dan
pengusaha akan menjadi trend, yang tentunya dapat
memfasilitasi karyawan untuk dapat berkerja dengan
produktivitas yang tinggi.
79 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Retno Wulansari, lahir di Jakarta, tahun
1973. Praktisi dan konsultan. Dosen
Fakultas Ekonomi pada Universitas
Pamulang (UNPAM). Founder dari
BlindCoding ID, Penulis, artikel manajemen
dan bisnis.
80 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
TANTANGAN MENJALANI BISNIS DI MASA
PANDEMI VIRUS CORONA
Oleh: Didi Sunardi
udah hampir tiga bulan yang lalu kita semua dikejutkan
dengan sebuah wabah virus yaitu Virus Corona yang
telah mencuri perhatian seluruh warga dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi
mengumumkan Corona Virus atau Covid-19 tersebut sebagai
pandemi atau wabah global. Munculnya Virus Corona tentu
berdampak pada berbagai macam sektor kehidupan, baik itu
pendidikan, sosial budaya, keagamaan, rutinitas pekerjaan di
sektor swasta maupun pemerintahan, dan perekenomian
termasuk aktivitas para pelaku bisnis usaha kecil dan
menengah (UKM).
Dengan adanya berbagai macam upaya pencegahan
penyebaran Virus Corona ini membuat banyak masyarakat
terganggu aktivitas rutin yang biasa dilakukan. Dunia
pendidikan tidak menyelenggarakan secara langsung
pertemuan antara murid dan guru, dosen dan mahasiswanya,
sekolah-sekolah dan kampus semuanya tidak menjalankan
aktivitasnya seperti biasa. Namun dalam upaya menjalankan
pengajaran kepada siswa sekolah dan mahasiswa di kampus,
S
81 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
penyelenggaran pendidikan dapat dilakukan secara virtual
online, apakah dengangoogle classrom, meeting online, e-
learning.
Selain dunia pendidikan kehidupan sosial
bermasyarakat terganggu dengan adanya pembatasan sosial
berskala besar (PSBB), dimana aktivitas manusia sebagian
besar dilakukan di dalam rumah. Kewajiban-kewajiban
beribadah kepada maha pencipta Allah SWT juga terkena
dampak dimana tidak lagi diselenggarakan secara berjamaah,
baik Masjid, Gereja, Vihara dan tempat-tempat ibadah lainnya
dikosongkan sementara waktu. Masyarakat disiplin untuk
tidak melakukan ativitas di luar rumah, semua dilakukan di
dalam rumah. Namun dengan keterbatasan tersebut untuk
dapat melakukan kegiatan sosial bermasyarakat dan
beribadah yang dilakukan di dalam rumah, membuat manusia
berfikir bagaimana caranya untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dari mulai makan, minum, olah raga dan
kebutuhan bermasyarakat, salah satu cara dapat dilakukan
secara virtual online.
Begitu juga dengan dunia kesehatan dimana dengan
adanya wabah ini bagaimana caranya membuat perlengkapan
dan peralatan yang dapat meminimalisir penyebaran Virus
Covid-19 tersebut. Semua aktivitas medis menggunakan alat
pengaman diri (APD) lengkap. Semua masyarakat dihimbau
untuk selalu melakukan pola hidup sehat, menggunakan
82 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
masker, bercuci tangan secara periodik, mengkonsumsi
makanan dan minuman sehat dan mengkonsumsi makanan
suplemen/ multivitamin.
Tidak kalah penting juga Virus Corona/ Covid-19
dianggap menghambat proses bisnis karena pekerjaan yang
biasanya dilakukan dengan bertatap muka secara langsung
menjadi sulit dilakukan. Sejumlah pelaku bisnis terutama
usaha kecil dan menengah (UKM) pastinya kesulitan untuk
mencapai target-target yang sudah direncanakan dan harus
dicapai saat perekonomian Nasional terganggu akibat Corona.
Selain kesulitan mencapai target tertentu, pelaku bisnisbaik
itu usaha skala besar ataupun usaha kecil menengah tidak bisa
melakukan ekspansi.
Mewabahnya Virus Corona membuat perekonomian
secara Nasional lesu dan sulit melakukan promosi dan
pemasaran produk di dalam maupun ke luar negeri. Para
pelaku bisnis UKM baru bisa bergerak untuk mulai melakukan
bisnisnya dan proses ekspansi setelah wabah Virus Corona
mulai reda.Pasar yang lesu akibat dampak dari Virus Corona
tidak mampu mendongkrak angka penjualan para pelaku
bisnis UKM.
Dari semua itu imbasnya pendapatan yang diterima
perusahaan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini
menyebabkan keseimbangan keuangan perusahaan
terganggu. Dampak terburuknya, bisnis yang dijalankan bisa
83 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
saja gulung tikar akibat dana yang ada habis sebelum bisnis
tersebut berkembang atau balik modal.
Menjalankan bisnis usaha kecil dan menengah (UKM)
saat perekonomian Indonesia terdampak Virus Corona sangat
sulit, ada beberapa sektor usaha hampir mengalami
kelumpuhan dan beberapa pekerja dirumahkan, bahkan ada
beberapa perusahan melakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK) kepada karyawannya. Dan akhirnya akan
mempengaruhi perekonomian negara dan menyebabkan
melambatnya aktivitas ekonomi secara global.
Pada akhirnya, pelaku bisnis usaha kecil dan menengah
(UKM) harus banyak belajar dan bangkit dari keterpurukan ini
untuk menjaga kondisi perusahaannya agar tetap berjalan,
tanpa perlu saling bertatap muka dengan konsumen dan
khawatir dengan penyebaran Virus Corona. Untuk mengatasi
persoalan ini, para pelaku bisnis bisa menjalankan sejumlah
strategi agar bisnis tetap berjalan lancar di tengah kondisi
resesi ekonomi akibat Corona, antar lain:
1. Metode Penjualan Secara Online
Kondisi dimana produsen dan konsumen tidak bisa bertemu
cara yang paling efektif adalah bisnis secara online, untuk
memiliki bisnis online yang baik dan menghasilkan diperlukan
berbagai cara, namun semua semakin mudah apabila
dilakukan secara online. Karena itu untuk memiliki bisnis yang
84 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
lebih baik dan dikenal orang banyak, pastikan bisnis yang kita
lakukan menggunakan metode secara online.
Untuk itu ada beberapa tips untuk menjalankan bisnis
dalam kondisi seperti ini, yaitu:
a. Buatkan Website
Masyarakat saat ini banyak yang mengakses dan
menggunakan internet, setiap harinya dapat dimaksimalkan
oleh para pelaku bisnis dengan membangun sebuah
bisnis berbasis online. Website merupakan hal yang wajib
dimiliki oleh para pebisnis, membangun website tidak hanya
ditujukan untuk mereka yang memiliki produk seperti pakaian
dan aksesoris lainnya. Tetapi, mereka yang memiliki bisnis
apapun juga, memerlukan website sebagai media untuk
melakukan promosi kepada calon pelanggan.
Dalam website diperlukan tampilan yang menarik
sehingga masyarakat atau calon konsumen kita akan melihat
dan tertarik dengan tampilan yang nyaman dan user friendly
dalam penggunaannya. Sebagian besar orang di era digital ini
melakukan segalanya menggunakan smartphone yang
dimilikinya. Di kantor, dalam perjalanan umum maupun
pribadi. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa untuk
mengoptimalkan sebuah usaha yang sudah memiliki website,
tentu website tersebut juga harus yang mobile friendly
dantentu akan membuat semakin nyaman para user untuk
85 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
membaca hingga mengaksesnya dengan menggunakan
smartphone.
Selain memiliki website, bisnis kita juga memiliki media
sosial untuk menjangkau sekaligus berkomunikasi melalui
media tersebut. Media sosial tersebut perlu dioptimalkan
yang efektif dan sesuai dengan pasar dari produk yang kita
miliki, seperti Instagram, Facebook dan banyak lagi yang
lainnya.
b. Gunakan E-Commerce
Selain website cara meningkatkan bisnis secara online,
dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan menggunakan e-
commerce untuk memasarkan bisnis. Berikut ini rekomendasi
e-commerce yang digunakan untuk memasarkan bisnis yaitu;
Tokopedia, Shopee, Bukalapak, BliBlicom, Lazada dan lainya.
c. Pangkas Anggaran dan RencanakanUlang Pendapatan
Dalam rangka evaluasi kinerja bisnis, terutama bidang
anggaran dalam kondisi seperti ini kita harus melakukan
evaluasi secara rutin apakah bisnis ini berjalan
menguntungkan atau justru merugikan. Situasi ekonomi
terpuruk saat ini akibat Virus Corona, pelaku bisnis harus
benar-benar teliti dan cepat dalam mengambil keputusan.
Diperlukan pengelolaan pembukuan perusahaan yang rapih,
transaksi keuangan, baik pemasukan, pengeluaran, dan
transaksi lainnya harus terdokumentasi dengan baik. Dengan
86 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pembukuan yang baik para pelaku bisnis bisa menganalisa
dengan tepat mana pos-pos yang biayanya besar dan perlu
dikontrol pengeluarannya. Sehingga dapat mengambil
keputusan dalam pemangkasan biaya secara tepat.
d. Monitor Transaksi Bisnis Secara Rutin
Monitoring transaksi bisnis dalam kondisi saat ini
sangat diperlukan, kita harus mengambil keputusan yang
cepat dan tepat dimana menyeseuaikan dalam kondisi
lingkungan perekonomian secara Nasional. Kebutuhan
masyarakat akan sebuah produk dengan cara yang mudah dan
nyaman tentunya akan membuat para pelaku bisnis harus
selalu memonitor transaksi yang sedang berjalan.
e. Monitor persediaan atau stok barang
Dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat
penyebaran Virus Corona, dimana kebutuhan masyarakat
selalu berubah harus terpenuhi secara cepat, langkah yang
diperlukan para pelaku bisnis adalah memeriksa status
persediaan barang secara berkala. Untuk memudahkan
monitoring persediaan bisa menggunakan system Inventory
dari Jurnal, sehingga dapat memonitor stok barang secara real
time tanpa perlu melihat ke gudang persediaan. Tak hanya
menghitung persediaan barang, tetapi juga mengetahui harga
87 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
jual beli rata-rata, dan menginformasikan ketersediaan stok
yang ada.
Demikian ulasan terkait pelaku bisnis usaha kecil dan
menengah dalam kondisi Pandemi Corona, dimana sebagai
pelaku bisnis usaha kecil dan menengah (UKM) tidak perlu
khawatir. Pastikan bisnis yang anda lakukan tetap berjalan dan
mampu bertahan pada saat kondisi pandemi dan selalu
melakukan inovasi untuk tetap mempertahankan bisnis yang
dilakukan. (*)
88 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Didi Sunardi, Lahir di Kuningan, 18 Mei
1970, pekerjaan Dosen S1 Program Studi
Manajemen Universitas Pamulang.
Penulis berdomisili di Perumahan Bumi
Puspiptek Asri, Tangerang
89 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MEMANFAATKAN WORK FROM HOME (WFH)
MELALUI PEMBELAJARAN ONLINE DI MASA
PANDEMIC COVID-19
Oleh: Munarsih
angsa Indonesia menghadapi tantangan yang sangat
besar dalam menangani berbagai permasalahan yang
muncul di masa pandemik Covid-19. Covid-19 atau
dikenal dengan Virus Corona adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh sejenis virus corona yang baru ditemukan dan
wabah tersebut mulai tersebar pada bulan Desember tahun
2019 di Wuhan, Tiongkok. Bahkan, Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan bahwa
wabah penyebaran virus sebagai pandemik dunia, karena
wabah ini sangat cepat menyebar dibeberapa negara di dunia
termasuk Indonesia.
Dalam menanggulangi penyebaran Virus Covid-19,
pemerintah Indonesia mempunyai beberapa kebijakan untuk
memutus mata rantai penyebaran virus, diantaranya:
menghimbau agar masyarakat Indonesia melakukan
penerapan social distancing atau physical distancing
(menjaga jarak fisik). Penerapan kebijakan ini dilaksanakan
B
90 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dengan cara menjaga jarak fisik 1-2 meter dengan orang lain
serta menghindari kerumunan banyak orang.
Penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala
BesarPSBB) peraturan yang diterbitkan Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka Percepatan Penanganan
Covid-19 yang harus dilaksanakan di berbagai daerah. Aturan
PSBB berada dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9
Tahun 2020.
Kemudian pemerintah menghimbau agar kegiatan
pekerjaan dilakukan di rumah melalu ipenerapan Work From
Home (WFH). Dengan adanya beberapa kebijakan pada masa
pandemic, tentunya kita harus menyikapi dengan bijak.
Diantaranya dengan memanfaatkan kebijakan Work From
Home (WFH) melalui penerapan kegiatan yang positif yang
bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Ada beberapa aspek yang berubah dengan adanya
wabah covid-19 yang terjadi di Indonesia, antara lain:
perubahan aspek di bidang teknologi, ekonomi, politik sampai
pendidikan. Dari beberapa aspek tersebut, yang menarik
menurut penulis adalah aspek pendidikan. Karena penulis
sudah sejak lama aktif di dalam dunia pendidikan.
Pada aspek pendidikan di Indonesia,Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberikan
kebijakan baru dalam instansi Pendidikan melalui
pembelajaran online yang dikerjakan di rumah oleh siswa
91 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
maupun guru serta meniadakan Ujian Nasional yang
sebelumnya diselenggarakan setiap tahun sebagai salah satu
syarat kelulusan siswa.
Sebelum masa pandemik sistem pembelajaran
diterapkan melalui tatap muka yaitu KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar). Meskipun sistem pembelajaran online sudah
diterapkan sebelum pandemic, tetapi penerapannya tidak
dilakukan secara terus menerus atau continue seperti di masa
pandemic.
Dengan adanya virus corona, kegiatan pembelajaran
tatap muka diganti dengan sistem pembelajaran online atau
pembelajaran dalam jaringan (daring). Padahal, kalau dilihat
secara teknis maupun secara sistem sebenarnya siswa
maupun guru belum siap, karena banyak metode belajar yang
berubah dengan adanya system pembelajaran online.
Dampak negatif yang terjadi dengan adanya sistem
pembelajaran online yang dihadapi pada masa pandemic
Covid-19, antara lain: guru memberikan tugas yang banyak
karena materi pelajaran yang belum tersampaikan untuk
siswa. Sehingga, siswa merasa terbebani dalam mengerjakan
tugas. Belum lagi kendala sinyal yang lambat untuk mengakses
informasi dalam jaringan (daring). Bahkan memoryfull pada
handphone atau gadget karena banyak video maupun fhoto
yang tersimpan pada handphone/gadget. Selain itu, metode
pembelajaran tatap muka yang berubah menjadi metode
92 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pembelajaran online membuat guru merasa kesulitan dalam
menentukan model pembelajaran apa yang tepat untuk
diterapkan dalam menyampaikan materi pelajaran melalui
sistem online.
Tidak jarang pembelajaran online membuat orangtua
siswa merasa kesulitan untuk mendampingi anak-anak
mereka untukbelajar di rumah, karena mereka harus terbiasa
menggunakan handphone/gadget melalui media
pembelajaran online yang direferensikan oleh guru. Dibalik itu
semua, ternyata banyak hikmah yang dirasakan oleh guru,
siswa maupun orangtua siswa. Diantaranya; guru maupun
siswa secara langsung dapat mempraktekkan dan menguasai
teknologi informasi dengan menggunakan media
pembelajaran melalui digital online. Kemudian, baik guru
maupun siswa dapat menggunakan media pembelajaran jarak
jauh sebagai fasilitas pembelajaran online, media
pembelajaran yang digunakan melalui media sosial
WhatsApp, youtube, e-learning, aplikasi zoom, google
classroom dan sebagainya. Media digunakan agar materi
pembelajaran tersampaikan secara efektif dan efisien yang
diberikan oleh guru kepada siswa.
Penggunaan media tersebut membuat guru dan siswa
akan lebih kreatif dan dapat mengembangkan kualitas diri
dengan menambah wawasan maupun ilmu pengetahuan.
Yang paling pentingadalah dengan pembelajaran online, dapat
93 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mengatasi kejenuhanbagi para guru maupun siswa karena
diterapkan kebijakan WFH (Work From Home) yang dilakukan
secara terus menerus/continue selama masa pandemik.
Kemudian, ada hikmah lain yang dapat dirasakan oleh
orangtua siswa, diantaranya: orangtua dapat membimbing
anak secara langsung di rumah. Sehingga, orangtua dapat
mengetahui serta mengawasi perkembangan anak dalam
melaksanakan pembelajaran online. Selain itu, hubungan
antara orangtua dengan anak semakin erat serta komunikasi
tersampaikan dengan baik. Dengan pengawasan orangtua
akan mengurangi penggunaan handphone/gadget yang dirasa
kurang bermanfaat dan kurang baik bagi perkembangan anak.
Dampak pandemik Covid-19 tidak hanya berpengaruh
negatif pada aspek pendidikan, tetapi memberikan dampak
positif juga pada aspek pendidikan, seperti yang dirasakan
oleh guru, siswa maupun orang tua siswa. Melalui penerapan
pembelajaran online selama masa pandemik, kesadaran akan
penggunaan teknologi informasi semakin meningkat. Guru
dan siswa menjadi lebih kreatif dan dapat mengembangkan
kualitas diri dengan mengakses berbagai sumber ilmu
pengetahuan. Sehingga, dapat memperluas wawasan serta
menambah ilmu pengetahuanyang kelak akan menghasilkan
sebuah karya yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang
lain. (*)
94 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Munarsih, lahir di Bogor pada tanggal
15 Januari 1983. Saat ini penulis aktif
sebagai Dosen Prodi Manajemen S-1
Universitas Pamulang serta sebagai
guru dan Wakil Kepala Sekolah bidang
Kurikulum pada SDIT Bina Cendekia.
Penulis juga berperan dalam program
donasi di Rumah Sedekah serta aktif
mengajar di SMA Terbuka Gratis PKBM. Sedekah Mulia
Mandiri Bojongsari-Depok. Terima kasih salam sehat dan
salam semangat.
“Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain dalam hal
kebaikan, jangan pernah lelah menuntut ilmu dan jangan
pernah menyerah atas segala rintangan yang dihadapi,
percayalah Allah maha kuasa atas segala-galanya”
95 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
COVID-19: AMBIL POSITIFNYA DAN ATASI
NEGATIFNYA
Oleh: Anah Furyanah
ndonesia dilanda Covid-19 menggemparkan seluruh
elemen masyarakat, dari mulai lapisan bawah sampai
dengan lapisan atas semua terkena dampaknya dan semua
melakukan perlindungan dengan caranya masing masing
sesuai anjuran pemerintah. Semua aturan dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menanggulangi penyebaran covid-19 di
Indonesia.Masyarakat langsung berubah haluan dari berbagai
kebiasaannya demi terhindar dari virus covid-19.
Kebijakan pemerintah dikeluarkan untuk menutup
berbagai perkantoran dan tempat usaha dengan alasan
pemutusan peyebaran covid untuk terhindar dari kerumunan
banyak orang. Orang-orang mulai beraktifitas dari rumah yang
dapat dilakukan pekerjaannya dari rumah seperti bidang
pendidikan, dan marketing online. Berbeda dengan orang
yang pekerjaannya tidak bisa dilakukan dari rumah memilih
tutup dan banyak memberhentikan karyawan. Berjalannya
waktu belum reda covid-19 maka penghasilan berbagai
perusahaan menurun banyak PHK dimana-mana, pemotongan
gaji karyawan dan banyak hal lainnya yang menurunkan daya
I
96 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
beli masyarakat karena keterbatasan pendapatan
masayarakat. Berjalannya waktu semua kebutuhan pokok
diperlukan sekali oleh masayarakat setiap saat tetapi
pendapatan masayarakat menurun drastis maka terjadilah
ketimpangan perekonomian dimasyarakat.
Dilema terjadi di masayarakat dengan adanya bekerja
dari rumah dan belajar dari rumah. Para ibu berusaha
maksimal untuk mendampingi anaknya belajar dari rumah
dengan karakter anak yang berbeda dan suasana yang santai
dirumah sangat berat sekali membangkitkan semangat anak
belajarnya dari rumah. Melalu online para ibu harus selalu
stay tune di whatsapp grup sekolah setiap hari agar tidak
terlewat dari tugas gurunya masing-masing. Satu keluarga bisa
lebih dari satu anak dengan berbagai tugas dan berbagai grup
dengan tugasnya yang berbeda-beda semua dikerjakan dari
rumah. Usia yang masih sekolah dasar benar benar membuat
orang tuanya belajar lagi. Adanya interaksi orang tua dan anak
sebetulnya semakin dekat keterikatan hubungan dengan
anak. Hikmah dari belajar dirumah sangat dirasakan oleh para
Ibu atau orang tua disini. Para orang tua semakin pintar karena
dapat mengulang lagi pelajaran dengan ikut belajar bersama
anaknya masing-masing. Semakin harmonisnya keluarga
karena banyak sekali interaksi kesehariannya bersama-sama.
Dilema bekerja dari rumah terjadi kepada para pekerja,
dapat dikatakan berkomunikasi hanya via virtual dan pasti
97 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
akan merasakan serba terbatas karena tidak se ekpresif
apabila bertatap muka. Mahasiswa dan para murid sekolah
menengah pun mungkin akan merasakan hal yang sama
dengan materi yang diterima kurang maksimal. Selain dari itu
kuota dan pulsa harus selalu siap untuk keberlangsungan
belajar online. Bagi yang belum terbiasa dengan belajar online
pasti akan merasakan kekurangnyamanan dalam hal
pembelajaran.
Semua harus bisa dilewati, dijalankan, diterima,
dinikmati dan disyukuri dan dijadikan kebiasaan dan selalu
siap dalam segala perubahan. Semua perubahan apabila
disikapi dengan lapang dada dan selalu mencari solusi dan
inovasi pasti akan terasa mudah dan cepat menyesuaikan dan
segera dilaksanakan. Berbeda halnya dengan sesuatu
perubahan baru disikapi dengan suasana yang terpaksa dan
selalu negative maka aura dari kita juga akan selalu kurang
bagus. Sesuai dengan firman Allah SWT, “Allah itu sesuai
dengan prasangka hambanya”. Berfikirlah positif dan
bertindak postif, karena tidak mungkin Sang Pencipta
memberikan masalah tidak ada solusi dan hikmahnya.
Pengusaha atau pelaku bisnis banyak mengalami
kemunduran dalam usahanya tetapi bagi pelaku bisnis yang
berkreasi dan mampu melihat pasar dia akan menyesuaikan
pasar dan survey kebutuhan pasar sehingga peluang apapun
akan dimanfaatkan untuk membuka usaha tersebut. Banyak
98 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
contoh diluar sana adalah pembuat jamu alami “empon-
empon”, pedagang rempah semakin naik permintaannya dan
adanya harga yang naik yang disebabkan oleh permintaan
tinggi dengan manfaatnya untuk anti oksidan. Petani buah
kebanjiran order dengan adanya permintaan tinggi dikalangan
masyarakat utuk hidup “back to nature”.
Pengusaha alat kesehatan, pengusaha obat, pengusaha
masker dan lainnya yang dibutuhkan di masa covid-19 ini
semakin bagus usahanya. Maka dari itu sebagai pelaku bisnis
harus selalu melihat kepasar dan pandai dalam menganalisa
pasar dengan perubahan-perubahan situasi dilapangan.
Apalagi dengan teknologi yang semakin maju, para pelaku
ekonomi wajib untuk beradaptasi dengan kondisi ini.
Para pelaku bisnis dalam memasarkan pasarnya di masa
pandemic ini banyak dilakukan dengan digital marketing.
Tidak bersentuhan dan tidak berkumpul dengan masyarakat
banyak maka cara memasarkan dengan marketing online
sangat efektif sekali. Aplikasi online dan belanja online serta
usaha jasa antar paket sangat booming sekali untuk sekarang
ini. Di tengah usaha lesu jasa kirim barang ini naik daun karena
hampir semua belanja online dari rumah. Pelaku bisnis
semakin sadar bahwa dalam berbisnis harus pandai melihat
situasi dilapangan dan survey serta terus berinovasi dan
berkreasi menyesuaikan alam keadaan yang tak menentu ini.
99 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Apabila bisnis kita sudah bagus maka jangan terlena
dengan kenyamanan tersebut tetapi pengembangan pasar
dan pengembangan produk harus selalu dilakukan dengan
melihat ke pasar dan mengadakan komunikasi langsung
dengan pelanggan langsung. Dengan adanya digital marketing
para pelaku bisnis dapat melakukan komunikasi langsung
dengan para konsumennya, sehingga dapat mengetahui apa
yang dibutuhkan oleh konsumen dan keluhan ataukomplain
dari pelanggan. Dan informasi-informasi tersebut sangat
dibutuhkan sekali oleh pelaku bisnis untuk mengevaluasi dan
memajukan serta upgrade produk yang dikembangkan.
Pandemic covid-19 ini tidak hanya menyusahkan
manusia dengan angka kematian yang terus meningkat tetapi
melahirkan para generasi kreatif yang berangkat dari
keterbatasan dan kebutuhan yang meningkat sedangkan
banyak penghasilan yang menurun bahkan terhenti maka
kreatifitas banyak bermunculan. Banyak yang memulai dari
bisnis kuliner dari rumah dengan pemasaran marketing online.
Makanan frozen atau beku sekarang banyak diminati oleh
para pelaku bisnis yang dioperasikan dari rumah mulai dari
ayam beku, kebab, sosis, ikan beku, risoles dll. Selain dari
makanan beku, banyak bisnis masakan dan kue, kripik,
minuman dll dan banyak diminati oleh masayrakat. Banyak di
komplek perumahan ojek online berseliweran mengambil dan
mengantar produk hasil olahan para pembisnis kuliner yang
100 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
buka dari rumah. Rasa dan kualitas tidak kalah jauh dari
pengusah-pengusaha yang sudah lama ada. Semoga gairah
bisnis masyarakat Indonesia bangkit menjadi pengusaha yang
dapat memasarkannya secara luas dan berkesinambungan
sampai dengan maju dan covid-19 berlalu.
Selain dari bisnis kuliner, banyak juga para penulis yang
menghasilkan karya-karya tulisannya yang lebih inspiratif dan
bermanfaat untuk masyarakat luasyang dilahirkan dari rumah
selama masa pandemic. Selain dari penulis juga ada para
musisi yang melahirkan karya lagu-lagunya serta para kreator
lainnya yang selama edisi di rumah aja banyak mengahasilkan
karya yang bernilai dan bermanfaat untuk orang banyak.
Ketergantungan impor semoga segera teratasi dengan
lahirnya para pengusaha Indonesia yang kaya akan sumber
daya alam yang dapat diolah menjadi produk yang bernilaidan
dapat di ekspor sehingga akan mendapatkan devisa negara
dan mensejahtrakan pengusaha-pengusaha Indonesia. Para
pengusaha, pemerintah dan dunia pendidikan bersatu untuk
melahirkan anak-anak Indonesia yang mampu mengolah
Indonesia dengan kekayaan yang tersedia dan merupakan
anugerah Tuhan YME.
Covid-19 bersamaan dengan datang nya bulan suci
Ramadan, ada kebiasaan umat muslim yang terlewati karena
adanya pandemic yaitu buka bersama dan taraweh bersama
dimasjid. Semuanya dilakukan dirumah sampai dengan
101 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
tibanya solat hari raya idul fitri pun dilakukan di rumah untuk
zona merah. Banyak sekali yang terlewatkan dalam masa
pandemic ini, termasuk adanya pelarangan mudik yang biasa
dilakukan untuk berkumpul dengan keluarga besar pun tidak
dilakukan. Tetapi semua itu harus diambil hikmahnya yang
kemungkinan hikmah tersebut akan lebih besar untuk
perubahan manusia menuju yang lebih baik.
Covid-19 sangat banyak memberikan inspirasi dan
motivasi bagi banyak manusia. Hal tersebut yaitu pertama,
menambah kereligiusan manusia dengan Sang Pencipta.
Banyak dilakukan ibadah dari rumah, mendalami ilmu-ilmu
agama melalui belajar online karena dunia ini hanya sebatas
persimpangan sejatinya adalah akhirat tempat terakhir.
Kedua, meningkatkan kesadaran dan penjagaan kesehatan
serta kebersihan. Sangat penting kesehatan tubuh yang
dijadikan modal awal dari segala aktifitas maka banyak
mencari informasi untuk konsumsi makanan supaya sehat dan
selalu melakukan protocol kesehatan vaitu selalu mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker agar terhindar dari
virus yang membawa penyakit. Ketiga, meningkatkan
keharmonisan keluarga. Dengan adanya bekerja dan belajar
dari rumah selama dua bulan lebih adanya interaksi dan
komunikasi 24 jam sehari antar anggota keluarga untuk
melaksanakan pekerjaan yang awalnya dirasa sulit menjadi
mudah karena dikerjakan bersama-sama. Dan ada pepatah
102 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang mengatakan susah senang bosen dilakukan bersama.
Suasana seperti itu biasanya akan dikenang sepanjang masa.
Keempat, melahirkan generasi kreatif, kuat dan mandiri.
Era new normal adalah masa yang harus dilalui oleh
berbagai manusia khususnya di Indonesia setelah covid 19
menghampiri manusia dibelahan bumi. Hal yang tidak biasa
akan menjadi biasa. Wilayah sudah banyak dibuka kembali
dengan tetap adanya physical distancing untuk menghindari
virus covid-19. Apabila manusia terus terlena dengan covid 19
maka kehidupan manusia semakin ngedrop, maka untuk
memulihkan kondisi kehidupan manusia, pemerintah
menerapkan era new normal untuk membangkitkan lagi
berbagai sektor di negaranya. Dalam hal ini penjagaan dari
covid-19 dilakukan atas dasar kesadaran diri masing-masing.
Berbagai sektor usaha akan dibuka lagi dengan standar
protocol kesehatan yang sudah ditetapkan. Harus dipahami
dan dilaksanakan agar tetap fit ditengah covid 19 sesuai
anjuran dari dokter spesialis paru R.S Persahabatan dr Erlina
Burhan. Pertama, membiasakan untuk pola hidup bersih dan
sehat (PHBS). Kedua, sering mencuci tangan pakai sabun
(CTPS) dan tidak menyentuh daerah wajah. Ketiga, makan
yang bergizi dan konsumsi suplemen (vit E, C, multivitamin,
Zink). Keempat, istirahat yang cukup. Kelima, aktivitas fisik
rutin. Keenam, menggunakan masker bila keluar rumah.
Ketujuh, jaga jarak aman (1-2 meter). Dengan hidup sehat
103 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dapat terus produktif dan berkinerja baik untuk diri sendiri,
keluarga, sekolah, lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.
(*)
104 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Anah Furyanah adalah anak pertama dari
pasangan Bapak Ejob dan Ibu Rasih,
dilahirkan di Jakarta tanggal 12 Januari
1983 dan mempunyai seorang adik.
Sekarang tinggal di Tangerang Selatan
Banten dan sudah dikaruniai dua orang
anak putra dan putri. Aktifitas sehari-hari
sebagai dosen di Universitas Pamulang Tangerang mulai tahun
2016 selain itu sebagai Asesor di lembaga sertifikasi Profesi
Unpam dan sekarang sedang merintis usaha kuliner di daerah
Tangerang Selatan yaitu Nasi Pecel Soto “Bu Anah” dan
marketing produk pertanian yaitu gula aren dan kopi serta
reseller produk fashion. Sebelum mengajar di Unpam selama
10 tahun berkesempatan bekerja di perusahaan otomotif di
Jabodetabek.
105 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENGOPTIMALKAN FUNGSI SOSIALISASI DALAM
KELUARGA DI MASA COVID-19
Oleh: Sairin
andemi covid-19 sudah berlangsung di Indonesia
selama tiga bulan sejak pertama kali dikonfirmasukan
oleh Presiden Joko Widodo. Semenjak hal tersebut,
banyak aktivitas lazim di masyarakat yang mengalami
penyesuaian, seperti bekerja dirumah, ibadah dirumah,
belajar dirumah, memakai masker, hingga larangan untuk
mudik. Dampak yang dirasakan masyarakat akibat pandemi ini
pun tidak hanya berkaitan dengan kesehatan semata
melainkan juga menyasar ke sektor ekonomi. Berdasarkan
data Kemenaker pada bulan April 2020, terdapat 2.084.593
pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan di PHK.
Akibat dari hal tersebut tentu membuat jumlah pengangguran
di Indonesia meningkat dibanding sebelum pandemi terjadi.
Bagi keluarga yang kehilangan mata pencaharian
tersebut tentu akan berakibat pada disfungsinya fungsi
ekonomi dalam keluarga yang dampaknya adalah
terganggunya stabilitas keluarga semisal akan kesulitan untuk
memberikan hak pangan untuk anak-anaknya, kesulitan
membiayai pendidikan dan sebagainya.
P
106 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Meskipun pemerintah mengkonfirmasi memberikan
bantuan bagi keluarga yang terdampak pandemi, bukan
berarti kita dipersilahkan untuk berdiam diri saja. Sebagai
makhluk yang homo socious tentu kita juga harus
berpartisipasi untuk meringankan beban mereka yang
ekonomi nya terganggu akibat pandemi ini, terlebih nilai luhur
bangsa kita ini adalah “semangat gotong royong”. Salah satu
agen yang dapat mensosialisasikan semangat gotong royong
untuk mengatasi dampak pandemi di sektor ekonomi mikro
masyarakat adalah keluarga.
Keluarga dianggap sebagai suatu sistem sosial yang di
dalamnya terdapat unsur-unsur mencakup kepercayaan,
perasaan, tujuan, kaidah-kaidah, kedudukan dan peranan,
tingkatan atau jenjang, sanksi, kekuasaan dan fasilitas (Fitri
Yulia, 2018: 3). Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi
sosialisasi yang berkaitan dalam hal membentuk
kelangsungan hidup bermasayarakat, maksudnya adalah
memberikan pembelajaran pada anak mengenai apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan di masyarakat sebagai bentuk
adaptasi seorang anak sebelum terjun ke masyarakat.
Mengapa anak perlu diberikan sosialisasi? Hal ini karena
seorang anak lahir ke dunia tanpa memiliki bekal sosial,
sehingga orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan
pembelajaran mengenai nilai yang berlaku di masyarakat.
107 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dalam masa pandemi seperti saat ini, merupakan
waktu yang tepat bagi orang dewasa (orang tua) untuk
menanamkan sikap volunteering kepada anak-anaknya
sebagai cerminan dari semangat gotong royong. Hal ini karena
pembelajaran yang dilakukan tersebut dapat diterapkan
kepada anak berupa praktik langsung tidak hanya sekedar
teori saja. Pada dasarnya, volunteering atau kesukarelaan
merupakan tindakan untuk membantu atau menolong orang
lain atas dasar kesukarelaan dan di bangun atas dasar
kebutuhan serta kesadaran untuk saling keterhubungan
(connectedness).
John Wilson (2000) juga mengungkapkan bahwa
volunteering dimaknai sebagai kegiatan dimana seseorang
memberikan waktunya untuk melakukan sesuatu demi
menolong orang lain atau kelompok tertentu secara sukarela
tanpa mengharapkan imbalan. Pemaknaan dari memberikan
pertolongan ini pun dapat diberikan dalam bentuk apapun,
tidak terpaku dalam bentuk materi (seperti uang atau barang)
namun juga bisa dalam bentuk jasa. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam volunteering
terdapat sebuah hakikat yang melibatkan hubungan sosial dan
interaksi antar individu/kelompok atas dasar kesukarelaan
dan dibuktikan dengan sebuah aksi nyata di masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, pengoptimalan fungsi
sosialisasi dalam keluarga menjadi sangat penting untuk
108 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
menumbuhkan sikap volunteering di tengah situasi pandemi
seperti saat ini karena selain dapat berdampak positif pada diri
keluarga itu sendiri (dalam hal ini anak) juga dapat berdampak
positif bagi masyarakat sekitar terutama masyarakat yang
terdampak pandemi. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam
skema 1 berikut.
Skema 1
Mengoptimalkan Fungsi Sosialisasi dalam Keluarga di
tengah Pandemi
Sumber: hasil analisis penulis (2020)
Berdasarkan skema 1 tersebut dapat dijelaskan bahwa
pengoptimalan fungsi sosialisasi dalam keluarga ini dibagi
menjadi tigaunsur yaitu sosialisasi secara lisan, sosialisasi
secara praktik dan pemberian motivasi. Sosialisasi secara lisan
Fungsi Sosialisasi
DalamKeluarga
Sosialisasi secara Lisan
Pemberian Motivasi
Sosialisasi secara Praktik
Dampak 1. Bagi
keluarga itu sendiri
2. Bagi masyarakat sekitar
109 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan pemberian motivasi berguna sebagai stimulus awal
penanaman dalam diri anak mengapa dirinya harus
menerapkan hal tersebut (menumbuhkan sikap volunteering),
sementara sosialisasi secara praktik merupakan tindak lanjut
yang dilakukan orang tua terhadap anak setelah seorang anak
diberikan stimulus awal.
Dampak dari fungsi sosialisasi tersebut nantinya akan
dirasakan keluarga yang mengoptimalisasikan fungsi
sosialisasi ini (terutama untuk seorang anak) serta dirasakan
oleh masyarakat (terutama bagi yang terdampak pandemi).
Penulis akan menjelaskan secara lebih rinci sebagai berikut
Pertama, sosialisasi secara lisan dilakukan oleh orang
tua kepada anak-anaknya bertujuan untuk memberikan
pemahaman dasar mengenai alasan dasar seorang anak harus
melakukan sikap volunteering. Misalnya melalui pendekatan
keagamaan, bahwa tolong menolong antar sesama dan dalam
kebaikan itu merupakan anjuran dalam agama. Nilai-nilai
agama dapat menjadikan manusia bersemangat dalam
melakukan sesuatu, spirit keagamaan ditengarai membuat
orang bisa bekerja ikhlas tanpa pamrih. Hal ini terjadi karena
keyakinan mereka bahwa apa yang mereka lakukan agar
diganjar dengan setimpal oleh Tuhan (Abdi Rahmat, 2014: 40).
Kedua, pemberian motivasi, Motivasi adalah suatu
kondisi dimana terdapat dorongan yang memengaruhi
individu untuk mencapai tujuan yang menyebabkan timbulnya
110 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kekuatan untuk individu tersebut bertindak dengan
mempertimbangkan kemungkinan keuntungan dan kerugian
yang akan dialami individu tersebut dalam tindakan yang
dilakukannya (Rifqi, 2018: 3). Dorongan ini terbagi menjadi
intrinsik (dalam diri individu) ataupun ekstrinsik (dari luar diri
individu).
Dalam hal ini misalnya orang tua menumbuhkan
motivasi tersebut berkaitan pada apa yang akan didapatkan
seorang anak setelah mereka menerapkan sikap volunteering
ini. Misal dalam hal intrinsik, orang tua menjelaskan kepada
anak bahwa dengan melakukan volunteering, individu akan
mengalami kepuasaan dan ketentraman jiwa karena telah
membantu meringankan beban orang lain. Hal ini pun
diperkuat oleh pendapat Pauline dan Pauline bahwa dua motif
yang mendasari seseorang untuk mengikuti kegiatan
volunteering di antaranya adalah memberikan sesuatu yang
berharga kepada masyarakat dan melayani komunitas (dalam
Intan dan Sitio, 2016: 79). Sementara faktor ekstrinsik
berkaitan dengan kompetensi sosial yang akan didapat oleh
seorang anak setelah melakukan volunteering ini dimana
dirinya jadi lebih mudah beradaptasi di masyarakat dan lebih
peka terhadap realita di masyarakat semenjak dia masih kecil.
Ketiga, sosialisasi secara praktik merupakan unsur
yang terpenting karena sudah mengarah pada tindakan nyata
111 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang harus dilakukan anak untuk membuktikan sikap
volunteering nya.
Agar anak dapat melakukan volunteering sebagaimana
mestinya, tentu orang tua harus memberikan contoh
volunteering terlebih dahulu itu sendiri kepada seorang anak.
