menjaga nalar, menjaga nalar, mencari jalan keluar

24
I Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar EDITOR: DJOKO SANTOSO BAGONG SUYANTO KOKO SRIMULYO SUKO WIDODO DARI PANDEMI COVID-19 URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

I Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

EDITOR:DJOKO SANTOSO BAGONG SUYANTOKOKO SRIMULYOSUKO WIDODO

DARI PANDEMI COVID-19URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA

MENJAGA NALAR,

MENCARI JALAN

KELUAR

Page 2: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

II Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Ketentuan Hukum Pidana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

MENJAGA NALAR,

MENCARI JALAN

KELUAR

Page 3: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

III Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

EDITOR:DJOKO SANTOSO BAGONG SUYANTOKOKO SRIMULYOSUKO WIDODO

MENJAGA NALAR,

MENCARI JALAN

KELUARDARI PANDEMI COVID-19

URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 4: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

IV Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Seluruh tulisan ini telah dipublikasikan dan dimuat dalam media nasional dan internasional, baik media digital maupun cetak, selama masa pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Penulis:Muhammad NasihDjoko Santoso Koko SrimulyoFedik Abdul RantamBagong SuyantoDavid Sontani PerdanakusumaRahma SugihartatiLaura Navika YamaniSuparto WijoyoSuko WidodoHerlambang P. Wiratraman Junaidi KhotibAbdurachmanBadri Munir SukocoNadia EgalitaKuntaman NursalamAsra Al FauziHamidahMangestuti AgilImron MawardiMuryaniNi Wayan SartiniJenny SunarianiFery SetiawanKamilia FahmiAtik Khorul HidayahWahyu Wisnu Wardana Liza Setya Eka HasulPulung Siswantara

Page 5: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

V Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

MENJAGA NALAR,

MENCARI JALAN

KELUARDARI PANDEMI COVID-19

URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 6: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

VI Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Desain sampul: Feri Fenoria Rifa’iDesain isi: Feri Fenoria Rifa’i

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagianatau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulisdari penulis dan penerbit.

Diterbitkan oleh Universitas AirlanggaIsi di luar tanggung jawab percetakan

MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUARDARI PANDEMI COVID-19, URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penulis:Muhammad NasihDjoko Santoso Koko SrimulyoFedik Abdul RantamBagong SuyantoDavid Sontani PerdanakusumaRahma SugihartatiLaura Navika YamaniSuparto WijoyoSuko WidodoHerlambang P. Wiratraman Junaidi KhotibAbdurachmanBadri Munir SukocoNadia EgalitaKuntaman NursalamAsra Al FauziHamidahMangestuti AgilImron MawardiMuryaniNi Wayan SartiniJenny SunarianiFery SetiawanKamilia FahmiAtik Khorul HidayahWahyu Wisnu Wardana Liza Setya Eka HasulPulung Siswantara

Page 7: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

VII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Daftar Isi

Daftar Isi VKata Pengantar XIIPengantar Editor XIVBagian Pertama: Bidang Kesehatan 1

2019-nCoV Antara Ada dan Tidak Ada Fedik A. Rantam 2Virus Corona, Kekhawatiran Global Dan Langkah Antisipatif IndonesiaLaura Navika Yamani 8 Virus Corona Wuhan dan Kewaspadaan ProporsionalLaura Navika Yamani 13Eskalasi Virus Corona Wuhan dan Kewaspadaan ProporsionalLaura Navika Yamani 18Corona, Perang Semesta Tak Kasat MataDavid S Perdanakusuma 23 Masif Bersinergi Membendung Pandemi Covid-19Laura Navika Yamani & Atik Choirul Hidajah 27 ONE HEALTH VS New Coronavirus (COVID-19)Fedik A. Rantam 32 Covid-19 Mengubah BudayaDavid S Perdanakusuma 39