Hal ini dikarenakan seorang anak akan meniru semua yang
dilakukan oleh keluarga yang merupakan tempat anak
bersosialisasi pertama kali. Perlu diketahui bahwa kepribadian
seorang itu diletakan pada waktu yang sangat muda dan yang
berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang
adalah keluarga khususnya ibu (Narwoko dan Suyanto, 2010:
235).
Cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan
cara mengajak anak ke masyarakat yang terdampak pandemi
lalu memberikan bantuan, atau dengan cara mengajarkan
anak untuk menyisihkan uang jajan nya dan bila sudah
terkumpul, uang tabungannya itu disalurkan ke lembaga yang
berwenang untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat
yang terdampak pandemi.
Penerapan sikap volunteering yang telah dilakukan
oleh seorang anak setelah ditanamkan oleh orang tuanya akan
memberikan dampak positif bagi keluarga nya khususnya si
anak maupun bagi masyarakat sekitar khususnya yang
terdampak pandemi. Bagi keluarga khususnya si anak bila
112 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sikap volunteering ini berhasil di sosialisasikan maka akan
membuat volunteering menjadi kebiasaan dalam diri si anak.
Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa seorang
anak sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan
masyarakatnya. Sementara dampak yang berkaitan dengan
masyarakat di sekitarnya tentu dapat meringankan beban
masyarakat yang terdampak pandemi selain itu sikap
volunteering ini juga dapat menciptakan harmonisasi sosial di
masyarakat dalam bentuk integrasi fungsional. Integrasi
fungsional adalah integrasi yang terbentuk sebagai akibat
adanya fungsi-fungsi tertentu di masyarakat (Muhsin, 2015:
8). Maksudnya adalah dalam hal ini masyarakat menjalankan
fungsinya untuk menciptakan keharmonisan antar sesama,
dimana masyarakat yang mampu menolong masyarakat yang
lemah tanpa melihat latar belakang siapa yang akan ditolong.
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
di tengah-tengah pandemi seperti saat ini, keluarga dapat
mengoptimalkan fungsi yang dimilikinya yakni fungsi
sosialisasi, melalui fungsi sosialisasi dalam keluarga dapat
menumbuhkan sikap volunteering yang merupakan cerminan
dari semangat gotong royong. Fungsi sosialisasi dalam
keluarga untuk menumbuhkan sikap volunteering ini dapat
dilakukan oleh orang tua kepada anaknya melalui tiga unsur
yakni sosialisasi lisan, sosialisasi praktik dan pemberian
motivasi. Dampak dari berjalannya sikap volunteering ini
113 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dapat menjadi pembiasaan dan kepribadian dalam diri
individu dan dapat meringankan beban masyarakat yang
terdampak pandemi serta dapat menciptakan harmonisasi
sosial antar sesama masyarakat.
114 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Sairin, Lahir di Tegal, 13 Oktober
1965. Saat bekerja sebagai Dosen
Universitas Pamulang. Penulis
beralamat Jl. Cisokan 6 No. 188
Depok Timur.
115 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
HARUSKAH BI CETAK UANG SAAT PANDEMI COVID-
19?
Oleh: Siti Nuraidawati
alah satu poin rekomendasi dari Badan Anggaran
(Banggar) DPR RI yang ditujukan pada pemerintah dan
Bank Indonesia (BI) untuk menyelamatkan ekonomi
Indonesia dari dampak yang ditimbulkan wabah corona virus
disease (Covid-19), “Bank Indonesia mencetak uang dengan
jumlah Rp400-600 triliun sebagai penopang dan opsi
pembiayaan yang dibutuhkan oleh pemerintah. Mengingat,
dalam situasi global yang ekonominya slowing down, tidak
mudah mencari sumber sumber pembiayaan, meskipun
dengan menerbitkan global bond dengan bunga besar. Bank
Indonesia dapat menawarkan yield sebesar 2-2,5 persen,
sedikit lebih rendah dari global bond yang dijual oleh
pemerintah.”
Apakah dalam kondisi saat ini, pencetakan uang oleh
Bank Sentral dalam hal ini Bank Indonesia (BI) menjadi pilihan
terbaik dan paling relevan? Usulan Badan Anggaran DPR RI
yang menginginkan Bank Indonesia mencetak uang sampai
Rp600triliun untuk membantu masyarakat yang
terdampak Covid-19 menuai pro dan kontra.Hampir semua
S
116 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pihak memberikan pernyataan bahwa ekonomi Indonesia saat
ini berada pada kondisi yang sangat berisiko dan efeknya
sangat besar. Pandemi Covid-19 telah mengguncang di
berbagai sektor dan rantai pasok global sehingga berdampak
ke hampir seluruh sektor usaha.
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) menegaskan
perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona tidak
mempengaruhi kesehatan perbankan nasional dengan kata
lain tidak berdampak pada perbankan, karenasaat ini rasio
kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) berada di
23%, kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga
rendah di 2,5% gross atau 1,3% nett. Namun ada beberapa isu
yang perlu menjadi perhatian, misalnya risiko NPL karena
perlambatan ekonomi membuat kinerja perusahaan dan
UMKM ikut turun. UMKM tidak bisa berjalan dan pendapatan
berkurangkarena mereka tidak bisa bekerja.
Pada sisi lain, pemerintah memiliki anggaran yang
sangat terbatas, baik untuk menyelesaikan masalah pandemi
maupun untuk mengantisipasi berbagai efek domino yang
ditimbulkannya terutama efek terhadap sistem perekonomian
nasional. Pemerintah telah menetapkan anggaran dalam
penyelesaian krisis pandemi Covid-19, jaring pengaman sosial,
dan penanganan krisis ekonomi sebesar Rp 405,1 triliun.
Anggaran ini bisa saja membengkak jika pandemi berlangsung
lama. Besarnya kebutuhan pembiayaan APBN yang tidak
117 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mudah ditopang dari pembiayaan utang melalui skema global
bond, maupun pinjaman internasional melalui berbagai
lembaga keuangan. Defisit APBN melebar di atas 5% dari
sebelumnya hanya 1,75%. Namun apakah dengan kondisi
tersebut bisa dijadikan argumen yang kuat untuk pencetakan
uang oleh BI?
Ada kekhawatiran akan dampak yang terjadi jika
pemerintah dan BI mencetak uang baru di saat pandemi.
Salah satu dampak tersebut adalah inflasi. Peredaran uang
yang tinggi namun tidak dibarengi pasokan produksi bisa
membuat harga barang melonjak dan daya beli turun.
Inflasi menurunkan daya beli, terutama oleh masyarakat
yang tidak memiliki tabungan untuk meng-hedge inflasi,
distribusi pendapatan melebar, inflasi yang tinggi
menghambat investasi produktif karena tingginya
ketidakpastian, dan dalam jangka panjang pertumbuhan
ekonomi terhambat.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 resmi menjadi undang-undang
(UU) yang berisi tentang Kebijakan Keuangan dan Stabilitas
Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Perppu tersebut menjadi payung hukum untuk memberikan
ruang gerak kepada pemerintah dalam menggerakan seluruh
sumber daya yang dimiliki guna menyelesaikan pandemi
Covid-19. Salah satu hal yang diatur di dalam Perppu tersebut
118 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
adalah penguatan kewenangan BI dalam rangka untuk ikut
membeli surat berharga negara jangka panjang dalam
pendanaan APBN yang mengalami tekanan luar biasa dan di
dalam pemulihan ekonomi, sedangkan penguatan
kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) dalam rangka mencegah risiko yang
membahayakan stabilitas sistem keuangan terutama di
bidang perbankan dan perlindungan nasabah perbankan.
Pada kondisi normal, dalam melaksanakan kebijakan
moneter, Bank Indonesia menganut kerangka kerja yang
dinamakan Inflation Targeting Framework (ITF) yang
dibangun berdasarkan 5 (lima) elemen pokok, yaitu:
1. Inflasi tetap merupakan target utama kebijakan moneter.
2. Pengintegrasian kebijakan moneter dengan kebijakan
makroprudensial untuk memperkuat transmisi kebijakan
dan mendukung stabilitas makroekonomi.
3. Penguatan kebijakan nilai tukar dan arus modal dalam
mendukung stabilitas makroekonomi.
4. Penguatan koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia
dengan Pemerintah baik untuk pengendalian inflasi
maupun stabilitas sistem keuangan.
5. Penguatan komunikasi kebijakan sebagai bagian dari
instrumen kebijakan.
Perluasan kewenangan BI di dalam Perppu No. 1 Tahun
2020 sangatlah besar. Pemerintah memberikan kewenangan
119 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kepada BI untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) dan/atau
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) berjangka panjang di
pasar perdana. Bahkan di dalam Perppu tersebut BI memiliki
kewenangan untuk memberikan akses pendanaan kepada
korporasi/swasta dengan cara repo Surat Utang Negara atau
Surat Berharga Syariah Negara yang dimiliki korporasi atau
swasta melalui perbankan yang diperuntukkan sebagai
sumber pendanaan bagi pemerintah, sehingga melalui
mekanisme tersebut pemerintah memperoleh dana segar
untuk menutupi defisit anggaran.
Melalui perluasan kewenangan BI ini, secara langsung
BI telah menciptakan uang di luar mekanisme penciptaan
uang sebelumnya. Dengan kewenangan memberikan
pembiayaan secara langsung kepada pemerintah, BI juga telah
menambah jumlah uang beredar di masyarakat. Jika
pemerintah tidak menggunakan uang tersebut sebagaimana
mestinya maka akan mendorong inflasi pada tingkat yang
lebih tinggi. Dalam kondisi ini maka permintaan pencetakan
uang oleh BI menjadi tidak relevan dan bukan pilihan yang
terbaik.
Di masa perlambatan perekonomian saat ini,
pencetakan uang baru bukan hanya berpotensi menciptakan
inflasi namun lebih jauhnya adalah terjadinya stagflasi
(stagflation) yaitu suatu kondisi ketika pertumbuhan ekonomi
lambat, pengangguran tinggi, dan inflasi tinggi terjadi secara
120 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bersamaan. Penurunan agregat supply yang dibarengi dengan
penurunan agregat demand akan memacu inflasi lebih tinggi.
Jika penciptaan uang dilakukan maka kenaikan inflasi akan
menjadi berlipat sehingga lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Inflasi dapat berdampak buruk jika tidak segera dilakukan
pencegahan dan kebijakan yang tepat.
Terkait inflasi, Bank Indonesia memprakirakan inflasi
pada periode April-Mei 2020 akan lebih rendah dari pola
historisnya. Ada 4 faktor yang mendasari hal tersebut, yaitu:
1. Permintaan konsumsi akan lebih rendah terkait berbagai
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai
daerah. Hal itu mengurangi mobilitas sosial
yang berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik
sehingga mengurangi pola konsumsi.
2. Pemerintah akan memastikan pasokan barang
kebutuhan pokok, termasuk melalui peran Tim
Pengendalian Inflasi (TPI) dan Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID).
3. Kondisi ekonomi secara keseluruhan menurun sehingga
berdampak pada ekspektasi inflasi yang rendah.
4. Nilai tukar stabil dengan harga komoditas rendah
sehingga exchange rate pass through dan imported
inflation rendah.
BI menginjeksi likuiditas dengan melakukan
Quantitative Easing (QE) atau pelonggaran kuantitatif yaitu
121 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kebijakan yang digunakan oleh bank sentral untuk
mencegah penurunan pasokan uang rupiah guna
mencukupi ketersediaan likuiditas perbankan di tengah
pelemahan ekonomi akibat pandemi corona. Selama
Januari hingga Mei 2020, BI sebagai otoritas moneter telah
menggelontorkan dana sebesar Rp.503,8 triliun melalui
langkah quantitative easing, terdiri dari pembelian Surat
Berharga negara (SBN) yang telah dilepas asing di pasar
sekunder, term repo perbankan, penurunan Giro Wajib
Minimum (GWM) rupiah dan swap valuta asing (valas).
Perluasan kewenangan BI yang terdapat di dalam
Perppu sudah lebih dari cukup untuk membiayai defisit
anggaran yang ditetapkan pemerintah. Bahkan sebenarnya
perluasan tersebut mengandung risiko tinggi karena jika tidak
dikendalikan, dikelola dan diawasi dengan baik dapat
menimbulkan moral hazard (bahaya moral atau aji
mumpung). Pembahasan berbagai permasalahan dan sinergi
serta koordinasi kebijakan dengan tata kelola yang baik (good
governance) antara pemerintah, BI, OJK dan LPS sangat
diperlukan untukmempercepat pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan memperkuat stabilitas makroekonomi
serta kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak perlu ada
pencetakan uang baru oleh Bank Indonesia karena akan
menimbulkan inflasi tinggi (hyperinflation) dan moral hazard.
(*)
122 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Siti Nuraidawati adalah anak bungsu
dari sepuluh bersaudara dari pasangan
alm Bapak H. Agus Bakri dan almh Ibu
Hj. Momoh, merupakan istri dari
Bambang Tri Tjahjadi, ST. Dilahirkan di
Garut, 22 Februari 1971, berdomisili di
Pamulang Village. Aktivitas sehari-hari
sebagai dosen di Universitas Pamulang
Program Studi Manajemen mulai 2016
selain itu sebagai Asesor Badan Akreditas Nasional Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan
PNF) dan Kepala Sekolah di Taman Pendidikan Al-Qur’an Al
Mubarok Pamulang Village. Sebelum mengajar di Universitas
Pamulang selama 12 tahun bekerja pada salah satu
perusahaan pelayaran di Jakarta Pusat
123 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ENGAGEMENT DOSEN- MAHASISWA DI MASA
COVID-19
Oleh: Aprilia Astuti
aat ini dunia dikejutkan dengan mewabahnya suatu
penyakit yang disebabkan oleh sebuah virus yang
bernama corona atau dikenal dengan istilah covid-19.
Virus yang disinyalir mulai mewabah 31 Desember 2019 di
kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini menyebar
hampir keseluruh penjuru dunia dengan sangat cepat,
sehingga WHO pada tanggal 11 maret 2020 menetapkan
wabah ini sebagai pandemi global.
Indonesia menjadi salah satu negara positif corona
(covid-19). Kasus pertama yang terjadi di Tanah Air menimpa
dua warga Depok, Jawa Barat. Hal ini di umumkan langsung
Presiden Joko Widodo di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin
02 Maret 2020. Berbagai upaya dilakukan pemerintah, baik
pusat maupun daerah untuk menghentikan penyebaran virus
corona di Indonesia. Sejak kasus pertama di umumkan pada
Senin, 02 Maret 2020, Indonesia telah melaporkan 33.076
kasus virus corona dengan 1.923 kematian dan 1.414 pasien
sembuh pertanggal 09 juni 2020.
S
124 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Jumlah kasus yang terus bertambah membuat
sejumlah wilayah daerah menerapkan kebijakan local
lowkdown, selain physical distancing. Pembatasan interaksi
sosial masyarakat dapat menghambat laju pertumbuhan dan
kemajuan berbagai bidang kehidupan, namun tidak ada
pilihan lain, karena cara ini adalah yang paling efektif.
Kebijakan social distancing berakibat fatal terhadap roda
kehidupan manusia, masalah ekonomi yang paling terasa
dampaknya, karena hal ini menyentuh berbagai lapisan
masyarakat, tersendatnya laju ekonomi mengakibatkan
tertutupnya kebutuhan primer manusia untuk memenuhinya,
karena negara akan sangat terbebani kalau harus
menanggung segala kebutuhan pokok setiap penduduknya.
Tak terkecuali bidang pendidikan ikut juga terdampak
kebijakan ini. Keputusan pemerintah yang mendadak
meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari
sekolah/kampus menjadi dirumah, membuat kelimpungan
banyak pihak. Ketidaksiapan citivis akademik untuk shifting
dari fisik ke virtual. Peralihan cara belajar ini memaksa
berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa
ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang
menjadi pilihan adalah pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran daring. Penggunaan teknologi ini juga
sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang
125 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
menghambat terlaksananya efektivitas pembelajaran. Lalu
efektifkah pola belajar dengan teknologi?
Kini pembelajaran yang biasanya on-site menjadi
online. Biasanya tatap muka menjadi tatap layar. Semua
interaksi menjadi serba digital. Jaringan internet dan tentunya
keberadaan kuota menjadi tulang punggung semua proses
tersebut. Kondisi work from home dan study from home
memaksa semua pihak untuk berupaya memaksimalkan
proses pembelajaran, karena menunggu sampai batas waktu
yang tidak dapat ditentukan dengan pasti kapan akan
berakhir. Maka semua pihak harus memutar otak mencari
cara menggunakan alternatif proses kegiatan belajar-
mengajar yang dirasa terkesan “mendadak” serba digital. Siap
tidak siap harus dihadapi. Walaupun di dunia pendidikan
semestinya hal ini bukan hal baru, mungkin hanya saja kita
yang terlambat mengetahui dan mengaplikasikan.
Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan, meskipun peserta didik berada dirumah.
Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran
sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring/ online.
Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan kebudayaan
Republik Indonesia terkait surat edaran nomor 4 tahun 2020
tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran corona virus disease. Sistem pembelajaran
dilaksanakan melalui perangkat personal computer atau
126 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet.
Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu
yang sama menggunakan whatsapp, telegram, instagram,
aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media
pembelajaran. Dengan demikian, pendidik dapat memastikan
peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu
bersamaan, meskipun ditempat berbeda. Pendidik pun dapat
memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang
disampaikan kepada peserta didik.
Pendidik menyakini bahwa mahasiswa milenial tidak
asing dengan kehidupan serba digital bahkan sejak lahir sudah
terpapar dengan teknologi digital ini, ternyata peserta didik
sangat mudah beradaptasi. Bahkan dengan sendirinya mereka
mampu menyelesaikan segala tugas dari gawai cerdas
digenggaman. Justru tantangan ada para pendidik yang mesti
segera beradaptasi dengan era digital. Selaku pendidik
ternyata kita harus menyadari bahwa kalaulah hanya ilmu
yang ingin kita berikan kepada peserta didik, ternyata semua
hal mereka bisa dapatkan dari genggaman tangan mereka
dengan cepat semua informasi bisa mereka peroleh dari
berselancar di mesin pencarian bahkan tutorial dan
penjelasan materi, informasi dan gudang ilmu sangat terbuka
luas di media social seperti youtube dan sebagainya.
Plus dan minus atau kelebihan dan kekurangan
teknologi informasi. Istilah teknologi informasi dan
127 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
komunikasi sudah sering digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari termasuk dalam dunia kegiatan pembelajaran.
Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan
pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan
komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada
pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam
pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.
Dengan berkembangnya teknologi ini membawa kelebihan
dan kekurangan bagi dunia pendidikan. Efektifkah pola belajar
dengan teknologi?
Belajar dirumah dengan memanfaatkan teknologi
menurut saya sendiri sebagai dosen kurang efektif, karena
komunikasi yang terjadi hanya satu arah, saya sulit
mengontrol mana mahasiswa yang serius belajar dan tidak,
interaksi dengan dosen dan sesama mahasiswa juga terbatas
selain itu, kemampuan teknologi dan ekonomi mahasiswa
berbeda-beda, tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang
menunjang kegiatan belajar jarak jauh ini. Koneksi internet
lemot, gawai yang tidak mumpuni, dan kuota internet yang
mahal menjadi hambatan nyata. Selain itu jika belajar
dikampus ada sesuatu yang sulit dimengerti atau terjadi
perbedaan pendapat mungkin akan lebih mudah di diskusikan,
namun dalam hal belajar online akan terasa sulit, karena
dalam cara belajar tersebut jika ada satu yang bicara, ada
kemungkinan yang lain bicara dan dosen sulit untuk
128 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mengontrol situasi ketika banyak yang bicara, dengan kata lain
suara dalam video pertemuan saling tumpang tindih sehingga
bisa merusak audio. Selain itu, masalah lain yang perlu
diperhatikan adalah para mahasiswa juga akan mengalami
kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan dosen terutama
untuk mata kuliah yang di anggap membutuhkan penjelasan
dan pemahaman yang lebih mendalam.
Namun ada beberapa peserta didik yang menerima
model pembelajaran daring alasannya karena model
pembelajaran daring lebih santai, menyenangkan, fleksibel,
efisien, singkat, praktis, cepat, aman, mudah, hemat waktu,
hemat tenaga. Cara itu juga bisa diakukan jarak jauh tanpa
berkumpul ditempat yang sama. Selain itu manfaat lain dari
model pembelajaran dalam jaringan adalah orang tua bisa
mengawasi anak-anaknya belajar, membuat mahasiswa atau
guru menjadi melek teknologi, mempercepat era 5.0,
meningkatkan kemampuan dibidang ilmu teknologi.
Mahasiswa juga menjadi lebih kreatif dalam
menyelesaikan tugas, dan mahasiswa dapat mengkondisikan
diri senyaman mungkin untuk belajar tanpa aturan yang
formal. Kecepatan mereka dalam mengoperasikan teknologi
untuk mencari informasi dan melakukan komunikasi secara
instan sangat luar biasa, tanpa perlu di ajari, mereka bisa
mempelajarinya sendiri. Oleh sebab itu mereka tidak hanya
menjadikan dosen dan buku dikampus sebagai satu-satunya
129 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sumber belajar, tetapi internet akan menjadi tempat
berselancar sebagai sumber belajar.
Dengan adanya sistem belajar seperti ini setidaknya
pendidikan di Indonesia lebih maju walaupun sedikit. Salah
satu kemajuannya, yaitu pendidikan Indonesia sudah bisa
memanfaatkan teknologi yang ada dan cara belajar
pendidikan di Indonesia lebih bervariatif dengan adanya
belajar online. Kegiatan belajar online saat ini dibilang cukup
berhasil dalam masa pandemi ini. Tapi tetap saja kita semua
berharap supaya pandemi ini segera berakhir sehingga kita
semua bisa beraktivitas normal lagi seperti sebelumnya. Dan
untuk saat ini mari kita sama-sama untuk tetap masih dirumah
saja, supaya kita bisa membantu menghambat/memutus
rantai penularan virus corona, sehingga pandemi ini segera
berakhir. (*)
130 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Aprilia Astuti, lahir di Kebumen, 30 April
1990. Seorang dosen di Universitas
Pamulang. Mempunyai seorang anak
dan saat ini tinggal dijakarta barat.
Selain sebagai dosen juga adalah
pembisnis skincare. Dan sebelumnya
adalah HRD diperusahaan Swasta
didaerah Tangerang
131 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PENERAPAN ILMU MANAJEMEN DI TEMPAT
IBADAH DI MASA COVID-19
Oleh: Agus Supriatna
badah merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) setiap warga
negara, sehingga pemerintah menjamin kelangsungan
kegitan tersebut untuk dapat terlaksana dengan baik.
Sedangkan bagi yang meyakini atau memeluk suatu agama
sangat berharap bisa melakukan ibadah dengan tenang dan
khusu, untuk pelaksanaan kegiatan tersebut pada umumnya
perlu ada suatu tempat khusus yang disediakan, maka
berdirilah tempat tempat ibadah disekitar kita seperti Mesjid,
Gereja, Pura, Wihara dan tempat ibadah lainnya.
Dalam kehidupan sehari hari masyarakat pada kondisi
normal dapat melaksankan kegiatan ibadah dtempat tempat
ibadah tersebut dengan tidak mengalami hambatan apapun,
namun beda ketika terjadi suatu keadaan yang memerlukan
perhatian khusus, misalnya kondisi dalam keadaan tidak aman
atau sedang dilanda wabah penyakit.
Saat ini dunia sedang dilanda Pandemi COVID-19 yang
terjadi sejak akhir Desember 2019 hingga bulan Mei 2020,
maka timbul suatu ketakutan yang mencekam dikalangan
I
132 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
masyarakat terhadap penularan virus tersebut sehingga
berdampak pula pada kegiatan kegiatan bersifat
pengumpulan masa yang memungkinkan terjadinya interaksi
satu sama lain, salah satunya yaitu kegiatan ritual ibadah di
tempat ibadah.
Dari pantauan saat ini kasus penyebaran Covid-19
bersifat luar biasa dengan ditandai jumlah kasus dan jumlah
kematian meningkat serta meluas lintas wilayah dan lintas
negara juga berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat di Indonesia. Hal tersebut sangat mendasar
karena badan dunia yang bergerak dibidang kesehatan yaitu
World Health Organization (WHO) dan pemerintah Indonesia
sudah hampir 3 bulan ini mengeluarkan himbauan untuk
melakukan segala kegiatan di rumah saja dan menetapkan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang dikarenakan
pendemi virus COVID-19 yang terus meningkat setiap
bulannya.
Karena kegiatan ibadah merupakan Hak Asasi maka
pemerintahan sangat menjamin kelangsungan kegiatan
tersebut. Oleh karena itu melalui badan keagaman yang ada
terutama bagi pemeluk agama islam pemerintah meminta
Majelis Ulama (MUI) untuk mengeluarkan Fatwanya guna
kegiatan ibadah tersebut tidak terhambat atau terganngu
kelangsungannya karena dalam kegiatan ibadah umat islam
133 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
adanya ketentuan secara syariat untuk shalat berjamaah dan
Shalat Jumat di Mesjid. Ibadah ini mengakibatan adanya
pengumpulan masa disuatu tempat yaitu masjid yang
dikwatirkan terjadi penyebaran Virus Corona karena
berkumpulnya beberapa orang yang saling berinteraksi.
Dalam isi rekomendasi Fatwa MUI No.31 tahun 2020
yang dikeluarkan 4 juni 2020 salah satunya menyatakan
bahwa ”pelaksanaan shalat jumat dan berjamaah perlu tetap
mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker,
membawa sajadah sendiri, wudlu dari rumah dan menjaga
jarak aman”. Pedoman umat yang di buat MUI ini kelihatan
mudah namun kadang kala ditingkat pelaksanaan sulit untuk
dilakukan mengingat kemajemukan karakter masyarakat pada
umumnya, contoh pakai masker dan jaga jarak sering
dtemukan dibeberapa mesjid tidak melaksanakannya.
Kondisi masyarakat tersebut mungkin terjadi karena
kurangnya sosialisasi Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Covid-19 kepada masyarakat, sehingga banyak yang tidak
mengetahui bahwa dirinya adalah Orang Dalam Pemantauan
(ODP), Pasien dalam Pengawasan (PDP) tapi mereka merasa
sehat dan masih keluar masuk rumah dan tempat ibadah
sehingga tanpa disadari sudah membawa virus Covid-19.
Masih banyak juga masyarakat yang tidak mentaati peraturan
pemerintah untuk di rumah saja menjadi bagian penyebab
kenaikan penularan yang terjadi.
134 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Hal seperti ini bisa menyebabkan kenaikan kasus yang
terinfeksi Covid-19 kalau dilihat dari data di 193 negara yang
terinfeksi Covid-19 per tanggal 14 April 2020 sebanyak
1.920.057 orang, sembuh 443.732 orang dan meninggal
119.403. Data yang diperoleh per tanggal 14 April 2020 jumlah
yang terinfeksi di Indonesia terus meningkat dengan total
4.839 kasus, dirawat sebanyak 3.954, meninggal 459 dan
sembuh sebanyak 426 orang.
Maka agar tujuan ibadah di tempat ibadah yaitu mesjid
bisa dilaksanakan dengan baik tanpa menyebabkan
kekwatiran akan terjadi penyebebaran virus corona dan Fatwa
MUI sebagai rujukan syariat untuk umat islam bisa dijalankan
perlu kiranya sebuah pengelolaan atau manajemen tempat
ibadah yang berdasarkan keilmuan. Untuk itu perlu adanya
pemaham yang benar tentang ilmu manajeman.
Sekedar membuka wawasan maka tidak ada salahnya
jika mengutip teori manajeman yang dikemukan oleh Anton
Mulyono (2014:22) bahwa “manajemen adalah suatu proses
atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-
tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”. Dan
dalam pelaksanaannya ada empat fungsi manajemen yang
banyak dikenal masyarakat dengan istilah POAC yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
135 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
(organizing), fungsi pengarahan (Actuating), dan fungsi
pengendalian (controlling).
Fungsi-fungsi tersebut bisa diterapkan dalam
manajemen tempat ibadah atau Mesjid oleh pengurus atau
pihak DKM, pertama sebelum acara kegiatan ibadah
dilaksanakan pengurus Mesjid mengindefikasikan terlebih
dahulu kegiatan apa yang akan dilaksanakan, misalkan shalat
Jumat, maka DKM membuat strategi guna menerapkan
protokol kesehatan seperti stategi apa yang harus dilakukan
dalam mengatur kedatangan jemaah yang biasanya banyak
agar tidak berdesakan pada waktu masuk dan keluar mesjid
dan jaga jarak aman serta disiapkan pula masker jika
kedapatan ada jemaah yang tidak pakai. Dengan demikian
Fungsi Planning telah dilaksanakan.
Dalam rangka memastikan stategi yang dibuat berjalan
lancar maka Ketua DKM melakukan penunjukan beberapa
petugas untuk memastikan bahwa jemaah melakukan jarak
aman waktu ibadah berlangsung, pada saat masuk dan keluar
dari mesjid serta untuk memastikan penggunaan masker bila
perlu dilakukan pengetesan suhu tubuh pada jemaahan yang
datang, hal ini DKM telah melaksanakan fungsi Organizingang.
Sedangkan fungsi Actuating dapat dicerminkan oleh
Ketua DKM dengan memberi arahan yang baik kepada
petugas petugas yang ditunjuk agar mereka tergerak dengan
136 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
iklas dan penuh tanggaungjawab sehingga melaksanakan
tugas dengan sebaikbaiknya.
Tahap terkahir Fungsi Controlling bisa dilakukan oleh
DKM dengan memastikan semua kegiatan berjalan lancar
dengan memastikan juga strategi yang telah dibuat berjalan
sesuai rencana sehingga protokol kesehatan dapat ditaati oleh
para jemaah mesjid yang melaksanakan ibadah Shalat Jumat.
Dengan menerapkan manajemen yang baik diaharapkan
pelaksanaan ibadah ditempat ibadah atau Mesjid bisa berjalan
dengan baik dan terus bisa dilaksanakan walaupun masih
dalam masa pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan
berakhirnya
Sebagai bahan renungan bersama mari kita kutip
penjelasan atau tuntunan syariat tentang hubungan ibadah di
Mesjid dengan wabah yang meninpa suatu negeri. Yaitu
sebuah hadist dari Anas bin Malik Nabi Muahammad SAW
bersabda “Sesungguhnya apabila Allah ta’ala menurunkan
penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah
menjauhkan penyakit itu dari orang orang yang meramaikan
Mesjid” (Hadist riwayat Ibnu Asakir, juz 17 hal. 11 dan ibnu
Adi, juz 3 hal. 232)
137 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Agus Supriatna. Saat ini penulis
tercatat sebagai Dosen aktif di
Universitas Pamulang, Program Studi
Manajemen S1. Berdomilsi di Kota
Tangerang.
138 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
139 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
NASIB UMKM DI ERA PANDEMI
Oleh: H. Hastono
ecara global dampak Covid-19 telah merusak rantai
pasokan, menjatuhkan harga komoditas, hingga
meningkatnya risiko kehancuran ekonomi global.
Secara domestik dampak Covid -19 telah mengurangi
pengeluaran diskresioner, penutupan pabrik, hingga larangan
berpergian,” Berbagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) yang notabene adalah usaha produktif yang dimiliki
perseorangan atau badan usaha yang telah memenuhi kriteria
sebagai usaha mikro dengan aset kurang dari 50 juta dan
beromzet maksimal 300 juta, Pada beberapa tahun terakhir
perkembangan UMKM di Indonesia mencapai 99,8 persen dari
total unit usaha di Indonesia.
Jumlah UMKM yang tersebar di seluruh kepulauan
Indonesia sebanyak lebih dari 62,5 juta unit meliputi seperti
usaha-usaha kuliner, kerajinan tangan, agrobisnis,
peternakan, perikanan dan lain-lain. Berkembangnya UMKM
di Indonesia tidak lepas dari faktor–faktor yang
mendorongnya antara lain, pemanfaatan perkembangan
teknologi terbarukan terutama teknologi informasi dan
S
140 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
komunikasi, kemudahan peminjaman permodalan usaha,
serta menurunnya tarif PPH final.
Namun demikian, pertumbuhan tersebut dirasa masih
jauh dari harapan karena berbagai faktor tersebut dinilai
belum selaras dengan berbagai dorongannya, salah satunya
dibagian perpajakan usaha. Ditengah perkembangan UMKM
yang belum terlalu baik di awal tahun 2020, ditambah lagi
UMKM di Indonesia kembali diuji dengan munculnya wabah
Covid-19 ditengah masyarakat Indonesia di awal tahun 2020.
Wabah Covid-19 bermula muncul di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia WHO.
Sampai tanggal 7 juni 2020 sudah lebih 3,23 juta kasus telah
dilaporkan di lebih dari 190 negara, Berdasarkan data Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dirilis pada 7
Juni 2020, total jumlah kasus positif corona di Indonesia saat
ini sudah sebanyak 31.186 pasien terkonfirmasi positif dan
masih dalam perawatan. Sedangkan 10.498 pasien positif
corona lainnya telah dinyatakan sembuh.
Mengambil pelajaran dari booming case negara –
negara Amerika, Italia, Perancis dan lain lain dalam ini
pemerintah Indonesia sudah menerapan social distancing,
physical distancing, Pembatasan social bersekala besar (PSBB)
sampai 4 kali dan pelarangan mudik disaat moment Idul fitri
1441 Hijriah guna mencegah penyebarannya Virus Covid -19.
141 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dampak yang dirasakan sangat jelas, penulis
mengamati secara micro environment di komplek Bukit
Pamulang Indah Tangerang Selatan Penyebaran virus Covid-19
dirasakan salah satunya oleh Ismet pemilik warung “Tanjakan
Turki” yang usahanya ayam bakar, nasi uduk dan warung kopi.
Ismet mengaku transaksi yang ia dapatkan menurun secara
terus menerus sejak Januari 2020 sampai dengan diterapkan
PSBB tanggal 5 juni 2020 turun drastic sampai dengan 50%.”
Saya nggak ngerti kenapa wabah corona menyebabkan
warung saya ikut terimbas juga yaa? padahal orang kan butuh
makan setiap hari”? keluh bang Ismet yang biasanya beromzet
1,5 juta perhari, yang dengan terpaksa merumahkan 2
karyawannya, tinggal Dia dan Istrinya. inilah gambaran umum
usaha mikro di seluruh Indonesia dan akibatnya PHK dan
terjadilah eksodus dini, pulang kampung sebelum waktunya
(lebaran Idul Fitri) yang merepotkan pemerintah provinsi, kota
dan desa tujuan.
Kalau boleh penulis membandingkan kondisi saat
Krisis moneter 1998 dengan era Pandemi Covid -19, pada
Krismon 98 UMKM masih mampu bertahan karena berkaitan
erat hanya dengan masalah ketimpangan ekonomi masalah
suku bunga yang tinggi, amsalah utang luar negeri yang
membengkak, masalah nilai tukar yang terdepriasi sampai
800% , beda dengan pandemic Covid-19 ini masalah murni
kesehatan bukan masalah suku bunga kredit yang tinggi dan
142 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
lain sebagainya , impact Covid-19 yang berimbas ke seluruh
sector perkonomian dan kegiatan lainnya,
Meskipun begitu hebatnya dampak yang
ditumbulkan, penulis mengamati masih ada beberapa faktor
yang membuat UMKM masih bisa bertahan ditengah wabah
Covid-19. Pertama, pada dasarnya UMKM kebanyakan
menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan
kebutuhan masyarakat. Penghasilan masyarakat yang turun
drastis belum tentu serta merta berimbas banyak terhadap
permintaan barang dan jasa yang dihasilkan. UMKM malah
bisa bergerak dan menyerap tenaga kerja meski jumlahnya
terbatas dan dalam situasi Covid-19. Kedua, pelaku usaha
UMKM umumnya memanfaatkan sumber daya lokal, baik
sumber daya manusia, modal, bahan baku, maupun peralatan,
maksudnya sebagian besar kebutuhan UMKM tidak
mengandalkan barang -barang impor. ketiga, umumnya bisnis
UMKM tidak ditopang dana pinjaman dari bank, melainkan
dari dana sendiri.
Peran pelaku UMKM ditengah wabah pandemic
Internasional diupayakan agar tetap menjaga keberadaannya
menjadi sangat penting. Untuk itu, UMKM perlu menguasai
kunci atau tips untuk menghadapi hal itu. Tips Pertama, fokus
pada kebutuhan konsumen. Kedua, terus berinovasi dan
berkreasi, baik di level produk maupun pelayanan sesuai
perubahan preferensi dan perilaku konsumen. ketiga
143 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kembangkan penelitian dan pengembangan untuk
meningkatkan daya tahan ketika krisis melanda. Keempat
tidak boleh cepat berpuas diri karena persaingan akan
semakin keras. Kelima, persiapkan generasi berikutnya untuk
menjadi pemimpin UMKM masa depan yang lebih
tangguh. Keenam, jaga hubungan baik timbal balik dengan
vendor, supplier dan distributor. Ketujuh, berhimpun dalam
organisasi UMKM sebagai sarana mengembangkan jejaring
dan bisnis. Kedelapan, kolaborasi dengan perbankan sebagai
mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan
pendampingan pengembangan usaha.
Bagaimana agar supaya UMKM tidak terus terpuruk?
pertama, harus kreatif dan inofatif. ini merupakan kunci dalam
menghadapi wabah Covid-19. UMKM harus memahami
bahwa durasi penyebaran pandemi Covid-19 tidak dapat
diduga secara pasti, untuk itu tidak perlu panik dan segera
lakukan tindakan penyesuaian. kedua memastikan arus kas
terjaga dengan sehat. Cash flow menjadi unsur paling penting
dalam usaha sehingga pengusaha harus mampu mengelola
uang tunai secara optimal. Ketiga, UMKM harus memahami
perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang,
yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku. keempat
UMKM harus me-review produknya termasuk customer
profile; kelima, menyesuaikan strategi customer relations dan
kanal penjualan; keenam adalah dengan merencanakan ulang
144 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pendapatan dan memangkas anggaran biaya. dan ketujuh
UMKM dalam konsisi pandemi Covid-19 harus berkolaborasi,
kerjasama usaha hingga dapat meningkatkan efisiensi, berbagi
beban kerja dan bahkan mendapatkan ide yang baru dari
sesama pengusaha.
Yang perlu dilakukan pemerintah saat ini adalah
mengurangi atau menahan penyebaran Covid-19 yang
mengglobal dan masif, karena sampai saat ini di seluruh
wilayah Indonesia pergerakan wabah masih fluktuatif, yang
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perekonomian
secara berkelanjutan. Sementara hal yang perlu dicermati
adalah sampai kapan UMKM bisa bertahan, meskipun mulai
tanggal 5 juni 2020 pemerintah DKI sudah menerapkan
pelonggaran PSBB transisi sebagai new Normal namun banyak
pelaku UMKM yang mampu me recovery usahanya?
Pemerintah pusat perlu melakukan giant step action dalam
memberikan perlindungan kepada sector UMKM yang terkena
dampak Covid-19 langsung.
Semoga pandemic Covid-19 segera berakhir di bumi
Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya aamiin.
145 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
H. Hastono, lelaki kelahiran Purworejo,
Pendidikan S1 di Universitas Islam
Djakarta (UID), S2 Di Unversitas
Krisnadwipayana (Unkris), sebelum jadi
Dosen Universitas Pamulang pernah
tercatat sebagai pegawai di PT
Telekomunikasi Indonesia, Entrepreneur, pemilik Kennu
Rumah Kost di Yogjakarta.