Page 8: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

VIII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Tata-Pan-Demi Indonesia JayaDavid S Perdanakusuma 43Positive Thinking saat PandemiDavid S Perdanakusuma 47Urgensi Vaksin COVID-19 dan HambatanFedik A. Rantam 51 Tantangan Kembangkan Obat Covid-19Junaidi Khotib 59Dilima Peran Perawat dalam Pelayanan Penderita Covid-19Nursalam 64Glenn, Radang Otak, dan Covid-19Asra Al Fauzi 69Mengantisipasi Wabah Virus “Corona Wuhan”Djoko Santoso 73 Saat Corona Belokkan Imunitas Jadi Senjata Makan TuanDjoko Santoso 79Pengendalian Pandemi Vs Kebebasan SipilDjoko Santoso 83Jaga Jarak atau AmbyarDjoko Santoso 89Tangkas Melawan Pandemi Covid-19 Djoko Santoso 95Kapsaisin sebagai Salah Satu Kandidat Bahan Aktif Herbal dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 untuk KesehatanJenny Sunariani, Fery Setiawan, Kamilia Fahmi AG 102Asas Praduga Tidak Bersalah Sakit Covid-19David S Perdanakusuma 107Alasan Mengapa Harus Tidak Mudik Saat Pandemi? David S Perdanakusuma 113Herbal, Imunitas, dan Korona Mangestuti Agil 117Corona, Pernapasan, dan Ancaman KecemasanAbdurachman 121Jangan Remehkan PandemiAbdurachman 125Korona Mengganas , Jaga Jarak, Jaga OptimismeAbdurachman 130Korona Terus Meningkat, lalu Bagaimana?Abdurachman 134

Page 9: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

IX Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Korona, Karantina dan Social Distancing Abdurachman 139Melesatkan ImunitasAbdurachman 143Menyibak Reseptor Covid-2019Abdurachman 147Pandemi, Solidaritas Perkuat ImunitasAbdurachman 151Risiko Gangguan Multi-Organ CoronaAbdurachman 155Penderita Covid-19: Mengapa Ada Yang Bergejala dan Ada Yang Tidak BergejalaKuntaman 159Rapid Test: Sebuah Harapan dan Solusi Pengendalian Penyebaran Covid-19Kuntaman 164

Bagian Kedua: Sosial dan Ekonomi 171Dialektikal Reflektif Pandemic Covid-19 April 2020Hamidah 172Bantalan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pasca Wabah Covid-19Bagong Suyanto 180Kelompok Near Poor Korban Pandemi Covid-19Bagong Suyanto 187Ancaman Cyber Crime di Tengah Wabah Covid-19Rahma Sugihartati 192Hoaks dan Literasi tentang CoronaRahma Sugihartati 197Penolakan Jenazah Pasien Covid-19: Imbas Hoaks dan Hyper RealityRahma Sugihartati 200Darurat PHK di Masa Wabah Covid-19Bagong Suyanto 204Menakar Efektivitas Pandemic Bond untuk Mengurangi Ancaman PHKBagong Suyanto 208Mengantisipasi Darurat Krisis Ekonomi IndonesiaBagong Suyanto 213

Page 10: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

X Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Infodemik Corona dan Edukasi Publik Mencegah Penularan Virus CoronaSuko Widodo 218Solidaritas Warga Melawan Penularan CoronaSuko Widodo 223Urgensi Profesionalitas Pengelolaan Informasi Virus Corona (Covid 19)Suko Widodo 228“Beruzla dari Corona”Suparto Wijoyo 233Biarlah Bumi IstirahSuparto Wijoyo 237“Coronapolis”Suparto Wijoyo 241“Coronavirus Juridicus”Suparto Wijoyo 245 “Dzikir Korona”Suparto Wijoyo 249Isolasi Sosial di Ruang Suparto Wijoyo 253Pandemi Corona Dan Perlindungan Hak WargaHerlambang P. Wiratraman 257Krisis Politik LegisprudensiHerlambang P. Wiratraman 262Hoaks Seputar COVID-19Rahma Sugihartati 267Perlindungan HAM dalam KedaruratanHerlambang P. Wiratraman 272Stimulus COVID-19 Dato’ Sri Tahir dan Badri Munir Sukoco 277Tradisi Masyarakat Hindu Bali dalam Menghadapi Wabah Virus Covid-19Ni Wayan Sartini 283Covid 19: Siapakah Garda Terdepan?Muryani 290Arti Penting Transparansi dan Validitas Data COVID-19Koko Srimulyo 295Zakat untuk Tanggulangi COVID-19Imron Mawardi 300

Page 11: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XI Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Wabah Covid-19 dan Momentum Membangun Perekonomian yang BerkeadilanMohammad Nasih 304Covidiot, Penyebab COVID-19 Terus MeluasNadia Egalita 309