146 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
147 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
KNOWLEDGE SHARING “NGOBROL” ALA
COMMUNITY OF PRACTICE (CoP)
Oleh: Risza Putri Elburdah
Ngobrol?” iya ngobrol, salah satu aktivitas
interaksi makhluk hidup yang paling
menyenangkan. Dikatakan menyenangkan
karena dilakukan atas dasar suka sama suka, tanpa ada
paksaan. Sedikit menggelitik jika membaca kembali tafsiran
kata “ngobrol” versi saya tersebut, tentunya terdapat alasan
mengapa memilih kata tersebut. Tepat banget! salah satu
alasannya adalah untuk menghilangkan kekakuan atau
keformalan. Sebagai contoh jika kita diajak diskusi, dapat
dipastikan tingkat ketegangannya cukup tinggi. Berbeda
ketika diajak ngbrol “eh, ngbrol yuk” suasana yang terjadi
cukup hangat dan santai. Menurut penelitian apabila
seseorang dalam keadaan santai, tubuh akan merespon hal-
hal dengan cepat, terkadang apa yang tidak terpikirkan bisa
mengalir sendiri. Lantas apa hubungannya ngbrol disini
dengan Knowledge Management (KM)? Knowledge
(pengetahuan) merupakan salah satu intangible asset (aset
“
148 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang tidak beruwujud) yang harus dikelola oleh suatu
organisasi.
Pengetahuan ini berada pada setiap individu, masing-
masing individu memiliki pengetahuan yang beragam dengan
porsi yang berbeda pula. Semakin tinggi jam terbang dan
pengalaman akan berbanding lurus dengan pengetahuan yang
dimiliki. Bukan benda canggih atau investasi fisik yang
menjadi jaminan sebuah organisasi akan sukses, melainkan
sebuah pengetahuan yang ada didalamnya. Saat ini
pengetahuan menjadi tolak ukur kekuatan bagi suatu
organisasi. Sangat pentingnya sebuah pengetahuan ini mulai
menjadi hal prioritas bagi organisasi untuk menggali lebih
dalam dan mengelola pengetahuan yang dimiliki agar dapat
digunakan secara optimal dan memberikan keuntungan pada
organisasi. Proses menggali dan mengelola pengetahuan
inilah yang dikenal dengan istilah Knowledge Management
(KM) atau Manajemen Pengetahuan (MP).
Pengetahuan harus digali dengan tujuan organisasi
mampu mengetahui sejauh mana setiap individu yang berada
didalamnya memiliki tingkat penguasaan terhadap
pengetahuan tersebut (knowledge to wisdom). Selanjutnya
pengetahuan yang dimiliki ini harus dikelola agar tidak hilang
begitu saja artinya individu yang memiliki pengetahuan
tersebut mau meningkatkan pengetahuanya serta mau
berbagi dengan individu lainnya. Mengutip salah satu
149 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
penjelasan yang menarik bagi saya dari salah satu expert KM
di Indonesia yang juga mengelola sebuah blog khusus
mengenai KM, yakni Mr. Iqbal “Pengetahuan layaknya seperti
air, dia akan menyesuaikan sesuai dengan tempat yang
disediakan.
Jika wadahnya kecil isi didalamnya juga sedikit, namun
apabila pengetahuan ini dialirkan dalam bentuk “ngobrol”
(sharing) maka pengetahuan akan berjalan dan bertambah
seiring dengan menyatunya pengetahuan lainnya. Dengan
mengobrol sebenarnya kita telah berbagi pengetahuan
(Knowledge Sharing) dan akan menjadikan pengetahuan
tersebut menjadi pengetahuan yang baru, namun dalam
implementasi KM disini pengetahuan yang layaknya air ini
harus tetap diarahkan agar berakhir pada tempat yang tepat
dan tidak terbuang sia-sia, artinya pengetahuan ini harus
dapat membawa dampak bagi kemajuan sebuah organisasi.
Salah satu organisasi yang terdapat pada sebuah
lembaga pendidikan di tingkat universitas adalah organisasi
kemahasiswaan. Organisasi ini dapat berupa himpunan
mahasiswa dari suatu program studi maupun unit kegiatan
mahasiswa yang memiliki minat yang sama. Keduanya adalah
organisasi kemasiswaan yang memiliki kesamaan yakni sama-
sama bertujuan ingin memajukan kualitas organisasi tersebut
agar semakin maju. Didalam organisasi tentu memiliki
beragam pengetahuan yang dibawa masing-masing individu.
150 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pengetahuan harus dijaga dan dikelola dengan baik agar tidak
hilang dan bisa dijadikan pelajaran bagi individu (anggota)
lainnya.
Pengetahuan-pengetahuan inilah yang kemudian
mengelompokan setiap individu dalam suatu jabatan atau
divisi yang sesuai dengan keahliaanya. Misalnya seorang
anggota memiliki pengetahuan bahkan sudah sangat ahli
(expert to be wisdom) dalam bidang pemasaran sekaligus
sangat menyukai interaksi yang berbau sosial, karenanya
individu tersebut memilih divisi public relation and social
activity. Pengetahuan yang dimiliki ini harus dibagi (sharing)
kepada anggota lainnya tujuannya pada saat individu tersebut
selesai masa jabatannya pengetahuan yang dimiliki tetap ada
pada organisasi tersebut dalam bentuk baru yang telah
dikuasai anggota.
Begitu seterusnya pengetahuan ini akan terus dialirkan
layaknya air, tidak dibiarkan tersimpan hanya pada satu
wadah. Bayangkan berapa biaya yang harus dikelurakan ada
sebuah organisasi, jika salah satu pegawainya resign dan
membawa pengetahuan yang terdapat pada dirinya,
kemudian organisasi tersebut harus merekrut orang baru dan
melatihnya. Berbagi pengetahuan ala “Ngobrol” ini sangat
efektif untuk mereduksi biaya tersebut.
Berbagi pengetahuan ini (knowledge sharing) dengan
tata cara tertentu dikenal dengan istilah “Community of
151 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Practice” (CoP) dalam KM. Tujuannya satu agar “ngobrol”
tersebut menjadi terarah dan menjadi aset bagi sebuah
organisasi. Bagi Organisasi kemahasiswaan yang tentunya
diisi oleh generasi milenial saat ini, generasi yang
menginginkan kebebasan tanpa banyak aturan, CoP layak
dijadikan salah sau alternatif untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia.
Komunitas praktisi merupakan cara belajar secara
sosial. Lagi-lagi Mr. Iqbal mampu membuat saya terkagum-
kagum dengan penjelasannya bahwa CoP itu asik banget
semua anggota itu sama, tidak ada yang mendominasi atau
menggurui karena kita berbagi, sehingga ini yang membuat
nyaman. “Alasan kita bisa nyaman bertanya tanpa takut atau
meminta penjelasan yang lebih lambat karena ada kedekatan
sosial dan emosi antara anggota kelompok. Hal ini yang
membuat kita belajar lebih cepat dan mau saling berbagi ilmu
karena tingkat kepercayaan yang tinggi antara satu sama lain,
selain itu kita juga merasa ada kesamaan derajat” ujarnya
dalam pertemuan sore itu.
Berarti Himpunan mahasiswa tersebut adalah
komunitas praktisi? Belum tentu, Himpunan Mahasiswa
maupun Unit Kegiatan Mahasiswa dapat dikatakan sebagai
“Community Of Interest” komunitas yang terbentuk karena
adanya kesamaan ketertarikan, sepeti komunitas bersepeda,
komunitas pendaki gunung yang terbentuk karena
152 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ketertarikan hobi yang sama. Disini kita menyebut bahwa
HIMA dan UKM adalah CoI terhadap Organisasi, kesamaan
ketertarikan pada hobi berorganisasi.
Sedangkan yang dikatakan dengan CoP adalah pada
saat anggota HIMA dan UKM tersebut menjadi komunitas
yang diisi dengan kegiatan berbagi pengetahuan tentang
keahlian inti yang dibutuhkan didalam menjalankan
organisasi. Singkatnya, Komunitas praksiti akan fokus pada
topik-topik yang berhubungan dengan roda pergerakan
organisasi dan bagaimana cara melakukannya dengan lebih
efektif.
153 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Risza Putri Elburdah, lahir di Pekanbaru, 23
Januari 1987 Saat ini penulis tercatat
sebagai dosen Tetap di Universitas
Pamulang, Prodi Manajemen S1, serta aktif
pada sub divisi Pelatihan dan
Pengembangan Bidang Kemahasiswaan
Universitas Pamulang. Penulis berdomisili
di Depok Jawab Barat.
.
154 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PSBB: KERJASAMA PEMKOT DAN MASYARAKAT
Oleh: Adji Widodo
ada 4 Juni 2020 pemerintah DKI Jakarta telah
menetapkan pemberlakuan PSBB tahap ke empat atau
tahap terakhir untuk menuju era New Normal,
walaupun menurut data masih terdapat 7,000 warga positif,
560 orang meninggal, dan 2,600 orang telah sembuh dari virus
Corona. Beberapa kelonggaran akan diberlakukan yaitu pada
tanggal 5 Juni 2020 tempat-tempat ibadah diperbolehkan
untuk dibuka kembali, pertokoan pribadi pada tanggal 8 Juni
2020, dan Pusat perbelanjaan seperti Mall mulai tanggal 15
Juni 2020 akan mulai dibuka untuk umum. Namun pembukaan
fasilitas tersebut hanya dengan kapasitas 50%, demikian
disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada
Kompas TV, 4 Juni 2020.
Menurut Ede Surya Darmawan, Ketua Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), memberikan
apresiasi bahwa PSBB yang dijalankan oleh pemerintah DKI
Jakarta dinilai sangat bijak. Program pencegahan dan
perbaikan tetap harus dijalankan, penyadaran kepada
masyarakat terus disampaikan terutama kepada 66 Wilayah
Pengendalian Ketat (WPK), tetap menjaga prilaku sehat dan
P
155 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
jangan sampai melepaskan ke wilayah lainnya. Warga di 66
wilayah WPK itu harus tetap stay at home, dan melakukkan
pembatasan wilayah kecil dalam 14 hari ke depan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Anton
J. Supit, menegaskan bahwa PSBB transisi ini tetap harus
dijalankan sama sebagaimana PSBB sebelumnya, masyarakat
harus memakai masker, dan membiasakan cuci tangan.
Protokol kesehatan memang harus dijalankan, bagaimanapun
beratnya, tetapi kita harus bisa menjaga napas, dikhawatirkan
jika terjadi outbreak kedua akan lebih membahayakan, akan
bisa lebih banyak lagi korban. Pada pemberlakuan PSBB
perekonomian akan menurun, kesehatan masyarakat juga
akan menurun.
Jadi jangan ada dikotomi antara kesehatan dan
ekonomi. Masing-masing ekonomi memmerlukan protokol
kesehatan, lalu bagaimana supaya protokol kesehatan dapat
berjalan tentunya harus ada reward dan punishment, dalam
hal ini pemerintah yang mempunyai wewenang. Apindo hanya
dapat menghimbau kepada para pengusaha untuk dapat
kembali beraktifitas tetapi dengan menjaga protokol
kesehatan yang berlaku.
Jika kita lihat penjelasan Gubernur Anies Baswedan,
pada saat bulan Maret 2020, angka reproduksi virus pada Nilai
Rt = 4, artinya jika satu orang suspect virus Corona, maka akan
menularkan pada 4 orang. Menurut kurva, pada akhir Maret
156 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
juga sudah menurun tetapi masih masih di atas 1 (Rt > 1), dan
pada awal Juni 2020 ini Nilai reproduksi sudah pada angka Rt
= 0,99. Nilai ini menunjukkan sudah terkendali, tetapi tetap
diwaspadai, jangan sampai naik lagi jika kita gagal
menerapkan PSBB.
Jika pada PSBB transisi diberikan kelonggaran,
biasanya akan terjadi uforia, karena sudah merasa bebas.
Memerlukan peranan pemerintah untuk menerapkan dengan
ketat protokol kesehatan. Jangan gembar-gembor sudah
selesai, walaupun semua menjaga napas, tetap dijalankan tes
CPR, dan Rapid Test dilanjutkan, dengan teliti dan konsisten,
karena ini menyangkut kuantitatif, demikian menurut Anton J.
Supit.
Ede Surya Darmawan menambahkan, dari data
kepatuhan kondisi DKI Jakarta saat ini sudah membaik, sudah
melakukan PSBB, namun jika terjadi ketidaktaatan masyarakat
adalah wewenang pemerintah untuk menindak. Dengan Nilai
Rt = 0,99 kemampuan orang untuk menularkan sudah
menurun kurang dari satu artinya sudah terkendali,
diharapkan ke depan harus terus menurun. Perkuat Rt dengan
pelaporan kasus per hari selama 14 hari ke depan. Karena
dikhawatirkan masih adanya orang tanpa gejala (OTG), artinya
orang tersebut sudah terkena virus tetapi karena kondisi
kesehatannya masih kuat dia tidak jatuh sakit.
157 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Jika ditanya harapannya, Anton J. Supit menyatakan
walaupun kondisi DKI Jakarta sudah membaik, tetapi
penerapan protokol kesehatan jangan melonggar, antara
pemerintah, sosial, sekolah, masyarakat, hasus konsisten
jangan sampai menabrak protokol kessehatan. Bantuan tunai
langsung (BLT) terus disampaikan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Ede menyampaikan kepada warga DKI Jakarta
selamat menempuh hidup baru, dengan perubahan yang
sudah baik jangan sampai kembali lagi ke masalah yang lalu,
pelan tapi pasti, dengan perilaku sehat, dengan semangat
baru, Indonesia harus menang.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Reza Patria
menambahkan, ada perasaan senang dengan penurunan
angka reproduksi Rt = 0,99. Tetapi apakah dengan nilai itu
sudah aman? Tetap diperlukan kerjasama semua pihak agar
tidak terjadi gelombang kedua. Pemerintah dengan Gugus
Tugas dibantu masyarakat harus tetap tegas memberlakukan
PSBB, bahkan lebih ketat lagi. Jika terjadi pelanggaran tidak
pakai masker, atau restoran membuka melebihi kapasitas,
yang sebelumnya hanya diberikan sangsi administrasi dan
sangsi sosial, ditingkatkan dengan denda Rp.250.000 atau
sangsi pidana.
Maka dari itu, pada masa PSBB transisi ini jangan ada
kerumunan, masyarakat harus tetap di rumah, kerja di rumah,
belajar juga di rumah. Adapun kelonggaran pada masa transisi
158 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dilakukan dengan penerapan pembukaan tempat ibadah
hanya 50%, pertokoan pribadi membuka 50%, demikian pusat
perbelanjaan juga dibuka hanya 50%. Untuk keberhasilan
PSBB itu dibutuhkan manajemen bersama yang baik antara
pemerintah, aparat di lapangan dan masyarakat semua.
Adapun dengan dibukanya kembali rumah ibadah,
Menteri Agama Fachrul Razi memberikan panduan dalam
menjalankan kegiatan di Rumah Ibadah pada PSBB transisi
menuju masa New Normal. Hal ini disampaikan untuk
merespons kerinduan umat beragama beribadah dengan
tetap mentaati protokol kesehatan selama kondisi pandemic
Covid-19. Hal ini diatur menurut Surat Edaran Menteri Agama
No. 15 tahun 2020 tentang panduan penyelenggaraan
kegiatan di rumah ibadah agar tetap menjadikan masyarakat
yang produktif dan aman di masa Covid-19, (Indonesia.go.id,
1 Juni 2020).
Berikut adalah kewajiban jamaah rumah ibadah sesuai surat
edaran Menteri Agama:
1. Jamaah dalam kondisi sehat
2. Diyakini bahwa rumah ibadah yang digunakan telah
memiliki surat keterangan aman Covid-19 dari pihak yang
berwenang setempat
3. Menggunakan masker sejak keluar rumah dan selama
berada di area rumah ibadah
159 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
4. Menjaga kebersihan tangan dengan sering cuci tangan
menggunakan sabun atau hand sanitizer
5. Menghindari kontak fisik, seperti bersalaman atau
berpelukan
6. Jaga jarak antar jamaah minimal satu meter
7. Menhindari berkumpul lama di rumah ibadah selain untuk
ibadah yang wajib
8. Melarang hadir pada rumah ibadah, bagi anak-anak dan
warga lanjut usia yang rentan tertular penyakit, serta orang
dengan sakit bawaan yang berisiko tinggi terhadap Covid-
19
9. Ikut peduli terhadap penerapan pelaksanaan protokol
kesehatan di rumah ibadah sesuai dengan ketentuan
Adapun kewajiban pengurus atau penyelenggara rumah
ibadah sebagai berikut :
1. Menyiapkan petugas untuk melakukan dan mengawasi
penerapan protokol kesehatan di area rumah ibadah
2. Melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala di
area rumah ibadah
3. Membatasi sejumlah pintu keluar/ masuk rumah ibadah
guna memudahkan penerapan dan pengawasan protokol
kesehatan
4. Menyediakan fasilitas cuci tangan/ sabun/ hand sanitizer di
pintu masuk dan pintu keluar
160 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
5. Menyediakan alat pengecekan suhu tubuh di pintu bagi
seluruh pengguna. Jika ditemukan pengguna dengan suhu
> 37.5oC tidak diperkenankan memasuki area rumah ibadah
6. Pembatasan jarak dengan memberikan tanda khusus di
lantai minimal 1 meter
7. Pengaturan jumlah jamaah dalam waktu bersamaan untuk
memudahkan pembatasan jaga jarak
8. Mempersingkat waktu pelaksanaan ibadah tanpa
mengurang ketentuan dan kesempurnaan ibadah
9. Memasang himbauan penerapan protokol kesehatan pada
tempat yang mudah terlihat
10. Membuat surat pernyataan kesiapan penerapan protokol
kesehatan yang telah ditentukan
11. Memberlakukan penerapan protokol kesehatan secara
khusus bagi jamaah tamu yang datang dari luar
161 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Adji Widodo, merupakan Dosen Tetap
Prodi Manajemen di Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang
162 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENUMBUHKAN SEMANGAT ANAK DALAM
BELAJAR DI RUMAH DI MASA COVID-19
Oleh: Elizabeth Tika Kristina Hartuti
alam masa pandemi Covid saat ini banyak pola
kehidupan banyak yang berubah, kebiasaan dan
rutinitas dalam menjalankan aktivitas sehari-hari pun
menjadi sangat terbatas dan pemerintah menganjurkan untuk
stay at Home atau dirumah saja. Hal ini berpengaruh terhadap
dunia pendidikan, bahwa Sistem pembelajaran mengalami
perubahan yaitu dari pembelajaran tatap muka beralih ke
daring atau sistem online. Disinilah beralihnya peran orang tua
di masa pandemi covid-19 ini, dimana mengharuskan orang
tua berperan penuh terhadap keberhasilan belajar anak
dirumah.
Membangun kedekatan antara orang tua dan anak
merupakan kunci keberhasilan anak belajar dirumah, pola
asuh dan dinamika keluarga serta lingkungan akan membawa
kemampuan anak secara umum berperilaku meliputi aspek
kemampuan berfikir, kondisi emosi, kemampuan motorik,
kemampuan berbahasa, kemampuan sosial, dan
pembentukan karakter.
D
163 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dalam pembelajaran secara online ini bahkan
menimbulkan polemik yang berkembang pada masa pandemi
covid-19, ungkapan berkembang "Guru makan gaji buta".
Murid hanya diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, tetapi
guru sendiri kurang diberdayakan untuk mengajar secara
online dan yang mengajar dan membimbing justru orang tua.
Hal ini terkadang masih belum dirasakan maksimal oleh para
orang tua dan siswa dalam pembelajaran dirumah.
Peran orang tua menjadi kunci penuh atas
keberhasilan anak dalam belajar selama pandemi covid-19.
Masalah yang dihadapi atau kendala para orang tua dan anak
saat pembelajaran secara daring selama masa pandemi covid-
19 ini diantaranya kurangnya fasilitas seperti Smartphone
yang kurang mendukung, tidak ada sinyal yang kuat bahkan
tidak ada smartphone dan minimnya kuota. Dengan kendala
tersebut maka orangtua diharapkan lebih mengajar anak
untuk ikut dalam berkegiatan yang positif misalnya dengan
berbagai praktek - praktek edukasi secara langsung dengan
menggunakan bahan-bahan yang tersedia dirumah, sehingga
ketrampilan dan kreatifitas orang tua yang diberikan kepada
anak dapat mengurangi kejenuhan anak dimasa pandemi
covid-19.
Banyak pertanyaan orang tua untuk metode
pembelajaran yang terbaik untuk anak-anak usia PAUD pun
menjadi kendala dan tantangan bagi pada orang tua. Belum
164 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
lagi kondisi anak sediri yang terkadang lebih suka main
handphone sehingga malas untuk belajar. Sikap positif
orangtua dan memahami karakter anak dengan baik sangat
dibutuhkan sehingga anak termotivasi untuk belajar secara
daring atau online. Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan
orangtua dalam mengajarkan dan mendampingi anak yang
memiliki kebutuhan khusus, harus dengan kasih sayang dan
penuh kesabaran.
Bagaimana strategi kita sebagai orang tua saat anak
mengeluh pembelajaran selama pandemi mengalami
kejenuhan dan terkadang orang tua kurang mendukung anak
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah sehingga anak
merasa tidak sejahtera sehingga secara psikologis anak.
Kesejahteraan psikologis merupakan individu merasa
kehidupannya bermakna ketika dirinya dapat melakukan
penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan
interpersonal yang positif, pengembangan diri, dan otonomi
diri. Saat ini, bagaimana menghadapi tantangan dalam
mengajar anak didik di era industri 4.0 dimana anak didik
sangat dipengaruhi gadget. Untuk itu dibutuhkan kesiapan
orang tua dan anak sehingga dapat memanfaatkan teknologi
dengan baik.
Diperlukan Kekonsistenan orang tua dalam
memberikan penerapan pembelajaran kepada anak. Orang
tua dan guru harus pintar dan kreatif mencari cara agar anak
165 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang belajar dirumah tetap memahami materi ajar sekaligus
tetap menyenangkan dan menarik bagi anak untuk belajar
dirumah.
1. Dalam konten pembelajaran siapkan bahan-bahan yang
diperlukan diutamakan yang disukai anak terlebih dahulu.
2. Persiapkan kesiapan mental orangtua dan guru dalam
melakukan pembelajaran kepada anak.
3. Saat akan melakukan pembelajaran perhatikan dan jaga
"mood" anak.
4. Orang tua sebaiknya memilih kata "positif" dalam proses
pembelajaran (menghargai diri anak, pujian yang tulus,
melihat "kekuatan" anak/jauhi kata-kata yang negatif.
5. Orang tua dan guru sebaikanya jaga suasana
menyenangkan dan terarah. Mulailah dengan kesukaan
anak dalam belajar dan tidak memaksakan terhadap
materi tertentu.
6. Anak diajak membuat jadwal khusus, namun tidak kaku.
Pengarahan stimulus kepada anak untuk tetap
konsisten untuk belajar selama pandemi menuntut para orang
tua dan guru untuk mengajarkan kepada anak mengenai
manajemen waktu yang baik. Kebiasaan yang telah dilakukan
sebelum pandemi covid seperti anak berangkat ke sekolah
tepat waktu juga bisa diaplikasikan saat belajar dirumah. Anak
tetap diajarkan kedisiplinan disaat pandemi covid ini dengan
166 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
memberikan jadwal belajar di setiap harinya sehingga anak
tetap produktif.
Aspek karakter juga sangat mempengaruhi
keberhasilan orangtua dan guru dalam memberikan
pembelajaran dirumah. Dimana hal ini berkaitan dengan
watak, tabiat, sifat, batin, maupun budi pekerti anak. Hal ini
membuat peran penuh orang tua dimasa pandemi, bahkan
orang tua dan guru ditantang terus melakukan pendampingan
disaat era new normal.
Tidak jarang apabila anak merasa bosan selama
pandemi covid ini, dan banyak keluhan anak dikarenakan
kurangnya fasilitas yang mendukung dirumah. Kebutuhan
pendampingan akan berbeda-beda terhadap masing-masing
anak dari anak PAUD, SD, SLTP, dan SLTA. Orang tua harus
mendampingi secara penuh walaupun terkadang orang tua
juga harus WFH (Work from Home). Dan yang paling penting
jangan menyamaratakan semua anak dalam proses
pembelajaran dan memperhatikan semua kondisi yang ada di
lingkungan anak.
Selama pandemi belajar dirumah, pembelajaran harus
tetap berlangsung tanpa menargetkan pencapaian kurikulum
dan usahakan tidak seperti memindahkan sekolah ke dalam
pembelajaran rumah. Misalnya pembelajaran di level PAUD
bertujuan dalam pengembangan karakter mulia dilingkungan
keluarga anak terhadap ibu atau ayah, membangun kreativitas
167 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
anak, mendorong seni dan bakat anak, dan menumbuhkan
mentalitas anak usia dini. Untuk itu tips bagi orang tua dengan
anak PAUD ada beberapa hal pastikan anak dalam keadaah
kenyang atau sudah makan dan perhatikan kebugaran tubuh
apakah sudah mandi atau belum, ciptakan kondisi yang
menyenangkan atau gembira, konten materi pembelajaran
yang menarik ambil dari youtube atau bahkan dari mainan
anak atau ambil tokoh yang disukai anak untuk berdongeng,
dan pertahankan suasana bermain. Apabila kondisi tidak
memungkinkan, anak sudah mulai stress atau jenuh agar tidak
meneruskan pembelajaran.
Para orang tua mengarahkan bagaimana belajar
dirumah bagi anak SD, SMP, dan SMA agar tetap efektif dapat
dilakukan dengan cara menentukan tempat untuk belajar
usahakan pencahayaannya baik atau terang, buatlah jadwal
belajar layaknya sekolah seperti hari biasa dan mulailah
belajar pada jam seperti saat di sekolah. Begitu juga dengan
mata pelajaran yang harus dipelajari, harus disesuaikan
dengan mata pelajaran yang berlaku. Pada siswa SD, SMP, dan
SMA bisa menggunakan aplikasi belajar untuk mempermudah
anak belajar dari rumah. Aplikasi belajar online saat ini banyak
tersedia baik yang di fasilitasi oleh pemerintah seperti Rumah
Belajar di laman belajar kemendikbud.go.id yang dapat
dimanfaatkan oleh semua pelajar Indonesia.
168 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Tak kalah penting dalam pembelajaran di rumah ini
sebaiknya agar anak tetap terhubung dengan teman dan guru
sehingga saling memotivasi dalam belajar walaupun secara
daring atau online menjadi efektif. Komunikasi yang baik dari
guru juga bisa mendorong siswa untuk tetap semangat dalam
belajar bisa melalui whatsapp dengan vidoe call, e-mail, e-
learning, aplikasi zoom atau google meet.
Semoga kita semua mampu menjadi orang tua terbaik
untuk anak-anak kita dalam mendampingi dalam belajar
selama masa pandemi covid-19 ini. Salam semangat untuk
para orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah.
Salam semangat untuk hidup sehat dan patuhi protokol
kesehatan di era new normal ini.
169 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Elizabeth Tika Kristina Hartuti Penulis lahir di
Banyumas Jawa Tengah, Juni 1985. Saat
ini penulis tercatat sebagai dosen aktif di
Universitas Pamulang Tangerang, Prodi
Manajemen S1. Terima kasih, semoga apa
yang disampaikan dapat bermanfaat.
170 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
STRATEGI MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA DI
MASA PANDEMI
Oleh: Rachmawaty
nfeksi virus Corona tersebut dinamakan COVID-19 (Corona
Virus Disease 2019) pertama kali ditemukan di kota
Wuhan, China pada akhir Desember 2019 yang selanjutnya
menyebar ke hamper seluruh Negara di awal tahun 2020.
Tingkat penularan yang sangat cepat, mudah dan hingga saat
ini belum ditemukan vaksin anti virus. Sejak pasien 01
diumumkan oleh Presiden Indonesia pada 7 April 2020 hingga
8 Juni 2020 jumlah kasus terkonfirmasi positif adalah 32.033
orang dengan jumlah kematian 1.883 orang, adapun di dunia
tercatat 7.017.519 jumlah kasus terkonfirmasi positi dan
402.894 jumlah kematian (Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19).
Berbagai strategi diambil oleh Negara-Negara untuk
menghadapi COVID-19, salah satunya herd community
(kekebalan dalam suatu kawanan/kelompok) seperti yang
diterapkan di Swedia dimana kebijakan yang berlaku adalah
membiarkan penularan COVID-19 secara alami dan berharap
kekebalan pada virus akan tercipta di kelompok tersebut
sehingga dapat mencegah penyebaran yang lebih luas. Pada
I
171 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kebijakan herd community seluruh fasilitas dan sarana umum
tetap berfungsi, kegiatan ekonomi, ibadah dan pendidikan
tetap berjalan sebagaimana biasanya. Sekolah, Kantor, Mal
dan pasar tetap ramai dikunjungi, sehingga tidak ada
pembatasan kegiatan dalam kebijakan tersebut. Adapun
strategi lainnya adalah dengan memutus mata rantai
penularan COVID-19 melalui kebijakan lock down atau di
Indonesia dikenal sebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), merujuk ke Permenkes No 9 Tahun 2020 maka seluruh
kegiatan usaha ditutup dikecualikan bagi kantor atau instansi
strategis yang memberikan pelayanan terkait pertahanan dan
keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan
bakar minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian,
keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor, distribusi,
logistik, dan kebutuhan dasar lainnya
Pemberlakuan PSBB tersebut berdampak kepada
aktivitas dunia usaha, Kementrian Tenaga Kerja (Kemenaker)
melaporkan tenaga kerja terdampak Covid-19 sekitar 3,05
juta orang (per 2 Juni 2020) dan memperkirakan tambahan
pengangguran bisa mencapai 5,23 juta. Pemotongan gaji
pegawai hingga THR (Tunjangan Hari Raya). Dampak terhadap
wiraswasta atau petani seperti berkurangnya omset
penjualan, sulitnya distribusi produk pertanian mengingat
adanya pembatasan kegiatan. Mengacu survei Badan Pusat
Statistik (BPS), kelompok yang paling terdampak dari Covid-
172 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
19 adalah penduduk perpendapatan rendah dan pekerja di
sektor informal. Adapun di perkotaan yang terdampak
adalah bisnis perdagangan. Kondisi tersebut membuat
masyarakat menjadi resah dan kesulitan mengelola keuangan.
Beberapa strategi dalam mengelola keuangan selama
pandemic COVID-19 dapat dilakukan melalui managemen
keuangan keluarga.
Manajemen keuangan keluarga ini tidak hanya berlaku
untuk keluarga yang terkena dampak ekonomi namun juga
berlaku sebagai mitigasi bagi keluarga yang memiliki tingkat
kemapanan sehingga memiliki cadangan harta yang perlu
diinvestasikan selama masa pandemi. Beberapa strategi
mengoptimalkan effisiensi keuangan keluarga dilakukan
dengan penerapan beberapa cara berikut.
1. Perioritas Daftar Kebutuhan.
Prinsip utama dalam manajemen keuangan adalah
hindari pengeluaran yang melebihi pemasukan atau besar
pasak daripada tiang. Buatlah daftar kebutuhan
berdasarkan skala perioritas, utamakan yang pokok dan
penting untuk menunjang kehidupan saat ini dan jangka
panjang. Kebutuhan makanan, kesehatan, pendidikan
serta tempat tinggal adalah yang utama dan perlu
didahulukan, dalam pemilihan barang atau alat untuk
memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut usahakan
untuk mempertimbangkan fungsi utama bukan merk atau
173 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
gaya hidup. Misal untuk kebutuhan perlengkapan mandi,
belilah sabun atau shampoo bukan karena merk namun
berdasarkan fungsi barang tersebut. Apabila kebutuhan
utama telah dipenuhi, pertimbangkan kembali apakah
diperlukan untuk menambah daftar kebutuhan
pendamping misalnya membeli pakaian atau mainan
anak, jika perlu ditunda dan dapat dialokasi dana tersebut
untuk tabungan.
2. Atur Anggaran
Setelah dibuat perioritas daftar kebutuhan, susunlah
anggaran belanja kebutuhan. Analisa dengan baik apakah
anggaran yang telah dibuat telah effektif atau terlampau
boros karena ada pengeluaran yang tidak perlu, misalnya
untuk anggaran kebutuhan makanan, dapat
dipertimbangkan untuk lebih sering masak dirumah
dibandingkan belanja makanan jadi diluar. Pengeluaran
untuk listrik dan air juga perlu untuk diteliti kembali
apakah terdapat penggunaan yang berlebihan seperti
kipas angina atau lampu yang menyala namun tidak
diperlukan.
3. Tidak Panik dalam Belanja
Issue kelangkaan barang dan kenaikan harga barang
ketika masa pandemi merupakan hal yang wajar, dalam
berbelanja ingatlah akan daftar kebutuhan dan belanja
174 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sesuai dengan kebutuhan. Stock makanan diperlukan
namun tidak perlu berlebihan karena kawatir tidak
tersedia kembali barang di pasar. Panik dalam belanja
cenderung membuat pembelian berlebihan sehingga
menambah anggaraan.
4. Siapkan Dana Darurat (Emergency Fund)
Tidak ada yang apa yang terjadi dengan keberlangsungan
usaha hal ini berdampak dalam kepastian sumber
penghasilan. Seorang pegawai memiliki resiko
pengurangan gaji atau bahkan pemutusan hubungan
kerja sedangkan seorang wiraswasta memiliki resiko
berkurangnya penjualan atau bahkan berhentinya usaha.
Sehubungan hal tersebut diperlukan dana darurat yang
besarnya tergantung dengan kebutuhan keluarga.
Beberapa hal yang mempengaruhi besaran dana darurat
adalah jumlah anggota keluarga, besar minimal
kebutuhan utama keluarga dan prediksi kemungkinan
akan mendapatkan pekerjaaan. Secara umum besarnya
dana darurat adalah 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan.
5. Manfaatkan semua potensi yang ada.
Kebutuhan yang utama adalah makanan yang sehat untuk
menunjang kehidupan dan menjaga kesehatan. Sayur-
mayur, bumbu dapur dapat dihasilkan sendiri oleh setiap
keluarga dengan memanfaatkan pekarangan rumah
namun apabila tidak pekarangan maka teknik budidaya
175 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
hidroponik dapat menjadi pilihan dengan demikian akan
tercipta ketahanan pangan dimasing-masing keluarga.
Saat pandami dimana sekolah dilakukan secara online
maka libatkan dan berdayakkan anak-anak untuk lebih
membantu pekerjaan rumah dan ajari mereka untuk
mengisi luang dengan hal-ha kreatif dan bermanfaat.
6. Cerdas Berbelanja
Buat daftar belanjad dan disiplin terhadap daftar belanja
tersebut, sebelum berbelanja lakukan perbandingan harga
dan kualitas antar toko atau merchant. Dengan adanya
belanja online hal tersebut dimungkinkan, manfaatkan
masa promo untuk mendapakkan harga yang lebih murah.
Namun harus diingat, belanja sesuai kebutuhan sehingga
tidak perlu berbelanja berlebihan hanya karena sedang
ada promo. Pengecekan promo barang dilakukan jika
memang diperlukan hal ini untuk menghindari nafsu
membeli barang-barang yang tidak sesuai kebutuhan atau
berlebihan hanya karena harga murah/ promo.
Penggunaan alat kesehatan seperti masker yang saat ini
menjadi kebutuhan utama dipilih yang dapat dipakai ulang
namun tetap memperhatikan factor tingkat keamanan
dan syarat protokol kesehatan. Penggunaan masker kain
dapat dipertimbangkan dibandingkan penggunaan masker
bedah disamping secara ekonomi lebih hemat juga dapat
mengurangi limbah lingkungan.
176 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
7. Bersedekah, investasi dunia dan akhirat.
Dengan banyak memberi maka banyak pula yang akan
kita peroleh. Bersedekah membuat kita bersyukur dan
terhindar dari hal-hal yang bersifat boros. Sedekah ini
juga merupakan investasi kita untuk akhirat, dalam semua
agama bersedekah atau berbagi dengan sesama sangat
dianjurkan dan akan mendapat pahala.
Strategi mengoptimalkan keuangan keluarga bukanlah
merupakan tanggung jawab satu pihak seperti ibu atau bapak
seorang tapi merupakan tanggung jawab semua anggota
keluarga termasuk apabila terdapat pembantu di keluarga
tersebut. Dengan adanya pemahaman tanggung jawab
bersama maka penerapan strategi keuangan dapat diterapkan
secara optimal dan menjadi budaya dalam keluarga tersebut
untuk lebih berpikir dan bertindak yang lebih bijak dalam
mengelola keuangan keluarga.
177 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Rachmawaty, dosen tetap prodi
Manajemen S1 di Universitas Pamulang,
Prodi Manajemen S1 dan dosen luar di
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA-
Sentul. Penulis lahir di Mentok Bangka, 18
Januari 1977 dan tinggal di Bogor. Aktivitas
lain sebagai dosen, penulis juga adalah
collector dan pembudidaya anggrek.
178 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
TANTANGAN KEMANUSIAAN DI MASA COVID-19
Oleh: Indrani Dewi Anggraini
ada tanggal 9 Juni 2020 menurut berita Kompas kasus
virus corona di dunia mencapai 7.080.534. Dari jumlah
tersebut, terjadi 405.048 kematian dan 3.453.492 (3,4
juta) pasien telah dinyatakan sembuh. Sedangkan di Indonesia
data hari ini, berita Antara mencatat pada tanggal 9 Juni 2020
menunjukkan 33076 kasus dengan rincian sebagai
berikut19739 dirawat, 11414 sembuh, dan yang meninggal
berjumlah 1923 orang. Angka ini pun cenderung meningkat,
sehingga pemerintah pusat dan daerah memberlakukan
kelonggaran PSBS untuk mengatasi penularan virus
“Mahkota” ini merajai kekuasaannya dalam merenggut jiwa
manusia dan meluluhlantakkan semua aspek kehidupan
manusia.
Dalam keadaan yang demikian mencemaskan dan
mencekam semua manusia berjuang untuk sintas sesuai
nalurinya untuk bertahan hidup. Dalam usahanya
mempertahankan naluri hidupnya, setiap manusia berjuang
untuk selamat dan aman secara individu maupun sosial dari
ancaman mahluk yang tidak terlihat oleh kasat mata, masif,
agresif, dan destruktif, serta mematikan.
P
179 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Manusia akan mempertahankan kehidupannya dari
bahaya dan ancaman tidak saja untuk dirinya sendiri, tetapi
juga ia akan memperjuangakannya manusia lainnya, terutama
bagi orang-orang tercinta terdekatnya, dan masyarakat serta
bangsanya. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat
melepaskan dirinya dari keterlibatannya dengan manusia lain.
Apalagi, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, diberikan potensi, pikir, rasa, karsa dan cipta. Karena
potensi ini manusia mempunyai, menempati kedudukan dan
martabat yang tinggi untuk mempertahankan kehidupannya
berdasarkan nlai-nilai kemanusiaan yang merupakan sebuah
sikap universal yang harus dimiliki setiap umat manusia di
dunia yang dapat melindungi dan memperlakukan manusia
sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat manusiawi.
Nilai-nilai kemanusiaan tersebut menurut Institute of
Satya Sai Education terdiri dari lima macam yang terdiri dari
(1) Nilai Kebenaran, (2) Nilai Kedamaian, (3) Nilai Cinta Kasih,
(4) Nilai Kebajikan, dan (5) Nilai Tanpa Kekerasan. Penjelasan
singkat dari kelima nilai tersebut sebagai berikut:
1. Kebenaran adalah sesuatu yang kekal yang diungkapkan
dalam sikap ingin tahu yang sebenarnya, mencari
pengetahuan, semangat menyelidiki, suka terhadap
kebenaran, adil.
2. Kedamaian adalah ketenangan yang muncul dari dalam
diri karena ontropeksi diri dan perenungan pengalaman
180 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
untuk menata pikiran dan hati. Oleh karenanya kedamaian
yang hakiki memerlukan suatu usaha tanpa harus
memperhitungkan untung dan rugi, kepedihan dan
kebahagiaan, berhasil atau gagal. Unsur-unsur kedamaian
mencakup ketabahan, kesucian, disiplin diri, ketenangan,
kosentrasi, dan menghormati diri sendiri.
3. Cinta Kasih mengacu pada sikap belas kasih yang
mendorong pelayanan tanpa pamrih demi kebaikan bagi
orang lain. Unsur-unsur nilai ini mencakup toleransi,
kepedulian, empati, simpati, kesabaran, dan
persahabatan.
4. Kebajikan merupakan perilaku yang benar dan baik.
Unsur-unsur nilai kebajikan terdiri dari anata lain
semangat juang, kewajiban, tujuan, kebersihan, kejujuran,
dan pelayanan dan kesetiaan terhadap orang lain.
5. Tanpa kekerasan atau paksaan yang diwujudkan dalam
ketaatan dan menghormati hukum alam, hukum, dan
peraturan yang disepakati bersama sesame manusia,
sehingga terciptanya integritas dan moralitas. Unsur-
unsur dari nilai tanpa kekerasan ini berupa kesadaran atas
tanggungjawab dan kewajiban sebagai warga negara dan
dunia, kasih sayang, mempertimbangkan orang lain, tidak
membahayakan, suka menolong, dan keadilan.
Wabah pandemi Virus Covid-19 telah mengoyak-
ngoyak, menghianati, dan bahkan mematikan nilai-nilai
181 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kemanusian tersebut oleh sifat serakah, egois, tidak peduli,
sombong, putus asa, dan tidak bertanggungjawab. Dengan
merebaknya pandemic virus yang mematikan ini ada
kelompok manusia yang menggunakan kesempatan dalam
kesempitan, mengeruk keuntunagan dakam kekeruhan
suasana kepanikan dengan mencoba menimbun alat-alat
kebersihan dan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat untuk terhindar dari penularan Covic 19.
Ketidakpuasaan dan keserakahan untuk memperoleh
keuntungan sebanyak-banyaknya di atas penderitaan orang
lain merupakan perbuatan tidak berperikemanusiaan. Begitu
juga dengan ada kelompok manusia yang suka menyebarkan
berita-berita kepalsuan dan ujar kebensian dengan maksud
mendiskritkan usaha-usaha kegiatandan dan kebijakan
kebaikan pencegahan pandemic. Kelompok ini telah
mengikuti hawa nafsu keegosian, ketidak pedulian atas
dampak perbuatannya, serta tidak bertanggungjawab.
Sifat-sifat tersebut juga terjadi pada penolakan
penguburan jenazah perawat pasien Covid 19 yang meninggal
dalam menjalankan tugasnya. Karena kekwatiran dan
ketidakpedulian, serta keegoisan, dan tidak berpijak pada
kebenaran, mereka menolak menerima jenazah untuk
dimakamkan di daerah mereka, padahal penanganan jenazah
sudah sesuai dengan prosuder kesehatan dan syariah agama.
182 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sikap yang tidak berperikemanusiaan seperti ini sebenarnya
akan merugikan semua pihak.
Hal ini juga sudah terbukti di negara Amerika Latin,
tepatnya Uruguway yang karena masyarakatnya bersikap
egois, tidak peduli, tidak disiplin dalam pencegahan penularan
virus Corona, beribu ribu jenazah tergeletak begitu saja di jaln-
jalan, di rumah sakit, dan di rumah-rumah tanpa bias diurus
dengan semustinya. Mereka yang masih hisup tidak mampu
lagi untuk menguburkan jenazah-jenasah tersebut karena
keadan yang serba tidak memungkinkan. Melawan
perikemanusiaan akan lebih memperburuk kemanusiaan itu
sendiri, bagai pasir hidup, semakin bertambah beban, semakin
tenggelam ke dalam tanpa batas dasar.
Namun demikian, kita masih sangat bersyukur dan
optimis bahwa pandemic Covic 19 yang mengglobal,
mematikan, masif, dan agresif, malah memacu,
meningkatkan, mempertebal solidaritas kemanusiaan
melalui kegaiatan-kegiatan yang diawali di rumah, diperluas di
masyarakat dan di tataran pemerintahan, bahkan ditingkat
dunia. Nilai-nilai kemanusiaan di rumah dilaksanakan dengan
adanya lebih perhatian kepada anggota keluarga. Anak-anak
yang semula bergiat di rumah dan sekolah tanpa orang yang
sibuk dengan pekerjaan di luar rumah, denggan adanya
pandemic Covid 19 semua anggota keluarga Bersatu di rumah
183 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
melaksanakan kegiatan belajar dan juga kegiatan kantor dari
rumah.
Dengan kebersamman yang intensif ini menguatkan
rasa kasih saying dan ikatan kekeluargaan yang sebelumnya
terbagi dengan adanya waktu yang terpakai oleh kegiatan di
luar rumah. Bagi mereka yang tidak lagi serumah dengan
orang tuanya, rasa was-was akan kerentanan orang tuanya
terinfeksi mendorong putra- putranya untuk lebih
memperhatikan orang tuanya sekalipun itu melalui alat
tehnologi.
Demikian juga hubungan dengan para tetangga
menjadi lebih erat dengan memperhatikan satu dengan yang
lain atas Kesehatan tetangganya. Semangat gotong royong
terlihat begitu kental terjalin, terutama perhatian bagi mereka
yang terindikasi terinfeksi dan harus mengisolasi diri, maka
para tetangga membantu memberikan kebutuhan sehari-hari
tetangganya yang terinfeksi. Protokol kesehatan dengan
menjada jarak fisik tidak menjadi halangan unuk membantu
sesame yang membutuhkannya.
Bermuncullah para sukarelawan untuk menjaga
Kesehatan lingkungan dengan menyemprot disinfektan di
lingkuang dengan alat yang cukup berat digendong
dipunggung mereka, dan dengan pakaian APD yang cukup
mengucurkan keringat dan masker yang bisa memberat
hiruspan nafas dalam waktu yang lama. Gerakan
184 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kemanusiaan dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dengan
menghimpun dana dan memberikan kebutuhan pangan bagi
pekerja disektor informal. Para pengusaha menyumbangkan
Sebagian besar keuntungannya untuk keperluaan medis juga
paramedic yang menjadi garda pertama dalam menangani
pandemic Covid ini.
Di tataran pemerintah, Gerakan kemanusiaan
dijewantahkan dalam bentuk bantuan perawatan secara
Cuma-Cuma bagi penderita covid 19, disamping itu juga
bantuan dana sosial bagi mereka yang terdampak kehilangan
pekerjaan karena dengan adanya berdiam di rumah
pergerakan ekonomi dari sektor informal mengalami
kelumpuhan. Sedangkan di negara maju, seperti di Jerman.
bantuan kemanusiaan diberikan agar kesejahteraan rakyatnya
terjamin di tengan pandemic ini.
Pemerintah Jerman memberi stimulus yang sangat
menakjubkan dengan tiga pilar kosep kemanusiaannya yaitu
1) pemberian uang sewa rumah, sehingga tidak ada
kehilangan rumah karena dampak pandemic. Dengan
demikian mereka tetap bisa bekerja dari rumah untuk
terhindar dan menghindar dari yertular virus Covid, 2)
Pembebasan Pajak sampai covid 19 berlalu, dan 3)
Pemberianhibah bagi para pekerja di sector informal.
Fenomena kegiatan manusia tersebut di atas
menunjukkan bahwa manusia tertantang untuk menjadi lebih
185 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
peduli dan memberikan kasih saying kepada sesamanya dalam
pandemic karena rasa kemanusian yang sudah diberikan dari
Sang Khalik yang Maha Penyayang dan Pengasih. Di tengan
ketidakpastian, perubahan yang terjadi setiap saat dan
kematian yang pasti, manusia selalu menedepankan nilai-nilai
kemanusiaannya. Menyadari tiga hal yang mutlak yaitu
perubahan, ketidakpastian, dan kematian manusia tetap
berpijak pada nilai-nilai kemanusiaannya.
186 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profile Penulis
Indrani Dewi Anggraini terlahir sebagai anak pertama pasangan Imans Sardjono dan Suhaeni Marjam. Ia menjadi dosen sejak tahun 1986 diawali di FS Untag 45 Surabaya, kemudian di FS Universitas Pamulang tahun 2008, karena mengikuti mutasi kedinasan suaminya ke Jakarta. Ia menulis beberapa buku monograf berjudul Novel Life Writing Resistensi Simbolik Generasi Aborigine-Australia yang Tercerabut (2019), Perjuangan Melawan Dehumansasi oleh Generasi Aborigine Australia yang Tercerabut (2020), Pengajaran Bahasa dan Sastra di Era 4.0 Revolusi Industri (2020), Korona Bunga Rampai Dosen FS Unpam (2020), Kegiatan Peningatan Kemampuan Literasi berbasis PAKEM dan PAKAR di Taman Bacaan Masyarakat Kolong Jalan Layang Ciputat (2020).
187 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENDISAIN STRATEGI MERK AGAR DAPAT
BERTAHAN DI ERA PANDEMI
Oleh: Suharni Rahayu
eperti yang telah semua orang ketahui bahwa dampak
wabah Covid-19 sangat terasa di segala aspek bisnis dan
ekonomi serta perubahan perilkau konsumen yang
merubah gaya konsumsinya dari want menjadi need yang
tentu saja berdampak pada strategi pemasaran dan promsi
pada beberapa jenis produk yang dibutuhkan masyarakat di
masa pandemi ini. Hanya dalam hitungan hari, tren pejualan
dan pemasaran berubah dengan sangat cepatnya, lebih lebih
tatkala semua semua wilayah zona merah memberlakukan
kebijakan social distancing atau Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB).
Semenjak diumumkannya Civid-19 menjadi pandemi
dunia oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) banyak merubah
perilaku konsumen. Diberbagai sector bisnis. Perubahan
perilaku konsumen juga mempenagruhi perubahan strategi
bisnis dan strategi pemassaran para pelaku bisnis dan
marketer. Sudah kurang lebih tiga bulan ini guncangan
ekonomi begitu hebatnya melanda dunia termasuk Indonesia.
Keterupurkansektori ekonomi mempengaruhi dan berdampak
S
188 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pada sektor lainnya seperti sektor pendidika, sektor
perbankan, sektor pertanian juga sektor Kesehatan dan
beberapa sector lainnya yang mempengaruhi system
ekonomi.
Salesman/marketer mulai puyeng dan terus memutar
otak memikirkan bagaimana produk dijualnya bisa dibeli
konsumen sebagai strategi mempertahankan merk produk di
tengah pandemi virus corona terlebih pada produk yang
sifatnya bukan produk kebutuhan pokok. Pelaku -pelaku bisnis
memaksimalkan pemasaran online serta digital branding
sebagai sarana komunikasinya dengan target kebutuhan dan
keinginan konsumen potensialnya.
Dampak dari bencana wabah virus corona,
kenyataannya memang benar benar memukul banyak sektor
bisnis di Indonesia. Beberapa sektor bisnis yang berpotensi
mengalami penurunan penjualan dari stagnansi kegitannya
seperti bengkel, restoran, salon/ spa, properti, tour & travel,
perhotelan, transportasi darat laut, kereta api, penerbangan,
mall, fashion dan beberapa sektor bisnis lainnya.
Hal yang perlu diketahui dari dampak Covid-19 ini
seberapa besar dan seberapa parah dampak krisis pada
beberapa sektor bisnis. Apakah semua semua sektor terkena
dampak negatif? Meskipun demikian ada beberapa sektor
bisnis yang berpotensi stabil dan bahkan mengalami
pertumbuhan seperti produk kesehatan dan sembako yang
189 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sangat dibutuhkan di saat pandemic. e-commerce,
minimarket, apotek, toko jamu, provider internet, jasa
penyedia video conference, aplikasi belajar dari rumah, dan
lainnya.
Melihat hal tersebut diatas, para pemilik merek produk
harus menyikapinya dengan cepat dan tepat untuk merubah
strategi penjualannya. Sehingga harapannya tidak terjadi
penurunan penjualan yang signifikan saat diberlakukannya
social distancing. Untuk tetap dapat bertahan di tengah
pandemi ini, para pemilik merek produk mesti bisa
mensiasatinya. yaitu merubah cara penjualan
konvensionalnya menjadi fokus ke pemasaran digital melalui
website yang dijadikan e-commerce, social media, search
engine, penjualan melalui marketplace dan bentuk tim
reseller untuk menjual produk - produknya.
Penulis melihat bahwa di tengah pandemi Covid-19
ada ancaman sekaligus ada juga peluang. Bagi salesman dan
pemasar, tentunya harus dapat menangkap peluang ini
menjadi hal yang mutlak harus dilakukan agar target
penjualan tidak terjun bebas. Seperti diketahui bersama saat
ini korban PHK yang diakibatkan pandemi covid-19 sudah
mencapai lebih dari satu juta pekerja baik yang formal atau
informal. Solusinya bagi para korban PHK agar tetap bertahan
hidup dengan jalan mencari alternatif lain dengan menjadi
190 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
reseller atau penjual dari produk-produk yang dibutuhkan saat
masa pandemi ini.
Sementara bagi salesman/marketer, mereka dapat
melakukan aksi sosial dengan membuka pola peluang usaha
seperti membuka kerjasama reseller, dropship atau lainnya
untuk menjual produknya secara masif kepada masyarakat.
Dalam masa pandemi Covid-19, salesman/marketer ya harus
bisa cepat beradaptasi seiring dengan diberlakukannya social
distancing. Karena sudah pasti hal ini sangat mempengaruhi
perubahan yang sangat besar tren perilaku konsumen dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Strategi merek produk dalam bertahan di tengah wabah
covid-19. Seperti apa?
Cepatnya penyebaran Covid-19 dirasakan berdampak
pada berubahnya interaksi pebisnis dan pelanggan. Pebisnis
mulai banyak merasakan adanya penurunan penjualan yang
sangat drastis bahkan bisa jadi ada yang sudah tidak memiliki
pelanggan sama sekali dikarenakan banyak aktivitas yang
biasa dilakukan di luar rumah saat ini banyak yang melakukan
aktivitas di rumah.
Sementara untuk pebisnis harus tetap ada
keberlanjutan aktifitas bisnisnya agar dapat
memepetahanakan bisnisnya. Hal ini artinya bahwa harus
191 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
memperjuaangkan penjualan (salling) di masa pandemic
covid-19 walaupun pastinya tidak mudah melakukannya.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk dapat
mempertahankan bisnis adalah dengaan cara:
1. Perkuat hubungan dengan pelanggan, dengan
memberikan dukungan dan perhatian di masa pendemi
covid-19 dengan kata-kata yang membuat pelanggan
merasa diperhatikan’
1. Promosi penjualan yang tepat, denganncara
menggunakan media digital dalam melakukan promosi
produk karena pelanggan lebih banyak beraktifitas
emnggunakan gadgetnya di rumah.
2. Membuat strategi pemasaran yang kreatif, denagn cara
membuat video yang unik dan menarik pelanggan dan
harus diingat bahwa beda target pasar maka juga harus
dibuat video
Produk makanan cepat saji McDonald misalnya, sudah
menutup makan ditempat (ready to eat) diganti take away
menambah strategi yang lama layanan belanja dari rumah.
Begitu juga bisnis ritel dapat membuka layanan pesan pesan
antar untuk dioptimalkan. Bahkan, ada perusahaan kosmetik
yang meluncurkan produk hand sanitizer dan langsung
dipasarkan secara nasional melalui jaringan ritel modern dan
marketplace.
192 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sementara untuk bisnis pendidikan, kini telah membuat
layanan belajar dari rumah (e- learning). Dimana siswa dan
mahasiswa diberi akses untuk belajar dari rumah melalui
aplikasi. Begitu juga dengan bisnis lain seperti bengkel
misalnya, kini mulai melakukan layanan perbaikan
motor/mobil di rumah konsumen.
Untuk bisnis training, bisa langsung beradaptasi
dengan membuat pelatihan atau webinar yang bisa diakses
melalui aplikasi video conference, zoom dan google meet dan
lain sebagainya. Dan beberapa hotel kini malah telah merubah
fasilitas kamar hotel sebagai tempat istirahat bagi para tenaga
medis yang harga sewa kamarnya diturunkan sampai titik
terendah agar operasional tetap berjalan.
Di tengah pandemi ini, para pemilik merek produk
harus cerdas bijak dalam mengalokasikan dana promosinya.
Dimana kreatifitas saat mem branding itu harus tetap
dilakukan. Kegiatan branding yang dilakukan pun beragam,
mulai dari kegiatan CSR terkait pandemik Covid-19, promosi
belanja dari rumah saja, branding melalui media online, media
sosial, website official, membuat online festival dengan
memberikan diskon khusus dan lainnya.
Harapan penulis semoga dalam keterbatasan aktifitas
semua dapat berjalan dengan new normal yang tentukan
tanpa mengabaikan protokol kesehatan, pelaku bisnis bisa
mencapai target yang diharapkan denga jalan ada koordinasi
193 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
secara intens dengan mitra-mitra bisnisnya, semoga Pandemi
Covid-19 segera berakhir dan semua kegiatan manusia
berjalan secara normal seperti sedia kala aamiin.
194 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Suharni Rahayu, lahir di Jakarta, Mei
1967. Sampai saat ini tercatat sebagai
dosen aktif di Universitas Pamulang, Prodi
Manajemen S1. Penulis berdomisili di
Pamulang. Saat ini sedang menyelesaikan
Program Doktoral Ilmu Manajemen di
Universitas Pakuan Bogor.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi
orang lain”
195 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
JARAK BOLEH TERPISAH, KEBERSAMAAN TETAP
TERJAGA
Oleh: Rini Dianti Fauzi
etelah hampir tiga bulan dari semenjak mewabahnya
pandemi Covid-19 ini, pertengahan Maret sampai
dengan awal Juni 2020 semua aktivitas dilakukan dari
rumah. Melaksanakan ibadah puasa dan menikmati lebaran
di rumah saja, ada kerinduan untuk saling bersua dan bertatap
muka. Namun hal ini sulit terjadi, untuk memutus mata rantai
Covid-19 maka kita harus beradaptasi dengan kemajuan
tehnologi dan aplikasi yang ada untuk bisa terus menjalin
komunikasi dan silaturrahmi.
Praktis, semua hal sekarang dikendalikan dari rumah
(Bekerja, beribadah, belajar, dan bersosialisasi). Tidak bisa kita
terus berada di rumah, menjadi kaum rebahan yang ”mager” ,
akan ada fase semua harus kembali berjalan sedikit normal,
yang dulu kita lakukan dengan tatap muka tapi kini semua
berubah menjadi aktivitas virtual . Banyak aktivitas yang bisa
kita lakukan walaupun hanya di rumah saja : Kuliah online,
sekolah dari rumah, seminar online, pengajian online, tadarus
online, sidang skripsi online , wisuda online, olah raga online,
S
196 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
belanja online, silaturrahim online, bekerja dari rumah, arisan
online, halal bil halal online, dll
Hampir semua berjalan dengan menggunakan
Teknologi yang sejak lama adanya. Sejatinya aplikasi berbasis
teknologi hadir untuk mempermudah aktivitas yang dulu
hanya menjadi hiasan, kini dengan adanya Covid-19 sudah
menjadi sangat penting dan bahwa sudah menjadi kebutuhan.
Sebagai mahluk sosial, kita memerlukan manusia lain
dalam menjalani kehidupan. Berinteraksi, komunikasi dan
menjalin hubungan antar sesama menjadi sebuah keharusan.
Menjalin hubungan yang baik guna membangun
persaudaraan, sering kita kenal dengan istilah silaturahmi.
Dalam situasi saat ini, berjarak bukan berarti tidak bersilaturahmi.
Walau tidak bertatap muka secara langsung, komunikasi yang
berlangsung haruslah tetap baik menjaga hal- hal yang tidak
menorehkan kesan yang kurang baik.
Komunikasi menjadi salah suatu bagian terpenting
bagi kehidupan manusia. dalam menjalin hubungan dengan
orang lain. Kita kerap kali diingatkan untuk "hati-hati dalam
berkata" dan itu benar adanya. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa kepribadian kita tergambar jelas lewat
bahasa yang kita gunakan, lewat cuitan yang kita tulis, atau
melalui sosial media yang kita posting. Walaupun memiliki
banyak fungsi untuk kebaikan, berbicara juga berpeluang
menimbulkan kemudharatan. Berbicara bisa menguntungkan
197 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bagi orang lain, bisa juga merugikan jika kita salah berbicara,
bukannya mendapat simpati, tapi malah mendapat caci maki.
Oleh karena itu, mengingat pentingnya komunikasi,
seiring berkembangnya kehidupan manusia muncul yang
namanya teori komunikasi. Teori Komunikasi merupakan
suatu pemikiran mengenai sistem penyampaian pesan yang
didalamnya terdiri atas komponen-komponen berupa unsur
komunikasi. Komponen–komponen tersebut saling terikat
demi tersampainya pesan dari komunikator kepada
komunikan. Teori Komunikasi Lasswell mengemukakan model
komunikasi yang sederhana dan hingga saat ini model
tersebut masih diterapkan sebagai model komunikasi dasar.
Model yang dicetuskannya seperti ini: Who (Siapa) – Says
What (Berbicara apa) – In Which Channel (Dengan Media Apa)
– To Whom (Kepada Siapa) – With What Effect (Dengan efek
apa)
Oleh karena itu untuk menjaga komunikasi supaya
tetap baik, dan silaturahmi pun terus terjalin, maka ada
baiknya kita memahami fungsi dari komunikasi . Onong
Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek, 1997, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi
adalah:
1. Menginformasikan (to inform) Adalah memberikan
informasi kepada masyarakat, memberitahukan
kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi,
198 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ide (pikiran dan tingkah laku orang lain), serta segala
sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to educated) Adalah komunikasi merupakan
sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia
dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang
lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan
ilmu pengetahuan.
3. Menghibur (to entertain) Adalah komunikasi selain
berguna untuk menyampaikan komunikasi. Pendidikan
dan mempengaruhi juga berfungsi untuk
menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (to influnce) Adalah fungsi
memperngaruhi setiap individu yang berkomunikasi,
tentunya berusaha saling mempengaruhi jika pikiran
komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap
dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang
diharapkan.
Untuk itu berbicara haruslah berhati-hati apabila kita
merasa sebagai orang terdidik yang setiap harinya
berkecimpung dalam urusan pendidikan seperti sekolah,
kuliah, pegawai instansi pemerintah dan swasta, jagalah
ucapan-ucapan kita yang merupakan kualitas diri kita. Kata-
katamu adalah kualitas dirimu, untuk itu berbicaralah dengan
cara yang baik dan jujur, sopan santun yang merupakan
cerminan sikap mulia yang patut kita terapkan dalam
199 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kehidupan sehari-sehari. Berbicaralah yang baik yang
menunjukan cerminan jika dirimu sangatlah berkualitas.
Lidah orang yang cerdas berada di belakang hatinya, ketika
dia ingin berbicara dia berpikir terlebih dahulu. Jika kata-
katanya akan bermanfaat untuk kebaikannya, dia
mengatakannya, dan jika merugikannya, dia tidak akan
berbicara. Sementara hati orang yang bodoh berada di
belakang lidahnya: ketika dia hanya berpikir untuk
mengatakan sesuatu, dia mengatakannya begitu saja, tanpa
peduli apakah itu bermanfaat ataukah tidak (kata bijak Hasan
Al-Bashri - Ulama Besar dari Irak). Hendaknya setiap kita
senantiasa menjaga diri dari berbicara atau menuliskan
komentar yang tidak jelas manfaatnya. “Bahasa menunjukkan
kualitas pembicara”, sehingga semakin baik bahasa yang
digunakan semakin baik pula kualitas orang yang berbicara
tersebut. “mulutmu harimaumu” ungkapan ini mengajak kita
untuk berhati-hati dalam berbicara.
Semoga kita semua bisa menjaga lisan, bertutur santun
dan elegant. Semoga kita senantiasa dapat menjaga
silaturahmi antar kerabat dan sahabat, baik secara langsung
maupun tidak langsung, Niatkan setiap silaturahmi tersebut
karena Allah, wujud usaha kita menjaga hubungan baik
dengan manusia lainnya.
200 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Rini Dianti Fauzi, adalah dosen tetap di
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pamulang. Ibu dari sepasang
putra putri yang beranjak dewasa dan juga
aktif di Forum Silaturrahmi Istri Karyawan
Telkom (FORSIKATEL) group Telkom
Akses. Berdomisili di Ciputat – Tangerang
Selatan.
“ Jalani prosesnya , Nikmati hasilnya “
201 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENGAHADAPI NEW NORMAL DALAM SEKTOR
PENDIDIKAN
Oleh: Puji Harjianto
ew Normal adalah perubahan perilaku untuk tetap
menjalankan aktivitas normal, namun dengan
menerapkan protokol kesehatan. New Normal juga
merupakan habitual baru yang muncul atas penyesuaian pada
kondisi sebelumnya. New normal memang merupakan
langkah awal yang tak mudah sebab meski aktivitas atau
sektor industri kembali di buka, semua takkan persis sama
seperti sedia kala. Kuncinya adalah sikapi dengan bijaksana
jika ingin melalui ini semua dengan segera.
Jika memang diberlakukan new normal, ada beberapa
industri yang seharusnya segera dibuka terlebih dahulu guna
membantu melonjakkan perekonomian bangsa adalah wisata
(khususnya di daerah-daerah sehingga memancing
pertumbuhan ekonomi), perdagangan dan jasa, serta
transportasi. Sejak digaungkannya “New normal”, memang
tak sedikit yang mendukung pelaksanaannya, namun tak
sedikit pula yang menentang sebab berkaca pada fenomena
yang ada. Pada saat PSBB saja masih banyak yang melanggar
protokol keselamatan dan kesehatan yang dianjurkan, apalagi
N
202 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dengan diberlakukannya new normal pada kondisi yang
belum aman ini, khawatir justru terjadi pelonjakan kasus
positif corona di negeri ini. Tak sedikit yang masih bertanya-
tanya apa itu “new normal” dan karena ketidaktahuannya
tersebut cenderung mereka bertindak untuk menolak.
Perlunya evaluasi dari kebijakan sebelumnya yaitu
PSBB harus menjadi dasar sebelum diterapkannya new
normal. Banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat di
masa PSBB padahal kebijakan ini diperuntukan bagi orang
dewasa. Bagaimana nanti jika new normal diterapkan di
bidang pendidikan melihat anak-anak lebih rentan melakukan
pelanggaran. Saat ini terdapat 7,5 juta mahasiswa dan hampir
45 juta pelajar di Indonesia yang harus belajar di rumah sesuai
dengan arahan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim.
Kemendikbud juga menghadirkan program “Belajar dari
rumah” melalui media televisi Nasional yaitu TVRI. Namun,
media televisi merupakan media satu arah dirasa belum dapat
menjawab kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan.
Banyak guru, mahasiswa, pelajar dan orangtua mengalami
“cultural lag” dalam bidang pendidikan ditengah pandemi
Covid-19 ini.
Dalam dunia pendidikan, banyak hal yang juga berubah
akibat dari pandemi ini. Bukan hanya negatif, namun justru
banyak melahirkan hal positif karenanya. Pandemi telah
menjadikan pendidikan Indonesia semakin penuh inovasi dan
203 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
menumbuhkan kreativitas diri. Proses belajar pada masa
pandemi juga telah mengarahkan penidikan ke arah yang lebih
positif, bukan hanya dari penguasaan materi baru, namun juga
melatih kemampuan problem solving dan critical thinking.
Namun, pendidik juga harus menyikapi keingintahuan dan
jiwa kritis peserta didik dengan bijak dan benar, bukan malah
sakit hati atau benci dengan sikap tersebut.
Anak-anak rentan terkena Covid-19, proses kegiatan
belajar mengajar dapat menjadi sebab banyaknya kasus
penularan virus ini. Hal ini bisa kita lihat dengan intensnya
interaksi sosial di sekolah, guru tidak dapat memantau semua
muridnya agar mematuhi protokol kesehatan. Apalagi di
sekolah itu dunia main bagi anak-anak, kontak langsung antar
anak tidak dapat dihindari dengan mudah. Tidak hanya kontak
dengan teman sekelas, anak-anak juga dapat tertular dari
kegiatan selama bersekolah, seperti ketika berangkat dan
pulang sekolah dengan kendaraan umum, penularan virus
juga dapat terjadi ketika ia membeli jajan. Kesiapan protokol
kesehatan di lingkungan sekolah masih jauh dari kata aman,
tidak semua tingkatan usia pelajar dapat mengerti dan
mengikuti protokol kesehatan jika new normal diterapkan di
sekolah.
Sebaiknya new normal diterapkan di tingkat SMA dan
perguruan tinggi karena mereka sudah bisa mengerti dan
menjalankan skema ini. Untuk tingkat pendidikan TK, SD dan
204 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
SMP diharapkan masih menerapkan proses belajar dari
rumah. Penerapan new normal di bidang pendidikan tidak
boleh terburu-buru karena daerah yang rencananya
menerapkan skema ini merupakan daerah yang pada
gelombang pertama menyebabkan kasus Covid-19 menyebar
dengan sangat cepat.
Memang akan ada beberapa hal yang akan menjadi
habitual baru dalam dunia pendidikan setelah ini, seperti
menyeimbangkan antara proses pembelajaran offline dengan
pembelajaran online, entah dari pemberian tugas ataupun
pelaksanaan kuis dan lainnya. Nantinya dengan sendirinya
akan ada beberapa perubahan yang dilakukan pendidik saat
sekolah dibuka kembali, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan online learning secara lebih rutin dalam
pemberian tugas atau materi lainnya.
2. Berhenti menilai tugas peserta didik berdasarkan hasil tes
teori semata.
3. Memberikan projek dan ujian yang lebih kepada home-
based performance,
4. Berkolaborasi lebih dengan para profesional untuk berbagi
ilmu dan informasi terkini terkait dengan materi yang
dipelajari.
5. Mengatur jadwal yang lebih fleksibel.
6. Serta mengarahkan peserta didik untuk kembali
memberdayakan “old people” technology sebab tak
205 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sedikit peserta didik yang belum tahu cara atau etika
berkomunikasi menggunakan email karena mereka
terbiasa berkomunikasi menggunakan platform media
masa kini yang condong tanpa mengedepankan etika
namun ego semata.
Pada era “New Normal” ini memang dibutuhkan
kemampuan komunikasi yang mempunyai agar tak terjadi
salah salah persepsi atau bahkan ada yang sampai sakit hati.
Ada pula beberapa sektor yang mungkin bisa ditunda dahulu
operasionalnya hingga kondisi memang benar-benar aman,
salah satunya yaitu investasi karena investor cenderung masih
menahan hasratnya untuk berinvestasi di masa yang belum
stabil ini dan publik cenderung lebih memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Masyarakat mau tidak mau harus mengupayakan
adaptasi dalam tatanan aktifitasnya. Pemerintah telah
mengumumkan bahwa kebijakan new normal akan segera
diterapkan di Indonesia. Upaya adaptasi yang dapat dilakukan
oleh masyarakat antara lain dengan cara mengurangi kontak
fisik, menghindari kerumunan, dan menerapkan pola hidup
sehat. Pola adaptasi tersebut secara lengkap terdapat dalam
aturan protokol kesehatan yang telah disosialisasikan oleh
pemerintah dalam berbagai media.
Salah satu kunci sukses dalam menghadapi Covid-19
adalah dengan menerapkan protokol kesehatan dari
206 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pemerintah sebagai pola adaptasi perilaku. Perihal tersebut
tentu sudah seharusnya untuk diterapkan pula pada sektor
pendidikan. DR. Seto Mulyadi, S Psi., M.Si. Yang dikenal
dengan Kak Seto telah mendalami bidang psikologi anak. Kak
Seto yang juga menjabat sebagai Ketua LSM LPAI memutuskan
memang anak harus kembali belajar di sekolah, akan tetapi
keputusan tersebut jangan terlalu buru-buru. Perlu dilakukan
koordinasi semua pihak terutama dengan pihak KPAI. Dalam
masa pandemik Covid-19 ini, sebaiknya bukan hanya
memikirkan masalah target kurikulum pendidikan, melainkan
juga harus memperhatikan masalah kesehatan dan
keselamatan hidup sang anak.
“Siswa harus siap mental. Lakukan koordinasi terus
menerus melibatkan peran serta orangtua. Perlu kerjasama
kedua unsur, harus ada panduan dinas pendidikan. untuk saat
ini pemerintah belum bisa memungkiri berdasarkan skenario
yang telah dirancang sebelumnya kemungkinan fasilitas
pendidikan akan kembali dapat beroperasi seperti sekolah dan
perguruan tinggi akan dibuka pada akhir tahun atau bahkan
awal tahun baru.
Pemerintah menegaskan bahwa tidak ingin tergesa-
gesa dalam memutuskan sekolah atau kampus akan dibuka
karena masih memikirkan dampak yang ditimbulkan ditengah
new normal. Selain itu, pihak sekolah bekerjasama dengan
orangtua dan pelajar akan menyusun perencanaan skema
207 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
persiapan menuju new normal. Sekaligus simulasi
implementasi sekolah new normal dengan menggunakan
protokol kesehatan seperti kontrol masker, jaga jarak,
menghindari kerumunan.
Terdapat berbagai tanggapan pro dan kontra dalam
wacana kebijakan Pemerintah Indonesia dibidang pendidikan.
Aktivitas belajar telah dilaksanakan kurang lebih dua bulan
yang lalu hingga saat ini dilakukan dengan model
pembelajaran daring (online) di rumah. Pada saat pemerintah
mengumumkan penerapan new normal nanti, maka ada
kemungkinan juga akan dirumuskan rancangan new normal
dalam bidang pendidikan terutama dunia sekolah dan
perkuliahan. Pada saat tersebut para siswa dan mahasiswa
harus sigap dalam persiapan implementasi new normal
dengan selalu waspada dan taat terhadap kebijakan protokol
kesehatan dari pemerintah.
Sebelum diberlakukan new normal pada sektor
pendidikan di Indonesia, kita bisa menilik negara tetangga
yang sudah menerapkan new normal, misal di negara
Singapura, Australia, Jerman, Korea selatan dan Vietnam, di
negara tersebut siswa atau mahasiswa datang ke sekolah atau
kampus hanya dalam waktu seminggu sekali sesuai dengan
jadwal rotasi pembelajaran daring (online) dan secara
langsung, selain itu mereka datang ke sekolah hanya untuk
melaksanakan ujian akhir. Setiap individu yang akan
208 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
memasuki kelas diharuskan mengenakan masker, mencuci
tangan terlebih dahulu, dan mengatur jarak dalam
berinteraksi lebih dari satu meter. Kegiatan penunjang lain
seperti ekstrakulikuler, wisuda, dan lain-lain ditiadakan,
kecuali jika ada hal yang mendesak, maka dilakukan dengan
cara diwakilkan dari beberapa pelajar saja yang diharuskan
hadir.
Siswa atau mahasiswa di Indonesia mau tidak mau
harus beradaptasi dalam menghadapi new normal. Mereka
harus mempersiapkan fisik dan mental dalam menghadapi
masa ini. Kita bisa belajar dari protokol kesehatan berbagai
negara yang diperkirakan sesuai untuk diimplementasikan
seperti mencuci tangan dan terbiasa memakai masker saat di
sekolah atau di kampus. Area sekolah atau kampus wajib
disiplin dalam melakukan protokol kesehatan. Selain
kebersihan, pemeriksaan kesehatan juga perlu diperhatikan
untuk setiap siswa atau mahasiswa. Selain itu sterilisasi area
juga wajib dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara
rutin.
Penerapan new normal pada bidang pendidikan
dengan cara pengaturan jarak antar pelajar yaitu lebih dari
satu meter atau diterapkannya physical distancing baik pada
saat antre maupun pada saat kegiatan pembelajaran di dalam
ruangan. Pemeriksaan kesehatan kepada setiap pelajar yang
akan masuk ke dalam lingkungan sekolah atau kampus.
209 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Apabila ada yang demam, batuk, flu, sakit kepala, dll. Maka
dilarang mengikuti aktifitas pembelajaran secara langsung,
dilakukan penjadwalan ketat untuk menghindari sekolah atau
kampus terlalu ramai dengan mengatur supaya waktu
bertatap muka secara langsung dilakukan dengan seminimal
mungkin.
Kita semua belum tahu, apakah keputusan pemerintah
untuk menerapkan new normal dibidang pendidikan dapat
terealisasi dengan efektif, atau malah mengakibatkan wabah
menyebar karena resiko dapat terjadi pada setiap individu.
Sepertinya perlu diadakan simulasi new normal dibidang
pendidikan sebelum hal tersebut diterapkan secara massal.
Simulasi tersebut juga perlu dilakukan secara eksklusif
mengingat tiap lembaga pendidikan memiliki karakteristik
yang unik. Dengan demikian resiko dan efektifitas kebijakan
dapat diukur dan dievaluasi dengan baik.
Pemerintah harus mendukung startup teknologi
pendidikan dengan terus bekerja sama memaksimalkan
proses belajar siswa, bukan berarti di situasi normal nanti
segala kegiatan sekolah dialihkan ke daring dan fungsi ruang
kelas hilang, namun butuh upaya untuk mengkolaborasikan
antara sistem pendidikan konvensional dan digital. Startup
teknologi pendidikan juga harus memiliki inovasi agar konten
belajarnya dapat dicintai oleh siswa/i yang melihat, seperti
inovasi memberikan karakter animasi yang lucu untuk jenjang
210 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pendidikan SD sampai SMP dan karakter serta alur cerita korea
untuk siswa/i SMA, inovasi diperlukan untuk mengikuti trend
di setiap tingkat pendidikan yang ada, karena dasar anak
mencintai konten belajar itu tergantung konten yang menjadi
kebutuhannya.
Hambatan-hambatan proses belajar secara daring
seperti fasilitas teknologi, jaringan internet, kesiapan guru dan
konten belajar yang baik harus segera dicarikan solusinya.
Sebelum pemerintah mengorbankan anak-anak yang rentan
terkena virus jika diterapkan skema new normal di semua
tingkat pendidikan, lebih baik pemerintah khususnya
Kementerian Pendidikan terus bekerja memperbaiki sistem
pendidikan ke arah yang lebih maju.
211 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Puji Harjianto, Lahir di Sukoharjo – Jawa
Tengah, 7 Oktober 1960. Menyelesaikan
Pendidikan S1 di IKIP Negeri Jogjarta
(sekarang UNY), kemudian melanjutkan
ke jenjang S2 di LPMI Jakarta. Hobi
Olahraga dan Membaca. Penulis saat ini
menjadi Dosen Tetap di Universitas
Pamulang. Moto hidupnya; Harus Selalu
Semangat.
212 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
DILEMA KESEHATAN DAN KEMISKINAN DI ERA
NEW NORMAL
Oleh: H. Abdus Somad
eberapa persoalan Covid-19 ini juga terasa semakin
serius, terutama pada perekonomian global. Kondisi
sulit ini memberikan sejumlah pelajaran yang dapat
dipetik untuk mendorong bisnis jasa hukum Indonesia ke
depan. Dengan landasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2018 tentang Karantina Kesehatan, Presiden Joko Widodo
telah memutuskan opsi Pembatasan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Opsi ini diambil agar penerapan social
distancing dan physical distancing terkait situasi pandemi
Covid-19 dapat diterapkan secara maksimal. Ketua Umum
Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia
(DPN Peradi), Prof. Dr. H. Fauzie Yusuf Hasibuan. S.H, M. Hum.
mengatakan, meski tanda naik-turunnya dampak Covid-19
belum memadai, pemerintah mulai beralih pada terminologi
‘New Normal’ (atau selanjutnya disebut dengan kenormalan
baru).
Kenormalan baru sebenarnya merupakan satu cara
yang diperkenalkan oleh WHO sejak 12 Maret 2020 untuk
mengendalikan aktivitas manusia, setelah periode
B
213 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
penanganan Covid-19 sebelumnya dapat diukur dan
dikendalikan di berbagai negara. Metode ini berasal dari
benua Eropa—manakala WHO telah mengambil kesimpulan
secara empiris, bahwa negara-negara di sana telah
menunjukkan kemajuan besar dalam penanggulangan dan
penanganan Covid-19. Kemajuan tersebut dinilai signifikan,
mengingat jumlah kasus sembuh cenderung naik di atas 50%,
sedangkan angka kematian dapat diperkecil dengan angka
banding sebelumnya melebihi 9,0%.