Bagian Ketiga: Kebijakan Publik 315Exit Strategy Pasca Pandemi Covid-19 Bagong Suyanto 316Lockdown dan Penyangga EkonomiBagong Suyanto 320Dilema Lockdown DKI JakartaBagong Suyanto 324Larangan Mudik, Dampaknya bagi Daerah dan Nasib Kaum MigranNadia Egalita dan Bagong Suyanto 329 Covid-19 Makin Meluas, Mungkinkah Tetap Mudik?Bagong Suyanto 334Mudik Dilarang, Lebaran OnlineRahma Sugihartati 339THR bagi PNSBagong Suyanto 343Menyelamatkan Industri Pariwisata pasca Wabah Virus CoronaBagong Suyanto 347Menakar Efektivitas Program Kartu PrakerjaBagong Suyanto 352Kebijakan Triple Intervension dan Dilema Bank IndonesiaBagong Suyanto 356Realokasi Anggaran PembangunanBagong Suyanto 361Covid-19: How will it affect human capital?Wahyu Wisnu Wardana & Liza Setya Eka Hasul 365Bermitra Adang PandemiDjoko Santoso 369Cuci Tangan, Wijikan, dan CoronaPulung Siswantara 374Revolusi Perilaku sebagai Hikmah Covid-19 Pulung Siswantara 378

Page 12: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Pandemi Covid-19 telah menjalar ke seluruh dunia dan membawa dampak pada pelbagai aspek kehidupan. Seluruh negara di berbagai belahan dunia panik menghadapi wabah

ini. Bahkan negara maju sekalipun, seperti Amerika, Spanyol, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Swiss kewalahan menghadapinya. Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang kini tengah berjibaku menghadapi dampak penyebaran Covid-19 yang terus meluas di berbagai daerah.

Sampai saat ini, kita tahu belum ada obat ataupun vaksin yang mampu secara nyata mematikan perkembangan virus ini dan tidak tahu pasti sampai kapan pandemi ini usai. Yang bisa lakukan saat ini adalah ikhtiar mencegah penularan dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan lembaga berwenang yakni dengan cuci tangan secara rutin, menjaga jarak aman, memakai masker dan tinggal di rumah.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi, Universitas Airlangga tentu memiliki kewajiban moral untuk ikut berperan dalam upaya penanganan Covid-19. Universitas Airlangga adalah

Kata Pengantar

Page 13: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XIII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

institusi pendidikan yang memiliki banyak sumber daya manusia yang mumpuni, dan memiliki pengalaman dalam menghadapi serta menangani berbagai musibah. Meski pandemi Covid-19 adalah hal baru --sebuah musibah yang datangnya sekali dalam satu abad--, kita tentu tidak bisa hanya berdiam diri melihat wabah ini merajelala tanpa kendali.

Bersama-sama para akademisi Universitas Airlangga, kami mencoba menawarkan sejumlah pemikiran sebagai ikhtiar untuk ikut serta mempercepat upaya penanganan dan pencegahan penularan virus Covid-19. Pokok pikiran yang berasal dari pelbagai disiplin ilmu dari para akademisi selanjutnya kami tuangkan dalam buku ini. Buku yang tersaji di hadapan pembaca yang budiman ini adalah kumpulan artikel dan pemikiran para staf pengajar dari berbagai fakultas di lingkungan Universitas Airlangga. Sengaja kami merangkum berbagai perspektif dan analisis yang berbeda dalam satu buku untuk memperlihatkan kepada pembaca bahwa Covid-19 adalah wabah yang dampaknya telah merambah ke berbagai sendiri kehidupan, dan bersifat multi-aspek.

Dalam kesempatan ini, perlu saya sampaikan di samping menuangkan pemikiran dalam bentuk buku ini, Universitas juga telah dan terus melakukan sejumlah riset berkait dengan permasalahan pandemi Covid-19. Semoga semua yang digagas dan dikembangkan oleh kalangan akademisi Universitas Airlangga bermanfaat bagi kemajuan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat, baik di tingakt nasional maupun global. Selamat Membaca

Surabaya, 29 April 2020

M. Nasih Rektor Universitas Airlangga

Page 14: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XIV Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Sejak wabah Covid-19 mulai merambah ke berbagai negara hingga ditetapkan WHO sebagai pandemi yang mengancam keselamatan jiwa masyarakat global, berbagai bahasan dan

gagasan terus bermunculan di media massa tentang bagaimana menangani ancaman virus yang berbahaya ini agar tidak makin meluas. Mulai dari membahas karakter dari kondisi masyarakat yang begitu rentan baik secara biologis maupun mental hingga konsep penaganan yang komprehensif. Bahasan konsep perpaduan ketahanan atas dasar biologis hingga pada tingkat mental, sosial dan spiritual pun tak lepas dari sorotan.