Adapun kondisi tersebut telah menjadi inspirasi
sejumlah negara Eropa untuk menghentikan lockdown,
melonggarkan pembatasan, dan membuka kembali ruang
pertumbuhan ekonomi yang sudah terpuruk. Sebagaimana
ditegaskan oleh Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans
Henri P. Kluge, panduan penerapan metode ‘kenormalan
baru’ yang sama juga akan dipakai sebagai pedoman di
wilayah WHO Asia Tenggara.
Kendati memiliki perbedaan data dan cara, Fauzie
menilai, kebijakan Kenormalan Baru yang dicontoh
pemerintah Indonesia secara ideal harus dilihat sebagai upaya
menjaga keseimbangan dan mempertahankan ketahanan di
bidang kesehatan maupun ekonomi. Pada 15 Mei 2020,
Presiden Jokowi menyebutnya sebagai suatu keniscayaan dan
merupakan pilihan sulit dengan banyak risiko. Tidak
terkecuali, risiko gagal dan justru memperburuk keadaan.
214 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Hanya saja, menurut Fauzie, pada kenyataannya di
Indonesia, Covid-19 telah memberikan dampak yang begitu
besar. Ditambah, meski disusun dan terinspirasi dari pola
transmisi dan virulensi (keganasan) Covid-19 yang dituangkan
ke dalam satu kebijakan yang terukur, kebijakan ‘New Normal’
akan berhadapan dengan masalah kesehatan seperti
gangguan kejiwaan, mental, komplikasi penyakit penyerta
(komorbid), hingga risiko penyakit kronis/tidak menular
seperti jantung, paru, ginjal, diabetes, dan lain-lain yang
selama ini kurang mendapatkan perhatian dan ruang
konsultasi dokter. “Efek Covid-19 telah merusak tatanan
pergerakan ekonomi nasional yang kemudian memicu proses
kemiskinan kota dan desa yang hari kehari menjerit mencari
kepastian besok harus makan mendapatkan dari mana?
Belum habis jeritan yang satu, datang lagi teori baru ‘New
Normal’.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Suharso Monoarfa berteori, krisis Covid-19
memerlukan unprecedented policies. Ini adalah kebijakan
yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana kebijakan
pemutusan sebaran virus dikombinasikan dengan kebijakan
ekonomi. “Kecepatan pemulihan ekonomi tergantung kepada
kombinasi kebijakan yang pas antara kebijakan pemutusan
sebaran virus yang mematikan dan intervensi kebijakan
ekonomi,” tutur dia.
215 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data
ketenagakerjaan terkini dan menemukan bahwa tingkat
pengangguran pada Februari 2020 berada di bawah lima
persen atau terendah sejak era 1990-an. Namun, keadaan
telah berubah drastis seiring banyaknya orang yang
kehilangan pekerjaan atau usahanya terhenti akibat
pembatasan sosial mulai Maret 2020. BPS lantas mencatat,
jumlah pengangguran terbuka mencapai 6,68 juta orang pada
Februari 2020. Ini artinya, tingkat pengangguran adalah 4,8%
dari total angkatan kerja yang sebanyak 137,91 juta orang.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja, Ida Fauziyah,
mengingatkan seluruh perusahaan dan dunia usaha untuk
menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai langkah
terakhir dalam menghadapi dampak Covid-19. Ida mengimbau
perusahaan untuk melakukan berbagai langkah alternatif
untuk menghindari PHK, seperti mengurangi upah dan fasilitas
pekerja golongan atas seperti manajer dan direktur;
mengurangi shift kerja; membatasi/menghapus lembur;
mengurangi jam kerja; mengurangi hari kerja; dan meliburkan
atau merumahkan pekerja untuk sementara waktu. “Situasi
dan kondisinya memang berat. Tapi inilah saatnya
pemerintah, pengusaha, dan pekerja bekerja sama mencari
solusi untuk mengatasi dampak Covid-19," katanya.
Adapun upaya lain yang dapat dilakukan yaitu tidak lagi
memperpanjang kontrak bagi pekerja yang sudah habis masa
216 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kontraknya dan memberikan pensiun bagi yang telah
memenuhi syarat. Paling penting, berbagai kebijakan itu harus
dibahas terlebih dulu dengan serikat buruh atau perwakilan
buruh di perusahaan yang bersangkutan. Ida mencatat, per 7
April 2020, 39.977 perusahaan yang terkena dampak Covid-19
telah merumahkan sekitar 873.090 pekerja dan melakukan
PHK terhadap 137.489 buruh.
Untuk sektor informal, 34.453 perusahaan terkena
dampak Covid-19 dengan jumlah pekerja terdampak 189.452
orang. Namun, badai apa pun yang terjadi, masyarakat harus
memahami dan terlibat dalam perjuangan menghadapi virus
Covid-19 dengan meningkatkan ketahan kesehatan dan tetap
berupaya untuk bekerja. Untuk itulah, Menteri Kesehatan
telah mengeluarkan Keputusan No. 328 Tahun 2020, tentang
Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri.
217 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
H. Abdus Somad, S.Sos, M.Si. Lahir 07
Januari 1961. Menyelsaikan Pendidikan
S1 di STIA Menarasiswa Bogor,
kemudian melanjutkan Pendidikan S2 di
kampus yang sama. Saat ini penulis
merupakan Dosen Tetap di Universitas
Pamulang. Penulis memiliki Hobi
Olahraga. Moto Hidupnya: Dosen
pahlawan Kusuma Bangsa.
218 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PENGARUH NEW NORMAL DAN SEKTOR
INDUSTRI, DUNIA ENTREPRENUERSHIP
Oleh: Udin Ahidin
ebelumnya saya akan menjelaskan dulu apa itu covid-
19, sejak beberapa bulan terakhir ini tentunya kita
sudah tidak asing lagi dengan istilah pandemic covid-19
atau biasanya disebut dengan virus Corona. Sebelumnya virus
ini muncul dari pathogen SARS-CoV-2 yang mampu melompat
dari binatang inang ke manusia di pasar ikan Huanan di wuhan
pada kala itu, dan kemudian virus itu menyebar dengan cepat
pada populasi warga di wuhan dan kawaan sekitar. Setelah
banyaknya warga Huanan di wuhan yang terkena dampak
virus covid-19 ini akhirnya virus itu kemudian menyebar keluar
daerah dan masuk ke Negara lain, dan setelah beberapa bulan
kemudian hingga pada akhirnya virus covid-19 itu menyebar
di Indonesia mungkin karena adanya orang luar negeri yang
masih keluar masuk Indonesia dan ini sebelum
diberlakukannya lockdown di Indonesia.
Mungkin bisa jadi tanpa sepengetahuan kita orang
yang datang dari luar negeri itu membawa virus yang
berbahaya yang pada akhirnya virus tersebut menular,
meskipun dari gejalanya itu hampir mirip dengan flu pada
S
219 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
umumnya sehingga kita tidak bisa membedakannya mana itu
gejala flu dan gejala terkena virus covid-19.
Dan virus ini bisa menular dari droplet atau biasa kita
sebut sebagai percikan dahak yang dihasilkan dari orang yang
terinfeksi batuk, bersin atau orang yang sedang menghelakan
nafas, namun droplet atau percikan dahak ini sangat kuat
sehingga tidak bisa bertahan lama di udara, percikan itu
sangat mudah jatuh dan menempel pada lantai ataupun
permukaan lainnya sehingga dengan mudahnya kita dapat
tertular saat menghirup udara yang mengandung virus ketika
kita berada terlalu dekat dengan orang yang sudah positif
terkena virus covid-19 dan penularan ini pun bisa terjadi pada
saat kita menyentuh permukaan atau benda yang
terkontaminasi dan setelah itu kita menyentuh mata, hidung
ataupun mulut dengan tidak melakukan cuci tangan terlebih
dahulu atau lebih mudahnya kita bisa membawa handsanitizer
untuk membunuh bakteri agar tidak terkontaminasi. Akan
tetapi saya sendiri tidak tahu mengenai penyebaran
tertularnya virus ini melalui apa.
Setelah banyaknya warga Indonesia yang terkena virus
covid-19 dan sudah dinyatakan postif dengan melakukan test
covid-19 maka dari itu pemerintah memutuskan untuk
melakukan Lockdown dan wajib menggunakan masker di
setiap daerah untuk menghindari terjadinya mata rantai
penyebaran virus covid-19 ini dan juga dibeberapa daerah
220 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
menyediakan tempat cuci tangan biasanya mereka simpan di
pinggir jalan atau disetiap sudut gang, namun sangat
disayangkan warga Indonesia ini sangat sulit untuk mematuhi
peraturan yang berlaku, padahal peraturan itu dibuat untuk
kebaikan bersama.
Berjalannya waktu setelah diberlakukannya Lockdown
di berbagai daerah tentu saja belum ada perubahan justru
malah penyebaran virus itu semakin meningkat karena
mungkin dibeberapa daerah belum melakukan lockdown
sehingga masih banyak berpergian, semisal masih ada yang
masuk bekerja atau sekolah. Warga Indonesia sendiri pun
masih belum bisa mengikuti aturan protocol kesehatan yang
sudah diberlakukan oleh pemerintah, seperti halnya tidak
mengenakan masker pada saat berpergian.
Karena semakin hari tingkat pasien postif covid-19
meningkat atau semakin banyaknya zona merah di wilayah
Indonesia, maka pemerintah kembali membuat atau
memberlakukan peraturan yang disebut PSBB (Perbatasan
Sosial Berskala Besar) yang bertujuan untuk menekan laju
penularan dan penyebaran covid-19 di Indonesia ini. Dan
setelah diberlakukan maka sejumlah kegiatan yang
melibatkan public dibatasi, seperti perkantoran, atau instansi
diliburkan, begitu juga dengan pembatasan kegiatan
keagamaan dan pembatasan trasnportasi umum.
221 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PSBB ini berbeda halnya dengan istilah lockdown,
mengapa dikatakan berbeda karena PSBB tidak nebutup
semua kegiatan atau aktivitas sosial, namun dalam
penerapannya ada kegiatan yang dibatasi dan tidak boleh
dilakukan. Adapun yang dibatasi itu seperti pembatasan
kegiatan di fasilitas umum seperti tempat kuliner, pusat
perbelanjaan dan sejenisnya yang yang dimana tempat itu
dilarang untuk berkumpul ditempat public, apabila melakukan
pelanggaran dengan berkumpul ditempat public tadi maka
akan mendapat teguran keras dan sanksi dari pihak yang
berwajib.
Adapula pemberlakuan PSBB pada kegiatan
pendidikan yang sebelumnya mereka sudah diliburkan dan
kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online, dan
setelah berlakunya peraturan PSBB ini kegiatan pendidikan
seperti ini diperpanjang karena dunia pendidikan bisa
dikatakan tempat berkumpulnya orang banyak yang dimana
kita tahu siapa saja yang terkontaminasi dengan virus
tersebut. Sehingga siswa/i bahkan mahasiswa/i yang lulus
pada tahun ini sering disebut dengan lulusan corona atau
angkatan corona, karena di sisi lain mereka tidak ada Ujian
Nasional bagi tingkat SD s/d SMK dan tidak ada acara
perpisahan atau wisuda pada umumnya.
Dan tidak lupa pula dengan diberlakukannya
pembatasan sosial budaya seperti pernikahan, dimana semua
222 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
prosesnya diperbolehkan dengan syarat tertentu seperti
hanya melakukan akad nikah dan hanya beberapa orang saja
yang boleh mendampingi, tetapi masih banyak saja orang
yang ingin melangsungkan resepsi didalam rumah yang jelas
jelas sebelumnya sudah dilarang oleh pemerintah selama
masa pandemic covid-19 ini.
Kemudian untuk pembatasan mode trasnportasi ini
dimana diatur agar dalam sector ini jumlah dibatasi termasuk
penumpang dibatasi tidak lupa untuk menjaga jarak agar tidak
terkontaminasi dengan orang yang sudah terinfeksi virus
covid-19 ini, dan disinilah physical distancing diterapkan. Dan
pada masa PSBB inipun mode transportasi grabride atau
goride di hilangkan dari aplikasi, dan mereka yang terbiasa
menggunkan mode transportasi ini beralih ke grabcar atau
gocar dan untuk penumpangpun dibatasi. Ada lagi
pembatasan kegiataan keagamaan dimana Majelis Ulama
Indonesia (MUI) memberikan surat edaran bahwa
peribadahan atau shalat di masjid di hentikan untuk
sementara dan digantikan dengan shalat di rumah masing
masing, dan ini tidak hanya berlaku untuk umat islam bagi
agama lainpun dilarang beraktivitas yang mengundang banyak
orang.
Setelah pusat perbelanjaan diperintahkan untuk
menutup semua sarana maka dari itu mungkin sebagian besar
mereka menanggung kerugian besar karena PSBB ini
223 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
diberlakukan kurang lebih 3 bulan, dan kebetulan saya bekerja
sebagai administrasi dibidang retail yang bertempat pada
pusat perbelanjaan Tanah Abang. Sebelum penutupan total
pada tanggal 27 Maret 2020 sebelumnya pusat perbelanjaan
Tanah Abang beroperasi dari jam 08.00 s/d 14.00 selama
beberapa hari dan pada saat itu perusahaan kami merasakan
penurunan omzet karena memang sebelum adanya PSBB
sudah ada istilah Lockdown atau karantina diri disetiap
daerah, jadi pengunjung dari luar kota tidak bisa berkunjung
karena memang pusat perbelanjaan Tanah Abang mayoritas
pengunjungnya itu dari luar daerah.
Tanggal 27 maret 2020 mulainya penutupan pusat
perbelanjaan Tanah Abang dan pada akhirnya kami hanya
mengandalkan orderan via online selagi ekspedisi masih
banyak yang buka, dan beberapa karyawan dirumahkan dan
digaji 40%. Pada saat itu ada sekitar 15 orang karyawan yang
bertugas di Tanah Abang setelah penutupan tersebut maka
kami hanya memanggil paling banyak 5 orang karyawan untuk
mengelola pesanan online, agar pendapatan atau kerugian
kami tidak turun drastis. Belum lagi cabang kami yang
berbentuk Butik di Jakarta timur pun diberlakukan PSBB
sehingga pemasukan omzet semakin turun.
Mendekati ramadhan pun datang yang biasanya kami
banyak dikunjungi pelanggan offline sekarang ini kami hanya
mengandalkan via online yang peminatnya tidak sebanyak
224 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
offline, dan untungnya kami punya banyak langganan yang
sudah biasa pembelian grosir. 1 bulan kemudian sempat ada
info bahwa Tanah Abang akan kembali beroperasi tetapi
dengan mentaati protocol kesehatan dan jam operasional
dikurangi, tapi ternyata masa PSBB ini diperpanjang dan pada
akhirnya kami memutuskan untuk membuka cabang butik
yang terletak di Jakarta timur, karena memang sudah
banyaknya orang orang yang tidak melakukan PSBB.
Setelah mendekati hari raya idul fitri saya dan atasan
saya menghitung perbandingan omzet tahun 2019 lalu dan
tahun ini sungguh sangat terlihat penurunannya kurang lebih
45% belum lagi kewajiban kita untuk membayar sewa gedung
atau bangunan. Tapi beruntungnya karyawan masih digaji
karena saya dapat info dari beberapa instansi yang sama sekali
tidak digaji karena terkena dampaknya covid-19. Mungkin
sebagian besar perusahaan mereka tidak ada pemasukan
sehingga ada perusahaan yang melakukan PHK terhadap
karyawannya.
Semenjak adanya covid-19 ini mungkin angka kenaikan
pengangguran semakin bertambah dan peluang lapangan
kerja tidak seimbang dengan banyaknya karyawan yang
terkena PHK oleh perusahaannya. Dan perekonomian
Indonesia ini turun drastis sejak adanya wabah covid-19 ini.
Dan saat ini sudah diberlakukan New normal sehingga para
pekerja sudah bisa melakukan aktivitasnya kembali, meskipun
225 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
jadwalnya masih bergantian atau belum stabil seperti
biasanya dan masih dibatasi. Ada beberapa tempat publik juga
yang sudah mulai beroperasi seperti mall dan tempat liburan,
tetapi dengan selalu mentaati protocol kesehatan dengan
menggunakan masker dan jangan lupa cuci tangan atau lebih
mudahnya dengan membawa handsanitizer.
Semoga masa ini cepat berlalu dan kita bisa melakukan
segala kegiatan seperti sedia kala, semoga kerugian yang kita
alami sekarang ini bisa tergantikan nanti setelah masa covid-
19 ini berakhir.
226 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dr. Udin Ahidin, SE., MM., CMA.
menyelesaikan Pendidikan S1 tahun
2010 Prodi Manajemen S1 Fakultas
Ekonomi Unpam, kemudian
melanjutkan ke jenjang S2 tahun 2012
Pascasarjana Prodi Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi Unpam. Tahun 2017
lulus dari program S3 Program Doktor Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi UPI-YAI Jakarta.penulis memiliki hobi
Gowes, nonton film dan menulis.
Moto hidupnya;
1. Tidak ada orang yg sempurna di dunia ini, maka jangan
pernah meremehkan orang lain.
2. Kesungguhan niat, bukannya otak yang menentukan
keberhasilan dalam hidup.
Keberhasilan bukan diukur dari hasil, tetapi seberapa besar
usaha yang kita lakukan untuk mencapainya.
227 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
NEW NORMAL DAN BISNIS KULINER ONLINE
Oleh: Angga Pratama
ita tahu perekonomian negara indonesia masih
dikatakan belum stabil. Mengingat semenjak covid-19
yang terjadi pada awal bulan februari kemaren sampai
sekarang belum selesai juga. Banyak sektor yang terdampak
oleh wabah covid-19 ini. Diantaranya adalah sektor pertanian,
pertambangan, kimia, industri, properti, finansial, infrastuktur
dan perdagangan,jasa dan investasi. Omzet penjualan dari
berbagai sektor banyak yang mengalami penurunan dratis.
Salah satunya dari usaha mikro kecil menengah yang dijalani
seluruh masyarakat indonesia. Pemerintah memberi aturan
untuk semua kegiatan dilakukan dirumah saja,diantranya
ibadah dirumah,belajar dirumah, belanja dari rumah,
melakukan organisai dari rumah,meeting dengan klien harus
dilakukan di rumah. Hal ini membuat bingung umkm bingung
mencari pengasilan kemana lagi.
Orang-orang yang mempunyai nama yang sudah
banyak dikenal khalayak ramai mungkin saja ekonominya
masih stabil tidak terlalu menurun walaupun ditengah
pandemi dan ada aturan baru new normal. Kegiatannya juga
tidak usaha saja tapi beralih ke youtube yang berpotensi
K
228 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mendapat penghasilan yang lumayan besar. Mereka enak
melakukan apa saja dikesehariannya lalu diupload ke youtube
mendapat penonton dan subcribe dengan gampangnya.
Belum lagi ada endorsan yang melunjank, itu salah satu cara
nambah penghasilan juga. Jadi kegiatan apa saja yang
dilakukan orang-orang besar bisa menopang perekonomian
hidup mereka.
Nah dibandingkan dengan rakyat biasa yang
keseharianya berjualan kaki lima di pinggir jalan yang
untungnya tidak terlalu besar, mereka bersyukur banget
dengan pendapatan yang bisa dibilang cukup buat makan
sehari-hari. Jika dagangan kurang laris mereka harus berfikir
bagaimana mencari modal untuk besok berjualan lagi. Apalagi
ditengah pandemi yang belum berakhir ini, masalah banyak
yang dikeluhkan yaitu biasa berjualan kali lima untuk
menghidupi keluarga selain itu ada yang dipikirkan yaitu bayar
rumah kontrakkan,cicilan motor maupun biaya sekolah yang
belum terselesaikan.
Awalnya saat pandemi makin melonjak, memang
pemerintah melarang pedagang kali lima berjualan mengingat
akan terjadi kerumunan banyak orang yang dapat
menimbulkan kontak fisik bersentuhan. Setelah itu seluruh
pedagang kaki lima mengikuti anjuran pemerintah untuk
berjualan di rumah saja, sampai ada aturan baru lagi yaitu
boleh berjualan seperti biasanya namun ada batas maksimum
229 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pembeli di setiap outlet jualan. Mereka keluhkan bahan baku
untuk jualan yang mereka beli sedikit melonjak tidak seperti
sebelum corona. Selain itu pembeli jadi berkurang dan omzet
penjualan kian menurun. Berbeda jauh dengan omzet
sebelum corona terjadi,bisa jutaan sekarang aja boro-boro
untuk makan aja sudah lebih dari cukup.
Muncul aturan baru dari pemerintah setempat yaitu
new normal/memulai kondisi yang baru. Menurut saya New
normal ini adalah keadaan yang terjadi di suatu tempat karena
ada wabah yang belum ditangani secara cepat sehingga
muncullah pola,cara,kebiasaan,perilaku masyarkat untuk
menjalani hidup yang baru. Kebijakan new normal ini sangat
berdampak pada umkm Indonesia agar terus berkembang dan
produknya dapat dikenal luas sampe Luar Negri.
Roda terus berputar perekonomian Indonesia akan
mengalami naik turun.Kita lihat umkm indonesia sekarang ini
melesat dibanding kerja kantoran. Saya pribadi mengetahui
tetangga saya kantoran di PHK karena pembatasan karyawan
di pabrik. Sehingga tidak mempunyai penghasilan setiap
bulannya. Akhirnya mencari penghasilan dengan berjualan
online. Kalo umkm basicnya memang menjual produk yang
ditawarkan ke customer untuk dikonsumsi. Tetapi
pendapatan tidak selalu naik kadang omzet menurun karena
suatu hal. Contohnya selama pandemi diberi aturan
230 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pemerintah utuk berjualan di rumah, umkm memasarkan
produknya melalui online saja.
Sedangkan adanya aturan new normal umkm kembali
berjualan kali lima dengan membatasi pelanggan yang datang
dan memenuhi syarat yaitu memakai masker, faceshield, dan
selalu cuci tangan setelah kegiatan dan jaga jarak antar
pelanggan lainnya serta melayani pembeli jika makananya
dibungkus untuk pencegahan penularan covid-19 yang masih
mewabah. Tak hanya itu umkm memasarkan produknya
melalui online contohnya sosial media whatssapp,
instagram,website dengan pengiriman menggunkan jasa grab
food/ go food/paxel day, sehingga memudahkan pembeli jika
tidak mau datang ke outlet/warung.
Hal yang harus diperhatikan pengusaha mikro kecil
dalam membuat produk untuk dijual online pada aturan new
normal ini yaitu pemilik usaha selalu menjaga kebersihan (cuci
tangan), menjaga kesterilan wadah seperti panci,baskon.sotel
dll. Selain itu pilih bahan baku yang masih fresh jangan layu
dan memastikan kemasaran selalu bersih sebelum
memasukkan produk, memberikan tenggat waktu disetiap
produk makanan maksimal 1 bulan agar konsumen dapat
mengkonsumi dengan baik.
Ketika produk sudah jadi waktunya dipasarkan melalui
online. Pada generasi milenial ini berbagai cara yang bisa
dilakukan untuk memasarkan produk. Contohnya paid
231 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
promote dengan selegram/artis ternama yang followers
banyak,walaupun kita merogoh kocek agak mahal namun
feedbacknya terhitung lumayan untuk sekali posting. Tetapi
ada juga yang saya lihat di instagram artis ashanty/selegram
lainnya ingin membantu umkm yang masih dilanda sepi
pembeli karena wabah corona makanya artis tersebut
menggratiskan paid promote selama akhir mei kemaren,
namun sampai sekarang belum diketahui masih melanjutkan
endorse gratis itu. Kita tunggu kabar baiknya untuk membantu
umkm agar terus berkembang meski masih dilanda covid-19.
Setelah itu saya lihat postingan di selegram juga
terinspirasi dengan artis ternama untuk melanjutkan kebaikan
membantu umkm semua,perekonomian yang ekonominya
kian tergerus. Terdapat cara kedua memasarkan produk yaitu
membuat iklan yang menarik pembeli untuk tertarik dengan
produk kita. Mengadakannya promo besar-besaran sehari
setelah launching produk pada aturan new normal. Misalnya
buy 1 get 1 atau promo beli maksimal 2 gratis antar ke rumah.
Nah rame tuh produk yang kita tawarkan dalam sehari,itu cara
mengenalkan produk sekaligus produk cepat laku dipasaran.
Cara ketiga yang dapat dilakukan adalah membuat
artikel pemasaran,biasanya memakai blog/website agar
mudah dijangkau orang banyak saat mencari produk kita. Cara
keempat dengan menggaet food influencer yaitu memberikan
produk kita secara gratis lalu memasarkan dengan bahasa
232 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mudah dipahami sehingga menarik konsumen untuk membeli
produk kita. Cara ke lima adalah membuka toko online, ada
banyak marketplace yang sering digunakan untuk berjualan
misalnya shopee, lazada, tokopedia. Pilih foto produk terbaik
lalu posting dan tunggu akan banyak orderan yang masuk.
Begitu mudah bukan menggunakan media internet. Jaman
sekarang dipermudah banget melakukan penjualan ,waktunya
fleksibel bisa diatur semau kita. Apalagi bisnis makanan
digandrungi semua kalangan muda maupun tua. Terlebih ada
yang gamau ribet masak inginnya belanja makanan lewat
online saja.
Menjadi peruntungan bagi umkm seluruh indonesia
bisa memulai bisnis dengan olahan makanan siap saji tanpa
perlu masak lagi. Mengenai omzet memang tidak terlalu besar
namun bisa menutupi buat keperluan lainnya. Di aturan new
normal ini pedagang kecil masih berjualan online maupun
offline ditengah kondisi masih pandemi belum berakhir. Kita
doakan saja wabah covid-19 semoga cepat berlalu dan
keadaan ekonomi negara Indonesia stabil seperti sedia kala.
Ekonomi indonesia semakin maju dan produk olaham
umkm kita dapat dikenal luas sampai manca negara. Oh iya
bantulah perekonomian teman/tetangga kita dengan
membeli produknya, sedikit atau banyak produk yang kita beli
dapat meringankan kebutuhan keluarganya kita tidak pernah
tahu kebutuhannya untuk bayaran sekolah anaknya atau
233 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
membeli susu anaknya, tujuannya agar umkm seluruh
insonesia terus berkembang dan ekonomi stabil. aamiin
234 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dr. Angga Pratama, SE., MM. Lahir di
Jakarta, 17 Juni 1989. Menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas Trisakti
Jakarta. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke jenjang S2 di Universitas
Pamulang. Dan terakhir menyelesaikan
Pendidikan S3 di Universitas Pasundan
Bandung. Penulis termasuk yang hobi naik
gunung ini memiliki moto: “Pekerjaanmu merupakan
ibadahmu.”
235 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
NARASI NEW NORMAL DI TENGAH MASYARAKAT
Oleh: Lilis Suryani
arasi ‘new normal’ atau kenormalan baru, jika tidak
didasarkan atas pondasi yang kuat tentu akan
menjadi catatan yang buruk bagi sejarah. Begitu juga,
dapat dipastikan praktik wacana ‘new normal’ tidak akan
pernah berhasil jika abai akan konsep dan teori atau pijakan
yang mendasarinya. Paradoks istilah new normal perlu
dicermati. Wacana pemerintah begitu kuat akan narasi ‘new
normal’, bahkan Presiden dan Gubernur DKI Jakarta
melakukan konferensi pers setelah meninjau skenario
penerapannya di Jakarta (26/5). Hal ini dilakukan di tengah
ketidakpastian pemerintah, menjamin kesehatan masyarakat
terbebas dari belenggu Covid-19. Ditandai dengan terus
bertambahnya kasus positif Covid-19, sebagaimana laporan
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Namun skenario ‘new normal’ tetap akan menjadi
pilihan pemerintah. Bahkan pemerintah melalui Kemenkes
telah menerbitkan protokol ‘new normal’. Apa sebenarnya
yang dimaksud dengan ‘new normal’? Jika mengamati
argumentasi pemerintah diberbagai media massa, ‘new
normal’ adalah kegiatan membuka, melonggarkan (relaksasi)
kebijakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB). Aktivitas
N
236 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bekerja, belajar dan ibadah dari rumah, akan mengalami hal
normal, seperti kerja di kantor atau tempat usaha, belajar di
sekolah/perguruan tinggi, dan ibadah di fasilitas rumah
ibadah.
Proses pembukaan situasi ini dianggap sesuatu yang
baru ‘new’ dari kenormalan biasanya. Sesuatu yang ‘new’ yang
menjadi catatan penting kita adalah persoalan penerapan
menjaga kebersihan tidak hanya di rumah tetapi di ruang
publik dan tempat kerja, ibadah dan sekolah. Ngotot-nya
usaha membuka ‘new normal’ juga bermotif untuk
menggerakan perokonomian. Sebagaimana yang diutarakan
menteri kordinator perokonomian sebagai usaha untuk
memulihkan dan meningkatkan perekonomian nasional. Hal
ini dinilai sebagai upaya untuk menghindari dari resesi
ekonomi nasional yang berkepanjangan.
Indikator apa yang digunakan agar daerah dapat
melalukan pelonggaran atau pembukaan PSBB. Setidaknya
ada tiga indikator penilaian yang di paparkan Gugus Tugas
yaitu gambaran epidemiologi yaitu berkaitan dengan melihat
perbandingan atau penurunan kasus covid 19. Selanjutnya
soal sirveilens kesehatan masyarakat dan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Secara singkat, ‘new normal’ bukanlah sesuatu
keputusan yang menggembirakan, bukan sesuatu yang harus
dipuja-puja. ‘now normal’ adalah kondisi biasa saja. ‘New
237 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
normal’ sebatas ketidakmampuan pemerintah untuk
memutus rantai Covid-19 menjadi 0, sehingga menggunakan
‘new normal’ dengan bumbu-bumbu agar masyarakat
beraktivitas diluar rumah sesuai protokol kesehatan ‘new
normal’.
Paradoks New Normal
Kenormalan baru menjadi paradoks baru.
Sebelumnya, pemberitaan Covid-19 begitu menakutkan,
bahwa virus ini menular melalui individu ke individu hingga
dapat hidup di benda selama beberapa hari. Tak main-main,
ada dokter yang mengatakan bahwa Covid-19 akan merusak
paru-paru, walau pasien dikatakan sembuh. Saat Covid-19
dinyatakan sebagai bencana non-alam oleh Presiden.
Imbauan pemerintah hanya sebatas, yuk jaga jarak,
phisycal/social distancing. Saat itu pula pemerintah
menghimbau agar semua aktivitas dialihkan di rumah saja.
Pada saat kondisi positif Covid-19 terus meningkat, kebijakan
PSBB baru diputuskan.
Masyarakat mau tidak mau harus mengikuti aturan
pemerintah untuk tetap di rumah. Namun demikian, selama
lebih dari dua bulan, perkembangan kasus positif terus
mengalami peningkatan secara nasional. Saat itu pula
kebijakan ‘new normal’ dipromosikan. Mengamati hal
tersebut, tentu ini menjadi produk paradoks yang pertama.
238 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
‘New normal’ diterapkan saat masyarakat masih
terjamin tertular virus Covid-19. Menjamin setiap jiwa warga
negara jauh lebih penting, karena nyawa hanya sekali
bersemayam dalam tubuh manusia. Perihal soal pemulihan
ekonomi, bisa dibicarakan kemudian. Negeri yang komunis
saja, menjamin warganya selamat. Wuhan membuka
Lockdown saat memastikan 0 orang yang terjangkit virus
Covid-19, baru membicarakan yang lainnya.
Paradoks kedua, yaitu akibat PSBB pelaku UMKM
nyaris tercekik, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang
mencapai lebih dari dua juta tidak bisa dikatakan sebagai
sesuatu yang ‘new normal’. Dua contoh kasus ini, memang
merupakan kejadian baru ‘new’, namun bukan sesuatu yang
normal.
Mereka tidak bisa masuk kantor, mereka harus
mencari modal untuk dapat beraktivitas kembali. Inilah
kondisi baru yang tidak membahagiakan. Pembuangan
anggaran sia-sia di tengah Covid-19 juga terjadi, saat semua
dalam kondisi susah, pemerintah memberlakukan prakerja
secara online. Kebijakan di tengah pendemi ini menjadi sia-sia,
mereka yang mendapat pelatihan tentu akan kesulitan
mempraktekkan di tengah pendemi.
Paradoks yang ketiga, pemerintah untuk mendukung
‘new normal’ membutuhkan sokongan anggaran yang tidak
sedikit. Lagi-lagi yang dilakukan dengan cara paling mudah,
239 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yaitu berhutang. Kementrian keuangan, melansir kebutuhan
hutang mencapai 1.439 Triliun. Negara juga akan terbitkan
hutang senilai 990 Triliun untuk pemulihan ekonomi. Covid-19
telah menjadi argumen untuk melalukan penambahan utang
negara.
Belum lagi dinilai secara substansi, apakah
keperuntukan untang tersebut untuk pembedayaan UMKM
dan koprasi, atau untuk penguatan korporasi besar. Unit bisnis
pemerintah konon mendapat suntikan anggaran dari
pemerintah, seperti perbankan. Jika demikian jelas, bahwa
akses ke perbankan mereka yang memiliki jaminan dan lebih
berpihak pada korporasi besar.
Pasca Covid-19
Inilah akibat dari semua kebijakan pemerintah yang
setengah-setengah sejak penerapan penanganan Covid-19.
Mungkin lain halnya jika menerapkan karantina wilayah
(lockdown), tentu akan berbeda pula hasilnya. Kebijakan
phycical/social distanting, di rumah saja, PSBB belum mampu
menghambat sepenuhnya Covid-19, maka hal yang wajar jika
negara ngotot melaksanakan ‘new normal’.
Kebijakan ‘new normal’ pada akhirnya menjadi produk
lanjutan yang membingungkan tanpa memberikan solusi atas
kehidupan pasca covid 19, seperti mereka yang kehilangan
pekerjaan, mereka yang gulung tikar, mereka yang bingung
240 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
modal, dan lain sebagainya. Harusnya kebijakan atas
kehidupan pasca covid 19 dipertimbangkan secara matang
oleh pemerintah pusat dan daerah. Seperti tidak
menggunakan istilah ‘new normal’ jika pemaknaannya hanya
sebatas mencuci tangan, pakai masker, karena selama Covid-
19 itu juga sudah dilakukan.
Begitu juga ‘new normal’ dilaksanakan saat 24 ribu
lebih orang positif Covid-19. Pemerintah harus
mempertimbangkan kebijakan yang melindungi segenap
warganegara, baik dari hal kesehatan, sosial dan ekonomi.
Pemerintah seharusnya memastikan berakhirnya Covid-19
dengan cepat hingga 0 kasus, selanjutnya membuka jalan baru
bagi kehidupan yang normal.
241 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
N. Lilis Suryani, Lahir di Jakarta 28
Maret 1969. Menyelesaikan pendidikan
Sarjana di STIE Ahmad Dahlan Ciputat
(1994), kemudian melanjutkan ke
jenjang S2 di Universitas Pamulang
Tangerang (2011). Penulis pernah
mengikuti pendidikan non formal
Training Problem Solving & Decision Making (2016), Training
Excellent Management (2015), Trainer Management Training
(2014), dan Training Supervisor Skill (2013). Pengalaman
pekerjaan penulis adalah pernah bekerja di Bank Artamas
sebagai Head Collection (1990-2000), Analis Kredit, HRD
(1986-1990), pernah juga sebagai Teller (1985-1986), dan
pernah Bekerja di PT. Cakrawala Citramega Multifinance
dengan Jabatan Manajer HRD (2000-2018). Saat ini tercatat
sebagai Dosen tetap di Universitas Pamulang (Unpam)
Tangerang, dan sedang menempuh pendidikan Program
Doktoral Manajemen di Universitas Pakuan (Unpak) Bogor
(2018- sekarang)
242 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
PELUANG WIRAUSAHA DI MASA NEW NORMAL
Oleh: Paeno
enyebaran COVID-19 mengubah cara hidup kita
begitupun cara bekerja kita semua aktivitas yang
berada diluar ruangan atau rumah harus kita hindari
untuk pencegahan terularnya COVID-19. Dalam situasi new
normal ini bekerja, berbisnis atau berwirausaha dari rumah
merupakan cara yang lebih baik untuk meningkatkan
perekonomian kita. Kunci keberhasilan untuk menghadapi
new normal dalam berwirausaha harus adanya persiapan yang
matang dan kesedian untuk menghasilkan ide-ide baru untuk
meningkatkan dan mempertahankan usaha yang telah kita
buat. Seperti yang kita tahu banyak pengusaha yang terpaksa
untuk menutup usaha mereka guna mencegah penyebaran
COVID-19. Dalam situasi new normal ini mereka harus berfikir
keras untuk menigkatkan kondisi usaha nereka kembali.
Seorang Entrepreneur harus memiliki jiwa percaya diri,
gigih, pantang menyerah, menyukai tantangan, inovasi dan
kreatif dalam mengembangkan usaha. Semangat yang perlu
ditanamkan dalam Entrepreneur bukan hanya menjadi
pengusaha sukses tetapi juga hars berguna untuk masyarakat
lain.
P
243 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dalam situasi ini banyak para pekerja yang dirumahkan
atau di PHK yang menyababkan angka pengangguran di
Indonesia semakin meningkat. Disini kita dapat mengetahui
pentingnya menanamkan jiwa Entrepreneur dalam diri kita
sendiri. Jika didalam diri kita telah tertanam jiwa Entrepreneur
kita akan lebih muda mengadapi situasi seperti ini. Seperti
yang kita ketahui saat ini kita sedang menerapkan social
distancing untuk menghindari perkumpulan lebih dari tiga
orang, dan adanya lockdown dimana segala sesuatunya sebisa
mungkin kita lakukan didalam rumah. Banyak Pertokoan, Mall,
Tempat Ibadah dan Tempat-tempat yang menimbulkan
kerumunan di tutup.
Dari sini kita dapat mengambil peluang bisnis yang
dapat kita lakukan dirumah dengan berjualan online misalnya
kita sebagai mahasiswa yan kuliah sambil bekerja dan disituasi
pandemi ini kita dirumahkan sementara sedangkan kita perlu
uang untuk membayar kuliah kita, disini kita dapat
menggambil peluang berbisnis atau berwirausaha bisa dengan
cara membuat masker kain homemade, membuat makanan
sehat seperti salad dan kita juga bisa membuat online shop
sesuai keinginan kita. Dengan begitu kebutuhan ekonomi kita
akan terbantu.
Untuk menjadi wiraussahawan/entrepreneur yg
sukses kita sebagai mahasiswa harus mempunyai langkah-
langkah yang pas untuk melancarkan usaha kita. Pertama, kita
244 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
harus memiliki kemauan maksudnya adalah dalam
berwirausaha harus memiliki rasa kemauan, memang dalam
berwirausaha kita harus mulai dari yang sederhana kecuali jika
kita memang memiliki modal besar.
Terkadang orang berpikir para usahawan adalah orang
yang sudah mapan dan memiliki banyak dana untuk
menjalankan usahanya. Tapi apakah memang selalu seperti itu
keadaanya? Tentu saja tidak. Dunia wirausaha kini tidak hanya
menjadi dunia bagi orang yang mapan dan memiliki banyak
modal akan tetapi berwirausaha saat ini dapat juga dilakukan
orang-orang kecil bahkan mahasiswa pun bisa melakukannya.
Kedua, memiliki visi atau tujuan, seeorang wirausaha
yang memiliki visi tidak akan takut gagal. Ia sadar akan risiko
yang akan dihadapinya tetapi ia tidak mudah menyerah.
Ketiga, Memiliki motivasi yang tinggi, salah satu sumber
keberhasilan seorang wirausaha terletak pada adanya
motivasi dalam dirinya untuk tetap maju. Dan yang Keempat,
hal yang juga sangat utama dalam berwirausaha adalah sikap
terhadap uang.
Seorang wirausaha tidak hanya tertantang untuk
mendapat uang, tetapi harus bisa memutar bahkan
mengumpulkan uang. Disaat ini tidak ada jaminan bahwa
setelah kita menjadi sarjana kita akan langsung mendapat
pekerjaan. Hal ini dikarenakan minimnya lapangan perkerjaan
yang tesedia diindonesia.
245 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Jika kita telah menanamkan jiwa entreprenur dan
menerapakannya dalam diri kita disituasi kali ini kita akan
tetap medapatkan penghasilan dan secara tidak langsung kita
ikut andil dalam mengurangi pengangguran di Indonesia.
Dengan menumbuhkan jiwa entrepreneur bukan kita yang
mencari pekerjaan tetapi kita bisa menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri bahkan juga untuk orang lain. Semakin kita
bisa menciptakan lapangan pekerjaan pasti bisa mengurangi
pengangguran di negara kita inii.
Berarti kewirausahaan sangat penting untuk dilakukan
dan dikembangkan bukan saja pada masyarakat luas tetapi
dikalangan mahasiswa maupun pelajar sangat perlu
dikembangkan dan di lakuan.dan melalui berwirausaha kita
dapat belajar untuk berpikir yang kreatif dalam berbisnis.
Bahkan kita bisa mengambil hikmahnya jika situasi sudah
normal kembali seperti dulu kita masih tetap bisa
menjalankan usaha yang kita buat pada masa pandemi untuk
menambah penghasilan kita. Jadi, uang dari hasil usaha yang
kita buat dapat kita tabungkan untuk keperluan kita nantinya
dan bisa kita gunakan untuk masa depan kita nantinya.
246 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Paeno, SE., MM. Lahir di Jogjakarta
1 Agustus 1971. Menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas
Pamulang (2013), kemudian
melanjutkan ke jenjang S2 di
kampus yang sama (Unpam, tahun
2013-2015). Pekerjaan yang pernah
ditekuni adalah sebagai Office
Assistant di BUT. NIKO ASIA LTD (2010-2015), Office Assisten
di Niko Resources (Sunda Strait Ltd) di Beltway Office Park
Simatupang (2015); sebagai Business Service di PT. Agra Energi
Indonesia Ltd July, 2015-skrng), Saat ini penulis adalah Dosen
Tetap di Universitas Pamulang (Unpam) Tangerang. Penulis
berdomisili di Jl. Kav. Keuangan II. Kampung Bulak barat,
Kedaung Rt. 09/01, Ciputat Tangerang Selatan Kec. Pamulang,
Tangerang Selatan - Banten 15415 Nomor Hp yang dapat
dihubungi +6281311484230 dan E-mail
247 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
DAMPAK NEW NORMAL PADA SEKTOR
PENDIDIKAN
Oleh: Sutrisno
enyebaran covid-19 masih menjadi ancaman global,
termasuk di indonesia. Direktur Jenderal Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom
Ghebreyesus menyebutkan, lebih dari 7,2 juta orang terinfeksi
covid-19 dan menyebabkan lebih dari 400.000 orang
meninggal. Meski kondisi setiap negara berbeda, ada yang
dalam tren membaik, secara global Dirjen WHO menilai
kondisinya masih memburuk.
Kondisi Indonesia bervariasi, selasa, 9 juni 2020, secara
nasional ada tambahan 1.043 orang yang positif covid-19,
tertinggi dalam sehari. Di Jakarta, ada tambahan 232 kasus,
juga tertinggi dalam sehari sehingga total 33.076 orang
tekonfirmasi positif, dengan 19.246 orang dirawat, 11.414
orang sembuh, dan 1.923 meninggal dunia.
Dengan peristiwa yang sudah terjadi dan angka
kesembuhan meningkat, pemerintah menyambut era The
New Normal. Pemerintah berupaya melakukan serangkaian
pendekatan kepada segmen-segmen masyarakat. Pemerintah
menyiapkan protokol kesehatan yang artinya kita mulai bisa
P
248 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
beraktifitas sesuai dengan protokol/pengawasan. Masyarakat
dihimbau agar mempersiapkan diri memasuki kebijakan The
New Normal atau kenormalan baru, dengan harapan,
masyarakat bisa melakukan aktifitas seperti biasanya dan
perekonomian di indonesia bisa meningkat kembali.
Dengan adanya pandemi covid-19 ini tentunya banyak
sekali dampak yang akan terjadi salah satunya dari sektor
pendidikan. Sudah tiga bulan lebih anak-anak di indonesia
terkurung di rumah, sekolah, bermain, ibadah, bersosialisasi
semua dilakukan di rumah. Sistem pembelajaran jarak jauh,
semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan sistem
online, dengan berjalannya sistem online ini pada akhirnya
orang tua pun harus mengajari anaknya untuk belajar di
rumah dan mau tak mau harus ada yang belajar lagi orang
tuanya untuk mengerjakan tugas online yang diberikan oleh
gurunya kepada anaknya.
Beruntung, bagi para guru di kota dengan fasilitas
internet memadai. Mereka punya banyak pilihan. Berbagai
model pembelajaran dapat diuji coba sesuai kebutuhan.
Pengelolaan PJJ secara kreatif memang semakin
dimungkinkan karena kini kian banyak aplikasi belajar daring
yang sebagian dikembangkan dalam negeri sebut saja Simak
online dan Sekolah.mu. aplikasi itu menawarkan solusi
pembelajaran virtual.
249 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sistem yang berjalan hampir 3 bulan terakhir,
kemungkinan besar akan tetap dilanjutkan saat tahun ajaran
baru pada pertengahan Juli 2020. Pilihan ini lebih aman bagi
semua warga sekolah, terutama di zona merah dengan kasus
infeksi covid-19 tinggi. Namun, pemerintah diminta mengatasi
keterbatasan jaringan internet dan kebutuhan kurikulum yang
mendukung sistem belajar dari rumah. Kepala Biro Kerja Sama
dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Evi Mulyani mengatakan, jadwal aturan tahun
ajaran baru masih tetap pada pekan ketiga pada juli 2020.
Namun, itu tidak berarti sekolah otomatis dibuka untuk
kegiatan belajar tatap muka langsung.
Metode pembelajaran bergantung pada
perkembangan covid-19. Sebagian besar sekolah akan tetap
melanjutkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran bisa
dengan berbagai alternatif, yakni lewat internet, stasiun
televisi, radio, dan banyak modul yang dapat digunakan atau
dipelajari secara mandiri. Pilihan atas PJJ itu sesuai dengan
aspirasi mayoritas orang tua murid dam sejumlah asosiasi
guru, seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Contoh berikutnya yaitu komunikasi informasi apakah
pandemi covid-19 ini berpengaruh pada sektor komunikasi
informasi? Menurut saya pribadi tentu saja berpengaruh,
karena pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB yang sama
250 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kita ketahui, sehingga kegiatan bersosialisasi kita kepada
sesama menjadi dibatasi karena pandemi ini.
Hal ini tentunya membuat keseharian kita terganggu
dan terasa berbeda, apa lagi pandemi ini kita lalui pada saat
umat mayoritas di indonesia melaksanakan ibadah puasa dan
berlanjut sampai Hari Raya Idul Fitri yang pada akhirnya kita
laksanakan dirumah dan bersilaturahmi dengan telepon
genggam.
Pandemi covid-19 ini terasa begitu heboh, karena era
digital yang saat ini yang luar biasa, berbagai macam informasi
yang sangat mudah tersebar hanya dengan menshare
informasi tersebut baik itu informasi yang benar maupun
hoax, begitupun hampir di semua stasiun televisi terus
menerus memberitakan peristiwa ini, hingga banyak
masyarakat yang sangat ketakutan berlebihan dan
menganggap pandemi ini sangat berbahaya, sampai ada
peristiwa di dalam suatu daerah tidak menerima dengan baik
orang meninggal dunia yang terkena covid-19 ini, tentu saja
kejadian tersebut sangat memprihatinkan bagi keluarga yang
ditinggalkan.
Negara-negara dengan tingkat kemajuan ekonomi dan
teknologi sudah mapan serta didukung sistem pelayanan
kesehatan yang baik pun tergagap-gagap di awal penanganan
bencana non alam ini. Sistem manajemen standar yang sudah
lama dibangun terasa kehilangan relevansinya dan karena itu
251 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pemerintah terkesan lambat dengan kebijakan-kebijakanyang
bersifat trial and error dalam penanganan pada awal
masuknya pandemi ini ke indonesia.
Kondisi ini di perparah oleh adanya sistem pelayanan
kesehatan yang masih terbatas, serta sikap abai terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain pandemi covid-19 di
indonesia menggugah partisipasi publikyang luar biasa untuk
secara bersama-sama bergotong royong saling membantu
mengatasi.
Hal ini meyakinkan kita, bangsa indonesia memiliki
modal sosial yang kuat yang selalu bangkit ketika bangsa ini
menghadapi masalah bersama. Kreativitas dan inovasi anak
bangsa bermunculan dengan adanya paksaan dari covid-19.
Berbagai produk hasil kreatifitas kampus bekerja sama dengan
pelaku usaha dan pemerintah bermunculan, seperti
emergency ventilator, rapid diagnostics test-kit, robot pasien
covid-19, bilik swab, face shield, portable sink, air purification
device, dan virus transport media (VTM) untuk polymerase
chain reaction (PCR).
Beberapa produksi hasil inovasi dalam negeri yang
dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 telah
diluncurkan Presiden Jokowi melalui telekonferensi, 20 mei
2020, tepat pada peringatan Kebangkitan Nasional. Ini sangan
menggembirakan dan membanggakan. Selama ini masih
252 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
banyak komponen alat dan bahan baku obat yang masih harus
diimpor.
Sebenarnya pemerintah telah mencanangkan program
percepatan pengembangan industri farmasi dan alat
kesehatan (alkes) yang dituangkan dalam inpres No 6/2016
serta rencana aksi pengembangan industri farmasi dan alkes
yang dituangkan dalam Perrmenkes No 17/2017. Tujuannya,
tercipta kemandirian industri farmasi dan alkes pada 2025.
Langit di hari Idul Fitri tahun ini sangat cerah untuk di
wilayah Jakarta dan sekitarnya. Di siang hari, matahari sangan
terik dan membuat pusing jika keluar rumah tanpa penutup
kepala. Cuaca panas memang cocok makan buah-buah segar.
Apalagi setelah sebulan berpuasa Ramadhan istimewa karena
berada di tengah oandemi covid-19 ini. Pemandangan ini
tentu sangat berbeda sebelum atau di awal masa pembatasan
sosial berskala besar (PSBB). Langit dan udara Jakarta di
anggap penuh polusi dan suli melihat langit biru di Jakarta
seindah hari pertama lebaran tahun ini.
Pemerintah DKI Jakarta atau pun pemerintah pusat
mungkin sudah berusaha menurunkan tingkat polusi di
Jakarta, penerapan ganjil genap kendaraan pun dilakukan,
namun belum berhasil. Tetapi, di saat pandemi ini, justru
langit dan udara menjadi lebih baik. Ketika tangan manusia tak
mampu, kita harus mengakui bahwa tuhan sangat mudah
253 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mengubah segala sesuatu yang sulit bagi manusia. Tuhan
sedang menunjukkan kuasa-Nya.
Semoga saja pandemi ini segera usai, dan setiap yang
wafat mendapat yang terbaik di sisi-Nya. Aamiin.
254 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Drs. H. Sutrisno, MM. Lahir di Pacitan
2 Juni 1961. Menyelesaikan pendidikan
S1 di IKIP Jakarta Tahun 1988,
kemudian menyelesaikan Pendidikan
Strata Dua (S2) di LPMI Jakarta. Saat ini
sebagai Dosen Tetap di Universitas
Pamulang (Unpam) Tangerang. Penulis
dapat dihubungi melalaui Email;
[email protected] dan no Hp:
081388355875/087877259299
255 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
NEW NORMAL DAN TANTANGAN BAGI PELAKU
BISNIS DI INDONESIA
Oleh: Kasmad
alam kehidupan new normal yang akan terjadi para
pelaku usaha harus berani menghadapi babak baru
dalam usaha bisnis yang sudah dijalanin maupun yang
akan dijalani dengan strategi protokol program pemerintah
demi mementingkan kesehatan konsumen dan para pelaku
usaha. Virus Covid-19 banyak mengalami perubahan yang
signifikan terhadap industri bisnis, kegiatan sosial, dan
perekonomian. Di masa PSBB banyak pelaku usaha yang
mengalami kemunduruan usaha dan menyebabkan gulung
tikar terhadap usaha bisnisnya dan ada juga yang masih
menjalankan usaha bisnisnya dengan cara melakukan usaha
memasarkan produk dan jasa melalui media sosial dan
sebagainya dengan menerapkan standar keamanan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah untuk membantu para konsumen
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Para pelaku bisnis mulai memasuki babak baru dalam
dunia usaha bisnis. Sebelum memasuki new normal, para
pelaku bisnis di Indonesia banyak mengalami kerugian yang
sangat signifikan pada sektor ekonomi. Banyak kegiatan
D
256 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
produksi yang terhambat sampai terhenti dikarenakan usaha
bisnis banyak yang belum siap dalam kegiatan supply dan
demand barang secara keseluruhan. Sementara vaksin untuk
virus Covid-19 masih belum ditemukan dan masyarakat
maupun pelaku bisnis harus bisa menjalani kegiatan dan hidup
berdampingan dengan pandemi virus Covid-19 ini.
Persiapan untuk keseluruhan para pelaku usaha dalam
menghadapi pelonggaran PSBB sangat diutamakan untuk
membangun kembali usaha bisnis yang sempat terhenti. Para
pelaku usaha bisnis dalam memasuki kehidupan new normal
harus banyak memikirkan strategi jangka panjang untuk
membuat usaha bisnisnya berkembang lagi untuk
mendapatkan keuntungan kembali dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh
pemerintah, seperti penggunaan masker, social distancing
dan wajib rajin mencuci tangan sebelum dan setelah kontak
langsung dengan masyarakat umum dan para pelaku bisnis.
Selanjutnya strategi para pelaku bisnis dalam
menerapkan riset pemasaran kepada seluruh konsumen agar
produk bisa tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari. Riset
pemasaran terletak pada integrasi, para pelaku usaha bisnis
memiliki manajemen stock produk yang terintegrasi dengan
pembelian dan penjualan, sehingga dapat memantau
persediaan barang yang ada digudang dengan cepat dan tepat
sasaran.
257 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dalam memasuki tahap new normal setelah
PSBB, kebijakan pemeberlakuan kembali aktifitas dalam
sektor perkantoran, mall dan yang menyangkut kegiatan
bisnis usaha akan dibuka, para pelaku usaha berupaya
memperbaiki kondisi perekonomian dengan perlahan sampai
dikatakan benar-benar pulih semua.
Menyikapi new normal pada pelaku bisnis di Indonesia
Pada saat ini Indonesia memasuki tahap kehidupan
new normal setelah masa pandemi Virus Covid-19. Para
pelaku bisnis mulai memasuki babak baru dalam dunia usaha
bisnis. Sebelum memasuki new normal, para pelaku bisnis di
Indonesia banyak mengalami kerugian yang sangat signifikan
pada sektor ekonomi. Banyak kegiatan produksi yang
terhambat sampai terhenti dikarenakan usaha bisnis banyak
yang belum siap dalam kegiatan supply dan demand barang
secara keseluruhan. Sementara vaksin untuk virus Covid-19
masih belum ditemukan dan masyarakat maupun pelaku
bisnis harus bisa menjalani kegiatan dan hidup berdampingan
dengan pandemi virus Covid-19 ini.
Persiapan untuk keseluruhan para pelaku usaha dalam
menghadapi pelonggaran PSBB sangat diutamakan untuk
membangun kembali usaha bisnis yang sempat terhenti.
Sebelum diberlakukannya new normal, pemerintah telah
menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama
258 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kurang lebih 3 bulan lamanya baik kegiatan perekonomian,
sosial, budaya, keagamaan, dan pendidikan. Dengan
ditetapkannya PSBB ini bertujuan untuk memutus mata rantai
virus Covid-19.
Para pelaku usaha bisnis dalam memasuki kehidupan
new normal harus banyak memikirkan strategi jangka panjang
untuk membuat usaha bisnisnya berkembang lagi untuk
mendapatkan keuntungan kembali dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah,
seperti penggunaan masker, social distancing dan wajib rajin
mencuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung dengan
masyarakat umum dan para pelaku bisnis.
Selanjutnya strategi para pelaku bisnis dalam
menerapkan riset pemasaran kepada seluruh konsumen agar
produk bisa tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari. Riset
pemasaran terletak pada integrasi, para pelaku usaha bisnis
memiliki manajemen stock produk yang terintegrasi dengan
pembelian dan penjualan, sehingga dapat memantau
persediaan barang yang ada digudang dengan cepat dan tepat
sasaran. Pelaku usaha mempunyai sistem komunikasi yang
baik terhadap para konsumen loyal maupun konsumen baru
dalam memasarkan produk-produk yang mereka jual dengan
menggunkan komunikasi secara online baik melalui media
sosial dan sebagainya dan menerapkan sistem pembayaran
online banking. Kemudian pelaku usaha menyediakan
259 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
pengiriman barang produksi menggunakan jasa pengiriman
contohnya seperti JNE, TIKI, FEDEX, dan OJEK ONLINE.
Para pelaku usaha memikirkan orientasi terhadap
konsumen dalam membeli produk dan jasa dengan
memberikan hal positif terhadap kesehatan dan kepuasan
konsumen, seperti halnya kemasan produk yang higienis, dan
produk yang baik. Kemudian para pelaku usaha harus
memikirkan keamanan dalam produk yang mereka pasarkan
terhadap konsumen, seperti halnya meminimalisir resiko
tertular ketika melakukan transaski dan menikmati produk
maupun layanan.
Dalam memasuki tahap new normal setelah PSBB,
kebijakan pemeberlakuan kembali aktifitas dalam sektor
perkantoran, mall dan yang menyangkut kegiatan bisnis usaha
akan dibuka, para pelaku usaha berupaya memperbaiki
kondisi perekonomian dengan perlahan sampai dikatakan
benar-benar pulih semua. Banyak masalah yang perlu
dipertimbangkan, seperti kestabilan finansial, pola pikir
konsumen dan pemasok, bagaimana memotivasi dan
memastikan keselamatan pekerja, seberapa cepat permintaan
pasar akan kembali.
- Pembuatan ulang usaha bisnis setalah pandemi
- Meyakinkan konsumen bahwa produk atau jasa
memiliki tingkat keamanan sesuai protokol kesehatan.
- Menjamin kesehatan dan keselamatan karyawan.
260 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
- Menghidupkan kembali kegiatan perdagangan.
Fase new normal pada usaha bisnis adalah persiapan,
data yang akurat, dan strategi yang tepat dari setiap pelaku
bisnis. Meninjau kembali rencana kesinambungan demi
memastikan keselamatan, kesehatan, keamanan usaha bisnis.
Dari sedemikian rupa usaha yang dilakukan para pelaku bisnis
diharapkan semua bisnis memasuki gelombang kestabilan
ekeonomi. Sebagian besar pelaku usaha memfokuskan pada
penerapan langkah-langkah untuk mempertahankan nilai
bisnis termasuk analisis likuiditas, perancangan skenario
operasional, dan program-program pemerintah.
Situasi saat ini dalam mempersiapkan kondisi new
normal, ada beberapa poin penting yang harus diutamakan
pada usaha bisnis diantaranya yaitu manajemen krisis, tenaga
kerja, rantai pasokan, pajak dan perdagangan, keuangan dan
likuiditas, dan strategi dan merek.
Banyak pelaku bisnis di Indonesia melakukan PHK
massal pada tenaga kerja dan adapula yang dirumahkan
dengan status yang belum ada kepastian. Hal ini sangat
memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian di
Indonesia ini menjadi dasar gencarnya wacana new normal
untuk bisnis demi menstabilkan perekonomian di Indonesia.
Dalam kehidupan new normal perusahan-perusahaan dan
para pelaku usaha bisnis harus berani menghadapi perubahan
untuk dapat mempertahankan usaha bisnis yang sudah
261 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dijalani untuk perencanaan perekonomian jangka panjang.
Sumber daya yang ada dapat meningkatkan efisiensi pada
pelaku bisnis.
Bisnis di era pandemi dan new normal akan
memberikan keuntungan yang sangat besar jika dioptimalkan
dengan tekhnologi informasi dan sosial media untuk
memasarkan produk-produk yang dapat menarik konsumen
dan keuntungan menggunakan metode pembayaran online
dalam bertransaksi dan memaksimalkan influencer dalam
pemasarannya.
262 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dr. Kasmad, MM. Lahir di Purbalingga,
Jawa Tengah, 02 April 1968. Menyelesaikan
Pendidikan S1 di Universitas Terbuka (UT),
kemudian menyelesaikan Strata Dua di
Universitas Pamulang. Gelar Doktoral (S3)
di peroleh di Universitas Persada Indonesia
(YAI) Jakarta. Penulis memiliki hobi
olahraga dan membaca. Dalam keseharian, penulis memegang
prinsip/moto hidup: Hidup sehat itu nikmat dan jadilah orang
yang suka berbagi, karena berbagi itu Indah.
263 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
JAKARTA ABNORMAL, BERSANDING NEW NORMAL
Oleh: Hadiwinata
idup semakin pelik untuk senantiasa berpeluk pada
Jakarta yang kian sakit. Katanya, Jakarta lebih kejam
dari ibu tiri, lalu bagaimana dengan orang yang
bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu
menganalogikan kalimat itu. Beruntungnya Saya, lahir dan
bertumbuh dengan sosok ibu hingga kini. Tapi Saya tetap
beranggapan bahwa Jakarta lebih kejam dari apapun, terlebih
ibu tiri sekalipun. Bagaimana cara banyak manusia menahan
rasa sakit? Atau mereka menikmatinya? Tinggal di Jakarta
bukan semata-mata hidup ditengah kota, tapi juga menelan
lukanya. Faktanya yang Saya rasakan sedari lahir kesan dari
Jakarta seringkali hanyalah berita berdarah dan keluh kesah
kemiskinan. Bisa jadi tragedi di Indonesia sebagian besar dari
Jakarta.
Rasa sakit yang seringkali Saya lihat berangkat dari
individu yang muram disetiap jalan, terlihat orang dengan
amplop coklat yang muram entah lamaran kerja berapa yang
sudah ia sebar, hingga pengamen anak kecil yang sembari
mengamen menjajakan dagangan tisunya kesetiap kendaraan
H
264 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dilampu merah dengan kondisi bisa tertawa riang padahal
dikejar setoran.
Cara Saya bersyukur adalah ketika menyadari bahwa
cukup beruntung ada diposisi ini, lebih bersyukur lagi saat
tidak terpikirkan alasan untuk mengeluh dan ditengah itu
mampu membantu orang yang sedang membutuhkan.
Begitulah seharusnya, semua akan tercukupi berangkat dari
kita mencukupi.
Namun, saat ini semuanya mendadak berubah. Tak
terlihat lagi seorang yang muram ditepi jalan atau anak
pedagang tisu itu lagi dilampu merah. Tidak ditelan bumi
namun lenyap. Tak pernah disangka bahwa jasmani dan
rohani manusia disini bisa goyah oleh mahkluk berukuran
mikro, COVID-19.
COVID-19 adalah sebuah virus yang lahir kedunia
diakhir tahun 2019, hingga kini. Entah memang baru lahir atau
keberadaaan sudah ada sejak lama namun baru menjadi
mematikan akhir-akhir. Seketika kehidupan banyak orang
berubah, flyer pekerjaan yang dihiraukan dinotifikasi grup
whatsapp menjadi penting untuk diburu orang yang baru saja
dirumahkan, menyusun rencana untuk bertahan hidup dari
kebiasaan yang mendadak banting stir, kegiatan belajar dan
mengajar menjadi dirumahkan agar bisa terus berjalan namun
tidak dengan para murid yang tidak memiliki fasilitas memadai
dirumahnya. Lahir para penimbun masker yang membuat
265 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
harga tak masuk akal pada barang dagangannya. Tak luput
orang-orang baik yang bermunculan, dan tak lupa kejahatan
disini juga masih terus berlanjut.
Yang terdampak bukan hanya jasmani, ekonomi juga
ikut terbunuh perlahan. Mau bagaimana lagi, siklus
perputaran uang rakyat kecil di Indonesia bergantung pada
hari bekerja untuk besok makan kemudian kerja lagi esoknya.
Itulah mengapa masih banyak yang terpaksa ada diluar rumah
meskipun anjuran pemerintah harusnya masyarakat tetap
untuk dirumah sementara waktu. Amat beresiko memang.
3 bulan telah berlalu dan perubahan tidak signifikan
untuk pandemi di negeri ini. Justru akhir ini semakin
bertambah pesat. Terlebih lagi dengan keputusan ceroboh
pemerintah seputar new normal yang cenderung lebih ke arah
ikut-ikutan negara lain yang sejati sudah siap dengan protokol
yang memadai dan kasus di negaranya sudah melewati masa
klimaks. Berbeda dengan di negara Saya, entah berangkat dari
apa namun dengan berani memutus kampanye #dirumahaja,
menjadi new normal yang faktanya tak terlihat definisi normal
yang dimaksud. Ajaib.
Tak pernah Saya melihat fenomena ini di negarapun.
Disini ketika sedikit kasus semua justru parno tak berujung,
sedangkan ketika kasus sedang curamnya keadaan malah
tenang saja. Seperti memang terbiasa dengan kondisi yang
sulit.
266 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Dari semua sudut hanya tafsir yang membingunkan
bagaimana cara keluar dari masalah yang semua orang
mengalaminya. Bimbang lantaran pekerjaan menjadi
rumahkan, riskan sebab apakah akan seberapa lama lagi ini
berlalu. Cicilan listrik dan iuran bulanan tak melulu dapat
diajak kompromi. Berita di televise pun tipikal.
Segal acara dilakukan, saling mendukung bila ada yang
kesulitan, sesederhana membeli barang dagangan milik teman
agar ia dapat memutar ekonominya. Sosial media seringkali
sebatas untuk hiburan, kini itu menjadi penting. Melihat
berita, mempromosikan jajakan produk orang atau teman
yang tetap bertahan ditengah pandemi ini.
Rasanya ingin terus meluapkan kekesalan yang ada,
selain ekonomi bahkan silaturahmi juga sulit terealisasikan
terlebih saat momen Ramadhan. Mengingat larangan mudik
dimana-mana, dijalan, social media, televisi. Saya takut jika
mencoba memaksa kehendak tetap berangkat mudik. Namun
apa boleh buat, Saya sudah menahan diri untuk tidak pulang
kampong tapi masih saja banyak masyarakat yang mencoba
membantah aturan tersebut. Alhasil, penyebaran virus tak
terbendung.
Kalau ini sudah terjadi siapa yang bertanggung jawab?
Masa sih, melulu menyalahkan pemerintah. Ya, bisa saja.
Keputusan mereka melakukan new normal adalah tindakan
yang cukup berani. Sudah jelas itu keputusan pemerintah,
267 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bukan dari tukang tisu dilampu merah. Mediumnya juga,
terlalu mudah menelan mentah-mentah apa yang diangkat
menjadi berita. Ada yang bilang konspirasi, memang musibah,
ada yang beranggapan hanya “lebay”.
New normal namun protokolnya abnormal. Singkat
saja, orang yang memakan masker berkurang, spot cuci
tangan atau hand sinitizer ikut melebur bersamanya. Disatu
waktu Saya berpikir andai saja orang yang pertama
menemukan virus ini lekas membasminya. Terlintas lagi, atau
bahkan ia yang pertama menemukan adalah yang pertama
terbunuh oleh ini.
Apa kita perlu menyalahkan keterlambatan
penanganan wabah oleh pemerintah Wuhan mulai dipahami
di China. Banyak masyarakat memikirkan peringatan din yang
disebarkan dari delapan orang itu bisa menyelamatkan
ratusan nyawa. Pada saat kemarahan publik tengah
meningkat, kegilaan tak kunjung usai. Dari banyak hal yang
Saya cari tahu, ada yang paling melekat dikepala Saya dalam
bacaan akhir ini, bertuliskan:
Salah seorang Ulama besar islam pernah memberikan
firasat sekitar puluhan tahun lalu. Beliau merupakan
keturunan langsung Nabi besar umat islam yaitu Muhammad
S.A.W. beliau bernama Abu Bakar AL masyur. Beliau
memaparkan bahwa ia memiliki firasat buruk. firasat tersebut
berbunyi kurang lebih seperti ini: menjelangkan akhir zaman
268 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
akan ada penyakit-penyakit baru yang muncul, penyakit-
penyakit baru yang sebelumnya seperti “HIV, FLUU BURUNG,
FLUU BABI, CORONA/COVID-19” yang hal-hal ini dijelaskan
didalam bukunya yang berjudul Al-Usus Wal-Munthalaqat
(Fenomena-fenomena akhir zaman)
Sangat berhasil sekali pandemic ini memukul telak
kehidupan manusia.
269 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Hadi Winata, S.Pd., MM. Lahir di
Tangerang, 23 Maret 1974.
Menyelesaikan Pendidikan S1 di
Universitas Muhammadiyah Dr.
Hamka (UHAMKA) Jakarta, kemudian
melanjutkan ke jenjang S2 di
Universitas Indraprasta (Unindra)
Jakarta. Saat ini penulis merupakan
Dosen Tetap di Universitas Pamulang
pada Fakultas Ekonomi.
270 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
TRANSISI MENUJU NEW NORMAL
Oleh: Komarudin
ahun 2020 menjadi tahun yang banyak menggunakan
kata pertama, di antaranya pertama kali semua sarana
transportasi tidak beroperasi seperti bandara, dan
terminal, pertama kali orang-orang dilarang untuk
bersosialisasi dan dianjurkan untuk dirumah saja,pertama kali
orang-orang dilarang mudik saat lebaran. Penyebaran virus
korona (covid-19) hingga saat ini masih menjadi isu hangat di
dunia internasional, termasuk di Indonesia. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (11/3) secara resmi
menyatakan wabah korona sebagai pandemi global. Hal itu
didasari oleh cepat dan masifnya penyebaran virus ini ke
sejumlah negara.
Dalam waktu kurang dari tiga bulan, telah terdapat 118
ribu kasus di 114 negara, termasuk Indonesia. Di negeri ini
warga negara yang dinyatakan positif terjangkit virus korona
pun terus bertambah jumlahnya. Tentunya hal ini
memberikan dampak terhadap mobilisasi dan produktivitas,
baik bagi profesional ataupun masyarakat umum. Berbagai
situasi dan kondisi yang saya hadapi dalam perjalanan hidup,
telah banyak mengajarkan dan memberikan pelajaran sangat
berharga. Begitu juga terkait isu kesehatan yang sedang kita
T
271 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
hadapi bersama belakangan ini dan isu penyebarannya. Situasi
dan kondisi ini menjadi masalah serius di seluruh dunia yang
perlu penanganan tepat dan seksama, termasuk di Indonesia.
Saya sangat prihatin dan berempati terhadap
penyebaran covid-19 termasuk keadaan mereka yang
dinyatakan positif terjangkit virus ini, baik dari aspek
kesehatan maupun psikologis. Namun sayangnya, belum
banyak bantuan yang dapat diberikan kepada mereka sampai
penanganannya mampu dan berhasil dikembangkan para ahli.
Sehingga hanya tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan
hingga saat ini. Beruntungnya, berkat adanya media sosial,
informasi seputar pencegahan virus korona dapat dengan
mudah dan cepat tersebar ke seluruh masyarakat.
Februari tahun 2020 awal mula virus covid-19 yang
berasal dari Wuhan Cina menyebar sampai Indonesia. Sejak
saat itu semua orang dilarang untuk bersosialisasi (Sosial
Distancing) satu sama lain, dengan maraknya wabah virus
covid-19 ini pemerintah Indonesia melakukan sistem PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) yakni pembatasan
kegiatan tertentu para penduduk dalam suatu wilayah yang
diduga terinfeksi Covid-19 untuk mencegah penyebaran virus
corona.
PSBB ini akan dilakukan selama masa inkubasi
terpanjang, yaitu 14 hari. Namun, apabila masih ada bukti
adanya kasus baru, dapat diperpanjang dalam masa 14 hari
272 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sejak ditemukannya kasus baru.Hal ini berdasarkan pada PP
Nomor 21 Tahun 2020 dan status PSBB Corona ini dikeluarkan
langsung oleh Menteri Kesehatan.Tapi penerapan PSBB ini
tidak membuat penyebaran virus covid-19 di Indonesia
berkurang atau bahkan hilang,setiap hari kasusnya semakin
bertambah dan semakin banyak orang-orang yang terinfeksi
virus yang menjadi pandemi di seluruh dunia ini,Melihat kasus
yang semakin hari semakin bertambah pemerintah
mengeluarkan peraturan lagi untuk memotong rantai
penyebaran virus covid-19 ini yaitu penerapan lockdown
dibeberapa daerah untuk memutus rantai penyebaran covid-
19.
Kritik yang mengatakan pemerintah terlambat
mengantisipasi COVID-19 itu ada benarnya. Buktinya korban
terus berjatuhan, Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter
terbatas, sehingga sejumlah dokter meninggal, dan yang
terpapar terus bertambah. Hingga Minggu malam 14 Juni
2020 sudah ada 38.277 yang positif terinfeksi Corona, 14.531
sembuh, 2.134 meninggal dunia. Setiap hari jumlah yang
terinfeksi dan meninggal terus bertambah.
Nasi sudah menjadi bubur. Begitu pepatah
mengatakan. Lalu apa yang harus dilakukan saat ini?
Cukupkah kebijakan Social Distancing, anjuran jaga jarak, kerja
di rumah, belajar di rumah tapi manusia masih boleh hilir
mudik? Ini berisiko, jumlah korban terus akan bertambah.
273 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Kebijakan itu tidak efektif untuk sepenuhnya memutus mata
rantai penyebaran COVID-19. Di saat yang sama masyarakat
kita juga belum sampai pada tahap masyarakat rasional secara
utuh, sehingga himbauan Presiden untuk bekerja di rumah,
ibadah di rumah tidak ditaati. Lockdown lokal menurut
Undang Undang nomor 6 tahun 2018 disebut Karantina
Wilayah.
Lockdown di daerah yang terkena COVID-19 dengan
korban terbanyak adalah solusi terbaik untuk memutus mata
rantai penyebaran. Argumennya banyak, di antaranya
kecepatan penyebaran virus lebih cepat dari kemampuan
pemerintah mendeteksi mereka yang terpapar. Selain itu
wilayah yang terpapar terbanyak juga sudah jelas wilayahnya
saat ini, yaitu wilayah Jawa Timur lebih tepatnya daerah
Surabaya. Undang-Undang nomor 6 tahun 2018 juga
memerintahkan untuk lockdown dalam situasi wabah yang
meluas dan terus berjatuhan korban.
Kalau lockdown lokal bagaimana nasib rakyat yang
berpenghasilan harian dan rendah? Pada kondisi seperti ini
orang-orang tertentu masih saja memanfaatkan situasi ini
dengan menimbung masker dan handsanitizier dan
menjualnya dengan harga yang sangat mahal sehingga orang-
orang yang kurang mampu tidak dapat membeli masker
ataupun handsanitizer yang menjadi perlindungan utama bagi
kita agar tidak terpapar virus covid-19 ini. Tapi ada saja
274 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
manusia-manusia yang tidak berperi kemanusiaan dan
memanfaatkannya sebagai lapak usaha.
Dengan adanya pembatasan berskala ini banyak sekali
masyarakat Indonesia yang terkena dampak salah satunya
adalah para pelaku bisnis dan usaha yang harus terpaksa
mengurangi kapasitas orang-orang yang boleh membeli dan
berkunjung ditoko mereka dikarenakan adanya peraturan
pemerintah untuk menghindari keramaian bahkan ada yang
terpaksa menutup usahanya karena anjuran dari pemerintah.
Pandemi virus korona (covid-19) memiliki dampak
negatif terhadap keberlangsungan sektor industri. Banyak
pengusaha-pengusaha yang mengeluh omset mereka
menurun dengan adanya virus covid-19 ini,sampai mereka
tidak mampu membayar gaji para karyawannya sehingga
terpaksa diberhentikan sementara atau bahkan ada yang
sampai di phk Padahal saat itu sebentar lagi akan memasuki
bulan puasa ramadhan bagi para umat islam, bulan puasa
tahun ini sangat berbeda sekali dengan tahun-tahun
sebelumnya, tidak ada sahur on the road,tarawih,buka
bersama teman-teman atau kerabat-kerabat yang jarang
ketemu bahkan tidak bisa mudik ke kampung halaman untuk
bersilaturahmi dengan keluarga-keluarga dikampung yang
jarang ketemu, ada sebagian orang yang menjadikan momen
lebaran adalah momen dimana dapat berkumpul dengan
keluarga yang lama tidak ketemu tetapi dengan adanya virus
275 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ini semua jadi berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan tahun
sebelumnnya.
Herannya masyarakat yang ada diperantauan tidak
diperbolehkan untuk mudik lebaran tetapi sarana trasnportasi
masih disediakan, jelas-jelas penyakit orang Indonesia selama
masih ada peluanag disitu mereka akan menjalankan
keinginannya. Lagipula kasihan juga dengan karyawan-
karyawan yang terpaksa dirumahkan padahal mereka harus
membayar sewa kontrakan, untuk makan dan menyambung
hidup disini sendiri karen jauh dari keluarga, terpaksa mereka
harus pulang kampung dengan kondisi yang pada saat itu tidak
memiliki pekerjaan ditanah orang, setidaknya jika tidak punya
pekerjaan tetapi dikampung sendiri dan dekat dengan
keluarga untuk bisa ddimintai bantuan jika terjadi apa-apa.
Setiap ada dampak negatif pasti ada positifnya, bagi
para pengusaha-pengusaha kecil seperti online shop dan
sebagainnya dengan adanya kondisi ini justru omset mereka
semakin naik karena banyak sekali masyarakat yang
menggunakan jasa online shop untuk berbelanja dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari karena banyak mall dan
pusat perbelanjaan yang tutup sehingga otomatis mereka
akan lebih sering berbelanja online. [*]
276 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
H. Komarudin, MM Pendidikan S1 di
Universitas Muhammadiyah Ahmad
Dahlan Jakarta, kemudian melanjutkan
Pendidikan ke jenjang S2 di Universitas
Pamulang. Saat ini penulis tercatat
sebagai Dosen Tetap di Universitas
Pamulang (Unpam). Hobi yang diheluti
oleh penulis adalah berolahraga. Moto
Hidupnya: Tiada Hari tanpa
kebahagiaan dan selalu berpikir positif.
277 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
WAJAH PENEGAKAN HUKUM DI PENGADILAN
Oleh: Susanto
elaksanaan hukum di dalam masyarakat selain
tergantung pada kesadaran hukum masyarakat juga
sangat banyak ditentukan oleh aparat penegak hukum,
oleh karena sering terjadi beberapa peraturan hukum tidak
dapat terlaksana dengan baik oleh karena ada beberapa
oknum penegak hukum yang tidak melaksanakan suatu
ketentuan hukum sebagai mana mestinya. Hal tersebut
disebabkan pelaksanaan oleh penegak hukum itu sendiri yang
tidak sesuai dan merupakan contoh buruk dan dapat
menurunkan citra.
Selain itu teladan baik dan integritas dan moralitas
aparat penegak hukum mutlak harus baik, karena mereka
sangat rentan dan terbuka peluang bagi praktik suap dan
penyelahgunaan wewenang. Uang dapat mempengaruhi
proses penyidikan, proses penuntutan dan putusan yang
dijatuhkan. Dalam struktur kenegaraan modern, maka tugas
penegak hukum itu dijalankan oleh komponen yudikatif dan
dilaksanakan oleh birokrasi, sehingga sering disebut juga
birokrasi penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya
merupakan bagian dari bagian dari mata rantai untuk
P
278 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mewujudkan rencana yang tercantum dalam (peraturan)
hukum.