Semua pihak setuju bahwa Covid-19 lebih ganas daripada SARS. WHO menyebutkan virus corona lebih berbahaya daripada SARS, karena virus ini bisa berpindah ke orang lain meski masih dalam tahap inkubasi. Penyebaran Covid-19 kini telah merambah paling sedikit ke 209 negara di berbagai belahan dunia kecuali

PENGANTAR EDITOR

Page 15: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XV Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

ANTARTIKA dan menimbulkan puluhan atau bahkan ratusan ribu kematian yang menguras air mata dan memicu rentetan dampak yang menyerang semua lini kehidupan hingga menimbulkan kecemasan sosial yang begitu mendalam pada umat manusia di seluruh dunia. Ini betul betul sangat memprihatinkan umat manusia di dunia. Bagiamana tidak? Sungguh ironis hidup di era kemajuan informasi teknologi komunikasi yang luarbiasa ternyata melalui pandemi covid-19 hanya singkat saja terlihat bahwa umat manusia saat ini begitu rentan nya dalam menghadapi bahaya pandemi ini.

Bermula dari krisis kesehatan, dampak penyebaran Covid-19 kini telah merambah ke berbagai sendi kehidupan dan menimbulkan dampak yang multi-aspek. Tidak hanya mengancam keselamatan jiwa, penyebaran Covid-19 kini telah meluluhlantakkan sektor perekonomian, kehidupan sosial-keagamaan, proses pembelajaran, perubahan gaya hidup, dan memicu efek domino yang tidak sekedar merugikan masyarakat di seluruh dunia namun juga akan meninggalkan bekas luka yang dalam padanya.

Ancaman krisis kesehatan akibat pandemi virus corona, kini telah berkembang yang salah satunya menjadi ancaman krisis ekonomi global. Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan kondisi perekonomian dan keuangan global saat ini tengah mengalami krisis akibat pandemi Covid-19. Meskipun otoritas di hampir seluruh negara mengeluarkan stimulus fiskal dan bank-bank sentral melakukan penurunan suku bunga dan injeksi likuiditas dalam jumlah besar, tetap saja resesi ekonomi dunia tidak dapat dihindari.

Bagi masyarakat Indonesia, ancaman kematian dan krisis ekonomi yang dipicu penyebaran wabah Covid-19 ibaratnya adalah palu gada yang menghancurkan semua lini kehidupan

Page 16: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XVI Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

dan aktivitas perekonomian. Kebijakan pemerintah yang memutuskan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodetabek, Surabaya Raya dan sejumlah daerah lain diakui atau tidak telah berdampak kontra-produktif terhadap dinamika aktivitas sosial dan perekonomian masyarakat.

Memang, pada awalnya yang terdampak pertama dan paling menderita akibat wabah Covid-19 adalah sektor pariwisata, seperti travel, hotel, restoran, penerbangan, dan UMKM terkait serta perdagangan ekspor dan impor karena terputusnya mata rantai perdagangan internasional. Namun kemudian dalam perkembangannya kemudian, dalam tempo yang cepat berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan juga terdampak. Produksi dan investasi terganggu, UMKM dan sektor informal menurun, pengangguran meningkat, dan pendapatan masyarakat menurun, khususnya golongan masyarakat berpenghasilan rendah alias miskin.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan upaya penanganan dampak Covid-19, Universitas Airlangga berusaha ikut urun rembug dan menghimpun ide-ide atau pemikiran dari sejumlah staf pengajar dari berbagai fakultas dalam bentuk buku sebagaimana tersaji. Buku ini adalah semacam bunga rampai yang mengumpulkan artikel yang ditulis staf pengajar Universitas Airlangga di berbagai media massa dan makalah yang dipresentasikan dalam berbagai diskusi atau seminar.