Kebebasan peradilan merupakan essensilia daripada
suatu negara hukum saat ini sudah terwujud dimana
kekuasaan Kehakiman adalah merdeka yang bebas dari
pengaruh unsur eksekutif, legislatif. serta kebebasan
peradilan ikut menentukan kehidupan bernegara dan tegak
tidaknya prinsip Rule of Law.
Proses Penegakan Hukum di lingkungan Peradilan
Peradilan sebagai salah satu institusi penegak hukum,
oleh karenanya aktivitasnya tidak terlepas dari hukum yang
telah dibuat dan disediakan oleh badan pembuat hukum itu.
Dalam hal ini ada perbedaan peradilan dan pengadilan,
peradilan menunjukan kepada proses mengadili, sedangkan
pengadilan adalah merupakan salah satu lembaga dalam
proses tersebut, lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam
proses mengadili adalah kepolisian, kejaksaan dan advokat.
Berjalannya proses peradilan tersebut berhubungan erat
dengan substansi yang diadili yaitu berupa perkara perdata
atau pidana, keterlibatan lembaga-lembaga dalam proses
peradilan secara penuh hanya terjadi pada saat mengadili
perkara pidana.
Dalam perkembangannya terbentuklah beberapa badan
peradilan dalam lingkup Peradilan Umum, Peradilan Agama,
279 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara,
Pengadilan perpajakan dimana masing-masing mempunyai
kewenangan untuk mengadili perkara sesuai dengan
kewenangan masing-masing peradilan tersebut.
Menurut hemat penulis peranan lembaga peradilan
dalam mewujudkan pengadilan yang mandiri, tidak
dipengaruhi oleh pihak manapun, bersih dan profesional
belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut
tidak hanya disebabkan oleh:
a. adanya intervensi dari pemerintah dan pengaruh dari
pihak lain terhadap putusan pengadilan, tetapi juga karena
kualitas profesionalisme, moral dan akhlak aparat penegak
hukum yang masih rendah. Akibatnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga peradilan sebagai benteng
terakhir untuk mendapatkan keadilan semakin menurun.
b. lemahnya penegakan hukum juga disebabkan oleh kinerja
aparat penegak hukum lainnya seperti Hakim, Polisian,
Jaksa, Advokat dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
yang belum menunjukan sikap yang profesional dan
integritas moral yang tinggi.
Kondisi sarana dan prasarana hukum yang sangat
diperlukan oleh aparat penegak hukum juga masih jauh dari
memadai sehingga sangat mempengaruhi pelaksanaan
penegakan hukum untuk berperan secara optimal dan sesuai
dengan rasa keadilan di dalam masyarakat. Sebagai upaya
280 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
untuk meningkatkan pemberdayaan terhadap lembaga
peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya
langkahlangkah yang perlu dilakukan yaitu:
a. Peningkatan kualitas dan kemampuan aparat penegak
hukum yang lebih profesioanal, berintegritas,
berkepribadian, dan bermoral tinggi.
b. Perlu dilakukan perbaikan–perbaikan sistem perekrutan
dan promosi aparat penegak hukum, pendidikan dan
pelatihan, serta mekanisme pengawasan yang lebih
memberikan peran serta yang besar kepada masyarakat
terhadap perilaku aparat penegak hukum.
c. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan aparat
penegak hukum yang sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan hidup.
Krisis kepercayaan masyarakat terhadap hukum
disebabkan antara lain karena masih banyaknya kasus korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN) dan pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) yang belum tuntas penyelesaiannya secara
hukum. Dalam rangka memulihkan kembali kepercayaan
masyarakat terhadap hukum, upaya yang harus dilakukan
adalah:
a. Menginventarisasi dan menindak lanjuti secara hukum
berbagai kasus KKN dan HAM.
281 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
b. Melakukan pemberdayaan terhadap aparat penegak
hukum, khususnya aparat kepolisian, kejaksaan,
pengadilan dan masyarakat.
c. Pemberian bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak
mampu. Adanya kekerasan horizontal dan vertikal pada
dasarnya disebabkan melemahnya penerapan nilai-nilai
budaya dan kesadaran hukum masyarakat yang
mengakibatkan rendahnya kepatuhan masyarakat
terhadap hukum dan timbulnya berbagai tindakan
penyalahgunaan wewenang.
Demikian juga kurangnya sosialisasi peraturan
perundang-undangan baik sebelum maupun sesudah
diterapkan baik kepada masyarakat umum maupun kepada
penyelenggara negara termasuk aparat penegak hukum.
Upaya yang akan dilakukan adalah dengan meningkatkan
pemahaman dan kesadaran hukum di semua lapisan
masyarakat terhadap pentingnya hak-hak dan kewajiban
masing-masing individu yang pada akhirnya diharapkan akan
membentuk budaya hukum yang baik.
Penegakan hukum sangat dipengaruhi oleh keadaan dan
interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, dapat
dicantumkan dalam masyarakat yang memelihara atau
mengembangkan sistem hak-hak berdasarkan atas status,
atau suatu masyarakat dengan perbedaan yang tajam antara
“ the have “ dan “the have not “, atau suatu masyarakat yang
282 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
berada dalam lingkungan kekuasaann otoriter, akan
menempatkan sistem penegakan hukum yang berbeda
dengan masyarakat yang terbuka dan egaliter. Dengan kata
lain penegakan hukum yang benar dan adil ditentukan oleh
kehendak dan partisipasi anggota masyarakat, bukan semata-
mata keinginan pelaku penegak hukum.
283 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dr. Susanto, SH, MM, MH. Lahir di
Purworejo, 16 Juli 1981. Menyelesaikan
pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto (2004), melanjutkan studi S2
di Program Magister Manajemen di
Universitas Pamulang (2013), dan Juga
mengikuti Program Magister Hukum di
Universitas Pamulang (2015), dan menyelesaikan Pendidikan
Doktoral di Universitas Jayabaya Jakarta (2018). Pengalaman kerja
yang pernah dan sampai saat ini digeluti adalah Asisten Advokat
pada Kantor Hukum Harimurti Agung Purwanto & Rekan,
Yogyakarta, sejak tahun Tahun 2004 – 2005 dan juga tercatat pada
Kantor Hukum Harimurti Agung Purwanto & Rekan, Yogyakarta,
Tahun 2004 – 2005 sebagai asisten advokat. Tahun 2005-2010
bekerja sebagai Supervisor Personalia & Umum pada PT. Keramindo
Megah Pertiwi, Tangerang. Tahun 2010-2012 menjabat sebagai
Assistant Managing Partner di kantor Global Law Firm, Jakarta
Selatan. Kemudian sebagai Partner di kantor Irfan Susanto & Rekan,
Kota Tangerang, Tahun 2011 s/d Sekarang. Dan sejak tahun 2012
sampai sekarang juga tercatat di kantor Susanto Law Firm, Depok
sebagai Managing Partner. Sejak tahun 2015 sampai sekarang
tercatat sebagai Dosen Tetap di Universitas Pamulang dengan
Jabatan Fungsional Lektor
284 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
285 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MEMBANGUN OPTIMISME EKONOMI DITENGAH
BADAI CORONA
Oleh: Denok Sunarsi
assim Nicholas Thaleb dalam sebuah kesempatan
pernah mengatakan, Pada awal 2020, sumber
utama risiko industri perbankan nasional bukanlah
dari gejolak di pasar keuangan, melainkan dari sektor
kesehatan. Penyebaran virus corona Covid-19 merupakan
sesuatu yang tidak diprediksi sebelumnya, atau "angsa
hitam". Bank Dunia telah memprediksi bahwa pandemi
global ini akan menyebabkan turunnya output sebesar 5
persen dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.
Sebagaimana penyebaran sindrom saluran pernapasan akut
(SARS) pada 2003, dampak corona akan dimulai dari
perlambatan ekonomi Cina. Setali tiga uang, S&P Global
Ratings memprediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan
turun ke level di bawah 5 persen year-on-year pada kuartal
pertama tahun ini.
Sebagai negara mitra dagang terbesar Indonesia,
perlambatan ekonomi Cina diperkirakan akan berdampak
terhadap perekonomian domestik. Penurunan produktivitas
manufaktur negeri itu dapat menurunkan ekspor Indonesia
N
286 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
ke sana dengan porsi terbesar, seperti batu bara, gas, dan
minyak sawit. Bloomberg Economics memprediksi bahwa
pada kuartal pertama 2020, penyebaran Covid-19 akan
menurunkan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 0,26
persen dari proyeksi awal.
Dampak langsung wabah telah dirasakan oleh industri
pariwisata. Pada 2019, dari total 16,11 juta wisatawan asing
ke Indonesia, 12,86 persen atau sekitar dua juta orang
berasal dari Cina. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menyampaikan bahwa jumlah devisa yang didapat Indonesia
dari wisatawan Cina mencapai US$ 2,8 miliar. Risiko
hilangnya potensi devisa tersebut dapat lebih besar apabila
juga memperhitungkan penurunan volume wisatawan
global.
Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan beberapa
insentif, seperti penurunan harga tiket pesawat. Selain untuk
menjaga sektor riil, insentif tersebut diharapkan akan
memitigasi dampak corona terhadap stabilitas sektor jasa
keuangan dalam negeri, termasuk industri perbankan.
Sebagaimana pada sektor riil, dampak Covid-19 terhadap
sektor perbankan akan berasal dari kinerja intermediasi dan
risiko kredit pada sektor akomodasi dan pertambangan serta
kredit orientasi ekspor-impor. Dampak corona pada risiko
pasar dan likuiditas diperkirakan akan jauh lebih kecil.
287 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sejalan dengan harapan semakin meningkatnya
jumlah wisatawan internasional hingga akhir 2019,
pertumbuhan kredit pada sektor akomodasi masih cukup
signifikan sebesar 10,12 persen year-on-year, lebih tinggi
dibanding pertumbuhan kredit industri perbankan (6,08
persen year-on-year). Namun risiko kredit sektor akomodasi
masih cukup moderat, yang tecermin dari rasio kredit
bermasalah (NPL) yang berada di ambang batas ketentuan.
Insentif keringanan harga tiket pesawat diharapkan akan
berdampak positif terhadap industri pariwisata sehingga
dapat menjaga risiko kredit hotel berbintang, penerima porsi
terbesar kredit akomodasi.
Sementara itu, risiko kredit pertambangan telah
membaik dalam beberapa tahun terakhir, yang tecermin dari
rasio NPL yang turun mencapai 3,58 persen pada 2019.
Penyaluran kredit di sektor pertambangan juga kembali
berada pada tren peningkatan. Untuk menekan naiknya
risiko kredit pertambangan akibat dampak corona, industri
dan otoritas dapat kembali meningkatkan intensitas
pemantauan kredit kualitas rendah pada sektor ini.
Terakhir, kredit untuk perdagangan internasional kini
berjumlah Rp 214 triliun hingga Desember 2019, dengan
rasio NPL yang relatif rendah pada level 2,24 persen.
Penurunan ekspor ke Cina dalam jangka pendek diperkirakan
tidak akan berdampak signifikan terhadap penyaluran dan
288 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
risiko kredit orientasi ekspor dan impor. Pemulihan sektor
manufaktur Cina pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini
diharapkan akan segera memulihkan volume perdagangan
antara Indonesia dan negeri itu. Hal ini sejalan dengan
perkiraan Bank Indonesia bahwa dampak corona terhadap
perekonomian domestik akan berbentuk V-shape atau
guncangannya hanya akan bersifat temporer dan kembali
lagi.
Selain tetap konsisten mengawasi risiko kredit,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan beberapa
kebijakan counter-cyclical untuk menjaga kinerja
intermediasi dan risiko kredit perbankan. Insentif pertama
berupa pelonggaran ketentuan kualitas kredit dengan jumlah
hingga Rp 10 miliar, hanya berdasarkan ketepatan membayar
pokok/bunga. Kedua adalah pengaturan restrukturisasi
kredit kepada sektor-sektor yang terkena dampak corona.
Ketiga, pelonggaran tersebut diberikan kepada sektor-sektor
ekonomi yang juga mendapat insentif dari pemerintah
selama satu tahun, dan dapat diperpanjang.
Wabah Covid-19 diperkirakan tidak akan berdampak
signifikan terhadap kinerja intermediasi dan profitabilitas
industri perbankan. Sebagaimana pernyataan Perdana
Menteri Singapura, "Fear can do more harm than virus itself",
pesimisme dapat berdampak lebih buruk dibanding risiko itu
sendiri. Untuk itu, penanganan wabah harus terus didukung
289 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
oleh semua pihak, termasuk sektor perbankan, melalui
optimisme peningkatan kinerja, termasuk dengan
konsolidasi dan digitalisasi perbankan. Hal ini akan
membuktikan kembali ketahanan industri perbankan
nasional menghadapi sang "angsa hitam".
290 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Denok Sunarsi, Lahir di Bandung, 29
Nopember 1979. Penulis menyelesaikan
pendidikan S1 di Universitas Indraprasta
PGRI Jakarta tahun 2011. Menyelesaikan
pendidikan S2 di Universitas Pamulang
lulus tahun 2015. Tahun 2014
mendapatkan gelar non akademik Certified of Hiypnosos (CH)
dan Certified of Hipnotherapy (CHt). Penulis pernah mengajar
di Play Group, TK, SD, SMP dan SMA. Saat ini penulis tercatat
sebagai Dosen Tetap di Universitas Pamulang. Motto hidup
penulis adalah; Cinta mengajar dan mendalami ilmu or teknik
mengajar. Selain sebagai Dosen, penulis juga aktif di dunia
training sebagai co trainer di Yayasan Indonesian Setya
Hipnotherapy (ISH).
291 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
SELAMATKAN KELUARGA DENGAN POLA HIDUP
SEHAT
Oleh: Bulan Oktrima
udah sekitar 3 bulan warga diindonesia dirumah saja
dan mulai tanggal 8 juni 2020 pemerintah
memberlakukan aturan new normal untuk
mengembalikan perekonomian Indonesia yang sempat
terpuruk karena adanya virus ini padahal kasus covid-19 ini
belum berkurang dan bahkan msih terus bertambah setiap
harinya, para pelaku-pelaku usaha sudah mulai berjualan
kembali dan masyarakat Indonesia juga mulai kembali
melakukan aktifitasnya seperti bekerja diperkantoran
ataupun berjualan, dan tanggal 15 juni 2020 akan ada
peningkatan lagi dengan dibukanya beberapa mall dibeberapa
daerah.
Tetapi sarana pendidikan seperti sekolah-sekolah dan
kampus masih belum dibuka lagi, seluruh mahasiswa dan
mahasiswi masih belajar dirumah dengan cara online karena
sekolah dan kampus-kampus merupakan sasaran empuk bagi
virus corona jika dibuka saat kondisi masih seperti ini akan
sangat berbahaya melihat dari banyaknya mahasiswa-
S
292 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mahasiswi yang ada pastinya akan susah untuk menghindari
kebiasaan berkumpul ataupun nongkrong bagi mereka.
Meski pemerintah sudah mengambil berbagai langkah
strategis, tapi peran kaum muda untuk aktif memastikan
advokasi kesehatan masyarakat disebut penting. Kaum muda
menjadi kelompok masyarakat sipil yang memiliki jangkauan
luas dan sumber daya potensial untuk mendorong kebijakan
yang efektif dalam memastikan pencegahan dan
pengendalian Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Perjuangan yang sama sedang disiarkan ke dalam
ruang tamu kita setiap hari. Kita melihat rekaman perawat dan
dokter yang mengenakan APD, mencoba untuk menjaga agar
pasien Covid-19 tetap hidup, ditutupi dengan alat pelindung
yang makin menyulitkan koneksi manusia. Setiap pandemi
adalah ruang kelas, setiap wabah mengajarkan pelajaran baru.
Pandemi virus corona saat ini adalah kesempatan pertama
bagi lembaga kesehatan untuk mempelajari bagaimana
seluruh negara beradaptasi dengan isolasi yang diperpanjang.
Masyarakat haruslah meningkatkan daya imun tubuh
dengan disiplin menerapkan pola hidup sehat. Resiko terkena
virus korona bisa diminimalisir dengan sering mencuci tangan
dengan bersih, menghindari menyentuh wajah, hidung, atau
mulut, menghindari kontak langsung atau berdekatan dengan
orang yang sakit, menutup hidung dan mulut ketika bersin
atau batuk, sementara hindari keramaian, menjaga jarak
293 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dengan orang lain, menggunakan masker saat sakit, dan tidak
bepergian saat sakit kecuali ke dokter.
Solusi awal untuk menghindari virus ini adalah
menyanyangi tubuh dengan kembali menerapkan pola hidup
sehat yaitu dengan makan makanan yang bergizi, bersih dan
sehat. Masyarakat harus saling mengingatkan dan menjaga
kebersihan lingkungan. Agar wabah virus corona ini cepat
hilang dan masyarakat dapat melakukan aktifitas seperti biasa
agar perekonomian mereka bisa teratasi dan stabil Kembali.
Menyikapi New Normal
Isu new normal masih jadi pembahasan yang cukup
menarik di Indonesia. Banyak orang yang menyambut positif
new normal, namun ada juga yang justru khawatir new normal
dapat memicu kasus infeksi yang lebih besar, mengingat
hingga kini belum ada vaksin untuk Covid-19. Namun siap
tidak siap, new normal harus kita sambut. Berikut merupakan
beberapa tips untuk menyikapi new normal yang sebentar lagi
akan diberlakukan di Indonesia.
New normal merupakan kehidupan normal baru,
ketika Anda diizinkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa,
mulai dari bekerja, sekolah, menggunakan transportasi
umum, dan lainnya. Bedanya, Anda diwajibkan untuk tetap
taat pada protokol kesehatan yang selama ini berlaku.
Misalnya, tetap menjaga jarak aman dengan orang lain alias
294 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
physical distancing, mengenakan masker, rajin mencuci
tangan, dan lainnya. Selama new normal, Anda pun dituntut
untuk menjauhi kerumunan demi menurunkan resiko
penularan Covid-19.
Selama new normal, Anda diwajibkan untuk
mempersiapkan imun tubuh dengan cara konsumsi makanan
sehat, rajin berolahraga dan istirahat yang cukup. Jika
dibutuhkan, konsumsi suplemen multivitamin untuk menjaga
sistem kekebalan tubuh tetap maksimal. Jika sedang flu, atau
tubuh merasa sedang drop, jangan memaksakan diri
melakukan aktivitas di luar rumah. Sebaiknya istirahat dan
fokus kepada kesehatan Anda. Jika lebih dari 3 hari kondisi
Anda masih drop, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke
dokter.
295 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Bulan Oktrima, S.Si, MM. Lahir di
Padang 11 Oktober 1984.
Menyelesaikan S1 di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta; kemudian melanjutkan ke
jenjang S2 di Universitas Mercu Buana
Jakarta. Saat ini penulis tercatat
sebagai Dosen Tetap di Universitas
Pamulang (Unpam).
296 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
KIAT BERINVESASI DI ERA PANDEMI
Oleh: Pranoto
rganisasi Kesehatan Dunia/World Health
Organization (WHO) secara resmi menetapkan virus
Covid-19 sebagai pandemi. Penyebaran virus yang
cepat nyatanya berdampak sangat dalam, tidak terkecuali bagi
perekonomian global yang terus menunjukkan volatilitas,
bahkan cenderung menurun. Ketidakpastian atas jangka
waktu redanya pandemi ini juga membuat pergerakan pasar
modal di hampir seluruh negara mengalami koreksi dalam.
Imbauan pemerintah pusat dan daerah untuk mulai
mengurangi aktivitas luar rumah tentu memberikan dampak
signifikan bagi pergerakan ekonomi yang tercermin dalam
pergerakan pasar modal dalam satu bulan belakangan. Hingga
pekan ke-3 di bulan Maret, Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) telah terkoreksi sebesar -33,41 persen ke level 4.194
sejak awal tahun. Bahkan, selama 2 pekan terakhir saja IHSG
telah mengalami setidaknya 4 kali suspensi perdagangan
sementara (trading suspension) secara otomatis karena
mengalami pelemahan hingga -5 persen dalam satu hari.
O
297 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Hal ini tentu menimbulkan keresahan bagi investor dan
masyarakat pada umumnya, terutama dalam membangun
kembali optimisme di tengah terhambatnya arus
perekonomian. Pemerintah Melalui Kementerian Keuangan
bahkan telah mulai mendorong Kementerian dan Lembaga
(K/L) serta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mengakselerasi
belanja terutama pada jadwal Kuartal I 2020.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat pandemik Covid-19,
serta penurunan harga-harga komoditas. Selanjutnya,
pemerintah juga melakukan re-focusing penganggaran dan
meluncurkan paket Stimulus Fiskal jilid I dan jilid II yang
diharapkan mendukung bergeraknya sektor riil. Upaya
pemerintah untuk menjaga ekonomi nasional layaknya
diapresiasi dengan bijaknya masyarakat dalam mengelola
strategi keuangannya.
Director Chief Investment Officer PT Jagartha Penasihat
Investasi (Jagartha Advisors) Erik Argasetya berpendapat,
masyarakat perlu lebih bijak dalam mengatur keuangannya,
baik mereka yang aktif sebagai investor, maupun publik yang
belum familiar dengan aktivitas transaksi di pasar modal. Erik
merekomendasikan perlakuan keuangan selama pandemi
Covid-19 dengan beberapa hal berikut:
298 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pertama, tingkatkan dana darurat. Para ahli kesehatan
memperkirakan, diperlukan waktu yang tidak sebentar hingga
pandemi mereda sampai mencapai titik normal. Karenanya,
investor perlu mengalokasikan lebih banyak dana darurat
untuk berjaga di rentang waktu sekitar tiga hingga enam bulan
ke depan. Dana darurat dapat dengan memegang cash secara
langsung atau dialokasikan di tabungan, deposito atau reksa
dana pasar uang.
Lakukan review portofolio secara berkala wajib
dilakukan sesuai dengan tujuan investasi masing-masing
investor. Saat menentukan tujuan investasi di awal, maka
alokasi aset ditentukan dengan mengisi sebuah set
pertanyaan investment risk profiler. Namun, satu hal yang
harus diingat risk profile seorang investor pun dapat berubah
sesuai dengan tujuan investasi yang berubah, usia, kondisi
finansial dan juga kondisi pasar seperti yang terjadi saat ini.
Sehingga, investor pun direkomendasikan untuk melakukan
review dan rebalance kembali portofolionya apakah masih
sesuai dengan kondisi saat ini.
Jika sudah melakukan Review & Rebalancing Portfolio
dan memang masih ada sisa dana yang dapat diinvestasikan,
maka tidak ada salahnya pula untuk mulai dapat melakukan
momentum investing. Penurunan pasar saham yang sudah
'diskon besar-besaran' memberikan banyak kesempatan bagi
para investor untuk mulai membangun portofolionya.
299 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Aksi beli, jika dilakukan secara tepat dengan modal
pengetahuan yang cukup, akan sangat berpeluang
memberikan keuntungan. Meskipun masih dilanda
kekhawatiran, secara historis ada beberapa sektor yang
cenderung bersifat defensif seperti sektor Konsumer dan
Kesehatan. Menariknya, karena adanya himbauan pemerintah
untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, maka ada
beberapa emiten telekomunikasi yang mungkin dapat
diuntungkan dengan tingginya permintaan data internet. Jika
dilihat secara jangka panjang pun, pasar saham akan selalu
kembali rebound setelah adanya sebuah epidemi (epidemi
cenderung lebih terpusat di daerah tertentu dibandingkan
pandemi pandemi terakhir adalah tahun 2009).
Sehingga, dengan melihat kondisi pasar terkini, investor
juga dapat memanfaatkan situasi ini untuk membeli produk
investasi berbasis saham karena harga saham yang rendah
dan membiarkannya hingga kondisi pasar kembali membaik.
"Diversification is Key in Investing". Saat ini sudah banyak
pilihan lain untuk berinvestasi selain di instrumen pasar modal
modal seperti saham, obligasi dan reksa dana.
Diversifikasi investasi melalu investasi alternatif yang
marak ditawarkan oleh platform-platform fintech misalnya
seperti Equity Crowdfunding (ECF), Project Financing dan
Peer-to-Peer (P2P) Lending dapat menjadi pilihan diversifikasi
yang baik bagi para investor. Pastikan investor untuk
300 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
berinvestasi hanya di produk investasi dan penyelenggara
yang menyediakan produk investasi yang telah terdaftar dan
mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
301 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dr. Pranoto, SE., MM. Menyelesaikan
pendidikan Sarjana di Universitas Pelita
Harapan (2010), kemudian melanjutkan
pendidikan Magister di Universitas
Pamulang (Unpam) Tangerang (2013)
dan menyelesaikan pendidikan
Doktoral di Universitas Persada
Indonesia YAI Jakarta (lulus tahun
2017). Pengalaman kerja penulis, sejak tahun 2010 sebagai
Bendahara Yayasan Sasmita Jaya sekaligus Kepala Bagian
Pusat Teknologi Informasi Sasimta Jaya Group. Tahun 2010
penulis juga menjadi Bendahara Yayasan Widya Dharma,
Tahun 2012 menjadi bendahara Yayasan Kharisma Persada,
Tahun 2015 menjadi Bendahara Yayasan Ben Arif. Saat ini
tercatat sebagai Dosen Tetap di Universitas Pamulang
(Unpam) Tangerang. Penulis saat ini berdomisili di Pamulang
Permai AX2/1, Pamulang-Tangerang, Indonesia, dan dapat
dihubungi melalui Email: [email protected]
302 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENGEMBANGKAN SIKAP OPTIMIS DIMASA KRISIS
Oleh: Mulyadi
abah Virus Corona yang juga biasa disebut sebagai
Covid-19 yang kini tengah menerpa hampir di
semua negara dunia kali ini benar-benar
membawa badai kencang bagi perekonomian negara kita.
Sebelum wabah melanda pun, kondisi perekonomian negara
kita juga tidaklah terlalu menggembirakan, sehingga
gelombang PHK pun kini mulai terjadi dan cukup menghantui
banyak orang di tengan wabah besar ini. Fenomena yang
terjadi saat memasuki kwartal kedua tahun ini tentunya harus
membuat kita berpikir dan merenung. Kita tentunya tidak
berharap hal tersebut akan menerpa kita juga. Namun misteri
hidup siapa yang tahu. Lalu bagaimana kira-kira langkah
antisipatif yang dapat kita lakukan bila keadaan demikian
menerpa kita? Setidaknya kita bisa tetap mampu bertahan di
tengah badai kencang ini dengan tetap bisa produktif,
menemukan peluang sekecil apapun itu.
Ilmu akan menjaga kita, sementara uang belum tentu.
Begitulah pesan orang tua kita dahulu. Entah apapun keahlian
itu, yang jelas harus kita miliki. Begitu pun dengan jaringan
kerja dan mengusahakan diri kita untuk bisa up to
date dengan perkembangan teknologi serta kita juga harus
W
303 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bisa bersikap kompromis dengan keadaan agar terhindar dari
rasa cemas.
Kecemasan tumbuh subur pada hal-hal yang tidak
diketahui. Secara umum, terlepas dari semua pasang surut
secara geopolitik, kita semua menjadi terbiasa dengan
stabilitas dan prediktabilitas yang relatif. Namun sekarang,
dunia kita yang terus berubah memastikan adanya aturan
baru, batasan, dan perubahan. Setelah titik tertentu,
kecemasan kita dapat membawa kita ke beberapa ruang
mental yang gelap.
Otak cemas, dalam upaya putus asa untuk mencapai
rasa kepastian, mengisi ketidakpastian dengan skenario kasus
terburuk, bahkan jika skenario ini didasarkan pada informasi
yang paling tipis. Meskipun hal ini dilakukan untuk membuat
kita tetap waspada terhadap bahaya potensial, berharap kita
akan melihat mereka datang dan menghindarinya, itu sering
kali dapat membuat kita panik, menghindari, membuat
keputusan yang terburu-buru, atau jatuh ke dalam lubang
kesedihan.
Jika Anda mengalaminya, Anda mungkin kadang-kadang
jatuh ke poin yang terakhir. Depresi dan kecemasan berjalan
seiring. Jika yang bisa kita pikirkan adalah hasil yang
mengerikan, kegagalan, dan perjuangan tanpa rasa pelarian
atau hak pilihan, tentu saja kita akan merasa tertekan. Itu
menguras energi kita untuk bekerja, itu membatasi rasa
304 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
harapan kita bahwa segala sesuatu akan menjadi lebih baik,
dan itu mengalahkan keadaan pikiran rasional kita.
Percayalah bahwa harapan itu ada.
Meskipun otak Anda terus menyoroti hal yang
mengerikan, dan meskipun depresi Anda menguras rasa
optimisme sejak hari itu, Anda dapat menemukan harapan di
tengah-tengah pandemi. Dengan upaya yang disengaja, Anda
dapat belajar dan melatih beberapa keterampilan yang akan
meningkatkan rasa percaya diri Anda meskipun ada krisis,
memelihara optimisme, dan membangun fleksibilitas
emosional sehingga Anda dapat menangani ketidakstabilan
Menjaga optimisme dan berpikir positif adalah sebuah
formula untuk memandang sesuatu dari segi baiknya saja,
kendati orang lain menganggap sebaliknya. Mereka yang
tenang dan optimis biasanya lebih mungkin bisa mencapai apa
yang diinginkan daripada mereka yang pesimis, yaitu orang
yang melihat sesuatu dari sisi buruknya saja. Orang pesimis
telah gagal, bahkan sebelum mulai sesuatu. Orang pesimis
sebenarnya “telah mati” sebelum ia mati. Sebaliknya, orang
optimis telah berhasil, bahkan sebelum ia memulai
pekerjaannya. Orang optimis selalu berkeyakinan bahwa akan
ada jalan baginya. Dan yang lebih terpenting adalah dengan
tetap berprasangka positif kepada Allah SWT.
305 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Mulyadi, S.Ag., MM. lahir di Indramayu,
17 September 1968. Menyelesaikan
Pendidikan S1 di IAIN Syarif Hidayatullah
Jakata Lulus 1995/ Jurusan Bahasa
Inggris. Kemudian melanjutkan ke
jenjang S2 mengambil konsentrasi
MSDM di Unversitas Pamulang 2011.
Saat ini tercatat sebagai Dosen Tetap di
Universitas Pamulang. Penulis memiliki Hobi Watching
Cinema, Reciting Alquran. Dan Motto hidupnya adalah:
“Sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain”
306 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENGGAGAS INDUSTRIALISASI DESA
Oleh: Rudi Salam
trategi pembangunan yang didasarkan kepada doktrin
pertumbuhan "leading-sectors" telah membuat hancur
banyak industri kecil di pedesaan. Doktrin
pertumbuhan sebagai adopsi pencangkokan sistem kapitalis,
dan metode produksi modern ke dalam masyarakat desa
Indonesia, cenderung memarginalisasi masyarakat dari
sistem produksi dan proses pemanfaatan hasil-hasil produksi.
Resikonya, hal ini tidak berhasil mengatasi problem-problem
pokok yang berada di tengah masyarakat. Terjadinya perpindahan tenaga kerja dari desa ke kota
secara massif ternyata tidak dapat ditampung secara
memadai oleh struktur ekonomi perkotaan sebagai
manifestasi dari perekonomian modern. Ini akan memicu
terjadinya ketimpangan perputaran uang di pedesaan dengan
perkotaan, sumber-sumber ekonomi lebih banyak disediakan
oleh struktur ekonomi perkotan ketimbang desa.
Kondisi sejauh ini Sejauh ini terdapat skema besar dalam industrialisasi
desa yaitu :
S
307 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pertama, pembangunan desa yang dibimbing langsung
oleh negara. Sebagai aktor utama, negara telah melancarkan
pembangunan dan pemberdayaan melalui skema
“pembangunan nasional” dan “pembangunan daerah”,
sebagai “master plan” yang direncanakan secara sentralistik
(terpusat), birokratis (dikendalikan oleh institusi dan
prosedur birokrasi) dan teknokratis (dirancang oleh para ahli).
Partisipasi masyarakat tidak dikenalkan kepada masyarakat,
program terprogram dari pusat ke daerah, yang seperti ini
terjadi pada rejim orde baru. Sehingga kekuatan terletak pada
pemerintah pusat tidak pada kemampuan masyarakat desa.
Kedua, pembangunan yang digerakkan oleh
masyarakat. Di satu sisi warga masyarakat, orang per orang,
mengembangkan prakarsa dan potensi dirinya masing-
masing tanpa digerakkan secara langsung oleh negara. Ada
warga yang mengembangkan pertanian, ada yang berbisnis,
ada yang berdagang, ada yang membangun industri rumah
tangga, ada yang bersekolah, ada yang merantau ke kota, dan
seterusnya. Banyak warga masyarakat desa yang sukses
mendongkrak mobilitas sosial, karena usaha mereka sendiri
atau karena memanfaatkan dampak positif pembangunan
yang digerakkan negara. Ketiga skema peran pemerintah daerah dan
masyarakat, model seperti ini sekaran diterapkan dengan
adanya semangat otonomi daerah melalui penerapan UU 32
308 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
tahun 2004, kebijakan pemerintah ini didukung oleh kalangan
industri dengan menggunakan dana comodity development.
Secara umum pembangunan dan industrialisasi desa
memang telah menciptakan mobilitas sosial (kemajuan dan
kemakmuran) warga desa. Mobilitas sosial bisa kita ukur dari
indikator perubahan wajah fisik desa, perbaikan perumahan
penduduk, peningkatan derajat pendidikan, perubahan
struktur okupasi, perbaikan sarana dan prasarana
transformasi penduduk desa, peningkatan kepemilikan
perlengkapan moderen. Jika melihat indikator ini, desa jauh
lebih maju dan makmur, karena pembangunan dan
industrialisasi desa.
Karakter Industri Pedesaan Pertama, sikap dasar pengusaha dalam perusahaan
kecil dan menengah ditandai oleh pendekatan otokratik. Hal
ini dapat dilihat dari strukur pimpinan perusahaan sangat
sederhana, mutu kepemimpinan hanya mengandalkan pada
seseorang sehingga keterlibatan akan tenaga kerja sangat
kurang.
Kedua, kurangnya keterampilan dasar yang diperlukan
untuk mengelola suatu usaha agar berhasil. Dalam industri
kecil, dapat dikatakan terdapat kekurangan manajemen
usaha. Kekurangan ini di semua bidang dunia usaha, tetapi
bukan pengetahuan yang baik mengenai produk, atau
309 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
metode pembuatannya karena kedua hal inilah sebenarnya
yang mendorong pengusaha untuk berdiri sendiri. Ketiadaan
atau kekurangan pengetahuan ini dapat dilihat di bidang-
bidang seperti tata buku, aspek keuangan, aspek pemasaran,
aspek distribusi, pengelolaan sumber daya, dan sebagainya.
Lebih lanjut hal ini akan membuat pihak investor atau bank
tidak bersedia menyediakan kredit. Artinya pengusaha kecil
akan tetap kesulitan dalam usahanya meningkatkan modal
untuk perluasan dan pembesaran modal dan produksi. Ketiga, keengganan pengusaha kecil untuk mencari
informasi tentang lembaga-lembaga yang dapat
membantunya. Akses terhadap sumber-sumber keuangan
sangat lemah. Juga keengganan pengusaha-pengusaha kecil
menjadi anggota atau himpunan produsen dan perserikatan-
perserikatan bebas lainnya dalam ekonomi, atau sekedar
meminta nasehat kepada mereka. Bahkan juga untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan baik niaga maupun yang
teknis. Terakhir dalam kaitan problem dan kecenderungan
perubahan yang tengah terjadi itulah, pergerakan
industrialisasi desa tentu perlu dipahami sebagai tantangan
mendasar yang perlu dijawab secara antisipatif-kritis saat ini
dan di masa-masa mendatang untuk memadukan
industrialisasi desa dan kesejahteraan warga. Semoga.
310 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Rudi Salam, Lahir di Gowa, 12 Mei 1987. Menyelesaikan
Pendidikan S1 di Universitas Negri Makasar (2009), kemudian
melanjutkan ke jenjang S2 di kampus yang sama, lulus tahun
2104. Saat ini tercatat sebagai Dosen Tetap di Universitas
Negeri Makasar, dengan pangkat Penata Muda Tingkat I/IIIb,
dengan Jabatan Akademik Asisten Ahli.
311 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
URGENSI PERDA CSR BAGI KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Oleh: Edian Fahmi
i beberapa minggu yang lalu penulis pernah
mengangkat tentang peran CSR, subtansinya adalah
merupakan komitmen dari bisnis atau perusahaan
untuk berprilaku etis dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluargannya,
komunitas lokal dan masyarakat luas (World Business Council
on Sustainable Development). Artinya CSR merupakan upaya
yang dilakukan secara sungguh-sungguh dari perusahaan
karena komitmen terhadap social kemasyarakat, yang
diakibatkan proses produksi dilingkungan sekitarnya.
Kemampuan perusahaan untuk mendatang profit bagi
usahanya, dan dalam proses aktivitasnya itu memiliki sisi sisi
dampak negative yang akan muncul dan diterima masyarakat
atau komunitas lingkungnya.
Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan
program-program CSR karena melihat hal tersebut hanya
sebagai pengeluaran biaya (cost center). CSR memang tidak
memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek.
D
312 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun
tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa
mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan melakukan
program-program CSR diharapkan keberlanjutan perusahaan
akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu, program-program
CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan
harus menjadi strategi perusahaan itu sendiri.
Menurut Philps Kotler dalam evolusi pemasaran
terdapat lima konsep yang selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Pertama adalah konsep produksi dimana
konsumen akan membeli suatu produk apabila harganya
murah dan mudah didapat. Kedua, konsep produk yaitu
konsumen akan menyukai produk yang mempunyai mutu
terbaik, kinerja terbaik dan sifat paling inovatif. Ketiga, konsep
penjualan dimana konsumen akan membeli produk apabila
ada usaha penjualan dan promosi dalam skala besar.
Keempat, konsep pemasaran dimana pencapaian tujuan
organisasi tergantung penentuan kebutuhan dan keinginan
konsumen dan memuaskannya lebih efektif dan efisien dari
pada saingan. Kelima, pemasaran berwawasan social dimana
pencapaian tujuan organisasi tergantung penentuan
kebutuhan dan keinginan konsumen memenuhinya lebih
efisien dari pada saingan melalui peningkatan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.
313 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Pada saat sekarang ini konsep pemasaran sudah
berada pada tahap kelima dimana konsumen dalam membeli
produk suatu perusahaan tidak hanya sekedar
memperhatikan suatu produk apakah bisa memenuhi
kebutuhan mereka secara lebih efisisen dari pada saingan tapi
juga dengan kritis melihat apakah keberadaan perusahaan
telah berkontribusi positif terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan juga apakah keberadaan
perusahaan tidak menjadi bencana di tengah masyarakat baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam
perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing
melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau
citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi
keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh
para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan
dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-
kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku
konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR
adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak (true win win situation) –
konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah
lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai
314 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat
secara tidak langsung.
Peran CSR semakin menguat terutama setelah
dinyatakan dengan tegas dalam UU PT No.40 Tahun 2007.
Disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang
dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib
menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74
ayat 1).UU PT tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran
biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta
sanksi bagi yang melanggar.
Pada ayat 2, 3 dan 4 hanya disebutkan bahwa CSR
”dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan
yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran”. Peraturan lain yang menyentuh
CSR adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Pasal 15 (b) menyatakan bahwa” Setiap penanam modal
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan.”
Meskipun UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara
terperinci terhadap badan usaha atau usaha perseorangan
yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu
menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas
perihal CSR bagi perusahaan nasional. Jika dicermati,
peraturan tentang CSR yang relatif lebih terperinci adalah UU
No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudiaan
315 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN
No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana
hingga tatacara pelaksanaan CSR. Seperti kita ketahui, CSR
milik BUMN adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL).
Model CRS
Selama ini masih dua pola dana CSR dilakukan, yang
pertama adalah perusahaan mengeluarkan dana CSR sendiri,
memberikan santunan kepada masyarakat, memberikan
pengobatan gratis kepada masyarakat sekitar pabrik,
melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membantu
sector usaha kecil masyarakat, dan yang kedua dengan cara
Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR
melalui kerjasama dengan mitra lain, seperti LSM, perguruan
tinggi atau lembaga konsultan. Beberapa perusahaan ada pula
yang bergabung dalam sebuah konsorsium untuk secara
bersama-sama menjalankan CSR.