Sejak wabah Covid-19 merebak pertama kali di Wuhan, Tiongkok, sejumlah staf pengajar Universitas Airlangga telah menuliskan gagasannya ke berbagai media massa, seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, Jawa Pos, Detik.com, Kontan, Investor Daily, Bisnis Indonesia, Koran Tempo, Radar Banjarmasin, Nusa, dan lain-lain.

Para expert dari berbagai bidang keahlian ini harus diakui

Page 17: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XVII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

bahwa mereka begitu peka meresponnya terhadap pandemi covid-19 dan konsekuensi kesehatan serta sosial yang terkait ini. Mereka sadar bahwa pandemic ini harus dianggap sebagai salah satu peristiwa sosial paling penting dalam kehidupan manusia di abad ke-21. Respon para expert ini sangat cepat mengaitkan hal ini dengan perubahan luas yang disebutnya “modernisasi refleksif”, di mana efek samping yang tidak disengaja dan tak terduga dari kehidupan modern ini malah berujung bumerang pada modernitasnya sendiri. Contohnya, ada yang membahas tentang bagaimana krisis kesehatan yang memilukan ini terkait langsung dengan perilaku manusia di lingkungan saat ini. Perilaku merusak atas dorongan arogansi yang merusak di lingkungan ekosistem itu tidak disadari bahwa sesungguhnya telah merusak lingkungan luar biasa teramat kompleks pada abad yang di lalui ini. Sebagain bahasan juga menyinggung upaya dialog antara manusia sebagai insan biologis-sosial dengan lingkungan termasuk dunia virus. Bahkan dalam konteks pandemi covid-19 saat ini, perilaku arogan syok modern menjadikan malapetaka dalam memunculkan mutasi pada virus corona hingga sampai bisa menimbulkan pandemi saat ini. Semua bahasan ini merefeksikan adanya pendekatan tim kolaborasi interprofessional-transprofesional yang di tunjukkan melalui peran aktif para klinisi baik dokter, ahli epidemiologi, peneliti virologi, epidemiologist, farmasis, psikolog, sosiolog, pakar hukum kesehatan, filsuf, antropolog dan pakar kesehatan masyarakat yang secara serentak Bersama sama mendorong perubahan baik dalam perilaku masyarakat agar bersahaja terhadap lingkungan alam terkait dalam menghadapi krisis.

Untuk itu, pantaslah berbagai artikel yang tersebar di berbagai media massa itu, kemudian dicoba disatukan dan diterbitkan dalam buku “Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar dari Pandemi COVID-19 Urun Rembug Universitas Airlangga”.

Page 18: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

XVIII Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Kami berharap buku ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi upaya penanganan wabah Covid-19 di Indonesia dan dunia. Kita menyadari bahwa mencegah agar imbas wabah Covid-19 ini tidak makin berkepanjangan, yang dibutuhkan sesungguhnya bukan sekadar kebijakan yang sifatnya segmenter atau parsial yang hanya menjadi pemadam kebakaran sesaat, melainkan kebijakan dan upaya penanganan yang benar-benar terpadu. Artinya para pakar tersebut sangat menyadari bahwa pandemi covid-19 ini mengungkapkan bagaimana masalah biologis dan epidemiologis begitu cepat menjelma menjadi masalah sosial, ekonomi dan politik yang demikian kompleks dan dalam.

Maka menjadi jelas bahwa Pandemi Covid-19 adalah sebuah moment sekaligus pelajaran berharga bahwa kunci untuk keluar dari situasi krisis yang sifatnya multi-dimensi adalah perencanaan yang matang, dan eksekusi program yang konsisten. Tidaklah mungkin mengatasi dampak Covid-19 dan bisa dengan cepat bangkit dari krisis yang terjadi jika dilakukan secara gegabah –yang lebih banyak mempertimbangkan keuntungan politis daripada menempatkan keselamatan dan kepentingan masyarakat di tempat yang utama (*).

Surabaya, 27 April 2020

Djoko Santoso Bagong Suyanto Koko Srimulyo Suko Widodo

Page 19: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

295 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Keterbukaan atau transparansi data sangat diperlukan dalam upaya penanganan virus corona (Covid-19). Tak kurang Presiden Joko Widodo sendiri sudah berkali-kali

meminta kepada jajarannya di pemerintah pusat maupun daerah untuk selalu terbuka mengenai data terkait penanganan wabah tersebut. Data jumlah pasian dan korban Covid-19, misalnya, menurut Presiden harus diinformasikan secara transparan, dan tidak diperkenankan ditutup-tutupi.

Tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak dan keterbukaan data yang kuat antar pihak sebagai basis perencanana dan upaya penanganan wabah Covid-19, niscaya upaya mengeliminasi penyebaran Covid-19 akan menjadi lebih sulit. Di negara maju sekali pun, ketika mereka tidak siap dengan dukungan data tentang ancaman Covid-19 yang memadai, maka yang terjadi niscaya adalah meningkatnya resiko dan ancaman yang makin

Koko SrimulyoDosen FISIP Universitas Airlangga

ARTI PENTING TRANSPARANSI DAN VALIDITAS DATA COVID 19

Page 20: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

296 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

besar.

Di Amerika Serikat, misalnya, ketika data dan prediksi tentang ancaman Covid-19 tidak bisa dipenuhi, maka jangan heran yang terjadi kemudiana adalah akselerasi korban-korban Covid-19 yang meningkat luar biasa. Menurut data tanggal 29 April 2020, jumlah korban Covid-19 yang meninggal di dunia di Amerika Serikat dilaporkan mencapai hampir 50 ribu jiwa. Angka ini sungguh sangat besar. Sebagai negara maju, Amerika Serikat tampaknya tidak siap menghadapi merebaknya vorus Corona, sehingga jumlah kematian korban Covid-19 pun sama sekali tidak diprediksi.

Resiko

Di Indonesia sendiri, berapa sebetulnya jumlah korban Covid-19 hingga saat ini ditengarai juga masih simpang-siur. Data pemerintah pusat dan daerah masih belum sinkron. Banyak pihak menduga korban Covid-19 di berbagai daerah masih banyak yang belum terindentifikasi karena alat untuk memeriksa masyarakat masih terbatas. Demikian pula upaya untuk melakukan tracking kepada orang-orang yang berpotensi tertular Covid-19 masih sangat terbatas.

Tanpa dukungan data yang valid dan transparan, tentu semua akan beresiko menyebabkan upaya penanganan Covid-19 menjadi kurang efektif. Pengalaman selama ini telah banyak mengajarkan bahwa tanpa didukung data dan sumber yang terpercaya, maka yang terjadi adalah ketidakpedulian dan kurangnya dukungan masyarakat untuk bersama-sama mencegah meluasnya wabah Covid-19.

Ketika pemerintah memutuskan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan kota/kabupaten di sekitarnya, kita bisa melihat bagaimana sikap masyarakat yang cukup banyak masih acuh tak acuh. Alih-alih mau mentaati dan bersikap disiplin untuk Stay at Home atau Work From Home

Page 21: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

297 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

(WFH), dalam kenyataan masih banyak masyarakat yang lalu-lalang di jalanan. Masyarakat seolah tidak mau melakukan social distancing karena mereka tidak memiliki data yang memadai soal bahaya dan korban Covid-19.

Demikian pula ketika pemerintah menghimbau masyarakat agar tidak mudik, di lapangan justru hampir satu juta penduduk telah mudik lebih awal ke berbagai daerah. Tujuan pemerintah meminta masyarakat tidak mudik sebetulnya adalah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tetapi pelaksanannya di lapangan sungguh tidak mudah. Masyarakat sekali lagi enggan menuruti himbauan pemerintah, karena mereka tidak memiliki bayangan yang pasti tentang bahaya Covid-19.

Kenapa Dibutuhkan

Kenapa wabah Covid-19 terus berlarut-larut seolah tidak terkendali, di satu sisi memang disebabkan tingkat keganasan virus ini yang luar biasa. Tetapi, di sisi yang lain, harus diakui penyebaran virus corona yang tidak terkendali juga disebabkan karena kekeliruan perencanaan akibat tidak adanya dukungan data yang valid.