Kedua pola ini belum maksimal, beberapa perusahaan
melakukan perguliran dan CSR sendiri- sendiri, menggunakan
pola sendiri, target sasaran CSR sendiri, sehingga seharusnya
dana itu bisa dimanfaatkan sekitar industry itu sendiri, yang
jelas-jelas mereka terkena imbas dari proses produksi, tapi
pemanfaatnya keluar jauh dari lingkungan tempat industry
tersebut beroperasi. Dan banyak pula perusahaan belum
mengeluarkan dana CSRnya disebabkan beberapa hal,
316 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
diantaranya; tidak ada sangsi terhadap mereka yang tidak
mengeluarkan dana CSR dan belum ada peraturan yang
mengatur secara terperinci tentang CSR.
Dalam proses perjalanan CSR banyak masalah yang
dihadapinya, di antaranya adalah ; Program CSR belum
tersosialisasikan dengan baik di masyarakat, masih terjadi
perbedaan pandangan antara departemen hukum dan HAM
dengan departemen perindustrian mengenai CSR dikalangan
perusahaan dan Industri, dan belum adanya aturan yang jelas
dalam pelaksanaan CSR dikalangan perusahaan. Untuk itu
perlunya aturan yang mendukung guna mempercepat dan
mengoptimalkan peran CSR bagi masyarkat, jika itu
dimungkinkan pemerintah membuat PERDA tentang CSR akan
lebih baik, agar tidak ada kegamangan perusahaan dan
masyarkat tentang penggunaan dana CSR tersebut untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat.
Terakhir, kepedulian perusahaan yang menyisihkan
sebagian keuntungannya (profit) bagi kepentingan
pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet)
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang
tepat dan professional merupakan wujud nyata dari
pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan
kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. Perusahaan harus
memiliki kearifan lokal atau daerah dalam menjalankan
program CSRnya, maka perlu pemerintah daerah untuk
317 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
membuat peraturan daerah dalam pengelolaan CSR, agar
lebih baik, lebih transparan dan berdaya guna bagi masyarakat
sekitar.
318 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Edian Fahmy Penulis lahir di Tanjung Enim,
Sumatera Selatan. Saat ini sebagai Dosen
Tetap Universitas Pamulang. Penulis aktif
sebagai Pengurus Pusat dibeberapa
Asosiasi Perbankan seperti Banker of
Association for Risk Management (BARa),
Asosiasi Bank Syariah Indonesia
(ASBISINDO). Penulis saat ini berprofesi
sebagai Asesor Manajemen Risiko Perbankan (Reg
MET.000.000120 2016 Badan Nasional Setifikasi Profesi
/BNSP Republik Indonesia), di Lembaga Sertifikasi Profesi
Keuangan Syariah (LSPKS). Penulis saat ini sebagai praktisi
perbankan dan penulis Modul Manajemen Risiko di
ASBISINDO serta sebagai fasilitator materi Manajemen Risiko
Perbankan di berbagai lembaga pelatihan.
SERTIFIKASI
1. PEMEGANG SERTIFIKAT ASESOR KOMPETENSI MANAJEMEN
RISIKO – BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI (BNSP)
REPUBLIK INDONESIA – NO REG. MET.000.000120 2016
2. PEMEGANG SERTIFIKAT MANAJEMEN RISIKO LEVEL 4 - BSMR
– APRIL 2018
3. PEMEGANG SERTIFIKAT “Design and Develop Assessment
Tools" – AAMC Australia, 2017
319 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
SAATNYA UKM DAN KOPERASI BANGKIT
Oleh: Ahmad Khoiri
erkembangan industri merupakan keniscayaan bagi
sebuah negara karena industri merupkan lokomotif
perekonomian yang diharapkan mampu untuk menarik
gerbong sektor yang lain, baik pertanian, sektor riil dan
perbankan. Industri tidak dapat berdiri sendiri tapi juga dalam
perkembanganya harus mnyertakan sektor usaha lain guna
memperkuat basis industri dalam sebuah negara. Industri
merupakan sekumpulan usaha yang sejenis atau jika dilihat
dalam proses produksinya adalah memproses bahan-bahan
menjadi barang jadi atau setengah jadi. Dalam proses
produksi, industri membutuhkan suply berbagai komponen
agar dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan
sumberdaya yang memadai, baik sumber daya alam , sumber
daya manusia, teknologi dan juga suply-suply yang lain yang
dibutuhkan dalam industri itu.
Hakikat dari indutrstrialisasi jauh dari sekadar jajaran
pilar-pilar pabrik yang menyeburkan asap. Bukan pula sosok
kecanggihan teknologi, apalagi yang berbasis lemah, sehingga
mudah lunglai diterpa badai. Lebih dari itu, industrialisasi
adalah suatu proses rekayasa sosial yang memungkinkan
P
320 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
suatu masyarakat siap menghadapi ternsformasi di berbagai
bidang kehidupan untuk mampu meningkatkan harkat dan
martabat kehidupanya sebagai mahkluk sosial di tengah
perubahan dan tantangan-tantangan yang selalu muncul silih
berganti.
Industrialisasi dalam arti luas, bisa kita pahami sebagai
suatu proses keniscayaan menuju masyarakat industrial untuk
mengaktulisasikan segala potensi yang dimiliki suatu
masyarakat dalam upayanya untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik dari waktu ke waktu. Jadi, industrialisasi bukan
sekadar membangun wujud fisik semata, melainkan juga
bentuk masyarakat untuk siap menghadapi realitas baru serta
mengembangkan seperangkat infrastruktur yang menopang
kehidupan industrial yang semakin pelik dan
multidemensional.
Ternyata insutrialisasi tidak mampu menghadapi krisis
ekonomi yang berkepanjangan ini, banyak sekali industri dan
sektor andalan kebangkitan perekonomian bangsa ini, dengan
rela aset bangsa ini dijual ke pihak asing sebut saja PT. Telkom
dan masih banyak lagi BUMN yang memilki nilai strategis bagi
keberlangsungan dan keamanan bangsa ini dijual. Kini giliran
UKM dan koperasi untuk diperhatikan lebih, karena jelas-jelas
usaha besarlah yang telah membangkrutkan perekonomian;
sedang UKM dan koperasi yang justru dikesampingkan oleh
321 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
kebijakan-kebijakan pemerintah masih tetap bertahan dan
tangguh.
Salah satu prinsip pemberdayaan ekonomi rakyat adalah
nestapa yang dialami oleh UKM di masa lalu. Sepanjang
Pemerintahan Orde Baru, usaha-usaha besar sangat diberikan
keleluasaan dalam berbagai hal, termasuk dalam penyaluran
kredit. Persoalan kesenjangan tingkat kesejahteraan pada
umumnya dan kesenjangan usaha besar-kecil telah menjadi
perdebatan sengit dan berkepanjangan.
Meskipun demikian, mengapa UKM dan Koperasi tidak
setepuruk usaha besar dalam krisis ini? Ada beberapa alasan
yaitu: Pertama, sebagian besar UKM menghasilkan barang-
barang konsumsi, khususnya yang tahan lama; kedua,
Mayoritas usaha kecil lebih mengandalkan pada nonbanking
financing dalam aspek pendanaan usaha; Ketiga, Pada
umumnya UKM melakukan spesalisasi pruduksi yang ketat,
dalam artian hanya memproduksi barang atau jasa tertentu
saja; dan Kempat, Terbentuknya usaha kecil, terutama
disektor informal, sebagai akibat dari banyaknya pemutusan
hubungan kerja di sektor formal akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
Pemerintah pusat dan dearah seharusnya lebih banyak
memiliki respon dan keberpihakan yang jelas terhadap
koperasi dan UKM jika ingin mengatasi kemiskinan dan
pengangguran. Sedikitnya tiga penyakit ekonomi yang
322 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mendera bangsa ini, pertama; Inflasi, yang merupakan
penguatan harga-harga barang industri dan konsumsi,
sehingga membuat masyarakat tidak memilki daya beli yang
kuat untuk membeli kebutuhan sehari, salah satunya adalah
disebabkan kenaikan harga BBM yang memilki efek domino
bagi kenaikan sector lainnya. Kedua; Korupsi, inilah salah satu
penyakit kronis yang dialami bangsa ini, yang jika tidak dapat
diberantas akan menyebabkan kebangkrutan Negara. Ketiga;
Kemiskinan, penyakit ini sudah mendara bangsa ini cukup
lama, tapi belum juga untuk dapat dientaskan oleh
pemerintah karena jumlahnya cukup banyak sekali.
Menurut BPS angka kemiskinan orang Indonesia
mengalami penurunan lebih dari satu persen, yaitu dari 39.30
juta orang miskin pada Maret 2006(17,75%) menjadi 37,17
juta orang pada Maret 2007 (16,58%). Demikian pula dengan
tingkat pengangguran yang menurun menjadi 9,75 persen dari
tingkat pengangguran tahun 2006 sebesar 10,4 persen. Jika
dihitung jumlah usaha mikro di Negara ini sangat luar biasa
banyaknya hampir 47 juta atau sekitar 96,2% sedangkan usaha
konglemarasi yang selalu menjadi andalan pemerintah dalam
program penyalamatan perekonomian hanya berkisar 0,007
juta atau 0,01%, tapi begitu aneh yang sedikit tersebut
menguasai tatanan perekonomian Indonesia, dan pemerintah
rupanya banyak memberikan fasilitas investasi dan keuangan
bagi perusahaan-perusahaan kelas kakap tersebut.
323 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Lihat saja kasus BLBI sampai sekarang belum tuntas,
yang merugikan Negara triliunan rupiah. Saatnya pemerintah
pusat dan dearah harus mampu membuat formulasi kebijakan
untuk mengembangkan UKM dan koperasi. Memang banyak
sekali UKM dan koperasi yang mati suri karena pemerintah
membantu membangkit perkembanganya setengah hati
dalam arti tidak mengerti apa yang mereka butuhkan dan
perlukan dalam proses pemberdayaannya. Wallahu’alam
324 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Ahmad Khoiri, lahir di Wonosobo, 10
November 1990. Merupakan Dosen
Pendidikan Fisika di Universitas Sains Al-
Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah. Riwayat
Pendidikan dimulai dari level SD sampai
dengan SMA, S1 Pendidikan Fisika UNSIQ
lulus Tahun 2011, S2 Pendidikan IPA
konsentrasi Fisika UNNES lulus Tahun 2014, dan saat ini
sebagai Kandidat Doktor Pendidikan IPA UNS. Penghargaan
yang diperoleh sebagai Wisuda Terbaik S1 Pendidikan Fisika,
Peringkat 1 Sinta Universitas Tahun 2019, Peringkat 2 sinta
Universitas Tahun 2020, Reviewer di beberapa Jurnal
terakreditasi Sinta. Penerima Hibah Dikti dan Diktis
diantaranya: Cooperative Academic Education Programs
(COOP) Dirjend Belmawa Tahun 2016-2017, Penerima Hibah
Dosen Dikti Tahun 2018, 2019, 2020, Penerima Hibah PkM
Tahun 2017-2018, Dosen Pembimbing PkM lolos Pimnas
Tahun 2019. Buku yang telah ditulis: Buku Daras AL-Qur’an
dan Sains Modern (2017), Buku Dasar Teori dan Praktik: Optik
(2018), Buku Pengukuran Efisiensi Pendidikan Pesantren
(2020). Publikasi karya ilmiah yang telah terindex di Google
scholar, Sinta 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Terindex di Elsevier, Scopus,
Web of Science dengan ID scopus 57205058900.
325 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
CSR DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Oleh: Yanurianto
orporate Social Responsibility atau biasa disingkat CSR
merupakan komitmen pelaku dunia usaha untuk
memiliki peran dan fungsi terhadap
pengengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar
bisnisnya. Dengan kata lain CSR merupakan upaya sungguh-
sungguh entitas bisnis untuk meminimumkan dampak negatif
dan memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan
terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam bidang
ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, perusahaan
seharusnya mengetahui secara mendetail dampak operasinya
terhadap semua pemangku kepentingannya dan seluruh
regulasi pemerintah yang relevan sebagai batas kinerja
minimum, dan berupaya sedapat mungkin untuk
melampauinya berlandaskan norma etika berlomba menjadi
yang terbaik.
Beberapa yang melatarbelakangi CRS adalah
Munculnya dampak negatif aktivitas usaha pada kondisi
lingkungan dan social, dan munculnya Paradigma
Pembangunan berkelanjutan pada Konferensi Tingkat Tinggi
C
326 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Bumi (Earth Summit) di Rio de Jeneiro Brazilia 1992, Deklarasi
pada Global Govermance Initiative menggelar World Business
Council For Sustainablle Development di New York pada tahun
2005, yang menyatakan bahwa CSR jadi wujud komitmen
dunia usaha untuk membantu PBB dalam merealisasikan
Millennium Development Goalds (MDGs).
Harapan yang muncul dari CSR adalah keperpihakan
perusahaan untuk memberikan manfaat masyarakat sekitar
melalui program pemberdayaan masyarakat sehingga
terbebas dari kemiskinan. Sementara dari sisi perusahaan,
jelas agar operasional berjalan lancar tanpa gangguan untuk
menjamin keberlangsungan bisnis perusahaan dalam jangka
panjang. Jika hubungan antara perusahaan dan masyarakat
tidak harmonis, bisa dipastikan ada masalah. Memang dalam
pelaksanaanya program CSR belum sepenuhnya diterima oleh
masyarakat karena masih minimnya perhatian perusahaan
terhadap pelaksanaan CSR.
Dari uraian tersebut manfaat CSR bagi perusahaan
antara lain : a) Mempertahankan dan mendongkrak reputasi
serta citra merek perusahaan; b) Mendapatkan lisensi untuk
beroprasi secara sosial; c) Mereduksi risiko bisnis perusahaan;
d) Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha; e)
Membuka peluang pasar yang lebih luas; f) Mereduksi biaya
misalnya terkait dampak lingkungan; g) Memperbaiki
hubungan dengan stakeholders; h) Meningkatkan semangat
327 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dan produktivitas karyawan; i) peluang mendapatkan
penghargaan.
Kajian tentang CSR pernah dilakukan oleh Michael
Porter (The Competitive Advantge of Corporate Philantropy)
menunjukan adanya korelasi positif antara profit dan CSR,
atau tujuan finansial dan tujuan sosial perusahaan.
Perusahaan yang mencatat laba tertinggi adalah para pioner
dalam CSR. Konsumen sekarang tidak lagi bodoh dan semakin
melek serta bertanggung jawab dalam menentukan pilihan
konsumsi mereka. Pertimbangan teknis bukan lagi faktor
terpenting dalam mengkonsumsi barang atau jasa, tergusur
oleh kualitas sosial. Sebagai gambaran, di Inggris tahun 2004,
nilai konsumsi masyarakat didasrkan pada pertimbangan etika
sosial perusahaan lebih dari 44 miliar dolar AS. Dua pertiga
dari 25.000 konsumen di 23 negara yang disurvey The
Millinium Poll on Corporate Social Responsibility juga
menyebutkan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai
faktor penting konsumsi mereka.
Perusahaan memang tidak akan mendapatkan profit
kentungan secara langsung dari pelaksanaan CSR, yang
diharapkan dari kegiatan CSR adalah benefit berupa citra
perusahaan yang baik dimata stakeholder yang menjamin
keberlangsungan bisnis jangka panjang. Beragam bentuk dan
sasaran perusahaan melaksanakan CSR merupakan fenomena
positif dalam lingkungan bisnis. Kondisi tersebut menunjukan
328 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
telah meningkatnya kesadaran jika ingin perusahaan tumbuh
secara berkelanjutan maka perusahaan tidak semata-mata
mengejar keuntungan tapi harus menjaga keseimbangan
dengan aspek sosial dan lingkungan.
Beberapa peran yang dilakukan dalam implementasi
CSR; Peran Pemerintah dalam hal ini mempunyai peranan
penting dalam mengatur dan mengontrol kegiatan produksi
perusahaan, Peran Perusahaan berperan dalam melakukan
kegiatan produksi, pengoptimalisasian dan peduli terhadap
lingkungan, Peran Masyarakat adalah mengawasi dan
memberikan umpan balik tentang hasil program CSR. Pada saat
ini telah banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan
besar yang telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, apakah
itu dalam bentuk community development, charity, atau kegiatan-
kegiatan philanthropy. Timbul pertanyaan apakah yang menjadi
perbandingan/perbedaan antara program community
development, philanthropy, dan CSR dan mana yang dapat
menunjang berkelanjutan (sustainable)?
Selain itu program CSR baru dapat menjadi
berkelanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu
perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari
segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri.
Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan
penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-
program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari
pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan
329 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut
akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi
perusahaan.
Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan
dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut
akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara
terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan
dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat
yang terlibat dalam program tersebut.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam
perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing
melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau
citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi
keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh
para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan
dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-
kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku
konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR
adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan.
Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak (true win win situation)–
konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah
lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai
yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat
330 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
secara tidak langsung. Terakhir tugas pemberdayaan
masyarakat bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi peran
serta perusahaan untuk itu sangat potensial, karena pada
dasar ekskitensi perusahaan akan tergantung pada
linmgkungan sekitarnya, dan lingkungan tersebut adalah
masyarakat sekitar perusahaan tersebut.
331 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Yanurianto, lahir di Klaten–Jawa Tengah,
04 April 1966. Menyelesaikan pendidikan
S1 di STKIP Purnama Jakarta, kemudian
melanjutkan ke jenjang S2 di STIE BI
Jakarta. Penulis memiliki hobi olahraga
Bola volley. Motto hidup: “Lihat dirimu
sebelum melihat orang lain“.
332 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MERATAS BUDAYA KERJA DI ERA NEW NORMAL
Oleh: Jasmani
i Era New Normal, pemerintah dan aparatur
pemerintah harus menjaga kredibilitas dan
kewibawaannya yang tinggi agar dihormati oleh
masyarakat yang dilayaninya. Aparatur pemerintah yang
memiliki etika dan moralitas yang tinggi dalam mennjalankan
tugasnya, tentu memiliki akuntabilitas dan penghormatan
yang tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan kepentingan
masyarakat yang dilayani itu. Dalam pemerintahan yang
demikian itu pula iklim keterbukaan, partisipasi aktif dan
pemberdayaan masyarakat akan dapat terwujudkan, sebagai
manifestasi dari gagasan yang dewasa ini mulai
dikembangkan, yaitu kepemerintahan yang baik (good
governance).
Pemahaman mengenai etika dan moralitas dalam
pemerintahan merupakan kompetensi dasar yang penting dan
strategis yang harus dimiliki dan dipraktekkan secara
konsisten oleh setiap individu sebagai perilaku pegawai
pemerintah selaku unsur aparatur Negara, abdi Negara dan
abdi masyarakat dalam praktek penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada
masyarakat.
D
333 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Disamping perilaku pegawai yang mengedepankan
etika dan moralitas, perlu adanya suatu strategi untuk berubah
atau hanya dengan menetapkan sasaran-sasaran kinerja.
Karena, perubahan adalah perlakuan terhadap orang-orang
yang membiasakan terhadap kestabilan dan kontinuitas.
Manajemen harus mengubah semua sistem yang dianggap
sudah tidak layak serta perubahan dengan cara yang sesuai
untuk mempengaruhi harapan. Oleh karena itu, perilaku
manajemen harus juga mempengaruhi secara langsung nilai-
nilai, kepercayaan dan norma-norma yang terkait dalam
organisasi secara bersama-sama dan bertingkah laku di
dalamnya dengan membentuk suatu budaya kerja dalam
organisasi.
Budaya sangat mendasar berada dalam suatu
organisasi, kualitas kejiwaan, kesepakatan yang tampak,
implisit maupun eksplisit, tentang bagaimana keputusan dan
masalah didekati. Itu adalah asumsi dasar di mana kelompok
ditemukan, dikembangkan dalam belajar untuk mengatasi
masalah-masalahnya yang teradaptasi secara eksternal dan
terintegrasi secara internal, dan telah melekat dengan baik
seperti cara yang pas untuk merasa, berpikir dan berperasaan
dalam kaitan masalah-masalah tersebut. Di sini budaya sebagai
senjata ampuh yang kompetitif. Bila seseorang menyebarkan
nilai dan kepercayaan umum, dan hidup dengan norma
334 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
perilaku umum, maka ia dapat memperoleh hasil yang
memuaskan.
Budaya dapat diubah untuk mendukung strategi
kinerja. Komunikasi atas tugas, pokok dan fungsi organisasi
adalah hanya langkah pertama dalam proses ini. Dalam
organisasi yang fleksibel, praktik-praktik manajemen dibawa
ke dalam tanggungan kekuatan perilaku, sehingga mereka
mungkin dapat menjadi efektif, karena; struktur organisasi
mengakomodasi dan memelihara hubungan informal dan
jaringan kerja yang memberikan aliran dan pengaruh
informasi yang efektif, desain kerja menyediakan
pendelegasian wewenang bagi para pegawai untuk bertindak
dan dengan demikian mengakomodasi serta memelihara kerja
team, kerja sama dan persaingan.
Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang
dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai
tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan
kaidah yang menjadi keyakinannya menjadi kebiasaan dalam
perilaku kerja atau organisasi. Nilai-nilai yang telah menjadi
kebiasaan tersebut dinamakan budaya. Oleh karena budaya
dikaitkan dengan mutu atau kualitas kerja, maka dinamakan
budaya kerja.
Tujuan fundamental budaya kerja adalah untuk
membangun sumber daya manusia seutuhnya agar setiap
orang sadar bahwa mereka berada dalam suatu hubungan
335 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
sifat peran pelanggan, pemasok dalam komunikasi dengan
orang lain secara efektif dan efisien serta menggembirakan.
Budaya kerja berupaya mengubah komunikasi tradisional
menjadi perilaku manajemen modern, sehingga tertanam
kepercayaan dan semangat kerjasama yang tinggi serta
disiplin.
Berdasarkan pandangan mengenai manfaat budaya
kerja, dapat ditarik suatu deskripsi sebenarnya bahwa
manfaat budaya kerja adalah untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja
sehingga sesuai yang diharapkan.
Menurut Taliziduhu Ndraha, budaya kerja dapat
dibagi menjadi dua unsur, yaitu: pertama, Sikap terhadap
pekerjaan, yakni kesukaan akan kerja dibandingkan dengan
kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata
memperoleh kepuasan dari kesibukan pekerjaannya sendiri,
atau merasa terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk
kelangsungan hidupnya; kedua, Perilaku pada waktu bekerja,
seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati,
teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas
dan kewajibannya, suka membantu sesma pegawai, atau
sebaliknya.
Untuk mencapai tingkat kualitas yang makin baik
tersebut diharapkan bersumber dari perilaku setiap individu
yang terkait dalam organisasi kerja itu sendiri. Menurut
336 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Triguno unsur-unsur dalam budaya organisasi, antara lain: 1),
Falsafah, berupa nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, agama,
tradisi, dan teknologi. 2), Kualitas, yakni dimensi yang meliputi
performance, features, conformance, durability, serviceability,
aesthetics, perseived quality, value, responveness, humanity,
security, dan competency. dan 3), Nilai-nilai instrumen, yakni
standar mutu, hubungan pemasok-pelanggan, orientasi
pencegahan, mutu dan setiap sumber, dan penyempurnaan
terus-menerus.
Adapun indikator-indikator budaya kerja menurut
Taliziduhu Ndraha dapat dikategorikan tiga Yaitu: pertama,
Kebiasaan; kedua, Peraturan; dan ketiga, Nilai-nilai. Diera
new Normal, setiap organisasi akan menghadapi situasi dan
suasana kerja yang baru dengan menggunakan protokol
kesehatan yang ketat. Jika tidak dimulai dari yang terkecil,
maka sangat sulit untuk mendapatkan suasana budaya kerja
yang efektif dan efisien. Oleh karena itu diharapkan setiap
pegawai dapat menjalankan protokol kesehatan tersebut
dengan disiplin yang tinggi, sehingga pada akhirnya dapat
membantu terwujudnya kinerja organisasi yang lebih baik.
337 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Jasmani Lahir di Jogjakarta 07 Agustus 1967. Saat ini mengabdi
sebagai Dosen tetap di Universitas Pamulang (Unpam) pada
Prodi manajemen Fakultas Ekonomi dengan fokus keahlian
pada bidang Ilmu Pemasaran dan Keuangan. Saat ini sedang
menempuh program Doktoral di Universitas Pasundan
Bandung. Moto Hidupnya; if you don;t try anything you well
get nothing
338 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENATA ETIKA BISNIS DI ERA NEW NORMAL
Oleh: Dodi Prasada
elakangan dilaporkan oleh media massa tentang
praktek kecurangan yang dilakukan oknum-oknum
terentu untuk melipat gandakan keuntungan. Praktek
kecurangan tersebut semakin menjadi-jadi karena kurang
ketatnya pengawasan maupun regulasi berupa peraturan
perundang-undangan daripenegak hukum atau instansi-
instansi terkait, kecurangan tersebut bermuara karena
kurangnya wawasan etika dalam bisnis alhasil merugikan
orang lain bahkan lingkungan sekitarnya. Praktek kecurangan
di indonesia tidak terhitung jumlahnya banyak yang mengaku
menjadi korban baik itu perorangan sampai perusahaan besar
maupun kecil.
Kurangnya harmonisasi antara pemerintah, pembisnis
dan masyarakat menjadikan etika bisnis untuk ekonomi yang
lebih sehat tanpa ada kecurangan sulit direalisasikan.
Pandangan masyarakat terhadap aparat penegak hukumpun
maupun isntansi pemerintahan semakin buruk dengan banyak
terungkapnya kasus-kasus korupsi yang menjerat mereka.
Etika merupakan suatu konseptual yang tercipta di
tengah masyarakat di mana berisi tentang nilai-nilai mengenai
benar atau buruknya suatu perbuatan. Etika tidak dapat
B
339 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
dipisahkan dengan kita, pasalnya etika diajarkan dari kita
masih kecil (dalam arti anak-anak) hingga dewasa dan proses
pembelajarannya pun terus berlanjut hingga ajal menjemput.
Etika teripta dan terbentuk serta bersumber dari perpaduan
antara wawasan agama, lingkungan pergaulan, keluarga,
budaya, jenjang pendidikan, figur idola, dsb
Etika adalah dogma yang diajarkan dan diwariskan dari
satu generasi ke generasi lainnya tapi tidak menutup
kemungkinan terbentuk atau terciptanya peraturan tak
tertulis ini(etika) dapat berubah bahkan rusak karena
generasinya sendiri selain dalam bermasyarakat kita harus
mempunyai etika dalam bisnis pun demikian. Kenapa bisnis
harus ada etika dalam prakteknya. Karena etika bagaikan
pondasi atau basic dari semua perbuatan dan niat. pada
dasarnya bisnis mempunyai arti luhur yakni menyediakan
barang maupun jasa unuk memenuhi kebetuhan hidup.
Kemudian diembel-embeli dengan tujuan untuk mendapat
profit atau keuntungan.
Dalam menyediakan barang atau jasa seorang pembisnis
harus bersikap sesuai dengan etika dalam masyarakat, salah
satunya adalah tidak berbuat kecurangan. Sayangnya masih
ada oknum yang berbuat curang dan merusak tatanan etika
dalam masyarakat contohnya di Indonesia banyak praktek
kecurangan bisnis baik dalam penyediaan barang maupun
jasa. Bahkan bukan disebut oknum lagi karena oknum
340 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
merupakan perseorangan atau individu saja tapi di indonesia
hampir mayoritas masyarakatnya pelaku praktek kecurangan
dalam bisnis di sektor manapun. Sungguh miris bukan.
Memang negara kita sangat rendah akan wawasan atau
insigh etika dalam bisnis jika dibandingkan dengan negara-
negara yang maju perekonomiannya. Contoh kasusnya sangat
banyak di lapangan, misalnya kasus bakso yang komposisinya
terdapat daging babi, boraks, dan bahan kimia lainnya yang
notabene mayoritas warga negara indonesia adalah pemeluk
agama islam yang melarang umatnya untuk memakan daging
babi serta bahan-bahan kimia yang dapat merusak tubuh, dan
masih banyak lagi contoh bisnis di sektor kuliner yang
menyalahi etika bisnis, jika dituliskan semua mungkin bisa
berpuluh-puluh halaman.
Contoh dibidang jasa yakni permasalah di sektor
perfilman, sofware, dsb. Untuk perfilman sendiri banyak
pelaku pembajak yang mengabaikan peraturan-peraturan
tentang hak siar, pendistribusian dan peng-copian film.
Mereka(pembajak) hanya memikirkan keuntungan secara
sepihak tanpa melihat pihak yang dirugikan dan parahnya lagi
pembajak-pembajak terebut di dukung oleh masyarakat
indonesianya sendiri, alasan mereka (masyarakat indonesia)
memilih barang bajakan karena lebih murah dari harga
semestinya.
341 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Praktek bisnis non etikal ini bukan hanya dilakukan oleh
bisnis kecil saja melainkan juga binis-bisnis besar terutama
industri. Banyak perusahaan industri yang membung hasil
akhir produksi dapat diartikan juga limbah secara asal asalan
tanpa memperhitungkan dampak yang dihasilkan baik bagi
masyarakat maupun lingkungan, limbah yang merupakan zat
sisa tersebut tidak diolah terlebih dahulu tetapi langsung
dibuang begitu saja yang biasanya dibuang langsung ke aliran
sungai. Didalam zat sisa tersebut bisa saja mengandung toksik
atau racun yang berdampak negatif baik untuk manusianya
sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Limbahcair industri
paling sering menimbulkan masalah bagi lingkungan contoh
kasusnya banyak terjadi di surabaya yang menyeret lima
perusahaan besar disana.
Lima perusahaan besar tersebut melakukan praktek
pembuangan limbah sepanjang bantaran kali surabaya yang di
indikasikan membuang limbah secara langsung tanpa diolah
terlebih dahulu. Hal ini meyorot pada pemerintah daerah yang
harus lebih serius dan tegas dalam menggarap peraturan yang
ketat mengenai pengolahan limbah yang ramah lingkungan.
Kencendrungan penerapan etika bisnis di indonesia saat ini
sungguh memprihatinkan, sebagaimana yang sering
dilaporkan oleh media massa.
Memang sangat menyedihkan karna moralitas
pengusaha kita masih rendah didukung dengan carut
342 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
marutnya peraundang-undangan serta hilangnya wibawa
aparat penegak keadilan karena kasus korupsi yang menjerat
insitusi-insitusi negara ini. Belakangan indonesia dilanda
bencana kebakaran hutan karena ulah oknum-oknum nakal
pengusaha untuk memperluas lahan dan dikukuhkannya
lahan tersebut untuk jadi miliknya sehingga dampak kerugian
dari terbakarnya hutan tersebut menyentuh berbagai sektor
penting bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapura terkena imbas nya.
Sudah sepatutnya kita mencontoh negara-negara yang
maju perekonomiannya karena didalamnya terdapat
harmonisasi antara pemerintah yang berupa regulasi yang
kuat dan ketat, pengusaha yang berpengang teguh pada
prinsip-prinsip dalam etika bisnis, dan konsumen selaku
pengguna produk sehingga dari masing masing yang
bersangkutan saling terintegrasi menciptakan lingkungan atau
atmosfer ekonomi yang sehat dan sama-sama mendapatkan
keuntungan bagaikan simbiosi mutualisme.
343 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Dodi Prasada, Penulis lahir di Tangerang,
Maret 1980. Saat ini penulis tercatat
sebagai dosen aktif di Universitas
Pamulang, Prodi Manajemen S1. Penulis
berdomisili di Serpong Tangerang Selatan,
Ayah dari tiga orang anak dan terlahir dari
keluarga yang sebagaian besar berprofesi
sebagai tenaga pengajar/guru. Aktivitas
lain sebagai dosen, penulis juga adalah karyawan swasta yang
berlokasi di BSD Tangerang Selatan.
344 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG SEHAT
Oleh: Lily Setyawati Kristianti
uman Resource Development juga biasa dikenal
dengan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang
biasanya bertanggung jawab menangani
pengelolaan karyawan di dalam sebuah perusahaan.
Pengelolaan yang berada di bawah wewenang HRD biasanya
ruang lingkupnya meliputi perencanaan dan pengembangan
SDM, proses seleksi rekrutmen, penentuan gaji dan
kompensasi serta manajemen kerja termasuk lingkungan
kerja, hingga menumbuhkan hubungan kerja antar
karyawan.
Lingkungan kerja merupakan salah satu aspek penting
yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Hubungan
lingkungan kerja dengan pengelolaan HRM dapat dilihat
dengan adanya lingkungan kerja yang lebih baik dan kondusif
maka karyawan bisa aman, nyaman dan begitu juga
sebaliknya jika lingkungan kerja tidak mendukung maka
karyawan tidak bisa aman dan nyaman dalam bekerja.
Lingkungan kerja dapat menambah kenyamanan dan
konsentrasi karyawan sehingga mampu meningkatkan
kinerja yang dimiliki.
H
345 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Sedangkan lingkungan kerja yang kurang nyaman bagi
karyawan dan dianggap tidak memadai akan dapat
menimbulkan penurunan kinerja karyawan, karyawan akan
merasa tidak betah dan tidak bersemangat dalam
menjalankan kewajibannya dan menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan yang diberikan. Hal ini akan berdampak buruk bagi
perusahaan. Seorang karyawan yang bekerja di lingkungan
kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan
menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang
karyawan bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak
memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal
akan membuat karyawan yang bersangkutan menjadi malas,
cepat lelah sehingga kinerjanya akan rendah.
Berikut ini beberapa alernatif dalam mendisain Strategi
Penerapan Lingkungan Kerja, yaitu;
Membangun Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang baik adalah dasar dari sebuah
kerjasama. Sebuah tim tidak akan bisa bekerjasama jika tidak
ada komunikasi di antara anggotanya. Jika komunikasi baik
sudah tercipta, maka hubungan antar rekan kerja akan
seperti teman bahkan sahabat. Atasan harus mampu
menerima masukan dari stafnya, sebaliknya, staf pun akan
menerima setiap kritik yang membangun dari atasannya. Jika
komunikasi yang baik sudah terjalin, maka akan tercipta
keharmonisan. Kalau sudah harmonis, rintangan apa pun
346 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bisa diatasi dengan baik oleh tim dan target juga akan
tercapai.
Merancang Tempat Kerja yang Nyaman
Bagus tidaknya hasil kerja seorang karyawan terkadang
ditentukan apakah dia nyaman dengan tempat (ruangan)
kerjanya. Selaku HR, berikan kebebasan karyawan untuk
menata meja kerja dan ruangannya sendiri. Mungkin
karyawan akan membawa poster penyanyi idola atau
membawa pot bunga mungil nan cantik untuk memompa
semangatnya dalam bekerja. Biarkan juga karyawan
mendengarkan musik, selama tidak mengganggu karyawan
lainnya. Tentunya untuk beberapa bidang industri kerja hal
tersebut mungkin tidak bisa dilakukan. Namun untuk industri
lain, misalnya industri kreatif, hal tersebut mudah untuk
dilakukan.
Dukungan dari Pihak Manajemen
Kenyamanan kerja para karyawan harus pula didukung
oleh pihak manajemen. Hal ini berkaitan dengan peraturan
kerja dan kesejahteraan bagi karyawan. Caranya, dengan
memberikan semua fasilitas yang telah dijanjikan pada
karyawan. Misalnya jika pada kesepakatan semula pihak
manajemen berjanji memberikan tunjangan komunikasi,
maka berikanlah. Jika pada kesepakatan semula, ada rewards
347 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
bagi yang bekerja melampaui target perusahaan, maka
tunaikanlah rewards tersebut.
Lingkungan Kerja yang Berorientasi Pada Hasil
Di dalam sebuah lingkungan kerja yang beriorientasi
pada hasil, karyawan bebas melakukan apa pun sepanjang ia
memenuhi target sesuai tenggat waktu yang ditentukan
perusahaan. Jadi, sekali-kali bebaskanlah karyawan untuk
keluar saat jam kerja. Hal itu mungkin bermanfaat untuk
mengurangi kepenatan bekerja. Bisa juga siapkan sofa atau
tempat tidur untuk karyawan beristirat tidur siang sebentar
atau juga untuk beristirahat sebentar ketika sampai larut
malam mengerjakan deadline. Cara yang lain misalnya, sekali-
kali mengadakan meeting di luar kantor, misalnya di kafe atau
restoran, sebagai penyegaran. Mungkin dengan begitu, ide-
ide baru nan segar akan bermunculan.
Ciptakan Kebersamaan
Terakhir, ciptakanlah kebersamaan dalam perusahaan
sebagai sebuah tim. Banyak hal yang dapat dilakukan.
Misalnya dengan mengadakan office gathering atau team
building. Perusahaan besar tentunya sudah memiliki budget
tersendiri untuk itu. Namun tidak ada salahnya bila memilih
tempat yang tidak begitu jauh supaya menghemat
pengeluaran. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah
348 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
mengadakan acara makan siang bersama. Ataupun juga
mengadakan pesta kejutan sederhana bagi karyawan yang
sedang berulang tahun.
Rekomendasi
Agar bisa mengurangi dampak terhadap pengaruh dari
lingkungan fisik kepada karyawan, maka langkah awal yang
harus diperhatikan dan dipelajari yakni manusia itu sendiri,
dengan mengenal fisik serta tingkah laku manusia tersebut,
dan inilah yang digunakan sebagai dasar pemikiran terhadap
lingkungan kerja fisik yang cocok. Kesesuaian dari lingkungan
kerja dampaknya bisa dilihat dalam jangka waktu yang lama,
dan juga lebih jauh lagi dari lingkungan kerja yang kurang
baik bisa menuntut tenaga kerja dan juga waktu yang
digunakan lebih banyak serta tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien.
349 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Profil Penulis
Lily Setyawati Kristianti, Penulis lahir di
Wonogiri, Juni 1991. Saat ini penulis
tercatat sebagai dosen aktif di
Universitas Pamulang, Prodi Manajemen
S1. Penulis berdomisili di Serua, Depok,
Jawa Barat, Aktivitas lain sebagai dosen,
penulis juga adalah pengusaha online
shop, dan komisaris PT. Langgeng Dua
Putri yang bergerak dalam bidang property.
“Hidup ini terlalu singkat jika hanya untuk mengeluh, doa dan
usaha tidak akan menghianati hasilnya”
350 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Epilog
Dengan segala kerendahan hati, dan diiringi dengan niat
tulus untuk saling bersinergi dan berkolaborasi dengan semua
unsur, izinkan kami mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam proses penerbitan buku bunga
rampai series yang diinisiasi oleh Prodi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pamulang. semoga buku ini dapat
dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan
kapasitas Dosen, khususnya dalam Literasi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
kepada;
1. Rektor Universitas Pamulang dan jajarannya 2. Dekan Fakultas EKonomi dan Jajarannya 3. Ketua Program Studi Manajemen dan jajarannya 4. Prof. Dr. Lili Romli, M.Si selaku Ketua ICMi Orwil Banten, 5. Achmad Rozi El Eroy, SE.MM Ketua Ikatan Dosen Republik
Indonesia (IDRI) Banten 6. Andi S Trisnahdi, SE, Ketua IKAPI Daerah Banten 7. Tb. Guruh Ramadhan, SE., MM selaku Direktur PT. Desanta
Muliavisitama 8. Para Dosen dan seluruh sivitas akademika Universitas
Pamulang (UNPAM) 9. Dan kepada Crew penerbit yang sudah bekerja keras untuk
meracik dan Menyusun artikel-artikel dosen Unpam menjadi sebuah buku yang layak dibaca.
351 Merajut Optimisme di tengah Covid 19
Atas kerjasama dan kolaborasinya sehingga penerbitan buku Bunga Rampai dini dapat diselesaikan secara baik.