Secara garis besar, beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan kenapa data tentang Covid-19 perlu segera dipastikan validitasnya adalah:

Pertama, transparansi data tentang Covid-19 dibutuhkan sebagai acuan dasar untuk perencanaan program intervensi yang terukur dan mensasar akar masalah. Selama ini, faktor kurangnya data yang valid tentang kondisi di lapangan ketika Covid-19 merebak di berbagai wilayah, seperti data kebutuhan alat kesehatan, data diagnosis pasien, dan lain-lain menyebabkan berbagai pihak mengalami kesulitan dalam memberikan solusi yang tepat sasaran.

Upaya untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan, khususnya

Page 22: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

298 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

APD bagi tenaga medis yang merupakan tenaga di garda paling depan dalam upaya penanganan Covid-19, seringkali kesulitan karena tidak adanya data yang bisa dijadikan acuan. Tidak jarang terjadi di daerah atau di Rumah Sakit tertentu, APD yang tersedia sangat minimal, bahkan kekurangan, sementara di tempat yang lain ketersediaan APD sudah memadai.

Masyarakat, lembaga swasta, dan berbagai pihak yang ingin membantu meningkatkan perlindungan bagi tenaga medis, seringkali sulit mengetahui kebutuhan riil di masing-masing daerah karena tidak adanya kepastian data yang tepat.

Kedua, data tentang Covid-19 yang valid dan up to date dibutuhkan untuk mengetahui dengan pasti tingkat ancaman dan keganasan Covid-19. Data tentang Covid-19 ini penting terus diperharui untuk memperoleh gambaran tentang besaran masalah dan sejauhmana Covid-19 benar-benar telah memporak-porandakan masyarakat di berbagai belahan dunia.

Kesimpang-siuran antara data pusat dan daerah seharusnyalah tidak terjadi, karena kebijakan pengelolaan penanganan pandemi ini dalam satu kesatuan. Tetapi jika terdapat ketidak-samaan data maka dapat menimbulkan kekeliruan dalam menerapkan kebijakan dan sekaligus bisa menimbulkan ketidak-percayaan oleh publik. Ini sangat tidak bagus dalam upaya membangun dukungan dan partisipasi publik untuk terlibat pada upaya pencegahan penularan wabah covid-19.

Ketiga, transparansi data tentang Covid-19 yang dibutuhkan bukan hanya data tentang jumlah korban dan persebarannya, tetapi juga data tentang dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan akibat merebaknya Covid-19.

Data tentang dampak sosial-ekonomi meluasnya Covid-19 ini dibutuhkan agar pemerintah dapat menyusun alokasi anggaran dan intervensi program penanganan yang benar-benar terukur dan efektif di lapangan. Pengalaman telah banyak mengajarkan kesimpang-siuran data dampak Covid-19 di lapangan

Page 23: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

299 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

menyebabkan pemerintah keliru ketika berusaha menggulirkan program intervensi untuk masyarakat.

Tanpa didukung data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka bisa dipatikan upaya kita menangani Covid-19 akan berjalan kurang maksimal, dan bahkan beresiko jalan di tempat (*).

Page 24: Menjaga Nalar, MENJAGA NALAR, MENCARI JALAN KELUAR

384 Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar

Sejak wabah Covid-19 merebak kali pertama di Wuhan, Tiongkok, sejumlah staf pengajar Universitas Airlangga telah menuliskan gagasannya ke berbagai media massa,

seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, Jawa Pos, Detik.com, Kontan, Investor Daily, Bisnis Indonesia, Koran Tempo, Radar Banjarmasin, Nusa, dan lain-lain. Artikel yang tersebar di berbagai media massa itu, kemudian dicoba disatukan dan diterbitkan dalam buku “Menjaga Nalar, Mencari Jalan Keluar dari Pandemi COVID-19, Urun Rembug Universitas Airlangga”.

Pandemi Covid-19 adalah sebuah moment sekaligus pelajaran berharga bahwa kunci untuk keluar dari situasi krisis yang sifatnya multi-dimensi adalah perencanaan yang matang, dan eksekusi program yang konsisten. Tidaklah mungkin mengatasi dampak Covid-19 dan bisa dengan cepat bangkit dari krisis yang terjadi jika dilakukan secara gegabah –yang lebih banyak mempertimbangkan keuntungan politis daripada menempatkan keselamatan dan kepentingan masyarakat di tempat yang utama

MENJAGA NALAR,

MENCARI JALAN

KELUARDARI PANDEMI COVID-19

URUN REMBUG UNIVERSITAS AIRLANGGA